ASKEB NEONATUS

31
ASKEB NEONATUS HAND OUT ULIAH : ASUHAN KEBIDANAN PADA NEONATUS, BAYI DAN BALITA : ASUHAN KEBIDANAN PADA NEONATUS, BAYI DAN BALITA DENGAN JEJAS PERSALINAN OPIK : ASUHAN KEBIDANAN PADA NEONATUS, BAYI DAN BALITA DENGAN CAPUT SUKSEDANEUM, CHEPALHEMATOMA, TRAUMA PADA FLEKSUS BRACHIALIS DAN FRAKTUR CLAVICULA IF PERILAKU SISWA 1. Pada akhir pembelajaran ini Mahasiswa dapat mendefinisikan Caput Suksedaneum pada bayi baru lahir, bayi dan balita dengan benar 2. Pada akhir pembelajaran ini Mahasiswa dapat mendefinisikan Chepalhematoma pada bayi baru lahir, bayi dan balita dengan benar 3. Pada akhir pembelajaran ini Mahasiswa dapat mendefinisikan Fraktur Brachialis pada bayi baru lahir, bayi dan balita dengan benar 4. Pada akhir pembelajaran ini Mahasiswa dapat mendefinisikan Fraktur Clavicula pada bayi baru lahir, bayi dan balita dengan benar 5. Pada akhir pembelajaran ini Mahasiswa dapat menjelaskan asuhan kebidanan pada neonatus, bayi dan balita dengan Caput Suksedaneum dengan benar

Transcript of ASKEB NEONATUS

ASKEB NEONATUS

HAND OUT

MATA KULIAH       :  ASUHAN KEBIDANAN PADA NEONATUS, BAYI DAN BALITA                        :  ASUHAN KEBIDANAN PADA NEONATUS, BAYI DAN

BALITA DENGAN JEJAS PERSALINAN

SUB TOPIK               :  ASUHAN KEBIDANAN PADA NEONATUS, BAYI DAN BALITA

DENGAN CAPUT SUKSEDANEUM, CHEPALHEMATOMA, TRAUMA PADA FLEKSUS

BRACHIALIS DAN FRAKTUR CLAVICULA

OBJEKTIF PERILAKU SISWA

1.      Pada akhir pembelajaran ini Mahasiswa dapat mendefinisikan

Caput Suksedaneum pada bayi baru lahir, bayi dan balita dengan

benar

2.      Pada akhir pembelajaran ini Mahasiswa dapat mendefinisikan

Chepalhematoma pada bayi baru lahir, bayi dan balita dengan

benar

3.      Pada akhir pembelajaran ini Mahasiswa dapat mendefinisikan

Fraktur Brachialis pada bayi baru lahir, bayi dan balita

dengan benar

4.      Pada akhir pembelajaran ini Mahasiswa dapat mendefinisikan

Fraktur Clavicula pada bayi baru lahir, bayi dan balita dengan

benar

5.      Pada akhir pembelajaran ini Mahasiswa dapat menjelaskan

asuhan kebidanan pada neonatus, bayi dan balita dengan Caput

Suksedaneum dengan benar

6.      Pada akhir pembelajaran ini Mahasiswa dapat menjelaskan

asuhan kebidanan pada neonatus, bayi dan balita dengan

Chepalhematoma dengan benar

7.      Pada akhir pembelajaran ini Mahasiswa dapat menjelaskan

asuhan kebidanan pada neonatus, bayi dan balita dengan Fraktur

Brachialis dengan benar

8.      Pada akhir pembelajaran ini Mahasiswa dapat menjelaskan

Fraktur Clavicula pada bayi baru lahir, bayi dan balita dengan

benar

PENDAHULUAN

Asuhan kebidanan adalah perawatan yang diberikan oleh bidan.

Jadi Asuhan Kebidanan pada Neonatus, Bayi dan Balita adalah

perawatan yang diberikan oleh bidan pada bayi baru lahir, bayi

dan balita. Neonatus, bayi dan balita dengan jejas persalinan

adalah suatu keadaan trauma pada bayi baru lahir, bayi dan

balita yang terjadi selama proses persalinan dan dapat

menyebabkan gangguan pada neonatus, bayi dan balita apabila

tidak diberikan asuhan yang tepat dan benar. Oleh sebab itu

seluruh mahasiswa kebidanan harus mempelajari asuhan kebidanan

pada neonatus, bayi dan balita pada masa perkuliahan, sehingga

pada saat calon bidan diterjunkan di lahan praktek sudah mampu

untuk memberikan asuhan kebidanan pada neonatus, bayi dan

balita dengan benar. Ada beberapa trauma akibat proses

persalinan diantaranya adalah adanya caput suksedaneum,

chepalhematoma, fraktur brachialis dan fraktur claviculla.

MATERIASUHAN KEBIDANAN

PADA NEONATUS & BAYI DENGAN JEJAS PERSALINAN SERTA

PENATALAKSANAAN

CAPUT SUKSEDANEUM  DEFINISI

Adalah benjolan atau pembengkakan karena adanya timbunan getah bening di kepala (pada presentasi kepala) pada bayi lahir.

  ETIOLOGIAdanya tekanan yang kuat pada kepala pada saat memasuki

jalan lahir, sehingga terjadi pembendungan sirkulasi perifer dan limfe disertai pengeluaran cairan tubuh ke jarngan ekstra vasa. Misalnya pada :

1.      Partus lama2.      Persalinan dengan vacum ekstraksi.  GEJALA1.      Oedema di kepala2.      Pada peabaan tersa lembut dan lunak3.      Benjolan berisi serum dan kadang bercampur dengan darah.4.      Oedema melampaui tulang tengkorak5.      Batas yang tidak jelas.6.      Permukaan kulit pada benjolan berwarna ungu atau

kemerahann.7.      Benjolan akan menghilang 2 sampai 3 minggu tanpa

pengobatan.  PENATALAKSANAAN1.      Perawatan bayi sama dengan perawatan bayi normal.2.      Pengawasan keadaan umum bayi,3.      Berikan lingkungan yang baik, adanya ventilasi yang cukup

dan sinar matahari bisa masuk.4.      Pemberian ASI yang adekuat, bidan harus mengajarkan pada

ibu teknik menyusui yang benar.5.      Pencegahan infeksi harus dilakukan untuk menghindari adanya

infeksi pada benjolan.6.      Berikan konseling pada orang tua, tentang :a         Keadaan trauma yang dialami oleh bayi.b        Jelaskan bahwa benjolan akan menghilang dengan sendiri

tanpa pengobatan setelah 2 sampai 3 minggu.c         Perawatan bayi sehari-harid        Manfaat dan teknik pemberian ASI.

SEFAL HEMATOM  DEFINISI

Pembengkakan pada daerah kepala yang disebabkan karena adanya penumpukan darah akibat perdarahan pada sub periostinum.

  ETIOLOGI1.      Adanya tekanan jalan lahir yang terlalu lama2.      Mollage yang terlalu kuat3.      Partus dengan tindakan  TANDA DAN GEJALA1.      Kepala tampak bengkak dan berwarna merah.2.      Tampak benjolan dengan batas yang tegas dan tidak melampaui

tulang tengkorak.3.      Pada perabaan terasa mula-mula keras kemudian menjadi

lunak.4.      Benjolan tampak jelas  6 sampai 8 jam seetelah lahir.5.      Benjolan membesar pada hari kedua atau ketiga.6.      Benjolan akan menghilang dalam beberapa minggu.

  PENATALAKSANAAN1.      Perawatan yang dilakukan hampir sama dengan kaput

suksedaneum.2.      Jika ada luka dijaga agar tetap bersih dan kering.3.      Pemberian vitamin K jika perlu.4.      Apabila dicurigai terjadi fraktur tulang tengkorak, harus

dilakukan pemeriksaan lain. Misalnya, ffhoto thorak.5.      Pemeriksaan radiologik hanya dilakukan apabila dicurigai

adanya gangguan susunan syaraf pusat. Misalnya, tampak bnejolan yang sangat luas.

BRACHIAL PALSI  DEFINISI

Kelumpuhan pada pleksus brachial.  PENYEBAB1.      Tarikan lateral pada kepala dan leher pada saat melahirkan

bahu2.      Apabila lengan ekstensi melewati kepala pada presentasi

bokong atau terjadi tarikan yang berlebihan pada bahu.   GEJALA1.      Gangguan motorik pada lengan atas2.      Lengan atas pada kedudukan ekstensi dan abduksi3.      Jika anak diangkat, lengan akan tampak lemas dan

menggantung.4.      Refleks moro negatif.5.      Hiperekstensi dan fleksi pada jari-jari

6.      Refleks meraih dengan tangan tidak ada.  PENATALAKSANAAN1.      Immobilisasi parsial dan penempatan lengan yang sesuai

untuk mncegah terjadinya kontraktur.2.      Memberi penguat atau bidai 1 sampai 2 minggu3.      Rujuk.

FRAKTUR CLAVICULA  DEFINISI

Patahnya tulang clavicula pada saat proses persalinan,biasanya karena terjadi kesulitan dalam melahirkan bahu padaletak kepala dan melahirkan lengan pada prosentase bokong.

  TANDA DAN GEJALA1.      Bayi tidak dapat menggerakan lengan secara bebas pada sisi

yang mengalami gangguan2.      Bayi menjadi rewel karena rasa sakit3.      Adanya krepitasi dan perubahan warna kulit di daerah yang

sakit.  PENATALAKSANAAN1.      Jangan banyak digerakan2.      Imobilisasi lengan dan bahu pada sisi yang sakit3.      Rawat bayi dengan hati-hati4.      Nutrisi yang adekuat (pemberian ASI yang adekuat dengan

cara mengajarkan kepada ibu cara pemberian ASI dengan posisitidur, dengan sendok, dengan pipet).

5.      Rujuk dengan pemberian inform consent dan inform choise.

KESIMPULAN

  CAPUT SUKSEDANEUMAdalah benjolan atau pembengkakan karena adanya timbunan getahbening di kepala (pada presentasi kepala) pada bayi lahir. Penyebabnya adanya tekanan yang kuat pada kepala pada saat memasuki jalan lahir. Penanganannya dengan perawatan bayi samadengan perawatan bayi normal, pengawasan keadaan umum bayi, berikan lingkungan yang baik, berikan ASI yang adekuat, ajarkan pada ibu teknik menyusui yang benar, pencegahan infeksi, konseling pada orang tua.

  SEFAL HEMATOMAdalah pembengkakan pada daerah kepala yang disebabkan karena adanya penumpukan darah akibat perdarahan pada sub periostinum. Yang disebabkan adanya tekanan jalan lahir yang terlalu lama, mollage yang terlalu kuat, partus dengan tindakan. Penanganannya dengan cara perawatan yang dilakukan hampir sama dengan kaput suksedaneum, jika luka dijaga tetap bersih dan kering, pemberian vitamin K jika perlu, bila dicurigai fraktur tulang tengkorak dilakukan pemeriksaan lain,pemeriksaan radiologik dilakukan bila dicurigai adanya gangguan susunan syaraf pusat.

  FRAKTUR BRACHIALKelumpuhan pada pleksus brachial. Penyebabnya adalah tarikan lateral pada kepala dan leher pada saat melahirkan bahu, apabila lengan ekstensi melewati kepala pada presentasi bokongatau terjadi tarikan yang berlebihan pada bahu. Penanganannya adalah immobilisasi parsial dan penempatan lengan yang sesuai untuk mncegah terjadinya kontraktur, beri penguat atau bidai 1 sampai 2 minggu, rujuk.

  FRAKTUR CLAVICULAPatahnya tulang clavicula pada saat proses persalinan,biasanya karena terjadi kesulitan dalam melahirkan bahu pada

letak kepala dan melahirkan lengan pada prosentase bokong.Penanganannya dengan cara jangan banyak digerakan, imobilisasilengan dan bahu pada sisi yang sakit, nutrisi yang adekuat danrujuk dengan pemberian inform consent dan inform choise.

DAFTAR PUSTAKA

1.      Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan RI,

1993, Buku Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga,

Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

2.      Saifuddin Abdul Bari, 2002, Buku Panduan Praktis Pelayanan

Kesehatan dan Neonatal, Yayasan Bina pustaka sarwono Prawiro

Hardjo, Jakarta.

3.      Varney, 2002, Buku Saku Bidan, Jakarta.

Adele Pillitteri, 2002, Buku Saku Perawatan Kesehatan Ibu dan Anak, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, JakartaDiposkan oleh Berbagi Ilmu Queensha Hodge di 06:06 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke FacebookLabel: Nur

Jumat, 06 April 2012bahan ajar askeb neonatus (pertemuan4 belum selesai)

            PERTEMUAN KE IVD.    ASUHAN BAYI 2-6 HARI1.      Pengumpulan Data

Penilaian atau evaluasi terhadap bayi baru lahir, antara lain meliputi penilaian tahap pertumbuhan dan perkembangan janin, kesesuaian usia kehamilan; penilaian adaptasi neonatal (SKOR APGAR, refleks); penialaian fisik neonatal secara sistematik

(ada/tidak kelainan morfologi/fisiologi);pemberian identifikasi meliputi jenis kelamin, berat badan, panjang badan ;serta menentukan penanganan yang diperlukan. Klasifikasi bayi baru lahir (neonatus), dibedakan menjadi 3 kategori:Pertama, klasifikasi neonatus menurut masa gestasi :

a.       Neonatus kurang bulan (Preterm infant): kurang 259 hari (37 minggu)

b.      Neonatus cukup bulan (term infant): 259-294 hari (31-42 minggu)c.       Neonatus lebih bulan (postterm infant):lebih dari 294 hari (42

minggu lebih)Kedua, klasifikasi neonatus menurut berat lahir :

a.       Neonatus berat lahir rendah : kurang dari 2500 gram.b.      Neonatus berat cukup : antara 2500-4000 gramc.       Neonatus berat lahir lebih : lebih dari 4000 gram.Ketiga klasifikasi menurut berat lahir terhadap masa gestasi,

Dideskripsikan dengan masa gestasi dan ukuran berat lahir yangsesuai untuk masa kehamilannya, yaitu neonatus cukup/kurang/lebih bulan (NCB/NKB/NLB) apakah sesuai/kesil/besar untuk masa kehamilan (SMK/KMK/BMK).

2.      Pengkajian  Fisik Bayi Baru LahirPengkajian fisik bayi baru lahir dilakukan dalam 2 tahap yaitu:Pertama, pengkajian segera setelah lahirPengkajian ini bertujuan untuk mengkaji adaptasi baaayi baru lahir ke kehidupan luar uterus , yaitu dengan penilaian APGAR.Kedua, pengkajian fisikPengkajian fisik bayi baru lahir merupakan bagian dari prosedur perawatan bayi segera setelah lahir . Berikut ini prosedur perawatan bayi segera setelah lahir (immediate care of the newborn).

a.       Mempelajari hasil anamnesis, meliputi : riwayat hamil, riwayat persalinan, riwayat keluarga.

b.      Menilai Skor APGAR.c.       Melakukan resusitasi neonatus.d.      Melakukan perawatan tali pusat, pemotongan jagan  terlalu

pendek dan harus diawasi setiap hari,e.       Memberikan identifikasi bayi dengan memberi gelang bayif.       Melakukan pemeriksaan fisik dan observasi tanda tanda vitalg.      Menentukan tempat perawatan h.      Melakukan prosedur rujukan bila perlu.

Prosedur pemeriksaan atau pengkajian fisik pada bayi baru lahir, antara lain sebagai berikut:

a.       Menginformasikan prosedur dan meminta persetujuan orang tuab.      Mencuci tangan dan keringkan.c.       Memastikan penerangan cukup dan hangat untuk bayi.d.      Memeriksa secara sistematis head to tooe.       Mengidentifikasi warna dan  aktivitas bayi.f.       Mencatat miksi dan mekonium bayi.g.      Mengukur lingkar kepala, lingkar dada, lingkar perut,

lingkar lengan atas, menimbang BB dan mengukur TB.h.      Mendiskusikan hasil pemeriksaan dengan orang tuai.        Mendokumentasikan hasil pemeriksaan.

Pemeriksaan Umuma.       Pernapasanb.      Warna kulitc.       Denyut jantungd.      Suhu aksilere.       Postur dan gerakanf.       Tonus otot/ tingkat kesadarang.      Ekstremitash.      Kuliti.        Tali pusatj.        Berat badan

Pemeriksaan fisik (head to too)a.       Kepalab.      Mukac.       Matad.      Telingae.       Hidungf.       Mulutg.      Leherh.      K lavikula dan lengan tangan.i.        Dadaj.        Abdomenk.      Genitalial.        Tungkai dan kakim.    Anusn.      Punggungo.      Pemeriksaan kulitp.      Refleksq.      Antropometrir.        Eliminasi

Pemeriksaan labolatoriuma.       Nilai labolatorium darah neonatus normalb.      Nilai labolatorium cairan otak neonatus normal3.      Rencana Asuhan Bayi usia 2-6 haria.       Minum bayi

Pastikan bayi diberi minum sesegera mungkin setelah lahir (dalam waktu 30 menit ) atau dalam 3 jam setelah masuk ke rumah sakit, kecuali apabila pemberian minum harus ditunda karena masalah tertentu. Bila bayi dirawat di rumah sakit upayakan ibu mendampingi dan tetap membberi ASIProsedur pemberian ASI adalah sebagai berikut :

1)      Menganjurkan ibu uintuk menyusui tanpa dijadwal siang malam(minimal 8 kali dalam 24 jam) setiap bayi menginginkan.

2)      Bila bayi melepaskan isapan satu payudara berikan payudara yang lain.

3)      Tidak memaksakan bayi menyusu bila tidak mau, tidak melepaskan isapan sebelum bayi selesai menyusu,tidak memberikan minuman lain selain ASI, tidak menggunakan dot/empeng.

4)      Menganjurkan ibu hanya memberikan Asi saja pada 4-6 bulan pertama

5)      Memperhatikan posisi dan perlekatan mulut bayidan payudara ibu dengan benar

6)      Menyusui dimulai apabila bayi siap, yaitu : mulut bayi membuka lebar, tampak rooting refleks, bayi melihat sekelilingdan bergerak.

7)      Cara memegang bayi : topang seluruh tubuh, kepala dan tubuhlurus menghadap payudara, hidung dekat puting susu.

8)      Cara melekatkan :menyentuh puting pada bibir, tunggu mulut bayi hingga terbuka lebar, gerakkan mulut ke arah puting sehingga bibir bawah jauh di belakang areola.

9)      Nilai perlekatan dan refleks menghisap: Dagu menyentuh payudara, mulut terbuka lebar, bibir bawah melipat keluar, areola di atas mulut bayilebih luas daripada di bawah mulut bayi, bayi menghisap pelan dan kadang berhenti.

10)  Menganjurkan ibu melanjutkan menyusui eksklusif, apabila bayiminum baik.

Beberapa ibu mungkin tidak bisa memberikan ASI secara langsung (menyusui) bayinya. Agar bayi tetap mendapatkan ASI ibunya , ibu perlu memeras ASInya untuk diberikan kepada bayinya dengan sendok, atau pipa NGT. Berikut cara memeras ASI.

1)      Mencuci tangan bersih2)      Memeras sedikit ASI dan oleskan pada puting dan daerah

sekitar3)      Duduk  nyaman, meletakkan wadah steril bermulut lebar (dari

bahan gelas) di bawah payudara .4)      Mulai memeras ASI dengan cara:a)      Menopang payudara dengann 4 jari, ibu jari di atas areola.b)      Memencet areola diantara ibu jari dan jari lain sambil

menekan payudara ke arah dada.c)      Memeras Asi tiap payudara paling tidak 4 menit, memeras

payudara lain juga 4 menit.d)     Melanjutkan memeras bergantian minimal 20-30 menit.e)      Bila ASI tidak mengalir lancar , Bantu ibu teknik yang

benar, kompres dengan air hangat, minta seseorang memijat punggungdan leher ibu dengan rileks

f)       Apabila ASI peras tidak akan segera diberikan , beri label dan simpan dalam lemari es, dan gunakan dalam waktu 24 jam , atau bekukan ASI peras,(bila tetap dijaga membeku pada suhu -20°c ,) paling lama 6 bulan.

  Hangatkan Asi peras yang dibekukan atau didinginkan dengan merndam di air panas (sekitar 40°C)

  Gunakan ASI pada waktunya , jangan disimpan kembali di dalam lemari es bila tersisa.

  Jangan merebus ASI peras.g)      Anj urkan ibu untuk memeras ASI paling tidak 8 kali dalam

24 jam. Setiap kali peras ASI sebanyak mungkin yang dibutuhkanbayi atau lebih

h)      Anjurkan dan beri dukungan ibu untuk segera memulai menyusui sesegera mungkin.

i)        Memberikan ASI peras dengan cangkirMemberikan susu formula

Bila Ibu tidak dapat menyusui atau memeras ASI, berikan bayi

susu formula bila ada. Cara dalam menyiapkan PASI (susu

formula), antara lain :

a)      Gunakan cara aseptik dalam menyiapkan susu formula cair maupun yang bubuk (cuci tangan dengan sabun), gunakan peralatan dan wadah yang sudah steril serta air yang sudah direbus  ( dididihkan selama 10 menit).

b)      Gunakan susu formula steril yang siap pakai 4 jam, setelah dibuka wadahnya.

c)      Cuci tangan dengan sabund)     Didihkan air selama 10 menit e)      Cuci cangkir aau peralatan yang digunakan untuk member

minum dengan air dan sabun, dan bila mungkin bilas dengan air panas.

f)       Takar susu bubuk dan air yang diperlukan, campur dengan mengocok. Tuangkan susu formula yang diperlukan dalam cangkir dan berikan pada bayi.

g)      Simpan sisanya ke dalam lemari pendingin maksimal 24 jam. Tandai wadahnya dan kapan wdahnya dibuka.

h)      Cuci cangkir dan peralatan yang digunakan untuk member minum setiap ali selesai digunakan.

i)        Bila bayi kecil (missal berat bayi <2500 gram atau umur kehamilan < 37 minggu), gunakan susu formula khusus untuk bayikecil atau prematur.

b.      Buang Air besarKotoran yang dikeluarkan bayi baru lahir pada   hari hari pertama kehidupannya adalah berupa mekoneum, mekonium adalah ekskresi gastrointestinal bayi baru lahir yang diakumulasi dalam usus sejak masa janin, yaitu pada usia kehamilan 16 minggu . warna mekonium adalah hijau kehitam hitaman, lembut, terdiri atas : mukus, sel epitel, cairan amnion yang tertelan,asam lemak dan pigmen empedu. Mekoneum ini keluar pertama kalidalam 24 jam setelah lahir. Mekoneum dikeluarkan seluruhnnya 2-3 hari setelah lahir. Mekoneum yang telah keluar dalam 24 jam menandakan anus bayi telah berfungsi. Jika mekoneum tidak keluar, bidan/ petugas kesehatan haus mengkaji adanya kemungkinan atresia anii atau megakolon.      Warna feses bayi berubah kuning pada saat bayi berumur 4-5 hari. Bayi yang diberi ASI fesesnya menjadi lebih lembut, berwarna kuning terang dan tidak berbau. Bayi yang diberi susuformula feses cenderung berwarna pucat dan agak berbau . Warnafeses akan menjadi kuning kecoklatan setelah bayi mendapatkan makanan. Frekuensi BAB bayi sedikitnya sekali dalam sehari . Pemberian ASI cenderung membuat frekunsi BAB bayi menjadi lebih sering. Pada hari ke 4-5 produksi ASI sudah banyak, apabila bayi diberi ASI cukup maka bayi akan BAB lima kaliataulebih dalam sehari . Pada saat bayi berumur 3-4 minggu, frekuensi BAB berkurang menjadi satu kali dalam 2-3 hari. Bayidengan pemberian susu formula akan lebih sering BAB, tapi cenderung lebih serinh mengalami konstipasi. Jika bayi tidak

BAB atau feses tidak keluar, bidan atau petugas kesehatan harus mengkaji adanya distensi abdomen atau bising usus.

c.       Buang Air Kecil (BAK)Bayi baru lahir sudah harus BAK dalam waktu 24 jam setelah lahir. Hari selanjutnya Bayi akan BAK sebanyak 6-8 kali/hari..Pada awalnya volume urine bayi sebanyak 20-30 ml/ hari, meningkat menjadi 100-200 ml / hari pada akhir minggu pertama.  Warna urine keruh/ merah muda dan berangsur angsur jernih karena intake cairan meningkat . Jika dalam 24 jam bayitidak BAK, bidan atau petugas kesehatan harus mengkaji jumlah intake cairan dan kondisi uretra.

d.      TidurMemasuki bulan pertama kehidupan, bayi baru lahir menghabiskanwaktunya untuk tidur.Macam tidur bayi adalah tidur aktif atau tidur ringan dan tidur lelap. Pada siang hari hanya 15 % waktuyang digunakan bayi dalam keadaan terjaga, yaitu untuk menangis, gerakan motorik, sadar dan mengantuk. Sisa waktu yang 85 % lainnya digunakan bayi untuk tidur

e.       Kebersihan kulitKulit bayi masih sangat sensitif terhadap kemungkinan terjadinya infeksi. IU

f.       Perawatan tali pusatg.      Keamanan bayi

Adaptasi Bayi Baru Lahir

Pengertian Bayi Baru Lahir Normal

Bayi adalah individu baru yang lahir di dunia. Dalam keadaannya yang terbatas, maka individu baru ini sangatlah membutuhkan perawatan dari orang lain.

Pengertian Bayi Baru Lahir Normal.Janin yang lahir melalui proses persalinan dan telah mampu hidup di luar kandungan.

Karakteristik Bayi Baru Lahir Normala. Usia 36-42 minggu.b. Berat badan lahir 2500-4000 gr.c. Dapat bernafas dengan teratur dan normal.d. Organ fisik lengkap dan dapat berfungsi dengan baik.

Adaptasi Fisik Bayi Baru Lahir NormalSegera setelah lahir, BBL harus beradaptasi dari keadaan yang sangat tergantung menjadi mandiri secara fisiologis. Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang semula berada dalamlingkungan interna (dalam kandungan Ibu)yang hangat dan segalakebutuhannya terpenuhi (O2 dan nutrisi) ke lingkungan eksterna(diluar kandungan ibu) yang dingin dan segala kebutuhannya memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhinya.Saat ini bayi tersebut harus mendapat oksigen melalui sistem sirkulasi pernafasannya sendiri yang baru, mendapatkan nutrisioral untuk mempertahankan kadar gula yang cukup, mengatur suhutubuh dan melawan setiap penyakit.Periode adaptasi terhadap kehidupan di luar rahim disebut Periode Transisi. Periode ini berlangsung hingga 1 bulan atau lebih setelah kelahiran untuk beberapa sistem tubuh. Transisi yang paling nyata dan cepat terjadi adalah pada sistem pernafasan dan sirkulasi, sistem termoregulasi, dan dalam kemampuan mengambil serta menggunakan glukosa.Perubahan Sistem Pernafasan.

Dua faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi :a. Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang merangsang pusat pernafasan di otak.b. Tekanan terhadap rongga dada yang terjadi karena kompresi paru-paru selama persalinan yang merangsang masuknya udara kedalam paru-paru secara mekanis (Varney, 551-552)

Interaksi antara sistem pernafasan, kardiovaskuler dan susunansyaraf pusat menimbulkan pernafasan yang teratur dan berkesinambungan serta denyut yang diperlukan untuk kehidupan.

Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk :a. mengeluarkan cairan dalam paru-paru.b. Mengembangkan jaringan alveolus dalam paru-paru untuk pertama kali.

Perubahan Dalam Sistem Peredaran Darah.Setelah lahir darah bayi harus melewati paru untuk mengambil O2 dan mengantarkannya ke jaringan. Untuk membuat sirkulasi yang baik guna mendukung kehidupan luar rahim harus terjadi 2 perubahan besar :a. Penutupan foramen ovale pada atrium jantung.b. Penutupan ductus arteriosus antara arteri paru-paru dan aorta.

Oksigen menyebabkan sistem pembuluh darah mengubah tekanan dengan cara mengurangi dan meningkatkan resistensinya hingga mengubah aliran darah.

Dua peristiwa yang mengubah tekanan dalam sistem pembuluh darah :a. Pada saat tali pusat dipotong.Tekanan atrium kanan menurun karena berkurangnya aliran darah ke atrium kanan. Hal ini menyebabkan penurunan volume dan tekanan atrium kanan. Kedua hal ini membantu darah dengan kandungan O2 sedikit mengalir ke paru-paru untuk oksigenasi ulang.

b. Pernafasan pertama menurunkan resistensi pembuluh darah paru-paru dan meningkatkan tekanan atrium kanan. O2 pada pernafasan pertama menimbulkan relaksasi dan terbukanya sistempembuluh darah paru-paru.Peningkatan sirkulasi ke paru-paru mengakibatkan peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium kanan. Dengan peningkatantekanan atrium kanan dan penurunan tekanan atrium kiri, foramen ovale secara fungsional akan menutup.Dengan pernafasan, kadar O2 dalam darah akan meningkat,mengakibatkan ductus arteriosus berkontriksi dan menutup. Vena umbilikus, ductus venosus dan arteri

hipogastrika dari tali pusat menutup dalam beberapa menit setelah lahir dan setelah tali pusat diklem. Penutupan anatomijaringan fibrosa berlangsung 2-3 bulan.

Sistem pengaturan Suhu, Metabolisme Glukosa, gastrointestinal dan Kekebalan Tubuh.a. Pengaturan SuhuSuhu dingin lingkungan luar menyebabkan air ketuban menguap melalui kulit sehingga mendinginkan darah bayi. Pembentukan suhu tanpa menggigil merupakan usaha utama seorang bayi yang kedinginan untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya melalui penggunaan lemak coklat untuk produksi panas.Lemak coklat tidak diproduksi ulang oleh bayi dan akan habis dalam waktu singkat dengan adanya stress dingin.

b. Metabolisme GlukosaUntuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu. Pada BBL, glukosa darah akan turun dalam waktu cepat(1-2 jam). BBL yang tidak dapat mencerna makanan dalam jumlah yang cukup akan membuat glukosa dari glikogen dalam hal ini terjadi bila bayi mempunyai persediaan glikogen cukup yang disimpan dalam hati.

c. Perubahan Sistem GastrointestinalReflek gumoh dan reflek batuk yang matang sudah terbentuk padasaat lahir. Sedangkan sebelum lahir bayi sudah mulai menghisapdan menelan. Kemampuan menelan dan mencerna makanan (selain susu) terbatas pada bayi.Hubungan antara esofagus bawah dan lambung masih belum sempurna yang berakibat gumoh. Kapasitas lambung juga terbatas, kurang dari 30 cc dan bertambah secara lambat sesuaipertumbuhan janin.

d. Perubahan Sistem Kekebalan TubuhSistem imunitas BBL belum matang sehingga rentan terhadap infeksi. Kekebalan alami yang dimiliki bayi diantaranya :1) Perlindungan oleh kulit membran mukosa.2) Fungsi jaringan saluran nafas.3) Pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus.

4) Perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung.Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel oleh sel darah yang membantu membunuh organisme asing.di Tulis oleh @Lia di 04:14 Reaksi: 

Thursday, May 5, 2011ASKEB NEONATUS PADA PERSALINAN PATOLOGI.

BAB IPENDAHULUANLatar belakangAngka kamatian perinatal yang terdiri atas jumlah anak yangtidak menunjukan tanda – tanda hidup waktu dilahirkan,penurunan jumlah kematian perinatal dapat dicapai disampingdengan membuat persalinan seaman – amannya bagi bayi Ibu.Dengan mengusahakan agar janin dan Ibu kondisinya baik – baiksaja.Faktor – faktor lain seperti, afiksia neonatorum, letaksungsang dan lain – lain. Dua hal yang banyak terjadinya angkakematian perinatal ialah tingkat kekurangan gizi Ibu dan janinserta pelayanan petugas kesehatan. Latar belakang disusunnyamakalah ini adalah agar meningkatkan pengetahuan dan kesadaranmahasiswa tetang pengetahuan angka kematian perinatal danpelajaran yang lain.TUJUANPembuatan makalah ini bertujuan untuk memberikan refrensi dantambahan wawasan terhadap mahasiswa sekaligus dapat membantuproses pembelajaran materi kuliah “ILMU KESEHATAN ANAK” dalampokok bahasan kelainan NEONATUS PADA PERSALINAN PATOLOGI.Selain itu, pembuatan mamalah ini bertujuan untuk memenuhitugas dalam mata kuliah “ILMU KESEHATAN ANAK”I. DYTOCIAIstilah dytocia atau persalinan yang sulit kita gunakan kalautidak ada kemajuan dari persalinan.Sebab – sebab dytocia dibagi dalam tiga golongan besar:1. Dytocia karena kekuatan – kekuatan yang mendorong anakkeluar kurang kuat.

a. Karena kelainan His, inertia uteri atau kelamahan hismerupakan sebab terpenting.b. Karena kekuatan mengejan kurang kuat, misalanya karenacicatrix baru pada dinding perut, hernia, diastase musculusrectus, abdominis atau karena sesak napas.2. Dytocia karena kelalinan letak atau kelalinan anak,misalnya letak lintang, letak dahi, hydrocephalus ataumonstrum.3. Dytocia karena kalainan jalan lahir, panggul sempit, tumor– tumor mempersempit jalan lahir.1. Dytocia Karena Kekuatan – Kekuatan Yang Mendorong AnakKeluar Kurang KuatDytocia Karena Kelainan His- Inertia uteri:Yang dinamakan inertia uteri adalah pemanjangan fase lateutatau fase aktip atau kedua – duanya dari kala pembukaan.Baik tidaknya His dinilai dengan:

kemajuan persalinansifatnya his, frekuensi, kekuatan dan lamanya his, kekuatanhis dapat dinilai dengan meneka dinding rahim pada puncakkontraksi.besarnya caput succedaneum.

Dulu inertia uteri dibagi dalam:Inertia uteri primer ialah kalau his dari permulaanpersalinan.Inertia uteri sekunder kalau mula – mula his baik tapikemudian menjadi lemah karena otot – otot rahim lelah jikapersalinan berlangsung lama (inertia kelelahan).Pembagian inertia yang sekarang berlaku ialah:a. Inertia uteri Hypotonis dimana kontraksi terkoordinasi tapilemah hingga menghasilkan tekanan yang kurang dari 15 mm hg.His kutang sering dan pada puncak kontraksi diding rahim masihdapat ditekan kedalam. Pada His yang baik tekanan intrauterinmencapai 50-60 mm Hg biasanya terjadi dalam fase aktip ataukala II, maka dinamakan juga kemaluan his sekunder. Asphyxiaanak jarang terjadi dan reaksi terhadap pitocin baik sekali.b. Inertia uteri hypertonis dimana kontreksi tidakterkoordinasi misalnya: kontraksi segmen tengah lebih kuatdari segmen atas. Inertia uteri ini sifatnya hypertonis,sering disebut inertia spastis pasien biasanyasangat

kesakitan. Inertia uteri hypertonis terjadi dalam fase latent,maka boleh dinamakan unertia primer, tanda –tanda foetoldistres cepat terjadi.Jadi secara ikhtisar perbedaan antara unertia hypotonis danhypertonis adalah sebagai berikut:Hypertonis HypertonisKejadian 4% Dari persalinan 1% PersalinanTingkat persalinan Fase aktip Fase latentNyeri Tidak nyeri Nyeri berlebihanFoetal distress Lambat terjadi CepatReaksi terhadap oxytocin Baik Tidak baikPangaruh sedativa. Sedikit BesarSebab – sebab.Penggunaan analgesi terlalu cepat, kesempitan panggul, letakdefleksi, kelainan posisi, regangan dinding rahim (hyraniom,genelli), perasaan takut dari ibu.Penyulit:1. Inertia uteri dapat menyebabkan kematian atau jelas jelaskelahiran.2. Kemungkinan infeksi bertambah, yang juga meninggikankematian pada anak.3. Kehabisan tenaga Ibu dan dehydrasi. Tanda – tandanya polsnaik, suhu meninggi, acetonuri, nafas cepat, meteorismus danturgor berkurang.Infus harus diberikan kalau parus lebih lama dari 24 jam,untuk untuk mencegah timbulnya gejala – gejala diatas.Terapi= Inertia Hyponis kalau ketuban positif maka pengobatan ialahdengan pemecahan ketuban terlebih dahulu dan kalau perlukemudian diberi pitokin pada panggul sempit absolut tentuterapinya SC. Sebelum pemberian pitokin drip, kandung kendingdan rectum harus dikosongkan. Pelvic score ditentukan karenapitocin kurang berhasil pada pelvic score yang rendah.Sebaiknya ketuban dipecahkan lebih dulu.Cara pemberian oxytocin:5 satuan oxytocin dilarutkan kedalam 500 cc glucose 5%,diberikan sebagai infus dengan kecepatan 20 – 30 tt semenit.Kadang – kadang ditambah pethidin dan phenergan masing –masing 50 mg. Pasian harus di observasi dengan seksama: kalauhis menjadi terlalu kuat misalnya kontraksi lebih lama dari 2menit maka infus dihentikan, begitu pula dengan bunyi jantungburuk. Kalau his menjadi cukup baik frekuensi maupun sifatnya,

maka infus pytocin harus dipertahankan dengan kecepatan yangberlaku pada saat itu.Kalau terpi oxytocin berhasil maka pengaruhnya pada his nyatadalam waktu singkat, maka tidak ada gunanya memberi pitocinterlalu lama, biasanya 4 jam sudah cukup lama 2 kalau belumada hasilnya setelah istirahat beberapa waktu boleh dicobasekali lagi. Kalau dalam masa pemberian kedua kalinya belumberhasil juga dilakukan sectio.Inertia Uteri HypertonisPengobatan yang terbaik adalah morfhin 10 mg atau pethidin 50mg dengan maksud menimbulkan relaksasi 2 istirahat denganharapan bahwa setelah pasien itu bangun kembali timbul hisyang normal. Mengingat bahaya infeksi intra partun, kadang –kadang ducoba juga oxytocin tapi dalam larutan yang lebuhlemah. Tapi kalau His tidak menjadi baik dalam waktu yangtertentu lebih baik dilakukan SC.Distosia Karena Kelainan Letak Dan Bentuk Janin1. Kelainan Letak, Presentasi Atau PosisiPresentasi belakang kepala oksiput posterior menetap, ialahubun – ubun kecil menetap dibelakang karena tidak kedepanketika mencapai dasar panggul. Kepala janin akan lahir dalamkeadaan muka dibawah Simpisis Pubis.ETIOLOGIPanggul anthropoid dan android lembeknya otot dasar panggulpada multipara atau kepala janin yang kecil dan bulat sehinggatidak ada paksaan pada belakang kepala untuk memutar kedepan.PenatalaksanaanLakukan pengawasan persalinan yang seksama dengan harapanterjadinya persalinan spontan, bila kala II terlalu lama atauada tanda gawat janin lakukan tindakan mempercepat persalinanlakukan ektraksi cunam, sebelumnya usahakan ubun – ubun kecildidepan dengan cara memutar kepala dengan tangan atau cunam.PROGNOSISKematian perinatal lebih tinggi bila dibandingkan dengankeadaan ubun – ubun kecil didepan.Presentasi puncak kepalaIalah kelainan akibat defleksi ringan janin ketika memasukiruang panggul sehingga ubun – ubun besar merupakan bagianterendah. Pada presentasi puncak kepala tidak terjadi fleksikepala meksimal sehingga lengkaran kepala yang melalui jalanlahir adalah sirkum ferensia frontooksipitatis dengan galbeladibawah sebagai hipo moklin.

Penata LaksanaanPasien dapat melahirkan secara spontan pervaginam.Presentasi mukaIalah kepala dalam keadaan defleksi maksimal sehingga oksiputtertekan pada punggung dan muka merupakan bagian terendah.Kalau dagu dibagian belakang dan tidak dapat berputar kedepanpada waktu paksi dalam disebut posisi mento postereorpersisten dan janin tidak dapat lahir spontan.ETIOLOGIKeadaan yang memaksa terjadi defleksi kepala, tumor dileherbagian depan atau keadaan yang mengahalangi terjadinya fleksikepala, seperti janin besar anensefalus dan kematian janinintra uteri.DIAGNOSISPemeriksaan luar: dada teraba seperti punggung, belakangkepala terletak berlawanan dengan letak dada, teraba bagian –bagian kecil janin dan denyut jantung janin terdengar lebihjelas pada dada.Pemeriksaan dalam: teraba dagu, mulut, hidung, dan pinggirorbital bila muka sudah masuk kedalam rongga panggul.PenatalaksanaanTentukan ada atau tidak disproporsi sefalopelvik, bila tidakada dan dagu berada didepan, diharapkan terjadi persalinanspontan rujuk pasien kerumah sakit bila ada disproporsisefalopelvik atau dagu berada dibelakang. Bila dagu beradadibelakang berikan kesempatan kepada dagu untuk memutarkedepan, pada posisi memto postereor persisten, usahakanmemutar dagu kedepan dengan satu tangan yang dimasukan kedalamvagina. Presentasi muka diubah menjadi presentasi belakangkepala bila dagu berada dibelakang atau kepala belum turundalam rongga penggul dan masih mudah didorong keatas dengancara memasukan tangan penolong kedalam vagina kemudian menekanmuka keatas daerah dan dagu keatas. Bila tidak berhasil, dapatdicoba parasat thon. Yaitu satu tangan penolong dimasukankedalam vagina untuk memegang bagian kepala janin, kemudianmenariknya kebawah. Tangan yang lain berusaha meniadakanekstensi tubuh janin dengan menekan dada dari luar. Pada kalaII yang berlangsung lebih dari 2 jam diindikasikan untukekstrasi eunam. Bila tidak berhasil atau didapatkandisproporsi sefalopelvik, lakukan seksio sesarea.PROGNOSIS

Pada umumnya persalinan berlangsung tanpa kesulitan –kesulitan dapat terjadi karena adanya diporporsi sefaloservik.Angka kematian perinatal pada presentasi muka ialah 2,5 – 5%.Presentasi DahiIalah keadaan kepala diantara fleksi maksimal dan deflekasimaksimal, sehingga dahi merupakan bagian terendah. Padaumumnya presentasi muka atau bagian belakang kepala .ETIOLOGIKeadaan yang memaksa terjadi defleksi kepala, tumor dileherbagian depan atau keadaan yang mengahalangi terjadinya fleksikepala, seperti janin besar dan kematian janin intra uterine.DIAGNOSISPemeriksaan luar: dada teraba seperti penggung, denyut janinterdengar lebih jelas dibagian dada yaitu pada sisi yang samadengan bagian – bagian kecil.Pemeriksaan dalam: teraba sutura frontalis, yang bila diikutiteraba ubun besar pada ujung yang satu dan pangkal hidung danlingkungan orbital pada ujung yang lain.PenatalaksanaanPada janin kecil dan panggul luas, penangan sama sepertipresentasi muka. Pada presentasi dengan ukuran panggul danjanin yang normal, tidak dapat dilakukan persalinan spontanpervaginam sehingga harus dilakukan seksio sesarea, makapasien dirujuk kerumah sakit. Bila persalinan maju atau adaharapan presentasi dahi dapat berubah menjadi presentasibelakang kepala atau muka, tidak perlu dilakukan tindakan.Bila ada akhir kala I kepala belum masuk rongga panggul,presentasi dapat diubah dengan perashat thom. Bila tidakberhasil, lakukan seksio sesarea. Bila kala II tidak mengalamikemajuan, meskipun kepala sudah masuk rongga panggul lakukanpula seksio sesarea.LETAK LINTANGIalah keadaan sumbu memanjang janin kira – kira tegak lurusdengan sumbu memanjang tubuh Ibu. Bila sumbu memanjangtersebut membentuk sudut lancip, disebut letak lintang oblik,yang biasanya semantara karena kemudian akan berubah menjadiposisi longitudinal pada persalinan. Pada letak lintang beradadiatas pintu atas panggul kepala berada disalah satu fosailiaka yang lain. Pada keadaan ini, janin biasanya berada padapresentasi bahu atau akronim. Panggung janin dapat beradadidepan (dorsoanterior), belakang (dorsoinferior),(dorsoposterior), atau bawah (dorsosuperior). Bila persalinan

dibiarkan tanpa pertolongan, bahu akan masuk kedalam panggulsehingga rongga panggul seluruhnya terisi bahu dan bagian –bagian tubuh lainnya. Janin tidak dapat turun lebih lanjut danterjepit dalam rongga panggul. Bila janin kecil, sudah mati,dan menjadi lembek, kadang – kadang persalinan dapatberlangsung spontan. Janin lahir dalam keadaan terlipatmelalui jalan lahir (konduplikasio karpure) atau lahir denganevaluisio spontania menurut cara denman dan douglas.Pada letak lintang bahu menjadi terendah, maka juga disebutpresentasi bahu atau presentasi acromiom. Kalau panggulterdapat sebelah depan disebut dorsoanterior dan kalaudibelakang disebut dorsoposterior.Sebab – sebab terpenting ialah :Dinding perut yang kendur pada multiparitas.Kesempitan panggul.Plasenta praevia.Prematuritas.Kelainan bentuk rahim seperti uterus atau pada myoma uteri.Kehamilan ganda.ETIOLOGIRelaksasi melebihi dinding abdomen akibat multi paritas,uterus abnormal (uterusarkuatus atau subseptus), panggulsempit, tumor daerah panggul, pendulum dari dinding abdomen,plasenta previa, insersi plasenta difundus, bayi premature,hidramniom, kehamilan ganda.DIAGNOSISPemeriksaan luar : uterus lebih melebar dan fundus uteri lebihrendah, tidak sesuai dengan umur kehamilan. Fundus uterikosong, kecuali bila bahu sudah turun kedalam panggul, denyutjantung sudah ditemukan disekitar umbelicus.Pemeriksaan dalam : teraba bahu dan tulang – tulang iga,ketiak dan punggung (teraba scapula dan ruas tulang belakang)atau dada (teraba klavikula). Kadang – kadang teraba talipusat yang menumbung.DIAGNOSAPada inspeksi nampak bahwa perut melebar kesampingdan fundusuteri rendah datri biasa, hanya beberapajari datas pusat, padakehamilan cukup bulan. Pada palpasi ternyata bahwa fundusuteri maupun bagian bawah rahim kosong sedangkan bagian –bagian besar (kepala dan bokong) teraba disamping diatas fossailiaca. Kalau teraba tekanan sebelah depan, maka punggung adasebelah depan, sebaliknya kalau teraba tonjolan – tonjolan

maka ini disebabkan oleh bagian – bagian kecil, sehinggapunggung terdapat sebelah belakang. Dalam persalinan makadengan toucher dapat diraba sisi thorax sebagai susunan tulang– tulang yang sejajar dan kalau pembukaan sudah besar makateraba scapula dan pada fihak yang bertentangan clavicula,arah penutupnya ketiak menunjukan arah kepala. Sering kalisalah satu lengan menumbung dan untuk menentukan lengan manayang menumbung kita coba berjabatan tangan kalau dapatberjabatan maka ini tangan kanan.JALANNYA PERSALINANAda kalanya anak yang pada permulaan persalinan dalam letaklintang berputar sendiri menjadi letak memanjang. Kejadian inidisebut versio spontanea. Spontanea hanya mungkin kalauketuban masih utuh, anak yang menetap dalam letak lintang padaumumnya tidak dapat lahir spontan. Hanya anak yang kecil atauanak yang sudah mengalami macerasi dapat lahir secara spontan.Dalam kala 1 dan 2 anak ditekan sedemikian rupa, hingga anakmendekati permukaan ventral tubuh anak. Akibatnya ialah ukuranmelintang berkurang sehingga bahu dapat masuk kedalam ronggapanggul.Setelah ketuban pecah, bahu didorong kedalam rongga pangguldan lengan yang bersangkutan biasanya menumbung. Akan tetapitidak lama kemudian kemajuan bagian depan ini terhenti. Rahimmenambah kekuatan kontraksi untuk mengatasi rintangan danberangsur terjadilah lingkaran retraksi yang patologis. Kalaukeadaan ini dibiarkan terjadilah ruptura uteri atau hismenjadi lemah karena otot rahim kecapaian dan timbullahinfeksi intra uterin sampai terjadi hymponia uteri. Hanyakalau anak kecil atau telah mengalami macerasi dapatlahpersalinan berlangsung spontan. Dalam hal ini kepala tertekankedalam perut anak dan seterusnya anak lahir dalam keadaanterlipat atau conduplicatio corpure.Yang paling dulu nampak dalam vulva ialah daerah dada dibawahbahu: kepala dan thorax melalui rongga panggul bersamaan. Caralain yang memungkinkan kelahiran yang spontan dalam letaklintang ialah: Evolution spontaneac walaupun jarang terjadi.Evolution ada 2 (dua) vareasi yaitu :a. Mekanisme dari douglasb. Mekanisme dari denmanPada modus douglas laterofeksi terjadi kebawah dan pada tulangpinggang bagian atas muka setelah bahu lahir, lahirlah sisithorax perut bokong dan akhirnya kepal.

Pada denman Laterofeksi terjadi keatas dan pada tulangpinggang bagian bawah maka setelah bahu lahir, lahirlah bokongbaru kemudian dada dan kepala.PROGNOSALetak lintang merupakan letak yang tak mungkin lahir spontandan berbahaya untuk Ibu maupun anak biarpun lahir spontananaknya lahir mati. Bahaya yang terbesar ialah ruptura uteriyang spontan atau traumatis karena persi dan etraksi. Selaindari itu sering terjadi infeksi karena purtus lama. Sebabkematian bayi ialah prolapsus poenecoli dan akpisia karenakontraksi rahim terlalu kuat. Daya tekukan leher yang kuatdapat menyebabkan kematian prognosa bayi sangat tergantungpada pecahan ketuban, selama ketuban masih utuh bahaya bagianak dan Ibu tidak seberapa. Maka kita harus berusaha supayaketuban selama mungkin utuh misalnya:Melarang pasien mengejangPasien dan anak yang melintang tidak diperkenankan berjalan –jalan.Tidak diberi obat hisToucher harus hati – hati jangan sampai memecahkan ketubanMalahan diluar Rumah Sakit sedapat – dapatnya jangan dilakukantouche, setelah ketuban pecah bahayanya bertambah karena:Dapat terjadi letak lintang kosip kalau pembukaan sudahlengkap.Anak dapat mengalami aspiksia karena peredaran darah plasentaberkurang.Tali pusat dapat menumbung.Bahayanya infeksi menambah.TERAPIDalam versi luar, diusahakan versi luar segera letak lintangDiagnosa, sedapat – dapatnya dijadikan letak kepala tetapikalau ini tidak mungkin diusahakan versi menjadi letaksungsang. Kalau versi berhasil kepala didorong kedalam pintuatas panggul dan anak tidak memutar kembali. Kalau tidakberhasil terutama pada multipora dipasang gurita kakiu partussudah mulai maka pasien selekas mungkin harus masuk rumahsakit.Dalam persalinan masih dapat dicoba versi luar asal pembukaanlebih kecil dari 3 – 4 cm dan ketuban masih utuh. Kalau versiluar tidak berhasil maka dilakukan SC karena hasil versi danEtraksi kurang. Versi dan Etraksi hanya dilakukan pada anakke-II yang gemeli yang dalam letak lintang.

Pada anak mati dalam letak lintang yang belum kasip dapatdipilih antara dikapiotasidan VE. Setelah pembukaan lengkap,jika letak lintang dibiarkan maka bahu masuk dalam ronggapanggul hil lebuh kuat untuk mengatasi rintangan dan SBRmenjadi tipis karena lingkaran retraksi naik, jadi terjadiancaman robekan rahim.Dalam pemeriksaan kita dapat memasukan tangan dengan antarabagian depan jalan lahir dan bahu tidak dapat digerakan keataswalaupun diluar His atau dalam narkose yang dalam keadaan inidinamakan keadaan letak lintang kosip. Pada letak lintangkosip biasanya anak sudah mati. Persalinan diselesaikan dengankapitasi dan karena pada letak lintang kosip persalinan padaumumnya sudah berlangsung lama, sebaiknya juga diberikanantibiotikadan infus glucusa.PENUTUPKesimpulanPada persalinan dalam letak sungsang suatu kelainan letak bayiyaitu posisi kepala datas dan posisi dibawah artinya, letakkepala bisa diatas atau dibawah ini karena permulaankehamilan, berat janin relatif rendah dibandingkan denganrahim.SARANAgar tidak terjadi angka kematian perinatal pada kelainanNeonatus pada kehamilan, maka harus dilakukan pemeriksaankehamilan dini dan ketelitian pada petugas kesehatan dalampenangan persalinan, serta gizi yang cukup pada Ibu dan janin.Posted by Berita Internet Harian at 5:22 AM Email This BlogThis! Share to Twitter Share to Facebook

APN 58   Langkah Posted on Januari 15, 2010 by kuliahbidan

Untuk melakukan asuhan persalinan normal dirumuskan 58 langkahasuhan persalinan normal sebagai berikut (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2003):1. Mendengar & Melihat Adanya Tanda Persalinan Kala Dua.2. Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasukmematahkan ampul oksitosin & memasukan alat suntik sekali pakai 2½ ml ke dalam wadah partus set.3. Memakai celemek plastik.

4. Memastikan lengan tidak memakai perhiasan, mencuci tangan dgn sabun & air mengalir.5. Menggunakan sarung tangan DTT pada tangan kanan yg akan digunakan untuk pemeriksaan dalam.6. Mengambil alat suntik dengan tangan yang bersarung tangan, isi dengan oksitosin dan letakan kembali kedalam wadah partus set.7. Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas basah dengan gerakan vulva ke perineum.8. Melakukan pemeriksaan dalam – pastikan pembukaan sudah lengkap dan selaput ketuban sudah pecah.9. Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%, membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%.10. Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai – pastikan DJJ dalam batas normal (120 – 160 x/menit).11. Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janinbaik, meminta ibu untuk meneran saat ada his apabila ibu sudahmerasa ingin meneran.12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untukmeneran (Pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman.13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran.14. Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambilposisi nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit.15. Meletakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perutibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5 – 6 cm.16. Meletakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah bokongibu17. Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan18. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.19. Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5 – 6 cm, memasang handuk bersih untuk menderingkan janin pada perut ibu.20. Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin21. Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar secara spontan.22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara

biparental. Menganjurkan kepada ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu depan muncul dibawah arkus pubis dan kemudian gerakan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.23. Setelah bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum ibuuntuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang tangan dan siku sebelah atas.24. Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung kearah bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai bawah (selipkan ari telinjuk tangan kiri diantara kedua lutut janin)25. Melakukan penilaian selintas :a. Apakah bayi menangis kuat dan atau bernapas tanpa kesulitan?b. Apakah bayi bergerak aktif ?26. Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagiantubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering. Membiarkan bayi atas perut ibu.27. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus.28. Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitasin agar uterus berkontraksi baik.29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin10 unit IM (intramaskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin).30. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.31. Dengan satu tangan. Pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi), dan lakukan pengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut.32. Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya.33. Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan memasang topi di kepala bayi.34. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 -10 cm dari vulva

35. Meletakan satu tangan diatas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis, untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat.36. Setelah uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat dengantangan kanan, sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati kearah doroskrainal. Jika plasenta tidak lahir setelah 30 – 40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan mengulangi prosedur.37. melakukan penegangan dan dorongan dorsokranial hingga plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian kearah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorso-kranial).38. Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan plasenta dengan hati-hati. Bila perlu (terasa ada tahanan), pegang plasenta dengan kedua tangan dan lakukan putaran searahuntuk membantu pengeluaran plasenta dan mencegah robeknya selaput ketuban.39. Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase pada fundus uteri dengan menggosok fundus uteri secara sirkuler menggunakan bagian palmar 4 jari tangan kiri hingga kontraksi uterus baik (fundus teraba keras)40. Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan kanan untuk memastikan bahwa seluruh kotiledon dan selaput ketuban sudah lahir lengkap, dan masukan kedalam kantong plastik yang tersedia.41. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Melakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan.42. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam.43. Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit 1 jam.44. Setelah satu jam, lakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri tetes mata antibiotik profilaksis, dan vitamin K1 1 mg intramaskuler di paha kiri anterolateral.45. Setelah satu jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan imunisasi Hepatitis B di paha kanan anterolateral.46. Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam.47. Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi.

48. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.49. Memeriksakan nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan.50. Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas dengan baik.51. Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah di dekontaminasi.52. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai.53. Membersihkan ibu dengan menggunakan air DDT. Membersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian bersih dan kering.54. Memastikan ibu merasa nyaman dan beritahu keluarga untuk membantu apabila ibu ingin minum.55. Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%.56. Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5% melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%57. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.58. Melengkapi partograf.

Filed under: askeb | Tinggalkan sebuah Komentar »

Pengetahuan Ibu Nifas tentang   Gizi Posted on J