BADAN KOORDINASI TATA RUANG NASIONAL SEKRETARIAT TIM TEKNIS: DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG
Fleksibilitas Teritori Ruang Ritual Pada Pesarean Gunung Kawi Kabupaten Malang
-
Upload
ubrawijaya -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of Fleksibilitas Teritori Ruang Ritual Pada Pesarean Gunung Kawi Kabupaten Malang
arsitektur e-Journal, Volume 7 Nomor 1, Juni 201420
FLEKSIBILITAS TERITORI RUANG RITUALPADA PESAREAN GUNUNG KAWI KABUPATEN MALANG
Dhinda Ayu, Antariksa, Abraham M. RidjalJurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Jl. M.T. Haryono 167 Malang 65145e-mail: [email protected]
ABSTRAKAktivitas ritual telah menjadi suatu tradisi dalam kehidupan masyarakat di nusantara. Salah satutujuan dilaksanakannya ritual adalah untuk menghormati arwah leluhur seperti yang terjadi padaPesarean Gunung Kawi Kabupaten Malang. Terdapat suatu keunikan pada aktivitas ritual yangdilaksanakan pada Pesarean Gunung Kawi, yaitu banyaknya jenis ritual yang diadakan danberagamnya latar belakang kepercayaan dan budaya para pengunjung yang melakukan ritual. Haltersebut berpengaruh pada ruang ritual yang digunakan pada pelaksanaan ritual. Tujuan studi iniadalah untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya fleksibilitas ruang padapelaksanaan ritual di Pesarean Gunung Kawi Kabupaten Malang. Metode yang digunakan padastudi ini adalah metode deskriptif kualitatif. Hasil studi menunjukkan bahwa faktor-faktor yangmempengaruhi fleksibilitas ruang, yaitu pengguna ruang, jenis aktivitas ritual dan tingkataksesibilitas suatu ruang.Kata kunci: fleksibilitas, teritori, ruang ritual.
ABSTRACTRitual activity has been became tradition in society life in nusantara. One of the implementationritual purposes is to respect the forefathers such in Pesarean Gunung Kawi Kabupaten Malang.There is a uniqueness in the ritual activity which implemented in Pesarean Gunung Kawi, which ismany kinds of ritual are held and diverse background of beliefs and cultural of the visitors who dothe ritual. It affects the ritual space which used during the rituals. The purpose of this study is todetermine factors that affect the space flexibility during the rituals at Pesarean Gunung Kawi. Themethod that used in this study is qualitative descriptive research. The result of this study showedthat the factors that affect the space flexibility is the person who do the ritual, kinds of ritual, and thelevel of accessibility of a space.Keywords: flexibility, territory, space, ritual.
arsitektur e-Journal, Volume 7 Nomor 1, Juni 2014 21
PendahuluanBerbagai aktivitas ritual yang dilakukan masyarakat merupakan salah satu perilaku
berbudaya manusia yang dapat diartikan sebagai suatu upaya memberikan maknasimbolis pada ruang, objek, atau benda-benda lain hasil karya manusia. Selain sebagaipenghormatan dan pemujaan, aktivitas ritual juga sebagai suatu usaha melestarikantradisi warisan leluhur. Pelaksanaan ritual tidak dapat dilepaskan dengna penggunaanruang. Saraswati et al (2010) mengungkapkan bahwa dalam hubungannya dengan ruang,ritual merupakan puisi fungsi serta pengalaman ruang yang dapat diungkap maknanya.Pelaksanaan ritual dilatarbelakangi oleh berbagai tujuan. Aziz et al. (2004) menjelaskantujuan dan motifasi ritual ziarah, antara lain syukuran, sebagai rutinitas keagamaan,memenuhi nazar, kelancaran rezeki, segera mendapatkan jodoh, ekspresi penghormatanpada tokoh, memohon keselamatan, memohon kesembuhan, serta mencari nasib baik.Salah satu contoh aktivitas ritual yang sering dilakukan masyarakat dan menjadi siatutradisi adalah ziarah ke makam tokoh yang dihormati atau yang dianggap berjasa.
Salah satu kasus aktivitas ritual berupa ziarah ke makam tokoh yang dianggapberjasa terdapat pada Pesarean Gunung Kawi yang terletak pada Kecamatan WonosariKabupaten Malang. Namun terdapat suatu keistimewaan pada ritual yang dilaksanakanpada objek wisata ritual tersebut, yakni beragamnya latar belakang budaya dankepercayaan yang dianut oleh para peziarah. Meskipun Kyai Zakaria II (Eyang Djoego)dan R.M Iman Seodjono, kedua tokoh yang dimakamkan pada pesarean tersebut,merupakan muslim namun peziarah tidak hanya terdiri atas umat muslim saja. Parapeziarah terdiri atas berbagai kelompok jika dibedakan berdasarkan kepercayaannya,namun kelompok yang sering dan mayoritas melakukan ritual pada Pesarean GunungKawi adalah kelompok muslim, kejawen dan Tridharma. Adanya beberapa kelompok yangberbeda tersebut berpengaruh pada penggunaan ruang ketika ritual dilaksanakan, karenaterdapat suatu kemungkinan munculnya perbedaan penggunaan ruang oleh kelompok-kelompok tersebut. Hal tersebut berpengaruh pada teritori ruang pada Pesarean GunungKawi yang disebabkan oleh pelaksanaan ritual oleh beberapa kelompok yang berbedakarena dalam suatu teritori dapat terjadi interaksi sosial. Interaksi tersebut akan lebihmudah ketika kebutuhan sosial masyarkat diimbangi dengan kemampuan mengendalikandiri yang muncul bersama privasi (Lang 1987).
Metode PenelitianMetode yang digunakan dalam studi ini adalah metode deskriptif kualitatif.
Selanjutnya untuk mengetahui penggunaan ruang ritual dilakukan dengan melakukanpengamatan dan wawancara. Studi ini secara sistematis mengamati masyarakat sebagaipengunjung Pesarean Gunung Kawi dalam melakukan ritual pada suatu ruang denganpelaku ritual lain yang berbeda. Pada proses pengamatan, menurut Moelong (2007),aktivitas pelaku harus sesuai dengan kebiasaan atau berlangsung secara alamiah.
Hasil dan PembahasanPada kompleks Pesarean Gunung Kawi terdapat beberapa bangunan penting
yang dianggap sakral, yaitu Pendopo Agung, Padepokan R.M Iman Soedjono, KlentengKwan Im, dan Kuil Ciamsi (Gambar 1).
arsitektur e-Journal, Volume 7 Nomor 1, Juni 201428
Lang, J. 1987. Creating Architectural Theory: The Role of the Behavioral Sciences inEnvironmental Design. Van Nostrand Reinhold Company.
Lawson, B. 2001. The Language of Space. Oxford: Architectural Press.http://www.slideshare.net/Fathie2012/the-language-of-space (diakses pada 28 Mei2014).
Moleong, L. J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.Saraswati. A., Prijotomo. J., Setijanti. P .2010. Ungkapan Makna Melalui Pengalaman
Ruang pada Peristiwa Melasti. Kasus: dari Pura Besakih hingga PantaiWatuklotok. Makalah dalam Seminar Arsitektur Nusantara 101010. Surabaya. 10Oktober 2010.
Antariksa © 2014