Buku Mentoring 2014 Universitas Diponegoro
-
Upload
diponegoro -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of Buku Mentoring 2014 Universitas Diponegoro
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji hanya bagi Allah swt, atas limpahan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada kita. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad saw beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya hingga akhir zaman.
Manusia adalah salah satu kelompok elite dalam kehidupan masyarakat
Indonesia. Mereka mempunyai peran kunci dan strategis dalam membangun peradaban. Mereka sering tampil di depan dalam perubahan sosial dan politik.Dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia, mahasiswa selalu tampil dalam kondisi krisis, inilah yang sering disebut bahwa mahasiswa adalah ”agent of change”.
Mahasiswa adalah calon pemimpin di masa yang akan datang. Pemimpin
bangsa diharapkan mampu membawa kemajuan negara dan bangsa. Dengan modal kompetensi intelektual yang didasari dengan moral yang tangguh (berkarakter), maka akan mampu mengelola sumber daya yang tersedia di bumi pertiwi ini dengan efektif dan efisien dan membawa bangsa Indonesia ini sejajar dengan bangsa-bangsa lain.
Kegiatan mentoring yang dikelola UKM INSANI UNDIP bekerja sama dengan
tiap lembaga Rohis Fakultas merupakan salah satu usaha agar mahasiswa mempunyai wawasan yang lebih luas, ketakwaan, keimanan, dan juga pencerahan, jadi mahasiswa diharapkan menjadi insan yang memiliki IPTEK dan IMTAK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta Iman dan Takwa). Ini sangat dibutuhkan karena akhir-akhir ini banyak aliran-aliran sesat dan ekstrimseperti NII, Jaringan Islam Liberal (JIL), Ahmadiyah, dan aliran lainnya yang telah dinyatakan sesat oleh MUI.
Kegiatan mentoring ini diharapkan mampu meningkatkan para mahasiswa
termotivasi untuk selalu meningkatkan kualitas diri dan akan membawa sukses di masa yang akan datang karena pepatah mengatakan bahwa ”success comes from strong desire” dan ”self-convidence is the way to success”.
Sebagai Pembantu Rektor bidang Kemahasiswaan, saya mendukung dan berharap agar kegiatan mentoring dengan spirit never end, yang mampu mendorong setiap mahasiswa mampu memahami dirinya dan memanage dirinya sehingga tercipta ”self supporting and self adjusting” bagi mahasiswa Undip.
Akhirnya saya merasa bangga dengan diterbitkannya buku ini sebagai pedoman untuk memberikan materi mentoring kepada mahasiswa. Saya ucapkan selamat dan terimakasih atas usahanya sehingga buku ini tersusun dan bermanfaat. Amin. Amin. Amin.
Semarang, 1 Agustus 2014
Pembantu Rektor III
Drs. Warsito, SU. NIP 1954020219810301014
i
“Orientasi yang mengedepankan keilmuan ternyata tidak bisa
membahagiakan dan memenuhi seluruh kebutuhan. Kebutuhan tidak
hanya secara intelektual semata tapi juga secara ruhaniyah spiritual yang
justru membawa kebahagiaan. Salah satunya adalah kegiatan mentoring
di bawah BPMAIU dimana kegiatan tersebut sangat positif bagi
pengembangan karakter mahasiswa baru dan lama. Saya selaku dosen
PAI, sangat berharap kepada adek-adek agar aktif dalam kegiatan
mentoring agar terus menegakkan nilai-nilai ajaran agama islam sehingga
terbentuk kampus yang religi sekaligus tidak ketinggalan dengan
keilmuan. Jadi akan menuju pada mahasiswa yang paripurna baik dari segi
kepribadian dan keilmuan.”
Bp Muhyidin, S.Ag, M.Ag,
Dosen Pengantar Agama Islam Universitas Diponegoro
“Saya sudah mentoring sejak SMA. Banyak perubahan dan perbaikan
dalam diri saya. Karena setiap pekan selalu berkumpul dengan orang-
orang yang selalu ingin lebih baik.”
Taufik Aulia R
Presiden BEM KM UNDIP 2014
“Mentoring adalah sarana untuk menjadikan diri dekat dengan Allah,
peduli dengan sesame, serta untuk meningkatkan kualitas diri secara lahir
dan batin. Mentoring telah membawa saya ke dunia yang penuh arti.”
Riza
Ketua INSANI 2014
ii
"Dengan mentoring kita dapat merasakan nikmatnya persaudaraan,
manisnya keimanan, Semangatnya perjuangan, karena mentoring
nutrisi bagi ruh kita"
Muadz
Ketua BPMAIU 2014
“Terkadang jangan pernah mengabaikan hal yang kecil untuk menggapai
hal yang besar tidak pula dengan tidak bermimpi besar dan mulai lah dari
lingkaran kecil untuk membuat lingkaran yang besar.
Arbad
MAWAPRES UNDIP
3
Mencari Generasi yang Hilang
(sebuah renungan tentang zaman)
Entah kita hidup di zaman apa…
Ketika manusia berpikir sesat. Sampai berani bertanya;
untuk apa Tuhan? Seakan mereka berkuasa atas alam semesta.
Seakan mereka mampu menghentikan detak jantung dan aliran
darah dalam tubuh mereka. Padahal, mereka tak kan mampu
melakukannya walau sedetik. Mereka pun mengalihkan rasa
ketuhanan pada harta dan tahta. Bahkan ketergantungan
mereka telah beralih pada orang-orang yang sok berkuasa
melebihi Tuhan. Meramal nasib kemudian menyarankan
perkara yang tidak masuk akal untuk melawan takdir. Padahal
sungguh para dukun, paranormal, atau apalah sebutannya tak
kan mampu melawan takdir mereka sendiri. Tak kan mampu
mencegah datangnya ajal mereka sendiri.
Entah kita hidup di zaman apa…
Ketika kemuliaan dan kehormatan manusia hanya
diukur dengan segenggam harta dan derajat tahta. Tak peduli
bagaimana caranya memperoleh harta; membunuh pelan-pelan
rakyat yang busung lapar karena makanan mereka dirampas,
tau mencekik leher orang-orang miskin, atau memakan hak-hak
masyarakat yang telah mengusungnya, mereka tak peduli.
Begitupun cara mereka meraih tahta; apakah dengan melumuri
tangan mereka dengan darah lawan politiknya, ataukah
menjejalkan uang neraka ke mulut para pengambil kebijakan
yang serakah, mereka pun tak peduli.
4
Entah kita hidup di zaman apa…
Ketika para artis naik tingkat menjadi nabi. Disanjung,
diikuti, diteladani, seluruh sisi kehidupannya. Bahkan ada yang
rela mati hanya sekedar untuk memuaskan rasa penasarannya
melihat sang idola. Tak sadarkah mereka, para artis itu tak akan
memberikan apapun kepadanya, apalagi di kampung akhirat
sana. Bahkan mereka sendiri tak akan mampu menghindari
hisab (perhitungan amal) di hadapan Tuhan. Sama sekali tidak
bisa! Bahkan merekapun tak sempat memikirkan nasib para
fansnya kelak.
Entah kita hidup di zaman apa…
Ketika televisi menjadi kitab suci. Tiap hari dicermati.
Tiap hari dikaji dengan sepenuh mata dan sepenuh jiwa. Hingga
ia menjadi ruh kehidupan para penontonnya. Filmnya,
sinetronnya, kuisnya, termasuk iklannya. Kebejatan dikemas
menjadi hiburan, pornografi dibalut kata sebagai seni,
hedonisme diklaim sebagai gaya modern, penampilan seronok
yang memekakkan mata dibela sebagai hak asasi.
Entah kita hidup di zaman apa…
Kemaksiatan merajalela. Seakan bebas berkeliaran
memakan korban. Perjudian menjadi obsesi, mabuk-mabukan
menjadi tempat pelarian masalah, perzinahan menjadi sesuatu
yang tak lagi tabu. Bahkan, ketika ayah menzinahi anaknya.
Paman menodai keponakannya. Kakak menjamah adiknya.
Entah, apa yang terjadi. Bahkan seekor hewan pun
enggan menjamah yang satu darah. Sedang manusia begitu
berani melanggar hukum ilahi.
5
Tapi Sahabat…
Kini, bukan saatnya kita mengumpat. Bukan pula
saatnya untuk menghardik. Juga bukan waktu untuk menyerah,
atau bahkan malah ikut terhanyut dalam arus menuju
kesengsaraan neraka abadi.
Kini saatnya…kita menyongsong perbaikan!!!
Zaman ini sedang mencari generasi Ibrahim. Yang
dengan kapak tauhidnya menghancurkan berhala hina. Yang
dengan kecerdasannya berseru lantang di depan penguasa
dhalim. Yang dengan sepenuh tawakkalnya merangkai cita-cita
raksasa: menjadikan agama ini diatas semua agama dan tidak
ada lagi syirik dan agama hanya untuk Allah semata.
Zaman sedang mencari generasi Musa. Yang dengan
keberanianya meluluhkan keangkuhan pengaku tuhan. Yang
dengan kesabarannya meluruskan kesesatan. Yang dengan
kebersihan hatinya membasuh lusuhnya kebodohan.
Zaman sedang mencari generasi Muhammad. Yang
dengan kelemahlembutannya melunakkan hati para pecinta
berhala. Yang dengan kefasihan lisannya menyerukan manusia
pada kebenaran. Yang dengan kasih sayangnya membasuh hati-
hati dekil itu menjadi suci nan mempesona.
Dimanakah generasi itu sekarang…?
6
Tak perlulah kita sibuk mencari karena semua itu ada
dalam diri kita. Hanyalah tekad yang membaja dan keinginan
yang kuat yang akan menjadikan kita menjadi generasi harapan
zaman, generasi mujahid!
Cukuplah kita tekadkan dan serukan dalam jiwa kita!
Jika ada sejuta mujahid
Satu diantaranya adalah aku
Jika ada seratus ribu mujahid
Satu diantaranya adalah aku
Jika ada seribu mujahid
Satu diantanya adalah aku
Jika ada seratus mujahid
Satu diantaranya adalah aku
Jika ada sepuluh mujahid
Satu diantaranya adalah aku
Jika hanya ada satu mujahid
Maka itu adalah aku
10
Kenyataan hari ini adalah mimpi hari kemarin dan kenyataan hari
esok adalah mimpi hari ini.
Sahabat,, kalau kita menjadi seorang muslim hari ini sesungguhnya ia adalah hasil dari mimpi orang-orang sebelum kita. Kalau hari ini kita bisa menikmati indahnya alunan al-Qur’an, kita bisa melaksanakan sholat, memahami arti puasa, serta terpenuhi kebutuhan spiritual kita, maka itupun hasil dari mimpi orang-orang sebelum kita. Termasuk, kita mengenal mentoring hari ini, oleh karena mimpi orang-orang sebelum kita. Lho kok bisa?
begini ceritanya…
Bermula dari nabi Ibrahim yang diangkat oleh Allah menjadi pemimpin manusia sebagaimana tertulis dalam surat al-Baqoroh : 124
“Dan (ingatlah) ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat, lalu dia
melaksanakan dengan sempurna. Dia (Allah) berfirman “Sesungguhnya aku
menjadikan engkau sebagai pemimpin bagi seluruh manusia.” Dia (Ibrahim)
berkata, “Dan juga dari anak cucuku?” Allah berfirman, “Benar, tetapi) janji-Ku
tidak berlaku bagi orang-orang yang dzalim.”
Begitu Nabi Ibrahim diangkat menjadi pemimpin manusia, maka
visi kepemimpinanannya mengalir indah di ayat-ayat berikutnya.
Yakin! kalau ada pemimpin yang bervisi seperti beliau maka
dipastikan bangsa itu akan sejahtera. Diantara visi itu adalah,
menjadikan mekah menjadi negeri yang makmur dan dilimpahi
berbagai buah-buahan, menerima amal shaleh, dan mengajari
11
pada umatnya dalam ibadah. Di akhir cerita tentang visi Nabi Ibrahim di ayat 129, beliau berdoa pada Allah,
“ Ya Tuhan kami, utuslah di tengah mereka seorang rasul dari kalangan mereka
sendiri, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat-Mu dan mengajarkan
kitab dan hikmah kepada mereka, dan menyucikan mereka. Sungguh Engkaulah
yang maha perkasa.”
Sahabat, perhatikan empat aktifitas rasul yang menjadi doa Nabi Ibrahim diatas! Lalu mari kita simak ayat yang lain di surat al- Jumu’ah ayat 2
“Dialah (Allah) yang mengutus seorang Rasul kepada kaum yang buta huruf dari
kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya,
menyucikan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka kitab dan hikmah
(sunnah). Meskipun sebelumnya mereka benar-benar dalam kesesatan yang
nyata.”
Perhatikan, ternyata ada kesamaan!
Rasul yang dimaksud dalam ayat itu adalah Rasulullah
Muhammad SAW. Sekarang, mari berhitung sejarah! Raja
Fir’aun penguasa Mesir yang diluluhlantakkan Allah di laut
Merah karena menentang Nabi Musa, hidup 1500 sebelum
masehi.
Padahal Nabi Ibrahim, hidup jauh sebelum masa Nabi Musa.
Inilah yang luar biasa!!! Kekuatan visi dan doa Nabi Ibrahim
dikabulkan oleh Allah, bahkan setelah ribuan tahun lamanya.
Visi itu adalah visi pembinaan atau dalam bahasa kerennya
sering disebut tarbiyah. Visi yang disebutkan dalam ayat itu
dengan empat aktifitas; membacakan ayat-ayat Allah,
menyucikan jiwa, dan kitab (al-Qur’an) dan hikmah (sunnah) .
12
Tak cukup sampai Nabi Muhammad, visi itu bahkan telah sampai
pada kita. Buktinya? Aktifitas mentoring. Bukankah disini kita
akan membaca ayat-ayat Allah, mempelajari al-Qur’an,
mempelajari assunah, dan selalu nasehat menasehati untuk
kesucian ruhani kita! Maka Sahabat, berbanggalah dan
bersunguh-sungguhlah karena kita sedang mewarisi aktifitas
mulia, aktifitas para nabi.
Inilah Solusi Masalah Kita
“Tarbiyah memang bukan segala-galanya namun segala-galanya
dimulai dari tarbiyah”
Ungkapan itu disampaikan seorang ulama Syaikh Musthafa
Masyhur dalam bukunya Fiqh Dakwah. Memang aktifitas
mentoring kita bukanlah segala-galanya namun segala-galanya
dimulai dari mentoring kita ini. Perbaikan diri kita, perbaikan
keluarga kita, masyarakat, bangsa, dan umat Islam seluruhnya
dimulai dari sini. Nggak percaya?
Mari kembali kita simak surat Al-Jumu’ah ayat dua diatas.
Diakhir ayat itu Allah menyebutkan sebuah potongan yang
menggambarkan di negeri seperti apakah Rasulullah diturunkan,
“Meskipun sebelumnya, mereka benar-benar dalam kesesatan
yang nyata.”
Bukan sekedar kesesatan, tapi Allah sebutkan dengan
penekanan khusus kesesatan yang nyata! Kalau kita buka
kembali sejarah Rasulullah diutus pada sebuah zaman dan kaum
yang disebut jahiliyah, zaman yang diliputi kebodohan. Mereka
menyembah patung yang mereka buat dari batu dan tepung.
Bahkan mereka bisa makan Tuhan dari tepung buatan mereka
sendiri jika lapar.
13
Ini pernah terjadi pada sahabat besar Umar bin Khatab pada
masa jahiliyahnya, dan selalu membuat beliau tertawa jika
teringat masa itu. Bodoh dan lucu memang…manusia bisa akan
Tuhan. Mereka juga membunuh anak perempuan hanya karena
malu. Minum minuman keras, perzinaan, dan sederet
kemaksiyatan-kemaksiyatan yang lain mewarnai kehidupan
mereka.
Rasulullah diutus pada kondisi masyarakat yang sedemikian
rusak hanya sendirian. Benar-benar sendiri pada awalnya. Apa
yang pertama beliau lakukan pada masyarakat seperti itu?
Setelah Rasulullah berhasil berdakwah dengan sembunyi-
sembunyi, maka mereka dibawa semuanya ke sebuah
pertemuan rutin yang disebut Darul Arqam.
Darul Arqam hanyalah sebuah majlis kecil yang berisi delapan
sampai sepuluh sahabat. Majelis ini diselenggarakan di rumah
sahabat Arqam bin Abil Arqam yang terletak di daerah
pegunungan. Majlis kecil ini lahirlah manusia-manusia pengukir
sejarah. Apa yang mereka lakukan? Rasulullah dan para sahabat
memulai karir sejarah mereka dari sebuah halaqoh (posisi duduk
melingkar persis mentoring) yang di dalamnya dilakukan empat
aktifitas; membaca al-Qur’an, mempelajari al-Qur’an,
mempelajari sunnah, dan menyucikan ruhani.
Dari Darul Arqam lah, kemudian Islam meluas dalam masyarakat
jahiliyah saat itu. Satu-persatu orang “terseret” dalam arus
kebaikan, ma’siyat mulai terkikis, pengormatan antar manusia
dengan manusia lain pun ditegakkan.
14
Dan pada titik puncaknya, lingkaran kecil itu berubah menjadi
penganyom bagi dua per tiga bumi ini. Menciptakan
kemakmuran yang tiada pernah terbayang manusia
Pernahkah kita menemui sebuah negara yang seluruh rakyatnya
tidak mau menerima zakat? Bukan karena gengsi atau malu, tapi
karena mereka memang telah mencapai hidup yang benar-
benar sejahtera. Cerita indah itu pernah benar-benar terjadi
pada masa Umar bin Abdul Aziz. Sekali lagi semuanya dimulai
dari TARBIYAH!
Sahabat, mungkin masih ada keraguan di benakmu, kok bias
ya…dari lingkaran kecil itu saja bisa menyelamatkan bangsa
bobrok dan bodoh serta mengangkatnya menjadi penganyom
dunia? Ya , bisalah. Begini prosesnya. Dari halaqoh yang dibina
oleh Rasulullah para sahabat mendapatkan ilmu, mempererat
ikatan hati dalam halaqoh mereka, memperkuat optimisme
dalam hidup mereka, dan menumbuhkan kemuliaan dengan
keislaman mereka. Dengan begitu mereka mereka menjadi
manusia-manusia yang sholeh, cerdas, dan-kalau orang
sekarang bilang-punya integritas pribadi yang tinggi.
Para sahabat yang telah terbina itu menikah. Mereka membina
keluarga. Dari keluarga para sahabat yang baik ini terbentuklah
masyarakat yang baik. Begitulah seterusnya sampai terbentuk
negara yang baik dan akhirnya menjadi penganyom dunia.
15
Bisakah kita melakukannya? Tentu, asal kita lakukan dengan
prosedur yang sama, bersungguh-sungguh, dan terus-menerus,
maka suatu saat nanti kitalah yang akan menjadi solusi bagi
segala permasalahan bangsa dan umat Islam saat ini. Memang
bukan hari ini! Tapi, nanti dan itu pasti! Allahu Akbar…
Sahabat, mari kita bersyukur karena kita masih bertemu dengan
mentoring hari ini. Jadikan ia lingkaran terindah dalam
kehidupan kita. Lingkaran tempat kita berbagi ilmu, tempat kita
berdiskusi, tempat untuk sharing, tempat untuk saling menjalin
persaudaraan sejati dengan saudara seiman kita.Ok…
19
Sahabat, kalau sebelumnya sudah kita bahas pentingnya
tarbiyah, maka bab ini akan membahas pribadi seperti apa yang
akan dilahirkan dari tarbiyah Islam. Pribadi seperti apakah yang
dimiliki para sahabat hingga mereka disebut oleh Allah sebagai
sebaik-baik umat “Kalian adalah umat terbaik yang dikeluarkan untuk manusia”
(Ali Imron : 110)
Dengan mengetahui karakter ini, semoga kita bisa
mengukur sudahkah kita memenuhi karakter itu, punya
semangat untuk meraihnya dan yang lebih penting lagi kita tahu
apa yang harus kita lakukan untuk mencapainya. Inilah sepuluh
karakter muslim Idaman
Pertama, akidah yang lurus dan benar. Inilah karakter
paling urgen yang harus dimiliki seorang muslim. Akidah adalah
landasan paling utama dalam aktifitas setiap muslim. Dengan
akidah yang lurus seseorang akan menjadi orang yang optimis
dalam hidupnya. Karena dirinya menyakini dan bisa merasakan
kehadiran Allah dalam setiap aktifitasnya. Tak perlulah pergi ke
dukun,paranormal (atau para tidak normal), orang pintar dan
yang sejenisnya.
Muslim yang berakidah lurus tidak akan berdoa kecuali
kepada Allah saja. Kuburan, pohon keramat, batu sakti sama
sekali tak ada dalam pikirannya. Mereka juga menyakini bahwa
usaha merekalah penentu keberhasilan atau kegagalan tentu
dengan seijin Allah. Ramalan bintang, ramalan tangan, sio, dan
lain-lain adalah hal-hal konyol yang sama sekali tidak boleh kita
percayai.
20
Akidah yang lurus juga akan menjaga keimanan seorang
muslim dari berbagai iming-iming baik materi atau kedudukan
untuk menanggalkan keIslamnnya. Imannya kokoh hingga di
akhir hayatnya.
Kedua, Ibadahnya benar. Seorang selalu menjaga
niatnya dalam ibadah. Bukan untuk disanjung atau supaya
kelaihatan sholeh. Tujuannya hanya Allah saja. Ibadahnya juga
ibadah sebagaimana dituntunkan oleh Rasulullah SAW. Tidak
mengarang sendiri seperti kasus-kasus yang pernah kita dengar,
seperti sholat dengan bahasa Indonesia atau baca sambil
diartikan.
Muslim idaman juga menjaga agar semua kewajiban-
kewajibannya terpenuhi. Sholat lima waktu, puasa Ramadhan,
zakat, dan haji adalah ibadah-ibadah pokok dan wajib dalam
Islam. Tak cukup yang wajib saja, yang sunah pun tidak
ketinggalan seperti puasa senin kamis, sholat tahajud, sholat
dhuha, dsb.
Ketiga adalah berakhlak mulia. Dia adalah teman yang
baik terhadap temannya yang lain. Dia adalah seorang anak
yang berbakti kepada orang tuanya. Dia adalah orang yang
selalu menghias diri dengan senyum, sapa, salam , dan santun.
Tutur bicaranya selalu halus dan tidak menyakiti hati. Dia adalah
orang yang dermawan, tawadhu, dan selalu membuat orang
lain bahagia. Dialah muslim idaman.
Keempat, wawasannya luas dan cerdas. Seorang
muslim haruslah cerdas. Bisa baca al-Qur’an dengan baik, IP
juga diatas rata-rata, memahami ilmu-ilmu agama, mengikuti
21
berbagai perkembangan informasi. Dan yang penting lagi, tidak
gaptek.
Kelima adalah pandai menjaga waktu. Waktu adalah pedang. Waktu adalah emas. Waktu adalah ilmu. Begitulah peribahasa yang menunujukan pentingnya waktu. Bahkan, Allah dalam surat al-‘Asr bersumpah atas nama waktu. Ini adalah sebuah sinyal seorang muslim adalah mereka yang bisa memanfaatkan waktunya dengan baik. Selalu menghasilkan sesuatu yang bermanfaat di tiap detiknya. Tidak membuangnya untuk aktifitas sia-sia, apalagi aktifitas yang membuat Allah murka.
Keenam, manajemen hidupnya teratur. Hidup seorang muslim sejati selalu teratur, terencana, dan berjalan by planning. Bukan asal mengalir saja. Aktifitasnya diatur dengan baik. Rumahnya juga teratur. Kamarnya tidak berantakan. Dia juga bisa bekerja dalam tim, mengorganisir sebuah organisasi, dan mengelola kerja bersama. Pokoknya, semuanya di manage dengan baik.
Ketujuh adalah entrepreneuer. Apa itu entrepheuner?
Eit, jangan salah yang dimaksud entrepheuner disini bukan
berarti harus jadi pengusaha besar. Tapi entrepheunership disini
lebih pada kemandirian ekonomi. Seorang muslim (laki-laki)
yang sudah baligh, maka seluruh kebutuhannya menjadi
tanggungannya sendiri. Kalaupun orangtua masih memberikan
biaya hidupnya, maka itu sedekah dari orang tua. Yach, masak
harus disedekahi terus? Maka dari itu, walaupun
penghasilannya belum besar tetap harus belajar dan berusaha
memenuhi kebutuhan finansialnya sendiri.
22
Kedelapan adalah mampu mengendalikan nafsu. Nabi
Yusuf adalah fenomenal dalam hal ini. Siapa yang kuat, digoda
oleh istri raja yang cantik, masih gadis (ternyata Zulaikha belum
pernah disentuh sang Raja), di dalam ruangan yang tak seorang
pun tahu. Tapi, kekuatan Iman membuat Nabi Yusuf yang saat
itu juga masih bujang berontak dan menghindarkan diri dari
Zulaikha. Nah, seorang muslim idaman adalah yang mampu
menjaga nafsunya yang senantiasa menyuruh pada keburukan.
Kesembilan, bugar fisiknya. Ini juga tak kalah penting.
Seorang muslim idaman dilarang sakit-sakitan. Dia adalah
seorang yang menjaga makananya agar selalu halal, thoyyib,
dan secukupnya. Mempunyai agenda olahraga yang teratur.
Kalau perlu, check up ke dokter secara berkala. Ingat, Rasulullah
adalah orang yang sangat kuat bahkan mampu mengalahkan
pegulat terbaik kala itu.
Kesepuluh adalah bermanfaat bagi orang lain. Setelah
semua karakter diatas dimiliki seorang muslim maka dia
diharapkan menjadi manusia yang bisa membertikan manfaat
pada orang lain, pada lingkungan, dan pada semua hal yang
bersifat kebaikan. Ingat, Sebaik-baik manusia adalah manusia
yang paling bermanfaat bagi orang lain.
Bayangkan jika semua karakter itu pada diri kita? Luar
biasa bukan!! Sudah cerdas, sholeh, orangnya baik, tampan,
cakep, sehat, kaya, disukai banyak orang lagi. Nah kalau sudah
begitu, kata seorang teman saya, mertua mana yang nolak…???
Sahabat, mungkin muncul di benak Anda semua; Ah,
masak sih ada manusia dengan karakter sehebat itu. Jawabnya :
23
ADA!!
Yaitu para sahabat Rasulullah SAW. Tapi itu kan dulu? Benar itu
dulu, tapi bukankah sejarah selalu berulang. Kata seorang
pemikir Islam dari Mesir, Sayyid Qutb, masih mungkin muncul
pribadi-pribadi seperti para sahabat Rasul pada zaman ini. Yach,
walaupun tidak pada satu tempat, satu zaman, dan tidak pula
terjadi pada semua orang.
Tarbiyah (baca : mentoring) kita adalah untuk mencapai
10 karakter itu. Apakah mungkin? Sangat mungkin! Sekali lagi
kita berkaca pada sejarah Rasul bagaimana mereka membentuk
sahabat pada kala itu. Asal kita ikuti prosesnya dengan baik
maka insya Allah itu akan terwujud. Mungkin bukan hari ini,
atau sekali jadi. Tapi rasakan dan buktikan lima tahun atau
sepuluh tahun lagi. Asal, Sahabat semua mengikuti prosesnya
dengan baik.
26
Islamisasi Science
Sahabat...
Apa yang terlintas dalam benak kamu, ketika kamu
mendengar kata Islam? Apakah hanya sebatas Islam itu sholat,
tilawah, dan puasa saja? Atau Islam itu hanya belajar Qur’an
dan Hadist saja?
Salah besar jika kita menganggap Islam sesempit itu.
Islam sempurna dan menyeluruh. Islam itu tidak hanya
menganjurkan untuk belajar ilmu agama saja, tapi Islam juga
menganjurkan kita untuk belajar ilmu pengetahuan. Islam
adalah agama yang peduli dengan perkembangan IPTEK. Seperti
ayat Qur’an yang pertama kali turun Q.S. Al –‘Alaq: 1-5 Allah
berfirman:
“Bacalah dengan menyebut nama Tuhan-mu yang menciptakan. Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan tuhan-mulah Yang
Maha Pemurah. Yang mengajarkan (manusia) dengan perantara kalam. Dia
mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”
Sahabat, ternyata Al Qur’an itu merupakan kitab yang
menghimpun segala disiplin ilmu dan falsafah. Ilmu itu
datangnya dari Allah sebagai tanda kemuliaan-Nya.
Allah pun menghargai orang yang beriman dan berilmu
sebgai orang-rang yang mempunyai derajat lebih tinggi di
hadapan Allah SWT.
“niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang
beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan.” (Al-Mujadilah: 11)
27
Gejolak Islamisasi Science
Sahabat, pernah mendengar istilah islamisasi
sceince? Bagi yang belum semoga tulisan ini mencerahkan. Dan
bagi yang pernah mendengarnya, semoga tulisan ini bisa
memberikan pendalaman yang lebih.
Pada saat umat Islam menapak abad 15 Hijriah, ada
upaya untuk membangkitkan kembali berbagai macam prestasi
yang pernah diraih beberapa abad sebelumnya. Momen itu juga
yang coba digunakan untuk menggali kembali salah satu capaian
umat Islam yang monumental dalam budaya keilmuan yang
sangat tinggi serta sumbangan yang pernah diberikan pada ilmu
pengetahuan. Ya, islam pernah memimpin dunia ini dalam
segala kebaikan, termasuk ilmu pengetahuan.
Apakah ada yang salah dengan ilmu pengetahuan saat
ini, sehingga kita harus melakukan Islamisai ilmu? Jawabnya;
ya!!! Sahabat, ada yang beberapa hal yang salah dalam ilmu
pengatahuan yang selama ini kita pelajari.
Ilmu pengatahuan yang saat ini kita pelajari
menjadikan barat sebagai acuannya. Padahal, barat
mendasarkan ilmu pengatahuan berdasar pada filsafat Yunani
dan Romawi. Adakah yang salah dengan kedua filsafat tersebut?
Wah, rumit ya…mari kita pelajari pelan-pelan. Apa yang salah
dari filsafat Yunani dan Romawi?
OK, bagi sahabat semua yang pernah belajar filsafat,
tentu tahu apa yang disebut dengan filsafat ilmu. Filsafat adalah
ilmu yang mempelajari tentang akar dari sesuatu atau
mempelajari makna terdalam dari sesuatu. Jika disebutkan
filsafat ilmu, maka ialah cabang filsafat yang mempelajari
28
tentang ilmu. Filsafat ilmulah yang menjawab pertanyaan-
pertanyaan mendasar sebagai berikut; Apa objek dari ilmu
(ontologi)? Bagaimana memperoleh ilmu (epistimologi)? Dan
untuk apa ilmu (aksiologi)?
Mungkin Sahabat yang belum pernah belajar filsafat
(bukan dari jurusan social) bertanya-tanya; untuk apa
pertanyaan seperti itu. Tapi itulah sebenarnya pertanyaan
mendasar yang akan mempengaruhi bagaimana arah ilmu
pengetahuan. Menjadi ilmu yang menyesatkan atau
mmemerikan kemanfaatan. Nah, semoga Sahabat semua tidak
tambah pusing. Mari kita bedah one by one apa itu ontologi,
epistimologi, dan aksiologi.
Ontologi Kajian ontologi ini membahas tentang obyek dari ilmu
pengetahuan. Gambaran tentang obeyek pengetahuan ini bisa
digambarkan dengan pernytaan seorang guru besar di Jepang
"Butsurigaku wa goritekina mono Fugoritekina mono, tatoeba
kamisama no sonzai , wa butsurigaku no manaita ni nosetewa
ikenai. Ungkapan dalam bahasa negeri sakura tersebut berarti, "
Obyek ilmu Fisika adalah hal-hal yang logis. Hal-hal yang tidak
logis, misalnya keberadaan Tuhan, tidak boleh dimasukkan ke
dalam ilmu Fisika."
Nah, Sahabat itulah gambaran ilmu barat. Pada ilmu
pengetahuan barat, obyek atau realitas dibatasi pada hal-hal
yang bersifat materi. Hal ini tidak dapat dipisahkan dengan cara
pandang mereka yang bersifat materialistik-sekularistik.
Ilmuwan barat bersikukuh bahwa wilayah ilmu pengetahuan
dibatasi pada sesuatu yang riil, pasti dan kuantitatif.
29
Dengan cara pandang ini, ilmuwan barat merasa tidak
perlu dan menganggap tidak ada artinya mengembara lebih
jauh dengan melihat fenomena alam sebagai kumpulan hikmah.
Apalagi untuk berpikir tentang Tuhan. Bagi mereka belajar hal-
hal tersebut bukanlah termasuk ilmu. Maka mereka menjadi
orang-orang yang kering spiritualialitasnya dan menyebabkan
mereka kehilangan tujuan hidup.
Sedang dalam Islam, selain materi, maka yang non
materi termasuk pengetahuan yang harus dipelajari oleh
seorang muslim. Misal, ma’rifatullah (mengenal Allah) seperti
yang sudah kita bahas di depan.
Epistemologi
Epistemologi adalah cabang filsafat yang membahas
tentang metodologi. Di dalam ilmu pengetahuan barat, satu-
satunya cara mendapatkan ilmu pengetahuan adalah melalui
metoda ilmiah yang ditopang oleh dua tiang utamanya:
rasionalisme dan empirisme. Rasionalisme dipelopori oleh Rene
Descartes (1596-1650) yang mengatakan bahwa sumber ilmu
pengetahuan adalah rasio. Hanya pengetahuan yang didapat
dari akallah, dengan metoda deduktif, yang memenuhi syarat
ilmiah.
Tiang kedua dipelopori oleh Francis Bacon (1561-
1626) yang menegaskan bahwa pengalaman empirislah yang
menjadi sumber ilmu pengetahuan. Apa-apa yang didapat dari
eksperimen empiris, melalui metoda induktif, yang dapat
dikatakan ilmiah.
30
Mereka menganggap bahwa ilmu pengetahuan hanya
dapat diperoleh melalui penalaran rasional dan pengalaman
empiris berarti tidak membuka ruang bagi peran wahyu ilahi
dalam wilayah ilmu pengetahuan.
Sedangkan Islam, mengajarkan kepada kita bahwa
mempelajari Al-Qur’an pun menrupakan cara kita
memperoleh ilmu pengetahuan. Karena di dalamnyalah ilmu
dari Zat Yang Memiliki Ilmu terhimpun sebagai kalam-Nya yang
mulia.
Orang-orang yang semata-mata mengandalkan akal dan
pengalaman empiris saja sebagai landasan hidupnya, pastilah ia
akan tersesat. Betapa banyak fenomena di alam mini yang tidak
bias dijelaskan dengan akal maupun dibuktikan dengan
eksperimen. Allah menggambarkan mereka orang-orang yang
lebih rendah dari binatang ternak.
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin
dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk
memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka
mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat
Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi.
Mereka itulah orang-orang yang lalai. (Al-A‟raf : 179)
Sedang orang-orang yang benar-benar berilmu adalah
mereka yang memahami dan menyakini kebanaran al-Qur’an
“…Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada
ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." Dan tidak
dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang
berakal”.(Ali Imron : 7)
31
Aksiologi
Aksiologi adalah kajian yang menyangkut tujuan. Di
dalam wilayah kajian ini dibahas tentang manfaat dan
mudhorot yang dapat ditimbulkan oleh ilmu pengetahuan. Ilmu
pengetahuan barat dimanfaatkan untuk sekadar keuntungan
yang bersifat materi dan duniawi. Francis Bacon, misalnya,
mengatakan bahwa ilmu pengetahuan digunakan untuk
memperkuat kemampuan manusia. Dia menegaskan bahwa
ilmu pengetahuan hanya bermanfaat jika nampak pada
kekuasaan manusia.
Ilmu pengetahuan barat tidak memiliki bingkai nilai
yang jelas tentang ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan telah
menjadi nilai itu sendiri. Oleh karenanya pemanfaatan ilmu
pengetahuan untuk penindasan sesama manusia serta
eksploitasi besar-besaran terhadap alam dapat kita lihat sebagai
akibat kekosongan ilmu pengetahuan terhadap nilai-nilai.
Islam mempunyai tujuan yang jelas dari ilmu
pengetahuan. Dalam Islam, ilmu pengetahuan mempunyai
fungsi untuk memperkuat keimanan kepada Allah serta
digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia. Bumi
Allah adalah hamparan yang menunjukan bukti
kekuasaannya. Bumi Allah juga disediakan bagi manusia untuk
dimanfaatkan sebaik mungkin dan senantiasa dilestarikan.
Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan
langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia
menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu;
karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah,
padahal kamu mengetahui. (al-Baqoroh : 22)
32
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam
dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-
orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan
berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha
Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (ali Imron 190-191)
Maka, dari itu Sahabat mari kita menjadi orang-orang
yang berilmu yang menguasai keilmuan masing-masing secara
mendalam. Kemudian kita berjuang agar ilmu kembali kepada
tujuan Sang Pencipta Ilmu, Allah SWT.
Ayo Semangat Belajar…!!!!!!
Prof. Arthur Alison: ''Karena Az Zumar 42'', Tidur dan Kematian
Namaku Arthur Alison, seorang profesor yang menjabat
Kepala Jurusan Teknik Elektro Universitas London. Sebagai
orang eksak, bagiku semua hal bisa dikatakan benar jika masuk
akal dan sesuai rasio. Karena itulah, pada awalnya agama bagiku
tak lebih dari objek studi. Sampai akhirnya aku menemukan
bahwa Al Qur’an, mampu menjangkau pemikiran manusia.
Bahkan lebih dari itu. Maka aku pun memeluk Islam.
Itu bermula saat aku diminta tampil untuk berbicara
tentang metode kedokteran spiritual. Undangan itu sampai
kepadaku karena selama beberapa tahun, aku mengetahui
Kelompok Studi Spiritual dan Psikologis Inggris. Saat itu, aku
sebenarnya telah mengenal Islam melalui sejumlah studi
tentang agama-agama.
33
Pada September 1985 itulah, aku diundang untuk
mengikuti Konferensi Islam Internasional tentang 'Keaslian
Metode Pengobatan dalam Al Quran' di Kairo. Pada acara itu,
aku mempresentasikan makalah tentang 'Terapi dengan
Metode Spiritual dan Psikologis dalam Al Quran'.
Makalah itu merupakan pembanding atas makalah lain
tentang 'Tidur dan Kematian', yang bisa dibilang tafsir medis
atas Qur’an surat Az Zumar ayat 42 yang disampaikan ilmuwan
Mesir, Dr. Mohammed Yahya Sharafi.
Fakta-fakta yang dikemukakan Sharafi atas ayat yang
artinya, "Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan
(memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya;
Maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan
kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu
yang ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu
terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir,"
telah membukakan mata hatiku terhadap Islam.
Secara parapsikologis, seperti dijelaskan Al Quran,
orang tidur dan orang mati adalah dua fenomena yang sama.
Yaitu dimana ruh terpisah dari jasad. Bedanya, pada orang tidur,
ruh dengan kekuasaan Allah bisa kembali kepada jasad saat
orang itu terjaga. Sedangkan pada orang mati, tidak.
Ayat itu merupakan penjelasan, mengapa setiap orang
yang bermimpi sadar dan ingat bahwa ia telah bermimpi. Ia bisa
mengingat mimpinya, padahal saat bermimpi ia sedang tidur.
Quran surat Az Zumar ayat 42 ini juga menjadi
penjelasan atas orang yang mengalami koma. Secara fisik, orang
yang koma tak ada bedanya dengan orang mati.
34
Tapi ia tak dapat dinyatakan mati, karena secara psikis ada
suatu kesadaran yang masih hidup.
"Bagaimana Al Quran yang diturunkan 15 abad silam,
bisa menjelaskan sebuah fenomena yang oleh teori
parapsikologis baru bisa dikonsepsikan pada abad ini?" Jawaban
atas pertanyaan inilah yang akhirnya meyakinkan aku untuk
memeluk Islam.
Selepas sesi pemaparan kesimpulan dalam
konferensi itu, disaksikan oleh Syekh Jad Al-Haq, Dr.
Mohammed Ahmady dan Dr. Mohammed Yahya Sharafi,
akupun menyatakan dengan tegas bahwa Islam adalah agama
yang nyata benarnya.
Terbukti, isi Al Qur’an yang merupakan firman Allah
pencipta manusia, sesuai dengan fakta-fakta ilmiah.
Kemudian dengan yakin, aku melafadzkan dua kalimat syahadat
yang sudah sangat fasih kubacakan. Sejak itu aku pun menjadi
seorang Muslim dan mengganti namaku menjadi Abdullah
Alison.
Sebagai Ketua Kelompok Studi Spiritual dan Psikologi
Inggris, aku telah mengenal banyak agama melalui sejumlah
studi yang dilakukan. Aku mempelajari Hindu, Budha dan agama
serta kepercayaan lainnya. Entah kenapa, ketika aku
mempelajari Islam, aku juga terdorong untuk melakukan studi
perbandingan dengan agama lainnya.
Walaupun baru pada saat konferensi di Mesir, aku yakin
benar bahwa Islam sebuah agama besar yang nyata
perbedaannya dengan agama lain. Agama yang paling baik
diantara agama-agama lain adalah Islam. Ia cocok dengan
35
hukum alam tentang proses kejadian manusia. Maka hanya
Islam-lah yang pantas mengarahkan jalan hidup manusia.
Aku merasakan benar, ada sesuatu yang mengontrol
alam ini. Dia itulah Sang Kreator, Allah Swt. Dari pengalaman
bagaimana aku mengenal dan masuk Islam, aku pikir
pendekatan ilmiah Al Quran bisa menjadi sarana efektif untuk
mendakwahkan Islam di Barat yang sangat rasional itu.
38
Sahabat, mari kita bersyukur kepada Allah dengan
sebenar-benar syukur. Sungguh terlalu banyak nikmat yang telah
Allah limpahkan kepada kita jika dibandingkan ketaatan yang
telah kita persembahkan untuk-Nya. Ketaatan yang sebenarnya
Allah sendiri tidak memerlukannya, bahkan kita yang sebenarnya
membutuhkan-Nya.
Sahabat, mari kita berusaha mencintai Allah. Karena
sungguh, Allah telah melimpahkan segenap kasih sayangNya
pada kita semua. Bukti kasih sayang itu terhampar di sepanjang
perjalanan kehidupan kita. Kita dilahirkan dari rahim seorang
ibu muslimah adalah bukti kasih sayang Allah. Kita tumbuh dan
berkembang dalam sebuah keluarga muslim adalah bukti kasih
sayang Allah. Dan kini, kita dewasa dan tetap menjadi seorang
muslim adalah bukti kasih sayang Allah.
Islam!
itulah Sahabat, bukti kasih sayang-Nya. Islam adalah
manual kehidupan yang telah Allah siapkan untuk kita
menyusuri hidup di dunia ini. Tanpanya kita akan terombang-
ambing dalam kesesatan, tak tahu kemana arah tujuan, dan
akhirnya kita akan terperosok dalam kehancuran.
Islam! itulah petunjuk terbaik dalam kehidupan kita. Dengan
Islam kita tahu kemana hidup akan tertuju. Dengan Islam pula
kita tahu jalan yang harus kita tempuh untuk mencapai tujuan
itu. Tujuan itu adalah beribadah kepada Allah, untuk kemudian
Allah limpahkan pahala dan kenikmatan abadi di akhirat atas
segala ketaaatan yang telah kita lakukan.
39
”Dan tidaklah Aku (Allah) menciptakan jin dan manusia
kecuali untuk menyembah-Ku.” (Ar-Ra‟du : 6)” Islam, Bukan Sekedar Agama
” Sesungguhnya din (yang diridai) di sisi Allah hanyalah Islam.” (Ali Imron : 19)
”Barang siapa mencari din selain Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima
(din itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.”
(Ali Imron : 85)
Sahabat, mari kita kembali bermain kata. Sekali lagi,
harus kita akui bahwa bahasa Indonesia masih miskin untuk
mengartikan kata-kata dalam bahasa Arab. Termasuk kata yang
dicetak tebal diatas, din. Kalau dalam terjemahan biasa kita
sering mengartikannya agama.
Tak salah memang jika din diartikan agama, namun
terjemahan itu tidak mencakup semua maksud yang terkandung
dalam kata din. Din dalam bahasa arab berarti: agama, pola
pikir, gaya hidup, aturan hidup, atau lebih keren sering disebut
way of life. Ya, din berarti semua aturan yang menyangkut sisi
kehidupan manusia. Dan itulah Islam!!
Allah menurunkan Islam sebagai manual kehidupan
manusia. Ibarat, kalau kita beli HP maka didalam boxnya ada
manual/petunjuk pemakaian yang lengkap, seperti itu pula
Islam dalam hidup kita. Di dalam manual itu ada petunjuk
penggunaaan, larangan, hal-hal yang dianjurkan, perawatan
sampai customer center tempat kita melakukakan konsultasi
atau pengaduan jika ada yang bermasalah di HP itu.
Begitu pula Islam. Islam memberikan petunjuk
kehidupan, cara menjalaninya, rambu-rambu yang dilarang
Allah, hal-hal yang dianjurkan Allah, sampai memberikan
40
petunjuk bagaimana doa dan pengaduan disampaikan kepada
Allah jika ada permasalahan dalam hidup. Islam mengatur
lengkap semuanya sejak manusia bangun tidur sampai tidur lagi.
Dari hal-hal kecil seperti makan, minum, dan tidur hingga
perkara besar seperti ekonomi, politik, sosial, yang lingkupnya
nasional maupun internasional.
Subhanallah...tentu hanya Zat Yang Maha Kuasalah yang
mampu menciptakan aturan sedetail dan sangat bermanfaat
itu. Seandainya yang membuat manusia bisa beribu-ribu tahun
atau mungkin tak akan pernah selesai membuat aturan yang
sedemikian banyak. Lihat saja, anggota DPR untuk sekedar buat
undang-undang yang bebrpa lembar saja bisa berbulan-bulan
bahkan bertahun-tahun bau disahkan.
Nah, Sahabat...jika Allah telah menyediakan
seperangkat aturan yang luar bisa itu masihkan kita
menggunakan aturan-aturan yang lain? Keterlaluan bukan, jika
kita menolak aturan Allah, padahal kita adalah makhluk lemah
yang diciptakannya?! Ibarat hp lagi, kalau kita punya hp nokia
(maaf bukan maksud promosi lho...) tapi memakai manual hp
samsung, apakah nyambung? Mungkin beberapa bagian sama,
namun bagian yang lain sama sekali berbeda. Dan kalu kita
memaksakan tetap dengan manual hp samsung, maka yang
terjadi adalah kerusakan.
Begitu pula kita manusia yang diciptakan Allah. Maka
Allah pula yang paling berhak menyusun manual kehidupan
untuk kita. Jika kita memaksakan diri atau sok pintar memakai
41
manual yang lain maka yang terjadi adalah kerusakan. Sekali
lagi, manual kehidupan itu adalah ISLAM.
Islam, Sempurna dan Paripurna
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah
Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi
agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa
sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang” (Al-Maidah: 3)
Ayat diatas adalah wahyu terakhir yang diturunkan
kepada Rasulullah SAW. Suasana mengharu biru mewarnai
Mekah. Saat Rasulullah menyampaikan khutbah perpisahan
dengan para sahabatnya. Peristiwa itu terjadi pada saat haji
wada’, haji terakhir yang Rasulullah lakukan dalam hidupnya
yang mulia dan penuh pengorbanan.
Tak selang berapa lama Rasulullah jatuh sakit. Beliau
mengalami demam tinggi selama beberapa hari dan akhirnya
kembali kepada Kekasih yang selalu dirindukannya, Allah SWT.
Purna sudah tugas beliau membimbing umat manusia keluar
dari kegelapan jahiliyah menuju hidayah Islam.
Ayat ketiga dari surat al-Maidah menandakan telah
sempurnanya Islam sebagai tuntutan bagi kehidupan manusia.
Jadilah Islam agama, jalan hidup, aturan, pola pikir yang akan
mengantarkan manusia pada kebahagiaan. Islam telah
diturunkan Allah melalui Rasul-Nya yang mulia benar-benar
telah sempurna dan paripurna. Tak perlu manusia
menambahkan atau mengurangi sedikitpun darinya. Maka,
Sahabat, akankah kita mengingkarinya?
44
Syahadat !
Kalimat Maha Dahsyat
Awalnya…
Dia adalah seorang lelaki kejam dan bengis. Bisa
dikatakan dialah pimpinan mafia dan preman Arab saat itu. Pas
dengan badannya yang kekar, kemampuan bela diri yang tak
tertandingi, dan kehebatan strategi perang. Salah satu bukti
kekejamannya adalah teganya ia mengubur darah dagingnya
hidup-hidup. Apakah anaknya bersalah? Tentu tidak! Anaknya
baru berumur kurang lebih dua tahun. Toh, kalaupun anak ini
membuat kesalahan masih sangat bisa dimaafkan. Tapi, tidak!
Anak ini tidak membuat kesalahan sedikitpun! Bahkan dia anak
45
yang sangat baik. Ketika sang ayah sedang menggali kuburan
maut untuknya, anak inilah yang mengusap keringat sang ayah.
Lantas kenapa? Hanya karena satu alasan : Malu. Malu jika
seorang yang perkasa memiliki anak perempuan.
Selanjutnya…
Dirinya murka. Ketika Tuhan gandum dan batu yang
selama ini dia sembah dihinakan oleh seorang mulia diantara
kaumnya. Seorang mulia itu mengajak kaumnya untuk
menyembah Allah Tuhan yang sebenarnya. Seorang mulia itu
adalah, Sang pembawa wahyu, Rasulullah SAW.
Pedangnya dihunus, dengan darah menggelegak di
kepala dia berteriak- teriak mencari Muhammad. Nafsu
membunuhnya sudah sedemikian besar. Tiba-tiba di jalan
seorang menghadangnya, “Hai, kau kenapa kau marah-marah
dan akan membunuh Muhammad. Adikmu saja telah masuk
agamanya.” Mendengar hal itu amarahnya semakin membara.
Ditemuinya adiknya, ditampar , dipukul, dan diinterogasi.
Bahkan ia hendak mengonyak kitab suci yang sedang dibaca
adiknya.
“Aku takkan menyerahkan al-Qur’an ini padamu, karena
ini hanya boleh disentuh oleh orang yang suci.” Kata adiknya.
Maka iapun membersihkan diri, mandi dan bersuci. Dengan
gemetar sang adik menyerahkan kitab itu padanya. Dibacanya
dengan seksama. Dan…dia terpana, hatinya luluh, sebuah
ungkapan jujur terucap dari mulutnya, “Ini bukanlah perkataan
manusia…”
Akhirnya…
46
Tak perlu waktu untuk berpikir, dirinya segera
menemui Muhammad. Di hadapan sang Nabi diucapkannya
dengan lantang, “Asyhadu all ilaha illa Allah wa asyhadu anna
muhammdarrosulullah..” dia masuk Islam. Tangis bahagia dan
pelukan hangat sang Nabi menyambutnya memasuki babak
baru kehidupan. Senyum bahagia tersungging dari para
sahabat.
Semuanya berubah. Dia menjadi pembela Islam yang
setia. Mejadi pembela Rasul. Dialah sahabat terbaik setelah Abu
Bakar As-Sidiq. Penyesalan dan tangis taubatnya atas
perlakuannya di masa jahiliyah menyisakan bekas aliran air mata
di pipinya.
Akhirnya doa nabi terkabul…”Ya Allah perkuatlah Islam
dengan salah satu dari dua Umar…” Dan Allah telah memilih,
Umar itu ialah Umar bin Khatab.
Sahabat…, kisah keislaman Umar adalah kisah yang
sangat menyentuh dan dramatis. Bayangkan seorang gembong
mafia tiba-tiba berubah menjadi seorang muslim yang sangat
taat, bahkan menjadi sahabat terbaik kedua saat itu. Di waktu
selanjutnya bahkan Umar menjadi pimpinan kaum muslimin.
Kisah seorang Umar adalah kisah yang menakjubkan
tentang perubahan. Perubahan yang revolusioner. Perubahan
dari kekelaman masa jahiliyah menuju cahaya Islam. Perubahan
dari keangkuhan kepada ketawadhuan. Perubahan dari
permusuhan pada kebenaran menuju pembelaan total terhadap
kebenaran.
Umar hanyalah salah satu contoh perubahan
revolusioner itu. Kalau kita simak kisah para sahabat, maka
47
hampir bisa kita temui perubahan revolusioner itu terjadi pada
setiap diri mereka. Bilal misalnya, yang tadinya budak penurut
dan rendah diri tiba-tiba menjadi seorang yang memiliki harga
diri dan kemuliaan. Cambukan dan panasnya padang pasir tak
membuat imannya menguap dan mengering, bahkan menjadi
semakin kokoh.
Semua perubahan itu karena satu kalimat yang sering
kita ucapkan. Asyhadu all ilaha illa Allah wa asyhadu anna
Muhammdan rosulullah. Ya, syahadat. Syahadat mengandung
kekuatan dahsyat yang mampu membuat para sahabat berubah
dari totalitas dalam keburukan kepada totalitas dalam kebaikan.
Lantas, kenapa kaum muslimin hari ini tidak seperti itu?
Kenapa ada yang disebut Islam KTP (wah, repot nih yang berhak
masuk surga tentu KTPnya saja), atau Islam abangan, atau
sebutan-sebutan lain yang mewakili satu kesimpulan :
Ngakunya Islam tapi tidak berperilaku seperti orang Islam.
Ngakunya islam tapi tidak sholat, puasa, apalagi, zakat dan haji.
Ngakunya Islam tapi penampilannya bukan penampilan muslim.
Sahabat, Bahkan terkadang kita temukan orang-orang
yang terlalu PeDe, membiarkan dirinya bergelimang dalam
keburukan dan kesia-siaan. Kemudian dengan santai
mengatakan, “Ah gampang ntar kalau mati ngucap syahadat
kan masuk surga.”
Memang benar ada sebuah hadists yang mengatakan
bahwa jika seseorang mengucap syahadat di akhir hidupnya
maka ia akan masuk surga. Tetapi sesungguhnya tak semudah
yang kita bayangkan ketika kita telah berada di gerbang
48
kematian, nafas tersengal-sengal, dan menahan sakit karena
tercerabutnya nyawa dari raga. Pada kondisi seperti itu, maka
seseorang tak dapat lagi memikirkan apa yang ia ucapkan. Yang
akan keluar dari mulutnya adalah apa yang sering dipikirkan dan
diucapkannya.
Sahabat semua mungkin pernah menyaksikan orang
sakit dan pada kondisi panas yang tinggi, maka yang keluar dari
mulutnya adalah igauan-igauan tanpa makna, dan apa yang
selalu ia pikirkan.
Di zaman seorang ulama bernama Ibnul Qoyyim Al-
Jauziah, beliau pernah menceritakan seorang yang sekarat
ditalkin (dituntun untuk mengucap La ilaha illa Allah) tapi yang
keluar dari mulutnya, “Sekak…!!” Setiap kali kalimat tauhid
dibisikkan di telinganya, yang keluar kata, “Sekak…:!!” rupa-
rupanya orang ini adalah seorang yang hobi bermain catur
hingga meninggalkan kewajiban-kewajibannya sebagai muslim.
Sahabat, apa yang akan kita ucapkan di akhir hidup kita?
Pernahkah kita membayangkan ternyata yang keluar dari lisan
kita menjelang kematian adalah musik seronok yang kita hafal,
atau lelucon-lelucon kotor yang sering kita dengar?
Mari kita rancang apa yang akan kita ucapkan di akhir
hidup kita nanti dari sekarang. Jika kita ingin mengucap kalimat
syahadat maka seharusnyalah kita memahami syahadat ini
dengan ilmu, meresapi dalam relung jiwa kita, dan
mengaplikasikan dalam perilaku kita. Allahummarzuqna bi
khusnil khotimah. Ya Allah karuniakanlah kepada kami akhir
kehidupan yang baik. Amiiin
51
Merajut Cinta di Jalan Surga
(episode pertama)
Pernahkah Sahabat Muda semua jatuh cinta pada
seseorang? Jatuh cinta, bagaimana rasanya, tak usahlah kita
52
mencari jawabannya. Karena tiap orang rata-rata memiliki
jawaban yang rata-rata sama. Indah dan berjuta rasanya. Dunia
serasa berseri, setiap orang dirasakan ramah, alam di
sekililingnya terasa indah.
Sebenarnya “Manusia tidak jatuh ‘ke dalam’ cinta, dan
tidak juga keluar ‘dari cinta’. Tapi manusia tumbuh dan besar
dalam cinta. Cinta di banyak waktu dan peristiwa, selalu
berbeda orang mengartikannya. Tak ada yang salah tetapi tak
ada juga yang sempurna penafsirannya. Karena cinta selalu
berkembang. Ia seperti udara yang mengisi ruang kosong. Cinta
juga seperti air yang mengalir ke daratan yang lebih rendah.
Ada satu yang bisa sepakati tentang cinta. Bahwa cinta,
memberikan kekuatan dahsyat dalam diri kita. Cinta membuat
dunia yang bising terasa indah dengannya. Cinta membuat
seorang yang penakut menjadi pemberani. Cinta juga
mengajarkan pada kita tentang berlaku jujur dan berkorban,
berjuang dan menerima, memberi dan mempertahankan.
Kisah-kisah abadi di dunia ini adalah kisah-kisah cinta.
Taj mahal indah di India, di setiap jengkal marmer yang
dibangunnya terpahat nama kekasih buah hati. Sang raja
membangunnya karena cinta. Kisah abadi Romeo dan Juliet
adalah kisah cinta. Keteguhan Rasulullah di awal-awal
dakwahnya juga disokong oleh cinta seorang Khadijah.
Sahabat muda, tapi kita juga harus hati-hati dengan
cinta. Indahnya cinta dan kekuatan yang dihasilkan darinya bisa
menyesatkan dan menjerumuskan manusia jika tidak
ditempatkan pada tempat yang semestinya. Cinta akan
53
membutakan manusia jika takaran cintanya tidak sesuai dengan
porsinya. Cinta akan mengantarkan manusia kedalam jurang
dosa, berma’siyat kepada Allah, dan menjerumuskan dalam
lubang kehinaan jika kita tidak bisa memenagenya dengan baik.
Bukankah kehancuran Fir’aun karena terlalu cintanya
pada kekuasaan? Bukankah hancurnya Qorun karena cintanya
pada harta? Bukankah ajakan zina Zulaikha pada Yusuf karena
cinta yang tidak pada tempatnya? Fir’aun, Qorun, dan Zulaikha
adalah contoh kisah-kisah tentang cinta yang tidak mengantar
pada kebaikan namun pada keburukan.
Bagaimana agar kita tidak tersesat oleh cinta,
Sahabatku? Mari menempatkan cinta pertama dan yang paling
utama pada Sang Pencipta Cinta. Dialah Allah SWT. Ada sebuah
ungkapan indah tentang cinta, “Mencintai seseorang bukanlah
apa-apa, dicintai seseorang adalah sesuatu, dicintai oleh orang
yang kita cintai sangatlah berarti, namun dicintai Sang Pencipta
adalah segala-galanya.”. Sahabatku, sesungguhnya kecintaan
pada Allah pasti bisa menyelamatkan orang yang mencintai-Nya
dari azab dan semestinya pula seorang hamba tidak mencoba-
coba mengganti cinta hakiki itu dengan cinta lain yang tidak
setara.
Lantas bagaimana agar kita mencintai Allah? Sahabat
ada pepatah yang sangat terkenal “Tak kenal maka tak sayang,
tak sayang maka tak cinta” Ungkapan tersebut menegasakan
pentingnya pengenalan sebagai proses awal tumbuhnya rasa
cinta dan berseminya rasa rindu. Nah, Sahabat Muda semua
untuk mencintai Allah maka kita perlu mengenal-Nya atau alam
istilah lain disebut ma’rifatullah.
54
“(Yaitu)orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram
dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah
hati menjadi tenteram.” (Ar Ra‟d : 28)
Semut Juga Pengambil Keputusan yang Hebat
Alam ini memberikan bukti yang sangat nyata tentang adanya Sang
Pencipta, Sang Pemelihara, Sang Penganyom, dialah Allah SWT. Bahkan
seekor semut, hewan yang lemah pun diberi instink kecerdasan dan adaptasi
oleh Allah SWT.
Selama ini semut diketahui sebagai makhluk sosial dan pintar. Jadi
tak heran kalau semut menjadi pengambil keputusan yang andal. Koloni semut
terbukti dapat mengambil keputusan dengan cepat saat berburu mangsa,
tidak hanya menentukan jalur lalu lintas dari sumber makanan ke sarang. Ini
tebukti saat iring-iringan semut berhasil beradaptasi dengan lingkungan
sekitarnya saat iring-iringannya dihambat.
Untuk menguji kemampuan semut menghadapi masalah, Audrey
Dussutour dan timnya dari Universitas Sydney, Australia, meletakkan
lembaran plastik yang sangat dekat dengan permukaan jalur rombongan semut
pemotong daun yang sedang mengangkut mangsa. Meski ruang di bawah
lembaran plastik masih dapat dilalui semut, potongan daun mustahil
melaluinya.
Agar semut tidak mencari jalan memutar, jalur sekitarnya ditutup.
"Mengejutkan, kemacetan tidak terjadi karena semut-semut tersebut segera
belajar untuk memotong-motong daun menjadi lebih kecil," ujar Dussutour.
Setelah 24 jam, semut tidak hanya memotong melainkan menggulungnya
sehingga lebih mudah dibawa di bawah lapisan plastik yang terlalu sempit.
55
Hal tersebut menunjukkan bahwa semut benar-benar pengambil
keputusan yang hebat. Mereka tidak hanya beradaptasi, namun
mengembangkan strategi yang lebih baik. Para peneliti menyatakan, strategi
tersebut mungkin dikembangkan dari proses yang disebut social fasilitation
(kemudahan sosial).
Dalam hal ini, saat plastik menghalangi, beberapa ekor semut yang
sebelumnya membawa daun ukuran besar akan memotong-motongnya agar
sesuai dengan ukuran lorong dan tetap berada di dalam lorong. Sementara
semut yang belum membawa daun akan bertemu dengannya dan mendapat
informasi tersebut.
"Ibarat banyak orang makan es krim, lalu Anda ingin membelinya
juga," ujar Dussutour. Namun, untuk mengetahui bagaimana strategi mulai
terbentuk, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Para peneliti harus
melakukan pengamatan lebih lanjut kepada masing-masing individu, misalnya
dengan menandainya menggunakan pewarna, untuk melihat proses pengambilan
keputusan itu.
(kompas.com)
58
Merajut Cinta di Jalan Surga
(episode ke-2)
Mekah masih seperti biasanya. Namun hari itu agak
berbeda. Orang terbaik diantara mereka menyerukan sesuatu
yang nampaknya sangat penting, Muhammad SAW. Sebuah
wahyu baru saja turun kepada beliau,
“Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabat yang dekat.”
(Asy-Syu’ara’: 214).
59
Dengan turunnya ayat itu maka cara dakwah yang harus ditempuh Rasullulah berubah. Dari yang awalnya dakwah secara-sembunyi-sembunyi masuk ke fase dakwah terang-terangan.
Tak perlu menunggu lama, Rasulullah pun menyeru di atas bukit Shafa. “Wahai bani Fihr, wahai bani ady, wahai bani Ka’ab,…wahai semua orang.” Setelah semua berkumpul mengelilingi Rasulullah saat itu, beliapun melemparkan pertanyaan, “Apa pendapat kalian jika kukatakan bahwa di lembah ini ada sepasukan kuda yang mengepung kalian, apakah kalian percaya padaku.”
Serentak mereka menjawab, “Benar, kami tidak mempunyai pengalaman bersama engkau kecuali kejujuran.”
Kemudian Beliau bersabda, “Sesungguhnya aku memberi peringatan kepada kalian sebelum datangnya azab yang pedih.”
Tanpa tahu sopan santun Abu Lahab tiba-tiba memotong, “Celakalah engkau untuk selama-lamanya. Untuk inikah engkau mengumpulkan kami?” Karena perbuatan ini Allah kemudian menurunkan sebuah ayat,
“Celakalah kedua tangan Abu Lahab.” (Al-Lahab :1)
Sahabat Muda, kisah diatas adalah sebuah fragmen dari perjalanan dakwah Rasulullah. Begitu Rasulullah menerima wahyu untuk berdakwah secara terang-terangan maka beliau naik bukit Shafa. Secara budaya saat itu,jika seseorang naik ke bukit Shafa berarti pertanda orang tersebut akan menyampaikan sesuatu yang sangat penting. Maka Rasulullah memilih bukit Shafa sebagai tempat ia menyerukan La ilaha illa Allah, Muhammadun rasulullah, dan mengajak untuk memeluk Islam.
60
Ada percakapan yang sangat menarik dalam kisah
diatas. Ketika Rasulullah menanyakan, apakah mereka percaya
kalau ada pasukan kuda yang akan menyerang? Mereka
menjawab percaya. Padahal suasana saat itu tidak menunjukan
sama sekali ada pasukan kuda. Juga tidak ada kepulan debu
yang menunjukan serombongan pasukan di tempat itu. Kaum
Quraisy saat itu percaya penuh pada semua yang dikatakan
Rasulullah tanpa harus disaring. Kenapa? Karena track record
kejujuran Rasulullah sudah tidak diragukan lagi.
Lantas kenapa ketika Rasulullah mulai menyerukan
tentang azab, tentang Allah, tentang Islam mereka menolak?
Bahkan Abu Lahab memotong pembicaraan penuh kejujuran
itu. Apakah kaum Quraisy yang baru saja mengatakan
Muhammad orang yang paling jujur tiba-tiba menganggap
Muhammad tidak jujur? Ada apa dengan mereka?
Sahabat Muda, kenapa kaum Quraisy tiba-tiba berubah
sikap? Jawabnya, karena yang diserukan oleh Rasulullah adalah
kalimat La ilaha illa Allah, Muhammdun rasulullah.
Nah, pertanyaan selanjutnya, adakah yang salah dalam
kalimat itu? Adakah sesuatu yang menyimpang dalam kalimat
itu? Benarkah kaum Quraisy saat itu benar-benar menolak
kebenaran kalimat syahadat? Jawabnya;TIDAK!! Mereka begitu
paham apa itu syahadat dan kebenaran yang menyertainya.
Sesungguhnya kaum Quraisy saat itu tahu betul yang
dibawa Muhammad itu benar. Mereka juga percaya keberadaan
Allah SWT. Buktinya ayah Rasulullah sendiri dinamai Abdullah
(artinya: hamba Allah). Bahkan kita jarang menemui nama kaum
61
Quraisy dengan nama tuhan mereka, Abdul Lata, Abdul Uzza,
dsb. Kaum Quraisy pun mengakui bahwa al-Qur’an bukanlah
buatan Rasulullah tetapi wahyu dari Allah SWT.
Dan Sesungguhnya Mereka pun Terpana
Dikisahkan suatu hari Utbah atau sering dipanggil Abul
Walid mendatangi Rasulullah untuk memberikan iming-iming
dengan tujuan agar Rasulullah mau menghentikan dakwahnya.
Utbah menghampiri Rasulullah dan duduk di hadapan beliau,
lalu berkata, ”Wahai anak saudaraku jika engkau menginginkan
harta kekayaan sebagai ganti dari apa yang engkau bawa ini
(Islam), maka kami siap menghimpun harta kami unttuk
diserahkan kepadamu, sehingga engkau menjadi orang yang
paling kaya diantara kami. Jika engkau menginginkan kedudukan
, maka kami akan mengangkatmu sebagai pemimpin kami, dan
kami tidak akan menyisakannya bagi orang selain dirimu. Jika
engkau menginginkan kerajaan, maka kami akan mengangkatmu
sebagai raja kami. Jika engkau tertimpa penyakit yang tidak bisa
kau obati sendiri, maka kami akan carikan obat bagimu dan kami
juga siap mengeluarkan biaya hingga engkau sembuh. Terlalu
mudah pelayan kami mencari seorang untuk mengobati.”
“Apakah engkau sudah selesai bicara wahai Abul Walid”
Rasulullah menanggapi,
“Ya,” Jawab Abul Walid
“Sekarang ganti dengar ucapanku!”
“Akan aku dengarkan.” Jawab Abul Walid
62
Beliau bersabda, Bismillahirrohmanirrahim…” lalu beliau
membaca surat
“Haa Miim. Diturunkan dari Tuhan Yang Maha Pemurah lagi
Maha Penyayang. Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni
bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui. yang
membawa berita gembira dan yang membawa peringatan, tetapi
kebanyakan mereka berpaling, tidak mau mendengarkan. Mereka
berkata: "Hati kami berada dalam tutupan (yang menutupi) apa
yang kamu seru kami kepadanya dan telinga kami ada sumbatan
dan antara kami dan kamu ada dinding, maka bekerjalah kamu;
sesungguhnya kami bekerja (pula)."
(Fushilat : 1 – 5)
Setelah membaca Rasullullah bersabda, “Wahai Abul
Walid, engkau telah mendengarkan apa yang baru saja kau
dengarkan. Setelah itu terserah padamu.” Abul Walid kemudian bangkit dan menghampiri rakan-rekan
Quraisynya kemudian berkata,” Tadi aku mendengar suatu perkataan, yang
demi Allah tidak pernah aku dengarkan itu sama sekali. Demi Allah, itu bukan
syair, bukan ucapan sihir dan tenung. Wahai semua orang Quraisy, turutilah
aku dan serahkan masalah ini kepadaku. Biarkanlah orang ini (Muhammad
SAW) dengan urusannya dan hindarilah dia. Demi Allah, perkataanya yang
kudengarkan tadi benar- benar akan menjadi berita yang besar. Jika bangsa
Arab mau menerima, maka dengan kehadirannya kalian tidak membutuhkan
bangsa lain. Jika dia dapat menguasai bangsa Arab, maka kerajaannya akan
menjadin kerajaan kalian pula dan kemuliaannya akan jadi kemuliaan kalian.
Jadilah kalian orang yang paling berbahagia karenannya.”
Mendengar itu rekan Abul Walid terkejut, “Demi Allah, dengan
lidahnya dia telah menyihirmu wahai Abul Walid. Maka Abul Walid pun hanya
bisa menjawab pasrah,”Ini pendapatku tentang dirinya. Terserah apa
pendapat kalian tentangnya.”
63
Dahsyat bukan Sahabat Muda semua!!! Bagaimana tidak, Abul Walid
yang awalnya begitu semangat untuk melobi Rasulullah bertekuk lutut dan
akhirnya mengakui kebenaran al-Qur’an. Walau Abul Walid tidak mau seketika
itu pula masuk Islam.
Kalau mereka sudah mengetahui bahwa Islam kebenaran,
mengetahui bahwa Rasulullah terpercaya, kenapa pula mereka tak segera
mengucap syahadat dan masuk Islam? Hal itu karena orang Quraisy tahu
benar apa kandungan kalimat itu dan apa konsekuensi yang harus ditanggung
jika mereka mengucapkannya.
Sahabat Muda, sekali lagi kita akan berbincang tentang cinta. Tema
yang tak pernah lekang dimakan zaman dan tak pernah lapuk oleh waktu.
Kapanpun kita membicarakan cinta, tetaplah serasa mengasyikkan. Karena
Allah memang menciptakan makhluk bernama cinta ini dengan disertai
keindahan di setiap sisinya.
Sahabat, seindah apapun cinta kita harus tetap ingat
bahwa seindah-indah cinta ialah cinta kepada Penggenggam
alam semesta, kepada Pencipta cinta, kepada Yang Maha
Mencintai yang tiada pernah terputus cinta-Nya. Dialah Allah,
Zat yang kekal cinta-Nya.
Tuntutan kalimat yang sering kita ucapkan dalam
syahadat “La ilaha illa Allah” salah satunya adalah tuntutan
cinta. Kalimat La dalam bahasa Arab berarti naïf (meniadakan.
Meniadakan segala hal yang berkaitan dengan kata
sesudahnya). Berarti jika seseorang telah mengucapkan La ilaha
illa Allah maka dia harus meniadakan Ilah kecuali Allah. Atau
dengan kata lain jika seseorang sudah mengucap syahadat,
maka sebenrnya ia telah berikrar, bersumpah, dan berjanji
64
bahwa Allah satu-satunya yang akan dicintai. Kecintaan kepada
selain Allah haruslah karena Allah. Misalkan, kita mencintai
orang tua, adik/kakak, suami/istri juga karena Allah. Karena
Allah memang memerintahkannya pada kita. Untuk selanjutnya
cinta ini tidak boleh melebihi atau malah menodai kecintaan kita
kepada Allah.
Selain menempatkan Allah sebagi satu-satunya zat yang
dicintai, mengucap la ilaha illa Allah juga berarti menmpatkan
Allah sebagai satu-satunya Zat yang diibadahi, ditakuti, diikuti,
dan dicintai.
Kalaupun kita mengikuti dan mematuhi peraturan atau
orang lain, maka itu sebagai cara kita mentaati Allah, dan
tentunya tidak boleh melanggar larangan Allah dan melalaikan
perintah-Nya.
Nah, Sahabat Muda semua, sudah tahu sekarang kenapa
Quraisy menolak mengucap syahadat. Sekarang tinggal melihat
pada diri kita masing-masing, sudahkah kita memenuhi
komitmen la ilaha illa Allah kita dengan benar?
Allah antara Ilah, Rab, dan Mulk
Sahabat Muda, sub bab ini adalah bagian penting dari
pembentukan salimul Aqidah kita. Memang materi ini agak
berat. Tapi ini perlu kita pahami sebagai syarat kualifikasi
menjadi muslim idaman. Siapkan pikiran dan hati Sahabat
semua dan kita mulai Bismillah…
Dalam surat An-Nas yan tentunya Sahabat semua sudah hafal
Allah berfirman yang artinya,
65
“Katakanlah “Aku berlindung pada Rabnya manusia.
Malik manusia. Ilah manusia. Dari kejahatan(bisikan) setan yang
tersembunyi. Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia. Dari
(golongan) jin dan manusia.”
Allah menyebut dirinya dalam surat diatas dengan tiga
sebutan; Rab, Malik, dan Ilah. Saya memang sengaja tidak
mengartikan ketiga kata dalam terjemahan Indonesia. Kalau kita lihat
dalam al-Qur’an terjemah Departemen Agama maka ketiga kata itu
diartikan Tuhan, Raja, dan Sesembahan. Padahal arti tersebut belum
bisa mewakili arti yang sebenarnya dari ketiga kata diatas. Kosa kata
bahasa Indonesia terlalu miskin untuk mengartikan ketiga kata diatas.
Makna yang berbeda antara Rab, Malik, dan Ilah inilah yang
menjadi jawaban, kenapa orang Quraisy ada yang bernama Abdullah,
mereka bersumpah juga atas nama Allah, tetapi mereka tidak mau
mengucap syahadat dan tidak mau memeluk Islam. Karena
sesungguhnya mereka hanya mau mengakui Allah sebagai Rab, namun
tidak mau mengakui Allah sebagi Ilah dan Malik.
Pembahasan Allah sebagi Rab, Malik, dan Ilah masuk dalam
pembahasan Tauhidullah. Secara harfiah tauhidullah berarti
mengesakan Allah dan tidak menyekutukan dengan sesuatu apapun.
Tauhid sendiri dibagi empat yaitu tauhid rububiyah, tauhid uluhiyah,
tauhid mulkiyah, dan tauhid asma’ wa shifat.
Tauhid rububiyah berkaitan dengan mendudukan Allah
sebagai Rab. Tauhid uluhiyah berkaitan dengan mendudukan Allah
sebagai ilah, tauhid mulkiyah berrti mendudukan Allah sebagai raja,
sedang tauhid asma’ wa shifat berkaitan dengan masalah nama dan
pensifatan Allah.
66
Tauhid uluhiyah berarti menyakini Allah sebagai satu- satunya
Zat yang yang diibadahi, ditakuti, diikuti, dan dicintai. Tauhid
Mulkiyah berarti mendudukan Allah sebagai satu-satunya pemimpin,
pembuat hukum, pemerintah, dan tujuan hidup. Sedangkan tauhid
Rububiyah berarti mendudukan Allah sebagi satu- satunya pencipta,
pemberi rizki, pemilik, dan pemelihara bagi seluruh alam semesta.
Sedangkan tauhid asma’ wa shifat berarti mensifati Allah dan namanya
sesuai yang Allah telah sebutkan. Kita manusia tidak berhak sama
sekali mensifati Allah dan menamai-Nya. Kalau kita tahu Allah itu kekal
maka karena kita dapatkan dalam al-Qur;an. Begitu juga nama-nama
Allah yang disebutkan ada 99 nama yang terangkum dalam asmaul
husna. Kita tidak berhak menambahkan yang lain.
Nah, disinilah letak kesalahan kaum kafir Quraisy saat itu
sesungguhnya mereka hanya mau mengakui Allah sebagai Rab, namun
tidak mau mengakui Allah sebagi Ilah dan Malik. Artinya, mereka
percaya Allah lah pencipta langit, bumi, dan seluruh isinya. Mereka
mengakui bahwa Allah yang memberikan rizki. Namun, meraka tidak
mau beribadah, tunduk, dan patuh pada Allah.
Sahabat, mari kita lihat diri kita. Jangan-jangan kita selama ini
sebagian perilaku kita seperti orang Quraisy. Kita tahu bahwa Allah
yang menciptakan kita, menciptakan kita, memelihara kita, namun kita
masih tidak sepenuh hati menyembahnya, masih sering malas shalat,
infak, dsb. Astaghfirullah…Ampuni kami ya Allah.
Nah, sampai sini dulu Sahabat! Sudah Paham ?? Ok, kalau
belum jelas silakan cermati mind maping dan coba pelajari ayat-ayat
yang terkait dengan poin-poinnya. Juga rajin-rajinlah hadir di majlis
ilmu. Semoga lebih paham..Aminnn
69
Sahabat, Jangan Nodai Cintamu
Bayangkan! Jika di suatu siang yang sangat panas. Terik
matahari membakar kulit Anda. Jalanan yang Anda lalui
memanas pula karena sengatan matahari. Perjalanan Anda ini
juga dihiasi dengan debu tebal yang beterbangan dan
menghalangi pandangan. Tenggorokan Anda kering kerontang.
Tak ada bekal, tak ada makanan, dan tak ada minuman.
Seratus meter dari tempat Anda tampak berdiri sebuah gubug
kecil. Anda pun melangkah kaki kesana secepatnya. Di dalam
gubug itu tampak seorang kakek yang sedang duduk- duduk
istirahat bersama segelas es kelapa muda.
70
Anda pun menghampiri kakek itu. Minta izin untuk istirahat
sebelum melanjutkan perjalanan. Dengan senyum tulus kakek
itupun mempersilakan.
Tak lama Anda duduk, kakek itu mempersilakan Anda
untuk minum segelas es kelapa muda tadi. Tak perlu berpikir
panjang saya yakin Anda pun segera menyambut tawarannya.
Namun, jarak beberapa centi mulut gelas itu dari mulut Anda,
sang kakek berkata dengan penuh kejujuran, “Nak, tapi segelas
minuman itu telah tercampur setetes racun mematikan.”
Ups, apa yang kan Sahabat lakukan selanjutnya?
Tetapkah meminum segelas kelapa muda itu? Ataukah
mengurungkan niat untuk meminumnya?
Sahabat, saya yakin Sahabat Muda semua akan memilih
yang kedua, mengurungkan niat untuk menikmati minuman itu.
Dari pada mati seketika lebih baik melanjutkan perjalanan,
bukan?
Sahabat, kita masih berbicara tentang cinta. Saya ingin
menganalogikan cerita itu dengan sebuah pertanyaan. Jika
manusia tidak mau menerima suguhan orang lain yang sangat ia
perlukan karena setetes racun, pantaskah kita jika menodai
cinta kita pada Allah dengan pengkhianatan? Padahal Allah
sama sekali tidak memerlukan cinta kita. Pantaskah kita
menodai ketaatan kita pada Allah walau hanya dengan
setitik kemungkaran. Pantaskah kita menduakan Allah dalam
beribadah kepada-Nya? Sungguh Sahabatku, semua itu tidak
pantas kita lakukan sebagai hamba.
71
Syirik, Jalan Pintas Masuk Neraka
Tauhidullah yang telah kita pelajari kemarin, menuntut kita
untuk menjadi hamba yang mengesakan Allah. Mengesakan
Allah dalam ibadah, dalam ketaatan, dalam berdoa, dalam
tawakal, dalam mentaati aturan, dan seterusnya. Sahabat,
jangan sekali-kali menodai cinta kita pada Allah, menodai
ketaatan kita, menodai ibadah kita, dan menodai sumpah yang
telah kita ucapkan dengan lisan kita.
Penodaan Tauhidullah disebut dengan syirik. Syirik
adalah dosa dan kedzaliman terbesar dalam terhadap Allah.
Orang yang kematiannya membawa dosa syirik maka dia tidak
akan pernah diampuni oleh Allah. Orang yang mati dan
membawa dosa zina, mabuk, judi, membunuh, masih mungkin
mendapat ampuan dari Allah Sedangkan orang yang syirik tidak
akan pernah terampuni dosanya meski sudah dicelup ke neraka.
Syirik merupakan kesesatan yang paling sesat yang akan
menghapus amal baik seseorang dan membuat dirinya
diharamkan masuk surga.
Kalau kita mengenal Tauhid ada empat macam, maka
seseorang terjerembab ke dalam kesyirikan atau menyekutukan
Allah dari sisi Tauhid itu pula. Bisa satu atau lebih. Seseorang
bisa syirik dalam dalam Rububiyah, Uluhiyah, Mulkiyah, atau
Asma wa shifat. Ok, Sahabat untuk lebih jelasnya mari kita
belajar analisa kasus syirik yang banyak kita lihat di sekitar kita.
Di bawah ini adalah contoh-contoh perbuatan syirik. Cobalah
Sahabat Muda analisa, dari sisi mana perbuatan ini menodai
Tauhid dengan memberi check list pada kolomnya (bisa lebih
NO KASUS RUBUBIYAH ULUHIYAH MULKIYAH ASMA WA
SIFAT
1. Orang yang mempercayai
ramalan nasib, horoskop, dan
sejenisnya
2. Orang yang memasang sesaji
di jalan atau pojok rumah atau
tempat yang dianggap angker
3. Orang yang menganggap Allah
lebih dari satu
4. Orang yang berdoa pada
kuburan, pohon besar, atau
tempat keramat
5. Orang yang memakai jimat,
susuk, dan sejenisnya untuk
berbagai tujuan
6. Bekerjasama dengan jin (bisa
dalam bentuk tenaga dalam,
ilmu sihir, santet, tenungdsb)
7. Orang yang datang ke dukun
agar rezekinya lancer
8. Orang yang sholat jamaah
untuk agar dianggap orang
sholeh
9. Orang yang marah tidak
disebut haji padahal sudah
berhaji di Mekah
10. Mengikuti ajakan boz untuk
berma’siyat karena khawatir
tidak naik pangkat
11. Orang yang menyakini Allah
bisa menyatu dengan manusia
(manunggaling kawulo gusti)
72
dari satu). Untuk lebih mudahnya bisa dilihat kembali mind
mapping tentang tauhid pada bab yang sebelumnya
73
12.
Mengkultuskan seseorang
(kyai, ustadz, guru, dsb),
mentaatinya walau oaring
tersebut salah
Sahabat Muda, bagaimana sudah selesai menganalisanya? Mari kita bersama bahas kuncinya.
Kasus 1. Orang yang mempercayai ramalan nasib, horoskop,
dan sejenisnya. Orang ini telah melakukan kesalahan (syirik) dalam hal
Rububiyah Allah. Orang yang percaya horoskop, ramalan, dan
sejenisnya menyekutukan Allah sebagai Pencipta dan Pemelihara
segala sesuatu. Masa depan pun yang menciptakan Allah bukan
bintang dan ramalan.
Kasus 2. Orang yang memasang sesaji di jalan atau pojok
rumah atau tempat yang dianggap angker. Kalau yang ini bermasalah
dalam Tauhid Uluhiyah. Dia telah menempatkan ketakutan yang tidak
pantas diats ketakutan pada Allah. Dia juga telah menempatkan tem-
tempat yang dipasang sesaji diluar kendali Allah. Padahal cukuplah
minta pertolongan pada Allah maka dia akan selamat.
Kasus 3. Orang yang menganggap Allah lebih dari satu
bermasalah dalam Tauhid Asma wa Sifat. Karena Allah telah jelas-jelas
mnyebutkan dlam QS. Al-Ikhlas “Qul huwa Allahu ahad”Katakan
bahwa Allah itu satu.
Kasus 4. Orang yang berdoa pada kuburan, pohon besar, atau
tempat keramat. Maka orang ini ternoda dalam Tauhid Uluhiyahnya.
Berdoa adalah bagian dari ibadah dan ibadah harus ditujukan kepada
Allah saja.
74
Kasus 5. Orang yang memakai jimat, susuk, dan sejenisnya
untuk berbagai tujuan. Telah melakukan syirik karena ia
menyekutukan Allah sebagai Rab. Tak ada satupun yang terjadi di
dunia ini kecuali atas kehendak Allah. Bukan jimat, susuk, dsb.
Kasus 6. Bekerjasama dengan jin (bisa dalam bentuk tenaga
dalam, ilmu sihir, santet, tenungdsb). Adakah orang yang bekerjasama
dengan jin? Ya, tentu ada sihir baik itu santet, pelet, atau seseorang
yang punya kekuatan tertentu, tidak logis, bisa diulang-ulang, dan
dipelajari maka dipastikan orang ini berhubungan dengan jin.
Orang seperti ini telah menyekutukan Allah dalam Rububiyah Allah
Karen menjadikan jin sebagai pelindungnya.
Kasus 7. Orang yang datang ke dukun agar rezekinya lancar
berarti telah menyekutukan Allah dari segi Tauhid Rububiyah. Hanya
Allah lah pemberi rizki dan menentukan banyak atau sedikitnya rizki
kita.
Kasus 8. Orang yang sholat jamaah untuk agar dianggap orang
sholeh. Perbuatan seperti ini disebut riya, beribadah bukan karena
Allah. Orang ini telah melakukan peribadatan dengan tujuan selain
Allah maka bisa dimasukkan dalam menyekutukan Allah dari segi
Uluhiyahnya.
Kasus 9. Orang yang marah tidak disebut haji padahal sudah
berhaji di Mekah. Wah kalau yang ini gila sebutan haji. Sama dengan
kasus nomor delapan yang beribadah untuk selain Allah. Orang ini
melakukan riya dan masuk dalam syirik pula.
Kasus 10. Orang yang menyakini Allah bisa menyatu dengan
manusia (manunggaling kawulo gusti). Kalau kita baca sejarah wali
songo, maka kita akan menemukan kisah orang yang memiliki
pemahamn seperti ini. Menganggap bahwa dirinya telah menyatu
dengan Allah. Tiada sataupun makhluk di dunia ini yang menyamai
Allah SWT . Nah, yang ini bermasalah dalam memahami asma’ dan
sifat Allah.
75
Kasus 11. Mengikuti ajakan boz untuk bermaksiat karena
khawatir tidak naik pangkat. Kalau ini adalah contoh orang yang
bermasalah pada Tauhid mulkiyah, Rububiyah, dan Uluhiyah sekaligus.
Wah repot ya…Yak arena dia telah mentatati atauran bos untuk
berma’siyat kepada Allah, dia mengikuti bosnya untuk berma’siyat,
dan menempatkan bosnya sebagai sumber rizki hingga
mengangungkan perintahnya walau melanggar aturan Allah.
Kasus 12. Mengkultuskan seseorang (kyai, ustadz, guru, dsb),
mentaatinya walau oaring tersebut salah. Nah, jika sahabat semua
punya ustadz, kyai, guru, dll maka jangan serta merta semua yang
diucapkannya diikuti. Mengganggap bahwa pendapatnya yang peling
benar. Semuanya harus ditimbang dengan ukuran Al-Qur’an dan As-
Sunah. Kalu memnag apa yang diucapkan siapapun itu menyimpang
dari al-Qur’an dan As-Sunah maka tidak ada kewajiban kita untuk
mengikutinya. Kalau sampai mengikuti maka kita telah menodai
Tauhid Uluhiyah dan Mulkiyah kita.
Sahabat Muda, sudah paham sekarang? Maka mari kita
berhati-hati dlam bersikap dan bertindak Kasus-kasus diatas
sering terjadi di sekitar kita dan kadang kita tidak menyadarinya.
Jangan sampai ikrar suci kita ternodai oleh kesyirikan.
Waspadalah! Waspadalah!
76
Re-Fresh Sejenak
Lelaki & Iblis
Suami isteri itu hidup tenteram mula-mula. Meskipun melarat, mereka taat kepada
perintah Allah. Segala yang dilarang Allah dihindari, dan ibadah mereka tekun sekali. Si
Suami adalah seorang yang alim yang taqwa dan tawakkal. Tetapi sudah beberapa lama
isterinya mengeluh terhadap kemiskinan yang tiada habis-habisnya itu. Ia memaksa
suaminya agar mencari jalan keluar. Ia membayangkan alangkah senangnya hidup jika
segala-galanya serba cukup.
Pada suatu hari, lelaki yang alim itu berangkat ke ibu kota, mahu mencari pekerjaan. Di
tengah perjalanan melihat sebatang pohon besar yang tengah dikerumuni orang. Isteri
mendekat. Ternyata orang-orang itu sedang memuja-muja pohon yang konon keramat
dan sakti itu. Banyak juga kaum wanita dan pedagang-pedagang yang meminta-minta
agar suami mereka setia atau dagangnya laris.
"Ini syirik," fikir lelaki yang alim tadi. "Ini harus diberantas habis. Masyarakat tidak boleh
dibiarkan menyembah serta meminta selain Allah." Maka pulanglah dia terburu.
Isterinya heran, mengapa secepat itu suaminya kembali. Lebih heran lagi waktu
dilihatnya si suami mengambil sebilah kapak yang diasahnya tajam. Lantas lelaki alim
tadi bergegas keluar. Isterinya bertanya tetapi ia tidak menjawab. Segera dinaiki
keledainya dan dipacu cepat-cepat ke pohon itu. Sebelum sampai di tempat pohon itu
berdiri, tiba-tiba melompatsesusuk tubuh tinggi besar dan hitam. Dia adalah iblis yang
menyerupai sebagai manusia.
"Hai, mau ke mana kamu?" tanya si iblis.
Orang alim tersebut menjawab, "Saya mau menuju ke pohon yang disembah-sembah
orang bagaikan menyembah Allah. Saya sudah berjanji kepada Allah akan menebang
roboh pohon syirik itu."
"Kamu tidak ada apa-apa hubungan dengan pohon itu. Yang penting kamu tidak ikut-
ikutan syirik seperti mereka. Sudah pulang saja."
"Tidak boleh, kemungkaran mesti diberantas," jawab si alim bersikap tegas.
"Berhenti, jangan teruskan!" bentak iblis marah.
"Akan saya teruskan!"
Karena masing-masing tegas pada pendirian, akhirnya terjadilah perkelahian antara
orang alim tadi dengan iblis. Kalau melihat perbedaan badannya, seharusnya orang alim
itu dengan mudah dibinasakan. Namun ternyata iblis menyerah kalah, meminta-minta
ampun. Kemudian dengan berdiri menahan kesakitan dia berkata,
77
"Tuan, maafkanlah kekasaran saya. Saya tak akan berani lagi mengganggu tuan.
Sekarang pulanglah. Saya berjanji, setiap pagi, apabila Tuan selesai menunaikan
sembahyang Subuh, di bawah tikar sembahyang Tuan saya sediakan uang emas empat
dinar. Pulang saja berburu, jangan teruskan niat Tuan itu dulu,"
Mendengar janji iblis dengan uang emas empat dinar itu, lunturlah kekerasan tekad si
alim tadi. Ia teringatkan isterinya yang hidup berkecukupan. Ia teringat akan saban hari
rungutan isterinya. Setiap pagi empat dinar, dalam sebulan saja dia sudah boleh menjadi
orang kaya. Mengingatkan desakan-desakan isterinya itu maka pulanglah dia.
Demikianlah, semenjak pagi itu isterinya tidak pernah marah lagi. Hari pertama, ketika si
alim selesai sembahyang, dibukanya tikar sembahyangnya. Betul di situ tergolek empat
benda berkilat, empat dinar uang emas. Dia meloncat riang, isterinya gembira. Begitu
juga hari yang kedua. Empat dinar emas. Ketika pada hari yang ketiga, matahari mulai
terbit dan dia membuka tikar sembahyang, masih didapatinya uang itu. Tapi pada hari
keempat dia mulai kecewa. Di bawah tikar sembahyangnya tidak ada apa-apa lagi
kecuali tikar pandan yang rapuh. Isterinya mulai marah karena uang yang kemarin sudah
dihabiskan sama sekali.
Si alim dengan lesu menjawab, "Jangan khuatir, esok barangkali kita bakal dapat delapan
dinar sekaligus."
Keesokkan harinya, harap-harap cemas suami-isteri itu bangun pagi-pagi. Selesai
sembahyang dibuka tikar sejadahnya kosong.
"Kurang ajar. Penipu," teriak si isteri. "Ambil kapak, tebanglah pohon itu."
"Ya, memang dia telah menipuku. Akan aku habiskan pohon itu semuanya hingga ke
ranting dan daun-daunnya," sahut si alim itu.
Maka segera ia mengeluarkan keledainya. Sambil membawa kapak yang tajam dia
memacu keledainya menuju ke arah pohon yang syirik itu. Di tengah jalan iblis yang
berbadan tinggi besar tersebut sudah menghalang. Katanya menyorot tajam, "Mau ke
mana kamu?" herdiknya menggelegar.
"Mau menebang pohon," jawab si alim dengan gagah berani.
"Berhenti, jangan lanjutkan."
"Bagaimanapun juga tidak boleh, sebelum pohon itu tumbang."
Maka terjadilah kembali perkelahian yang hebat. Tetapi kali ini bukan iblis yang kalah,
tapi si alim yang terkulai. Dalam kesakitan, si alim tadi bertanya penuh heran, "Dengan
kekuatan apa engkau dapat mengalahkan saya, padahal dulu engkau tidak berdaya sama
sekali?"
78
Iblis itu dengan angkuh menjawab, "Tentu saja engkau dahulu boleh menang, karena
waktu itu engkau keluar rumah untuk Allah, demi Allah. Andaikata kukumpulkan seluruh
belantaraku menyerangmu sekalipun, aku takkan mampu mengalahkanmu. Sekarang
kamu keluar dari rumah hanya kerana tidak ada uang di bawah tikar sajadahmu. Maka
biarpun kau keluarkan seluruh kebolehanmu, tidak mungkin kamu mampu menjatuhkan
aku. Pulang saja. Kalau tidak, kupatahkan nanti batang lehermu."
Mendengar penjelasan iblis ini si alim tadi termangu-mangu. Ia merasa bersalah, dan
niatnya memang sudah tidak ikhlas kerana Allah lagi. Dengan terhuyung-hayang ia
pulang ke rumahnya. Dibatalkan niat semula untuk menebang pohon itu. Ia sadar bahwa
perjuangannya yang sekarang adalah tanpa keikhlasan karena Allah, dan ia sadar
perjuangan yang semacam itu tidak akan menghasilkan apa-apa selain dari kesiaan yang
berlanjutan . Sebab tujuannya adalah karena harta benda, mengatasi keutamaan Allah
dan agama. Bukankah berarti ia menyalahgunakan agama untuk kepentingan hawa
nafsu semata-mata ?
81
Bila kita berbicara masalah cinta, tidak akan habis waktu
untuk membahasnya. Cinta memegang peranan penting dalam
kehidupan manusia. Fenomena yang terjadi sehari-hari
mengungkapkan bahwa cinta dapat menjadi motivator aktivitas
yang kita jalankan. Namun perlu juga kita sadari bahwa cinta
dapat juga merusak aktivitas kita. Berikut ini adalah salah satu
kisah seseorang yang menjadikan cinta sebagai motivator
aktivitas hidupnya: Seorang sahabat bernama Jabir, secara fisik kata orang ia tidak ganteng dan
secara ekonomi ia miskin. Ketika Rasul SAW menawarkannya untuk menikah, dia
menyatakan kesediaan meskipun semula dia tidak yakin akan adanya orang tua
yang akan menikahkan putrinya kepadanya. Dan ternyata Rasul SAW
mempertemukan dirinya dengan seorang wanita yang tak hanya sholehah, tapi
juga cantik dan keturunan bangsawan. Tapi beberapa hari sesudah pernikahan,
bahkan kata orang suasananya masih suasana pengantin baru, ketika datang
panggilan jihad, maka tak segan-segan dia mendaftarkan diri kepada Rasul SAW
untuk menjadi pasukan perang, lalu ia betul-betul berangkat ke medan jihad
hingga syahid.
Disadari atau tidak, cinta mempengaruhi kehidupan
seseorang, baik cinta kepada Allah maupun bukan kepada Allah.
Cinta bukan kepada Allah sering membawa kepada cinta buta
yang tak terkendali sedangkan cinta kepada Allah akan
membawa kepada ketenangan dan kedamaian. Cinta kepada
makhluk membawa ketidakpastian, penasaran dan kesenangan
semu. Cinta kepada Allah akan membawa keyakinan dan
keabadian. Cinta yang bukan karena Allah biasanya didasari oleh
syahwat dan cinta kepada Allah didasari oleh iman.
82
Syahwat akan mengendalikan diri kita dan bahkan bila kita
memperturutkan syahwat dapat membahayakan kita. Oleh
karena itu kita perlu mengetahui bagaimana mengelola cinta
agar bahagia dunia dan akhirat.
Apa gerangan yang membuat Jabir rela meninggalkan
masa bulan madu bersama istrinya, dan lebih memilih
mengikuti jihad bersama Rasulullah hingga ia tak pernah lagi
bisa bertemu dengan istrinya karena ia langsung syahid saat
jihad itu? Jawabannya adalah cinta. Dengan adanya cinta
kepada Allah maka kita akan rela dan ikhlas melaksanakan
semua perintahnya bahkan rela berkorban jiwa dan harta.
Sobat, mari kita sejenak merenungi kisah bagaimana
seorang lelaki dan perempuan biasa yang merasakan cinta,
namun berusaha mengarahkan cintanya menjadi keridhoan
Allah....
Nurul dan Manajemen Cinta
Seperti bunga, cinta sejati tak kan mampu
menyembunyikan semerbak wanginya. Eksistensi cinta
mengejawantah dalam kelembutan, kecerdasan, perbaikan diri,
keshalihan dan tentu juga keikhlasan. Tanpa keikhlasan yang
digantungkan pada Pemilik Arsyi Maha Tinggi, ia akan mati. Ia
mati, persis seperti setangkai mawar yang dipotong hanya
untuk dipersembahkan pada kekasih disertai ucapan,
“Be My Valentine!”.
Cinta yang tercerabut dari tangkai keikhlasan akan
menjadi bunga potong yang mungkin sesaat merona, dan
selanjutnya masuk ke tempat sampah.
83
Nurul, sang aktivis da'wah, sedang belajar bersama kita
menghayati rerangkai kata ini. Inilah Nurul, yang dalam aktivitas
da'wahnya Allah perkenalkan kepada Fahri, seorang ikhwan
yang begitu mengagumkan. Tak terasa, pepatah Jawa itu
menemukan tempatnya di Mesir, “Writing tresna jalaran saka
kulino.. tumbuhnya cinta karena terbiasa”. Ia berdampingan
dengan pepatah Arab yang juga menggema di sana, “Qurbul
wisaad wa thuulus siwaad..cinta itu tumbuh karena dekatnya
fisik dan panjangnya interaksi”.
Nurul, seorang aktivis yang memahami kaidah interaksi
dalam ikatan syar'i, maka sejak awal baginya nikmatnya pacaran
adalah setelah pernikahan. Dengan keagungan, ia coba arahkan
cintanya terikat dalam bingkai suci. Pernikahan. Tetapi
menawarkan diri sendiri kepada Fahri? Ia perempuan Jawa yang
mau tak mau terikat tabu untuk hal seperti ini. Ia memilih
sepasang perantara. Ustadz Jalal dan Ustadzah Maemunah yang
ternyata terlambat menyampaikan amanahnya. Fahri telah
terlebih dahulu menyunting Aisha, meski jauh di lubuk hatinya
Nurul juga adalah lentera yang bercahaya lebih terang daripada
pelita-pelita lain.
86
Indahnya Perjamuan Cinta
Sahabat, apa yang terjadi jika seseorang jatuh cinta?
Selalu teringat dirinya, selalu rindu ingin bertemu, bahkan
hanya sekedar terdengar namanya saja langsung tergetar
hatinya. Katanya, yang telah jatuh pernah jatuh cinta, rasanya
tidak bisadiungkapkan dengan kata-kata. Antara bahagia,
senang, khawatir, cemburu, rindu, campur aduk jadi satu.
Pernahkah dikau merasakannya Sahabat?
Cinta selalu membutuhkan muaranya. Cinta
membutuhkan tempat bertemu, untuk saling mengungkapkan
rasa bahagia, rasa rindu, rasa sayang, rasa kasih, dan sejuta rasa
indah lainnya. Bagi lelaki dan wanita muara dan tempat
bertemu paling indah itu adalah pernikahan (Maaf, pacaran
bukanlah tempat bertemu yang hahal dan diberkahi!).
Pernikahanlah yang akan menyatukan mereka mengarungi
hidup bersama, di dunia bahkan bisa samapai akhirat nanti,
tergantung amalnya masing-masing.
Syahadat yang telah kita ucapkan, sebagaimana
pembahasan yang lalu, menuntut rasa cinta. Cinta antara
hamba kepada Sang Pencipta. Dan ketika sang hamba mencintai
Penciptanya, maka Dia pun akan memberikan cinta yang
berlipat-lipat. Lantas dimanakah muara dan tempat
pertemuan cinta seorang hamba dengan Allah? Jawabnya
adalah ibadah. Ibadah-ibadah yang telah Allah perintahkan
kepada kita, sesungguhnya tempat untuk mencurahkan rasa
87
rindu kita kepada-Nya sebelum benar-benar kita bertemu
dengan Allah di Akhirat nanti.
Sahabat, simak hadits indah berikut ini yang
menggambarkan betapa Allah mencurahkan cinta kepada kita
hambaNya ketika shalat.
“Allah Dzat Yang Maha Besar dan Agung berfirman:’Aku
membagi shalat antara Aku dan hamba-Ku separuh dan untuk
hamba-Ku apa yang dia minta. Jika seorang hamba berkata:
’Alhamdulillahirobbil ‘alamin.’ Allah berfirman: ‘Hamba-Ku telah
memuji-Ku.’ Jika dia berkata: ‘Arromanirrohim.’ Allah berfirman:
‘Hamba-Ku telah memuji kepada-Ku.’ Jika dia berkata: ‘Maliki
yaumiddin.’ Allah berfirman : ’Hamba-Ku telah
mengagungkan-Ku.’ Jika dia berkata: ’Iyyaka na’budu wa iyyaka
nasta’in.’ Allah berfirman: ’Inilah antara Aku dengan hamba-Ku.
Dan untuk hamba-Ku apa yang dia minta.’ Jika dia berkata:
’Ihdinas shirothol mustaqim, shirotholladzina an’amta ‘alaihim
ghoiril maghdhubi ‘alaihim waladh dhollin.” Allah
berfirman:’Inilah untuk hamba-Ku, sedangkan untuk hamba-Ku
adalah apa yang dia minta.”
Sahabat, luar biasa bukan?! Allah ternyata selalu
menjawab doa-doa kita dalam shalat secara langsung. Namun,
tentu saja ada persyaratan agar komunikasi cinta kita
tersambung dengan Allah.
88
Siapkan Kesucian raga Misalkan suatu ketika Sahabat diundang oleh presiden
ke rumahnya untuk makan malam. Selain Sahabat juga
diundang para menteri, dan orang-orang penting negeri. Apa
persiapan yang akan Sahabat lakukan?
Pastinya sahabat semua tidak mungkin kan dating
dengan baju kusut, acak-acakan, belum mandi bukan? Karena
jika memaksakan diri dan terlalu pede dangan dandanan begitu,
Sahabat tidak akan pernah menginjakan kaki di rumah presiden.
Bahkan halamannyapun tidak. Yang pasti baru kaki menginjak di
depan gerbang rumah presiden, seorang satpam dengan sangat
kejam siap mengusir tanpa tedeng aling-aling
Nah, begitu juga saat kita mau menghadiri jamuan yang
lebih besar dan lebih mewah dari semua jamuan yang diadain
oleh semua orang di dunia ini. Yang mengundang kita
presidennya semua presiden, rajanya semua raja, dan
penguasa segala sesuatu, apakah kita akan tampil seadanya?
Padahal jamuan itu adalah jamuan yang digelar langsung oleh
Nya yaitu saat kita melakukan ibadah kepada Allah.
Saat shalat merupakan saat sangat sakral dari hal
apapun dan saat manusia sangat dekat denganNya, saat Allah
mengabulkan permintaan-permintaan kita, saat dosa-dosa kita
yang seabreg diampuni. Tentunya tidak pantas kalau
menghadiri dengan tampang kita acak-acakan, belum mandi,
kotor, kusut, dan seadanya. Untuk itu Allah mensyariatkan
thaharah atau bersuci sebelum shalat sebagai salah satu syarat
sah nya. Jadi sebelum sholat atau melakukan ibadah-ibadah
yang lain kita harus membersihkan badan dan pakaian juga
tempat sholat dari najis.
89
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW pernah
bersabda: “Allah tidak akan menerima shalat seseorangdi antara kalian apabila berhadats, sehingga ia berwudhu”. (HR. Bukhari) Siapkan Kesucian Jiwa
Ikhlas, itulah syarat diterimanya amal seseorang. Secara
bahasa, ikhlas bermakna bersih dari kotoran dan menjadikan
sesuatu bersih tidak kotor. Maka orang yang ikhlas adalah orang
yang menjadikan agamanya murni hanya untuk Allah saja
dengan menyembah-Nya dan tidak menyekutukan dengan yang
lain dan tidak riya dalam beramal.
Sedangkan secara istilah, ikhlas berarti niat mengharap
ridha Allah saja dalam beramal tanpa menyekutukan-Nya
dengan yang lain. Memurnikan niatnya dari kotoran yang
merusak.
Seseorang yang ikhlas ibarat orang yang sedang
membersihkan beras (nampi beras) dari kerikil-kerikil dan batu-
batu kecil di sekitar beras. Maka, beras yang dimasak menjadi
nikmat dimakan. Tetapi jika beras itu masih kotor, ketika nasi
dikunyah akan tergigit kerikil dan batu kecil. Demikianlah
keikhlasan, menyebabkan beramal menjadi nikmat, tidak
membuat lelah, dan segala pengorbanan tidak terasa berat.
Sebaliknya, amal yang dilakukan dengan riya akan
menyebabkan amal tidak nikmat. Pelakunya akan mudah
menyerah dan selalu kecewa.
90
Orang yang beribadah namun tidak ikhlas, maka amal
shalehnya tidak berarti apa-apa di hadapan Allah. Ibnul Qoyyim
menggambarkan dengan tepat orang yang tidak ikhlas dalam
beramal, “Amal tanpa keikhlasan seperti musafir yang mengisi
kantong dengan kerikil pasir. Memberatkannya tapi tidak
bermanfaat.” Jangan lupa ilmunya
Sahabat Islam mengajarkan kepada kita, ketika beramal harus
selalu disertai dengan ilmu, dengan pemahaman yang benar.
Bukan hanya sekedar ikut-ikutan atau malah mereka-reka.
Semua bentuk ibadah dalam Islam telah ada manualnya. Jadi,
seperti hp yang baru kita beli selalu disertai buku petunjuk
penggunaan detailnya dan tentu saja kita harus mengikuti
manual itu agar hp awet dan tidak mudah rusak. Begitupun
dalam ibadah, harus mengikuti manual yang telah terangkup
dalam Al-Qur’an dan As-Sunah. Kalau kita mereka-reka sendiri
yang datang justru bukan berkah tetapi musibah.
Ibadah jadi musibah? Ya, ibadah akan menjadi musibah
kalau kita tidak mengetahui ilmunya. Ibadah yang tidak
disyariatkan adalah bid’ah. Dan bid’ah itu tertolak amalnya dan
neraka tempatnya. Na’udzibillah...
Dari Ibunda kaum mu’minin, Ummu Abdillah
Aisyahrodhiyallohu ‘anha, dia berkata: ”Rosululloh shollallohu
‘alaihi wasallam pernah bersabda:
”Barang siapa yang mengada-adakan sesuatu (amalan)
dalam urusan (agama) kami yang bukan dari kami, maka
(amalan) itu tertolak.” (HR. Bukhori dan Muslim). Dan dalam
riwayat Muslim: “Barangsiapa melakukan suatu amalan yang
tidak ada perintahnya dari kami, maka itu tertolak.”
91
Sahabat, ketiga hal itu yang harus kita siapkan agar
menjadi pribadi yang berkarakteristik sohihul ibadah (ibadahnya
benar).
92
Pernak-Pernik Ibadah…
*Keutamaan Qiyamullail*
Dalam hadits dari Jabir r.a., ia barkata, “Aku mendengar Rasulullah saw.
bersabda, “Sesungguhnya pada malam hari itu benar-benar ada saat yang
seorang muslim dapat menepatinya untuk memohon kepada Allah suatu
kebaikan dunia dan akhirat pasti Allah akan memberikannya
(mengabulkannya) dan itu setiap malam.” (H.R. Muslim dan Ahmad)
“Lazimkan dirimu untuk shalat malam, karena hal itu tradisi orang-orang
shalih sebelummu, mendekatkan diri kepada Allah, menghapus dosa,
menolak penyakit dan pencegah dari dosa” (HR. Ahmad)
Rasululah SAw bersabda :
“Seluruh manusia dikumpulkan ditanah lapang pada hari qiyamat. Tiba ada
panggilan dikumandangkan dimana orang yang meninggalkan tempat
tidurnya, maka berdirilah mereka jumlahnya sangat sedikit, lalu masuk
surga tanpa hisab, baru kemudian seluruh manusia diperintah untuk
diperiksa”.
“Wahai manusia sebarkanlah salam, berikanlah makanan dan shalat
malamlah pada waktu orang-orang tidur, kalian kan masuk surga dengan
selamat”. (HR. Tirmidzi)
*Tips Gampang Qiyamul lail*
Shalat malam mengandung keutamaan yang besar. Tapi berat banget
melakukannya. Nah, Sahabt ini tipsnya biar gampang sahalat malam
1.
2.
3.
4.
masukkan qiyamulllail dalam jadwal harian
Seimbangkan kebutuhan jasamani dan ruhani
Hindari maksiyat karena maksiyat membuat seseorang sukar
bangun malam
mengetahui fadhilah dan keutamaannya supaya termotifasi
93
5.
6.
Berdoa sebelum tidur agar Allah membangunkan kita
jagalah adab-adab sebelum (wudhu, doa, dsb)
Kiat Shalat Khusyu’
Merasakan keagungan Allah dan menghadirkan segenap perasaan kita
saat hendak atau sedang malakukan shalat
Mengikhlaskan niat hanya untuk Allah semata
Memperbanyak istighfar dan memohon ampun kepada Allah, karena
dengan banyak beristighfar hati kita bakal bersih dan tenang Meninggalkan maksiat. Karena ia yang menimbulkan kegundahan dan menggores noda di hati.
Mohon perlindungan kepada Allah dari gangguan syetan dan godaanya
Banyak berdoa kepada Allah, karena ia adalah senjata setiap muslim
PUASA HADIAH TERBAIK UNTUK ALLAH
Dari Umamah r.a : “Aku berkata: Ya Rasulullah, tunjukan padaku amalan
yang bisa memasukkanku ke syurga; beliau menjawab: “Atasmu puasa,
tidak ada amalan yang semisal dengan itu (HR. Nasa I, Ibnu Hibban,
Hakim)
Dari Abi Hurairah radhiallahu „anhu : Rasulullah Shalallahu „alaihiwasallam
bersabda :“Semua amalan bani Adam untuknya kecuali puasa, karena puasa
itu untuk Aku dan aku akan membalasnya, puasa adalah perisai, jika salah
seorang kalian sedang puasa janganlah berkata keji dan berteriak-teriak,
jika ada orang yang mencercanya atau memeranginya,ucapkankanlah : “aku
orang yang sedang puasa, demi Dzat yang jiwa Muhammad di tangan-Nya
sesungguhnya bau mulut orang yang puasa lebih wangi di sisi Allah
daripada bau minyak misk, orang yang puasa punya dua kegembiraan, jika
bertemu dengan Rabbnya gembira karena puasa yang dilakukan.” (HR.
Bukhori dan Muslim)
KEUTAMAAN SOLAT BERJAMAAH
Shalatnya seseorang dengan berjamaah lebih banyak dari pada shalat
sendirian dengan dua puluh tujuh kali. (HR Muslim dalam kitab al-masajid
wa mawwadhiusshalah no. 650)
94
Dari Abi Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Shalatnya
seseorang dengan berjamaah lebih banyak dari pada bila shalat sendirian
atau shalat di pasarnya dengan duap puluh sekian derajat. Hal itu karena
dia berwudhu dan membaguskan wudhu`nya, kemudian mendatangi masjid
di mana dia tidak melakukannya kecuali untuk shalat dan tidak
menginginkannya kecuali dengan niat shalat. Tidaklah dia melangkah
dengan satu langkah kecuali ditinggikan baginya derajatnya dan
dihapuskan kesalahannya hingga dia masuk masjid….dan malaikat tetap
bershalawat kepadanya selama dia berada pada tempat shalatnya seraya
berdoa, “Ya Allah berikanlah kasihmu kepadanya, Ya Allah ampunilah dia,
Ya Allah ampunilah dia....” (HR Muslim dalam kitab al-masajid wa
mawwadhiusshalah no. 649)
Dari Ibnu Mas`ud ra berkata bahwa aku melihat dari kami yaitu
tidaklah seseorang meninggalkan shalat jamaah kecuali orang-orang
munafik yang sudah dikenal kemunafikannya atau seorang yang
memang sakit yang tidak bisa berjalan.” (HR Muslim)
97
Contoh Utama
Siapakah Sebenarnya Contoh Utama kita?
Sahabat, kita kini akan memasuki zona matinul khuluq alias
kemuliaan akhlak. Pada tema ini kita akan belajar menjadi buah
manis nan menyegarkan. Allah menggambarkan keimanan
seseorang yang kokoh seperti pohon yang akarnya menghujam
di tanah, dahannya menjulang tinggi, daunnya rimbun, dan
menumbuhkan buah yang lebat. Pohon itu memberikan
keteduhan pada orang-orang yang berteduh dan memberikan
kesegaran pada orang yang memetik buahnya.
98
Nah, Sahabat kalau kita kemarin sudah belajar tentang
Allah yang menjadi dasar Akidah Islam, maka kita sedang
menghujamkan akar keimanan kuat-kuat dalam relung jiwa kita.
Kini, kita akan meninggikan dahan kemuliaan akhlak,
memperimbun daun sifat terpuji, dan memperbanyak buah
manfaat untuk orang lain.
Di dunia ini ada banyak ideologi dan agama yang
diyakini manusia. Liberalisme, komunisme, sosialisme adalah
nama-nama ideologi yang ikut mempengaruhi dunia selama ini.
Kristen, Katolik, Hidhu, Budha, Sintho, dll adalah nama-nama
agama yang juga meramaikan dunia ini. Hanya, kalau kita tanya
pada masing-masing penganut ideologi dan agama itu, misal,
siapa orang yang paling liberalis? Atau siapa yang paling
sosialis? Siapa yang paling hindhuis? Dan begitu juga yang
lainnya. Maka kita akan menemukan jawaban yang berbeda
pada tiap orang. Artinya, ideologi apapun di dunia ini
sebenarnya tidak memiliki model konkret bagi pelaksanaan
idelogi atau agamanya kecuali Islam. Jika seorang muslim
ditanya, siapakah yang paling islami? Maka kita dengan mantap
akan menjawab: Muhammad SAW.
Rasulullah Muhammad memang hanya manusia biasa.
Dan justru itulah Beliau diturunkan Allah sebagai teladan dalam
hidup kita.
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat
dan dia banyak menyebut Allah (al-Ahzab :21)
99
Walaupun Rasulullah hanya manusia biasa, namun
beliau telah menjalani serangkaian pembinaan langsung dari
Allah dalam hidupnya, hingga beliau memiliki sifat-sifat utama
sebagai manusia.
Biografi Rasulullah adalah biografi terhebat sepanjang
sejarah manusia. Tiada satupun manusia yang biografinya ditulis
selengkap dan sebanyak biografi Rasulullah. Perjalanan
hidup beliau menggambarkan semua sisi kebaikan dan
kemuliaan beliau sebagai seorang nabi.
Terlahir dengan nama lengkap Muhammad bin Abdullah
bin Abdul Muthalib pada 12 Rabi’ul awwal 571 M di Mekah.
Muhammad kecil sudah menjadi anak yatim sejak dalam
kandungan. Saat berumur enam tahun ibundanya tercinta
meninggalkannya untuk selama-lamanya. Tapi justru inilah yang
membuat Muhammad kecil menjadi lebih dewasa dari anak-
anak seumurnya. Saat berumur delapan tahun sudah mencari
nafkah sendiri dengan menggembala kambing. Kalau
dibandingkan dengan anak sekrang maka beliau kira-kira masih
kelas dua SD. Ya, kelas dua SD beliau sudah mandiri.
Sahabat, Bandingkan dengan kita!yang sudah berumur
belasan tahun masih menyusahkan orang tua.
Jadi penggembala kambing adalah training bisnis
Muhammad yang pertama. Empat tahun kemudian pamannya
Abu Thalib mengajaknya dalam perjalanan dagang ke Syam.
Namun, perjalanan dagang ini akhirnya batal karena seorang
pendeta yang memperingatkan bahwa orang-orang Yahudi
telah menghadang Rasullullah untuk dibunuh.
100
Kegagalan perjalanan ini kemudian tergantikan dengan
perjalanan bisnis lain ketika beliau menjalankan barang
dagangan Khadijah yang kemudian menjadi istri pertamanya.
Kerja beliau sangat profesional dan mengagumkan. Jaringan
beliau pun menjadi sangat luas. Bahkan sudah menembus batas
Negara yaitu samapi ke Syiria. Bayangkan pada umur yang
masih sangat muda Rasulullah sudah menguasai perdagangan
lintas Negara atau kalau kini disebut perdagangan eksport-
import.
Sahabat tahukah kamu apa rahasia sukses bisnis
Rasulullah? Yaitu : Jujur dan cerdas!
Rasulullah selalu jujur pada pelanggannya, pada
Khadijah, dan pada semua relasi bisnisnya. Beliau tidak pernah
berdusta ketika menjual. Kejujuran itu semakin lengkap dengan
kecerdasan Rasulullah dalam berkomunikasi. Kalau sekarang
kita sering menyebutnya kecerdasan emosi atau emotional
intelegence, maka emotional intelegence Rasulullah sangatlah
tinggi.
Umur dua puluh satu tahun beliau telah mengikuti
sebuah perjanjian perdamaian. Perjanjian ini adalah perjanjian
perdamaian antara Quraisy dengan seterunya yang telah
berperang selama tujuh tahun. Laur biasa ! Pada umur yang
masih sangat muda Rasulullah sudah duduk bersama para tokoh
Quraisy dalam sebuah perjanjian diplomasi. Inilah salah satu
bekal pengalaman politik Rasulullah.
Kepribadian Rasulullah yang memukau ini menjadikan
Khadijah jatuh hati padanya. Khadijah pun mengirim pamannya
untuk melamar Rasullulah. Khadijah adalah seorang wanita,
101
cantik, kaya raya, suci, dan sangat terhormat di mata kaum
Quraisy saat itu. Akhirnya Rasulullah SAW menikah di usianya
yang ideal dua puluh lima tahun, dengan kedewasaan yang
sudah sangat melekat pada kepribadiannya.
Umur tigapuluh lima tahun beliau mendapat julukan Al-
Amin (yang terpercaya) dan inilah sifat lain yang dimiliki
Rasulullah. Cara Rasulullah mengambil keputusan dalam
pengembalian hajar aswad lah yang membuat masyarakat
Quraisy memberikan gelar Al-Amin.
Ka’bah yang telah selesai direnovasi karena rusak
diterjang banjir besar saat itu menyisakan sebuah
permasalahan. Siapakah yang akan mengembalikan hajar aswad
pada tempatnya? Masing-masing kabilah Arab saat itu merasa
berhak untuk meletakkannya. Perseteruan ini hampir saja
menyebabkan pertumpahan darah. Rasulullah pun hadir
memberikan solusi. Beliau meminta sehelai selendang
kemudian meletakkan hajar aswad di tengah-tengahnya. Lalu
meminta masing-masing pemuka kabilah untuk memegang
ujung-ujung selendang, kemudian Rasulullah memerintahkan
mereka bersama-sama mengangkatnya. Setelah mendekati
tempatnya, beliau mengambil hajar aswad. Selesailah perkara
yang menegangkan itu. Tatkala mengetahui ini hal ini, kabilah
Arab saat itu berbisik-bisik, “Inilah Al-Amin. Kami Ridha
kepadanya. Inilah dia Muhammad.”
Empat puluh tahun adalah puncak kematangan
Muhammad. Setelah melewati perenungan panjang di Gua Hira,
akhirnya Allah memberikan pencerahan pada beliau dengan
102
wahyu pertamanya, Iqro’!!! Bacalah!!! Inilah fase kehidupan
baru beliau sebagai Rasul akhir zaman.
Berdakwah di tengah-tengah kaum jahiliyah adalah
tugas yang sangat berat. Penghinaan, cacian, makian, bahkan
sampai teror fisik beliau terima dalam perjuangan itu.
Komitmen beliau untuk terus menyampaikan risalah Allah tidak
pernah pudar. Kesabaran dan keikhlasan beliau tunjukan dalam
setiap langkap perjuangan.
Suatu hari Abu Jahal meletakkan kotoran manusia di
depan rumah beliau. Betapa kaget dan heran Rasulullah saat
keluar untuk sholat subuh. Dengan sabar beliau bersihakan
tanpa ada rasa prasangka buruk pada siapapun. Sampai suatu
hari terbukalah kedok orang yang melakukannya. Ternyata,
dialah Abu Jahal. Betapa malunya dia. Apalagi ketika dia terkulai
sakit Rasulullah lah orang yang pertama kali membesuk tanpa
rasa kesal dan dendam.
Kegigihan Rasulullah dalam berdakwah ini adalah
karena kasih sayang beliau pada kita umat-nya. Lantas apa yang
sudah kita lakukan untuk beliau Saudaraku?
Idola Membawa Petaka
Sahabat, masih inget kasus meninggalnya 4 ABG di acara Meet
and Greet kelompok seleb ABG asal Inggris "A1". Acara yang
digelar di toko kaset dan piringan cakram Tara Megastore, Mal
Taman Anggrek pada tahun 2001 dulu. ABG kita, sampai rela
berjubel dan berdesakan hanya untuk ketemu dengan
gerombolan pemusik yang personelnya Mark Read, Ben Adams,
Christian Ingerbrigsten, dan Paul Marazzi.
103
Atau ingatkah kasus lain. Kasus Sheila On 7 di Bandar Lampung
pada akhir tahun 2000. Saat itu, lima nyawa "dikorbankan".
Sahabat, apa yang terpikirkan olehmu tentang peristiwa diatas?
Yang jelas kita harus bersyukur karena kita tidak mengalaminya
dan semoga kita tidak mengalami kematian yang demikian hina.
Kematian yang hina? Wah, kejam sekali sebutannya ya? Ya,
maaf kalau terlalu kejam, lantas apa lagi sebutan untuk
kematian yang sedemikian rupa. Mati hanya karena
menyaksikan sebuah acara para bintang yang belum tentu
mengantar ke surga. Apalagi mengantarkan ke surga, mereka
sendiripun tidak bisa menjamin dirinya akan selamat di Akhirat
sana.
Soal idola ini memang seperti sudah mendarah daging dalam
diri manusia. Ini berkaitan dengan naluri manusia. Dalam diri
manusia itu ada naluri beragama. Naluri beragama ini
diwujudkan dengan adanya upaya untuk mensucikan sesuatu
atau menganggap sesuatu lebih dari dirinya. Misalnya saja,
nenek moyang manusia di masa animisme dan dinamisme,
mereka menyembah batu, pohon dan kuburan.
Hal ini persis dengan yang pernah dilakukan oleh orang-orang
Arab Quraisy di masa jahiliyah. Mereka malah membuat
sesembahan sendiri. Hingga di kota Mekkah saja ada lebih dari
seratus berhala yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan naluri
ini.
Sahabat, hati-hati dengan idola!! Pemujaan terhadap idola yang
merupakan salah satu perwujudan yang salah dari naluri
beragama. Malah dalam level tertentu bisa menjerumuskan
104
kita ke dalam kesyirikan Bagi yang mengidolakan kaum
seleb; baik artis film dan sinetron, penyanyi dan pemusik
haruslah hati-hati. Soalnya, bukan tak mungkin bila kemudian
kita lupa diri dan akhirnya tanpa sadar mengikuti gaya
hidupnya.
Pendek kata, kalau kita sudah menganggap mereka tuntunan
hidup, berarti kita telah menjadikan mereka sebagai tuntunan
hidup. Masih ingat materi tentang La ilaha illa Allah? Bukankah
salah satu konsekuensi kita mendudukan Allah sebagai Ilah
adalah mengikuti aturan yang telah ditetapkan Allah? Ok, kalau
lupa silakan buka kembali bab sebelumnya
Siapakah Contoh Utama Sebenarnya?
Sahabat, siapkah idolamu? Brad Pitt, Mariah Careey,
Britney Spears, Prameodya, SBY, Einstein, Karl Mark atau
sekedar tukang koran dan penjual gorengan? Siapapun itu yang
jelas mereka bukan manusia sempurna. Tidak menjamin
kehidupan kita bahagia. Kita seharian nonton konser mereka
juga tidak akan membuat kita kenyang. Mungkin malah
membuat kantong kita jebol. Apalagi menjamin kita masuk
surga. Bahkan bisa menjerumuskan kita ke dalam kesyirikan.
Contoh Utama = suka/cinta + mengikuti
Itulah rumusnya. Coba sahabat kembali ingat materi tentang
syahadat dan maknanya. Bukakah cinta dan mengikuti adalah
105
bagian dari konsekuensi La ilaha illa Allah. Lantas buat apa kita
mengidolakan artis, penyanyi, pelawak, dsb? Yang justru
akibatnya sedemikian menyeramkan.
Sahabat, hanya lelaki itu yang pantas kita jadikan
contoh. Seorang lelaki yang sudah yatim sejak kecil namun
begitu dewasa. Wajahnya tampan, menjadi sahabat yang baik,
dan pemimpin yang adil. Dialah Muhammad SAW.
Sungguh keterlaluan jika kita tidak menjadikan Rasulullah
sebagai contoh utama kita. Sungguh memalukan kalau kita tidak
menjadikan beliau sebagai panutan. Padahal dunia ini
menempatkan beliau sebgai orang terbaik nomor satu
sepanjang sejarah.
Michael H Hart, penulis buku “100 Tokoh yang paling
berpengaruh dakam sejarah” menempatkan Rasulullah sebagai
orang nomor satu paling berpengaruh dalam sejarah manusia.
“Berasal-usul dari keluarga sederhana, Muhammad
menegakkan dan menyebarkan salah satu dari agama terbesar
di dunia, Agama Islam. Dan pada saat yang bersamaan tampil
sebagai seorang pemimpin tangguh, tulen, dan efektif. Kini tiga
belas abad sesudah wafatnya, pengaruhnya masih tetap kuat
dan mendalam serta berakar.” Kata Michael.
Kalau Michael H Hart seorang muslim tentu sudah
sangat biasa. Namun, dia bukanlah seorang muslim namun
secara jujur menempatkan Rasulullah sebagai orang paling
berpengaruh dalam sejarah dunia ini.
106
”Jadi, dapatlah kita saksikan, penaklukan yang dilakukan bangsa Arab
di abad ke-7 terus memainkan peranan penting dalam sejarah ummat
manusia hingga saat ini. Dari segi inilah saya menilai adanya kombinasi
tak terbandingkan antara segi agama dan segi duniawi yang melekat
padapengaruh diri Muhammad sehingga saya menganggap
Muhammad dalam arti pribadi adalah manusia yang paling
berpengaruh dalam sejarah manusia.”
107
Detik-detik Rasulullah Menghadapi Maut
Ada sebuah cerita tentang cinta yang sebenar-benarnya cinta yang
dicontohkan oleh Allah melalui kehidupan Rasul-Nya. Pagi itu, walaupun langit
telah mulai menguning, burung-burung enggan mengepakkan sayapnya.
Pagi itu, Rasulullah dengan suara terbatas memberi khutbah,”Wahai
umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka
taati dan bertakwalah kepada-Nya. Kuwariskan dua perkara pada kalian, Al-
Qur an dan sunnahku. Barangsiapa mencintai sunahku, berarti mencintai aku
dan kelak orang-orang yang mencintaiku akan masuk surga bersamaku.“
Khutbah singkat ini diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah yang
tenang dan penuh minat menatap sahabatnya satu persatu. Abu Bakar
menatap mata itu dengan berkaca-kaca. Umar dadanya naik turun menahan
nafas dan tangisnya. Usman menghela nafas panjang dan Ali menundukkan
kepalanya dalam-dalam. Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba.
“Rasulullah akan meninggalkan kita semua,”keluh hati semua sahabat kala itu.
Manusia tercinta itu hampir selesai menunaikan tugasnya di dunia.
Tanda-tanda semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan cerdas
menangkap Rasulullah berkeadaan lemah dan goyah ketika turun dari mimbar.
Disaat itu, kalau mampu, seluruh sahabat yang hadir pasti akan menahan
detik-detik berlalu.
Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah Rasulullah masih tertutup
Sedang didalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemas dengan keningnya yang
berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya.
108
Tiba-tiba dari luar terdengar seseorang berseru mengucapkan
salam, “Bolehkah saya masuk?” Tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengijinkannya
masuk, “Maafkan, ayahku sedang demam.” Kata Fatimah yang membalikkan
badan dan menutup pintu.
Kemudian ia kembali menemui ayahnya yang ternyata sudah
membuka mata dan bertanya pada Fatimah,”Siapakah itu wahai anakku?”
Fatimah menjawab “Tak tahulah ayahku, orang itu sepertinya baru sekali ini
aku melihatnya.” Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan
menggetarkan. Seolah-olah bagian demi bagian wajah anaknya itu hendak
dikenang.”Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara,
dialah yang meimisahkan pertemuan di dunia, Dialah malakul maut.” Kata
Rasulullah.Fatimah pun menahan ledak tangisnya. Malaikat maut datang
menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut
menyertainya. Kemudian dipanggillah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap ke
atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini. “Jibril,
jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?” Tanya Rasulullah dengan suara
yang amat lemah. “Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah
menanti ruhmu. Semua pintu syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu.”
Kata Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuat Rasulullah lega, matanya masih
penuh kecemasan. “Engkau tidak senang mendengarkan kabar ini?” Tanya
Jibril lagi.”Kabarkan kepadanya bagaimana nasib umatku kelak?” Jangan
khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman
kepadaku: “Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah
berada di dalamnya”,
111
Mengetuk Sebaik-Baik Pintu Surga
Doa Seorang Ibu
Namanya Juraij. Dia seorang yang sangat shaleh. Sehari-harinya
disibukkan dengan beribadah kepada Allah. Shalat jama ahnya selalu
terjaga. Lisannya selalu basah dengan dzikir. Pandangan matanya terjaga
dari kema siyatan. Pendengarannya terhindar dari keburukan.
Masyarakatpun kagum dengan keshalehan Juraij.
112
Orang-orang berbondong-bondong mendatangi Juraij.
Mereka membawa kapak dan linggis. Mereka berteriak-teriak
memanggil Juraij dengan teriakan kasar dan memekakan telinga.
Juraij yang saat itu sedang tenggelam di tengah kekhusuan salat
tentu tidak menjawab panggilan mereka. Akhirnya mulailah orang-
orang itu merobohkan tempat ibadahnya. Seusai sholat Juraij pun
keluar menemui orang-orang. Tampak wajah penuh amarah pada
orang-orang itu. Rasa kagum dan hormat mereka pada Juraij sudah
tidak tersisa.
Apa gerangan yang membuat para penduduk itu sedemikian
marah?
Musibah ini benar-benar musibah besar untuk seorang
Juraij. Dan ini semua karena sebuah doa “kesal” seorang ibu. Pada
Suatu hari Juraij sedang shalat di tempat peribadatan. Karena ada
suatu kepentingan, ibunya datang mendatangai Juraij Lalu ibunya
berkata: Hai Juraij, aku ibumu, bicaralah denganku! Kebetulan sang
ibu itu mendapati anaknya sedang melaksanakan salat. Saat itu
Juraij berkata kepada diri sendiri di tengah keraguan: Ya Tuhan!
Ibuku ataukah salatku. Kemudian Juraij memilih meneruskan
salatnya. Maka pulanglah ibu tersebut.
Tidak berapa lama ibu itu kembali lagi untuk yang kedua
kali. Ia memanggil: Hai Juraij, aku ibumu, bicaralah denganku!
Kembali Juraij bertanya kepada dirinya sendiri:
113
Ya Tuhan! Ibuku atau salatku. Lagi-lagi dia lebih memilih
meneruskan salatnya. Karena kecewa, akhirnya perempuan itu berdoa:
Ya Tuhan! Sesungguhnya Juraij ini adalah anakku, aku sudah
memanggilnya berulang kali, namun ternyata dia enggan menjawabku.
Ya Tuhan! Janganlah engkau mematikan dia sebelum Engkau
perlihatkan kepadanya perempuan-perempuan pelacur.Inilah doa yang
menyebabkan Juraij dituduh menzinai seorang wanita. Tapi, syukurlah
sang ibu tidak mendoakan sesuatu yang sangat buruk pada Juraij.
Untunglah sang ibu hanya berdoa agar Juraij bisa diperlihatkan
seorang pelacur. Akhirnya dengan doa ibunya pula Juraij selamat dari
tuduhan itu.
Melihat rumah ibadahnya dirobohkan, Juraij menemui mereka
dan bertanya kenapa rumah ibadatnya dirobohkan. Mereka berkata
kepada Juraij dengan ketus: Tanyakan kepada perempuan ini! Juraij
tersenyum kemudian mengusap kepala anak tersebut dan bertanya:
Siapakah bapakmu? Anak itu tiba-tiba menjawab: Bapakku adalah si
penggembala kambing. Subhanallah bayi itu bisa berbicara dengan izin
Allah dan menyelamatkan Juraij dari tuduhan berzina. Syukurlah,
ibunya tidak mendoakan hal yang sangat buruk untuk Juraij.
114
Sahabat, apa pelajaran yang kau dapatkan dari kisah diatas?
Kisah yang diriwayatkan oleh Muslim tersebut memberikan
pelajaran besar tentang kekuatan doa seorang ibu. Kita pun
mendapat pelajaran betapa sangat pentingnya kita berbakti
pada orangtua.
Beruntunglah Juraij memiliki seorang ibu yang mampu
menahan diri dibalik kekesalannya. Sehingga Juraij terhindar
dari tuduhan keji, menzinahi seorang perempuan. Bahkan ia
bisa membuktikan, dengan izin Allah, bahwa wanita itu berzina
dengan lelaki lain melalui lisan bayi yang dilahirkan wanita itu
sendiri. Juraij yang bisa membuat bayi itu berbicara-dengan izin
Allah tentunya-adalah hasil dari doa ibunya. Ya Tuhan!
Janganlah engkau mematikan dia sebelum Engkau
perlihatkan kepadanya perempuan-perempuan pelacur. Jika
sang ibu karena kekesalannya mendoakan keburukan untuk
Juraij, maka boleh jadi musibah besar akan terjadi pada Juraij.
Islam mengajarkan kepada kita untuk senantiasa berbakti
kepada kedua orangtua. Bahakan Allah menyandingkan berbakti
pada orangtua ini setara dengan perintah untuk menyembah
Allah SWT. “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan
menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik
pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya (Al- Isro‟ : 23)
Sahabat semua, berbakti kepada kedua orangtua adalah
mengandung keutamaan yang sangat besar. Bukankah kita ingin
masuk surga? Jika memang demikian maka salah satu hal
penting yang harus kita lakukan adalah berbakti pada orang tua
115
kita, sebab mereka adalah sebaik-baik pintu surga. Rasulullah
pernah bersabda : Orang tua itu sebaik-baik pintu surga, maka jagalah pintu
itu sebaik-baiknnya (HR. Tirmidzi)
Yang lebih hebat lagi Rasulullah menyampaikan bahwa
keridhaan dan kemarahan Allah itu tergantung dari orang tua.
Jika orang tua ridha maka Allah ridha, jika orang tua marah
maka Allah pun ikut murka.
Di hadits yang lain tentang keutamaan berbakti pada
orang tua, Rasulullah menyebutkan,
Seorang datang kepada Nabi Saw. Dia mengemukakan hasratnya untuk ikut
berjihad. Nabi Saw bertanya kepadanya, "Apakah kamu masih mempunyai kedua
orangtua?" Orang itu menjawab, "Masih." Lalu Nabi Saw bersabda, "Untuk
kepentingan mereka lah kamu berjihad." (Mutafaq'alaih)
Bahkan Rasulullah memerintahkan sahabat tersebut
untuk berbakti pada orangtuanya sebgai bentuk jihad. Padahal
jihad adalah amal tertinggi dalam Islam. Sahabat ini
diperintahkan oleh Rasulullah untuk tetap di rumah dan
berbakti pada orangtuanya karena orangtuanya lebih
membutuhkan dia.
Tentu sahabat juga sudah familiar dengan ungkapan,
“surge dibawah telapak kaki ibu”. Ungkapan ini sebenarnya
hadits dari Rasulullah SAW. Rasulullah Saw ditanya tentang
peranan kedua orangtua. Beliau lalu menjawab,
"Mereka adalah (yang menyebabkan) surgamu atau nerakamu."
(HR. Ibnu Majah).
116
Artinya, kebaktian kita kepdamereka akan mengantarkan kita ke
surga, sedangkan kedurhakaan kita akan menejerumuskan ke
dalam neraka.
Sahabat, siapa yang tidak mau dilapangkan dan
dimudahkan rizkinya? Ternyata kunci kelapangan dan
kemudahan rizki kita salah satunya tergantung dari bakti kita
kepada orangtua serta doa yang menyertai mereka. Tentang hal
ini Rasulullah bersabda,
“Apabila seorang meninggalkan do'a bagi kedua orang tuanya
maka akan terputus rezekinya. (HR. Ad-Dailami)”.
Atau kalau ingin terputus rizkinya, silakan coba untuk
mendurhakai orang tua dan tidak mendoakan mereka. Tapi,
maaf kami tidak menanggung akibatnya!
Nah, sahabat jika berbakti pada orangtua begitu penting
dan sangat besar manfaatnya dalam kehidupan kita, sekarang
bagaimana cara kita berbakti pada orangtua? Ada enam hal
yang bisa kita lakukan sebgai bentuk bakti kita pada orangtua.
Pertama yaitu, senantiasa berbicara yang halus dan lembut
dengan mereka. Tidak membentak dan berkata kasar. Bahkan ,
kalau disebutkan dalam al-Qur’an perkataan, “hus” sudah
termasuk kategori kata kasar jika itu ditunjukan pada orang tua
kita.
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia
dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.
Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut
dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada
keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan
ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. (Al-Isra :23)
117
Cara kedua, kita berbakti kepada orangtua kita adalah dengan
senantiasa mengikutkan mereka dalam doa-doa kita. Sahabat,
sudah hafal doanya? Karena begitu pentingnya masalah ini Allah
menyebutkan sendiri dalam Al-Qur’an bagaimana mendoakan
kedua orang tua kita.
Cara ketiga dalam berbakti pada orang tua adalah dengan
senantiasa mentaati perintahnya selama perintah itu tidak
melanggar aturan Allah dan Rasulullah. Pernah mendengar
kisah Nabi Ibrahim yang disuruh bapaknya menjual Tuhan? Ya,
menjual tuhan yang dibuat sendiri oleh bapak dari nabi Ibrahim.
Tuhan yang terbuat dari batu dan kayu. Tentu saja, perintah
bapaknya ini sangat bertentangan dengan hati nurani nabi
Ibrahim. Namun, demi tidak menyakiti hati bapknya, dibawalah
tuhan-tuhan itu ke pasar. Nabi Ibrahim pun menjual dengan
cara yang unik. Kalau penjual tuhan yang lain begitu semangat
dengan penawaran, Nabi Ibarahim tidak! Dia menawarkan
dengan cara yang lain. “Siapa yang mau celaka silakan beli
tuhan ini…”
“Siapa yang mau bodoh silakan beli tuhan ini..”
“ Yang pengin tersesat seilakan beli ini…”
Nah lho, mana mungkin laku kan? Tapi itulah strategi sang nabi
agar tidak menyakiti hati orangtuanya dan sekaligus tidak
berma’siyat Allah SWT.
Cara keempat adalah memberi nafkah pada orangtua jika
sangat membutuhkan. Untuk yang satu ini, siapa diantara
sahabat yang sudah mampu? Yach, boro-boro kasih nafkah
orangtua, tiap bulan saja masih minta kiriman. Tiap semester
minta dibayarin. Belum lagi kalau ada kebutuhan-kebutuhan
118
lain seperti wisata, beli baju lebaran, dsb.
Sahabatku, ada satu pola pikir yang salah tentang
kedewasaan. Dalam masyarakat kita orang disebut dewasa
ketika dirinya telah menikah atau usia diatas duapuluh tahun
bahkan lebih. Inilah yang menyebabkan kita tergantung pada
orangtua bahkan ketika umur kita sudah bertambah tua.
Padahal, kalau kita tilik kembali ajaran Islam, maka
sesungguhnya bagi seorang lelaki muslim kedewasaan itu
ditandai dengan ihtilam (mimpi basah/mimpi indah).
Tidak perlu diceritakan disini bukan, apa itu ihtilam?
Bagi yang pernah mengalami pasti tahu. Ihtilam terjadi pada
laki-laki pada umur sekitar umur 12 tahun. Memang tiap orang
berbeda ada yang mungkin lebih cepat. Nah, sejak sahabat
ihtilam itulah status kedewasan sudah melekat. Dan dewasa
dalam Islam bagi seorang lelaki muslim berarti seluruh
tanggungan hidupnya menjadi tanggung jawabnya sendiri,
termasuk makan, pakaian, tempat tinggal, dan pendidikan dan
lain sebagainya. Kalaupun orangtua kita membiayai hidup kita
maka itu adalah sedekah baginya, bukan kewajiban. Kalaupun
mereka tidak lagi membiayai kita maka sudah tiada lagi dosa
baginya.
Terus, kalau sekarang masih bergantung dengan ortu
bagaimana? Ya, segera berusaha untuk mandiri atau paling
tidak, meringankan beban orangtua dengan tidak menuntut
pemenuhan kebutuhan kita yang berlebihan. Apalagi kalau uang
yang kita minta hanya untuk foya-foya dan senang-senang,
inilah anak yang durhaka. Na’udzibillah…
119
Hal kelima yang harus kita perhatikan dalam berbakti pada
orangtua adalah jangan sekali-kali memaki orangtua orang lain.
Apa hubungannya memaki orang lain dengan berbakti pada
orangtua? Mari kita simak hadits Rasulullah sebagai berikut :
Termasuk dosa besar seorang yang mencaci-maki ibu-bapaknya. Mereka
bertanya, "Bagaimana (mungkin) seorang yang mencaci-maki ayah dan
ibunya sendiri?" Nabi Saw menjawab, "Dia mencaci-maki ayah orang lain
lalu orang itu (membalas) mencaci-maki ayahnya dan dia mencaci-maki ibu
orang lain lalu orang lain itupun (membalas) mencaci-maki ibunya.
(Mutafaq'alaih)
Jika orang tua kita telah meninggal, maka berbakti pada
orang tua bisa diwujudkan dengan menjalin silaturahim dengan
sahabt-sahabt dekat orangtua kita, memintakan maaf,
memenuhi janji orangtua kita, dan membayar hutang-
hutangnya. Juga disunahkan jika kita mampu untuk
menghajikan orangtua yang ketika masih hidup belum sempat
berhaji,
Barangsiapa berhaji untuk kedua orang tuanya atau melunasi hutang-
hutangnya maka dia akan dibangkitkan Allah pada hari kiamat dari
golongan orang-orang yang mengamalkan kebajikan.
(HR. Ath-Thabrani dan Ad-Daar Quthni)
122
Bahwa seorang bertanya kepada Rasulullah SAW : siapa orang
muslim yang terbaik, beliau menjawab: orang yang selamat
orang muslim lainnya dari lidah dan tangannya
(HR Muslim)
123
"Barangsiapa yang mampu menjamin bagiku apa yang diantara dua
jenggotnya (lidah), dan apa yang diantara dua kakinya
(kemaluan) aku jamin untuknya surga.
(HR.Bukhori)
Barang siapa yang beriman dengan Allah dan hari akhirat
maka hendaklah ia mengucapkan perkataan yang baik atau
lebih baik diam (HR. Bukhori)
Tiada satu patah katapun yang kita ucapkan luput dari
pendengaran Allah. Tiada satu katapun yang diucapkan pasti
memakan waktu. Tida satu patah katapun yang kita ucapkan
kecualai dengan sangat pasti harus kita
pertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT. Maka, sebaik-baik
dan seberuntung-beruntungnya manusia adalah orang yang
sangat mamapu memperhitungkan dan memperhatikan setiap
kata yang diucapkannya.
Sahabat, Termasuk bagian dari kenikmatan yang
diberikan Allah kepada hamba-Nya adalah lisan. Dengan lisan,
kita dapat mengungkapkan pikiran dan perasan kita. Terkadang
kita menganggap sepele atau bahkan melupakan perkara yang
berhubungan dengan lisan, sehingga kita sering mendengar
seseorang yang mengucapkan sesuatu yang tanpa disadari bisa
menimbulkan murka Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Lisan terkadang dapat mengantarkan pemiliknya ke
tingkat tertinggi apabila lisan itu digunakan untuk kebaikan atau
diarahkan kepada apa yang diridhai Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Namun lisan juga dapat menjerumuskan pemiliknya ke tingkat
yang paling rendah, yaitu apabila lisan digunakan untuk perkara
yang tidak diridhai Allah Subhanahu wa Ta’ala.
124
Maka, alangkah beruntungnya orang yang kuasa
menahan lisannya dan menggantinya dengan berdzikir. Berkata
sia-sia mengundang bala, berdzikir kepada Allah mengundang
rahmat. Rasulullah SAW bersabda, yang artinya,
“Setiap ucapan Bani Adam itu mem bahayakan dirinya
(tidak memberi manfaat), kecuali kata-kata berupa amar
ma‟ruf dan nahi munkar serta berdzikir kepada Allah azza
wa Jalla (HR. Turmudzi).
Lidah adalah salah satu ayat Allah, juga salah satu
nikmat-Nya. Maka kita manusia memeliharanya dari dosa dan
kemaksiatan, serta menjaganya dari ucapan-ucapan yang bisa
menimbulkan penyesalan dan kerugian. Lidah akan menjadi
saksi pada hari kiamat.
"Pada hari ketika lidah, tangan dan kaki menjadi saksi atas mereka
terhadap apa-apa yang dahulu mereka kerjakan."
(QS. 24:24)
Sahabat, ada banyak jebakan-jebakan dosa bisa yang
dilakukan oleh lisan kita. Semohga kita diberi kekuatan oleh
Allah untuk menghindarinya.
Pertama adalah, kata-kata yang tidak berguna.
Nabi Saw. telah bersabda, Kadang seseorang mengucapkan
kata-kata tanpa dipikirkan dan tanpa dipertimbangkan
sebelumnya, sehingga menimbulkan kerugian dan
penyesalan.
"Sesungguhnya seorang hamba benar-benar mengucapkan kata-kata tanpa
dipikirkan yang menyebabkan dia tergelincir ke dalam neraka yang jaraknya
lebih jauh antara timur dan barat".
(Mutaffaqun „alaih)
125
Bila seseorang telah mengerti bahwa ia akan dihisab dan dibalas
atas segala yang ucapan lidahnya, maka dia akan tahu bahaya
kata-kata yang diucapkan lidah, dan dia pun akan
mempertimbangkan dengan matang sebelum lidahnya
dipergunakan. Allah berfirman:
“Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di
dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadi” (Qof 18)
Kedua adalah berbicara yang berlebihan
Lisan bagai jaring, kalau menjaringnya baik akan
mendapatkan hasil yang baik, sebaliknya jika tidak hasilnya akan
sedikit dan melelahkan. Kata orang lidah tidak bertulang, maka
lebih senang mengatakan apa-apa tanpa berfikir. Bahaya lidah
ini sebenarnya besar sekali. Nabi Muhammad SAW juga pernah
bersabda,
"Tiada akan lurus keimanan seorang hamba, sehingga lurus pula hatinya, dan
tiada akan lurus hatinya, sehingga lurus pula lidahnya. dan seorang hamba tidak
akan memasuki syurga, selagi tetangganya belum aman dari kejahatannya."
Allah telah memberikan batasan tentang
pembicaraan agar arahan pembicaran kita bermanfaat dan
berdampak terhadap sesama, sebagaimana firman-Nya:
"Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka,
kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh(manusia)
memberi shodaqoh atau berbuat ma'ruf atau mengadakan perdamaian
di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian
karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami memberi
kepadanya pahala yang besar." (Annisa:114)
126
Ketiga adalah bicara ma’siyat dan batil
Pembicaraan batil dan maksiat sangat-sangat berbahaya.
Membicarkan perempuan, warung-warung minuman keras,
tempat-tempat maksiat, adalah contoh-contoh dari
perbuatan batil lisan kita. Semua itu tidak boleh
diperbicangkan! Berhukum haram untuk diperbincangkan.
Rasulullah mengingatkan hal ini dalam sebuah hadits
“Orang yang paling besar dosanya pada hari kiamat adalah orang yang paling
banyak melibatkan diri dalam pembicaraan yang batil” (HR Abu Dunya)
Keempat, berbantahan, bertengkar dan debat kusir
Perdebatan dalam isu-isu agama dan ibadat tidak banyak
faedah yang didapat kecuali jika dilangsungkan dengan etika
debat yang benar, hormat-menghormati antar peserta dan
dengan kekuatan ilmiah yang meyakinkan. Biasanya debat yang
tidak dikawal oleh akhlak lebih banyak mengundang kepada
pertengkaran dan permusuhan .
"Serulah ke jalan Tuhanmu wahai Muhammad dengan hikmat kebijaksanaan
dan nasihat pengajaran yang baik dan berdebatlah
dengan mereka dengan cara yang lebih baik"
(al-Nahl: 125).
Sahabat kalau kita simak ayat itu maka kita memahami bahwa
debat diletakkan pada tempat terakhir, yaitu selepas
pendekatan hikmah dan nasihat yang baik. Debat menjadi
langkah terakhir, bukan karena kurang berkesan atau tidak ada
faedahnya, tetapi karena kesukaran mematuhi aturan, akhlak,
adab dan aturannya. Selalau saja kalau orang berdebat, masing-
masing menginginkan dirinya menang.
127
Maka dari itu, hindari perdebatan sebisa mungkin kalaupun
terpakas maka harus dengan adab dan etika yang benar.
Kelima adalah, banyak omong yang berlebih-lebihan
Mulutmu Harimaumu, seyogyanya setiap pemimpin menjaga
ucapannya. Sebab, salah-salah mulutnya bisa menjadi sumber
malapetaka. Pepatah di atas mengingatkan kita semua agar
lebih hati-hati dalam berucap dan mengeluarkan pernyataan.
Bahwa sumber dari segala bencana di dunia ini bukan pada
bencana alam, letusan gunung berapi, banjir, ataupun gempa
bumi, melainkan bersumber pada mulut kita sendiri.
Abu Bakar ash-Shiddiq, khalifah pertama pengganti Rasulullah
pernah meletakkan tongkat di mulutnya untuk menjaga
ucapannya. Lalu ia menunjuk lisannya seraya berkata: "Inilah
yang dapat mengeluarkanku dari tempat tempat keluar
(maksudnya: keluar dari batas-batas kebenaran)."
Sebagai khalifah, Abu Bakar dikenal orang yang paling hemat
dalam berbicara. Ketika ditunjuk menjadi khalifah, ia hanya
berpidato sebentar. Meskipun pidatonya sebentar, tapi kata-
katanya dihafal oleh para sahabat, juga kaum muslimin hingga
sekarang. Singkat, tapi padat. Penuh arti dan konsisten. Apa
yang dikatakan, itulah yang ada di dalam pikiran dan
perasaannya. Antara ucapan dan tindakannya tidak terdapat
perbedaan. Antara ucapannya hari ini dan besok tidak saling
bertentangan. Meskipun Abu Bakar memerintah kaum muslimin
dalam tempo yang amat singkat, tapi banyak hal yang bisa
diselesaikan.
128
Ancaman disintegrasi (pemurtadan), kerusuhan rasial antar suku
dan golongan, dan berbagai gejolak dalam negeri segera dapat
diatasi, bukan dengan kata-kata, tapi tindakan. Bukan dengan
lelucon, humor, apalagi gaya ketoprakan. Sahabat, model
pemimpin seperti ini kan yang dibutuhkan bangsa kita?Tidak
banyak janji tapi bekerja dengan sepenuh hati.
Keenam adalah banyak bercanda dan bergurau
Lho, apa bercanda dilarang? Tentu saja tidak! Hanya
kebanyakan bercanda dan bergurau, kata Rasulullah, akan
membuat hati kita mati. masih ingat bukan tentang qalbun
mayyit (hati yang mati)? Tentunya kita tidak
menginginkannya.
Becanda yang benar sajalah yang dibenarkan dalam Islam.
Rasullullah acapkali bercanda. Rasullullah saw. bersabda:
"Sesungguhnya aku (Nabi Muhammad saw) suka juga bersedagurau dan
saya tidak akan mengatakan kecuali yang benar-benar."
Seperti kisah Rasullullah bersama seorang nenek yang
menanyakan apakah si dia (nenek) tsb akan masuk syurga. Dan
dijawab Rasul saw, bahwa hanya orang muda saja penghuni
syurga. Si nenek pun terkejut, dan akhirnya Rasullullah
menerangkan bahwa biarpun orang tua akan menjadi muda
kembali bila masuk syurga. Rasullullah saw. berkata:
"Sesungguhnya engkau (hai ibu tua) tidak lagi berupa seorang tua-
bangka pada waktu itu (yakni setelah masuk syurga).
129 Karena Allah Ta'ala Berfirman :
"Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung ".
Ketujuh adalah, ungkapan yang menyakitkan, kata-kata jorok,
dan caci maki.
Ungkapan yang menyakitkan (orang jawa sering
menyebutnya nylekit), kata-kata jorok, dan caci maki adalah
termasuk penyakit-penyakit lisan. Untuk itu Imam Al Bashri
mengemukakan bahwa lidah orang berakal itu terletak
dibelakang akalnya. Jika ia hendak berkata, dipikirkannya lebih
dahulu. Kalau perkataan itu kira-kira bakal bermanfaat baginya,
ia akan mengucapkannya. Kalau dirasakannya akan
membahayakan dirinya, ia memilih diam. Sedangkan hati orang
dungu terletak dibelakang lidahnya. Jika ia mau berkata,
langsung saja diucapkannya. "Apalagi mengatakan yang tidak
pernah dikerjakan, dan membungkus keburukan hati dan
keculasan perangai dengan ucapan indah yang berbunga-bunga.
Barangkali manusia dapat dikelabui, tetapi apakah Allah swt.
dapat ditipu?
Kedelapan adalah melaknat
Melaknat baik manusia, hewan atau benda mati adalah perkara-
perkara yang mengotori lisan kita. Hati-hati pula dengan laknat
yang kita berikan pada seseorang atau sesuatu karena laknat itu
bisa berbalik kepada kita. “Apabila sebuah laknat terucap dari
mulut seseorang, maka ia (laknat itu) akan mencari sasarannya.
Jika ia tidak menemukan jalan menuju sasarannya, maka ia
akan kembali kepada orang yang mengucapkannya”
130
Dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah ia berkata, "Aku
mendengar Rasulullah bersabda, "Dahulu kala ada dua orang
Bani Israil yang bersaudara. Salah seorang di antara keduanya
sering berbuat dosa, sedangkan yang lain tekun beribadah. Yang
tekun beribadah selalu mendapati saudaranya berbuat dosa, ia
berkata, Tahanlah dirimu dari perbuatan dosa!' Pada suatu hari,
ia melihat hal serupa, ia berkata, Tahanlah dirimu.' Saudaranya
berkata, Biarkan aku bersama Rabbku! Apakah engkau diutus
sebagai pengawasku?' Maka ia pun berkata kepada saudaranya
tersebut, Demi Allah, Allah tidak akan mengampunimu atau
demi Allah, Allah tidak akan memasukkanmu ke dalam surga.'
Kemudian ruh keduanya dicabut, lalu bertemu kembali di
hadapan Allah Rabbul Alamin. Allah berkata kepada yang tekun
beribadah, Apakah engkau mengetahui tentang Aku? Atau
apakah engkau berkuasa atas apa yang ada ditangan-Ku?'
Kemudian Allah berkata kepada saudaranya, Masuklah ke dalam
surga dengan rahmat-Ku.' Dan Allah berkata kepadanya, Seret ia
ke neraka!'"
Abu Hurairah berkata, "Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-
Nya, orang tersebut telah mengatakan sebuah kalimat yang
menghancurkan dunia dan akhiratnya." (HR Abu Dawud dengan
sanad hasan)
Sahabat, cobalah perhatikan kalimat yang diucapkan oleh
seorang ahli ibadah tadi ternyata lebih besar daripada dosa
yang dilakukan saudaranya, karena ia berani bersumpah atas
nama Allah Hanya Allah sajalah yang dimintai pertolongan-Nya.
131
Kesembilan adalah, bernyanyi dan bersyair
Sahabat, tahukah kamu bahwa bernyanyi dan bersyair adalah
racun hati? Allah berfirman dalam surat Luqman ayat 6,
“Dan di antara manusia (ada) yang mempergunakan
perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia)
dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan
Allah itu bahan olok-olokan."
Seorang sahabat yang dijuluki Rasulullah “Sang pennterjemah
Al-Qur’an” Ibnu Abbas r.a menafsirkan perkataan yang tiada
berguna adalah nyanyian.
Nyanyian dan musik merupakan dua pintu yang dilalui setan
untuk merusak hati dan jiwa. Kaitannya dengan hal itu, Imam
Al-Hafiz Ibnu Qayyim al-Jauziyyah berkata: "Diantara tipu daya
setan - musuh Allah - dan diantara jerat yang dipasangnya untuk
orang yang sedikit ilmu, akal dan agamanya, sehingga orang
yang bersangkutan tersebut terjebak kedalamnya untuk
mendengarkan kidung dan nyanyian yang diiringi musik yang
diharamkan. Satu hal yang mengherankan adalah sebagian
manusia yang mengaku memiliki konsentrasi untuk ibadah
justru telah menjadikan nyanyian, tarian dan lagu-lagu lain
sebagai wahana untuk beribadah sehingga mereka
meninggalkan Al-Qur'an.”
Tentu tidak semua musik dilarang. Ada beberapa nyanyian yang
diperbolehkan yaitu: menyanyi pada hari raya. Nabi Shallallahu
'Alaihi Wasallam bersabda:
"Pembeda antara yang halal dengan yang haram adalah memukul
rebana dan suara (lagu) pada saat pernikahan."
(Hadits shahih riwayat Ahmad)
132
Musik juga diperbolehkan jika bertujuan untuk
membangkitkan semangat ketika bekerja. Pada saat
Rasulullah SAW dan para sahabat menggali parit dalam perang
Khandak. Beliau bersenandung:
"Ya Allah tiada kehidupan kecuali kehidupan akherat
maka ampunilah kaum Anshar dan Muhajirin."
Seketika kaum Muhajirin dan Anshar menyambutnya dengan
senandung lain : "Kita telah membai'at Muhammad, kita
selamanya selalu dalam jihad."
Ketika menggali tanah bersama para sahabatnya, Rasul
Shallallahu 'Alaihi Wasallam juga bersenandung dengan sya'ir
Ibnu Rawahah yang lain: "Demi Allah, jika bukan karena Allah,
tentu kita tidak mendapat petunjuk, tidak pula kita
bersedekah, tidak pula mengerjakan shalat. Maka
turunkanlah ketenangan kepada kami, mantapkan langkah dan
pendirian kami jika bertemu (musuh) Orang-orang musyrik
telah mendurhakai kami, jika mereka mengingin-kan fitnah
maka kami menolaknya." Dengan suara koor dan tinggi mereka
balas bersenandung "Kami menolaknya, ... kami
menolaknya."(Muttafaq'Alaih)
Catatan pentingnya, dimanapun nyanyian atau music
disenandungkan maka isisnya harus berisi kebaikan. Bukan
mentang-mentang di pernikahan lagunya lagu dangdut yang
diiringi sayair melenakan dan seronok.
Nyanyian yang dibolehkan adalah yang mengandung pengesaan
Allah, kecintaan kepada Rasululah Shallallahu 'Alaihi Wasallam
dengan menyebutkan sifat-sifat beliau yang terpuji; atau
133
mengandung anjuran berjihad, teguh pendirian dan memper-
baiki akhlak; atau seruan kepada saling mencintai, tolong
menolong di antara sesama; atau menyebutkan beberapa
kebaikan Islam, berbagai prinsipnyaserta hal-hal lain yang
bermanfaat buat masyarakat Islam, baik dalam agama atau
akhlak mereka.
Kesepuluh adalah, berfasih-fasih dalam berbicara untuk
menarik perhatian
Salah satu modal untuk dapat diterima dalam menjalin
hubungan dengan orang lain adalah menarik perhatian. Untuk
itu kerap kali orang berakting untuk mendapatkan perhatian
orang lain. Namun kadang orang sering kebablasan dalam
akting yang dimainkan, sehingga sering dijuluki over acting, sok
gagah-gaha, sok fasih. Misalnya saja ada orang yang sering
menggunakan aksen Inggris untuk menunjukkan bahwa dia
dapat berbahasa Inggris. Atau dengan aksen Arab untuk
menunjukkan dia dapat berbahasa Arab, walaupun pada
kenyataannya tidak.
Pernah dalam kampanye Pemilu seorang jurkam sebuah parpol
besar (dengan penuh semangat berpidato di hadapan
massanya) berkata," Saudara-saudara parpol kami sangat
berempati dan antonius dengan nasib rakyat jelata..."
(Maksudnya mungkin antusias). Wah, jadi berabe khan?
Kesebelas adalah, dusta atau berbohong dalam perkataan,
janji dan sumpah
Allah berfirman dalam surah al-Hajj ayat 30 bermaksud:
"Hendaklah kita menjauhi perkataan-perkataan
dusta."
134
Dalam peribahasa mengatakan, "karena lidah (mulut) badan
binasa" ini mengingatkan kita untuk hidup dalam suasana yang
tenteram, aman dan damai, hendaklah diawasi lidah kerana
melalui tutur kata akan menjadi lebih benar, beradab dan
bahasanya lebih santun.Sahabat, berhati-hatilah! Tabiat suka
berbohong termasuk dalam kategori dosa-dosa besar setelah
syirik (menyekutukan Allah) dan durhaka terhadap kedua orang
tua. Ini ditegaskan dalam sabda Rasulullah s.a.w.: "Mahukah
kamu aku tunjukkan perihal dosa-dosa besar? Kami menjawab:
Ya, tentu mau wahai Rasulullah. Rasulullah menjelaskan:
Menyektukan Allah, durhaka kepada kedua orang tua. Oh ya,
(ada lagi) yaitu perkataan dusta." (Riwayat Muttafaq Alaih)
Keduabelas adalah, ghibah
Ghibah berarti menceritakan keburukan orang lain atau istilah
masa kini kita kenal dengan ngegosip. “Ya Rasulullah, apakah
ghibah itu? Rasul menjawab: Itu adalah menyebutkan tentang
saudaramu akan sesuatu yang membuat dia merasa jijik. Aku
berkata: Ya Rasulullah, bagaimana jika hal tersebut memang ada
pada dirinya? Rasul menjawab: Ketahuilah, bahwa menyebut
tentang sesuatu yang memang ada pada dirinya, berarti kamu
telah mengumpatnya.
Abu Dzar berkata : Nabi SAW bersabda: Ghibah merupakan
suatu dosa yang lebih besar daripada berzina. Kataku:
Bagaimana itu, ya Rasulullah? (Rasul menjawab): Itu karena
orang yang berzina, jika dia bertobat kepada Allah, Allah
menerima tobatnya. Namun ghibah tidak diampuni oleh Allah,
hingga korban daripada ghibah mengampuninya.
135
Sahabat, bahkan rasulullah menggambarkan ghibah adalah
perbuatan yang menjijikan yaitu makan bangkai orang yang
dibicarakan. Dalam sebuah perjalanan ke suatu daerah, para
sahabat diatur agar setiap dua orang yang mampu, membantu
seorang yang tak mampu (tentang makan-minum). Kebetulan
Salman Al Farisi diikutkan pada dua orang, tetapi ketika itu ia
lupa tidak melayani keperluan keduanya. Ia disuruh minta lauk
pauk kepada Rasulullah saw. Dan setelah ia berangkat,
keduanya berkata, "Seandainya ia pergi ke sumur, pasti surutlah
sumurnya."
Sewaktu Salman menghadap, beliau bersabda, "Sampaikan
kepada kedua temanmu bahwa kalian sudah makan lauk
pauknya." Setelah ia menyampaikan kepada mereka berdua,
lalu keduanya menghadap kepada Nabi saw dan katanya, "Kami
tidak makan lauk pauk dan seharian kami tidak makan daging."
Kemudian Rasulullah bersabda, "Kalian telah mengatakan
saudaramu (Salman) begini-begitu. Maukan kalian memakan
daging orang mati?" Mereka menjawab, "Tidak!" "Jika kalian
tidak mau makan daging orang mati, maka janganlah kalian
ghibah mengatakan kejelekan orang lain, sebab yang demikian
itu berarti memakan daging saudaranya sendiri.”
Ketigabelas adalah, sanjungan yang menjerumuskan
Imam Ats-Tsauri menuturkan: "Apabila engkau bukan termasuk
orang yang takjub terhadap diri sendiri, hal lain yang perlu
diingat ialah; hindarilah sifat senang disanjung orang."
Maksudnya bukan orang lain tidak boleh memuji perbuatanmu
itu, tetapi janganlah kamu meminta pujian dari orang lain.
Hendaknya engkau selalu berhubungan dengan Allah
Subhanahu wa Ta'ala (dengan selalu mengingatnya-pent).
136
"Barangsiapa yang mencari ridha Allah Subhanahu wa Ta'ala, meskipun
menimbulkan kemarahan manusia, niscaya Allah Subhanahu wa Ta'ala akan
meridhainya dan akan membuat manusia ridha terhadapnya. Dan barangsiapa
yang mencari kesenangan manusia, hingga membuat Allah murka
maka Allah murka kepadanya dan membuat manusia murka
terhadapnya." (HR. At-Tirmidzi).
Sahabat, sering kali kita temui di masyarakat kita adanya
sanjungan-sanjungan yang berlebihan. Biasanya kita dapati
pada masyarakat yang budaya paternalistiknya sangat kuat;
budaya Asal Bapat Senang ; budaya Yes Man dan sebagainya.
Berbagai gelar, acap kali disematkan sebagai tanda loyalnya
bawahan terhadap atasan, misalnya Bapak Revolusi, Wali ul
Amri, Bapak Pembangunan dan banyak bentuk-bentuk
sanjungan yang pada akhirnya justru akan menghancurkan
orang tersebut. Seperti Firaun yang selalu disanjung, dipuja oleh
rakyatnya dan pada gilirannya Firaun mendeklarasikan dirinya
sebagai tuhan. Dan kita tahu bagaimana akhir dari kehidupan
Firaun itu sangat tragis dan mengenaskan. Dan hanya Allah yang
pantas mendapat segala jenis sanjungandan pujian.
Keempat belas adalah menyebutkan hal yang bikin malu -
kejelekan diceritakan untuk ditertawakan.
"Celakalah orang yang berdusta supaya ditertawakan orang
lain. Celakalah dia, celakalah dia!" (HR. Tirmidzi)
Nah, sahabat berhati-hatilah dengan yang satu ini karena kita
sering melakukannya dan menikmatinya. Rasulullah
melarang kita untuk berkata dusta, hal-hal yang memalukan,
atau kejelekan orang lain untuk mengundang tawa. Padahal kita
saksikan acara komedi di televise lawakan-lawakannya seputar
itu semua. Sebut saja, Empat Mata. Acara itu penuh dengan
penghinaan, ejekan pada yang lain, dan lelucon porno. Kan
137
hanya bercanda? Ya , memang hanya bercanda tapi hal tersebut
dilarang karena megotori lisan kita. Menjelang perpisahannya
dengan Nabi Musa as, Nabi Khidir as, memberi nasihat,
"Hai Musa, janganlah terlalu banyak bicara, dan jangan
pergi tanpa perlu, dan jangan banyak tertawa, juga jangan
mentertawakan orang yang berbuat salah, dan tangisilah
dosa-dosa yang telah kamu perbuat, hai putra Ali 'Imran."
(Tanbighul Ghafilin: 192-193).
Kelima belas adalah, adu domba atau menghasut
Sahabat, masih ingat devide et empera. Yup, itulah politik yang
digunakan Belanda untuk menghancurkan bangsa Indonesia dan
akhirnya menjajah dan menjarah kekayaan negeri ini. Politik
adu domba lah yang kemudian menyebabkan bangsa kita
kalah melawan npasukan Belanda yang tidak seberapa.
Demikian besar efek adu domba ini, maka Rasulullah melarang
keras perbuatan ini. Bahkan ancamannya adalah tidak akan
pernah kebagian tiket masuk surga.
"Tidak akan masuk surga orang yang suka mengadu domba."
(muttafaq alaihi).
Keenam belas adalah, membocorkan rahasia
Apakah sahabat pernah dicurhati oleh seorang teman? Dia
menceritakan apa yang tidak dia ceritakan pada orang lain
namun dia percaya pada kita. Itualah amanah, amanah untuk
menjaga rahasia teman kita tersebut. Salah satu sifat orang
beriman adalah dia selalu amanh dan mampu menjaga rahasia.
138
Ingat! Setiap yang kita ketahui tidak harus dikatakan, setiap apa yang harus dikatakan belum tentu pada tempat dan kondisi yang tepat. Ketujuh belas adalah, bertanya yang bukan-bukan, hingga
memberatkan orang yang menjawab)
Suatu hari seorang ustadz ditanya oleh seseorang, “Ustadz apa
hukumnya makan daging kodok, daging tupai, dan kelelawar.”
Sang ustadz balik bertanya ”Apa pekerjaanmu?”
“Aku seorang petani ustadz.” Jawab oranng itu
“Apakah kau punya hewan ternak?” Tanya ustadz lagi
“Punya Ustadz, aku punya sapi, kambing, dan ayam.”
Jawabnya
“Kalau begitu kau makan dulu sapi, ayam, dan kambingmu.
Tidak perlu kau pikirkan kodok, tupai, dan kelelawar.”
Cerita diatas adalah sebuah ilustrasi tentang
bagaimana seharusnya kita bertanya. Terkadang kita banyak
bertanya pada hal-hal yang memang tidak perlu ditanyakan.
Mempermasalahkan sesuatu yang sebenarnya belum tentu
terjadi. Ya, seperti pertanyaan orang itu. Dia bertanya kehalalan
kodok, tuapi, dan kelelawar padahal disekitarnya da hewan
dengan daging lezat. Kenapa pula harus meributkan kodok,
tupai, dan kelelawar?
Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, menceritakan
bahwasanya di mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi
Wasallam bersabda :
139
" Apa yang aku larang kalian dari (mengerjakan)-nya maka jauhilah ia, dan apa
yang aku perintahkan kalian untuk (melakukan)-nya maka lakukanlah sesuai
dengan kemampuan kalian, karena sesungguhnya yang menghancurkan orang-
orang yang sebelum kalian adalah karena banyaknya pertanyaan-pertanyaan
mereka (yang mereka ajukan) dan perselisihan mereka
dengan para Nabi-Nabi (yang diutus kepada) mereka ".
(H.R.Bukhari dan Muslim).
142
Saksikan Aku Seorang Muslim
Jangan Jadi Bebek!!!
Dunia mode mendapat cipratan kegilaan zaman, terus
menderu kencang dan meniupkan istilah gimod. Untuk bisa tampil
berkelas "gaul" atau "funky", seseorang harus melakukan yang
namanya gila mode. Istilah "gaul" muncrat begitu saja, entah
darimana datangnya, istilah itu menjadi istilah wajib bagi kaum muda.
Ada kacamata gaul, sepatu gaul, bahasa gaul sampe muncul istilah
ustad gaul. Kata gaul dipakai sebagai lawan kata norak, kuper. Maka,
ada yang bela-belain beli kacamata gaul, biar tidak disebut norak.
Padahal kacamatanya tidak lagi berfungsi sebagai alat bantu baca tapi
hanya sekedar pemanis muka, biar lebih caem.
Zaman edan seperti ini, semua yang imposible bisa jadi
posible, termasuk masalah dandanan atau mode, mode pakaian tahun
70-an yang bulukan atau terkesan norak meski sudah tidak ngetrend,
tapi dengan gencar dan deras dipromosikan lewat teve, majalah, artis,
atau yang lain akhirnya jadi suatu hal yang wajar.
Kemudian, apa hanya itu? Tidak cukup, masih banyak
gambaran untuk melukiskan generasi kita sedang Gila mode. Taruh
saja contoh, misalnya produk fashion D & G (Dolce & Gabbana), siap
melayani pesanan dari berbagai remaja dunia untuk menciptakan
mode fashion yang bisa menggambarkan model karakter tertentu. Jadi
kalau ingin berkarakter seperti pengusaha misalnya, bisa pesan dan
konsultasi busana apa yang cocok dengan karakter demikian. Walau
dia sebenarnya cuma pengangguran.
Dunia fashion Barat jadi kiblat kita, untuk bisa tampil sangar,
ditakutin orang, modis, terkenal, dan lain sebagainya. Bisa kebayang
apa yang ada di benak kawula muda sekarang? Tampil habis-habisan
untuk bisa disebut modis atau macho, meski harus merogoh kocek
yang dalam sekali. Tetapi buat mereka never mind, wajar itulah
143
tuntutan lingkungan, bagi mereka, menentang lingkungan kita berarti
amblas, tertinggal dan terseok dibelakang. Sahabat, Sudah sebegitu parahnya bukan lingkungan kita.
Bagaimana dengan sahabat semua? Yang punya Islam, yang mampu
menjadi tameng hidup dijaman segila apapun. Ironis memang, kalau
masa muda, dunianya harus dihabiskan berglamour ria dengan
fashion, padahal ditangan merekalah terletak estafet kepemimpinan,
kalau rusak remajanya maka bersiaplah ikut rusak generasinya. Betapa
terpuruknya pola pikir remaja kita, pandangan mereka picik,
meneropong kepribadian diri hanya dari busana yang dipakai,
dandanan atau penampilan saja. Padahal semua itu semu belaka,
busana bisa rusak, robek atau kumal, dandanan bisa luntur,
penampilan bisa menipu, semua itu hanya "kulit" saja, yang tidak
menunjukkan kepribadian seseorang, itu hanya tipuan yang bisa hilang
ditelan waktu danzaman.
Jangan jadi Bebek!!! Apapun mode terbaru diikuti. Ada trend
baru bingung untuk beli. Ada gaya baru pingin memiliki. Orang seperti
ini adalah korban zaman. Sahabat, jika kita ikut-ikutan dengan apa
yang tidak bermanfaat, dan bahkan bukan termasuk budaya islami,
maka sebenarnya kita secara tidak sadar telah mendeklarasikan diri
bukan menjadi bagian dari orang-orang beriman.
"Tidak termasuk golonganku, orang-orang yang menyerupai
selain golonganku (umat Islam)"
(Sunan Tirmidzi, hadits no. 2836).
Atau sabda Beliau yang lain :
"Siapa saja yang menyerupai suatu kaum,
maka ia termasuk golongan mereka"
(terj. HR. Abu Dawud dan Ahmad dari Ibnu Umar).
144
Jadi, walau kita sudah menegakkan sholat, membaca Al-
Qur'an, puasa di bulan Ramadhan kalau masih meniru orang Barat
atau diluar Islam dalam pandangan hidup, gaya hidup, ataupun pola
pikir, maka kita termasuk golongan mereka, bukan termasuk golongan
Rasulullah Saw. Padahal diakhirat nanti yang bisa memberi syafaat
hanya Nabi Muhammad. Nah, masih mau gila mode?
Saksikan Aku Seorang Muslim!!
Kegemilangan sejarah seorang muslim terukir bukan hanya
pasca risalah Muhammad SAW. Muslim adalah gelar agung yang sejak
semula disandang para guru peradaban. Termasuk Ibrahim ‘Alaihis
Salam. Dialah muslim yang hanif. Muslim yang telah memenggal
berhala dengan kapak kecerdasan serta meruntuhkan penghambaan
antar manusia, dan membungkam namrud si tuhan palsu.
“…Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu
dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia
(Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan
(begitu pula) dalam (Al Qur'an) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan
supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia…”(Al-Hajj 78)
Para hawari pengikut setia Nabi Isa ‘Alaihis Salam memberi
contoh mereka bangga dengan keislamannya.
Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani Israel) berkatalah dia:
"Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama)
Allah?" Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab: "Kami lah penolong-
penolong (agama) Allah. Kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa
sesungguhnya kami adalah orang-orang muslim!(Ali Imron : 52)
Dalam khazanah Islam, yang bisa menunjukkan
kepribadian (syakhshiyah) seseorang adalah dua faktor, yakni faktor
pola pikir (fikriyah) dan faktor pola sikap (nafsiyah), dan ukuran itu
tidak berubah oleh perubahan waktu dan zaman, meski jaman sedang
gonjang-ganjing, dia tetap menyandarkan semuanya pada Islam.
145 Sahabat, tetaplah berkeyakinan sebagai seorang muslim!
Tetaplah berpola pikir sebagai seorang muslim! Tetaplah berperilaku
sebagai seorang muslim! Tetaplah bergaya hidup sebagai seorang
muslim! Sesungguhnya menjadi seorang muslim adalah nikmat terbaik
yang Allah karuniakan untuk kita semua. Bersaksi bahwa kita seorang
muslim adalah perkataan terbaik dari seluruh perkataan.
Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang
menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan
berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?"
(Fushilat 33)
Kita telah tiba di akhir perjalanan… Tak perlu ada keraguan untuk memilih Islam sebagai jalan
hidup kita. Tak perlu secuilpun tersisip rasa malu untuk mengakui
kemusliman kita. Tak perlu ada takut untuk menunjukan kemusliman
kita. Sungguh, sahabat akan datang suatu masa yang dijanjikan,
dimana Islam menjadi guru peradaban. Semuanya akan berkiblat
pada agama ini. Dimanakah kita saat itu? Semoga kita menjadi bagian
dari orang-orang Islam yang mampu menampilkan Islam itu dalam
perilaku kita. Hingga nantinya, kata Ustadz Anis Matta, ada satu titik
dimana manusia tidak bisa lagi membedakan pesona kebenaran Islam
dengan pesona keagungan seorang muslim. Dan itulah kemenangan!
Perkara ini (Islam) akan merebak di segenap penjuru yang
ditembus malam dan siang. Allah tidak akan membiarkan satu rumahpun,
baik gedung maupun gubug melainkan Islam akan memasukinya
sehingga dapat memuliakan agama yang mulia dan menghinakan agama
yang hina. Yang dimuliakan adalah Islam dan yang dihinakan adalah kekufuran"
(HR. Ibnu Hibban)
147
Daftar Pustaka
Al-Munajid Muhammad Shalih.33 Kiat Khusu Dalam Shalat.
Pustaka Al-Kautsar. Jakarta:1996
Hawwa Said. Mensucikan Jiwa. Rabbani Press. Jakarta: 2008
Qardhawi, Yusuf. 1996. Al-Qur’an Berbicara Tentang Akal
dan Ilmu Pengetahuan. Jakarta : Gema Insani Press
Al-Murakfury, Shafiyurrahman. 1997. Sirah Nabawiyah.
Jakarta: Pustaka Al-Kautsar
Al-Buthy, Muhammad Said Ramadhan.
2005.
Sirah
Nabawiyah. Jakarta: Rabbani Press
A. Fillah Salim. 2006. Saksikan Aku Seorang Muslim.
Yogyakarta: Pro-U Media
Tim Mentoring Universitas Pendidikan Indonesia. 2007.
Generasi Muslim Sejati. Tutorial Press
Badan Mentoring STT Telkom. 2007. Life How to.