Peningkatan Motivasi Sebagai Upaya Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa di SDN
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of Peningkatan Motivasi Sebagai Upaya Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa di SDN
Peningkatan Motivasi Sebagai Upaya MengatasiKesulitan Belajar Siswa di SDN Lenteng Agung
02 Petang
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan Mata Kuliah
Belajar dan pembelajaran
Penulis:
Ayu Nyndia H. (1101045375)
Erni Handayani (1101045407)
Evi Intan N. (1101045408)
Moh. Aulia Akbar (1101045450)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
1
JAKARTA
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Pendidikan merupakan pimpinan yang diberikan
dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak – anak,
dalam pertumbuhannya (jasmani dan rohani) agar berguna
bagi diri sendiri dan bagi masyarakat (Ngalim Purwanto,
1987: 11).
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional :
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan Nasional
adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasilan dan UUD
Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama,
kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap
tuntutan zaman”.
2
Pendidikan tidak pernah bias lepas dari kehidupan
ini, karena proses pendidikan sangat menentukkan
kemajuan dari setiap Negara yang mengaturnya.
Permasalahan dalam pendidikan merupakan tanggung jawab
bersama.
Permasalahan yang dapat ditemukan dalam pendidikan
khususnya lingkungan sekolah yaitu dapat dilihat dari
siswa, guru dan system yang ada di sekolah tersebut.
Siswa yang terkadang mengalami kesulitan belajar, guru
yang harus kreatif dalam pemenuhan kebutuhan siswa,
ataupun sekolah yang mengatur dari segala aspek demi
tercapainya tujuan pendidikan Indonesia.
Kesulitan belajar siswa kerap kali menjadi masalah
bagi guru, bahkan keluarga. Biasanya faktor kesulitan
belajar yaitu, faktor internal meliputi fisiologi, dan
psikologi, kemudian kedua faktor eksternal meliputi
faktor sosial, dan non-sosial.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi
kesulitan belajar, dengan pengajaran perbaikan,
kegiatan pengayaan, peningkatan motivasi, pengembangan
sikap dan kebiasaan belajar yang baik, kemudian dengan
layanan konseling individual.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan-
permasalahan yang muncul sebagai berikut.
3
1. Bagaiamana cara mengungkapkan kesulitan belajar
siswa?
2. Apakah dengan pengajaran perbaikan dapat
mengatasi kesulitan belajar?
3. Apakah dengan kegiatan pengayaan dapat
mengatasi kesulitan belajar?
4. Apakah dengan peningkatan motivasi dapat
mengatasi kesulitan belajar?
5. Apakah dengan pengembangan sikap dan kebiasaan
belajar yang baik dapat mengatasi kesulitan
belajar?
6. Apakah dengan konseling individu dapat
mengatasi kesulitan belajar?
7. Apakah dengan pengajaran perbaikan dapat
meningkatkan nilai sebagai hasil belajar?
8. Apakah dengan kegiatan pengayaan dapat
meningkatkan nilai sebagai hasil belajar?
9. Apakah dengan peningkatan motivasi dapat
meningkatkan nilai sebagai hasil belajar?
10. Apakah dengan konseling individu dapat
meningkatkan nilai sebagai hasil belajar?
1.3 Pembatasan Masalah
4
Agar penelitian dan pembahasan penelitian dapat
dilakukan lebih cermat, permasalahan penelitianpun kami
batasi menjadi.
1. Peningkatan motivasi dapat mengatasi kesulitan
belajar.
2. Dengan peningkatan motivasi dapat meningkatkan
nilai sebagai hasil belajar.
1.4 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan
batasan masalah di atas, perumusan permasalahan
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Apakah peningkatan motivasi dapat mengatasi
kesulitan belajar?
2. Apakah dengan peningkatan motivasi dapat
meningkatkan nilai sebagai hasil belajar?
1.5 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh peningkatan motivasi
terhadap mengatasi kesulitan belajar
2. Untuk mengetahui pengaruh peningkatan motivasi
terhadap peningkatan nilai sebagai hasil
belajar.
5
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar adalah suatu keadaan yang
menyebabkan siswa tidak dapat belajar sebagaimana
mestinya (Dalyono, 1997:229).
Definisi lain tentang kesulitan belajar yaitu
kesukaran siswa dalam menerima atau menyerap pelajaran
di sekolah. (Sabri, 1995 : 88)
Menurut Burton, siswa diduga mengalami kesulitan
belajar, apabila siswa tidak dapat mencapai ukuran
tingkat keberhasilan belajar dalam waktu tertentu,
siswa tidak dapat mewujudkan tugas-tugas perkembangan
dan tidak dapat mencapai tingkat penguasaan materi.
(Makmun, 1996 : 207)
Aktifitas belajar bagi setiap individu, tidak
selamanya dapat berlangsung secara wajar. Siswa yang
mengalami kesulitan belajar, akan sukar dalam menyerap
materi pelajaran yang disampaikan oleh guru sehingga ia
akan malas belajar, serta tidak dapat menguasai materi,
menghindari pelajaran, mengabaikan tugas-tugas yang
diberikan oleh guru, penurunan nilai belajar dan
prestasi rendah.
2.2 Faktor – Faktor Kesulitan Belajar
6
` Faktor yang dapat menyebabkan kesulitan belajar di
sekolah itu banyak dan beragam. Apabila dikaitkan
dengan faktor-faktor yang berperan dalam belajar,
penyebab kesulitan belajar tersebut dapat kita
kelompokkan menjadi dua bagian besar, yaitu faktor yang
berasal dari dalam diri siswa (faktor internal) dan
faktor yang berasal dari luar diri siswa (faktor
eksternal).
2.2.1Faktor Internal.
a. Fisiologi
Seorang anak yang sakit atau kurang sehat
akan mengalami kelemahan fisik, sehingga saraf
sensorik dan motoriknya lemah akibatnya
rangsangan yang diterima melalui indranya tidak
dapat diteruskan ke otak. Anak yang kurang sehat
akan mengalami kesulitan belajar, sebab ia mudah
lelah, pusing, mengantuk,daya konsentrasinya
berkurang dan kurang bersemangat dalam belajar.
Ahmad Thanthowi (1991 : 106) mengatakan:
“Karena sakit-sakitan, maka menjadi sering
meninggalkan sekolah. Demikian juga dalam upaya
belajar di rumah frekuensi belajar dapat menjadi
menurun. Maka badan yang sehat dan segar amat
berpengaruh bagi tercapainya sukses belajar.”
b. Psikologi
7
Belajar memerlukan kesiapan rohani dan
kesiapan mental yang baik, dan yang termasuk
dalam faktor psikologi adalah:
Inteligensi
Menurut David Wechsler, Intelegensi
adalah:Kemampuan individu untuk berfikir
dan bertindak secara terarah, serta
mengolah dan menguasai lingkungan secara
efektif (Sarwono, 1991 : 71).
Faktor ini besar sekali pengaruhnya
terhadap kemajuan belajar anak. Bila
intelegensi seseorang memang rendah dan ia
tidak mendapat bantuan dari pendidik dan
orang tuanya, maka usaha dan jerih payahnya
dalam belajar akan memperoleh hasil yang
kurang baik atau mungkin tidak akan
berhasil.
Bakat
Bakat adalah potensi atau kecakapan
dasar yang dibawa sejak lahir (Ahmadi dan
Supriyono 2008 : 82). Setiap individu
memiliki bakat yang berbeda. Seseorang
berbakat dimusik muyngkin di bidang lain
ketinggalan.
Setiap individu memiliki bakat yang
berbeda-beda dan seseorang akan mempelajari
8
sesuatu sesuai dengan bakat yang
dimilikinya. Apabila seorang anak
mempelajari suatu bidang studi yang
bertentangan dengan bakatnya, maka ia akan
merasa bosan dan cepat putus asa.
Minat
Seorang anak yang tidak memiliki minat
terhadap suatu pelajaran akan menimbulkan
kesulitan belajar. Minat yang timbul dari
kebutuhan belajar siswa, akan menjadi
pendorong dalam melaksanakan belajar.
“Ada tiga komponen yang harus dimiliki
anak, agar dirinya dapat melakukan kegiatan
proses belajar yaitu: Minat, Perhatian,
Motivasi. (Surya, 2003 : 6)
Motivasi
Motivasi memegang peranan penting dalam
proses belajar. ’Motivasi berfungsi
menimbulkan, mendasari dan mengarahkan
perbuatan belajar’ (Ahmadi dan Supriyono,
2008 : 82).
Motivasi dapat menentukan baik tidaknya
dalam mencapai tujuan sehingga semakin
besar motivasinya akan semakin besar
kesuksesan belajarnya.
Kesehatan Mental
9
Dalam belajar tidak hanya menuyangkut
segi intelektual, tetapi juga menyangkut
segi kesehatan mental dan emosional.
Hubungan kesehatan mental dengan belajar
adalah timbal balik. Kesehatan mental dan
ketenangan emosi akan menimbulkan hasil
belajar yang baik demikian juga belajar
yang selalu sukses akan membawa harga diri
seseorang (Ahmadi dan Supriyono, 2008 :
84). Bila harga diri tumbuh merupakan
factor adanya kesehatan mental.
2.2.2Faktor Eksternal
a. Orang Tua
Keluarga merupakan pusat pendidikan utama dan
pertama, tetapi dapat juga sebagai faktor
penyebab kesulitan belajar. Dalam hal ini orang
tua memiliki peranan penting dalam rangka
mendidik anaknya,karena pandangan hidup, sifat
dan tabiat seorang anak, sebagian besar berasal
dari kedua orang tuanya.
Cara Mendidik
Orang tua yang tidak /kurang
memperhatikan pendidikan anaknya, mungkin
acuh, tidak memperhatikan kemajuan belajar
anak-anaknya, akan menjadi penyebab
kesulitan belajarnya.
10
Orang tua yang besifat kejam, otoriter,
akan menimbulkan mental yang tidak sehat
bagi anak. Hal ini akan berakibat anak
tidak senang dirumah, ia pergi mencari
teman sebayanya, hingga lupa belajar.
Hubungan Orang Tua dan Anak
Hubungan orang tua dan anak sering
dilupakan. Faktor ini penting sekali dalam
menentukan kemajuan belajar anak.
Yang dimaksud hubungan adalah kasih
sayang penuh perhatian, atau kebencian,
sikap keras, acuh tak acuh, memanjakan dan
lain-lain (Ahmadi dan Supriyono, 2008 :
86). Kurangnya kasih sayang akan
menimbulkan emosional insecurity. Demikian
juga sikap keras, kejam. Acuh tak acuh akan
menyebabkan hal yang serupa.
Suasana Rumah
Suasana rumah yang sangat ramai atau
gaduh, mengakibatkan anak tidak dapat
belajar dengan baik. Anak akan selalu
terganggu konsentrasinya, sehingga sukar
belajar.
Demikian juga suasana rumah yang selalu
tegang selalu banyak pertengkaran diantara
keluarga selalu ditimpa kesedihan, antara
11
ayah dan ibu selalu bertengkar atau selalu
membisu akan mewarnai suasana keluarga yang
melahirkan anak-anak tidak sehat mentalnya.
Keadaan Ekonomi
Keadaan ekonomi digolongkan dalam:
- Ekonomi yang kurang atau miskin
keadaan ini akan menimbulkan kurangnya
alat-alat belajar, kurangnya biaya dan
anak tidak mempunyai tempat belajar yang
baik. Ketiga hal tersebut akan menjadi
penghambat bagi anak untuk dapat belajar
dengan baik dan hal tersebut juga dapat
menghambat kemajuan belajar anak.
- Ekonomi yang berlebihan (kaya).
Keadaan ini sebaiknya dari keadaan yang
pertama, yaitu ekonomi keluarga yang
melimpah ruah. Mereka akan menjadi malas
belajar karena ia terlalu banyak
bersenang-senang mungkin orang tua tidak
tahan melihat anaknya belajar dengan
bersusah payah keadaan seperti ini akan
dapat menghambat kemajuan belajar.
b. Faktor Sekolah
Guru
12
Guru dapat menjadi penyebab kesulitan
belajar apabila:
a. Guru tidak kualified, baik dalam
pengambilan metode yang digunakan
dalam mata pelajaran yang dipegangnya.
b. Hubungan guru kurang baik dengan
murid.
c. Guru – guru menuntut standar
pelajaran di atas kemampuan anak –
anaknya.
d. Guru tidak memliki kemampuan untuk
mendiagnosis kesulitan belajar siswa.
Alat Pelajaran
Alat pelajaran yang kurang lengkap
membuat penyajian pelajaran tidak baik.
Terutama pelajaran yang bersifat praktikum,
kurangnya alat laboratorium akan banyak
menimbulkan kesulitan dalam belajar.
Kondisi Gedung
Apabila gedung sekolah dekat dengan
keramaian, ruangan gelap dan sempit maka
situasi belajar akan kurang baik karena
sangat mengganggu konsentrasi sehingga
kegiatan belajar terhambat. Dalam belajar
dibutuhkan konsentrasi penuh sehingga siswa
13
akan dengan mudah dalam memahami pelajaran
yang sedang dibahas.
Kurikulum
Kurikulum dapat dikatakan kurang baik
apabila bahan/materinya terlalu tinggi dan
pembagian bahan/materi tidak seimbang.
“Kurikulum yang baik dan seimbang.
Kurikulum sekolah yang memenuhi tuntutan
masyarakat dikatakan kurikulum itu baik dan
seimbang. Kurikulum ini juga harus mampu
mengembangkan segala segi kepribadian
siswa. Di samping kebutuhan siswa sebagai
anggota masyarakat.”(Slameto, 2003 : 93)
Waktu Sekolah dan Disiplin Kurang
Waktu yang baik untuk belajar adalah
pagi hari, karena kondisi anak masih dalam
keadaan yang optimal untuk dapat menerima
atau menyerap pelajaran. Apabila sekolah
masuk siang atau sore kondisi siswa sudah
tidak optimal lagi untuk menyerap
pelajaran, karena energi mereka sudah
berkurang. Selain itu pelaksanaan disiplin
yang kurang juga dapat menjadi penghambat
dalam proses belajar mengajar.
2.3 Motivasi
14
Sebagai salah satu komponen pembelajaran yang
terpenting, motivasi juga merupakan salah satu yang
paling sulit untuk diukur. Apa yang membuat siswa
ingin belajar? Kesediaan mengerahkan upaya untuk
belajar adalah produk dari banyak faktor, yang berkisar
dari kepribadian dan kemampuan guru hingga
karakteristik tugas pembelajaran tertentu, intensif
untuk belajar, suasana, dan perilaku guru.
Motivasi merupakan proses internal yang
mengaktifkan, menuntun, dan mempertahankan perilaku
dari waktu ke waktu (Robert E. Slavin, 2009:105). Dalam
bahasa sederhana motivasi adalah sesuatu yang
menyebabkan Anda berjalan, membuat Anda tetap berjalan,
dan menentukan ke mana Anda berusaha berjalan.
Motivasi untuk melakukan sesuatu dapat terjadi
dalam banyak cara (Stipek, 2002:106) Motivasi dapat
merupakan karakteristik kepribadian, orang-orang dapat
mempunyai minat yang abadi dan stabil untuk
berpartisipasi ke dalam kategori kegiatan yang begitu
luas seperti pendidikan, olahraga, atau kegiatan
sosial.
2.4 Motivasi dan Kebutuhan Manusia
Hierarki kebutuhan maslow, mengingat bahwa orang
mempunyai banyak kebutuhan. Konsep penting yang
diperkenalkan Maslow adalah perbedaan antara kebutuhan
15
kekurangan (deficiency needs) dan kebutuhan pertumbuhan
(growth needs). Kebutuhan kekurangan (fisiologi,
keselamatan, cinta dan harga diri) adalah kebutuhan
yang penting bagi kesejahteraan fisik dan psikologi.
Kebutuhan ini harus dipuaskan, tetapi begitu sudah
terpuaskan, motivasi orang untuk memuaskan orang
hilang. Sebaliknya, kebutuhan pertumbuhan, seperti
kebutuhan untuk mengetahui dan memahami sesuatu, untuk
menghargai keindahan, atau untuk bertumbuh dan
berkembang dengan dihargai orang lain, tidak pernah
dapat dipuaskan seluruhnya. Bahkan, makin sanggup orang
memenuhi kebutuhan mereka untuk mengetahui dan memahami
dunia di keliling mereka, motivasi mereka mungkin akan
menjadi makin besar untuk mempelajari lebih banyak
lagi.
Pentingnya teori Maslow bagi pendidikan terdapat
dalam hubungan antara kebutuhan kekurangan dan
kebutuhan pertumbuhan. Kebutuhan kekurangan yang
terpenting adalah kebutuhan akan cinta dan harga diri.
Siswa yang tidak merasa bahwa mereka dicintai dan bahwa
mereka tidak mamputidak akan mungkin mempunyai motivasi
yang kuat untuk mencapai sasaran pertumbuhan tingkat
lebih tinggi, seperti pencairan pengetahuan dan
pemahaman pada dirinya atau kreatifitas dan keterbukaan
pada gagasan baru yang merupakan karakteristik orang
yang mengaktualisasikan diri. Guru yang dapat
16
menenangkan siswa dan membuat mereka merasa diterima
dan dihormati sebagai individu mempunyai kemungkinan
yang lebih besar untuk membantu mereka gemar belajar
demi pembelajaran dan bersedia mengambil risiko
bersikap kreatif dan terbuka terhadap gagasan baru.
Apabila siswa ingin menjadi pelajar yang menentukan
arahnya sendiri, mereka harus percaya bahwa guru akan
menanggapi mereka dengan adil dan konsisten dan bahwa
mereka tidak akan ditertawakan atau dihukum karena
kesalahan yang jujur.
2.5 Hipotesis
Beradasarkan kajian teori di atas, kami memiliki
hipotesis dalam penelitian ini, yaitu:
1. Peningkatan motivasi dapat mengatasi kesulitan
belajar.
2. Peningkatan motivasi dapat meningkatkan nilai
sebagai hasil suatu belajar.
17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah
metode deskriptif, dengan tujuan untuk
mendeskripsikan apakah peningkatan motivasi dapat
mengatasi kesulitan belajar di Sekolah Dasar
Negeri Lenteng Agung 02 Petang.
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1Populasi Penelitian
Populasi penelitian ini adalah seluruh guru di
SDN Lenteng Agung 02 Petang Jakarta Selatan.
3.2.2Sampel Penelitian
Karena kurang cukupnya waktu bagi peneliti,
maka kami menggunakan teknik purposive sample.
Dari banyaknya guru di SDN Lenteng Agung 02
Petang, kami hanya mengambil fokus kepada guru
wali kelas.
3.3 Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan
instrument atau alat penghimpun data yaitu angket
atau kuesioner. Kuesioner dilakukan untuk
memperoleh data dari guru wali kelas terhadap
peningkatan motivasi sebagai upaya mengatasi
kesulitan belajar.
18
3.4 Analisis Data
Penganalisisan data dilakukan dengan menggunakan
analisis kualitatif hal ini agar memudahkan
pengolahan data untuk membuktikan kebenaran
hipotesis.
3.5 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di SDN Lenteng Agung 02
Petang Jakarta Selatan pada tanggal 20 Juni 2013.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini kami akan memberikan data hasil
pemberian angket kepada wali kelas yang kami jadikan
sasaran dalam penelitian ini untuk pembuktian hipotesis
kami.
Berikut adalah bentuk angket yang kami berikan
kepada wali kelas.
1. Apakah di kelas anda terdapat siswa yang mengalami
kesulitan belajar?
a) Ada
b) Tidak ada
19
(jika anda memilih Tidak ada, maka langsung
mengisi poin 8)
2. Jika ada, biasanya faktor apa yang menyebabkan
siswa kesulitan belajar?
a) Eksternal
b) Internal
3. Bagaimana cara mengatasi siswa yang mengalami
kesulitan belajar?
a) Konseling individu
b) Peningkatan motivasi belajar
(jika anda memilih a maka dilanjutkan dengan
menjawab poin 5 dan 7. Jika memilih b maka
dilanjutkan dengan menjawab poin 4 dan 6)
4. Jika menggunakan peningkatan motivasi, faktor
apakah yang dapat diatasi?
a) Faktor eksternal
b) Faktor internal
c) Keduanya
20
5. Jika menggunakan konseling individu, faktor apakah
yang dapat diatasi?
a) Faktor eksternal
b) Faktor internal
c) Keduanya
6. Apakah dengan peningkatan motivasi dapat
meningkatkan nilai siswa?
a) Ya
b) Tidak
7. Apakah dengan konseling individu dapat
meningkatkan nilai siswa?
a) Ya
b) Tidak
8. Jika tidak ada siswa yang mengalami kesulitan
belajar, apa yang anda sampaikan kepada siswa?
Berikut ini adalah tabel jawaban dari hasil
pemberian angket.
NO Nama P1 P2 P3 P4 P5 P6 P71 Siti Asiah A A A __ C __ A2 Yayah Rodiah A B A __ C __ A
21
3 Juriah A B B B __ A __4 Asmat A A A __ A __ A5 Abdul Manap A A B A __ A __6 Tohirili Fail A B B B __ A __7 Yuniar Istisari A A B C __ A __8 Kurnia Hidayat A B B C __ A __9 Mulniarti A B B C __ A __10 Lidiati A B A __ C __ A11 Arsyah A A B B __ A __
Keterangan:
P : Pertanyaan dalam angket
A, B dan C : merupakan jawaban dalam angket
Pertanyaan poin delapan tidak kami masukkan dalam tabel
karena jawaban dari poin delapan adalah uraian, dan
karena dari semua guru mengatakan terdapat siswa
kesullitan dalam belajar jadi poin 8 tidak terbahas.
Berdasarkan hasil angket, dapat dilihat bahwa
semua guru yang mengisi angket mengatakan “Ada” pada
pertanyaan poin pertama, yaitu adakah siswa yang
mengalami kesulitan belajar di kelasnya. Sebanyak 4
guru mengatasi siswa yang mengalami kesulitan belajar
dengan menggunakan konseling individu, dan 7 orang guru
yang menggunakan peningkatan motivasi sebagai upaya
mengatasi kesulitan belajar siswa.
22
Dari 4 guru yang menggunakan konseling individu
terdapat 3 orang guru yang mengatakan konseling
individu dapat mengatasi faktor eksternal maupun
internal, dan 1 orang guru mengatakan hanya dapat
mengatasi faktor eksternal saja. Dan dari 7 orang guru
yang memilih peningkatan motivasi sebagai cara
mengatasi kesulitan belajar siswa terdapat 3 orang guru
yang mengatakan peningkatan motivasi hanya mengatasi
faktor internal, 1 orang mengatakan faktor eksternal
saja dan 3 orang lainnya mengatakan kedua faktor
tersebut dapat diatasi.
Kemudian dari 4 orang yang memilih kenseling
individu sebagai cara mengatasi kesulitan belajar
semuanya mengatakan hal tersebut dapat meningkatkan
nilai siswa begitupun dengan 7 guru yang memilih
peningkatan motivasi mengatakan hal tersebut dapat
meningkatkan nilai siswa.
23
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan data yang telah dipaparkan pada bab
sebelumnya maka kami menarik kesimpulan, bahwa:
1. Peningkatan motivasi dapat mengatasi kesulitan
belajar.
2. Peningkatan motivasi dapat meningkatkan nilai
sebagai hasil suatu belajar.
5.2 Saran
Kami peneliti berharap penulisan ini dapat
bermanfaat dan perlu ada kritik dan saran terhadap
penulisan penelitian kami agar kami mengetahui
kekurangan dan dapat memperbaiki segala kesalahan
dalam pembuatan karya tulis ini.
24