Buku Mentoring 2014 Universitas Diponegoro

152
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb. Segala puji hanya bagi Allah swt, atas limpahan rahmat, taufiq dan hidayah- Nya kepada kita. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad saw beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya hingga akhir zaman. Manusia adalah salah satu kelompok elite dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Mereka mempunyai peran kunci dan strategis dalam membangun peradaban. Mereka sering tampil di depan dalam perubahan sosial dan politik.Dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia, mahasiswa selalu tampil dalam kondisi krisis, inilah yang sering disebut bahwa mahasiswa adalah ”agent of change”. Mahasiswa adalah calon pemimpin di masa yang akan datang. Pemimpin bangsa diharapkan mampu membawa kemajuan negara dan bangsa. Dengan modal kompetensi intelektual yang didasari dengan moral yang tangguh (berkarakter), maka akan mampu mengelola sumber daya yang tersedia di bumi pertiwi ini dengan efektif dan efisien dan membawa bangsa Indonesia ini sejajar dengan bangsa-bangsa lain. Kegiatan mentoring yang dikelola UKM INSANI UNDIP bekerja sama dengan tiap lembaga Rohis Fakultas merupakan salah satu usaha agar mahasiswa mempunyai wawasan yang lebih luas, ketakwaan, keimanan, dan juga pencerahan, jadi mahasiswa diharapkan menjadi insan yang memiliki IPTEK dan IMTAK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta Iman dan Takwa). Ini sangat dibutuhkan karena akhir-akhir ini banyak aliran-aliran sesat dan ekstrimseperti NII, Jaringan Islam Liberal (JIL), Ahmadiyah, dan aliran lainnya yang telah dinyatakan sesat oleh MUI. Kegiatan mentoring ini diharapkan mampu meningkatkan para mahasiswa termotivasi untuk selalu meningkatkan kualitas diri dan akan membawa sukses di masa yang akan datang karena pepatah mengatakan bahwa ”success comes from strong desire” dan ”self-convidence is the way to success”.

Transcript of Buku Mentoring 2014 Universitas Diponegoro

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji hanya bagi Allah swt, atas limpahan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada kita. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad saw beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya hingga akhir zaman.

Manusia adalah salah satu kelompok elite dalam kehidupan masyarakat

Indonesia. Mereka mempunyai peran kunci dan strategis dalam membangun peradaban. Mereka sering tampil di depan dalam perubahan sosial dan politik.Dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia, mahasiswa selalu tampil dalam kondisi krisis, inilah yang sering disebut bahwa mahasiswa adalah ”agent of change”.

Mahasiswa adalah calon pemimpin di masa yang akan datang. Pemimpin

bangsa diharapkan mampu membawa kemajuan negara dan bangsa. Dengan modal kompetensi intelektual yang didasari dengan moral yang tangguh (berkarakter), maka akan mampu mengelola sumber daya yang tersedia di bumi pertiwi ini dengan efektif dan efisien dan membawa bangsa Indonesia ini sejajar dengan bangsa-bangsa lain.

Kegiatan mentoring yang dikelola UKM INSANI UNDIP bekerja sama dengan

tiap lembaga Rohis Fakultas merupakan salah satu usaha agar mahasiswa mempunyai wawasan yang lebih luas, ketakwaan, keimanan, dan juga pencerahan, jadi mahasiswa diharapkan menjadi insan yang memiliki IPTEK dan IMTAK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta Iman dan Takwa). Ini sangat dibutuhkan karena akhir-akhir ini banyak aliran-aliran sesat dan ekstrimseperti NII, Jaringan Islam Liberal (JIL), Ahmadiyah, dan aliran lainnya yang telah dinyatakan sesat oleh MUI.

Kegiatan mentoring ini diharapkan mampu meningkatkan para mahasiswa

termotivasi untuk selalu meningkatkan kualitas diri dan akan membawa sukses di masa yang akan datang karena pepatah mengatakan bahwa ”success comes from strong desire” dan ”self-convidence is the way to success”.

Sebagai Pembantu Rektor bidang Kemahasiswaan, saya mendukung dan berharap agar kegiatan mentoring dengan spirit never end, yang mampu mendorong setiap mahasiswa mampu memahami dirinya dan memanage dirinya sehingga tercipta ”self supporting and self adjusting” bagi mahasiswa Undip.

Akhirnya saya merasa bangga dengan diterbitkannya buku ini sebagai pedoman untuk memberikan materi mentoring kepada mahasiswa. Saya ucapkan selamat dan terimakasih atas usahanya sehingga buku ini tersusun dan bermanfaat. Amin. Amin. Amin.

Semarang, 1 Agustus 2014

Pembantu Rektor III

Drs. Warsito, SU. NIP 1954020219810301014

i

“Orientasi yang mengedepankan keilmuan ternyata tidak bisa

membahagiakan dan memenuhi seluruh kebutuhan. Kebutuhan tidak

hanya secara intelektual semata tapi juga secara ruhaniyah spiritual yang

justru membawa kebahagiaan. Salah satunya adalah kegiatan mentoring

di bawah BPMAIU dimana kegiatan tersebut sangat positif bagi

pengembangan karakter mahasiswa baru dan lama. Saya selaku dosen

PAI, sangat berharap kepada adek-adek agar aktif dalam kegiatan

mentoring agar terus menegakkan nilai-nilai ajaran agama islam sehingga

terbentuk kampus yang religi sekaligus tidak ketinggalan dengan

keilmuan. Jadi akan menuju pada mahasiswa yang paripurna baik dari segi

kepribadian dan keilmuan.”

Bp Muhyidin, S.Ag, M.Ag,

Dosen Pengantar Agama Islam Universitas Diponegoro

“Saya sudah mentoring sejak SMA. Banyak perubahan dan perbaikan

dalam diri saya. Karena setiap pekan selalu berkumpul dengan orang-

orang yang selalu ingin lebih baik.”

Taufik Aulia R

Presiden BEM KM UNDIP 2014

“Mentoring adalah sarana untuk menjadikan diri dekat dengan Allah,

peduli dengan sesame, serta untuk meningkatkan kualitas diri secara lahir

dan batin. Mentoring telah membawa saya ke dunia yang penuh arti.”

Riza

Ketua INSANI 2014

ii

"Dengan mentoring kita dapat merasakan nikmatnya persaudaraan,

manisnya keimanan, Semangatnya perjuangan, karena mentoring

nutrisi bagi ruh kita"

Muadz

Ketua BPMAIU 2014

“Terkadang jangan pernah mengabaikan hal yang kecil untuk menggapai

hal yang besar tidak pula dengan tidak bermimpi besar dan mulai lah dari

lingkaran kecil untuk membuat lingkaran yang besar.

Arbad

MAWAPRES UNDIP

2

3

Mencari Generasi yang Hilang

(sebuah renungan tentang zaman)

Entah kita hidup di zaman apa…

Ketika manusia berpikir sesat. Sampai berani bertanya;

untuk apa Tuhan? Seakan mereka berkuasa atas alam semesta.

Seakan mereka mampu menghentikan detak jantung dan aliran

darah dalam tubuh mereka. Padahal, mereka tak kan mampu

melakukannya walau sedetik. Mereka pun mengalihkan rasa

ketuhanan pada harta dan tahta. Bahkan ketergantungan

mereka telah beralih pada orang-orang yang sok berkuasa

melebihi Tuhan. Meramal nasib kemudian menyarankan

perkara yang tidak masuk akal untuk melawan takdir. Padahal

sungguh para dukun, paranormal, atau apalah sebutannya tak

kan mampu melawan takdir mereka sendiri. Tak kan mampu

mencegah datangnya ajal mereka sendiri.

Entah kita hidup di zaman apa…

Ketika kemuliaan dan kehormatan manusia hanya

diukur dengan segenggam harta dan derajat tahta. Tak peduli

bagaimana caranya memperoleh harta; membunuh pelan-pelan

rakyat yang busung lapar karena makanan mereka dirampas,

tau mencekik leher orang-orang miskin, atau memakan hak-hak

masyarakat yang telah mengusungnya, mereka tak peduli.

Begitupun cara mereka meraih tahta; apakah dengan melumuri

tangan mereka dengan darah lawan politiknya, ataukah

menjejalkan uang neraka ke mulut para pengambil kebijakan

yang serakah, mereka pun tak peduli.

4

Entah kita hidup di zaman apa…

Ketika para artis naik tingkat menjadi nabi. Disanjung,

diikuti, diteladani, seluruh sisi kehidupannya. Bahkan ada yang

rela mati hanya sekedar untuk memuaskan rasa penasarannya

melihat sang idola. Tak sadarkah mereka, para artis itu tak akan

memberikan apapun kepadanya, apalagi di kampung akhirat

sana. Bahkan mereka sendiri tak akan mampu menghindari

hisab (perhitungan amal) di hadapan Tuhan. Sama sekali tidak

bisa! Bahkan merekapun tak sempat memikirkan nasib para

fansnya kelak.

Entah kita hidup di zaman apa…

Ketika televisi menjadi kitab suci. Tiap hari dicermati.

Tiap hari dikaji dengan sepenuh mata dan sepenuh jiwa. Hingga

ia menjadi ruh kehidupan para penontonnya. Filmnya,

sinetronnya, kuisnya, termasuk iklannya. Kebejatan dikemas

menjadi hiburan, pornografi dibalut kata sebagai seni,

hedonisme diklaim sebagai gaya modern, penampilan seronok

yang memekakkan mata dibela sebagai hak asasi.

Entah kita hidup di zaman apa…

Kemaksiatan merajalela. Seakan bebas berkeliaran

memakan korban. Perjudian menjadi obsesi, mabuk-mabukan

menjadi tempat pelarian masalah, perzinahan menjadi sesuatu

yang tak lagi tabu. Bahkan, ketika ayah menzinahi anaknya.

Paman menodai keponakannya. Kakak menjamah adiknya.

Entah, apa yang terjadi. Bahkan seekor hewan pun

enggan menjamah yang satu darah. Sedang manusia begitu

berani melanggar hukum ilahi.

5

Tapi Sahabat…

Kini, bukan saatnya kita mengumpat. Bukan pula

saatnya untuk menghardik. Juga bukan waktu untuk menyerah,

atau bahkan malah ikut terhanyut dalam arus menuju

kesengsaraan neraka abadi.

Kini saatnya…kita menyongsong perbaikan!!!

Zaman ini sedang mencari generasi Ibrahim. Yang

dengan kapak tauhidnya menghancurkan berhala hina. Yang

dengan kecerdasannya berseru lantang di depan penguasa

dhalim. Yang dengan sepenuh tawakkalnya merangkai cita-cita

raksasa: menjadikan agama ini diatas semua agama dan tidak

ada lagi syirik dan agama hanya untuk Allah semata.

Zaman sedang mencari generasi Musa. Yang dengan

keberanianya meluluhkan keangkuhan pengaku tuhan. Yang

dengan kesabarannya meluruskan kesesatan. Yang dengan

kebersihan hatinya membasuh lusuhnya kebodohan.

Zaman sedang mencari generasi Muhammad. Yang

dengan kelemahlembutannya melunakkan hati para pecinta

berhala. Yang dengan kefasihan lisannya menyerukan manusia

pada kebenaran. Yang dengan kasih sayangnya membasuh hati-

hati dekil itu menjadi suci nan mempesona.

Dimanakah generasi itu sekarang…?

6

Tak perlulah kita sibuk mencari karena semua itu ada

dalam diri kita. Hanyalah tekad yang membaja dan keinginan

yang kuat yang akan menjadikan kita menjadi generasi harapan

zaman, generasi mujahid!

Cukuplah kita tekadkan dan serukan dalam jiwa kita!

Jika ada sejuta mujahid

Satu diantaranya adalah aku

Jika ada seratus ribu mujahid

Satu diantaranya adalah aku

Jika ada seribu mujahid

Satu diantanya adalah aku

Jika ada seratus mujahid

Satu diantaranya adalah aku

Jika ada sepuluh mujahid

Satu diantaranya adalah aku

Jika hanya ada satu mujahid

Maka itu adalah aku

Mengetahui

Mentee

(…………………..)

Pementor

(…………………..)

7

LEMBAR MENCATAT

9

10

Kenyataan hari ini adalah mimpi hari kemarin dan kenyataan hari

esok adalah mimpi hari ini.

Sahabat,, kalau kita menjadi seorang muslim hari ini sesungguhnya ia adalah hasil dari mimpi orang-orang sebelum kita. Kalau hari ini kita bisa menikmati indahnya alunan al-Qur’an, kita bisa melaksanakan sholat, memahami arti puasa, serta terpenuhi kebutuhan spiritual kita, maka itupun hasil dari mimpi orang-orang sebelum kita. Termasuk, kita mengenal mentoring hari ini, oleh karena mimpi orang-orang sebelum kita. Lho kok bisa?

begini ceritanya…

Bermula dari nabi Ibrahim yang diangkat oleh Allah menjadi pemimpin manusia sebagaimana tertulis dalam surat al-Baqoroh : 124

“Dan (ingatlah) ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat, lalu dia

melaksanakan dengan sempurna. Dia (Allah) berfirman “Sesungguhnya aku

menjadikan engkau sebagai pemimpin bagi seluruh manusia.” Dia (Ibrahim)

berkata, “Dan juga dari anak cucuku?” Allah berfirman, “Benar, tetapi) janji-Ku

tidak berlaku bagi orang-orang yang dzalim.”

Begitu Nabi Ibrahim diangkat menjadi pemimpin manusia, maka

visi kepemimpinanannya mengalir indah di ayat-ayat berikutnya.

Yakin! kalau ada pemimpin yang bervisi seperti beliau maka

dipastikan bangsa itu akan sejahtera. Diantara visi itu adalah,

menjadikan mekah menjadi negeri yang makmur dan dilimpahi

berbagai buah-buahan, menerima amal shaleh, dan mengajari

11

pada umatnya dalam ibadah. Di akhir cerita tentang visi Nabi Ibrahim di ayat 129, beliau berdoa pada Allah,

“ Ya Tuhan kami, utuslah di tengah mereka seorang rasul dari kalangan mereka

sendiri, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat-Mu dan mengajarkan

kitab dan hikmah kepada mereka, dan menyucikan mereka. Sungguh Engkaulah

yang maha perkasa.”

Sahabat, perhatikan empat aktifitas rasul yang menjadi doa Nabi Ibrahim diatas! Lalu mari kita simak ayat yang lain di surat al- Jumu’ah ayat 2

“Dialah (Allah) yang mengutus seorang Rasul kepada kaum yang buta huruf dari

kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya,

menyucikan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka kitab dan hikmah

(sunnah). Meskipun sebelumnya mereka benar-benar dalam kesesatan yang

nyata.”

Perhatikan, ternyata ada kesamaan!

Rasul yang dimaksud dalam ayat itu adalah Rasulullah

Muhammad SAW. Sekarang, mari berhitung sejarah! Raja

Fir’aun penguasa Mesir yang diluluhlantakkan Allah di laut

Merah karena menentang Nabi Musa, hidup 1500 sebelum

masehi.

Padahal Nabi Ibrahim, hidup jauh sebelum masa Nabi Musa.

Inilah yang luar biasa!!! Kekuatan visi dan doa Nabi Ibrahim

dikabulkan oleh Allah, bahkan setelah ribuan tahun lamanya.

Visi itu adalah visi pembinaan atau dalam bahasa kerennya

sering disebut tarbiyah. Visi yang disebutkan dalam ayat itu

dengan empat aktifitas; membacakan ayat-ayat Allah,

menyucikan jiwa, dan kitab (al-Qur’an) dan hikmah (sunnah) .

12

Tak cukup sampai Nabi Muhammad, visi itu bahkan telah sampai

pada kita. Buktinya? Aktifitas mentoring. Bukankah disini kita

akan membaca ayat-ayat Allah, mempelajari al-Qur’an,

mempelajari assunah, dan selalu nasehat menasehati untuk

kesucian ruhani kita! Maka Sahabat, berbanggalah dan

bersunguh-sungguhlah karena kita sedang mewarisi aktifitas

mulia, aktifitas para nabi.

Inilah Solusi Masalah Kita

“Tarbiyah memang bukan segala-galanya namun segala-galanya

dimulai dari tarbiyah”

Ungkapan itu disampaikan seorang ulama Syaikh Musthafa

Masyhur dalam bukunya Fiqh Dakwah. Memang aktifitas

mentoring kita bukanlah segala-galanya namun segala-galanya

dimulai dari mentoring kita ini. Perbaikan diri kita, perbaikan

keluarga kita, masyarakat, bangsa, dan umat Islam seluruhnya

dimulai dari sini. Nggak percaya?

Mari kembali kita simak surat Al-Jumu’ah ayat dua diatas.

Diakhir ayat itu Allah menyebutkan sebuah potongan yang

menggambarkan di negeri seperti apakah Rasulullah diturunkan,

“Meskipun sebelumnya, mereka benar-benar dalam kesesatan

yang nyata.”

Bukan sekedar kesesatan, tapi Allah sebutkan dengan

penekanan khusus kesesatan yang nyata! Kalau kita buka

kembali sejarah Rasulullah diutus pada sebuah zaman dan kaum

yang disebut jahiliyah, zaman yang diliputi kebodohan. Mereka

menyembah patung yang mereka buat dari batu dan tepung.

Bahkan mereka bisa makan Tuhan dari tepung buatan mereka

sendiri jika lapar.

13

Ini pernah terjadi pada sahabat besar Umar bin Khatab pada

masa jahiliyahnya, dan selalu membuat beliau tertawa jika

teringat masa itu. Bodoh dan lucu memang…manusia bisa akan

Tuhan. Mereka juga membunuh anak perempuan hanya karena

malu. Minum minuman keras, perzinaan, dan sederet

kemaksiyatan-kemaksiyatan yang lain mewarnai kehidupan

mereka.

Rasulullah diutus pada kondisi masyarakat yang sedemikian

rusak hanya sendirian. Benar-benar sendiri pada awalnya. Apa

yang pertama beliau lakukan pada masyarakat seperti itu?

Setelah Rasulullah berhasil berdakwah dengan sembunyi-

sembunyi, maka mereka dibawa semuanya ke sebuah

pertemuan rutin yang disebut Darul Arqam.

Darul Arqam hanyalah sebuah majlis kecil yang berisi delapan

sampai sepuluh sahabat. Majelis ini diselenggarakan di rumah

sahabat Arqam bin Abil Arqam yang terletak di daerah

pegunungan. Majlis kecil ini lahirlah manusia-manusia pengukir

sejarah. Apa yang mereka lakukan? Rasulullah dan para sahabat

memulai karir sejarah mereka dari sebuah halaqoh (posisi duduk

melingkar persis mentoring) yang di dalamnya dilakukan empat

aktifitas; membaca al-Qur’an, mempelajari al-Qur’an,

mempelajari sunnah, dan menyucikan ruhani.

Dari Darul Arqam lah, kemudian Islam meluas dalam masyarakat

jahiliyah saat itu. Satu-persatu orang “terseret” dalam arus

kebaikan, ma’siyat mulai terkikis, pengormatan antar manusia

dengan manusia lain pun ditegakkan.

14

Dan pada titik puncaknya, lingkaran kecil itu berubah menjadi

penganyom bagi dua per tiga bumi ini. Menciptakan

kemakmuran yang tiada pernah terbayang manusia

Pernahkah kita menemui sebuah negara yang seluruh rakyatnya

tidak mau menerima zakat? Bukan karena gengsi atau malu, tapi

karena mereka memang telah mencapai hidup yang benar-

benar sejahtera. Cerita indah itu pernah benar-benar terjadi

pada masa Umar bin Abdul Aziz. Sekali lagi semuanya dimulai

dari TARBIYAH!

Sahabat, mungkin masih ada keraguan di benakmu, kok bias

ya…dari lingkaran kecil itu saja bisa menyelamatkan bangsa

bobrok dan bodoh serta mengangkatnya menjadi penganyom

dunia? Ya , bisalah. Begini prosesnya. Dari halaqoh yang dibina

oleh Rasulullah para sahabat mendapatkan ilmu, mempererat

ikatan hati dalam halaqoh mereka, memperkuat optimisme

dalam hidup mereka, dan menumbuhkan kemuliaan dengan

keislaman mereka. Dengan begitu mereka mereka menjadi

manusia-manusia yang sholeh, cerdas, dan-kalau orang

sekarang bilang-punya integritas pribadi yang tinggi.

Para sahabat yang telah terbina itu menikah. Mereka membina

keluarga. Dari keluarga para sahabat yang baik ini terbentuklah

masyarakat yang baik. Begitulah seterusnya sampai terbentuk

negara yang baik dan akhirnya menjadi penganyom dunia.

15

Bisakah kita melakukannya? Tentu, asal kita lakukan dengan

prosedur yang sama, bersungguh-sungguh, dan terus-menerus,

maka suatu saat nanti kitalah yang akan menjadi solusi bagi

segala permasalahan bangsa dan umat Islam saat ini. Memang

bukan hari ini! Tapi, nanti dan itu pasti! Allahu Akbar…

Sahabat, mari kita bersyukur karena kita masih bertemu dengan

mentoring hari ini. Jadikan ia lingkaran terindah dalam

kehidupan kita. Lingkaran tempat kita berbagi ilmu, tempat kita

berdiskusi, tempat untuk sharing, tempat untuk saling menjalin

persaudaraan sejati dengan saudara seiman kita.Ok…

Mengetahui

Mentee

(…………………..)

Pementor

(…………………..)

16

LEMBAR MENCATAT

18

19

Sahabat, kalau sebelumnya sudah kita bahas pentingnya

tarbiyah, maka bab ini akan membahas pribadi seperti apa yang

akan dilahirkan dari tarbiyah Islam. Pribadi seperti apakah yang

dimiliki para sahabat hingga mereka disebut oleh Allah sebagai

sebaik-baik umat “Kalian adalah umat terbaik yang dikeluarkan untuk manusia”

(Ali Imron : 110)

Dengan mengetahui karakter ini, semoga kita bisa

mengukur sudahkah kita memenuhi karakter itu, punya

semangat untuk meraihnya dan yang lebih penting lagi kita tahu

apa yang harus kita lakukan untuk mencapainya. Inilah sepuluh

karakter muslim Idaman

Pertama, akidah yang lurus dan benar. Inilah karakter

paling urgen yang harus dimiliki seorang muslim. Akidah adalah

landasan paling utama dalam aktifitas setiap muslim. Dengan

akidah yang lurus seseorang akan menjadi orang yang optimis

dalam hidupnya. Karena dirinya menyakini dan bisa merasakan

kehadiran Allah dalam setiap aktifitasnya. Tak perlulah pergi ke

dukun,paranormal (atau para tidak normal), orang pintar dan

yang sejenisnya.

Muslim yang berakidah lurus tidak akan berdoa kecuali

kepada Allah saja. Kuburan, pohon keramat, batu sakti sama

sekali tak ada dalam pikirannya. Mereka juga menyakini bahwa

usaha merekalah penentu keberhasilan atau kegagalan tentu

dengan seijin Allah. Ramalan bintang, ramalan tangan, sio, dan

lain-lain adalah hal-hal konyol yang sama sekali tidak boleh kita

percayai.

20

Akidah yang lurus juga akan menjaga keimanan seorang

muslim dari berbagai iming-iming baik materi atau kedudukan

untuk menanggalkan keIslamnnya. Imannya kokoh hingga di

akhir hayatnya.

Kedua, Ibadahnya benar. Seorang selalu menjaga

niatnya dalam ibadah. Bukan untuk disanjung atau supaya

kelaihatan sholeh. Tujuannya hanya Allah saja. Ibadahnya juga

ibadah sebagaimana dituntunkan oleh Rasulullah SAW. Tidak

mengarang sendiri seperti kasus-kasus yang pernah kita dengar,

seperti sholat dengan bahasa Indonesia atau baca sambil

diartikan.

Muslim idaman juga menjaga agar semua kewajiban-

kewajibannya terpenuhi. Sholat lima waktu, puasa Ramadhan,

zakat, dan haji adalah ibadah-ibadah pokok dan wajib dalam

Islam. Tak cukup yang wajib saja, yang sunah pun tidak

ketinggalan seperti puasa senin kamis, sholat tahajud, sholat

dhuha, dsb.

Ketiga adalah berakhlak mulia. Dia adalah teman yang

baik terhadap temannya yang lain. Dia adalah seorang anak

yang berbakti kepada orang tuanya. Dia adalah orang yang

selalu menghias diri dengan senyum, sapa, salam , dan santun.

Tutur bicaranya selalu halus dan tidak menyakiti hati. Dia adalah

orang yang dermawan, tawadhu, dan selalu membuat orang

lain bahagia. Dialah muslim idaman.

Keempat, wawasannya luas dan cerdas. Seorang

muslim haruslah cerdas. Bisa baca al-Qur’an dengan baik, IP

juga diatas rata-rata, memahami ilmu-ilmu agama, mengikuti

21

berbagai perkembangan informasi. Dan yang penting lagi, tidak

gaptek.

Kelima adalah pandai menjaga waktu. Waktu adalah pedang. Waktu adalah emas. Waktu adalah ilmu. Begitulah peribahasa yang menunujukan pentingnya waktu. Bahkan, Allah dalam surat al-‘Asr bersumpah atas nama waktu. Ini adalah sebuah sinyal seorang muslim adalah mereka yang bisa memanfaatkan waktunya dengan baik. Selalu menghasilkan sesuatu yang bermanfaat di tiap detiknya. Tidak membuangnya untuk aktifitas sia-sia, apalagi aktifitas yang membuat Allah murka.

Keenam, manajemen hidupnya teratur. Hidup seorang muslim sejati selalu teratur, terencana, dan berjalan by planning. Bukan asal mengalir saja. Aktifitasnya diatur dengan baik. Rumahnya juga teratur. Kamarnya tidak berantakan. Dia juga bisa bekerja dalam tim, mengorganisir sebuah organisasi, dan mengelola kerja bersama. Pokoknya, semuanya di manage dengan baik.

Ketujuh adalah entrepreneuer. Apa itu entrepheuner?

Eit, jangan salah yang dimaksud entrepheuner disini bukan

berarti harus jadi pengusaha besar. Tapi entrepheunership disini

lebih pada kemandirian ekonomi. Seorang muslim (laki-laki)

yang sudah baligh, maka seluruh kebutuhannya menjadi

tanggungannya sendiri. Kalaupun orangtua masih memberikan

biaya hidupnya, maka itu sedekah dari orang tua. Yach, masak

harus disedekahi terus? Maka dari itu, walaupun

penghasilannya belum besar tetap harus belajar dan berusaha

memenuhi kebutuhan finansialnya sendiri.

22

Kedelapan adalah mampu mengendalikan nafsu. Nabi

Yusuf adalah fenomenal dalam hal ini. Siapa yang kuat, digoda

oleh istri raja yang cantik, masih gadis (ternyata Zulaikha belum

pernah disentuh sang Raja), di dalam ruangan yang tak seorang

pun tahu. Tapi, kekuatan Iman membuat Nabi Yusuf yang saat

itu juga masih bujang berontak dan menghindarkan diri dari

Zulaikha. Nah, seorang muslim idaman adalah yang mampu

menjaga nafsunya yang senantiasa menyuruh pada keburukan.

Kesembilan, bugar fisiknya. Ini juga tak kalah penting.

Seorang muslim idaman dilarang sakit-sakitan. Dia adalah

seorang yang menjaga makananya agar selalu halal, thoyyib,

dan secukupnya. Mempunyai agenda olahraga yang teratur.

Kalau perlu, check up ke dokter secara berkala. Ingat, Rasulullah

adalah orang yang sangat kuat bahkan mampu mengalahkan

pegulat terbaik kala itu.

Kesepuluh adalah bermanfaat bagi orang lain. Setelah

semua karakter diatas dimiliki seorang muslim maka dia

diharapkan menjadi manusia yang bisa membertikan manfaat

pada orang lain, pada lingkungan, dan pada semua hal yang

bersifat kebaikan. Ingat, Sebaik-baik manusia adalah manusia

yang paling bermanfaat bagi orang lain.

Bayangkan jika semua karakter itu pada diri kita? Luar

biasa bukan!! Sudah cerdas, sholeh, orangnya baik, tampan,

cakep, sehat, kaya, disukai banyak orang lagi. Nah kalau sudah

begitu, kata seorang teman saya, mertua mana yang nolak…???

Sahabat, mungkin muncul di benak Anda semua; Ah,

masak sih ada manusia dengan karakter sehebat itu. Jawabnya :

23

ADA!!

Yaitu para sahabat Rasulullah SAW. Tapi itu kan dulu? Benar itu

dulu, tapi bukankah sejarah selalu berulang. Kata seorang

pemikir Islam dari Mesir, Sayyid Qutb, masih mungkin muncul

pribadi-pribadi seperti para sahabat Rasul pada zaman ini. Yach,

walaupun tidak pada satu tempat, satu zaman, dan tidak pula

terjadi pada semua orang.

Tarbiyah (baca : mentoring) kita adalah untuk mencapai

10 karakter itu. Apakah mungkin? Sangat mungkin! Sekali lagi

kita berkaca pada sejarah Rasul bagaimana mereka membentuk

sahabat pada kala itu. Asal kita ikuti prosesnya dengan baik

maka insya Allah itu akan terwujud. Mungkin bukan hari ini,

atau sekali jadi. Tapi rasakan dan buktikan lima tahun atau

sepuluh tahun lagi. Asal, Sahabat semua mengikuti prosesnya

dengan baik.

Mengetahui

Mentee

(…………………..)

Pementor

(…………………..)

24

LEMBAR MENCATAT

26

Islamisasi Science

Sahabat...

Apa yang terlintas dalam benak kamu, ketika kamu

mendengar kata Islam? Apakah hanya sebatas Islam itu sholat,

tilawah, dan puasa saja? Atau Islam itu hanya belajar Qur’an

dan Hadist saja?

Salah besar jika kita menganggap Islam sesempit itu.

Islam sempurna dan menyeluruh. Islam itu tidak hanya

menganjurkan untuk belajar ilmu agama saja, tapi Islam juga

menganjurkan kita untuk belajar ilmu pengetahuan. Islam

adalah agama yang peduli dengan perkembangan IPTEK. Seperti

ayat Qur’an yang pertama kali turun Q.S. Al –‘Alaq: 1-5 Allah

berfirman:

“Bacalah dengan menyebut nama Tuhan-mu yang menciptakan. Dia telah

menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan tuhan-mulah Yang

Maha Pemurah. Yang mengajarkan (manusia) dengan perantara kalam. Dia

mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”

Sahabat, ternyata Al Qur’an itu merupakan kitab yang

menghimpun segala disiplin ilmu dan falsafah. Ilmu itu

datangnya dari Allah sebagai tanda kemuliaan-Nya.

Allah pun menghargai orang yang beriman dan berilmu

sebgai orang-rang yang mempunyai derajat lebih tinggi di

hadapan Allah SWT.

“niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang

beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu

pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui

apa yang kamu kerjakan.” (Al-Mujadilah: 11)

27

Gejolak Islamisasi Science

Sahabat, pernah mendengar istilah islamisasi

sceince? Bagi yang belum semoga tulisan ini mencerahkan. Dan

bagi yang pernah mendengarnya, semoga tulisan ini bisa

memberikan pendalaman yang lebih.

Pada saat umat Islam menapak abad 15 Hijriah, ada

upaya untuk membangkitkan kembali berbagai macam prestasi

yang pernah diraih beberapa abad sebelumnya. Momen itu juga

yang coba digunakan untuk menggali kembali salah satu capaian

umat Islam yang monumental dalam budaya keilmuan yang

sangat tinggi serta sumbangan yang pernah diberikan pada ilmu

pengetahuan. Ya, islam pernah memimpin dunia ini dalam

segala kebaikan, termasuk ilmu pengetahuan.

Apakah ada yang salah dengan ilmu pengetahuan saat

ini, sehingga kita harus melakukan Islamisai ilmu? Jawabnya;

ya!!! Sahabat, ada yang beberapa hal yang salah dalam ilmu

pengatahuan yang selama ini kita pelajari.

Ilmu pengatahuan yang saat ini kita pelajari

menjadikan barat sebagai acuannya. Padahal, barat

mendasarkan ilmu pengatahuan berdasar pada filsafat Yunani

dan Romawi. Adakah yang salah dengan kedua filsafat tersebut?

Wah, rumit ya…mari kita pelajari pelan-pelan. Apa yang salah

dari filsafat Yunani dan Romawi?

OK, bagi sahabat semua yang pernah belajar filsafat,

tentu tahu apa yang disebut dengan filsafat ilmu. Filsafat adalah

ilmu yang mempelajari tentang akar dari sesuatu atau

mempelajari makna terdalam dari sesuatu. Jika disebutkan

filsafat ilmu, maka ialah cabang filsafat yang mempelajari

28

tentang ilmu. Filsafat ilmulah yang menjawab pertanyaan-

pertanyaan mendasar sebagai berikut; Apa objek dari ilmu

(ontologi)? Bagaimana memperoleh ilmu (epistimologi)? Dan

untuk apa ilmu (aksiologi)?

Mungkin Sahabat yang belum pernah belajar filsafat

(bukan dari jurusan social) bertanya-tanya; untuk apa

pertanyaan seperti itu. Tapi itulah sebenarnya pertanyaan

mendasar yang akan mempengaruhi bagaimana arah ilmu

pengetahuan. Menjadi ilmu yang menyesatkan atau

mmemerikan kemanfaatan. Nah, semoga Sahabat semua tidak

tambah pusing. Mari kita bedah one by one apa itu ontologi,

epistimologi, dan aksiologi.

Ontologi Kajian ontologi ini membahas tentang obyek dari ilmu

pengetahuan. Gambaran tentang obeyek pengetahuan ini bisa

digambarkan dengan pernytaan seorang guru besar di Jepang

"Butsurigaku wa goritekina mono Fugoritekina mono, tatoeba

kamisama no sonzai , wa butsurigaku no manaita ni nosetewa

ikenai. Ungkapan dalam bahasa negeri sakura tersebut berarti, "

Obyek ilmu Fisika adalah hal-hal yang logis. Hal-hal yang tidak

logis, misalnya keberadaan Tuhan, tidak boleh dimasukkan ke

dalam ilmu Fisika."

Nah, Sahabat itulah gambaran ilmu barat. Pada ilmu

pengetahuan barat, obyek atau realitas dibatasi pada hal-hal

yang bersifat materi. Hal ini tidak dapat dipisahkan dengan cara

pandang mereka yang bersifat materialistik-sekularistik.

Ilmuwan barat bersikukuh bahwa wilayah ilmu pengetahuan

dibatasi pada sesuatu yang riil, pasti dan kuantitatif.

29

Dengan cara pandang ini, ilmuwan barat merasa tidak

perlu dan menganggap tidak ada artinya mengembara lebih

jauh dengan melihat fenomena alam sebagai kumpulan hikmah.

Apalagi untuk berpikir tentang Tuhan. Bagi mereka belajar hal-

hal tersebut bukanlah termasuk ilmu. Maka mereka menjadi

orang-orang yang kering spiritualialitasnya dan menyebabkan

mereka kehilangan tujuan hidup.

Sedang dalam Islam, selain materi, maka yang non

materi termasuk pengetahuan yang harus dipelajari oleh

seorang muslim. Misal, ma’rifatullah (mengenal Allah) seperti

yang sudah kita bahas di depan.

Epistemologi

Epistemologi adalah cabang filsafat yang membahas

tentang metodologi. Di dalam ilmu pengetahuan barat, satu-

satunya cara mendapatkan ilmu pengetahuan adalah melalui

metoda ilmiah yang ditopang oleh dua tiang utamanya:

rasionalisme dan empirisme. Rasionalisme dipelopori oleh Rene

Descartes (1596-1650) yang mengatakan bahwa sumber ilmu

pengetahuan adalah rasio. Hanya pengetahuan yang didapat

dari akallah, dengan metoda deduktif, yang memenuhi syarat

ilmiah.

Tiang kedua dipelopori oleh Francis Bacon (1561-

1626) yang menegaskan bahwa pengalaman empirislah yang

menjadi sumber ilmu pengetahuan. Apa-apa yang didapat dari

eksperimen empiris, melalui metoda induktif, yang dapat

dikatakan ilmiah.

30

Mereka menganggap bahwa ilmu pengetahuan hanya

dapat diperoleh melalui penalaran rasional dan pengalaman

empiris berarti tidak membuka ruang bagi peran wahyu ilahi

dalam wilayah ilmu pengetahuan.

Sedangkan Islam, mengajarkan kepada kita bahwa

mempelajari Al-Qur’an pun menrupakan cara kita

memperoleh ilmu pengetahuan. Karena di dalamnyalah ilmu

dari Zat Yang Memiliki Ilmu terhimpun sebagai kalam-Nya yang

mulia.

Orang-orang yang semata-mata mengandalkan akal dan

pengalaman empiris saja sebagai landasan hidupnya, pastilah ia

akan tersesat. Betapa banyak fenomena di alam mini yang tidak

bias dijelaskan dengan akal maupun dibuktikan dengan

eksperimen. Allah menggambarkan mereka orang-orang yang

lebih rendah dari binatang ternak.

Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin

dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk

memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak

dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka

mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat

Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi.

Mereka itulah orang-orang yang lalai. (Al-A‟raf : 179)

Sedang orang-orang yang benar-benar berilmu adalah

mereka yang memahami dan menyakini kebanaran al-Qur’an

“…Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada

ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." Dan tidak

dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang

berakal”.(Ali Imron : 7)

31

Aksiologi

Aksiologi adalah kajian yang menyangkut tujuan. Di

dalam wilayah kajian ini dibahas tentang manfaat dan

mudhorot yang dapat ditimbulkan oleh ilmu pengetahuan. Ilmu

pengetahuan barat dimanfaatkan untuk sekadar keuntungan

yang bersifat materi dan duniawi. Francis Bacon, misalnya,

mengatakan bahwa ilmu pengetahuan digunakan untuk

memperkuat kemampuan manusia. Dia menegaskan bahwa

ilmu pengetahuan hanya bermanfaat jika nampak pada

kekuasaan manusia.

Ilmu pengetahuan barat tidak memiliki bingkai nilai

yang jelas tentang ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan telah

menjadi nilai itu sendiri. Oleh karenanya pemanfaatan ilmu

pengetahuan untuk penindasan sesama manusia serta

eksploitasi besar-besaran terhadap alam dapat kita lihat sebagai

akibat kekosongan ilmu pengetahuan terhadap nilai-nilai.

Islam mempunyai tujuan yang jelas dari ilmu

pengetahuan. Dalam Islam, ilmu pengetahuan mempunyai

fungsi untuk memperkuat keimanan kepada Allah serta

digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia. Bumi

Allah adalah hamparan yang menunjukan bukti

kekuasaannya. Bumi Allah juga disediakan bagi manusia untuk

dimanfaatkan sebaik mungkin dan senantiasa dilestarikan.

Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan

langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia

menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu;

karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah,

padahal kamu mengetahui. (al-Baqoroh : 22)

32

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam

dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-

orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan

berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya

berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha

Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (ali Imron 190-191)

Maka, dari itu Sahabat mari kita menjadi orang-orang

yang berilmu yang menguasai keilmuan masing-masing secara

mendalam. Kemudian kita berjuang agar ilmu kembali kepada

tujuan Sang Pencipta Ilmu, Allah SWT.

Ayo Semangat Belajar…!!!!!!

Prof. Arthur Alison: ''Karena Az Zumar 42'', Tidur dan Kematian

Namaku Arthur Alison, seorang profesor yang menjabat

Kepala Jurusan Teknik Elektro Universitas London. Sebagai

orang eksak, bagiku semua hal bisa dikatakan benar jika masuk

akal dan sesuai rasio. Karena itulah, pada awalnya agama bagiku

tak lebih dari objek studi. Sampai akhirnya aku menemukan

bahwa Al Qur’an, mampu menjangkau pemikiran manusia.

Bahkan lebih dari itu. Maka aku pun memeluk Islam.

Itu bermula saat aku diminta tampil untuk berbicara

tentang metode kedokteran spiritual. Undangan itu sampai

kepadaku karena selama beberapa tahun, aku mengetahui

Kelompok Studi Spiritual dan Psikologis Inggris. Saat itu, aku

sebenarnya telah mengenal Islam melalui sejumlah studi

tentang agama-agama.

33

Pada September 1985 itulah, aku diundang untuk

mengikuti Konferensi Islam Internasional tentang 'Keaslian

Metode Pengobatan dalam Al Quran' di Kairo. Pada acara itu,

aku mempresentasikan makalah tentang 'Terapi dengan

Metode Spiritual dan Psikologis dalam Al Quran'.

Makalah itu merupakan pembanding atas makalah lain

tentang 'Tidur dan Kematian', yang bisa dibilang tafsir medis

atas Qur’an surat Az Zumar ayat 42 yang disampaikan ilmuwan

Mesir, Dr. Mohammed Yahya Sharafi.

Fakta-fakta yang dikemukakan Sharafi atas ayat yang

artinya, "Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan

(memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya;

Maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan

kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu

yang ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu

terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir,"

telah membukakan mata hatiku terhadap Islam.

Secara parapsikologis, seperti dijelaskan Al Quran,

orang tidur dan orang mati adalah dua fenomena yang sama.

Yaitu dimana ruh terpisah dari jasad. Bedanya, pada orang tidur,

ruh dengan kekuasaan Allah bisa kembali kepada jasad saat

orang itu terjaga. Sedangkan pada orang mati, tidak.

Ayat itu merupakan penjelasan, mengapa setiap orang

yang bermimpi sadar dan ingat bahwa ia telah bermimpi. Ia bisa

mengingat mimpinya, padahal saat bermimpi ia sedang tidur.

Quran surat Az Zumar ayat 42 ini juga menjadi

penjelasan atas orang yang mengalami koma. Secara fisik, orang

yang koma tak ada bedanya dengan orang mati.

34

Tapi ia tak dapat dinyatakan mati, karena secara psikis ada

suatu kesadaran yang masih hidup.

"Bagaimana Al Quran yang diturunkan 15 abad silam,

bisa menjelaskan sebuah fenomena yang oleh teori

parapsikologis baru bisa dikonsepsikan pada abad ini?" Jawaban

atas pertanyaan inilah yang akhirnya meyakinkan aku untuk

memeluk Islam.

Selepas sesi pemaparan kesimpulan dalam

konferensi itu, disaksikan oleh Syekh Jad Al-Haq, Dr.

Mohammed Ahmady dan Dr. Mohammed Yahya Sharafi,

akupun menyatakan dengan tegas bahwa Islam adalah agama

yang nyata benarnya.

Terbukti, isi Al Qur’an yang merupakan firman Allah

pencipta manusia, sesuai dengan fakta-fakta ilmiah.

Kemudian dengan yakin, aku melafadzkan dua kalimat syahadat

yang sudah sangat fasih kubacakan. Sejak itu aku pun menjadi

seorang Muslim dan mengganti namaku menjadi Abdullah

Alison.

Sebagai Ketua Kelompok Studi Spiritual dan Psikologi

Inggris, aku telah mengenal banyak agama melalui sejumlah

studi yang dilakukan. Aku mempelajari Hindu, Budha dan agama

serta kepercayaan lainnya. Entah kenapa, ketika aku

mempelajari Islam, aku juga terdorong untuk melakukan studi

perbandingan dengan agama lainnya.

Walaupun baru pada saat konferensi di Mesir, aku yakin

benar bahwa Islam sebuah agama besar yang nyata

perbedaannya dengan agama lain. Agama yang paling baik

diantara agama-agama lain adalah Islam. Ia cocok dengan

35

hukum alam tentang proses kejadian manusia. Maka hanya

Islam-lah yang pantas mengarahkan jalan hidup manusia.

Aku merasakan benar, ada sesuatu yang mengontrol

alam ini. Dia itulah Sang Kreator, Allah Swt. Dari pengalaman

bagaimana aku mengenal dan masuk Islam, aku pikir

pendekatan ilmiah Al Quran bisa menjadi sarana efektif untuk

mendakwahkan Islam di Barat yang sangat rasional itu.

Mengetahui

Mentee

(…………………..)

Pementor

(…………………..)

36

LEMBAR MENCATAT

38

Sahabat, mari kita bersyukur kepada Allah dengan

sebenar-benar syukur. Sungguh terlalu banyak nikmat yang telah

Allah limpahkan kepada kita jika dibandingkan ketaatan yang

telah kita persembahkan untuk-Nya. Ketaatan yang sebenarnya

Allah sendiri tidak memerlukannya, bahkan kita yang sebenarnya

membutuhkan-Nya.

Sahabat, mari kita berusaha mencintai Allah. Karena

sungguh, Allah telah melimpahkan segenap kasih sayangNya

pada kita semua. Bukti kasih sayang itu terhampar di sepanjang

perjalanan kehidupan kita. Kita dilahirkan dari rahim seorang

ibu muslimah adalah bukti kasih sayang Allah. Kita tumbuh dan

berkembang dalam sebuah keluarga muslim adalah bukti kasih

sayang Allah. Dan kini, kita dewasa dan tetap menjadi seorang

muslim adalah bukti kasih sayang Allah.

Islam!

itulah Sahabat, bukti kasih sayang-Nya. Islam adalah

manual kehidupan yang telah Allah siapkan untuk kita

menyusuri hidup di dunia ini. Tanpanya kita akan terombang-

ambing dalam kesesatan, tak tahu kemana arah tujuan, dan

akhirnya kita akan terperosok dalam kehancuran.

Islam! itulah petunjuk terbaik dalam kehidupan kita. Dengan

Islam kita tahu kemana hidup akan tertuju. Dengan Islam pula

kita tahu jalan yang harus kita tempuh untuk mencapai tujuan

itu. Tujuan itu adalah beribadah kepada Allah, untuk kemudian

Allah limpahkan pahala dan kenikmatan abadi di akhirat atas

segala ketaaatan yang telah kita lakukan.

39

”Dan tidaklah Aku (Allah) menciptakan jin dan manusia

kecuali untuk menyembah-Ku.” (Ar-Ra‟du : 6)” Islam, Bukan Sekedar Agama

” Sesungguhnya din (yang diridai) di sisi Allah hanyalah Islam.” (Ali Imron : 19)

”Barang siapa mencari din selain Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima

(din itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.”

(Ali Imron : 85)

Sahabat, mari kita kembali bermain kata. Sekali lagi,

harus kita akui bahwa bahasa Indonesia masih miskin untuk

mengartikan kata-kata dalam bahasa Arab. Termasuk kata yang

dicetak tebal diatas, din. Kalau dalam terjemahan biasa kita

sering mengartikannya agama.

Tak salah memang jika din diartikan agama, namun

terjemahan itu tidak mencakup semua maksud yang terkandung

dalam kata din. Din dalam bahasa arab berarti: agama, pola

pikir, gaya hidup, aturan hidup, atau lebih keren sering disebut

way of life. Ya, din berarti semua aturan yang menyangkut sisi

kehidupan manusia. Dan itulah Islam!!

Allah menurunkan Islam sebagai manual kehidupan

manusia. Ibarat, kalau kita beli HP maka didalam boxnya ada

manual/petunjuk pemakaian yang lengkap, seperti itu pula

Islam dalam hidup kita. Di dalam manual itu ada petunjuk

penggunaaan, larangan, hal-hal yang dianjurkan, perawatan

sampai customer center tempat kita melakukakan konsultasi

atau pengaduan jika ada yang bermasalah di HP itu.

Begitu pula Islam. Islam memberikan petunjuk

kehidupan, cara menjalaninya, rambu-rambu yang dilarang

Allah, hal-hal yang dianjurkan Allah, sampai memberikan

40

petunjuk bagaimana doa dan pengaduan disampaikan kepada

Allah jika ada permasalahan dalam hidup. Islam mengatur

lengkap semuanya sejak manusia bangun tidur sampai tidur lagi.

Dari hal-hal kecil seperti makan, minum, dan tidur hingga

perkara besar seperti ekonomi, politik, sosial, yang lingkupnya

nasional maupun internasional.

Subhanallah...tentu hanya Zat Yang Maha Kuasalah yang

mampu menciptakan aturan sedetail dan sangat bermanfaat

itu. Seandainya yang membuat manusia bisa beribu-ribu tahun

atau mungkin tak akan pernah selesai membuat aturan yang

sedemikian banyak. Lihat saja, anggota DPR untuk sekedar buat

undang-undang yang bebrpa lembar saja bisa berbulan-bulan

bahkan bertahun-tahun bau disahkan.

Nah, Sahabat...jika Allah telah menyediakan

seperangkat aturan yang luar bisa itu masihkan kita

menggunakan aturan-aturan yang lain? Keterlaluan bukan, jika

kita menolak aturan Allah, padahal kita adalah makhluk lemah

yang diciptakannya?! Ibarat hp lagi, kalau kita punya hp nokia

(maaf bukan maksud promosi lho...) tapi memakai manual hp

samsung, apakah nyambung? Mungkin beberapa bagian sama,

namun bagian yang lain sama sekali berbeda. Dan kalu kita

memaksakan tetap dengan manual hp samsung, maka yang

terjadi adalah kerusakan.

Begitu pula kita manusia yang diciptakan Allah. Maka

Allah pula yang paling berhak menyusun manual kehidupan

untuk kita. Jika kita memaksakan diri atau sok pintar memakai

41

manual yang lain maka yang terjadi adalah kerusakan. Sekali

lagi, manual kehidupan itu adalah ISLAM.

Islam, Sempurna dan Paripurna

“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah

Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi

agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa

sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi

Maha Penyayang” (Al-Maidah: 3)

Ayat diatas adalah wahyu terakhir yang diturunkan

kepada Rasulullah SAW. Suasana mengharu biru mewarnai

Mekah. Saat Rasulullah menyampaikan khutbah perpisahan

dengan para sahabatnya. Peristiwa itu terjadi pada saat haji

wada’, haji terakhir yang Rasulullah lakukan dalam hidupnya

yang mulia dan penuh pengorbanan.

Tak selang berapa lama Rasulullah jatuh sakit. Beliau

mengalami demam tinggi selama beberapa hari dan akhirnya

kembali kepada Kekasih yang selalu dirindukannya, Allah SWT.

Purna sudah tugas beliau membimbing umat manusia keluar

dari kegelapan jahiliyah menuju hidayah Islam.

Ayat ketiga dari surat al-Maidah menandakan telah

sempurnanya Islam sebagai tuntutan bagi kehidupan manusia.

Jadilah Islam agama, jalan hidup, aturan, pola pikir yang akan

mengantarkan manusia pada kebahagiaan. Islam telah

diturunkan Allah melalui Rasul-Nya yang mulia benar-benar

telah sempurna dan paripurna. Tak perlu manusia

menambahkan atau mengurangi sedikitpun darinya. Maka,

Sahabat, akankah kita mengingkarinya?

Mengetahui

Mentee

(…………………..)

Pementor

(…………………..)

42

LEMBAR MENCATAT

44

Syahadat !

Kalimat Maha Dahsyat

Awalnya…

Dia adalah seorang lelaki kejam dan bengis. Bisa

dikatakan dialah pimpinan mafia dan preman Arab saat itu. Pas

dengan badannya yang kekar, kemampuan bela diri yang tak

tertandingi, dan kehebatan strategi perang. Salah satu bukti

kekejamannya adalah teganya ia mengubur darah dagingnya

hidup-hidup. Apakah anaknya bersalah? Tentu tidak! Anaknya

baru berumur kurang lebih dua tahun. Toh, kalaupun anak ini

membuat kesalahan masih sangat bisa dimaafkan. Tapi, tidak!

Anak ini tidak membuat kesalahan sedikitpun! Bahkan dia anak

45

yang sangat baik. Ketika sang ayah sedang menggali kuburan

maut untuknya, anak inilah yang mengusap keringat sang ayah.

Lantas kenapa? Hanya karena satu alasan : Malu. Malu jika

seorang yang perkasa memiliki anak perempuan.

Selanjutnya…

Dirinya murka. Ketika Tuhan gandum dan batu yang

selama ini dia sembah dihinakan oleh seorang mulia diantara

kaumnya. Seorang mulia itu mengajak kaumnya untuk

menyembah Allah Tuhan yang sebenarnya. Seorang mulia itu

adalah, Sang pembawa wahyu, Rasulullah SAW.

Pedangnya dihunus, dengan darah menggelegak di

kepala dia berteriak- teriak mencari Muhammad. Nafsu

membunuhnya sudah sedemikian besar. Tiba-tiba di jalan

seorang menghadangnya, “Hai, kau kenapa kau marah-marah

dan akan membunuh Muhammad. Adikmu saja telah masuk

agamanya.” Mendengar hal itu amarahnya semakin membara.

Ditemuinya adiknya, ditampar , dipukul, dan diinterogasi.

Bahkan ia hendak mengonyak kitab suci yang sedang dibaca

adiknya.

“Aku takkan menyerahkan al-Qur’an ini padamu, karena

ini hanya boleh disentuh oleh orang yang suci.” Kata adiknya.

Maka iapun membersihkan diri, mandi dan bersuci. Dengan

gemetar sang adik menyerahkan kitab itu padanya. Dibacanya

dengan seksama. Dan…dia terpana, hatinya luluh, sebuah

ungkapan jujur terucap dari mulutnya, “Ini bukanlah perkataan

manusia…”

Akhirnya…

46

Tak perlu waktu untuk berpikir, dirinya segera

menemui Muhammad. Di hadapan sang Nabi diucapkannya

dengan lantang, “Asyhadu all ilaha illa Allah wa asyhadu anna

muhammdarrosulullah..” dia masuk Islam. Tangis bahagia dan

pelukan hangat sang Nabi menyambutnya memasuki babak

baru kehidupan. Senyum bahagia tersungging dari para

sahabat.

Semuanya berubah. Dia menjadi pembela Islam yang

setia. Mejadi pembela Rasul. Dialah sahabat terbaik setelah Abu

Bakar As-Sidiq. Penyesalan dan tangis taubatnya atas

perlakuannya di masa jahiliyah menyisakan bekas aliran air mata

di pipinya.

Akhirnya doa nabi terkabul…”Ya Allah perkuatlah Islam

dengan salah satu dari dua Umar…” Dan Allah telah memilih,

Umar itu ialah Umar bin Khatab.

Sahabat…, kisah keislaman Umar adalah kisah yang

sangat menyentuh dan dramatis. Bayangkan seorang gembong

mafia tiba-tiba berubah menjadi seorang muslim yang sangat

taat, bahkan menjadi sahabat terbaik kedua saat itu. Di waktu

selanjutnya bahkan Umar menjadi pimpinan kaum muslimin.

Kisah seorang Umar adalah kisah yang menakjubkan

tentang perubahan. Perubahan yang revolusioner. Perubahan

dari kekelaman masa jahiliyah menuju cahaya Islam. Perubahan

dari keangkuhan kepada ketawadhuan. Perubahan dari

permusuhan pada kebenaran menuju pembelaan total terhadap

kebenaran.

Umar hanyalah salah satu contoh perubahan

revolusioner itu. Kalau kita simak kisah para sahabat, maka

47

hampir bisa kita temui perubahan revolusioner itu terjadi pada

setiap diri mereka. Bilal misalnya, yang tadinya budak penurut

dan rendah diri tiba-tiba menjadi seorang yang memiliki harga

diri dan kemuliaan. Cambukan dan panasnya padang pasir tak

membuat imannya menguap dan mengering, bahkan menjadi

semakin kokoh.

Semua perubahan itu karena satu kalimat yang sering

kita ucapkan. Asyhadu all ilaha illa Allah wa asyhadu anna

Muhammdan rosulullah. Ya, syahadat. Syahadat mengandung

kekuatan dahsyat yang mampu membuat para sahabat berubah

dari totalitas dalam keburukan kepada totalitas dalam kebaikan.

Lantas, kenapa kaum muslimin hari ini tidak seperti itu?

Kenapa ada yang disebut Islam KTP (wah, repot nih yang berhak

masuk surga tentu KTPnya saja), atau Islam abangan, atau

sebutan-sebutan lain yang mewakili satu kesimpulan :

Ngakunya Islam tapi tidak berperilaku seperti orang Islam.

Ngakunya islam tapi tidak sholat, puasa, apalagi, zakat dan haji.

Ngakunya Islam tapi penampilannya bukan penampilan muslim.

Sahabat, Bahkan terkadang kita temukan orang-orang

yang terlalu PeDe, membiarkan dirinya bergelimang dalam

keburukan dan kesia-siaan. Kemudian dengan santai

mengatakan, “Ah gampang ntar kalau mati ngucap syahadat

kan masuk surga.”

Memang benar ada sebuah hadists yang mengatakan

bahwa jika seseorang mengucap syahadat di akhir hidupnya

maka ia akan masuk surga. Tetapi sesungguhnya tak semudah

yang kita bayangkan ketika kita telah berada di gerbang

48

kematian, nafas tersengal-sengal, dan menahan sakit karena

tercerabutnya nyawa dari raga. Pada kondisi seperti itu, maka

seseorang tak dapat lagi memikirkan apa yang ia ucapkan. Yang

akan keluar dari mulutnya adalah apa yang sering dipikirkan dan

diucapkannya.

Sahabat semua mungkin pernah menyaksikan orang

sakit dan pada kondisi panas yang tinggi, maka yang keluar dari

mulutnya adalah igauan-igauan tanpa makna, dan apa yang

selalu ia pikirkan.

Di zaman seorang ulama bernama Ibnul Qoyyim Al-

Jauziah, beliau pernah menceritakan seorang yang sekarat

ditalkin (dituntun untuk mengucap La ilaha illa Allah) tapi yang

keluar dari mulutnya, “Sekak…!!” Setiap kali kalimat tauhid

dibisikkan di telinganya, yang keluar kata, “Sekak…:!!” rupa-

rupanya orang ini adalah seorang yang hobi bermain catur

hingga meninggalkan kewajiban-kewajibannya sebagai muslim.

Sahabat, apa yang akan kita ucapkan di akhir hidup kita?

Pernahkah kita membayangkan ternyata yang keluar dari lisan

kita menjelang kematian adalah musik seronok yang kita hafal,

atau lelucon-lelucon kotor yang sering kita dengar?

Mari kita rancang apa yang akan kita ucapkan di akhir

hidup kita nanti dari sekarang. Jika kita ingin mengucap kalimat

syahadat maka seharusnyalah kita memahami syahadat ini

dengan ilmu, meresapi dalam relung jiwa kita, dan

mengaplikasikan dalam perilaku kita. Allahummarzuqna bi

khusnil khotimah. Ya Allah karuniakanlah kepada kami akhir

kehidupan yang baik. Amiiin

Mengetahui

Mentee

(…………………..)

Pementor

(…………………..)

49

LEMBAR MENCATAT

51

Merajut Cinta di Jalan Surga

(episode pertama)

Pernahkah Sahabat Muda semua jatuh cinta pada

seseorang? Jatuh cinta, bagaimana rasanya, tak usahlah kita

52

mencari jawabannya. Karena tiap orang rata-rata memiliki

jawaban yang rata-rata sama. Indah dan berjuta rasanya. Dunia

serasa berseri, setiap orang dirasakan ramah, alam di

sekililingnya terasa indah.

Sebenarnya “Manusia tidak jatuh ‘ke dalam’ cinta, dan

tidak juga keluar ‘dari cinta’. Tapi manusia tumbuh dan besar

dalam cinta. Cinta di banyak waktu dan peristiwa, selalu

berbeda orang mengartikannya. Tak ada yang salah tetapi tak

ada juga yang sempurna penafsirannya. Karena cinta selalu

berkembang. Ia seperti udara yang mengisi ruang kosong. Cinta

juga seperti air yang mengalir ke daratan yang lebih rendah.

Ada satu yang bisa sepakati tentang cinta. Bahwa cinta,

memberikan kekuatan dahsyat dalam diri kita. Cinta membuat

dunia yang bising terasa indah dengannya. Cinta membuat

seorang yang penakut menjadi pemberani. Cinta juga

mengajarkan pada kita tentang berlaku jujur dan berkorban,

berjuang dan menerima, memberi dan mempertahankan.

Kisah-kisah abadi di dunia ini adalah kisah-kisah cinta.

Taj mahal indah di India, di setiap jengkal marmer yang

dibangunnya terpahat nama kekasih buah hati. Sang raja

membangunnya karena cinta. Kisah abadi Romeo dan Juliet

adalah kisah cinta. Keteguhan Rasulullah di awal-awal

dakwahnya juga disokong oleh cinta seorang Khadijah.

Sahabat muda, tapi kita juga harus hati-hati dengan

cinta. Indahnya cinta dan kekuatan yang dihasilkan darinya bisa

menyesatkan dan menjerumuskan manusia jika tidak

ditempatkan pada tempat yang semestinya. Cinta akan

53

membutakan manusia jika takaran cintanya tidak sesuai dengan

porsinya. Cinta akan mengantarkan manusia kedalam jurang

dosa, berma’siyat kepada Allah, dan menjerumuskan dalam

lubang kehinaan jika kita tidak bisa memenagenya dengan baik.

Bukankah kehancuran Fir’aun karena terlalu cintanya

pada kekuasaan? Bukankah hancurnya Qorun karena cintanya

pada harta? Bukankah ajakan zina Zulaikha pada Yusuf karena

cinta yang tidak pada tempatnya? Fir’aun, Qorun, dan Zulaikha

adalah contoh kisah-kisah tentang cinta yang tidak mengantar

pada kebaikan namun pada keburukan.

Bagaimana agar kita tidak tersesat oleh cinta,

Sahabatku? Mari menempatkan cinta pertama dan yang paling

utama pada Sang Pencipta Cinta. Dialah Allah SWT. Ada sebuah

ungkapan indah tentang cinta, “Mencintai seseorang bukanlah

apa-apa, dicintai seseorang adalah sesuatu, dicintai oleh orang

yang kita cintai sangatlah berarti, namun dicintai Sang Pencipta

adalah segala-galanya.”. Sahabatku, sesungguhnya kecintaan

pada Allah pasti bisa menyelamatkan orang yang mencintai-Nya

dari azab dan semestinya pula seorang hamba tidak mencoba-

coba mengganti cinta hakiki itu dengan cinta lain yang tidak

setara.

Lantas bagaimana agar kita mencintai Allah? Sahabat

ada pepatah yang sangat terkenal “Tak kenal maka tak sayang,

tak sayang maka tak cinta” Ungkapan tersebut menegasakan

pentingnya pengenalan sebagai proses awal tumbuhnya rasa

cinta dan berseminya rasa rindu. Nah, Sahabat Muda semua

untuk mencintai Allah maka kita perlu mengenal-Nya atau alam

istilah lain disebut ma’rifatullah.

54

“(Yaitu)orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram

dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah

hati menjadi tenteram.” (Ar Ra‟d : 28)

Semut Juga Pengambil Keputusan yang Hebat

Alam ini memberikan bukti yang sangat nyata tentang adanya Sang

Pencipta, Sang Pemelihara, Sang Penganyom, dialah Allah SWT. Bahkan

seekor semut, hewan yang lemah pun diberi instink kecerdasan dan adaptasi

oleh Allah SWT.

Selama ini semut diketahui sebagai makhluk sosial dan pintar. Jadi

tak heran kalau semut menjadi pengambil keputusan yang andal. Koloni semut

terbukti dapat mengambil keputusan dengan cepat saat berburu mangsa,

tidak hanya menentukan jalur lalu lintas dari sumber makanan ke sarang. Ini

tebukti saat iring-iringan semut berhasil beradaptasi dengan lingkungan

sekitarnya saat iring-iringannya dihambat.

Untuk menguji kemampuan semut menghadapi masalah, Audrey

Dussutour dan timnya dari Universitas Sydney, Australia, meletakkan

lembaran plastik yang sangat dekat dengan permukaan jalur rombongan semut

pemotong daun yang sedang mengangkut mangsa. Meski ruang di bawah

lembaran plastik masih dapat dilalui semut, potongan daun mustahil

melaluinya.

Agar semut tidak mencari jalan memutar, jalur sekitarnya ditutup.

"Mengejutkan, kemacetan tidak terjadi karena semut-semut tersebut segera

belajar untuk memotong-motong daun menjadi lebih kecil," ujar Dussutour.

Setelah 24 jam, semut tidak hanya memotong melainkan menggulungnya

sehingga lebih mudah dibawa di bawah lapisan plastik yang terlalu sempit.

55

Hal tersebut menunjukkan bahwa semut benar-benar pengambil

keputusan yang hebat. Mereka tidak hanya beradaptasi, namun

mengembangkan strategi yang lebih baik. Para peneliti menyatakan, strategi

tersebut mungkin dikembangkan dari proses yang disebut social fasilitation

(kemudahan sosial).

Dalam hal ini, saat plastik menghalangi, beberapa ekor semut yang

sebelumnya membawa daun ukuran besar akan memotong-motongnya agar

sesuai dengan ukuran lorong dan tetap berada di dalam lorong. Sementara

semut yang belum membawa daun akan bertemu dengannya dan mendapat

informasi tersebut.

"Ibarat banyak orang makan es krim, lalu Anda ingin membelinya

juga," ujar Dussutour. Namun, untuk mengetahui bagaimana strategi mulai

terbentuk, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Para peneliti harus

melakukan pengamatan lebih lanjut kepada masing-masing individu, misalnya

dengan menandainya menggunakan pewarna, untuk melihat proses pengambilan

keputusan itu.

(kompas.com)

Mengetahui

Mentee

(…………………..)

Pementor

(…………………..)

56

LEMBAR MENCATAT

58

Merajut Cinta di Jalan Surga

(episode ke-2)

Mekah masih seperti biasanya. Namun hari itu agak

berbeda. Orang terbaik diantara mereka menyerukan sesuatu

yang nampaknya sangat penting, Muhammad SAW. Sebuah

wahyu baru saja turun kepada beliau,

“Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabat yang dekat.”

(Asy-Syu’ara’: 214).

59

Dengan turunnya ayat itu maka cara dakwah yang harus ditempuh Rasullulah berubah. Dari yang awalnya dakwah secara-sembunyi-sembunyi masuk ke fase dakwah terang-terangan.

Tak perlu menunggu lama, Rasulullah pun menyeru di atas bukit Shafa. “Wahai bani Fihr, wahai bani ady, wahai bani Ka’ab,…wahai semua orang.” Setelah semua berkumpul mengelilingi Rasulullah saat itu, beliapun melemparkan pertanyaan, “Apa pendapat kalian jika kukatakan bahwa di lembah ini ada sepasukan kuda yang mengepung kalian, apakah kalian percaya padaku.”

Serentak mereka menjawab, “Benar, kami tidak mempunyai pengalaman bersama engkau kecuali kejujuran.”

Kemudian Beliau bersabda, “Sesungguhnya aku memberi peringatan kepada kalian sebelum datangnya azab yang pedih.”

Tanpa tahu sopan santun Abu Lahab tiba-tiba memotong, “Celakalah engkau untuk selama-lamanya. Untuk inikah engkau mengumpulkan kami?” Karena perbuatan ini Allah kemudian menurunkan sebuah ayat,

“Celakalah kedua tangan Abu Lahab.” (Al-Lahab :1)

Sahabat Muda, kisah diatas adalah sebuah fragmen dari perjalanan dakwah Rasulullah. Begitu Rasulullah menerima wahyu untuk berdakwah secara terang-terangan maka beliau naik bukit Shafa. Secara budaya saat itu,jika seseorang naik ke bukit Shafa berarti pertanda orang tersebut akan menyampaikan sesuatu yang sangat penting. Maka Rasulullah memilih bukit Shafa sebagai tempat ia menyerukan La ilaha illa Allah, Muhammadun rasulullah, dan mengajak untuk memeluk Islam.

60

Ada percakapan yang sangat menarik dalam kisah

diatas. Ketika Rasulullah menanyakan, apakah mereka percaya

kalau ada pasukan kuda yang akan menyerang? Mereka

menjawab percaya. Padahal suasana saat itu tidak menunjukan

sama sekali ada pasukan kuda. Juga tidak ada kepulan debu

yang menunjukan serombongan pasukan di tempat itu. Kaum

Quraisy saat itu percaya penuh pada semua yang dikatakan

Rasulullah tanpa harus disaring. Kenapa? Karena track record

kejujuran Rasulullah sudah tidak diragukan lagi.

Lantas kenapa ketika Rasulullah mulai menyerukan

tentang azab, tentang Allah, tentang Islam mereka menolak?

Bahkan Abu Lahab memotong pembicaraan penuh kejujuran

itu. Apakah kaum Quraisy yang baru saja mengatakan

Muhammad orang yang paling jujur tiba-tiba menganggap

Muhammad tidak jujur? Ada apa dengan mereka?

Sahabat Muda, kenapa kaum Quraisy tiba-tiba berubah

sikap? Jawabnya, karena yang diserukan oleh Rasulullah adalah

kalimat La ilaha illa Allah, Muhammdun rasulullah.

Nah, pertanyaan selanjutnya, adakah yang salah dalam

kalimat itu? Adakah sesuatu yang menyimpang dalam kalimat

itu? Benarkah kaum Quraisy saat itu benar-benar menolak

kebenaran kalimat syahadat? Jawabnya;TIDAK!! Mereka begitu

paham apa itu syahadat dan kebenaran yang menyertainya.

Sesungguhnya kaum Quraisy saat itu tahu betul yang

dibawa Muhammad itu benar. Mereka juga percaya keberadaan

Allah SWT. Buktinya ayah Rasulullah sendiri dinamai Abdullah

(artinya: hamba Allah). Bahkan kita jarang menemui nama kaum

61

Quraisy dengan nama tuhan mereka, Abdul Lata, Abdul Uzza,

dsb. Kaum Quraisy pun mengakui bahwa al-Qur’an bukanlah

buatan Rasulullah tetapi wahyu dari Allah SWT.

Dan Sesungguhnya Mereka pun Terpana

Dikisahkan suatu hari Utbah atau sering dipanggil Abul

Walid mendatangi Rasulullah untuk memberikan iming-iming

dengan tujuan agar Rasulullah mau menghentikan dakwahnya.

Utbah menghampiri Rasulullah dan duduk di hadapan beliau,

lalu berkata, ”Wahai anak saudaraku jika engkau menginginkan

harta kekayaan sebagai ganti dari apa yang engkau bawa ini

(Islam), maka kami siap menghimpun harta kami unttuk

diserahkan kepadamu, sehingga engkau menjadi orang yang

paling kaya diantara kami. Jika engkau menginginkan kedudukan

, maka kami akan mengangkatmu sebagai pemimpin kami, dan

kami tidak akan menyisakannya bagi orang selain dirimu. Jika

engkau menginginkan kerajaan, maka kami akan mengangkatmu

sebagai raja kami. Jika engkau tertimpa penyakit yang tidak bisa

kau obati sendiri, maka kami akan carikan obat bagimu dan kami

juga siap mengeluarkan biaya hingga engkau sembuh. Terlalu

mudah pelayan kami mencari seorang untuk mengobati.”

“Apakah engkau sudah selesai bicara wahai Abul Walid”

Rasulullah menanggapi,

“Ya,” Jawab Abul Walid

“Sekarang ganti dengar ucapanku!”

“Akan aku dengarkan.” Jawab Abul Walid

62

Beliau bersabda, Bismillahirrohmanirrahim…” lalu beliau

membaca surat

“Haa Miim. Diturunkan dari Tuhan Yang Maha Pemurah lagi

Maha Penyayang. Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni

bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui. yang

membawa berita gembira dan yang membawa peringatan, tetapi

kebanyakan mereka berpaling, tidak mau mendengarkan. Mereka

berkata: "Hati kami berada dalam tutupan (yang menutupi) apa

yang kamu seru kami kepadanya dan telinga kami ada sumbatan

dan antara kami dan kamu ada dinding, maka bekerjalah kamu;

sesungguhnya kami bekerja (pula)."

(Fushilat : 1 – 5)

Setelah membaca Rasullullah bersabda, “Wahai Abul

Walid, engkau telah mendengarkan apa yang baru saja kau

dengarkan. Setelah itu terserah padamu.” Abul Walid kemudian bangkit dan menghampiri rakan-rekan

Quraisynya kemudian berkata,” Tadi aku mendengar suatu perkataan, yang

demi Allah tidak pernah aku dengarkan itu sama sekali. Demi Allah, itu bukan

syair, bukan ucapan sihir dan tenung. Wahai semua orang Quraisy, turutilah

aku dan serahkan masalah ini kepadaku. Biarkanlah orang ini (Muhammad

SAW) dengan urusannya dan hindarilah dia. Demi Allah, perkataanya yang

kudengarkan tadi benar- benar akan menjadi berita yang besar. Jika bangsa

Arab mau menerima, maka dengan kehadirannya kalian tidak membutuhkan

bangsa lain. Jika dia dapat menguasai bangsa Arab, maka kerajaannya akan

menjadin kerajaan kalian pula dan kemuliaannya akan jadi kemuliaan kalian.

Jadilah kalian orang yang paling berbahagia karenannya.”

Mendengar itu rekan Abul Walid terkejut, “Demi Allah, dengan

lidahnya dia telah menyihirmu wahai Abul Walid. Maka Abul Walid pun hanya

bisa menjawab pasrah,”Ini pendapatku tentang dirinya. Terserah apa

pendapat kalian tentangnya.”

63

Dahsyat bukan Sahabat Muda semua!!! Bagaimana tidak, Abul Walid

yang awalnya begitu semangat untuk melobi Rasulullah bertekuk lutut dan

akhirnya mengakui kebenaran al-Qur’an. Walau Abul Walid tidak mau seketika

itu pula masuk Islam.

Kalau mereka sudah mengetahui bahwa Islam kebenaran,

mengetahui bahwa Rasulullah terpercaya, kenapa pula mereka tak segera

mengucap syahadat dan masuk Islam? Hal itu karena orang Quraisy tahu

benar apa kandungan kalimat itu dan apa konsekuensi yang harus ditanggung

jika mereka mengucapkannya.

Sahabat Muda, sekali lagi kita akan berbincang tentang cinta. Tema

yang tak pernah lekang dimakan zaman dan tak pernah lapuk oleh waktu.

Kapanpun kita membicarakan cinta, tetaplah serasa mengasyikkan. Karena

Allah memang menciptakan makhluk bernama cinta ini dengan disertai

keindahan di setiap sisinya.

Sahabat, seindah apapun cinta kita harus tetap ingat

bahwa seindah-indah cinta ialah cinta kepada Penggenggam

alam semesta, kepada Pencipta cinta, kepada Yang Maha

Mencintai yang tiada pernah terputus cinta-Nya. Dialah Allah,

Zat yang kekal cinta-Nya.

Tuntutan kalimat yang sering kita ucapkan dalam

syahadat “La ilaha illa Allah” salah satunya adalah tuntutan

cinta. Kalimat La dalam bahasa Arab berarti naïf (meniadakan.

Meniadakan segala hal yang berkaitan dengan kata

sesudahnya). Berarti jika seseorang telah mengucapkan La ilaha

illa Allah maka dia harus meniadakan Ilah kecuali Allah. Atau

dengan kata lain jika seseorang sudah mengucap syahadat,

maka sebenrnya ia telah berikrar, bersumpah, dan berjanji

64

bahwa Allah satu-satunya yang akan dicintai. Kecintaan kepada

selain Allah haruslah karena Allah. Misalkan, kita mencintai

orang tua, adik/kakak, suami/istri juga karena Allah. Karena

Allah memang memerintahkannya pada kita. Untuk selanjutnya

cinta ini tidak boleh melebihi atau malah menodai kecintaan kita

kepada Allah.

Selain menempatkan Allah sebagi satu-satunya zat yang

dicintai, mengucap la ilaha illa Allah juga berarti menmpatkan

Allah sebagai satu-satunya Zat yang diibadahi, ditakuti, diikuti,

dan dicintai.

Kalaupun kita mengikuti dan mematuhi peraturan atau

orang lain, maka itu sebagai cara kita mentaati Allah, dan

tentunya tidak boleh melanggar larangan Allah dan melalaikan

perintah-Nya.

Nah, Sahabat Muda semua, sudah tahu sekarang kenapa

Quraisy menolak mengucap syahadat. Sekarang tinggal melihat

pada diri kita masing-masing, sudahkah kita memenuhi

komitmen la ilaha illa Allah kita dengan benar?

Allah antara Ilah, Rab, dan Mulk

Sahabat Muda, sub bab ini adalah bagian penting dari

pembentukan salimul Aqidah kita. Memang materi ini agak

berat. Tapi ini perlu kita pahami sebagai syarat kualifikasi

menjadi muslim idaman. Siapkan pikiran dan hati Sahabat

semua dan kita mulai Bismillah…

Dalam surat An-Nas yan tentunya Sahabat semua sudah hafal

Allah berfirman yang artinya,

65

“Katakanlah “Aku berlindung pada Rabnya manusia.

Malik manusia. Ilah manusia. Dari kejahatan(bisikan) setan yang

tersembunyi. Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia. Dari

(golongan) jin dan manusia.”

Allah menyebut dirinya dalam surat diatas dengan tiga

sebutan; Rab, Malik, dan Ilah. Saya memang sengaja tidak

mengartikan ketiga kata dalam terjemahan Indonesia. Kalau kita lihat

dalam al-Qur’an terjemah Departemen Agama maka ketiga kata itu

diartikan Tuhan, Raja, dan Sesembahan. Padahal arti tersebut belum

bisa mewakili arti yang sebenarnya dari ketiga kata diatas. Kosa kata

bahasa Indonesia terlalu miskin untuk mengartikan ketiga kata diatas.

Makna yang berbeda antara Rab, Malik, dan Ilah inilah yang

menjadi jawaban, kenapa orang Quraisy ada yang bernama Abdullah,

mereka bersumpah juga atas nama Allah, tetapi mereka tidak mau

mengucap syahadat dan tidak mau memeluk Islam. Karena

sesungguhnya mereka hanya mau mengakui Allah sebagai Rab, namun

tidak mau mengakui Allah sebagi Ilah dan Malik.

Pembahasan Allah sebagi Rab, Malik, dan Ilah masuk dalam

pembahasan Tauhidullah. Secara harfiah tauhidullah berarti

mengesakan Allah dan tidak menyekutukan dengan sesuatu apapun.

Tauhid sendiri dibagi empat yaitu tauhid rububiyah, tauhid uluhiyah,

tauhid mulkiyah, dan tauhid asma’ wa shifat.

Tauhid rububiyah berkaitan dengan mendudukan Allah

sebagai Rab. Tauhid uluhiyah berkaitan dengan mendudukan Allah

sebagai ilah, tauhid mulkiyah berrti mendudukan Allah sebagai raja,

sedang tauhid asma’ wa shifat berkaitan dengan masalah nama dan

pensifatan Allah.

66

Tauhid uluhiyah berarti menyakini Allah sebagai satu- satunya

Zat yang yang diibadahi, ditakuti, diikuti, dan dicintai. Tauhid

Mulkiyah berarti mendudukan Allah sebagai satu-satunya pemimpin,

pembuat hukum, pemerintah, dan tujuan hidup. Sedangkan tauhid

Rububiyah berarti mendudukan Allah sebagi satu- satunya pencipta,

pemberi rizki, pemilik, dan pemelihara bagi seluruh alam semesta.

Sedangkan tauhid asma’ wa shifat berarti mensifati Allah dan namanya

sesuai yang Allah telah sebutkan. Kita manusia tidak berhak sama

sekali mensifati Allah dan menamai-Nya. Kalau kita tahu Allah itu kekal

maka karena kita dapatkan dalam al-Qur;an. Begitu juga nama-nama

Allah yang disebutkan ada 99 nama yang terangkum dalam asmaul

husna. Kita tidak berhak menambahkan yang lain.

Nah, disinilah letak kesalahan kaum kafir Quraisy saat itu

sesungguhnya mereka hanya mau mengakui Allah sebagai Rab, namun

tidak mau mengakui Allah sebagi Ilah dan Malik. Artinya, mereka

percaya Allah lah pencipta langit, bumi, dan seluruh isinya. Mereka

mengakui bahwa Allah yang memberikan rizki. Namun, meraka tidak

mau beribadah, tunduk, dan patuh pada Allah.

Sahabat, mari kita lihat diri kita. Jangan-jangan kita selama ini

sebagian perilaku kita seperti orang Quraisy. Kita tahu bahwa Allah

yang menciptakan kita, menciptakan kita, memelihara kita, namun kita

masih tidak sepenuh hati menyembahnya, masih sering malas shalat,

infak, dsb. Astaghfirullah…Ampuni kami ya Allah.

Nah, sampai sini dulu Sahabat! Sudah Paham ?? Ok, kalau

belum jelas silakan cermati mind maping dan coba pelajari ayat-ayat

yang terkait dengan poin-poinnya. Juga rajin-rajinlah hadir di majlis

ilmu. Semoga lebih paham..Aminnn

Mengetahui

Mentee

(…………………..)

Pementor

(…………………..)

67

LEMBAR MENCATAT

69

Sahabat, Jangan Nodai Cintamu

Bayangkan! Jika di suatu siang yang sangat panas. Terik

matahari membakar kulit Anda. Jalanan yang Anda lalui

memanas pula karena sengatan matahari. Perjalanan Anda ini

juga dihiasi dengan debu tebal yang beterbangan dan

menghalangi pandangan. Tenggorokan Anda kering kerontang.

Tak ada bekal, tak ada makanan, dan tak ada minuman.

Seratus meter dari tempat Anda tampak berdiri sebuah gubug

kecil. Anda pun melangkah kaki kesana secepatnya. Di dalam

gubug itu tampak seorang kakek yang sedang duduk- duduk

istirahat bersama segelas es kelapa muda.

70

Anda pun menghampiri kakek itu. Minta izin untuk istirahat

sebelum melanjutkan perjalanan. Dengan senyum tulus kakek

itupun mempersilakan.

Tak lama Anda duduk, kakek itu mempersilakan Anda

untuk minum segelas es kelapa muda tadi. Tak perlu berpikir

panjang saya yakin Anda pun segera menyambut tawarannya.

Namun, jarak beberapa centi mulut gelas itu dari mulut Anda,

sang kakek berkata dengan penuh kejujuran, “Nak, tapi segelas

minuman itu telah tercampur setetes racun mematikan.”

Ups, apa yang kan Sahabat lakukan selanjutnya?

Tetapkah meminum segelas kelapa muda itu? Ataukah

mengurungkan niat untuk meminumnya?

Sahabat, saya yakin Sahabat Muda semua akan memilih

yang kedua, mengurungkan niat untuk menikmati minuman itu.

Dari pada mati seketika lebih baik melanjutkan perjalanan,

bukan?

Sahabat, kita masih berbicara tentang cinta. Saya ingin

menganalogikan cerita itu dengan sebuah pertanyaan. Jika

manusia tidak mau menerima suguhan orang lain yang sangat ia

perlukan karena setetes racun, pantaskah kita jika menodai

cinta kita pada Allah dengan pengkhianatan? Padahal Allah

sama sekali tidak memerlukan cinta kita. Pantaskah kita

menodai ketaatan kita pada Allah walau hanya dengan

setitik kemungkaran. Pantaskah kita menduakan Allah dalam

beribadah kepada-Nya? Sungguh Sahabatku, semua itu tidak

pantas kita lakukan sebagai hamba.

71

Syirik, Jalan Pintas Masuk Neraka

Tauhidullah yang telah kita pelajari kemarin, menuntut kita

untuk menjadi hamba yang mengesakan Allah. Mengesakan

Allah dalam ibadah, dalam ketaatan, dalam berdoa, dalam

tawakal, dalam mentaati aturan, dan seterusnya. Sahabat,

jangan sekali-kali menodai cinta kita pada Allah, menodai

ketaatan kita, menodai ibadah kita, dan menodai sumpah yang

telah kita ucapkan dengan lisan kita.

Penodaan Tauhidullah disebut dengan syirik. Syirik

adalah dosa dan kedzaliman terbesar dalam terhadap Allah.

Orang yang kematiannya membawa dosa syirik maka dia tidak

akan pernah diampuni oleh Allah. Orang yang mati dan

membawa dosa zina, mabuk, judi, membunuh, masih mungkin

mendapat ampuan dari Allah Sedangkan orang yang syirik tidak

akan pernah terampuni dosanya meski sudah dicelup ke neraka.

Syirik merupakan kesesatan yang paling sesat yang akan

menghapus amal baik seseorang dan membuat dirinya

diharamkan masuk surga.

Kalau kita mengenal Tauhid ada empat macam, maka

seseorang terjerembab ke dalam kesyirikan atau menyekutukan

Allah dari sisi Tauhid itu pula. Bisa satu atau lebih. Seseorang

bisa syirik dalam dalam Rububiyah, Uluhiyah, Mulkiyah, atau

Asma wa shifat. Ok, Sahabat untuk lebih jelasnya mari kita

belajar analisa kasus syirik yang banyak kita lihat di sekitar kita.

Di bawah ini adalah contoh-contoh perbuatan syirik. Cobalah

Sahabat Muda analisa, dari sisi mana perbuatan ini menodai

Tauhid dengan memberi check list pada kolomnya (bisa lebih

NO KASUS RUBUBIYAH ULUHIYAH MULKIYAH ASMA WA

SIFAT

1. Orang yang mempercayai

ramalan nasib, horoskop, dan

sejenisnya

2. Orang yang memasang sesaji

di jalan atau pojok rumah atau

tempat yang dianggap angker

3. Orang yang menganggap Allah

lebih dari satu

4. Orang yang berdoa pada

kuburan, pohon besar, atau

tempat keramat

5. Orang yang memakai jimat,

susuk, dan sejenisnya untuk

berbagai tujuan

6. Bekerjasama dengan jin (bisa

dalam bentuk tenaga dalam,

ilmu sihir, santet, tenungdsb)

7. Orang yang datang ke dukun

agar rezekinya lancer

8. Orang yang sholat jamaah

untuk agar dianggap orang

sholeh

9. Orang yang marah tidak

disebut haji padahal sudah

berhaji di Mekah

10. Mengikuti ajakan boz untuk

berma’siyat karena khawatir

tidak naik pangkat

11. Orang yang menyakini Allah

bisa menyatu dengan manusia

(manunggaling kawulo gusti)

72

dari satu). Untuk lebih mudahnya bisa dilihat kembali mind

mapping tentang tauhid pada bab yang sebelumnya

73

12.

Mengkultuskan seseorang

(kyai, ustadz, guru, dsb),

mentaatinya walau oaring

tersebut salah

Sahabat Muda, bagaimana sudah selesai menganalisanya? Mari kita bersama bahas kuncinya.

Kasus 1. Orang yang mempercayai ramalan nasib, horoskop,

dan sejenisnya. Orang ini telah melakukan kesalahan (syirik) dalam hal

Rububiyah Allah. Orang yang percaya horoskop, ramalan, dan

sejenisnya menyekutukan Allah sebagai Pencipta dan Pemelihara

segala sesuatu. Masa depan pun yang menciptakan Allah bukan

bintang dan ramalan.

Kasus 2. Orang yang memasang sesaji di jalan atau pojok

rumah atau tempat yang dianggap angker. Kalau yang ini bermasalah

dalam Tauhid Uluhiyah. Dia telah menempatkan ketakutan yang tidak

pantas diats ketakutan pada Allah. Dia juga telah menempatkan tem-

tempat yang dipasang sesaji diluar kendali Allah. Padahal cukuplah

minta pertolongan pada Allah maka dia akan selamat.

Kasus 3. Orang yang menganggap Allah lebih dari satu

bermasalah dalam Tauhid Asma wa Sifat. Karena Allah telah jelas-jelas

mnyebutkan dlam QS. Al-Ikhlas “Qul huwa Allahu ahad”Katakan

bahwa Allah itu satu.

Kasus 4. Orang yang berdoa pada kuburan, pohon besar, atau

tempat keramat. Maka orang ini ternoda dalam Tauhid Uluhiyahnya.

Berdoa adalah bagian dari ibadah dan ibadah harus ditujukan kepada

Allah saja.

74

Kasus 5. Orang yang memakai jimat, susuk, dan sejenisnya

untuk berbagai tujuan. Telah melakukan syirik karena ia

menyekutukan Allah sebagai Rab. Tak ada satupun yang terjadi di

dunia ini kecuali atas kehendak Allah. Bukan jimat, susuk, dsb.

Kasus 6. Bekerjasama dengan jin (bisa dalam bentuk tenaga

dalam, ilmu sihir, santet, tenungdsb). Adakah orang yang bekerjasama

dengan jin? Ya, tentu ada sihir baik itu santet, pelet, atau seseorang

yang punya kekuatan tertentu, tidak logis, bisa diulang-ulang, dan

dipelajari maka dipastikan orang ini berhubungan dengan jin.

Orang seperti ini telah menyekutukan Allah dalam Rububiyah Allah

Karen menjadikan jin sebagai pelindungnya.

Kasus 7. Orang yang datang ke dukun agar rezekinya lancar

berarti telah menyekutukan Allah dari segi Tauhid Rububiyah. Hanya

Allah lah pemberi rizki dan menentukan banyak atau sedikitnya rizki

kita.

Kasus 8. Orang yang sholat jamaah untuk agar dianggap orang

sholeh. Perbuatan seperti ini disebut riya, beribadah bukan karena

Allah. Orang ini telah melakukan peribadatan dengan tujuan selain

Allah maka bisa dimasukkan dalam menyekutukan Allah dari segi

Uluhiyahnya.

Kasus 9. Orang yang marah tidak disebut haji padahal sudah

berhaji di Mekah. Wah kalau yang ini gila sebutan haji. Sama dengan

kasus nomor delapan yang beribadah untuk selain Allah. Orang ini

melakukan riya dan masuk dalam syirik pula.

Kasus 10. Orang yang menyakini Allah bisa menyatu dengan

manusia (manunggaling kawulo gusti). Kalau kita baca sejarah wali

songo, maka kita akan menemukan kisah orang yang memiliki

pemahamn seperti ini. Menganggap bahwa dirinya telah menyatu

dengan Allah. Tiada sataupun makhluk di dunia ini yang menyamai

Allah SWT . Nah, yang ini bermasalah dalam memahami asma’ dan

sifat Allah.

75

Kasus 11. Mengikuti ajakan boz untuk bermaksiat karena

khawatir tidak naik pangkat. Kalau ini adalah contoh orang yang

bermasalah pada Tauhid mulkiyah, Rububiyah, dan Uluhiyah sekaligus.

Wah repot ya…Yak arena dia telah mentatati atauran bos untuk

berma’siyat kepada Allah, dia mengikuti bosnya untuk berma’siyat,

dan menempatkan bosnya sebagai sumber rizki hingga

mengangungkan perintahnya walau melanggar aturan Allah.

Kasus 12. Mengkultuskan seseorang (kyai, ustadz, guru, dsb),

mentaatinya walau oaring tersebut salah. Nah, jika sahabat semua

punya ustadz, kyai, guru, dll maka jangan serta merta semua yang

diucapkannya diikuti. Mengganggap bahwa pendapatnya yang peling

benar. Semuanya harus ditimbang dengan ukuran Al-Qur’an dan As-

Sunah. Kalu memnag apa yang diucapkan siapapun itu menyimpang

dari al-Qur’an dan As-Sunah maka tidak ada kewajiban kita untuk

mengikutinya. Kalau sampai mengikuti maka kita telah menodai

Tauhid Uluhiyah dan Mulkiyah kita.

Sahabat Muda, sudah paham sekarang? Maka mari kita

berhati-hati dlam bersikap dan bertindak Kasus-kasus diatas

sering terjadi di sekitar kita dan kadang kita tidak menyadarinya.

Jangan sampai ikrar suci kita ternodai oleh kesyirikan.

Waspadalah! Waspadalah!

76

Re-Fresh Sejenak

Lelaki & Iblis

Suami isteri itu hidup tenteram mula-mula. Meskipun melarat, mereka taat kepada

perintah Allah. Segala yang dilarang Allah dihindari, dan ibadah mereka tekun sekali. Si

Suami adalah seorang yang alim yang taqwa dan tawakkal. Tetapi sudah beberapa lama

isterinya mengeluh terhadap kemiskinan yang tiada habis-habisnya itu. Ia memaksa

suaminya agar mencari jalan keluar. Ia membayangkan alangkah senangnya hidup jika

segala-galanya serba cukup.

Pada suatu hari, lelaki yang alim itu berangkat ke ibu kota, mahu mencari pekerjaan. Di

tengah perjalanan melihat sebatang pohon besar yang tengah dikerumuni orang. Isteri

mendekat. Ternyata orang-orang itu sedang memuja-muja pohon yang konon keramat

dan sakti itu. Banyak juga kaum wanita dan pedagang-pedagang yang meminta-minta

agar suami mereka setia atau dagangnya laris.

"Ini syirik," fikir lelaki yang alim tadi. "Ini harus diberantas habis. Masyarakat tidak boleh

dibiarkan menyembah serta meminta selain Allah." Maka pulanglah dia terburu.

Isterinya heran, mengapa secepat itu suaminya kembali. Lebih heran lagi waktu

dilihatnya si suami mengambil sebilah kapak yang diasahnya tajam. Lantas lelaki alim

tadi bergegas keluar. Isterinya bertanya tetapi ia tidak menjawab. Segera dinaiki

keledainya dan dipacu cepat-cepat ke pohon itu. Sebelum sampai di tempat pohon itu

berdiri, tiba-tiba melompatsesusuk tubuh tinggi besar dan hitam. Dia adalah iblis yang

menyerupai sebagai manusia.

"Hai, mau ke mana kamu?" tanya si iblis.

Orang alim tersebut menjawab, "Saya mau menuju ke pohon yang disembah-sembah

orang bagaikan menyembah Allah. Saya sudah berjanji kepada Allah akan menebang

roboh pohon syirik itu."

"Kamu tidak ada apa-apa hubungan dengan pohon itu. Yang penting kamu tidak ikut-

ikutan syirik seperti mereka. Sudah pulang saja."

"Tidak boleh, kemungkaran mesti diberantas," jawab si alim bersikap tegas.

"Berhenti, jangan teruskan!" bentak iblis marah.

"Akan saya teruskan!"

Karena masing-masing tegas pada pendirian, akhirnya terjadilah perkelahian antara

orang alim tadi dengan iblis. Kalau melihat perbedaan badannya, seharusnya orang alim

itu dengan mudah dibinasakan. Namun ternyata iblis menyerah kalah, meminta-minta

ampun. Kemudian dengan berdiri menahan kesakitan dia berkata,

77

"Tuan, maafkanlah kekasaran saya. Saya tak akan berani lagi mengganggu tuan.

Sekarang pulanglah. Saya berjanji, setiap pagi, apabila Tuan selesai menunaikan

sembahyang Subuh, di bawah tikar sembahyang Tuan saya sediakan uang emas empat

dinar. Pulang saja berburu, jangan teruskan niat Tuan itu dulu,"

Mendengar janji iblis dengan uang emas empat dinar itu, lunturlah kekerasan tekad si

alim tadi. Ia teringatkan isterinya yang hidup berkecukupan. Ia teringat akan saban hari

rungutan isterinya. Setiap pagi empat dinar, dalam sebulan saja dia sudah boleh menjadi

orang kaya. Mengingatkan desakan-desakan isterinya itu maka pulanglah dia.

Demikianlah, semenjak pagi itu isterinya tidak pernah marah lagi. Hari pertama, ketika si

alim selesai sembahyang, dibukanya tikar sembahyangnya. Betul di situ tergolek empat

benda berkilat, empat dinar uang emas. Dia meloncat riang, isterinya gembira. Begitu

juga hari yang kedua. Empat dinar emas. Ketika pada hari yang ketiga, matahari mulai

terbit dan dia membuka tikar sembahyang, masih didapatinya uang itu. Tapi pada hari

keempat dia mulai kecewa. Di bawah tikar sembahyangnya tidak ada apa-apa lagi

kecuali tikar pandan yang rapuh. Isterinya mulai marah karena uang yang kemarin sudah

dihabiskan sama sekali.

Si alim dengan lesu menjawab, "Jangan khuatir, esok barangkali kita bakal dapat delapan

dinar sekaligus."

Keesokkan harinya, harap-harap cemas suami-isteri itu bangun pagi-pagi. Selesai

sembahyang dibuka tikar sejadahnya kosong.

"Kurang ajar. Penipu," teriak si isteri. "Ambil kapak, tebanglah pohon itu."

"Ya, memang dia telah menipuku. Akan aku habiskan pohon itu semuanya hingga ke

ranting dan daun-daunnya," sahut si alim itu.

Maka segera ia mengeluarkan keledainya. Sambil membawa kapak yang tajam dia

memacu keledainya menuju ke arah pohon yang syirik itu. Di tengah jalan iblis yang

berbadan tinggi besar tersebut sudah menghalang. Katanya menyorot tajam, "Mau ke

mana kamu?" herdiknya menggelegar.

"Mau menebang pohon," jawab si alim dengan gagah berani.

"Berhenti, jangan lanjutkan."

"Bagaimanapun juga tidak boleh, sebelum pohon itu tumbang."

Maka terjadilah kembali perkelahian yang hebat. Tetapi kali ini bukan iblis yang kalah,

tapi si alim yang terkulai. Dalam kesakitan, si alim tadi bertanya penuh heran, "Dengan

kekuatan apa engkau dapat mengalahkan saya, padahal dulu engkau tidak berdaya sama

sekali?"

78

Iblis itu dengan angkuh menjawab, "Tentu saja engkau dahulu boleh menang, karena

waktu itu engkau keluar rumah untuk Allah, demi Allah. Andaikata kukumpulkan seluruh

belantaraku menyerangmu sekalipun, aku takkan mampu mengalahkanmu. Sekarang

kamu keluar dari rumah hanya kerana tidak ada uang di bawah tikar sajadahmu. Maka

biarpun kau keluarkan seluruh kebolehanmu, tidak mungkin kamu mampu menjatuhkan

aku. Pulang saja. Kalau tidak, kupatahkan nanti batang lehermu."

Mendengar penjelasan iblis ini si alim tadi termangu-mangu. Ia merasa bersalah, dan

niatnya memang sudah tidak ikhlas kerana Allah lagi. Dengan terhuyung-hayang ia

pulang ke rumahnya. Dibatalkan niat semula untuk menebang pohon itu. Ia sadar bahwa

perjuangannya yang sekarang adalah tanpa keikhlasan karena Allah, dan ia sadar

perjuangan yang semacam itu tidak akan menghasilkan apa-apa selain dari kesiaan yang

berlanjutan . Sebab tujuannya adalah karena harta benda, mengatasi keutamaan Allah

dan agama. Bukankah berarti ia menyalahgunakan agama untuk kepentingan hawa

nafsu semata-mata ?

Mengetahui

Mentee

(…………………..)

Pementor

(…………………..)

79

LEMBAR MENCATAT

81

Bila kita berbicara masalah cinta, tidak akan habis waktu

untuk membahasnya. Cinta memegang peranan penting dalam

kehidupan manusia. Fenomena yang terjadi sehari-hari

mengungkapkan bahwa cinta dapat menjadi motivator aktivitas

yang kita jalankan. Namun perlu juga kita sadari bahwa cinta

dapat juga merusak aktivitas kita. Berikut ini adalah salah satu

kisah seseorang yang menjadikan cinta sebagai motivator

aktivitas hidupnya: Seorang sahabat bernama Jabir, secara fisik kata orang ia tidak ganteng dan

secara ekonomi ia miskin. Ketika Rasul SAW menawarkannya untuk menikah, dia

menyatakan kesediaan meskipun semula dia tidak yakin akan adanya orang tua

yang akan menikahkan putrinya kepadanya. Dan ternyata Rasul SAW

mempertemukan dirinya dengan seorang wanita yang tak hanya sholehah, tapi

juga cantik dan keturunan bangsawan. Tapi beberapa hari sesudah pernikahan,

bahkan kata orang suasananya masih suasana pengantin baru, ketika datang

panggilan jihad, maka tak segan-segan dia mendaftarkan diri kepada Rasul SAW

untuk menjadi pasukan perang, lalu ia betul-betul berangkat ke medan jihad

hingga syahid.

Disadari atau tidak, cinta mempengaruhi kehidupan

seseorang, baik cinta kepada Allah maupun bukan kepada Allah.

Cinta bukan kepada Allah sering membawa kepada cinta buta

yang tak terkendali sedangkan cinta kepada Allah akan

membawa kepada ketenangan dan kedamaian. Cinta kepada

makhluk membawa ketidakpastian, penasaran dan kesenangan

semu. Cinta kepada Allah akan membawa keyakinan dan

keabadian. Cinta yang bukan karena Allah biasanya didasari oleh

syahwat dan cinta kepada Allah didasari oleh iman.

82

Syahwat akan mengendalikan diri kita dan bahkan bila kita

memperturutkan syahwat dapat membahayakan kita. Oleh

karena itu kita perlu mengetahui bagaimana mengelola cinta

agar bahagia dunia dan akhirat.

Apa gerangan yang membuat Jabir rela meninggalkan

masa bulan madu bersama istrinya, dan lebih memilih

mengikuti jihad bersama Rasulullah hingga ia tak pernah lagi

bisa bertemu dengan istrinya karena ia langsung syahid saat

jihad itu? Jawabannya adalah cinta. Dengan adanya cinta

kepada Allah maka kita akan rela dan ikhlas melaksanakan

semua perintahnya bahkan rela berkorban jiwa dan harta.

Sobat, mari kita sejenak merenungi kisah bagaimana

seorang lelaki dan perempuan biasa yang merasakan cinta,

namun berusaha mengarahkan cintanya menjadi keridhoan

Allah....

Nurul dan Manajemen Cinta

Seperti bunga, cinta sejati tak kan mampu

menyembunyikan semerbak wanginya. Eksistensi cinta

mengejawantah dalam kelembutan, kecerdasan, perbaikan diri,

keshalihan dan tentu juga keikhlasan. Tanpa keikhlasan yang

digantungkan pada Pemilik Arsyi Maha Tinggi, ia akan mati. Ia

mati, persis seperti setangkai mawar yang dipotong hanya

untuk dipersembahkan pada kekasih disertai ucapan,

“Be My Valentine!”.

Cinta yang tercerabut dari tangkai keikhlasan akan

menjadi bunga potong yang mungkin sesaat merona, dan

selanjutnya masuk ke tempat sampah.

83

Nurul, sang aktivis da'wah, sedang belajar bersama kita

menghayati rerangkai kata ini. Inilah Nurul, yang dalam aktivitas

da'wahnya Allah perkenalkan kepada Fahri, seorang ikhwan

yang begitu mengagumkan. Tak terasa, pepatah Jawa itu

menemukan tempatnya di Mesir, “Writing tresna jalaran saka

kulino.. tumbuhnya cinta karena terbiasa”. Ia berdampingan

dengan pepatah Arab yang juga menggema di sana, “Qurbul

wisaad wa thuulus siwaad..cinta itu tumbuh karena dekatnya

fisik dan panjangnya interaksi”.

Nurul, seorang aktivis yang memahami kaidah interaksi

dalam ikatan syar'i, maka sejak awal baginya nikmatnya pacaran

adalah setelah pernikahan. Dengan keagungan, ia coba arahkan

cintanya terikat dalam bingkai suci. Pernikahan. Tetapi

menawarkan diri sendiri kepada Fahri? Ia perempuan Jawa yang

mau tak mau terikat tabu untuk hal seperti ini. Ia memilih

sepasang perantara. Ustadz Jalal dan Ustadzah Maemunah yang

ternyata terlambat menyampaikan amanahnya. Fahri telah

terlebih dahulu menyunting Aisha, meski jauh di lubuk hatinya

Nurul juga adalah lentera yang bercahaya lebih terang daripada

pelita-pelita lain.

Mengetahui

Mentee

(…………………..)

Pementor

(…………………..)

84

LEMBAR MENCATAT

86

Indahnya Perjamuan Cinta

Sahabat, apa yang terjadi jika seseorang jatuh cinta?

Selalu teringat dirinya, selalu rindu ingin bertemu, bahkan

hanya sekedar terdengar namanya saja langsung tergetar

hatinya. Katanya, yang telah jatuh pernah jatuh cinta, rasanya

tidak bisadiungkapkan dengan kata-kata. Antara bahagia,

senang, khawatir, cemburu, rindu, campur aduk jadi satu.

Pernahkah dikau merasakannya Sahabat?

Cinta selalu membutuhkan muaranya. Cinta

membutuhkan tempat bertemu, untuk saling mengungkapkan

rasa bahagia, rasa rindu, rasa sayang, rasa kasih, dan sejuta rasa

indah lainnya. Bagi lelaki dan wanita muara dan tempat

bertemu paling indah itu adalah pernikahan (Maaf, pacaran

bukanlah tempat bertemu yang hahal dan diberkahi!).

Pernikahanlah yang akan menyatukan mereka mengarungi

hidup bersama, di dunia bahkan bisa samapai akhirat nanti,

tergantung amalnya masing-masing.

Syahadat yang telah kita ucapkan, sebagaimana

pembahasan yang lalu, menuntut rasa cinta. Cinta antara

hamba kepada Sang Pencipta. Dan ketika sang hamba mencintai

Penciptanya, maka Dia pun akan memberikan cinta yang

berlipat-lipat. Lantas dimanakah muara dan tempat

pertemuan cinta seorang hamba dengan Allah? Jawabnya

adalah ibadah. Ibadah-ibadah yang telah Allah perintahkan

kepada kita, sesungguhnya tempat untuk mencurahkan rasa

87

rindu kita kepada-Nya sebelum benar-benar kita bertemu

dengan Allah di Akhirat nanti.

Sahabat, simak hadits indah berikut ini yang

menggambarkan betapa Allah mencurahkan cinta kepada kita

hambaNya ketika shalat.

“Allah Dzat Yang Maha Besar dan Agung berfirman:’Aku

membagi shalat antara Aku dan hamba-Ku separuh dan untuk

hamba-Ku apa yang dia minta. Jika seorang hamba berkata:

’Alhamdulillahirobbil ‘alamin.’ Allah berfirman: ‘Hamba-Ku telah

memuji-Ku.’ Jika dia berkata: ‘Arromanirrohim.’ Allah berfirman:

‘Hamba-Ku telah memuji kepada-Ku.’ Jika dia berkata: ‘Maliki

yaumiddin.’ Allah berfirman : ’Hamba-Ku telah

mengagungkan-Ku.’ Jika dia berkata: ’Iyyaka na’budu wa iyyaka

nasta’in.’ Allah berfirman: ’Inilah antara Aku dengan hamba-Ku.

Dan untuk hamba-Ku apa yang dia minta.’ Jika dia berkata:

’Ihdinas shirothol mustaqim, shirotholladzina an’amta ‘alaihim

ghoiril maghdhubi ‘alaihim waladh dhollin.” Allah

berfirman:’Inilah untuk hamba-Ku, sedangkan untuk hamba-Ku

adalah apa yang dia minta.”

Sahabat, luar biasa bukan?! Allah ternyata selalu

menjawab doa-doa kita dalam shalat secara langsung. Namun,

tentu saja ada persyaratan agar komunikasi cinta kita

tersambung dengan Allah.

88

Siapkan Kesucian raga Misalkan suatu ketika Sahabat diundang oleh presiden

ke rumahnya untuk makan malam. Selain Sahabat juga

diundang para menteri, dan orang-orang penting negeri. Apa

persiapan yang akan Sahabat lakukan?

Pastinya sahabat semua tidak mungkin kan dating

dengan baju kusut, acak-acakan, belum mandi bukan? Karena

jika memaksakan diri dan terlalu pede dangan dandanan begitu,

Sahabat tidak akan pernah menginjakan kaki di rumah presiden.

Bahkan halamannyapun tidak. Yang pasti baru kaki menginjak di

depan gerbang rumah presiden, seorang satpam dengan sangat

kejam siap mengusir tanpa tedeng aling-aling

Nah, begitu juga saat kita mau menghadiri jamuan yang

lebih besar dan lebih mewah dari semua jamuan yang diadain

oleh semua orang di dunia ini. Yang mengundang kita

presidennya semua presiden, rajanya semua raja, dan

penguasa segala sesuatu, apakah kita akan tampil seadanya?

Padahal jamuan itu adalah jamuan yang digelar langsung oleh

Nya yaitu saat kita melakukan ibadah kepada Allah.

Saat shalat merupakan saat sangat sakral dari hal

apapun dan saat manusia sangat dekat denganNya, saat Allah

mengabulkan permintaan-permintaan kita, saat dosa-dosa kita

yang seabreg diampuni. Tentunya tidak pantas kalau

menghadiri dengan tampang kita acak-acakan, belum mandi,

kotor, kusut, dan seadanya. Untuk itu Allah mensyariatkan

thaharah atau bersuci sebelum shalat sebagai salah satu syarat

sah nya. Jadi sebelum sholat atau melakukan ibadah-ibadah

yang lain kita harus membersihkan badan dan pakaian juga

tempat sholat dari najis.

89

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW pernah

bersabda: “Allah tidak akan menerima shalat seseorangdi antara kalian apabila berhadats, sehingga ia berwudhu”. (HR. Bukhari) Siapkan Kesucian Jiwa

Ikhlas, itulah syarat diterimanya amal seseorang. Secara

bahasa, ikhlas bermakna bersih dari kotoran dan menjadikan

sesuatu bersih tidak kotor. Maka orang yang ikhlas adalah orang

yang menjadikan agamanya murni hanya untuk Allah saja

dengan menyembah-Nya dan tidak menyekutukan dengan yang

lain dan tidak riya dalam beramal.

Sedangkan secara istilah, ikhlas berarti niat mengharap

ridha Allah saja dalam beramal tanpa menyekutukan-Nya

dengan yang lain. Memurnikan niatnya dari kotoran yang

merusak.

Seseorang yang ikhlas ibarat orang yang sedang

membersihkan beras (nampi beras) dari kerikil-kerikil dan batu-

batu kecil di sekitar beras. Maka, beras yang dimasak menjadi

nikmat dimakan. Tetapi jika beras itu masih kotor, ketika nasi

dikunyah akan tergigit kerikil dan batu kecil. Demikianlah

keikhlasan, menyebabkan beramal menjadi nikmat, tidak

membuat lelah, dan segala pengorbanan tidak terasa berat.

Sebaliknya, amal yang dilakukan dengan riya akan

menyebabkan amal tidak nikmat. Pelakunya akan mudah

menyerah dan selalu kecewa.

90

Orang yang beribadah namun tidak ikhlas, maka amal

shalehnya tidak berarti apa-apa di hadapan Allah. Ibnul Qoyyim

menggambarkan dengan tepat orang yang tidak ikhlas dalam

beramal, “Amal tanpa keikhlasan seperti musafir yang mengisi

kantong dengan kerikil pasir. Memberatkannya tapi tidak

bermanfaat.” Jangan lupa ilmunya

Sahabat Islam mengajarkan kepada kita, ketika beramal harus

selalu disertai dengan ilmu, dengan pemahaman yang benar.

Bukan hanya sekedar ikut-ikutan atau malah mereka-reka.

Semua bentuk ibadah dalam Islam telah ada manualnya. Jadi,

seperti hp yang baru kita beli selalu disertai buku petunjuk

penggunaan detailnya dan tentu saja kita harus mengikuti

manual itu agar hp awet dan tidak mudah rusak. Begitupun

dalam ibadah, harus mengikuti manual yang telah terangkup

dalam Al-Qur’an dan As-Sunah. Kalau kita mereka-reka sendiri

yang datang justru bukan berkah tetapi musibah.

Ibadah jadi musibah? Ya, ibadah akan menjadi musibah

kalau kita tidak mengetahui ilmunya. Ibadah yang tidak

disyariatkan adalah bid’ah. Dan bid’ah itu tertolak amalnya dan

neraka tempatnya. Na’udzibillah...

Dari Ibunda kaum mu’minin, Ummu Abdillah

Aisyahrodhiyallohu ‘anha, dia berkata: ”Rosululloh shollallohu

‘alaihi wasallam pernah bersabda:

”Barang siapa yang mengada-adakan sesuatu (amalan)

dalam urusan (agama) kami yang bukan dari kami, maka

(amalan) itu tertolak.” (HR. Bukhori dan Muslim). Dan dalam

riwayat Muslim: “Barangsiapa melakukan suatu amalan yang

tidak ada perintahnya dari kami, maka itu tertolak.”

91

Sahabat, ketiga hal itu yang harus kita siapkan agar

menjadi pribadi yang berkarakteristik sohihul ibadah (ibadahnya

benar).

92

Pernak-Pernik Ibadah…

*Keutamaan Qiyamullail*

Dalam hadits dari Jabir r.a., ia barkata, “Aku mendengar Rasulullah saw.

bersabda, “Sesungguhnya pada malam hari itu benar-benar ada saat yang

seorang muslim dapat menepatinya untuk memohon kepada Allah suatu

kebaikan dunia dan akhirat pasti Allah akan memberikannya

(mengabulkannya) dan itu setiap malam.” (H.R. Muslim dan Ahmad)

“Lazimkan dirimu untuk shalat malam, karena hal itu tradisi orang-orang

shalih sebelummu, mendekatkan diri kepada Allah, menghapus dosa,

menolak penyakit dan pencegah dari dosa” (HR. Ahmad)

Rasululah SAw bersabda :

“Seluruh manusia dikumpulkan ditanah lapang pada hari qiyamat. Tiba ada

panggilan dikumandangkan dimana orang yang meninggalkan tempat

tidurnya, maka berdirilah mereka jumlahnya sangat sedikit, lalu masuk

surga tanpa hisab, baru kemudian seluruh manusia diperintah untuk

diperiksa”.

“Wahai manusia sebarkanlah salam, berikanlah makanan dan shalat

malamlah pada waktu orang-orang tidur, kalian kan masuk surga dengan

selamat”. (HR. Tirmidzi)

*Tips Gampang Qiyamul lail*

Shalat malam mengandung keutamaan yang besar. Tapi berat banget

melakukannya. Nah, Sahabt ini tipsnya biar gampang sahalat malam

1.

2.

3.

4.

masukkan qiyamulllail dalam jadwal harian

Seimbangkan kebutuhan jasamani dan ruhani

Hindari maksiyat karena maksiyat membuat seseorang sukar

bangun malam

mengetahui fadhilah dan keutamaannya supaya termotifasi

93

5.

6.

Berdoa sebelum tidur agar Allah membangunkan kita

jagalah adab-adab sebelum (wudhu, doa, dsb)

Kiat Shalat Khusyu’

Merasakan keagungan Allah dan menghadirkan segenap perasaan kita

saat hendak atau sedang malakukan shalat

Mengikhlaskan niat hanya untuk Allah semata

Memperbanyak istighfar dan memohon ampun kepada Allah, karena

dengan banyak beristighfar hati kita bakal bersih dan tenang Meninggalkan maksiat. Karena ia yang menimbulkan kegundahan dan menggores noda di hati.

Mohon perlindungan kepada Allah dari gangguan syetan dan godaanya

Banyak berdoa kepada Allah, karena ia adalah senjata setiap muslim

PUASA HADIAH TERBAIK UNTUK ALLAH

Dari Umamah r.a : “Aku berkata: Ya Rasulullah, tunjukan padaku amalan

yang bisa memasukkanku ke syurga; beliau menjawab: “Atasmu puasa,

tidak ada amalan yang semisal dengan itu (HR. Nasa I, Ibnu Hibban,

Hakim)

Dari Abi Hurairah radhiallahu „anhu : Rasulullah Shalallahu „alaihiwasallam

bersabda :“Semua amalan bani Adam untuknya kecuali puasa, karena puasa

itu untuk Aku dan aku akan membalasnya, puasa adalah perisai, jika salah

seorang kalian sedang puasa janganlah berkata keji dan berteriak-teriak,

jika ada orang yang mencercanya atau memeranginya,ucapkankanlah : “aku

orang yang sedang puasa, demi Dzat yang jiwa Muhammad di tangan-Nya

sesungguhnya bau mulut orang yang puasa lebih wangi di sisi Allah

daripada bau minyak misk, orang yang puasa punya dua kegembiraan, jika

bertemu dengan Rabbnya gembira karena puasa yang dilakukan.” (HR.

Bukhori dan Muslim)

KEUTAMAAN SOLAT BERJAMAAH

Shalatnya seseorang dengan berjamaah lebih banyak dari pada shalat

sendirian dengan dua puluh tujuh kali. (HR Muslim dalam kitab al-masajid

wa mawwadhiusshalah no. 650)

94

Dari Abi Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Shalatnya

seseorang dengan berjamaah lebih banyak dari pada bila shalat sendirian

atau shalat di pasarnya dengan duap puluh sekian derajat. Hal itu karena

dia berwudhu dan membaguskan wudhu`nya, kemudian mendatangi masjid

di mana dia tidak melakukannya kecuali untuk shalat dan tidak

menginginkannya kecuali dengan niat shalat. Tidaklah dia melangkah

dengan satu langkah kecuali ditinggikan baginya derajatnya dan

dihapuskan kesalahannya hingga dia masuk masjid….dan malaikat tetap

bershalawat kepadanya selama dia berada pada tempat shalatnya seraya

berdoa, “Ya Allah berikanlah kasihmu kepadanya, Ya Allah ampunilah dia,

Ya Allah ampunilah dia....” (HR Muslim dalam kitab al-masajid wa

mawwadhiusshalah no. 649)

Dari Ibnu Mas`ud ra berkata bahwa aku melihat dari kami yaitu

tidaklah seseorang meninggalkan shalat jamaah kecuali orang-orang

munafik yang sudah dikenal kemunafikannya atau seorang yang

memang sakit yang tidak bisa berjalan.” (HR Muslim)

Mengetahui

Mentee

(…………………..)

Pementor

(…………………..)

95

LEMBAR MENCATAT

97

Contoh Utama

Siapakah Sebenarnya Contoh Utama kita?

Sahabat, kita kini akan memasuki zona matinul khuluq alias

kemuliaan akhlak. Pada tema ini kita akan belajar menjadi buah

manis nan menyegarkan. Allah menggambarkan keimanan

seseorang yang kokoh seperti pohon yang akarnya menghujam

di tanah, dahannya menjulang tinggi, daunnya rimbun, dan

menumbuhkan buah yang lebat. Pohon itu memberikan

keteduhan pada orang-orang yang berteduh dan memberikan

kesegaran pada orang yang memetik buahnya.

98

Nah, Sahabat kalau kita kemarin sudah belajar tentang

Allah yang menjadi dasar Akidah Islam, maka kita sedang

menghujamkan akar keimanan kuat-kuat dalam relung jiwa kita.

Kini, kita akan meninggikan dahan kemuliaan akhlak,

memperimbun daun sifat terpuji, dan memperbanyak buah

manfaat untuk orang lain.

Di dunia ini ada banyak ideologi dan agama yang

diyakini manusia. Liberalisme, komunisme, sosialisme adalah

nama-nama ideologi yang ikut mempengaruhi dunia selama ini.

Kristen, Katolik, Hidhu, Budha, Sintho, dll adalah nama-nama

agama yang juga meramaikan dunia ini. Hanya, kalau kita tanya

pada masing-masing penganut ideologi dan agama itu, misal,

siapa orang yang paling liberalis? Atau siapa yang paling

sosialis? Siapa yang paling hindhuis? Dan begitu juga yang

lainnya. Maka kita akan menemukan jawaban yang berbeda

pada tiap orang. Artinya, ideologi apapun di dunia ini

sebenarnya tidak memiliki model konkret bagi pelaksanaan

idelogi atau agamanya kecuali Islam. Jika seorang muslim

ditanya, siapakah yang paling islami? Maka kita dengan mantap

akan menjawab: Muhammad SAW.

Rasulullah Muhammad memang hanya manusia biasa.

Dan justru itulah Beliau diturunkan Allah sebagai teladan dalam

hidup kita.

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu

(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat

dan dia banyak menyebut Allah (al-Ahzab :21)

99

Walaupun Rasulullah hanya manusia biasa, namun

beliau telah menjalani serangkaian pembinaan langsung dari

Allah dalam hidupnya, hingga beliau memiliki sifat-sifat utama

sebagai manusia.

Biografi Rasulullah adalah biografi terhebat sepanjang

sejarah manusia. Tiada satupun manusia yang biografinya ditulis

selengkap dan sebanyak biografi Rasulullah. Perjalanan

hidup beliau menggambarkan semua sisi kebaikan dan

kemuliaan beliau sebagai seorang nabi.

Terlahir dengan nama lengkap Muhammad bin Abdullah

bin Abdul Muthalib pada 12 Rabi’ul awwal 571 M di Mekah.

Muhammad kecil sudah menjadi anak yatim sejak dalam

kandungan. Saat berumur enam tahun ibundanya tercinta

meninggalkannya untuk selama-lamanya. Tapi justru inilah yang

membuat Muhammad kecil menjadi lebih dewasa dari anak-

anak seumurnya. Saat berumur delapan tahun sudah mencari

nafkah sendiri dengan menggembala kambing. Kalau

dibandingkan dengan anak sekrang maka beliau kira-kira masih

kelas dua SD. Ya, kelas dua SD beliau sudah mandiri.

Sahabat, Bandingkan dengan kita!yang sudah berumur

belasan tahun masih menyusahkan orang tua.

Jadi penggembala kambing adalah training bisnis

Muhammad yang pertama. Empat tahun kemudian pamannya

Abu Thalib mengajaknya dalam perjalanan dagang ke Syam.

Namun, perjalanan dagang ini akhirnya batal karena seorang

pendeta yang memperingatkan bahwa orang-orang Yahudi

telah menghadang Rasullullah untuk dibunuh.

100

Kegagalan perjalanan ini kemudian tergantikan dengan

perjalanan bisnis lain ketika beliau menjalankan barang

dagangan Khadijah yang kemudian menjadi istri pertamanya.

Kerja beliau sangat profesional dan mengagumkan. Jaringan

beliau pun menjadi sangat luas. Bahkan sudah menembus batas

Negara yaitu samapi ke Syiria. Bayangkan pada umur yang

masih sangat muda Rasulullah sudah menguasai perdagangan

lintas Negara atau kalau kini disebut perdagangan eksport-

import.

Sahabat tahukah kamu apa rahasia sukses bisnis

Rasulullah? Yaitu : Jujur dan cerdas!

Rasulullah selalu jujur pada pelanggannya, pada

Khadijah, dan pada semua relasi bisnisnya. Beliau tidak pernah

berdusta ketika menjual. Kejujuran itu semakin lengkap dengan

kecerdasan Rasulullah dalam berkomunikasi. Kalau sekarang

kita sering menyebutnya kecerdasan emosi atau emotional

intelegence, maka emotional intelegence Rasulullah sangatlah

tinggi.

Umur dua puluh satu tahun beliau telah mengikuti

sebuah perjanjian perdamaian. Perjanjian ini adalah perjanjian

perdamaian antara Quraisy dengan seterunya yang telah

berperang selama tujuh tahun. Laur biasa ! Pada umur yang

masih sangat muda Rasulullah sudah duduk bersama para tokoh

Quraisy dalam sebuah perjanjian diplomasi. Inilah salah satu

bekal pengalaman politik Rasulullah.

Kepribadian Rasulullah yang memukau ini menjadikan

Khadijah jatuh hati padanya. Khadijah pun mengirim pamannya

untuk melamar Rasullulah. Khadijah adalah seorang wanita,

101

cantik, kaya raya, suci, dan sangat terhormat di mata kaum

Quraisy saat itu. Akhirnya Rasulullah SAW menikah di usianya

yang ideal dua puluh lima tahun, dengan kedewasaan yang

sudah sangat melekat pada kepribadiannya.

Umur tigapuluh lima tahun beliau mendapat julukan Al-

Amin (yang terpercaya) dan inilah sifat lain yang dimiliki

Rasulullah. Cara Rasulullah mengambil keputusan dalam

pengembalian hajar aswad lah yang membuat masyarakat

Quraisy memberikan gelar Al-Amin.

Ka’bah yang telah selesai direnovasi karena rusak

diterjang banjir besar saat itu menyisakan sebuah

permasalahan. Siapakah yang akan mengembalikan hajar aswad

pada tempatnya? Masing-masing kabilah Arab saat itu merasa

berhak untuk meletakkannya. Perseteruan ini hampir saja

menyebabkan pertumpahan darah. Rasulullah pun hadir

memberikan solusi. Beliau meminta sehelai selendang

kemudian meletakkan hajar aswad di tengah-tengahnya. Lalu

meminta masing-masing pemuka kabilah untuk memegang

ujung-ujung selendang, kemudian Rasulullah memerintahkan

mereka bersama-sama mengangkatnya. Setelah mendekati

tempatnya, beliau mengambil hajar aswad. Selesailah perkara

yang menegangkan itu. Tatkala mengetahui ini hal ini, kabilah

Arab saat itu berbisik-bisik, “Inilah Al-Amin. Kami Ridha

kepadanya. Inilah dia Muhammad.”

Empat puluh tahun adalah puncak kematangan

Muhammad. Setelah melewati perenungan panjang di Gua Hira,

akhirnya Allah memberikan pencerahan pada beliau dengan

102

wahyu pertamanya, Iqro’!!! Bacalah!!! Inilah fase kehidupan

baru beliau sebagai Rasul akhir zaman.

Berdakwah di tengah-tengah kaum jahiliyah adalah

tugas yang sangat berat. Penghinaan, cacian, makian, bahkan

sampai teror fisik beliau terima dalam perjuangan itu.

Komitmen beliau untuk terus menyampaikan risalah Allah tidak

pernah pudar. Kesabaran dan keikhlasan beliau tunjukan dalam

setiap langkap perjuangan.

Suatu hari Abu Jahal meletakkan kotoran manusia di

depan rumah beliau. Betapa kaget dan heran Rasulullah saat

keluar untuk sholat subuh. Dengan sabar beliau bersihakan

tanpa ada rasa prasangka buruk pada siapapun. Sampai suatu

hari terbukalah kedok orang yang melakukannya. Ternyata,

dialah Abu Jahal. Betapa malunya dia. Apalagi ketika dia terkulai

sakit Rasulullah lah orang yang pertama kali membesuk tanpa

rasa kesal dan dendam.

Kegigihan Rasulullah dalam berdakwah ini adalah

karena kasih sayang beliau pada kita umat-nya. Lantas apa yang

sudah kita lakukan untuk beliau Saudaraku?

Idola Membawa Petaka

Sahabat, masih inget kasus meninggalnya 4 ABG di acara Meet

and Greet kelompok seleb ABG asal Inggris "A1". Acara yang

digelar di toko kaset dan piringan cakram Tara Megastore, Mal

Taman Anggrek pada tahun 2001 dulu. ABG kita, sampai rela

berjubel dan berdesakan hanya untuk ketemu dengan

gerombolan pemusik yang personelnya Mark Read, Ben Adams,

Christian Ingerbrigsten, dan Paul Marazzi.

103

Atau ingatkah kasus lain. Kasus Sheila On 7 di Bandar Lampung

pada akhir tahun 2000. Saat itu, lima nyawa "dikorbankan".

Sahabat, apa yang terpikirkan olehmu tentang peristiwa diatas?

Yang jelas kita harus bersyukur karena kita tidak mengalaminya

dan semoga kita tidak mengalami kematian yang demikian hina.

Kematian yang hina? Wah, kejam sekali sebutannya ya? Ya,

maaf kalau terlalu kejam, lantas apa lagi sebutan untuk

kematian yang sedemikian rupa. Mati hanya karena

menyaksikan sebuah acara para bintang yang belum tentu

mengantar ke surga. Apalagi mengantarkan ke surga, mereka

sendiripun tidak bisa menjamin dirinya akan selamat di Akhirat

sana.

Soal idola ini memang seperti sudah mendarah daging dalam

diri manusia. Ini berkaitan dengan naluri manusia. Dalam diri

manusia itu ada naluri beragama. Naluri beragama ini

diwujudkan dengan adanya upaya untuk mensucikan sesuatu

atau menganggap sesuatu lebih dari dirinya. Misalnya saja,

nenek moyang manusia di masa animisme dan dinamisme,

mereka menyembah batu, pohon dan kuburan.

Hal ini persis dengan yang pernah dilakukan oleh orang-orang

Arab Quraisy di masa jahiliyah. Mereka malah membuat

sesembahan sendiri. Hingga di kota Mekkah saja ada lebih dari

seratus berhala yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan naluri

ini.

Sahabat, hati-hati dengan idola!! Pemujaan terhadap idola yang

merupakan salah satu perwujudan yang salah dari naluri

beragama. Malah dalam level tertentu bisa menjerumuskan

104

kita ke dalam kesyirikan Bagi yang mengidolakan kaum

seleb; baik artis film dan sinetron, penyanyi dan pemusik

haruslah hati-hati. Soalnya, bukan tak mungkin bila kemudian

kita lupa diri dan akhirnya tanpa sadar mengikuti gaya

hidupnya.

Pendek kata, kalau kita sudah menganggap mereka tuntunan

hidup, berarti kita telah menjadikan mereka sebagai tuntunan

hidup. Masih ingat materi tentang La ilaha illa Allah? Bukankah

salah satu konsekuensi kita mendudukan Allah sebagai Ilah

adalah mengikuti aturan yang telah ditetapkan Allah? Ok, kalau

lupa silakan buka kembali bab sebelumnya

Siapakah Contoh Utama Sebenarnya?

Sahabat, siapkah idolamu? Brad Pitt, Mariah Careey,

Britney Spears, Prameodya, SBY, Einstein, Karl Mark atau

sekedar tukang koran dan penjual gorengan? Siapapun itu yang

jelas mereka bukan manusia sempurna. Tidak menjamin

kehidupan kita bahagia. Kita seharian nonton konser mereka

juga tidak akan membuat kita kenyang. Mungkin malah

membuat kantong kita jebol. Apalagi menjamin kita masuk

surga. Bahkan bisa menjerumuskan kita ke dalam kesyirikan.

Contoh Utama = suka/cinta + mengikuti

Itulah rumusnya. Coba sahabat kembali ingat materi tentang

syahadat dan maknanya. Bukakah cinta dan mengikuti adalah

105

bagian dari konsekuensi La ilaha illa Allah. Lantas buat apa kita

mengidolakan artis, penyanyi, pelawak, dsb? Yang justru

akibatnya sedemikian menyeramkan.

Sahabat, hanya lelaki itu yang pantas kita jadikan

contoh. Seorang lelaki yang sudah yatim sejak kecil namun

begitu dewasa. Wajahnya tampan, menjadi sahabat yang baik,

dan pemimpin yang adil. Dialah Muhammad SAW.

Sungguh keterlaluan jika kita tidak menjadikan Rasulullah

sebagai contoh utama kita. Sungguh memalukan kalau kita tidak

menjadikan beliau sebagai panutan. Padahal dunia ini

menempatkan beliau sebgai orang terbaik nomor satu

sepanjang sejarah.

Michael H Hart, penulis buku “100 Tokoh yang paling

berpengaruh dakam sejarah” menempatkan Rasulullah sebagai

orang nomor satu paling berpengaruh dalam sejarah manusia.

“Berasal-usul dari keluarga sederhana, Muhammad

menegakkan dan menyebarkan salah satu dari agama terbesar

di dunia, Agama Islam. Dan pada saat yang bersamaan tampil

sebagai seorang pemimpin tangguh, tulen, dan efektif. Kini tiga

belas abad sesudah wafatnya, pengaruhnya masih tetap kuat

dan mendalam serta berakar.” Kata Michael.

Kalau Michael H Hart seorang muslim tentu sudah

sangat biasa. Namun, dia bukanlah seorang muslim namun

secara jujur menempatkan Rasulullah sebagai orang paling

berpengaruh dalam sejarah dunia ini.

106

”Jadi, dapatlah kita saksikan, penaklukan yang dilakukan bangsa Arab

di abad ke-7 terus memainkan peranan penting dalam sejarah ummat

manusia hingga saat ini. Dari segi inilah saya menilai adanya kombinasi

tak terbandingkan antara segi agama dan segi duniawi yang melekat

padapengaruh diri Muhammad sehingga saya menganggap

Muhammad dalam arti pribadi adalah manusia yang paling

berpengaruh dalam sejarah manusia.”

107

Detik-detik Rasulullah Menghadapi Maut

Ada sebuah cerita tentang cinta yang sebenar-benarnya cinta yang

dicontohkan oleh Allah melalui kehidupan Rasul-Nya. Pagi itu, walaupun langit

telah mulai menguning, burung-burung enggan mengepakkan sayapnya.

Pagi itu, Rasulullah dengan suara terbatas memberi khutbah,”Wahai

umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka

taati dan bertakwalah kepada-Nya. Kuwariskan dua perkara pada kalian, Al-

Qur an dan sunnahku. Barangsiapa mencintai sunahku, berarti mencintai aku

dan kelak orang-orang yang mencintaiku akan masuk surga bersamaku.“

Khutbah singkat ini diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah yang

tenang dan penuh minat menatap sahabatnya satu persatu. Abu Bakar

menatap mata itu dengan berkaca-kaca. Umar dadanya naik turun menahan

nafas dan tangisnya. Usman menghela nafas panjang dan Ali menundukkan

kepalanya dalam-dalam. Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba.

“Rasulullah akan meninggalkan kita semua,”keluh hati semua sahabat kala itu.

Manusia tercinta itu hampir selesai menunaikan tugasnya di dunia.

Tanda-tanda semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan cerdas

menangkap Rasulullah berkeadaan lemah dan goyah ketika turun dari mimbar.

Disaat itu, kalau mampu, seluruh sahabat yang hadir pasti akan menahan

detik-detik berlalu.

Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah Rasulullah masih tertutup

Sedang didalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemas dengan keningnya yang

berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya.

108

Tiba-tiba dari luar terdengar seseorang berseru mengucapkan

salam, “Bolehkah saya masuk?” Tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengijinkannya

masuk, “Maafkan, ayahku sedang demam.” Kata Fatimah yang membalikkan

badan dan menutup pintu.

Kemudian ia kembali menemui ayahnya yang ternyata sudah

membuka mata dan bertanya pada Fatimah,”Siapakah itu wahai anakku?”

Fatimah menjawab “Tak tahulah ayahku, orang itu sepertinya baru sekali ini

aku melihatnya.” Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan

menggetarkan. Seolah-olah bagian demi bagian wajah anaknya itu hendak

dikenang.”Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara,

dialah yang meimisahkan pertemuan di dunia, Dialah malakul maut.” Kata

Rasulullah.Fatimah pun menahan ledak tangisnya. Malaikat maut datang

menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut

menyertainya. Kemudian dipanggillah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap ke

atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini. “Jibril,

jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?” Tanya Rasulullah dengan suara

yang amat lemah. “Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah

menanti ruhmu. Semua pintu syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu.”

Kata Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuat Rasulullah lega, matanya masih

penuh kecemasan. “Engkau tidak senang mendengarkan kabar ini?” Tanya

Jibril lagi.”Kabarkan kepadanya bagaimana nasib umatku kelak?” Jangan

khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman

kepadaku: “Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah

berada di dalamnya”,

Mengetahui

Mentee

(…………………..)

Pementor

(…………………..)

109

LEMBAR MENCATAT

111

Mengetuk Sebaik-Baik Pintu Surga

Doa Seorang Ibu

Namanya Juraij. Dia seorang yang sangat shaleh. Sehari-harinya

disibukkan dengan beribadah kepada Allah. Shalat jama ahnya selalu

terjaga. Lisannya selalu basah dengan dzikir. Pandangan matanya terjaga

dari kema siyatan. Pendengarannya terhindar dari keburukan.

Masyarakatpun kagum dengan keshalehan Juraij.

112

Orang-orang berbondong-bondong mendatangi Juraij.

Mereka membawa kapak dan linggis. Mereka berteriak-teriak

memanggil Juraij dengan teriakan kasar dan memekakan telinga.

Juraij yang saat itu sedang tenggelam di tengah kekhusuan salat

tentu tidak menjawab panggilan mereka. Akhirnya mulailah orang-

orang itu merobohkan tempat ibadahnya. Seusai sholat Juraij pun

keluar menemui orang-orang. Tampak wajah penuh amarah pada

orang-orang itu. Rasa kagum dan hormat mereka pada Juraij sudah

tidak tersisa.

Apa gerangan yang membuat para penduduk itu sedemikian

marah?

Musibah ini benar-benar musibah besar untuk seorang

Juraij. Dan ini semua karena sebuah doa “kesal” seorang ibu. Pada

Suatu hari Juraij sedang shalat di tempat peribadatan. Karena ada

suatu kepentingan, ibunya datang mendatangai Juraij Lalu ibunya

berkata: Hai Juraij, aku ibumu, bicaralah denganku! Kebetulan sang

ibu itu mendapati anaknya sedang melaksanakan salat. Saat itu

Juraij berkata kepada diri sendiri di tengah keraguan: Ya Tuhan!

Ibuku ataukah salatku. Kemudian Juraij memilih meneruskan

salatnya. Maka pulanglah ibu tersebut.

Tidak berapa lama ibu itu kembali lagi untuk yang kedua

kali. Ia memanggil: Hai Juraij, aku ibumu, bicaralah denganku!

Kembali Juraij bertanya kepada dirinya sendiri:

113

Ya Tuhan! Ibuku atau salatku. Lagi-lagi dia lebih memilih

meneruskan salatnya. Karena kecewa, akhirnya perempuan itu berdoa:

Ya Tuhan! Sesungguhnya Juraij ini adalah anakku, aku sudah

memanggilnya berulang kali, namun ternyata dia enggan menjawabku.

Ya Tuhan! Janganlah engkau mematikan dia sebelum Engkau

perlihatkan kepadanya perempuan-perempuan pelacur.Inilah doa yang

menyebabkan Juraij dituduh menzinai seorang wanita. Tapi, syukurlah

sang ibu tidak mendoakan sesuatu yang sangat buruk pada Juraij.

Untunglah sang ibu hanya berdoa agar Juraij bisa diperlihatkan

seorang pelacur. Akhirnya dengan doa ibunya pula Juraij selamat dari

tuduhan itu.

Melihat rumah ibadahnya dirobohkan, Juraij menemui mereka

dan bertanya kenapa rumah ibadatnya dirobohkan. Mereka berkata

kepada Juraij dengan ketus: Tanyakan kepada perempuan ini! Juraij

tersenyum kemudian mengusap kepala anak tersebut dan bertanya:

Siapakah bapakmu? Anak itu tiba-tiba menjawab: Bapakku adalah si

penggembala kambing. Subhanallah bayi itu bisa berbicara dengan izin

Allah dan menyelamatkan Juraij dari tuduhan berzina. Syukurlah,

ibunya tidak mendoakan hal yang sangat buruk untuk Juraij.

114

Sahabat, apa pelajaran yang kau dapatkan dari kisah diatas?

Kisah yang diriwayatkan oleh Muslim tersebut memberikan

pelajaran besar tentang kekuatan doa seorang ibu. Kita pun

mendapat pelajaran betapa sangat pentingnya kita berbakti

pada orangtua.

Beruntunglah Juraij memiliki seorang ibu yang mampu

menahan diri dibalik kekesalannya. Sehingga Juraij terhindar

dari tuduhan keji, menzinahi seorang perempuan. Bahkan ia

bisa membuktikan, dengan izin Allah, bahwa wanita itu berzina

dengan lelaki lain melalui lisan bayi yang dilahirkan wanita itu

sendiri. Juraij yang bisa membuat bayi itu berbicara-dengan izin

Allah tentunya-adalah hasil dari doa ibunya. Ya Tuhan!

Janganlah engkau mematikan dia sebelum Engkau

perlihatkan kepadanya perempuan-perempuan pelacur. Jika

sang ibu karena kekesalannya mendoakan keburukan untuk

Juraij, maka boleh jadi musibah besar akan terjadi pada Juraij.

Islam mengajarkan kepada kita untuk senantiasa berbakti

kepada kedua orangtua. Bahakan Allah menyandingkan berbakti

pada orangtua ini setara dengan perintah untuk menyembah

Allah SWT. “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan

menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik

pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya (Al- Isro‟ : 23)

Sahabat semua, berbakti kepada kedua orangtua adalah

mengandung keutamaan yang sangat besar. Bukankah kita ingin

masuk surga? Jika memang demikian maka salah satu hal

penting yang harus kita lakukan adalah berbakti pada orang tua

115

kita, sebab mereka adalah sebaik-baik pintu surga. Rasulullah

pernah bersabda : Orang tua itu sebaik-baik pintu surga, maka jagalah pintu

itu sebaik-baiknnya (HR. Tirmidzi)

Yang lebih hebat lagi Rasulullah menyampaikan bahwa

keridhaan dan kemarahan Allah itu tergantung dari orang tua.

Jika orang tua ridha maka Allah ridha, jika orang tua marah

maka Allah pun ikut murka.

Di hadits yang lain tentang keutamaan berbakti pada

orang tua, Rasulullah menyebutkan,

Seorang datang kepada Nabi Saw. Dia mengemukakan hasratnya untuk ikut

berjihad. Nabi Saw bertanya kepadanya, "Apakah kamu masih mempunyai kedua

orangtua?" Orang itu menjawab, "Masih." Lalu Nabi Saw bersabda, "Untuk

kepentingan mereka lah kamu berjihad." (Mutafaq'alaih)

Bahkan Rasulullah memerintahkan sahabat tersebut

untuk berbakti pada orangtuanya sebgai bentuk jihad. Padahal

jihad adalah amal tertinggi dalam Islam. Sahabat ini

diperintahkan oleh Rasulullah untuk tetap di rumah dan

berbakti pada orangtuanya karena orangtuanya lebih

membutuhkan dia.

Tentu sahabat juga sudah familiar dengan ungkapan,

“surge dibawah telapak kaki ibu”. Ungkapan ini sebenarnya

hadits dari Rasulullah SAW. Rasulullah Saw ditanya tentang

peranan kedua orangtua. Beliau lalu menjawab,

"Mereka adalah (yang menyebabkan) surgamu atau nerakamu."

(HR. Ibnu Majah).

116

Artinya, kebaktian kita kepdamereka akan mengantarkan kita ke

surga, sedangkan kedurhakaan kita akan menejerumuskan ke

dalam neraka.

Sahabat, siapa yang tidak mau dilapangkan dan

dimudahkan rizkinya? Ternyata kunci kelapangan dan

kemudahan rizki kita salah satunya tergantung dari bakti kita

kepada orangtua serta doa yang menyertai mereka. Tentang hal

ini Rasulullah bersabda,

“Apabila seorang meninggalkan do'a bagi kedua orang tuanya

maka akan terputus rezekinya. (HR. Ad-Dailami)”.

Atau kalau ingin terputus rizkinya, silakan coba untuk

mendurhakai orang tua dan tidak mendoakan mereka. Tapi,

maaf kami tidak menanggung akibatnya!

Nah, sahabat jika berbakti pada orangtua begitu penting

dan sangat besar manfaatnya dalam kehidupan kita, sekarang

bagaimana cara kita berbakti pada orangtua? Ada enam hal

yang bisa kita lakukan sebgai bentuk bakti kita pada orangtua.

Pertama yaitu, senantiasa berbicara yang halus dan lembut

dengan mereka. Tidak membentak dan berkata kasar. Bahkan ,

kalau disebutkan dalam al-Qur’an perkataan, “hus” sudah

termasuk kategori kata kasar jika itu ditunjukan pada orang tua

kita.

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia

dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.

Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut

dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada

keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan

ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. (Al-Isra :23)

117

Cara kedua, kita berbakti kepada orangtua kita adalah dengan

senantiasa mengikutkan mereka dalam doa-doa kita. Sahabat,

sudah hafal doanya? Karena begitu pentingnya masalah ini Allah

menyebutkan sendiri dalam Al-Qur’an bagaimana mendoakan

kedua orang tua kita.

Cara ketiga dalam berbakti pada orang tua adalah dengan

senantiasa mentaati perintahnya selama perintah itu tidak

melanggar aturan Allah dan Rasulullah. Pernah mendengar

kisah Nabi Ibrahim yang disuruh bapaknya menjual Tuhan? Ya,

menjual tuhan yang dibuat sendiri oleh bapak dari nabi Ibrahim.

Tuhan yang terbuat dari batu dan kayu. Tentu saja, perintah

bapaknya ini sangat bertentangan dengan hati nurani nabi

Ibrahim. Namun, demi tidak menyakiti hati bapknya, dibawalah

tuhan-tuhan itu ke pasar. Nabi Ibrahim pun menjual dengan

cara yang unik. Kalau penjual tuhan yang lain begitu semangat

dengan penawaran, Nabi Ibarahim tidak! Dia menawarkan

dengan cara yang lain. “Siapa yang mau celaka silakan beli

tuhan ini…”

“Siapa yang mau bodoh silakan beli tuhan ini..”

“ Yang pengin tersesat seilakan beli ini…”

Nah lho, mana mungkin laku kan? Tapi itulah strategi sang nabi

agar tidak menyakiti hati orangtuanya dan sekaligus tidak

berma’siyat Allah SWT.

Cara keempat adalah memberi nafkah pada orangtua jika

sangat membutuhkan. Untuk yang satu ini, siapa diantara

sahabat yang sudah mampu? Yach, boro-boro kasih nafkah

orangtua, tiap bulan saja masih minta kiriman. Tiap semester

minta dibayarin. Belum lagi kalau ada kebutuhan-kebutuhan

118

lain seperti wisata, beli baju lebaran, dsb.

Sahabatku, ada satu pola pikir yang salah tentang

kedewasaan. Dalam masyarakat kita orang disebut dewasa

ketika dirinya telah menikah atau usia diatas duapuluh tahun

bahkan lebih. Inilah yang menyebabkan kita tergantung pada

orangtua bahkan ketika umur kita sudah bertambah tua.

Padahal, kalau kita tilik kembali ajaran Islam, maka

sesungguhnya bagi seorang lelaki muslim kedewasaan itu

ditandai dengan ihtilam (mimpi basah/mimpi indah).

Tidak perlu diceritakan disini bukan, apa itu ihtilam?

Bagi yang pernah mengalami pasti tahu. Ihtilam terjadi pada

laki-laki pada umur sekitar umur 12 tahun. Memang tiap orang

berbeda ada yang mungkin lebih cepat. Nah, sejak sahabat

ihtilam itulah status kedewasan sudah melekat. Dan dewasa

dalam Islam bagi seorang lelaki muslim berarti seluruh

tanggungan hidupnya menjadi tanggung jawabnya sendiri,

termasuk makan, pakaian, tempat tinggal, dan pendidikan dan

lain sebagainya. Kalaupun orangtua kita membiayai hidup kita

maka itu adalah sedekah baginya, bukan kewajiban. Kalaupun

mereka tidak lagi membiayai kita maka sudah tiada lagi dosa

baginya.

Terus, kalau sekarang masih bergantung dengan ortu

bagaimana? Ya, segera berusaha untuk mandiri atau paling

tidak, meringankan beban orangtua dengan tidak menuntut

pemenuhan kebutuhan kita yang berlebihan. Apalagi kalau uang

yang kita minta hanya untuk foya-foya dan senang-senang,

inilah anak yang durhaka. Na’udzibillah…

119

Hal kelima yang harus kita perhatikan dalam berbakti pada

orangtua adalah jangan sekali-kali memaki orangtua orang lain.

Apa hubungannya memaki orang lain dengan berbakti pada

orangtua? Mari kita simak hadits Rasulullah sebagai berikut :

Termasuk dosa besar seorang yang mencaci-maki ibu-bapaknya. Mereka

bertanya, "Bagaimana (mungkin) seorang yang mencaci-maki ayah dan

ibunya sendiri?" Nabi Saw menjawab, "Dia mencaci-maki ayah orang lain

lalu orang itu (membalas) mencaci-maki ayahnya dan dia mencaci-maki ibu

orang lain lalu orang lain itupun (membalas) mencaci-maki ibunya.

(Mutafaq'alaih)

Jika orang tua kita telah meninggal, maka berbakti pada

orang tua bisa diwujudkan dengan menjalin silaturahim dengan

sahabt-sahabt dekat orangtua kita, memintakan maaf,

memenuhi janji orangtua kita, dan membayar hutang-

hutangnya. Juga disunahkan jika kita mampu untuk

menghajikan orangtua yang ketika masih hidup belum sempat

berhaji,

Barangsiapa berhaji untuk kedua orang tuanya atau melunasi hutang-

hutangnya maka dia akan dibangkitkan Allah pada hari kiamat dari

golongan orang-orang yang mengamalkan kebajikan.

(HR. Ath-Thabrani dan Ad-Daar Quthni)

Mengetahui

Mentee

(…………………..)

Pementor

(…………………..)

120

LEMBAR MENCATAT

Bahaya Lidah

122

Bahwa seorang bertanya kepada Rasulullah SAW : siapa orang

muslim yang terbaik, beliau menjawab: orang yang selamat

orang muslim lainnya dari lidah dan tangannya

(HR Muslim)

123

"Barangsiapa yang mampu menjamin bagiku apa yang diantara dua

jenggotnya (lidah), dan apa yang diantara dua kakinya

(kemaluan) aku jamin untuknya surga.

(HR.Bukhori)

Barang siapa yang beriman dengan Allah dan hari akhirat

maka hendaklah ia mengucapkan perkataan yang baik atau

lebih baik diam (HR. Bukhori)

Tiada satu patah katapun yang kita ucapkan luput dari

pendengaran Allah. Tiada satu katapun yang diucapkan pasti

memakan waktu. Tida satu patah katapun yang kita ucapkan

kecualai dengan sangat pasti harus kita

pertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT. Maka, sebaik-baik

dan seberuntung-beruntungnya manusia adalah orang yang

sangat mamapu memperhitungkan dan memperhatikan setiap

kata yang diucapkannya.

Sahabat, Termasuk bagian dari kenikmatan yang

diberikan Allah kepada hamba-Nya adalah lisan. Dengan lisan,

kita dapat mengungkapkan pikiran dan perasan kita. Terkadang

kita menganggap sepele atau bahkan melupakan perkara yang

berhubungan dengan lisan, sehingga kita sering mendengar

seseorang yang mengucapkan sesuatu yang tanpa disadari bisa

menimbulkan murka Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Lisan terkadang dapat mengantarkan pemiliknya ke

tingkat tertinggi apabila lisan itu digunakan untuk kebaikan atau

diarahkan kepada apa yang diridhai Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Namun lisan juga dapat menjerumuskan pemiliknya ke tingkat

yang paling rendah, yaitu apabila lisan digunakan untuk perkara

yang tidak diridhai Allah Subhanahu wa Ta’ala.

124

Maka, alangkah beruntungnya orang yang kuasa

menahan lisannya dan menggantinya dengan berdzikir. Berkata

sia-sia mengundang bala, berdzikir kepada Allah mengundang

rahmat. Rasulullah SAW bersabda, yang artinya,

“Setiap ucapan Bani Adam itu mem bahayakan dirinya

(tidak memberi manfaat), kecuali kata-kata berupa amar

ma‟ruf dan nahi munkar serta berdzikir kepada Allah azza

wa Jalla (HR. Turmudzi).

Lidah adalah salah satu ayat Allah, juga salah satu

nikmat-Nya. Maka kita manusia memeliharanya dari dosa dan

kemaksiatan, serta menjaganya dari ucapan-ucapan yang bisa

menimbulkan penyesalan dan kerugian. Lidah akan menjadi

saksi pada hari kiamat.

"Pada hari ketika lidah, tangan dan kaki menjadi saksi atas mereka

terhadap apa-apa yang dahulu mereka kerjakan."

(QS. 24:24)

Sahabat, ada banyak jebakan-jebakan dosa bisa yang

dilakukan oleh lisan kita. Semohga kita diberi kekuatan oleh

Allah untuk menghindarinya.

Pertama adalah, kata-kata yang tidak berguna.

Nabi Saw. telah bersabda, Kadang seseorang mengucapkan

kata-kata tanpa dipikirkan dan tanpa dipertimbangkan

sebelumnya, sehingga menimbulkan kerugian dan

penyesalan.

"Sesungguhnya seorang hamba benar-benar mengucapkan kata-kata tanpa

dipikirkan yang menyebabkan dia tergelincir ke dalam neraka yang jaraknya

lebih jauh antara timur dan barat".

(Mutaffaqun „alaih)

125

Bila seseorang telah mengerti bahwa ia akan dihisab dan dibalas

atas segala yang ucapan lidahnya, maka dia akan tahu bahaya

kata-kata yang diucapkan lidah, dan dia pun akan

mempertimbangkan dengan matang sebelum lidahnya

dipergunakan. Allah berfirman:

“Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di

dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadi” (Qof 18)

Kedua adalah berbicara yang berlebihan

Lisan bagai jaring, kalau menjaringnya baik akan

mendapatkan hasil yang baik, sebaliknya jika tidak hasilnya akan

sedikit dan melelahkan. Kata orang lidah tidak bertulang, maka

lebih senang mengatakan apa-apa tanpa berfikir. Bahaya lidah

ini sebenarnya besar sekali. Nabi Muhammad SAW juga pernah

bersabda,

"Tiada akan lurus keimanan seorang hamba, sehingga lurus pula hatinya, dan

tiada akan lurus hatinya, sehingga lurus pula lidahnya. dan seorang hamba tidak

akan memasuki syurga, selagi tetangganya belum aman dari kejahatannya."

Allah telah memberikan batasan tentang

pembicaraan agar arahan pembicaran kita bermanfaat dan

berdampak terhadap sesama, sebagaimana firman-Nya:

"Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka,

kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh(manusia)

memberi shodaqoh atau berbuat ma'ruf atau mengadakan perdamaian

di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian

karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami memberi

kepadanya pahala yang besar." (Annisa:114)

126

Ketiga adalah bicara ma’siyat dan batil

Pembicaraan batil dan maksiat sangat-sangat berbahaya.

Membicarkan perempuan, warung-warung minuman keras,

tempat-tempat maksiat, adalah contoh-contoh dari

perbuatan batil lisan kita. Semua itu tidak boleh

diperbicangkan! Berhukum haram untuk diperbincangkan.

Rasulullah mengingatkan hal ini dalam sebuah hadits

“Orang yang paling besar dosanya pada hari kiamat adalah orang yang paling

banyak melibatkan diri dalam pembicaraan yang batil” (HR Abu Dunya)

Keempat, berbantahan, bertengkar dan debat kusir

Perdebatan dalam isu-isu agama dan ibadat tidak banyak

faedah yang didapat kecuali jika dilangsungkan dengan etika

debat yang benar, hormat-menghormati antar peserta dan

dengan kekuatan ilmiah yang meyakinkan. Biasanya debat yang

tidak dikawal oleh akhlak lebih banyak mengundang kepada

pertengkaran dan permusuhan .

"Serulah ke jalan Tuhanmu wahai Muhammad dengan hikmat kebijaksanaan

dan nasihat pengajaran yang baik dan berdebatlah

dengan mereka dengan cara yang lebih baik"

(al-Nahl: 125).

Sahabat kalau kita simak ayat itu maka kita memahami bahwa

debat diletakkan pada tempat terakhir, yaitu selepas

pendekatan hikmah dan nasihat yang baik. Debat menjadi

langkah terakhir, bukan karena kurang berkesan atau tidak ada

faedahnya, tetapi karena kesukaran mematuhi aturan, akhlak,

adab dan aturannya. Selalau saja kalau orang berdebat, masing-

masing menginginkan dirinya menang.

127

Maka dari itu, hindari perdebatan sebisa mungkin kalaupun

terpakas maka harus dengan adab dan etika yang benar.

Kelima adalah, banyak omong yang berlebih-lebihan

Mulutmu Harimaumu, seyogyanya setiap pemimpin menjaga

ucapannya. Sebab, salah-salah mulutnya bisa menjadi sumber

malapetaka. Pepatah di atas mengingatkan kita semua agar

lebih hati-hati dalam berucap dan mengeluarkan pernyataan.

Bahwa sumber dari segala bencana di dunia ini bukan pada

bencana alam, letusan gunung berapi, banjir, ataupun gempa

bumi, melainkan bersumber pada mulut kita sendiri.

Abu Bakar ash-Shiddiq, khalifah pertama pengganti Rasulullah

pernah meletakkan tongkat di mulutnya untuk menjaga

ucapannya. Lalu ia menunjuk lisannya seraya berkata: "Inilah

yang dapat mengeluarkanku dari tempat tempat keluar

(maksudnya: keluar dari batas-batas kebenaran)."

Sebagai khalifah, Abu Bakar dikenal orang yang paling hemat

dalam berbicara. Ketika ditunjuk menjadi khalifah, ia hanya

berpidato sebentar. Meskipun pidatonya sebentar, tapi kata-

katanya dihafal oleh para sahabat, juga kaum muslimin hingga

sekarang. Singkat, tapi padat. Penuh arti dan konsisten. Apa

yang dikatakan, itulah yang ada di dalam pikiran dan

perasaannya. Antara ucapan dan tindakannya tidak terdapat

perbedaan. Antara ucapannya hari ini dan besok tidak saling

bertentangan. Meskipun Abu Bakar memerintah kaum muslimin

dalam tempo yang amat singkat, tapi banyak hal yang bisa

diselesaikan.

128

Ancaman disintegrasi (pemurtadan), kerusuhan rasial antar suku

dan golongan, dan berbagai gejolak dalam negeri segera dapat

diatasi, bukan dengan kata-kata, tapi tindakan. Bukan dengan

lelucon, humor, apalagi gaya ketoprakan. Sahabat, model

pemimpin seperti ini kan yang dibutuhkan bangsa kita?Tidak

banyak janji tapi bekerja dengan sepenuh hati.

Keenam adalah banyak bercanda dan bergurau

Lho, apa bercanda dilarang? Tentu saja tidak! Hanya

kebanyakan bercanda dan bergurau, kata Rasulullah, akan

membuat hati kita mati. masih ingat bukan tentang qalbun

mayyit (hati yang mati)? Tentunya kita tidak

menginginkannya.

Becanda yang benar sajalah yang dibenarkan dalam Islam.

Rasullullah acapkali bercanda. Rasullullah saw. bersabda:

"Sesungguhnya aku (Nabi Muhammad saw) suka juga bersedagurau dan

saya tidak akan mengatakan kecuali yang benar-benar."

Seperti kisah Rasullullah bersama seorang nenek yang

menanyakan apakah si dia (nenek) tsb akan masuk syurga. Dan

dijawab Rasul saw, bahwa hanya orang muda saja penghuni

syurga. Si nenek pun terkejut, dan akhirnya Rasullullah

menerangkan bahwa biarpun orang tua akan menjadi muda

kembali bila masuk syurga. Rasullullah saw. berkata:

"Sesungguhnya engkau (hai ibu tua) tidak lagi berupa seorang tua-

bangka pada waktu itu (yakni setelah masuk syurga).

129 Karena Allah Ta'ala Berfirman :

"Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung ".

Ketujuh adalah, ungkapan yang menyakitkan, kata-kata jorok,

dan caci maki.

Ungkapan yang menyakitkan (orang jawa sering

menyebutnya nylekit), kata-kata jorok, dan caci maki adalah

termasuk penyakit-penyakit lisan. Untuk itu Imam Al Bashri

mengemukakan bahwa lidah orang berakal itu terletak

dibelakang akalnya. Jika ia hendak berkata, dipikirkannya lebih

dahulu. Kalau perkataan itu kira-kira bakal bermanfaat baginya,

ia akan mengucapkannya. Kalau dirasakannya akan

membahayakan dirinya, ia memilih diam. Sedangkan hati orang

dungu terletak dibelakang lidahnya. Jika ia mau berkata,

langsung saja diucapkannya. "Apalagi mengatakan yang tidak

pernah dikerjakan, dan membungkus keburukan hati dan

keculasan perangai dengan ucapan indah yang berbunga-bunga.

Barangkali manusia dapat dikelabui, tetapi apakah Allah swt.

dapat ditipu?

Kedelapan adalah melaknat

Melaknat baik manusia, hewan atau benda mati adalah perkara-

perkara yang mengotori lisan kita. Hati-hati pula dengan laknat

yang kita berikan pada seseorang atau sesuatu karena laknat itu

bisa berbalik kepada kita. “Apabila sebuah laknat terucap dari

mulut seseorang, maka ia (laknat itu) akan mencari sasarannya.

Jika ia tidak menemukan jalan menuju sasarannya, maka ia

akan kembali kepada orang yang mengucapkannya”

130

Dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah ia berkata, "Aku

mendengar Rasulullah bersabda, "Dahulu kala ada dua orang

Bani Israil yang bersaudara. Salah seorang di antara keduanya

sering berbuat dosa, sedangkan yang lain tekun beribadah. Yang

tekun beribadah selalu mendapati saudaranya berbuat dosa, ia

berkata, Tahanlah dirimu dari perbuatan dosa!' Pada suatu hari,

ia melihat hal serupa, ia berkata, Tahanlah dirimu.' Saudaranya

berkata, Biarkan aku bersama Rabbku! Apakah engkau diutus

sebagai pengawasku?' Maka ia pun berkata kepada saudaranya

tersebut, Demi Allah, Allah tidak akan mengampunimu atau

demi Allah, Allah tidak akan memasukkanmu ke dalam surga.'

Kemudian ruh keduanya dicabut, lalu bertemu kembali di

hadapan Allah Rabbul Alamin. Allah berkata kepada yang tekun

beribadah, Apakah engkau mengetahui tentang Aku? Atau

apakah engkau berkuasa atas apa yang ada ditangan-Ku?'

Kemudian Allah berkata kepada saudaranya, Masuklah ke dalam

surga dengan rahmat-Ku.' Dan Allah berkata kepadanya, Seret ia

ke neraka!'"

Abu Hurairah berkata, "Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-

Nya, orang tersebut telah mengatakan sebuah kalimat yang

menghancurkan dunia dan akhiratnya." (HR Abu Dawud dengan

sanad hasan)

Sahabat, cobalah perhatikan kalimat yang diucapkan oleh

seorang ahli ibadah tadi ternyata lebih besar daripada dosa

yang dilakukan saudaranya, karena ia berani bersumpah atas

nama Allah Hanya Allah sajalah yang dimintai pertolongan-Nya.

131

Kesembilan adalah, bernyanyi dan bersyair

Sahabat, tahukah kamu bahwa bernyanyi dan bersyair adalah

racun hati? Allah berfirman dalam surat Luqman ayat 6,

“Dan di antara manusia (ada) yang mempergunakan

perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia)

dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan

Allah itu bahan olok-olokan."

Seorang sahabat yang dijuluki Rasulullah “Sang pennterjemah

Al-Qur’an” Ibnu Abbas r.a menafsirkan perkataan yang tiada

berguna adalah nyanyian.

Nyanyian dan musik merupakan dua pintu yang dilalui setan

untuk merusak hati dan jiwa. Kaitannya dengan hal itu, Imam

Al-Hafiz Ibnu Qayyim al-Jauziyyah berkata: "Diantara tipu daya

setan - musuh Allah - dan diantara jerat yang dipasangnya untuk

orang yang sedikit ilmu, akal dan agamanya, sehingga orang

yang bersangkutan tersebut terjebak kedalamnya untuk

mendengarkan kidung dan nyanyian yang diiringi musik yang

diharamkan. Satu hal yang mengherankan adalah sebagian

manusia yang mengaku memiliki konsentrasi untuk ibadah

justru telah menjadikan nyanyian, tarian dan lagu-lagu lain

sebagai wahana untuk beribadah sehingga mereka

meninggalkan Al-Qur'an.”

Tentu tidak semua musik dilarang. Ada beberapa nyanyian yang

diperbolehkan yaitu: menyanyi pada hari raya. Nabi Shallallahu

'Alaihi Wasallam bersabda:

"Pembeda antara yang halal dengan yang haram adalah memukul

rebana dan suara (lagu) pada saat pernikahan."

(Hadits shahih riwayat Ahmad)

132

Musik juga diperbolehkan jika bertujuan untuk

membangkitkan semangat ketika bekerja. Pada saat

Rasulullah SAW dan para sahabat menggali parit dalam perang

Khandak. Beliau bersenandung:

"Ya Allah tiada kehidupan kecuali kehidupan akherat

maka ampunilah kaum Anshar dan Muhajirin."

Seketika kaum Muhajirin dan Anshar menyambutnya dengan

senandung lain : "Kita telah membai'at Muhammad, kita

selamanya selalu dalam jihad."

Ketika menggali tanah bersama para sahabatnya, Rasul

Shallallahu 'Alaihi Wasallam juga bersenandung dengan sya'ir

Ibnu Rawahah yang lain: "Demi Allah, jika bukan karena Allah,

tentu kita tidak mendapat petunjuk, tidak pula kita

bersedekah, tidak pula mengerjakan shalat. Maka

turunkanlah ketenangan kepada kami, mantapkan langkah dan

pendirian kami jika bertemu (musuh) Orang-orang musyrik

telah mendurhakai kami, jika mereka mengingin-kan fitnah

maka kami menolaknya." Dengan suara koor dan tinggi mereka

balas bersenandung "Kami menolaknya, ... kami

menolaknya."(Muttafaq'Alaih)

Catatan pentingnya, dimanapun nyanyian atau music

disenandungkan maka isisnya harus berisi kebaikan. Bukan

mentang-mentang di pernikahan lagunya lagu dangdut yang

diiringi sayair melenakan dan seronok.

Nyanyian yang dibolehkan adalah yang mengandung pengesaan

Allah, kecintaan kepada Rasululah Shallallahu 'Alaihi Wasallam

dengan menyebutkan sifat-sifat beliau yang terpuji; atau

133

mengandung anjuran berjihad, teguh pendirian dan memper-

baiki akhlak; atau seruan kepada saling mencintai, tolong

menolong di antara sesama; atau menyebutkan beberapa

kebaikan Islam, berbagai prinsipnyaserta hal-hal lain yang

bermanfaat buat masyarakat Islam, baik dalam agama atau

akhlak mereka.

Kesepuluh adalah, berfasih-fasih dalam berbicara untuk

menarik perhatian

Salah satu modal untuk dapat diterima dalam menjalin

hubungan dengan orang lain adalah menarik perhatian. Untuk

itu kerap kali orang berakting untuk mendapatkan perhatian

orang lain. Namun kadang orang sering kebablasan dalam

akting yang dimainkan, sehingga sering dijuluki over acting, sok

gagah-gaha, sok fasih. Misalnya saja ada orang yang sering

menggunakan aksen Inggris untuk menunjukkan bahwa dia

dapat berbahasa Inggris. Atau dengan aksen Arab untuk

menunjukkan dia dapat berbahasa Arab, walaupun pada

kenyataannya tidak.

Pernah dalam kampanye Pemilu seorang jurkam sebuah parpol

besar (dengan penuh semangat berpidato di hadapan

massanya) berkata," Saudara-saudara parpol kami sangat

berempati dan antonius dengan nasib rakyat jelata..."

(Maksudnya mungkin antusias). Wah, jadi berabe khan?

Kesebelas adalah, dusta atau berbohong dalam perkataan,

janji dan sumpah

Allah berfirman dalam surah al-Hajj ayat 30 bermaksud:

"Hendaklah kita menjauhi perkataan-perkataan

dusta."

134

Dalam peribahasa mengatakan, "karena lidah (mulut) badan

binasa" ini mengingatkan kita untuk hidup dalam suasana yang

tenteram, aman dan damai, hendaklah diawasi lidah kerana

melalui tutur kata akan menjadi lebih benar, beradab dan

bahasanya lebih santun.Sahabat, berhati-hatilah! Tabiat suka

berbohong termasuk dalam kategori dosa-dosa besar setelah

syirik (menyekutukan Allah) dan durhaka terhadap kedua orang

tua. Ini ditegaskan dalam sabda Rasulullah s.a.w.: "Mahukah

kamu aku tunjukkan perihal dosa-dosa besar? Kami menjawab:

Ya, tentu mau wahai Rasulullah. Rasulullah menjelaskan:

Menyektukan Allah, durhaka kepada kedua orang tua. Oh ya,

(ada lagi) yaitu perkataan dusta." (Riwayat Muttafaq Alaih)

Keduabelas adalah, ghibah

Ghibah berarti menceritakan keburukan orang lain atau istilah

masa kini kita kenal dengan ngegosip. “Ya Rasulullah, apakah

ghibah itu? Rasul menjawab: Itu adalah menyebutkan tentang

saudaramu akan sesuatu yang membuat dia merasa jijik. Aku

berkata: Ya Rasulullah, bagaimana jika hal tersebut memang ada

pada dirinya? Rasul menjawab: Ketahuilah, bahwa menyebut

tentang sesuatu yang memang ada pada dirinya, berarti kamu

telah mengumpatnya.

Abu Dzar berkata : Nabi SAW bersabda: Ghibah merupakan

suatu dosa yang lebih besar daripada berzina. Kataku:

Bagaimana itu, ya Rasulullah? (Rasul menjawab): Itu karena

orang yang berzina, jika dia bertobat kepada Allah, Allah

menerima tobatnya. Namun ghibah tidak diampuni oleh Allah,

hingga korban daripada ghibah mengampuninya.

135

Sahabat, bahkan rasulullah menggambarkan ghibah adalah

perbuatan yang menjijikan yaitu makan bangkai orang yang

dibicarakan. Dalam sebuah perjalanan ke suatu daerah, para

sahabat diatur agar setiap dua orang yang mampu, membantu

seorang yang tak mampu (tentang makan-minum). Kebetulan

Salman Al Farisi diikutkan pada dua orang, tetapi ketika itu ia

lupa tidak melayani keperluan keduanya. Ia disuruh minta lauk

pauk kepada Rasulullah saw. Dan setelah ia berangkat,

keduanya berkata, "Seandainya ia pergi ke sumur, pasti surutlah

sumurnya."

Sewaktu Salman menghadap, beliau bersabda, "Sampaikan

kepada kedua temanmu bahwa kalian sudah makan lauk

pauknya." Setelah ia menyampaikan kepada mereka berdua,

lalu keduanya menghadap kepada Nabi saw dan katanya, "Kami

tidak makan lauk pauk dan seharian kami tidak makan daging."

Kemudian Rasulullah bersabda, "Kalian telah mengatakan

saudaramu (Salman) begini-begitu. Maukan kalian memakan

daging orang mati?" Mereka menjawab, "Tidak!" "Jika kalian

tidak mau makan daging orang mati, maka janganlah kalian

ghibah mengatakan kejelekan orang lain, sebab yang demikian

itu berarti memakan daging saudaranya sendiri.”

Ketigabelas adalah, sanjungan yang menjerumuskan

Imam Ats-Tsauri menuturkan: "Apabila engkau bukan termasuk

orang yang takjub terhadap diri sendiri, hal lain yang perlu

diingat ialah; hindarilah sifat senang disanjung orang."

Maksudnya bukan orang lain tidak boleh memuji perbuatanmu

itu, tetapi janganlah kamu meminta pujian dari orang lain.

Hendaknya engkau selalu berhubungan dengan Allah

Subhanahu wa Ta'ala (dengan selalu mengingatnya-pent).

136

"Barangsiapa yang mencari ridha Allah Subhanahu wa Ta'ala, meskipun

menimbulkan kemarahan manusia, niscaya Allah Subhanahu wa Ta'ala akan

meridhainya dan akan membuat manusia ridha terhadapnya. Dan barangsiapa

yang mencari kesenangan manusia, hingga membuat Allah murka

maka Allah murka kepadanya dan membuat manusia murka

terhadapnya." (HR. At-Tirmidzi).

Sahabat, sering kali kita temui di masyarakat kita adanya

sanjungan-sanjungan yang berlebihan. Biasanya kita dapati

pada masyarakat yang budaya paternalistiknya sangat kuat;

budaya Asal Bapat Senang ; budaya Yes Man dan sebagainya.

Berbagai gelar, acap kali disematkan sebagai tanda loyalnya

bawahan terhadap atasan, misalnya Bapak Revolusi, Wali ul

Amri, Bapak Pembangunan dan banyak bentuk-bentuk

sanjungan yang pada akhirnya justru akan menghancurkan

orang tersebut. Seperti Firaun yang selalu disanjung, dipuja oleh

rakyatnya dan pada gilirannya Firaun mendeklarasikan dirinya

sebagai tuhan. Dan kita tahu bagaimana akhir dari kehidupan

Firaun itu sangat tragis dan mengenaskan. Dan hanya Allah yang

pantas mendapat segala jenis sanjungandan pujian.

Keempat belas adalah menyebutkan hal yang bikin malu -

kejelekan diceritakan untuk ditertawakan.

"Celakalah orang yang berdusta supaya ditertawakan orang

lain. Celakalah dia, celakalah dia!" (HR. Tirmidzi)

Nah, sahabat berhati-hatilah dengan yang satu ini karena kita

sering melakukannya dan menikmatinya. Rasulullah

melarang kita untuk berkata dusta, hal-hal yang memalukan,

atau kejelekan orang lain untuk mengundang tawa. Padahal kita

saksikan acara komedi di televise lawakan-lawakannya seputar

itu semua. Sebut saja, Empat Mata. Acara itu penuh dengan

penghinaan, ejekan pada yang lain, dan lelucon porno. Kan

137

hanya bercanda? Ya , memang hanya bercanda tapi hal tersebut

dilarang karena megotori lisan kita. Menjelang perpisahannya

dengan Nabi Musa as, Nabi Khidir as, memberi nasihat,

"Hai Musa, janganlah terlalu banyak bicara, dan jangan

pergi tanpa perlu, dan jangan banyak tertawa, juga jangan

mentertawakan orang yang berbuat salah, dan tangisilah

dosa-dosa yang telah kamu perbuat, hai putra Ali 'Imran."

(Tanbighul Ghafilin: 192-193).

Kelima belas adalah, adu domba atau menghasut

Sahabat, masih ingat devide et empera. Yup, itulah politik yang

digunakan Belanda untuk menghancurkan bangsa Indonesia dan

akhirnya menjajah dan menjarah kekayaan negeri ini. Politik

adu domba lah yang kemudian menyebabkan bangsa kita

kalah melawan npasukan Belanda yang tidak seberapa.

Demikian besar efek adu domba ini, maka Rasulullah melarang

keras perbuatan ini. Bahkan ancamannya adalah tidak akan

pernah kebagian tiket masuk surga.

"Tidak akan masuk surga orang yang suka mengadu domba."

(muttafaq alaihi).

Keenam belas adalah, membocorkan rahasia

Apakah sahabat pernah dicurhati oleh seorang teman? Dia

menceritakan apa yang tidak dia ceritakan pada orang lain

namun dia percaya pada kita. Itualah amanah, amanah untuk

menjaga rahasia teman kita tersebut. Salah satu sifat orang

beriman adalah dia selalu amanh dan mampu menjaga rahasia.

138

Ingat! Setiap yang kita ketahui tidak harus dikatakan, setiap apa yang harus dikatakan belum tentu pada tempat dan kondisi yang tepat. Ketujuh belas adalah, bertanya yang bukan-bukan, hingga

memberatkan orang yang menjawab)

Suatu hari seorang ustadz ditanya oleh seseorang, “Ustadz apa

hukumnya makan daging kodok, daging tupai, dan kelelawar.”

Sang ustadz balik bertanya ”Apa pekerjaanmu?”

“Aku seorang petani ustadz.” Jawab oranng itu

“Apakah kau punya hewan ternak?” Tanya ustadz lagi

“Punya Ustadz, aku punya sapi, kambing, dan ayam.”

Jawabnya

“Kalau begitu kau makan dulu sapi, ayam, dan kambingmu.

Tidak perlu kau pikirkan kodok, tupai, dan kelelawar.”

Cerita diatas adalah sebuah ilustrasi tentang

bagaimana seharusnya kita bertanya. Terkadang kita banyak

bertanya pada hal-hal yang memang tidak perlu ditanyakan.

Mempermasalahkan sesuatu yang sebenarnya belum tentu

terjadi. Ya, seperti pertanyaan orang itu. Dia bertanya kehalalan

kodok, tuapi, dan kelelawar padahal disekitarnya da hewan

dengan daging lezat. Kenapa pula harus meributkan kodok,

tupai, dan kelelawar?

Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, menceritakan

bahwasanya di mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi

Wasallam bersabda :

139

" Apa yang aku larang kalian dari (mengerjakan)-nya maka jauhilah ia, dan apa

yang aku perintahkan kalian untuk (melakukan)-nya maka lakukanlah sesuai

dengan kemampuan kalian, karena sesungguhnya yang menghancurkan orang-

orang yang sebelum kalian adalah karena banyaknya pertanyaan-pertanyaan

mereka (yang mereka ajukan) dan perselisihan mereka

dengan para Nabi-Nabi (yang diutus kepada) mereka ".

(H.R.Bukhari dan Muslim).

Mengetahui

Mentee

(…………………..)

Pementor

(…………………..)

140

LEMBAR MENCATAT

142

Saksikan Aku Seorang Muslim

Jangan Jadi Bebek!!!

Dunia mode mendapat cipratan kegilaan zaman, terus

menderu kencang dan meniupkan istilah gimod. Untuk bisa tampil

berkelas "gaul" atau "funky", seseorang harus melakukan yang

namanya gila mode. Istilah "gaul" muncrat begitu saja, entah

darimana datangnya, istilah itu menjadi istilah wajib bagi kaum muda.

Ada kacamata gaul, sepatu gaul, bahasa gaul sampe muncul istilah

ustad gaul. Kata gaul dipakai sebagai lawan kata norak, kuper. Maka,

ada yang bela-belain beli kacamata gaul, biar tidak disebut norak.

Padahal kacamatanya tidak lagi berfungsi sebagai alat bantu baca tapi

hanya sekedar pemanis muka, biar lebih caem.

Zaman edan seperti ini, semua yang imposible bisa jadi

posible, termasuk masalah dandanan atau mode, mode pakaian tahun

70-an yang bulukan atau terkesan norak meski sudah tidak ngetrend,

tapi dengan gencar dan deras dipromosikan lewat teve, majalah, artis,

atau yang lain akhirnya jadi suatu hal yang wajar.

Kemudian, apa hanya itu? Tidak cukup, masih banyak

gambaran untuk melukiskan generasi kita sedang Gila mode. Taruh

saja contoh, misalnya produk fashion D & G (Dolce & Gabbana), siap

melayani pesanan dari berbagai remaja dunia untuk menciptakan

mode fashion yang bisa menggambarkan model karakter tertentu. Jadi

kalau ingin berkarakter seperti pengusaha misalnya, bisa pesan dan

konsultasi busana apa yang cocok dengan karakter demikian. Walau

dia sebenarnya cuma pengangguran.

Dunia fashion Barat jadi kiblat kita, untuk bisa tampil sangar,

ditakutin orang, modis, terkenal, dan lain sebagainya. Bisa kebayang

apa yang ada di benak kawula muda sekarang? Tampil habis-habisan

untuk bisa disebut modis atau macho, meski harus merogoh kocek

yang dalam sekali. Tetapi buat mereka never mind, wajar itulah

143

tuntutan lingkungan, bagi mereka, menentang lingkungan kita berarti

amblas, tertinggal dan terseok dibelakang. Sahabat, Sudah sebegitu parahnya bukan lingkungan kita.

Bagaimana dengan sahabat semua? Yang punya Islam, yang mampu

menjadi tameng hidup dijaman segila apapun. Ironis memang, kalau

masa muda, dunianya harus dihabiskan berglamour ria dengan

fashion, padahal ditangan merekalah terletak estafet kepemimpinan,

kalau rusak remajanya maka bersiaplah ikut rusak generasinya. Betapa

terpuruknya pola pikir remaja kita, pandangan mereka picik,

meneropong kepribadian diri hanya dari busana yang dipakai,

dandanan atau penampilan saja. Padahal semua itu semu belaka,

busana bisa rusak, robek atau kumal, dandanan bisa luntur,

penampilan bisa menipu, semua itu hanya "kulit" saja, yang tidak

menunjukkan kepribadian seseorang, itu hanya tipuan yang bisa hilang

ditelan waktu danzaman.

Jangan jadi Bebek!!! Apapun mode terbaru diikuti. Ada trend

baru bingung untuk beli. Ada gaya baru pingin memiliki. Orang seperti

ini adalah korban zaman. Sahabat, jika kita ikut-ikutan dengan apa

yang tidak bermanfaat, dan bahkan bukan termasuk budaya islami,

maka sebenarnya kita secara tidak sadar telah mendeklarasikan diri

bukan menjadi bagian dari orang-orang beriman.

"Tidak termasuk golonganku, orang-orang yang menyerupai

selain golonganku (umat Islam)"

(Sunan Tirmidzi, hadits no. 2836).

Atau sabda Beliau yang lain :

"Siapa saja yang menyerupai suatu kaum,

maka ia termasuk golongan mereka"

(terj. HR. Abu Dawud dan Ahmad dari Ibnu Umar).

144

Jadi, walau kita sudah menegakkan sholat, membaca Al-

Qur'an, puasa di bulan Ramadhan kalau masih meniru orang Barat

atau diluar Islam dalam pandangan hidup, gaya hidup, ataupun pola

pikir, maka kita termasuk golongan mereka, bukan termasuk golongan

Rasulullah Saw. Padahal diakhirat nanti yang bisa memberi syafaat

hanya Nabi Muhammad. Nah, masih mau gila mode?

Saksikan Aku Seorang Muslim!!

Kegemilangan sejarah seorang muslim terukir bukan hanya

pasca risalah Muhammad SAW. Muslim adalah gelar agung yang sejak

semula disandang para guru peradaban. Termasuk Ibrahim ‘Alaihis

Salam. Dialah muslim yang hanif. Muslim yang telah memenggal

berhala dengan kapak kecerdasan serta meruntuhkan penghambaan

antar manusia, dan membungkam namrud si tuhan palsu.

“…Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu

dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia

(Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan

(begitu pula) dalam (Al Qur'an) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan

supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia…”(Al-Hajj 78)

Para hawari pengikut setia Nabi Isa ‘Alaihis Salam memberi

contoh mereka bangga dengan keislamannya.

Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani Israel) berkatalah dia:

"Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama)

Allah?" Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab: "Kami lah penolong-

penolong (agama) Allah. Kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa

sesungguhnya kami adalah orang-orang muslim!(Ali Imron : 52)

Dalam khazanah Islam, yang bisa menunjukkan

kepribadian (syakhshiyah) seseorang adalah dua faktor, yakni faktor

pola pikir (fikriyah) dan faktor pola sikap (nafsiyah), dan ukuran itu

tidak berubah oleh perubahan waktu dan zaman, meski jaman sedang

gonjang-ganjing, dia tetap menyandarkan semuanya pada Islam.

145 Sahabat, tetaplah berkeyakinan sebagai seorang muslim!

Tetaplah berpola pikir sebagai seorang muslim! Tetaplah berperilaku

sebagai seorang muslim! Tetaplah bergaya hidup sebagai seorang

muslim! Sesungguhnya menjadi seorang muslim adalah nikmat terbaik

yang Allah karuniakan untuk kita semua. Bersaksi bahwa kita seorang

muslim adalah perkataan terbaik dari seluruh perkataan.

Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang

menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan

berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?"

(Fushilat 33)

Kita telah tiba di akhir perjalanan… Tak perlu ada keraguan untuk memilih Islam sebagai jalan

hidup kita. Tak perlu secuilpun tersisip rasa malu untuk mengakui

kemusliman kita. Tak perlu ada takut untuk menunjukan kemusliman

kita. Sungguh, sahabat akan datang suatu masa yang dijanjikan,

dimana Islam menjadi guru peradaban. Semuanya akan berkiblat

pada agama ini. Dimanakah kita saat itu? Semoga kita menjadi bagian

dari orang-orang Islam yang mampu menampilkan Islam itu dalam

perilaku kita. Hingga nantinya, kata Ustadz Anis Matta, ada satu titik

dimana manusia tidak bisa lagi membedakan pesona kebenaran Islam

dengan pesona keagungan seorang muslim. Dan itulah kemenangan!

Perkara ini (Islam) akan merebak di segenap penjuru yang

ditembus malam dan siang. Allah tidak akan membiarkan satu rumahpun,

baik gedung maupun gubug melainkan Islam akan memasukinya

sehingga dapat memuliakan agama yang mulia dan menghinakan agama

yang hina. Yang dimuliakan adalah Islam dan yang dihinakan adalah kekufuran"

(HR. Ibnu Hibban)

Mengetahui

Mentee

(…………………..)

Pementor

(…………………..)

146

LEMBAR MENCATAT

147

Daftar Pustaka

Al-Munajid Muhammad Shalih.33 Kiat Khusu Dalam Shalat.

Pustaka Al-Kautsar. Jakarta:1996

Hawwa Said. Mensucikan Jiwa. Rabbani Press. Jakarta: 2008

Qardhawi, Yusuf. 1996. Al-Qur’an Berbicara Tentang Akal

dan Ilmu Pengetahuan. Jakarta : Gema Insani Press

Al-Murakfury, Shafiyurrahman. 1997. Sirah Nabawiyah.

Jakarta: Pustaka Al-Kautsar

Al-Buthy, Muhammad Said Ramadhan.

2005.

Sirah

Nabawiyah. Jakarta: Rabbani Press

A. Fillah Salim. 2006. Saksikan Aku Seorang Muslim.

Yogyakarta: Pro-U Media

Tim Mentoring Universitas Pendidikan Indonesia. 2007.

Generasi Muslim Sejati. Tutorial Press

Badan Mentoring STT Telkom. 2007. Life How to.