BAB V KESIMPULAN ASEAN adalah wilayah yang menjadi ...

16
91 BAB V KESIMPULAN ASEAN adalah wilayah yang menjadi front kedua setelah Amerika Serikat dalam melaksanakan Global War on Terror secara praktis. Dalam artian, sejak tahun 2001 (yang dimulai dari Deklarasi Bersama ASEAN dalam Kontra Terorisme di tahun 2001 dan diperbaharui oleh Konvensi ASEAN dalam Kontra Terorisme pada tahun 2008), seluruh dokumen-dokumen resmi yang dibuat dan ditandatangi oleh negara- negara anggota ASEAN dalam bidang kontra terorisme adalah dokumen yang mengacu kepada Global War on Terror sebagai model kontra terorisme yang dianjurkan untuk digunakan oleh negara-negara anggota ASEAN. Dalam konteks ini, penulis dapat mengambil 2 (dua) permasalahan besar yang terjadi di dalamnya. Pertama, Konvensi ASEAN dalam Kontra Terorisme tidak memiliki pengaruh yang besar di dalam pembuatan strategi kontra terorisme di dalam negara-negara Asia Tenggara. Terlepas dari seberapa efektifnya program Global War on Terror yang diadopsi oleh ASEAN, tidak semua negara mematuhi program tersebut sesuai dengan apa yang dilakukan Amerika Serikat. Setelah menganalisa kebijakan dan implementasi kontra terorisme dari Indonesia, Malaysia dan Filipina, penulis menyimpulkan bahwa Indonesia adalah negara yang paling tidak mematuhi Global War on Terror. Indonesia melakukan

Transcript of BAB V KESIMPULAN ASEAN adalah wilayah yang menjadi ...

91

BAB V

KESIMPULAN

ASEAN adalah wilayah yang menjadi front kedua setelah Amerika Serikat dalam

melaksanakan Global War on Terror secara praktis. Dalam artian, sejak tahun 2001

(yang dimulai dari Deklarasi Bersama ASEAN dalam Kontra Terorisme di tahun

2001 dan diperbaharui oleh Konvensi ASEAN dalam Kontra Terorisme pada tahun

2008), seluruh dokumen-dokumen resmi yang dibuat dan ditandatangi oleh negara-

negara anggota ASEAN dalam bidang kontra terorisme adalah dokumen yang

mengacu kepada Global War on Terror sebagai model kontra terorisme yang

dianjurkan untuk digunakan oleh negara-negara anggota ASEAN. Dalam konteks ini,

penulis dapat mengambil 2 (dua) permasalahan besar yang terjadi di dalamnya.

Pertama, Konvensi ASEAN dalam Kontra Terorisme tidak memiliki pengaruh

yang besar di dalam pembuatan strategi kontra terorisme di dalam negara-negara Asia

Tenggara. Terlepas dari seberapa efektifnya program Global War on Terror yang

diadopsi oleh ASEAN, tidak semua negara mematuhi program tersebut sesuai dengan

apa yang dilakukan Amerika Serikat.

Setelah menganalisa kebijakan dan implementasi kontra terorisme dari

Indonesia, Malaysia dan Filipina, penulis menyimpulkan bahwa Indonesia adalah

negara yang paling tidak mematuhi Global War on Terror. Indonesia melakukan

92

implementasi sebagian dari poin-poin Pemikiran 12 September (yang

implementasinya adalah Global War on Terror) bersamaan dengan sebagian poin-

poin Pemikiran 10 September (yang implementasinya sangat berlawanan dengan

keyakinan Global War on Terror) secara bersamaan. Apabila dibandingkan dengan

Malaysia yang memiliki implementasi strategi kontra terorisme yang sulit di analisa

karena aksi terorisme di negara mereka relatif sedikit, ataupun Filipina yang

menjalankan Global War on Terror paling sesuai dengan program Amerika Serikat,

Indonesia adalah negara yang melakukan strategi kontra terorisme yang berbeda

dengan apa yang disetujui dalam Konvensi ASEAN dalam Kontra Terorisme.

Indonesia adalah salah satu negara di Asia Tenggara yang paling serius dalam

masalah kontra terorisme, melihat bahwa radikalisme masyarakat dan aksi terorisme

adalah isu prioritas yang dapat mengancam stabilitas nasional. Indonesia melihat

strategi kontra terorisme yang paling efektif dilakukan di dalam negaranya— terlepas

dari pemikiran mana strategi kontra terorisme itu muncul. Meskipun beberapa ahli

berdebat bahwa strategi kontra terorisme Indonesia dianggap lemah dalam sistem

hukum, namun ahli-ahli dan data yang tersedia meyakini bahwa Indonesia memiliki

kebijakan dan implementasi kontra terorisme yang paling berhasil dari Malaysia dan

Filipina. Penulis dapat menyimpulkan bahwa kontra terorisme yang efektif tidak

hanya terjadi ketika sebuah negara melakukan program Global War on Terror

sepenuhnya sesuai dengan program Amerika Serikat.

93

Dalam permasalahan Filipina dan Malaysia, penulis meyakini bahwa kedua

negara tersebut melakukan program Global War on Terror yang cukup aktif di dalam

negaranya disebabkan bukan karena kepatuhan terhadap Konvensi ASEAN dalam

Kontra Terorisme, namun lebih menuju arah kebutuhan domestik dari dalam negara

itu sendiri. Sama seperti Indonesia, negara-negara akan selalu melihat agenda

kepentingan nasional sendiri-sendiri, tidak terkecuali Malaysia dan Filipina. Apabila

ketiga negara ini tidak merasa terorisme memiliki dampak negatif yang besar di

dalam negaranya, ketiga negara ini tentu saja tidak akan berada di posisi yang sama

dalam dukungan mereka terhadap pencegahan dan pemberantasan terorisme dalam

lingkup nasional, regional, maupun internasional.

Penulis bisa melihat dari Malaysia, negara yang selama bertahun-tahun

dijadikan sebagai negara yang ideal sebagai tempat transit senjata dan pasukan oleh

kelompok-kelompok teroris berbasis Islam. Isu tersebut masih saja berlangsung sejak

awal tahun 1990 hingga sekarang, menimbulkan kecurigaan bahwa Malaysia tidak

melakukan aksi kontra terorisme secara efektif karena isu tersebut masih terus terjadi

selama bertahun-tahun. Padahal dengan memblokir jalur transit, Malaysia telah

menjalankan kebijakan yang sesuai dengan Konvensi ASEAN dalam Kontra

Terorisme yang mengharuskan negara-negara anggota untuk, “to counter, prevent

and suppress terrorism,” dalam berbagai bentuk dan manifestasi.

Kedua, Konvensi ASEAN dalam Kontra Terorisme tidak dapat dipaksakan

untuk di implementasikan secara penuh oleh negara-negara anggota yang

94

memungkinkan untuk menghambat jalannya kontra terorisme di wilayah Asia

Tenggara. Sedari awal, perjanjian internasional yang bersifat pacta sunt servanda

sudah mulai mengurangi efektivitas Konvensi ASEAN dalam Kontra Terorisme,

ditambah lagi dengan kemungkinan unshared interest di dalam negara-negara

anggota dalam persoalan kontra terorisme.

Apabila kita hanya mengambil contoh Indonesia, Malaysia dan Filipina,

persoalan akan menjadi lebih mudah karena ketiga negara tersebut merupakan negara

yang terpapar langsung serangan dan bahaya terorisme. Pembuatan kebijakan yang

selaras dan kepentingan yang juga bergabung dan dinikmati bersama-sama lebih

mudah tercapai. Namun, bagaimana dengan negara anggota ASEAN yang lain seperti

Laos, Thailand, Timor Leste? Negara-negara Asia Tenggara yang tidak mengalami

penyerangan terorisme selama bertahun-tahun tidak mungkin memiliki kepentingan

dan sikap waspada terhadap kelompok teroris sebesar negara-negara yang merasakan

bahaya terorisme secara langsung.

Permasalahan dapat kita gambarkan dalam contoh, apabila seorang teroris yang

berasal dari Vietnam (hanya permisalan), melakukan aksi terror dan tertangkap di

Indonesia. Ketika Indonesia menjatuhkan vonis hukuman mati kepada warga negara

Vietnam tersebut, Vietnam tidak mampu untuk memaksa Indonesia menghentikan

vonis mati tersebut dengan kekuatan Vietnam sebagai negara indepen ataupun

meminta bantuan ASEAN sebagai organisasi regional yang sama-sama menaungi

95

kedua negara karena prinsip non intervensi tersebut. Hal ini sewaktu-waktu akan

menciptakan masalah, dimana ASEAN Way akan semakin mempersulit masalah.

Selain itu, ASEAN Way dalam poin konsensus juga diamati penulis

memungkinkan terjadinya masalah. ASEAN menyarankan negara-negara anggota

untuk melakukan pertemuan-pertemuan informal dalam tujuan menciptakan

konsensus di hari pertemuan formal. Apabila salah satu negara anggota melanggar

perjanjian informal yang telah dibuat dengan negara anggota lain, hal tersebut tidak

bisa dipertanggungjawabkan dalam hukum karena tidak memiliki ‘bukti’ yang

memadai. Selain itu, ASEAN juga tidak memiliki institusi yang dapat memberikan

sanksi terhadap negara yang melanggar perjanjian yang telah disetujui.

Penulis dapat menyimpulkan, kontra terorisme pada akhirnya kembali kepada

kesadaran setiap negara akan bahaya terorisme tanpa mampu diganggu oleh entitas

eksternal di luar negara. Situasi internal negara yang pernah mengalami instabilitas

karena serangan teroris akan menciptakan efektivitas dalam pembuatan kebijakan dan

implementasi kontra terorisme. Namun, perlu kita ingat, negara tersebut juga harus

memiliki peluang besar untuk terbebas dari konflik internal dan batas teritorial, bebas

dari diktatorisme di dalam negaranya sendiri oleh kalangan elit pemerintahan dan

militer negara, meminimalisir korupsi di dalam negara, menjaga agar persentase GDP

yang tidak menurun dari tahun ke tahun dan mampu mengontrol kekerasan dan

kejahatan yang terjadi di dalam wilayah kekuasaannya. Kategori ini dapat mengukur

seberapa efektif kebijakan kontra terorisme yang dibuat oleh negara tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Anthony, Mely Caballero. Regional Security in Southeast Asia: Beyond the ASEAN

Way. Singapore: ISEAS Publication, 2005

Crelinsten, Ronald. Counterterrorism. United Kingdom: Polity Press, 2009

Direktorat Jenderal Kerja sama ASEAN Departemen Luar Negeri Republik Indonesia.

Kerja sama ASEAN dalam Upaya Nasional Menuju Peran ASEAN untuk

Memerangi Terorisme Melalui Pemberantasan Pencucian Uang dan

Penyeludupan Senjata. Kementerian Luar Negeri Indonesia: Jakarta, 2003

Djelantik, Sukawarsini. Terorisme: Tinjauan Psiko Politis, Peran Media, Kemiskinan

dan Keamanan Nasional. Jakarta: Obor, 2010

Hughes, Christopher W., dan Yew, Meng Lai. Edit. Security Studies: A Reader.

London: Routledge, 2011

Hoadley, Stephen., dan Ruland, Jurgen. Edit,. Asian Security Reassessed. Singapore:

Institute of Southeast Asian Studies, 2006

Jervis, Robert. Cooperation under the Security Dilemma. Washington: Center for

International Relations, 1978

Joshi, Srivastava. International Relations. India: GOEL Publishing House, 2005

Martin, Agustus C. Understanding Terrorism: Challenges, Perspectives and Issues.

California: SAGE Publications Inc, 2006

Napoleoni, Loretta. Terror-ing: Tracing the Money Behind Global Terrorism. United

Kingdom: Penguin, 2003

National Security Coordination Centre. The Fight Against Terror: Singapore’s

National Security Strategy. Singapore: Atlas Associates, 2004

Nolan, Janne. Edit., Global Engagement: Cooperation and Security in the 21st Century.

Washington: Brookings Institution Press, 1994

Padelford, Norman J. And Lincoln, George A. The Dynamics of International Politics.

United Kingdom: Macmillan, 1962

Robertson. Ann E. Terrorism and Global Security. New York: Facts on File, 2007

Winarno, Budi. Kebijakan Publik. Yogyakarta: MedPress, 2008

JURNAL

Abuza, Zachary. “Balik-Terrorism: The Return of The Abu Sayyaf.” Strategic Studies

Institute (2005)

Abuza, Zachary. “The War on Terrorism in Southeast Asia,” Strategic Asia Fragility

and Crisis, The National Bureau of Asian Research (2003)

Adiasmara, HY. “Sejarah ASEAN.” Jurnal Universitas Atma Jaya Yogyakarta (2013)

Afzal, Saima,. Iqbal, Hamid., dan Dr. Inayay, Mavara. “Terrorism and Extremism as a

Non-Traditional Security Threat Post 9/11: Implications for Pakistan’s

Security.” International Journal of Business and Social Science. Vol. 3 No. 24

(2012)

Atkinson Garrett. “Abu Sayyaf: The Father of the Swordsman— A Review of the Rise

of Islamic Insurgency in the Southern Philippines.” American Security Project

(2012)

Badan Pendidikan Nasional. Kementerian PNN / BAPENNAS. “Bab 6: Pencegahan

dan Penanggulangan Terorisme.” Jurnal Publikasi Badan Pendidikan Nasional

Kementerian PNN (2008)

Bell, Anna Scott. Interview. “ISIS and Islamic Radicalization in Southeast Asia: An

Interview with Mohamed Nawab Mohamed Osman.” Georgetown Journal of

Asian Affairs (2016)

Chalk, Peter., Rabasa, Angel., Rosenau, William., dan Piggott Leanne. “The Evolving

Terrorist Threat to Southeast Asia.” National Defense Research Institute.

Library of Congress Cataloging-in-Publication Data (2009)

Cotton, James. “Southeast Asia after 11 September.” Terrorism and Political Violence

Vol 15 No. 1 (2003)

Davies Mathew. “An Agreement to Disagree: The ASEAN Human Rights Declaration

and the Absence of Regional Identity in Southeast Asia.” Journal of Current

Southeast Asian Affairs 3 (2014)

Febrica, Senia. “Securitizing Terrorism in Southeast Asia Accounting for the Varying

Responses of Singapore and Indonesia.” Asian Survey Vol. 50. No. 3 (2010)

Flockhart, Trine. “Cooperative Security: NATO’s Partnership Policy in a Changing

World.” DIIS (Danish Instituted for International Studies) Report (2014)

Golburt, Yanina. “An In‐depth Look at the Jemaah Islamiyah Network.” The Fletcher

School Online Journal for issues related to Southwest Asia and Islamic

Civilization, Article 2 (2004)

Gordon, David., dan Lindo, Samuel. “Jemaah Islamiyah.” Center for Strategic and

International Studies: Homeland Security and Counterterrorism Program

Transnational Threats Project. Aqam Futures Project Case Study Series (2011)

Indonesia Ministry of Foreign Affairs. “ASEAN Convention on Counter Terrorism.”

Official ASEAN Journal PDF. diakses pada tanggal 1 Maret 2017

Keng, Chiam Heng. “The Three Pillars of the Asean Community: Commitment to the

Human Rights Process.” 5th Roundtable Discussion on Human Rights in

ASEAN – Towards an ASEAN Human Rights System: Role of Institutions and

Related Activities (2009)

Larasati, Adisty. “Kerja sama Keamanan Indonesia – Filipina dalam Mengatasi

Masalah Terorisme Tahun 2005-2011.” JOM FISIP Universitas Riau Volume

2 No. 1 (2015)

Lee, Leviter. “The ASEAN Charter: ASEAN Failure or Member Failure?” Journal of

International Law and Politics [Vol. 43:159] (2010)

Liow, Joseph Chinyong. “ISIS in the Pacific: Assessing Terrorism in Southeast Asia

and the Threat to the Homeland.” Testimony before the Subcommittee on

Counterterrorism and Intelligence Committee on Homeland Security United

States House of Representatives (2016)

Muhtar, Zainal. “Eksistensi Densus 88: Analisis Evaluasi Dan Solusi Terkait Wacana

Pembubaran Densus 88.” Supremasi Hukum Vol. 3. No. 1 (2014)

National Archives of Singapore. “Speech by Prime Minister Lee Kuan Yew at the

Singapore Armed Forces Day Dinner Held at Istana.” Release No: 08/JUL 02-

1/87/07/02 (1987)

Permatasari, Anggalia Putri. “Penerapan Strategi Penggentaran dalam Upaya

Penanggulangan Terorisme di Singapura. Malaysia. Filipina dan Indonesia.”

Jurnal Tesis Universitas Indonesia (2013)

Petok, Ben. “Non-Intervention. Regional Stability and The ASEAN Court of Human

Rights.” UDC Student Law Journal (2011)

Sibuea, Harris Y. P. “Keberadaan Detasemen Khusus (Densus) 88 Dalam

Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme.” Info Hukum Singkat Vol. V. No. 10

(2013)

Sitorus, Erwin Yusup. “Kebijakan Keamanan Nasional Filipina Dalam Kontra-

Terorisme.” Jurnal Prodi Peperangan Asimetris Vol. 3 No. 2 (2017)

Storey, Ian. “Ethnic Separatism in Southern Thailand: Kingdom Fraying at The Edge?”

Asia-Pacific Center for Security Studies (2007)

Tan, Andrew. “Southeast Asia as the ‘Second Front’ in the War Against Terrorism:

Evaluating the Threat and Responses in Terrorism and Political Violence.”

Frank Cass vol.15 No.2 (2003)

Tan, See Seng., dan Nasu, Hitoshi. “Asean and The Development of Counter-

Terrorism Law and Policy in Southeast Asia.” UNSW Law Journal Volume 39

No. 3 (2016)

Thio, Li-ann. “Implementing Human Rights in ASEAN Countries: ‘Promises to Keep

and Miles to Go Before I Sleep’”. 2 YALE HUMS. RTS. & DEV. L.J. 1 (1999)

Tjarsono, Idjang. ”Isu Terorisme dan Beban Ancaman Keamanan Kawasan Asia

Tenggara Pasca Runtuhnya WTC –AS.” Jurnal Ilmu Hubungan Internasional

Vol 4. No 01 (2012)

Vaughn, Bruce., Avery, Emma Chanlett., Cronin, Richard., Manyin, Mark., dan Niksch,

Larry. “Terrorism in Southeast Asia.” Congressional Research Service. The

Library of Congress (2005)

Vetschera, Heinz. “Cooperative Security – the Concept and its Application in South

Eastern Europe.” Bundersheer (2006)

Wahyuni, Yayuk. “Kebijakan Pemerintah Malaysia dalam Membendung Gerakan

Terorisme Global.” Jurnal Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (2016)

Wright, Robin. “The Jihadi Threat: ISIS. Al-Qaeda and Beyond.” United States

Institute and Peace (December 2016 – January 2017)

Yuniarti, Anik. “Implementasi Mekanisme Regional Asean Dalam Penanggulangan

Masalah Terorisme di Asia Tenggara.” Jurnal Diplomasi dan Keamanan 2 (1)

pp. 23-40 (2010)

JURNAL ONLINE / ARTIKEL

Al-Makhzoomi, Khairuldeen. “Terrorism in Southeast Asia and the Role of Ideology.”

The Huffington Post (2016): diakses pada tanggal 1 Maret 2017.

http://www.huffingtonpost.com/khairuldeen-al-makhzoomi/terrorism-in-

southeast-as_b_9396942.html

Alius, Suhardi. “Penanganan Terorisme.” Kompas Online (2012): diakses pada tanggal

8 Maret 2017.

http://regional.kompas.com/read/2012/12/01/04025762/Penanganan.Terorism

e

Alpert, Bruce. “Terror Attacks Expand Worldwide.” Learning English (2016): diakses

pada tanggal 1 Maret 2017. http://learningenglish.voanews.com/a/terror-

attacks-worldwide/3147508.html

Antiporda, Jefferson. “PH in List of Countries with Most Terror Attacks.” The Manilla

Times (2017): diakses pada tanggal 27 Oktober 2017.

http://www.manilatimes.net/ph-list-countries-terror-attacks/339595/

Ariefyanto, M. Irwan. “Kisah Bom di Indonesia (I). Bom untuk Manchester United.”

Republika News (2012): diakses pada tanggal 25 Oktober 2017.

http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/07/19/m7eeel-kisah-

bom-di-indonesia-i-bom-untuk-manchester-united

Avin, Risnawati. “Rekrut Pendukung, Jemaah Islamiyah Aktif Kembali di Indonesia,”

Iyaa News (2016): diakses pada tanggal 30 November 2017.

https://media.iyaa.com/article/2016/02/rekrut-pendukung-jemaah-islamiyah-

aktif-kembali-3435324.html

B, Siwi Tri Puji. “Ini Dia Cerita Pelarian Gembong Teroris dari Penjara Kelas I

Singapura.” Republika News (2010): diakses pada tanggal 27 Oktober 2017.

http://internasional.republika.co.id/berita/breaking-

news/internasional/10/10/19/breaking-news/internasional/10/10/19/breaking-

news/internasional/10/10/19/141015-ini-dia-cerita-pelarian-gembong-teroris-

dari-penjara-kelas-i-singapura

Boucher, Richard. “Foreign Terrorist Organization: Designation of Jama'at al-Tawhid

wa'al-Jihad and Aliases.” U.S Department of State (2004): diakses pada tanggal

10 Oktober 2017. https://2001-2009.state.gov/r/pa/prs/ps/2004/37130.htm

C, Chris. “Organizational Definitions of Terrorism.” Secbrief.org (2014): diakses pada

tanggal 15 September 2017. http://www.secbrief.org/2014/04/definition-of-

terrorism/

Cabalza, Chester. “Can ASEAN Work Together to Fight Regional Terrorism?” The

Diplomat (2017): diakses pada tanggal 29 September 2017.

https://thediplomat.com/2017/08/can-asean-work-together-to-fight-regional-

terrorism/

Chalmers, John., dan Danubrata, Eveline. “Exclusive: Indonesia's Reputation as a

Model of Moderate Islam Intact – President.” Reuters (2017): diakses pada

tanggal 15 September 2017. https://www.reuters.com/article/us-indonesia-

president-islam-exclusive/exclusive-indonesias-reputation-as-a-model-of-

moderate-islam-intact-president-idUSKBN19O15C

Cheong, Dansong., dan Lim, Yan Liang. “Singapore Stages Biggest Island-Wide

Counter-Terrorism Exercise.” Straits Times (2016): diakses pada tanggal 27

Oktober 2017. http://www.straitstimes.com/singapore/singapore-stages-its-

biggest-counter-terrorism-exercise

Clark, Pampagna. “Islamic Freedom Fighters. Abu Sayyaf Next After Maute ‘Wipeout’

— Defense Chief.” The Manilla Times (2017): diakses pada tanggal 27 Oktober

2017. http://www.manilatimes.net/islamic-freedom-fighters-abu-sayyaf-next-

maute-wipeout-defense-chief/358410/

Dhani, Arman. “Propaganda Efektif ISIS di Jejaring Sosial.” Tirto.id (2016): diakses

pada tanggal 10 Oktober 2017. https://tirto.id/propaganda-efektif-isis-di-

jejaring-sosial-bCpH

Dr Roy, Nalanda. “All Bark and No Bite: Analyzing the Role of ASEAN in Mitigating

Disputes in Asia.” Indian Defence Review (2016): diakses pada tanggal 29

September 2017, http://www.indiandefencereview.com/news/all-bark-and-no-

bite-analyzing-the-role-of-asean-in-mitigating-disputes-in-asia/

Friedman, Uri. “How Indonesia Beat Back Terrorism—for Now.” The Atlantic (2016):

diakses pada tanggal 15 September 2017.

https://www.theatlantic.com/international/archive/2016/09/indonesia-isis-

islamic-terrorism/500951/

Gomez, Jim. “Philippine Airstrike Accidentally Kills 11 Soldiers in Besieged City

Marawi.” Associated Press the Star (2017): diakses pada tanggal 27 Oktober

2017. https://www.thestar.com/news/world/2017/06/01/philippine-airstrike-

accidentally-kills-11-soldiers-in-besieged-city-marawi.html

Hafidz, Tatik S. “A Long Row to Hoe: A Critical Assessment of ASEAN Cooperation

on Counter Terrorism.” Kyoto Review of Southeast Asia (2009).

http://kyotoreview.org/issue-11/a-long-row-tohoe-a-critical-assessment-of-

asean-cooperation-on-counter-terrorism/

Indrawan, Angga. “Inilah 10 Negara dengan Populasi Muslim Terbesar di Dunia.”

Republika (2015): diakses pada tanggal 10 Maret 2017.

http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-

nusantara/15/05/27/noywh5-inilah-10-negara-dengan-populasi-muslim-

terbesar-di-dunia

Jayangkula, Kitty. “Thailand and Terrorism: Is Thailand’s Law on Terrorism an

Ambiguous Prosecutorial Tool that Can Combat International Terrorist

Activities?” Academia.Edu. diakses pada tanggal 27 Oktober 2017.

http://www.academia.edu/3413336/Thailand_and_Terrorism_Is_Thailands_L

aw_on_Terrorism_an_Ambiguous_Prosecutorial_Tool_that_can_Combat_Int

ernational_Terrorism_Activities

John, Tara. “Indonesia's Long Battle with Islamic Extremism Could Be About to Get

Tougher.” TIME World (2016): diakses pada tanggal 15 September 2017.

http://time.com/4181557/jakarta-terrorist-attacks-indonesia-isis/

Kapoor, Kanupriya. “Indonesians Uncover Syndicate Spreading Hate Speech Online:

Police.” US News (2017): diakses pada tanggal 10 Oktober 2017.

https://www.usnews.com/news/world/articles/2017-08-24/indonesians-

uncover-syndicate-spreading-hate-speech-online-police

Lam, Lydia. “Singapore Under Highest Terror Threat in Recent Years: 8 Key Points

from MHA's Terror Report.” Singapore Times (2017): diakses pada tanggal 15

September 2017. http://www.straitstimes.com/singapore/singapore-under-

highest-terror-threat-in-recent-years-8-key-points-from-mhas-terror-report

Lee, U-Wen. “Terrorism threat to Singapore at highest level in years: MHA.” Business

Times (2017): diakses pada tanggal 16 September 2017.

http://www.businesstimes.com.sg/government-economy/terrorism-threat-to-

singapore-at-highest-level-in-years-mha

Lestari, Rani. “DI / NII (Darul Islam / Negara Islam Indonesia).” Wawasan Sejarah

(2016): diakses pada tanggal 27 Oktober 2017. http://wawasansejarah.com/di-

nii-darul-islam/

Meyjes, Toby. “What is Wahhabism? The ultra-conservative form of Islam from Saudi

Arabia.” METRO News (2017): diakses pada tanggal 10 Oktober 2017.

http://metro.co.uk/2017/06/05/what-is-wahhabism-the-ultra-conservative-

form-of-islam-from-saudi-arabia-6685583/?ito=cbshare

Movanita. Ambaranie Nadia Kemala. “Menurut Kapolri. Ini Alasan Teroris Jadikan

Polisi sebagai Sasaran.” Kompas Online (2017): diakses pada tanggal 16

September 2017.

http://nasional.kompas.com/read/2017/05/26/22453751/menurut.kapolri.ini.al

asan.teroris.jadikan.polisi.sebagai.sasaran

Pak, Jennifer. “Multi-Racial Malaysia Caught at Economic Crossroads.” BBC News

(2011): diakses pada tanggal 27 Oktober 2017.

http://www.bbc.com/news/world-radio-and-tv-14629587

Pinem, Walter. “ASEAN & Perbedaan Bali Concord II dan III.” Seni Berpikir (2011):

diakses pada tanggal 27 Oktober 2017. https://www.seniberpikir.com/asean-

perbedaan-bali-concord-ii-dan-iii/

Prabowo, Dani. “Remaja 18-23 Tahun Rentan Jadi Sasaran Perekrutan Teroris.”

KOMPAS News (2013): diakses pada tanggal 27 Oktober 2017.

http://nasional.kompas.com/read/2013/08/21/0118413/Remaja.18-

23.Tahun.Rentan.Jadi.Sasaran.Perekrutan.Teroris

Prof. Chossudovsky, Michel. “9/11 and America’s “War on Terrorism.” Global

Research (2011): diakses pada tanggal 1 Maret 2017.

http://www.globalresearch.ca/9-11-and-america-s-war-on-terrorism/24975

Pushpanathan, S. “ASEAN Efforts to Combat Terrorism.” ASEAN Official Page

(2003): diakses pada tanggal 7 Maret 2017.

http://asean.org/?static_post=asean-efforts-to-combat-terrorism-by-

spushpanathan

Rogozhina, Natalia. “How the US Counters Terrorism in the Southeast Asia.” New

Eastern Outlook (2015): diakses pada tanggal 1 Maret 2017. http://journal-

neo.org/2015/12/06/how-the-us-counters-terrorism-in-the-southeast-asia/

Sari, Amanda Puspita. “Singapura: Asia Tenggara Jadi Ladang Subur Terorisme.”

CNN Indonesia (2016): diakses pada tanggal 3 Maret 2017.

http://www.cnnindonesia.com/internasional/20160119162930-106-

105369/singapura-asia-tenggara-jadi-ladang-subur-terorisme/

Sidik, Jafar M. “Cara CIA menangkap Hambali Sang Teroris dari Indonesia.” ANTARA

News (2014): diakses pada tanggal 27 Oktober 2017.

http://www.antaranews.com/berita/468674/cara-cia-menangkap-hambali-

sang-teroris-dari-indonesia

Sikumbang, Zul. “Penanggulangan Teroris dengan ‘Hard dan Soft Approach.’” Antara

News (2015): diakses pada tanggal 16 September 2017.

http://www.antaranews.com/berita/477096/penanggulangan-teroris-dengan-

hard-dan-soft-approach

Silalahi, Levi., dan Prima, Erwin. “Teror Bom di Indonesia (Beberapa di Luar Negeri)

dari Waktu ke Waktu.” Tempo Interaktif (2004): diakses pada tanggal 25

Oktober 2017.

https://web.archive.org/web/20110917053949/http://www.tempo.co.id/hg/tim

eline/2004/04/17/tml%2C20040417-01%2Cid.html

Siregar, Fariz. “Penelitian Kualitatif Studi Teks Dan Dokumentasi.” Academia.edu

(2015): diakses pada tanggal 28 Maret 2017.

http://www.academia.edu/11704174/STUDI_TEKS_DAN_DOKUMENTASI

_DALAM_PENELITIAN_KUALITATIF_DALAM_KOMUNIKASI_MAGI

STER_ILMU_KOMUNIKASI_UNIVERSITAS_SUMATERA_UTARA_20

15_

Stillwell, Chris. “Terrorism in Southeast Asia: Jemaah Islamiyah.” The Globe (2015):

diakses pada tanggal 30 November 2017.

http://theglobegwu.com/2015/11/05/terrorism-in-southeast-asia-jemaah-

islamiyah/

T, Sartika. “Security Issues: Masalah Terorisme di Asia Tenggara.” Jurnal Universitas

Airlangga (2012): diakses pada tanggal 27 Oktober 2017. http://sartika-t--

fisip10.web.unair.ac.id/artikel_detail-46246-MBP%20Asia%20Tenggara-

Security%20Issues:%20Masalah%20Terorisme%20di%20Asia%20Tenggara.

html

Tiezzi, Shannon. Huang, Nan. Dan Zhang, Juan. “Interview: Zachary Abuza on ISIS

in Asia.” The Diplomat (2016): diakses pada tanggal 30 November 2017.

https://thediplomat.com/2016/08/interview-zachary-abuza-on-isis-in-asia/

Toohey, Paul. “Paradise for Terrorists: 36 Bali Bombers that Killed 92 Australians are

Walking Free.” The Daily Telegraph (2014): diakses pada tanggal 15

September 2017. http://www.dailytelegraph.com.au/news/nsw/paradise-for-

terrorists-36-bali-bombers-that-killed-92-australians-are-walking-free/news-

story/475b6709a01cbe186bbcd3abbf494d35

Whitaker, Brian. “Revealed: Al-Qaida Plan to Seize Control of Iraq.” The Guardian

(2005): diakses pada tanggal 10 Oktober 2017.

https://www.theguardian.com/world/2005/oct/13/alqaida.iraq

Whitlock, Craig. “Death Could Shake Al-Qaeda in Iraq and Around the World.”

Washington Post Foreign Service (2006): diakses pada tanggal 10 Oktober

2017. http://www.washingtonpost.com/wp-

dyn/content/article/2006/06/09/AR2006060902040.html

Wyse, Susan E. “What is the Difference between Qualitative Research and Quantitative

Research?” SnapSurveys (2011): diakses pada tanggal 28 Maret 2017.

https://www.snapsurveys.com/blog/what-is-the-difference-between-

qualitative-research-and-quantitative-research/

WEBSITE

Antara News. “Penanggulangan Teroris dengan ‘Hard dan Soft Approach.’” Dibuat

pada tahun 2015. Diakses pada tanggal 16 September 2017.

http://www.antaranews.com/berita/477096/penanggulangan-teroris-dengan-

hard-dan-soft-approach

ASEAN Official Website. “ASEAN Charter.” Diakses pada tanggal 29 September

2017. http://asean.org/asean/asean-charter/

ASEAN Official Website. “ASEAN Motto.” Diakses pada tanggal 29 September 2017.

http://asean.org/asean/about-asean/asean-motto/

ASEAN Official Website. “Declaration of ASEAN Concord II (Bali Concord II).”

Diakses pada tanggal 27 Oktober 2017.

http://asean.org/?static_post=declaration-of-asean-concord-ii-bali-concord-ii-

2

Asia Experts Forum. “Sidney Jones on Terrorist Attacks in Indonesia.” Diakses pada

tanggal 10 Maret 2017. https://www.cmc.edu/keck-center/asia-experts-

forum/sidney-jones-on-terrorist-attacks-in-indonesia

Australian Government Attorney-General’s Department. “Australia's Counter-

Terrorism Laws,”, Diakses pada tanggal 30 November 2017.

https://www.ag.gov.au/NationalSecurity/Counterterrorismlaw/Pages/Australia

scounterterrorismlaws.aspx

BBC News. “The 12 October 2002 Bali Bombing Plot.” Dibuat pada tahun 2012.

Diakses pada tanggal 15 September 2017. http://www.bbc.com/news/world-

asia-19881138

BBC News. “Malaysia Loloskan Undang-Undang Anti-Teror.” Dibuat pada tahun

2015. Diakses pada tanggal 27 Oktober 2017.

http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2015/04/150407_malaysia_uu_teror

Constitutional Rights Foundation. “Islamist Terrorism From 1945 to the Rise of ISIS.”

Diakses pada tanggal 10 Maret 2017. http://www.crf-usa.org/america-

responds-to-terrorism/islamist-terrorism-from-1945-to-the-death-of-osama-

bin-laden.html

Counter Extremism Project Report. “Thailand: Extremism & Counter-Extremism.”

Diakses pada tanggal 27 Oktober 2017.

https://www.counterextremism.com/countries/thailand

Counter Extremism Project Report. “Jemaah Islamiyah (JI).” Diakses pada tanggal 30

November 2017. https://www.counterextremism.com/threat/jemaah-

islamiyah-ji

Institute for the Analysis of Global Security. "How Much Did the September 11

Terrorist Attack Cost America?” Diakses pada tanggal 15 September 2017.

http://www.iags.org/costof911.html

Ministry of Home Affairs Singapore Offical Website. “About ISD.” Diakses pada

tanggal 27 Oktober 2017. https://www.mha.gov.sg/isd/pages/about-isd.aspx

Pew Research Center. “10 Countries With the Largest Muslim Populations, 2010 and

2050.” Dibuat pada tahun 2015. Diakses pada tanggal 15 September 2017.

http://www.pewforum.org/2015/04/02/muslims/pf_15-04-

02_projectionstables74/

Radio Australia. “Pertemuan Para Menteri ASEAN Mengenai Terorisme Berakhir.”

Dibuat pada tanggal 11 April 2012. Diakses pada tanggal 8 Maret 2017.

http://www.radioaustralia.net.au/indonesian/2002-05-21/pertemuan-para-

menteri-asean-mengenai-terorisme-berakhir/823052

Referensi HAM. “Deklarasi Bangkok.” Dibuat pada tahun 2014. Diakses pada tanggal

27 Oktober 2017. http://referensi.elsam.or.id/2014/10/deklarasi-bangkok/

Risalah Islam. “Pengertian Salafi yang Sebenarnya.” Diakses pada tanggal 10 Oktober

2017. http://www.risalahislam.com/2013/10/pengertian-salafi-yang-

sebenarnya.html

The Philippine Star Headlines. “Marawi Crisis: What We Know—and Don't Know—

So Far.” Diakses pada tanggal 27 Oktober 2017.

http://www.philstar.com/headlines/2017/05/29/1703153/marawi-crisis-what-

we-know-and-dont-know-so-far

The Strait Times. “Rise in number of Malaysians arrested for trying to join ISIS.”

Dibuat pada tahun 2017. Diakses pada tanggal 27 Oktober 2017.

http://www.straitstimes.com/asia/se-asia/rise-in-number-of-malaysians-

arrested-for-trying-to-join-isis

Today Online. “Attack on Singapore a Matter of When. not If. Says Shanmugam.”

Dibuat pada tahun 2016. Diakses pada tanggal 27 Oktober 2016.

http://www.todayonline.com/singapore/unless-we-turn-city-prison-not-

possible-counter-every-terror-attack-shanmugam

United Nations Official Website. “Agreed Definition of Term ‘Terrorism’ Said to be

Needed for Consensus on Completing Comprehensive Convention Against it.”

Dibuat pada tanggal 7 Oktober 2005. Diakses pada tanggal 15 September 2017.

https://www.un.org/press/en/2005/gal3276.doc.htm

U.S. Embassy in Malaysia. “Country Reports on Terrorism 2016 (Malaysia).” Dibuat

pada tahun 2017. Diakses pada tanggal 27 Oktober 2017.

https://my.usembassy.gov/crt2016_ms_eng-072017/

U.S. Department of State. “Association of Southeast Asian Nations (ASEAN).”

Diakses pada tanggal 27 Oktober 2017.

https://www.state.gov/p/eap/regional/asean/

US Legal. “Pacta Sunt Servanda Law and Legal Definition.” Diakses pada tanggal 15

September 2017. https://definitions.uslegal.com/p/pacta-sunt-servanda/