Consumer Surplus and Consumer Welfare

30
Consumer Surplus and Consumer Welfare

Transcript of Consumer Surplus and Consumer Welfare

Consumer Surplus and Consumer Welfare

• Definisi dari pengukuran kesejahteraan ekonomi pada konsumen adalah merupakan satu diantara subject ekonomi yang paling kontroversial. Sebab, kriteria dari utility konsumen tidak dapat diobservasi

• Kondisi yang paling praktis, Aplikasi dari kesejahteraan, para ekonomi dapat ,yang paling baik , adalah observasi keputusan transaksi konsumsi dan pendapatan pada tingkat variasi harga , kemudian pada transaksi ekonomi tersebut, mencoba untuk menghitung beberapa pengukuran welfare effect berdasarkan uang

• Sumber dari kebingungan tersebut pada penentuan pengukuran dari kesejahteraan ekonomi terletak pada ketidak bedaannya antara cardinal dan ordinal analysis

• Analisis ordinal hanya kurva IC yang digunakan secara luas. Tidak ada usaha untuk membuat pengukuran perubahan intensitas kepuasan atau utility konsumen hanya ditentukan ketika pergeseran dari satu IC ke IC yang lain.

• Pada aplikasi welfare economics, pengukuran kesejahteraan konsumen secara umum tidak menggunakan kardinal secara tegas pada suatu waktu tertentu.

• Pengukuran uang pada perubahan welfare dimana uang merefleksikan WTP pada konsumen, dimana pada gilirannya dihubungkan untuk fungsi utility seorang konsumen. Jadi, kebanyakan pengukurannya tidak menggunakan utility secara langsung, mereka mengestimasi sebuah WTP yang reveal pada periode penggunaan uang.

• CS adalah cara yang paling banyak digunakan pada pendekatan kerja untuk pengukuran kesejahteraan konsumen.

Figure 5.1• Asumsi bahwa

pengukuran pengaruh dari perubahan sebuah harga dapat dihitung.

• Keseimbangan awal : Qo dan harga Po pada kurva demand

• Bila Po turun menjadi P1, maka konsumsi bertambah menjadi Q1.

• Bila konsumsi hanya Qo dengan harga P1, maka konsumen mengalami better off sebesar (Po-P1)Qo atau area b

• Sehingga konsumen merasa ada tambahan income untuk belanja barang dan jasa yang lain.

• Ini adalah mengukutr satu uang pada perubahan kesejt konsumen sesuai dengan sebuah perubahan harga

• Bila ada kenaikan harga dari P1 ke Po dan konsumsi sebesar Q1, maka berapa besar worse off konsumen?

• Konsumen akan membutuhkan sebuah kenaikan income sebesar (Po-P1)Q1 atau area b+c+d bila konsumen akan membeli sebanyak Q1.

• Kenaikan ini merupakan paradoks karena konsumen secara nyata mengalami kehilangan lebih banyak dengan kenaikan harga daripada dengan adanya penurunan harga.

Figure 5.2Ada penurunan harga

dari Po ke P2, kemudian dari P2 ke P3 sampai

mencapai harga terendah P1.

Pendapatan equivalen dengan area v,w,x,y,z. Penjumlahan pengaruh dari perubahan harga seluruhnya didapat sebesar area yang diarsir. Sehingga

sinonim dengan gambar sebelumnya, akibat penurunan harga maka

better off nya sebesar b+c ,

Figure 5.1.

-

• Area b +c dihasilkan dari sebuah penjumlahan pada perbedaan biaya pada bundles konsumsi sama dengan harga yang bervariasi secara terus menerus dan naik dari Po ke P1 atau sebaliknya.

• Area b + c menunjukkan sebuah perubahan consumer surplus dan area a+b+c adalah total consumer surplus untuk harga P1 dan area a adalah consumer surplus untuk harga Po.

• Sehingga CS adalah sebuah area di bawah kurva demand dan diatas garis harga.

Figure 5.3 • Jules Dupuit (1844), yang menemukan frase CS secara aktual, mempostulat bahwa harga diasosiasikan dengan setiap kuantitas pada kurva permintaan seorang konsumen pada maximum harga yang konsumen mau membayar untuk konsumsi unit terakhir .

• Oleh karena itu, kurva demand adalah sebuah kurva marginal WTP. WTP seorang konsumen digambarkan sebagai berikut P1 untuk unit pertama, P2 untuk unit kedua,dst………

• Sehingga jika ada penurunan harga dari P1 ke Po, bila konsumen membayar Po untuk mengkonsumsi Qo , maka tambahan sebuah surplusnya sebesar P1-Po pada unit belanja pertama karena WTP melebihi apa yang secara aktual dibayarkan .

Total area di bawah kurva demand merupakan jumlah barang yang dikonsumsi sebesar Qo (arsiran terang dan arsiran gelap) disebut Gross Benefits, sementara area di bawah kurva demand dan diatas garis harga Po (arsiran yang gelap) dihasilkan dengan pengurangan biaya dari Gross benefits, yang merupakan tambahan net surplus untuk konsumen dari pembelian barang Qo pada Po.

• Kembali kepada gambar 5.1. Manfaat konsumen karena pengurangan sebuah harga dari Po ke P1, menurut Dupuit, diberikan pada area b+c , karena ini adalah kenaikan pada area segitiga yang disukai yang dihasilkan dari penurunan harga.

• Ada dua alasan mengapa perubahan pada konsumen surplus menjadi sebuah pengukuran benefit konsumen, : (1) karena perubahan CS mereprentasikan jumlah dari perbedaan biaya karena harga tereduksi secara kontinue dari Po ke P1.(2) karena perubahan CS memberikan perubahan pada apa yang konsumen mau membayar lebih yang mana secara aktual dibayar dengan perubahan harga jika kurva demand adalah sebuah kurva marginal WTP.

• Sebelum proses ke teori yang lebih komplek mengenai CS, poin penting yang perlu dicatat adalah :

• That is, neither the cost difference approach (figure 5.1) nor the excess of WTP over actual payments approach (Figure 5.3) claims to provide a measure of utility gains to the consumer.

• Pendekatan ini, kecuali kasus khusus, hanya mempunyai signifikansi ordinal karena mereka tidak mengukur utility secara langsung.

• They are money measures of welfare change where the money saved, or the consumer is willing to spend, reflects only relative changes in utility of the consumer.

Path Dependence of Consumer Surplus

• Dengan dasar argumen pada gambar 5.1, CS muncul untuk digunakan membangun pengukuran kesejahteraan konsumen.

• Perubahan pada CS mempunyai definisi yang kurang baik untuk kasus tertentu, dimana beberapa harga berubah secara simultan atau dimana perubahan pendapatan bersamaan dengan harga.

• Sesungguhnya, perubahan pada CS karena perubahan harga dengan 2 kasus di atas tergantung dengan keadaan dimana perubahan harga-harga tersebut dipertimbangkan atau lebih umum adalah jalur penyesuaian.

• Masalah penggabungan tersebut dinamakan the path-dependence problem.

• Let see at figure 5.4 (a) and b, page 122

• Perubahan income akibat harga dari Po dan income mo ke harga P1 dan income m1 disebut price-income change, ini berarti bahwa satu mungkin mengevaluasi penyesuaian harga terlebih dahulu kemudian penyesuaian income sepanjang L1. Alternatifnya, income dapat diubah dahulu dan kemudian penyesuaian perubahan harga sepanjang L2. Tetapi pertimbangan pengukuran kesejahteraan gabungan yang disarankan pada bagian 5.1. Jika perubahan harga dipertimbangkan terlebih dahulu, maka perubahan pada CS diasosiasikan dengan perubahan harga dari Po ke P1 adalah area x dimana D(mo) merepresentasikan permintaan untuk Q pada pendapatan awal.

• Untuk itu pengukuran equivalen dengan uang pada perubahan harga ditambah perubahan income dari m1 ke mo, kemudian menghasilkan pengukuran total pada perubahan m1-mo + area x.

• Sekarang diduga bahwa income berubah terlebih dahulu, maka menghasilkan pengaruh income m1 ke mo. Kurva demand untuk Q digeser ke D(m1). Dari sini, pengukuran income – equivalen dari perubahan harga pada jalur penyesuaian pada L2 adalah x+y.

• Jadi, sepanjang L2 perubahan total adalah m1-mo + area x + y, dimana secara jelas berbeda dari yang dihasilkan sepanjang L1.

• Perbedaan pada dua alternatif tersebut menyarankan bahwa perbedaan dapat juga terjadi selama jalur penyesuaian yang lain diantara titik (Po,mo) dan (P1,m1) pada figure 5.4 a.

• Figure 5.5 page 123. menunjukkan dimana perubahan beberapa harga dengan income tetap, harga dari Q1 dan Q2 berubah dari P1

0 dan P20 ke P1

1 dan P21.

• Dua kemungkinan jalur penyesuaian untuk penggunaan pada kalkulasi CS ditunjukkan pada figure 5.5(a) dengan L1 dan L2

• Sepanjang L1, harga pada Q1 adalah harga yang berubah terlebih dahulu dari P1

0 dan P10 menghasilkan sebuah

tambahan pada area u dibawah demand curve yang awal D1(P2

0) terlihat pada figure 5.5.b.- Dalam proses, kurva demand untuk Q2 bergeser dari D2(P1

0) ke D2(P1

1). Jadi, ada sebuah tambahan pada area x+y menghasilkan figure 5.5 c. pada pergeseran sesudahnya pada harga Q2 dari (P2

0) ke (P21)

- Sebagai pilihan, jika jalur L2 diikuti, sebuah tambahan pada area x dihasilkan terlebih dulu pada pasar Q2. Kemudian sebuah tambahan pada area u+v dihasilkan pada pasar Q1.

- Hasil pengukuran dari perubahan kesejahteraan diasosiasikan dengan jalur-jalur L1 dan L2 dengan area u+x+y dan u+v+x, secara berurutan, memerlukan ketidak equalan dan secara umum tidak akan equal kecuali pada beberapa spesial kasus yang didiskusikan pada bab berikutnya.

• Selanjutnya, contoh-contoh tersebut hanya mendemonstrasikan pengukuran perubahan kesejahteraan yang dihasilkan dari dua dari banyak kemungkinan jalur pada penyesuaian harga diantara harga (P1

0, P20) dan (P1

1,P21)

• Banyak jalur harga seperti L3, juga terjadi dan mengarahkan pada sebuah prinsip untuk sebuah jumlah akhir pada pengukuran perubahan kesejahteraan

UNIQUENESS OF CONSUMER SURPLUS

• Problem dari ketidakunikan muncul hanya pada konteks pengukuran uang pada perubahan kesejahteraan (sebaliknya untuk perubahan utility adalah unik), tetapi pengukuran tersebut adalah pendekatan yang hanya beralasan untuk masalah aplikasi kesejahteraan ekonomi karena utility konsumen adalah tidak dapat dobservasi secara langsung.

• Itu juga seharusnya ditekankan bahwa meskipun sebuah pengukuran uang adalah unik, namun belum pasti mengikuti bahwa itu adalah pengukuran utility.

• Pertimbangan pertama kasus pada perubahan price-income secara simultan, seperti ditunjukkan pada figure 5.4. dan kondisi di bawah perubahan surplus itu unik.

• Pengujian pada jalur umum L1 dan L2, itu sangat jelas bahwa hasil yang sama dihasilkan untuk beberapa kenyataan perubahan harga, jika dan hanya jika demand curve D(mo) dan D(m1) sesuai.

• Sebenarnya, jika kurva demand dipengaruhi oleh perubahan income, kemudian perubahan CS pada figure 5.4(b) adalah dimanapun yang sama yang jalurnya diikuti diantara (Po,mo) dan (P1,m1) pada figure 5.4.a.

• Jadi, ketika perubahan harga dan income , pengukuran CS adalah unik, jika dan hanya jika, pengaruh income adalah zero, artinya bahwa perubahan pada kuantity yang dikonsumsi sebesar ∆Q dihubungkan dengan sebuah perubahan pada income,∆m (itu adalah ∆Q/∆m adalah nol (catatan bahwa ini tidak berimplikasi pada dampak kebijakan zero)

• Secara enteng kasus ini diasosiasikan dengan elastisitas pendapatan zero karena elastisitas income didefinisikan sebagai (∆Q/∆m )*(m/Q)

• Artinya perubahan pendapatan konsumen tidak akan mempengaruhi perubahan jumlah barang yang dikonsumsi konsumen. (inelastis sempurna)

• Hasil ini dapat dihasilkan untuk kasus tersebut , jika dan hanya jika, pengaruh income (elastisitas) pada semua barang untuk yang kemungkinan ada perubahan harga sepanjang jalur penyesuaian adalah nol.

• Kondisi ini tidak mungkin terjadi, jika semua harga dan income berubah, karena perubahan tersebut tidak akan diimbangi dengan penyesuaian pengeluaran. Jadi, budget contraint konsumen tidak akan dilanggar.

Figure 5.6. • Ini juga berguna untuk menginvestigasi implikasi dari keunikan pengukuran surplus pada waktu tertentu pada peta indiferennya konsumen.

• Kasus dimana kurva indiferen berada pada kurva demand yang sama, dimanapun tingkat incomenya, dilihatkan pada figure 5.6.

• IC adalah I1 dan I2, income diubah dari mo ke m1 pada harga P1, jumlah konsumsi pada Q1 karena dihubungkan dengan garis singgung pada budget line dengan IC terletak secara langsung di atas satu dari yang lain pada sebuah jumlah Q1.

• Jadi, kurva demand untuk kedua tingkat pendapatan termasuk dalam titik (Po,Q1).Sama juga dengan IC /BL menyinggung semua terdapat pada Qo ketika harga Po.

• Artinya bahwa pada kurva demand yang sama pada 5.6.(b) menghasilkan tingkat level berapapun

• Selanjutnya, karena BL untuk tingkat income yang berbeda diperoleh, jika dan hanya jika, IC konsumen pararel secara vertikal.

• Pada kasus berikutnya, jalur ekspansi income adalah sebuah garis lurus vertikal untuk setiap set harga.

Figure 5.7• Dengan menggunakan demand yang homogen, mengindikasikan bahwa perubahan harga secara proporsional adalah equvalen untuk perubahan income secara proporsional secara terbalik.

• Cth : Bila perubahan income 2x maka perubahan harga 0.5.

• Implikasinya bahwa rasio respon penyesuaian konsumsi untuk penyesuaian pendapatan adalah diakhiri dengan harga konstan yang lengkap, pada tingkat harga berapapun

• Interpretasi hasil pada konteks IC map mengimplikasikan garis lurus jalur income-expansion berasal dari titik origin. Cth : E(P1

o,P2o) dan E(P1

1,P21)

• Income disesuaikan kenaikannya dari nol dengan harga P1

o dan P2o, perubahan kuantitas selalu

proporsional• Jadi, rasio antara kuantitas adalah konstan (P2

0/P20)

• Sebuah map indiferent dengan properties tersebut secara umum disebut Homothetic.

• Secara geometric, ke-homothetican tersebut berimplikasi secara jelas bahwa setiap prosentase perubahan income (price tetap) mengarahkan untuk perybahan prosentase yang sama pada semua jumlah yang dikonsumsi. Sehingga, semua elastisitas demand to income adalah 1.

Constancy of the Marginal Utility of Income (Figure 5.8)

• Gambar 5.8. Dengan fungsi utility U1, Perubahan pendapatan sama Δ m mungkin menuntun untuk sebuah perubahan perbedaan yang banyak pada utility Δ U atau Δ U*, tergantung dari pendapatan awal.

• Dengan fungsi utility U2, walaupun, perubahan digabungkan pada utility adalah perhatian yang sama pada pendapatan awal.

• Fungsi utility U2 mengimplikasikan sebuah Marginal utility of income yang konstan, paling tidak dengan merperhatikan untuk merubah income.

• MU of income hanya dengan memperhatikan perubahan pendapatan, tanpa memperhatikan perubahan harga.

Figure 5.9lPada figure 5.9 kasus adanya perubahan harga dari (P1

o,P2o) ke (P1

1,P21), perubahan

surplus dengan perubahan ∆S1 dan yg berikutnya perubahan surplus pada perubahan P2 adalah ∆S2 dimana ∆S2=- ∆S1 .

-Untuk menjelaskan kasus tersebut,dimana MU of income tidak konstan, diduga untuk menjadi sederhana bahwa λ1 adalah MU of income sepanjang jalur pada segment pertama, dan bahwa adalah λ2 adalah MU of income sepanjang jalur pada segmen kedua.-Karena ∆S1 adalah perubahan income-equivalent sepanjang segmen pertama dan λ1 adalah perubahan utility perunit perubahan pada income, adalah konstan sepanjang segmen itu, surplus pada perubahan income-equivalent dapat diconvert kedalam perubahan utility dengan mengalikan dengan λ1.-Oleh karena itu ∆U1= λ1 ∆S1 ,dimana ∆U1 adalah perubahan utility sepanjang segmen pertama pada jalur di Figure 5, demikian juga dengan ∆U2.-Maka Perubahan Total Utility adalah ∆U= ∆U1 + ∆U2

• Demikian juga dengan perubahan surplus adalah ∆S= ∆S1 +∆S2 = 0, karena ∆U≠0 jika λ1 ≠ λ2.

• In other words :Bahkan dengan Path Independence, ∆S tidak mungkin bereaksi pada cara secara kualitatif , hampir sama dengan ∆U. Jadi, keunikan dari ∆S tidak cukup untuk menjamin setiap interpretasi yang penuh arti pada ∆S sebagai a money measure of utility change.

Untuk pengartian a money measure of utility change , ∆S harus paling tidak berhubungan secara kualitatif dengan ∆U.

Conclusions• Ahli Ekonomi yang terkenal Alfred Marshall (1930)

menghasut pencarian (dan banyak kontroversi yang mengikuti) untuk pencapaian mengukur money, yang dapat di jadikan unik berhubungan dengan perubahan utility pada konsumen.

• Marshall di hubungkan dengan kondisi dibawah yang perubahan pada CS dapat mengukur sebuah True Surplus of utillity yaitu bahwa MU of money adalah konstan dengan memperhatikan harga dan atau income yang perubahannya adalah highly restrictive dengan memperhatikan struktur preferensi pada individu.

• Untuk menghasilkan keunikan pada CS, elastisitas income harus sama untuk semua barang untuk yang perubahan harga dan elastisitas tersebut harus nol jika harga berubah.

• Seperti struktur preferen dikontrakdiksi dengan bukti empirical yang banyak.