BAB III - Digital Library UNS

12
commit to user library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Latar Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 9 Surakarta. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian ini terbagi dalam beberapa tahap. Tahap-tahap dalam pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Tahap Perencanaan Tahap perencanaan meliputi pengajuan judul, penyusunan proposal, seminar proposal, penyusunan instrumen penelitian dan pengajuan izin penelitian. Tahap ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2011 sampai dengan bulan Maret 2012. b. Tahap Pelaksanaan Tahap penelitian dilaksanakan mulai bulan Maret 2012 sampai bulan Mei 2012. c. Tahap Penyelesaian Pada tahap ini dilakukan analisis data dan penyusunan laporan penelitian dimulai bulan Mei 2012 sampai dengan bulan November 2016. 3. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIID SMP Negeri 9 Surakarta. Pemilihan subjek penelitian ini berdasarkan beberapa pertimbangan yaitu: (1) Siswa telah mempelajari materi Persamaan Garis Lurus (PGL), (2) Siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami materi Persamaan Garis Lurus (PGL), (3) Memenuhi kriteria tingkat AQ climbers (tinggi), campers (sedang), quitters (rendah), dan (4) Mampu berkomunikasi dengan baik. 30

Transcript of BAB III - Digital Library UNS

commit to user

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Latar Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 9 Surakarta.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini terbagi dalam beberapa tahap. Tahap-tahap dalam

pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan meliputi pengajuan judul, penyusunan proposal,

seminar proposal, penyusunan instrumen penelitian dan pengajuan izin

penelitian. Tahap ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2011 sampai

dengan bulan Maret 2012.

b. Tahap Pelaksanaan

Tahap penelitian dilaksanakan mulai bulan Maret 2012 sampai bulan Mei

2012.

c. Tahap Penyelesaian

Pada tahap ini dilakukan analisis data dan penyusunan laporan penelitian

dimulai bulan Mei 2012 sampai dengan bulan November 2016.

3. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIID SMP Negeri 9

Surakarta. Pemilihan subjek penelitian ini berdasarkan beberapa

pertimbangan yaitu: (1) Siswa telah mempelajari materi Persamaan Garis

Lurus (PGL), (2) Siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami materi

Persamaan Garis Lurus (PGL), (3) Memenuhi kriteria tingkat AQ climbers

(tinggi), campers (sedang), quitters (rendah), dan (4) Mampu berkomunikasi

dengan baik.

30

30

commit to user

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 31

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesulitan belajar siswa

ditinjau dari Adversity Quotient (AQ) siswa, yaitu kesulitan belajar siswa dengan

tingkat AQ climbers (tinggi), campers (sedang), dan quitters (rendah).

Berdasarkan tujuan tersebut, penelitian ini digolongkan sebagai penelitian

kualitatif deskriptif. Disebut penelitian kualitatif karena dalam penelitian ini

peneliti bertindak sebagai instrumen kunci (utama) sebab, peneliti yang

merencanakan, merancang, melaksanakan, mengumpulkan data, menganalisis

data, menarik kesimpulan, dan menyusun laporan penelitian. Seperti yang

diungkapkan oleh Moleong (2011) penelitian kualitatif mempunyai ciri-ciri: (1)

mempunyai latar alami; (2) peneliti sebagai instrumen utama; (3) menggunakan

metode kualitatif; (4) analisis data secara induktif; (5) teori dari dasar (grounded

theory); (6) bersifat deskriptif; (7) lebih mementingkan proses daripada hasil; (8)

adanya batas yang ditentukan oleh fokus penelitian; (9) adanya kriteria untuk

keabsahan data; (10) desain penelitian bersifat sementara; (11) selanjutnya hasil

penelitian dirundingkan dan disepakati bersama. Berdasarkan karakteristik

tersebut, maka jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini memiliki ciri-

ciri yang sama dengan penelitian kualitatif. Disebut deskriptif karena peneliti

melakukan analisis hanya sampai pada taraf deskripsi, yaitu menganalisis dan

menyajikan fakta secara sistematis.

C. Data dan Sumber Data

Menurut Lofland dan Lofland (Moleong, 2007:157) sumber data utama

dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data

tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Berkaitan dengan hal ini, data dan

sumber data dalam penelitian ini yaitu:

1. Data tes Adversity Quotient (AQ) yang diperoleh dari hasil pengisian angket.

Data tersebut selanjutnya digunakan untuk menentukan tingkat AQ siswa

yakni climbers (tinggi), campers (sedang), dan quitters (rendah).

2. Data tes tertulis yang diperoleh dari hasil pekerjaan subjek penelitian dalam

mengerjakan soal Persamaan Garis Lurus (PGL). Data tes tertulis selanjutnya

commit to user

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 32

digunakan untuk mengidentifikasi jenis-jenis kesulitan belajar yang dialami

siswa.

3. Data wawancara yang diperoleh dari hasil wawancara peneliti dengan subjek

penelitian. Data wawancara selanjutnya digunakan untuk mengidentifikasi

jenis-jenis kesulitan belajar yang dialami siswa.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Angket

Angket adalah suatu cara pengumpulan data melalui pengajuan

pertanyaan-pertanyaan tertulis kepada subjek penelitian, responden, atau

sumber data dan jawabannya diberikan pula secara tertulis (Budiyono,

2003:47). Angket yang digunakan adalah angket tertutup. Angket tertutup

merupakan angket yang menghendaki jawaban pendek atau jawaban yang

diberikan dengan membubuhkan tanda tertentu. Daftar pertanyaan disusun

dengan disertai alternatif jawaban, responden diminta untuk memilih salah satu

jawaban dari alternatif yang sudah diselesaikan. Angket ini digunakan untuk

menentukan tingkat Adversity Quotient (AQ) siswa.

2. Tes

Metode tes adalah cara pengumpulan data yang menghadapkan

sejumlah pertanyaan-pertanyaan atau suruhan-suruhan kepada subjek

penelitian (Budiono,2003:54). Dalam penelitian ini, jenis tes yang digunakan

adalah tes uraian. Jenis tes uraian dipilih berdasarkan pertimbangan, dengan tes

ini peneliti dapat melihat cara peserta tes merumuskan jawabannya berdasarkan

latar belakang pengetahuan yang dimilikinya sehingga hal ini dapat membantu

peneliti dalam menganalisis kesulitan belajar yang dialami siswa saat

mengerjakan soal Persamaan Garis Lurus (PGL).

3. Metode wawancara

Wawancara bertujuan untuk mengetahui dan menangkap secara

langsung seluruh informasi dari subjek penelitian dalam hal ini wawancara

commit to user

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 33

bertujuan untuk mengetahui pemahaman siswa dan alur berfikir siswa dalam

mengerjakan soal. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Suwanto (2013:122)

bahwa mewawancarai siswa adalah cara terbaik untuk menentukan banyak

kekeliruan pada siswa. Melalui wawancara peneliti dapat meminta mereka

untuk menjelaskan bagaimana mereka menyelesaikan sebuah soal, menjelaskan

mengapa mereka menjawab seperti itu, memberitahukan aturan untuk

menyelesaikan suatu soal.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh

peneliti (atau orang yang ditugasi) dalam kegiatan pengumpulan data agar

kegiatan pengumpulan data menjadi sistematis dan mudah (Budiyono, 2003:47).

Pada penelitian ini, data yang dicari dikumpulkan secara langsung oleh peneliti,

sehingga instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri, yang

dibantu dengan instrumen bantu berupa instrumen bantu I yakni angket yang

bertujuan untuk menggolongkan tingkat AQ siswa, instrumen bantu II berupa tes

tertulis untuk mendiagnosis/mengidentifikasi kesulitan belajar matematika siswa

dan, instrumen bantu III berupa pedoman wawancara.

1. Instrumen Utama

Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri yang

bertujuan untuk mencari dan mengumpulkan data langsung dari sumber data.

Oleh karena peneliti sebagai instrumen, maka peneliti harus dapat

menyesuaikan diri dan berinteraksi secara tuntas dengan fenomena yang

sedang dipelajari.

2. Instrumen Bantu Pertama

Instrumen bantu pertama dalam penelitian ini adalah angket yang akan

digunakan untuk mengukur tingkat Adversity Quotient (AQ) siswa yang terdiri

dari 3 tingkatan yaitu climbers (tinggi), campers (sedang), dan quitters

(rendah). Dalam penyusunan instrumen dan pelaksanaan tes tersebut, peneliti

bekerjasama dengan tim ahli psikologi dari LPTCINDO. Berdasarkan

commit to user

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 34

informasi dari LPTCINDO, angket AQ yang disusun berisikan kejadian-

kejadian atau peristiwa yang dibuat berdasarkan dimensi AQ yaitu, Control

(kendali diri), Origin & Ownership (pengakuan diri), Reach (efek kesulitan ke

dalam diri), serta Endurance (daya tahan). Angket AQ ini terdiri dari 30 butir

peristiwa dengan disertai dua pertanyaan untuk masing-masing peristiwa

sehingga jumlah keseluruhan ada 60 butir pertanyaan dengan rincian 20 butir

pertanyaan yang tidak berkaitan dengan kesulitan yang dialami seseorang

(pertanyaan dengan tanda “+”) dan 40 butir pertanyaan yang berkaitan dengan

kesulitan yang dialami oleh seseorang (pertanyaan dengan tanda “-”). Oleh

karena AQ berkaitan dengan kesulitan yang dialami seseorang maka dalam

penskoran yang dihitung hanya butir pertanyaan dengan tanda negative saja,

sehingga angket AQ ini terdiri dari 40 butir pertanyaan dengan rincian: 10 butir

dari dimensi Control (kendali diri), 10 butir dari dimensi Origin & Ownership

(pengakuan diri), 10 butir dari dimensi Reach (efek kesulitan ke dalam diri),

serta 10 butir dari dimensi Endurance (daya tahan). Masing-masing butir

pertanyaan pada angket AQ menggunakan model skala Likert dengan 5 rentang

angka antara 1 sampai dengan 5 dengan asumsi angka 1 mewakili yang paling

rendah dan angka 5 mewakili yang paling tinggi. Dengan demikian, angket AQ

mempunyai rentang nilai antara 40 sampai 200, dengan skor maksimal dari

masing-masing dimensi adalah 50. Skor AQ diperoleh dengan cara

menjumlahkan masing-masing jumlah skor yang diperoleh dari keempat

dimensi tersebut.

Adapun kriteria yang digunakan untuk mengkategorikan tingkat AQ

masing-masing siswa adalah sebagai berikut:

a. Climbers (AQ tinggi) : > 140

b. Campers (AQ sedang) : 81-140

c. Quitters (AQ rendah) : < 81

3. Instrumen Bantu Kedua

Instrumen bantu kedua dalam penelitian ini adalah lembar soal uraian

yang memuat soal matematika materi Persamaan Garis Lurus (PGL).

Instrumen ini dibuat berdasarkan indikator pada kisi-kisi yang telah dibuat

commit to user

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 35

sebelumnya untuk menemukan kesulitan-kesulitan apa saja yang dialami siswa

dalam menyelesaikan soal Persamaan Garis Lurus (PGL). Lembar soal terdiri

dari 5 butir soal yang disusun dalam bentuk uraian dengan tujuan untuk

menggali ide dan informasi dari siswa sebanyak mungkin sehingga kesulitan-

kesulitan dari masing-masing siswa tersebut dapat diketahui.

Peneliti melakukan uji validitas agar instrumen lembar soal ini dapat

berfungsi secara maksimal sehingga dapat digunakan untuk mengidentifikasi

kesulitan-kesulitan apa saja yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal

Persamaan Garis Lurus (PGL). Validasi suatu instrumen selalu tergantung pada

situasi dan tujuan khusus penggunaan instrumen tersebut. Sebuah instrumen

dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan (Arikunto,

2002: 145). Oleh karena itu peneliti melakukan validasi instrumen kepada

tenaga ahli, yang terdiri dari dua dosen pendidikan matematika dan satu guru

matematika di sekolah yang menjadi lokasi penelitian. Nama-nama validator

dalam instrumen lembar soal dapat dilihat pada Tabel 3.1

Table 3.1. Validator Instrumen Tes

No Nama Validator Pekerjaan

1 Eka Farida Fasha, S.Si., M.Pd Universitas Pancasakti Tegal

2 M. Khoirul Akhyar, S.Si., M.Pd STKIP Islam Bumiayu

3 Agus Budi Hartono, M.Pd Guru Matematika SMPN 9 Surakarta

Validasi dilakukan dengan mengacu pada lembar validasi yang memuat

sejumlah pertanyaan yang berkaitan dengan kesesuaian isi, konstruksi kalimat,

dan bahasa. Kriteria validitas yang digunakan adalah jika sekurang-kurangnya

2 dari 3 validator menyetujui bahwa dari segi kejelasan butir pertanyaan dan

kesesuaian pertanyaan dapat mengungkapkan kesulitan-kesulitan apa saja yang

dialami siswa dalam menyelesaikan soal Persamaan Garis Lurus (PGL).

Berdasarkan hasil validasi terhadap instrumen lembar soal uraian, dapat

disimpulkan bahwa instrumen ini valid. Validator memberikan saran yang

lebih mengarah pada revisi penggunaan kata-kata yang lebih komunikatif.

commit to user

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 36

Berikut adalah hasil validasi terhadap instrumen lembar soal uraian yang

memuat soal matematika materi Persamaan Garis Lurus (PGL).

a. Soal nomor 1 dinyatakan valid oleh ketiga validator

b. Soal nomor 2 dinyatakan valid oleh ketiga validator

c. Soal nomor 3 dinyatakan valid oleh validator 1 dan 2, sedangkan validator

3 menyatakan valid dengan revisi pada penggunaan kata “Tentukan”

menjadi “Selidikilah”.

d. Soal nomor 4 dinyatakan valid oleh validator 1 dan 2, sedangkan validator

3 menyatakan valid dengan revisi pada penggunaan kata “Tentukan”

menjadi “Selidikilah”.

e. Soal nomor 5 dinyatakan valid oleh ketiga validator.

4. Instrumen Bantu Ketiga

Instrumen bantu ketiga dalam penelitian ini berupa pedoman wawancara

yang bertujuan sebagai alat bantu dalam pengambilan data di lapangan.

Pedoman wawancara dipergunakan sebagai acuan peneliti dalam melakukan

wawancara kepada subjek ketika menyelesaikan soal tes yang diberikan.

Pedoman wawancara ini bersifat semi terstruktur dengan tujuan menemukan

masalah secara terbuka. Artinya subjek diajak untuk mengemukakan pendapat

dan ide-idenya dalam mengerjakan soal yang diberikan. Hal ini dilakukan

karena tidak semua yang ada di dalam pikiran subjek penelitian tertuang secara

tertulis pada lembar jawaban, sehingga perlu dilakukan wawancara untuk

mengeksplorasi pengetahuan siswa.

Sebelum instrumen digunakan, pedoman wawancara ini dianalisis atau

divalidasi berdasarkan kriteria kejelasan butir pertanyaan terhadap tujuan

penelitian. Instrumen ini akan divalidasi terlebih dahulu oleh 3 orang validator.

Validitas yang diterapkan yaitu validitas isi yang bertujuan untuk melihat

kecocokan materi, konstruksi serta bahasa yang digunakan. Kriteria validitas

yang digunakan adalah jika sekurang-kurangnya 2 dari 3 validator menyetujui

bahwa dari segi kejelasan tujuan wawancara dan butir pertanyaan dan

commit to user

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 37

kesesuaian pertanyaan dapat mengungkapkan kesulitan belajar matematika

siswa.

Pedoman wawancara ini divalidasi oleh dua orang dosen pendidikan

matematika dan seorang guru matematika. Adapun nama-nama dari validator

instrumen pedoman wawancara dapat dilihat pada tabel berikut.

Table 3.2. Validator Instrumen Pedoman Wawancara

No Nama Validator Pekerjaan

1 Eka Farida Fasha, S.Si., M.Pd Universitas Pancasakti Tegal

2 M. Khoirul Akhyar, S.Si., M.Pd STKIP Islam Bumiayu

3 Agus Budi Hartono, M.Pd Guru Matematika SMPN 9 Surakarta

Berdasarkan hasil validasi terhadap instrumen pedoman wawancara,

ketiga validator menyatakan bahwa instrumen sudah layak untuk digunakan

sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen ini valid.

F. Validitas Data

Menurut Sugiono (2004) uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif

meliputi uji, credibility (derajat kepercayaan), transferability (keteralihan),

dependability (ketergantungan), dan konfirmability (kepastian).

Suatu data hasil penelitian dikatakan memenuhi kriteria credibility

(derajad kepercayaan) apabila hasil penelitian yang diperoleh sesuai dengan

kenyataan yang terjadi di lapangan, dalam penelitian ini, untuk memperoleh data

yang dapat dipercaya atau kredibel maka dilakukan trianggulasi. Trianggulasi

yang digunakan adalah trianggulasi metode yaitu dengan melakukan pengecekan

data kepada sumber yang sama dengan metode yang berbeda (data yang diperoleh

dengan metode tes tertulis di cek lagi dengan menggunakan metode wawancara).

Jika dengan kedua pengujian data tersebut menghasilkan data yang sama maka

penelitian tersebut valid (memenuhi kriteria kredibility).

Transferability (dalam istilah kualitatif) merupakan validitas eksternal

dalam penelitian kuatitatif. Validitas eksternal berkaitan dengan jaminan bahwa

commit to user

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 38

hasil penelitian dapat digeneralisasikan ke populasi dimana sampel tersebut

diambil. Dalam hal ini, peneliti kualitatif tidak melakukan generalisasi, melainkan

transferability (keteralihan) yang berarti bahwa hasil penelitian kualitatif dapat

ditransfer atau diterapkan di tempat lain, manakala kondisi tempat lain tersebut

tidak jauh berbeda dengan tempat penelitian. Dalam penelitian ini, untuk

memenuhi standar transferability, peneliti membuat laporan penelitian dengan

rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya. Ini semua dilakukan agar pembaca

dapat memahami hasil penelitian tersebut dengan jelas sehingga dapat

memutuskan dapat atau tidaknya untuk mengaplikasikan hasil penelitian tersebut

di tempat lain.

Dalam penelitian kuantitatif, dependability (ketergantungan) disebut

reliabilitas. Suatu penelitian dikatakan reliabel apabila orang lain dapat

mengulangi/mereplikasi proses penelitian tersebut. Dalam penelitian kualitatif, uji

dependability dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses

penelitian. Dalam hal ini auditor melakukan audit terhadap keseluruhan aktivitas

peneliti dalam melakukan penelitian mulai dari bagaimana peneliti mulai

menentukan masalah/fokus penelitian, memasuki lapangan, menentukan sumber

data, melakukan analisis data, melakukan uji keabsahan data, hingga membuat

kesimpulan.

Uji konfirmability (kepastian) dalam penelitian kuantitatif disebut dengan

uji obyektivitas penelitian. Penelitian dikatakan obyektif bila hasil penelitian telah

disepakati banyak orang. Dalam penelitian kualitatif uji konfirmability mirip

dengan uji dependability, sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara

bersamaan.

G. Analisis Data

Bogdan (Sugiono, 2004:244) mendefinisikan analisis data kualitatif

sebagai suatu proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh

dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat

mudah difahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis

data tersebut dilakukan dengan cara mengorganisasikan data, menjabarkannya ke

commit to user

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 39

dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang

penting dan yang akan dipelajari, kemudian membuat kesimpulan.

Proses analisis data, baik data tertulis maupun data hasil wawancara dalam

penelitian ini menggunakan model Miles dan Huberman dengan langkah-langkah

sebagai berikut :

1. Reduksi data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, serta mencari tema dan polanya.

Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang

lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data,

dan mencarinya lagi bila diperlukan. Tahap-tahap reduksi data dalam

penelitian ini meliputi:

a. Reduksi hasil pekerjaan subjek. Dalam tulisan hasil pekerjaan subjek,

terdapat bagian-bagian yang menunjukan kesulitan-kesulitan apa saja yang

dialami siswa dalam menyelesaikan soal Persamaan Garis Lurus (PGL).

Bagian tersebut dipilih sebagai data sedangkan bagian yang tidak terkait

dengan itu, misalnya coretan subjek yang tidak bermakna dibuang.

b. Reduksi hasil wawancara. Data hasil wawancara berupa transkrip

percakapan dengan subjek, terdapat bagian-bagian yang menunjukan

kesulitan-kesulitan apa saja yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal

Persamaan Garis Lurus (PGL). Bagian tersebut dipilih sebagai data

sedangkan bagian yang tidak terkait dengan itu dibuang.

2. Penyajian data

Setelah direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan

data. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami

apa yang terjadi dan merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang

telah dipahami tersebut. Dalam hal ini, Miles dan Huberman (Sugiono,

2004:249) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk

menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat

naratif. Tahapan penyajian data dalam penelitian ini meliputi:

commit to user

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 40

a. Menyajikan deskripsi hasil analisis tes tertulis siswa dengann bahasa yang

mudah dimengerti dan rapi.

b. Menyajikan deskripsi hasil analisis tes wawancara dengan bahasa yang

mudah dimengerti dan rapi.

3. Menarik kesimpulan dan verifikasi

Langkah terakhir dari analisis ini yaitu menarik kesimpulan dan

verifikasi. Dalam penelitian kualitatif, kesimpulan awal yang ditemukan

masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti

yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi

apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-

bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan

mengumpulkan data, maka kesimpulan yang ditemukan merupakan

kesimpulan yang kredibel (Sugiyono,2004:252).

Dalam penelitian ini, hasil analisis data tertulis dan wawancara

dibandingkan atau dilakukann trianggulasi. Jika hasil dari kedua metode

pengambilan data tersebut menghasilkan data yang sama maka data yang

telah diperoleh tersebut valid karena sudah memenuhi kriteria kredibilitas.

Dengan demikian data yang telah valid tersebut dapat digunakan untuk

menentukan jenis-jenis kesulitan belajar matematika yang sedang dialami

siswa berdasarkan tingkat AQ nya.

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Tahap Pralapangan

a. Penyusunan proposal penelitian.

b. Mengurus perijinan ke SMPN 9 Surakarta.

c. Tahap observasi lapangan.

Pada tahap ini peneliti melakukan observasi. Pertama-tama peneliti

mewawancarai guru terkait dengan kesulitan belajar matematika yang

dialami siswa. Selanjutnya peneliti melakukan tes AQ kepada siswa kelas

VIIID SMPN 9 Surakarta untuk mengetahui tingkat AQ-nya.

commit to user

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 41

d. Menyusun instrumen soal tes tertulis pada materi Persamaan Garis Lurus

(PGL) dan pedoman wawancara.

e. Validasi instrumen soal dan wawancara.

2. Tahap Pekerjaan Lapangan

a. Melaksanakan tes tertulis kepada siswa kelas VIIID SMPN 9 Surakarta.

b. Memilih subjek dari masing-masing tingkat AQ secara purposive.

c. Melakukan wawancara terhadap subjek terpilih.

3. Tahap Analisis Data

a. Melakukan analisis hasil tes tertulis dan wawancara.

b. Mendeskripsikan hasil tes tertulis dan wawancara.

c. Penarikan kesimpulan.

4. Tahap Penulisan Laporan Penelitian