analisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi rumah ...

13
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI RUMAH TANGGA PNS GURU SD DI KECAMATAN KOTAANYAR KABUPATEN PROBOLINGGO JURNAL ILMIAH Disusun oleh : Wardiyah Puji Lestari 125020101111013 JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2016

Transcript of analisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi rumah ...

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI KONSUMSI RUMAH TANGGA

PNS GURU SD DI KECAMATAN KOTAANYAR

KABUPATEN PROBOLINGGO

JURNAL ILMIAH

Disusun oleh :

Wardiyah Puji Lestari

125020101111013

JURUSAN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2016

1

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI RUMAH

TANGGA PNS GURU SD DI KECAMATAN KOTAANYAR KABUPATEN

PROBOLINGGO

Wardiyah Puji Lestari, M. Pudjihardjo, SE., MS., Dr., Prof.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Email: [email protected]

ABSTRACT

This study aims to determine and analyze the factors that may affect household

consumption of Civil Cervant Elementary School Teachers at Kotaanyar District of Probolinggo

Regency. Some of factors are used to analyze the consumption household such as respondent

income, family member, and husband/wife’s respondent income. This research used multiple

linear regression model or OLS (Ordinary Least Square) as the methods of data analysis. 60

respondents are selected to participate in this study. The result of the data analysis shows that the

variable respondent income (X1), family members (X2), and husband/wife’s respondent income

(X3) are gives positive and significant impact on household consumption of Civil Servant

Elemmentary School Teachers at Kotaanyar District of Probolinggo Regency.

Keywords: household consumption, respondent income, family members, husband/wife’s

respondent income.

A. PENDAHULUAN

Dalam analisa makroekonomi, konsumsi pada suatu kehidupan rumah tangga sering

mendapatkan perhatian khusus dan juga menjadi perhatian secara lebih mendalam karena beberapa

alasan. Pertama, konsumsi rumah tangga dapat memberikan sumbangan paling besar terhadap

pendapatan nasional. Mayoritas negara pengeluaran konsumsinya mencapai 60% - 70% dari

pendapatan nasional. Hal ini menunjukkan bahwa untuk pengeluaran konsumsi rumah tangga

masyarakat mempunyai peranan penting terhadap pendapatan yang diterima oleh pemerintah bila

dibandingkan dengan variabel lain seperti pengeluaran untuk investasi yang memberikan

kontribusi sebesar 7% - 11% terhadap pendapatan nasional. Kedua, fluktuasi kegiatan ekonomi

dari satu waktu ke waktu lainnya dapat dipengaruhi oleh tingkat konsumsi rumah tangga. Selain

itu, dalam jangka panjang pola konsumsi dan tabungan masyarakat sangat besar pengaruhnya

terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara. Semakin tinggi konsumsi rumah tangga masyarakat

maka permintaan akan barang dan jasa juga akan meningkat, hal ini dapat menjelaskan bahwa

semakin tinggi tingkat konsumsi rumah tangga maka akan menyebabkan tingkat produksi nasional

baik berupa barang dan jasa juga meningkat.

Setiap kehidupan rumah tangga pasti mempunyai pola perilaku konsumsi yang berbeda-

beda mencakup apa saja yang ingin dikonsumsi. Berapa banyak barang atau jasa yang ingin

dikonsumsi dan bagaimana mengkonsumsinya. Merupakan hal yang sangat wajar apabila rumah

tangga yang memiliki pendapatan atau penghasilan yang besar akan melakukan konsumsi lebih

banyak dari pada rumah tangga yang memiliki pendapatan atau penghasilan rendah.

Selain faktor pendapatan, jumlah tanggungan dalam suatu rumah tangga juga dapat

mempengaruhi besarnya pengeluaran untuk keperluan konsumsi suatu rumah tangga, baik berupa

kebutuhan konsumsi berupa makanan maupun bukan makanan.

Di dalam masyarakat kelompok guru hanyalah merupakan salah satu bagian kecil dari

masyarakat pada umumnya yang juga melakukan kegiatan konsumsi. Dimana kelompok guru

tersebut masih dapat dibedakan kembali menjadi dua bagian, yaitu guru yang sudah sebagai

pegawai negeri sipil (PNS) dan guru swasta atau biasa disebut sebagai guru sukwan, guru tidak

tetap (GTT) dan sebutan lain sebagainya. Untuk guru PNS sendiri dalam penerimaan pendapatan

penghasilannya selain mendapatkan gaji pokok juga mendapatkan berbagai tunjangan seperti

tunjangan keluarga, tunjangan kesehatan, tunjangan sertifikasi, dan tunjangan hari tua (pensiunan)

apabila nantinya sudah purna tugas. Besarnya pendapatan yang diterima guru pegawai negeri sipil

relatif sama dengan pegawai negeri sipil lainnya. Namun, untuk tunjangan sertifikasi yang

2

diterima oleh guru PNS besarnya adalah senilai sekitar kurang lebih satu kali gaji pokok dan tidak

termasuk tunjangan lainnya.

B. LANDASAN TEORI

Teori Konsumsi Keynes

Keynes membuat beberapa dugaan mengenai fungsi konsumsi, dugaan tersebut diantaranya

adalah kecenderungan mengkonsumsi marjinal, kecenderungan mengkonsumsi rata-rata.

Kecenderungan mengkonsumsi marjinal (Marginal Propensity to Consume/MPC) adalah

konsep yang memberikan gambaran tentang suatu konsumsi akan bertambah apabila pendapatan

disposibel bertambah satu unit. Menurut Sukirno (2007), apabila pendapatan meningkat maka

tingkat konsumsi juga akan meningkat tetapi jumlahnya lebih kecil dari meningkatnya pendapatan.

Kecenderungan mengkonsumsi rata-rata (Average Propensity to Consume/APC) adalah rasio

konsumsi terhadap pendapatan akan mengalami penurunan ketika pedapatannya meningkat. Orang

kaya akan menyisihkan pendapatannya lebih banyak untuk menabung dari pada untuk konsumsi

(Mankiw, 2000).

Teori Pendapatan Permanen

Teori pendapatan permanen (Permanent Income Hypothesis) ini diajukan oleh Milton

Friedman. Teori pendapatan permanen meyakini bahwa pendapatan merupakan faktor dominan

yang mempengaruhi tingkat konsumsi. Yang dimaksud dengan pendapatan permanen adalah

tingkat pendapatan rata-rata yang diharapkan dalam jangka panjang. Sumber pendapatan itu dapat

berasal dari gaji/upah dan nongaji/nonupah.

Teori Pendapatan Relatif

Teori pendapatan relatif (Relative Income Hypothesis) ini dikembangkan oleh James

Duessenberry. Meskipun teori ini mengakui pengaruh dominan pendapatan terhadap konsumsi,

tetapi teori ini lebih memperhatikan aspek psikologis rumah tangga dalam menghadapi perubahan

pendapatan. Konsumsi tetangga disekitar akan mempengaruhi tingkat konsumsi seseorang.

Apabila tingkat pendapatan individu semakin tinggi maka konsumsi juga akan meningkat secara

proporsional terhadap peningkatan pendapatan tersebut. Sedangkan apabila tingkat pendapatan

mengalami penurunan, tingkat konsumsi tidak akan turun secara proporsional mengikuti konsumsi

jangka panjang, tetapi mengikuti fungsi jangka pendek.

Hubungan Pendapatan dengan Konsumsi

Salah satu variabel penting yang dapat mempengaruhi tingkat konsumsi rumah tangga (mikro)

maupun negara (makro) adalah pendapatan. Pendapatan menjadi faktor penting yang

mempengaruhi perilaku konsumsi. Pendapatan dapat menggambarkan kemampuan seseorang

dalam melakukan konsumsi baik secara kualitas maupun kuantitas. Kemampuan seseorang untuk

memenuhi kebutuhan pangan maupun kebutuhan bukan makanan akan semakin meningkat apabila

pendapatan yang diperoleh semakin besar, begitu pula sebaliknya.

Hubungan Jumlah Tanggungan Keluarga dengan Konsumsi

Jumlah tanggungan anggota keluarga dalam suatu kehidupan rumah tangga dapat

mempengaruhi tingkat konsumsi yang harus dikeluarkan oleh rumah tangga yang bersangkutan

karena berhubungan dengan kebutuhannya yang semakin banyak.

Penelitian Terdahulu

Hakim Muttaqim pada tahun 2014 melakukan penelitian tentang Analisis Pengaruh

Pendapatan Kepala Keluarga terhadap Konsumsi Rumah Tangga di Kecamatan Bandar Sakti Kota

Lhokseumawe. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan kepala keluarga memberikan

pengaruh yang positif terhadap konsumsi rumah tangga.

Nurhikmah pada tahun 2009 melakukan penelitian tentang Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga, “Kelurahan Aek Kota Batu, Kecamatan

NA-IX-X, Kabupaten Labuhan Batu Utara”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1.) pendapatan

rumah tangga berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengeluaran konsumsi rumah tangga. 2.)

Jumlah tanggungan keluarga mempunyai pengaruh yang posiitf tetapi tidak signifikan terhadap

3

pengeluaran konsumsi rumah tangga. 3.) Tabungan keluarga mempunyai pengaruh negative dan

signifikan terhadap pengeluaran konsumsi rumah tangga.

Niken Agustin pada tahun 2012 melakukan penelitian tentang Analisis Konsumsi Rumah

Tangga Petani Padi dan Palawija di Kabupaten Demak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi rumah tangga petani padi dan palawija adalah

pendapatan, jumlah tanggungan keluarga, dan penggunaan kredit. Sedangkan variabel pendidikan

tidak berpengaruh secara signifikan terhadap besar konsumsi rumah tangga petani padi dan

palawija.

Hipotesis

1. Tingkat pendapatan responden dalam suatu rumah tangga diduga berpengaruh secara positif

dan signifikan terhadap tingkat konsumsi rumah tangga.

2. Jumlah tanggungan anggota keluarga dalam suatu rumah tangga diduga berpengaruh secara

positif dan signifikan terhadap tingkat konsumsi rumah tangga.

3. Tingkat pendapatan suami/istri responden dalam suatu rumah tangga diduga berpengaruh

secara positif dan signifikan terhadap tingkat konsumsi rumah tangga.

C. METODE PENELITIAN

Ruang Lingkup Penelitian

Agar penelitian lebih terfokus pada permasalahan yang dibahas, maka diberi batasan ruang

lingkup penelitian, yaitu pada PNS Guru SD di Kecamatan Kotaanyar Kabupaten Probolinggo,

dimana studi kasus dilakukan di 17 lembaga SD yang berada di Kecamatan Kotaanyar Kabupaten

Probolinggo.

Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan

deskriptif. Penelitian kuantitatif ditujukan untuk mengetahui berapa besarnya variabel-variabel

(berupa angka). Variabel-variabel tersebut disusun menjadi sebuah model yang diestimasi dengan

alat analisis regresi. Pendekatan deskripsi ditujukan untuk mendeskripsikan hasil tersebut.

Populasi dan Sampel

Populasi yang dipilih oleh penulis yaitu PNS Guru SD yang berada di Kecamatan Kotaanyar

Kabupaten Probolinggo. Jumlah PNS Guru SD di Kecamatan Kotaanyar Kabupaten Probolinggo

yaitu sebanyak 147 orang. Sedangkan dalam menentukan sampel, penulis menggunakan metode

non-random sampling dengan menggunakan rumus Taro Yamane. Maka sampel dalam penelitian

ini terdiri dari 60 responden.

Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi, merupakan suatu pengamatan yang dilakukan secara langsung terhadap objek

yang akan diteliti, dalam hal ini adalah PNS Guru SD di Kecamatan Kotaanyar Kabupaten

Probolinggo.

2. Kuisioner, merupakan salah satu teknik pengumpulan data dengan cara menyebar angket

(daftar beberapa pertanyaan) kepada responden yang menjadi sampel dalam penelitian.

Dalam hal ini yang menjadi responden adalah PNS Guru SD di Kecamatan Kotaanyar

Kabupaten Probolinggo.

3. Studi Kepustakaan, teknik ini adalah mengumpulkan data dan informasi melalui beberapa

literatur yang sesuai atau berhubungan dengan permasalahan yang ada dalam penulisan

skripsi ini, yaitu dapat diperoleh dari buku dan internet.

Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel merupakan batasan dalam menjelaskan variabel yang digunakan

dalam penelitian, sehingga terarah pada pokok permasalahan yang akan diteliti. Pada penelitian ini

menggunakan beberapa batasan variabel yaitu:

1. Konsumsi Rumah Tangga (Y) adalah pengeluaran dari pendapatan yang diperoleh untuk

konsumsi berupa makanan maupun bukan makanan, diukur dengan menggunakan satuan

rupiah.

4

2. Pendapatan Responden (X1) adalah penerimaan yang diperoleh yaitu berupa gaji pokok dan

tunjangan lainnya selama periode tertentu, diukur menggunakan satuan rupiah.

3. Jumlah Tanggungan Keluarga (X3) adalah jumlah anggota keluarga yang tinggal dalam satu

rumah, diukur dengan menggunakan satuan jiwa/orang.

4. Pendapatan Suami/Istri Responden adalah mereka yang bekerja dan mempunyai pendapatan,

diukur dengan menggunakan satuan rupiah.

Metode Analisis Data

Berdasarkan landasan teori dan tujuan penelitian, maka metode analisis yang digunakan dalam

penelitian ini adalah regresi linier berganda. Analisis regresi berganda ini untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh yang terjadi antara variabel independen dan variabel dependen, dengan

pendekatan OLS (Ordinary Least Squere). Pada penelitian ini menggunakan aplikasi komputer

berupa SPSS 16.0.

Berdasarkan penelitian sebelumnya, maka model dasar yang dipakai adalah model persamaan

regresi linear berganda sebagai berikut :

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + µ

Dimana:

Y = Konsumsi rumah tangga (Rp) / bulan

α = Konstanta / intersept

X1 = Pendapatan Responden (Rp)

X2 = Jumlah tanggungan keluarga (orang)

X3 = Pendapatan Suami/Istri Responden

β1β2β3 = Koefisien regresi

µ = term error (kesalahan pengganggu)

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

Identitas Responden

Identitas responden digunakan untuk mengetahui karakteristik dari responden yang telah

berpartisipasi dalam penelitian ini. Karakteristik tersebut dapat ditinjau dari sepuluh hal, yaitu

jenis kelamin, usia, masa kerja, pangkat/golongan, pendidikan, konsumsi rumah tangga,

pendapatan responden, jumlah tanggungan keluarga, pendapatan suami/istri responden, dan

tabungan.

Estimasi Hasil Penelitian

Tabel 1. Hasil Estimasi

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -110196.570 987626.356 -.112 .912

Pendapatan Responden .465 .106 .441 4.397 .000

Jumlah Tanggungan

Keluarga 648460.775 205397.076 .325 3.157 .003

Pendapatan Suami/Istri

Responden .430 .106 .416 4.047 .000

F-hitung = 14,600

Sign-F = 0,000

R Square (R2) = 0,439

Adjusted R2 = 0,409

R = 0,662

Sumber: Data Primer 2016, diolah

5

Dari tabel diatas dapat diperoleh bentuk model persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

Y = -110196,570 + 0,465X1 + 648460,775X2 + 0,430X3

Dimana:

Y = Konsumsi Rumah Tangga

X1 = Pendapatan Responden

X2 = Jumlah Tanggungan Keluarga

X3 = Pendapatan Suami/Istri Responden

Uji Normalitas

Uji asumsi normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel residual

berdistribusi normal atau tidak. Untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak

dengan menggunakan rasio skewness dan rasio kurtosis.

Tabel 2. Uji Normalitas

Skewness Kurtosis

Statistic Std. Error Statistic Std. Error

Unstandardized Residual .158 .309 .495 .608

Valid N (listwise)

Dari tabel diatas terlihat bahwa rasio skewness = 0,158 / 0,309 = 0,511; sedang rasio kurtosis =

0,495 / 0.608 = 0,814. Karena rasio skewness dan kurtosis berada diantara -2 hingga +2, maka

dapat disimpulkan bahwa distribusi data adalah normal.

Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antar variabel bebas.

Harapan dari asumsi ini adalah antar variabel bebas tidak saling berhubungan. Uji multikolinieritas

dapat dilakukan dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF) dari masing-masing variabel

bebas terhadap variabel terikatnya. Jika nilai VIF tidak lebih dari 10 maka model dinyatakan tidak

terdapat gejala multikolinier. Berdasarkan output pengujian asumsi multikolinieritas terlihat

bahwa semua variabel mempunyai nilai VIF yang tidak lebih dari 10, sehingga model

regresi yang terbentuk tidak mengandung gejala multikolinier.

Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedestisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari residual atau pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari

residual suatu pengamatan atau pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedestisitas dan

jika berbeda disebut heteroskedestisitas. Dasar analisisnya yaitu :

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur

(bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi

heteroskedestisitas

2. Jika ada pola yang jelas, serta titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y,

maka tidak terjadi heteroskedestisitas.

Dari pengujian heterokedestisitas dapat ditemukan bahwa sebaran titik tidak membentuk suatu

pola/alur tertentu, sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedestisitas atau dengan kata

lain terjadi homoskedastisitas. Asumsi klasik tentang heteroskedestesitas dalam model ini

terpenuhi, yaitu terbebas dari heteroskedestisitas.

Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam suatu model regresi linier ada

korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode

t-1 (sebelumnya). Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi adanya

autokorelasi bisa dengan menggunakan Uji Durbin-Watson. Adapun hipotesis pengujian yang

digunakan adalah sebagai berikut :

H0 :Tidak ada autokorelasi

H1 : Ada autokorelasi

α = 0,05

6

Statistik uji yang digunakan setelah disederhanakan adalah DW ≈ 2(1 − �̂�). Jika nilai statistik

uji DW mendekati 2 maka cukup bukti untuk menyatakan tidak adanya autokorelasi. Adapun

kriteria pengambilan keputusan lain dapat dilihat melalui gambar di bawah ini

0 dL dU 2 4-dU 4-dL 4

0 - dL : Tolak H0 (Indikasi autokorelasi positif)

dU - (4-dU) : Terima H0 (Indikasi tidak ada autokorelasi)

(4-dL) – 4 : Tolak H0 (Indikasi autokorelasi negatif)

dL- dU dan (4-dU) - (4-dL) : Tidak dapat disimpulkan

Dengan menggunakan Uji Durbin-Watson nilainya sebesar 1,960 sedangkan nilai dU = 1,479

dan 4-dU = 2,521. Sehingga nilai statistic Uji Durbin-Watson berada diantara dU dan 4-dU, oleh

karena itu dapat disimpulkan bahwa sudah cukup bukti untuk menyatakan tidak adanya indikasi

autokorelasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi linier tidak terjadi

autokorelasi.

Uji t (Signifikansi Parsial)

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara parsial variabel independen

terhadap variabel dependen. Pedoman yang digunakan untuk mengetahui apakah satu variabel

memiliki pengaruh secara parsial dengan cara melihat nilai t hitung kemudian dibandingkan dengan t

tabel, apabila nilai t hitung lebih besar daripada t tabel, maka dapat dikatakan bahwa variabel tersebut

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependennya, cara lain yaitu dengan melihat signifikansi

(p-value) masing-masing variabel (jika nilai sign < 0,05 maka variabel tersebut berpengaruh secara

signifikan terhadap variabel dependennya).

1. Variabel Pendapatan Responden (X1)

Pengujian signifikansi secara parsial (individu) variabel pendapatan responden terhadap

konsumsi rumah tangga menghasilkan thitung = 4,397 dengan probabilitas 0,000. Hasil pengujian

tersebut menunjukkan probabilitas hitung < level of significance (α=5%). Hal ini berarti terdapat

pengaruh yang signifikan variabel pendapatan responden terhadap konsumsi rumah tangga PNS

Guru SD di Kecamatan Kotaanyar Kabupaten Probolinggo.

2. Variabel Jumlah Tanggungan Keluarga (X2)

Pengujian signifikansi secara parsial (individu) variabel jumlah tanggungan keluarga

terhadap konsumsi rumah tangga menghasilkan thitung = 3,157 dengan probabilitas 0,003. Hasil

pengujian tersebut menunjukkan probabilitas hitung < level of significance (α=5%). Hal ini berarti

terdapat pengaruh yang signifikan variabel jumlah tanggungan keluarga terhadap konsumsi rumah

tangga PNS Guru SD di Kecamatan Kotaanyar Kabupaten Probolinggo.

3. Variabel Pendapatan Suami/Istri Responden (X3)

Pengujian signifikansi secara parsial (individu) variabel pendapatan suami/istri responden

terhadap konsumsi rumah tangga menghasilkan thitung = 4,047 dengan probabilitas 0,000. Hasil

pengujian tersebut menunjukkan probabilitas hitung < level of significance (α=5%). Hal ini berarti

terdapat pengaruh yang signifikan variabel pendapatan suami/istri responden terhadap konsumsi

rumah tangga PNS Guru SD di Kecamatan Kotaanyar Kabupaten Probolinggo.

Uji F (Signifikansi Serentak)

Pengujian signifikansi serentak digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh

pendapatan responden, jumlah tanggungan keluarga, dan pendapatan suami/istri responden secara

bersama-sama terhadap konsumsi rumah tangga. Kriteria pengujian menyatakan jika probabilitas

hitung < level of significance (α=5%) maka terdapat pengaruh signifikan secara serentak

pendapatan responden, jumlah tanggungan keluarga, dan pendapatan suami/istri responden

terhadap konsumsi rumah tangga. Pengujian signifikansi secara serentak menghasilkan nilai Fhitung

= 14,600 dengan probabilitas 0,000. Hasil pengujian tersebut menunjukkan probabilitas hitung <

level of significance (α=5%). Hal ini berarti terdapat signifikan secara serentak (bersama-sama)

variabel pendapatan responden, jumlah tanggungan keluarga, dan pendapatan suami/istri

responden terhadap konsumsi rumah tangga PNS Guru SD di Kecamatan Kotaanyar Kabupaten

Probolinggo.

7

Uji R2 (Koefisien Determinasi)

Besarnya kontribusi pendapatan responden, jumlah tanggungan keluarga, dan pendapatan

suami/istri responden terhadap konsumsi rumah tangga dapat diketahui melalui koefisien

determinasinya (R2) yaitu sebesar 0,439 atau sebesar 4,39%. Hal ini berarti keragaman jumlah

konsumsi rumah tangga dapat dijelaskan oleh variabel pendapatan responden, jumlah tanggungan

keluarga, dan pendapatan suami/istri responden sebesar 4,39% atau dengan kata lain kontribusi

pendapatan responden, jumlah tanggungan keluarga, dan pendapatan suami/istri resaponden

terhadap konsumsi rumah tangga sebesar 4,39%, sedangkan sisanya sebesar 95,61% merupakan

kontribusi dari variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.

Pembahasan Hasil Penelitian

Dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui bahwa variabel-variabel independen yaitu,

pendapatan responden, jumlah tanggungan keluarga, dan pendapatan suami/istri responden secara

simultan (bersama-sama) berpengaruh secara signifikan terhadap konsumsi rumah tangga PNS

Guru SD di Kecamatan Kotaanyar Kabupaten Probolinggo, yang dapat dilihat dari nilai

probabilitas uji F. Sedangkan pengaruh independen secara individu dimana dapat dilihat dari uji t,

dapat diketahui bahwa variabel pendapatan responden, jumlah tanggungan keluarga, dan

pendapatan suami/istri responden berpengaruh secara signifikan terhadap konsumsi rumah tangga

PNS Guru SD di Kecamatan Kotaanyar Kabupaten Probolinggo.

Kemampuan model dalam menerangkan variabel dependennya tercermin dari koefisien

determinasinya sebesar 4,39% dan sisanya 95,61% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak

dimasukkan dalam model persamaan.

Berikut ini akan dibahas pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel

dependen:

1. Berdasarkan persamaan hasil analisis regresi linier berganda diatas dapat diketahui bahwa

nilai konstanta pengaruh pendapatan responden (X1), jumlah tanggungan keluarga (X2), dan

pendapatan suami/istri responden (X3) terhadap konsumsi rumah tangga (Y) pada PNS Guru

SD adalah sebesar -110196,570. Hal ini menunjukkan bahwa jika nilai variabel bebas

(variabel X) sama dengan nol (0) atau tidak ada maka konsumsi rumah tangga PNS Guru SD

di Kecamatan Kotaanyar Kabupaten Probolinggo adalah sebesar -110196,570, artinya

walaupun tanpa adanya pengaruh pendapatan responden, jumlah tanggungan keluarga, dan

pendapatan suami/istri responden mereka akan mengurangi konsumsi.

2. Variabel Pendapatan Responden (X1)

Pengaruh pendapatan responden (X1) terhadap konsumsi rumah tangga (Y) mempunyai

koefisien sebesar 0,465, yang artinya apabila pendapatan responden bertambah per 1 rupiah maka

konsumsi rumah tangga akan naik sebesar Rp. 0,465 dengan asumsi variabel lainnya tetap.

Variabel pendapatan responden menunjukkan tanda positif, yang berarti memiliki hubungan yang

positif terhadap konsumsi rumah tangga. Hal ini menunjukkan bahwa semakin bertambah

pendapatan responden maka konsumsi rumah tangga akan meningkat.

Hasil penelitian ini dapat menjawab rumusan masalah dan tujuan dimana variabel pendapatan

responden berpengaruh signifikan secara parsial dan serentak terhadap konsumsi rumah tangga

PNS Guru SD. Selain itu pengaruh positif dari pendapatan responden ini juga sesuai dengan

penelitian sebelumnya, yaitu penelitian yang dilakukan oleh:

a. Hakim Muttaqim (2014), “Ananlisis Pengaruh Pendapatan Kepala Keluarga Terhadap

Konsumsi Rumah Tangga Di Kecamatan Bandar Sakti Kota Lhokseumawe Tahun 2014”,

dimana variabel pendapatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap konsumsi rumah

tangga di Kecamatan Bandar Sakti Kota Lhokseumawe.

b. Pande Putu Erwin Adiana, Ni Luh Karmini, “Pengaruh Pendapatan, Jumlah Anggota

Keluarga, dan Pendidikan Terhadap Pola Konsumsi Rumah Tangga Miskin di Kecamatan

Gianyar”, dimana variabel pendapatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap konsumsi

rumah tangga di Kecamatan Gianyar.

c. Nurhikmah, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengeluaran Konsumsi Rumah

Tangga, “Kelurahan Aek Kota Batu, Kecamatan NA-IX-X Kabupaten Labuhan Batu Utara”,

dimana variabel pendapatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap konsumsi rumah

tangga, Kelurahan Aek Kota Batu, Kecamatan NA-IX-X Kabupaten Labuhan Batu Utara.

d. Niken Agustin, “Analisis Konsumsi Rumah Tangga Petani Padi dan Palawija di Kabupaten

Demak”, dimana variabel pendapatan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap

konsumsi rumah tangga petani padi dan palawija di Kabupaten Demak.

8

3. Variabel Jumlah Tanggungan Keluarga (X2)

Pengaruh jumlah tanggungan keluarga (X2) terhadap konsumsi rumah tangga (Y) memiliki

nilai koefisien sebesar 648460,775, yang menunjukkan bahwa apabila jumlah tanggungan keluarga

PNS Guru SD bertambah 1 orang, hal ini menyebabkan konsumsi rumah tangga akan bertambah

sebesar Rp. 648460,775, dengan asumsi variabel lainnya tetap. Variabel jumlah tanggungan

keluarga menunjukkan tanda positif, yang berarti memiliki hubungan yang positif terhadap

konsumsi rumah tangga. Hal ini menunjukkan bahwa semakin bertambah jumlah tanggungan

keluarga maka konsumsi rumah tangga akan meningkat.

Hasil penelitian ini dapat menjawab rumusan masalah dan tujuan dimana variabel jumlah

tanggungan keluarga berpengaruh signifikan parsial dan serentak terhadap konsumsi rumah tangga

PNS Guru SD. Selain itu, pengaruh positif dari jumlah tanggungan keluarga ini juga sesuai dengan

penelitian sebelumnya, yaitu penelitian yang dilakukan oleh:

a. Pande Putu Erwin Adiana, Ni Luh Karmini, “Pengaruh Pendapatan, Jumlah Anggota

Keluarga, dan Pendidikan Terhadap Pola Konsumsi Rumah Tangga Miskin di Kecamatan

Gianyar”, dimana variabel jumlah anggota keluarga berpengaruh positif dan signifikan

terhadap konsumsi rumah tangga miskin di Kecamatan Gianyar.

b. Niken Agustin, “Analisis Konsumsi Rumah Tangga Petani Padi dan Palawija di Kabupaten

Demak”, dimana variabel jumlah tanggungan keluarga berpengaruh positif dan signifikan

terhadap konsumsi rumah tangga petani padi dan palawija di Kabupaten Demak.

4. Variabel Pendapatan Suami/Istri Responden (X3)

Pengaruh pendapatan suami/istri responden (X3) terhadap konsumsi rumah tangga (Y)

memiliki nilai koefisien sebesar 0,430, yang artinya apabila pendapatan suami/istri responden

bertambah per 1 rupiah maka konsumsi rumah tangga akan naik sebesar Rp. 0,430 dengan asumsi

variabel lainnya tetap. Variabel pendapatan suami/istri responden menunjukkan tanda positif, yang

berarti memiliki hubungan yang positif terhadap konsumsi rumah tangga. Hal ini menunjukkan

bahwa semakin bertambah pendapatan suami/istri responden maka konsumsi rumah tangga akan

meningkat.

Hasil penelitian ini dapat menjawab rumusan masalah dan tujuan dimana variabel pendapatan

suami/istri responden berpengaruh signifikan parsial dan serentak terhadap konsumsi rumah

tangga PNS Guru SD. Selain itu, pengaruh positif dari pendapatan ini juga sesuai dengan

penelitian sebelumnya, yaitu penelitian yang dilakukan oleh:

a. Hakim Muttaqim (2014), “Ananlisis Pengaruh Pendapatan Kepala Keluarga Terhadap

Konsumsi Rumah Tangga Di Kecamatan Bandar Sakti Kota Lhokseumawe Tahun 2014”,

dimana variabel pendapatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap konsumsi rumah

tangga di Kecamatan Bandar Sakti Kota Lhokseumawe.

b. Pande Putu Erwin Adiana, Ni Luh Karmini, “Pengaruh Pendapatan, Jumlah Anggota

Keluarga, dan Pendidikan Terhadap Pola Konsumsi Rumah Tangga Miskin di Kecamatan

Gianyar”, dimana variabel pendapatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap konsumsi

rumah tangga di Kecamatan Gianyar.

c. Nurhikmah, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengeluaran Konsumsi Rumah

Tangga, “Kelurahan Aek Kota Batu, Kecamatan NA-IX-X Kabupaten Labuhan Batu Utara”,

dimana variabel pendapatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap konsumsi rumah

tangga, Kelurahan Aek Kota Batu, Kecamatan NA-IX-X Kabupaten Labuhan Batu Utara.

d. Niken Agustin, “Analisis Konsumsi Rumah Tangga Petani Padi dan Palawija di Kabupaten

Demak”, dimana variabel pendapatan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap

konsumsi rumah tangga petani padi dan palawija di Kabupaten Demak.

5. Variabel Dominan

Variabel independent yang paling berpengaruh besar terhadap variabel dependent yakni

konsumsi rumah tangga dapat dilihat melalui standardized coefficient, dimana apabila suatu

variabel memiliki standardized coefficient yang paling besar maka variabel tersebut dinyatakan

memiliki pengaruh yang paling dominan terhadap variabel dependennya. Hasil estimasi yang

tertera pada tabel di atas dapat diketahui bahwa variabel yang memiliki koefisien standardisasi

paling besar adalah variabel pendapatan responden sebesar 0,441. Dengan demikian variabel

pendapatan responden PNS Guru SD di Kecamatan Kotaanyar Kabupaten Probolinggo memiliki

pengaruh yang paling dominan terhadap konsumsi rumah tangga pada PNS Guru SD tersebut,

sehingga apabila pendapatan responden PNS Guru SD mengalami kenaikan maka akan

meningkatkan konsumsi rumah tangganya. Begitu pula sebaliknya, apabila pendapatan responden

PNS Guru SD mengalami penurunan maka konsumsi rumah tangganya juga akan mengalami

9

penurunan. Untuk meningkatkan pendapatan responden PNS Guru SD dapat dilakukan dengan

cara mengajukan kenaikan tingkat/PAK sehingga akan terjadi kenaikan pangkat/golongan. Dengan

demikian, maka pendapatan responden PNS Guru SD akan meningkat (bertambah) dan akan

berpengaruh terhadap konsumsi rumah tangganya.

E. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah dibahas, maka dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Variabel tingkat pendapatan responden mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan

terhadap konsumsi rumah tangga. Hasil estimasi ini sesuai dengan hipotesis yang ada yaitu

terhadap pengaruh yang positif antara tingkat pendapatan responden dengan konsumsi rumah

tangga, ini artinya setiap terjadi pertambahan pendapatan responden maka konsumsi rumah

tangga juga akan semakin meningkat.

2. Variabel jumlah tanggungan keluarga mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan

terhadap konsumsi rumah tangga. Hasil estimsai ini sesuai dengan hipotesis yang ada yaitu

terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara jumlah tanggungan keluarga dengan

konsumsi rumah tangga, ini artinya semakin terjadi penambahan jumlah tanggungan keluarga

maka konsumsi rumah tangga juga akan semakin meningkat.

3. Variabel pendapatan suami/istri responden mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan

terhadap konsumsi rumah tangga. Hasil estimasi ini sesuai dengan hipotesis yang ada yaitu

terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pendapatan suami/istri responden

dengan konsumsi rumah tangga, ini artinya setiap terjadi pertambahan pendapatan suami/istri

responden maka konsumsi rumah tangga juga akan semakin meningkat.

Saran

Dari analisis yang sudah diperoleh, penulis ingin menyampaikan beberapa saran sebagai

berikut:

1. Tingkat pengeluaran konsumsi rumah tangga sejalan dengan tingkat pendapatan responden

dan pendapatan suami/istri responden yang didapat. Namun, akan lebih baik apabila

pendapatan yang diperoleh tidak semuanya digunakan untuk keperluan konsumsi saja,

sebaiknya ada sejumlah dana dari pendapatan yang disisihkan untuk disimpan/ditabung.

Bagaimanapun tabungan juga penting untuk persiapan kebutuhan dimasa depan terutama

apabila ada kebutuhan yang tidak terduga.

2. Dalam penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan konsumsi rumah tangga diharapkan

dapat menggunakan berbagai variabel yang lebih bervariasi dan metode kausalitas lainnya

sehingga didapat hasil yang lebih sempurna dan dapat melengkapi penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Adiana, Pande Putu Erwin. Karmini, Ni Luh. Pengaruh Pendapatan, Jumlah Anggota Keluarga,

dan Pendidikan terhadap Pola Konsumsi Rumah Tangga Miskin di Kecamatan Gianyar.

Jurnal Ekonomi.

Agustin, Niken. 2012. Analisis Konsumsi Rumah Tangga Petani Padi dan Palawija di Kabupaten

Demak. Semarang: Universitas Diponegoro.

Ambarwati, Niken. 2014. Analisis Kausalitas antara Konsumsi Rumah Tangga dengan PDRB

Perkapita di Jawa Tengah Periode Tahun 1986-2011. Naskah Publikasi: FEB – Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. 2011. Pengertian Keluarga.

(http://sulbar.bkkbn.go.id/ViewArtikel.aspx?ArtikelID=124, diakses pada tanggal 11

Desember 2015)

10

Badan Pusan Statistik Kabupaten Probolinggo. 2012. Kabupaten Probolinggo Dalam Angka 2012.

(http://probolinggokab.bps.go.id/, diakses pada tanggal 12 Desember 2015). Probolinggo.

Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur. 2011. Jawa Timur Dalam Angka 2011.

(http://jatim.bps.go.id/, diakses pada tanggal 11 Desember 2011). Jawa Timur.

Badan Pusat Statistik Tahun. 2003. Pengertian Rumah Tangga.

(https://www.bps.go.id/Subjek/view/id/28, diakses pada tanggal 11 Desember 2015)

BPS. 2015. Pengertian Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga.

(http://sirusa.bps.go.id/index.php?r=istilah/view&id=2388, diakses pada tanggal 11

Desember 2015)

Ciputra. 2015. Pengertian Pendapatan. (http://www.ciputra-uceo.net/blog/2015/11/16/pengertian-

pendapatan, diakses pada tanggal 12 Desember 2015)

Collin, Bryan Lowes. 1994. Kamus Lengkap Ekonomi, Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.

Consultant, Duwi. 2011. Uji Heteroskedastisitas.

(http://duwiconsultant.blogspot.co.id/2011/11/uji-heteroskedastisitas.html, diakses pada

tanggal 14 Desember 2015)

Dumairy, 1997. Perekonomian Indonesia. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta : Penerbit

Erlangga.

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang : Badan

Penerbit Universitas Diponegoro.

Gujarati, Damodar. 2010. Dasar-Dasar Ekonometrika. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Mankiw, N. Gregory. 2000. Teori Makroekonomi Edisi Keempat. Terjemahan : Imam Nurmawan.

Jakarta : Erlangga.

Mapandin, W. Y. 2005. Pengaruh Faktor Sosial Budaya Rumah Tangga Terhadap Konsumsi

Makanan Pokok Masyarakat Di Kecamatan Wamena, Kabupaten Jayawijaya tahun 2005.

Program Pascasarjana Magister Gizi Masyarakat. Universitas Diponegoro. Semarang.

Mapandin, W. Y. 2006. Hubungan Faktor-Faktor Sosial Budaya Dengan Konsumsi Makanan

Pokok Rumah Tangga Pada Masyarakat di Kecamatan Wamena, Kabupaten Jayawijaya

Tahun 2005. Semarang: Universitas Diponegoro.

Muttaqim, Hakim. 2014. Analisis Pengaruh Pendapatan Kepala Keluarga terhadap Konsumsi

Rumah Tangga di Kecamatan Bandar Sakti Kota Lhokseumawe Tahun 2014. Jurnal

Ekonomi.

Nazir, Moh. 1998. Metode Penelitian. Jakarta : Penerbit Ghalia Indonesia.

Nurhikmah. 2009. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengeluaran Konsumsi Rumah

Tangga, “Kelurahan Aek Kota Batu, Kecamatan NA-IX-X, Kabupaten Labuhan Batu

Utara”. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Pracoyo, Kunawangsih, Try, Antyo Pracoyo. 2005. Aspek Dasar Ekonomi Makro di Indonesia.

Jakarta : Penerbit Grasindo.

Samuelson, Paul A dan William D. Nardhaus. 1996. Macro Economy; diterjemahkan oleh Fredi

Saragih, SE. Jakarta: Erlangga.

Santoso, Singgih. 2000. Buku latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta: PT. Elex Media

Komputindo.

11

Service, AnS Consulting. 2009. Uji Multikolinearitas, Heteroskedastisitas, dan Autokorelasi.

(https://tesisdisertasi.blogspot.co.id/2009/12/uji-multikolinearitas.html, diakses pada

tanggal 14 Desember 2015)

Setyowati, Indah. 2007. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Rumah Tangga

Polisi di Kepolisian Resort Kabupaten Pati Tahun 2005. Surakarta: Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Soeharno. 2006. Mikro Ekonomi. USU Press.

Sukirno, Sadono. 2000. Makroekonomi Modern. Jakarta: Rajawali Press.

Sukirno, Sadono. 2007. Makroekonomi Modern. Jakarta: Rajawali Press.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 52 Tahun 2009 tentang Pengertian Keluarga.

(http://referensi.elsam.or.id/2014/10/uu-nomor-52-tahun-2009-tentang-perkembangan-

kependudukan-dan-pembangunan-keluarga/, diakses pada tanggal 12 Desember 2015).