BAB III - Digital Library UNS
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
3 -
download
0
Transcript of BAB III - Digital Library UNS
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Latar Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 9 Surakarta.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini terbagi dalam beberapa tahap. Tahap-tahap dalam
pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan meliputi pengajuan judul, penyusunan proposal,
seminar proposal, penyusunan instrumen penelitian dan pengajuan izin
penelitian. Tahap ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2011 sampai
dengan bulan Maret 2012.
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap penelitian dilaksanakan mulai bulan Maret 2012 sampai bulan Mei
2012.
c. Tahap Penyelesaian
Pada tahap ini dilakukan analisis data dan penyusunan laporan penelitian
dimulai bulan Mei 2012 sampai dengan bulan November 2016.
3. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIID SMP Negeri 9
Surakarta. Pemilihan subjek penelitian ini berdasarkan beberapa
pertimbangan yaitu: (1) Siswa telah mempelajari materi Persamaan Garis
Lurus (PGL), (2) Siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami materi
Persamaan Garis Lurus (PGL), (3) Memenuhi kriteria tingkat AQ climbers
(tinggi), campers (sedang), quitters (rendah), dan (4) Mampu berkomunikasi
dengan baik.
30
30
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 31
B. Bentuk dan Strategi Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesulitan belajar siswa
ditinjau dari Adversity Quotient (AQ) siswa, yaitu kesulitan belajar siswa dengan
tingkat AQ climbers (tinggi), campers (sedang), dan quitters (rendah).
Berdasarkan tujuan tersebut, penelitian ini digolongkan sebagai penelitian
kualitatif deskriptif. Disebut penelitian kualitatif karena dalam penelitian ini
peneliti bertindak sebagai instrumen kunci (utama) sebab, peneliti yang
merencanakan, merancang, melaksanakan, mengumpulkan data, menganalisis
data, menarik kesimpulan, dan menyusun laporan penelitian. Seperti yang
diungkapkan oleh Moleong (2011) penelitian kualitatif mempunyai ciri-ciri: (1)
mempunyai latar alami; (2) peneliti sebagai instrumen utama; (3) menggunakan
metode kualitatif; (4) analisis data secara induktif; (5) teori dari dasar (grounded
theory); (6) bersifat deskriptif; (7) lebih mementingkan proses daripada hasil; (8)
adanya batas yang ditentukan oleh fokus penelitian; (9) adanya kriteria untuk
keabsahan data; (10) desain penelitian bersifat sementara; (11) selanjutnya hasil
penelitian dirundingkan dan disepakati bersama. Berdasarkan karakteristik
tersebut, maka jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini memiliki ciri-
ciri yang sama dengan penelitian kualitatif. Disebut deskriptif karena peneliti
melakukan analisis hanya sampai pada taraf deskripsi, yaitu menganalisis dan
menyajikan fakta secara sistematis.
C. Data dan Sumber Data
Menurut Lofland dan Lofland (Moleong, 2007:157) sumber data utama
dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data
tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Berkaitan dengan hal ini, data dan
sumber data dalam penelitian ini yaitu:
1. Data tes Adversity Quotient (AQ) yang diperoleh dari hasil pengisian angket.
Data tersebut selanjutnya digunakan untuk menentukan tingkat AQ siswa
yakni climbers (tinggi), campers (sedang), dan quitters (rendah).
2. Data tes tertulis yang diperoleh dari hasil pekerjaan subjek penelitian dalam
mengerjakan soal Persamaan Garis Lurus (PGL). Data tes tertulis selanjutnya
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 32
digunakan untuk mengidentifikasi jenis-jenis kesulitan belajar yang dialami
siswa.
3. Data wawancara yang diperoleh dari hasil wawancara peneliti dengan subjek
penelitian. Data wawancara selanjutnya digunakan untuk mengidentifikasi
jenis-jenis kesulitan belajar yang dialami siswa.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Angket
Angket adalah suatu cara pengumpulan data melalui pengajuan
pertanyaan-pertanyaan tertulis kepada subjek penelitian, responden, atau
sumber data dan jawabannya diberikan pula secara tertulis (Budiyono,
2003:47). Angket yang digunakan adalah angket tertutup. Angket tertutup
merupakan angket yang menghendaki jawaban pendek atau jawaban yang
diberikan dengan membubuhkan tanda tertentu. Daftar pertanyaan disusun
dengan disertai alternatif jawaban, responden diminta untuk memilih salah satu
jawaban dari alternatif yang sudah diselesaikan. Angket ini digunakan untuk
menentukan tingkat Adversity Quotient (AQ) siswa.
2. Tes
Metode tes adalah cara pengumpulan data yang menghadapkan
sejumlah pertanyaan-pertanyaan atau suruhan-suruhan kepada subjek
penelitian (Budiono,2003:54). Dalam penelitian ini, jenis tes yang digunakan
adalah tes uraian. Jenis tes uraian dipilih berdasarkan pertimbangan, dengan tes
ini peneliti dapat melihat cara peserta tes merumuskan jawabannya berdasarkan
latar belakang pengetahuan yang dimilikinya sehingga hal ini dapat membantu
peneliti dalam menganalisis kesulitan belajar yang dialami siswa saat
mengerjakan soal Persamaan Garis Lurus (PGL).
3. Metode wawancara
Wawancara bertujuan untuk mengetahui dan menangkap secara
langsung seluruh informasi dari subjek penelitian dalam hal ini wawancara
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 33
bertujuan untuk mengetahui pemahaman siswa dan alur berfikir siswa dalam
mengerjakan soal. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Suwanto (2013:122)
bahwa mewawancarai siswa adalah cara terbaik untuk menentukan banyak
kekeliruan pada siswa. Melalui wawancara peneliti dapat meminta mereka
untuk menjelaskan bagaimana mereka menyelesaikan sebuah soal, menjelaskan
mengapa mereka menjawab seperti itu, memberitahukan aturan untuk
menyelesaikan suatu soal.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh
peneliti (atau orang yang ditugasi) dalam kegiatan pengumpulan data agar
kegiatan pengumpulan data menjadi sistematis dan mudah (Budiyono, 2003:47).
Pada penelitian ini, data yang dicari dikumpulkan secara langsung oleh peneliti,
sehingga instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri, yang
dibantu dengan instrumen bantu berupa instrumen bantu I yakni angket yang
bertujuan untuk menggolongkan tingkat AQ siswa, instrumen bantu II berupa tes
tertulis untuk mendiagnosis/mengidentifikasi kesulitan belajar matematika siswa
dan, instrumen bantu III berupa pedoman wawancara.
1. Instrumen Utama
Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri yang
bertujuan untuk mencari dan mengumpulkan data langsung dari sumber data.
Oleh karena peneliti sebagai instrumen, maka peneliti harus dapat
menyesuaikan diri dan berinteraksi secara tuntas dengan fenomena yang
sedang dipelajari.
2. Instrumen Bantu Pertama
Instrumen bantu pertama dalam penelitian ini adalah angket yang akan
digunakan untuk mengukur tingkat Adversity Quotient (AQ) siswa yang terdiri
dari 3 tingkatan yaitu climbers (tinggi), campers (sedang), dan quitters
(rendah). Dalam penyusunan instrumen dan pelaksanaan tes tersebut, peneliti
bekerjasama dengan tim ahli psikologi dari LPTCINDO. Berdasarkan
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 34
informasi dari LPTCINDO, angket AQ yang disusun berisikan kejadian-
kejadian atau peristiwa yang dibuat berdasarkan dimensi AQ yaitu, Control
(kendali diri), Origin & Ownership (pengakuan diri), Reach (efek kesulitan ke
dalam diri), serta Endurance (daya tahan). Angket AQ ini terdiri dari 30 butir
peristiwa dengan disertai dua pertanyaan untuk masing-masing peristiwa
sehingga jumlah keseluruhan ada 60 butir pertanyaan dengan rincian 20 butir
pertanyaan yang tidak berkaitan dengan kesulitan yang dialami seseorang
(pertanyaan dengan tanda “+”) dan 40 butir pertanyaan yang berkaitan dengan
kesulitan yang dialami oleh seseorang (pertanyaan dengan tanda “-”). Oleh
karena AQ berkaitan dengan kesulitan yang dialami seseorang maka dalam
penskoran yang dihitung hanya butir pertanyaan dengan tanda negative saja,
sehingga angket AQ ini terdiri dari 40 butir pertanyaan dengan rincian: 10 butir
dari dimensi Control (kendali diri), 10 butir dari dimensi Origin & Ownership
(pengakuan diri), 10 butir dari dimensi Reach (efek kesulitan ke dalam diri),
serta 10 butir dari dimensi Endurance (daya tahan). Masing-masing butir
pertanyaan pada angket AQ menggunakan model skala Likert dengan 5 rentang
angka antara 1 sampai dengan 5 dengan asumsi angka 1 mewakili yang paling
rendah dan angka 5 mewakili yang paling tinggi. Dengan demikian, angket AQ
mempunyai rentang nilai antara 40 sampai 200, dengan skor maksimal dari
masing-masing dimensi adalah 50. Skor AQ diperoleh dengan cara
menjumlahkan masing-masing jumlah skor yang diperoleh dari keempat
dimensi tersebut.
Adapun kriteria yang digunakan untuk mengkategorikan tingkat AQ
masing-masing siswa adalah sebagai berikut:
a. Climbers (AQ tinggi) : > 140
b. Campers (AQ sedang) : 81-140
c. Quitters (AQ rendah) : < 81
3. Instrumen Bantu Kedua
Instrumen bantu kedua dalam penelitian ini adalah lembar soal uraian
yang memuat soal matematika materi Persamaan Garis Lurus (PGL).
Instrumen ini dibuat berdasarkan indikator pada kisi-kisi yang telah dibuat
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 35
sebelumnya untuk menemukan kesulitan-kesulitan apa saja yang dialami siswa
dalam menyelesaikan soal Persamaan Garis Lurus (PGL). Lembar soal terdiri
dari 5 butir soal yang disusun dalam bentuk uraian dengan tujuan untuk
menggali ide dan informasi dari siswa sebanyak mungkin sehingga kesulitan-
kesulitan dari masing-masing siswa tersebut dapat diketahui.
Peneliti melakukan uji validitas agar instrumen lembar soal ini dapat
berfungsi secara maksimal sehingga dapat digunakan untuk mengidentifikasi
kesulitan-kesulitan apa saja yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal
Persamaan Garis Lurus (PGL). Validasi suatu instrumen selalu tergantung pada
situasi dan tujuan khusus penggunaan instrumen tersebut. Sebuah instrumen
dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan (Arikunto,
2002: 145). Oleh karena itu peneliti melakukan validasi instrumen kepada
tenaga ahli, yang terdiri dari dua dosen pendidikan matematika dan satu guru
matematika di sekolah yang menjadi lokasi penelitian. Nama-nama validator
dalam instrumen lembar soal dapat dilihat pada Tabel 3.1
Table 3.1. Validator Instrumen Tes
No Nama Validator Pekerjaan
1 Eka Farida Fasha, S.Si., M.Pd Universitas Pancasakti Tegal
2 M. Khoirul Akhyar, S.Si., M.Pd STKIP Islam Bumiayu
3 Agus Budi Hartono, M.Pd Guru Matematika SMPN 9 Surakarta
Validasi dilakukan dengan mengacu pada lembar validasi yang memuat
sejumlah pertanyaan yang berkaitan dengan kesesuaian isi, konstruksi kalimat,
dan bahasa. Kriteria validitas yang digunakan adalah jika sekurang-kurangnya
2 dari 3 validator menyetujui bahwa dari segi kejelasan butir pertanyaan dan
kesesuaian pertanyaan dapat mengungkapkan kesulitan-kesulitan apa saja yang
dialami siswa dalam menyelesaikan soal Persamaan Garis Lurus (PGL).
Berdasarkan hasil validasi terhadap instrumen lembar soal uraian, dapat
disimpulkan bahwa instrumen ini valid. Validator memberikan saran yang
lebih mengarah pada revisi penggunaan kata-kata yang lebih komunikatif.
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 36
Berikut adalah hasil validasi terhadap instrumen lembar soal uraian yang
memuat soal matematika materi Persamaan Garis Lurus (PGL).
a. Soal nomor 1 dinyatakan valid oleh ketiga validator
b. Soal nomor 2 dinyatakan valid oleh ketiga validator
c. Soal nomor 3 dinyatakan valid oleh validator 1 dan 2, sedangkan validator
3 menyatakan valid dengan revisi pada penggunaan kata “Tentukan”
menjadi “Selidikilah”.
d. Soal nomor 4 dinyatakan valid oleh validator 1 dan 2, sedangkan validator
3 menyatakan valid dengan revisi pada penggunaan kata “Tentukan”
menjadi “Selidikilah”.
e. Soal nomor 5 dinyatakan valid oleh ketiga validator.
4. Instrumen Bantu Ketiga
Instrumen bantu ketiga dalam penelitian ini berupa pedoman wawancara
yang bertujuan sebagai alat bantu dalam pengambilan data di lapangan.
Pedoman wawancara dipergunakan sebagai acuan peneliti dalam melakukan
wawancara kepada subjek ketika menyelesaikan soal tes yang diberikan.
Pedoman wawancara ini bersifat semi terstruktur dengan tujuan menemukan
masalah secara terbuka. Artinya subjek diajak untuk mengemukakan pendapat
dan ide-idenya dalam mengerjakan soal yang diberikan. Hal ini dilakukan
karena tidak semua yang ada di dalam pikiran subjek penelitian tertuang secara
tertulis pada lembar jawaban, sehingga perlu dilakukan wawancara untuk
mengeksplorasi pengetahuan siswa.
Sebelum instrumen digunakan, pedoman wawancara ini dianalisis atau
divalidasi berdasarkan kriteria kejelasan butir pertanyaan terhadap tujuan
penelitian. Instrumen ini akan divalidasi terlebih dahulu oleh 3 orang validator.
Validitas yang diterapkan yaitu validitas isi yang bertujuan untuk melihat
kecocokan materi, konstruksi serta bahasa yang digunakan. Kriteria validitas
yang digunakan adalah jika sekurang-kurangnya 2 dari 3 validator menyetujui
bahwa dari segi kejelasan tujuan wawancara dan butir pertanyaan dan
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 37
kesesuaian pertanyaan dapat mengungkapkan kesulitan belajar matematika
siswa.
Pedoman wawancara ini divalidasi oleh dua orang dosen pendidikan
matematika dan seorang guru matematika. Adapun nama-nama dari validator
instrumen pedoman wawancara dapat dilihat pada tabel berikut.
Table 3.2. Validator Instrumen Pedoman Wawancara
No Nama Validator Pekerjaan
1 Eka Farida Fasha, S.Si., M.Pd Universitas Pancasakti Tegal
2 M. Khoirul Akhyar, S.Si., M.Pd STKIP Islam Bumiayu
3 Agus Budi Hartono, M.Pd Guru Matematika SMPN 9 Surakarta
Berdasarkan hasil validasi terhadap instrumen pedoman wawancara,
ketiga validator menyatakan bahwa instrumen sudah layak untuk digunakan
sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen ini valid.
F. Validitas Data
Menurut Sugiono (2004) uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif
meliputi uji, credibility (derajat kepercayaan), transferability (keteralihan),
dependability (ketergantungan), dan konfirmability (kepastian).
Suatu data hasil penelitian dikatakan memenuhi kriteria credibility
(derajad kepercayaan) apabila hasil penelitian yang diperoleh sesuai dengan
kenyataan yang terjadi di lapangan, dalam penelitian ini, untuk memperoleh data
yang dapat dipercaya atau kredibel maka dilakukan trianggulasi. Trianggulasi
yang digunakan adalah trianggulasi metode yaitu dengan melakukan pengecekan
data kepada sumber yang sama dengan metode yang berbeda (data yang diperoleh
dengan metode tes tertulis di cek lagi dengan menggunakan metode wawancara).
Jika dengan kedua pengujian data tersebut menghasilkan data yang sama maka
penelitian tersebut valid (memenuhi kriteria kredibility).
Transferability (dalam istilah kualitatif) merupakan validitas eksternal
dalam penelitian kuatitatif. Validitas eksternal berkaitan dengan jaminan bahwa
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 38
hasil penelitian dapat digeneralisasikan ke populasi dimana sampel tersebut
diambil. Dalam hal ini, peneliti kualitatif tidak melakukan generalisasi, melainkan
transferability (keteralihan) yang berarti bahwa hasil penelitian kualitatif dapat
ditransfer atau diterapkan di tempat lain, manakala kondisi tempat lain tersebut
tidak jauh berbeda dengan tempat penelitian. Dalam penelitian ini, untuk
memenuhi standar transferability, peneliti membuat laporan penelitian dengan
rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya. Ini semua dilakukan agar pembaca
dapat memahami hasil penelitian tersebut dengan jelas sehingga dapat
memutuskan dapat atau tidaknya untuk mengaplikasikan hasil penelitian tersebut
di tempat lain.
Dalam penelitian kuantitatif, dependability (ketergantungan) disebut
reliabilitas. Suatu penelitian dikatakan reliabel apabila orang lain dapat
mengulangi/mereplikasi proses penelitian tersebut. Dalam penelitian kualitatif, uji
dependability dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses
penelitian. Dalam hal ini auditor melakukan audit terhadap keseluruhan aktivitas
peneliti dalam melakukan penelitian mulai dari bagaimana peneliti mulai
menentukan masalah/fokus penelitian, memasuki lapangan, menentukan sumber
data, melakukan analisis data, melakukan uji keabsahan data, hingga membuat
kesimpulan.
Uji konfirmability (kepastian) dalam penelitian kuantitatif disebut dengan
uji obyektivitas penelitian. Penelitian dikatakan obyektif bila hasil penelitian telah
disepakati banyak orang. Dalam penelitian kualitatif uji konfirmability mirip
dengan uji dependability, sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara
bersamaan.
G. Analisis Data
Bogdan (Sugiono, 2004:244) mendefinisikan analisis data kualitatif
sebagai suatu proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh
dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat
mudah difahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis
data tersebut dilakukan dengan cara mengorganisasikan data, menjabarkannya ke
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 39
dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang
penting dan yang akan dipelajari, kemudian membuat kesimpulan.
Proses analisis data, baik data tertulis maupun data hasil wawancara dalam
penelitian ini menggunakan model Miles dan Huberman dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Reduksi data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, serta mencari tema dan polanya.
Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang
lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data,
dan mencarinya lagi bila diperlukan. Tahap-tahap reduksi data dalam
penelitian ini meliputi:
a. Reduksi hasil pekerjaan subjek. Dalam tulisan hasil pekerjaan subjek,
terdapat bagian-bagian yang menunjukan kesulitan-kesulitan apa saja yang
dialami siswa dalam menyelesaikan soal Persamaan Garis Lurus (PGL).
Bagian tersebut dipilih sebagai data sedangkan bagian yang tidak terkait
dengan itu, misalnya coretan subjek yang tidak bermakna dibuang.
b. Reduksi hasil wawancara. Data hasil wawancara berupa transkrip
percakapan dengan subjek, terdapat bagian-bagian yang menunjukan
kesulitan-kesulitan apa saja yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal
Persamaan Garis Lurus (PGL). Bagian tersebut dipilih sebagai data
sedangkan bagian yang tidak terkait dengan itu dibuang.
2. Penyajian data
Setelah direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan
data. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami
apa yang terjadi dan merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang
telah dipahami tersebut. Dalam hal ini, Miles dan Huberman (Sugiono,
2004:249) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk
menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat
naratif. Tahapan penyajian data dalam penelitian ini meliputi:
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 40
a. Menyajikan deskripsi hasil analisis tes tertulis siswa dengann bahasa yang
mudah dimengerti dan rapi.
b. Menyajikan deskripsi hasil analisis tes wawancara dengan bahasa yang
mudah dimengerti dan rapi.
3. Menarik kesimpulan dan verifikasi
Langkah terakhir dari analisis ini yaitu menarik kesimpulan dan
verifikasi. Dalam penelitian kualitatif, kesimpulan awal yang ditemukan
masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti
yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi
apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-
bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan
mengumpulkan data, maka kesimpulan yang ditemukan merupakan
kesimpulan yang kredibel (Sugiyono,2004:252).
Dalam penelitian ini, hasil analisis data tertulis dan wawancara
dibandingkan atau dilakukann trianggulasi. Jika hasil dari kedua metode
pengambilan data tersebut menghasilkan data yang sama maka data yang
telah diperoleh tersebut valid karena sudah memenuhi kriteria kredibilitas.
Dengan demikian data yang telah valid tersebut dapat digunakan untuk
menentukan jenis-jenis kesulitan belajar matematika yang sedang dialami
siswa berdasarkan tingkat AQ nya.
H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Tahap Pralapangan
a. Penyusunan proposal penelitian.
b. Mengurus perijinan ke SMPN 9 Surakarta.
c. Tahap observasi lapangan.
Pada tahap ini peneliti melakukan observasi. Pertama-tama peneliti
mewawancarai guru terkait dengan kesulitan belajar matematika yang
dialami siswa. Selanjutnya peneliti melakukan tes AQ kepada siswa kelas
VIIID SMPN 9 Surakarta untuk mengetahui tingkat AQ-nya.
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 41
d. Menyusun instrumen soal tes tertulis pada materi Persamaan Garis Lurus
(PGL) dan pedoman wawancara.
e. Validasi instrumen soal dan wawancara.
2. Tahap Pekerjaan Lapangan
a. Melaksanakan tes tertulis kepada siswa kelas VIIID SMPN 9 Surakarta.
b. Memilih subjek dari masing-masing tingkat AQ secara purposive.
c. Melakukan wawancara terhadap subjek terpilih.
3. Tahap Analisis Data
a. Melakukan analisis hasil tes tertulis dan wawancara.
b. Mendeskripsikan hasil tes tertulis dan wawancara.
c. Penarikan kesimpulan.
4. Tahap Penulisan Laporan Penelitian