Chapter II

37
Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka Tembakau Deli merupakan jenis tembakau yang memiliki kualitas khusus sebagai pembungkus cerutu (bukan rokok). Pasar yang terbuka bagi cerutu berpengaruh terhadap permintaan tembakau cerutu dengan kualitas khusus. Itu menjadikan tembakau Deli memiliki potensi yang luar biasa. Tembakau Deli merupakan komoditas yang patut mendapatkan ancungan jempol. Betapa tidak, sejak zaman penjajahan Belanda hingga kini, nama tembakau deli sudah tidak asing lagi di mata dunia. Cerutu merupakan salah satu produk tembakau yang standar kualitasnya tergantung pada masing- masing selera pembeli. Meskipun agribisnis tembakau cerutu menghadapi tantangan antara lain kampanye antirokok, peluang agribisnis tembakau cerutu masih sangat terbuka. Pertama tembakau cerutu Indonesia di pasar internasional sangat diperlukan, khususnya

Transcript of Chapter II

Universitas Sumatera Utara

BABII

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. TinjauanPustaka

Tembakau Deli merupakan jenis tembakau yang memiliki

kualitas khusus sebagai pembungkus cerutu (bukan

rokok). Pasar yang terbuka bagi cerutu berpengaruh

terhadap permintaan tembakau cerutu dengan

kualitas khusus. Itu menjadikan tembakau Deli

memiliki potensi yang luar biasa.

Tembakau Deli merupakan komoditas yang patut

mendapatkan ancungan jempol. Betapa tidak, sejak

zaman penjajahan Belanda hingga kini, nama tembakau

deli sudah tidak asing lagi di mata dunia.

Cerutu merupakan salah satu produk tembakau

yang standar kualitasnya tergantung pada masing-

masing selera pembeli. Meskipun agribisnis tembakau

cerutu menghadapi tantangan antara lain kampanye

antirokok, peluang agribisnis tembakau cerutu masih

sangat terbuka. Pertama tembakau cerutu Indonesia di

pasar internasional sangat diperlukan, khususnya

Universitas Sumatera Utara

untuk kualitas-kualitas tinggi karena tembakau cerutu

Indonesia mempunyai ciri khas. Kedua peminat tembakau

cerutu meningkat. Ketiga adanya ketergantungan

beberapa pabrik rokok cerutu di Eropa terhadap cerutu

Indonesia (Budiarto, 2007).

PT. Perkebunan Nusantara II berhasil dengan diakuinya

mutu tembakau yang dilelang di Bremen pada tahun

2007. Mutu yang bagus membuat harga jual

Universitas Sumatera Utara

tembakau Deli di pasar lelang cukup tinggi, meskipun

produksi yang dilelang jumlahnya sedikit (Portal

Indonesia, 2010).

Seiring dengan pertambahan tahun, produksi perkebunan

tembakau Deli semakin turun. Penurunan produktivitas

tembakau Deli disebabkan krisis global yang

dihadapi dunia sehingga permintaan pasar terhadap

cerutu berkurang. Selain itu di tahun 2008, di Negara

Eropa, ada pembatasan masyarakat untuk merokok bahkan

larangan merokok (Portal Indonesia, 2010).

Bukan hanya tembakau Deli yang mengalami

penurunan permintaan, negara penghasil tembakau

lainnya sejak kampanye anti rokok di Eropa juga

mengalami penurunan permintaan. Jadi, sebagai

antisipasi kerugian manajemen, maka pihak PTPN II

melakukan penjualan di Indonesia (MedanPunya.com,

2011).

Penjualan tembakau Deli milik PT. Perkebunan Nusantara

II yang akan langsung dipasarkan di Indonesia baru

akan dimulai Juni 2011. Disebabkan tembakau masih

dikemas di dalam gudang untuk dikirim menjadi contoh

dipasar Eropa (MedanPunya.com, 2011).

Universitas Sumatera Utara

Penurunan penjualan pada tembakau Deli dikarenakanbeberapa faktor antara lain:

1. Permintaan yang menurun karena kampanye anti

merokok, “smoking can cause cancer, heart attack, impotency,

pregnancy and embryo disorder”. Kemudian negara menaikkan

cukai cerutunya, sehingga cerutu menjadi barang

mahal.

2. Produsen sengaja menurunkan produksinya

sesuai dengan kemampuan serapan pasar.

Universitas Sumatera Utara

3. Bisa juga lingkungan di Negara produsen

sendiri, polusi lingkungan, pemakain areal yang

terus menerus, dosis pemupukan dan penggunaan obat

obatan yang yang tidak tepat dosis, serta iklim

yang susah diprediksi akan sangat mempengaruhi

kualitas dari tembakau sendiri disatu pihak,

dipihak pembeli tuntutan akan kualitas makin tinggi.

4. Terpinggirkannya areal-areal yang sesuai dengan

tanaman tembakau karena perkembangan kota (Lembaga

Pendidikan Perkebunan, 2009).

Menurut penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Nofria Maulidiana (2008) di PT. Perkebunan Nusantara

II kebun Helvetia, ruang lingkup permasalahan sistem

budidaya tembakau Deli yang diidentifikasikan terdiri

atas adanya pengembangan kota yang terus mengurangi

ketersediaan faktor produksi di kawasan Helvetia,

faktor iklim yang semakin sulit diprediksi,

penurunan kesuburan tanah dan pengolahan tanah yang

tidak sempurna.

Peningkatan produktivitas merupakan motor penggerak

kemajuan ekonomi dan keuntungan perusahaan.

Produktivitas juga penting untuk meningkatkan upah dan

Universitas Sumatera Utara

penerimaaan perseorangan. Faktor yang mungkin

mempengaruhi produktivitas adalah faktor luar, produk,

proses, kapasitas dan sediaan, tenaga kerja dan mutu.

- Faktor luar termasuk peraturan pemerintah,

persaingan dari perusahaan lain, permintaan konsumen

(di luar kendali perusahaan).

- Produk adalah suatu faktor yang secara kuat

mempengaruhi produktivitas, umumnya mengeluarkan

teknologi produk baru yang meningkatkan

produktivitas.

Universitas Sumatera Utara

- Proses yang dapat digunakan untuk meningkatkan

produktivitas adalah aliran proses, otomatisasi,

tata letak, dan pemilihan tipe proses.

- Kapasitas dan sediaan adalah faktor keempat

yang dapat mempengaruhi produktivitas.

Kelebihan kapasitas sering menjadi suatu factor

yang memberikan andil terhadap rasio produktivitas

yang buruk. Sedangkan sediaan dapat menjadi perusak

atau penolong terhadap produktivitas jika dilihat

dari besar kecilnya sediaan. Terlalu kecil sediaan

pun akan menyebabkan kehilangan penjualan,

berkurangnya volume dan akhirnya penurunan

produktivitas. Dan terlalu banyak sediaan pun akan

mengakibatkan biaya modal lebih tinggi dan

produktivitas rendah.

- Tenaga kerja yang terpenting dari semuanya dan

mendapat perhatian besar, dikarenakan tenaga

kerja dihubungkan dengan sejumlah besar

subsektor, seperti seleksi dan penempatan,

pelatihan, rancangan pekerjaan, penyediaan, struktur

organisasi, penghargaan, sasaran, dan serikat buruh.

- Faktor yang terakhir adalah mutu. Mutu yang

Universitas Sumatera Utara

buruk dapat menyebabkan produktivitas rendah.

(Schroeder,1989).

Untuk meningkatkan kualitas produksi tembakau Deli,

PT. Perkebunan Nusantara II sudah melakukan berbagai

kebijakan antara lain memfokuskan pengembangan dan

perawatan tanamanan tembakau di kebun-kebun yang

dinilai masih produktif (Beritasore, 2007).

Universitas Sumatera Utara

Teknik Budidaya TanamanTembakau

Pembibitan

Benih yang digunakan sebagai bibit harus memiliki

sertifikat atau telah diketahui kualitasnya. Jumlah

benih yang digunakan adalah 8-10 gram/ha, tergantung

pada jarak tanamnya. Selain itu bibit harus utuh,

tidak terserang hama penyakit dan biji tidak keriput.

Ada tiga teknik yang digunakan dalam penyemaian benih

yaitu:

1.Permanen

Dapat berupa nampan plastik belubang-lubang untuk

menanam benih, sistem ini disebut sistem tray. Nampan

plastik yang digunakan berukuran 40x60 cmyang berisi

308 lubang tanam berukuran 2,2 cm x 2,2 cm dengan

kedalaman 4 cm, atau dibuat langsung di lahan berupa

bangunan kotak dengan 120 cm, tinggi 25 cm dan panjang

disesuaikan dengan kondisi lahan.

2. SemiPermanen

Tempat persemaian ini hanya dapat digunakan beberapa

kali saja, terbuat dari anyaman bambu/papan kayu.

Universitas Sumatera Utara

Ukuran panjang 1 m, lebar 1 m dan lebar 25 cm ataupun

dengan menggunakan variasi lebar 2 m.

3. TidakPermanen

Persemaian dilakukan langsung di lapangan dengan

dibuat bedengan/parit. Bedeng dibuat berukuran 100-

120 cm dan tinggi 20-30 cm, panjang disesuaikan dengan

panjang lahan. Tempat persemaian berupa polibag.

Bedeng diberikan naungan daun-daunan dengan tinggi 1

m di sebelah timur dan 60 cm di sebelah barat

(Cahyono, 1998).

Universitas Sumatera Utara

Pemeliharaan danpemindahan bibit

Pemelihraan dilakukan untuk menjaga agar bibit

tetap berada dalam keadaan lembab dan mendapat

cukup sinar matahari, oleh karena itu

persemaian dianjurkan dibuka pada pagi hari sampai jam

10.00. selanjutnya, agar bibit dapat tumbuh dengan

baik maka perlu dilakukan penjarangan tanaman,

penjarangan ini dapat dilakukan setelah 7 hari.

Setelah berumur 3 minggu bibit dapat dipindahkan ke

dalam polibag. Sedangkan untuk pemindahan ke lahan

apabila bibit berumur

35-55 hari setelah semai(Cahyono, 1998).

Pengolahan mediatanam

Persiapan dan pengolahan tanah adalah 25-55 hari

sebelum semai. Sebelum tanah diolah tanah dibiarkan

kering selama 1 bulan. Pengolahan tanah yang pertama

adalah dibajak dengan traktor dan dibiarkan selama 1

minggu sebagai tindakan disinfektan alami karena

terkena cahaya matahari. Tindakan disinfektan alami

ini terjadi karena cahaya matahari dapat membantu

Universitas Sumatera Utara

terjadinya proses pemasaman (oksidasi) dari zat-zat

beracun (asam sulfida) yang berasal dari tanah.

Langkah selanjutnya adalah pembentukan bedengan,

bedeng tidak perlu lebar cukup 40 cm dan tinggi 40

cm. jarak antar bedeng 90-100 cm dan membujur antara

timur dan barat agar tanaman mendapatkan sinar

matahari yang cukup kemudian dilanjutkan dengan

pemupukan. Pupuk kandang dapat diberikan dengan cara

ditabur merata pada permukaan tanah. Setelah satu

minggu dibuat parit-parit irigasi dan bedeng-bedeng

penanaman bibit (Cahyono, 1998).

Universitas Sumatera Utara

Teknikpenanaman

Tahap pertama yang harus dilakukan adalah menentukan

pola tanam untuk setiap jenis tembakau apakah ditanam

pada musim hujan ataupun pada musim kemarau. Untuk

pembuatan lubang tanaman, apabila

jenis tembakau cerutuyang menghendaki daun

yang tipis dan halus maka jarak tanam sekitar 90 cm x

70 cm. Cara pemindahan bibit dari kotak persemaian

terdiri atas :

- Caracabut

yaitu bibit dicabut dari polibag dengan cara

dibasahi agar mempermudah pencabutan. Akar bibit

yang dicabut dengan cara ini tidak mempunyai massa

tanah.

- Caraputaran

Dapat pula benih diambil dengan cara ini dengan

mempergunakan sendok agar tanahnya terambil.

Lubang tanam disesuaikan dengan jarak tanam dibuatdengan kedalaman 10 cm –

15 cm basahi terlebih dahulu tanahnya agar bibit

dapat berdiri dengan tegak. Benamkan bibit sedalam

Universitas Sumatera Utara

akar leher, waktu tanam lebih baik dilakukan pada pagi

hari atau sore hari (Cahyono, 1998).

Pemeliharaantanaman

Ada beberapa hal yang perlu dilakukan dalam

pemeliharaan tanaman tembakau yaitu penyulaman,

penyiangan, pemupukan serta penyiraman dan pengairan.

Pada penyulaman, dilakukan setelah seminggu ditanam.

Bibit yang kurang baik dapat diganti dengan cara

dicabut dan diganti dengan bibit baru yang berumur

sama. Penyiangan dapat dilakukan setiap 3 minggu.

Dilakukan dengan tangan untuk mencabut gulmanya

ataupun dapat juga dengan menggunakan herbisida.

Universitas Sumatera Utara

Pemupukan dilakukan untuk menjaga tanaman tumbuh

dengan baik. Pemupukan susulan dilakukan dua kali.

Dosis pupuk yang dianjurkan tergantung dari tempat dan

varietas. Untu tembakau Deli dosis pupuk yang

digunakan adalah ZA 343 kg/ha, TSP 358 kg/ha, dan ZK

577 kg/ha. Cara pemberian pupuk adalah sebagai berikut

:

- Pupuk kandang dicampur dengan permukaan tanahbedengan sebelum tanam.

- Pupuk fosfat diberikan pada saat tanam dengan

cara ditaburkan pada permukaan tanah, diberi air

dan dicampur tipis dengan tanah.

- Pupuk nitrogen dan kalium diberikan bertahap pada

hari ke-7 dan hari ke-28 setelah tanam dengan

cara diletakkan dalam lubang berjarak 10 cm

dari batang.

Tahap pemeliharaan tanaman selanjutnya adalah

pengairan dan penyiraman. Pengairan diberikan 7 hari

setelah tanam dengan jumlah air sedikitnya 1-2 liter

per tanaman. Setelah umur 7-25 hari frekuensi

penyiraman adalah 3-4 liter per tanaman. Pada umur 25-

30 hari setelah tanam, frekuensi pemberian air

Universitas Sumatera Utara

diberikan

4 liter per tanaman. Pada umur 45 hari setelah tanam

pertumbuhan akan sangat cepat oleh karena itu

diperlukan 5 liter per tanaman setiap 3 hari. Setelah

itu pada umur 65 hari tanaman tidak memerlukan

penyiraman lagi, kecuali bila cuaca sangat kering

(Cahyono, 1998).

2.2. LandasanTeori

Prospek pengembangan tembakau sangat tergantung pada

perkembangan daya serap pasar ekspor. Untuk tembakau

ekspor, perkembangan pasar ekspor relatif stabil dan

hampir konstan, yang perlu mendapat perhatian adalah

perluasan areal

Universitas Sumatera Utara

pertanaman tembakau dan bagaimana mempertahankankesinambungan supply

dan mutu, agar para eksportir tidak

direbut oleh negara pesaing. (Departemen

Pertanian, 2006).

PTPN II merupakan salah satu perusahaan yang masih

menghasilkan tanaman tembakau, khususnya tembakau

Deli. Untuk melihat upaya pengembangan suatu usaha

(dalam hal ini usaha perkebunan tembakau), perlu

melakukan analisis lingkungan (lingkungan luar dan

lingkungan dalam) guna meramalkan perubahan lingkungan

yang mempengaruhi usaha tersebut. Analisis

lingkungan ini dapat dilakukan melalui apa yang

dikenal sebagai analisis SWOT (Strength, Weakness,

Opportunity dan Threat). Analisis kekuatan (Strength) dan

kelemahan (Weakness) ditujukan untuk lingkungan

internal organsasi. Analisis ini membantu

menerapkan suatu dasar realistis untuk formulasi

strategi untuk semua tingkat organisasi. Sedangkan

analisis peluang (Opportunity) dan kendala (Threat)

ditujukan untuk lingkungan luar organisasi.

Analisis ini memberi manajer pemahaman tentang

Universitas Sumatera Utara

peluang serta hambatan dan kendala dalam

hubungannya dengan pilihan atau proses

produksi barang-barang dan jasa-jasa untuk

masyarakat secara nyata menguntungkan organisasi

(Silalahi, 2002).

Analisis situasi merupakan awal proses perumusan

strategi. Selain itu, analisis situasi juga

mengharuskan para manajer strategi untuk menemukan

kesesuaian strategis antara peluang-peluang

eksternal dan kekuatan-kekuatan internal,

disamping memperhatikan ancaman-ancaman

eksternal dan kelemahan- kelemahan internal.

Mengingat bahwa SWOT adalah akronim untuk Strengths,

Weaknesses, Opportunitiesdan Threats dari

organisasi, yang semuanya

Universitas Sumatera Utara

merupakan faktor-faktor strategis.

Jadi, analisis SWOT mengidentifikasi

kompetensi langka perusahaan yaitu keahlian tertentu

dan sumber-sumber yang dimiliki perusahaan dan cara

unggul yang mereka gunakan

(Hunger dan Wheelen, 1996).

Analisis SWOT merupakan salah satu metode untuk

menggambarkan kondisi dan mengevaluasi suatu masalah,

proyek atau konsep bisnis yang berdasarkan faktor

internal (dalam) dan faktor eksternal

(luar) yaitu Strengths, Weakness, Opportunities

dan Threats. Metode ini paling sering digunakan dalam

metode evaluasi bisnis untuk mencari strategi

yang akan dilakukan. Analisis SWOT hanya

menggambarkan situasi yang terjadi bukan sebagai

pemecah masalah. Analisis SWOT terdiri dari empat

faktor, yaitu:

- Strengths (kekuatan)

Merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam

organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada.

Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang

terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep

Universitas Sumatera Utara

bisnis itu sendiri.

- Weakness (kelemahan)

Merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam

organisasi, proyek atau konsep bisnis yang

ada.Kelemahan yang dianalisis merupakan faktor yang

terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep

bisnis itu sendiri.

- Opportunities (peluang)

Merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang

yang terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan

peluang dari luar organisasi, proyek atau

konsep bisnis itu sendiri. misalnya

kompetitor, kebijakan pemerintah, kondisi

lingkungan sekitar.

Universitas Sumatera Utara

- Threats(ancaman)

Merupakan kondisi yang mengancam dari

luar. Ancaman ini dapat mengganggu

organisasi, proyek atau konsep bisnis (Wibisono,

2010).

Berdasarkan analisis SWOT,maka dapat

dibandingkan atau melakukan perbandingan

secara sistematis antara peluang dan ancaman eksternal

disatu pihak dengan kekuatan dan kelemahan internal

dilain pihak (Tangkilisan, 2003).

Analisis SWOT memang terlihat sederhana tetapi

dapat juga menimbulkan masalah, misalnya dalam

menentukan ukuran ada tidaknya suatu kekuatan yang

dimiliki perusahaan, begitu pula halnya dengan

kelemahan, peluang dan ancaman untuk memperoleh

kesepakatan dalam penggunaan ukuran seragam

memang tidaklah mudah karena tingkat subyektivitas

setiap perusahaan berbeda-beda (Rangkuti, 1997).

Setelah mengumpulkan semua

informasi yang berpengaruh terhadap

Universitas Sumatera Utara

kelangsungan perusahaan, tahap

selanjutnya adalah memanfaatkan semua

informasi tersebut dalam model-model kuantitatif

perumusan strategi. Dalam hal ini digunakan matriks

SWOT (Rangkuti, 2008).

Dalam proses tahapan perencanaan strategi, sebaiknya

gunakan model yang dapat memperoleh analisis yang

lebih lengkap dan akurat. Model yang dikembangkan oleh

David (1989), model yang cukup komprehensif

dan secara terinci melengkapi semua model lainnya.

Model ini disebut Matriks TOWS atau SWOT. Matrik SWOT

atau TOWS ini berguna untuk menentukan strategi

ke depan. Dapat dilihat pada gambar 1 :

Universitas Sumatera Utara

Internal

Eksternal

OPPORTUNITIES (O)

Susun daftar peluang

THREATS (T)

Susun daftar ancaman

STRENGTHS (S)

Susun daftar kekuatan

Pakai kekuatan untuk manfaatkan peluang

STRATEGI SO

Pakai kekuatan untuk menghindari ancaman

STRATEGI ST

WEAKNESSES (W)

Susun daftar kelemahan

Tanggulangikelemahandenganmemanfaatkanpeluang

STRATEGI WO

Perkecil kelemahan dan hindari ancaman

STRATEGI WT

Gambar 1. Diagram Matriks SWOT/TOWS

David tidak memakai singkatan SWOT seperti yang lazim

didengar, tetapi lebih senang menggunakan TWOS

yang tampaknya ingin mendahulukan analisis Ancaman

dan Peluang untuk kemudian melihat sejauh mana

kapabilitas internal sesuai dan cocok dengan faktor-

faktor eksternal tersebut. Ada empat strategi yang

Universitas Sumatera Utara

tampil dari hasil analisis TWOS.

Strategi SO dipakai untuk menarik keuntungan dari peluang

yang tersedia dalam lingkungan eksternal.

Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki

kelemahan internal dengan memanfaatkan

peluang dari lingkungan luar.

Strategi ST akan digunakan organisasi untuk

menghindari, paling tidak memperkecil dampak dari

ancaman yang datang dari luar.

Strategi WT adalah taktik pertahanan yang diarahkan pada

usaha memperkecil kelemahan internal dan menghindari

ancaman eksternal (Salusu, 1996).

Menurut Situmorang dan Dilham (2007) dalam membuat

analisis SWOT dapat dilakukan langkah-langkah sebagai

berikut:

1. Persiapan : Menyamakan Pemahaman (Persepsi)

- Perlunya identifikasi terhadap peluang dan

ancaman yang dihadapi serta kekuatan dan

kelemahan yang dimiliki organisasi melalui penelaah

terhadap lingkungan usaha dan potensi sumber

daya organisasi dalam menetapkan sasaran dan

merumuskan strategi organisasi yang realistis dalam

mewujudkan visi dan misinya.

- Mengumpulkan jenis dan kualitas data dan

informasi yang internal dan eksternal yang

diperlukan

- Menyamakan langkah-langkah (prosedur) dalam

melakukan analisis eksternal dan internal

2. Mengidentifikasi faktor internal dan faktor eksternal

- Internal faktor (identifikasi kekuatan dan kelemahan)

- Eksternal faktor (identifikasi peluang dan ancaman)

- Melakukan pembobotan

Faktor-faktor yang dimonitoring berikut hasil

monitoring dimasukkan ke dalam lembar kerja,

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

- Identifikasi faktor-faktor kunci internal yang

merupakan kekuatan beri tanda ”K” dan kelemahan

beri tanda ”L” pada kolom sifat. Faktor-faktor

kunci eksternal yang merupakan peluang beri tanda

”P” dan ancaman beri tanda ”A” pada kolom sifat.

- Beri bobot untuk setiap faktor dari 0,00 sampai1,00 pada kolom bobot.

Untuk mempermudah pembobotan, beri nilai 1 sampai4 pada kolom nilai;

1 = tidak penting, 2 = agak penting, 3 =

penting, dan 4 = sangat penting. Setelah diberi

nilai, nilai tersebut di jumlah, dan bobot untuk

setiap adalah nilai yang dibagi dengan nilai semua

faktor.

- Berikan peringkat 1 dan 2 untuk faktor kunci

internal yang merupakan kekuatan yang

utama/mayor (peringkat 2) dan yang

sekunder/minor (peringkat 1), sedangkan untuk

kelemahan yang utama/mayor (peringkat

1) dan yang sekunder/minor (peringkat 2). Begitu

juga untuk faktor kunci eksternal, yang

merupakan peluang; 1 = rendah (kurang efektif)

dan 2 = tinggi (cukup efektif), sedangkan

untuk ancaman; 1 = tinggi (cukup efektif)

dan 2 = rendah (kurang efektif).

3. Membuat matriks evaluasi faktor internal (EFI) dan evaluasi faktor eksternal

(EFE)

Hasil identifikasi faktor-faktor kunci internal

yang merupakan kekuatan dan kelemahan, pembobotan

dan rating dipindahkan ke tabel matriks Evaluasi

Faktor Internal (EFI) untuk diberi skor bobot x

rating. Skor faktor-faktor kunci internal yang

merupakan kekuatan dan kelemahan masing-masing

dijumlah dan kemudian diperbandingkan. Sedangkan

hasil identifikasi faktor- faktor kunci eksternal

yang merupakan peluang dan ancaman, pembobotan dan

rating dipindahkan ke tabel matriks Evaluasi

Faktor Eksternal (EFE) untuk diberi skor bobot

x rating. Skor faktor-faktor kunci eksternal yang

merupakan peluang dan ancaman masing-masing

dijumlah dan kemudian diperbandingkan.

4. Membuat matriks posisi

Hasil analisis pada tabel matriks evaluasi

faktor internal dan eksternal dipetakan pada

matriks posisi dengan cara sebagai berikut:

- Sumbu horizontal (x) menunjukkan kekuatan dan

kelemahan, sedangkan sumbu vertikal (y) menunjukkan

peluang dan ancaman.

- Posisi perusahaan ditentukan dengan hasil analisis sebagai berikut:

- Kalau peluang lebih besar daripada ancaman

maka nilai y>0 dan sebaliknya ancaman lebih

besar daripada peluang maka nilai y<0.

- Kalau kekuatan lebih besar daripada kelemahan maka nilai x>0 dan

sebaliknya kelemahan lebih besar daripada kekuatan maka nilai x<0.

EKSTERNAL FAKTORI

y ( + ) NT

Kuadran III Kuadran I EStrategi turn-around Strategi agresif R

NA

x ( - ) x ( + ) L

Kuadran IV Kuadran II FA

Strategi defensif Strategi diversifikasi KT

( - ) y OR

Gambar 2. Matriks Posisi Analisis SWOT

Kuadran I : Ini merupakan situasi yang sangat

menguntungkan perusahaan tersebut,

memiliki peluang dan

kekuatan sehingga dapat

memanfaatkan peluang yang ada. Strategi

yang harus ditetapkan dalam kondisi ini

adalah mendukung kebijakan pertumbuhan

yang agresif (Growth Oriented Strategi).

Kuadran II : Meskipun menghadapi berbagai ancaman,

perusahaan ini masih memiliki kekuatan

dari segi internal. Strategi yang

harus diterapkan adalah menggunakan

kekuatan untuk memanfaatkan peluang

jangka panjang dengan cara

strategi diversifikasi (produk atau

pasar).

Kuadran III : Perusahaan menghadapi peluang pasar yang

sangat besar tetapi dilain pihak, ia

menghadapi beberapa kendala atau kelemahan

internal. Fokus strategi perusahaan ini

adalah meminimalkan masalah-masalah

internal perusahaan sehingga dapat

merebut peluang pasar yang baik.

Kuadran IV : Ini merupakan situasi yang sangat

tidak menguntungkan, perusahaan

tersebut menghadapiberbagai

ancamandan kelemahan internal.

Strategi yang diambil adalah defensif,

penciutan atau likuidasi.

2.3. KerangkaPemikiran

Nama besar tembakau asal Indonesia, khususnya tembakau

Deli tetap terjaga di pasar luar negeri. Hal ini

terbukti dengan diminatinya tembakau ekspor asal

Sumatera Utara ini. Tapi ironisnya, lahan perkebunan

tembakau terus menyusut.

Namun, seiring dengan pertambahan tahun, produksi

perkebunan tembakau Deli semakin turun. Penurunan

produktivitas tembakau deli disebabkan krisis global

yang dihadapi dunia sehingga permintaan pasar terhadap

cerutu berkurang. Selain itu di tahun 2008, di Negara

Eropa, ada pembatasan masyarakat untuk merokok bahkan

larangan merokok.

Tembakau cerutu dari Indonesia sangat terkenal,

PTPN II berhasil dengan diakuinya mutu tembakau

yang dilelang di Bremen pada tahun 2007. Akan tetapi,

jumlah tanaman tembakau Deli semakin lama semakin

menurun. Ini diakibatkan adanya program konversi ke

tanaman lain, seperti tebu dengan perhitungan lahan

tembakau Deli sudah tidak bagus lagi, hilangnya areal

tanaman tembakau karena HGU (Hak Guna Usaha) nya sudah

habis dan tidak diperpanjang pemerintah. Dan kini

banyak digarap masyarakat atau jadi lahan

terlantar. Jika hal ini bisa dikembalikan ke PTPN

II untuk ditanami tembakau, pasti produksinya bisa

cepat ditingkatkan dan akan membuat nama Sumatera Utara

dan Indonesia dikenal.

Tembakau

Strategi

Pengembangan

Produksi

Faktor yang mempengaruhi menurunnya produksi:

• Luas lahan• Perubahan

iklim yang sulit diprediksi

• Penurunan kesuburan dan pengolahan tanah

• Minimnya penggunaank j

Input Proses Output

Biaya Penerimaan

Pendapatan

Keterangan :

: Menyatakan Proses

: Menyatakan Hubungan

Gambar 3. Skema Kerangka Pemikiran

2.4. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan teori dan penelitian-penelitian

sebelumnya, dapat dibentuk hipotesis, antara lain :

1. Tingkat pendapatan komoditi tembakau Deli tidak baik, dimana total cost

lebih besar dari total revenue atau TC > TR.