Artikel sisi lain istana

81
1 Penulis : Wartawan senior Harian Umum Kompas, J Osdar

Transcript of Artikel sisi lain istana

1

Penulis : Wartawan senior Harian Umum Kompas, J Osdar

2

1. Wartawan senior kompas luncurkan buku ― sisi lain Istana ― …………………..3

2. Kisah gusdur ……………………………………………………………………………………………… 4

3. Cuma harga diri yang tidak ..……………………………………………………………………6 4. Kabinet yang diragukan …………………………………………………………………………….9

5. Istana kepresidenan berperang melawan mafia …………………………………….11

6. Yang mencuri perhatian …………………………………………………………………………..13

7. Mata presiden Jokowi ditutup kain hitam ………………………………………………..15 8. Nama dan Peristiwa Mei 1998 – 2010 ……………………………………………………..17

9. Dari Artikel ke Wapres ………………………………………………………………………………19

10. Bima, sys, Jokowi dan SBY …………………………………………………………………….22

11.Pak Boed, Deta dan KTT Keamanan Nuklir …………………………………………….23 12. SBY, Asap, dan Hujan …………………………………………………………………………….26

13. Bertanya ke Desa Samin ………………………………………………………………………..28

14. Daniel, Sys NS, dan Rustri ……………………………………………………………………..31

15. Sisi Lain Istana, Melihat Realitas Berlapis-lapis………………………………………34

16. JK, Sang Sokrates…………………………………………………………………………………….38

17. Megawati Soekarnoputri dan Mata Air …………………………………………………..41

18. JK dan ‖Sandal Jepit‖ ………………………………………………………………………………44

19. Korupsi dari Dulu hingga Kini …………………………………………………………………46

20. Coba Kita Merenung tentang Korupsi...............................................49

21. Hati-hati terhadap Pujian dari Luar ……………………………………………………….51

22. SBY Tahu dan Merasakan ‖Rakyat Marah‖……………………………………………. 54

23. Apa Cerita Ibu Negara, Bulan Oktober, dan Istana? …………………………….57

24. BBM dari Seberang Laut ………………………………………………………………………..59

25. Ramalan Soeharto Abad Ke-21 ………………………………………………………………61

26. Ani Yudhoyono, Pidato, dan Keturunan Sang Ayah……………………………….63

27. Jam Kerja Presiden …………………………………………………………………………………65

28. Sejarah Berulang di Bulan Maret ……………………………………………………………67

29. JK, Anda Mau "Nyalon" atau Tidak? …………………………………………………………………..69

30. Dicari Capres Cerdas dan Bisa Jadi Teladan ………………………………………….70

31. Sang Ketua Wantimpres: Begini, Ya, Bung ……………………………………………72

32. Megawati, Hatta Rajasa, dan Prabowo ………………………………………………….74 33. Karen Tidak Senyum, Tidak Cemberut……………………………………………………76 34. Airlangga, Dewa Wisnu ………………………………………………………………………………………77

35. Dicari Capres Cerdas dan Bisa Jadi Teladan…………………………………………..79

36. Reference Sites ……………………………………………………………………………………….81

3

Buku "Sisi Lain Istana" karangan wartawan senior

Harian Umum Kompas, J Osdar, yang diluncurkan

hari ini di Bentara Budaya, Jakarta, Jumat, 7 Maret

2014 (sumber: Investor Daily/Novy Lumanauw)

Wartawan Senior Kompas Luncurkan

Buku "Sisi Lain Istana" Sumber : http://www.beritasatu.com/politik/169989-wartawan-senior-kompas-luncurkan-buku-sisi-lain-

istana.html

Jumat, 07 Maret 2014 | 11:11

Jakarta - Wartawan senior

Harian Umum Kompas, J Osdar,

meluncurkan buku berjudul "Sisi

Lain Istana" di Bentara Budaya,

Jakarta, Jumat (7/3).

Acara dihadiri antara lain,

mantan Wakil Presiden Jusuf

Kalla, Menteri Perdagangan

Muhammad Lufti, Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik Daniel

Sparingga, dan Pemred Harian Kompas Rikard Bagun.

Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik Daniel Sparingga

memberikan mengapresiasi kepada Osdar yang berhasil meruntuhkan mitos

masyarakat tentang Istana.

"Osdar menuliskan tentang Istana dengan cara bercerita, bertutur. Buku ini

menggambarkan sisi lain Osdar, sebagai wartawan senior," kata Daniel

ditemui saat peluncuran.

Sebagai penulis, menurut Daniel, Osdar berhasil mendekonstruksi

pemahaman masyarakat tentang Istana, yang menggambarkan suasana

dingin, tidak terjangkau, dan berjarak.

"Satu hal yang lebih dari itu, Osdar mendekonstruksi pendapat bahwa

penghuni Istana adalah setingkat di atas manusia," kata Daniel.

4

Osdar yang lahir di Magelang, Jawa Tengah menamatkan pendidikan filsafat

di Sekolah Tinggi Seminari Pineleng, Manado, Sulawesi Utara.

Dia menjadi wartawan Kompas sejak tahun 1978 dan dikenal sebagai

wartawan kepresidenan sejak era Presiden Soeharto hingga Presiden Susilo

Bambang Yudhoyono (SBY).

Osdar juga ikut dalam perjalanan terakhir Presiden Soeharto ke Mesir pada

Mei 1988 sebelum jatuhnya Presiden kedua RI itu. Dari Mesir, Osdar

mengirim berita heboh "Soeharto Mau Mundur, bila Rakyat Tidak

Menghendakinya Lagi."

Penulis: Nov/WBP

Kisah Gus Dur pakai celana pendek &

Sisi Lain Istana

Sumber : http://www.merdeka.com/peristiwa/kisah-gus-dur-pakai-celana-pendek-sisi-lain-

istana.html

Merdeka.com - Sikap nyeleneh yang ditunjukkan mantan presiden republik

Indonesia ke empat, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, saat memakai

celana pendek dan hanya berbalut kaos oblong kala menyambut masa

pendukungnya di depan Istana Merdeka sempat menjadi headline media

massa nasional maupun internasional.

Waktu itu senin 23 Juli 2001 malam, Gus Dur memberikan arahan terhadap

massanya agar tidak melakukan tindakan yang bersifat anarkis terkait

5

pencopotan statusnya sebagai seorang presiden oleh Majelis

Permusyawaratan Rakyat (MPR)

Massa yang berkumpul di bagian utara lapangan Monas tepatnya di depan

Istana menunggu penjelasan terkait isu pelengseran dirinya sebagai orang

nomor satu RI. Akhirnya setelah mendapatkan penjelasan dari Gus Dur

massa tersebut membubarkan diri.

Kisah nyelenehnya Gus Dur itu menjadi bagian cerita yang dituliskan

wartawan senior Kompas, J Osdar, dalam buku karyanya di halaman 49.

Dalam acara peluncuran bukunya yang berjudul 'Sisi Lain Istana' di Bentara

Budaya, Jakarta, Jumat (7/3), Osdar mengatakan, kelak bukunya dapat

memberikan hal-hal yang informatif sekaligus menarik terkait istana negara

kepada pembaca.

"Hal yang paling unik saat Gus Dur (Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid)

keluar dan berdiri di depan istana cuma memakai celana pendek," kata

Osdar usai peluncuran bukunya di lokasi.

Acara ini dihadiri antara lain, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri

PerdaganganMuhammad Lutfi, Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi

Politik Daniel Sparingga, dan Pemimpin Redaksi Harian Kompas Rikard

Bagun, dan Pengamat Politik Sukardi Rinakit.

Sementara itu mantan Wapres RI, Muhammad Jusuf Kalla dalam

sambutannya mengatakan, buku yang ditulis Osdar sangat informatif,

menarik sekaligus sinis. Sebagai orang yang pernah menjabat sebagai Wakil

Presiden, dia memahami dan mengerti betul setiap isi dalam buku tersebut.

"Saya juga merasa tersanjung di sini saya disebut sebagai Gajah Mada dan

Socrates," terang Kalla.

6

Lalu Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik Daniel Sparingga

menyatakan rasa kagumnya kepada penulis yang berhasil meruntuhkan

mitos masyarakat tentang Istana.

"Osdar menuliskan tentang Istana dengan cara bercerita, bertutur. Buku ini

menggambarkan sisi lain Osdar, sebagai wartawan senior yang selama

bertahun-tahun di Istana, dia tidak pernah terkooptasi menjadi Jubir

Istana," ujarnya.

Pemimpin Redaksi Harian Kompas Rikard Bagun menilai buku yang ditulis

Osdar bukan hanya menggambarkan sisi lain Istana. Menurutnya, buku ini

juga menggambarkan sisi lain Osdar sendiri saat menjadi Wartawan di

Istana.

"Dan buku ini juga menggambarkan sisi lain wartawan-wartawan lainnya di

Istana," tandanya.

Cuma Harga Diri yang Tidak Naik Selasa, 25 November 2014 | 13:41 WIB Sumber :

http://nasional.kompas.com/read/2014/11/25/13415611/Cuma.Harga.Diri.yang.Tidak.Naik?utm_

campaign=related_left&utm_medium=bp&utm_source=news

KOMPAS.com - SEUSAI pesta pora merayakan pelantikan presiden di

sidang MPR Senin, 20 Oktober, para penguasa Istana Kepresidenan kini

mulai menuai berbagai kecaman. Kecaman dimulai dari lambannya

pengumuman kabinet, disusul pengumuman yang membuat banyak orang

menyampaikan ‖salam gigit jari‖ alias kecewa. Pada saat berkumandang

7

‖salam gigit jari‖ muncul pula buku 100 Janji Jokowi-JK yang diterbitkan Tim

Riset Institute for Policy Studies dan diberi pengantar oleh Fadli Zon.

Fadli Zon, sebagai Wakil Ketua DPR, datang ke Redaksi Kompas, Palmerah

Selatan, Jakarta, Selasa (4/11). Ia memberikan buku itu kepada pers.

Dalam bukunya yang diluncurkan di Pasar Rebo itu, dituliskan janji pertama

presiden ke-7 RI: ‖Membesarkan Pertamina, Mengalahkan Petronas

(perusahaan minyak Malaysia)‖ dan janji kedua adalah ‖Memberantas Mafia

Energi‖.

Namun, kini, Istana menghadapi kecaman kenaikan harga bahan bakar

minyak (BBM) sebesar Rp 2.000. Penunjukan nama Jaksa Agung dari partai

politik dan pelantikan Gubernur DKI Jakarta di Istana juga mendapat

kecaman dan kritik di mana-mana.

Ketika kenaikan harga BBM diumumkan, segera artis Cornelia Agatha

memasang di statusnya ‖Salam 2000‖. Salam jenaka ini segera

berkumandang.

Ditanya tentang kenaikan harga BBM, mantan anggota DPR dari Partai

Demokrasi Indonesia Perjuangan, Eva Sundari, mengatakan, ‖Guncanglah...

tapi aku ini lagi umrah, golek tombo ati (cari obat hati).‖

Sebelum menaikkan harga BBM, Presiden Joko Widodo menyatakan

pemborosan penggunaan BBM harus diakhiri dan menyerukan siap

melakukan hal yang tak populer. Dengan mengurangi subsidi BBM, Lembaga

Survei Indonesia (LSI) mencatat, popularitas Jokowi menurun.

Hampir bersamaan dengan kenaikan harga BBM, Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi, di Banyuwangi,

Jawa Timur, mengumumkan pembatasan untuk berpesta oleh para pejabat

pemerintah guna memberi contoh hidup sederhana kepada masyarakat.

8

Pembatasan itu juga berlaku untuk presiden dan wakil presiden. Presiden

ke-2 RI Soeharto dan presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono juga

pernah menyerukan hidup sederhana.

Apa pun alasannya, kenaikan harga BBM membuat merana rakyat karena

harga kebutuhan sehari-hari melonjak tinggi. Mantan anggota DPR dari

Fraksi Golkar, Nurul Arifin, pun mengeluh atas harga yang naik.

‖Sayuran dan bahan pokok udah pada naik. Uang belanja di rumah udah

tidak cukup. Si embak (pembantu rumah tangganya) bilang kepada saya,

’Kurang Non (panggilan Nurul di rumah), sekarang udah pada naik,‖ ujar

Nurul yang sekarang jadi juru bicara Ketua DPR.

Kalau harga kebutuhan pokok naik, lalu apa yang tidak naik? ‖Harga diri

kelihatannya,‖ jawab Nurul sambil tertawa terbahak-bahak.

Ketika harga BBM naik, seorang pengurus PDI-P Gombong, Kebumen, Jawa

Tengah, yang tidak mau disebut namanya, langsung menolak rombongan

acara panggung kesenian dari Jakarta yang akan pentas di Gombong.

Alasannya, rakyat baru menderita, jangan diberi tontonan yang

mengesankan pamer kemewahan. ‖BBM baru naik, suasana jadi kurang

enak, yo,‖ ujar tokoh tersebut.

Sekretaris Fraksi Golkar di DPR Bambang Soesatyo setuju acara-acara yang

membutuhkan dana besar dan mempertontonkan kemewahan (apalagi yang

didatangkan dari luar negeri) sebaiknya dibatasi dulu. Kenaikan harga BBM,

lanjut Bambang, bisa membuat banyak orang menyampaikan ‖salam lima

jari rapat dan telentang‖, artinya mengemis ke sana kemari.

Jadi, jangan sampai ada salam lima jari rapat telentang ya. (J Osdar)

9

Kabinet yang Diragukan Selasa, 4 November 2014 | 15:47 WIB

http://nasional.kompas.com/read/2014/11/04/15473191/Kabinet.yang.Diragukan?utm_campaign=relat

ed_left&utm_medium=bp&utm_source=news

KOMPAS.com - KETIDAKPUASAN terhadap kabinet baru bukan hanya

dialami Kabinet Kerja di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan

Wakil Presiden M Jusuf Kalla.

Sepuluh tahun lalu, dalam sambutan pelantikan dan pengambilan sumpah

anggota Kabinet Indonesia Bersatu Jilid I di Istana Negara, Jakarta, Kamis,

21 Oktober 2004, Presiden (waktu itu) Susilo Bambang Yudhoyono terus

terang mengungkapkan adanya kesangsian dan keraguan sebagian rakyat

terhadap para menterinya.

‖Bahkan, ada kesangsian terhadap Saudara (para menteri), termasuk

terhadap saya dan Pak Jusuf Kalla, untuk dapat mengemban tugas yang

tidak ringan ini,‖ katanya saat itu.

SBY, panggilan akrab Susilo Bambang Yudhoyono, waktu itu mengatakan,

kesangsian dan keraguan itu bisa dijadikan pemicu dan tantangan bagi para

menteri untuk bekerja lebih keras.

‖Tidak perlu kesangsian dan keraguan rakyat terhadap kita dan saudara-

saudara dijawab dengan kata-kata, tetapi jawablah dengan kerja dan karya

nyata,‖ kata SBY.

10

Dalam putaran II pemilihan presiden yang dilakukan secara langsung untuk

pertama kalinya itu (2004), SBY-JK dipilih oleh lebih dari 69 juta rakyat atau

sekitar 60 persen. Waktu itu SBY sepenuhnya sadar, dukungan rakyat dalam

pemilihan presiden tidak menjadi penopang nyata pemerintahannya.

‖Setelah pemilu selesai, mereka (massa pemilihnya) tidak lagi aktif dan

punya peran nyata untuk memuluskan langkah saya dalam mengelola segala

macam permasalahan dan tantangan yang jelas tidak ringan,‖ ujar SBY.

Unjuk rasa

Pelantikan kabinet Presiden Abdurrahman Wahid dan Wakil Presiden

Megawati Soekarnoputri juga diiringi kecurigaan sebagian rakyat. Setelah

pelantikan, para menteri kabinet baru berfoto bersama di tangga lobi Istana

Merdeka. Sementara itu, ratusan pegawai negeri sipil dari dua departemen

yang dihapus, yakni Departemen Sosial dan Departemen Penerangan,

mengadakan unjuk rasa di depan Istana Merdeka.

Abdurrahman Wahid, yang akrab dipanggil Gus Dur, dan Megawati

menghampiri para pengunjuk rasa di pintu pagar halaman Istana Merdeka

itu. Waktu itu pagar Istana masih pendek, tidak setinggi sekarang. Gus Dur

berbincang-bincang dengan para pengunjuk rasa.

Sebelum foto bersama dengan para menteri, Gus Dur waktu itu juga

mengakui keraguan dan kesangsian sebagian rakyat terhadap kabinetnya.

‖Kabinet ini sekarang baru disorot oleh MPR dan masyarakat,‖ kata Gus Dur

saat itu. Satu tahun kemudian, Gus Dur meninggalkan kursi kepresidenan di

Istana.

Pengumuman dan pelantikan Kabinet Kerja yang dipimpin Jokowitanggal 26

dan 27 Oktober 2014 juga diiringi aksi unjuk rasa yang memprotes beberapa

11

nama menteri. Berbeda dengan Gus Dur, Jokowi tidak menemui para

pengunjuk rasa.

Teriakan para pengunjuk rasa dengan pengeras suara yang bergema di

antara beberapa gedung dan pepohonan yang dihuni banyak burung dan

kelelawar atau kampret di kompleks Istana Kepresidenan dan lapangan Tugu

Monas itu tidak dihiraukan oleh Jokowi dan para menterinya.

Jokowi sudah masuk Istana Kepresidenan yang dilingkari pagar besi yang

tinggi. Selamat bekerja, bekerja, dan blusukan entah ke mana. (J Osdar)

Istana Kepresidenan Akan Berperang Melawan Mafia Selasa, 23 September 2014 | 15:01 WIB

http://nasional.kompas.com/read/2014/09/23/15011501/Istana.Kepresidenan.Akan.Berperang.Melawa

n.Mafia?utm_campaign=related_left&utm_medium=bp&utm_source=news

KOMPAS.com - DALAM Muktamar Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di

Surabaya, Jawa Timur, Minggu, 31 Agustus 2014, presiden terpilih Joko

Widodo menyatakan, di Indonesia saat ini ada banyak mafia minyak dan gas

serta listrik.

Sebelumnya, dalam debat calon presiden dan calon wakil presiden di

putaran terakhir, di Hotel Bidakara, Jakarta, Sabtu, 5 Juli 2014, calon wakil

presiden (saat itu) Jusuf Kalla dengan lantang mengatakan soal mafia

minyak, mafia daging sapi, mafia urusan haji, dan lain-lainnya.

Jokowi mengatakan, ada hal yang tidak beres di dunia minyak di Indonesia.

Ia mengatakan, negara harus berani mengenyahkan mafia minyak ini. ‖Kita

punya minyak, tetapi mau beli saja harus antre. Sebab, di dalamnya ada

yang tidak betul. Mafia minyak,‖ ujar Jokowi.

12

Tugas menteri kabinet Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) adalah

berperang melawan mafia. ‖Tugas menteri yang baru nanti pertama kali

adalah menghilangkan hal-hal yang tidak betul itu,‖ ujarnya.

Beberapa hari kemudian, Komisi Pemberantasan Korupsi di Jakarta, Rabu, 3

September 2014, mengumumkan Jero Wacik (Menteri Energi dan Sumber

Daya Mineral) sebagai tersangka kasus korupsi. Diberitakan, penetapan Jero

ini semakin menguak tata kelola minyak dan gas bumi di Indonesia yang

penuh praktik korupsi.

Penetapan Jero sebagai tersangka ini berkaitan dengan penyelidikan KPK

atas hasil pengembangan penyidikan Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana

Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Rudi Rubiandini

yang tertangkap menerima suap 400.000 dollar Amerika Serikat dari

komisaris Kernel Oil Pte, Simon Gunawan Tanjaya, pada 14 Agustus 2013.

Pencanangan perang terhadap mafia migas dan mafia lainnya

olehJokowi dan JK serta penetapan Jero Wacik sebagai tersangka sudah

menjadi pembicaraan banyak orang di Istana Kepresidenan, halte bus,

stasiun kereta api, toilet umum, dan mal-mal.

Tidak malu

Seorang warga Indonesia yang bekerja di perusahaan minyak dan gas bumi

multinasional asal Italia, Ente Nazionale Idocarburi (ENI), mengatakan tidak

terlalu merasa malu dengan tersiarnya mafia minyak di Indonesia dan

penetapan Jero Wacik sebagai tersangka.

‖Di sejumlah negara berkembang, mafia, kolusi, korupsi, dan nepotisme

masih menjadi hal yang biasa,‖ ujar dia.

13

Dalam sebuah diskusi tidak resmi di sebuah mal di Jakarta, seseorang yang

lama bekerja di bidang migas dan tidak mau disebut identitasnya

mengatakan, pernyataan Jokowi soal antre minyak perlu dikoreksi. ‖Sebab,

minyak yang ada di perut bumi Indonesia saat ini sudah sangat berkurang,

sudah mendekati lampu merah, sementara kebutuhan minyak meningkat

drastis,‖ ujarnya.

Ia juga mengatakan, menghapuskan mafia minyak di Indonesia tidak

semudah membalikkan tangan. Mafia di sini bukan hanya di sektor migas,

melainkan ada mafia cabai, mafia beras, mafia kayu, dan mafia pajak.

Selamat berperang! (J Osdar)

Yang Mencuri Perhatian Rabu, 18 Juni 2014 | 10:25 WIB

SUMBER : http://nasional.kompas.com/read/2014/06/18/1025587/Yang.Mencuri.Perhatian

KOMPAS.com - TIDAK berlebihan apabila dituliskan, bagi banyak orang

Indonesia, debat calon presiden dan calon wakil presiden untuk Pemilu

Presiden 9 Juli 2014 tidak kalah menariknya dengan pertandingan sepak

bola Piala Dunia yang berlangsung di Brasil.

Debat capres dan cawapres 2014 ini menjadi tontonan dan hiburan

tersendiri bagi bangsa ini. Bukan hanya visi dan misi yang menjadi perhatian

masyarakat, melainkan penampilan para capres dan cawapres juga

mendapat perhatian. Gaya dan suara mengucapkan kata-kata akan menjadi

bagian dari obyek pengamatan para pemerhati acara ini.

14

Gerak-gerik tubuh para capres dan cawapres akan diikuti dengan saksama.

Penguasaan gaya teatrikal akan menjadi pertimbangan tertentu bagi orang-

orang yang akan ikut memberikan suaranya dalam pemilu presiden

mendatang. Gaya yang indah di panggung debat akan berkesan bagi orang-

orang yang antre masuk ke bilik pencoblosan, 9 Juli mendatang.

Penampilan capres Prabowo Subianto di Hotel Gran Melia, Kuningan,

Jakarta, Minggu malam, berhasil menarik perhatian. Banyak improvisasi

yang ditampilkan penggemar kuda ini. Prabowo, dalam debat itu,

mengatakan, para penasihatnya mengatakan untuk tidak menyetujui apa

pun yang disampaikan capres Joko Widodo atau Jokowi yang gemar makan

mi rebus campur sayur sawi dan kol itu.

Ketika Jokowi menyampaikan pendapatnya tentang ekonomi kreatif,

termasuk berbagai jenis kreasi seni dari Sabang hingga Merauke, Prabowo

tampak memperhatikan dengan bibir tersungging senyum kecil. ‖Saya

setuju dengan apa yang disampaikan Bapak Jokowi, dan maaf saya kali ini

tidak setuju dengan para penasihat saya,‖ ujarnya sambil menggerakkan

tangannya ke arah penonton.

Prabowo mengatakan, dirinya bukan politisi, jadi kalau memang hal yang

disampaikan Jokowi bagus adanya, dia setuju. Ia juga menyampaikan

bahwa putranya, Ragowo Hedi Prasetyo, bekerja di bidang ekonomi kreatif

seperti yang dikatakan Jokowi.

Kemudian Prabowo turun dari tempat duduknya menghampiri Jokowi dan

menjulurkan tangannya untuk bersalaman dan cipika-cipiki (cium pipi kanan

dan kiri). Adegan kecil yang mencuri pertunjukan Minggu malam. Prabowo

berhasil menciptakan suasana ceria dan gemuyu di panggung tempur politik

ini.

15

Prabowo sempat mengeluarkan kata-kata yang mencuri perhatian. ‖Pak

Jokowi, kita capek ya karena kita yang melakukan, mereka hanya menonton

saja,‖ ujarnya. Ia juga mengatakan ‖selesai‖ di akhir pernyataan penutup.

Panggung tontonan Minggu malam itu dikuasai Prabowo. Namun, Jokowi

juga punya adegan menarik. Misalnya, ketika ia bercerita bertemu rakyat di

sejumlah tempat di Indonesia. Bagi Jokowi, rakyat bukan hal abstrak tak

bernama. Antara lain ketika di Sulawesi Utara, ‖Saya bertemu Ibu Elly.‖

Nama-nama lain juga disebutkan. (J Osdar)

Mata Presiden Jokowi Ditutup Kain Hitam http://nasional.kompas.com/read/2014/12/02/13224821/Mata.Presiden.Jokowi.Ditutup.Kain.Hitam

Selasa, 2 Desember 2014 | 13:22 WIB

KOMPAS.com - Selasa malam, 25 November 2014 lalu, hujan deras

menyiram sebuah padepokan Roemah Petroek di Desa Karang Klethak,

Sleman, Yogyakarta. Padepokan di tepi Sungai (Kali) Boyong, di kaki

Gunung Merapi, itu dinaungi hutan pohon bambu, ganemo (mlinjo), dan

pohon-pohon lainnya.

Hujan deras berganti gerimis. Udara cukup dingin. Di salah satu tempat

padepokan itu, malam itu, berlangsung acara mengenang KH Abdurrahman

Wahid atau Gus Dur, presiden ke-4 RI (1999-2001). Acara ini disebut

‖Revolusi Mental Mengenang Gus Dur‖.

Putri bungsu Gus Dur, Inayah Wahid, mengatakan, di tempat itu Gus Dur

sebenarnya tidak begitu suka disebut mantan presiden karena presiden

16

hanya pekerjaan. ‖Bapak lebih suka disebut pejuang humanis lewat

kebudayaan,‖ ujar Inayah.

Banyak acara seni budaya berlangsung malam itu. Di tepi panggung beralas

pasir itu ada tujuh patung presiden Indonesia dari tahun 1945 hingga 2014.

Enam presiden terdahulu, Soekarno, Soeharto, BJ Habibie, Gus Dur,

Megawati Soekarnoputri, dan Susilo Bambang Yudhoyono dalam posisi

duduk berjajar di kursi. Sementara itu, Presiden Joko Widodo

atau Jokowi berdiri di belakang para presiden pendahulunya.

Di depan patung para presiden itu, pemuda bernama Ferry Luviyanto

melakukan pentas monolog. Aksi Ferry banyak disambut tawa dan tepuk

hadirin ketika ia mendeskripsikan tingkah laku khas para presiden itu.

‖Semua presiden ini mempunyai senyumnya sendiri-sendiri,‖ ujar Ferry.

Ia banyak mengeluarkan kata-kata ciri khas Gus Dur, ‖Gitu saja kok repot.‖

Ferry melukiskan Gus Dur yang gemar bercanda, tetapi punya mata hati

yang tajam dalam melihat berbagai masalah kehidupan bangsa ini.

Sebelum meninggalkan panggung pasir yang di tengahnya ada gunung pasir

itu, Ferry menutup mata patung Jokowi dengan kain hitam. ‖Supaya

presiden ketujuh ini tidak hanya bisa melihat realitas di negeri ini dengan

mata fisiknya, tapi harus bisa membaca dengan mata hatinya seperti Gus

Dur,‖ ujarnya disambut tepuk tangan hadirin.

Di acara itu banyak yang hadir, antara lain pengamat dan penulis masalah

sosial politik Sukardi Rinakit, penyanyi rap Marjuki, penyanyi dan sinden

serba bisa Endah Laras, Romo Benny Susetyo PR, Romo Sindhunata SJ,

Maman Imanulhaq (pengasuh Pondok Pesantre Al-Mizan Majalengka dan

anggota DPR periode 2014-2019), para wartawan, mahasiswa, para tokoh

masyarakat setempat dan dari Jakarta, serta putri bungsu Gus Dur, Inayah

Wahid.

17

Putri kedua Gus Dur, Yenny Zanuba Wahid, datang sehari setelah acara ini

berlangsung. Malam itu, Yenny sangat ditunggu para hadirin. Namun,

sampai tengah malam, ketika angin mengembus keras daun-daun

pepohonan, Yenny tidak datang.

Benny Susetyo tertarik sekali dengan adegan penutupan mata Jokowi itu.

‖Mata hati harus dimiliki Jokowi agar mampu melihat realitas, tidak hanya

fisik, karena fisik bisa menipu bahkan bisa kehilangan arah. Penglihatan fisik

bisa ditundukkan realitas semu,‖ ujar Benny, yang membandingkan acara

pesta pora di Monas, depan Istana Merdeka, Jakarta, pada 20 Oktober lalu,

dengan acara di Roemah Petroek ini.

Menurut Romo Benny, acara ini jauh sederhana, tidak feodalistis. ‖Acara di

Roemah Petroek ini jauh lebih bermakna mendalam ketimbang di Monas

itu,‖ ujar Romo Benny. ‖Di Roemah Petroek tidak banyak dijejali

kepentingan, tapi sebaliknya menyatukan dengan bahasa tulus dan

kejujuran,‖ ujarnya lebih lanjut.

Datanglah ke Roemah Petroek di Sleman. Di sana tidak ada adegan Petruk

Jadi Ratu, tetapi tokoh wayang Petruk tetap sebagai punakawan. (J Osdar)

Nama dan Peristiwa Mei 1998-2010

Sisi Lain Istana Presiden Sumber : http://uzey.blogspot.com/2010/05/sisi-lain-istana.html

Minggu, 3 Mei 1998, Presiden Soeharto dan Wakil Presiden BJ Habibie

menjenguk mantan Panglima Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban

Jenderal (Purn) Soemito Sastrodihardjo yang mengalami stroke dan dirawat

di Rumah Sakit Mitra Kemayoran, Jakarta Pusat. Soemitro Sastrodihardjo

meninggal pada 10 Mei 1998 dalam usia 71 tahun dan dimakamkan di

Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta, ketika Soeharto berada di Kairo,

Mesir.

18

Senin, 4 Mei, di Bina Graha, diumumkan kenaikan harga bahan bakar

minyak (BBM) dan tarif dasar listrik (TDL). Sejumlah anggota DPR menolak

kenaikan itu. Hari itu juga, Soeharto menghadri acara pertanggungjawaban

Ketua Umum Badan Penyangga Pemasaran Cengkeh (BPPC) Hutomo

Mandala Putra alias Tommy kepada Menteri perindustrian dan

Perdagangan Mohamad Hasan alias Bob Hasan. Beberapa hari kemudian,

BPPC dibubarkan. ―Ingat BPPC, jadi ingat si artis canti itu’, komentar

anggota DPR dari Partai Golkar, Nurul Arifin, pekan lalu.

Hari Senin, 4 Mei itu, di Bina Graha, seusai diterima Soearto,

Menhakam/Pangab Jenderal Wiranto mengatakan, ABRI akan menindak

tegas aksi mahasiswa yang dilakukan di luar kampus. Ketika itu aksi unjuk

rasa para mahasiswa merebak di berbagai tempat di Indonesia. Mereka

menyerukan Reformasi. Para mahasiswa juga menyerukan diselenggarakan

Sidng Istimewa Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).

Sabtu, 9 Mei, Soeharto terbang ke Kairo. Sebelum terbang, ia sempat

menjelaskan tentang kenaikan harga BBM dan listrik. Sempat pula ia

mengkritik pers yang dianggap memperkeruh suasana. Penjual Donat dan

para wartwan yang tidak ikut ke Kairo di Bandar Halim Perdanakusuma,

Jakarta, sempat berkata kepada para wartawan yang ikut ke Kairo, ―Wah, ini

dia para calon menteri Penerangan pemerintahan di pengasingan‖.

Sabtu itu juga, Wakil Presiden BJ Habibie di Halim Perdanakusuma

menanggapi seruan dari berbgai pihak agar diadakan Sidang Istimewa MPR.

―Seruan tersebut melecehkan demokrasi dan rakyat‖, ujar Habibie saat itu.

Ketika seruan reformasi dikumandangkan saat itu, Habibie memilih diadakan

evolusi yang dipercepat, bukan reformasi. Sabtu sore waktu Kairo,

rombongan Presiden Soeharto tiba di Mesir untuk menghadiri Konferensi

Tingkat Tinggi Negara-negara Kelompok 15 (G-15).

19

Pada 13 Mei, Soeharto bertemu masyarakat Indonesia di Kedutaan Besar

Indonesia di Kairo. Ucapan Soeharto di sini menjadi berita utama Kompas

dengan judul, ―Bila Rakyat Tidak Menghendaki, Presiden Siap Mundur‖.

Jum’at (15/5) subuh, Soeharto dan rombongan tiba kembali di Jakarta.

Beberapa hari kemudian, Soeharto lengser dan BJ Habibie menjadi Presiden

ke-3.

Hari Jum’at, 21 Mei 1999, BJ Habibie merayakan ulang tahun pertama

menjadi Presiden dengan memotong tumpeng nasi kuning di Lantai III

Wisma Negara, Komplek Istana, Jakarta.

Catatan menarik bulan Mei di Istana tahun 2000, yakni Senin 8 Mei 2000,

Presiden Abdurrahman Wahid mengatakan, ada semacam gerakan untuk

menjatuhkan dirinya dalam Sidang Umum MPR, Agustus 2000.

Cuplikan berbgai catatan menarik Mei tahun 2010, Staf Khusus Presiden

Bidang Komunikasi dan Informasi Haru Lelono bersama Menteri Kesehatan

Endang Rahayu Sedyaningsih dan para pejabat pemerintah lainnya bermain

ketoprak di Gedung Kesenian Jakarta, Jum’at 7 Mei 2010.

(J OSDAR, Kompas Selasa 11 Mei 2010, hal 2)

Dari Artikel ke Wapres Selasa, 22 April 2014 | 15:13 WIB

Sumber : http://nasional.kompas.com/read/2014/04/22/1513380/Dari.Artikel.ke.Wapres

KOMPAS.com - SABTU tanggal 16 Februari 2013 lalu di sebuah hotel di

Jakarta, ekonom senior JB Sumarlin merayakan ulang tahunnya yang ke-80

dengan meluncurkan buku biografinya berjudul JB Sumarlin, Cabe Rawit

yang Lahir di Sawah dan JB Sumarlin di antara Sahabat.

20

Acara ini menjadi bahan pembicaraan hangat antara wartawan dan salah

satu pekerja untuk kantor Wakil Presiden Boediono, Kurie Suditomo, di Den

Haag, Negeri Belanda, tanggal 17 Maret 2014. Kurie sangat antusias

membahas acara Sumarlin itu karena Wapres Boediono memberikan

sambutan.

Dalam sambutannya, Wapres Boediono yang akrab dipanggil Pak Boed

mengatakan merasa bahagia diperkenankan memberikan sambutan karena

dia adalah mantan anak buah Sumarlin. ‖Kalau flashback, kembali ke

belakang, mungkin panjang, tetapi saya mengambil satu event saja,‖

ujar Pak Boed.

‖Pada tahun 1983, saya menulis di Kompas mengenai devaluasi. Waktu itu

saya seorang dosen di universitas pedalaman sana, di Yogyakarta. Tanpa

saya sadari ternyata artikel yang sangat pendek itu dibaca seorang

menteri,‖ lanjut Wapres.

Sang menteri itu, kata Pak Boed, adalah juga Kepala Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional (Bappenas) Profesor JB Sumarlin.

‖Di situlah titik balik perjalanan karier saya. Semula saya memang ingin

menjadi dosen di Universitas Gadjah Mada. Tetapi, dengan terjadinya

peristiwa Bapak Menteri JB Sumarlin membaca artikel saya, semuanya

berubah,‖ ujar Pak Boed sambil senyum-senyum.

Boediono, sang dosen UGM itu, kemudian direkrut Sumarlin melalui Adrianus

Mooy. ‖Pak Mooy, juga mantan bos saya, mempunyai koneksi dengan UGM.

Jadi tampaknya mulus sekali saya ditarik ke Bappenas dan itulah awal

keterlibatan saya di pemerintahan sampai saat ini,‖ ujar Pak Boed.

Kantor Bappenas yang terletak di dekat tempat tinggal resmi wakil presiden

di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, bagi Pak Boed adalah tempat

penggemblengan baginya. Di situ Pak Boed harus bekerja keras. Budaya

21

kerja keras diperoleh Pak Boed dari tempat itu. Pak Boed masuk ke

Bappenas berawal dari tingkat eselon dua di bawah langsung Adrianus Mooy.

‖Itu benar-benar memberikan pengalaman yang luar biasa,‖ kata Pak Boed.

Ketika bekerja di Bappenas, Pak Boed hampir tiap hari harus pulang sampai

pukul 12 tengah malam sehingga sering diprotes sang istri. Untuk itu Pak

Boed harus mengeluarkan energi memberikan penjelasan dan pengertian

kepada Ny Herawati Boediono.

Catatan Sumarlin

Dalam acara itu Sumarlin memberikan catatan kehidupan bernegara dan

pembangunan nasional selama 14 tahun terakhir, sejak dimulainya masa

Reformasi tahun 1998. ‖Saat ini justru semakin jauh dari nilai dan arah

dasar Pancasila. Pancasila seperti tidak lagi menjiwai kehidupan bangsa di

berbagai bidang, baik bidang politik, ekonomi, maupun sosial budaya,‖ ujar

Sumarlin ketika itu.

Bagi Sumarlin, setelah tahun 1998, Pancasila tidak lagi jadi acuan di

berbagai kehidupan. Menurut dia, ini akibat GBHN (Garis-garis Besar Haluan

Negara) tidak ada.

Tetapi, mengapa ada GBHN dan ada peristiwa kelam bulan Mei 1998. GBHN

jangan dilaksanakan dengan gaya diktator, korup, kolusi, dan nepotisme. Itu

membahayakan Pancasila. (J Osdar)

Bima, Sys, Jokowi, dan SBY Selasa, 15 April 2014 | 17:24 WIB

Sumber: http://nasional.kompas.com/read/2014/04/15/1724040/Bima.Sys.Jokowi.dan.SBY

KOMPAS.com - SENIN, 7 April 2014, Bima Arya dilantik menjadi Wali Kota

Bogor, Jawa Barat, di depan 2.000 warga, di pendopo kabupaten, depan

Istana Bogor.

22

Minggu, 13 April 2014, Sys NS, salah satu pendiri Partai Demokrat,

menikahkan putrinya, Syanindita Prasisti, di Jakarta. Presiden Susilo

Bambang Yudhoyono dan Ny Ani Yudhoyono datang di acara resepsi

pernikahan ini. Wakil Presiden Boediono mengirimkan karangan bunga

besar. ‖Salah seorang anggota stafnya mengatakan, Pak Wapres mohon

maaf tidak bisa hadir,‖ kata Sys NS.

Alasannya cukup jelas apabila acara pernikahan itu dimasukkan dalam

kolom Sisi Lain Istana ini. Sementara pelantikan Bima Arya punya hubungan

apa dengan Istana?

Ibu Bima Arya, almarhumah Melinda Susilarini, yang lahir 13 November

1952, adalah putri dari pasangan Kepala Rumah Tangga Istana Bogor masa

pemerintahan Presiden Soekarno, yaitu Barna Muhammad (Aki Papih) dan

Juleha (Nini Mamih).

Nama Melinda Susilarini merupakan pemberian dari Presiden Soekarno. Jadi,

ibu Bima Arya semasa remajanya ada di dalam naungan Istana Bogor. ‖Ibu

saya juga sering ikut main band yang dipimpin putra Bung Karno, Guntur

Soekarnoputra,‖ kata Bima Arya.

Irama dangdut

Salah satu wali pernikahan putri Sys NS adalah calon presiden dari Partai

Demokrasi Indonesia Perjuangan, Joko Widodo atau Jokowi. Salah satu calon

presiden dari Partai Kebangkitan Bangsa, Rhoma Irama, raja dangdut

Indonesia, juga hadir di acara resepsi. ‖Sys NS memang sosok hebat. Yang

terlibat dalam acara nikah ini dari tingkat presiden, calon presiden, banyak

artis, dan seluruh lapisan masyarakat,‖ ujar anggota Dewan Pertimbangan

Partai Nasional Demokrat (Nasdem), Lucy Liu Suwandi, yang datang

bersama Bupati Bojonegoro Suyoto, pedagang beras Nia Mulachela, dan

Halida Hatta, putri Bung Hatta (wakil presiden di awal pemerintahan RI).

23

Ketika Presiden Yudhoyono dan Ny Ani datang ke tempat resepsi, mereka,

antara lain, disambut penyanyi dangdut senior Camelia Malik, yang menjadi

salah satu anggota panitia acara pernikahan ini. Alunan dangdut juga

mewarnai acara ini. Dangdut punya tempat istimewa dalam acara ini.

Maka, jangan sedih atau khawatir apabila salah satu anggota staf di Kantor

Wakil Presiden Boediono disebut seperti penyanyi dangdut di Sisi Lain Istana

(Kompas, 8 April 2014, halaman 2).

Kembali soal hubungan Bima Arya dengan Istana Bogor. Bima Arya

mengatakan ingin menyinkronkan suasana dalam Istana Bogor dengan

suasana lalu lintas jalan raya Bogor. ‖Jangan sampai di dalam Istana seperti

surgaloka, sementara di luar seperti kehidupan yang lain, ha-ha-ha...,‖ ujar

Bima.

Apabila di luar istana rakyat gemar dangdut, di dalam Istana jangan malu

menghargai dangdut. Sinkron bukan? (J Osdar)

Pak Boed, Deta, dan KTT Keamanan Nuklir Selasa, 1 April 2014 | 09:52 WIB

Sumber :

http://nasional.kompas.com/read/2014/04/01/0952263/Pak.Boed.Deta.dan.KTT.Keamanan.Nukl

ir

KOMPAS.com - KETIKA ditanya mengapa menciptakan lagu dan liriknya,

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, antara lain, beberapa kali

mengatakan, ‖lagu itu adalah sebagai soft power‖ (kekuatan nonfisik).

Maka, dalam pertemuan dengan pers Indonesia di Den Haag, Belanda, Rabu

(26/3), Wakil Presiden Boediono, antara lain, mengatakan ‖bangga‖ atas

penampilan soprano Indonesia, Bernadeta Astari, di upacara pembukaan

24

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Keamanan Nuklir di Belanda, Senin pekan

lalu.

Dalam acara montase seni pertunjukan yang disaksikan para pemimpin

negara dan pemerintahan negara-negara di dunia itu, Bernadeta yang akrab

dipanggil Deta (26) mengeluarkan suara soprannya yang membuat hadirin,

termasuk Presiden Amerika Serikat Barack Obama, terpana. Deta adalah

mahaduta Indonesia.

Deta melengkingkan suaranya yang lembut dengan iringan gesekan biola,

paduan suara, dan montase video. Suara Deta di forum internasional ini

merupakan kekuatan nonfisik yang bisa memberikan keheningan tersendiri

pada gema ketakutan manusia akibat bahaya kekuatan nuklir yang

dikhawatirkan bisa digunakan oleh seseorang atau kelompok orang yang

disebut-sebut dalam pertemuan ini sebagai ‖teroris‖.

Sebagian suara dari KTT Keamanan Nuklir secara langsung atau tidak

langsung mengetengahkan adanya ketakutan terhadap nuklir dan terorisme.

Suara Deta adalah penyeimbang dari ketakutan itu. Suara Deta adalah soft

power yang mengumandangkan optimisme dan keindahan bahwa dunia ini

bukan hanya ketakutan dan kekhawatiran, melainkan juga keindahan. Siapa

tahu, manusia yang disebut teroris itu juga bisa merasakan keindahan itu

dan membatalkan godaan untuk membuat dunia dihantam ledakan bom

nuklir.

‖Kalau begitu, saya bangga terhadap Deta,‖ kata Wapres Boediono yang

baru saja menerima Medali Prince Willem Van Oranje atas jasanya

membangun dan demokrasi di Indonesia.

Medali sebagai penghargaan tertinggi dari Universitas Leiden itu diserahkan

Rektor Universitas Leiden Profesor Carl Stolker di sebuah aula di universitas

25

terpandang di dunia itu. Medali semacam itu pernah diberikan kepada

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Ban Ki-moon.

Di aula universitas itu pula, Pak Boed menyampaikan orasi bidang ekonomi

dan sosial di depan para tokoh universitas dan sejumlah mahasiswa,

termasuk mahasiswa dari Indonesia. Orasi ini mendapat sambutan hangat

dari hadirin. ‖Pak Boediono bukan hanya sebagai wakil presiden, melainkan

juga tetap sebagai seorang guru yang baik,‖ ujar Stolker dalam

sambutannya sebelum menyerahkan medali itu.

Di kampus tersebut, Wapres juga meresmikan kehadiran patung Hussein

Djajadiningrat, ahli hukum dari Indonesia yang mendapat gelar doktor dari

Universitas Leiden tahun 1813.

Kembali soal munculnya Deta di acara pembukaan KTT Keamanan Nuklir di

Belanda. ‖Saya baru tahu sekarang, Deta dari Indonesia,‖ kata Wapres

dalam jumpa pers dua hari setelah pembukaan KTT Keamanan Nuklir Ke-3

itu. (J Osdar)

26

SBY, Asap, dan Hujan Selasa, 25 Maret 2014 | 08:31 WIB

SUMBER : http://nasional.kompas.com/read/2014/03/25/0831044/SBY.Asap.dan.Hujan

KOMPAS.com - PADA Kamis (13/3/2014), Presiden Susilo Bambang

Yudhoyono mengadakan kontak dengan para pejabat pemerintah di Provinsi

Riau. SBY mendapat sejumlah masukan tentang kondisi kawasan di Riau dan

Sumatera Barat yang diliputi asap akibat kobaran api yang melahap hutan di

wilayah tersebut.

Dalam perjalanan dari Semarang ke Solo, Jawa Tengah, SBY mengadakan

rapat kilat dengan para menteri terkait dan para staf khusus Presiden.

‖Saya besok ke Riau,‖ kata SBY memberi kesimpulan rapat itu.

Namun, menurut laporan, asap yang meliputi kawasan Riau sangat tebal

sehingga SBY diputuskan ke Padang. Rencana untuk berkampanye di

pemilihan umum di Magelang, Minggu (16/3), oleh SBY dibatalkan. ‖SBY

27

digantikan oleh Ibu Ani Yudhoyono,‖ kata Staf Khusus Presiden Daniel

Sparringa.

Setelah SBY memutuskan hal itu, semua fasilitas perjalanan tim pendahulu

dari Istana Kepresidenan serta berbagai macam fasilitas perjalanan

presiden, seperti mobil, diangkut dengan pesawat Hercules dari Solo ke

Padang, Sumatera Barat, hari Kamis itu juga.

Jumat (14/3/2014) siang, seusai mengadakan kunjungan kerja di Solo, SBY

terbang menuju Padang. Sepuluh menit sebelum mendarat di Padang,

rombongan Presiden mendapat laporan bahwa bandar udara di Padang

tertutup asap tebal. Sejumlah pihak dalam penerbangan itu lalu

mengusulkan agar pesawat yang ditumpangi SBY terbang ke Bandara Halim

Perdanakusuma di Jakarta. Namun, SBY memilih mencari tempat

pendaratan tidak jauh dari Pekanbaru. Ia memilih Batam.

Setengah jam di Batam, SBY mendapat laporan asap yang meliputi

Pekanbaru terkuak. Jarak pandang memungkinkan pesawat terbang

mendarat di Pekanbaru. Kesempatan itu diperkirakan hanya sekitar dua jam.

Lebih dari dua jam, diperkirakan asap menebal kembali. Maka, terbanglah

rombongan SBY ke Pekanbaru.

Begitu sampai Pekanbaru, SBY pun akhirnya bisa berdialog dengan rakyat

dan mengadakan pertemuan dengan gubernur, para bupati, wali kota,

pejabat militer dan polisi, serta pengusaha perkebunan.

Di Pekanbaru ini, SBY meminta Polri dan TNI mengerahkan segala fasilitas

yang dimiliki untuk memadamkan api yang membakar hutan paling lama

tiga minggu. ‖SBY menduga api itu menyala dan membakar karena

kesengajaan,‖ kata Daniel Sparingga.

Begitu SBY mendarat di Pekanbaru, hujan pun jatuh berderai-derai selama

dua hari.

28

‖Orang-orang di Pekanbaru mengatakan kedatangan SBY merupakan berkat.

Perjalanan ke Pekanbaru adalah contoh dari sikap SBY yang mementingkan

rakyatnya ketimbang partainya dan ini memberi contoh baik bagi para

pejabat pemerintah dari atas sampai bawah,‖ kata Daniel. (J Osdar)

Bertanya ke Desa Samin Selasa, 18 Maret 2014 | 09:52 WIB

SUMBER : http://nasional.kompas.com/read/2014/03/18/0952469/Bertanya.ke.Desa.Samin

KOMPAS.com - DESA Jepang, Kecamatan Margomulya, Bojonegoro, Jawa

Timur, terletak sekitar 79 kilometer barat daya ibu kota Kabupaten

Bojonegoro yang juga disebut Bojonegoro. Selasa siang, 11 Maret 2014 lalu,

Bupati Bojonegoro Suyoto atau yang terkenal dengan sapaan Kang Yoto

mengadakan perjalanan ke Kecamatan Margomulyo, termasuk ke Desa

Jepang.

Di tengah perjalanan, Kang Yoto bercerita tentang cerita rakyat Bojonegoro,

Anglingdharma. Nama ini juga dipakai untuk salah satu ruang pertemuan di

kantor Kabupaten Bojonegoro. Dalam legenda ini, Anglingdharma adalah

29

seorang raja yang sakti, gagah, dan dicintai rakyatnya. Ia punya wakil

(patih) bernama Batik Madrim yang kesaktian dan kegagahannya setara

dengan rajanya.

Anglingdharma dan Batik Madrim merupakan pasangan sangat ideal untuk

memerintah sebuah negeri di kawasan Bojonegoro ini. Pasangan ini dicintai

rakyat mereka. Kedua tokoh tersebut kompak dalam segala hal, kecuali

dalam dunia percintaan.

Perempuan yang sama

Anglingdharma dan Batik Madrim sama-sama jatuh cinta kepada seorang

perempuan bernama Dewi Setyawati. Terjadilah perang tanding kedua tokoh

itu dan dimenangi Anglingdharma. Batik Madrim menerima kekalahannya

walaupun hatinya tetap mencintai Setyawati. Batik Madrim menerima

kekalahan demi kestabilan pemerintahan negerinya.

Alkisah, suatu hari Setyawati minta sesuatu dari Anglingdharma. Apabila

permintaan itu dipenuhi, Anglingdharma akan melanggar sumpahnya

sebagai seorang pemimpin negara, pemerintahan, dan bangsa. Karena

permintaan ditolak, Setyawati bunuh diri. Setelah mendapat inspirasi dari

seekor kambing jantan yang tidak mau bunuh diri untuk mengikuti

pasangannya, kambing betina, Anglingdharma memutuskan untuk tidak ikut

bunuh diri bersama Setyawati. Demi bangsa dan negaranya, Anglingdharma

tak bunuh diri. ‖Cerita itu pelik sekali dan tidak mudah untuk diikuti.

Legenda ini juga bisa menjadi renungan para pemimpin bangsa ini,

termasuk para calon presiden mendatang,‖ ujar Kang Yoto

Sampai di Kecamatan Margomulyo, Kang Yoto menemui Menteri Koordinator

Ekonomi Hatta Rajasa yang baru tiba dari Solo, Jawa Tengah. Hatta Rajasa

adalah Ketua Umum Partai Amanat Nasional. Ia didampingi dua tokoh PAN,

Tjatur Sapto Edy dan Djoko Susilo. Oleh Kang Yoto, yang juga Ketua DPW

30

PAN Jawa Timur, Hatta, Tjatur, dan Djoko diajak meninjau embung (tempat

penampungan air) dan jalan-jalan desa yang dibangun dengan paving.

Setelah melintasi hutan jati, Hatta, Tjatur, dan Djoko diajak Kang Yoto ke

Desa Jepang untuk menemui tokoh masyarakat Samin di desa itu yang

bernama Hardjo Kardi, yang sosoknya tampak sehat kekar meski berusia

lebih dari 60 tahun.

Hardjo Kardi adalah salah satu tokoh masyarakat Samin yang terkenal

karena punya cara tersendiri menghadapi penjajahan Belanda. Kelompok

Samin yang terbentuk dari salah satu kawasan Kerajaan Majapahit itu

melawan penjajah Belanda tanpa kekerasan dan menolak membayar pajak.

‖Kejujuran masyarakat ini pantas menjadi cermin bagi kita semua,‖ kata

Hatta setelah bertemu Hardjo Kardi.

Seorang tokoh budaya Bojonegoro menganjurkan seorang wartawan untuk

bertanya kepada Hardjo Kardi, apakah Hatta Rajasa cocok jadi presiden atau

wakil presiden. ‖Mbah Hardjo Kardi itu orang sakti,‖ ujar budayawan itu.

Jawaban Hardjo Kardi bukan hanya untuk Hatta Rajasa, melainkan untuk

semua orang yang ingin jadi presiden atau wakil presiden. ‖Yen wani ojo

wedi-wedi, yen wedi ojo wani-wani (Kalau berani, jangan takut-takut. Kalau

takut, jangan berani-berani),‖ begitu jawabnya.

Hatta Rajasa diam seribu bahasa atas ucapan itu. Selamat menafsirkan

sikap Hatta Rajasa. (J Osdar)

31

Daniel, Sys NS, dan Rustri selasa, 11 Maret 2014 | 10:02 WIB

sumber : http://nasional.kompas.com/read/2014/03/11/1002586/Daniel.Sys.NS.dan.Rustri

KOMPAS.com - ACARA peluncuran buku Sisi Lain Istana di Bentara Budaya

Jakarta (BBJ), Palmerah Selatan 17, Jakarta Pusat, Jumat (7/3), antara lain

dihadiri Daniel Sparringa (Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi dan

Politik), RMH Heroe Syswanto NS (pendiri dan Ketua DPP Partai Demokrat

2001-2005), M Lutfi (Menteri Perdagangan), Nurul Arifin (anggota DPR dari

Partai Golkar yang mencalonkan kembali), Imelda Sari (caleg dari Partai

Demokrat), Rustriningsih (Wakil Gubernur Jawa Tengah 2008-2013 dan

Bupati Kebumen 2000-2008).

‖Isi sambutan dan gaya Daniel Sparringa bagus banget ya. Saya suka

sekali,‖ begitu komentar Heroe Syswanto atau yang terkenal disebut Sys

NS, pendiri dan pemilik SysNSRadio 99.99 FM.

Komentar Sys NS ini menarik perhatian karena sejak keluar dan

meninggalkan Partai Demokrat, dia rajin mengkritik Presiden Susilo

32

Bambang Yudhoyono (SBY), para pejabat istana, dan Partai Demokrat.

Tahun lalu, Sys NS mengadakan pentas baca puisi yang semua puisi yang

dibacakan banyak tokoh dari beragam kalangan berisi kecaman kepada SBY,

para menteri kabinet, para petinggi istana, dan fungsionaris Partai

Demokrat.

‖Menarik dan tidaknya penampilan tokoh di panggung sering banyak

ditentukan oleh penyelenggaraan acara itu. Saya juga tiba-tiba jadi senang

dengan sosok Menteri Perekonomian Hatta Rajasa ketika tampil di Bentara

Budaya Jakarta ini beberapa tahun lalu,‖ ujar Sys NS yang akan merayakan

pernikahan anak sulungnya, Syanindita Trasysty, 13 April 2014.

Begitu komentar Sys NS ketika menyaksikan langsung penampilan Daniel

Sparringa di BBJ. Dalam uraian singkatnya pada acara peluncuran buku itu,

Daniel, sosiolog lulusan Flinders Australia, antara lain mengatakan, jadi

wartawan istana adalah suatu yang menyenangkan, tetapi juga sekaligus

tidak menyenangkan, mendapat anugerah dan kutukan sekaligus.

Ia juga berharap wartawan istana tidak harus jadi juru bicara istana, tetapi

juga perlu melihat istana secara kritis. Oleh wartawan Kompas, P Tri Agung

Kristanto, pidato Daniel Sparringa hendak mengatakan, wartawan istana itu

bisa memilih sikap ngeli ananging ora keli (artinya mengikuti arus air, tapi

tak hanyut dan tenggelam).

Menteri Perdagangan yang belum lama dilantik, M Lutfi, banyak tertawa

terbahak-bahak dalam acara ini. Ia juga punya komentar tentang

peluncuran buku itu. ‖It was fantastic, mengesankan sekali,‖ ujarnya.

Nurul Arifin, artis senior yang kini sedang menjadi caleg di daerah pemilihan

(dapil) Purwakarta dan sekitarnya (Jawa Barat) antara lain mengatakan,

‖Para komentator di acara peluncuran buku ini extraordinary.‖ Ia tidak mau

33

menjelaskan secara rinci komentarnya itu. Seusai menghadiri acara, dia

langsung berangkat ke dapilnya.

Caleg lainnya yang hadir antara lain adalah Imelda Sari (asisten salah satu

staf khusus presiden saat ini). Baru beberapa menit duduk di tempat acara,

ia pamit pergi dan langsung pergi ke Bogor, dapilnya.

Rustriningsih, pendiri Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan di Kebumen

dan kawasan Banyumas, berkokok halus ketika diminta menirukan ayam

berkokok oleh penyanyi Endah Laras dalam acara peluncuran buku ini.

Selama jadi Wakil Gubernur Jateng, ia pernah satu kali menghadiri sidang

kabinet. Komentarnya tentang sidang sidang kabinet cukup menarik dan

mengejutkan. Apa komentarnya bisa tanya langsung pada Mbak Rustri

sendiri. Selamat menghubunginya di Semarang.

(J Osdar)

34

Sisi Lain Istana, Melihat Realitas Berlapis-lapis Sabtu, 8 Maret 2014 | 08:58 WIB Sumber : http://nasional.kompas.com/read/2014/03/08/0858006/Sisi.Lain.Istana.Melihat.Realitas.Berlapis-lapis

KOMPAS/WISNU WIDIANTORODari kiri ke kanan, Wakil CEO Kompas Gramedia Lilik Oetama, Pemimpin Redaksi Harian Kompas Rikard Bagun, Wakil Presiden RI 2004-2009 Jusuf Kalla, dan Menteri Perdagangan M Lutfi saat menghadiri peluncuran buku Sisi Lain Istana, Dari Zaman Bung Karno sampai SBY, di Bentara Budaya Jakarta, Jumat (7/3). Peluncuran buku karya wartawan senior Kompas, J Osdar, itu juga dihadiri Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik Daniel Sparringa.

KOMPAS.com - Ada yang menyegarkan di tahun politik ini. Di tengah situasi

ketika banyak orang Indonesia sok waswas dan sok curiga karena

mengkhawatirkan manuver politik lawan, muncul buku kumpulan artikel Sisi

Lain Istana: Dari Zaman Bung Karno sampai SBY, Jumat (7/3), di Bentara

Budaya Jakarta.

35

Berisikan 60 artikel karya wartawan Kompas, J Osdar, buku yang diterbitkan

Penerbit Buku Kompas itu mengingatkan dunia politik dan kekuasaan tak

seseram yang kerap dibayangkan. Istana, tempat presiden bekerja dan

tidur, sering kali menggelikan, tidak seangker yang dibayangkan orang.

Osdar rasanya adalah satu dari segelintir wartawan yang memiliki otoritas

kuat untuk memotret kehidupan Istana dan orang-orang yang terlibat di

dalamnya. Ia bertugas meliput di Istana sejak Presiden Soeharto muda

hingga era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengakhiri periode

keduanya.

Gaya pribadi penulis yang penuh humor tampil sangat kuat mewarnai

tulisan-tulisannya di rubrik Sisi Lain Istana yang mulai dibuat di harian

Kompas pada 2010. Warna ini diperdalam dengan kelebihannya, yang tak

dimiliki wartawan muda, membandingkan satu presiden dengan presiden

lainnya, satu era dengan era lainnya.

Dalam tulisan berjudul ‖Gaya Para Presiden Hadapi Unjuk Rasa‖, misalnya.

Ada cerita bagaimana aktivis Hariman Siregar dan teman-temannya diterima

Presiden Soeharto pada 1978. Setelah marah-marah kepada Soeharto, para

mahasiswa minta tanda tangan dan berfoto bersama Soeharto. Ada pula

presiden yang memilih tidak berhadapan langsung dengan pengunjuk rasa

dan memilih menjelaskan program pemerintah. Komparasi aktor sejarah

semacam ini merupakan salah satu kekuatan artikel Sisi Lain Istana. Pesan

bisa diberikan lewat perbandingan.

Namun, di tengah kepenatan hidup sehari-hari, tidak baik jika tulisan di

koran hanya berisikan pesan yang bersifat menghakimi dan menggurui.

Kekuatan tulisan Sisi Lain Istana adalah bersifat menghibur.

36

Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebut, ciri tulisan Osdar pertama-

tama adalah menghibur. Setelah itu, memberikan informasi. ‖Lalu sinis.

Kadang-kadang, ya, banyak juga (sinisnya),‖ ujar Kalla yang hadir dalam

peluncuran buku.

Pernyataan Kalla ini membuat orang yang menghadiri peluncuran buku,

antara lain Menteri Perdagangan M Lutfi, tertawa terbahak-bahak. Kali ini

giliran Osdar yang disindir Kalla.

Ciri menghibur itu muncul dalam tulisan ‖Asmara Sang Gubernur Jenderal

untuk Pemijat‖ dan ‖Asmara Pun Bersemi di Istana Presiden‖. Tulisan

‖Asmara Sang Gubernur Jenderal untuk Pemijat‖ mengutip kisah cinta

Gubernur Jenderal Baron van Imhoff dengan tukang pijat cantik pribumi di

Istana Cipanas. Tulisan itu sebenarnya dilatarbelakangi keikutsertaan

penulis dalam acara kumpul-kumpul yang diadakan Sekretariat Wapres pada

2012. Ia lantas mendeskripsikan dua perempuan wartawan Istana yang

cantik dan bernyanyi.

Kesukaan penulis memasukkan wartawan Istana ke dalam tulisan sudah

sangat dimaklumi. Kerap para wartawan Istana sering bergurau, ‖Wah, nanti

kata-kata kita ini dikutip Pak Osdar, masuk Kompas lho.‖

Dekonstruksi Istana

Karakter tulisan Sisi Lain Istana yang riang terasa dalam peluncuran buku.

Dipandu pengamat politik Sukardi Rinakit, acara berlangsung santai, penuh

hiburan, dan banyak nyanyi-nyanyi. Staf Khusus Presiden Bidang

Komunikasi Politik Daniel Sparringa tertawa sepanjang acara.

Saat didaulat memberikan penilaian mengenai tulisan Sisi Lain Istana,

Daniel menyatakan, ‖Pak Osdar berhasil mendekonstruksi pagar Istana yang

pisahkan (Istana) dengan rakyat. Pagar yang dingin,‖ paparnya.

37

Bahkan, menurut Daniel, tulisan Sisi Lain Istana juga mendekonstruksi

penghuni Istana. ‖Ia mendekonstruksi penghuni Istana yang kadang-kadang

dilihat satu tingkat di atas manusia,‖ ungkapnya.

Dari kacamata penulis, drama politik para aktor sejarah memang terasa jadi

sederhana, tidak muluk-muluk. Tulisan ‖Juli, Bulan Dekrit, Gus Dur Mundur‖

mengungkap alasan mengapa presiden ke-4 RI itu mengenakan celana

pendek ketika melambaikan tangan kepada massa di seberang Istana

Merdeka, Juli 2001. Lambaian tangan yang pertama ketika Gus Dur

memakai pakaian lengkap belum sempat dilihat wartawan sehingga perlu

diulang. Sayangnya, Gus Dur sudah berganti celana pendek dan Gus Dur

tidak keberatan mengulang lambaian tangan memakai celana pendek.

Tulisan, bagaimanapun, pada akhirnya adalah cerminan penulis. Cerita yang

mungkin menggambarkan ‖sisi lain‖ penulis terlihat pada tulisan ‖Aroma

Bung Karno‖. Di situ diceritakan ada wartawan memakai parfum kesukaan

almarhum Bung Karno karena sebelumnya ia melihat Dewi Soekarno yang

cantik sibuk mencium-cium mencari asal aroma khas Bung Karno. ‖Ini sisi

lain Osdar,‖ kata Pemimpin Redaksi Kompas Rikard Bagun saat memberikan

sambutan.

Bagaimanapun, seorang wartawan Istana, apalagi dengan jam terbang

seperti Osdar, memiliki banyak rahasia yang tak terkatakan. Rahasia ini

tidak bisa disampaikan kepada media tempatnya berkarya. Sebaliknya, ada

pula rahasia yang tidak bisa diutarakan kepada penghuni Istana. Situasi

‖tarik-menarik‖ ini tampaknya menjadi kekhasan wartawan di Istana.

Tidak mengherankan, ketika membaca tulisan Sisi Lain Istana, terasa ada

sesuatu yang hendak dikatakan, tetapi sekaligus hendak ditutup rapat-rapat.

38

Maka, tepat gambaran Rikard dalam pengantar buku Sisi Lain Istana, ‖Tidak

selamanya di balik terang ada gelap, atau sebaliknya. Dalam realitas yang

berlapis-lapis, bisa terjadi di balik terang ada terang, dan di balik gelap ada

gelap. Lebih-lebih lagi dalam kenyataan, terkadang tidak ada persoalan yang

serumit atau seserius seperti dibayangkan atau dituturkan. Juga tidak ada

persoalan sesederhana seperti diasumsikan.‖ (A Tomy Trinugroho)

JK, Sang Sokrates Selasa, 4 Maret 2014 | 10:30 WIB

Sumber : http://nasional.kompas.com/read/2014/03/04/1030307/JK.Sang.Sokrates

Ketua Palang Merah Indonesia (PMI), Jusuf Kalla memberikan keterangan kepada wartawan di

kantor PMI, Jakarta, Selasa (29/5/2012). Terkait pencalonan presiden yang diusung Partai

Golkar, wakil presiden ke sepuluh ini tidak akan mencampuri urusan internal partai berlambang

pohon beringin tersebut.

KOMPAS.com - SEKALI lagi kita mengunjungi Wakil Presiden 2004-2009,

Jusuf Kalla. Sejak menjadi wakil presiden hingga menjadi Ketua Umum

Palang Merah Indonesia, dia tetap sebagai media darling. Tidak sulit untuk

menghubunginya lewat telepon selulernya.

39

Sabtu (1/3) siang, lewat telepon, Jusuf Kalla mengatakan bersedia ketika

diminta menjadi salah seorang pembicara untuk acara peluncuran buku yang

diterbitkan Penerbit Buku Kompas, Sisi Lain Istana, di Bentara Budaya

Jakarta (BBJ) di Palmerah Selatan, Jumat (7/3).

Lewat telepon seluler milik asistennya, Yadi Jentak, Jusuf Kalla bicara

panjang lebar mengenai beragam masalah, antara lain soal demokrasi dan

kesejahteraan. Bagi JK, demokrasi adalah salah satu alat atau jalan menuju

kesejahteraan hidup bermasyarakat dan bernegara.

JK, begitu dia biasa disapa, berpendapat, demokrasi bagaimana pun harus

bisa menyejahterakan masyarakat. Selain itu, keberhasilan pemerintah,

masyarakat, dan negara banyak bergantung kepada pemimpinnya, yakni

presiden. ‖Untuk apa demokrasi jika tidak membuat masyarakat sejahtera

dan makmur,‖ kata JK di berbagai kesempatan di muka umum.

‖Selain itu, mau diktator atau bukan diktator, pemimpin eksekutif itu sangat

menentukan maju dan tidaknya bagi kehidupan politik, ekonomi, sosial, dan

kebudayaan bangsa,‖ kata JK lagi. ‖Maka, memilih presiden itu harus betul-

betul dilakukan dengan sebaik mungkin,‖ lanjutnya.

Salah satu cara

JK bisa diwawancara lewat telepon bukan hanya setelah lepas dari kursi

Wakil Presiden (2004-2009). Rabu, 5 Desember 2007, JK juga bicara

demokrasi dan kesejahteraan dalam sebuah wawancara lewat telepon.

Ketika itu, JK banyak dikritik karena dianggap tidak begitu menjunjung

sistem demokrasi. Saat itu, sebagai wakil presiden, ia mengatakan,

demokrasi adalah salah satu cara, salah satu jalan untuk menggapai

kesejahteraan.

Dengan pendapatnya itu, seorang wartawan mengatakan, JK mirip dengan

pendapat filsuf besar dari Yunani, Sokrates (470-399 Sebelum Masehi).

40

Sokrates dalam pandangannya lebih memilih, pemimpin ditentukan karena

‖keahliannya‖, bukan dipasrahkan pada pasar. Jika berdasarkan pemilihan

bebas, orang yang bukan ahlinya bisa terpilih menjadi pemimpin.

‖Waduuuuh, saya tersanjung sekali disamakan dengan Sokrates,‖ ujar JK,

Sabtu lalu. Kata-kata itu juga muncul dari JK tujuh tahun lalu.

‖Saya hanya ingin membedakan antara tujuan dan sistem atau cara untuk

mencapai kesejahteraan. Demokrasi bagaimana yang sesuai dengan situasi

dan kondisi kita. Itu yang paling perlu kita kaji ulang atau kita pelajari,‖ ujar

JK di Kantor Wapres, Jalan Merdeka Selatan, Jakarta, tujuh tahun lalu.

Dalam peluncuran buku Sisi Lain Istana, JK akan berbicara bersama Staf

Khusus Presiden Daniel Sparringa. Daniel adalah sosiolog lulusan sebuah

universitas di Australia. Ia santun dan temasuk pejabat istana yang disukai

wartawan. Mari kita dengarkan mereka. Siapa tahu menarik di tahun

pemilihan umum ini.(J Osdar)

41

Megawati Soekarnoputri dan Mata Air Selasa, 18 Februari 2014 | 08:25 WIB

Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyampaikan

pidato politiknya dalam acara pembukaan Rakernas III PDIP di Ancol, Jakarta, Jumat

(6/9/2013). Rakernas yang dihadiri 1.330 fungsionaris dan kader PDIP seluruh Indonesia

tersebut akan berlangsung pada 6-8 September 2013.

KOMPAS.com — Presiden Megawati Soekarnoputri (2001-2004) tertawa

ketika memberikan sambutan di luar teks pada peringatan Hari Lingkungan

Hidup Sedunia di Lapangan Tugu Monumen Nasional, depan Istana Merdeka,

Jakarta, Kamis (5/6/2003). Ia menyampaikan hal yang tampaknya remeh,

tetapi sangat penting artinya bagi kehidupan.

Dalam sambutannya, Megawati melontarkan soal disiplin menjaga

lingkungan, antara lain menjaga mata air sungai.

‖Contoh kecil saja. Beberapa hari lalu, Gubernur Jawa Timur dan Wali Kota

Batu, Jawa Timur, bertemu saya. Saya tanya soal data yang kelihatan

remeh, tetapi sangat strategis. Saya tanya Gubernur tentang mata air Kali

Brantas itu di mana. Pertanyaan saya ini bisa membuat orang di daerah

42

mungkin berpikir, Presiden ini mau apa toh, tanya yang aneh-aneh,‖

katanya.

Namun, lanjutnya, Gubernur Jatim dan Wali Kota Batu bisa menjawab, mata

air Kali Brantas ada di Kota Batu dan semula berjumlah 33 mata air.

‖Sekarang tinggal 11 titik mata air yang menjadi sumber mata air Kali

Brantas. Saya tanya mengapa tinggal 11 titik mata air. Wali Kota

mengatakan, itu tertutup oleh bermacam-macam kepentingan,‖ cerita

Megawati.

Kemudian, ia menekankan perlunya menjaga kelestarian mata air. ‖Bisa

dibayangkan jika Indonesia menjadi padang pasir. Oleh karena itu, contoh

menjaga lingkungan hidup dari para tokoh dan para pemimpin diperlukan.

Tetapi, sering kali di kalangan birokrasi hal itu dianggap sebagai bukan

pekerjaannya,‖ ujar Megawati.

Kualitas menurun

Dalam sambutannya, Megawati mengatakan, hampir semua warga kota

semakin merasakan penurunan kualitas serta daya dukung tanah dan air

bagi kehidupan mereka.

‖Penataan ruang sering berlangsung tidak konsisten, daerah hunian dan

wilayah hijau kian menyempit, pencemaran udara semakin meningkat,

sistem pembuangan air kotor tidak berfungsi lancar, banjir dan soal sampah

tidak kunjung teratasi. Ini sedikit gambaran dari kondisi yang semakin

kurang menguntungkan bagi kehidupan, terutama di kota-kota besar,

termasuk ibu kota negara ini,‖ ujar Megawati.

Mengenai kampanye penanaman dan pemeliharaan pohon, Megawati

mengharapkan masyarakat melakukannya di lahan sekitar kediaman

masing-masing. ‖Ini jauh lebih murah dibandingkan dengan membiayainya

sebagai proyek seperti yang lazim selama ini,‖ katanya.

43

Sebulan sebelumnya, dalam sambutannya pada rapat teknis sensus

pertanian di Istana Negara, Jumat (23/5/2003), Megawati meminta seorang

ajudannya menghubungi staf Gubernur Jawa Barat untuk menanyakan

jumlah mata air Sungai Citarum dan Ciliwung.

‖Ternyata, kemudian yang menelepon saya adalah Menteri Permukiman dan

Prasarana Wilayah,‖ ujar Megawati, tanpa menjelaskan kembali berapa

jumlah mata air kedua sungai itu menurut jawaban menterinya.

Rusa tutul

Hari Lingkungan Hidup Sedunia di Lapangan Tugu Monas itu juga ditandai

dengan pelepasan sejumlah rusa tutul di zona rusa Monas itu.

Kini, setelah 11 tahun semenjak rusa-rusa itu dilepas, bagaimana nasib

mata air Sungai Berantas, Citarum, Ciliwung, dan ratusan atau bahkan

ribuan mata air sungai lain yang ada di Indonesia, di Sumatera, Kalimantan,

Sulawesi, Papua, dan tempat lain. Coba kita lihat. (J Osdar)

44

JK dan ”Sandal Jepit” Selasa, 11 Februari 2014 | 09:42 WIB

SUMBER : http://nasional.kompas.com/read/2014/02/11/0942232/JK.dan.Sandal.Jepit.

KOMPAS.com - BAGI pekerja pers, adalah suatu kemewahan tersendiri

apabila bertemu dengan narasumber yang didambakan, tidak disuguhi

dengan acara protokoler njelimet yang memuakkan. Insan pers mengerti

sedalam-dalamnya bahwa protokoler itu sangat penting bagi para pemimpin

formal atau mantan pejabat pemerintahan.

Namun, jika disuruh memilih tanpa protokoler atau dengan protokoler,

wartawan akan spontan berseru ‖tanpa protokoler dong‖.

Kemewahan itu bisa didapatkan pada Jumat (7/2/2014) lalu ketika

wartawan ingin bertemu dengan Wakil Presiden 2004-2009 Jusuf Kalla alias

JK.

‖Sekarang pun bisa dan ditunggu apabila mau ketemu Pak JK,‖ ujar Yadi,

salah satu asisten pribadi JK yang setia.

45

Ketika wartawan datang ke Kantor Pusat Palang Merah Indonesia (PMI),

Jalan Gatot Subroto Kavling 96, Jakarta Selatan, JK sudah menunggu di

teras lantai dua kantornya.

Ia duduk di bangku tempat menunggu untuk para tamu. Ia ramah dan

hangat. Sosok semacam itu yang membuat Kantor Wakil Presiden di Jalan

Merdeka dan Kebon Sirih, Jakarta, tiap hari selalu meriah dengan kehadiran

para pekerja pers selama 2004 sampai 2009.

Begitu duduk, JK langsung bicara berbagai macam hal, antara lain soal

banjir di sejumlah tempat di Indonesia, kemacetan dan kerusakan jalan raya

di Jakarta dan beberapa lokasi di sepanjang jalan raya pantai utara

(pantura) Jawa, para pengungsi bencana alam, serta pemilihan umum

anggota legislatif dan presiden.

Soal pemilihan presiden, menurut JK, yang perlu dipikirkan tidak hanya

mencari sosok populer, tetapi yang mampu membangun bangsa dan negeri

ini setelah pemilihan tahun 2014 ini. ‖Jangan ada pernyataan sombong

lagi.... Masak, ada pernyataan yang mengatakan, seorang calon presiden

bisa menang dalam pemilihan umum biarpun didampingi sandal jepit,‖ ujar

JK.

‖Kini kita bisa lihat, sandal jepit bisa membuat apa? Kini setelah terjadi

banjir, baru kita tahu kita perlu pemimpin pemerintahan yang kuat, mampu

membangun infrastruktur dan ekonomi dengan lebih cepat lagi,‖ kata JK.

JK pernah disamakan dengan tokoh Gajah Mada. ‖Bahkan ada yang

mengatakan, setelah Mahapatih Gajah Mada dari Majapahit, orang nomor

dua yang kini memiliki kekuasaan besar adalah Jusuf Kalla,‖ begitu kata

Roy BB Janis, dalam bukunya yang diterbitkan tahun 2008, Wapres:

46

Pendamping atau Pesaing?--Peran Wakil Presiden dalam Sistem

Ketatanegaraan Republik Indonesia.

Kini, nama JK banyak disebut untuk calon presiden atau wakil presiden. Soal

itu, JK tidak membahas. Ia lebih memilih bicara soal subsidi BBM yang bisa

menjadi bom waktu pada masa mendatang. Selamat berjuang Pak JK. (J

Osdar)

Korupsi dari Dulu hingga Kini Selasa, 10 Desember 2013 | 08:41 WIB SUMBER : http://nasional.kompas.com/read/2013/12/10/0841435/Korupsi.dari.Dulu.hingga.Kini

JAKARTA, KOMPAS.com — SELASA, 9 April 1996, surat kabar di

Singapura, The Straits Times, antara lain memberitakan, Indonesia adalah

negara ketiga paling korup di antara 12 negara di Asia, setelah China dan

Vietnam.

Berita itu berdasarkan hasil penelitian dari lembaga penelitian di Hongkong,

Political and Economic Risk Consultancy Ltd (PERC).

47

Keesokan harinya, Rabu (10/4/1996), di bawah naungan pepohonan rindang

di halaman Istana Kepresidenan, Menteri Sekretaris Negara Moerdiono

mengatakan dengan hati-hati kepada para wartawan, ‖Berita tentang

korupsi di Indonesia yang diumumkan dari luar negeri itu perlu direnungkan

dan diwaspadai.‖

Moerdiono menilai, kalau tuduhan itu benar, betapa besar korupsi yang

terjadi di Indonesia. Ia tidak menyangkal ada korupsi di Indonesia, tetapi

apakah sebesar itu? ‖Pemerintah telah berketetapan untuk memberantas

korupsi,‖ ujarnya saat itu.

Dalam buku Soeharto, Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya-Otobiografi,

diterbitkan tahun 1989, presiden (waktu itu), Soeharto, mengatakan, ‖Orang

pernah ramai bicara mengenai korupsi.‖

Kemudian Soeharto bercerita. Pada tahun 1973, Ketua Kelompok

Antarpemerintah bagi Indonesia (Inter-Governmental Group on

Indonesia/IGGI) Menteri J P Pronk (dari Belanda) datang ke Indonesia.

Pronk banyak mendapat informasi mengenai korupsi dari para mahasiswa.

‖Lalu kegiatan para mahasiswa itu bermuara pada yang disebut Malari pada

bulan Januari 1974‖.

Soeharto dalam buku itu juga bercerita, usaha pemerintahannya

memberantas korupsi sejak tahun 1996 sampai 1967. ‖Saya pernah

mengangkat Tim Pemberantasan Korupsi di bulan Desember 1967, di bawah

pimpinan Jaksa Agung Sugiharto dan beranggotakan beberapa wartawan

dan wakil-wakil dari kesatuan-kesatuan aksi. Pemeriksaan dilakukan, dan

ada yang diadili serta dikenai hukuman di tahun 1968,‖ ujar Soeharto.

48

Pada Januari 1970 terjadi unjuk rasa mahasiswa menentang korupsi. Akhir

bulan itu juga, Soeharto membentuk ‖Komisi Empat‖, diketuai oleh tokoh

politik dari PNI, Wilopo. Para anggota Komisi Empat ini antara lain adalah IJ

Kasimo (Partai Katolik), mantan rektor Universitas Gadjah Mada Johannes,

dan tokoh Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII) Anwar Tjokroaminoto.

Mantan Wakil Presiden Mohammad Hatta sebagai penasihat kelompok

antikorupsi tersebut, sementara Mayor Jenderal Sutopo Juwono menjadi

sekretarisnya.

Menurut Soeharto, komisi ini sempat menyerahkan berbagai rekomendasi

kepada pemerintah, antara lain mengenai Pertamina, Bulog, dan penanaman

modal asing yang bergerak di bidang kehutanan.

Berdasarkan rekomendasi itu, Soeharto memutuskan agar para pejabat

pemerintah menyerahkan daftar kekayaan mereka kepadanya (Soeharto).

Saat itu pula dikeluarkan undang-undang antikorupsi dan undang-undang

yang mengatur kegiatan-kegiatan Pertamina. ‖Pada bulan Juli 1970, ada

pegawai tinggi diadili,‖ ujar Soeharto saat itu.

Menjelang tahun 1998, aksi unjuk rasa antipemerintah menilai pemerintahan

Soeharto penuh dengan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Menjelang

berakhirnya pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri tahun 2004,

berdirilah Komisi Pemberantas Korupsi (KPK).

Pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, KPK bekerja

keras. Sidang pengadilan terhadap para koruptor menjadi seperti kejadian

49

‖rutin‖. ‖Pemberantasan korupsi tidak akan pernah berhenti,‖ kata SBY di

Istana Negara, Jakarta, kemarin. (J Osdar)

Coba Kita Merenung tentang Korupsi... Selasa, 6 Agustus 2013 | 09:20 WIB

SUMBER :

http://nasional.kompas.com/read/2013/08/06/0920132/Coba.Kita.Merenung.tentang.Korupsi.

Ilustrasi: Poster berisi kritikan terhadap koruptor yang ditempel oleh komunitas street art

menolak korupsi di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Senin (10/12/2012).

KOMPAS.com — Juli 2008, atau lima tahun lalu, salah satu Staf Khusus Presiden,

Heru Lelono, meluncurkan buku berjudulPolytikus Harus Dibasmi-Satu Dasawarsa

Refleksi Perjalanan Bangsa. Supaya tidak salah mengerti, perlu dijelaskan kosakata

"polytikus" berbeda dengan kata "politikus". Polytikus punya arti banyak tikus,

sedangkan politikus kira-kira berarti orang yang berkecimpung atau bekerja di

dunia politik (misalnya anggota partai politik atau anggota parlemen).

Ada sebuah subjudul ‖Penyakit Menular Itu Namanya Korupsi‖. Dalam artikel ini,

antara lain, Heru mengatakan, ternyata di luar kehidupan dunia kedokteran, ada

juga penyakit menular yang tidak kalah bahayanya, namanya korupsi.

50

‖Bahkan, Pak Hendarman Supandji, Jaksa Agung, pernah bilang bahwa tidak

mungkin perbuatan korupsi dilakukan hanya oleh satu orang. Saya bisa bayangkan,

penyakit korupsi tersebut sebelum berjangkit ternyata sudah menular. Koruptor

sebelum menyerang atau melakukan perbuatannya pasti sudah menularkan

rencananya kepada orang lain, yang akan menjadi koruptor pula,‖ kata Heru

mengutip Jaksa Agung tahun 2008 itu.

Namun, kata Heru, dalam bukunya, penyakit korupsi ini jauh lebih berbahaya

dibandingkan dengan penyakit menular lain. Penyakit ini dalam sekali serang dapat

menyedot darah uang rakyat yang mengakibatkan kematian kesejahteraan jutaan

rakyat. ‖Saya jadi paham dan maklum kalau pemerintahan Presiden Susilo

Bambang Yudhoyono menjadikan program pemberantasan penyakit korupsi ini

sebagai prioritas. Sampai-sampai harus mendirikan berbagai puskesmas korupsi,

seperti KPK dan Timtas Tipikor. Dan hal ini belum pernah dilakukan pemerintah

sebelumnya,‖ tulisannya.

Berhasilkah Presiden? Begitu tanya Heru dalam buku itu. ‖Hampir pasti tidak, bila

komponen yang lain tidak mendukung atau bahkan yang lain sudah terserang

penyakit ini. Menurut Presiden, harus ada tiga usaha dalam menahan penyakit

korupsi ini untuk tidak menjadi endemi....‖

Heru menyampaikan tiga cara Presiden SBY mengatasi penyakit menular itu. Untuk

membaca cara itu bisa dicari dalam bukunya. Tentang buku ini, Presiden SBY

mengatakan, dengan gayanya yang khas, Heru bicara apa adanya.

Ketika sejenak membaca subjudul buku ini, teringat kita pada kampanye Partai

Demokrat tahun 2009. Sejumlah tokoh partai ini dengan sorot mata garang

mengatakan ‖Tidak!‖ pada korupsi. Beberapa yang mengatakan ‖Tidak!‖ itu ketika

dijatuhi hukuman karena korupsi tersenyum di bibir dan matanya.

Kodok pun ikut tersenyum. (J Osdar)

51

Hati-hati terhadap Pujian dari Luar Selasa, 24 September 2013 | 10:47 WIB

SUMBER : http://nasional.kompas.com/read/2013/09/24/1047463/Hati-hati.terhadap.Pujian.dari.Luar

HERUDIN Istana Negara

KOMPAS.com - September 1997, sekitar delapan bulan sebelum Mei 1998,

adalah salah satu dari bulan bersejarah yang bisa menjadi bahan pelajaran

untuk kehidupan di negeri ini pada saat ini dan mendatang. Pepatah

mengatakan, historia magistra vitae(sejarah adalah guru kehidupan).

Di ruang jumpa pers di sisi kanan Istana Merdeka yang menghadap Tugu

Monas, Jakarta, Rabu, 17 September 1997, para wartawan antusias

bertanya kepada para narasumber yang datang ke ruang itu.

Di ruang wartawan itu hadir Wakil I Direktur Pengelola Dana Moneter

Internasional (IMF) Stanley Fischer didampingi Gubernur Bank Indonesia J

Soedradjad Djiwandono serta Menteri Sekretaris Negara Moerdiono dan

Menteri Keuangan Mar’ie Muhammad. Mereka baru bertemu dengan Presiden

Soeharto di Istana Merdeka. Saat itu Indonesia mulai dilanda krisis ekonomi

52

yang kemudian menjalar ke berbagai bidang kehidupan.

Pujian itu berkumandang

Saat itu Fischer mengumandangkan pujiannya kepada Pemerintah

Indonesia. Indonesia dinilai sangat positif dalam menentukan langkah dan

kebijakan ekonomi saat menghadapi krisis di bidang moneter. Kata Fischer,

di mata internasional, Indonesia menempati posisi positif.

‖IMF sangat terkesan dengan kenyataan Indonesia mengambil langkah cepat

dalam mengatur budget valuta asing dalam rangka menata kembali

ekonominya. Pidato Menkeu Mar’ie Muhammad kemarin (Selasa) merupakan

salah satu contoh yang bagus dari cara Indonesia mengambil langkah positif

dalam mengatasi krisisnya,‖ kata Fischer. Ditegaskan, hal itu merupakan

salah satu alasan Indonesia menempati posisi positif di pasar modal

internasional.

Menanggapi situasi di Indonesia, sekali lagi ia menjelaskan dengan

mengambil contoh pidato Presiden yang diucapkan tanggal 16 Agustus

1977.

‖Pidato Presiden tanggal 16 Agustus (saat itu) merupakan penekanan

kembali Indonesia akan melangkah lebih maju dalam memperkuat proses

reformasi ekonominya. Saya percaya Indonesia akan memutuskan untuk

melangkah maju kemudian melakukan reformasi lebih lanjut,‖ kata Fischer.

Moerdiono saat itu menambahkan, pertemuan Fischer dengan Soeharto

terjadi dalam suasana sangat baik. ‖IMF sangat berpengalaman, punya

informasi banyak terhadap gejolak-gejolak yang terjadi, yang tidak hanya di

kawasan kita, tetapi juga di Eropa,‖ kata Mensesneg.

53

Sehari sebelumnya, ekonom dari Universitas Harvard, Amerika Serikat,

Steve Radelet, di Universitas Indonesia, Depok, memuji kebijakan

Pemerintah Indonesia menghadapi kemelut perekonomian saat itu.

Tiga hari kemudian, Soeharto dengan bangga meresmikan Hotel Mulia

Senayan yang sangat megah saat itu. Hotel

itu dibangun untuk menampung sebagian atlet SEA Games XIX.

Delapan bulan kemudian Jakarta dan sejumlah tempat di Indonesia porak-

poranda dan terbakar api. Pemerintah saat itu tidak mampu hadir dan

melindungi rakyatnya.

Selamat belajar. (J Osdar)

54

SBY Tahu dan Merasakan ”Rakyat Marah” Selasa, 8 Oktober 2013 | 10:00 WIB

SUMBER :

http://nasional.kompas.com/read/2013/10/08/1000152/SBY.Tahu.dan.Merasakan.Rakyat.Marah.

KOMPAS.com - Rabu (2/10/2013), Komisi Pemberantasan Korupsi

menangkap Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar, anggota Dewan

Perwakilan Rakyat dari Fraksi Partai Golkar, Chairun Nisa; Bupati Gunung

Mas, Kalimantan Tengah, Hambit Bintih; serta pengusaha dengan nama

disingkat, DH dan CN.

Kamis (3/10/2013) pagi, peristiwa tersebut menjadi berita utama di media

berita seluruh Indonesia. Dari pagi hingga tengah malam, berita itu terus

diudarakan televisi.

Kamis pagi itu juga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjadi sibuk. SBY

tidak bisa lagi menunda waktu untuk menyampaikan pernyataan soal

55

peristiwa ini. Dia tahu rakyat menunggu apa yang hendak dikatakan.

Presiden SBY mengatakan di kawasan Istana Kepresidenan di Jakarta, ‖Saya

menerima pesan banyak sekali, di dunia media sosial maupun SMS yang

disampaikan langsung kepada saya dan staf.‖

‖Itulah saudara-saudara pernyataan saya yang sudah ditunggu-tunggu oleh

rakyat sejak tadi pagi,‖ begitu SBY menutup jumpa persnya mengenai

peristiwa mencengangkan ini.

SBY tahu Indonesia terkejut, rakyat marah atas apa yang telah terjadi.

‖Kita semua terkejut mendengarkan peristiwa penangkapan Ketua

Mahkamah Konstitusi beserta satu orang anggota DPR RI, satu orang bupati

dan dua orang lainnya oleh KPK tadi malam. Saya juga merasakan

kemarahan dan keterkejutan rakyat Indonesia, mengetahui apa yang terjadi

tadi malam itu,‖ kata SBY.

Sebelum bicara kepada wartawan, SBY berunding dengan para menterinya,

stafnya, dan berbagai pihak. Mengapa SBY harus bicara tanpa banyak

menunda waktu.

Sebelum menyampaikan alasannya mengapa harus bicara segera kepada

rakyat, SBY mengucapkan, ‖Tentu ini sangat mengejutkan apalagi

Mahkamah Konstitusi adalah sebuah lembaga yang amat penting, termasuk

perannya yang besar dan menentukan dalam kehidupan bernegara dan

berpemerintahan di negeri ini.‖

‖Saya perlu menyampaikan khusus atas peristiwa ini karena dua hal.

Pertama, kasus hukum ini menyangkut sebuah lembaga negara yang saya

56

katakan tadi penting dan menentukan. Apalagi menyangkut pemimpin di

lembaga itu,‖ kata SBY.

‖Sedangkan yang kedua yang tidak kalah pentingnya, isu ini berkaitan pula

dengan kehidupan demokrasi. Kalau kita sudah berbicara pemilihan umum,

pemilihan kepala daerah itu berkaitan dengan rakyat, suara rakyat. Dan itu

hakikatnya adalah demokrasi, yang akan terus kita matangkan dan

tingkatkan kualitasnya di negeri ini,‖ ujar SBY.

Ia memperlihatkan, peristiwa penangkapan ini berkaitan dengan kasus suap

pemilihan umum kepala daerah atau pemilu di daerah.

SBY juga mengingatkan dan mengaitkan peristiwa suap dengan pemilu

tahun 2014 (pemilu presiden dan wakil presiden serta pemilihan anggota

parlemen). Sementara pemilihan umum kepala daerah terus berlangsung.

‖Saya tentu berharap baik kapasitas saya sebagai Kepala Negara, Kepala

Pemerintahan, dan pribadi, lembaga- lembaga yang diberikan mandat baik

oleh Undang-Undang Dasar, oleh undang-undang, dan sejatinya oleh rakyat,

seperti KPU, Bawaslu, DKPP, itu bisa menjalankan tugas penyelenggaraan

pemilu dalam arti luas, dengan profesional, netral, tidak boleh ada

keberpihakan terhadap siapa pun yang sedang berkompetisi, lurus,‖ kata

SBY.

Banyak yang dikatakan SBY Kamis itu. Kita mencatat, SBY mengungkapkan

telah merasakan saat ini rakyat marah. Ini sangat penting. Rakyat marah.

Banyak hal yang membuat rakyat marah.

(J Osdar)

57

Apa Cerita Ibu Negara, Bulan Oktober, dan Istana? Senin, 14 Oktober 2013 | 10:34 WIB

SUMBER :

http://nasional.kompas.com/read/2013/10/14/1034179/Apa.Cerita.Ibu.Negara.Bulan.Oktober.dan.Istan

a.

KOMPAS.com/INGGRIED DWI WEDHASWARY

Ibu Negara Ani Yudhoyono, saat hunting foto bersama para

KOMPAS.com — OKTOBER adalah bulan penuh kenangan bagi Ibu Negara

saat ini, Ny Ani Yudhoyono. Dalam buku biografi berjudulAni Yudhoyono,

Kepak Sayap, Putri Prajurit, ada kalimat seperti di bawah ini.

‖Pada bulan Oktober 2004, ketika kedua kakiku menapak lantai Istana,

bukan main bergejolaknya perasaanku. Berbagai perasaan berkecamuk dan

mengalirkan emosi keharuan yang dalam. Aku tahu, berpuluh tahun lalu,

Papi juga pernah masuk ke Istana saat ia menghadap Presiden. Kini aku

memasuki bangunan megah ini sebagai Ibu Negara. Kuyakin Papi

memberikan senyum dan restu untukku,‖ kata Ny Ani.

58

‖Papi‖ adalah ayah Ny Ani Yudhoyono, almarhum Jenderal Sarwo Edhie.

Almarhum Sarwo Edhie-lah yang memperkenalkan Ny Ani dengan dunia

fotografi. Dunia fotografi ini yang membuat Ny Ani menjadi Ibu Negara yang

punya sumbangan bagi dunia fotografi Indonesia.

Tanggal 28 Oktober 2011, Ny Ani meluncurkan buku hasil karya fotonya.

Dalam sejarah dunia Ibu Negara, baru kali ini seorang Ibu Negara

meluncurkan buku semacam itu.

Tinggal di Istana punya derita sendiri. Ny Ani bisa mumet dan stres jika ada

hujan hujat terhadap suaminya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Dalam perjalanan dengan kereta api dari Jakarta ke Cirebon pada Selasa, 9

Februari 2010, Ny Ani sempat menitikkan air mata ketika ditanya tentang

unjuk rasa para pengecam SBY yang membawa seekor kerbau di depan

Hotel Indonesia.

‖Sejujurnya aku adalah manusia biasa. Benar jika ada yang mengatakan, Bu

Ani pasti stres atau Bu Ani pasti mumet,‖ ujar Ny Ani dalam buku itu.

Di Istana, Ny Ani sempat menerima pesan singkat (SMS) dalam telepon

genggamnya. Lewat SMS itu seseorang bertanya, mengapa Ny Ani tidak

seperti Ny Tien Soeharto yang bisa melakukan hal besar, seperti

membangun Taman Mini Indonesia Indah.

‖Lain koki lain masakannya,‖ jawab Ny Ani.

‖Justru itu kenapa Ibu sebagai koki lebih pintar kok memasaknya oseng-

oseng kangkung, bukan steak,‖ kata SMS itu lagi.

59

Ny Ani mengatakan, ia lebih memilih memasak oseng-oseng kangkung.

Namun, suatu hari, ada SMS yang mengatakan, ‖Bu Ani, Anda benar-benar

seperti Bu Tien.‖ Ny Ani langsung mengatakan, ‖Aku tidak menyetujui dua

komentar itu.‖

Ibu Negara yang sekarang punya keunikan sendiri. Ny Ani Yudhoyono punya

andil besar menjadikan tanggal 2 Oktober menjadi Hari Batik Nasional.

Rabu (2/10/2013), Indonesia mengenakan batik. Tukang ojek, para

diplomat negara sahabat di Jakarta, para pemimpin perusahaan minyak dan

gas Italia di Indonesia, Eni, serta para pejabat Pemerintah RI berbatik ria. (J

Osdar)

BBM dari Seberang Laut Selasa, 16 April 2013 | 09:11 WIB

SUMBER : http://nasional.kompas.com/read/2013/04/16/09111294/BBM.dari.Seberang.Laut

KOMPAS.com - Kamis, 11 April 2013, di Kantor Presiden yang terletak

antara Istana Merdeka (menghadap tugu Monas) dan Istana Negara yang

menghadap Sungai Ciliwung berlangsung sidang kabinet terbatas yang

membahas subsidi bahan bakar minyak.

Hadir, antara lain, Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati, Menteri

Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, serta Menteri Koordinator

Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono.

Seusai sidang, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik

berbicara dengan para wartawan. ‖Opsi mana pun yang diambil akan

menimbulkan inflasi dan inflasi pasti memukul saudara-saudara kita dari

kelompok miskin dan hampir miskin,‖ ujar Jero.

60

Itu artinya pilihan apa pun yang diambil pemerintah mengenai subsidi bahan

bakar minyak (BBM) akan menyulitkan banyak orang. Jumlah warga miskin,

menurut Badan Pusat Statistik (September 2012), mencapai 28,59 juta.

Soal rumitnya subsidi BBM ini tentu terkait erat dengan defisit minyak dan

gas (migas) yang terjadi di Indonesia saat ini.

Mengatasi defisit migas di Indonesia dengan impor adalah tindakan yang

berbahaya. Tingginya impor migas di Indonesia membuat devisa kita terus

berkurang dengan cepat.

Menghadapi masalah defisit migas ini, ada dua pilihan yang bisa diambil,

yakni mengontrol konsumsi BBM bersubsidi dan meningkatkan produksi

migas dalam negeri.

Tindakan pemerintah mengendalikan konsumsi sampai Senin kemarin belum

bisa dilihat jelas. Belum ada berita tentang apakah hal itu dibahas oleh

pemerintah dalam pertemuan di Istana Cipanas, Jawa Barat, Jumat dan

Sabtu pekan lalu.

Berita yang muncul dari acara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana

Cipanas adalah pertemuan dengan para duta besar dari negara-negara

sahabat sambil masak dan makan nasi goreng tiwul buatan Presiden

Yudhoyono dan Ny Ani Yudhoyono serta soal akun Twitter yang diluncurkan

saat malam.

Langkah memproduksi migas di dalam negeri adalah sesuatu yang hampir

dikatakan sulit sekali. Pengeboran di Indonesia pada 2012 tidak bisa

mencapai target. Realisasi pengeboran sumur pengembangan hanya 93

persen dari target, sementara realisasi kegiatan eksplorasi hanya 50 persen.

Produksi minyak saat ini di Indonesia terus merosot, yakni 830.000 sampai

850.000 barrel per hari.

61

Menurut beberapa ahli perminyakan yang pernah bekerja di sejumlah

perusahaan minyak di dalam dan luar negeri, ada jalan untuk menghadapi

semakin menipisnya migas di dalam negeri, yakni apa yang disebut overseas

atau mendapatkan minyak dari seberang laut atau dari negeri orang.

Indonesia, menurut para ahli migas yang tidak mau disebut identitasnya itu,

pernah mendapat ‖karpet merah‖ untuk memperoleh minyak dari beberapa

negara, seperti Angola, Irak, Libya, Iran, Venezuela, dan Aljazair. Namun,

sampai saat ini ‖karpet merah‖ itu belum pernah diinjak Indonesia karena

ulah sejumlah orang di Indonesia.

Tahun lalu Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri

Perindustrian Mohammad S Hidayat, dan pejabat Pertamina datang ke

Kazakhstan dan Azerbaijan yang kaya minyak. Hasilnya untuk mendapatkan

minyak sampai kini belum jelas. Mengapa?(OSD/ATO)

Ramalan Soeharto Abad Ke-21 Selasa, 9 April 2013 | 09:29 WIB

SUMBER : http://nasional.kompas.com/read/2013/04/09/09295272/Ramalan.Soeharto.Abad.Ke21

KOMPAS.com - Kamis siang, 5 September 1996, di Istana Negara, Jakarta,

Presiden Soeharto menyampaikan pidato pembukaan Pekan Kerajinan

Indonesia Ke-7. Dalam pidatonya, Soeharto meramalkan, di abad ke-21,

peranan utama dalam kehidupan dan pembangunan bangsa Indonesia

terletak di tangan rakyat dan dunia usaha. Kini, kita berada di abad ke-21.

‖Beberapa tahun lagi abad ke-20 akan kita tinggalkan dan kita akan

memasuki abad ke-21. Berbeda dengan abad ke-20, maka abad ke-21 yang

akan datang adalah zaman yang mengharuskan semua bangsa

meningkatkan kerja sama yang erat. Di lain pihak, juga merupakan zaman

yang penuh dengan persaingan yang ketat,‖ kata Soeharto saat itu.

Tahun 2003, kata Soeharto, kawasan Asia Tenggara akan menjadi kawasan

perdagangan bebas, dan tahun 2010, kawasan Asia Pasifik akan membuka

diri bagi masuknya barang dan jasa dari negara-negara berkembang sebagai

wujud kerja sama APEC. ‖Pada tahun 2020, kita harus membuka lebar-lebar

62

pasar kita bagi produk-produk negara maju. Perkembangan ini akan

membawa pengaruh besar bagi kehidupan dan pembangunan bangsa kita,‖

lanjutnya.

Dalam situasi demikian, menurut dia, peranan utama dalam kehidupan dan

pembangunan bangsa akan berada di tangan dunia usaha dan rakyat

sendiri, tidak lagi di tangan pemerintah. Pemerintah akan lebih banyak

mengemban peran tut wuri handayani. Dalam arti, ke dalam, pemerintah

harus mengembangkan kemampuan rakyat dengan memberi peluang dan

kesempatan lebih besar untuk mengembangkan kreativitas dan prakarsa. Ke

luar, pemerintah harus meningkatkan daya saing di seluruh aspek

kehidupan.

Menghadapi abad ke-21, Soeharto menunjukkan pentingnya

mengembangkan industri kecil dan kerajinan rakyat. Namun, dalam

kenyataan, sebelum masuk abad ke-21, Soeharto jatuh.

Pengamat dan penulis masalah politik dan sosial, Sukardi Rinakit,

mengatakan, ramalan Soeharto benar. Tahun 1998, krisis segala bidang

kehidupan Indonesia mencapai puncaknya. Akan tetapi, kata Sukardi,

ekonomi bisa selamat berkat kreativitas rakyat dalam usaha kecil dan

menengah. ‖Krisis ekonomi 1998 teratasi karena kreativitas rakyat dalam

usaha kecil dan menengah lagi. Berkat penyelamatan itu, usaha besar bisa

tumbuh,‖ ujar Sukardi.

Usaha kecil rakyat jadi penyelamat. Maka, pengusaha besar, menurut

Sukardi, harus bisa menjaga kelangsungan kehidupan ini, antara lain

mengurangi emisi, menjaga lingkungan hidup, menanam banyak pohon, dan

ikut mengurangi banjir.

‖Ikut mencegah banjir dan menanam pohon di halaman? Wah, itu sulit dan

bisa menutup umbul-umbul yang kami pasang. Kami, kan, showroom mobil.

Namun, akan saya usulkan ke pimpinan saya,‖ ujar pemimpin showroom

mobil Jepang di Ciledug Raya, Jakarta. Wuih, demi umbul-umbul? (J Osdar)

63

Ani Yudhoyono, Pidato, dan Keturunan Sang Ayah Selasa, 9 Juli 2013 | 09:20 WIB

SUMBER :

http://nasional.kompas.com/read/2013/07/09/0920585/Ani.Yudhoyono.Pidato.dan.Keturunan.Sang.

Ayah

KOMPAS.com - Mengutip beberapa kalimat dari situs resmi Presiden Susilo

Bambang Yudhoyono di bawah judul ‖Biografi Ibu Negara Republik Indonesia

Hj Ani Bambang Yudhoyono‖, antara lain berbunyi seperti berikut ini. ‖Ibu

Ani adalah seorang wanita yang cerdas dan menarik. Senyumnya yang

manis memancarkan ketulusan dan kebaikan hatinya. Dia pernah bergabung

dengan Partai Demokrat sebagai Wakil Ketua dan berperan aktif pada saat

kampanye legislatif dan pemilihan presiden untuk mendukung suaminya

sebagai salah seorang kandidat calon presiden pada Pemilu 2004.‖

‖Kristiani Herrawati Susilo Bambang Yudhoyono atau lebih dikenal dengan

nama Hj Ani Bambang Yudhoyono lahir di Yogyakarta, 6 Juli 1952, sebagai

anak ketiga dari tujuh bersaudara dari pasangan Jenderal Sarwo Edhie

64

Wibowo dan Ny Sunarti Sri Hadiyah. Ibu Ani menikah dengan Dr Susilo

Bambang Yudhoyono pada tanggal 30 Juli 1976 dan hidup dalam tiga

generasi kemiliteran yaitu: ayahnya, Jenderal Sarwo Edhie Wibowo,

suaminya tercinta, Dr H Susilo Bambang Yudhoyono, dan putra tertuanya,

Kapten Inf Agus Harimurti Yudhoyono.‖

Hari Sabtu pekan lalu, Ny Ani merayakan ulang tahun ke-61 di Istana

Cipanas, Jawa Barat. Acara ini ditandai dengan peluncuran dua

bukunya, 3500 Plant Species of The Botanic Gardens of Indonesia dan

Koleksi Tanaman Herbalia Istana Cipanas.

Acara ini tentu dihadiri banyak tokoh, antara lain Wakil Presiden dan Ny

Herawati Boediono, para menteri, serta pejabat tinggi pemerintah dan

negara.

Selain punya senyum menawan, Ny Ani pandai pidato. Banyak sambutan

yang disampaikan Ny Ani di depan publik cukup menarik. Beberapa kutipan

bisa dibaca atau didengarkan.

Berikut ini kutipan pidato Ny Ani. Pada Minggu, 25 November 2012, ketika

memberi sambutan di acara Pencanangan Indonesia Berdendang pada Pekan

Produk Kreatif Indonesia Ke-6 di Kuningan, Jakarta, Ny Ani menyesalkan

situasi saat ini yang ditandai menurunnya produksi lagu untuk anak- anak

Indonesia.

‖Kita ketahui acara musik di televisi saat ini tidak lagi mengenal waktu,

membuat anak-anak kita sering mendengarkan dan menikmati lagu-lagu

yang bukan ditujukan bagi pendengar seusia mereka. Begitu pula radio,

jarang sekali memutar lagu-lagu untuk anak-anak sehingga banyak anak-

anak yang terbiasa menyanyikan lagu-lagu orang dewasa,‖ katanya.

‖Jangan jadikan televisi menjadi media pengajaran yang mendominasi pola

pikir anak-anak kita. Lambat laun pola pikir anak terbentuk oleh lagu

65

dewasa tersebut sehingga jangan heran, jika kita mendengar anak kecil

menjadi dewasa sebelum saatnya atau ibaratnya seperti matang karbitan,‖

katanya.

Beberapa pekan lalu, ketika diberi informasi tentang kecakapan Ny Ani

berpidato, Presiden Yudhoyono, di Istana Negara, antara lain mengatakan,

‖Ya, karena beliau punya bakat keturunan dari almarhum ayahnya.‖

Mari kita ucapkan selamat ulang tahun kepada Ibu Negara ini. Selain itu,

dengarkan pidato atau sambutannya. (J Osdar)

Jam Kerja Presiden Selasa, 19 Februari 2013 | 08:48 WIB

SUMBER : http://nasional.kompas.com/read/2013/02/19/08483183/Jam.Kerja.Presiden.

KOMPAS.com - Senin malam, tanggal 9 September 2002, di Budapest,

Hongaria, seorang perempuan bernama Nuryati bertanya kepada Presiden

Megawati Soekarnoputri. ‖Bagaimana Ibu membagi waktu untuk keluarga

dan urusan pribadi di tengah padatnya sebagai presiden?‖ tanya Nuryati

kepada Megawati dalam pertemuan Presiden dengan warga Indonesia di

negeri yang dilalui sungai romantis Danube itu.

‖Harus saya katakan, sejak menjabat sebagai presiden, waktu untuk

kepentingan pribadi tinggal 10 persen. Selebihnya habis untuk urusan

kenegaraan, karena jam kerja presiden sebenarnya sampai pukul empat

sore. Namun, kenyataannya, saya harus menerima tamu hingga pukul

sebelas malam,‖ kata Megawati dengan suara agak serak.

Sebagai manusia biasa, menurut Megawati, dirinya ingin memiliki privasi.

‖Sebenarnya saya dan putri saya, Puan, senang jalan mencari makanan

yang enak, mulai dari kelas kaki lima hingga restoran besar. Namun, setelah

menjadi presiden, hal itu tidak mungkin lagi saya lakukan. Sebab, kalau

66

saya makan di satu tempat tidak mungkin hanya berdua, minimal harus 15

orang bersama pengawal,‖ kata Megawati.

Megawati merasa masih beruntung karena putra-putrinya sudah berkeluarga

sehingga tidak perlu diurus lagi. ‖Namun, saya tetap mengatur makanan

yang harus disiapkan. Kalau sudah malam cucu saya datang, tetapi di sisi

lain saya harus menerima tamu, saya akan biarkan cucu saya ikut di dekat

saya. Saya biarkan dia bermain, sementara saya berkonsentrasi pada

persoalan yang harus dibahas,‖ tuturnya.

Maka, ketika itu, Megawati berharap DPR membuat undang-undang yang

mengatur cuti presiden supaya tidak menimbulkan cemooh. ‖Ketika presiden

sedang beristirahat, dikatakan presiden bisanya hanya jalan-jalan. Saya kira

wajar presiden mempunyai hak cuti. Sebab, presiden negara lain pun,

seperti Presiden Amerika, juga mempunyai hak cuti,‖ ujarnya.

Menghina

Megawati juga mengatakan, reformasi dan demokratisasi membuat orang

merasa berhak melakukan apa saja. Bahkan, dengan kebebasan itu,

semuanya juga merasa berhak mencemooh, menghujat, dan menghina.

‖Sebagai manusia biasa, presiden itu juga memiliki perasaan. Ketika

dicemooh, dihujat, ia juga tersinggung dan sakit hati,‖ kata Megawati.

Urusan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan bagaimana? Tiap Selasa, ia

meluangkan waktu untuk partainya di Lenteng Agung, Jakarta. Presiden

1999-2001 Abdurrahman Wahid tiap Jumat mengurusi Partai Kebangkitan

Bangsa. Urusan partai, bagi presiden atau wakil presiden, memang sangat

perlu karena partai adalah pilar mutlak demokrasi. Akan tetapi, tentu

mereka juga tidak terlepas dari hujatan dan hinaan. Jangan mundur

mengurus partai di tengah hujan kritik. Namun, jangan sampai hal itu

67

memunculkan pepatah baru, ‖biar anjing menggonggong, kafilah membalas

menggonggong‖. (J Osdar)

Sejarah Berulang di Bulan Maret Selasa, 2 April 2013 | 09:17 WIB

SUMBER : http://nasional.kompas.com/read/2013/04/02/09175779/Sejarah.Berulang.di.Bulan.Maret

KOMPAS.com - Rabu, 26 Maret 1997, Menteri Pemuda dan Olahraga Hayono

Isman menemui Presiden Soeharto di kediaman Soeharto di Jalan Cendana,

Menteng, Jakarta.

Seusai bertemu Presiden Soeharto, Menpora dipersilakan masuk ke ruang

wartawan yang merupakan bagian dari kediaman Soeharto.

Kepada para wartawan, Hayono Isman menyampaikan pesan Soeharto

untuk bangsa Indonesia yang sedang menyongsong pemilihan umum

tanggal 29 Mei 1997. Esok harinya, tanggal 27 Maret 1997, beberapa surat

kabar memberitakan pesan Soeharto itu. Salah satu surat kabar terbitan

Jakarta memilih judul berbunyi ‖Jangan Bergantung Kharisma Perorangan‖.

Sebagai catatan kaki, tanggal 27 Maret 1997 adalah peringatan tahun ke-29

Soeharto dilantik sebagai presiden kedua RI oleh Majelis Permusyawaratan

Rakyat (MPR).

Dalam pesannya yang disampaikan lewat Hayono Isman waktu itu, Soeharto

meminta bangsa Indonesia, khususnya kaum muda, tidak menggantungkan

diri pada karisma perorangan. ‖Dengan kata lain, janganlah di negara ini,

kita menggantungkan kepada karisma perorangan. Akan tetapi,

gantungkanlah kepada sistem yang kuat yang berdasarkan Pancasila dan

Undang-Undang Dasar 1945,‖ kata Hayono Isman mengutip ucapan

Soeharto.

68

Sebelumnya, di Desa Pucang Gading, Demak, Jawa Tengah, 29 Mei 1996,

Soeharto menyampaikan keengganannya untuk dipilih lagi dengan alasan

pada tahun 1998 usianya telah 77 tahun. Kemudian, pada 21 Maret 1997, di

Istana Negara, Jakarta, Soeharto mengatakan, pemilu akan terus berjalan

sepanjang masa. Oleh karena itu, harus diusahakan jangan

mempertahankan status quo.

Namun, pada 8 Maret 1998, semua fraksi di MPR datang ke Jalan Cendana

dan meminta Soeharto bersedia kembali menjadi presiden. Soeharto

menjawab bersedia.

‖Pak Harto mengungkapkan, dirinya sudah berusia 77 tahun. Akan tetapi,

semangat juangnya dan Sapta Marga masih tinggi,‖ ujar Letnan Jenderal

Yunus Yosfiah dari Fraksi ABRI kepada wartawan di Cendana waktu itu.

Sabtu, 30 Maret 2013, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selaku

ketua umum baru Partai Demokrat menyampaikan hal yang mirip dengan

ucapan Soeharto 16 tahun lalu. Akan tetapi, perlu dicatat, mirip itu tidak

sama. Banyak perbedaannya. Soeharto bicara kepada para calon pemilih

pemilu 29 Mei 1997, sedangkan Yudhoyono bicara kepada kader Partai

Demokrat.

Dalam pidatonya pada akhir Kongres Luar Biasa Partai Demokrat di Bali, 30

Maret 2013, SBY, antara lain, mengatakan, partai modern tidak boleh

bergantung kepada figur atau tokoh. Oleh karena itu, ia sejak dulu tidak

mau menduduki posisi Ketua Umum Partai Demokrat.

Karena permohonan dan demi selamatnya Partai Demokrat, SBY memilih

bersedia menjadi ketua umum dengan berbagai persyaratan.

Bangsa ini sampai kini masih cinta figur ketimbang sistem.(J Osdar)

69

JK, Anda Mau "Nyalon" atau Tidak? Selasa, 15 Januari 2013 | 08:54 WIB

SUMBER : http://nasional.kompas.com/read/2013/01/15/0854063/JK..Anda.Mau.Nyalon.atau.Tidak

KOMPAS.com — Rabu (9/11/2012) dan Kamis (10/11/2012), mantan Wakil

Presiden Jusuf Kalla berada di Singapura. Sebelum meninggalkan negeri itu,

sebagai pembicara utama, ia menyampaikan uraian lepas teks berjudul

"Southeast Asia in 2013 and Beyond: Its Global Role and Challenge" dalam

pertemuan yang diselenggarakan Institute of Southeast Asian Studies

(ISEAS). Bahasa Inggrisnya sefasih apabila ia berbicara dalam bahasa

Indonesia atau Bugis.

Sebelum tampil di panggung, Jusuf Kalla (JK) diperkenalkan sebagai Wakil

Presiden RI 2004-2009, tokoh di belakang keputusan berani dan strategis

yang membuat Indonesia lepas dari krisis ekonomi global tahun 2007.

"Ia terkenal karena punya pendekatan di luar teks buku dan dia adalah

arsitek dari penyelesaian berbagai konflik di Indonesia, termasuk di Aceh,

Poso, dan Ambon. Baru- baru ini, ia ikut membantu usaha untuk

menciptakan perdamaian di selatan Thailand dan Rakhine, Myanmar," ujar

moderator pertemuan yang disambut tepuk tangan hadirin di Hotel Shangri-

La.

Dalam acara tanya jawab, seorang penanya dari Kuala Lumpur menanyakan

hubungan Kuala Lumpur-Jakarta akhir-akhir ini yang sering diperciki

sejumlah pertentangan.

"Selain dilihat beberapa perbedaan, perlu pula dilihat banyaknya persamaan

antara Indonesia-Malaysia yang sebagian penduduknya masih satu rumpun,"

ujar JK.

Ada pula seorang hadirin yang mengharapkan agar presiden Indonesia

mendatang bukan orang yang "terlalu nasionalis", yaitu orang yang hanya

70

mementingkan Indonesia tanpa ada toleran dengan negara-negara

tetangganya.

Pertanyaan serupa disampaikan tiga wartawan Singapura tentang pemilihan

presiden Indonesia tahun 2014. ‖Kemungkinan Anda menjadi pemenang

pemilihan presiden nanti bagaimana?‖ tanya seorang wartawan setempat.

"Saya tidak mengejar kekuasaan atau kursi presiden. Saya lebih memikirkan

kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia. Memang saya tidak

menafikan bahwa jabatan presiden adalah jabatan penting untuk

kemakmuran dan kesejahteraan bangsa," ujar JK.

Seorang wartawati berkulit hitam manis langsung memotong, "Anda ingin

jadi presiden atau tidak?"

"Persoalannya bukan ingin atau tidak, tetapi masih melihat hasil pemilihan

anggota legislatif dahulu nanti," ujar JK.

Setelah bertemu dengan Perdana Menteri Lee Hsien Loong di istana perdana

menteri, JK bersama mantan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Hamid

Awaluddin dan pengusaha Sofjan Wanandi pulang ke Indonesia. (J Osdar)

Dicari Capres Cerdas dan Bisa Jadi Teladan Selasa, 13 November 2012 | 06:04 WIB

SUMBER :

http://nasional.kompas.com/read/2012/11/13/06045485/Dicari.Capres.Cerdas.dan.Bisa.Jadi.Teladan

KOMPAS.com — Senin, 29 Oktober 2012, Rumah Kebangsaan: Gerakan

Indonesia Memilih, kelompok pemburu para pemimpin Indonesia

mendatang, termasuk calon presiden untuk pemilihan presiden tahun 2014,

memperkenalkan diri di teater kecil Taman Ismail Marzuki, Jakarta.

71

Acara diisi perkenalan dengan pembacaan teks deklarasi oleh Komaruddin

Hidayat dan orasi singkat Burhanudin Muhtadi. Hadirin disuguhi pergelaran

‖dongeng kebangsaan‖ oleh Garin Nugroho dengan iringan petikan gitar

Jubing Kristianto dan alunan suara lagu ‖Serumpun Padi‖ oleh Cornelia

Agatha, Edo Kondologit, Nana Subiantoro, dan Sukardi Rinakit (nada

suaranya fals, tetapi menarik perhatian).

Tampil di panggung tempat dongeng itu, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla

dan mantan Menteri Lingkungan Hidup pemerintahan Presiden Soeharto,

Emil Salim.

Tepuk sorak untuk Emil Salim ketika dia mengatakan, ‖Sebaiknya para calon

presiden untuk pemilihan presiden 2014 dan seterusnya adalah orang-orang

usia 40 tahun sampai 55 tahun saja.‖ Emil Salim juga berharap presiden

mendatang punya visi, wawasan, dan bisa bicara dengan bahasa rakyat

yang menyentuh hati bangsa ini.

Tiga presiden Indonesia yang dia sebut menurun kurun 20 tahunan, yakni

Soekarno (Bung Karno), Soeharto, dan Presiden Susilo Bambang

Yudhoyono. Bung Karno disebut sebagai pendiri negara, pembangunan

kebangsaan, nasionalisme, dan karakter bangsa. Soeharto adalah

pembangun ekonomi. Sementara Yudhoyono memimpin di masa transisi.

Yudhoyono atau SBY memimpin bangsa ini tidak terkena imbas resesi

ekonomi Eropa Barat dan Amerika Serikat.

Jusuf Kalla antara lain mengatakan, soal visi dan misi suatu hal yang sudah

ada di bangsa dan negara ini. ‖Presiden harus bisa menjadi teladan, cerdas,

dan mampu membawa bangsa berjalan menuju ke alam kesejahteraan,

kemakmuran, dan keadilan,‖ ujarnya.

JK menyebut soal keharusan menaikkan harga bahan bakar minyak. Jika

memberi penjelasan dengan mengaitkan soal fiskal, rakyat tak mengerti

72

bahasa itu. ‖Rakyat diberi pilihan, harga BBM tak dinaikkan, tetapi hasilnya

dinikmati segelintir orang kaya atau harga minyak dinaikkan, tetapi jalan-

jalan dibangun, diperbaiki, serta kesehatan dan pendidikan rakyat terjamin.

Rakyat akan mengerti dengan bahasa ini,‖ papar JK.

JK juga bercerita ketika di kawasan Manggarai terjadi banjir. Warga

Manggarai marah karena pintu air ditutup sehingga air meluap. Ketika pintu

air dibuka, banjir sampai ke Istana Kepresidenan. ‖Warga di Manggarai tidak

marah lagi meski wilayahnya tetap banjir karena semua merasakannya,‖

ujar JK disambut tawa riang hadirin. Ada pula yang terkekeh-kekeh. (J

Osdar)

Sang Ketua Wantimpres: Begini, Ya, Bung Selasa, 27 November 2012 | 08:55 WIB

SUMBER :

http://nasional.kompas.com/read/2012/11/27/08550967/Sang.Ketua.Wantimpres.Begini..Ya..Bung

KOMPAS.com - Jumat senja, 23 November 2012, hujan deras jatuh bertubi-

tubi di Jalan Purnawarman, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Lalu lintas

pada banyak jalan menuju rumah di sudut jalan itu macet total. Namun,

berkat kesigapan para aktivis kelompok pemburu calon presiden untuk

Pemilihan Presiden 2014, ‖Rumah Kebangsaan: Gerakan Indonesia Memilih‖,

seperti Mariza Hamid, Nia Mulachela, Endah Nurdiana, dan Ade Indira

Sugondo (Ais), diskusi tentang kriteria para pemimpin untuk Pemilihan

Umum 2014 berlangsung seru dan meriah.

Pembicara dalam diskusi tersebut adalah Emil Salim, Ketua Dewan

Pertimbangan Presiden (Wantimpres, yang berusia 82 tahun), Syamsuddin

Haris (ahli peneliti utama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia/LIPI, usia

55 tahun), dan R Siti Zuhro (peneliti senior LIPI).

73

Emil (pemegang beberapa jabatan menteri kabinet pemerintahan Presiden

Soeharto dari 1970 hingga 1993) dan Siti Zuhro menguraikan gagasan

dengan panduan tertulis. Syamsuddin menguraikan gagasan sangat

sistematis dan struktural, maka apabila direkam dan ditranskrip begitu saja,

akan jadi makalah yang enak dibaca.

Di luar uraian resminya, terutama ketika menjawab pertanyaan peserta

diskusi, ketiga tokoh ini punya beberapa ‖celetukan‖ yang membuat orang

tersenyum, tertawa terbahak-bahak, dan bersungut-sunggut.

‖Saya seorang dosen, maka perlu papan tulis dan Anda sekalian saya

anggap para mahasiswa,‖ ujar Emil yang dibantu menyampaikan

gagasannya lewat komputer oleh Mariza Hamid.

‖Begini, ya, Bung…. Tahu tidak, Bung,‖ begitu kata-kata Emil yang sering

muncul spontan dalam uraiannya.

Ketika menjelaskan lima butir kriteria calon presiden yang pantas, Emil

menyebutkan antara lain, ‖Harus kuat menghadapi berbagai macam

tekanan‖. Ia menunjukkan contoh perlunya kekuatan dan kecakapan

menghadapi tekanan ketika akan dan setelah memutuskan ‖hukuman mati

masalah narkoba‖. Para hadirin tertawa saat itu.

Dalam situasi demokrasi yang sedang tumbuh seperti sekarang ini, para

calon presiden berusaha untuk populer dan punya uang banyak. ‖Untuk

populer, mereka berusaha seperti para pemain sinetron itu. Tapi yang paling

bahaya adalah permainan dengan uang,‖ ujar Sang Ketua Wantimpres yang

di masa Orde Baru sering dijuluki ‖mahamenteri‖ itu.

Sementara Siti Zuhro mengatakan, apabila sistem kepartaian dan

pemerintahan bagus, seharusnya, ‖Pak Lukman Hakim Saifuddin tidak hanya

jadi Wakil Ketua MPR‖.

74

Ketika menjelaskan campur aduknya sistem parlementer dan presidensial,

Syamsuddin Haris mengatakan, ‖Saya pun tidak tahu siapa yang mewakili

wilayah saya di DPR dan apakah Pak Emil Salim tahu wakilnya di DPR?‖

Emil Salim menggelengkan kepala dan hadirin tertawa dan berlanjut dengan

bersungut-sungut. (J Osdar)

Megawati, Hatta Rajasa, dan Prabowo Selasa, 4 Desember 2012 | 12:20 WIB

SUMBER :

http://nasional.kompas.com/read/2012/12/04/12200649/Megawati..Hatta.Rajasa..dan.Prabowo

KOMPAS.com — Rabu sore, 28 November 2012, Lembaga Survei Indonesia

mengumumkan 18 tokoh Indonesia yang lulus ujian untuk memperoleh

gelar "tokoh berkualitas untuk calon presiden tahun 2014". Mereka disaring

dari 24 tokoh yang masuk ruang ujian.

"Sejumlah petinggi partai politik tidak dapat skor minimal 60. Skor mereka

di bawah 60, jadi tidak lulus,‖ ujar salah seorang peneliti Lembaga Survei

Indonesia (LSI) Burhanuddin Muhtadi di Jakarta, Senin (3/12/2012), sambil

tertawa.

Para pemimpin partai politik yang tidak lulus ujian adalah Ketua Umum

Partai Demokrat Anas Urbaningrum, Ketua Umum Partai Golkar Aburizal

Bakrie, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Partai Keadilan

Persatuan Indonesia Sutiyoso, dan Ketua Umum Partai Hanura Wiranto.

Pemimpin atau penguasa partai pemilik sejumlah kursi di parlemen yang

lulus ujian versi LSI adalah Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia

Perjuangan Megawati Soekarnoputri (nilai 68), Ketua Umum Partai Amanat

Nasional Hatta Rajasa (nilai 66), dan Ketua Umum Dewan Pembina Partai

Gerakan Indonesia Raya Prabowo Subianto (nilai 61).

75

Nama pimpinan tertinggi parpol ini sudah banyak dikumandangkan akan

menjadi calon presiden dari partai mereka masing-masing. Rincian penilaian

ketiga tokoh ini perlu kita lihat lebih jauh.

Tokoh partai, tetapi bukan ketua umum yang lulus ujian adalah Ketua Fraksi

Partai Keadilan Sejahtera di DPR Hidayat Nur Wahid (71), pendiri Partai

Nasional Demokrat Surya Paloh (64), dan Ketua PDI-P Bidang Politik dan

Antarlembaga Puan Maharani (61).

Hidayat bersama empat tokoh lain masuk lima tokoh paling berkualitas

dalam ujian ini. Mereka adalah Mahfud MD (79), M Jusuf Kalla (77), Dahlan

Iskan (76), dan Sri Mulyani Indrawati (72).

Mereka dinilai dari lima hal. Hal pertama, mampu memimpin negara dan

pemerintah (skor 0-100). Dalam hal ini, Prabowo mendapat nilai 67, Hatta

66, dan Megawati 66. Hal kedua, tidak melakukan atau diopinikan

melakukan korupsi, kolusi, dan nepotisme atau suap. Dalam hal ini, Prabowo

mendapat 66, Megawati 64, dan Hatta Rajasa 62. Hal ketiga, tidak

melakukan atau diopinikan melakukan tindak kriminal atau pelanggaran hak

asasi manusia. Dalam hal ini Prabowo tidak lulus ujian. Sementara Hatta

Rajasa dan Megawati mendapat nilai sama, yakni 72.

Hal ketiga, jujur, amanah, atau bisa dipercaya. Dalam ujian kriteria ini,

Megawati mendapat nilai 67, Hatta 64, dan Prabowo 60. Hal kelima, mampu

berdiri di atas semua kelompok atau golongan. Dinilai dari hal ini, Megawati

memperoleh nilai 72, sedangkan Hatta dan Prabowo memperoleh nilai sama,

yakni 67.

Menarik pula untuk menyebut empat perempuan yang lulus dalam ujian

gaya LSI ini, yakni Sri Mulyani (72), Megawati (68), Puan Maharani (61),

dan Ny Kristiani Herawati Yudhoyono (60), yang kini menjadi Ibu Negara

Republik Indonesia. Selamat pagi. (J Osdar)

76

Karen Tidak Senyum, Tidak Cemberut Selasa, 8 Januari 2013 | 09:00 WIB

SUMBER :

http://nasional.kompas.com/read/2013/01/08/09002490/Karen.Tidak.Senyum..Tidak.Cemberut.

KOMPAS.com - Jumat (4/1) pagi, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan

Ny Ani Yudhoyono berada di salah satu kampung nelayan di Desa Tanjung

Pasir, kawasan Teluk Naga, Tangerang, Banten. Ada kekumuhan di tempat

itu.

Tempat pertama yang didatangi Presiden dan Ny Ani Yudhoyono adalah

kantor Bank Rakyat Indonesia (BRI). Di sini terjadi dialog antara karyawan

BRI setempat dan Presiden soal kredit usaha rakyat (KUR). Di tempat ini,

SBY sempat menyatakan kekecewaannya karena banyak warga belum tahu

bagaimana memanfaatkan kredit tersebut.

‖Setiap tahun, saya dan pemerintah mengeluarkan Rp 20 triliun sampai Rp

30 triliun untuk rakyat. Tidak boleh terjadi rakyat tidak tahu,‖ kata SBY yang

dikutip situsnya.

SBY juga minta para pemimpin desa dan BRI menjelaskan tentang KUR ini

kepada para nelayan.

Selain itu, SBY juga datang ke stasiun pengisian bahan bakar nelayan.

Berkat kunjungan SBY, bisa tersebar berita bahwa telah dua tahun pasokan

bahan bakar untuk menyokong kegiatan nelayan melaut tidak terpenuhi.

SBY minta Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan untuk mengatasi hal

ini.

Kunjungan ini memunculkan berbagai reaksi. Sekretaris Jenderal Partai

Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Tjahjo Kumolo sempat

mengatakan, blusukan SBY ke Teluk Naga ini seperti kritik kepada pejabat

pemerintah yang tidak bisa menangkap aspirasi rakyat.

77

Ada pro dan kontra atas kehadiran mendadak SBY di Teluk Naga. Anggota

DPR dari Fraksi Partai Golongan Karya, Nurul Arifin; mantan anggota DPR

dari Fraksi PDI-P, Ade Indira Sugondo; dan Wakil Sekretaris Jenderal Partai

Amanat Nasional Wahyuni Refi sependapat, kunjungan mendadak itu positif.

Akan tetapi, mereka juga mengatakan, hal itu memang suatu keharusan

bagi pemimpin.

Ketika ditanya soal kunjungan mendadak SBY ini, seorang pejabat

perusahaan BUMN bidang perhotelan bernama Intan Adam Katoppo berkata

spontan, ‖Saya melihat Presiden di pelelangan ikan dan di pom bensin di

Teluk Naga, dan ada Karen di sana.‖

Ditanya soal Karen berada di sana, Intan mengatakan, ‖Waduh, wajah Karen

as usual, deh, tak senyum dan tak cemberut.‖ (ATO/OSD)

Airlangga, Dewa Wisnu Rabu, 2 Januari 2013 | 14:51 WIB

SUMBER : http://nasional.kompas.com/read/2013/01/02/14515147/Airlangga..Dewa.Wisnu

KOMPAS.com - Desember 2012 lalu adalah bulan penghargaan bagi keluarga

Cikeas atau Istana. Jumat malam, 14 Desember 2012, Menteri Koordinator

Perekonomian Hatta Rajasa didampingi Ny Oke Rajasa mendapat anugerah

kehormatan tertinggi bidang diplomasi dari Pemerintah Korea Selatan,

Gwanghwa Medal.

Medali tertinggi Pemerintah Korsel ini rencana awalnya akan diserahkan di

Seoul. Akan tetapi, karena kesibukan Hatta, penganugerahan itu digelar di

Jakarta dan medali diberikan oleh Duta Besar Korsel untuk Indonesia Kim

Young-sun.

Lima hari kemudian, 19 Desember, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

menerima gelar doktor honoris causa bidang kepemimpinan dari Universiti

78

Utara Malaysia. Anugerah doktor honoris causa ini disampaikan dalam

upacara di Kuala Lumpur.

Hadiah cucu, Airlangga

Senin dini hari pukul 00.01, tanggal 24 Desember, pasangan Susilo

Bambang Yudhoyono-Ny Ani Yudhoyono dan Hatta Rajasa-Oke

Rajasa memperoleh cucu. Sang cucu ini adalah putra sulung dari pasangan

Edhie Baskoro Yudhoyono (putra bungsu SBY-Ny Ani Yudhoyono)-Siti Rubi

Aliya Rajasa (putri kedua Hatta Rajasa-Oke Rajasa).

Cucu kedua SBY sekaligus cucu pertama Hatta Rajasa ini diberi

nama Airlangga Satriadhi Yudhoyono. Kepada para wartawan, Edhie Baskoro

(Ibas) mengatakan arti dari nama itu. Dalam jumpa pers ini, Ibas

didampingi SBY, Ny Ani Yudhoyono, Hatta Rajasa, dan Oke Rajasa. Nama

Airlangga, kata Ibas, berasal dari nama pemimpin Indonesia pada masa lalu.

Satriadhi berarti kesatria yang baik, tangguh, kesatria di jalan yang direstui

Tuhan. ‖Nama adalah doa dari orangtua kami,‖ ujar Ibas.

Dalam nama itu ada harapan tertentu. Ada pula pesan sejarah dari masa

lalu. Dalam sejarah Indonesia yang diajarkan kepada sebagian besar bangsa

Indonesia sejak sekolah dasar, Airlangga memerintah pada 1019-1042.

Selama memerintah, Airlangga mendirikan Kerajaan Kahuripan di Jawa

Timur.

Ketika pesta pernikahan Airlangga dengan putri pamannya, Dharmawangsa

Teguh (seorang raja), di Kerajaan Medang (Jawa Timur), terjadi serangan

terhadap kerajaan itu. Sang raja tewas, sementara Airlangga masuk hutan

dan menjadi petapa.

Serangan terhadap Kerajaan Medang konon dilakukan Kerajaan Lwaram

(wilayah Jawa Tengah) yang bersekutu dengan Kerajaan Sriwijaya. Akan

tetapi, beberapa tahun kemudian, Airlangga berhasil menjadi raja. Sebelum

79

lengser, Airlangga membagi kerajaan menjadi dua kerajaan, Jenggala dan

Kediri. Masing-masing kerajaan untuk kedua putranya.

Menurut cerita-cerita rakyat, Airlangga adalah titisan Dewa Wisnu. Airlangga

sedang naik Garuda, kendaraan Dewa Wisnu, adalah patung Airlangga yang

terkenal. (J Osdar)

Dicari Capres Cerdas dan Bisa Jadi Teladan Selasa, 13 November 2012 | 06:04 WIB

SUMBER :

http://nasional.kompas.com/read/2012/11/13/06045485/Dicari.Capres.Cerdas.dan.Bisa.Jadi.Teladan

KOMPAS.com — Senin, 29 Oktober 2012, Rumah Kebangsaan: Gerakan

Indonesia Memilih, kelompok pemburu para pemimpin Indonesia

mendatang, termasuk calon presiden untuk pemilihan presiden tahun 2014,

memperkenalkan diri di teater kecil Taman Ismail Marzuki, Jakarta.

Acara diisi perkenalan dengan pembacaan teks deklarasi oleh Komaruddin

Hidayat dan orasi singkat Burhanudin Muhtadi. Hadirin disuguhi pergelaran

‖dongeng kebangsaan‖ oleh Garin Nugroho dengan iringan petikan gitar

Jubing Kristianto dan alunan suara lagu ‖Serumpun Padi‖ oleh Cornelia

Agatha, Edo Kondologit, Nana Subiantoro, dan Sukardi Rinakit (nada

suaranya fals, tetapi menarik perhatian).

Tampil di panggung tempat dongeng itu, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla

dan mantan Menteri Lingkungan Hidup pemerintahan Presiden Soeharto,

Emil Salim.

Tepuk sorak untuk Emil Salim ketika dia mengatakan, ‖Sebaiknya para calon

presiden untuk pemilihan presiden 2014 dan seterusnya adalah orang-orang

usia 40 tahun sampai 55 tahun saja.‖ Emil Salim juga berharap presiden

80

mendatang punya visi, wawasan, dan bisa bicara dengan bahasa rakyat

yang menyentuh hati bangsa ini.

Tiga presiden Indonesia yang dia sebut menurun kurun 20 tahunan, yakni

Soekarno (Bung Karno), Soeharto, dan Presiden Susilo Bambang

Yudhoyono. Bung Karno disebut sebagai pendiri negara, pembangunan

kebangsaan, nasionalisme, dan karakter bangsa. Soeharto adalah

pembangun ekonomi. Sementara Yudhoyono memimpin di masa transisi.

Yudhoyono atau SBY memimpin bangsa ini tidak terkena imbas resesi

ekonomi Eropa Barat dan Amerika Serikat.

Jusuf Kalla antara lain mengatakan, soal visi dan misi suatu hal yang sudah

ada di bangsa dan negara ini. ‖Presiden harus bisa menjadi teladan, cerdas,

dan mampu membawa bangsa berjalan menuju ke alam kesejahteraan,

kemakmuran, dan keadilan,‖ ujarnya.

JK menyebut soal keharusan menaikkan harga bahan bakar minyak. Jika

memberi penjelasan dengan mengaitkan soal fiskal, rakyat tak mengerti

bahasa itu. ‖Rakyat diberi pilihan, harga BBM tak dinaikkan, tetapi hasilnya

dinikmati segelintir orang kaya atau harga minyak dinaikkan, tetapi jalan-

jalan dibangun, diperbaiki, serta kesehatan dan pendidikan rakyat terjamin.

Rakyat akan mengerti dengan bahasa ini,‖ papar JK.

JK juga bercerita ketika di kawasan Manggarai terjadi banjir. Warga

Manggarai marah karena pintu air ditutup sehingga air meluap. Ketika pintu

air dibuka, banjir sampai ke Istana Kepresidenan. ‖Warga di Manggarai tidak

marah lagi meski wilayahnya tetap banjir karena semua merasakannya,‖

ujar JK disambut tawa riang hadirin. Ada pula yang terkekeh-kekeh. (J

Osdar)

81

Reference Sites

1.http://www.beritasatu.com/politik/169989-wartawan-senior-kompas-luncurkan-

buku-sisi-lain-istana.html

2. http://www.merdeka.com/peristiwa/kisah-gus-dur-pakai-celana-pendek-

sisi-lain-istana.html

3.http://nasional.kompas.com/read/2014/11/25/13415611/Cuma.Harga.Diri

.yang.Tidak.Naik?utm_campaign=related_left&utm_medium=bp&utm_sourc

e=news

4.http://nasional.kompas.com/read/2014/11/04/15473191/Kabinet.yang.Dir

agukan?utm_campaign=related_left&utm_medium=bp&utm_source=news

5.http://nasional.kompas.com/read/2014/09/23/15011501/Istana.Kepreside

nan.Akan.Berperang.Melawan.Mafia?utm_campaign=related_left&utm_medi

um=bp&utm_source=news

6.http://nasional.kompas.com/read/2014/06/18/1025587/Yang.Mencuri.Per

hatian

7.http://nasional.kompas.com/read/2014/12/02/13224821/Mata.Presiden.Jo

kowi.Ditutup.Kain.Hitam

8. http://uzey.blogspot.com/2010/05/sisi-lain-istana.html

9.http://nasional.kompas.com/read/2014/04/22/1513380/Dari.Artikel.ke.Wa

pres

10.http://nasional.kompas.com/read/2014/04/01/0952263/Pak.Boed.Deta.d

an.KTT.Keamanan.Nuklir

11.http://nasional.kompas.com/read/2014/03/25/0831044/SBY.Asap.dan.H

ujan

12.http://nasional.kompas.com/read/2014/03/18/0952469/Bertanya.ke.Des

a.Samin

13.http://nasional.kompas.com/read/2014/03/08/0858006/Sisi.Lain.Istana.

Melihat.Realitas.Berlapis-lapis