FAKTOR PENDORONG PERUBAHAN
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of FAKTOR PENDORONG PERUBAHAN
FAKTOR PENDORONG PERUBAHANSemua organisasi menghadapi lingkungan yang dinamis dan
berubah. Lingkungan eksternal organisasi cenderung merupakan
kekuatan yang mendorong untuk terjadinya perubahan. Di sisi
lain, bagi organisasi secara internal merasakan adanya
kebutuhan akan perubahan. Oleh karena itu, setiap organisasi
menghadapi pilihan antara berubah atau mati tertekan oleh
kekuatan perubahan.
Di antara para pakar ada yang menyebut faktor pendorong
perubahan ini sebagai kebutuhan akan perubahan (Hussey, 2006;
Kreitner dan Kinicki, 2001). Sementara itu, Robbins dan
Greenber dan Baron menyebutkan sebagai kekuatan untuk
perubahan, Terminologi tersebut mengandung makna bahwa
kebutuhan akan perubahan lebih bersifat faktor internal
organisasi, sedangkan kekuatan untuk perubahan dapat bersumber
dari faktor eksternal dan internal.
1. Kebutuhan Perubahan Hussey
Menurut Hussey ( 2006 ) terdapat enam faktor yang menjadi
pendorong bagi kebutuhan akan perubaan, yaitu sebagai
berikut :
a. Perubahan Teknologi Terus Meningkat
Sebagai akibat perubahan teknologi yang terus meningkat,
kecepatan pernyusutan teknologi menjadi semakin meningkat
pula. Organisasi tidak dapat mengabaikan perkembangan yang
menguntungkan pesaingnya. Perkembangan baru mengakitbatkan
perubahan keterampilan, pekerjaan, struktur, dan sering kali
juga budaya. Dengan demikian, sumber daya manusia harus selalu
mengikuti perkembangan teknologi, agar tidak tertinggal. Di
dalam dunia yang selalu berkembang, sumber daya manusia tidak
boleh gagap teknologi.
b. Persaingan semakin Intensif dan Menjadi Lebih Global
Dalam dunia yang semakin terbuka, terjadi persaingan yang
semakin tajam dengan cakupan lintas negara. Banyak organisasi
dipaksa mencapai standar kualitas dan biaya yang telah dicapai
oleh perintis industri. Apabila tidak dapat mengikuti standar
tersebut, maka akan kalah dalam bersaing. Lebih banyak
industri bekerja di tingkat dunia sehingga tidak lagi berpikir
terisolasi dalam satu negara. Kekalahan dalam persaingan akan
memaksa perusahaan menutup usahanya atau melakukan merger atau
dibeli oleh perusahaan lain.
c. Pelanggan semakin Banyak Tuntukan
Pelanggan tidak lagi mau menerima pelayanan yang jelek atau
kualitas rendah. Untuk menjadi organisasi yang kompetitif,
perusahaan harus lebih cepat dalam merespons kebutuhan
pelangganm dan hal ini dapat berubah sepanjang waktu. Kita
tidak dapat lagi mengabaikan cara kebutuhan dan harapan
pelanggan berubah. Manajer yang bijak akan selalu berusaha
bedara satu langkah di depan. Dengan demikian, organisasi
secar periodik harus mengubah cara berinteraksi dengan
pelanggan, yang berarti berbeda dalam struktur, sistem, budaya
dan pelayanan. Perusahaan yang tidak mampu memberikan kepuasan
kepada pelanggan akan ditinggalkan. Pelanggan akan beralih
kepada pesaing kita.
d. Profil Demografis Negara Berubah
Komposisi kelompok penduduk tua dan muda berubah dengan akibat
kekurangan keterampilan. Perubahan sikap kelompok tua terharap
kesempatan kerja, masalah motivasi pada organisasi datar yang
menyediakan sedikit peluang promosi, kecenderungan ini
menyimpan banyak hal yang dapat memengaruhi perubahan yang
akan terjadi dalam beberapa dekade ke depan. Perkembangan
demografis akan sangat berpengaruh terhadap pola kebutuhan
masyarakat. Oleh karena itu, dunia usaha harus mampu menangkap
kencenderungan tersebut.
e. Privatisasi Bisnis Milik Masyarakat Berlanjut
Kecenderungan yang terjadi dalam dunia bisnis adalah
terjadinya privatisasi yang semakin luas. Dengan privatisasi
bisnis, monopoli yang dimiliki sekelompok masyarakat tertentu
menjadi hilang. Privatisasi merupakan kecenderungan baru dunia
bisnis uang akan semakin berkembang. Walaupun kepemilikikan
tidak berubah, sistem baru dibangun untuk menciptakan
kompetisi dan tumbuhnya kekuatan pasar yang lebih besar lagi.
f. Pemegang Saham Minta Lebih Banyak Nilai
Pengaruh pasar uang pada tuntutan terhadap kinerja korporat
menciptakan tekanan untuk dilakukan perbaikan secara terus-
menerus pada pertumbuhan kapital dan pendapatan korporat.
Perusahaan akan berada di bawah tekanan apabila kinerjanya di
bawah harapan, meskipun usahanya masih menguntungkan. Dalam
situasi seperti ini, tekanan tidak hanya datang dari keluhan
pemegang saham, tetapi karena prestasinya rendam, dapat
menjadi target untuk diambil alih perusahaan lainnya.
2. Kekuatan Perubahan Greenberg dan Baron
Greenberg dan Baron (1997) berpendapat bahwa terdapat beberapa
faktor yang merupakan kekuatan di belakang kebutuhan akan
perubahan. Mereka memisahkan antara perubahan terencana dan
perubahan tidak terencana. Perubahan terencana adalah
aktivitas yang dimaksudkan dan diarahkan dalam sifat dan
desainnya untuk memenuhi beberapa tujuan organisasi. Sementara
itu, perubahan tidak terencana merupakan pergeseran dalam
aktivitas organisasi karena adanya kekuatan yang sifatnya
eksternal, diluar kontrol organisasi.
a. Perubahan Terencana
Kekuatan dalam perubahan terencana yang dihadapi organisasi
oleh Greenberg dan Baron (1997) disebutkan sebagai berikut :
1. Changes in products or services ( perubahan dalam
produk atau jasa )
Perkembangan teknologi telah mendorong tumbuhnya produk
baru sejalan dengan meningkatnya kebutuhan pelanggan. Di
samping itu, bervariasinya perilaku konsumen memerlukan
peningkatan pelayanan yang lebih memuaskan pelanggan.98
2. Changes in organizational size and structure
( perubahan dalam ukuran dan struktur organisasi )
Perubahan yang terjadi menyebabkan banyak organisasi
melakukan restrukturisasi, dan biasanya diikuti
dengan downsizing dan outsourcing. Restrukturisasi
cenderung membentuk organisasi yang lebih datar dan
berbasir tim.
3. Changes in administrative system ( perubahan dalam
sistem administrasi )
Perubahan sistem administrasi dimaksudkan untuk
memperbaiki efisiensi, mengubah citra perusahaan, atau
untuk mendapatkan kekuasaan dalam organisasi.
4. Introduction of new technology ( Introduksi teknologi
baru )
Perubahan teknologi baru berlangsung secara cepat dan
memengaruhi cara bekerja orang- orang dalam
organisasi. Teknologi baru diharapkan membuat organisasi
semakin kompetitif.
b. Perubahan Tidak Terencana
Sementara itu, perubahan tidak terencana menurut Greenberg dan
Baron terjadi karena adanya hal-hal berikut :
1. Shifting employee demographics (pergeseran demografis
pekerja)
Komposisi tenaga kerja mengalami perubahan dengan
kecenderungan semakin beragam. Keberagaman tenaga kerja
memerlukan perlakuan yang semoakin beragam pula, sesuai
dengan ciri kebutuhannya yang semakin berkembang.
2. Performance gaps (kesenjangan kinerja)
Tujuan organisasi yang menjadi ukuran kinerja tidak selalu
dapat dicapai. Terjadi kesenjangan antara yang diharapkan
dan yang dapat dicapai. Kesenjangan yang terjadi perlu
direspons dengan berbagai tindakan perubahan
3. Government regulation (peraturan pemerintah)
Kebijakan dan peraturan pemerintah yang baru dapat
mempengaruhi kelangsungan suatu bisnis. Hal yang pada
waktu yang lalu diperbolehkan, suatu saat dapat dilarang.
Bisnis perlu melakukan perubahan untuk menyesuaikan dengan
perkembangan tersebut.
4. Global competition (kompetisi global)
Persaingan global menuntut bisnis semakin efisien dan
mampu menghasilkan produk dan jasa lebih murah. Setiap
perusahaan berusaha untuk mendapatkan market share yang
semakin besar.
5. Changing economic conditions (perubahan kondisi
ekonomi)
Perubahan kondisi ekonomi dapat menyebabkan usaha bisnis
merugi dan menciptakan peluang terjadinya pengangguran.
Perusahaan harus mampu menyusun strategi untuk bertahan
dan bahkan memperoleh kesempatan untuk mengembangkan diri.
6. Advances in technology (kemajuan dalam teknologi)
Kemajuan teknologi menyebabkan cara perusahaan beroprasi
harus berubah. Terjadinya perubahan tersebut menuntu
perusahaan mempersiapkan sumber daya manusia dapat
menyerap dan mengikuti perkembangan teknologi.
3. Kekuatan untuk Perubahan Robbins
Robbins (2001) mengungkapkan adanya enam faktor yang merupakan
kekuatan untuk perubahan, yaitu sebagai berikut :
a. Nature of the Workface (Sifat Tenaga Kerja)
Hampir setiap organisasi harus menyesuaikan diri dengan
lingkungan yang bersifat multikultural. Kebijaksanaan dan
praktik sumber daya manusia harus berubah agar dapat
menarik dan mempertahankan tenaga kerja yang semakin
beragam. Organisasi harus dapat mengakomodasi kepentingan
pekerja sebagai akibat keberagaman tersebut.
Sementara itu, pekerja baru tidak mempunyai keterampilan
cukup sehingga apabila dilakukan rekrutmen, perusahaan
harus mengeluarkan banyak dana untuk pelatihan diperbagai
bidang.
b. Technology
Teknologi telah mengubah pekerjaan dan organisasi.
Penggantian pengawasan dengan menggunakan komputer
menyebabkan rentang kendali manajer semakin luas dan
organisasi yang lebih datar. Teknologi informasi canggih
membuat organisasi semakin responsif. Program-program
Total Quality Control (TQM) dan reengineering dapat
dilakukan.
c. Economic Shocks (Kejutan Ekonomi)
Globalisasi telah menunjukan dampaknya dengan timbulnya
krisis ekonomi di beberapa negara seperti Thailand,
Malaysia, Indonesia, Filipina, dan Korea Selatan. Beberapa
negara diantaranya sudah berhasil sembuh, tetapi lainnya
masih belum berhasil.
Gejolak dalam harga minyak maupun devaluasi yang dilakukan
oleh suatu negara akan berpengaruh luas pada beberapa
negara lainnya. Pertarungan nilai tukar US Dolar terhadap
Yen Jepang akan berdampak pada perekonomian dunia.
d. Competition (Persaingan)
Sifat persaingan telah berubah menjadi bersifat global.
Organisasi harus dapat mempertahankan diri baik dari
pesaing tradisional yang mengembangkan produk dan jasa
baru dan kecil, maupun perusahaan yang menampilkan
kewirausahaan dengan tawaran yang sangat inovatif.
Dalam suasana persaingan seperti itu akan terjadi merger
dan konsolidasi dari beberapa perusahaan untuk memperkuat
posisinya dalam persaingan, serta berkembangnya e-
commerce. Perusahaan yang tidak mampu menyesuaikan diri
dengan perkembangan akan hancur digilas oleh persaingan.
e. Social Trends (Kecenderungan Sosial)
Salah satu contoh social trends adalah terjadinya
kecenderungan kelompok muda untuk menunda perkawinanm dan
banyaknya perkawinan yang berakhir dengan perceraian. Di
Indonesia terdapat kecenderungan meningkatnya pekerja
wanita dengan segala konsekuensinya.
f. World Politics (Politik Dunia)
Perubahan politik dunia jelas sangat berpengaruh kuat
terhadap perubahan. Dirobohkannya tembok Berlin, leburnya
Uni Soviet, terbukanya pasar Cina, dan politik
antiterorisme merupakan contoh.
Tindakan politik yang dilakukan oleh negara besar tidak
lain merupakan usaha untuk melindungi kepentingan
negaranya sendiri, terutama kepentingan ekonomi.
4. Penggerak Perubahan Anderson
Anderson (2006) mengemukakan bahwa terdapat tujuh faktor
penggerak yang dapat memengaruhi berlangsungnya perubahan.
Empat penggerak pada umumnya sudah dikenal oleh para pemimpin
dan tiga penggerak lainnya relatih masih baru bagi mereka
Faktor penggerak bergerak dari faktor yang sifatnya eksternal
dan impersonal seperti faktor lingkungan, pasar dan
organisasi, menuju pada faktor yang sifatnya internal dan
personal seperti pada faktor budaya dan orang.
Faktor penggerak tersebut yang mereka namakan sebagai The
drivers change model, menggambarkan bahwa perubahan dalam
ranah eksternal, seperti pergeseran dalam lingkungan atau
pasar memerlukan respons atau perubahan dalam ranah yang lebih
spesifikm seperti strategi bisnis dan desain organisasi, yang
pada gilirannya memerlukan perubahan ranah manusia dalam
budayam perilaku orang dan cara berpikir.
Pemimpin pada umumnya lebih akrab dengan ranah eksternal
seperti lingkungan, pasar, bisnis, dan organisasi, sedangkan
ranah internal, budaya, perilaku, dan pola pikir yang sama
pentingnya merupakan masalah baru bagi kebanyakan pemimpin.
Apabila pemimpin tidak menaruh perhatian pada ranah internal
dan mengandalkan pada kekuatan perubahan yang biasa
dipergunakan oleh ranah eksternal, usaha perubahan mereka akan
mengalami kegagalan.
a. Lingkungan
Lingkungan merupakan dinamika konteks yang lebih luas di
mana organisasi dan orang. Faktor lingkungan ini termasuk;
sosial, bisnis dan ekonomi, politik, pemerintahan,
teknologis, demografis, legal, dan lingkungan alam.
b. Kebutuhan pasar untuk sukses
Kebutuhan pasar ini merupakan pemenuhan kebutuhan
pelanggan yang menentukan apa yang dilakukan untuk
memperoleh keberhasilan bisnis dipasar. Di samping
pemenuhan kebutuhan akan produk dan jasa, juga kebutuhan
seperti kecepatan dalam pengiriman, kemampuan
menyesuaikan, tingkat kualitas, kebutuhan inovasi, tingkat
pelayanan pelanggan dan sebagainya. Perubahan kebutuhan di
pasar adalah hasil perubahan dalam kekuatan lingkungan.
Misalnya, apabila lingkungan diberi masukan teknologi yang
membuat kecepatan dan inovasi dapat terjadi, pelanggan
meminta kualitas lebih tinggi, produk, dan jasa yang
sesuai dengan kebutuhan pelanggan dengan waktu lebih
cepat.
c. Desakan bisnis
Desakan bisnis menggambarkan apa yang harus dilakukan
perusahaan secara strategis untuk berhasil dengan
memberikan kebutuhan pelanggan akan perubahan. Hal ini
memerlukan pemikiran ulang secara sistematis dan mengubah
misi perusahaan, strategi, tujuan, model bisnis, produk,
jasa, harga dan merek.
d. Desakan organisasional
Desakan organisasional memperjelas apa yang harus berubah
dalam struktur organisasi, sistem, proses, teknologi,
sumber daya, dasar keterampilan atau staffing untuk
melaksanakan dan mencapai sukses memenuhi desakan bisnis.
e. Desakan kultural
Desakan kultural menunjukan bagaimana norma bekerja dan
kerja sama dalam perusahaan harus berubah untuk mendukung
dan mendorong desain baru organisasi, operasi, dan
strategi. Misalnya, budaya teamwork mungkin diperlukan
untuk mendukung proses reengineering bisnis untuk
mendorong strategi perputaran waktu yang lebih cepat dan
meningkatkan kemampuan reaksi pelanggan.
f. Perilaku pemimpin dan pekerja
Perilaku kolektif menciptakan dan menyatakan budaya
organisasi. Perilaku menjelaskan gaya, nada, atau karakter
yang dilakukan orang. Perilaku pemimpin dan pekerja
menunjukan cara bagaimana pemimpin dan pekerja harus
berperilaku berbeda untuk menciptakan kembali budaya
organisasi dengan berhasil.
g. Pola pikir pemimpin dan pekerja
Pola pikir meliputi pandangan, asumsi, keyakinan, atau
mental model yang menyebabkan orang berperilaku dan
bertindak seperti dilakukan. Menjadi peduli bahwa masing-
masing mempunyai pola pikir, dan secara langsung
mempengaruhi perilaku, keputusan, tindakan, dan hasil
dalam membangun kemampuan mentransformasi orang dan
organisasi.
5. Tekanan Perubahan Palmer, Dunford, dan Akin
Menurut pandangan mereka, pada dasarnya perubahan perlu
dilakukan karena adanya tekanan lingkungan dan organisasi.
Tekanan lingkungan lebih merupakan faktor eksternal, sedangkan
organisasional lebih merupakan faktor internal pendorong
perubahan.
a. Tekanan Lingkungan untuk Perubahan
Tekanan lingkungan merupakan satu fokus untuk menjelaskan
perubahan. Tekanan lingkungan sering terjadi apabila
organisasi berbasis sumber daya merosot sebagai akibat dari
berkurangnya permintaan produk dan penjualan, menurunnya
pangsa pasar, dan keputusan investasi yang buruk.
Ian Palmer, Richard Dunford, dan Gib Akin (2009) mengemukakan
adanya enam macam tekanan lingkungan sebagai berikut.
1. Fashion Pressures
Perubahan organisasional terjadi sebagai respons pada
managemen fashion terakhir, dengan maksud agar terlihat
sebagai profesional. Manajer yang modern dan progresif
dapat mengubah organisasinya selaras dengan inovasi
terakhir dalam praktik manajemen yang sedang menjadi mode.
Tekanan seperti ini memaksa manajer menerima gagasan baru
tanpa banyak penilaian terhadap kritik akan perlunya
perubahan dan tanpa mempunyai informasi jelas tentang
pengaruh perubahan pada kinerja.
Manajer dipaksa mengikuti perkembangan management fashion
yang terjadi pada masanya, seperti ditunjukan oleh
kecenderungan yang telah terjadi selama ini;
a. 1950-an; Management by Objective (MBO), Program
Evaluation and Review Technique (PERT), Employee
Assistance Program (EAPS)
b. 1960-an; Sensitivity Training and T Groups.
c. 1970-an; Quality of Work Life Programs, Quality Circle
d. 1980-an; Corporate Culture, Total Quality Management,
International Standars Organizations-9000, Benchmarking.
e. 1990-an; Employee Empowerment, Horizontal Corporations,
Visions, Reengineering Agile Strategies, Core
Competencies.
2. Mandated Pressures
Kadang-kadang perubahan dipaksakan pada suatu organisasi
dengan permintaan untuk melakukan aktivitas yang sama
dengan organisasi lain karena tuntutan dari luar
menempatkan mereka pada posisi harus melakukannya.
Tekanan memaksa secara formal termasuk karena adanya
ketentuan pemerintah seperti ketentuan hukum dan
kebijaksanaan baru. Misalnya, organisasi dipaksa berubah
untuk memenuhi persyaratan legislatif tentang polusi.
Tekanan memaksa secara informal termasuk komitmen pada
tipe perubahan organisasional tertentu seperti
pemberdayaan dengan maksud mendapat dukungan organisasi
lain agar juga berkomitmen pada program tersebut.
3. Geopolitical Pressures
Tekanan ini dapat berbentuk krisis mendadak atau
penyelarasan geografis dalam jangka panjang. Peristiwa 11
September 2001 yang menimpa World Trade Center di New York
Amerika Serikat mempunyai dampak mendadak dalam bisnis
terutama penerbangan dan yang sangat terkait dengannya.
Integrasi pasar terjadi karena runtuhnya tembok Berlin
yang menyatukan jerman, atau pembentukan Pakta Uni Eropa.
Perubahan geopolitik tersebut memaksa bisnis melakukan
serangkaian perubahan organisasional. Kotter
mengidentifikasi adanya empat kekuatan lingkungan global
untuk perubahan, yaitu; a. Teknologi memerlukan orang yang
terhubungkan secara global, dengan komunikasi dan
transportasi dan transportasi yang lebih cepat; b.
Intergrasi ekonomi semakin besar dari mata uang dan aliran
kapital Internasional; c. Kedewasaan dan perlambatan pasar
domestik, mengarah pada penekanan lebih besar untuk ekspor
dan deregulasi; dan d. Jatuhnya negara-negara sosialis dan
reorientasi menuju ekonomi kapitalis.
4. Market Decline Pressures
Menurunnya pasar untuk produk dan jasa menempatkan
organisasi di bawah tekanan. Hal ini pernah dialami Apple
Computer di mana pangsa pasarnya merosot tajam. Apple
biasa bekerja dengan prinsip berjalan sendiri, sesuai
dengan keyakinannya.
Pada akhirnya mereka berpikir ulang tentang bagaimana
melakukan bisnis. Apple menyadari bahwa mereka hidup dalam
ekosistem dan memerlukan bantuan mitra lain. Sebaliknya,
Apple juga perlu membantu mitra lain. Sebagai hasilnya,
dalam 10 tahun, Apple berkembang menjadi 10 perusahaan
teratas Fortune yang dikagumi.
5. Hypercometition Pressures
Dengan hypercompetition berarti tidak ada market leader
dapat merasa puas dengan kemenangan yang diperoleh.
Organisasi dihadapi oleh perubahan global dalam preferensi
konsumen, hambatan industri, nilai-nilai sosial, dan
demografis. Organisasi dipaksa menyerahkan barang dan jasa
lebih cepat, lebih menyesuaikan kepentingan konsumen dan
lebih fleksibel.
Gateway pada 1998 kalah bersaing dengan Dell, sebagai
saingan langsungnya. Perubahan organisasional besar
dilakukan Gateway dengan merekrut 10 manajer puncak dan
mengubah cara menjalankan bisnis, termasuk nama, produk,
aliansi, dan strategi bisnis.
6. Reputation and Credibility Pressures
Reputasi didefinisikan sebagai reprensentasi kolektif dari
tindakan dan hasil perusahaan pada waktu yang lalu yang
menjelaskan kemampuan perusahaan memberikan hasil yang
berharga kepada berbagai stakeholder, merupakan aset
intangible penting korporasi, dikorelasi positif dengan
kinerja organisasional.
Perubahan dikaitkan dengan memelihara mekanisme corporate
governance yang baik untuk memastikan reputasi korporasi.
Penarikan produk secara besar-besaran dan downsizing dapat
berdampak negatif pada reputasi dan kredibilitas
korporasi.
b. Tekanan Organisasional
Dalam situasi yang ekstrem, perubahan organisasional dirancang
untuk memutar balik aliran kas negatif dan menghindari
kebangkrutan secara kematian organisasi. Terdapat lima
kekuatan potensial untuk perubahan internal organisasi. (Ian
Palmer, Richard Dunford, dan Gib Akin, 2009)
1. Growth Pressures
Perubahan sering merupakan hasil dari pertumbuhan
perusahaan dan diimplementasikan untuk menangani
kompleksitas operasi bisnis dan memerlukan kerja keras
untuk menjalankannya. Tetapi tidak semua perusahaan
tumbuh. Banyak manajer bisnis kecil menolak pertumbuhan
bisnisnya yang menyebabkan mereka kehilangan personal
control operasi sehari-hari. Di luar batas tersebut
mereka kehilangan kepuasan kerja yang menyebabkan mereka
keluar dan membangun usaha sendiri.
Pertumbuhan tidak selalu linear. Bergerak berurutan dari
satu tahap ke tahap selanjutnya. Perubahan mungkin
bersifat non-linear atau fundamental, bukan inkremental
dan mungkin tidak membawa pertumbuhan.
Organisasi yang lebih baru mungkin gagal untuk tumbuh
karena manajernya tidak berpengalaman dan melalui
kekuranglenturan organisasi atau sumber daya untuk
menyerap keputusan bisnis buruk. Bagi perusahaan baru
lain, tantangan pertumbuhan adalah bagaimana memelihara
perasaan kewirausahaan organisasi ketika tumbuh.
2. Intergration and Collaboration Pressures
Beberapa perubahan dilakukan dengan maksud
mengintegrasikan organisasi lebih baik atau menciptakan
skala ekonomis di antara unit bisnis yang berbeda.
Menunjukan intergrasi bisnis yang lebih besar sering
dilakukan dengan mengganti nama perusahaan.
Pada waktu yang sama, perubahan memerlukan konsolidasi di
antara bisnis yang berbeda, termasuk sentralisasi.
Perubahan lain termasuk standardisasi di seluruh bisnis,
riwayat merek lebih baik dan meningkatkan daya beli di
seluruh jaringan.
3. Identity Pressures
Dalam suatu korporasi yang memiliki unit bisnis yang
sama, mereka saling berkompetisi dan pekerja kurang
memiliki indentitas budaya korporasi dan nama brand-nya.
Service excellence adalah kandungan utama untuk mencapai
kepuasan konsumen dan ini berhubungan dengan pekerja.
Perubahan organisasional untuk membantu mencapai hasil
termasuk mempromosikan pengembangan orang dan skema
rekognisi pekerja dengan maksud meningkatkan kepuasan
kerja.
4. New Broom Pressures
Masuknya orang baru, CEO atau manajer, dapat dipakai
sebagai tanda bahwa cara lama perlu berubah. Rosabeth
Moss Kanter berpendapat bahwa orang baru mendpata
sejumlah keuntungan dengan cara; 1. Mereka dapat
menciptakan energi perubahan di dalam organisasi; 2.
Mereka tidak terhambat oleh ketaatan pada praktir
organisasi yang lalu; 3. Mereka dapat fokus pada masalah
yang mungkin sudah diketahui tetapi tidak dapat
diungkapkan pada waktu yang lalu; dan 4. Mereka mungkin
dapat menangani masalah pelanggan dengan kredibilitas
karena tidak ada hubungan dengan masalah sebelumnya.
5. Power and Political Pressures
Tekanan kekuasaan dan politik bentuknya dapat beragam,
sebagaian mungkin terdokumentasikan dan ada hubungannya
dengan tekanan politis internal dengan perubahan di
tingkat dewan komisaris atau manajemen tingkat atas.
Pemegang saham terbesar berkepentingan mendudukkan
orangnya untuk mengamankan investasinya. Beberapa
perubahan dilakukan untuk mengganti hubungan kekuasaan
internal tradisional dengan maksud mempercepat
pengambilan keputusan dan memungkinkan orang lain menilai
untuk terikat di dalamnya.
Dari uraian tersebut di atas tampak bahwa pandangan para
pakar tentang faktor pendorong suatu perubahan sangat
beragam, namun tidak saling bertentangan, tetapi saling
melengkapi. Hal tersebut menunjukan sangat luas dari
kuatnya faktor yang mendorong perlunya perubahan. Namun,
yang jelas berbagai faktor pendorong perubahan dapat
datang dari sumber internal maupun eksternal, sedangkan
sifatnya dapat terencana maupun tidak terencana.
Dengan demikian, dapat dirangkum adanya beberapa faktor
yang mendorong perlunya melakukan perubahan, di
antaranya; 1. Kuatnya tekanan politik; 2. Perkembangan
ekonomi; 3. Kebijakan pemerintah dan sistem administrasi;
4. Kecenderungan sosial; 5. Kecenderungan demografis; 6.
Perkembangan teknologi yang semakin efisien; 7.
Kecenderungan organisasi dalam struktur dan skala; 8.
Perkembangan pasar yang semakin kompetitif; 9. Masalah
sumber daya manusia pekerja dan manajer; 10. Meningkatnya
tuntutan pelanggan; 11. Tekanan lingkungan.
Dorongan akan perubahan tersebut harus direspons dengan
tepat dan cerdik oleh setiap organisasi. Pemimpin suatu
organisasi memiliki peran kunci untuk menentukan arah,
kebijakan dan strategi yang harus ditempuh. Namun, untuk
melakukan perubahan memerlukan dukungan dan kerja sama
dari seluruh sumber daya manusia yang dimiliki.
Keadaan tersebut memberikan indikasi perlunya sumber daya
manusia yang mampu memahami arti pentingnya suatu
perubahan, dan mampu untuk melakukan perubahan.
Tugas penting seorang pemimpin dalam melakukan perubahan
adalah mempersiapkan tenaga kerja yang dipimpinnya untuk
siap menerima perubahan. Setiap orang dalam organisasi
harus mencairkan pola pikirnya untuk melepaskan diri dari
kondisi status quo dan menerima perubahan.
Faktor Eksternal dan Internal Pendorong Terjadinya Perubahan
Sementara itu, Kreitner dan Kinicki (2001) memerhatikan bahwa
kebutuhan akan perubahan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu
external forces dan internal forces. Kekuatan eksternal
berasal dari luar luar organisasi, sedangkan kekuatan internal
bersumber dari dalam organisasi.
a. Kekuatan Eksternal
Kekuatan eksternal yang memiliki dukungan pengaruh global
menyebabkan organisasi berpikir tentang inti dan proses dari
bisnis dengan mana produk dan jasa dihasilkan. Menurut mereka
terdapat empat kekuatan eksternal, yaitu sebagai berikut.
1. Demographic characteristics (karakteristik demografis)
Unsur demografis antara lain adalah umur, pendidikan, tingkat
keterampilan, gender, migrasi, dan lain-lain. Di masa sekarang
terdapat kecenderungan bahwa tenaga kerja semakin beragam, dan
terdapatnya bisni penting yang dapat mengelola keberagaman
secara efektif. Oleh karena itu, organisasi perlu mengelola
keberagaman secara efektif jika menginginkan untuk mendapatkan
kontribusi dan komitmen maksimum dari pekerjanya.
2. Technological advancements (kemajuan teknologi)
Baik organisasi manufaktur maupun jasa semakin meningkat dalam
menggunakan teknologi sebagai alat untuk memperbaiki
produktivitas dan market competitiveness. Sekarang ini terjadi
peningkatan manufacturing automation dan office automation.
Robot dan komputer banyak dipergunakan dalam manufaktur.
Mereka yang tertinggal dalam teknologi akan mengalami
kesulitan dalam persaingan.
Pengembangan dan penggunaan teknologi informasi mungkin
merupakan kekuatan terbesar untuk perubahan. Semua organisasi,
baik besar dan kecil, swasta dan publik, pencari laba dan
nirlaba, harus menggunakan teknologi informasi.
Para pakar percaya bahwa e-business akan terus menciptakan
perubahan secara evolusi di dalam organisasi di seluruh dunia.
Organisasi didorong untuk bergabung dengan e-volution.
3. Market changes (perubahan pasar)
Pentingnya ekonomi global adalah memaksa perusahaan mengubah
cara mereka mengerjakan bisnis. Banyak perusahaan Jepang
menghentikan filosofi "Bekerja untuk seumur hidup" karena
meningkatnya persaingan internasional. Hal tersebut terjadi
karena semakin besarnya tekanan eksternal. Perubahan pasar
terjadi karena akibat merger dan akuisisi, perubahan kekuatan
persaingan domestik dan internasional, dan dapat pula karena
terjadinya resesi ekonomi.
Oleh karena itu, organisasi harus belajar bagaimana
menciptakan kerja sama yang saling menguntungkan dengan
organisasi lain (Win-win relationship) jika ingin survive
dalam dunia luas yang penuh dengan restrukturisasi, aliansi,
dan partnership.
4. Social and political pressures. (tekanan sosial dan
politik)
Tekanan sosial dan politik dapat tumbuh dari adanya perang,
adanya nilai-nilai yang harus dipertahankan, maupun tipologi
kepemimpinan. Terkadang pengusaha kuat dapat menyalurkan
tekanannya melalui lembaga legislatif. Runtuhnya komunisme
Rusia dan tembok Berlin dapat memacu tumbuhnya kesempatan
bisnis.
Meskipun sulit bagi organisasi memperkirakan perubahan dalam
kekuatan politik, banyak organisasi menyewa pelobi dan
konsultan untuk membantu mendekteksi dan merespons perubahan
sosial dan politik.
b. Kekuatan Internal
Kekuatan internal datang dari dalam organisasi. Kekuatan ini
mungkin sifatnya lebih lunak, seperti rendahnya kepuasan
kerja, atau dalam bentuk tanda seperti rendahnya produktivitas
dan konflik. Kekuatan internal untuk perubahan datang dari
hal-hal berikut ini :
1. Human resources problems/prospects (problem/prospek
SDM)
Masalah ini bisa timbul karena presepsi pekerja tentang
bagaimana mereka diperlakukan di tempat kerja dan kecocokan
antara kebutuhan dan keinginan individual dan organisasi.
Ketidakpuasan pekerja terjadi karena tidak terpenuhinya
kebutuhan dan ketidakpuasan kerja.
Organisasi harus merespons masalah ini dengan menggunakan
berbagai pendekatan dalam desain perkerjaan, konflik peran,
dan ambiguitas. Organisasi harus mampu merhargai dan
memberikan pengakuan kepada pekerja yang berprestasi.
Sementara itu, prospek bersifat positif dapat diperoleh dari
partisipasi dan saran dari pekerja.
2. Managerial behavior/decisions (perilaku/keputusan
Manajerial)
Konflik antara manajer dan bawahannya merupakan tanda bahwa
perubahan diperlukan. Baik manajer maupun pekerja mungkin
perlu interpersonal training, atau sekadar dua orang tersebut
perlu dipisahkan.
Kekuatan untuk perubahan dapat datang dari adanya konflik,
kepemimpinan yang jelek, sistem penghargaan yang tidak adil,
dan perlunya reorganisasi struktural.