BAB III KONSEP PERANCANGAN - Digilib UNS

26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user BAB III KONSEP PERANCANGAN A. Konsep Karya Karya tugas akhir yang akan dirancang terdiri dari buku komik sebagai media pengenalan tokoh dan karakter Punokawan. Buku komik yang akan dibuat oleh penulis mengangkat cerita tentang empat tokoh Punokawan dalam pewayangan yang berbudi luhur. Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong yang selalu ingin menolong orang yang kesusahan, mereka selalu menolong dengan senang hati dan tanpa pamrih. Karena dijaman sekarang ini banyak anak-anak muda khususnya usia 13-18 tahun yang kurang mengenal tokoh dan karakter Punokawan. Maka dibuatlah komik Punokawan sebagai media pengenalan tokoh dan karakter Punokawan. Tujuan dari konsep perancangan komik Punokawan ini adalah untuk memperkenalkan Punokawan dan memberikan pembelajaran mengenai budi pekerti luhur yang baik dari masing-masing tokoh dan karakter Punokawan tersebut. Pemilihan judul buku komik yang akan dibuat adalah Punokawan yang disesuaikan dengan cerita wayang purwa. Dari kata Punoyang berarti sedih atau susahdan “Kawan” yang berarti teman. Arti keseluruhan dari Punokawan adalah “Teman dikala sedih atau susah”. Diharapkan buku komik Punokawan dapat diterima dan dinikmati oleh para pembaca dan pecinta komik di Indonesia. 16

Transcript of BAB III KONSEP PERANCANGAN - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

BAB III

KONSEP PERANCANGAN

A. Konsep Karya

Karya tugas akhir yang akan dirancang terdiri dari buku komik sebagai

media pengenalan tokoh dan karakter Punokawan. Buku komik yang akan dibuat

oleh penulis mengangkat cerita tentang empat tokoh Punokawan dalam

pewayangan yang berbudi luhur. Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong yang selalu

ingin menolong orang yang kesusahan, mereka selalu menolong dengan senang

hati dan tanpa pamrih. Karena dijaman sekarang ini banyak anak-anak muda

khususnya usia 13-18 tahun yang kurang mengenal tokoh dan karakter

Punokawan. Maka dibuatlah komik Punokawan sebagai media pengenalan tokoh

dan karakter Punokawan.

Tujuan dari konsep perancangan komik Punokawan ini adalah untuk

memperkenalkan Punokawan dan memberikan pembelajaran mengenai budi

pekerti luhur yang baik dari masing-masing tokoh dan karakter Punokawan

tersebut. Pemilihan judul buku komik yang akan dibuat adalah Punokawan yang

disesuaikan dengan cerita wayang purwa. Dari kata “Puno” yang berarti “sedih

atau susah” dan “Kawan” yang berarti “teman”. Arti keseluruhan dari Punokawan

adalah “Teman dikala sedih atau susah”.

Diharapkan buku komik Punokawan dapat diterima dan dinikmati oleh

para pembaca dan pecinta komik di Indonesia.

16

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

B. Konsep Rancangan

1. Konsep Fisik

a. Bentuk Komik

Bentuk komik yang akan dirancang penulis berupa buku komik.

Buku komik ini diharapkan dapat menjadi media komunikasi yang tepat

dan efektif dalam pengenalan tokoh dan karakter Punokawan kepada

generasi muda. Dan dapat meramaikan dunia perkomikan di Indonesia.

b. Format Komik

Format buku komik yang akan dirancang berukuran A5 (14,8 x 21

cm). Isi buku komik 16 lembar (32 halaman bolak-balik). Ilustrasi komik

dengan format grayscale/ hitam putih. Dengan tampilan cover dan back

cover warna.

c. Cover dan Back Cover

Cover dan Back Cover yang akan dirancang berukuran A5 untuk

menyesuaikan dengan halaman isi komik Punokawan. Tampilan cover

depan berisi artwork Punokawan yang disertai dengan logo judul komik

dan nama pengarang komik. Sedangkan untuk back cover berisi sinopsis

singkat cerita komik Punokawan.

2. Konsep Visual

a. Tema Komik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Tema komik yang akan diambil untuk komik Punokawan adalah

Action dan Comady. Dengan aksi-aksi para Punokawan yang seru dalam

mengalahkan musuh. Dan tingkah mereka yang lucu dalam menyelesaikan

setiap masalah, komik Punokawan diharapkan dapat menjadi satu

penyajian komik yang menarik dan sekaligus dapat memberikan pelajaran

budi pekerti luhur yang bermanfaat bagi para pembaca.

b. Alur Komik

Alur cerita dalam komik Punokawan memiliki alur maju, dengan

cerita tentang empat tokoh Punokawan (Semar, Gareng, Petruk, dan

Bagong) yang suka menolong orang yang kesusahan. Mereka selalu

menolong dengan senang hati dan tanpa pamrih.

Sedangkan untuk alur baca dalam komik Punokawan sesuai dengan

cara membaca buku yang lazim di Indonesia, yaitu dari kiri ke kanan dan

dari atas ke bawah. Dalam peralihan panel pada komik memakai empat

unsur peralihan, diantaranya:

1) Waktu ke waktu : Peralihan yang memerlukan sedikit penutupan.

2) Aksi ke aksi : Peralihan yang menunjukkan kemajuan

tindakan objek tunggal.

3) Subjek ke subjek : Peralihan yang masih dalam satu adegan atau

gagasan.

4) Adegan ke adegan : Peralihan yang membawa pembaca melintasi

ruang dan waktu, serta memerlukan pemikiran

deduktif.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

c. Setting/ Latar Komik

Setting/ latar komik Punokawan digambarkan dalam sebuah

pedesaan kecil bernama Purwapura tempat kediaman Punokawan. Dan

sebuah Hutan Angker tempat persembunyian Buto Murka dimana akan

menjadi tempat pertarungan Punokawan dan Buto Murka dalam

menyelamatkan Limbuk.

d. Penggambaran Komik

1) Gaya gambar yang digunakan dalam perancangan komik Punokawan

menggunakan gaya gambar kartun. Dengan jenis sudut pandang

berupa close up, tampak depan, tampak belakang, tampak samping,

dan tampak jauh.

2) Taknik gambar yang digunakan dalam komik Punokawan berupa

teknik arsir dengan penggunaan garis tebal tipis, baik renggang

ataupun rapat untuk menghasilkan efek tertentu. Dengan sedikit teknik

blok untuk mengeblok bagian-bagian tertentu.

3) Bingkai gambar (panel) yang digunakan mayoritas menggunakan

panel berbentuk persegi empat. Dan beberapa visual menggunakan

panel lepas sebagai variasi komik Punokawan.

4) Balon kata yang digunakan berpedoman pada standart yang biasa

digunakan dalam pembuatan komik. Dengan sedikit pengembangan,

sebagai ciri khas komik Punokawan. Berikut adalah beberapa contoh

visual balon kata komik Punokawan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Gambar 3.1 : Balon Kata Narasi Gambar 3.2 : Balon Kata Percakapan

Sumber : Data Pribadi, 2013 Sumber : Data Pribadi, 2013

5) Spesial efek yang digunakan berpedoman pada standart yang biasa

digunakan dalam pembuatan komik. Berikut adalah beberapa contoh

visual spesial efek komik Punokawan:

Gambar 3.3 : Zooming Efek Gambar 3.4 : Fast Efek

Sumber : www.deviantart.com, 2013 Sumber : www.deviantart.com, 2013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

e. Perancangan Karakter dan Tokoh Komik

1) Karakter Utama (Tokoh Protagonis)

a) Semar (Tetua dari Punokawan)

Sifat : Semar adalah orang yang selalu tenang dalam

menghadapi segala masalah. Semar juga merupakan orang berbudi

pekerti yang luhur, baik, dan bijaksana. Ciri fisik : Semar berwajah

tua, sebagai gambaran seorang yang sudah banyak makan asam

garam (berpengalaman). Tubuhnya gemuk, sedikit membungkuk,

dan memiliki kaki yang pendek, sebagai gambaran kerendahan hati.

Rambutnya putih menjambul keatas, sebagai gambaran selalu suci

dan mengingat yang diatas (Tuhan Yang Maha Esa). Visual : Laki-

laki berusia 81 tahun. Dengan tinggi 152cm dan berat 56kg.

b) Gareng (Anak partama Semar)

Sifat : Gareng adalah seorang yang selalu bertindak berani

dan berhati-hati. Penampilan dan wataknya sangat lucu. Ciri fisik :

Gareng bermata besar, sebagai gambaran memiliki pandangan yang

luas. Kaki kanannya pincang, sebagai gambaran kehati-hatian dalam

melangkah. Visual : Laki-laki berusia 33 tahun. Dengan tinggi

175cm dan berat 68kg. Membawa senjata Celurit.

c) Petruk (Anak kedua Semar)

Sifat : Petruk adalah orang sabar dan murah senyum. Petruk

juga merupakan seorang yang pemberani dan pandai. Ciri fisik :

Petruk memiliki postur tubuh serba panjang. Kakinya panjang,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

tangannya panjang, hidungnya panjang, rambutnya pun juga

panjang, sebagai gambaran seorang yang banyak kelebihan. Visual :

Laki-laki berusia 29 tahun. Dengan tinggi 192cm dan berat 82kg.

Membawa senjata Kapak.

d) Bagong (Anak ketiga Semar)

Sifat : Bagong adalah orang yang masih kekanak-kanakan.

Suka bermain-main dan bergurau. Ciri fisik : Bagong memiliki

bentuk tubuh yang hampir sama dengan Semar, sebagai gambaran

bayangan dari Semar. Wajahnya seperti anak kecil, sebagai

gambaran sebuah kepolosan. Bibirnya agak memble, sebagai

gambaran tingkah dan omongan yang semaunya sendiri. Visual :

Laki-laki berusia 17 tahun. Dengan tinggi 163cm dan berat 63kg.

Membawa senjata Kudi.

2) Karakter Sekunder (Tokoh Antagonis)

a) Buto Murka (Bangsa Raksasa)

Sifat : Buto Murka adalah seorang ras Buto kejam yang suka

memakan manusia. Ciri fisik : Buto Murka bertubuh raksasa,

tingginya diperkirakan sekitar tiga kali lipat tinggi manusia, sebagai

gambaran kekuatan dasyat yang tidak akan bisa dikalahkan manusia.

Matanya melotot, giginya bertaring, dan kepalanya bertanduk,

sebagai gambaran seorang makhluk yang sangat kejam dan

menakutkan. Visual : Buto laki-laki berusia 111 tahun. Dengan

tinggi 555cm dan berat 444kg. Membawa senjata Gada.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

3) Karakter Pendukung

a) Cangik

Sifat : Cangik adalah seorang yang baik hati dan penuh kasih

sayang. Ciri fisik : Cangik berambut putih, wajah tua dan keriput,

sebagai gambaran seorang yang sudah banyak makan asam garam

(berpengalaman). Tubuhnya kurus dan kecil, sebagai gambaran

seorang yang selalu tabah, menerima apa adanya dan sabar. Visual :

Perempuan berusia 69 tahun. Dengan tinggi 156cm dan berat 45kg.

b) Limbuk (Anak Cangik)

Sifat : Limbuk adalah seorang yang suka berdandan dan

narsis seperti layaknya anak-anak muda. Ciri fisik : Limbuk

berpostur tubuh serba besar. Badannya besar, dadanya besar,

pinggulnya besar, dan pipinya tembem dengan bibir mecucu, sebagai

gambaran seorang yang bernafsu besar. Visual : Perempuan berusia

23 tahun. Dengan tinggi 169cm dan berat 69kg.

c) Jokiwo dan Jhono (Kepala desa dan Keamanan)

Sifat : Jokiwo seorang yang pemberani namun Jhono seorang

yang penakut. Ciri fisik : Jokiwo pendek sedangkan Jhono tinggi

sebagai gambaran suatu yang saling melengkapi. Visual : Jokiwo

laki-laki berusia 45 tahun. Dengan tinggi 166cm dan berat 50kg.

Jhono laki-laki berusia 39 tahun. Dengan tinggi 174cm dan berat

65kg. Jokiwo dan Jhono selalu terlihat bersama-sama.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

f. Sinopsis Komik

Pada suatu pagi yang cerah ditengah desa Purwapura, suasana

tampak sepi. Semua warga desa bersembunyi didalam rumah karena

terusik isue tentang adanya gossip Buto Murka sedang mencari gadis

muda. Konon kabarnya Buto yang berumur lebih dari 1 abad harus

memakan gadis muda untuk menambah panjang umur dan kesaktian.

Beberapa saat kemudian tiba-tiba terdengar suara gemuruh ribut yang amat

keras dari arah pintu masuk desa menuju tengah desa. Kemudian

munculah sosok raksasa tinggi besar yang tidak mengenal sopan santun

bernama “Buto Murka” dan berteriak-teriak kepada semua penduduk desa

untuk meminta tumbal seorang gadis muda.

Karena tidak mau desa Purwapura diorak-arik oleh Buto Murka,

kepala desa kemudian mencarikan tumbal untuk Buto Murka. Akan tetapi

tidak ada satupun tumbal yang disukai Buto Murka. Dan akhirnya Buto

Murka menemukan Limbuk yang sesuai dengan seleranya. Buto Murka

langsung membawa Limbuk menuju kedalam hutan angker untuk

dimakan. Cangik yang mengetahui anaknya dibawa kabur oleh Buto

Murka, segera berlari menuju kediaman Punokawan untuk meminta

pertolongan para Punokawan. Sesampainya dikediaman Punokawan,

Cangik langsung berlari dihadapan Semar meminta tolong sambil

terengah-engah. Para Punokawan heran melihat Cangik yang kebingungan.

Kemudian Cangik menceritakan kepada Punokawan bahwa Limbuk telah

dibawa kabur Buto Murka dan akan dijadikan makanan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Mendengar cerita Cangik kemudian para Punokawan disertai

Cangik bergegas mencari Limbuk dengan perlengkapan seadanya. Dengan

niat yang luhur Punokawan menolong Cangik untuk menyelamatkan

Limbuk yang akan dimakanan Buto Murka.

Dan segara setelah sampainya mereka ditengah hutan Angker,

terlihatlah raksasa bertampang garang bernama Buto Murka itu. Petruk

langsung meminta Limbuk untuk dikembalikan. Namun, Buto Murka tidak

semudah itu menyerahkan Limbuk. Buto Murka dengan sombongnya

menantang semua Punokawan. Majulah Peruk karena geram mendengar

ucapan Buto Murka. Namun, kemudian Buto Murka memberikan bogem

mentah kepada Petruk dan Gareng. Setelah menjatuhkan Petruk dan

Gareng, Buto Murka semakin diatas angin dan kembali menantang para

Punokawan. Punokawan akhirnya bersatu membentuk formasi

“Punokawan Ultimated” untuk mengalahkan Buto Murka.

Para Punokawan memberikan serangan bertubi-tubi kepada Buto

Murka dan akhirnya Buto Murka dapat dikalahkan. Setelah dijatuhkannya

Buto Murka kemudian para Punokawan dan Cangik bergegas

menyelamatkan Limbuk. Setelah Limbuk selamat, kemudian mereka

semua kembali kedesa Purwapura. Akhirnya Buto Murka menyesali semua

perbuatannya dan kemudian bertaubat.

g. Pembagian Halaman

Hal 1 : Gambar Chapter 1 dan Judul Chapter1.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Hal 2 : Pengenalan tokoh dan karakter komik Punokawan.

Hal 3 : Pengenalan tokoh dan karakter komik Punokawan.

Hal 4 : Suasana di Desa Purwapura.

Panel 1 : Gambaran suasana pintu masuk didepan desa Purwapura.

Narasi : Suasana desa tampak sepi, karena terusik kabar tentang adanya

isue, buto sedang mencari gadis muda...

Panel 2 : Gambaran suasana disekitar desa Purwapura.

Narasi : Konon kabarnya Buto yang berumur lebih dari 1 abad harus

memakan gadis muda untuk menambah panjang umur dan

kesaktian.

Panel 3 : Perbincangan pak dukuh dengan keamanan desa.

Dialog : Pak Dukuh : “Pak bro, tumben desa kita sepi begini yaa?!”

Keamanan : “Lah... pak dukuh gak tau to? Lagi ada gosip buto

cari gadis muda.”

Pak Dukuh : “Halah... bikin gosip kok aneh-aneh segala, kayak

infotaimen aja.”

Panel 4 : Pak Dukuh terkejut mendengar suara gemuruh dari Hutan

Angker, diujung desa.

Dialog : Pak Dukuh : “Ada yang aneh!!!”

Hal 5 : Kemunculan Buto

Panel 1 : Gambaran pepohonan yang bergoyang.

Narasi : Tiba-tiba muncul sosok misterius dari dalam Hutan Angker.

Sfx : Kruseekkk!! Kruseekkk!! Dum! Dum! (suara hentakan yang keras)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Panel 2 : Sosok Buto muncul dengan mulut mengangah.

Dialog : Buto : ”Buahahaha... aku adalah Buto Murka!! Orang-orang

kampung berikan aku tumbal gadis muda!!”

Panel 3 : Pak Dukuh dan Keamanan terkejut.

Dialog : Keamanan : “Lah... yang diomongin dateng!!”

Pak Dukuh : “Muke gile... gede banget!”

Panel 4 : Sosok Buto memasuki Desa Purwapura.

Narasi : Buto Murka, makhluk raksasa yang suka memakan manusia

(pengenalan sosok Buto).

Hal 6 : Buto Murka meminta tumbal gadis muda.

Panel 1 : Buto Murka meminta tumbal gadis muda.

Dialog : Buto Murka: “Oii... oii... manusia berikan aku tumbal gadis

muda!! Kalau tidak mau, desa ini aku orak-arik!!”

Panel 2 : Keamanan dan Pak Dukuh berunding.

Dialog : Keamanan : ”Gimana Pak Dukuh, bisa ludes desa kita?”

Pak Dukuh : “Tenang pak bro... kita berikan saja apa yang Buto

Itu mau, yang penting desa kita aman.”

Panel 3 : Pak Dukuh berunding dengan Buto Murka.

Dialog : Keamanan : “Ayo cepet Pak Dukuh...” (keamanan ketakutan).

Pak Dukuh : “Sabar ya mas bro... tak carikan dulu apa yang mas

Bro mau.”

Buto Murka : “Cepetan!! Gak pake lama!!”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Narasi : Beberapa saat kemudian, setelah Pak Dukuh selesai mencarian

tumbal.

Hal 7 : Pemilihan Tumbal

Panel 1 : Gambar tumbal seorang nenek-nenek.

Dialog : Buto Murka : “Jiaahhh!!... dagingnya allout!!”

Panel 2 : Gambar tumbal seorang anak-anak.

Dialog : Buto Murka : “Jiaahhh!!... dagingnya hambar!!”

Panel 3 : Gambar tumbal seorang bencong.

Dialog : Buto Murka : “Buseettt!!... bonceng!! Ehh, bencong!! Bisa alergi

aku!! Hoeeekk!!”

Panel 4&5 : Buto Murka memukul Pak Dukuh.

Dialog : Buto Murka : “Kampreettt! mau ngelawak!!” (Buto Murka kesal).

Pak Dukuh : “wadaw...”

Sfx : Toweew!! (efek pukulan gada)

Sfx : Tink!!

Panel 6 : Buto Murka mencari tumbal lain (terlihat dua orang

bersembunyi).

Dialog : Cangik : “Sembunyi mbuk...”

Limbuk : “Dia ngeliat kemari, maakkk!!”

Buto Murka : “Oii... kok sepi yaa? Apa itu...?”

Hal 8 : Buto Murka menemukan Limbuk.

Panel 1 : Buto Murka menangkap Limbuk.

Dialog : Limbuk : “Maakkk!! Help me!!” (Limbuk menjerit).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Buto Murka : “Buahahaha, ini baru mantap!!... dibikin sup pasti

mak nyus!!”

Panel 2 : Buto Murka membawa pergi Limbuk.

Narasi : Akhirnya Buto Murka mendapatkan gadis muda yang dicari-

carinya. Dan segera membawanya pulang.

Dialog : Buto Murka : “Asiikkk... makan enak hari ini.”

Panel 3 : Ekspresi muka Cangik ketakutan dan menengis.

Panel 4 : Cangik berlari mencari pertolongan.

Dialog : Cangik : “Limbuk... anakku...”

Hal 9 : Punokawan

Panel 1 : Gambaran kediaman Punokawan.

Narasi : Kediaman Punokawan

Panel 2 : Gareng terkejut.

Dialog : Gareng : “Limbuk bikin ulah lagi pasti.”

Panel 3 : Cangik berteriak minta tolong.

Dialog : Cangik : “Toloong!!...”

Panel 4 : Cangik dan Punokawan terkejut.

Dialog : Bagong : “Kenapa mbok?...” (Sambil makan).

Hal 10 : Semar

Panel 1 : Gambar tampak dekat Semar.

Panel 2 : Cangik meminta bantuan.

Dialog : Cangik : “Kakang, tolong saya!!” (dengan suara keras)

Panel 3 : (Intermesso) Gareng bertanya pada Petruk.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Dialog : Gareng : “Ada apa truk?...” (sambil melempar tai ayam ke arah

Petruk).

Petruk : “ Kasih tau gak yaa??...”

Panel 4 : Pengenalan Semar.

Narasi : Semar. Tetua Punokawan, Romo para Punokawan.

Dialog : Semar : “Ada apa mbakyu? Bicara pelan-pelan... ” (sambil

mengambil cangkir teh).

Hal 11 : Gareng

Panel 1 : Pengenalan Gareng.

Narasi : Gareng. Anak angkat pertama Semar.

Dialog : Gareng : “Ada apa romo? Kok ribut-ribut?”

Panel 2 : (Intermesso) Petruk terkejut ada tai ayam didahinya.

Dialog : Petruk : “Jiaahhh!!... tai ayam!!”

Panel 3 : Petruk marah-marah.

Dialog : Petruk : “Ngajak berantem ya reng?!”

Gareng : “Ayo... siapa takut...”

Panel 4 : Gareng berkelahi dengan Petruk dan dipisah Bagong.

Dialog : Bagong : “Sudah-sudah jangan berantem terus donk...”

Sfx : Takk!! Tunk!! Ndang!! Nduuttt!!

Hal 12 : Petruk

Panel 1 : Cangik menangis minta tolong.

Dialog : Cangik : “Anakku Limbuk dibawa Buto Murka menuju Hutan

Angker, mau dijadikan makanan.”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Panel 2 : Pengenalan Petruk.

Narasi : Petruk. Anak angkat kedua Semar.

Dialog : Petruk : “Berani sekali, si buto jelek itu bikin ulah. Belum tahu

dia... berhadapan dengan siapa?!”

Panel 3 : (Intermesso) Gareng kesal dengan Petruk.

Dialog : Gareng : “Gak usah banyak gaya deh kamu truk!!”

Panel 4 : Cangik terus menangis.

Dialog : Cangik : “Tolonglah saya kakang Semar...”

Panel 5 : Semar tersenyum mendengar keterangan Cangik.

Dialog : Semar : “Ohh.. begitu masalahnya, mari kita selesaikan bersama.”

Hal 13 : Bagong

Panel 1 : Pengenalan Bagong.

Narasi : Bagong. Anak angkat ketiga Semar.

Dialog : Bagong : “Mbok Cangik nanti kasih roti yanh banyak yaa?... ”

Panel 2 : Semar menasehati Bagong.

Dialog : Semar : “Eiite... anakku, menolong orang itu tanpa pamrih.”

Bagong : “Iya, romo...”

Panel 3 : Semar mengajak anak-anaknya untuk menolong Cangik.

Dialog : Semar : “Baiklah anak-anakku, ayo kita tolong mbok Cangik!!”

Panel 4 : Petruk berteriak semangat.

Dialog : Petruk : “Allright, let’s go romo!!”

Panel 5 : Gareng berteriak semangat.

Dialog : Gareng : “Siap romo!!”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Hal 14 : Punokawan siap menyelamatkan Limbuk

Panel 1 : Gambaran didepan kediaman Punokawan.

Narasi : Setelah persiapan dan mengatur rencana Punokawan bergegas

menyelamatkan Limbuk.

Dialog : Punokawan : “Ayo maju!!”

Panel 2 : Perjalanan Punokawan menuju Hutan Angker.

Hal 15 : Hutan Angker

Panel 1 : Gambaran suasana Hutan Angker (tempat persembunyian Buto

Murka).

Sfx : Errghh!! Arrgh!! Errghh!! Arrghh!!.

Dialog : Cangik : “Angker bener, dipagerin segala?!”

Semar : “ Ohh... itu yang magerin aku.”

Panel 3 : Semar menasehati anak-anaknya.

Dialog : Semar : “Jangan gegabah anak-anak.”

Panel 4 : Bagong ketakutan.

Dialog : Bagong : “ Hutan Angker, Kok jadi parno ya aku.”

Cangik : “Ealah... badan aja yang gede gong...”

Hal 16-17 : Artwork Punokawan

Panel 1 : Gambar Punokawan siap beraksi.

Dialog : Gareng : “ Hati-hati jangan gegabah Truk!?.”

Petruk : “Ciihhh...hehehe...”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Hal18 : Gambar Chapter 2 dan Judul Chapter2

Hal 19 : Buto Murka

Panel 1 : Buto Murka bersiap memasak Limbuk.

Dialog : Buto Murka : “Masak-masak sendiri... Makan-makan sendiri...”

Panel 2 : Punokawan mengintip dari balik semak-semak.

Dialog : Gareng : “Pucuk dicinta, ulam pun tiba.”

Bagong : “ Bagaimana sekarang romo?”

Cangik : “Limbuk ...”

Panel 3 : Petruk geram.

Dialog : Petruk : “Aku sudah tidak sabar, babat habis saja semua!”

Buto Murka : “Akhirnya bisa makan enak, sebentar lagi usia dan

Kesaktianku akan bertambah.”

Hal20 : Buto Murka marah.

Panel 1 : Petruk menantang Buto Murka.

Dialog : Petruk : “Woii... Buto Murka, lepasin si Limbuk”

Panel 2 : Buto Murka marah.

Dialog : Buto Murka : “Mau gadis ini?...”

Panel 3 : Buto Murka siap bertarung.

Dialog : Buto Murka : “Langkahi dulu mayatku!! Buahahaha.”

Hal21 : Serangan Petruk.

Panel 1 : Petruk marah.

Dialog : Petruk : “Kampreettt!!”

Panel 2 : Petruk menyerang Buto Murka.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Sfx : Ciiaaaaakk!! (Buto Murka menangkis)

Panel 3 : Buto Murka memukul Petruk.

Dialog : ButoMurka : “Dasar pendek!!”

Sfx : Deessst!! (Buto Murka membogem mentah Petruk)

Hal22 : Gareng bingung.

Panel 1 : Petruk kontal.

Dialog : Gareng : “Petruk kontal.”

Panel 2 : Gareng marah.

Dialog : Gareng : “Awas kau, Buto jel..”

Panel 3 : Buto Murka memukul Gareng.

Sfx : Doeenk!!

Hal23 : Bagong Geram.

Panel 1 : Petruk dan Gareng KO.

Panel 2 : Buto Murka diatas angin.

Dialog : Buto Murka : “Ayo siapa lagi yang mau maju?!!”

Panel 3 : Bagong geram (Semar menahan Bagong).

Dialog : Bagong : “Dasar Buto sombong.”

Semar : “ Tenang anakku, jangan gegabah. Punokawan harus

menyatukan kekuatan.”

Hal24 : Punokawan bersatu.

Panel 1 : Semar bangkit.

Dialog : Semar : “Ayo Punokawan bersatu!!”

Panel 2 : Punokawan bersatu.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Narasi : Punokawan Ultimate.

Dialog : Bagong : “Bersatu kita teguh, bercerai kita brantakan!!”

Petruk : “Punokawan”

Gareng : “ Ultimated”

Hal25 : Serangan terakhir Punokawan.

Panel 1 : Petruk.

Dialog : Petruk : “Awas kalo gagal.”

Panel 2 : Semar.

Dialog : Semar : “Bersatu anak-anak!”

Panel 3 : Gareng.

Dialog : Gareng : “Siap romo.”

Panel 4 : Bagong.

Dialog : Bagong : “Serangan terakhir!!”

Panel 5 : Cangik.

Dialog : Cangik : “ Majuu!!!”

Panel 6 : Buto Murka.

Dialog : Buto Murka : “Formasi apa itu?!”

Hal26 : Serangan Semar.

Panel 1 : Jurus andalan Semar.

Dialog : Semar : “Ajian Kentut!”

Panel 2 : Punokawan bersatu.

Panel 3 : Buto Murka terdesak.

Dialog : Buto Murka : “Asap apa ini, bau banget?!”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Hal27 : Serangan Gareng.

Panel 1 : Jurus andalan Gareng.

Panel 2 : Serangan Gareng.

Dialog : Gareng : “Jurus Celurit Cetar Membahana!!”

Panel 3 : Gareng menebas Buto Murka.

Hal28 : Serangan Petruk.

Panel 1 : Buto Murka kesakitan

Sfx : Arrrgghhh!!

Panel 2 : Serangan Petruk.

Panel 3 : Jurus andalan Petruk.

Dialog : Petruk : “Jurus Kapak Melanglang Buana!!”

Hal29 : Buto Murka kalah.

Panel 1 : Buto Murka kalah.

Dialog : Petruk : “Rasakan itu buto jelek!!”

Panel 2 : Efek darah.

Panel 3 : Gareng senang.

Dialog : Gareng : “Sudah selesai?”

Panel 4 : Bagong terkejut.

Dialog : Bagong : “Ehh... aku belum beraksi...” (sambil bengong).

Hal 30 : Buto Murka Tumbang.

Panel 1-3 : Slowmotion tumbangnya Buto Murka.

Panel 4 : Tampak dekat Buto Murka.

Sfx : BRAAKKK!!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Hal 31 : Limbuk Selamat.

Panel 1 : Limbuk berpelukan dengan Cangik.

Dialog : Limbuk : “Maakkk...”

Cangik : “ Limbuk...”

Panel 2 : Punokawan bersiap kembali kedesa, Semar memberi nasehat

terakhir.

Dialog : Semar : “Kebenaran yang tulus akan selalu mengalahkan

kejahatan.”

Hal 32 : Buto Murka Tobat.

Panel 1 : Buto Murka menghadap kesungai.

Panel 2 : Buto Murka menyesali perbuatannya.

Narasi : Buto Murka menyadari kesalahannya, kemudian bertaubat.

Tamat.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

C. Teknik Pelaksanaan

1. Desain Logo Judul Komik

Untuk desain logo judul komik Punokawan menggunakan font “Jawa

Palsu” dengan pengembangan model agar lebih terlihat menarik. Alasan

pemilihan font tersebut adalah bentuknya yang sesuai dengan visual yang akan

dibawakan dan memiliki karakteristik yang kuat.

Berikut adalah contoh dari font Jawa Palsu.:

Aa Bb Cc De Ee Ff Gg Hh Ii Jj Kk Ll Mm Nn Oo Pp Qq

Rr Ss Tt Uu Vv Ww Xx Yy Zz 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2. Desain Halaman Komik

Komik yang akan dibuat berjumlah 32 halaman dengan format portrait

/ vertikal. Ukuran komik A5 (14,8 x 21 cm) dengan bahan kertas HVS ukuran

80gr. Pewarnaan komik hitam putih.

Untuk desain halaman komik dibuat dalam beberapa proses/ tahapan

pembuatan komik. Tahapan pertama setelah selesai pembuatan storyline

komik, perancangan tokoh dan karakter komik, dan pembagian halaman adalah

pembuatan sketsa kasar (Thumbnail). Untuk tahap selanjutnya adalah

memensil, meninta, dan finishing. Dalam tahap finishing komik hasil penintaan

akan discan, kemudian diedit menggunakan software Adobe Photoshop untuk

menambahkan efek dan teks.

Untuk penulisan teks dalam balon kata komik Punokawan

menggunakan beberapa typografi sebagai berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

a. Pengisi balon kata

Untuk balon kata pada komik menggunakan font “a.c.m.e.

explosive”. Karena bentuknya sederhana, mudah dibaca, dan terlihat

tidak kaku.

Berikut adalah contoh dari font “a.c.m.e. explosive” :

Aa Bb Cc Dd Ee Ff Gg Hh Ii Jj Kk Ll Mm Nn Oo Pp Qq Rr Ss Tt Uu Vv

Ww Xx Yy Zz 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0

b. Pengisi keterangan

Untuk pengisi keterangan pada komik menggunakan font “komika

axis”. Karena bentuknya sederhana, jelas, dan mudah dibaca. Berikut

adalah contoh dari font “komika axis” :

Aa Bb Cc Dd Ee Ff Gg Hh Ii Jj Kk Ll Mm Nn Oo Pp Qq Rr Ss Tt Uu Vv Ww Xx Yy Zz 1 2

3 4 5 6 7 8 9 0

3. Desain Cover dan Back Cover Komik

Cover dan back cover komik dibuat dalam format ukuran A5 (14,8 x

21 cm), full colour. Dengan bahan kertas Art Paper 260gr. Tampilan visual

untuk cover dan back cover komik Punokawan berupa logo Punokawan,

Ilustrasi karakter punokawan, dan sinopsis komik Punokawan.

Untuk desain Cover dan back cover komik dibuat dalam beberapa

proses/ tahapan. Tahapan pertama adalah menggambar artwork secara manual

menggunakan pensil dan drawing pen. Tahap kedua adalah scaning hasil

artwork manual. Dan tahap terakhir adalah finishing menggunakan software

Adop Photoshop untuk mengedit, mamberi warna, dan melayout.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

D. Perancangan Media Pendukung

1. Poster

Poster sebagai media pendukung sangat efektif untuk buku komik

Punokawan sekaligus sebagai media pengenalan tokoh dan karakter

Punokawan. Penekanan unsur visual yang lebih besar dan full colour adalah

sebagai point of view dalam sebuah poster komik Punokawan.

Poster dibuat dengan format A3 (42 x 29,7cm) dengan visualisasi

seluruh tokoh dan karekter komik Punokawan beserta Logo Punokawan.

Pemilihan poster sebagai media pendukung komik Punokawan dikarenakan

memiliki feleksibilitas yang cukup tinggi dalam penempatannya.

2. Pembatas Buku

Pembatas buku sebagai media pendukung untuk membatasi halaman

yang sudah dibaca, agar buku tidak cepat rusak. Pembatas Buku dibuat dengan

format portrait dengan ukuran 18 x 5cm. Dengan visual logo Punokawan.

Pemilihan pembatas buku sebagai media pendukung komik Punokawan

dikarenakan biaya produksinya yang murah, efektif, dan efisien untuk

digunakan.

3. Stiker

Stiker sebagai media pendukung komik Punokawan, sakaligus sebagai

merchandise komik Punokawan. Stiker dibuat dengan ukuran 6 x 9cm. Dengan

visualisasi tokoh dan karakter Punokawan beserta Logo Punokawan. Pemilihan

stiker sebagai media pendukung komik Punokawan dikarenakan biaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

produksinya yang murah dan memiliki feleksibilitas yang cukup tinggi dalam

penempatannya.

4. Papertoys / Mainan Kertas

Pepertoys sebagai media pendukung komik Punokawan, sekaligus

sebagai hadiah komik Punokawan. Papertoys dicetak dalam format A3, tinggi

hasil jadi papertoys kurang lebih 10-15 cm. Dengan empat varian tokoh

Punokawan. Pemilihan papertoys sebagai media pendukung komik Punokawan

adalah untuk mengingatkan pembaca kepada tokoh dan karakter komik

Punokawan, sekaligus sebagai koleksi action figure.

5. Blog Komik Punokawan

Blog komik Punokawan sebagai media pendukung berfungsi sebagai

media penampung para pembaca komik Punokawan dan media penyalur

informasi yang up-date tentang komik Punokawan kepada para pembaca.

Pemilihan blog komik Punokawan sebagai media pendukung komik

Punokawan dikarenakan semakin berkembangnya teknologi dan informatika

dikalangan generasi muda. Sehingga blog komik Punokawan menjadi situs web

yang positif, efektif, dan efisien sebagai media pendukung komik Punokawan.