ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KESULITAN BELAJAR SISWA ...

139
1 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI MATERI PETA KELAS X IPS DI SMA NEGERI 12 PEKANBARU OLEH YUNI SEPTIKA AGUSMI NIM : 11811223447 FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU 1443H/2022M.

Transcript of ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KESULITAN BELAJAR SISWA ...

1

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KESULITAN BELAJAR SISWA PADA

MATA PELAJARAN GEOGRAFI MATERI PETA KELAS X IPS

DI SMA NEGERI 12 PEKANBARU

OLEH

YUNI SEPTIKA AGUSMI

NIM : 11811223447

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

1443H/2022M.

2

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KESULITAN BELAJAR SISWA PADA

MATA PELAJARAN GEOGRAFI MATERI PETA KELAS X IPS

DI SMA NEGERI 12 PEKANBARU

Skripsi

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

(S.Pd.)

OLEH

YUNI SEPTIKA AGUSMI

NIM : 11811223447

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

1443H/2022M.

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil‘alamiin, sedalam syukur dan setinggi puji peneliti

ucapkan kehadirat Allah SWT., yang telah memberikan rahmat, taufik dan

hidayahnya kepada peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini,

shalawat dan salam tidak lupa peneliti doakan semoga senantiasa Allah limpahkan

kepada Nabiyullah, Habibullah Muhammad SAW yang telah membawa manusia

dari alam jahiliyah kepada alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.

Dengan izin dan rahmat Allah SWT peneliti dapat menyelesaikan skripsi

dengan judul, “Analisis Faktor-Faktor Kesulitan Belajar Siswa Pada Mata

Pelajaran Geografi Materi Peta Kelas X IPS SMA Negeri 12 Pekanbaru”,

merupakan karya ilmiah yang disusun guna untuk memenuhi semua persyaratan

untuk mencapai gelar sarjana pendidikan pada jurusan Pendidikan Geografi

Fakuktas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim

Riau.

Dalam menyelesaikan karya tulis ini, peneliti mendapat banyak bantuan,

dorongan, bimbingan dan petunjuk serta dukungan dari berbagai pihak secara

moril maupun materi baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh sebab

itu, peneliti mengucapkan terimakasih kepada :

iv

1. Prof. Dr. Hairunnas Rajab, M.Ag., selaku Rektor UIN Sultan Syarif

Kasim Riau, Dr. H. Suryan A. Jamrah, M.A., selaku Wakil Rektor I,

Dr. H. Kusnadi,M.Pd., selaku Wakil Rektor II, Drs. H. Promadi MA,

Ph.D., selaku Wakil Rektor III Universitas Islam Negeri Sultan Syarif

Kasim Riau.

2. Dr. Kadar, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Dr.

H. Zarkasih M.Ag. selaku Wakil Dekan I, Dr. Zubaidah Amir, MZ,

M.Pd., selaku Wakil Dekan II, Dr. Amirah Diniaty, M.Pd., Kons.,

selaku Wakil Dekan III Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas

Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

3. Dr. Muslim, S.Ag., M.Ag., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Geografi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri

Sultan Syarif Kasim Riau., Roswati, S.Pd.I.,M.Pd., selaku Sekretaris

Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Serta seluruh

Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Geografi, yang telah

memberikan ilmu bahkan selalu memberikan dukungan yang luar biasa

dan tak ternilai selama peneliti berkuliah dan menuntut ilmu di Jurusan

Pendidikan Geografi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas

Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

4. Yulia Novita,S.Pd.I.,M.Par., selaku pembimbing yang telah

memberikan bimbingan, arahan, ilmu, petunjuk, nasehat, masukan,

v

beserta dukungan dan motivasi selama awal penyusunan skripsi ini

hingga selesai.

5. Drs. Akmal,M.Pd., selaku Pembimbing Akademik yang telah

memberikan motivasi dan nasehat selama masa perkuliahan ini.

6. Hj. Ernita,S.Pd.,MM. selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 12

Pekanbaru yang telah berkenan memberikan izin sehingga peneliti bisa

melakukan penelitian di Sekolah tersebut. Guru SMA Negeri 12

Pekanbaru dan juga siswa kelas X IPS yang telah berpartisipasi dalam

penelitian ini terutama Yohana Dwi Puteri,S.Pd. selaku guru

pembimbing lapangan selama peneliti melakukan penelitian di SMA

Negeri 12 Pekanbaru.

7. Orang Tua dan Keluarga tercinta yang senantiasa mendoakan,

memotivasi dan memberikan dukungan penuh dan mengharapkan yang

terbaik untuk ananda, serta memberikan dukungan baik secara lisan

maupun materil untuk memudahkan semua yang ananda upayakan

untuk penyelesaian studi sekaligus skripsi ini dari awal hingga akhir.

Terimakasih banyak untuk Ibunda Sulasmiati dan Ayahanda

Agussalim yang tercinta dan tersayang atas semua yang telah ayahanda

dan Ibunda berikan hingga detik ini yang tak terhingga sampai akhir

masa dan akhir batas usia, serta kakak Eka Yulia Agusmi, Abang

Suhendri Agusmi, adik Rendi Agusmi yang selalu memberikan

support dan semangat serta do‘a tulusnya yang tidak dapat ternilai

harganya.

vi

8. Seluruh rekan rekan Pendidikan Geografi 2018 yang telah menemani

hari hari peneliti, memberikan masukan pemikiran dan kenangan

kenangan terindah dalam perjalanan pendidikan Peneliti. Terimakasih

sudah menjadi rekan rekan baik selama ini.

9. Seluruh rekan forum Mahasiswa Bidikmisi Universitas Islam Negeri

Sultan Syarif Kasim Riau angkatan 2018 terkusus Uci Wansafitri, Asti

Iga Sari, dkk.

10. Adik adik dan Kakak tingkat terkhusus Nurcia, S.Pd., Amanda

Syafriani S.Pd., Rendi Bima Setiawan S.H., dan masih banyak lagi

yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu yang sudah memberikan

motivasi kepada peneliti dan selalu memberikan support terbaik

selama ini.

11. Seluruh rekan rekan KKN DR Plus 2021 Reni Syafitri, Hela Nafiatul

Ilmi, Anwar, Ayank Maratul Matsna, Ririn, Iwal, Dewi, Lina, Nia,

Hakika, Ginanjar, Asraf yang sudi memberikan dorongan semangat

kepada peneliti sehingga peneliti bisa menyelesaikan skripsi ini.

12. Guru Madrasah Aliyah Hidayatul Mubtadi‘in dan Guru Sekolah Dasar

Negeri 15 Sabak Auh yang sudi memberikan semangat dan support

kepada Peneliti selama Peneliti menempuh pendidikan.

13. Dan teruntuk teman teman BFF Dewi Yumalinda, Putri Adly Yanie,

Jannati Afrila, Riri Wahyuni Rahayu, Dwi Renti Angraini, Khairuddin,

Mega Julianti, yang sudah memberikan motivasi dan semangat kepada

vii

peneliti dalam menyelesaikan skripsi dan selalu mendengarkan keluh

kesah Peneliti peneliti, kalian adalah teman teman terbaikku.

14. Selanjutnya peneliti menyadari bahwa penelitian skripsi ini masih

terdapat kekurangan, untuk itu peneliti mengharapkan dengan segala

kerendahan hati, kritikan dan saran dari semua pihak guna perbaikan

untuk menuju kesempurnaan. Akhirnya kepada Allah SWT peneliti

serahkan segala-galanya.

Pekanbaru, 29 Desember 2021

Peneliti

YUNI SEPTIKA AGUSMI

NIM. 11811223447

viii

PERSEMBAHAN

Ibu dan Bapak, kalian berdua merupakan pemicu semangat

terbesarku hingga saat ini, kalian mendidik dengan sangat baik,

memberikan kasih sayang dengan begitu baik, didikan terbaik juga

kalian berikan kepada anakmu ini.

Terimakasih sudi menemani hingga saat ini, dari anakmu menempuh

pendidikan dasar hingga saat ini. Kekangan kalian, itu merupakan

didikan terbaik bagiku.

Meskipun kalian tidak berasal dari orang berpendidikan tinggi,

hanya sebatas tamatan SMA, tapi kalian berdua selalu meyakinkan

anakmu untuk bisa menjadi lebih dari kalian, semua pengorbanan

kalian lakukan dengan begitu tulus, anakmu ini tak akan sanggup

membalasnya.

Semoga Allah SWT membalas dengan baik.

Laki laki pertama dan terakhir yang paling aku cintai.

Perempuan pertama dan perempuan terakhir yang paling aku cintai.

Terimakasih sudah mendidik anakmu ini dengan begitu baik, sebab

itu kebahagiaan kalian sudah termasuk kebahagiaanku.

Memiliki kalian berdua sudah lebih dari apapun, tidak juga kurang

suatu apapun.

Terimakasih ayah, bunda.

ix

ABSTRAK

Yuni Septika Agusmi, (2021): Analisis Faktor-Faktor Kesulitan Belajar

Siswa Pada Mata Pelajaran Geografi

Materi Peta Kelas X Di SMA Negeri 12

Pekanbaru Tahun Ajaran 2021/2022.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) Faktor internal yakni faktor

yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri yang menjadi penyebab kesulitan

belajar Geografi khususnya materi pemetaan. 2) Faktor eksternal yakni faktor

yang berasal dari luar siswa yang menjadi penyebab kesulitan belajar Geografi

khususnya materi pemetaan.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X IPS semester

ganjil Sekolah Menengah Atas Negeri 12 Pekanbaru (SMA N 12 Pekanbaru) yang

telah menggunakan Kurikulum 2013. Jumlah informan dalam penelitian ini

sebanyak 5 siswa dengan pengambilan sampel menggunakan teknik purposive

sampling, pengambilan sampel berdasarkan kriteria tertentu yakni siswa yang

mendapatkan nilai jauh dibawah KKM.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan, antara lain: 1) Faktor

internal penyebab kesulitan belajar siswa diantaranya tidak memiliki tujuan

belajar yang jelas, kurangnya minat, kesehatan yang sering terganggu, kebiasaan

belajar dan kurangnya penguasaan terhadap materi. 2) Faktor eksternal penyebab

kesulitan belajar siswa diantaranya faktor lingkungan sekolah, lingkungan

keluarga dan lingkungan masyarakat.

Kata Kunci: Kesulitan Belajar, Mata Pelajaran Geografi Materi Peta

x

ABSTRACT

Yuni Septika Agusmi, (2022): The Analysis of Student Learning Difficulty

Factors on Map Lesson of Geography Subject

at the Tenth Grade of State Senior High

School 12 Pekanbaru in the Academic Year of

2021/2022

This research aimed at knowing 1) internal factors coming from within the

students themselves that caused difficulties in learning Geography, especially

mapping material. 2) external factors coming from outside the students that

caused difficulties in learning Geography, especially on Mapping lesson. All of

the tenth-grade students of Social Science at the first semester in State Senior

High School 12 Pekanbaru using 2013 Curriculum were the population of this

research. Purposive sampling technique was used in this research. Based on the

research findings, it could be concluded that 1) there were two factors influencing

learning difficulties—internal and external, 2) in the internal factors, there were

several obstacles in the indicators, the factors were physical health, learning

objectives, learning interest, study habits and material mastery; in the external

factors, there were obstacles in the factors of school, family, and community

environments.

Keywords: Learning Difficulty, Geography Subject, Map Lesson

xi

xii

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN ....................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ iii

PERSEMBAHAN ................................................................................................................. viii

ABSTRAK .............................................................................................................................. ix

DAFTAR ISI .......................................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ................................................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................................ xvi

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1

B. Permasalahan................................................................................................................... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................................................... 8

D. Penegasan Istilah ........................................................................................................... 10

BAB II KAJIAN TEORI ....................................................................................................... 12

A. Konsep Teoritis ............................................................................................................. 12

B. Penelitian Yang Relevan ............................................................................................... 52

C. Fokus Penelitian ............................................................................................................ 58

D. Kerangka Berpikir ......................................................................................................... 60

BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................................... 63

A. Jenis Penelitian .............................................................................................................. 63

B. Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................................................... 63

C. Subjek dan Objek Penelitian ......................................................................................... 65

D. Informan Penelitian ....................................................................................................... 65

E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................................ 66

F. Instrumen Penelitian...................................................................................................... 68

G. Teknik Analisis Data ..................................................................................................... 69

H. Keabsahan Data ............................................................................................................. 71

xiii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................................... 73

A. Deskripsi Lokasi Penelitian........................................................................................... 73

B. Sejarah Singkat Berdirinya SMA Negeri 12 Pekanbaru ............................................... 75

C. Penyajian Data Penelitian ............................................................................................. 89

D. Analisis Data Hasil Penelitian ..................................................................................... 103

BAB V PENUTUP ................................................................................................................ 115

A. Kesimpulan ................................................................................................................. 115

B. Saran ............................................................................................................................ 116

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 121

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................................ 124

BIOGRAFI PENULIS ......................................................................................................... 164

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel II.1 Kerangka Berpikir ................................................................................................... 62

Tabel III.1 Proses Analisis Data Skema Miles dan Huberman ................................................ 71

Tabel IV.1 Data Siswa SMA Negeri 12 Pekanbaru Berdasarkan Usia.................................... 74

Tabel IV.3 Data Siswa SMA Negeri 12 Pekanbaru Berdasarkan Agama ............................... 74

Tabel IV.4 Data Siswa SMA Negeri 12 Pekanbaru Berdasarkan Penghasilan Wali ............... 75

Tabel IV.5 Data Siswa SMA Negeri 12 Pekanbaru Berdasarkan Tingkat .............................. 75

Tabel IV.6 Keadaan Fisik Sekolah........................................................................................... 80

Tabel IV.7 Daftar Guru SMA Negeri 12 Pekanbaru................................................................ 84

Tabel IV.8 Struktur Organisasi SMA Negeri 12 Pekanbaru .................................................... 89

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar III.1 Peta Lokasi Penelitian ........................................................................................ 64

Gambar IV.1 Lokasi Sekolah SMA Negeri 12 Pekanbaru ...................................................... 73

Gambar IV.2 Denah Sekolah SMA Negeri 12 Pekanbaru ....................................................... 81

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Kisi Kisi Instrumen Wawancara Guru Mata Pelajaran ................................ 125

LAMPIRAN 2 Kisi Kisi Instrumen Wawancara Siswa ........................................................ 127

LAMPIRAN 3 Rekapan Jawaban Dari Guru Mata Pelajaran.............................................. 129

LAMPIRAN 4 Rekanpan Jawaban Dari Informan Penelitian 1 ........................................... 134

LAMPIRAN 5 Rekanpan Jawaban Dari Informan Penelitian 2 ........................................... 136

LAMPIRAN 6 Rekanpan Jawaban Dari Informan Penelitian 3 ........................................... 138

LAMPIRAN 7 Rekanpan Jawaban Dari Informan Penelitian 4 ........................................... 140

LAMPIRAN 8 Rekanpan Jawaban Dari Informan Penelitian 5 ........................................... 143

LAMPIRAN 9 Suasana Saat Proses Pembelajaran .............................................................. 145

LAMPIRAN 10 Konsultasi Dengan Wakil Kurikulum Terkait Penelitian .......................... 146

LAMPIRAN 11 Wawancara Dengan Guru Mata Pelajaran Geografi .................................. 147

LAMPIRAN 12 Dokumentasi Dengan Satpam SMA Negeri 12 Pekanbaru........................ 148

LAMPIRAN 13 Dokumentasi Wawancara Dengan Informan Penelitian ............................ 149

LAMPIRAN 14 SK Pembimbing ......................................................................................... 152

LAMPIRAN 15 Lembar Pengesahan Ujian Proposal........................................................... 153

LAMPIRAN 16 Lembar Surat Pra Riset (Izin Riset) Fakultas Tarbiyah ............................. 154

LAMPIRAN 17 Lembar Surat Balasan Pra (Izin Riset) Sekolah ......................................... 155

LAMPIRAN 18 Surat Izin Riset Fakultas Tarbiyah ............................................................. 156

LAMPIRAN 19 Surat Rekomendasi Izin Riset .................................................................... 157

LAMPIRAN 20 Surat Izin Riset Dinas Pendidikan ............................................................. 158

LAMPIRAN 21 Lembar Surat Pasca Riset Dari Sekolah .................................................... 159

LAMPIRAN 22 Denah SMA Negeri 12 Pekanbaru ............................................................. 160

LAMPIRAN 23Peta Lokasi SMA Negeri 12 Pekanbaru...................................................... 161

LAMPIRAN 24 Blangko Kegiatan Bimbingan Skripsi ........................................................ 162

LAMPIRAN 25 Struktur Organisasi Sma Negeri 12 Pekanbaru .......................................... 163

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan upaya penting untuk meningkatkan kualitas

pengetahuan dan potensi yang terdapat dalam diri manusia. Pendidikan

memiliki peranan penting dalam menciptakan siswa yang tangguh, kreatif,

dan professional dalam bidang masing-masing. Menurut Undang-Undang

No. 20 tahun 2003 ―Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan

untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman

dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat

berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang

demokratis serta bertanggung jawab‖.

Ayat Al-Qur‘an yang pertama kali diturunkan menganjurkan

manusia supaya mencari ilmu. Allah swt. Berfirman, dalam (Q.S Al-Alaq/

96:1-4)

ن هن علق ٱقزأ وربك ٱلكزم ٱقزأ بٱسن ربك ٱلذي خلق نس ٱلذي علن بٱلقلن خلق ٱل

ن ها لن يعلن نس علن ٱل

Terjemahannya:

1. Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan.

2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

2

3. Bacalah, dan Tuhanmu Yang Maha mulia.

4. Yang mengajar (manusia) dengan pena.

Ayat diatas merupakan sebuah konsep dasar pendidikan secara

tersurat yang jauh sebelumnya telah digariskan oleh Allah swt. Hal

tersebut tentang gambaran tentang pola-pola pembelajaran secara teknis

seperti: membaca, menulis, menghafal, dan yang jelas ikhtiar sebagai

manifestasi usaha manusia sebagai makhluk yang lemah di hadapan Allah

SWT. Kunci keberhasilan pembangunan sekarang dan masa depan

mendatang bagi bangsa adalah pendidikan. Pendidikan menjadi sentral jika

kita menginginkan sukses menghadapi gelombang globalisasi. Pendidikan

juga merupakan sumber utama pengetahuan untuk mewujudkan

keberhasilan dalam era ekonomi informasi baru. Pendidikan yang baik dan

kuat merupakan kunci sukses menuju kemakmuran ekonomi dan standar

hidup yang layak dan manusiawi.1

Pesatnya perkembangan dunia pendidikan di era globalisasi ini,

terutama di bidang teknologi dan ilmu pengetahuan, maka pendidikan

nasional juga harus terus menerus dikembangkan seirama dengan zaman.

Pendidikan bahkan menjadi salah satu aspek keberhasilan suatu bangsa.

Paradigma mengukur kemajuan suatu bangsa saat ini sudah bergeser, yaitu

dari yang semula mengukur kemajuan suatu bangsa dengan bertumpu

semata mata pada kekayaan Sumber Daya Alam (SDA), menjadi

mengukur kemajuan suatu bangsa dengan bertumpu pada kekuatan

1 Ibadullah Malawi dan Ani Kadarwati, Pembaharuan Pembelajaran Di Sekolah Dasar.

:PT. Media Grafika, 2019. h. 69.

3

Sumber Daya Manusia (SDM).2 Peningkatan Sumber Daya Manusia

hanya dapat diperoleh melalui jalur pendidikan, oleh karena itu, dengan

melihat paradigm tersebut, maka setiap bangsa diharuskan untuk

meningkatkan mutu pendidikannya.

Tujuan pendidikan adalah membentuk Sumber Daya Manusia

(SDM) yang berkualitas tinggi yaitu manusia yang mampu menghadapi

perkembangan zaman. Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai

nilai yang baik, luhur, pantas, benar, dan indah untuk kehidupan. Karena

itu tujuan pendidikan memiliki dua fungsi yaitu memberikan arah kepada

segenap kegiatan pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai

oleh segenap kegiatan pendidikan.3 Melalui kegiatan pembelajaran, guru

akan menyampaikan bahasan bahasan yang harus dikuasai oleh siswa, oleh

karena itu kegiatan pembelajaran dapat dikatakan sebagai suatu proses

yang kompleks. Dikatakan kompleks karena kegiatan pembelajaran

melibatkan berbagai aspek yang saling mempengaruhi satu dengan lainnya

misalnya pokok bahasan dan siswa. Pokok bahasan dan siswa merupakan

bagian yang tidak dapat dipisahkan karena keduanya memiliki hubungan

yang erat dalam kesuksesan pembelajaran. Oleh karena itu, untuk

mencapai suatu pembelajaran yang tuntas maka keduanya perlu mendapat

perhatian kusus. Terdapat berbagai prilaku dan karakteristik siswa yang

2 Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran (Cet. 1; Jakarta:

Kencana, 2009), h. 2. 3 Tirtahardjo dan Sulo. Pengantar Pendidikan. Jakarta.Rineka Cipta, 2005, h. 37.

4

unik, yang akan dijumpai oleh guru dalam melaksanakan proses

pembelajaran.4

Usaha perbaikan dan peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia

telah lama dilakukan. Evaluasi merupakan salah satu rangkaian kegiatan

dalam meningkatkan kualitas, kinerja atau produktivitas suatu lembaga

dalam melaksanakan programnya.5 Oleh karena itu evaluasi merupakan

sub sistem yang terpenting dalam sistem pendidikan. Evaluasi berfungsi

sebagai alat pengukur keberhasilan digunakan untuk mengukur seberapa

jauh tujuan pembelajaran yang telah tercapai, sekaligus mengukur

ketuntasan atau pencapaian hasil belajar siswa sesuai dengan target

pendidikan. Selain itu, evaluasi juga akan memberikan informasi

mengenai kelebihan dan kekurangan dari model, strategi, pendekatan,

metode, atau teknik yang digunakan dalam kegiatan atau proses

pembelajaran.

Pelajaran geografi bukanlah mata pelajaran yang bersifat hafalan,

tetapi melainkan mata pelajaran yang sebagian besar materinya lebih

bersifat teoristis dan teks yang siswanya tidak hanya dituntut untuk

menghafal tetapi siswa diharapkan mampu memahami materi yang

dipelajari dengan baik.

Berdasarkan wawancara awal pada tanggal 08 Oktober 2021

dengan beberapa siswa SMA N 12 Pekanbaru dan beberapa guru disana,

4 Irham, M. dan Wiyani, Psikologi Pendidikan Teori dan Aplikasi Dalam Proses

Pembelajaran. Jakarta:Ar-Ruzza Media, 2013, h. 260 5 Djemari Mardapi, Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Nontes (Yogyakarta: Mitra

Cendekia Press, 2008), h. 8.

5

bahwa terdapat masalah pada hasil belajar siswanya yakni pada saat ujian

maupun ulangan, banyak dari mereka yang mendapatkan nilai tidak

memenuhi standar KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal 75), prestasi

belajar mata pelajaran Geografi pada materi Peta di kelas X masih

tergolong belum optimal. Hal ini dibuktikan dengan rendahnya nilai ujian

harian siswa dalam mata pelajaran ini terutama pada materi Peta, apabila

nilai harian geografi tidak mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)

berarti siswa tersebut mengalami kesulitan dalam belajar dan memahami

pelajaran. Rendahnya hasil belajar siswa ini dipengaruhi oleh faktor

kesulitan belajar yang terdiri dari faktor internal dan eksternal. Kesulitan

belajar merupakan suatu kondisi dimana siswa tidak dapat belajar sebagai

mana mestinya karena keterbatasan yang dialami, bisa berkaitan dengan

intelegensi ataupun non intelegensi. Umumnya kesulitan belajar ini

banyak sekali ragamnya.6

Hadits yang menjelaskan tentang pendidikan dan menjadi

pendidikan yang baik :

Artinya:‖ Jadilah pendidik yang penyantun, ahli fikih, dan ulama.

Disebut pendidik apabila seseorang mendidik manudia

dengan memberikan ilmu sedikit-sedikit yang lama-lama

menjadi banyak." (HR. Bukhari).‖

6 Nora Yuniar Setyaputri, Bimbingan Dan Konseling Belajar (Bandung: Penerbit Media

Sains Indonesia, 2021), h. 35.

6

Untuk meminimalisir dan guna untuk meingkatkan nilai siswa

dalam mata pelajaran ini guru harus melakukan upaya agar siswa mampu

menerima pelajaran dengan baik dan diselesaikan dengan baik pula

diantaranya dengan cara melakukan diagnosa mengapa siswa tersebut bisa

mengalami kesulitan dalam menerima pembelajaran, hadis diatas

merupakan salah satu hadis yang mampu menjelaskan bahwa menjadi

seorang pendidik seharusnya memberikan ilmu sedikit demi sedikit, dalam

kaitannya upaya untuk meminimalisir kesulitan belajar siswa itu dapat di

capai.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik

mengambil penelitian yang berjudul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR

KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN

GEOGRAFI MATERI PETA KELAS X IPS DI SMA NEGERI 12

PEKANBARU”

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah dikemukakan sebelumnya

maka dapat diidentifikasikan permasalahannya yaitu:

a. Hasil belajar siswa yang tergolong masih rendah.

b. Pemaparan materi geografi masih kurang efektif.

c. Keluhan kurang pahamnya siswa terhadap mata pelajaran geografi.

7

d. Tidak sesuainya metode pembelajaran yang diberikan saat

pembelajaran berlangsung.

e. Siswa kurang paham terhadap mata pelajaran geografi.

2. Batasan Masalah

Sehubungan dengan banyaknya permasalahan yang teridentifikasi

maka penelitian ini hanya membatasi pada masalah menganalisa faktor

internal dan eksternal kesulitan belajar yang dialami siswa dalam mata

pelajaran geografi di kelas X IPS SMA Negeri 12 Pekanbaru.

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Apa faktor internal yang menyebabkan kesulitan belajar siswa

pada mata pelajaran ips geografi terkusus materi peta di SMA

Negeri 12 Pekanbaru ?

b. Apa faktor eksternal yang menyebabkan kesulitan belajar siswa

pada mata pelajaran ips geografi terkusus materi peta di SMA

Negeri 12 Pekanbaru ?

8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini

dilakukan untuk mencapai beberapa tujuan sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui faktor internal penyebab kesulitan belajar siswa

dalam mata pelajaran geografi materi peta di kelas X IPS SMA N

12 Pekanbaru.

b. Untuk mengetahui faktor eksternal penyebab kesulitan belajar

siswa dalam mata pelajaran geografi materi peta di kelas X IPS

SMA N 12 Pekanbaru.

c. Sebagai syarat untuk mendapatkan gelar S1 Jurusan Pendidikan

Geografi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam

Negeri Islam Sultan Syarif Khasim Riau.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

1) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi

referensi teori belajar dan kesulitan belajar bagi seluruh praktisi

pendidikan untuk lebih memperhatikan siswa terutama bagi

siswa yang terdiagnosa mengalami kesulitan belajar.

2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi

untuk penelitian selanjutnya.

9

b. Manfaat Praktis

1) Bagi Sekolah

Mampu memberikan sumbangan pemikiran dan memberi

kontribusi menyeluruh sehingga dapat meningkatkan mutu

pendidikan disekolah yang diteliti.

2) Bagi Guru

Dapat dijadikan pedoman yang dapat digunakan dalam

menunjang mutu pembelajaran di sekolah, terutama lebih

memperhatikan siswa.

3) Bagi Siswa

Dapat memotivasi semangat siswa untuk senantiasa

semangat dalam proses pembelajaran dan dan mampu mencari

jalan keluar terhdap kesulitan belajar.

4) Bagi Peneliti

Untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang

bagaimana seharusnya proses pembelajaran dikelas dan sebagai

alat bantu untuk lebh dekat dengan siswa dan mengetahui

faktor faktor diantara yang membuat siswa mengalami

kesulitan belajar sehingga masalah terpecahkan dan bisa

membantu dalam proses pembelajaran.

10

D. Penegasan Istilah

Untuk menghindari agar jangan sampai terjadi kesalahpahaman

tentang istilah istilah yang ada di dalam penelitian ini, maka peneliti perlu

menjelaskan pengertian-pengertian tersebut yakni sebagai berikut:

1. Analisis

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia karangan Suharso dan Ana

Retnoningsih (2005), analisis adalah penyelidikan terhadap suatu

peristiwa (karangan, perbuatan dan sebagainya) untuk mengetahui

keadaan yang sebenarnya (sebab musabab, duduk perkara dan

sebagainya).

Berikut beberapa pengertian analisis.7

a. Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (pebuatan,

karangan dan sebagainya) untuk mendapatkan fakta yang tepat

(asal usul, sebab, penyebab sebenarnya, dan sebagainya).

b. Analisis adalah penguraian poko persoalan atas bagian bagian,

penelaahan bagian bagian tersebut dan hubungan antar bagian

untuk mendapatkan pengertian yang tepat dengan pemahaman

secara keseluruhan.

c. Analisis adalah penjabaran (pembentangan) sesuatu hal, dan

sebagainya setelah ditelaah secara seksama.

d. Analisis adalah proses pemecahan masalah pemecahan masalah

yang dimulai dengan hipotesis (dugaan, dan sebagainya) sampai

7 Salim, Peter dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer (Jakarta: Modern

English Press, 2002), h. 1.

11

terbukti kebenarannya melalui beberapa kepastian (pengamatan,

percobaan, dan sebagainya).

2. Kesulitan Belajar

Merupakan suatu kondisi yang menimbulkan hambatan dalam

proses belajar seseorang. Hambatan itu menyebabkan orang tersebut

mengalami kegagalan atau setidak-tidaknya kurang berhasil dalam

mencapai tujuan belajar. Diagnosa kesulitan belajar adalah suatu usaha

yang dilakukan untuk menentukan apakah seorang siswa mengalami

kesulitan belajar atau tidak dengan cara melihat indikasi diantaranya:

nilai mata pelajaran dibawah sedang, nilai yang diperoleh siswa sering

dibawah nilai rata-rata, prestasi yang dicapai tidak seimbang dengan

tingkat intelegensi yang dimiliki, perasaan siswa dan kondisi siswa

yang bersangkutan.8

3. Siswa

Siswa adalah mereka yang secara khusus diserahkan oleh orang tua

untuk mengikuti pembelajaran yang diselenggarakan di sekolah

dengan tujuan untuk menjadi manusia yang memiliki pengetahuan,

berketerampilan, berpengalaman, berkepribadian, berakhlas dan

mandiri.

8 Thursan hakim, Belajar Secara Efektif (Jakarta: Niaga Swadaya, 2007), h. 22.

12

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Konsep Teoritis

1. Pengertian Belajar

Belajar menurut para behavior adalah sesuatu yang dilakukan

orang untuk merespon stimulasi eksternal. Pandangan ini merupakan

perubahan penting dari model model sebelumnya, yang menekankan

pada kesadaran dan intropeksi dan belum menghasilkan banyak

temuan yang dapat digenerelisasikan tentang bagaimana orang

belajar.9

Ada asumsi atau sebuah anggapan bahwa belajar adalah semata-

mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam

bentuk informasi dari materi pembelajaran. Ada pula yang

beranggapan bahwa belajar adalah latihan belaka seperti yang nampak

dalam latihan membaca dan menulis. Padahal, sesungguhnya menurut

Skinner belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah

laku yang berlangsung secara progresif.10

Menurut teori belajar kognitivisme, belajar adalah perubahan

persepsi dan pemahaman. Perubahan persepsi dan pemahaman ini

tidak selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang dapat diamati.

Kledern menegaskan bahwa belajar pada dasarnya berarti

9 Pudyo Susanto, Belajar Tuntas, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2018), h. 20.

10 Robert Angkowo dan Kosasih, Optimalisasi Media Pembelajaran (Jakarta: PT

Grasindo, 2007), h. 47.

13

mempraktekkan sesuatu, sedangkan belajar tentang sesuatu berarti

mengetahui sesuatu.11

Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu yang

terjadi akibat interaksi dengan lingkungan, sebagai sebuah

pengalaman. Sebagian besar ahli pendidikan telah mencoba

merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. Sering pula

ditemukan rumusan itu berbeda satu sama lainnya sesuai dengan sisi

pandang masing masing. Pada uraian ini akan dikemukakan beberapa

rumusan tentang belajar yang umum digunakan metodologi

pembelajaran12

Pertama, belajar di definisikan sebagai modifikasi atau perubahan

perilaku melalui pengalaman (learning is defined as the modification

or strengthening of behavior through experience). Berdasarkan

pengertian ini, belajar bukan suatu hasil dan bukan pula suatu tujuan

tetapi merupakan suatu proses atau suatu aktivitas. Belajar tidak hanya

proses mengingat atau menghafal, tetapi lebih jauh dari itu, yakni

proses mengalami sesuatu. Pengertian ini berbeda dengan pengertian

lama yang menyatakan bahwa belajar adalah memperoleh

pengetahuan. Pengertian lama ini bukan salah tetapi belum sempurna.

Kedua, belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu

yang terjadi akibat interaksi dengan lingkungan. Pengertian ini

menekankan pada interaksi individu dengan lingkungannya. Ketiga,

11

Ibid. 12

Prof. Dr. Lufri, dkk, Metodologi Pembelajaran: Strategi. Pendekatan, Model, Metode

Pembelajaran (Malang: Penerbit CV IRDH, 2020), h. 15.

14

belajar merupakan perpaduan kedua pengertian diatas, yaitu

merupakan suatu proses atau aktivitas individu dalam bentuk interaksi

dengan lingkungannya seingga terjadi pengalaman belajar.13

Belajar adalah suatu proses perubahan didalam keperibadian

manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk

peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan

kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan,

daya piker, dan lain lain kemampuan.14

Dari definisi diatas, yang sangat perlu kita garis bawahi adalah

bahwa peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang

diperlihatkan dalam bentuk bertambahnya kualitas dan kuantitas

kemampuan orang itu didalam berbagai bidang. Jika di dalam suatu

proses belajar seseorang tidak mendapatkan suatu peningkatan kualitas

dan kuantitas kemampuan, dapat dikatakan orang tersebut sebenarnya

belum mengalami proses belajar atau dengan kata lain ia mengalami

kegagalan di dalam proses belajar.

Proses belajar adalah suatu hal yang kompleks, tetapi dapat juga

dianalisis dan diperinci dalam bentuk prinsip prinsip atau asas asas

belajar. Hal ini perlu diketahui agar kita memiliki pedoman dan teknik

belajar yang baik. Prinsip-prinsip itu adalah :

a. Belajar harus bertujuan dan terarah. Tujuan akan menuntunnya

dalam belajar untuk mencapai harapan harapannya.

13

Ibid, 16. 14

Thursan Hakim, Belajar Seacara Efektif (Jakarta: Puspa Swara, 2005), h. 1.

15

b. Belajar memerlukan bimbingan, baik bimbingan dari guru atau

buku pelajaran.

c. Belajar memerlukan pemahaman atas hal hal yang dipelajari

sehingga diperoleh pengertian-pengertian.

d. Belajar memerlukan latihan dan ulangan agar materi pelajaran yang

telah dipelajari dapat dikuasai.

e. Belajar adalah suatu proses aktif dimana terjadi saling pengaruh

secara dinamis antara murid dengan lingkungannya.

f. Belajar harus disertai keinginan dan kemauan yang kuat untuk

mencapai tujuan.

g. Belajar dikatakan berhasil apabila telah sanggup menerapkan ke

dalam bidang praktek sendiri sendiri.15

Belajar dalam arti luas merupakan suatu proses yang

memungkinkan timbulnya atau berubahnya suatu tingkah laku baru

yang bukan disebabkan oleh kematangan dan seuatu hal yang bersifat

sementara sebagai hasil dari terbentuknya respons utama.16

Belajar

merupakan aktivitas, baik fisik maupun psikis yang menghasilkan

perubahan tingkah laku yang baru pada diri individu yang belajar

dalam bentuk kemampuan yang relative konstan dan bukan

disebabkan oleh kematangan atau sesuatu yang bersifat sementara.

15

Zainal Aqib, Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran. (Surabaya: Insan

Cendekia,2002), h. 44.45. 16

Noehi Naution, Materi Pokok Psikologi Pendidikan (Jakarta: Direktoral Jenderal

Pembinaan Kelembangaan Agama Islam Dep. Agama dan Universitas Terbuka, 1993), h. 4.

16

Perubahan kemampuan yang disebabkan oleh kematangan,

pertumbuhan dan perkembangan seperti anak yang mampu berdiri dari

duduknya atau perubahan fisik yang disebabkan oleh kecelakaan tidak

dapat dikategorikan sebagai hasil dari perbuatan belajar meskipun

perubahan itu berlangsung lama dan konstan. Menurut Slameto bahwa

belajar ialah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan sebagai hasil dari pengalamannya sendiri dalam

berinteraksi dengan lingkungannya.17

2. Beberapa Prinsip Belajar

Proses belajar dapat kita perinci di dalam beberapa prinsip dasar.

Dengan memahami dan menerapkan prinsip prinsip tersebut, kita akan

dapat memiliki arah dan pedoman yang jelas di dalam belajar. Dengan

memahami perinsip prinsip belajar tersebut kita akan relative lebih

mudah dan lebih cepat berhasil dalam belajar. Dengan berpedoman

pada prinsip-prinsip belajar itu, kita akan menemukan metode belajar

yang efektif.

Adapaun prinsip prinsip belajara tersebut sebagai berikut18

:

a) Belajar Harus Berorientasi Pada Tujuan Yang Jelas

Dengan menetapkan suatu tujuan yang jelas, setiap orang

akan dapat menentukan arah dan juga tahap tahap belajar yang

17

Slameto, Belajar dan Faktor Faktor Yang Mempengaruhinya (Jakarta: PT Rineka

Cipta, 1995), h.2. 18

Thursan Hakim, Belajar Secara Efektif (Jakarta: Puspa Swara, 2005), h. 2-10.

17

harus di lalui dalam mencapai tujuan belajar tersebut. Selain itu,

dengan adanya tujuan belajar yang jelas, keberhasilan belajar

seseorang dapat dilihat dari sejauh mana ia mampu mencapai

tujuan belajarnya itu.

b) Proses Belajar Akan Terjadi Bila Seseorang Dihadapkan Pada

Situasi Problematika

Sesuatu yang bersifat problematis (mengandung masalah

dengan tingkat kesulitan tertentu), akan merangsang seseorang

untuk berpikir dalam memecahkannya. Semakin sulit problem atau

suatu permasalahan yang dihadapi seseorang, akan semakin keras

orang tersebut berpikir untuk memecahkannya. Sesuatu yang

bersifat problematis jelas memerlukan pengertian yan mendalam

untuk dapat dipecahkan. Oleh karena itu, setiap guru yang baik

akan memberikan pelajaran kepada murid muridnya dengan

sesering mungkin menghadapkan mereka pada situasi yang

mengandung problematis.

c) Belajar Dengan Pengertian Akan Lebih Bermakna Daripada

Belajar Dengan Hafalan

Belajar dengan pengertian lebih memungkinkan seseornag

untuk lebih berhasil dalam menerapkan dan mengembangkan

segala hal yan sudah dipelajari dan dimengertinya. Sebaliknya,

belajar dengan hafalan mungkin hasilnya hanya tampak dalam

bentuk kemampuan mengingat pelajaran itu saja. Walaupun

18

umpamanya pelajaran yang dihafalkannya itu berjumlah sangat

banyak, ia akan kurang bosa menerapkan dan mengembangkannya

menjadi suati pemikiran baru yang lebih bermanfaat.

Sebagai contoh, kepada seorang siswa diajukan suatu

pertanyaan :‖Berapa abad bangsa Indonesia dijajah bangsa Belanda

? siswa tersebut dapat menjawab dengan tepat: ―tiga setengah

abad‖. Jawaban itu hanyak mencerminkan kemampuan siswa

didalam menghafal, dan jawaban itu kurang bisa diterapkan dan

dikembangka untuk menghasilka suatu pemikirnbaru yang lebih

bermakna. Lain halnya kepada siswa diajukan pertanyaan sebagai

berikut :‖Mengapa bangsa Indonesia bisa dijajah sampai selama

tiga setengah abad?‖ untuk menjawab pertanyaan ini tentu

diperlukan autu pengertian dan pemikiran yang mendalam.

Jawaban itu akan mencerminkan kemampuan siswa dalam hal

berpikir. Jawaban itu akan menyebabkan siswa dapat menemukan

suatu pemikiran baru yang lebih bermakna dan lebih bermanfaat.

Bukankah untuk menjawab pertanyaan ini siswa akan dirangsang

untuk mengoreksi kelemahan dan kelebihan bahasa dan juga

mengoreksi kelebihan serta kelemahan bangsa penjajah.

Pada akhirnya siswapun akan dapat menemukan dan

menerapkan suatu pemikiran baru yang lebih bermanfaat serta

relevan dengan kehidupan siswa itu sendiri. Misalnya, siswa dapat

menemukan suatu pemikiran bahwa persatuan bangsa merupakan

19

hal yang mutlak perlu untuk membentuk bangsa yang kuat.

Persatuan bangsa tersebut dapat dimulai dengan menggalang

persatuan antarpelajar yang merupakan suatu hal yang sangat

penting untuk memperkuat ketahanan sekolah dan mencegah

perkelahian antar pelajar.

d) Belajar Merupakan Proses Yang Kontiniu

Didalam definisi belajar, kita telah dapat mengetahui bahwa

belajar merupakan suatu proses yang tentu saja memerlukan waktu.

Kitapun menyadari bahwa pikiran manusia memiliki keterbatasan

dalam menyerap ilmu dalam jumlah banyak sekaligus. Karena itu,

belajar harus dilakukan secara kontiniu di dalam jadwal waktu

tertentu dengan jumlah materi yang sesuai dengan kemampuan

kita.

Hal ini hampir sama dengan kemampuan perut dalam

menyerap makanan (nasi) sebanyak sembilan piring; kita

memerlukan waktu tiga hari dengan jadwal makan tiga kali sehari.

Kita tidak akan mungkin memakan nasi sebanyak sembilan piring

dalam waktu yang sama. Karena itu, lakukanlah belajar secara

kontiniu dengan jadwal yang teratur, sesuai dengan waktu yang

tersedia bagi kita.

Sangat perlu dipahami bahwa belajar secara kontniu,

walaupun sedikit, akan jauh lebih baik dan manfaat daripada

belajar banyak dalam waktu satu malam sekaligus. Prinsip ini

20

berlaku untuk proses belajar dengan hafalan, pengertian, ataupun

keterampilan.

e) Belajar Memerlukan Kemauan Yang Kuat

Sebagaimana kita ketahui bahwa keberhasilan dalam

bidang apapun memerlukan kemauan yang kuat. Hal yang sering

menjadi masalah adalah bagaimana membuat kemauan belajar itu

kuat dan stabil ? Bukankah kemauan belajar seseorang itu sering

menjadi semakin lemah dan membuat ia malas belajar ?

Untuk menjawab pertanyaan ini, kita harus kembali pada

prinsip belajar yang pertama, yaitu belajar harus mempunyai tujuan

yang jelas. Untuk memiliki kemauan belajar yang kuat, yang

terutama harus kita lakukan adalah menetapkan tujuan yang jelas

sebelum memilih bidang studi tertntu untuk dipelajari. Tujuan yang

jelas dan benar benar diinginkan seseorang, akan menyebabkan

orang tersebut selalu berusaha untuk belajar dengan rajin agar apa

yang menjadi tujuannya itu tercapai.

Untuk lebih memperjelas pengertian diatas, berikut ini kami

berikan contoh. Orang yang berjalan kaki dengan arah tujuan yang

jelas, tentu saja kemauannya untuk berjalan akan lebih kuat dan

pasti daripada orang lain yang berjalan kaki hanya untuk luntang

lantung tanpa tujuan yang pasti.

Contoh lain, misalnya saja seorang guru yang mengajar dua

buah sekolah yang berbeda, yaitu sekolah kejuruan seperti SMK

21

dan sekolah umum seperti SMU. Guru tersebut akan dapat melihat

motivasi belajar para siswa SMK lebih kuat daripada siswa SMU.

Mengapa? Karena tujuan pendidikan sekolah kejurusan lebih jelas

dan pasti daripada sekolah umum. Para siswa di sekolah kejuruan

umumnya telah menetapkan tujuan yang lebih jelas dan mantap

untuk menjadi apa mereka kelak setelah lulus, daripada siswa

sekolah umum yang umumnya belum bisa menetapkan tujuan atau

cita-cita yang mantap. Bagaimanapun memang pada umumnya

para siswa memerlukan suatu metode tertentu untuk dapat

membangkitkan motivasi belajar mereka.

f) Keberhasilan Belajar Ditentukan Oleh Banyak Faktor

Faktor faktor yang mempengaruih atau menentukan

keberhasilan belajar itu banyak. Ada kalanya juga individu yang

satu memerlukan faktor yang berbeda daripada individu lain

didalam mencapai keberhasilan belajar. Secara garis besar, faktor-

faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar itu dapat dibagi

menjadi dua bagian yakni : faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal adalah faktor yang terdapat didalam diri

individu itu sendiri, seperti kesehatan jasmani dan rohani,

kecerdasan (intelegensia), daya ingat, kemauan, dan bakat. Faktor

eksternal adalah faktor yang terdapat diluar diri individu yang

bersangkutan, seperti keadaan lingkungan rumah, sekolah,

22

masyarakat, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan semua

lingkungan tersebut.

Setiap orang tentu saja mempunyai kelemahan dan

kelebihan yang berbeda satu sama lain. Dalam hal ini yang sangat

perlu dilakukan adalah bagaimana agar seseorang dapat menutupi

kelemahannya pada segi-segi tertentu dengan kelebihan pada segi-

segi lain.

g) Belajar Secara Keseluruhan Akan Lebih Berhasil Daripada

Belajar Secara Terbagi-bagi

Prinisp belajar diatas memang memerlukan penjelasan yang

agak panjang. Jika kita belajar secara keseluruhan, kita akan dapat

melihat dan mengerti dengan jelas bagaiman unsur-unsur yang

merupakan bagian dari keseluruhan atau kebulatan. Cara belajar

seperti ini akan memungkinkan seseorang untuk dapat mengerti

suatu pelajaran dengan lebih cepat dan mudah.

Prinisp belajar seperti ini telah lama diterapkan dalam dunia

pendidikan kita. Misalnya didalam pelajaran membaca, siswa

langsung diperkenalkan pada suatu kara untuk dibaca, seperti kata

ibu. Selanjutnya siswa dipekenalkan pada unsur-unsur atau bagian-

bagian yang membentuk kata ibu itu. Maka, siswa akan mengerti

bahwa kata ibu terdiri dari tiga huruf dan memahami hubungan

ketiga huruf tersebut sampai dapat membentuk kata ibu.

23

Hasil pengajaran sepeti ini akan jauh lebih cepat dan mudah

daripada belajar bagian demi bagian, dengan mengajarkan siswa

menghafal lebih dulu huruf demi huruf baru kemudian belajar

membaca.

Bagi pelajar dan mahasiswa, prinsip belajar diatas dapat

diterapkan dengan cara meringkas materi pelajaran dalam suatu

skema, intisari, atau tabel. Dengan demikian, bagian-bagian materi

pelajaran yang tadinya tampak banyak itu akan terlihat dengan

jelas hubungannya secara keseluruhan. Dengan cara ini, siswa atau

mahasiswa akan dapat belajar dengan cepat mudah.

h) Proses Belajar Memerlukan Metode Yang Tepat

Adakalanya seorang siswa atau mahasiswa mengalami kesulitan

walaupun ia telah mengerahkan seluruh tenaga dan pikiran untuk

belajar. Pemahaman yang didapatkan tetap saja terjadi

ketidakseimbangan anatar tenaga dan pikiran yang telah dikerahkan

untuk belajar dengan hasil belajar yang didapat.

Karena itu, proses belajar memerlukan metode yang tepat agar

masalah tersebut dihindari. Metode belajar yang tepat akan

memungkinkan seorang siswa atau mahasiswa menguasai ilmu dengan

lebih mudah dan lebih cepat seuai dengan kapasitas tenaga dan pikiran

yang dikeluarkan. Dengan kata lain, metode belajar yang tepat tersebut

akan memungkinkan siswa atau mahasiswa belajar lebih efektif dan

efesien. Dengan demikian, siswa atau mahasiswa akan terhindar dari

24

beban pikiran yang terlalu berat dlam mempelajari suatu bidang studi.

Perlu dipahami pula bahwa tepat tidaknya suatu metode belajar

tergantung pada cocok tidaknya metode tersebut dengan jenis pelajaran

dan juga dengan siswa atau mahasiswa bersangkutan.

i) Belajar Memerlukan Adanya Kesesuaian Antara Guru Dan

Murid

Didalam prinsip belajar ini, sengaja tidak kami katakan bahwa

belajar itu memerlukan guru yang baik, karena kriteria guru yang baik

itu relative sifatnya. Apalagi jika kriteria tersebut didasarkan pada

pandangan siswa atau mahasiswa yang biasanya lebih menitik beratkan

penilaian kepada enak atau tidak enaknya cara mengajar dan

kemurahan pengajar yang bersangkutan dalam memberikan nilai tes

atau ujian.

Kesesuaian antara guru dengan murid, kenyatannya, memang

sangat mempengaruhi seorang murid dalam menyenangan suatu

pelajaran. Hal ini tentu saja akan mempengaruhi motivsasi murid

dalam belajar. Karena itu, guru yang baik tentunya akan selalu

berusaha untuk menerapkan metode pengajaran yang benar benar

sesuai dengan kemampuan murid muridnya. Guru itupun akan selalu

berusaha menetapkan suatu metode pengajaran yang akan membuat

murid muridnya senang dan bersemangat serta merasa mudah dalam

mempelajari suau bidang studi. Sebaliknya, murid yang baik pun akan

selalu berusaha untuk menyesuaikan diri dengan gurunya, yang tentu

25

saja sebagai manusia juga memiliki kekurangan dalam banyak hal,

termasuk dalam kemampuan mengajar. Murid murid yang baik tentu

akan dapat memaklumi kekurangan kekurangan yang ada pada

gurunya, dan akan dapat melihat kelebihan kelebihan gurunya,

sekaligus memanfaatkan kelebihan kelebihan tersebut dalam proses

belajar.

Seorang murid hendaknya tidak usah terlalu berharap untuk

mendapatkan seseorang guru yang benar benar ideal sesuai dengan

harapannya. Karena jika mau berpikir secara objektif, kita akan sampai

pada kesimpulan bahwa sejak sekolah dasar sampai di perguruan

tinggi, kita leih sering dihadapkan dengan pengajr yang tidak sesuai

dengan harapan kita. Apalagi pada zaman sekarang ini, yaitu dengan

telah diterapkannya Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA), para murid

dituntut untuk bisa belajar mandiri, tanpa harus banyak mengeluh

tentang ketidaksenangannya terhadap seorang guru atau pengajar.

Juga sangat perlu untuk diperhatikan adalah jangan sampai

seorang siswa atau mahasiswa mengabaikan sama sekali suatu bidang

studi karena tidak senang pada seorang guru atau pengajar. Tindakan

seperti ini merupakan tindakan yang tidak logis, yang hanya akan

menambah kesulitan yang sudah ada.

26

j) Belajar Memerlukan Kemampuan Dalam Menangkap Intisari

Pelajaran Itu Sendiri

Belajar dengan penuh pengertian itu jauh lebih baik dan bermakna

daripada belajar dengan menghafal. Seseorang yang telah berhasil

mendapatkan pengertian yang mendalam dalam suatu proses belajar

berarti telah mampu menangkap intisari pelajaran yang telah

dipelajarinya.

Kemampuan menangkap intisari pelajaran, sangat perlu dimiliki

siswa atau mahasiswa. Dengan cara ini, siswa atau mahasiswa akan

dapat membuat suatu ringkasan atau intisari dari semua mata pelajaran

yang dipelajarinya. Dengan demikian, materi pelajaran yang tadinya

terasa banyak dan berat akan terasa lebih sedikit, ringan dan mudah

untuk dipelajari. Selain itu, kemampuan dalam menangkap intisari

pelajaran akan memungkinkan siswa atau mahasiswa mendapatkan

suatu pengertian yang lebih matang dan lebih kekal.

Demikianlah antara lain prinsip-prinsip belajar yang sangat perlu

diketahui dan diterapkan para siswa atau mahasiswa. Pengetahuan

mengenai prinsip belajar ini sangat diperlukan antara lain sebagai dasar

dalam mencari metode belajar yang tepat atau selaras dengan prinsip-

prinsip belajar diatas.

27

3. Pengertian Kesulitan Belajar

Dalam kurikulum pendidikan dijelaskan bahwa kesulitan belajar

merupakan terjemahan dari Bahasa Inggrs ―Learning Dissability‖ yang

berarti ketidakmampuan belajar.19

Menurut Hamill, et al. kesulitan belajar adalah beragam bentuk

kesulitan yang nyata dalam aktivitas mendengar, bercakap-cakap,

membaca, menulis, menalar dan berhitung.20

Kesulitan belajar adalah suatu kondisi yang menimbulkan

hambatan dalam proses belajar seseorang. Hambatan itu menyebabkan

orang tersebut mengalami kegagalan atau setidak-tidaknya kurang

berhasil dalam mencapai tujuan belajar. Dari pengertian kesulitan

belajar diatas jelaslah bahwa salah satu hal yang bisa dijadikan kriteria

untuk menentukan apakah seseorang mengalami kesulitan belajar

adalah sampai sejauh mana ia terhambat dalam mencapai tujuan

belajar.21

Ismail menyatakan bahwa kesulitan belajar merupakan suatu

kondisi yang pada proses belajarnya ditandai dengan adanya

hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Dari

pengertian-pengertian tersebut, kesulitan belajar merupakan suatu

hambatan atau suatu keadaan yang sulit dalam proses pembelajaran.

Jamaris menyatakan bahwa kesulitan belajar bisa disebut dengan

istilah learning disability atau kesulitan belajar, merupakan kelainan

19

Nini Subini, Mengatasi Kesulitan Belajar (Yogyakarta: PT. Bumi Aksara, 2011), h. 12. 20

Ibid. 21

Thursan Hakim, Belajar Secara Efektif (Jakarta: Puspa Swara, 2005), h. 22.

28

pada individu yang mengalami kesulitan dalam melakukan proses

pembelajaran secara efektif. Jamaris berpendapat bahwa faktor yang

menyebabkan kesulitan belajr tersebut sulit untuk dipecahkan karena

bersifat kompleks. Tetapi Jamaris menyakini bahwa kesulitan tidak

berhubungan langsung dengan tingkat intelegensi dari individu,

namun individu tersebut kesulitan dlam menguasai keterampilan

belajar. Abdurrahman mengemukakan hal yang tidak jauh beda.

Abdurrahman menyakini bahwa kesulitan belajar terjadi akibat adanya

disfungsi nerologis, kesulitan kesulitan dalam tugas akademik,

kesenjangan antara prestasi dan potensi.22

Pramudya mengemukakan bahwa kesulitan belajar terjadi karena

individu tidak tahu cara belajar, gaya belajar yang tidak sesuai, dan

terkendala dalam mencatat informasi yang diterimanya.

Sesuai dengan kurikulum yang berlaku, tujuan belajar mempunyai

tingkat-tingkat tertentu yang harus dicapai dalam periode (waktu)

tertentu pula. Karena itu, untuk menentukan apakah seorang siswa atau

seorang mahasiswa mengalami kesulitan belajar atau tidak, diperlukan

suau tindakan khusus yang disebut dengan diagnosis kesulitan belajar.

Diagnosis kesulitan belajar adalah suatu usha yang dilakukan untuk

menentukan apakah seroang siswa mengalami kesulitan belajar atau

tidak dengan cara melihat indikasi-indikasi sebagai berikut:

22

Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar (Jakarta: PT. Rineka Cipta,

2012), h. .4-5.

29

a) Nilai mata pelajaran di bawah sedang.

Indikasi ini merupakan indikassi yang paling mudah dilihat

dan paling umum dipakai oleh siswa atau mahasiswa, pengajar dan

orangtua. Jika seorang siswa atau mahasiswa sering mendapat nilai

dibawah enam, atau dibawah nilai c (cukup), dapatlah dikatakan

bahwa siswa atau mahasiswa tersebut mengalami kesulitan belajar.

b) Nilai yang diperoleh siswa atau mahasiswa sering dibawah nilai

rata-rata kelas.

Indikasi ini dapat juga menunjukkan bahwa seorang siswa

atau mahasiswa mengalami kesulitan belajar. Indikasi ini

sebenarnya tidak berlaku mutlak. Disekolah-sekolah favorit tempat

berkumpulnya siswa-siswa pandai, mungkin saja rata-rata kelas

mencapai 6,7. Siswa yang mendapat nilai 6,4 belum bisa dipastikan

mengalami kesulitan belajar, karena walaupun berada di bawah

rata rata kelas, nilai tersebut masih berada di atas sedang (di atas

nilai 6).

c) Prestasi yang dicapai tidak seimbang dengan tingkat intelegensi

yang dimiliki.

Misalnya saja seorang sisa atau mahasiwa yang prestasi

belajarnya sedang-sedang saja, tetapi memiliki tingkat intelegensi

di atas rata-rata. Siswa atau mahasiwa seperti ini dapat dikatakan

mengalami kesulitan belajar.

30

d) Perasaan siswa atau mahasiswa yang bersangkutan.

Misalnya seorang siswa atau mahasiswa yang memang

merasa mengalami kesulitan, mengungkapkan kesulitan belajarnya

itu kepada pengajarnya, oragtuanya, guru, konselor, psikologi dan

sebagainya.

e) Kondisi kepribadian siswa atau mahasiswa yang bersangkutan.

Seorang siswa atau mahasiswa dapat dikatakan mengalami

kesulitan belajar jika dalam proses belajar mengajar siswa atau

mahasiswa tersebut menunjukkan gejala gejala tidak tenang, tidak

betah diam, tidak bisa berkonsentrasi, tidak bersemangat, apatis

dan sebagainya.

Sesudah seorang siswa atau mahasiswa dipastikan mengalami

kesulitan belajar, tindakan selanjutnya adalah melalukan usah

mengatasi kesulitan belajar tersebut. Usaha usaha untuk mengatasi

kesulitan belajar bukan lah suatu usaha yang sederhana. Hal ini sesuai

dengan yang telah diuraikan bahwa keberhasilan belajar itu ditentukan

oleh banyak faktor, yang berarti bahwa kesulitan belajar itu pun dapat

disebabkan oleh banyak faktor pula.

4. Langkah Langkah Mengatasi Kesulitan Belajar

a. Lakukan diagnosis kesulitan belajar untuk menentukan apakah

seorang siswa atau mahasiswa mengalami kesulitan belajar atau

tidak. Untuk dapat mnentukannya gunakan indikasi-indikasi

sebagaimana yang telah diuraikan diatas.

31

b. Pahamilah kembali faktor-faktor apa saja yang dapat

mempengaruhi keberhasilan belajar. Selanjutnya lakukan analisis

terhadap siswa atau mahasiswa tersebut untuk mengetahui faktor-

faktor apa saja yang kiranya menjadi sumber kesulitan belajarnya.

Mungkin kesulitan ini bersumber dari faktor internal, atau mungkin

berasal dari faktor eksternal.

c. Setelah sumber latar belakang dan penyebab kesulitan belajar siswa

atau mahasiswa tersebut dapat diketahui dengan tepat, selanjutnya

tentukan pula jenis bimbingan atau bantuan yang perlu diberikan

kepadanya.

d. Sesuai dengan jenis kesulitan belajar yang dialami siswa atau

mahasiswa dan jenis bimbingan yang perlu diberikan kepadanya,

tentukan pula kepada siapa kiranya ia perlu berkonsultasi. Mungkin

ia perlu berkonsultasi dengan guru atau dosen pembimbing bidang

studi tertentu, konselor, psikologi atau psikiater.

e. Setelah semua langkah untuk mengatasi kesulitan belajar

dilaksakan dengan baik, lakukan evaluasi untuk mengetahui sejauh

mana kesulitan belajr siswa atau mahasiswa tersebut telah dapat

teratasi. Evaluasi tersebut hendaknya dilakukan seara kontiniu

sampai kesulitan belajar siswa atau mahasiswa tersebut benar benar

dapat diatasi dengan tuntas, dan telah menunjukan kesembuhan

yang permanen.

32

f. Apabila evaluasi yang dilakukan menunjukkan bahwa kesulitan

belajar siswa atau mahsiswa tersebut telah dapat diatasi, tindakan

selanjutnya adalah melakukan perbaikan untuk meningkatkan

prestasi belajarnya, sesuai dengan potensi yang ada pada dirinya.

5. Faktor Faktor Penyebab Kesulitan Belajar

Menurut Oemar Malik faktor-faktor yang bisa menimbulkan kesulitan

belajar dapat digolongkan menjadi faktor internal dan faktor ekstenal,

yaitu:23

a. Faktor Internal

Faktor-faktor dari diri sendiri, yaitu faktor yang timbul dari

diri siswa itu sendiri, disebut juga faktor intern. Faktor intern

antara lain tidak memiliki tujuan belajar yang jelas, kurangnya

minat, kesehatan yang sering terganggu, kecakapan mengikuti

pelajaran, kebiasaan belajar dan kurangnya penguasaan materi.

b. Faktor Eksternal

1. Faktor-faktor dari lingkungan sekolah, yaitu faktor faktor yang

berasal dari dalam sekolah, misal cara memberikan pelajaran,

kurangnya bahan-bahan bacaan, kuranggnya alat-alat, bahan

pelajaran tidak sesuai dengan kemampuan dan penyelenggraan

pelajaran yang terlalu padat.

2. Faktor-faktor lingkungan keluarga, yaitu faktor faktor yang

berasal dari dalam keluarga siswa, antara lain kemampuan

23

Oemar malik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem (Jakarta: PT

Bumi Aksara, 2005), h. 117.

33

ekonomi keluarga, adanya masalah keluarga, rindu kampung

(bagi siswa dari luar daerah), bertamu dan menerima tamu dan

kurangnya pengawasan dari keluarga.

3. Faktor-faktor dari lingkungan masyarakat, yaitu meliputi

gangguan dari jenis kelamin lain, bekerja sambil belajar, aktif

organisasi, tidak dapat mengatur waktu rekreasi dan waktu

senggang dan tidak mempunyai teman belajar bersama.

Secara garis besar faktor-faktor penyebab timbulnya kesulitan

belajar terdiri atas dua macam, yakni : (1) Faktor internal siswa

meliputi gangguan atau kekurangmampuan psiko-fisik siswa, dan (2)

Faktor eksternal siswa meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan

sekitar yang tidak mendukung aktivitas belajar siswa.24

Adapun Indikator faktor internal siswa tersebut dapat dijelaskan

sebagai berikut;

1) Yang Bersifat Kognitif, seperti rendahnya kapasitas intelektual

siswa yaitu kemampuan individu dalam mengingat dan berfikir.

Kemampuan kognitif yang rendah akan menyebabkan siswa sulit

untuk memahami pelajaran.

2) Yang Bersifat Afektif Yaitu sikap dimana kecenderungan yang

relatif menetap untuk berperilaku dengan cara tertentu terhadap

objek sikap. Adapun maksud dari pendapat tersebut bahwa sikap

24

Mahmuddin, Siti Halimah , Seisti Setiorini. 2020. KESULITAN BELAJAR SISWA

PADA PELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 11 SAMPIT. Jurnal Paedagogie Vol. No 1. H. 10.

34

belajar yang malas akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa

tersebut.

3) Yang Bersifat Psikomotor, seperti terganggunya alat-alat indera

penglihatan dan pendengaran. Hal ini akan menghambat siswa

dalam menangkap materi pelajaran yang diberikan oleh guru.

Sehingga mengakibatkan siswa kesulitan belajar diikuti dengan

menurunnya atau rendahnya prestasi belajar siswa.

Sedangkan faktor eksternal siswa tersebut dapat dijelaskan sebagai

berikut;

1) Lingkungan Keluarga merupakan lembaga pendidikan informal

(luar sekolah) yang diakui keberadaannya dalam dunia

pendidikan. Orang tua yang kurang atau tidak memperhatikan

pendidikan anaknya, misalnya mereka acuh tak acuh terhadap

belajar anaknya, tidak memperhatikan sama sekali akan

kepentingan- kepentingan dan kebutuhan-kebutuhan anaknya

dalam belajar. Tindakan tersebut akan dapat mengakibatkan

anak kurang berhasil dalam belajarnya dan akan mengalami

kesulitan belajar.

2) Lingkungan Masyarakat, kehidupan masyarakat disekitar siswa

juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Masyarakat yang

terdiri dari orang-orang yang tidak terpelajar, dan lingkungan

yang mempunyai kebiasaan tidak baik maka akan berpengaruh

kepada siswa yang berada disitu. Maka faktor ini dapat

35

mengakibatkan siswa mengalami kesulitan dalam belajar sebab

siswa akan kehilangan semangat belajar karena terpengaruh

oleh orang-orang disekitar.

3) Lingkungan Sekolah, faktor guru memberikan dampak secara

langsung karena guru merupakan komponen penting dalam

proses belajar mengajar. Guru yang kurang tepat dalam

pengambilan metode yang digunakan akan mengakibatkan

siswa mengalami kesulitan belajar. Selain itu kelengkapan dan

kualitas alat-alat belajar juga akan mempengaruhi kelancaran

proses belajar mengajar. Kualitas alat belajar yang rendah

menyebabkan siswa tidak fokus pada pelajaran, sehingga siswa

akan mengalami kesulitan belajar.

Faktor yang melatarbelakangi kesulitan belajar yaitu terdiri

dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal dari siswa

itu sendiri meliputi: Motivasi, minat dan perhatian yang masih

rendah. Sedangkan faktor eksternal dari guru terdiri dari: Metode

mengajar guru yang belum menggunakan media, relasi guru

dengan siswa yang kurang, dan pemberian balikan penguatan yang

tidak dilakukan oleh guru.25

25

Erika Yuliana , Iin Purnamasari , Veryliana Purnamasari. 2020. ANALISIS

KESULITAN BELAJAR PADA MATERI OPERASI HITUNG PEMBAGIAN DI SD. Jurnal

Sinektik Vol. 3 No. 1. H. 73.

36

Faktor kesulitan belajar siswa dapat dilihat dari hasil belajar

sehingga berpengaruh pada prestsi belajarnya, selain itu juga dapat

dibuktikan dengan munculnya perilaku siswa seperti: suka

berteriak didalam kelas, mengusik temannya, berkelahi dan tidak

masuk sekolah. Rusman berpendapat bahwa ada dua macam faktor

akibat timbulnya kesulitan belajr yang mempengaruhi hasil belajar

antara lain:

a. Faktor Internal

Meliputi fisiologis yang berkenaan dengan rendahnya kapasitas

kemampuan kecakapan intelektual berfikir. Psikologis,

meliputi labilnya emosi, perasaan dan sikap siswa. Psikomotor,

meliputo berkenaan dengan suatu keterampilan atau gerakan

gerakan fisik.

b. Faktor Eksternal

Meliputi Meliputi lingkungan keluarga, lingkungan masyarkat

dan lingkungan sekolah.

6. Pembelajaran Materi Peta

a) Pengertian Peta

Peta merupakan gambaran permukaan bumi yang

diperkecil, dituangkan kedalam selembar kertas atau media lain

dalam bentuk dua dimensional. Melalui sebuah peta kita akan

mudah dalam melakukan sebuah pengamatan terhadap permukaan

37

bumi yang luas, terutama dalam hal waktu dan biaya. Peta

merupakan alat untuk melakukan komuniksai antara pembuat peta

dan pengguna peta, sehingga peta itu nantinya dituntut untuk dapat

menyajikan fungsi dan informasi dari objek yang digambarka seara

optimal. Ilmu yang mempelajari tentang masalah perpetaan

meliputi pembuatan sampai reproduksi, pembacaam, penggunaan,

penafsiran dan analisis peta adalah kartografi. Seorang yang ahli di

dalam bidang perpetaan, mulai dari membuat peta sampai

reproduksi dan analisis peta disebut sebagai kartografer.26

Peta mempunyai fungsi untuk mencatat atau

menggambarkan secara sistematis lokasi data permukaan bumi,

baik data yang bersifat fisik maupun data budaya yang sebelumnya

telah ditetapkan. Peta menggambarkan fenomena geografikal

dalam wujud yang diperkecil dan mempunyai kegunana yang luas

apabila didesain dengan tujuan khusus.27

Peta merupakan penyajian grafis dari bentuk ruang dan

hubungan keruangan antara berbagai perwujudan yang diwakili.

Menurut ICA (Internastional Cartography Association), Peta

adalah gambaran konvensional yang dibuat dengan

menggambarkan elemen elemen yang ada di peremukaan bumi dan

gejala yang ada hubugannya dengan elemen elemen tersebut.

Menurut Erwin Raisz (1948), Peta adalag suatu gambaran

26 Soedarto, 2020. Visualisasi Peta Fasilitsa Umum Kelurahan Sumurboto Dengan Argics

Online. Jurnal Geodesi Undip. Vol 9. No. 4 h. 35. 27

Ibid.

38

konvensioal dari permukaan bumi, sepertimya kenampakannya

oleh kita tegak lurus dari atas, dan ditambah hruf huruf dan angka

angka sebagai informasi. Peta mengandung arti komunikasi,

artinya merupakan suatu signal atau saluran antara pengirim pesan

(pembuat peta) dengan penerima pesan (pembaca peta), dengan

demikian peta digunkan untuk mengirim pesan yang berupa

informsi tentang realita dalam wujud berupa gambar. Agar pesan

(gambar) tersebut daoat dimengerti maka harus ada bahasa yang

sama antara pembuat peta dan pembaca peta. Kartografer disini

harus bisa memahami apa yang hendak disampaikan pembuat peta

kepada pembaca peta, dengan menerjemahkannya dalam bahasa

simbol agar pembaca peta dapat mengerti.28

Peta merupakan

gambaran dari unsur unsur alam (natural landscape) dan unsur

unsur manusia (cultural landscape) yang berada diatas maupun

dibawah permukana bumi yang digambarkan pada suatu bidang

datar dengan skala tertentu.29

Peta merupakan gambaran

permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu melalui

suatu sistem proyeksi.30

Menurut Bakosurtanal 2005 peta

merupakan wahana bagi penyimpanan dan penyajian data kondisi

lingkungan, merupakan sumber informasi bagi para perencana dan

pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan.

28

Dewi Liesnoor, dkk. Kartografi Dasar (Yogyakarta: Penerbit Ombak (Anggota

IKAPI), 2017), h. 29. 29

Almegi, Panduan Pratikum Handasah (Pekanbaru, 2019), h. 1. 30

Sri Apriani Puji Lestari, dkk. 2019. Penyusunan Peta Administrasi dan Fasilitas

Berbasis Masyarakat di Desa Suradadi. Vol. 2 No.1.

39

Dalam pemakaian bahasa simhol kartografer harus memahami

bentuk bentuk simbol, penempatan simbol, dan desain simbol tersebut.

Dengan kata lain, penyajian secara keseluruhan dari peta itu sendiri.

Hal ini penting gar peta mudah untuk dibaca, sehingga memberikan

manfaat semaksimal mungkin sesusi dengan maksud dan tujuannya.

Peta secara umum dapat dikategorikam mejadi dua jenis, yaitu

peta dasar atau peta rupabumi dan peta tematik.

a. Peta Rupabumi

Merupakan peta yang menmapilkan unsur unsur alam (seperti:

sungai, danau/waduk, gunung, dan tutupan lahan dan sebagainya)

dan sebagian unsur unsur buatan manusia (seperti: kota, jalan

struktur, bangunan, bandara, pelabuhan dan sebagainya).

b. Peta Tematik

Merupakan peta yang menyajikan tema tertentu untuk keperluan

tertentu (seperti: peta status tanah peta tata guna lahan, peta

administrasi dan peta RT/RW) dengan menggunakan peta

rupabumi yang telah disederhanakan sebagai dasar untuk

meletakkan informsi tematiknya.

Instansi yang bertanggung jawab terhadap pembuatan peta

rupabumi indonesia adalah Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan

Nasional disingkat Bakosurtanal (sejak 2010 berubah nama menjadi

Badan Informasi Geospasial/BIG, berdasarkan UU No. 4 Tahun 2011

tentang Informasi Geospasial).

40

Peta rupabumi dapat berfungsi dengan baik jika seorang pemakai

dapat membaca informasi peta dengan mudah. Membaca peta tidak

terbatas pada kemampuan untuk menafsirkan simbol, teks dan gambar

saja, namun perlu memahami sepernuhnya terhadap keadaan lapangan

yang digambarkan.

a) Komponen Peta

Komponen peta merupakan informasi yang ada pada suatu peta,

meliputi judul peta, orientasi peta, skala peta, garis tepi peta, koordinat

peta, insert peta, sumber peta, nama pembuat peta, dan legenda peta.31

(1) Judul Peta

Judul peta merupakan komponen utama pada suatu peta,

memuat informasi tentang tema peta, loksi atau daera yang

dipetakan, dan tahun pembuatan (khusus peta dengan tema data

yang dinamis). Judul oeta harus mencerminkan isi pokok peta,

contoh: Peta Persebaran Batu Bara di indonesia Tahun 2012.

Judul peta dibuat sesuai dengan isi peta, informasi dominan dalam

peta, ataupun data data statistik yang dipetakan. Lokasi pada judul

peta berupa nama daerah, mencerminkan wilayah yang dipetakan

sesuai dengan bats wilayah terluar yang digambarkan. Contoh

penamaan lokasi peta yaitu nama desa, nama kecamatan, nama

kabupaten, dan seterusnya. Tahun pada judul peta disesuaikan

31

Ibid, 43.

41

dengan tahun informasi atau tahun data yang dipetakan, namun

bila informasi peta bersifat tetap maka tahun peta dapat diabaikan.

Posisi judul peta biasanya diletakkan pada bagian atas dan

tengah. Akan tetapi judul peta dapat pula dibuat variasi sesuai

dengan komposisi atau tata letak peta, dapat diletakkan pada

bagian tengah, kiri, kanan, sesuai dengan aspek selaras serasi dan

seimbang. Penempatan posisi judul peta dapat diukur sedemikian

rupa tergantung pada kebutuhan atau tujuan tertentu.

Judul peta dibuat dengan menggunakan huruf kapital yang

ditulis sebagai huruf tegak, sebaiknya dengan huruf standar jenis

roman atau pica. Tinggi huruf tergantung pada besar kecilnya peta,

semakin anda sering membuat peta maka semakin mudah dalam

memperkirakan tinggi huruf suatu peta.

Judul peta dapat dibuat dalam satu baris,dua baris, atau

sampai tiga baris. Usahakan jangan lebih dari empat baris. Apabila

tidak memungkinkan dibuat dalam satu baris maka aturlah

pemenggalan yang tepat, bedakan antara tema peta, tahun peta dan

wilayah pemetaan. Kalau judul dibuat dalam dua atau tiga baris

maka aturlah spasinya, jangan terlalu rapat juga jangan terlalu

besar.

Judul peta memuat informasi yang padat yaitu memuat

tema, loksi daerah dan data dibuat, sehingga Penelitian harus

dirancang seefesien mungkin.

42

(2) Orientasi Peta

Tanda orientasi atau petunjuk arah peta atau tanda panah,

sangat penting dicantumkan pada sebuah peta. Dengan informasi

tanda panah maka para pembaca peta dapat mengetahui arah

utara, selatan, barat dan timur pada saat membaca peta. Bagi oara

penerbang, pelaut dan para penjelajah, arah mata angin sangat

dibutuhkan untuk menentukan haluan kapal ke arah tujuan yang

ingin dituju. Begitu pula bagi para prajurit, petunjuk arah ini

sangat penting terutama untuk menentukan di mana posisi sasaran

yang akan dituju. Tanda orientsai atau arah peta digambar dengan

bentuk sederhana berupa tanda panah yang menunjukkan arah

utara.

Bentuk orientasi peta pada peta tematik dengan pada peta

rupabumi berbeda. Peta rupabumi petunjuk arah dini dibuat lebih

lengkap, karena peta rupabumi merupakan peta dasar yang

digunakan sbagai pedoman pembuatan peta peta lain.

(3) Skala Peta

Skala adalah perbandingan jarak anatar duatitik di peta

dengan jarak sebenarnya (jarak horizontal) keudua titik tersebu di

permukaan bumi. Skala peta harus selalu dicantumkan pada peta,

karena digunakan untuk memperkirakan atau menghitung ukuran

sebenarnya di lapangan. Skala yang harus dicantumkan pada peta

43

berupa skala angka atau skala numeris dan skala garis atau skala

grafis.

Idealnya pada setiap peta harus mencantumkan skala

numeris dan skala grafis. Apabila tidak memungkinkan maka

skala grafis lebih mutlak untuk dicantumkan, karean apabila peta

tersebut diperbesar atau diperkecil maka dapat dihitung perubahan

skalanya, berdasar pedoman pada skala grafis satu satuan garis

(cm) sama dengan kilomete di lapangan, sehingga perubahan

skala dapat diperhitungkan.

Skala peta tematik umumnya menunjukkan refrensi

ketelitian dari peta dasr yang digunakan. Simbol dan unsur-unsur

tertentu dalam peta umumnya tidak mempunyai hubungan secara

langsung dengan skala petanya.

(4) Legenda Peta

Legenda peta merupakan kunci peta sehingga mutlak harus

ada pada peta. Legenda peta berisi tentang keterangan simbol,

tandam atau singkatan yang dipergunakan dalam peta. Peranan

lengenda apeta sangat penting dalam pembacaan oeta, maka

legenda peta harus dibuat secara benar dan baik serta pada possi

yang serasi dan seimbang.

Legenda pada peta tematik berada dengan peta rupabumi.

Pada peta rupabumi legenda sangat banyak karna informasi

informasi peta rubaumi cukup lengkap. Bentuk pewarnaan

44

maupun penempatannya sudah pasti, bersifat baku, dan

konvensional. Sedangkan pada peta tematik, legenda peta cukup

sederhana karena mengandung satu tema saja. Tidak ada aturan

khusus bagi penempatan simbol pada legenda, akan tetapi aspek

3S harus selalu diutamakan.

Penempatan simbol pada legenda peta tematik sebaiknya

dikelompokkan menurut simbol garis, luasan, dan titik, supaya

pengguana peta mudah dalam memahami dan membaca peta.

Tidak ada urutan dalam penempatan simbol pada legenda.

Dahulukan informasi informasi utama atau simbol paling dahulu

digambarkan dalam peta tematik.

(5) Garis Tepi Peta

Garis tepi peta atau garis bingkai peta merupakan garis

yang membatasi informasyi peta tematik. Semua komponne peta

berada di dalam garis tepi peta atau dengan kata lain tidak ada

informasi yang berada di laur garis tepi peta. Komponen peta

yang dimaksud berada berada di dalam garis tepi meliputi judul

peta, skala peta, orientasi peta, legenda, sumber peta, dan garis

lintang dan bujur peta.

Garis tepi peta terdiri dari 4 garis berhubungan pada

ujungnya dan membentuk siku siku atau sudut 90 derajat ,

sehingga membentuk bangun segi empat. Garis tepi peta ini dapat

di desain dengan satu atau dua garis tepi. Pembuatan garis tepi

45

peta dapat didesain dengan ketebalan teretntu, yaitu ketebalan

sama atau ketebalan berbeda, terseah keada desain si pembuat

peta.

(6) Koordinat Peta

Garis astronomis adalah garis yang menunjukkan koordinat

garis lintang dan garis bujur. Garis lintang adakag garis garis

khayal yang melintang di ats permukaan bumi dari arah barat ke

timur sejajar dengan garis khatulistiwa (lintang0). Garis bujur

adalah garis garis khayal yang vertikal yang menghubungkan tiitk

kutub utara dan titik kutub selatan. Garis intang disebut juga

dengan garis paralel, sedangkan garis bujur disebut dengan

meridian. Garus lintang dimulai dari 00 (khatulistiwa/ekuator)

hingga 900 (titik kutub). Garis bujur dimulai dari 0

0 (Greenwich)

sampai dengan 1800 (batas penaggalan internasional yang melalui

selat Bering). Garis lintang dan garis bujur sangat berguna dalam

menentukan lokaso wilayah atau fenomena alam dan sosial yang

ingin kita cari dalam suatu peta. Misalnya letak wilayah indonesia

diantara 60

LU – 110 LS dan 95

0BT -141

0BT.

Besaran lintang dan bujur pada peta tematik berfungsi

untuk mengetahui posisi suatu titik dimuka bumi, atau menetahui

letak astronomis suatu tempat dipermukaan bumi. Suatu titik

dipeta memiliki lokasi yang ditentukan berdasrka besaran lintang

dan bujur.

46

Besaran bujur (longitude) adalah busur yang diukur (dalam

derajat) antara atitik tersebut dengan meredian utama (Meridian

Greenwich). Meredian Greenwich mempunya harga bujur 00 (nol

derajat). Bujur dari Greenwich ke arah timur disebut bujur timur

(BT) dan kearah barat disebut bujur barat (BB). Jadi, besaran BB

(00-80

0) dan besaran BT (0

0-180

0). Besaran lintang (latitute)

adalah busur yang diukur (dalam derajat) antara tempat tersebut

dengan equator (sebagai titik nol derajat). Pengukuran besaran

lintang dari equator ke arah kutub utara disebyt lintang utara

(LU), dan ari equator ke arah kutub selatan disebut lintang selatan

(LS). Jadi, besaran LU dan LS adalah dari 00

sampai 900.

Apabila suatu titik atau wilayah di ketahui letak lintang dan

bujurnya berarti lokasi tersebut mempunya koordinat geogrfafis

atau mempunyai letak astronomis. Besaran lintang dan bujur

dinyatakan dalam suatu derajat (0), menit (

‗), dan detik (

‗‘).

(7) Inset Peta

Inset peta adalah peta berukuran kecil yang disisipkan pada

peta utama. Ada dua jenis inset peta, yaitu inset perbesar peta dan

inset lokasi wilayah. Inset perbesaran peta banyak dijumpai pada

atlas, kegunaannya untuk menerankan informasi penting dari

suatu pulau. Kenampakan pulau tersebut pada skala tertentu

tampak sangat kecil sehingga perlu diperbesar. Pulau kecil

tersebut diperbesar dalam inset dan dicantumkan pada halaman

47

yang sama. Pada jenis inset perbesaran ini informasi skala

perbesaran peta dan angka lintang bujur mutlak harus

dicantumkan.

Pada inset lokasi wilayah, banyak dijumpai pada peta peta

tematik. Inset lokasi ini biasanya digunakan untuk menjelaskan

lokasi suatu daerah pada cakupan wilayah yang lebih besar lagi.

Contoh peta tematik setingkat desa memerlukan peta inset

kabupaten (dengan batas kecamatan), sehingga daoat diketahui

lokasi desa tersebut pada tingkat kecamatan dan kabupaten.pada

jenis inset lokasi ini, yang dipentingkan adlah lokasi suatu desa

yang tidak dikenal nama akan dapat diketahui letak desa tersebut

pada tingkat kabupaten. Nama kabupaten lebih dikenal daripada

nama desa. Berkaitan dengan hal tersebut maka informasi skala

dan angka lintang bujur pada inset lkasi wilayah tidak harus

dicantumkan atau ditampilkan atau dengan kata lain boleh

dihilangkan. Namun apabila pembuat peta menganggap skala dan

letak bujur lintang perlu ditampilkan maka inset yang dibuat akan

lebih lenegkap informasinya.

Informasi yang perlu ditampilkan pad inset adalah judul

wilayah dan keterangan, dan apabila dianggap penting dapat

ditambah dengan skala inset dan letak lintang bujur. Keterangan

yang perlu dicantumkan pada inset peta dibuat sederhana saja,

yang pokok harus dicantumkan yaitu tentang petunjuk lokasi

48

wilayah. Simbol lokasi wilayah daat berupa simbol luas atau

simbol titik, tergantung pada lokasi yang ditampilkan.

(8) Sumber Peta

Sumber peta harus dicantumkan dalam peta tematik karena

berdasarkan sumber peta dapat diketahuo kebenaran peta tematik

yang dibuat. Sumber peta yang paling valid dan dapat dipercaya

kebenarannya adalah peta peta yang bersifat resmi seperti peta

topografi, yang dibuat oleh jawatan topografi angakatan darat

(Jantop) atau peta rupa bumi yang dibuat oleh badan koordinasi

survei dan pemetaan nasional (Bakosurtanal). Selain itu peta peta

yang resmi dikeluarkan oleh suatu instansi juga dapat

dipergunakan sebagai sumber peta. Hindarilah penggunaan

sumber peta dari peta desa, larena peta desa masih diragukan

kebenarannya, sebagian besar pembiuatannya berdasarkan pada

mental map dari staf kelurahan.

Penempatan informasi sumber peta pada peta tematik

diletakkan pada sebelah bawah pojok kanan atau sebelah pojok

kiri atau bawah tengah. Jangan meletakkan sumber peta dibagian

atas peta, karena sumber peta bukan merupakan komponen utama

peta, sehingga perlu diletakkan pada bagian bahwah peta. Guna

mempermanis kenampakan sumber peta dapat diberi kotak, bila

kenampakan kotak mengganggu sebaiknya hindari pengkotakan.

49

Sumber peta meliputi sumber peta dan sumber data.

Informasi sumber peta pada peta tematik berisi tentang sumber

peta dan skalanya, sedangkan sumber data berisi tentang jenis

data, sumber data, dan tahun data. Tahun data mutlak harus

dicantumkan karena kuantitas data selalu mengalami perubahan.

Peta peta tematik yang harus mencantumkan sumber data yaitu

peta kepadatan penduduk, peta transportasi angkutan kota, dan

sebagainya.

(9) Nama Pembuat Peta

Nama pembuat peta merupakan pihak atau nama lembaga

yang telah membuat dan mengeluarkan suatu jenis peta yang

dicantumkan dalam peta. Nama lain dari pembuat peta yakni

kartograf. Informasi yang berad diluar garis tepi peta terluar

hanya informasi pembuat peta yang diletakkan pada bagian luar

peta berbatasn dengan garis tepi peta kedua atau terluar.

―Nama pembuat peta‖ merupakan unsur peta yang perlu

untuk dicantumkan. ―Nama pembuat peta‖ dicanatumkan di luar

garis tepi peta, karena ―Nama pembuat peta‖ bukan merupakan

komponen pokok peta tetapi merupakan informasi pendukung

saja. Lokasinya berada diluar garis tepi peta terluar, pada bagian

pojok kanan bawah.

Pembuat peta sebaiknya menuliskan kata kata disalin,

disusun, digambar, atau dibat secara jujur. Membuat peta dengan

50

cara menyalin informsi yang ada tanpa menambahkan ide

pembuat peta, maka identitas yang ditulis adalah disalin oleh.

Apabila membuat peta menggambar peta dengan menambahkan

informsai data lain maka dapat ditulis dngan disusun atau

digambr oleh. Kalau peta tersebut dibuat dengan ide murni dari

pembuat peta maka dapat ditulis dengan kata dibuat oleh.

(10) Fungsi Peta

Fungsi peta menurut Aryono Prihandito (1989) adalah:

a. Menunjukkan posisi atau lokasi relatif (letak suatu tempat

dalam hubungannya dengan tempat lain di permukaan bumi).

b. Memperlibatkan ukuran (dari peta dapat diukur luas daeah dan

jarak jarak diatsa permukaan bumi).

c. Memperlihatkan bentuk (misalnya bentuk dari benua benua,

negara, gunung, dan lainnya), sehingga dimensinya daoat

terlihat dalam peta.

d. Mengumpulkan dan menyeleksi data data ari suatu daerh dan

menyajikannya dalams suatu peta.

(11) Tujuan Pembuatan Peta

Tujuan pembuatan peta adalah:

a. Untuk komunikasi informasi ruang.

b. Unutk menyimpan informasi.

c. Digunakan untuk membantu suatu pekerjaan misanya untuk

kontruksi jalan, navigasi, perencanaan dan lain lain.

51

d. Digunakan untuk membantu dalam suatu desain, mislanya

desain jalan dan sebagainya

e. Untuk analisa data spasial, misalnya perhitungan volume dan

sebagainya.

(12) Analisis Peta

Analisa peta adalah kegiatan membaca objek obek atau detail

detail termasuk informasi yang ada dalam suatu peta.

Contohnya:

a. Menghitung jumlah sungai.

b. Mengukur panjang dan lebar sungai.

c. Mengukur jarak suatu tempat.

d. Mengukur luas wilayah.

e. Menentukan letak astronomis suatu titik atau wilayah (area).

(13) Interpretasi Peta

Interpretasi peta adalah kegiatan menntukan/membaca

fenomena fenomena yanga ada berdasarkan aspek aspek yang

tercakup dalam suatu peta. Contohnya:

a. Menentukan arah aliran.

b. Memperkirakan kesuburan tanah.

c. Perkembangan lahan (komparasi beberapa peta dengan tahun

pembuatan peta berbeda).

d. Memperkirakan/menentukan lokasi tempat tempat pelayanan

umum.

52

e. Memperkirakan sedimentasi dari beberapa aliran sungai pada

suaatu tubuh perairan teretntu.

(14) Karakteristik Peta

Peta memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Skala bervariasi, skala kecil, skala sedang dan skala menengah.

b. Mudah diproduksi.

c. Biasanya digunakan sebagai peta dasar untuk kepentingan

kepentingan teretntu ang berupa pola peta tematik.

d. Menggambarkan daerah/wilayah tertentu yang ralatif sempit.

e. Untuk mengetahui lokasi oeta, digunakan bantuan inset

(gambaran wilayah yang lebih besar)

f. Unutk perencanan perencanaan yang detail harus menggunakan

peta berskala besar.

B. Penelitian Yang Relevan

Yang dimaksud dengan penelitian relevan adalah penelitian yang

digunakan dijadikan sebagai perbandingan untuk menghindari terjadinya

manipulasi dari sebuah karya ilmiah dan juga sebagai penguat bahwa

penelitian yang peneliti teliti memang benar benar belum pernah diteliti

oleh peneliti sebelumnya. Penelitian terdahulu yang relevan pernah

dilakukan diantaranya adalah sebagai berikut:

53

1. Penelitian yang dilakukan Hartina (2019) yang berjudul ―Deskripsi

Faktor Kesulitan Belajar Siswa Kelas X IPS Mata Pelajaran Geografi

Kurikulu 2013 Di SMAN 1 Mawasangka‖. Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah survei lapangan dengan jenis penelitian

deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X IPS

yang memiliki nilai mata pelajaran geografi dibawah KKM. Data yang

dikumpulkan berupa dokumentasi, angket dan wawancara. Wawancara

dilakukan pada guru dan siswa untuk mengetahui faktor kesulitan

belajar di SMA Negeri 1 Mawasangka. Untuk menggambarkan faktor

internal dan eksternal kesulitan belajar dengan menghitung presentase

hasil angket siswa kelas X IPS-1 sampai dengan X IPS-3. Hasil

presentase angket faktor kesulitan belajar siswa kelas X IPSS mata

pelajaran geografi kurikulum 2013 di SMA Negeri 1 Mawasangka;

faktor internal (minat 17,79% (sangat rendah), motivasi belajar 3,50%

(sangat rendah), kesehatan siswa 2,54% (sangat rendah), kemampuan

kognitif 9% (sangat rendah), kegiatan membaca buku 6,58% (sangat

rendah) & kebiasaan belajar 35,42% (rendah)) dan faktor eksternal

(guru 3,96% (rendah), sarana & fasilitas sekolah 13,63% (sangat

rendah), kurikulum 3,33% (sangat rendah), lingkungan fisik 5,29%

(sangat rendah), dukungan orang tua 5,96% (sangat rendah)).

Persamaan: Mencari tahu faktor eksternal dan internal kesulitan belajar

siswa.

54

Perbedaan: Penelitian yang akan diteliti berbeda karena penelitian

yang dilakukan Hertina (2019) terfokus kepada seluruh aspek mata

pelajaran IPS Kurikulum 2013, sedangkan peneliti akan berfokus pada

mata pelajaran Geografi terkhusus materi peta.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Mahmuddin, Siti Halimah dan Seisti

Setiorini (2020) yang berjudul Kesulitan Belajar Siswa Pada Pelajaran

IPS Di SMP Negeri 11 Sampit. Dengan menggunakan teknik

pengumpulan data menggunakan pedoman observasi dan wawancara.

Diketahui hasil penelitian yang didapatkan sebagai berikut : Faktor

kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu kelas VII di

SMP Negeri 11 Sampit disebabkan oleh faktor interna dan eksternal

siswa. Dan hasil wawancara dan obersvasi yang dilakukan peneliti :

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh

Peneliti dari berbagai sumber diatas, dapat disimpulkan bahwa faktor

penyebab kesulitan belajar yang mereka alami adalah dikarenakan

faktor tingkat pemahaman yang rendah dalam memahami

pembelajaran, mereka juga menunjukan sikap yang tidak seharusnya

saat pembelajaran berlangsung dikarenakan oleh metode guru yang

hanya ceramah atau kurang bervariasi dan tanpa memberikan contoh.

Fasilitas dan sarana penunjang pembelajaran IPS belum terpenuhi.

Persamaan: Pokok pembahasan yang akan diteliti tentang faktor

eksternal dan internal kesulitan belajar siswa.

55

Perbedaan: Penelitian yang dilakukan oleh Mahmudin, dkk (2020)

guna untuk melihat faktor pemahaman yang rendah, sedangkan peneliti

melihat tentang bagaimana hasil belajarnya.

3. Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Sofiana Fuada

dengan judul penelitian ‖Faktor Kesulitan Belajar Ips Di Kelas V

Sekolah Dasar Se-Gugus V Kecamatan Depok Kabupaten Sleman

Tahun Pelajaran 2013/2014‖, yang menunjukkan bahwa siswa kelas V

mengalami kesulitan belajar pada faktor internal yaitu: faktor perhatian

mengalami sedikit kesulitan (43,26%), faktor minat (52,62%),

kepribadian (49,16%) sedangkan bakat mengalami kesulitan(58,01%).

Faktor eksternal yaitu: faktor metode mengajar (51,78%) dan guru

(52,43%) mengalami sedikit kesulitan, sedangkan bahan pelajaran

(57,77%) dan cara belajar (61,80%) mengalami kesulitan.

4. Penelitian yang dilakukan Nurul Ayu Annisa, dkk. (2020) yang

berjudul ―Analisis Kesulitan Belajar Yang Dihadapi Siswa Pada

Pembelajaran Geografi Di Masa Pandemi Covid-19 Di MAN 2

Pontianak‖ Penelitian dengan menggunakan metode deskriptif jenis

kualitatif karena ingin mendeskripsika segala sesuatu yang

berhubungan dengan kesulitan belajar siswa dan didapatkan hasil

sebagai berikut : Faktor Internal yang berasal dari dalam diri siswa

seperti minat beajar siswa yang kurang, kebiasaan belajar siswa yang

kurang baik, serta kondisi kesehatan siswa yang kurang sehat dan

56

faktor eksternal yang berasal dari semua situasi dan kondisi

lingkungan yang ada disekitar siswa yang tidak mendukung aktivitas

belajar siswa secara online dimasa pandemic covid 19 meliputi

keadaan suasana rumah yang cukup mendukung artinya masih adanya

keributan yang membuat siswa kesulitan berkonsentrasi, fasilitas

rumah yang kurang tersedia, perhatian orang tua terhadap anak yang

kurang peduli, serta hubungan guru dengan siswa yang cukup baik.

Persamaan: Pokok penelitian tentang faktor eksternal dan internal

kesulitan belajar siswa.

Perbedaan: Penelitian yang akan diteliti berbeda karena penelitian

yang dilakukan Nurul Ayu Anisa (2020) terfokus kepada seluruh aspek

mata pelajaran IPS Kurikulum 2013, sedangkan peneliti akan berfokus

pada mata pelajaran Geografi terkhusus materi peta.

5. Penelitian yang dilakukan Fitri Rahmawati (2019) yang berjudul

―Identifikasi Permasalahan Permasalahan Dalam Pembelajaran IPS‖

Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Informan yang

digunakan adalah guru-guru dan siswa dari tujuh sekolah SMP/MTs.

Metode pengumpulan data adalah wawancara, observasi dan

dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis deskriptif.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat diidentifikasi empat permasalahan

yakni perilaku disruptif siswa, kurangnya sarana dan prasarana

pembelajaran, guru kurang memahami materi di luar bidang ilmunya

57

serta metode pembelajaran yang kurang variatif. Perilaku disruptif

siswa yang teridentifikasi adalah berkeliaran dan bermain-main ketika

pembelajaran berlangsung, susah diatur, tidak mengerjakan tugas yang

diberikan, membuat keributan di dalam kelas, tidak memperhatikan,

dan mengantuk. Sedangkan sarana-dan prasarana pembelajaran yang

dianggap masih kurang adalah buku dan media pembelajaran. Guru

juga merasa kesulitan dalam memahami materi pelajaran di luar

bidangnya dan metode pembelajaran yang digunakan kurang variatif

karena lebih banyak menggunakan metode ceramah.

Persamaan: Pokok penelitian masih sejalan dengan identifikasi

penyebab kesulitan belajar siswa.

Perbedaan: Penelitian yang akan dilakukan berbeda, karena penelitian

yang dilakukan oleh Rahwati (2019) membahas mengenai identifikasi

masalah dalam pembelajaran IPS, sedangkan peneliti akan melakukan

penelitian yang berfokus pada faktor internal dan eksternal kesulitan

belajar siswa.

6. Penelitian yang dilakukan Rusmawan (2011) yang berjudul ―Faktor

Yang Memengaruhi Kesulitan Belajar IPS Siswa Sekolah Dasar‖

Penelitian ini adalah penelitian ex post facto. Populasi penelitian

adalah siswa kelas V SD tahun pelajaran 2011/2012 di Kabupaten

Sleman. Sampel penelitian 369 siswa yang diambil dengan

menggunakan teknik purporsive cluster sampling. Data dikumpulkan

58

dengan instrumen tes dan skala. Validitas instrumen diperoleh lewat

korelasi product moment dan reliabilitas lewat Cronbach Alpha. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa (1) minat belajar IPS dan dukungan

orang tua secara signifikan berpengaruh terhadap motivasi belajar IPS

dengan persentase 25,5%; (2) minat belajar IPS, strategi pembelajaran

IPS, dan motivasi belajar berpengaruh secara signifikan terhadap

kesulitan belajar IPS dengan presentase sebesar 17,4%.

Persamaan: Pokok penelitian mengenai faktor yang mempengaruhi

kesulitan belajar IPS.

Perbedaan: Penelitian yang akan dilakukan berbeda dengan Rusmawan

(2011) karena peneliti akan melakukan penelitian dengan

menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan teknik pengambilan

sampel dengan menggunakan sampel kuota.

C. Fokus Penelitian

Fokus penelitian merupakan konsep yang digunakan untuk

memberikan batasan-batasan terhadap kerangka teoritis. Berdasarkan latar

belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan yang dikaji dalam

penelitian ini difokuskan pada faktor faktor kesulitan yang dialami siswa

dalam proses pembelajaran dalam mata pelajaran Geografi di SMA N 12

Pekanbaru.

59

Menurut Oemar Malik faktor faktor yang bisa menimbulkan kesulitan

belajar dapat digolongkan menjadi Faktor Internal dan Faktor Eksteral,

yaitu:

Faktor Internal

1. Siswa tidak memiliki tujuan belajar yang jelas.

2. Kurang minatnya siswa terhadap mata pelajaran dan proses

pembelajaran.

3. Siswa kurang memiliki kecakapan saat mengikuti pelajaran.

4. Kebiasaan belajar siswa yang kurang baik.

5. Kurangnya penguasaan materi siswa saat proses pembelajaran.

Faktor Eksternal

1. Guru

- Cara guru dalam memberikan pelajaran saat proses

pembelajaran.

- Kurangnya bahan bacaan.

- Kurangnya alat alat untuk menunjang proses pembelajaran

berlangsung.

- Metode belajar yang tidak sesuai dengan topik pembelajaran.

2. Keluarga

- Kemampuan ekonomi keluarga untuk menunjang pendidikan

siswa.

- Adanya masalah dalam keluarga yang membuat siswa tidak

fokus belajar.

60

- Rindu kampung bagi siswa yang dari luar daerah saat

menempuh pendidikan.

3. Siswa

- Gangguan dari jenis kelamin siswa itu sendiri.

- Siswa yang bekerja sambil menempuh pendidikan.

- Siswa yang aktf dalam organisasi baik itu organisasi intern dan

ekstern dari sekolah tersebut.

- Siswa yang tidak dapat mengatur waktu senggang antara

bermain dan waktu untuk belajar.

- Siswa yang tidak memiliki teman belajar.

D. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir adalah serangkaian konsep dan kejelasan

hubungan antar konsep tersebut yang dirumuskan oleh peneliti berdasr

tinjauan pustaka, dengan meninjau teori yang disusun digunakan sebagai

dasr untuk menjawab pertanyaan pertanyaan penelitian yang diangkat agar

peneliti mudah dalam melakukan penelitian.32

Kesulitan yang dihadapi oleh siswa dalam belajar merupakan salah

satu permasalahan yang sering terjadi. Kesulitan belajar dapat diartikan

sebagai gejala sesuatu yang menghalang-halangi atau memperlambat

seorang siswa dalam mempelajari, memahami serta menguasai sesuatu.

Menurut Muhubin Syah setiap orang memiliki pandangan yang

32

Husaini Usman, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), h. 34.

61

berbedabeda tentang belajar semua itu akan mempengaruhi tindkan yang

berhubungan dengan belajar. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan

merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan

jenis dan jenjang pendidikan. Berarti bahwa berhasil atau gagalnya

pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar

yang dialami siswa, baik ketika ia berda di sekolah maupun dilingkungan

rumah atau keluarga.33

Kesulitan belaar juga di pengaruhi oleh

pelaksanana pembelajaran yang kurang efektif.

Materi peta merupakan sebuah materi yang menyajikam sebuah

gambaran permukaan bumi yang diperkecil, dituangkan kedalam selembar

kertas atau media lain dalam bentuk dua dimensional. Membaca peta tidak

terbatas pada kemampuan untuk menafsirkan simbol, teks dan gambar

saja, namun kita perlu memahami sepenuhnya terhadap keadaan lapangan

yang digambarkan. Melalui sebuah peta kita akan mudah dalam

melakukan sebuah pengamatan terhadap permukaan bumi yang luas,

terutama dalam hal waktu dan biaya. Peta merupakan alat untuk

melakukan komuniksai antara pembuat peta dan pengguna peta, sehingga

peta itu nantinya dituntut untuk dapat menyajikan fungsi dan informasi

dari objek yang digambarka seara optimal. Ilmu yang mempelajari tentang

masalah perpetaan meliputi pembuatan sampai reproduksi, pembacaam,

penggunaan, penafsiran dan analisis peta adalah kartografi. Seorang yang

33

Muhibbin syah, Psikolgi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya,2010), h. 89.

62

ahli di dalam bidang perpetaan, mulai dari membuat peta sampai

reproduksi dan analisis peta disebut sebagai kartografer.

Dari pemaparan diatas, peneliti ingin mengetaui tingkat kesulitan

belajar siswa dalam memahami materi peta dan membaca peta.

63

TABEL II.1

KERANGKA BERPIKIR

1. Faktor Internal

Tidak memiliki tujuan belajar yang

jelas

Kurangnya minat

Kesehatan yang sering terganggu

Kebiasaan belajar

Kurangnya penguasaan materi

2. Faktor Eksternal

a. Faktor Lingkungan Sekolah

Cara guru memberikan pelajaran

Kurangnya bahan bacaan

Kurangnya alat alat

Bahan pelajaran tidak sesuai dengan

materi pelajaran

b. Faktor Lingkungan Keluarga

Kemampuan ekonomi keluarga

Rindu kampung (bagi siswa diluar

daerah)

Kurangnya pengawasan dari keluarga

c. Faktor Faktor Dari Lingkungan Masyarakat

Bekerja sambil belajar

Aktif organisasi

Tidak dapat mengatur waktu senggang

Tidak memiliki teman belajar bersama

Kesulitan Belajar

PETA IPS Geografi

63

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif.

Jenis penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang berusaha

mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat

sekarang. Melalui penelitian deskriptif, peneliti berusaha mendeskripsikan

peritiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa memberikan

perlakuan khusus terhadap peristiwa tersebut. Variabel yang diteliti bisa

tunggal (satu variabel) bisa juga lebih dari satu variabel.34

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil pada bulan

Oktober sampai Desember 2021 di SMA Negeri 12 Pekanbaru yang

terletak di Jl. Garuda Sakti km 3. Penelitian lokasi ini didasari atas

persoalan-persoalan yang ingin diteliti oleh peneliti ada dilokasi ini.

34

Nurul Zuria, Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara,

2010) hlm. 47.

64

Gambar III.1 Peta Lokasi Penelitian

65

C. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa jurusan IPS SMA Negeri 12

Pekanbaru. Objek dalam penelitian ini adalah siswa yang mengalami

kesulitan belajar dengan indikator kesulitan belajar mendapatkan nilai

sangat jauh dibawah KKM (dibawah 75).

D. Informan Penelitian

Penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, karena

penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi

sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan kepopulasi,

tetapi ditransferkan ketempat lain pada situasi yang memiliki kesamaan

dengan situasi sosial pada kasus dipelajari. Sampel dalam penelitian

kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai narasumber atau

partisipan informan.35

Informasi dalam penelitian ini terdiri dari informan

utama dan informan pendukung. Informan utama dalam penelitian ini

adalah siswa kelas X IPS dan yang menjadi informan tambahan adalah

guru mata pelajaran Geografi.

Dalam hal ini, informan penelitian ini juga menggunakan 2 jenis

informan:

1) Informan Utama

Informan utama dalam penelitian ini terdiri dari 5 orang siswa SMA

Negeri 12 Pekanbaru. Jumlah informan dalam penelitian ini sebanyak

35

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R &

D, (Bandung: Al Fabeta, 2013), hlm. 298.

66

5 siswa dengan pengambilan sampel menggunakan teknik purposive

sampling, pengambilan sampel berdasarkan kriteria yakni siswa

mendapatkan nilai jauh dibawah KKM.

2) Informan Pendukung

Informan pendukung dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran

geografi kelas X.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang akan digunakan pengumpulan data adalah langkah

yang paling utama dalam sebuah penelitian, karena tujuan utama dari

penelitian adalah mendapatkan data, tanpa kita mengetahui teknik

pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang

memenuhi standar data yang ditetapkan.36

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Wawancara

Dalam kegiatan ini, peneliti menggunakan jenis wawancara

terstruktur yang artinya membuat terlebih dahulu acuan pertanyaan

yang akan ditanyakan pada guru geografi kelas X IPS dan siswa yang

mengalami kesulitan belajar. Pertanyaan tersebut sesuai dengan

permasalahan yang terjadi dilokasi penelitian.

Dan wawancara merupakan bagian dari metode penelitian yang

digunakan untuk pengumpulan data, apabila peneliti ingin melakukan

36

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,

(Bandung: Alfabeta, 2008), h. 208.

67

studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti.

Wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal. Percakapan yang

bertujuan memperoleh iformasi. Dalam penelitian ini, metode

wawancara digunakan untuk mengetahui jawaban secara lisan dari

responden yang berkenan dengan pertanyaan pertanyaan yang diajukan

oleh peneliti.

Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh

pewawancara untuk memperoleh informasi dari tes wawancara. Dalam

penelitian ini, wawancara ditujukan kepada guru mata pelajaran dan

siswa yang dipilih untuk mengetahui berbagai keterangan yang

berkaitan dengan hasil belajar. Wawancara berarti melakukan interaksi

komunikasi atau percakapan antara pewawancara (interviewer) dan

terwawancara (interviewe) dengan maksud menghimpun informasi dari

interview, interview pada penelitian kualitatif adalah informan yang

dari padanya pengetahuan dan pemahaman diperoleh.37

Wawancara

merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan suatu

pertanyaan kepada orang yang akan diwawancarai.38

Dalam artian lain, wawancara merupakan teknik dalam

pengumpulan data saat akan melakukan studi pendahuluan untuk

menemukan gejala/permasalahan yang nantinya akan diteliti. Dalam

kegiatan ini peneliti mengguanakan jenis wawancara terstruktur artinya

membuah terlebih dahulu acuan pertanyaan yang akan ditanyakan pada

37

Djam‘an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:

Alfabeta, 2011), h. 129. 38

Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta 2013) h. 224.

68

guru geografi kelas X IPS dan siswa yang mengalami kesulitan belajar.

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui faktor kesulitan

belajar yang dialami oleh siswa dari pandangan guru dan siswa itu

sendiri.

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu bentuk yang ditujukan untuk

memperoleh data langsung dari tempat penelitian, yaitu peneliti

memperoleh arsip dan dokumen yang berkenaan dengan sekolah

tersebut yaitu keadaan guru, tenaga administrasi, sarana dan prasarana,

jumlah siswa, dan data yang relevan terhadap penelitian.

Dokumentasi merupakan data yang digunakan untuk

mengumpulkan data data penelitian yang berupa dokumen dokumen

yang diperlukan seperti deskripsi lokasi penelitian.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini berupa wawancara yang dibuat sendiri

oleh peneliti. Instrumen adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur

fenomena alam mupun sosial yang diamati. Instrumen penelitian

merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam penelitian karena

berfungsi sebagai alat atau sarana pengumpulan data. Dengan demikian,

instrumen harus relevan dengan masalah aspek yang diteliti dengan

memperoleh data akurat.39

Instrumen penelitian adalah peneliti sendiri.

39

Suharsimi Kunto, Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik (Jakarta; Rineka

Cipta: 2010), h. 172.

69

Dalam hal ini peneliti merupakan perencana, pelaksana, pengumpul data,

penganalisis, penafsir data, dan akhirnya menjadi pelapor hasil penelitian

dalam bentuk skripsi. Peneliti sebagai instrumen akan mempermudah

menggali informasi yang menarik meliputi informasi yang berbeda, yang

tidak direncanakan sebelumnya, yang tidak dapat diduga terlebih dahulu

atau yang tidak lazim terjadi. Dalam penelitian ini juga menggunakan

instrument lainnya untuk mendukung dalam memperoleh data yang lebih

mendalam dan akurat.

G. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh kemudian akan dianalisis menggunakan

metode analisis deskriptif kualitatif. Analisis data kualitatif merupakan

penyusnunandata secara sistematis yang diperoleh dari hasil wawancara,

catatan lapangan dan bahan lainnya sehingga dapat dipahami dan di

informasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan pada saat

pengumpulan data sedang berlangsung dan setelah selesau pengumpulan

data dalam waktu tertentu.

Menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono terdapat 3 (tiga)

tahapan yang harus dikerjakan peneliti dalam menganalisis data peneltian

kualitatif, diantaranya sebagai berikut:40

40

Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,(Bandung:

Alfabeta, 2019), h. 334.

70

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data merupakan cara bagaimana merangkum, memilih hal

hal yang pokok, dan memfokuskannya pada hal yang penting dari hasil

observasi, wawancara, maupun dokumentasi yang telah dilakukan.

2. Paparan Data (Data Display)

Setelah data diperoleh dari reduksi data sebelumnya, maka data

kemudian akan dipaparkan dengan cara menguraikan/narasi (naratif),

dan membuat bagan. Pada bagian data yang diperoleh dari hasil

dokumentasi dan observasi akan disajikan dalam bentuk tabel dengan

tujuan agar mudah dipahami.

3. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan dan verifikasi adalah langkah terakhir yang

harus dilakukan untuk menjawab rumusan masalah yang akan diajukan

diawal. Dalam hal ini kesimpulan dalam penelitian kualitatif dapat

menjawab rumusan masalah sejakawal ataupun mungkin tidak, karena

apa yang telah dikemukakan masih bersifat sementara dan

kemungkinan terjadi perubahan apabila bukti bukti kuat yang

mendukung tahap pengumpulan tidak ditemukan. Namun, saat peneliti

kembali ke lapangan untuk mengumpulkan data dan sudah didukung

dengan bukti bukti konkret yang valid dan juga konsisten, maka

kesimpulan yang dikemukakan peneliti adalah kesimpulan kredibel.

71

TABEL III.1.

Proses Analisis Data

Skema Miles dan Huberman41

H. Keabsahan Data

Keabsahan data yang digunakan peneliti untuk pengecekan data melalui

dua keabsahan data yaitu:

1) Uji Kredibilitas Data Dengan Menggunakan Bahan Referensi

Bahan referensi yang diperlukan disini adalah adanya pendukung

untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti,

contohnya rekaman wawancara, foto interaksi dengan informan, dan

lembaran observasi. Penelitian ini akan menampilkan bukti bukti

dokumentasi selama penelitian berlangsung. Dokumentasi tersebut

berupa pedoman wawancara, hasil wawancara, lembar instrumen yang

dilakukan peneliti.

2) Uji Kreadibilitas Dengan Member Check

Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh

peneliti kepada pemberi data. Tujuan member check adalah untuk

mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang

41

Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif,(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2015), h.

179-181.

Pengumpulan Data Penyajian Data

Reduksi Data Verifikasi/Penarikan

Kesimpulan

72

diberikan oleh pemberi data. Apabila data yang ditemukan disepakati

oleh para pemberi data berarti datanya valid, sehingga semakin

kredibel atau dipercaya.

115

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan, maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Faktor internal yang menjadi penyebab terbesar kesulitan belajar

Geografi khususnya materi peta siswa SMA Negeri 12 Pekanbaru kelas

X IPS semester ganjil tahun ajaran 2021/2022 secara berurutan

meliputi: (1) Faktor Tujuan Belajar. Diantara siswa sedikit kebingungan

saat ditanya mengenai tujuan belajar. (2) Faktor Minat Belajar.

Rendahnya minat terhadap mata pelajaran Geografi khususnya pada

materi pemetaan ini yang membuat siswa mendapatkan nilai yang

rendah dan mengalami kesulitan belajar. (3) Faktor Kesehatan Jasmani.

Kebanyakan dari siswa beralasan kurang bisa fokus dalam proses

pembelajran dikarenakan terkendala kesehatan misalnya saat jam

pembelajaran pagi mereka tidak sarapan dan saat tubuh mereka kurang

fit. (4) Faktor Kebiasaan Belajar. Faktor kebiasaaan belajar yang masih

kategori rendah, artinya siswa masih jarang belajar dirumah dan belajar

hanya saat ada tugas, hal itu yang membuat mereka mengalami

kesulitan belajar. (5) Faktor Kurangnya Penguasaan Materi.

Kebanyakan dari siswa kurang mandiri dalam belajar, pada saat materi

116

pembelajaran belum disampaikan oleh guru tidak banyak siswa yang

mempelajari terlebih dahulu saat dirumah.

2. Faktor eksternal yang menjadi penyebab terbesar kesulitan belajar

Geografi khususnya materi peta siswa SMA Negeri 12 Pekabaru kelas

X IPS semester ganjil yakni: (1) Faktor Lingkungan Sekolah.

Kurangnya sarana dan prasrana yang mendukung dalam proses

pembelajaran hal itu yang membuat siswa tidak begitu faham dengan

materi pembelajran peta. (2) Faktor Lingkungan Keluarga. Kebanyakan

orangtua siswa kurang memperhatikan belajar anaknya bahkan sangat

jarang memberikan motivasi anaknya untuk belajar di rumah dan tidak

pernah dipantau. (3) Faktor Lingkungan Masyarakat. Kurang bisa

membagi waktu dan tidak ada teman belajar yang baik merupakan

faktor yang dapat membuat siswa mengalami kesulitan belajar dan

mendapatkan nilai yang rendah.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti memberikan saran-

saran kepada sekolah agar bisa kiranya menjadi bahan untuk

dipertimbangkan kembali. Berikut saran-saran yang Peneliti dapat

sampaikan:

1. Guru hendaknya berusaha selalu mengamati dan selalu memantau

perkembangan dari siswa pada saat proses pembelajaran dan

melakukan evaluasi, karena kesulitan belajar ini merupakan hal yang

117

memang penting untuk diperhatikan guna untuk perkembangan siswa

itu sendiri untuk kedepannya.

2. Siswa sebaiknya terus membiasakan kebiasaan belajar ketika berada di

sekolah maupun dirumah, dikarenakan faktor internal yang menjadi

penyebab kesulitan belajar Geografi khususnya materi peta ini terletak

pada faktor kebiasaan belajar yang kategori masih sangat rendah. Oleh

karenanya, alangkah lebik baiknya apabila siswa selalu menanamkan

sikap kebiasaan belajar sehingga setiap materi yang telah dipelajari

benar benar mampu dipahami sehingga nantinya pencapaian hasil

belajar juga akan mendapatkan hasil yang baik.

3. Kepada kepala sekolah kesulitan belajar disebabkan oleh faktor

dimana sarana dan pra sarana yang mendukung untuk proses

pembelajaran Geografi kususnya materi pemetaan masih kurang

disetiap kelas, sehingga siswa sulit untuk memahami. Disarankan agar

dari pihak sekolah untuk menyediakan sarana dan pra sarana

penunjang proses pembelajaran dikelas misalnya peta dan lainya.

121

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, 2012. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT.

Rineka Cipta.

Abuddin Nata, 2009. Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran (Cet. 1).

Jakarta: Kencana.

Afrizal, 2015. Metode Penelitian Kualitatif,(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Almegi, 2019. Panduan Pratikum Handasah. Pekanbaru: Universitas Islam

Negeri Sultan Syarif Kasim.

Dewi Liesnoor dkk. 2017. Kartografi Dasar. Yogyakarta: Penerbit Ombak

(Anggota IKAPI.

Djam‘an Satori dan Aan Komariah, 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif.

Bandung: Alfabeta.

Djemari Mardapi, 2008. Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Nontes.

Yogyakarta: Mitra Cendekia Press.

Erika Yuliana , Iin Purnamasari , Veryliana Purnamasari. 2020. Analisis Kesulitan

Belajar Pada Materi Operasi Hitung Pembagian Di Sd. Jurnal Sinektik

Vol. 3 No. 1. H. 73.

Husaini Usman, 1999. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.

Ibadullah Malawi dan Ani Kadarwati, 2019. Pembaharuan Pembelajaran Di

Sekolah Dasar. :Ae Media Grafika.

Irham, M. dan Wiyani, 2013. Psikologi Pendidikan Teori dan Aplikasi Dalam

Proses Pembelajaran. Jakarta:Ar-Ruzza Media.

Kaelan, 2012. Metode Penelitian Kualitatif Inter Disipliner. Yogyakarta:

Paradigma.

Mahmuddin, Siti Halimah , Seisti Setiorini. 2020. Kesulitan Belajar Siswa Pada

Pelajaran Ips Di Smp Negeri 11 Sampit. Jurnal Paedagogie Vol. No 1. H.

10.

122

Muhibbin Syah, 2010. Psikolgi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya.

Noehi Naution, 1991. Materi Pokok Psikologi Pendidikan. Jakarta: Direktoral

Jenderal Pembinaan Kelembangaan Agama Islam Dep. Agama dan

Universitas Terbuka.

Nora Agustina, 2018. Perkembangan Siswa. Yogyakarta: Dee Publish.

Nora Yuniar Setyaputri, 2021. Bimbingan Dan Konseling Belajar (Bandung:

Penerbit Media Sains Indonesia.

Oemar malik, 2005. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.

Jakarta: PT Bumi Aksara.

Prof. Dr. Lufri, dkk, 2020. Metodologi Pembelajaran: Strategi. Pendekatan,

Model, Metode Pembelajaran. Malang: Penerbit CV IRDH.

Robert Angkowo dan Kosasih, 2007. Optialisasi Media Pembelajaran. Jakarta:

PT Grasindo.

Salim, Peter dan Yenny Salim, 2002. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer.

Jakarta: Modern English Press.

Slameto, 1995. Belajar dan Faktor Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT

Rineka Cipta.

Soedarto, 2020. Visualisasi Peta Fasilitsa Umum Kelurahan Sumurboto Dengan

Argics Online. Jurnal Geodesi Undip. Vol 9. No. 4 h. 35.

Sri Apriani Puji Lestari, dkk. 2019. Penyusunan Peta Administrasi dan Fasilitas

Berbasis Masyarakat di Desa Suradadi. Vol. 2 No.1.

Sugiono, 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

_______, 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT

Albet.

123

_________, 2019. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi Kunto, 2010. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik. Jakarta;

Rineka Cipta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Syofian Siregar, 2013. Metode Penelitian Kuantitatif (Jakarta: Kencana Prenada

Media Grup.

Thursan Hakim, 2005. Belajar Seacara Efektif. Jakarta: Puspa Swara.

Tirtahardjo dan Sulo, 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta.Rineka Cipta.

Zainal Aqib, 2002. Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran. Surabaya: Insan

Cendekia.

124

LAMPIRAN

125

Lampiran 1

KISI KISI INSTRUMEN WAWANCARA GURU MATA PELAJARAN

Hari/tanggal :

Responded :

Tujuan : Mengumpulkan Data Tentang Analisis Faktor-

Faktor Kesulitan Belajar Siswa Pada Mata

Pelajaran Geografi Materi Peta Di Kelas X IPS

SMA N 12 Pekanbaru

NO. INDIKATOR PERTANYAAN

1. Kesehatan Jasmani Bagaimana kesehatan jasmani siswa pada

saat proses pembelajaran ?

Apakah ada kendala kesehatan siswa pada

saat proses pembelajaran ?

2. Tujuan Belajar Apakah tujuan belajar siswa sudah baik ?

3. Minat Belajar Bagaimana minat siswa terhadap

pembelajaran Geografi khususnya pada saat

proses pembelajaran materi Peta ?

Apakah siswa selalu bersemangat pada saat

proses pembelajaran berlangsung ?

4. Kebiasaan Belajar Kebiasaan apa yang dilakukan siswa ketika

proses pembelajaran ?

5. Penguasaan Materi Bagaimana penguasaan materi pemetaan

siswa pada saat proses pembelajaran ?

6. Lingkungan Sekolah

Bagaimana sarana dan prasarana sekolah

dalam mendukung pembelajaran Geografi

khususnya materi Peta ?

7. Lingkungan Keluarga Bagaimana lingkungan keluarga dari siswa,

apakah termasuk ekonomi menengah keatas

atau kebawah ?

Apakah kesulitan belajar siswa disebabkan

oleh keadaan siswa yang rindu terhadap

kampung halaman (bagi siswa yang

merantau) ?

Apakah kurangnya pengawasan belajar dari

keluarga menjadikan salah satu indikator

126

kesulitan belajar siswa ?

8. Lingkungan Masyarakat Apakah siswa yang mengalami kesulitan

belajar disebabkan karena bekerja sambil

belajar ?

127

Lampiran 2

KISI KISI INSTRUMEN WAWANCARA DENGAN SISWA

Hari/tanggal :

Responded :

Tujuan : Mengumpulkan Data Tentang Analisis Faktor-

Faktor Kesulitan Belajar Siswa Pada Mata

Pelajaran Geografi Materi Peta Di Kelas X IPS

SMA N 12 Pekanbaru

FAKTOR INTERNAL

No. INDIKATOR PERTANYAAN

1. Kesehatan Jasmani Bagaimana kesehatan jasmani saudara pada saat

proses pembelajaran ?

Apakah saudara sulit menerima pelajaran saat

tubuh tidak fit atau ada kendala kesehatan

lainnya ?

2. Tujuan Belajar Apakah saudara memiliki tujuan belajar yang

baik ?

3. Minat Belajar Apakah saudara minat terhadap pembelajaran

Geografi khususnya pada saat proses

pembelajaran materi Peta ?

Apakah saudara selalu bersemangat pada saat

proses pembelajaran khususnya saat materi

pemetaan ?

4. Kebiasaan Belajar Bagaimana kebiasaan belajar saudara dirumah

maupun disekolah ?

5. Penguasaan Materi Apakah saudara menguasai materi pada saat

proses pembelajran mengenai materi peta ?

FAKTOR EKSTERNAL

NO. INDIKATOR PERTANYAAN

6. Lingkungan Sekolah Menurut saudara bagaimana sarana dan

prasarana sekolah dalam mendukung

pembelajaran Geografi khususnya materi Peta

?

128

7. Lingkungan Keluarga Bagaimana keadaan lingkungan keluarga

saudara ?

Apakah kesulitan belajar saudara disebabkan

oleh keadaan saudara yang rindu terhadap

kampung halaman (bagi saudara yang

merantau) ?

Apakah orangtua saudara selalu memantau dan

selalu mengawasi jam belajar saat dirumah ?

8. Lingkungan Masyarakat Apakah saudara merasa mengalami kesulitan

belajar ?

a. Karena sambil bekerja

b. Karena rindu kampung halaman

c. Kurangnya membagi waktu

d. Teman belajar

129

Lampiran 3

REKAPAN JAWABAN DARI GURU MATA PELAJARAN

NO. INDIKATOR PERTANYAAN

1. Kesehatan Jasmani Yuni Septika Agusmi

Bagaimana kesehatan jasmani peserta didik pada saat

proses pembelajaran ?

Ibu Yohana Dwi Putri,M.Pd.

Sejauh ini yang Ibu lihat kadang kadang ya bermasalah.

Kalau secara apa e hubungannya pasti adalah misalnya

anak kurang tidur pada malam harinya tentu otomatis

belajarnya ketika pembelajaran berlangsng dia bisa saja

tidur dikelas pada jam belajar. Jadi e atau karena faktor

lain misalnya dia tidak sarapan pagi hari yakan, sehingga

bisa saja nanti dia pusing bahkan mual mungkin maghnya

kambuh.

Yuni Septika Agusmi

Apakah ada kendala kesehatan peserta didik pada saat

proses pembelajaran ?

Ibu Yohana Dwi Putri,M.Pd.

Ya sama seperi jawaban sebelummya ya Yun, kendala

kendala seperti tidak sarapan dan kurangnya jam tidur

juga bisa menjadi pemicu tidak konsentrasinya belajar

siswa.

2. Tujuan Belajar Yuni Septika Agusmi

Apakah tujuan belajar siswa sudah baik ?

Ibu Yohana Dwi Putri,M.Pd.

Tujuan belajar tergantung masing masing anak lah yakan,

jadi kalau anak itu merasa bahwa keinginan belajarnya

besar pasti tujuan belajarnya sudah baik, tapi sebaliknya

jika anak itu sendiri e apa tidak open atau tidak terlalu

ambisius terhadap pelajaran yang diminati tentu hasilnya

juga akan rendah gitu.

3. Minat Belajar Yuni Septika Agusmi

Bagaimana minat siswa terhadap pembelajaran Geografi

khususnya pada saat proses pembelajaran materi Peta ?

130

Ibu Yohana Dwi Putri,M.Pd.

Sampai saat ini dulu biasanya ibu biasanya membuat

mereka tertarik itu biasanya ibu menyuruh mereka

membuat peta. Akan tetapi memang ada beberapa anak

yang tidak terlalu minat. Siswa minat belajar dan tidak

kan bisa kita lihat ya Yun. Ada beberapa siswa setiap

kelas yang mungkin minat dan tidak.

Yuni Septika Agusmi

Apakah siswa selalu bersemangat pada saat proses

pembelajaran berlangsung ?

Ibu Yohana Dwi Putri,M.Pd.

Tergantung materinya apamungkin ya, seperti yang sudah

Ibu sampaikan tadi diawal. Bahwa, yang meminati mata

pelajaran pemetaan ini tidak keseluruhan tapi hampir

semua, nah begitu juga dengan hal ini. Tentu bagi siswa

yang tidak minat dengan materi ini dia akan tidak

bersemangat karena minat saja sudah tidak kan.

4. Kebiasaan Belajar Yuni Septika Agusmi

Kebiasaan seperti apa yang dilakukan siswa ketika proses

pembelajaran ?

Ibu Yohana Dwi Putri,M.Pd.

Kadang ada tu yang asik bolak balikkan buku aja, ribut

didalam kelas dan izin keluar karena mereka mungkin

malamnya kurang tidur dan tidak mau mendengarkan,

dulu juga kita begitu kalau tidak suka dengan apa yang

disampaikan kadang keluar cuci muka kalau ngantuk dan

lainnya.

5. Penguasaan Bahasa/Materi Yuni Septika Agusmi

Bagaimana penguasaan materi pemetaan peserta didik

pada saat proses pembelajaran ?

Ibu Yohana Dwi Putri,M.Pd.

Sebagian siswa mungkin sudah bisa menafsirkan megenai

materi pada saat Ibu masuk ya, tapi tidak semua siswa

kadang ada siswa yang ditanya masih berpatok membaca

buku dan lainnya sih Yun.

6. Lingkungan Sekolah

Yuni Septika Agusmi

Bagaimana sarana dan prasarana sekolah dalam

mendukung pembelajaran Geografi khususnya materi

Peta ?

131

Ibu Yohana Dwi Putri,M.Pd.

Kalau berbicara mengenai sarana dan pra sarana sih

mungkin sudah cukup ya, akan tetapi mungkin karena ini

kita kaitkan dengan pemetaan jadi memang disetiap kelas

itu kurang ada seperti globe, peta, atlas dan lainnya.

Kalau sarana sekolah sudah bagus di sini Yun.

7. Lingkungan Keluarga Yuni Septika Agusmi

Bagaimana lingkungan keluarga dari peserta didik,

apakah termasuk ekonomi menengah keatas atau

kebawah ?

Ibu Yohana Dwi Putri,M.Pd.

E jika kita berbicara mengenai ekonomi dari peserta

didik, tentu bermacam ragamnya ya Yun. Ada yang

memang ekonomi kebawah kemudian keatas bahkan

ekonomi sedang. Nah, hal hal seperti ini jika ditanyakan

dengan kaitan kesulitan peserta didik tentu akan sangat

berpengaruh karena kita kan sistem belajarnya dengan

modul atau buku misalnya, nah jika kelurga dari siswa

tidak bisa membeli modul jadi anak tersebut mengalami

kesulitan untuk belajar. Sedangkan kawan kawannya

sudah memiliki buku dan dia tidak, nah hal ini lah bisa

juga menajdi indikator anak mendapatkan nilai rendah.

Tentu anak yang memiliki buku plajaran bisa lebih

memaca baca daripada ana yang tidak punya kan. Itu sih

Yun.

Yuni Septika Agusmi

Apakah kesulitan belajar siswa disebabkan oleh keadaan

siswa yang rindu terhadap kampung halaman (bagi siswa

yang merantau) ?

Ibu Yohana Dwi Putri,M.Pd.

Iya, memang ada beberapa siswa yang tinggalnya tidak

berada dekat dengan orangtua tetapi hanya beberapa

mungkin ya tidak terlalu banyak. Biasanya kan pengaruh

dengan siswa kan kalau siswa rindu dengan kampung

pasti berkaitan dengan kehadiran jadi seandainya anak

kenapa sih kamu jarang masuk saya sering pulang

kampung Buk itu ada beberapa seperti itu, kemudian jika

dalam kondisi seperti ini tetap terus dipaksa maka anak

tidak bisa fokus ke pembelajran.

Yuni Septika Agusmi

132

Apakah kurangnya pengawasan belajar dari keluarga

menjadikan salah satu indikator kesulitan belajar siswa ?

Ibu Yohana Dwi Putri,M.Pd.

Iya bisa, misal menjadi indikator sebagai pengaruh.

Kenapa ? karena ya guru kan sebagai mediator

pembelajaran untuk memberikan materi untuk di sekolah

itu tugasnya di sekolah, orangtua sebagai pengingat

dirumah seharusnya kan. Apakah anak sudah

nebgerjakann tugas atau adakan tugs hari ini. Nah, hal hal

tersebut orangtua harus mendampingi karena walaupun

samai saatt ini ada orangtua yang menyampaikan bahwa

buk maaf ya buk anak saya kansudah dewasa buk sudah

sma nggak perlu kami pantai, yang kami pantau adek

adeknya buk yang dia sudah kami percayakan. Nggak

bisa sepenuhnya karena itulah tadi sekarnagini banyak

penagruh salah satunya hp kan, kadangkadang ia

menjadikan alsan sudah belajar neggunakan gc padaja

yang dia buka game dan lainnya.

8. Lingkungan Masyarakat Yuni Septika Agusmi

Apakah siswa yang mengalami kesulitan belajar

disebabkan karena bekerja sambil belajar kemudian siswa

tersebu tidak bisa membagi waktu luang dan tidak ada

teman belajar ?

Ibu Yohana Dwi Putri,M.Pd.

Sampai saat ini yang Ibu temukan memang ada yang

seperti itu, jadi memang pernah ada beberapa siswa dan

memang ee menyamaian bahwa buk saya bantu orantua

saya kera buk sya bantu orangyua saya jualan malam saya

nagnyk jadi nggak bisa mengerjakan tuags. Nah hal hal

tersebut tentu memberikan pengaruh terhadap nilai

belajar dia seharusnya anak ini mengerjakan tuags karena

dia menjadi seorang siwa akan tetapi dia malah menjadi

penoang kebutuhan prangtuanya.

Nah kalau dari segi membagi waktu. Sepertinya sudah

terjawab ya Yun tadi, karena adanya siswa yang sambil

bekerja kemudian beberapa alasan siswa tersebut maka ya

itu bisa kita ambil kesimpulan merak kurang bisa

membagi waktu belajar dengan baik, tugas saja kadang

masih sudah sterlambat bahkanada beberapa sswa yang

133

selalu terlambat bahkan jika tidak diingatkan tidak

dikerjakan.

Kalau sampai saat ini Ibu belum ada menjumpai seperti

itu, namun a apa sebelumnya saudah pernah terjadi kasus

seperti itu. Kenapa ? karena dia merasa tertutp dengan dia

sendiri bahkan itu kejdiannya memang anak ibu sendiri tu

tinggal kelas karena tidak padnai bergaul, sudahlah tidak

pandai tidaklah pula pandai bertanya. Sudah diberi

nasehat sudah dinasheati bertanyalah sama temannya,

mungkin karena keberanian dia juga tidak ada itulah rasa

toleran pergaulan dia yang keil akhirnya sama teman

temanpun sudah ibu tanya tapi jawaban temannya tidak

ada komunikasi. Secara tidak langsung tntu itu

mmepengaruhi a apa dari hasil belajar dia. Kenapa ?

pelajran eajran tertinggal aturn dia bisa bertanay dia tidak

dapat info apa apa.

134

Lampiran 4

REKAPAN JAWABAN DARI INFORMAN PENELITIAN 1

Hari/tanggal : Rabu, 10 November 2021

Responded : Cut X IPS 4 (10)

Tujuan : Mengumpulkan Data Tentang Analisis Faktor-

Faktor Kesulitan Belajar Peserta Didik Pada

Mata Pelajaran Geografi Materi Peta Di Kelas

X IPS SMA N 12 Pekanbaru

FAKTOR INTERNAL

No. INDIKATOR PERTANYAAN

1. Kesehatan Jasmani Yuni Septika Agusmi

Bagaimana kesehatan jasmani saudara pada saat proses pembelajaran

?

Cut

Kurang fokus Kak kalau tidak sarapan.

Yuni Septika Agusmi

Apakah saudara sulit menerima pelajaran saat tubuh tidak fit atau

ada kendala kesehatan lainnya ?

Cut

Iya karena nggak fokus.

2. Tujuan Belajar Yuni Septika Agusmi

Apakah saudara memiliki tujuan belajar yang baik ?

Cut

Belum.

3. Minat Belajar Yuni Septika Agusmi

Apakah saudara minat terhadap pembelajaran Geografi khususnya

pada saat proses pembelajaran materi Peta ?

Cut

Kurang Kak.

Yuni Septika Agusmi

Apakah saudara selalu bersemangat pada saat proses pembelajaran

khususnya saat materi pemetaan ?

Cut

Tidak Kak

4. Kebiasaan Belajar Yuni Septika Agusmi

Bagaimana kebiasaan belajar saudara dirumah maupun disekolah ?

Cut

135

Jarang Kak

5. Penguasaan Materi Yuni Septika Agusmi

Apakah saudara menguasai materi pada saat proses pembelajran

mengenai materi peta ?

Cut

Kurang

FAKTOR EKSTERNAL

NO. INDIKATOR PERTANYAAN

6. Lingkungan Sekolah Yuni Septika Agusmi

Menurut saudara bagaimana sarana dan prasarana sekolah dalam

mendukung pembelajaran Geografi khususnya materi Peta ?

Cut

Kurang memadai

7. Lingkungan Keluarga Yuni Septika Agusmi

Bagaimana keadaan lingkungan keluarga saudara ?

Cut

Baik

Yuni Septika Agusmi

Apakah kesulitan belajar saudara disebabkan oleh keadaan

saudara yang rindu terhadap kampung halaman (bagi saudara

yang merantau) ?

Cut

Saya tidak merantau

Yuni Septika Agusmi

Apakah orangtua saudara selalu memantau dan selalu mengawasi

jam belajar saat dirumah ?

Cut

Nggak Kak dibiarkan saja sama orangtua.

8. Lingkungan Masyarakat Yuni Septika Agusmi

Apakah saudara merasa mengalami kesulitan belajar ?

e. Karena sambil bekerja

f. Kurangnya membagi waktu

g. Teman belajar

Cut

Kurang bisa membagi waktu Kak.

136

Lampiran 5

REKAPAN JAWABAN DARI INFORMAN PENELITIAN 2

Hari/tanggal : Rabu, 10 November 2021

Responded : Fedro X IPS 5 (40)

Tujuan : Mengumpulkan Data Tentang Analisis Faktor-

Faktor Kesulitan Belajar Peserta Didik Pada

Mata Pelajaran Geografi Materi Peta Di Kelas

X IPS SMA N 12 Pekanbaru

FAKTOR INTERNAL

No. INDIKATOR PERTANYAAN

1. Kesehatan Jasmani Yuni Septika Agusmi

Bagaimana kesehatan jasmani saudara pada saat proses pembelajaran

?

Fedro

Jarang sarapan karena itu terkendala.

Yuni Septika Agusmi

Apakah saudara sulit menerima pelajaran saat tubuh tidak fit atau

ada kendala kesehatan lainnya ?

Fedro

Kurang fokus kalau tidak fit

2. Tujuan Belajar Yuni Septika Agusmi

Apakah saudara memiliki tujuan belajar yang baik ?

Fedro

Sudah

3. Minat Belajar Yuni Septika Agusmi

Apakah saudara minat terhadap pembelajaran Geografi khususnya

pada saat proses pembelajaran materi Peta ?

Fedro

Kurang

Yuni Septika Agusmi

Apakah saudara selalu bersemangat pada saat proses pembelajaran

khususnya saat materi pemetaan ?

Fedro

Kurang

4. Kebiasaan Belajar Yuni Septika Agusmi

Bagaimana kebiasaan belajar saudara dirumah maupun disekolah ?

Fedro

137

Dirumah jarang belajar

5. Penguasaan Materi Yuni Septika Agusmi

Apakah saudara menguasai materi pada saat proses pembelajran

mengenai materi peta ?

Fedro

Nggak

FAKTOR EKSTERNAL

NO. INDIKATOR PERTANYAAN

6. Lingkungan Sekolah Yuni Septika Agusmi

Menurut saudara bagaimana sarana dan prasarana sekolah dalam

mendukung pembelajaran Geografi khususnya materi Peta ?

Fedro

Kurang Kak

7. Lingkungan Keluarga Yuni Septika Agusmi

Bagaimana keadaan lingkungan keluarga saudara ?

Fedro

Baik

Yuni Septika Agusmi

Apakah kesulitan belajar saudara disebabkan oleh keadaan

saudara yang rindu terhadap kampung halaman (bagi saudara

yang merantau) ?

Fedro

Nggak sih Kak, saya sama orangtua.

Yuni Septika Agusmi

Apakah orangtua saudara selalu memantau dan selalu mengawasi

jam belajar saat dirumah ?

Fedro

Jarang

8. Lingkungan Masyarakat Yuni Septika Agusmi

Apakah saudara merasa mengalami kesulitan belajar ?

h. Karena sambil bekerja

i. Kurangnya membagi waktu

j. Teman belajar

Fedro

Kurang bisa membagi waktu sih Kak.

138

Lampiran 6

REKAPAN JAWABAN DARI INFORMAN PENELITIAN 3

Hari/tanggal : Rabu, 10 November 2021

Responded : Amelia X IPS 4 (68)

Tujuan : Mengumpulkan Data Tentang Analisis Faktor-

Faktor Kesulitan Belajar Peserta Didik Pada

Mata Pelajaran Geografi Materi Peta Di Kelas

X IPS SMA N 12 Pekanbaru

FAKTOR INTERNAL

No. INDIKATOR PERTANYAAN

1. Kesehatan Jasmani Yuni Septika Agusmi

Bagaimana kesehatan jasmani saudara pada saat proses pembelajaran

?

Amelia

Sehat sih Kak. Tapi kadang ya suka laper

Yuni Septika Agusmi

Apakah saudara sulit menerima pelajaran saat tubuh tidak fit atau

ada kendala kesehatan lainnya ?

Amelia

E iya sih kadang, karena kan suka pusing terus kurang fokus dalam

belajar apalagi pas pagi belum sarapan.

2. Tujuan Belajar Yuni Septika Agusmi

Apakah saudara memiliki tujuan belajar yang baik ?

Amelia

Sudah.

3. Minat Belajar Yuni Septika Agusmi

Apakah saudara minat terhadap pembelajaran Geografi khususnya

pada saat proses pembelajaran materi Peta ?

Amelia

Nggak terlalu sih Kak.

Yuni Septika Agusmi

Apakah saudara selalu bersemangat pada saat proses pembelajaran

khususnya saat materi pemetaan ?

Amelia

Selalu semangat kok Kak.

4. Kebiasaan Belajar Yuni Septika Agusmi

Bagaimana kebiasaan belajar saudara dirumah maupun disekolah ?

139

Amelia

Kalau belajar saya kurang Kak, lebih ke main Hp.

5. Penguasaan Materi Yuni Septika Agusmi

Apakah saudara menguasai materi pada saat proses pembelajran

mengenai materi peta ?

Amelia

Enggak.

FAKTOR EKSTERNAL

NO. INDIKATOR PERTANYAAN

6. Lingkungan Sekolah Yuni Septika Agusmi

Menurut saudara bagaimana sarana dan prasarana sekolah dalam

mendukung pembelajaran Geografi khususnya materi Peta ?

Amelia

Masih kurang Kak.

7. Lingkungan Keluarga Yuni Septika Agusmi

Bagaimana keadaan lingkungan keluarga saudara ?

Amelia

Kalau disekitar lingkungan keluarga saya baik baik aja sih Kak.

Yuni Septika Agusmi

Apakah kesulitan belajar saudara disebabkan oleh keadaan

saudara yang rindu terhadap kampung halaman (bagi saudara

yang merantau) ?

Amelia

Iya Kak.

Yuni Septika Agusmi

Apakah orangtua saudara selalu memantau dan selalu mengawasi

jam belajar saat dirumah ?

Amelia

Kadang kadang.

8. Lingkungan Masyarakat Yuni Septika Agusmi

Apakah saudara merasa mengalami kesulitan belajar ?

k. Karena sambil bekerja

l. Kurangnya membagi waktu

m. Teman belajar

Amelia

E kurang bisa membagi waktu sama kurang teman belajar aja.

140

Lampiran 7

REKAPAN JAWABAN DARI INFORMAN PENELITIAN 4

Hari/tanggal : Rabu, 10 November 2021

Responded : Amelia Putri X IPS 3 (68)

Tujuan : Mengumpulkan Data Tentang Analisis Faktor-

Faktor Kesulitan Belajar Peserta Didik Pada

Mata Pelajaran Geografi Materi Peta Di Kelas

X IPS SMA N 12 Pekanbaru

FAKTOR INTERNAL

No. INDIKATOR PERTANYAAN

1. Kesehatan Jasmani Yuni Septika Agusmi

Bagaimana kesehatan jasmani saudara pada saat proses pembelajaran

?

Amelia Putri

Kesehatan saya pada saat proses pembelajaran itu agak kurang fit

Kak soalnya paginya saya tidak sarapan.

Yuni Septika Agusmi

Apakah saudara sulit menerima pelajaran saat tubuh tidak fit atau

ada kendala kesehatan lainnya ?

Ega Selvia

Iya Kak kalau tubuh tidak fit itu menerima pembelajran itu agak sulit

Kak soalnya badan itu sudah tidak enak gitu Kak.

2. Tujuan Belajar Yuni Septika Agusmi

Apakah saudara memiliki tujuan belajar yang baik ?

Ega Selvia

Iya Kak saya memiliki tujuan belajar yang baik.

3. Minat Belajar Yuni Septika Agusmi

Apakah saudara minat terhadap pembelajaran Geografi khususnya

pada saat proses pembelajaran materi Peta ?

Ega Selvia

Kurang Kak.

Yuni Septika Agusmi

Apakah saudara selalu bersemangat pada saat proses pembelajaran

khususnya saat materi pemetaan ?

Ega Selvia

Kurang Kak soalnya media pembelajarannya tidak ada Kak sehingga

saya agak kurang minat.

141

4. Kebiasaan Belajar Yuni Septika Agusmi

Bagaimana kebiasaan belajar saudara dirumah maupun disekolah ?

Ega Selvia

Saya jarang mengulang materi pembelajaran yang saya pelajari di

sekolah Kak.

5. Penguasaan Materi Yuni Septika Agusmi

Apakah saudara menguasai materi pada saat proses pembelajran

mengenai materi peta ?

Ega Selvia

Tidak Kak karena media pembelajrannya tadi itu tidak ada Kak jadi

agak kurang menguasai.

FAKTOR EKSTERNAL

NO. INDIKATOR PERTANYAAN

6. Lingkungan Sekolah Yuni Septika Agusmi

Menurut saudara bagaimana sarana dan prasarana sekolah dalam

mendukung pembelajaran Geografi khususnya materi Peta ?

Ega Selvia

Ya kalau untuk sarana di sekolah itu sudah agak lengkap sih Kak

Cuma prasarananya kurang Kak kayak media pembelelajarannya

kurang Kak.

7. Lingkungan Keluarga Yuni Septika Agusmi

Bagaimana keadaan lingkungan keluarga saudara ?

Ega Selvia

Alhamdulillah kalau untuk lingkungan keluarga baik sih Kak.

Yuni Septika Agusmi

Apakah kesulitan belajar saudara disebabkan oleh keadaan

saudara yang rindu terhadap kampung halaman (bagi saudara

yang merantau) ?

Ega Selvia

Tidak sih Kak, soalnya saya disini tinggal bersama keluarga saya

bersama Bapak dan Ibu.

Yuni Septika Agusmi

Apakah orangtua saudara selalu memantau dan selalu mengawasi

jam belajar saat dirumah ?

Ega Selvia

Enggak Kak, soalnya bapak dan ibu saya itu kerja kak jadiuntuk

belajar itu tidak ada dipantau.

142

8. Lingkungan Masyarakat Yuni Septika Agusmi

Apakah saudara merasa mengalami kesulitan belajar ?

n. Karena sambil bekerja

o. Kurangnya membagi waktu

p. Teman belajar

Mungkin karena tidak ada teman belajar ya Kak dan tidak

dipantau orangtua jadi agak mengalami kesulitan belajarjadi

support sistemnya tu enggak ada, dan saya kurang bisa membagi

waktu juga dirumah.

143

Lampiran 8

REKAPAN JAWABAN DARI INFORMAN PENELITIAN 5

Hari/tanggal : Rabu, 10 November 2021

Responded : Christian X IPS 5 (50)

Tujuan : Mengumpulkan Data Tentang Analisis Faktor-

Faktor Kesulitan Belajar Peserta Didik Pada

Mata Pelajaran Geografi Materi Peta Di Kelas

X IPS SMA N 12 Pekanbaru

FAKTOR INTERNAL

No. INDIKATOR PERTANYAAN

1. Kesehatan Jasmani Yuni Septika Agusmi

Bagaimana kesehatan jasmani saudara pada saat proses pembelajaran

?

Christian

Kadang kadang ngantuk Kak.

Yuni Septika Agusmi

Apakah saudara sulit menerima pelajaran saat tubuh tidak fit atau

ada kendala kesehatan lainnya ?

Christian

Tergantung sih Kak kalau demam nggak bisa fokus.

2. Tujuan Belajar Yuni Septika Agusmi

Apakah saudara memiliki tujuan belajar yang baik ?

Christian

Nggak tau Kak.

3. Minat Belajar Yuni Septika Agusmi

Apakah saudara minat terhadap pembelajaran Geografi khususnya

pada saat proses pembelajaran materi Peta ?

Christian

Kurang minat.

Yuni Septika Agusmi

Apakah saudara selalu bersemangat pada saat proses pembelajaran

khususnya saat materi pemetaan ?

Christian

Tidak terlalu.

4. Kebiasaan Belajar Yuni Septika Agusmi

Bagaimana kebiasaan belajar saudara dirumah maupun disekolah ?

Christian

144

Kalau dirumah ya belajar buat ngerjakan pr aja Kak.

5. Penguasaan Materi Yuni Septika Agusmi

Apakah saudara menguasai materi pada saat proses pembelajran

mengenai materi peta ?

Christian

Belum Kak, tunggu gurunya menjelaskan.

FAKTOR EKSTERNAL

NO. INDIKATOR PERTANYAAN

6. Lingkungan Sekolah Yuni Septika Agusmi

Menurut saudara bagaimana sarana dan prasarana sekolah dalam

mendukung pembelajaran Geografi khususnya materi Peta ?

Christian

Kurang Kak.

7. Lingkungan Keluarga Yuni Septika Agusmi

Bagaimana keadaan lingkungan keluarga saudara ?

Christian

Baik

Yuni Septika Agusmi

Apakah kesulitan belajar saudara disebabkan oleh keadaan

saudara yang rindu terhadap kampung halaman (bagi saudara

yang merantau) ?

Christian

Saya tidak merantau Kak

Yuni Septika Agusmi

Apakah orangtua saudara selalu memantau dan selalu mengawasi

jam belajar saat dirumah ?

Christian

Kalau memantau iya tapi kadang kadang Kak

8. Lingkungan Masyarakat Yuni Septika Agusmi

Apakah saudara merasa mengalami kesulitan belajar ?

q. Karena sambil bekerja

r. Kurangnya membagi waktu

s. Teman belajar

Christian

Tidak bisa membagi waktu Kak

145

Lampiran 9

SUASANA SAAT PROSES PEMBELAJARAN AWAL

146

Lampiran 10

KONSULTASI DENGAN WAKA TERKAIT PENELITIAN

147

Lampiran 11

WAWANCARA DENGAN GURU MATA PELAJARAN GEOGRAFI

148

Lampiran 12

DOKUMENTASI DENGAN SATPAM SMAN 12 PEKANBARU

149

Lampiran 13

WAWANCARA DENGAN INFORMAN PENELITIAN

150

151

152

Lampiran 14

SK PEMBIMBING

153

Lampiran 15

LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN UJIAN PROPOSAL

154

Lampiran 16

LEMBAR SURAT PRA RISET (IZIN RISET) FAKULTAS TARBIYAH

155

Lampiran 17

LEMBAR SURAT BALASAN PRA RISET (IZIN RISET) SEKOLAH

156

Lampiran 18

SURAT IZIN RISET FAKULTAS TARBIYAH

157

Lampiran 19

SURAT REKOMENDASI IZIN RISET

158

Lampiran 20

SURAT IZIN RISET DINAS PENDIDIKAN

159

Lampiran 21

LEMBAR SURAT PASCA RISET DARI SEKOLAH

160

Lampiran 22

DENAH SMA NEGERI 12 PEKANBARU

161

Lampiran 23

PETA LOKASI SMA NEGERI 12 PEKANBARU

162

Lampiran 24

BLANGKO KEGIATAN BIMBINGAN SKRIPSI

163

LAMPIRAN 25

STRUKTUR ORGANISASI SMA NEGERI 12 PEKANBARU

SISW A

KE TUA TPMPS

SAFRAN. S.Pd

NIP. 19690209 199412 1 004

KOORDINATOR BK

INTAN MESTIKA, S.Psi

PAIZAL, S.Pd.I

SAORDINA RAMBE, S.Pd

NENGSIH DAHMAYANTI, S.Pd

RANI ASTUTI, S.Pd.I

MARCHING BAND

FILDZAH FITRI ALI, S.Pd X MIPA 1 : GUSMIRA, S.Pd

X MIPA 2 : SEPTI NURYAHNI, S.Pd

X MIPA 3 : RATIPAH SUNDARI SILALAHI, S.Pd

X MIPA 4 : ALIFIAH ZAHRATUL AINI, M.Psi

X MIPA 5 : RANDI GUNAWAN, S.Pd

X MIPA 6 : SEPTI NURYAHNI, S.Pd

X IPS 1 : YOHANA DWI PUTRI, S.Pd

X IPS 2 : FILDZAH FITRI ASLI, S.Pd

X IPS 3 : SELVA GUSTIRINA, S.Pd

X IPS 4 : INDA PERMATA SARI, S.Pd.Gr

X IPS 5 : WARMIDA INDRI, S.Pd

X IPS 6 : JABARIAH, S.HI

X I MIPA 1 : Dra. WISMAR ASTURIYAH, M.Pd

X I MIPA 2 : Dra. DESTA VELLY, M.Pd

X I MIPA 3 : WATRI ASNI, S.Pd

X I MIPA 4 : LIZANA MARYANTI, S.Pd

X I MIPA 5 : MELI MARLINA, S.Pd

X I MIPA 6 : MUHAMMAD NAZIR, S.Pd

X I IPS 1 : ZULFANITRA, S.Pd

X I IPS 2 : ASMIDA, S.Pd

X I IPS 3 : SYAFNI FITRIANA, S.Pd

X I IPS 4 : TRI SANPUNG DAMAYANTI, S.Pd

X I IPS 5 : ADI SUHENDRA, S.PD

X I IPS 6 : LUX VIATI, M.A

X II MIPA 1 : AMIRUDDIN, S.Pd.I

X II MIPA 2 : ANDI AFRIZA DS, M.Pd

X II MIPA 3 : SRI OKTARINA BULKAINI, S.Pd

X II MIPA 4 : SAPRIANTO, S.Pd

X II MIPA 5 : RANI ASTUTI, S.Pd.I

X II IPS 1 : INDRAWATI, S.Pd

X II IPS 2 : DESMARITA, S.Pd

X II IPS 3 : SAORDINA RAMBE, S.Pd

X II IPS 4 : ELLI ZARNI, M.Pd

X II IPS 5 : TIFANY DESY HERAWATI, S.Pd

KEPALA LABOR

OPE RA TOR SE KOLA H

KESISW AAN AGENDARIS

KE PA LA TA TA USA H A

MGMP

PE N D . A G A M A I S L A M

PPK N

B A H A S A I N D ON E S I A

M A TE M A TI K A

S E JA RA H I N D ON E S I A

B A H A S A I N G G RI S

S E N I B U D A YA

PE N JA S K E S

PRA K A RYA & K E W I I RA U S A H A A N

B U D A YA M E L A YU RI A U

S E JA RA H

G E OG RA F I

S OS I OL OG I

E K ON OM I

B A H A S A D A N S A S TRA I N G G RI S

W AKIL KEPAL A SEKOLAH

MAJEL IS GURU

VOLLYMUHAMMAD NAZIR, S,Pd

NIP.19700626 199903 1 004

ROHIS PUTRA & IMTAQ

MHD. RUSYDI, M.Pd

NASYID & IMTAQ

AMIRUDDIN, S.Pd.I

PASSUS

PAIZAL, S.Pd.I

FUTSAL

CARVANI ARDI, S.Pd

BOLA KAKI

INDRA IRWANSYAH, S.Pd

O 2 S N ( A T L E T I K , B A D M I N T O N ,

S I L A T ,

K A R A T E & R E N A N G

RAJA YULIANIS, S.Pd

NIP.19690702 200502 2 001

BASKET

SAPRIANTO, S.Pd

MADINGNURDYAH AYU WULANDARI,

S.Pd

T A H S I N , T A H F I Z , I M T A Q , S E N I B A C A A L - Q U R 'A N & R O H I S P U T R I

ROKHAINI, S.Ag

JABARIAH, S.Hi

OSN IPARATIPAH SUNDARI, S.Pd

NIP. 19710127 199301 2 002

OSN IPSINDAH FITRIA, S.Pd

NIP.19820722 200604 2 007

TEATER & APRESIASI SENI

WARMIDA INDRI, S.Pd

FL2SN & PADUSSUSANTI, S.Pd

NIP. 19780212 200312 2 007

SENI TARI & DANCELISNUR YARAHANDRIA, S.Sn

NIP. 19830123 201102 2 004

SAORDINA RAMBE, S.Pd

NIP. 19850615 201001 2 028

UKS / PMR PRAMUKAZAKARIA, S.I.Kom

RINA NOFIANTI, S.Sos

PHOTOGRAPHY

ABDUL HAKIM, SE

P EMBINA EKSRTRAKURIKULER

KEPALA PERPUSTAKAAN

W AL I KEL AS

KE LA S X KE LA S X IIKE LA S X I

RAHMAT ANUGERAH SAPUTRA, S.AP

DIAN AFRIANI REZA BATU BARA,

S.Pd

DARWIN SUDRAJAT

IRWAN ALFIQRY

ABDUL HAKIM, SE

DENI TRI SAPUTRA, A.Md

NADYA EKA SAFITRI, S.Pd

STAF KURIKULUM STAF KESISWAAN PERPUSTAKAANNADYA EKA SAFITRI, S.Pd

ALIFIAH ZAHRATAUL AINI, S.Sos

WARMIDA INDRI. S.Pd

WIDYA YUZA PUTRI, S.Pd

Dra. YULITA

DORA SURTIKA, SE

H. ASBAR,. S.Pd.I

NURDYAH AYU WULANDARI, S.Pd

ALIRMAN, M.Pd

PAIZAL, S.Pd.I

CARVANI ARDI, S.Pd

INDRA IRWANSYAH, S.Pd

RINA NOVIANTI, S.Sos

Dra. SRI YULIANTI

NIP. 19650703 199503 2 001

Hj. ERMITA, S.Pd,MM

NIP.19720821 199802 2 001

PEN J A G A S EK O L A H /S ECU R ITYPERLENGKAPAN

FARA ADIFA SITOMPUL, S.Pi

RATIH HASW ENI, S.Pd

SRI MARTINI, SE

NIP.19791227 201407 2 004

MASRURI OKTAPRIA, A.MdRAJA YULIANIS, S.Pd

NIP. 19690702 200502 2 001SITI ROHANA, S.Pd

NIP. 19720513 199802 2 001MARDIANA KUSUMA, SE

STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH

S M A N E G E R I 12 P E K A N B A R USEKOLAH RUJUKAN NASIONAL

WAKASEK HUMAS K E PE G / JU RU B A YA R G A JI BE ND A H A RA BOS

TAHUN PELAJARAN 2021/2022

WAKASEK KURIKULUM WAKASEK KESISWAAN WAKASEK SARANA PRASARANA

NELW ITA, S.Pd

NIP. 19721225 200701 2 011

YENI YUSMI, S.Pd

NIP. 19720714 200502 2 005

ALIYASMAN, SE

NIP. 19650202 199603 1 005

KEPALA SEKOL AH

164

BIOGRAFI PENULIS

Yuni Septika Agusmi, lahir di Bandar Sungai pada

tanggal 12 September 1999. Merupakan anak keempat

dari lima bersaudara dari pasangan ayahanda

Agussalim dan Ibunda Sulasmiati. Pendidikan formal

yang ditempuh peneliti adalah SDN 004 Sabak Auh

lulus pada tahun 2012. Kemudian melanjutkan

pendidikan di MTs GUPPI Bandar Sungai, lulus pada

tahun 2015.

Peneliti melanjutkan kembali pendidikan di MAS. Hidayatul Mubtadi‘in

Bandar Sungai lulus pada tahun 2018. Di tahun yang sama peneliti

melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi Negeri yakni Universitas

Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau pada Program Studi Pendidikan

Geografi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Setelah menjalani Proses

perkuliahan, pada tanggal 12 Juli sampai 23 Agustus 2021 peneliti

melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Sungai Tengah,

Kecamatan Sabak Auh Kabupaten Siak. Kemudian pada tanggal 04 Oktober

sampai 23 Desember 2021 peneliti melaksanakan Praktik Pengalaman

Lapangan (PPL) di SMA Negeri 1 Pekanbaru.

Sebagai tugas akhir perkuliahan, peneliti melaksanakan penelitian pada

bulan Oktober di Sekolah Menengah Atas Negeri 12 Pekanbaru dengan

judul: ―Analisis Faktor-Faktor Kesulitan Belajar Siswa Pada Mata

Pelajaran Geografi Materi Peta Kelas X IPS Di SMA Negeri 12

Pekanbaru‖. Alhamdulillah, pada tanggal 20 Januari 2022, peneliti berhasil

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Sidang Sarjana Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

dengan IPK 3,90 Predikat Cumlaude.