hak suami dan istri

26
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hak adalah apa – apa yang diterima seseorang dari orang lain,sedangkan yang dimaksud dengan kewajiban adalah apa yang mesti dilakukan seseorang terhadap orang lain. Dalam hubungan suami istri dalam rumah tangga suami mempunyai hak dan sebaliknya istri juga mempunya I hak. Begitu pula dengan suami yang mempunyai beberapa kewajiban dan istri mempunyai beberapa kewajiban pula. Dalam al – Qur’an pada surat Al – Baqarah : 228 228. Dan Para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma'ruf. akan tetapi Para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya[143]. dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. [143] Hal ini disebabkan karena suami bertanggung jawab terhadap keselamatan dan Kesejahteraan rumah tangga (Lihat surat An Nisaa' ayat 34). Ayat ini menjelaskan bahwa istri mempunyai hak dan istri juga mempunyai kewajiban. Kewajiban istri adalah hak bagi suami. Dalam hadits Nabi telah disebutkan 1 | Page

Transcript of hak suami dan istri

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hak adalah apa – apa yang diterima seseorang dari orang

lain,sedangkan yang dimaksud dengan kewajiban adalah apa

yang mesti dilakukan seseorang terhadap orang lain. Dalam

hubungan suami istri dalam rumah tangga suami mempunyai hak

dan sebaliknya istri juga mempunya I hak. Begitu pula dengan

suami yang mempunyai beberapa kewajiban dan istri mempunyai

beberapa kewajiban pula. Dalam al – Qur’an pada surat Al –

Baqarah : 228

228. Dan Para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan

kewajibannya menurut cara yang ma'ruf. akan tetapi Para

suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada

isterinya[143]. dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

[143] Hal ini disebabkan karena suami bertanggung jawab

terhadap keselamatan dan Kesejahteraan rumah tangga (Lihat

surat An Nisaa' ayat 34).

Ayat ini menjelaskan bahwa istri mempunyai hak dan

istri juga mempunyai kewajiban. Kewajiban istri adalah hak

bagi suami. Dalam hadits Nabi telah disebutkan

1 | P a g e

ا كم ح�ق� كم ع�لي سائ� ا و ل�ن� كم ح�ق� سا ئ� ن� ل�كم ع�لى ن�� لا أ . أArtinya : ketahuilah bahwa kamu mempunyai hak yang harus

dipikul oleh istrimu dan istrimu juga mempunyai hak yang

harus kamu pikul.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas berikut ini

dijelaskan secara rinci beberapa rumusan masalah yang

menjadi fokus pembahasan dalam makalah ini.

1. Apa kewajiban suami terhadap istri yang merupakan

hak atas istri ?

2. Apa kewajiban istri terhadap suami yang merupakan

hak atas suami ?

C. Tujuan Penulis

Berdasarkan rumusan masalah yang ada diatas maka dapat

disimpulkan bahwa tujuan dari pembuatan makalah ini adalah.

1. Menjelaskan kewajiban suami terhadap istri yang

merupakan hak atas istri

2 | P a g e

2. Menjelaskan kewaiban istri terhadap suami yang

merupakan hak atas suami

BAB II

PEMBAHASAN

A. Kewajiban Suami Terhadap Istri YangMerupakan Hak Istri

Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

ق� ح ن� أل� هن� م� لي هم ع� ل� عل أهلل ما ح�. هن� ل� وأج�. ز� دن� لا سج. ن� ن� ساء أ مرت� أل�ن� د لا ح� د لا سج. ن� ن� دأ أ ح� مرأ أ ن�ت� أ= و ك� ل�3 | P a g e

“Seandainya aku memerintahkan seseorang untuk sujud pada yang lain, maka tentu aku akan memerintah para wanita untuk sujud pada suaminya karena Allah telah menjadikan begitu besarnya hak suami yang menjadi kewajiban istri” (HR. Abu Daud no. 2140, Tirmidzi no. 1159, Ibnu Majah no. 1852 dan Ahmad 4: 381. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

1. Kewajiban materi berupa nafkah

a. Nafkah dan Hukumnya

Kata nafkah berasal dari kata anfaqa ,Al-Infaq , yang

artinya Mengeluarkan. Jadi, nafkah artinya memenuhi semua

kebutuhan dan keperluan hidup meliputi: makanan, tempat

tinggal, pakaian, serta biaya rumah tangga dan pengobatan

bagi isteri sesuai dengan keadaan, termasuk juga biaya

pendidikan anak.

Memberikan nafkah kepada isteri hukumnya wajib menurut

Al-Qur’an, Hadits SAW., maupun Ijma’. Dalam Firman Allah SWT

dalam Q.S. Al-Baqarah: 233, Adapun dari Hadits Rasulullah

SAW, yang artinya :

“Dari Mu’awiyah Al-Quraisy r.a berkata, “ Saya bertanya wahai Rasulullah,

apakah hak seorang isteri dari kami kepada suaminya? Beliau bersabda,

“engkau memberi makanan kepadanya sebagaimana engkau berpakaian.

Janganlah engkau memukul mukanya, janganlah engkau menjelekkannya,

kecuali masih dalam satu rumah.”

Dan adapun menurut Ijma’ adalah sebagai berikut :

4 | P a g e

Ibnu Qadamah berkata, “ Para ahli ilmu sepakat tentang

kewajiban suami menafkahi isteri-isterinya, bila sudah

baligh, kecuali kalau isteri berbuat durhaka.

Ibnu Munzir dan lainnya berkata, “Isteri yang durhaka

boleh dipukul sebagai pelajaran. Perempuan adalah orang yang

tertahan ditangan suaminya. Ia telah menahannya untuk

berpergian dan bekerja. Karena itu, ia berkewajiban untuk

memberi nafkah kepadanya.

Adapun seorang isteri berhak menerima nafkah dari

suaminya, apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

o Dalam ikatan perkawinan yang sah.

o Menyerahkan dirinya kepada suaminya.

o Suaminya dapat menikmati dirinya.

o Tidak menolak apabila diajak pindah ketempat yang

dikehendaki suaminya. Kecuali kalau suami bermaksud

merugikan isteri dengan membawanya pindah, atau

membahayakan keselamatan diri dan hartanya.

o Keduanya dapat saling menimati.

Sedangkan mengenai waktu memberi nafkah, para fuqaha

berbeda pendapat. Imam Malik berpendapat bahwa nafkah itu

menjadi wajib apabila suami telah menggauli atau mengajak

bergaul dan isteri termasuk orang yang dapat digauli dan

suami telah dewasa.

5 | P a g e

Imam Abu Hanifah dan Syafi’i berpendapat bahwa suami

yang belum dewasa wajib memberi nafkah apabila isteri

telah dewasa, sedang apabila isteri belum dewasa, dalam

hal ini Imam Syafi’i terdapat dua pendapat: pertama, sama

dengan pendapat Imam Malik. Pendapat kedua, bahwa istri

berhak memperoleh nafkah bagaimanapun keadaaannya

b. Sebab-sebab yang mewajibkan nafkah

a. Dengan sebab turunan

Seorang ayah wajib memberikan nafkah kepada anak-anaknya,

atau ibu apabila ayah telah tiada. Begitu juga wajib kepada

cucu apabila ia tidak mempunyai ayah. Wajibnya memberi

nafkah bagi ayah dan ibu kepada anak dengan syarat apabila

anaknya masih kecil dan misikin. Demikian juga sebaliknya,

anak wajib memberi nafkah kepada kedua orang tuanya, apabila

keduanya tidak mampu dan tidak memiliki harta.

b. Dengan sebab perkawinan

Suami wajib memberi nafkah kepada isterinya yang taat,

baik makanan, pakaian, maupun tempat tinggal, perkakas rumah

tangga dan sebagainya sesuai dengan kemampuannya. Banyaknya

nafkah sesuai dengan kebutuhan dan adat kebiasaan yg biasa

berlaku ditempat masing-masing, dengan mengingat tingkatan

dan keadaan suami.

c. Dengan sebab milik

6 | P a g e

Binatang yang dimiliki seseorang misalnya, maka

mendapatkan makanan dan wajib dijaga agar tidak diberi beban

melebihi kemampuannya.

c. Besarnya nafkah

Imam Syafi’i berpendapat bahwa besarnya nafkah ditentukan atas

kemampuan suami, yaitu bagi orang kaya dua mud, orang yang

sedang satu setengah mud, dan orang miskin satu mud. Imam Malik

berpendapat bahwa besarnya nafkah tidak ditentukan berdasarkan

ketentuan syara’ tetapi berdasarkan keadaan masing-masing

suami isteri dan ini berbeda-beda sesua dengan waktu, keadaan

dan tempat. Pendapat ini juga dikemukakan ole Imam Abu Hanifah.

Perbedaan pendapat ini desebabkan oleh ketidakjelasan nafkah,

antara dipersamakan dengan pemberian makan, dalam kafarat atau

dengan pemberian pakaian. Hal ini karena para Fuqaha telah

sepakat bahwa pemberian pakaian itu tidak ada batasnya.

Golongan Syafi’i dalam menetapkan bahwa jumlah nafkah tidak

diukur dengan jumlah kebutuhan, tetapi diukur berdasarkan

Syara;. Mereka sependapat dengan golongan Hanafi, yaitu dengan

memperhatikan kondisi, yaitu kaya dan miskin. Selanjutnya

mereka mengatakan bahwa dalam nafkah harus dibedakan antara

suami yang kaya dan suami yang miskin ssuai dengan petunjuk

Al-Qur’an yang tidak menjelaskan nafkah tertentu. Oleh karena

itu, untuk menetapkan jumlahnya harus dengan ijtihad. Dan

sebagai ukuran nafkah yang paling dekat adalah memberi makan

kafarat yang sudah ditetntukan jumlahnya.

7 | P a g e

Jumlah Kafarat yang wajib dibayarkan kepada orang miskin

paling banyak adalah dua mud. Dan kafarat yang paling sedikit dan

wajib dibayarkan adalah satu mud bagi orang-orang yang

berkumpul bagi isterinya disiang hari bulan ramdhan.

Jika kepada isteri diberikan ukuran yang sesuai dengan

kebutuhan tanpa ada ketentuan jumlah secara jelas, tentu akan

menimbulkan pertengkaran yang tidak akan habis-habisnya, maka

akan menentukan jumlah, langkah tersebut sesuai dengan

kewajaran.

d. Nafkah anak

Seperti telah disebutkan diatas bahwa ayah berkewajiban member

nafkah kepada anak-anaknya. Dengan denikian, kewajiban nafkah

kepada anak-anaknya .dengan demikian, kewajiban ayah ini

memerlukan syarat-syarat sebagai berikut :

1. Anak-anak membutuhkan nafkah (fakir) dan tidak mampu

bekerja. Anak dipandang tidak mampu bekerja apabila masih

kanak-kanak atau telah besar tetapi tidak mendapatkan

pekerjaan.

2. Ayah mempunyai harta dan berkuasa member nafkah yang menjadi

tulang punggung kehidupannya.

Para imam mazhab berbeda pendapat tentang anak yang sudah dewasa,

tetapi miskin dan tidak mempunyai pekerjaan.

Imam Abu Hanifah berpendapat : Nafkah bagi anak yang sudah dewasa

dan sehat dari orang tuanya menjadi gugur. Tetapi nafkah bagi

8 | P a g e

anak perempuan dari orang tuanya tidak menjadi gugur kecuali ia

sudah menikah. Seperti ini juga pendapat Imam Malik tetapi ia

mewajibkan kepada bapak untuk tetap memberikan nafkah kepada anak

perempuannya hingga ia dicampuri oleh suaminya.

Imam Syafi’I berpendapat : Nafkah anak yang sudah dewasa gugur

dari kewajiban orang tuanya, baik anak tersebut laki-laki maupun

perempuan.

Imam Ahmad ibn Hambal berpendapat: Nafkah anak yang sudah dewasa

tatp menjadi kewajiban bapaknya jika anak tersebut tidak memiliki

harta dan pekerjaan.1

2. Kewajiban berupa Mahar

Salah satu bukti tingginya perlindungan dan penghormatan

islam terhadap wanita adalah dengan memberikannya hak

kepemilikan. Pemberian mahar juga dapat mempererat hubungan dan

menumbuh suburkan benih – benih cinta dan kasih sayang.

3. Kewajiban yang tidak bersifat materi

1 Tihami dan Sohari Sahrani, FIkih Munakahat Kajian Fikih Nikah Lengkap, RajaGrafindo

Persada Jakarta 2013 cet. Ke-3.

9 | P a g e

a. Kewajiban suami yang merupakan hak bagi istrinya yang tidak

bersifat materi adalah sebagai berikut :

a) Menggauli istri secara baik dan patut . sesuai dengan firman

Allah dalam surat an – Nisa : 19

b) Menjaga dari segala sesuatu yang mungkin melibatkannya pada

suatu perbuatan dosa dan maksiat atau ditimpa oleh sesuatu

kesulitan dan mara bahaya.

c) Suami wajib mewujudkan kehidupan perkawinan yang diharapkan

Allah untuk terwujud. (sakinah, mawaddah, dan rahmah) untuk

maksud itu suami wajib memberikan rasa tenang bagi

istrinya,memberikan cinta dan kasih sayang kepada istrinya.

Dan sesuai dengan firman Allah ar – rum ayat 21.

B. Kewajiban Istri Terhadap Suami Yang Merupakan Hak Suami

Dijelaskan dalam ayat berikut:

ات� Dظ اف�� ات� ح� ي� GHن ا ات� ق�� ج ال� ال�ص هم ق�� وأل� م� ن� أ وأ م� ق� ق� ن�� ما أ .Rب و عض� لى ن�. هم ع� عض� ن�. ل أهلل ص� ما ف�� ساء ب�. لى أل�ن� ون� ع� أم� و ال ق� ح�. أل�رهن� لي وأ ع� غ� ب. لا ن�\ م ق�� ك عي� ط� ن� أ ا ن� ق�� وه� .Hب ر ع وأض� اح�. مص� ى أل� ن� ف� روه� ج. ن� وأه� وه� Dعظ ن� ف�� ه� وز� lش ون� ن�� اق� ج� ي ت�� � Rت ا وأل�ل أهلل Dظ ف� ما ح� ت. ب�. ن لع� ل�

لا ي tب س�“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yangkamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya.” (QS. An Nisa’: 34)

10 | P a g e

B. Kewajiban Istri Merupakan Hak Suami1. Mematuhi Suami

Istri yang taat pada suami, senang dipandang dan tidak

membangkang yang membuat suami benci, itulah sebaik-baik

wanita. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,

ها xxس ف� ى ن�� ه ف� xxف� ال� ج� ر ولا ت�� xxم أ أ ذ� ه أ xxع ب ط ر وت�� xx Dظ أ ت�� ذ� ه أ ر xxس ى ن�� ت� ال أل� xxر ق��xx ي اء خ� xxس ي أل�ن� م أ ل �xxه وس xx لي ع� ى أهلل ل �xxص ول أهلل �xxرس ل ل� xxي ق��

ره ك ما ئ� ها ب�. ال� وم�

Pernah ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa

sallam, “Siapakah wanita yang paling baik?” Jawab beliau, “Yaitu

yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika

diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga

membuat suami benci” (HR. An-Nasai no. 3231 dan Ahmad 2:

251. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan

shahih)

Begitu pula tempat seorang wanita di surga ataukah di

neraka dilihat dari sikapnya terhadap suaminya, apakah

ia taat ataukah durhaka.

Al Hushoin bin Mihshan menceritakan bahwa bibinya

pernah datang ke tempat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

karena satu keperluan. Seselesainya dari keperluan

tersebut, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya

kepadanya,

11 | P a g e

ن� ي� ري أ Dظ ات�� xxال: ق�� xxه. ق�� xxي� ت� ع� xxر� ج. ا ع� xxلا م� وه أ xxل� ا أ= xxم� : ت� ال� xxه؟ ق�� xxل �ت� ن� ف� أ xxب ال: ك� xxعم. ق�� : ن�� ت� ال� xx؟ ق�� ن��ت� أ وج� أت� ز� ذ� أازك�¡ �Hئ ك¡ و ي� ن� و ح�. ما ه� اب�� ه، ق�� ي� م� �ت� ن� أ

“Apakah engkau sudah bersuami?” Bibi Al-Hushain menjawab,

“Sudah.” “Bagaimana (sikap) engkau terhadap suamimu?”, tanya

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lagi. Ia menjawab,

“Aku tidak pernah mengurangi haknya kecuali dalam perkara yang aku

tidak mampu.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

“Lihatlah di mana keberadaanmu dalam pergaulanmu dengan

suamimu, karena suamimu adalah surga dan nerakamu.” (HR.

Ahmad 4: 341 dan selainnya. Hadits ini shahih

sebagaimana kata Syaikh Al Albani dalam Shahih At

Targhib wa At Tarhib no. 1933)

Namun ketaatan istri pada suami tidaklah mutlak. Jika

istri diperintah suami untuk tidak berjilbab, berdandan

menor di hadapan pria lain, meninggalkan shalat lima

waktu, atau bersetubuh di saat haidh, maka perintah

dalam maksiat semacam ini tidak boleh ditaati.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

معروف� ى أل� اعه� ف� ما أل�ظ ب�� ، أ ه� ي عص ى م� اعه� ف� لا ط�

“Tidak ada ketaatan dalam perkara maksiat.Ketaatan itu hanyalah

dalam perkara yang ma’ruf(kebaikan).” (HR. Bukhari no. 7145

dan Muslim no. 1840)

12 | P a g e

Dan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memperingatkan,

أل�له ه� ي عص ى م� ف� لوق� مج� اعه� ل� لا ط�

“Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Allah.”

(HR. Ahmad 1: 131. Sanad hadits ini shahih kata Syaikh

Syu’aib Al Arnauth)

Taat dan patuh pada suami, selama suaminya tidak

menyuruhnya untuk melakukan perbuatan maksiat, seperti

berjudi, menjual obat-obatan terlarang dan lain-lainnya

yang dilarang oleh agama. Bila suruhan atau larangan

suami bertentangan atau tidak sejalan dengan ajaran

agama, tidak ada kewajiban istri untuk mengikutinya.

Isi dari pengertian taat atau patuh adalah:

1) Istri supaya bertempat tinggal bersama suami di

rumah yang telah disediakan.

Istri berkewajiban memenuhi hak suami bertempat

tinggal di rumah yang telah disediakan apabila

memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

a. Suami telah memenuhi kewajiban membayar mahar

untuk istri.

b. Rumah yang disediakan pantas menjadi tempat

tinggal istri serta dilengkapi dengan perabot

dan alat yang diperlukan untuk hidup berumah

13 | P a g e

tangga secara wajar, sederhana, tidak

melebihi kekuatan suami.

c. Rumah yang disediakan cukup menjamin jiwa dan

harta bendanya, tidak terlalu jauh dengan

tetangga dan penjaga-penjaga keamanan.

d. Suami dapat menjamin keselamatan istri

ditempat yang disediakan.

2. Taat kepada perintah-perintah suami, kecuali apabila

melanggar larangan Allah

Istri wajib memenuhi hak suami, taat kepada

perintah-perintahnya apabila memenuhi syarat-

syarat sebagai berikut:

a. Perintah yang dikeluarkan suami termasuk

hal-hal yang ada hubungannya dengan

kehidupan rumah tangga. Dengan demikian,

apabila misalnya suami memerintahkan istri

untuk membelanjakan harta milik pribadinya

sesuai keinginan suami, istri tidak wajib

taat sebab pembelanjaan harta milik pribadi

istri sepenuhnya menjadi hak istri yang

tidak dapat dicampuri oleh suami.

b. Perintah yang dikeluarkan harus sejalan

dengan ketentuan syariah. Apabila suami

memerintahkan istri untuk menjalankan hal-

hal yang yang bertentangan dengan ketentuan

syariah, perintah itu tidak boleh ditaati.

14 | P a g e

Mematuhi suami dapat dilihat dari isyarat

firman Allah dalam surat an-Nisa ayat 34:

أهلل Dظ ف� ما ح� ت. ب�. ن لع� ات� ل� Dظ اف�� ات� ح� ي� GHن ا ات� ق�� ج ال� ال�ص ق��wanita yang saleh ialah yang taat kepada Allah lagi

memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena

Allah telah memelihara (mereka).

Tidak adanya kewajiban patuh pada siapa pun termasuk

pada suami yang menyuruh kepada maksiat dapat dipahami

dari sabda Nabi:

ال�ق� أل�ج� ه� ى م�عصي لوق� ف� لاط�اعه� ل�مج�Tidak ada kewajiban taat pada siapa pun bila disuruh

untuk berbuat maksiat kepada Allah.

c. Suami memenuhi kewajiban-kewajibannya yang

menjadi hak istri, baik yang bersifat

kebendaan maupun yang bersifat bukan

kebendaan.

3. Berdiam di rumah, tidak keluar kecuali izin suami

Allah Ta’ala berfirman,

ولي ألا ه� لي اه� ج. أل� ج� ر ي. ن� ت�\ ج�. ر ي. ن� ولا ت�\ ك وئ�� ي tن� ى �رن� ف� وق�

15 | P a g e

“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias

dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu” (QS.

Al Ahzab: 33).

Seorang istri tidak boleh keluar dari rumahnya kecuali

dengan izin suaminya. Baik si istri keluar untuk

mengunjungi kedua orangtuanya ataupun untuk kebutuhan

yang lain, sampaipun untuk keperluan shalat di masjid.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan,

“Tidak halal bagi seorang istri keluar dari rumah

kecuali dengan izin suaminya.” Beliau juga berkata,

“Bila si istri keluar rumah suami tanpa izinnya berarti

ia telah berbuat nusyuz (pembangkangan), bermaksiat

kepada Allah Ta’ala dan Rasul-Nya, serta pantas

mendapatkan siksa.” (Majmu’ Al-Fatawa, 32: 281)

Istri wajib berdiam di rumah dan tidak keluar

kecuali

Izin suami apabila terpenuhi syarat-syarat sebagai

berikut:

a. Suami telah memenuhi kewajiban membayar mahar

untuk istri.

b. Larangan keluar rumah tidakberakibat memutuskan

hubungan keluarga. Dengan demikian, apabila

suami melarang istri menjenguk keluarga-

keluarganya, istri tidak wajib taat. Ia boleh

16 | P a g e

keluar untuk berkunjung, tetapi tidak boleh

bermalam tanpa izin suami.

4. Tidak menerima masuknya seseorang tanpa izin suami

Pesan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada haji Wada’,

ن� ئ وط� ن� لا ب� هن� أ لي م ع� ك ول� أهلل لمه� ك هن� ب�. �روج�. م ق� لت� ل ج ت� وأس� أهلل ان� م� ا ن� ئ�. موه� ب�� د� ح�� م أ ك ئ�� ا ساء ق�� ى أل�ن� ف� وأ أهلل ق� ان�� ق��ه وت�� ره� ك دأ ئ�\ ح� م أ ك lرس�� ق�

“Bertakwalah kalian dalam urusan para wanita (istri-istri kalian), karena

sesungguhnya kalian mengambil mereka dengan amanah dari Allah dan

kalian menghalalkan kemaluan mereka dengan kalimat Allah. Hak kalian

atas mereka adalah mereka tidak boleh mengizinkan seorang pun yang

tidak kalian sukai untuk menginjak permadani kalian” (HR. Muslim

no. 1218)

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ه ت�� ا ره ق�� xxم xxر أ ي ن� ع� ع� ه� xف� ق� ن� ن�� ت� م� ف� ق� ن�� ا أ xه ، وم� x �Hت ذ� Ãا tلا ئ� ه أ xxي� Åب tى ب� ن� ف� ذ� ا xxه، ولا ئ�� x �Hت ذ� Ãا tلا ئ� د أ اه� l�xxا س xه وج�. وم وز� xxص ن� ت�� ه� أ xرأ لم ل ل� xج لا ت�ره ظ lه ش� ي ل� ي أ ذ و ب�

“Tidak halal bagi seorang isteri untuk berpuasa (sunnah), sedangkan

suaminya ada kecuali dengan izinnya. Dan ia tidak boleh mengizinkan

orang lain masuk rumah suami tanpa ijin darinya. Dan jika ia

menafkahkan sesuatu tanpa ada perintah dari suami, maka suami

mendapat setengah pahalanya”. (HR.  Bukhari no. 5195 dan

Muslim no. 1026)

17 | P a g e

Dalam lafazh Ibnu Hibban disebutkan hadits dari Abu

Hurairah,

ه �Hت ذ� Ãا tلا ئ� د أ اه� lو س� ها وه� وج�. ز� ت� ن tن� ى ه� ف� ن� أل�مرأ ذ� ا لا ئ��

“Tidak boleh seorang wanita mengizinkan seorang pun untuk masuk di

rumah suaminya sedangkan suaminya ada melainkan dengan izin

suaminya.” (HR. Ibnu Hibban 9: 476. Kata Syaikh Syu’aib

Al Arnauth bahwa sanad hadits ini shahih sesuai syarat

Muslim)

Hadits di atas dipahami jika tidak diketahui ridho

suami ketika ada orang lain yang masuk. Adapun jika

seandainya suami ridho dan asalnya membolehkan orang

lain itu masuk, maka tidaklah masalah. (Lihat Shahih

Fiqh Sunnah, 3: 193)

Hak suami agar istri tidak menerima masuknya seseorang

tanpa izinnya, dimaksudkan agar ketentraman hidup rumah

tangga tetap terpelihara. Ketentuan tersebut berlaku

apabila orang yang datang itu bukan mahram istri.

Apabila orang yang datang adalah mahramnya, seperti

ayah, saudara, paman, dan sebaginya, dibenarkan

menerima kedatangan mereka tanpa izin suami.

5. Menjaga nama baik suami

Nama suami harus dijaga oleh istri, jangan sampai

membeberkan aib atau kekurangan suami kepada yang lain,

18 | P a g e

sebagaimana hak istri atas suaminya, mengurus dan

mendidik anaknya dan semua yang berhubungan dengan

rumah tangga. Sebagaimana suami, istri pun harus

bertanggung jawab atas pimpinannya, tidak hanya kepada

suaminya saja, tetapi juga kepada Allah SWT.

6. Berhias untuk suami

Di antara hak suami atas istri adalah berdandan

karenanya dengan berbagai perhiasan yang menarik.

Setiap perhiasannya yang terlihat semakin indah akan

membuat suami senang dan merasa cukup, serta tidak

melakukan hal yang haram. Sesuatu yang tidak diragukan

lagi bahwa kecantikan bentuk wanita akan menambah

kecintaan suami, sedangkan melihat sesuatu apa pun yang

menimbulkan kebencian akan mengurangi rasa cintanya.

7. Menggauli suaminya secara layak sesuai kodratnya.

8. Memberikan rasa tenang dalam rumah tangga untuk

suaminya dan memberikan rasa cinta dan kasih sayang

9. Menjauhkan diri dari memperlihatkan muka yang tidak

enak dipandang dan suara yang tidak terdengar.

Kesemuanya dapat dilihat dari sabda Rasul dalam hadits abu

hurairah yang dikelurkan nasai

كره ما ئ� سها و م�ال�ها ب�. ف� ى ن�� ه ف� ال�ف� ج� مر ولا ت�� عه أن� أ طب ر وت�� Dظ سره أن� ت�� ال أت�Hي أن� ن�� ر ؟ ق�� ي ساء خ� ا زس�ول أل�له أي أل�ن� ل ئ� ي . ق��Artinya : nabi ditanya : Ya rasul Allah perempuan mana yang lebih

baik ? Nabi berkata : bila suami memandangnya ia menyenangkan

19 | P a g e

suami, bila menyuruh ia mematuhi ia tidak menyalahi suaminya

tentang diri dan hartanya tentang suatu yang tidak di sengaja.2

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

2 Syarifuddin,amir. 2011. Hukum kompilasi Indonesia.

20 | P a g e

Hak adalah apa – apa yang diterima seseorang dari orang

lain,sedangkan yang dimaksud dengan kewajiban adalah apa yang

mesti dilakukan seseorang terhadap orang lain. Dalam hubungan

suami istri dalam rumah tangga suami mempunyai hak dan sebaliknya

istri juga mempunya I hak. Begitu pula dengan suami yang

mempunyai beberapa kewajiban dan istri mempunyai beberapa

kewajiban pula. Dalam al – Qur’an pada surat Al – Baqarah : 228

Kewajiban suami yang merupakan hak istri dapat dibagi

menjadi dua :

1. Kewajiban berupa materi yang disebut nafaqoh

Kata nafkah berasal dari kata anfaqa ,Al-Infaq , yang artinya

Mengeluarkan. Jadi, nafkah artinya memenuhi semua kebutuhan

dan keperluan hidup meliputi: makanan, tempat tinggal,

pakaian, serta biaya rumah tangga dan pengobatan bagi isteri

sesuai dengan keadaan, termasuk juga biaya pendidikan anak.

Memberikan nafkah kepada isteri hukumnya wajib menurut Al-

Qur’an, Hadits SAW., maupun Ijma’. Dalam Firman Allah SWT

dalam Q.S. Al-Baqarah: 233, Adapun dari Hadits Rasulullah

SAW, “Dari Mu’awiyah Al-Quraisy r.a berkata, “ Saya bertanya wahai

Rasulullah, apakah hak seorang isteri dari kami kepada suaminya? Beliau

bersabda, “engkau memberi makanan kepadanya sebagaimana engkau

berpakaian. Janganlah engkau memukul mukanya, janganlah engkau

menjelekkannya, kecuali masih dalam satu rumah.”

21 | P a g e

Nafkah disini adalah mencakupi segala kebutuhan istri yang

mencakup makanan, tempat tinggal, pelayanan dan obat, meskipun

dia orang kaya. Hokum memberi nafkah adalah wajib berdasarkan al

– Qur’an, sunnah, dan ijma’ .

Dalil kewajibannya menurut al – quran seperti berikut :

i. Firman Allah swt., al – Baqarah (2) : 233 “dan

kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para

ibu dengan cara yang ma’ruf. Seseorang tidak dibebani

melainkan menurut kadar kesanggupannya.”

ii. Muawiyah Al – Qusyairi ra. Menuturkan bahwa dirinya

bertanya pada Rasulullahsaw., “wahai Rasul, apa hak

seorang istri yang harus ditunaikan suaminya?”

Rasulullah menjawab,

ت� ن tى أل�ب هج.ر ألا ف� ح ولا ت�� ب. ف� ه ولا ن�� رت. أل�وخ. ض� ت� ولا ت�� سن أ أك�ن� كشوه�ا أذ� ظعمها أذ� ط�عمت� و ئ�� ت��“ memberinya makan ketika engkau dapat makan dan

memberinya pakaian ketika engkau dapat berpakaian ,

janganlah memukul wajah dan menghinanya, dan jangan

menjauhinya melainkan didalam rumah.”

iii. Sedangkan ketetapan ijma’, dinyatakan Ibnu Qudamah,

Seluruh ulama sepakat, menafkahi istri adlah kewajiban

yang harus ditunaikan suami selama mereka telah baligh,

kecuali jika istrinya membangkang.”3

Untuk menerima nafkah ada beberapa syarat yang harus dipenuhi,

yakni sebagai berikut :

3 Sabiq,sayyid.2012.Fiqih Sunah jilid 2. Jakarta : Al – I’tishom, Hal. 324-342

22 | P a g e

a) Akad nikah yang dilakukan sah

b) Istri menyerahkan diri kepada suami

c) Istri bersedia digauli suami

d) Tidak menolak pindah ke tempat baru yang diinginkan

suami

e) Suami dan istri sama- sama dapat menikmati hubungan

dengan pasangannya.

2. Mahar

Salah satu bukti tingginya perlindungan dan penghormatan

islam terhadap wanita adalah dengan memberikannya hak

kepemilikan. Pemberian mahar juga dapat mempererat hubungan dan

menumbuh suburkan benih – benih cinta dan kasih sayang.

Kewajiban yang tidak bersifat materi

Kewajiban suami yang merupakan hak bagi istrinya yang tidak

bersifat materi adalah sebagai berikut :

a.Menggauli istri secara baik dan patut . sesuai dengan firman

Allah dalam surat an – Nisa : 19

b.Menjaga dari segala sesuatu yang mungkin melibatkannya pada

suatu perbuatan dosa dan maksiat atau ditimpa oleh sesuatu

kesulitan dan mara bahaya.

23 | P a g e

c. Suami wajib mewujudkan kehidupan perkawinan yang diharapkan

Allah untuk terwujud. (sakinah, mawaddah, dan rahmah) untuk

maksud itu suami wajib memberikan rasa tenang bagi

istrinya,memberikan cinta dan kasih sayang kepada istrinya.

Dan sesuai dengan firman Allah ar – rum ayat 21.

Kewajiban istri terhadap suaminya yang merupakan hak suami :

1. Menggauli suaminya secara layak sesuai kodratnya.

2. Memberikan rasa tenang dalam rumah tangga untuk

suaminya dan memberikan rasa cinta dan kasih sayang

3. Taat dan patuh kepada suaminya selama suami tidak

menyuruhnya dalam melakukan kemaksiatan. An – nisa

(4:34)

4. Menjaga dirinya dan menjaga harta suaminya, bila tidak

ada dirumah.

5. Menjauhkan dirinya dari segal sesuatu perbuatan yang

tidak disenangi oleh suaminya

6. Menjauhkan diri dari memperlihatkan muka yang tidak

enak dipandang dan suara yang tidak terdengar.

24 | P a g e

Daftar Pustaka

Sabiq,sayyid.2012.Fiqih Sunah jilid 2. Jakarta : Al – I’tishom

Tihami dan Sohari Sahrani, FIkih Munakahat Kajian Fikih Nikah Lengkap,

RajaGrafindo Persada Jakarta 2013 cet. Ke-3.

Azzam,aziz abdul Muhammad. 2011.Fiqih Munakahat khitbah,nikah, dan talak.

Jakarta: AMZAH,

Syarifuddin,amir. 2011. Hukum kompilasi Indonesia.

Hasan, M.Ali. 2006. Pedoman hidup Berumah Tangga dalam Islam. Jakarta:

Siraja Prenada Media Group.

As – Subki, Ali yusuf .2010.Fiqh Keluarga Pedoman berkeluarga dalam

Islam. Jakrta: Amzah.

Mustthafa, Mun’in, Abdul Syaikh. 2008. Ensiklopedi Hak & Kewajiban

Keluarga Muslim. Jakarta: Inasmedia.

Sati, Faqih.2011. Panduan Lengkap Pernikahan.Yogyakarta. Bening.

Al-Faqi, Mersi, Sobri. 2011. Solusi Problematika Rumah Tangga Modern.,

Surabaya. Pustaka Yasir.

25 | P a g e

Mughniyah, Jawad, Muhammad. 1996. Al-Fiqh ‘ala al-Madzahib al-

Khamsah.Beirut. Dar al-Jawad.

Hasil Penelitian

Berupa Materi :

1. Apakah mahar yang didapat ketika akad nikah berlangsung ?

2. Bagimana nafkah yang diberikan seorang suami kepada istri ?

Dari hasil penelitian kami, dapat kami simpulkan mayoritas uang

belanja yang diterima oleh seorang istri pada :

Keluarga karir : 80 persen dari hasil kerja suami diberikan

kepada istri sebagi nafkah .

Keluarga (suami yang bekerja): 4 dari 10 keluarga tiap hari

memberi nafkah, 2 keluarga per minggu ,2 keluarga per bulan, 2

keluarga tergantung kebutuhan si istri (kondisional).

26 | P a g e