Drupella spp.: Siput Predator (Gastropoda: Mollusca) Pemakan Polip Karang

8

Transcript of Drupella spp.: Siput Predator (Gastropoda: Mollusca) Pemakan Polip Karang

Oseana, Volume XX)CV, Nomor 3, Tinhun 200 9 : 19-24

DRAPELLA SPP. (MURICIDAE: MoLUSKA):SIPUT PEMAKAN KARANIG

ISSN 0216-1877

Oleh

UcuYanuArbit)

ABSTRACT

DRTtPELLA sPP. (MURUCIDAE: MOLUSCA): coRAllrovoRoussNArLS. Muricid gastropods of the genus Drupella spp. are common snailsthroughout the tropical Indo-pacific. These snails prey eiilustvely on living coraltissue but they rarely present in sfficient numbers to cause coral mirtaliry.However they are responsible for extensive corql reef clamage throughout tieIndo-Pacific. The rapid increase in the popuration of Drupella ipp. often becomesone of coral mortality factors. The causes of their large popitaiion and howthey spread are still unlcnown, but reef management probably- plays its greatestroleo deal with population of Drupella spp. by conirolling-tie

'abunctance of

durophagous predators.

PENDAIIT]LUAhI

Beberapa invertebrata seperti bintanglaut bermahkota duri (MORAN, 1986), siputprosobranch (MOYER et al.,1982 & 1985 danTURNER, 1992), dan landak laut (LESSIOS era/., 1984; McCI-ANAIIAN & KtiRTIS, I 991 danGLYNN & COLGAN, 1992) merupakan jenis-jenis invertebrata yang bersifat parasit bagiterumbu karang. Dalam kondisi yang ekstrim,jenis-jenis invertebrata tersebut merupakanmasalah yang cukup serius bagi keberadaanekosistem terumbu karang. Ledakan populasidari jenis-jenis invertebrata parasit tersebutmerupakan salah satu bentuk dari kondisiekstrim. Jika fenomena ledakan populasi terjadidalam waktu yung *top lama dan dalam area

yang luas, ini merupakan ancarnan kerusakanekosistem terumbu karang.

Ledakan populasi umumnya terjadidalam kurun waktu yang lama dan skala ruangyang luas. POTTS (1981) mendefinisikan ledakanpopulasi pada keong pemakan karang tersebutsebagai pemijahan yang sangat besar sampairatusan atau ribuan individu secara kontinvudalam beberapa bulan sampai tahun dalamkelimpahan tinggi dan menyebabkan kematiankarang dalam area yarrg luas pada terumbukarang. Secara visual, kematian karang yangdiakibatkan oleh keong pemakan karang akanterlihat memutih, gejala yang hampir samadengan yang ditimbulkan oleh bintang lautbermahkota dtni Acanthaster planci dan akibatperubahan suhu global.

') UPT Loka Konservasi Biota Laut, pusat penelitian oseanografi-Llpl, Bitung.

t9

Keanekaragaman jenis pada komunitaskarang dan berbagai komponen penting yang

terdapat pada perairan dangkal menyusunkomnnitas alami terumbu karcng. Drup ella spp.merupakan jenis keong pemakan yang cukuppenting untuk diketahui keberadaannya diterumbu karang. Keberadaannya di terumbuka'rang adalah sebagai pernangsa karang, yaitu

bintang laut bermahkota duri, Acanthasterp/anci (MORAN, I 986; BIRKELAND & LUCAS,1990). Ledakan populasi Drupella spp. diAustralia Barat dan Jepang pada tahun 1980andan 1990an merusak karang dalam area yangcukup luas (TURNER, 199a; CUMMING 1996).

Tulisan ini mencoba untuk memberikansebuah tinjauan (review) yang dirangkum dariberbagai sumber. Penulis mencoba memberikaninformasi mengenai salah satu gastropodapemakan karang Drupella spp. (Muricidae) dandiharapkan menjadi tambahan informasi bagipengelolaan ekosistem terumbu karanB.

SISTEMAIIKA DAN MORFOLOGI

Semua anggota famili Muricidaememiliki morfologi dasar yang identik. Beberapaperbedaan yang ada dipakai sebagai kunciidentifikasi jenis. Cronia triangulata bagianatas permukaan cangkangnya putih dengancelah berwarna oranye. Drupa morum abu-abumengkilap dengan titik-titik hijau sangat banyakdan sedikit titik-titik tngu. Morula granulataabu-abu mengkilap dengan bintik hijau tebal.Morula uvahljaugelap, permukaan kaki putih.Thais tuberosa abu-abu mengkilap dengan titik-titik abu-abu, putih dan ungu dalamjumlahyangbanyak (THORSSON, 2000).

Kesulitan dalam mengidentif ikasiDrupella dan Cronia. Pernah terjadi kesalahanidentifikasi D rup ella o c hrostoma, yang ternyataadaTah Drup ella cornus betrna Drupella cornusmemiliki ukuran cangkang lebih pendek

dibanding Cronia ochrostoma. Antara tahun1972 dan 1978, terjadi penggantian nama dariDrupella menjadi Cronia. Berdasar struktur

radula, spesimen Pupura ochrostomasebenarnya adalah Cronia. SPRINGSTEEN &LEOBRERA (1986) menyatakan bahwaspesimen yang dimaksud adalah Cronia(Pascula) ochrostoma. Drupella ochrostomadari Hawaii adalah jenis yang sama denganPupura ochrostoma dariParis (KAY 1979).

Klasifikasi Drupella spp. berdasarABBOTT&DANCE(1986):

Filum: MoluskaKelas: Gastropoda

Clade: NeogastropodaSuperfamili : Muricoidea

Famili: MuricidaeSubfamili: Thaidinae

Genus: DrupellaSpesies: Drupella spp.

Gambar l. Morfologiumumdari siputpemakan karang Drupella spp.

n

Taksonomi, b io logi dan ekologi

Drupella cornus dipelajari untuk mengetahui

faktor penyebab ledakan populasi (TURNER'

1992; JOHNSON e/ al-, 1993; BLACK &

JOHNSON, 1994; McCLANAHAN, 1994;

TURNER, 1994; JOHNSON & CUMMING

1995). Drupella cornus memiliki banyaknama

dalam i lmu taksonomi (WILSON, 1994;

JOHNSON et al . , 1993; JOHNSON &

CUMMING, 1995), diketahui juga bahwa

Drupellaspp. memiliki variasi kecil (HOLBORN

et a\.,1994).Drupella spp. memiliki sebaran luas

pada fase. larva yang bersifat planktonik'

Stadium larva berlangsung sekitar 30 hari

(TURNE& 1992; HOLBORN e/a/', 1994)' Baru

memasuki usia matang gondd setelah 2,5 '3,5

tahun (JOHNSON et al',7993). Drupella spp'

memakan karang jenis Acropora spp',

Mont ipora spp., Ser iatopora spp. serta

Pocillopora spp. dan beberapa jenis lainnya

(MOYER et al., 1982; TURNER 1994) dan

lebih banyak pada karang bercabang

(McCLANAIIAN,1994).

PERILAKU MAKAr'r DAI{ MAKANAT{

Dalam keadaan normal Drupella spp'

hanya memakan jaringan penghubung di antara

polip karang. Hal ini memungkinkan karang

untuk segera pulihkembali setelah serangan dari

Drupella spp. berhenti. Drupella spp'

mengupas rangka atau jaringan karang,

meninggalkan bekas putih pada tempat yang

dimakan dan dengan cepat berubah warna oleh

alga. Drupella spp. tersebut makan dari bagian

tepi kemudian bergerombol pada bekas karang

yang dimakan.Drupella spp' aktif pada malam hari

dan rriengelompok di bagian karang yang telah

mati atau di dekat atea yang tersedia banyak

makanan. Drupella spp. jarang ditemukan

berada pada jaringan karang yang masih hidup,

dan cenderung menjauhi area yang belum

dimakan agar terhindar dari kontak langsung

dengan sel penyengat pada karang atau

n em atiko s (CUMMING, I 997).Ledakan populasi merupakan kondisi

ekstrim dimana terjadi perusakan jaringan

karang. Jika kondisi ini berlangsung pada

rentang waktu yang cukup lama dan pada area

yang luas, maka hal ini merupakan masalah

serius bagi keberadaan ekosistem terumbu

karang. Ledakan populasi dan penyebaran luas

dari satu sumber ke tempat yang luas

dipengaruhi banyak faktor (HOLBORN e/ a/.,

l99a; AMSTRoNQ2009).Drupella spp. memiliki asosiasi yang

kuat dengan kelimpahanjenis karang bercabangjeris Acropord spp. dan Famili Pocilloporidae.

Karang bercabang sangat penting pada tahap

awal pertumbtJitan Drupella spp., yaitu untuk

melindungi diri dari serangan pernangsa. Lebih

dai 55o/o Drupella cornus pada terunrbu karang

yang dilindungi ditemukan berasosiasi dengan

karang jenis Acropora spp. (McCLANAHAN,

1997). Beberapa jenis karang lain yang juga

disukai oleh Drupella spp. adalah Porites spp.

dan Pociltopora spp. Diketahui bahwa daerah

yang dilindungi (misalnya Daerah Perlindungan

Laut atau Taman Nasional) memiliki

keanekaragamanjenis karang yang cukup tingg:

dibandingkan dengan daerah yang tidak

dilindungi.Daerah Perlindungan laut ataupun

Taman Nasional Laut kemungkinan besar

memiliki peranan yang cukup penting terhadap

dinamrka populasi Drupella spp. Di satu sisi,

jenis-jenis kardng sebagai habitat dan sumber

makanan bagi Drupella spp. dalamkeadaan baik.

Akan tetapi, di sisi lain beberapa jenis ikan

predator sebagai pemangsa dari Drupella spp-

juga dalam keadaan melimpah' Sehingga ada

hubungan yang erat antara Drupella spp.

dengan keadaan karang (sebagai mangsanya)

dan ikan-ikan predator (sebagai pemangsanya).

21

Daerah Perlindungan Laut memiliki

keanekaragaman jenis dan kondisi kesehatan

karang yang tinggi. Kondisi ini memungkinkan

tersedianya persediaan dan pilihan sumber

makanan yang memadai bagi Drupella spp'

Namun di sisi lain, keberadaan ikanpredator juga

mempengaruhi populasi Drup ella spp'P ada area.

yang tidak dilindungi, kemungkinan memiliki

L"uo"karuguman jenis dan kesehatan karang

rendah. Kondisi ini membuat surnber makanan

Drupella spp. berada dalam kondisi yang

terbatas. Namun area yang tidak dilindungi

umunnya memiliki j enis-j enis ikan predator yang

rendah pula.

SISTEM REPRODI.]KSI

Moluska Pada umumnYa mengalami

fase plankton pada awal siklus hidupnya, yaitu

pada fase larva sebagai meroplankfon' Selelah'usia

dewasa akanhidup di dasarperairan sebagai

benthos (pada moluska secara umum) atau

berenang-bebas airtif sebagai nekton (pada

cephalopoda). Walaupun ada beberapa-Jenrs

moluska yang sepanjang hidupnya sebagai

plankton (holoplankton) yang melayang;lalang

di kolo* p"tairan. Moluska jenis holoplankton

ini sering disebut sebagai moluska nla$t9n

@lanktitc mollusc) atau moluska pelagik

Qtelagic mollusc).Pada moluska terdapat perbedaan pola

reproduksi dan spesifrkasi pada setiap jenis'

tvtolusta yang hidup di air laut, termasuk

Drupella spp., pembuahannya terjadi secara

eksiernal. Individu jantan dan betina

mengeluarkan sel gamet ke air atau meletakkan

pada suatu tempat dalam waktu tertentu'

iergantung jenisnya' Sebelum telur menetas'

betina memiliki peran yang lebih besar dari pada

jantan dalamhal menjaganya dari segala macam"ancaman.

Untuk melindungi dari lingkungan luar'

telur diletakkan di dalamkapsul, dimana dalam

satu kapsul berisi banyak telur' Kapsul-kapsul

diletakkan secara bergerombol pada tempat yang

terlindung dari predator, misalnya di bawah

koloni karang (GABBI, 1999)'

Drupella spp', seperti halnya jenis

moluska pirairan lainnya mengalami

metamorfosis selama beberapa kali dari larva

sampai usia dewasa. Setelah telur menetas akan

menjadi larva yang dinamakan trochophore'

Larva kemudian berkembang menjadi veliger'

yaitu stadium larva yang sudah memiliki

t"rnu*p,rut berenang-renang dan mencarl

makan untuk dirinya sendiri' Pertumbuhan

moluska terjadi dengan cepat saat usia masih

belum dewasa dan akan semakin menurun

hingga tidak mengalami pertumbuhan lagi

setelah usia dewasa.

PERAII DALA1VI TERI]MBU KARANG

Drupella spp. merupakan gastropoda

parasit yang mengganggu stabil itas dan

tesehatan karang. Namun masalah perusakan

jar ingan karang yang disebabkan-oleh

pemahgsuatt I rupella spp menjadi serius hanya

apablla dalam keadaan yang sangat ekstrim'

rnisalnya pada saat terjadi ledakan populasi atau

hilangnya beberapa jenis karang yang men;aol

mat ana" Drupella spp' Ledakan populasi bisa

berhasil dan akan menyebar luas karena banyak

faktor yang mempengaruhi keberhasilan

bertahan hidup dan bereproduksi Drupella spp'

tersebut (HOLBORN et ol', 1994)'

Drupella spp' merupakan gastropoda

yang memiliki kebiasaan memakan jaringan

lututtg. Keberadaan D rup ell a spp' di ekosistem

terumlu karang cukup penting untuk diketahui'

Sifat dari Drupella spp' bagi karang adalah

sebagai parasit yang dapat membuat kerusakan

jaringan karang seperti bintang laut bermahkota'dwi,

Acanthaster planci (MORAN' 19-86;

BR.KELAND & LUCAS, 1990)' Dalamkeadaan

yang sangat ekstrim Drupella spp'. dapat

mengakibatkan kerusakan karang pada arca

yang luas, misalnya ledakan populasi'

n

Namun secar a wmxn' DruP ella cornus

memiliki asosiasi yang kuat dengankelimpahanjenis karang bercabang. Pada area yang memiliki

ienls-ienis karang bercabang (misalnya jenis'Acropora

spp.) dengan tutupan yang baik akan

memiliki populasiDrupella cornus yang cukup

trnggi. farang bercabang sangat penting pad.a

taliaiawalperhrmbuhanDrupellacornusuntttkmelindungi diri dari pemangsa, tetapi padarnasa

pertumbuhan, selain memilih karang bercabang''Drupella

cornas juga memilih karang masifi enis

Poittes spP. (McCLANAHAN & MUTERE'

1994; McCLANAHAN et al', 1996)'

DAFIARPUSTAKA

ABBOTT, R.T' and S'P' DANCE 1986'

Compendium of Seashells' American

Malacologists, Melbourne, Florida: 4 1 I

pP.

AMSTRONG, N' 2009. The Status of the Coral

Predator Drupella cornus at Ningaloo

Marine Park. Depar[nent of Environment

and Conservation, The Government

of Western Australia' httP"l/

www.ningaloo.orq.au' (Diaksestanggal:

29 Februari 2009).

BIRKELAND, C. and J'S' LUCAS 1990'

Ac anth aster planci: Major Manajement

Problem of Coral Reefs' CRC Press' Boca

Raton. Florida: 148PP'

BLACK,R' andM. S. JOHNSON 1994' Growth

Rates in Outbreak Populations of the

Corallivorous Ggastropod Drupella

cornus (Roding 1798) atNingaloo Reef'

Western Austr alia' Coral Reefs 13 : 145-

150.

CUMMING, R.L. 1996' The Corallivorous

Gastropods Drupella cornus, D' fragumand D. rugosa" Ecology and Impact on

Coral Corrrnunities at Lizard Island, Great

Barrier Reef' Ph.D. Thesis, James Cook

UniversitY of North Queensland,Townsville, Australia.

CUMMING, R.L. 1997' HighDensities ofCoral-

Feeding Gastropods Threathen Hong

Kong's Coral Communities? ' Newsletter

of the DePartment of EcologY and

Biodiversity' Hong Kong University: 4-

GABBI, G. 1999. Shells: Guide to the Jewels of

the Sea' PeriPlus. Turin: 168 PP'

GLYNN, P.W' and M.W. COLGAN 1992'

Sporadic Disturbances in FluctuatingClral Reef Environments: ElNino and

Coral Reef Development in the Eastern

Pacific. Am 2001. 32:'7 07 -:7 18'

HOLBORN, K., M'S. JOHNSON and R BLACK

1994. PoPulat ion Gerret ics of the

Corallivorous Gastropo d Drup ella

cornus at Ningaloo Reef, Western

Australia- Coral Reefs 13: 33-39'

JOHNSON, M' S', K. HOLBORN andR' BI-A'CK

1993. Fine-scale Patchiness and Genetic

HeterogeneitY of Recruits of the

Corallivorous Gastropo d Drupella

cornus. Mar Biol. ll7:91-96'

JOHNSON, M' S. and R. L. CUMMING 1995'

Genetic distinctness of Three

WidesPread and MorPhological lYVariable SPecies of DruPella(Gastropoda, Muricidae). Coral Reefs 14:

7l-:78.

KAY. E.A. 1979. Hawaiian Marine Shells' Reef

and Shore Fauna of Hawaii' Section 4:

Mollusca. Special Publication 64 (4)'

Bernice P. BishoP Museum, Honolulu,

Hawaii: 653 PP.

B

LESSIOS, H.A', D'R' ROBERTSON and J'D'

crjetr' tq8+' Spread of Diadema Mass

MortalitY through the Caribbean'

Science226:335-i3'7 '

McCLANAHAN, T'R' 1991' DYnamics of- -

DrupellacomusPopt*ationsglKeSVanCoralReefs' Po c 8th Int' Coral Reef S1m'

l:633-638'

McCLANAHAN, T'R' and J'D' KURTIS 1 991'

PoPulation Regulation of the R:,*

Borine Sea Urchin E chinometra maffiaet

ta" siainvm Q' J' ExP' Msr' Biol' Ecol'

14'7:12l-146'

McCLANAIIAN, T'R' and J'C' MUTERE 1994'

Coral and Sea Urchin Assemblage

Structure and Interrelationships in

f.rryuo Reef Lagoons' Hydrobiologia

286:lW-124'

McCLANAI{AN, TR'' A'T' KAMUKURU' N'A'

OBURA 1996' Effect of Sea Yt:li"Reductions on Algae' Coral' and-Fish

Populations' Con'l Biol' l0: l3G-1 54'

MORAN, P'J ' 1986' The Acanthaster

Phenomenon ' Oceanogr' Mur' Biol' A'

Rev.24 3'79480'

MOYER, J'T'; W'K' EMERSON and M' ROSS

1982' Massive Destructio-n . of

Scleractinian Corals by the Muricid

GastroPod, DruPella' rn JTT and the

PhiliPPines' Nautilus 9 6: 69-82'

MOYE& J.T., H. I{IGUCtil' K' MAISTID- A and"'- - -rti.

naSEGAwA 1985'ThreattoUnique

ienesrial and Marine Environments and

gioru i" a JaPanese National Park'

Environ' Cons erv' 12l. 293-3Ol'

POTTS, D.C. 1981' Crown-of-Torn Stasfrsh-^ " - -

fVf un-induced Pest or Natural

Pl"no*"toof 1n: R'L' KITCHING and

n.e lorves (eds') rhe Ecoi:w:j ll'"CSI RO,Melbourne' Australra: ))-60'

SPRINGSTEEN, F J' andF M' LEOBRERA 1986'""*

Sh;it of the Phitippines' Manila: Carfel

Seashell Mustt"'u iut*itu 1986: 377 pp'

THORSSON, W' 2000' Cronia or Druy7ll

ochrostoma' Internet Hawaiian Shell

News'Ocl2006: G8'

TURNER, S'J' 1992' Drupella "o,!"yt: A

Synopsis. Proceedings of a Workshop

Held at the Dept' of Conservation and

Land Management (CALM)' L:Io'

Western Australia' November 1991'

CALM Occasional PaPer 3: 92 PP'

TURNE& S'J' 1994' The Biology and Population

Outbreaks of the Corallivorous

Gastropod Drupella on Indo-Pacific

Reefs- Oceanogr' Mar' Biol' Ann' Rev'

32:461-530'

WILSON, B ' 1994 ' Australiqn Marine Sh-"lk t '" ^--

OdytteyPublishing'Australia: 370 pp'

A