BAB IV - Digital Library UNS
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of BAB IV - Digital Library UNS
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 17
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Produk
1. Karakteristik Produk
Minyak kutikula merupakanminyak yang berbahan dasar mawar
ataupun tanaman lain yang digunakan untuk pelembab kutikula. Manfaat
minyak kutikula adalah untuk menjaga kesehatan kutikula yang ada
disekitar kuku. Kutikula mempunyai fungsi untuk menjaga kuku
danmelindungi kuku dari bakteri dan jamur. Pada umumnya penggunaan
minyak kutikula adalah untuk perawatankuku dari kekeringan dan juga
menjaga agar kuku tidak rapuh.
Mawar adalah tanaman bunga yang umumnya digunakan dalam industri
mawar potong, kosmetik, parfum, obat dan aromaterapi serta sebagai bahan
makanan, minuman ataupun zat aditif bagi makanan olahan karena
kandungan vitamin C yang tidak kalah dengan kandungan vitamin C pada
buah jeruk. Kelopak atau helai bunga mawar (petal) bisa diolah menjadi
sirup, selai ataupun unsur vitamin tambahan yang ditambahkan pada
makanan olahan. Namun dibalik aroma khas dan keindahannya, mawar juga
mengandung komponen polivenol dan flavonoid yang memiliki aktivitas
antioksidan (Ditjen POM, 1999).
Minyak kutikula bunga mawar ini dalam pembuatannya dapat
dilakukan secara sederhana sehingga memungkinkan oleh industri rumah
tangga. Maka pembuatan minyak kutikula ini memberikan peluang bisnis.
Terlebih dengan minimnya produk serupa yang beredar di pasaran serta
masyarakat yang juga masih awam dengan minyak kutikula.
2. Merk Produk
Kotler dan Amstrong (2008) menjelaskan bahwa merek sebagai
bagian produk memegang peranan yang penting, bahkan mungkin lebih
penting daripada produk atau layanan itu sendiri. Merek dapat didefinisikan
sebagai sebuah nama, istilah, tanda, lambang atau desain, atau kombinasi
17
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 18
semua ini, yang menunjukkan identitas pembuat atau penjual produk atau
jasa.
Menurut Fandy (2008), agar suatu merek dapat mencerminkan makna-
makna yang ingin disampaikan, maka ada beberapa persyaratan yang harus
diperhatikan, yaitu :
a. Merek harus khas atau unik.
b. Merek harus menggambarkan sesuatu mengenai manfaat produk dan
pemakaiannya.
c. Merek harus menggambarkan kualitas produk.
d. Merek harus mudah diucapkan, dikenali, dan diingat.
e. Merek tidak boleh mengandung arti yang buruk di Negara dan dalam
bahasa lain.
f. Merek harus dapat menyesuaikan diri (adaptable) dengan produk-
produk baru mungkin ditambahkan ke dalam lini produk.
Nailla Cuticle Oil adalah merek dagang yang dipilih untuk produk
minyak kutikula ini. Pemilihan merek dagang tersebut juga dikarenakan
untuk membedakan minyak kutikula ini dengan minyak kutikula yang ada
di pasaran. Nama “Nailla” diambil dari bahasa inggris “nail” yang berarti
kuku. Sedangkan nama “Cuticle Oil” berarti minyak kutikula. Hal ini dirasa
mudah diingat sehingga konsumen mudah untuk mengenalinya.
B. Bahan dan Alat Produksi
1. Bahan Baku
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan minyak kutikula
terdiri dari minyak zaitun, vitamin E, aquadest dan mahkota bunga mawar.
Bahan baku tersebut mudah didapatkan di toko kimia dan di toko bunga.
Bahan-bahan yang digunakan disesuaikan dengan kapasitas produksi. Bahan
minyak atsiri mawar dilakukan sendiri dengan cara mendestilasi bunga
mawar menggunakan aquadest. Pembuatan minyak kutikula bermerk
“Nailla Cuticle Oil” ini menggunakan formulasi dalam satu kemasan dengan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 19
bahan yang digunakan yaitu minyak zaitun 20ml, minyak atsiri mawar
0,1ml, dan vitamin E 1ml serta bunga mahkota bunga mawar segar.
Perolehan minyak atsiri bunga mawar menggunakan metode destilasi.
Proses destilasi adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan
perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Pada
pembuatan minyak kutikula yang akan diproduksi dalam satu kali produksi
menghasilkan 15 buah. Adapun bahan-bahan yang digunakan yaitu 300 ml
minyak zaitun, 200 gr mahkota bunga mawar, 15 ml vitamin E dan 200 ml
aquadest. Berikut bahan-bahan dalam pembuatan minyak kutikula:
a. Minyak Zaitun
Minyak zaitun berasal dari buah zaitun hasil proses tahap pertama
sehingga tidak banyak kandungan gizi yang hilang serta mengandung
sejumlah polifenol dengan kadar yang lebih tinggi dari minyak zaitun
yang telah beberapa kali diproses (revined olive oil) dengan kandungan
paling sedikit dua gugus hidroksil. Minyak zaitun memiliki banyak sekali
manfaatnya bagi kesehatan dan kecantikan, mulai dari campuran
kosmetik, obat herbal, sabun bahkan dapat digunakan sebagai bahan
bakar lampu minyak. Selain itu minyak ini sangat bermanfaat bagi
kesehatan karena mengandung lemak tak jenuh yang tinggi.
Gambar 1.Minyak Zaitun
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 20
b. Vitamin E
Vitamin E adalah jenis vitamin yang larut dalam lemak dan mampu
mempunyai efek antioksidan. Vitamin E penting untuk fungsi dan
perkembangan tubuh serta berpengaruh pula dalam kekuatan sistem
kekebalan tubuh, pertumbuhan sel dan kesehatan kulit. Vitamin E di
dalam tubuh sebagai antioksidan alami yang membuang radikal bebas,
juga memberikan perlawanan terhadap kekeringan dengan membantu
memberikan pelembab natural pada kulit. Vitamin E dan vitamin C dalam
mawar bertindak untuk menjaga sel-sel tubuh.
Gambar 2.Vitamin E
c. Bunga Mawar
Bunga mawar merupakan komoditas holtikultura yang memiliki
nilai ekonomi tinggi dan banyak diminati konsumen serta dapat
dibudidayakan secara komersial. Biasanya mawar digunakan sebagai
bahan dasar pembuatan parfum. Bunga mawar memiliki kandungan
vitamin C yang baik untuk kulit. Selain baik untuk kulit bunga mawar
dalam minyak kutikula ini digunakan sebagai daya tarik kepada
konsumen karena memperindah minyak kutikula “Nailla Cuticle Oil”.
Minyak atsiri mawar merupakan minyak yang didapatkan dari
bagian jaringan mawar yang bersifat mudah menguap. Minyak atsiri
mawar memiliki pemerian : larutan berwarna kuning pucat, bau
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 21
menyerupai bunga mawar, rasa khas, pada suhu 25 derajat celcius kental,
jika didinginkan perlahan-lahan berubah menjadi massa bening yang jika
dipanaskan mudah melebur. Kelarutan : sangat tidak larut air, sedikit
larut dalam alcohol, larut dalam minyak lemak dan kloroform.
Penyimpanan : pada tempat sejuk, dalam ruang kedap udara dan
terlindung dari cahaya.
Gambar 3.Bunga Mawar
d. Aquadest
Aquadest merupakan air hasil dari penyulingan, dapat
disebut juga air murni (H2O) karena H2O hampir tidak mengandung
mineral. Aquadest merupakan cairan penyari yang murah, mudah
diperoleh, stabil, tidak beracun, tidak mudah menguap, dan tidak
mudah terbakar.
Gambar 4. Aquadest
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 22
2. Alat Produksi
Alat merupakan yang membantu dalam proses produksi, bagian
penting dalam pembuatan minyak kutikula. Tanpa bantuan alat proses
produksi tidak dapat dijalankan dengan baik. Berikut ini adalah alat-alat
yang dibutuhkan selama proses produksi :
a. Neraca analitik, berfungsi menimbang berat masing-masing bahan
sesuai dengan takaran yang tepat dan sesuai.
b. Gelas ukur, berfungsi sebagai alat ukur volume cairan.
c. Gelas beker, berfungsi sebagai wadah penampung yang digunakan
untuk mengaduk dan mencampur cairan.
d. Pipet tetes, berfungsi untuk mengambil cairan dalam skala tetesan
kecil.
e. Sarung tangan, berfungsi untuk melindungi tangan dan menghindari
kontak langsung dengan bahan supaya produk terhindar dari
kontaminasi.
f. Masker, berfungsi untuk menghindari kontak langsung dengan bahan
dan mencegah terjadinya kontaminasi.
g. Alat destilasi, berfungsi untuk memperoleh minyak atsiri mawar.
h. Kemasan, berfungsi sebagai wadah produk jadi minyak kutikula.
C. Sumber dan Penyediaan Bahan Baku
Bahan baku pada “Nailla Cuticle Oil” ini menggunakan bahan yang
meliputi minyak zaitun, vitamin E, bunga mawar dan aquadest. Perolehan
bahan minyak zaitun, vitamin E dan aquadest dari toko Cipta Kimia.
Sedangkan untuk bunga mawar diperoleh dari Pasar Kembang Surakarta.
Minyak atsiri mawar didapatkan dari proses destilasi. Proses destilasi
merupakan proses mendapatkan minyak atsiri kasar dengan cara
merendam bahan dengan aquadest (pelarut) dengan titik didih yang lebih
tinggi untuk mendapatkan minyak atsiri. Destilasi ini menggunakan alat
destilasi yang berada di UPT Laboratorium Terpadu Universitas Sebelas
Maret Surakarta. Dalam penyediaan bahan baku tersebut perlu
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 23
memperhatikan kualitasnya supaya produk yang dihasilkan juga
memperoleh produk minyak kutikula yang juga berkualitas.
D. Proses Produksi
Proses diartikan sebagai cara, metode, dan teknik untuk mengolah
bahan-bahan dengan sumber-sumber (tenaga kerja, peralatan yang
digunakan, bahan dan dana) yang diolah untuk menghasilkan produk.
Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan dan menambah kegunaan
(utility) suatu barang dan jasa. Proses produksi merupakan kegiatan untuk
menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan
menggunakan faktor-faktor seperti tenaga kerja, mesin dan bahan baku
agar lebih bermanfaat (Titaharja, 2010).
Proses produksi minyak kutikula “Nailla Cuticle Oil” dilakukan
dengan menggunakan tenaga manual. Berikut adalah proses produksi
minyak kutikula “Nailla Cuticle Oil” yaitu:
1. Persiapkan alat dan bahan baku
Mempersiapkan alat dan bahan baku yang dibutuhkan. Semua alat
yang akan digunakan harus bersih maka dilakukan pembersihan alat
terlebih dahulu sebelum dipergunakan. Dilengkapi juga dengan alat
pelindung diri seperti sarung tangan dan masker untuk melindungi diri
dari terkontaminasinya bahan.Tujuannya adalah agar kualitas produk
yang dihasilkan terjaga kebersihannya. Apabila alat yang akan
dipergunakan dalam keadaan kotor, hasil produk tidak akan maksimal.
Proses pertama dalam produksi minyak kutikula “Nailla Cuticle
Oil” yaitu mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Alat
yang digunakan dalam proses produksi yaitu neraca analitik, gelas ukur,
gelas beker, pipet tetes, alat destilasi, kemasan, masker dan sarung
tangan. Sedangkan bahan yang dibutuhkan dalam produksi minyak
kutikula “Nailla Cuticle Oil” antara lain bunga mawar, vitamin E,
aquadest, minyak zaitun. Gambar alat sebagai berikut ini :
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 24
Gambar 5. Persiapan Alat
2. Penimbangan semua bahan
Penimbangan bahan baku bertujuan supaya yang dihasilkan sesuai
dengan komposisi yang telah ditentukan dan dapat memiliki bobot yang
sama antarproduk. Penimbangan ini dilakukan dengan menggunakan
neraca analitik, karena hasilnya lebih akurat. Adapun bahan yang
ditimbang dalam pembuatan minyak atsiri mawar yaitu mawar seberat
200 gr. Sedangkan untuk pengukuran volume minyak zaitun dan
aquadest menggunakan gelas ukur dan untuk vitamin E menggunakan
pipet tetes. Dalam setiap wadah minyak kutikula mempunyai volume
kurang lebih 25 ml yang terdiri dari 20 ml minyak zaitun, 1 ml vitamin
E, 0,1 ml minyak atsiri mawar dan mahkota mawar segar secukupnya.
Gambar 6. Penimbangan Bahan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 25
3. Pembuatan minyak atsiri mawar
Pembuatan minyak atsiri mawar dilakukan dengan menggunakan
metode destilasi. Destilasi didefinisikan sebagai sebuah proses dimana
campuran dua atau lebih zat liquid atau vapor dipisahkan menjadi
komponen fraksi yang murni, dengan pengaplikasian dari perpindahan
massa dan panas (Komariyah, 2009). Prinsip destilasi adalah untuk
isolasi atau pemisahan dua atau lebihkomponen zat cair berdasarkan
titik didih, pada metode destilasi air ini bahan yang akan didestilasi
kontak langsung dengan air mendidih, bahan tersebut mengapung diatas
air atau terendam secara sempurna. Hasil destilasi umumnya berupa
minyak atsiri kasar yang mengandung air, diperlukan proses untuk
penarikan air dari minyak atsiri agar kualitas minyak atsiri meningkat
dan warna menjadi lebih jernih.
Destilasi dilakukan dengan caramemasukkan mahkota bunga
mawar sebanyak 200 gr yang sudah dipotong ke dalam labu destilasi.
Lalu menambahkan aquadest 200 ml ke dalam labu destilasi. Setelah itu
mengalirkan air sebagai pendingin melalui kondensor dan memanaskan
labu destilasi. Melakukan destilasi hingga destilat tidak keluar. Proses
destilasi ini didapatkan minyak atsiri mawar sebanyak kurang lebih 2
ml.
Gambar 7. Proses Destilasi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 26
Gambar 8. Hasil Destilasi
4. Pencampuran Dengan Bahan Lain
Bahan lain yang dicampurkan dalam kemasan berupa minyak
zaitun 20 ml, vitamin E 1 ml dan mahkota bunga mawar. Sedangkan
untuk volume minyak atsiri mawar yaitu 0,1 ml. Dalam satu
kemasan minyak kutikula bervolume 25 ml.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 27
Gambar 9. Pencampuran Dengan Bahan Lain
5. Pengemasan
Pengemasan merupakan kegiatan merancang dan membuat wadah
atau bungkus sebagai suatu produk.Kemasan (packaging) adalah
kegiatan-kegiatan yang bersifat umum dan perencanaan barang yang
melibatkan penentuan betuk atau desain pembuatan bungkus atau
kemasan suatu barang. Jadi dapat dikatan bahwa kemasan adalah suatu
kegiatan merancang dan memproduksi bungkus suatu produk yang
meliputi desain bungkus dan pembuatan bungkus produk tersebut
(Kotler, 2003).
Pengemasan produk minyak kutikula ini menggunakan wadah
botolplastik dengan tutup flip top yang dapat menampung 25 ml.
Kemasan ini lucu, unik, praktis dan mudah dibawa kemana-mana.
Kemasan wadah plastik karena dari segi harga lebih murah daripada
dengan wadah kaca dan juga tidak mudah rusak ketika jatuh. Berikut
gambar wadah minyak kutikula yang digunakan :
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 28
Gambar 10. Wadah
Penggunaan stiker pada wadah minyak kutikula untuk
memberikan merk atau nama untuk produk tersebut. Minyak kutikula
ini juga menggunakan kemasan sekunder yaitu menggunakan kardus
untuk mewadahi botolnya. Pemberian wadah sekunder ini utuk
memberikan informasi mengenai komposisi produk dan manfaat dari
minyak kutikula mawar ini. Berikut gambar stiker dan gambar kemasan
sekunder pada minyak kutikula :
Gambar 11. Stiker dan Kemasan Sekunder
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 29
E. Produk Akhir Minyak Kutikula Mawar
Bahan baku minyak kutikula ini terdiri dari beberapa bahan yang
mempunyai khasiat beragam. Berikut manfaat dan kegunaan setiap bahan
pada minyak kutikula “Nailla Cuticle oil” :
1. Minyak atsiri mawar, berfungsi sebagai pewangi dan juga mengandung
polivenol serta flavonoid yang mampu melindungi sel-sel tubuh dari
kerusakan akibat radikal bebas.
2. Minyak zaitun, berfungsi menjaga kelembaban kulit dan memperkuat
kuku.
3. Vitamin E, berfungsi sebagai antioksidan dan memberikan perlawanan
pada kekeringan kulit dan menjaga sel-sel tubuh.
4. Bunga Mawar, berfungsi sebagai penambah estetika.
5. Aquadest, berfungsi sebagai penyari minyak atsiri mawar.
Cara pemakaian dari produk minyak kutikula ini adalah dengan
mengoleskan di sekitar kuku sambil dipijat. Penggunaan sebaiknya
dilakukan saat malam hari sebelum tidur dikarenakan tidak ada aktifitas
setelahnya dan malam hari adalah waktu yang tepat untuk proses regenerasi
kulit.
F. Analisis Usaha
Analisis usaha (feasibility study) adalah kegiatan untuk menilai sejauh
mana manfaat yang dapat diperoleh dalam melaksanakan suatu kegiatan
usaha. Hasil analisis ini digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
mengambil keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan
usaha. Pengertian layak adalah kemungkinan dari gagasan suatu usaha yang
akan dilaksanakan dapat memberikan manfaat dalam arti finansial maupun
sosial benefit. Dengan adanya analisis kelayakan ini diharapkan resiko
kegagalan dalam memasarkan produk dapat dihindari.
1. Biaya
Langkah pertama untuk menganalisis suatu usaha adalah
menentukan biaya produksi yang terdiri dari biaya tetap (investasi) dan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 30
biaya variabel (operasional). Biaya produksi dapat dibagi menjadi dua
yaitu biaya tetap dan biaya variabel atau biaya tidak tetap. Biaya tetap
adalah biaya yang dalam penggunaannya tidak habis dalam satu musim
produksi dan biaya variabel adalah biaya yang habis dalam satu musim
produksi. Menurut Sukirno (2002) menyatakan bahwa biaya produksi
adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahan untuk
memperoleh faktor-faktor produksi bahan bahan mentah yang akan
digunakan untuk menciptakan barang-barang yang di produksi perusahan
tersebut. Biaya tetap (fixed cost) merupakan biaya yang jumlahnya
sampai tingkat kegiatan tertentu relatif tetap dn tidak berpengaruh
terhadap perubahan volume kegiatan (Amsyah, 2003).
Tabel 2. Biaya Tetap yang dikeluarkan untuk Pembuatan Minyak
Kutikula ”Nailla Cuticle Oil” yaitu :
N
o
Nama
Barang ∑
Umur
Ekonomis
(bulan)
Harga
Satuan
Nilai
Awal
Nilai
Sisa
Dep/
(hari)
1 Neraca
Analitik 1 30 50.000 50.000 5.000 1.500
2 Gelas
Ukur 1 12 10.000 10.000 1.000 750
3 Gelas
Beker 1 24 20.000 20.000 2.000 750
4 Pipet
Tetes 2 6 1.500 3.000 300 450
5 Alat
Destilasi 1 120 2000.000 2000.000 200.000 15.000
18.450
Sumber : Data Primer
Keterangan :
Nilai sisa = 10% nilai awal
Penyusutan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 31
Tabel 3. Biaya Variabel Pembuatan Minyak Kutikula ”Nailla Cuticle
Oil” untuk Dua Kali Produksi
No Nama Barang Jumlah Harga Satuan
(Rp) Biaya Total
1 Minyak Zaitun 600 ml 63.600 63.600
2 Mahkota Bunga
Mawar 400 gr 20.000 20.000
3 Vitamin E 30 ml 22.000 22.000
4 Aquadest 400 ml 950 950
9 Sarung Tangan 2 pasang 1.000 2.000
10 Masker 2 buah 1.000 2.000
11 Kemasan Minyak 30 buah 1.900 57.000
12 Kemasan Kardus 30 buah 300 9.000
13 Stiker 30 buah 50 1.500
14 Biaya tenaga kerja
a. Persiapan alat dan
penimbangan bahan
1 org x 1
jam
48.000/10 jam 4.800
b. Proses destilasi
1 org x 7
jam 48.000/10 jam 33.600
c. Pencampuran
dengan bahan lain
dan pengemasan
1 org x 2
jam 48.000/10 jam 9.600
15 Biaya transportasi - 10.000 10.000
16 Biaya promosi - 15.000 15.000
251.050
Sumber : Data Primer
Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 menjelaskan total biaya yang dikeluarkan
dalam dua kali produksi sebanyak 30 buah minyak kutikula. Produk
minyak kutikula yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 32
tetap yang dikeluarkan selama masa produksi mengalami penyusutan alat
per hari yaitu Rp 18.450 sedangkan biaya variabel dikeluarkan untuk
membeli bahan baku yang habis dalam satu kali produksi minyak kutikula
yaitu Rp 251.050. Bila di jumlah antara biaya tetap dan biaya variable
akan mendapatkan total biaya produksi sebesar Rp 269.500.
2. Biaya Produksi
Biaya Produksi adalah semua total biaya dari biaya tetap dan biaya
tidak tetap (biaya variabel). Total biaya produksi dari produksi minyak
kutikula “Nailla Cuticle Oil”adalah :
TC = Rp 269.500
3. Harga Pokok Penjualan (HPP)
Menurut Sumilat (2013), harga pokok penjualan (HPP) adalah salah
satu komponen dari laporan laba rugi, yang menjadi perhatian manajemen
perusahaan dalam mengendalikan operasional perusahaan. Menurut
Pujianti (2015), harga pokok penjualan (HPP) ialah salah satu unsur atau
elemen dari laporan laba-rugi suatu perusahaan dagang. Ketepatan
perhitungan HPP mempengaruhi keakuratan laba yang diraih perusahaan
atau rugi yang ditanggung perusahaan. Ada dua manfaat dari harga pokok
penjualan yaitu sebagai patokan untuk menentukan harga jual serta untuk
mengetahui laba yang diinginkan perusahaan. Apabila harga jual lebih
besar dari harga pokok penjualan maka akan diperoleh laba dan sebaliknya
apabila harga jual lebih rendah dari harga pokok penjualan akan diperoleh
kerugian.
HPP = Total Biaya Produksi
umlah Produksi
HPP =
3 wadah
HPP =
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 33
Harga Pokok Penjualan merupakan besar biaya yang dikeluarkan
untuk menghasilkan satu unit produk.Harga pokok produksi minyak
kutikula sebesar Rp. yang berarti nilai biaya yang dikeluarkan untuk
menghasilkan produk per kemasan adalah sebesar Rp. /wadah.
4. Harga Jual Produk (HJP)
HJP per unit = Rp. 11.500
Laba = HJP -HPP
= RP 11.500- Rp 8.983
= Rp 2.517
Presentase Laba =
= 28,01 %
HJP adalah harga suatu barang yang ditetapkan oleh produsen untuk
mendapatkan keuntungan yang optimal. Penetapan HJP oleh produsen
dimaksudkan untuk menghindari kerugian dengan mendapatkan
keuntungan yang layak dengan cara HPP ditambang dengan prosentase
keuntungan tertentu. Prosentase keuntungan tersebut diperoleh dengan
mempertimbangkan beberapa hal antara lain sifat-sifat produk, kondisi
pasar dan kewajaran tingkat keuntungan. Harga jual produk minyak
kutikula “Nailla Cuticle Oil”yang ditetapkan produsen yaitu RP 11.500 /
wadah.
5. Total Penerimaan (Total Revenue/TR)
Total penerimaan adalah seluruh pendapatan yang diterima dari hasil
penjualan produk pada tingkat harga tertentu. Cara untuk menghitung total
penerimaan yaitu harga jual produk per unit dikali dengan jumlah produk.
Total penerimaan (TR) = Harga × Jumlah produksi
= Rp 11.500 × 30
= Rp 345.000
Jadi total penerimaan yang akan diterima dari 30 produk minyak kutikula
“Nailla Cuticle Oil” yaitu Rp 345.000.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 34
6. Laba usaha
Laba usaha = Penerimaan (TR) – Total biaya produksi
= Rp 345.000 – Rp 269.500
= Rp 75.500
Laba atau keuntungan yang diterima dari produksi 30 minyak kutikula
“Nailla Cuticle Oil” dengan penerimaan sebesar Rp 345.000 dan total biaya
produksi Rp 269.500 menghasilkan laba sebesar Rp 75.500.
7. Analisis Kelayakan Usaha
Analisis kelayakan usaha penting dilakukan oleh seorang produsen
guna menghindari kerugian dan untuk pengembangan serta kelangsungan
usaha. Secara finansial kelayakan usaha dapat di analisis dengan
menggunakan beberapa indikator pendekatan atau alat analisis, seperti
menggunakan titik pulang pokok (Break Event Point atau BEP), Revenue
Cost ratio, dan Benefit Cost ratio. Usaha skala kecil (mikro) disarankan
paling tidak menggunakan BEP dan R/C ratio atau B/C ratio sebagai alat
kelayakan agribisnis.
a. BEP (Volume Produksi)
BEP (Volume Produksi)
=
=
=
= 5,89
BEP (Volume Produksi) menjelaskan jumlah produksi minimal
yang harus dihasilkan. Pada usaha minyak kutikula “Nailla Cuticle Oil”
ini perlu memproduksi 6 unit dalam sekali produksi agar terjadi Break
Event Point.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 35
b. BEP (Harga Produksi)
BEP (Harga Produksi)
= Rp 8.983
BEP (Break Event Point) adalah kondisi dimana perusahaan tidak
mengalami untung dan tidak mengalami kerugian. Arti pada BEP harga
produksi yaitu apabila uang penjualan minyak kutikula “Nailla Cuticle
Oil” perbuah sebanyak Rp 8.983 atau Rp 9.000 telah terjadi Break
Event Point karena harga jual sebesar Rp 11.500 maka telah mengalami
keuntungan.
c. R/C Ratio
Analisis R/C adalah singkatan dari Revenue Cost Ratio menurut
Soekarwati (2006) untuk menganalisis kelayakan usaha apakah usaha
tani ini memberikan keuntungan atau tidak, dapat digunakan rumus
sebagai berikut: rumus : R/C ratio =
, dengan kriteria
: jika R/C > 1 = untung atau layak, R/C < 1 = tidak layak, R/C = 1
berarti impas.
R/C ratio
1,28
Diperoleh hasil R/C ratio untuk usaha minyak kutikula “Nailla
Cuticle Oil” yaitu 1,28 yang berarti dalam pengeluaran Rp.1
mendapatkan penerimaan sebesar 1,28 dan usaha ini layak untuk
dijalankan karena memiliki nilai R/C ratio > 1.
d. B/C Ratio
B/C Ratio (Benefit Cost Ratio) adalah ukuran perbandingan antara
pendapatan (Benefit = B) dengan total biaya produksi (Cost = C).
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 36
Dalam batasan besaran nilai B/C dapat diketahui apakah suatu usaha
menguntungkan atau tidak menguntungkan.Jika B/C ratio > 0, maka
usaha tersebut layak untuk dijalankan.
B/C Ratio
= 0,28
Diperoleh nilai B/C ratio untuk usaha minyak kutikula “Nailla
Cuticle Oil” yaitu 0,28 yang berarti dalam pengeluaran Rp. 1
mendapatkan keuntungan sebesar 0,28 dan usaha tersebut layak untuk
dijalankan.
Berdasarkan analisis kelayakan usaha yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan usaha ini layak untuk dijalankan dalam jangka panjang dan
mampu memberikan keuntungan yang optimal. Keberlanjutan usaha
selanjutnya dengan pengembangan inovasi produk yang melihat minat
konsumen, sehingga memiliki pangsa pasar yang lebih luas seperti
kecantikan dan lain-lain. Selain itu ada hal penting berupa izin edar resmi
yang sangat diperlukan dalam sebuah produk.
G. Manajemen Minyak Kutikula Mawar
1. Produk
Produk minyak kutikula yang bernama “Nailla Cuticle Oil” ini
adalah produk yang terbuat dari beberapa bahan alam yang dibuat untuk
para pecinta produk perawatan kuku dan masyarakat yang memiliki
aktifitas langsung dalam kegiatan rumah tangga, seperti mencuci
menggunakan detergent.Pemilihan produk minyak kutikula mawar ini
karena di pasaran kebanyakan berasal dari produk luar negeri serta
memberikan pilihan kepada masyarakat minyak kutikula yang memiliki
harga lebih terjangkau dan dapat digunakan oleh semua kalangan.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 37
2. Pemasaran
Simamora (2003) menjelaskan bahwa pemasaran adalah suatu proses
sosial dan manajerial yang digunakan individu, rumah tangga ataupun
organisasi untuk memperoleh kebutuhan dan keinginan mereka dengan
cara menciptakan dan mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak
lain. Cannon et al (2008) juga menambahkan bahwa pemasaran
(marketing) adalah suatu aktivitas yang bertujuan mencapai sasaran
perusahaan, dilakukan dengan cara mengantisipasi kebutuhan pelanggan
atau klien serta mengarahkan aliran barang dan jasa yang memenuhi
kebutuhan pelanggan atau klien dari produsen. Tujuan pemasaran adalah
untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan individu maupun organisasi.
Kebutuhan tersebut dipenuhi dengan cara menciptakan dan
mempertukarkan produk dan nilai.
Menurut Buchari (2009), strategi pemasaran adalah wujud rencana
yang terarah di bidang pemasaran, untuk memperoleh suatu hasil yang
optimal. Strategi pemasaran mengandung 2 faktor yang terpisah tetapi
berhubungan dengan erat yakni :
a. Target market, yaitu suatu kelompok konsumen yang homogen, yang
merupakan “sasaran” perusahaan.
b. Marketing mix, yaitu variabel – variabel pemasaran yang dapat
dikontrol, yang akan dikombinasikan oleh perusahaan untuk
memperoleh hasil yang maksimal.
Kedua faktor ini berhubungan erat.Target market merupakan suatu
sasaran yang akan dituju, sedangkan marketing mix merupakan alat untuk
menuju sasaran tersebut.
Adapun karakteristik konsumen yang membeli produk “Nailla
Cuticle Oil” ini antara lain :
a) Remaja hingga orang dewasa yang peduli akan kecantikan diri
b) Wanita yang sering melakukan aktifitas rumah tangga
c) Teman-teman yang sering menggunakan cat kuku
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 38
Hasil penjualan dari produk “Nailla Cuticle Oil” ini yaitu dari 3
kemasan telah terjual semuanya dengan rincian, sebanyak19 buah “Nailla
Cuticle Oil” terjual dengan pemasaran secara langsung. Sedangkan untuk
11 buah lagi terjual dengan online. Pemasaran paling efektif dilakukan
dengan pemasaran secara langsung, hal ini karena proses pemasaran
langsung melakukan pendekatan langsung terhadap konsumen dan
tersedia pula tester agar meyakinkan konsumen akan produk ini.
Berikut ini ada beberapa kesan atau testimoni yang diberikan dari
konsumen yang telah memakai produk “Nailla Cuticle Oil”” antara lain :
a) Aroma produknya harum
b) Kuku terlihat lebih mengkilap setelah pemakaian
c) Desain kemasan yang minimalis memudahkan apabila dibawa
kemanapun
d) Bunga mawar segar menambah estetika minyak kutikula
3. Merk
Merk (brand) adalah nama istilah, simbol, atau desain khusus atau
beberapa kombinasi. Adanya merk yang dapat membedakan antar produk
satu dengan lainnya diharapkan dapat memudahkan konsumen dalam
menentukan produk yang akan digunakan berdasarkan beberapa
pertimbangan yang dapat menimbulkan kenyamanan terhadap produk
(brand loyality), pilihan dan kepatuan terhadap suatu merk.
Nama produk : Minyak Kutikula Mawar
Nama Merk : Nailla Cuticle Oil
Tanda Merk :Gambar bunga, desain berwarna merah jambu dan
putih
4. Promosi
Menurut Swatha et al (2005), promosi pada hakikatnya adalah
suatu bentuk komunikasi pemasaran yang bertujuan mendorong
permintaan. Yang dimaksud komunikasi pemasaran adalah aktivitas
pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi dan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 39
atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar
bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk atau jasa yang
ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.Penentuan promosi yang harus
disampaikan kepada pasar yang dituju dan memilih media yang sesuai.
Tujuan utama dari promosi adalah modifikasi tingkah laku konsumen,
menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk serta mengingatkan
konsumen sasaran tentang perusahaan dan produk atau jasa yang
dijualnya.
Kegiatan pemasaran “Nailla Cuticle Oil” juga melakukan kegiatan
promosi untuk memperkenalkan produk minyak kutikula ini.Kegiatan
promosi untuk produk dilakukan melalui media sosial seperti Instagram,
WhatsApp, dan Facebook. Selain itu, promosi dilakukan dengan
menawarkan langsung kepada calon konsumen untuk memberikan
informasi terkait produk.
Gambar 12. Promosi melalui media sosial “Instagram”
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 40
Gambar 13. Promosi melalui media sosial “Whatsapp”
Kegiatan pemasaran minyak kutikula dilakukan selama kurang lebih4
minggu.Tempat dilakukannya pemasaran produk minyak kutikula “Nailla
Cuticle Oil” adalah kawasan kampus Universitas Sebelas Maret
Soloraya. Respon pembeli minyak kutikula “Nailla Cuticle Oil” ini
cukup baik dilihat dari penjualan 30 pcs dapat terjual selama proses
pemasaran. Pemasaran dilakukan dengan rajin mempromosikan dan
mengenalkan produk kepada para calon pembeli.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 42
Gambar 14. Pemesanan produk via WhatsAapp dan Instagram serta
Testimoni