daftar isi - Universitas Kristen Satya Wacana

13

Transcript of daftar isi - Universitas Kristen Satya Wacana

DAFTAR ISI

PROMOTING LIVELIHOOD SUSTAINABILITY THROUGH

AGRICULTURAL RESOURCES MANAGEMENT

Panomsak Promburom

EKSOTISME BUDIDAYA GANDUM TROPIS MENDUKUNG

KERGAMANAN TANAMAN DAN PANGAN

Dr. Ir. Nugraheni Widyawati, MP

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TANAMAN KORO PEDANG

DI LAHAN SUB-OPTIMAL SEBAGAI PENDUKUNG KEMANDIRIAN

PANGAN

Maria Theresia Darini, Sri Endah Prasetyowati, Yacobus Sunaryo

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK PIE SUSU APEL PADA UMKM

Aurelia Tamba, Effy Yuswita, Heptari Elita Dewi

KAJIAN PELUANG USAHATANI JAGUNG DI KABUPATEN

MAJALENGKA DALAM MENDUKUNG INDUSTRI PAKAN TERNAK

Zumi Saidah,Rani Andriani Budi Kusumo, Erna Rachmawati

MOTIVASI KERJA UTAMA PETANI DALAM KEMITRAAN

(Studi Kasus di Asosiasi Aspakusa Makmur Boyolali)

Vianeylisari dan Maria

ANALISIS PROYEK USAHA PETERNAKAN AYAM BURAS PEDAGING

Sri Haryani Sitindaon, Suroto, Alfan Sagito

FENOMENA PERMINTAAN BUAH LOKAL MASA PANDEMI COVID 19

DI DUA PASAR TRADISIONAL DI KOTA SALATIGA

Nur Baiti Cahya Ningrum W R H dan Tinjung Mary Prihtanti

STRATEGI PROMOSI PENJUALAN MADU

(Studi Kasus di PO. Madu Asli Senjaya)

Tito Alfaro Primaputra, Maria, Liska Simamora

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PEMBELIAN PRODUK ORGANIK

Monika Shania Meisy, Maria, Liska Simamora

KARAKTERISTIK DAN PERSEPSI KONSUMEN SAYURAN

YANG MELAKUKAN PEMBELIAN SECARA ONLINE

Martiana Nur Nugraheni dan Tinjung Mary Prihtanti

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SAYUR ORGANIK MERBABU

Danada Adita Putri, Maria

1-26

27-62

63-74

75-91

92-104

105-114

115-126

127-134

135-142

143-154

155-164

165-178

i

DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP MANAJEMEN DAN

STRATEGI PEMASARAN SAYUR ORGANIK

(Studi Kasus di Kelompok Tani Tranggulasi Desa Batur, Kabupaten Semarang)

Illene Naomi Nugroho dan Yuliawati

PERKEMBANGAN KOMODITAS BASIS DAN NON-BASIS

SUB-SEKTOR TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN BANTUL

Dewi Masitoh, Abi Pratiwa Siregar, Meita Puspa Dewi, Moh. Ali Abdur Rohman, Ahmad

Samsudin

KONSEP PERANCANGAN SKATEPARK KOTA SALATIGA

Bio Pravasadipta dan Endang Pudjihartati

PENGARUH PERIODE KRITIS BEBAS GULMA PADA TANAMAN

GANDUM (Triticum aestivum L.)

Endi Irfani dan Yohanes Hendro Agus

UJI KUALITAS JAMU DARI BEBERAPA VARIAN “S’JAMU SALATIGA”

Wisnu Tri Hanggoro, Rama Wisnu Putra, Agung Rimayanto Gintu

POTENSI KADAR MINERAL “MUD VOLCANO” BANYU ASIN SANGIRAN

SEBAGAI SUMBER MINERAL UNTUK PERTANIAN LAHAN KERING

Agung Rimayanto Gintu, Rejo Wagiman, Marchelia Welma Salenussa dan Dwi Pramana

PENGARUH KONSENTRASI ENZIM PEKTINASE DARI LIMBAH KULIT

PISANG OLEH KAPANG Aspergillus niger TERHADAP KLARIFIKASI

MINUMAN FUNGSIONAL JAHE LEMON

Dyan Yulianti dan Maria Marina Herawati

KEANEKARAGAMAN HAYATI SEMUT (Hymenoptera: Formicidae)

DI HUTAN KOTA BENDOSARI, KOTA MADYA SALATIGA

Titus Septianjaya dan Yohanes Hendro Agus

TAHAPAN PENYUSUNAN ROADMAP DIVERSIFIKASI

PERKEBUNAN RAKYAT DENGAN TANAMAN OBAT

Akhmad Jufri, Djatmiko Pinardi, Armelia Tanjung

KAJIAN PERKEMBANGAN MORFOLOGI BUNGA DAN BENIH SEBAGAI

INDIKATOR KEMASAKAN BENIH Artemisia annua L

Putri Rizky Lestari dan Endang Pudjihartati

TANTANGAN TEKNIS UPAYA INTRODUKSI BUDIDAYA GANDUM

TROPIS PADA MASYARAKAT PETANI

Djoko Murdono, Tinjung Mary Prihtanti, Sarlina Palimbong

TEKNOLOGI PENGOLAHAN VCO DENGAN DRY PROCESS

SKALA PEDESAAN DAN PENGARUH MUTUNYA SELAMA

PENYIMPANAN Adhitya Yudha Pradhana dan Ismail Maskromo

179-192

193-198

199-210

211-218

219-228

229-240

241-250

251-260

261-270

271-278

279-286

287-293

219

PROSIDING WEBINARKONSER KARYA ILMIAH TINGKAT NASIONAL TAHUN 2020

“Pengembangan Komoditas UnggulanMewujudkan Wilayah Perdesaan yang Berkelanjutan”

Kamis, 24 September 2020 | Fakultas Pertanian & Bisnis UKSW

ISSN 2460 - 5506

UJI KUALITAS JAMU DARI BEBERAPA VARIAN “S’JAMU SALATIGA”

Wisnu Tri Hanggoro1, Rama Wisnu Putra2, Agung Rimayanto Gintu3

1Koordinator Team S’Jamu Salatiga2Mahasiswa Magister Fakultas Pascasarjana Interdisiplin, Universitas Kristen Satya Wacana

3Mahasiswa Magister Ilmu Pertanian, Fakultas Pertanian dan Bisnis Univesritas Kristen Satya WacanaUnivesritas Kristen Satya Wacana, Jln Diponegoro No 52-60 Salatiga (50711), Jawa Tengah

email: [email protected] (Telp/WA), 0896-1456-585 (Telp/WA), 0821-3809-4517 (Telp/WA)

QUALITY TEST OF JAMU FROM SEVERAL VARIANT “S’JAMU SALATIGA”

ABSTRACT

Jamu was herbal drink formulated based on local wisdom of society mainly in Java. In this studytreated the quality test to 5 kind of herbal Jamu variants formulated and named suit taste withyoung generations. Quality of Jaman Now jamu showed density 1,0180 ± 0,0003 g/ml; absoluteviscosity 0,80 ± 0,0316 P.a; kinetic viscosity 0,7858 ± 0,0311 cts; organic acids contains 0,20 ±0,0577 M; acetic acid contains 6,00 ± 0,1732% (v/v); refraction index 9% on 5th day and 10%on 14th day. Quality of Pemikul Beban jamu showed density 1,0018 ± 0,0002 g/ml; absoluteviscosity 0,82 ± 0,0200 P.a; kinetic viscosity 0,8185 ± 0,0199 cts; organic acid contains 0,4333± 0,0333 M; aceticacid contains 13,00 ± 0,100% (v/v); brix refraction index 8,2% on 5th dayand 10,30% on 14th day. Quality of Monumental jamu showed density 1,7233 ± 0,0195 g/ml;absolute viscosity 0,90 ± 0,0447 P.a; kinetic viscosity 0,5223 ± 0,0260 cts; organicacid contains0,0667 ± 0,0167 M; aceticacid contains 2,00 ± 0,500% (v/v); brix refraction index 8% on 5thday and 11,50% on 14th day. Quality of Padang Ilalang jamu showed density 1,3459 ± 0,0131g/ml; absolute viscosity 0,74 ± 0,0245 P.a; kinetic viscosity 0,5498 ± 0,0182 cts; organic acidcontains 0,4833 ± 0,0167 M; acetic acid contains 14,50 ± 0,50% (v/v); brix refraction index 5%on 5th day and 6,5% on 14th day. Quality of Drastis Hits jamu showed density 1,7542 ± 0,0327g/ml; absolute viscosity 0,84 ± 0,0245 P.a; kinetic viscosity 0,4789 ± 0,0140 cts; organic acidcontains 0,0667 ± 0,0167 M; acetic acid contains 2,00 ± 0,50% (v/v); brix refraction index 8,5%on 5th day and 9,7% on 14th day. During 2 weeks of storage, the contamination of microbiologydidn’t found in all jamu product.

Keywords: Herbal, Jamu, Viscosity

220

ABSTRAK

Jamu merupakan minuman herbal yang diramu berdasarkan kearifan masyarakat terutama di pulauJawa. Pada penelitian ini dilakukan pengujian mutu terhadap 5 varian jamu herbal yang diramudan diberi nama sesuai selera generasi muda. Dari hasil pengujian mutu jamu Jaman Now diperolehdensitas 1,0180 ± 0,0003 g/ml; viscositas mutlak 0,80 ± 0,0316 P.a; viscositas kinetic 0,7858 ±0,0311 cts; konsentrasi asam organic 0,20 ± 0,0577 M; kadar asam asetat 6,00 ± 0,1732% (v/v);indeks bias brix 9% pada hari ke 5 dan 10% pada hari ke 14. Dari hasil pengujian mutu jamu PemikulBeban diperoleh densitas 1,0018 ± 0,0002 g/ml; viscositas mutlak 0,82 ± 0,0200 P.a; viscositaskinetic 0,8185 ± 0,0199 cts; konsentrasi asam organic 0,4333 ± 0,0333 M; kadar asam asetat 13,00± 0,100% (v/v); indeks bias brix 8,2% pada hari ke 5 dan 10,30% pada hari ke 14. Dari hasilpengujian mutu jamu Monumental diperoleh densitas 1,7233 ± 0,0195 g/ml; viscositas mutlak 0,90± 0,0447 P.a; viscositas kinetic 0,5223 ± 0,0260 cts; konsentrasi asam organic 0,0667 ± 0,0167 M;kadar asam asetat 2,00 ± 0,500% (v/v); indeks bias brix 8% pada hari ke 5 dan 11,50% pada hari ke14. Dari hasil pengujian mutu jamu Padang Ilalang diperoleh densitas 1,3459 ± 0,0131 g/ml;viscositas mutlak 0,74 ± 0,0245 P.a; viscositas kinetic 0,5498 ± 0,0182 cts; konsentrasi asamorganic 0,4833 ± 0,0167 M; kadar asam asetat 14,50 ± 0,50% (v/v); indeks bias brix 5% pada hari ke5 dan 6,5% pada hari ke 14. Dari hasil pengujian mutu jamu Drastis Hits diperoleh densitas 1,7542± 0,0327 g/ml; viscositas mutlak 0,84 ± 0,0245 P.a; viscositas kinetic 0,4789 ± 0,0140 cts; konsentrasiasam organic 0,0667 ± 0,0167 M; kadar asam asetat 2,00 ± 0,50% (v/v); indeks bias brix 8,5% padahari ke 5 dan 9,7% pada hari ke 14. Tidak ditemukan cemaran mikroba pada semua varian jamudalam penyimpanan selama 2 minggu.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Jamu adalah obat tradisional berbahan alamiwarisan budaya yang telah diwariskan secaraturun-temurun dari generasi ke generasi untukkesehatan (Hanum, 2011; Adityatama, 2015).Pengertian jamu dalam Permenkes No.003/Menkes/Per/I/2010 adalah bahan atau ramuanbahan yang berupa tumbuhan, bahan hewan,bahan mineral, sediaan sarian (galenik), ataucampuran dari bahan tersebut yang secara turuntemurun telah digunakan untuk pengobatan, dandapat diterapkan sesuai dengan norma yangberlaku di masyarakat. Sebagian besarmasyarakat mengkonsumsi jamu karenadipercaya memberikan andil yang cukup besarterhadap kesehatan baik untuk pencegahan danpengobatan terhadap suatu penyakit maupundalam hal menjaga kebugaran, kecantikan, danmeningkatkan stamina tubuh (Beer, 2003;Hadijah, 2015).

Sejarah jamu memang tidak diketahui secarapasti, ada juga yang menghubungkan dengankebiasaan pada Kerajaan Hindu Mataram.Catatan lain pada kebiasaan putri-putri keratonuntuk menjaga kesehatan dan kecantikan diridi depan suami, mereka menggunakan jamu dankosmetik herbal. “Acaraki” misalnya, adalahsebutan bagi orang yang membuat jamu danresep ramuan itu terangkum dalam kitabMadhawapura’s. Sementara itu, jamu sendiriadalah kata dari Jawa, yang terbentuk dari kataJampi Usodo dan mempunyai arti ramuankesehatan disertai dengan doa. Istilah Jamusudah dikenal nenek moyang kita sejak dahulukala (Hanum, 2011; Adityatama, 2015).

Dengan ditemukannya fosil di tanah Jawaberupa lumpang, alu dan pipisan yang terbuatdari batu menunjukkan, bahwa penggunaanramuan untuk kesehatan telah dimulai sejakzaman mesoneolitikum. Penggunaan ramuanuntuk pengobatan tercantum di prasasti sejakabad 5 M antara lain relief di candi Borobudur,candi Prambanan dan candi Penataran abad

221

8-9 M. Usada Bali merupakan uraian peng-gunaan jamu yang ditulis dalam bahasa JawaKuno, Sansekerta dan bahasa Bali di daunlontar pada tahun 991-1016 M. Istilah djamoedimulai sejak abad 15-16 M yang tersuratdalam primbon di Kartasuro. Uraian jamusecara lengkap terdapat di serat centini yangditulis oleh Kanjeng Gusti Adipati AnomMangkunegoro III tahun 1810-1823. Padatahun 1850 R. Atmasupana II menulis sekitar1734 ramuan jamu. Djamoe merupakansingkatan dari djampi yang berarti doa atau obatdan oesodo (husada) yang berarti kesehatan.Dengan kata lain djamoe berarti doa atau obatuntuk meningkatkan kesehatan. Pemanfaatanjamu di berbagai daerah dan/atau suku bangsadi Indonesia, selain Jawa, belum tercatat denganbaik (Hanum, 2011; Adityatama, 2015).

Seiring perkembangan zaman, konsumsi danpermintaan sediaan jamu ikut mengalamipeningkatan sehingga mendorong peningkatanproduksi jamu baik dari usaha rumahan hinggaindustri berskala besar (Hadijah, 2015). Jamudan obat herbal lainnya digemari masyarakatselain untuk memelihara dan menjaga kondisikesehatan tubuh juga untuk pengobatanalternatif (Hadijah, 2015) jika jalur pengobatanmedis dirasa tidak cocok dengan kondisi tubuhkonsumennya. Banyak juga anggota masya-rakat yang tertolong dari penyakitnya ketikaberalih ke obat herbal termasuk jamu, sehinggabeberapa iklan komersil tentang suatu sediaanobat menyerukan slogan yang secara garisbesar berisi ajakan untuk “Beralih Ke Herbal”.Kalimat “Beralih Ke Herbal” ini bisa diartikansebagai racikan ramuan obat, metode pena-nganan gangguan kesehatan, pola hidup, polamakan serta pola perawatan tubuh mengguna-kan obat herbal. Jamu dan obat herbal jugabanyak dimanfaatkan untuk perawatan setelah

pulih dari penyakit, terutama untuk mengurangiresidu kimia sintetik dalam tubuh pascaperawatan medis, memperbaiki keadaan dankinerja organ pasca perawatan medis, ataupemulihan pasca melahirkan bagi wanita.Khasiat jamu sudah sangat dipercaya masya-rakat Indonesia yang menjadikan jamu sebagaibagian dari budayanya.

Namun dalam beberapa waktu belakangan,budaya meminum jamu mengalami penurunandi kalangan generasi muda karena bagi generasimuda gambaran tentang “minum jamu” hanyadilakukan oleh orang tua (yang sudah cukuptua), wanita setelah melahirkan (atau kegugur-an), konsumen yang ingin meningkatkan vitalitasdan sexualitas atau penderita penyakit yangmencari pengobatan alternatif karena kondisitubuhnya tidak cocok dengan pengobatanmedik standar maupun generik. Alasangambaran inilah yang mengakibatkan konsumsijamu tidak dimasukkan dalam gaya hidupgenerasi muda, meskipun jamu memiliki banyakmafaat yang berguna bagi kesehatan dankebugaran jika dikonsumsi oleh generasi mudayang usia produktif. Untuk mendekatkan jamuke generasi muda dilakukan sosialisasi melaluipenuturan orang tua, media masa dan mediaelektronik (termasuk media sosial dalam jejaringinternet). Menyadari gejala ini maka digagas-kanlah pembuatan suatu sediaan jamu yangdapat diterima oleh generasi muda, salah satubentuk nyata dari gagasan ini adalah S’JamuSalatiga. S’Jamu Salatiga menghasilkan sediaanjamu dengan generasi muda sebagai targetpasaran (meskipun beberapa ramuan khususdisarankan untuk kebutuhan dan kalangantertentu). Nama-nama pada varian rasa S’JamuSalatiga dibuat menjadi nama yang “dekat ditelinga” generasi muda dengan harapanmenghasilkan rasa penasaran untuk membeli.

222

Rasa dari masing-masing varian rasa juga dibuatlebih “soft” dibanding dengan rasa racikanherbal aslinya dengan harapan dapat diterima“oleh lidah” generasi muda, dan didukung olehpemasaran dan promosi melalui jejaring mediasosial sehingga lebih mudah menjangkaugenerasi muda. Contohnya, salah satu sediaanjamu dari S’Jamu yang rasanya dibuatcenderung mendekati rasa minuman sodalemon (lemonade atau orange), diberi sentuhanvariasi menggunakan karbonat namun tetaptidak menutupi rasa dan aroma rempah utama(yang menjadi sumber khasiat). Warnanya punlebih transparan dibanding racikan aslinyameskipun warna rempah utama tetap adasehingga memberi kesan lain ketika dipajangatau disajikan. Pembuatan sediaan danperacikan varian rasa S’Jamu juga digagaskanuntuk dinikmati saat santai sehingga rasa danketampakan tampilannya dirancang sedemikianrupa agar menarik dan kemasannya mudahdibawa dan disajikan.

Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan ujimutu jamu dari 5 varian rasa yang dihasilkanoleh S’Jamu Salatiga. Parameter pengujianmutu meliputi kekentalan (viscositas) indeksbias, kadar asam, kadar gula, massa jenis(densitas), serta cemaran mikroba. Hasil pengu-jian mutu jamu akan digunakan sebagai acuanuntuk melandasi tujuan jangka panjang sepertiizin produksi skala industri serta keabsahan danlaporan kelayakan konsumsi sesuai regulasinasional yang berlaku.

METODE

Pada penelitian ini dilakukan pengujian mutujamu dari 5 varian rasa yang dihasilkan olehS’Jamu Salatiga. Parameter pengujian mutumeliputi kekentalan (viscositas), kadar asam,

kadar gula, massa jenis (densitas) mengacupada Sudarmadji dkk (2010), indeks bias Brixmengacu pada Hidayanto dkk (2010); Zamroni(2013); Misto dkk (2016). Pengukuran cemaranmikroba menggunakan metode pengencerandan metode tuang permukaan mengacu padaSuriawiria (1986) dan SNI (2008).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bagi masyarakat Indonesia, Jamu adalah resepturun temurun dari leluhurnya agar dapat diper-tahankan dan dikembangkan. Bahan-bahan jamusendiri diambil dari tumbuh-tumbuhan yang adadi Indonesia baik itu dari akar, daun, buah,bunga, maupun kulit kayu. Jaman dahulu resepjamu hanya dikenal di kalangan keraton dantidak diperbolehkan keluar dari keraton.Tetapi,seiring dengan perkembangan jaman, orang-orang di lingkungan keraton sendiri yang sudahmodern, mereka mulai mengajarkan meracikjamu kepada masyarakat di luar keraton sehing-ga jamu berkembang sampai saat ini tidak sajahanya di Indonesia tetapi sampai keluar negeri(Pendiwahyudi, 2014) .

Konsumsi jamu terus mengalami peningkatanseiring dengan semakin sadarnya masyarakat.Jamu tradisional digunakan sebagai obatalternatif. Selain sebagai warisan leluhur yangsecara turun temurun dan diketahui manfaatnya(Suharmiati, 2003)

Sediaan S’Jamu sengaja di racik dan diberinama sesuai dengan selera generasi mudadengan tujuan mendekatkan budaya minumjamu ke gaya hidup generasi muda. Kemasansediaan S’Jamu juga dirancang untuk mudahdibawa kemana-mana. Hingga saat ini S’Jamusudah dinikmati banyak kalangan baik dilingkungan sekitar tempat produksi, umum(karena memiliki Lapak sendiri), generasi muda,bahkan orang tua atau anggota masyarakat yang

223

memang pencinta jamu atau yang sedang mem-butuhkan untuk memelihara kebugaran dankarena butuh untuk menangani gangguankesehatan.

Penjabaran tentang resep dari masing-masingramuan varian rasa S’Jamu ditampilkan padaTabel 1.

Nama Ramuan Jaman Now Ladang Ilalang Pemikul Beban Drastis Hits Monumental

- Serbuk ramuan jahe 1 saset (3 sendok)

- Bonggol serai 1 batang

- Kayu manis sepanjang ½ jari telunjuk

- Lemon ¼ iris - Cengkih 3 biji - Gula aren digerus

sebanyak 2 sendok makan

- Air mineral (250ml)

- Serbuk ramuan alang-alang rasa lemon atau sirsak (1 sendok makan trepes/ satu saset)

- Cengkih (5 biji) - Bonggol serai ( 1

batang) - Es (6 kotak kecil) - Air matang/air

mineral (200ml)

- Serbuk ramuan kunyit & asam (3 sendok makan/satu saset)

- Kayu manis (sepotong kecil ukuran 2.5cm)

- Gula aren (kurang lebih 1 sendok makan)

- Es (6 kotak kecil) - Air matang

hangat/air mineral (200ml)

- Serbuk Beras Kencur (3 sendok makan/satu saset)

- Kencur segar (1 ruas ibu jari)

- Gula aren (kurang lebih 1 sendok makan)

- Cengkih (5 biji) - Es (6 kotak kecil) - Air matang/air

mineral (200ml)

- Serbuk susu murni jahe wngi STMJ rasa coklat (3 sendok makan/satu saset)

- Kayu manis (sepotong kecil ukuran 2.5cm)

- 2 sendok kecil larutan ungu

- Cengkih (5 biji) - Gula batu (kurang

lebih 1 sendok makan)

- Es (6 kotak kecil) - Air matang/air

mineral (200ml) Cara Pembuatan/Penyajian

- Seluruh bahan direbus Bersama bersama2 sampai mendidih.

- Disajikan setelah dingin atau saat masih hangat

- Seluruh bahan dimasukkan ke dalam tabung shaker kemudian dikocok-kocok kurang lebih 10X

- Disajikan di gelas yang ukurannya sesuai

- Masukkan air mineral 200ml ke dalam blender Bersama gula aren dan ramuan kunyit asam kemudian diblender 1-2 menit

- Seluruh bahan dimasukkan ke dalam tabung shaker dengan ditambah larutan yang sudah diblender kemudian dikocok-kocok kurang lebih 10X

- Disajikan di gelas yang ukurannya sesu

- Masukkan air mineral 200ml ke dalam blender Bersama gula aren dan ramuan beras kencur kemudian diblender 1-2 menit

- Seluruh bahan dimasukkan ke dalam tabung shaker dengan ditambah larutan yang sudah diblender kemudian dikocok-kocok kurang lebih 10X

- Disajikan di gelas yang ukurannya sesuai

- Seluruh bahan dimasukkan ke dalam tabung shaker kemudian dikocok-kocok kurang lebih 10X

- Disajikan di gelas yang ukurannya sesuai (14oz)

- Catatan: hasil akan lebih baik kalua serbuk dilarutkan dulu di air hangat secukupnya

Resep ini milik eksklusif S-Jamu. Tidak untuk ditiru atau ditularkan ke pihak lain di luar S-Jamu dan jaringannya.

Tabel 1 Resep dari Masing-Masing Varian Rasa S’Jamu Salatiga

Menurut WHO, sekitar 80% dari penduduk dibeberapa negara Asia dan Afrika menggunakanobat tradisional untuk mengatasi masalah

kesehatannya, sedangkan beberapa Negaramaju, 70-80% dari masyarakatnya telahmenggunakan beberapa bentuk pengobatankomplementer atau alternatif serta obat herbal.

Menurut data Departemen Kesehatan,peningkatan jumlah penjaja jamu tradisionalcukup pesat, yaitu dari 13.128 orang padatahun 1989 menjadi 25.077 pada tahun 1993.Angka tersebut masih ada yang belum terdata,mengingat sangat banyak penjaja Jamutradisional (jamu gendong), sehingga besar

224

kemungkinan, Jamu tradisional merupakanindustri rumah tangga yang dibuat dan diolahdengan cara peralatan yang sederhana, pem-buatanya cukup mudah dan bahan baku yangdigunakan banyak tersedia di kalanganmasyarakat.

Jamu diracik menggunakan rempah-rempah asliyang mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Bahan-bahan untuk ramuan S”Jamu salatigadapat diperoleh dari pasar, kerjasama denganpihak penyedia, atau dari kebun milik pribadianggota kelompok S’Jamu Salatiga.

Dari hasil pengujian mutu jamu, diperoleh datakarakteristik fisikokimia dari masing-masing varianrasa S’Jamu yang ditampilkan pada Tabel 2.

Tabel 2 Karakteristik Fisikokimia dari Masing-Masing Varian Rasa S’Jamu

Nama Ramuan pH Densitas

(g/ml)

Viscositas Asam Indeks Bias Brix (%) Cemaran

Mikroba (CFU/100ml) Mutlak

(d.Pa) Kinetik

(cts) Organik

(M) Asetat

(%) Hari Ke 5

Hari Ke 14

Jaman Now

6,7 1,0180 ± 0,0003

0,80 ± 0,0316

0,7858 ± 0,0311

0,20 ± 0,0577

6,00 ± 0,1732

9 ± 0,00

10 ± 0,00

0

Pemikul Beban

6,5 1,0018 ± 0,0002

0,82 ± 0,0200

0,8185 ± 0,0199

0,4333 ± 0,0333

13,00 ± 0,100

8,2 ± 0,00

10,30 ± 0,00

0

Monumen 6,5 1,7233 ± 0,0195

0,90 ± 0,0447

0,5223 ± 0,0260

0,0667 ± 0,0167

2,00 ± 0,500

8,00 ± 0,00

11,50 ± 0,00

0

Ladang Ilalang

6,3 1,3459 ± 0,0131

0,74 ± 0,0245

0,5498 ± 0,0182

0,4833 ± 0,0167

14,50 ± 0,50

5,00 ± 0,00

6,50 ± 0,00

0

Drastis Hits

6,6 1,7542 ± 0,0327

0,84 ± 0,0245

0,4789 ± 0,0140

0,0667 ± 0,0167

2,00 ± 0,50

8,5 ± 0,00

9,70 ± 0,00

0

Berdasarkan data hasil pengukuran indeks biasBrix dari masing masing varian rasa S’Jamudalam Tabel 2, diperoleh hasil karakterisasilanjutan meliputi kandungan (Kristal) kimiaorganik terlarut yang ditampilkan pada Tabel 3.

Nama Ramuan Kristal Organik Terlarut

Gula (Glukosa dan Fruktosa) (%) Asam Citrat (%) Hari Ke 5 Hari Ke 14 Hari Ke 5 Hari Ke 14

Jaman Now 41,0014 ± 0,00 45,6225 ± 0,00 12,7403 ± 0,00 14,1689 ± 0,00 Pemikul Beban 37,3045 ± 0,00 47,0088 ± 0,00 11,5974 ± 0,00 14.5974 ± 0,00

Monumen 36,3803 ± 0,00 52,5541 ± 0,00 11,3117 ± 0,00 16,3117 ± 0,00 Ladang Ilalang 22,5171 ± 0,00 29,4487 ± 0,00 7,0260 ± 0,00 9,1689 ± 0,00

Drastis Hits 38,6909 ± 0,00 44,2361 ± 0,00 12,0260 ± 0,00 13,7403 ± 0,00

Tabel 3 Kandungan Senyawa (Kristal) Organik Terlarut dalam Sediaan Varian Rasa S’Jamu

Semua sediaan varian rasa S’Jamu memiliki pHyang cenderung asam, bukan karena rasanyayang terasa masam di lidah, melainkan karenadua hal yaitu: yang pertama adanya campuranasam organik (meskipun dalam konsentrasiterukur tidak semuanya menghasilkan rasamasam) yang berasal dari rempah dan asamlemak hewani (susu). Penyebab pH cenderungasam pada sediaan S’Jamu yang kedua adalahkandungan senyawa organic pada bahan yangdigunakan untuk meracik dan meramu jamusecara keseluruhan bersifat aromatic anti-oksidan (Harborne, 1987), senyawa aromaticantioksidan meripakan senyawa donor H+ yangbaik sehingga peristiwa donor ion H menyebab-kan suasana asam pada jamu (Fesenden and

Fesenden, 1986; Chang, 2010) sehingga ketikadiukur pHnya, sediaan jamu menunjukan pHyang cenderung asam. Pada penyimpanan lebihdari 5 hari tanpa menggunakan lemari es, semuasediaan akan mengalami perubahan aroma

225

menjadi lebih wangi (jika menggunakan lemaries, perubahan akan terjadi diatas hari ke 12).Perubahan aroma menjadi lebih wangidisebabkan oleh oksodasi senyawa organicbergugus fungsi hidroksil (OH) teroksidasimenjadi gugus karboksilat (C=O-OH), jikaoksidasi berlanjut akan menghasilkan senyawabergugus fungsi alkanoat (C=O-O-CHx) yangsecara umum disebut Ester (Fesenden andFesenden, 1986; Chang, 2010). Senyawa esterini menghasilkan wangi khas seperti buah danbunga, dan proses ini disebut esterifikasi.Khusus untuk sediaan Monumental, prosesesterifikasi diatas 12 hari (atau 8 hari tanpalemari es) akan menghasilkan senyawa esteryang tengik karena kandungan protein hewanidari susu. Protein hewani kaya akan N dan S(Belerang) yang jika teroksidasi menghasilkanaroma tengik bahkan cenderung busuk (Ngili,2009; Bintang, 2010).

Pada Hari ke 14 terjadi penggumpalan danketengikan pada sediaan jamu Monumental.Penggumpalan disebabkan karena koagulasiprotein hewani dari susu. Peristiwa koagulasidisebabkan oleh oksidasi rantai protein danasam lemak esensial. Rantai protein dan asamlemak memiliki struktur yang digambarkansecara sederhana memiliki ujung yang berbedamuatan yaitu ujung kepala dan ujung ekor,ujung ekor cederung tidak larut air (hidrofobik)dan ujung kepala cenderung larut air (hidrofilik)(Ngili, 2009; Bintang, 2010). Dalam kondisinormal dimana muatan kedua ujung rantai tidaksetara protein akan berbentuk cair, namun padaproses penyimpanan diatas 5 hari terjadioksidasi yang menyebabkan muatan padakedua ujung rantai protein dan asam lemakmenjadi setara. Ketika muatan pada keduaujung ekor protein menjadi setara, protein akanmembentuk struktur dari rantai rurus tidak

beraturan menjadi bentuk bulan sabit. Padaperubahan fisik dari rantai lurus menjadi bentukbulan sabit protein dan asam lemak mengalamiperubahan fisik yang sangat nampak yaitu daribentuk fisik cair menjadi padatan amorf(meleleh jika dipanaskan) (Chang, 2010).Padatan tersebut yang menyebabkan biomassayang membentuk gumpalan pada sediaan varianMonumental S’Jamu, penggumpalan akan lebihterjadi jika sediaan Monumental disimpan diruangan yang suhunya sewaktu waktu bisa naikmelebihi suhu ruang pada kondisi normal (25-26oC).

Berdasarkan acuan pustaka, manfaat S’Jamuyang dapat diperoleh dari rempah utamaditampilkan pada Tabel 4.

Kandungan bahan aktif tersebut menyebabkantidak adanya cemaran mikroba pada sediaanjamu hingga hari penyimpanan ke 14 karenasemua bahan aktif dari rempah umumnya jugamerupakan senyawa antibakteri yang kuat.Berdasarkan data kandungan bahan aktif daristudi pustaka tersebut sehingga dapatdiperkirakan penyakit apa yang dapat diatasidengan mengonsumsi masing-masing sediaanS’Jamu Salatiga.

Jamu tradisional terus berkembang sesuaidengan kebutuhan masyarakat yang banyakmenggunakannya sebagai minuman penyegaratau obat penyakit ringan. Konsumen jamutradisional (jamu gendong) banyak tersebar,baik di pedesaan maupun di perkotaan dandiperkirakan semakin meningkat dari harikehari (Hadijah, 2015). Konsumsi jamu diIndonesia menurut data Riset kesehatan(Riskedas) 2010, lebih dari separuh atau sekitar55,3% penduduk Indonesia mengonsumsi jamudan 95% menyatakan jamu bermanfaat untukkesehatan (Hadijah, 2015).

226

Produk dari S’Jamu telah dikonsumsi banyakorang di sekitar Kota Salatiga, kalangankampus UKSW dan beberapa langganan diluarkota Salatiga, sehingga perlu dilakukanpembandingan sifat fisik jamu dengan baku

mutu yang berlaku nasional (Pratama dkk,2012; DepKes RI 1994). Perbandingandengan baku mutu ditampilkan pada Tabel 5dan Tabel 6.

Nama Ramuan Jaman Now Ladang Ilalang Pemikul Beban Drastis Hits Monumental

- Jahe - Serai - Kayu manis - Lemon - Cengkih - Gula aren - Air mineral

- Serbuk alang-alang rasa lemon atau sirsak

- Cengkih - Serai - Air mineral

- Serbuk kunyit & asam

- Kayu manis - Gula aren - Air mineral

- Serbuk Beras Kencur

- Kencur segar - Gula aren - Cengkih - Air mineral

- Serbuk susu murni jahe wangi STMJ rasa coklat

- Kayu manis - Cengkih - Gula batu - Air mineral

Kandungan Fitokimia bersifat Antioksidan Berdasarkan Pustaka (Harborne, 1987; Chang, 2010) - Limonen - Citrunelal - Citrunelol - Eugenol - Glugosa - Asam Askorbat

(Vit.C) - Fruktosa

- Asam sitrat - Asam fitat - Eugenol - Asam Askorbat

(Vit.C) - Glukosa - Fruktosa

- Asam organic - Kurkumin - Glukosa - Fruktosa

- Asam Organik - Amilosa - Glukosa - Fruktosa - Eugenol

- Protein Hewani - Lemak Hewani - Asam Lemak - Asam Lemak

Esensial - Eugenol - Glukosa - Galaktosa

Manfaat dan Kinerja Dalam Tubuh Jika Dikonsumsi (Harborne, 1987; Fessenden, 1985) - Antioksidan - Antiinflamasi - Anti kanker - Nutrisi esensial - Relaksasi saraf dan

organ

- Antioksidan - Anti kanker - Nutrisi Esensial - Relaksasi saraf

dan organ

- Antioksidan - Anti Kanker

- Anti Oksidan - Anti Kanker - Nutrisi - Relaksasi saraf

dan organ

- Nutrisi - Sumber Energi - Antioksidan Anti

Kanker - Relaksasi saraf

dan organ Resep ini milik eksklusif S-Jamu. Tidak untuk ditiru atau ditularkan ke pihak lain di luar S-Jamu dan jaringannya.

Tabel 4 Kandungan Senyawa Aktif dan Peranannya Untuk Kesehatan(Berdasarkan Acuan Pustaka)

Nama Ramuan pH Densitas

(g/ml)

Viscositas Asam Indeks Bias Brix (%) Cemaran

Mikroba (CFU/100ml) Mutlak

(d.Pa) Kinetik

(cts) Organik

(M) Asetat

(%) Hari Ke 5

Hari Ke 14

Jaman Now

6,7 1,0180 ± 0,0003

0,80 ± 0,0316

0,7858 ± 0,0311

0,20 ± 0,0577

6,00 ± 0,1732

9 ± 0,00

10 ± 0,00

0

Pemikul Beban

6,5 1,0018 ± 0,0002

0,82 ± 0,0200

0,8185 ± 0,0199

0,4333 ± 0,0333

13,00 ± 0,100

8,2 ± 0,00

10,30 ± 0,00

0

Monumen 6,5 1,7233 ± 0,0195

0,90 ± 0,0447

0,5223 ± 0,0260

0,0667 ± 0,0167

2,00 ± 0,500

8,00 ± 0,00

11,50 ± 0,00

0

Ladang Ilalang

6,3 1,3459 ± 0,0131

0,74 ± 0,0245

0,5498 ± 0,0182

0,4833 ± 0,0167

14,50 ± 0,50

5,00 ± 0,00

6,50 ± 0,00

0

Drastis Hits

6,6 1,7542 ± 0,0327

0,84 ± 0,0245

0,4789 ± 0,0140

0,0667 ± 0,0167

2,00 ± 0,50

8,5 ± 0,00

9,70 ± 0,00

0

SNI 1.4320-

1996

- - - - - 3x103

SNI 3544:2013

Sirup

- - 1,811cps - 68,4 Maks 5x102

BPOM 12 Tahun 2014

- - - 0,05-0,2% (sebagai Asam Sorbat)

- -

Tabel 5 Pembandingan Sifat Fisik Jamu dengan Baku Mutu yang Berlaku Secara Nasional

227

Pembandingan dengan baku mutu bertujuanuntuk melakukan penyesuaian dan pembakuandengan menjadikan aturan baku sebagaipembanding agar memudahkan untukmendapat izin layak edar di pasaran. Hasilperbandingan menunjukan Sediaan S’JamuSalatiga layak dikonsumsi karena tidakmenyalahi parameter.

KESIMPULAN1. Hasil pengujian mutu jamu Jaman Now

menunjukkan densitas 1,0180 ± 0,0003 g/ml; viscositas mutlak 0,80 ± 0,0316 P.a;viscositas kinetic 0,7858 ± 0,0311 cts;konsentrasi asam organic 0,20 ± 0,0577 M;kadar asam asetat 6,00 ± 0,1732% (v/v);indeks bias brix 9% pada hari ke 5 dan 10%pada hari ke 14. Dari hasil pengujian mutujamu Pemikul Beban diperoleh densitas1,0018 ± 0,0002 g/ml; viscositas mutlak0,82 ± 0,0200 P.a; viscositas kinetic 0,8185± 0,0199 cts; konsentrasi asam organik0,4333 ± 0,0333 M; kadar asam asetat13,00 ± 0,100% (v/v); indeks bias brix 8,2%pada hari ke 5 dan 10,30% pada hari ke14. Dari hasil pengujian mutu jamuMonumental diperoleh densitas 1,7233 ±0,0195 g/ml; viscositas mutlak 0,90 ±0,0447 P.a; viscositas kinetic 0,5223 ±0,0260 cts; konsentrasi asam organic0,0667 ± 0,0167 M; kadar asam asetat 2,00± 0,500% (v/v); indeks bias brix 8% pada

hari ke 5 dan 11,50% pada hari ke 14. Darihasil pengujian mutu jamu Padang Ilalangdiperoleh densitas 1,3459 ± 0,0131 g/ml;viscositas mutlak 0,74 ± 0,0245 P.a;viscositas kinetic 0,5498 ± 0,0182 cts;konsentrasi asam organic 0,4833 ± 0,0167M; kadar asam asetat 14,50 ± 0,50% (v/v); indeks bias brix 5% pada hari ke 5 dan6,5% pada hari ke 14. Dari hasil pengujianmutu jamu Drastis Hits diperoleh densitas1,7542 ± 0,0327 g/ml; viscositas mutlak0,84 ± 0,0245 P.a; viscositas kinetic 0,4789± 0,0140 cts; konsentrasi asam organic0,0667 ± 0,0167 M; kadar asam asetat 2,00± 0,50% (v/v); indeks bias brix 8,5% padahari ke 5 dan 9,7% pada hari ke 14. Tidakditemukan cemaran mikroba pada semuavarian jamu dalam penyimpanan selama 2minggu.

2. Semua sediaan varian rasa S’Jamu memilikipH yang cenderung asam, karena dua halyaitu: yang pertama adanya campuran asamorganik (meskipun dalam konsentrasiterukur tidak semuanya menghasilkan rasamasam) yang berasal dari rempah dan asamlemak hewani (susu). Penyebab pH cenderungasam pada sediaan S’Jamu yang keduaadalah kandungan senyawa organik padabahan yang digunakan untuk meracik danmeramu jamu secara keseluruhan bersifataromatic antioksidan, senyawa aromatic

Nama Ramuan Kristal Organik Terlarut

Gula (Glukosa dan Fruktosa) (%) Asam Citrat (%) Hari Ke 5 Hari Ke 14 Hari Ke 5 Hari Ke 14

Jaman Now 41,0014 ± 0,00 45,6225 ± 0,00 12,7403 ± 0,00 14,1689 ± 0,00 Pemikul Beban 37,3045 ± 0,00 47,0088 ± 0,00 11,5974 ± 0,00 14.5974 ± 0,00

Monumen 36,3803 ± 0,00 52,5541 ± 0,00 11,3117 ± 0,00 16,3117 ± 0,00 Ladang Ilalang 22,5171 ± 0,00 29,4487 ± 0,00 7,0260 ± 0,00 9,1689 ± 0,00

Drastis Hits 38,6909 ± 0,00 44,2361 ± 0,00 12,0260 ± 0,00 13,7403 ± 0,00 SNI 1.4320-1996 Jamu 85% - - SNI 3544:2013 Sirup 65% - -

BPOM 12 Tahun 2014 15% (sebagai Sucralosa) 0,1 (sebagai BTP)

Tabel 6 Pembandingan Bahan Terlarut dalam Jamu dengan Baku Mutu yang Berlaku

228

antioksidan meripakan senyawa donor H+

yang baik sehingga peristiwa donor ion Hmenyebabkan suasana asam pada jamusehingga ketika diukur pHnya, sediaan jamumenunjukan pH yang cenderung asam.

3. Hasil perbandingan menunjukan SediaanS’Jamu Salatiga layak dikonsumsi karenatidak menyalahi parameter.

DAFTAR PUSTAKA

Aditama, T Y. 2015. Jamu dan Kesehatan.Jakarta. Balitbangkes.

Beers, Susan J. 2003.Jamu Sakti. Jakarta.

Bintang, M. 2010. Biokimia Teknik Penelitian.Jakarta. Erlangga. ISBN: 978-979-075-591-8.

Chang, R. 2010. Kimia Dasar Jilid 1. Jakarta.Erlangga.

Depkes RI, 1994. Persyaratan ObatTradisional. Departemen KesehatanRepublik Indonesia, Jakarta.

Fardiaz, Srikandi. 1997. Analisis MikrobiologiPangan. Raja Grafindo Persada,Jakarta.

Fessenden, R J and Fessenden, J S. 1987.Kimia Organik Jilid 1. Jakarta. Erlangga.

Hadijah, S. 2015. Deteksi Cemaran Mikrobapada Jamu Tradisional yang Dijajakan diKelurahan Banta-Bantaeng. Biologi danPembelajaran Biologi Inivatif: MenujuPersaingan Masyarakat EkonomiAsean. Jurusan Pendidikan Biologi-FTKUINAM.

Hanum, 2011. Pengobatan TradisionalDengan Jamu Ala Kraton SebagaiWarisan Turun temurun.Tim RedaksiCemerlang, Yogyakarta.

Harborne, J B. 1987. Metode Fitokimia. IPBPress.

Hidayanto, E; Abdul, R; dan Heri, S. 2010.Aplikasi Portable Brix Meter untukPengukuran Index Bias. Berkala FisikaVol.13 No.4, Oktober 2010: 113-118.ISSN: 1410-9662.

Misto; Tri, M, dan Alex. 2016. SistemPengukuran Kadar Gula dalam CairanMenggunakan Sensor FotoiodideTerkomputasi. Jurnal ILMU DASARVol.7 No.1, Januari 2016: 13-18.

Ngili, Y. 2009. Biokimia Metabolisme &Bioenergitika. ISBN: 978-979-756-558-9.

Pratama, S B; Susinggih, W; dan Arie, F. 2012.Pembuatan Sirup Tamarillo (KajianPerbandingan Buah dan KonsentrasiGula.

SNI, 2008. Metode pengujian cemaranmikroba dalam daging, Telur dansusu, Serta hasil olahannya.

Standar Nasional Indonesia (SNI) 1-4320-1996. Serbuk Minuman Tradisional. ICS67.180.20. Badan Standarisasi Nasional(BSN).

Standar Nasional Indonesia (SNI) 3544:2013.Sirup. ICS 67.160.20. Badan StandarisasiNasional (BSN).

Sudarmadji, S; Bambang, H; dan Suhardi.2010. Proses Analisa untuk BahanMakanan dan Pertanian.ISBN: 979-499-227-5.

Suharmiati. 2003. Menguak Tabir DanPotensi Jamu Gendong. Jakarta

Suriawiria, U.1986. Pengantar MikrobiologiUmum. Angkasa, Bandung.

Zamroni, A. 2013. Pengukuran Index Bias ZatCair Melalui Metode PembiasanMenggunakan Plan Paralel. Jurnal VisikaVo.3 No.2, November 2013.