GULA PATI
-
Upload
unmuhjember -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of GULA PATI
INTERKONVERAI GULA-
PATI
LAPORAN PRAKTIKUM
Oleh :
Kelompok 2
1. Handika Dwi Anggara (131510501226)
2. Rizky Maulidita P.H (131510501236)
3. Urifa (131510501204)
4. Wildan Sukron (131510501205)
5. Ely Hidayatur R (131510501214)
6. Julik Kurnia H. (131510501216)
7. Ratih Ajeng (131510501221)
8. Nabilla Hikmah (131510501231)
9. Devi Yuliana (131510501237)
10. Nurul Martha (131510501244)
11. Windy p (131510501248)
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertanian merupakan sebuah kegiatan pemanfaatan
sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk
menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau
sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan
hidupnya. Salah satu hal yang termasuk dalam kegiatan
manusia dalam mengolah sumber daya ialah pembudidayaan
tanaman. Tanaman dapat diartikan sebagai jenis
organisme yang dibudidayakan pada suatu ruang atau
media untuk dipanen pada masa ketika sudah mencapai
tahap pertumbuhan tertentu demi memenuhi kebutuhan
manusia baik sandang maupun pangan.
Tumbuhan yang hidup dibumi dapat menghasilkan
energi bagi manusia, salah satunya ialah pati. Pati
sendiri merupakan bagian dari karbohidrat, dimana
karbohidrat tersebut merupakan sumber utama penghasil
energi dari pangan yang dikonsumsi oleh manusia.
Sumber-sumber pati di dunia berasal dari tanaman
sereal, legume, umbi-umbian, serta beberapa dari
tanaman palm seperti sagu.
Pati tersusun dari monomer monosakarida enam
karbon D-glukosa. Struktur monosakarida D-glukosa
dapat digambarkan dalam struktur rantai terbuka atau
dalam bentuk cincin. Monosakarida merupakan gula
pereduksi sedangkan pada polimer rantai panjang yang
disusun oleh glukosa juga memiliki sifat pereduksi
namun dari sekian glukosa yang menyusunnya sifat
pereduksinya hanya terdapat pada glukosa yang berada
pada ujung rantai. Sifat pereduksi ini sangat
bermanfaat pada proses analisa gula. Dengan
menambahkan dan mengukur senyawa pengoksidasi yang
tereduksi oleh larutan gula, maka dapat diduga berapa
konsentrasi gula pada larutan.
Sukrosa, glukosa dan fruktosa merupakan senyawa-
senyawa gula yang terdapat dalam daun tumbuahan,
begitupun dengan pati, senyawa pati terdapat di setiap
tumbuhan. Glukosa dianggap sebagai model karbohidrat
dan hasil fotosintesis dan dari senyawa ini di bentuk
fruktosa, sukrosa dan pati melalui reaksi-reaksi
enzimatik. Glukosa alami adalah D-glukosa yang sering
kali dijumpai dalam bentuk siklik dan disebut
glukopiranosa.
Pembentukan zat pati dari glukosa membantu
reaksi fosforilasi dengan ATP sebagai karbohidrat.
Pati dalam daun tumbuhan dapat terbentuk
dalamkloroplast dan terjadi pada siang hari, dimana
laju fotosintesis sangat tinggi. Fotosintesis sangat
mempengaruhi pembentukan glukosa, dimana glukosa
merupakan hasil yang didapat dari proses fotosintesis.
Perubahan pati menjadi glukosa membutuhkan enzim.
Interkonversi gula-pati adalah perubahan timbal
balik dari pati kebentuk gula dan sebaliknya. Proses
ini terjadi di daun tumbuhan, dimana tumbuhan yang ada
dapat menghasilkan sumber energi bagi manusia, dimana
pada umumnya sumber energi tersebut berupa karobidrat
yang salah satunya pati dan glukosa. Pati maupun
glukosa dalam tumbuhan khususnya pada daun tumbuhan
tersebut dapat di identifikasi. Perubahan timbal balik
dari pati kebentuk gula dapat terjadi pada tubuh
tumbuhan. Perubahan timbal balik dari pati kebentuk
gula tersebut dapat dibuktikan dengan melakukan uji
coba gula-pati.
1.2 Tujuan
1. Untuk membuktikan bahwa di dalam daun dapat terjadi
interkonversi gula pati.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Karbohidrat merupakan sumber kalori utama bagi
manusia selain protein dan lemak. Karbohidrat yang
mempunyai rumus empiris (CH2o)n ini juga mempunyai
peranan penting dalam menentukan karakteristik bahan
makanan, misalnya rasa, warna, tekstur, dan lain-lain.
Sedangkan dalam tubuh, karbohidrat berguna untuk
mencegah tibulnya pemecahan pemecahan protein tubuh
yang berlebihan, kehilangan mineral dan berguna untuk
membantu metabolisme lemak dan protein. Di alam,
karbohidrat dibentuk dari reaksi CO2 dan H2O dengan
bantuan sinar matahari melalui proses fotosintesis
dalam sel tanaman yang berkrolofil. Sebagian besar
bahan-bahan nabati yang merupakan sumber karbohidrat
diperoleh dari serelia, umbi-umbian, dan batang
tanaman misanya sagu (Risnoyatiningsih, 2011).
Pada umumnya karbohidrat dapat dikelompok-kan
menjadi 3 bagian, yaitu : a). Monosakarida merupakan
suatu molekul yang terdiri dari 5 atau 6 atom C. B).
Olidosakarida Merupakan polimer dari 2-10
monosakarida. Biasanya bersifat larut dalam air. C).
Polisakarida Disusun oleh banyak sekali molekulmolekul
monisakarida. Polisakarida dalam bahasa makanan
berfungsi sebagai penguat tekstur (selulosa,
hemiselulosa, pektin, dan lignin) dan sebagai sumber
energi (pati, glikogen, fruktan). Polisakarida
merupakan molekul-molekul monosakarida yang dapat
berantai lurus atau bercabang dan dapat dihidrolisis
dengan enzim-enzim yang spesifik keryanya (winarno
dalam Risnoyatiningsi, 2011). Pati merupakan
homopolimer glukosa dengan ikatan α- glikosidik.
Berbagai macam pati tidak sama sifatnya, tergantung
dari panjang rantai C-nya serta lurus atau bercabang
rantai molekulnya. Pati terdiri dari 2 fraksi yang
dapat dipisahkan dengan air panas. Fraksi terlarut
disebut amilosa dan fraksi yang tidak larut disebut
amilopektin (Winaro dalam Risnoyatiningsi, 2011).
Pati merupakan bagian dari karbohidrat. Pati
merupakan sumber utama penghasil energi dari pangan
yang dikonsumsi oleh manusia. Sumber-sumber pati di
dunia berasal dari tanaman sereal, legume, umbi-
umbian, serta beberapa dari tanaman palm seperti sagu.
60- 70% dari berat biji-bijian sereal mengandung pati
dan menyediakan 70-80% kebutuhan kalori bagi penduduk
dunia. Pati murni atau pati yang dimodifikasi banyak
digunakan dalam industri pangan atau non pangan.
(Bastian, 2011).
Secara garis besar pati dapat dibedakan atas :
a). Amilosa ,sifat amilosa dapat larut dalam air.
Amilosa mempunyai struktur rantai yang lurus. Apabila
kadar amilosa tinggi maka pati akan bersifat kering,
kurang lekat, dan cenderung meresap air lebih banyak
(higriskopis). Pada hidrolisism amilosa menghasilkan
maltosa disamping glukosa dan oligosakarida lainnya,
b). Amilopektin Sifat amilopektin tidak larut dalam
air. Amilopektin mempunyai struktur rantai molekul
yang bercabang. Pada amilopektin sebagian dari
molekul-molekul glukosa di dalam rantai percabangannya
saling berkaitan melalui gugus α-1,6. Ikatan α-1,6
sangat sukar diputuskan, lebih-lebih dihidrolisis
dengan katalisator asam (Winaro dalam Risnoyatiningsi,
2011).
Amilosa dan amilopektin merupakan komponen
penting pembentukstruktur dasar pati, dan sangat
memengaruhi karakteristik fisiko kimia pati yang
dihasilkan. Karakteristik amilosa dan amilopektin
secara fisik tertera pada Tabel 2. Amilosa memiliki
karakteristik rantai relatif lurus, dapat membentuk
film yang kuat, struktur gel kuat, serta apabila
diberi pewarna iodin akan menghasilkan warna biru.
Sementara itu, amilopektin memiliki karakteristik
rantai bercabang, membentuk film yang lemah, struktur
gel lembek, dan apabila diberi pewarna iodin akan
menghasilkan warna coklat kemerahan (Herawati, 2012).
Hidrolisis pati terjadi antara suatu reaktan
pati dengan reaktan air.reaksi hidrolisis pati banyak
diaplikasikan secara konvesional untuk memproduksi
glukosa (kusnandar dalam dinarsari, 2013). Pati tidak
larut dalam air dan dalam analisis pati, memberikan
warna biru dengan iodium.Hasil hidrolisis pati/amilum
adalah glukosa (Harrow dalam Manatar et al). Analisis
biokimia kadar gula dilakukan pada umumnya pada saat
sebelum dilakukannya penyimpanan sampel
(Navratil,2013).
Gula juga merupakan senyawa organik utama untuk
floem di mana dalam jaringan tersebut biasanya mereka
digunakan untuk biomassa produksi energi atau
respirasi. Perubahan isotop karbon berawal dari daun
ke floem dan floem ke akar hal ini sangat penting
untuk di pahami dan dimengerti, fraksinasi dapat
terjadi di sepanjang jalur transportasi, selama
metabolisme batang dan pembentukan cincin pohon, dan
selama penggunaan pernapasan gula (Richter, 2009).
Daun singkong menunjukkan jumlah maksimum gula
pereduksi 29mg / 100g dan non-gula pereduksi 6.6mg /
100g bila dibandingkan dengan umbi-umbian lain.
Konsentrasi tinggi protein diamati pada daun.
Kebanyakan sisa bagian singkong dapat digunakan
sebagai pakan ternak karena kandungan tinggi protein
dan lainnya nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan
hewan, hal ini menunjukkan banyaknya kandungan pati
yang terdapat didalamnya (Balamurugan, 2013).
Mengurangi gula dapat dilakukan dengan metode
yang dikemukakan Omemu et al dalam zainab (2011). Sebuah
alikuot (1mL) dari enzim mentah diinkubasi selama 3
menit pada suhu kamar dengan 1 mL masing-masing solusi
substrat. Reaksi enzim terputus dengan penambahan
reagen asam 2mL dinitrosalisilat. Tabung uji
dipanaskan selama 5 menit di air mendidih dan kemudian
didinginkan dengan air leding. Setelah penambahan 20ml
air, densitas optik larutan yang mengandung produk
reduksi coklat ditentukan photometrically di 540Nm
dengan cara Corning colorimeter (253) disiapkan kosong
dengan cara yang sama tanpa enzim. Kurva kalibrasi
didirikan dengan glukosa digunakan untuk mengkonversi
colorimeter membaca ke miligram glukosa atau maltosa
(Zainab, 2011).
BAB 3. METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Pelaksanaan praktikum mata kuliah fisiologi
tanaman yang berjudul “Interkoversi Gula-Pati”
dilaksanakan pada hari selasa tanggal 23 September
2014 pada jam 15.15 sampai selesai bertempat di
Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Gedung lantai 2
Jurusan Agronomi, Fakultas Pertnian Universitas
Jember.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Alat pemanas
2. Beaker glass
3. Cawan petri
4. Gelas ukur
3.2.2 Bahan
1. Daun jagung yang beretiolasi
2. Aquadest
3. I2KI
4. Alkohol
5. Larutan glukosa, fruktosa dan sukrosa.
3.3.1 Cara Kerja
1. Memasukkan dalam 4 beaker glass masing-masing 10 ml
larutan sukrosa 0,5 M ; fruktosa 0,5 M ; glukosa 0,5 M
dan aquades.
2. Memasukkan ke dalam beaker glass masing-masing dua
helai daun jagung yang beretiolasi.
3. Memotong dalam larutan bagian pangkal daun kemudian
menyimpannya selama 48 jam.
4. Merebus daun jagung tersebut hingga berwarna pucat.
5. Meniriskan dan kemudian menguji I2KI
6. Mengamati dan membandingkan kualitas warna dari
daun yang direndam larutan sukrosa, fruktosa, glukosa
dan aquades.
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel pengamatan interkonversi gula-pati.
No Perlakuan Tingkat kepekatan1.
2.
3.
4.
Aquades
Fruktosa
Sukrosa
Glukosa
Tidak pekat
Agak pekat
Pekat sekali
Pekat
4.2 Pembahasan
Interkorversi merupakan proses perubahan timbal
balik dari gula menjadi pati atau perubahan pati
menjadi gula melalui reaksi enzimatis. Interkonversi
gula pati adalah suatu proses perubahan timbal balik
dari pati menjadi gula dan begitu juga sebaliknya,
dimana pada gula tersebut terkandung sukrosa,
fruktosa, glukosa dan dalam bentuk pati juga. Dari
hasil praktikum didapatkan hasil yang menunjukkan
beberapa tingkat kepekatan yang ada, perkaluan dengan
menggunakan sukrosa memiliki kepekatan yang sangat
tinggi bisa disebut sangat pekat sekali, sedangkan
perkakuan lain seperti glukosa memiliki tingkat
kepekatan sedang, fruktosa agak pekat, aquades tidak
pekat.
Berdasarkan literatur yang ditulis oleh widy (2014)
kepekatan yang terjadi paka glukosa, fruktosa, sukrosa
dan aquades menunjukkan kandungan kadar amilum,
sehingga pada larutan sukrosa memiliki tingakat atau
kadar amilum paling banyak sehingga memiliki tingkat
kepekatan paling tinggi dan bisa disebut pekat sekali.
Kepekatan yang terjadi di glukosa ditentukan oleh
kandungan amilum yang terdapat dalam glukosa tersebut,
semakin tinggi kandungan amilum yang terdapat pada
glukosa maka hal tersebut menunjukkkan kadar amilum
yang banyak yang terdapat pada glukosa tersebut.
Daun didalamnya terdapat senyawa-senyawa gula
seperti glukosa, fruktosa, sukrosa dan lain-lain.
Serta dapat pula ditemukan pati. Perubahan timbal
balik di pati terbentuk senyawa-senyawa gula dan
sebaliknya disebut interkonvensi gula pati. Glukosa
dapat dianggap sebagai model karbohidrat dari hasil
fotosintesis dan dari senyawa ini terbentuk fruktosa,
sukrosa dan pati melalui reaksi-reaksi enzimatik.
Dalam daun pati terbentuk dalam kloroplas dan terjadi
pada siang hari pada saat laju fotosintesis melebihi
laju respirasi. Perubahan pati menjadi dekstrin atau
maltosa yang kemudian menjadi glukosa.
Untuk metabolisme selular, gula yang dihasilkan
dari fotosintesis bukanlah hal yang penting, karena
ada 3 jenis gula yang terdapat dalam jaringan-jaringan
tumbuhan yang saling berintrokonversi di dalam
protoplasma. Gula dapat ditransformasi menjadi pati
dan juga Pati merupakan simpanan karbohidrat dalam
tumbuh-tumbuhan dan merupakan karbohidrat utama yang
dimakan manusia di seluruh dunia. Pati terutama
terdapat dalam padi-padian, biji-bijian, danumbi-
umbian.Jumlah unit glukosa dan susunannya dalam satu
jenis pati berbeda satu sama lain, dan sebaliknya.
Bagan interkonversi glukosa-pati.
Dalam daun terdapat amilum (polisakarida) yang
merupakan hasil proses fotosintesis (Dwidjoseputro,
1990). Hal ini dibuktikan bahwa pada daun kontrol
berwarna bercak-bercak ungu rata pada seluruh daunnya
sedangkan pada daun yang diberi perlakuan yaitu bagian
tengah daun ditutup dengan aluminium foil, pada bagian
tertutup ini berwarna hijau muda dan hampir tidak
berwarna. Warna ungu muncul saat daun ditetesi dengan
larutan I-KI yang dibentuk oleh ikatan antara amilum
yang mampu mengikat iodium sehingga menghasilkan warna
ungu. Bagian daun yang tertutupi dengan aluminium foil
tidak mampu menyerap cahaya sehingga tidak terjadi
fotosintesis menyebabkan amilum tidak terbentuk
(Loveless, 1987).
Hubungan Interkonversi Gula-Pati dengan I2KI
Karbohidrat utama yang disimpan pada sebagian besar
tumbuhan adalah pati dan selulosa. Pati atau amilum
banyak terdapat pada kloroplas daun, yang merupakan
tempat proses fotosintesis. Karbohidrat tersimpan
dalam bentuk amiloplas, yang terbentuk sebagai hasil
translokasi sukrosa atau karbohirat lain dari daun.
Jumlah pati pada bagian jaringan bergantung pada
banyaknya faktor genetik dan lingkungan serta lama
cahaya. Pati terbentuk pada siang hari ketika
fotosintesis melebihi laju gabungan antara respirasi
dan translokasi, kemudian hilang pada waktu malam
melalui kedua proses tersebut (Dwidjoseputro, 1990).
Pengangkutan amilum dari sel ke sel adalah dalam
bentuk gula karena gula larut dalam air. Reaksi iodium
dengan amilum menimbulkan warna biru kehitam-hitaman.
Amilum terdiri atas 2 bagian, yaitu amilosa dan
amilopektin. Amilosa lebih mudah larut dalam air.
Untuk mengetahui adanya karbohidrat dalam tanaman
dapat dilakukan suatu pengujian. Menurut Tjitrosomo
(1985), bahwa akumulasi pati dalam daun sebagai
cadangan sementara mudah diperlihatkan.
Proses pembentukan amilum melalui fotosintesis adalah
sebagai berikut:
6 CO2 + 6 H2O C6H12O6 + 6 CO2 + Energi
Menurut Salisbury and Ross (1992) amilum
terbentuk dari hasil fotosintesis. Pada proses
fotosintesis dibutuhkan cahaya matahari dan klorofil,
apabila tidak ada cahaya matahari yang diserap oleh
klorofil maka fotosintesis tidak akan terjadi dan
amilum pun tidak akan terbentuk. Hal inilah yang akan
menyebabkan tidak adanya warna ungu (mengindikasikan
adanya amilum) pada daun yang ditutupi oleh aluminium
foil. Proses pembentukan amilum menurut Borner dan
Varner (1976) yaitu:
1. Pertama-tama melalui reaksi antara sukrosa dengan
air sehingga terbentuk fruktosa
ADP UDP Sukrosa + H2O Glukosa - ADP atau Glukosa-
UDP + Fruktosa
2. Fruktosa yang dihasilkan dari hidrolisis sukrosa
tadi akan mengalami interkonversi menjadi Glukosa-
1P. Selanjutnya glukosa-1P akan mengalami dua jalur
reaki yang berbeda. Jalur pertama yaitu Glukosa-1P
bereaksi dengan ATP atau UTP menghasilkan Glukosa-
ADP atau Glukosa-UDP. Jalur ke dua yaitu glukosa-1P
akan bereaksi dengan enzim fosforilase dan berunah
menjadi amilum. Fruktosa Glukosa-1P Glukosa-1P +
ATP atau UTP Glukosa-ADP atau Glukosa UDP Glukosa-
1P + Fosforilase Amilum
3. Glukosa-ADP atau Glukosa-UDP yang dihasilkan
bereaksi dengan enzim amilum sintetase dan berubah
menjadi amilum. Glukosa-ADP atau Glukosa-UDP +
Amilum sintetase Amilum .
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Kepekatan yang dimiliki oleh aquades, sukrosa,
frukstosa dan glukosa menunjukkan tingkat atau kadar
amilum (pati) yang terdapat pada larutan tersebut,
semakin tinggi kandungannya maka akan semakin pekat.
2. Glukosa pekat sebab dalam glukosa banyak terkandung
amilum (pati).
3. Gula dapat ditransformasi menjadi pati dan juga
Pati merupakan simpanan karbohidrat dalam tumbuh-
tumbuhan dan merupakan karbohidrat utama.
4. Interkonversi gula- pati memiliki hubungan dengan
I2KI, sebab I2KIbertindak sebagai larutan yang
menunjukkan kadar dari amilum dimana I2KI dapat
mengikat amilum.
5.2 Saran
Praktikum yang sebaiknya memperhatikan waktu
yang dibutuhkan dalam pelaksanaan praktikum, sebab
sebagai praktikan saya merasa kesulitan jika waktu
praktikum sangat lama sebab setelah p[raktikum selesai
masih ada kegiatan perkuliahan, sebaiknya praktikum
tidak melebihi pukul 17.00 WIB.
DAFTAR PUSTAKA
Balamurugan, T., Anbuselvi, S. 2013. PhysicochemicalCharacteritics of Manihot
Esculenta Pant Its Waste. Chemical and ParmaceuticalResearch, 5 (2) : 258-260
Bastian, F. 2011. Teknologi Pati Dan Gula. Makasar :Universitas Hasanudin
Dinasari, A. A., Aditasari, A. 2013. Proses HidrolisisPati Talas Sente ( Alocasia
Macrorrhia) Menjadi Lukosa. Teknologi Kimia danIndustri, 2 (4) : 255-260
Herawati, H. 2011 .Teknologi Proses Produksi FoodIngredient. Dari Tapioka
Termodifikasi. Litbang Pertanian, 31(2).
Manatar, E. J., Pontoh, J., Runtuwene, M. 2012.Analisis Kandungan Pati dalam
Batang Tanaman Aren (arenga pinnata) . Jurnal IlmiahSains. 12 (2) : 90-95
Mangoendidjojo, W. 2003. Dasar-Dasar Pemuliaan Tanaman.Yogyakarta: Kanisius.
Navrátil , O., Bucher , P., Vacek , J. 2012. TransgeneCoding Of a Key Enzyme Of The Glycolytic PathwayHelps To Decrease Sugar Content In Potato Tubers.
czech j. genet. plant breed, 48, 2012 (1): 42–45
Richter, A, et al. 2009. Prparation of Starc And SolubelSugars of Plant
Material For The Analisis of Carbon IsotopComposition : A Comparation of Methods. ApinCommun, 23 : 24476-2488
Risnotiyaningsih, R. 2011. Hidrolisis Pati Ubi JalarKuning Menjadi Glukosa
Secara Enzimtik. Teknik Kimia, 5 (2) : 417-420.
Zainab, A., Modu ,S., Falmata.,Maisaratu. 2011.Laboratory Scale Production of
Glucose Syrup By The Enzymatic Hydrolysis OfStarch Made From
Maize, Millet And Sorghum. Biokemistri, 23 (1) : 1-10