APLIKASI TEKNIS PENGENDALIAN HAMA TANAMAN JERUK MENGGUNAKAN INSEKTISIDA NABATI DI KEBUN BALITJESTRO,...

22
PROPOSAL PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) APLIKASI TEKNIS PENGENDALIAN HAMA TANAMAN JERUK MENGGUNAKAN INSEKTISIDA NABATI DI KEBUN BALITJESTRO, KLIRAN ANDRI ARDIANSYAH (201210200311066) JURUSAN AGRONOMI 1

Transcript of APLIKASI TEKNIS PENGENDALIAN HAMA TANAMAN JERUK MENGGUNAKAN INSEKTISIDA NABATI DI KEBUN BALITJESTRO,...

PROPOSAL

PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL)

APLIKASI TEKNIS PENGENDALIAN HAMA TANAMAN JERUK

MENGGUNAKAN INSEKTISIDA NABATI DI KEBUN BALITJESTRO,

KLIRAN

ANDRI ARDIANSYAH (201210200311066)

JURUSAN AGRONOMI

1

FAKULTAS PERTANIAN-PETERNAKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2015

HALAMAN PENGESAHAN PROPOSALPRAKTIK KERJA LAPANG (PKL)

1. Judul : Aplikasi Teknis Pengendalian Hama Tanaman Jeruk Menggunakan Insektisida Nabati Di Kebun Balitjestro, Kliran

2. Pelaksana a. Nama : Andri Ardiansyah b. NIM : 201210200311066

a. Telpon/HP : +62819377368921.Instansi/lembaga tempat

PKLa. Nama Instansi/Lembaga : Balai Penelitian

Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (BALITJESTRO)

b. Alamat Instansi : JL. Raya Tlekung No:1, Kec Junrejo

c. Telp. Instnasi/Lembaga : +62341-5926834. Pembimbing : 2 (dua) orang

a. Nama Pembimbing dari Kampus

: Dr. Ir. Fatimah Nursandi, M.Si

b. Nama Pembimbing di lapang

: Dr. Ir. Harwanto, M.Si

5. Lokasi Kegiatan PKLa.Wilayah (Desa/Kecamatan)

: Ds. Junrejo Kec. Junrejo

b. Kabupaten : Malangc. Propinsi : Jawa Timurd. Jarak PT ke lokasi PKL : 7 km

2

(km)6. Jangka waktu pelaksanaan

: 1 bulan

7. Tahun Pelaksanaan : Tahun 2015Malang, 17 Januari

2015

Mengetahui,

Pembimbing, Pelaksana,

Dr.Ir.Fatimah Nursandi, M.Si Andri

Adiansyah

NIP.196601291991032004 NIM.201210200311066

Menyetujui,

Ketua Jurusan Agronomi

Dr.Ir. Ali Ikhwan, MP

NIP. 196410201991011001

3

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL...........................2DAFTAR ISI............................................3RINGKASAN.............................................4BAB I. PENDAHULUAN....................................51.1 Latar Belakang..................................51.2 Dasar Teori.....................................6

BAB II. TUJUAN DAN MANFAAT...........................122.1 Tujuan.........................................122.2 Manfaat........................................12

BAB III. METODE PELAKSANAAN..........................133.1 Waktu dan Tempat...............................133.2 Alat dan Bahan.................................133.3 Metode Kerja...................................13

DAFTAR PUSTAKA.......................................15

4

RINGKASAN

Hama tanaman jeruk mengakibatkan produksi jerukmenurun. Selama ini penanggulangan hama tanaman jerukdilakukan dengan menggunakan insektisida kimia.Insektisida kimia menimbulkan berbagai resiko, sepertimunculnya resitensi hama dan adanya residu kimia padabuah jeruk yang berlebihan. Adanya residu kimia padabuah jeruk yang berlebihan menyebabkan buah jerukditolak untuk pasar ekspor.

Penggunaan insektisida kimia harus segeradisubtitusi. Salah satu cara pengendalian yang lebihramah lingkungan adalah dengan menggunakan insektisidanabati. Insektisida nabati memiliki kelebihan sepertibersifat biodegradable (mudah terurai di alam) dantidak mengenai organisme non target (musuh alami).Pengendalian dengan menggunakan insektisida nabatidiharapkan mampu menanggulangi hama secara ramahlingkungan dan bijaksana serta menambah jumlah eksporbuah jeruk Indonesia.

5

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangTanaman jeruk merupakan tanaman yang memiliki

potensi tinggi. Buah jeruk selalu tersedia sepanjang

tahun karena tanaman jeruk tidak mengenal musim dan

dapat dibudidayakan didataran tinggi maupun rendah.

Disamping itu buah jeruk di Indonesia merupakan

komoditas dengan jumlah produksi yang tinggi, yaitu

sebesar 106.334 ton untuk jeruk besar dan 1.548.401

untuk jeruk keprok (BPS, 2013).

Angka konsumsi buah jeruk di Indonesia saat ini

mencapai 32,67 kg per kapita per tahun (Kompas, 2011).

Angka konsumsi tersebut masih rendah dibandingkan

dengan standar ketetapan konsumsi buah jeruk dari FAO

(Food and Agriculture Organization of United Nation)

yakni sebesar 65,75 kg per kapita per tahun.

Pertumbuhan nilai impor 11% setiap tahun dalam

sepuluh tahun terakhir ini menunjukkan bahwa Indonesia

menjadi target pasar yang menjanjikan bagi negara lain.

Saat ini Indonesia menjadi negara pengimpor jeruk

terbesar kedua di ASEAN setelah Malaysia, dengan volume

impor sebesar 160.254 ton sedangkan ekspornya sebesar

415 ton pada 2010 (BPS, 2013). Hal tersebut menandakan

bahwa nilai ekspor Indonesia masih kecil.

6

Salah satu penyebab kecilnya jumlah ekspor buah

jeruk adalah adanya hama tanaman jeruk. Hama tanaman

jeruk mengakibatkan tanaman dan buah jeruk rusak

sehingga produksi buah jeruk mengalami penurunan. Oleh

karena alasan tersebut beberapa produsen jeruk lebih

memilih untuk menggunakan cara yang efektif, yaitu

dengan menggunakan indektisida kima. Insektisida kimia

mampu menanggulangi hama secara cepat. Kenyataan

dilapang Insektisida kimia mempunyai dampak negatif

yang sangat nyata, yaitu timbulnya resistensi hama

tanaman jeruk. Selain itu insektisida kimia juga

mengakibatkan adanya residu pada buah jeruk. Adanya

residu kimia menyebabkan buah jeruk ditolak untuk

dipasarkan secara internasional dikarenakan residu

kimia pada buah jeruk melebihi batas toleransi

internasional.

Penggunaan insektisida kimia dapat menimbulkan

berbagai masalah, maka tata cara pengendalian hama

dengan insektisida kimia harus segera disubtitusi.

Salah satu cara pengendalian yang lebih ramah

lingkungan adalah dengan menggunakan insektisida

nabati. Insektisida nabati dibuat dari bahan-bahan

nabati yang telah tersedia di alam. Insektisida nabati

memiliki keunggulan, yaitu aman bagi lingkungan dan

tidak berpengaruh terhadap musuh alami hama tanaman

jeruk. Selain itu pemanfaatan insektisida nabati dapat

mengurangi ketergantungan petani pada insektisida

7

sintetik serta berkelanjutan. Insektisida memiliki

sifat biodegradable (dapat terurai di alam) (Dadang dan

Priyono, 2003) sehingga tidak akan menimbulkan residu

yang berlebihan dan akan menambah jumlah ekspor buah

jeruk.

1.2 Dasar TeoriMorfologi dan Sifat Khusus Jeruk

Tanaman jeruk mempunyai banyak cultivar yang setiap

cultivarnya memiliki sifat-sifat tersendiri. Tanaman

jeruk sangat menyukai sinar matahari dan pola drainase

yang baik. (Aak, 1994)

Botani dari tanaman jeruk adalah :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Dycotiledoneae

Ordo : Rutales

Famili : Rutaceae

Genus : Citrus

(Anonim, 2013)

Akar tunggang dari jeruk mampu mencapai panjang 4

meter. Pertumbuhan panjang akarnya akan berhenti jika

menemui tanah yang keras atau tandus. Akar samping yang

mencabang (sekunder) mampu mencapai panjang 6 sampai 7

meter (Anonim, 2013)

8

Daun tua tanaman jeruk umumnya berwarna hijau

sedangkan daun muda berwarna hijau kekuningan, ujungnya

runcing sedikit tumpul dan berlekuk (Anonim, 2013)

Bunga jeruk adalah bunga majemuk dengan tandan atau

malai kebanyakan berkelamin dua, kelopak daun berjumlah

4 sampai 5, dan berdaun lepas. Bunga jeruk berwarna

putih, keluar dari ketiak daun dan berbau harum

(Anonim, 2013)

Hama Tanaman dan Mekanisme Serangan Hama

Usaha pengendalian yang efektif dalam menanggulangi

hama sebenarnya dapat dilakukan jika populasi hama

dalam jumlah sedikit. Tindakan pengendalian hama dapat

dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan cara preventif

(pencegahan) dan tindakan kuratif (membinasakan) (Aak,

1994).

Hama penggerek daun diidentifikasi dari ordo

Lepidoptera, family Gracillaridae, species Phylocnistis

citrella (Kalshoven, 1981). Hama ini meletakkan telur

secara terpencar di atas permukaan bawah daun, tangkai

atau bagian tanaman lain yang masih muda. Telur menetas

setelah 4 hari dan larvanya masuk ke dalam epidermis,

kemudian memakan jaringan tanaman yang masih muda.

Siklus hidup dari telur sampai menjadi ngengat

berlangsung 16-18 hari. Ngengat aktif pada malam hari,

9

sedangkan pada siang hari biasanya hinggap di sekitar

tanaman atau di atas permukaan tanah (Kalshoven, 1981).

Siklus hidup Phylocnistis citrella Phylocnistis citrella

dewasa

(Anonim, 1986)

Hama tungau merah menyerang dengan cara menghisab

klorofil daun, sehingga daun tampak bintik-bintik

kelabu dan keperakan. Serangan lebih parah di musim

kering dimana kelembaban dalam tanaman menurun. Pada

kondisi demikian kombinasi dari efek serangan tungau,

iklim dan faktor fisiologis dapat mengakibatkan

gugurnya buah dan daun (Wuryantini dan Endarto, 2003).

Buah yang masih hijau lebih disenangi dari pada yang

tua, namun gejala serangan lebih jelas pada buah yang

10

tua dan bersifat permanen. Telur tungau merah berwarna

merah tua dan berbentuk bulat adalah fase yang muda

untuk membedakan dari tungau jenis lainya. Telur

sebagian besar diletakkan di bagian atas permukaan daun

sepanjang tulang daun. Imago betina dari dari tungau

ini berbentuk oval berwarna merah tua dan mempunyai

bulu-bulu yang panjang. Tungau jantan memiliki ukuran

tubuh lebih kecil, lebih runcing dan mempunyai kaki

yang lebih panjang dan gerakanya lebih aktif. Hama ini

digolongkan dalam ordo Acarina, famili Tetranycidae,

spesies Panonychus citri (Kalshoven, 1981). Satu betina

dapat meletakkan telur 17-37 butir telur yang

berlangsung 11-14 hari. Perkembangan daritelur sampai

dewasa berlangsung 12 hari. Lama hidup tungau dewasa

berlangsung 23 hari (Kalshoven, 1981).

Siklus hidup Panonychus citri Panonychus citri dewasa

(Anonim, 2011)

Lalat buah memiliki siklus hidup dimulai dari lalat

buah betina menusukkan ovipositor pada kulit buah dan

11

meletakkan telur sekitar 15 butir. Kemudian telur

berkembang menjadi ulat (belatung) yang memakan daging

buah sambil mengeluarkan enzim pencerna yang berfungsi

melunakkan daging buah agar mudah dihisap dan dicernah

oleh ulat, fase ini berlangsung selama 6-9 hari.

Bersamaan dengan masaknya buah dan buah telah jatuh ke

tanah larva lalat buah siap untuk menjadi kepompong,

yaitu dengan cara larva masuk ke dalam tanah. Siklus

hidup lalat buah dari telur hingga menjadi lalat dewasa

berlangsung 16-24 hari (Kalshoven, 1981)

Siklus hidup lalat buah (Yahya,2012) Lalat

buah dewasa (Anonim, 2012)

Diaphorina citri merupakan organisme pengganggu tanaman

yang menyerang pucuk tanaman jeruk. Diaphorina citri

mengakibatkan pertumbuhan tanaman jeruk menjadi

12

terhambat. Di samping sebagai hama, D. citri adalah vektor

penyakit CVPD. Dinamika populasinya tidak terlepas dari

interaksi berbagai faktor yang terdiri atas natalitas,

mortalitas, tanaman inang, iklim dan serangga-serangga

lainnya baik berperan sebagai parasitoid, predator dan

pesaing. Sebagai vektor penyakit CVPD, penularannya

sangat tergantung dari kepadatan populasi, pemencaran

dan sifat patogen dalam tubuh serangga (Wijaya, 2003).

Nimfa dan serangga dewasa D. citri mengisap cairan daun

sehingga menyebabkan daun jeruk menjadi layu kemudian

mengering. Kerusakan yang berat dapat menyebabkan

kematian tanaman. Di samping mengisap cairan daun,

nimfa mengeluarkan sekresi berwarna putih berlilin

berbentuk benang spiral. Sekresi tersebut sering jatuh

pada permukaan daun dan merupakanmedia tumbuhnya

cendawan jelaga yang menyebabkan proses fotosintesa

terganggu. D. citri telah terbukti mengakibatkan penurunan

produksi jeruk di berbagai daerah di Indonesia dan

mempunyai daya rusak yang tinggi serta penyebarannya

sangat cepat. Populasi psyllid tertinggi terjadi pada

tanaman selama masa pertunasan waktu hujan (Wijaya

dkk).

13

Nimfa Diaphorina citri (Anonim, 2008), Diaphorina citri dewasa

(Anonim, 2015)

Insektisida Nabati

Menurut Dadang dan Prijono (2003) insektisida nabati

bersifat (a) mudah terurai di alam (Biodegdradale),

sehingga diharapkan tidak meninggalkan residu di tanah

maupun pada produk pertanian, (b) relatif aman terhadap

organisme bukan sasaran termasuk terhadap musuh alami

hama sehingga dapat menjaga keseimbangan ekosistem dan

menjaga biodiversitas organism pada suatu

agroekosistem, (c) dapat dipadukan dengan komponen

pengendalian hama lainnya, (d) dapat mernperlambat

resistensi hama, (e) dapat menjamin ketahanan dan

keberlanjutan usaha tani.

Beberapa fungsi senyawa aktif pada tumbuhan adalah

(a) sebagai penolak kehadiran serangga (repellent), (b)

sebagai anti makan (antifeedant) yang menyebabkan

serangga tidak menyukai tanaman yang disemprot de'ngan

insektisida nabati, (c) menghambat proses metamorfosis

serangga (misalnya menghambat perkernbangan stadium

telur, larva" maupun pupa), (d) menghambat sistem

reproduksi serangga betina dan mengacaukan sistem

hormon seftmgga ( Soenandar dan Tiachjono,2012).

14

Banyak jenis tumbuhan yang dapat diolah menjadi

insektisida yang efektif. Beberapa tanaman yang

berpotensi untuk dijadikan insektisida antara lain

mimba, gadung, bengkuang, sirsak, kenikir dan akar

wangi. Mimba (Azadirachta indica) merupakan jenis

turnbuhan yang ternasuk familia Meliaceae mengandung

senyawa aktif Azadirachtin yang memberikan efek

kematian terhadap larva Plutella ryllostela (Dadang dan

Prijono, 2008). Daun sirsak (Annona muricata)

mengandung s€nyawa aktif yang bersifat sebagai

antimakan untuk mengendalikan ulat grayak (Spodoptera

litura) (Ambarningffi, et al., 2012). Ekstrak daun

sirsak aman digunakan sebagai insektisida nabati karena

tidak mempengaruhi / tidak berbahaya bagi serangga non

target seperti terhadap parasitoid Trichrogramma sp

(Ambarningrum dan Minami, 201l). Daun Kenikir (Tagetes

erecta) bersifat sebagai antimakan sehingga dapat

menurunkan laju pertumbuhan ulat Spodoptera exigua yang

merupakan hama bagi pertanaman daun bawang dan bawang

merah (Ambarningrum, 1998). Ekstrak kulit jengkol

(Pithecellobium lobatum) juga dapat.digunakan untuk

mengendalikan ulat Heliothis armigera dan S. Litura

(Ambarningrum et aL,2007; Ambarningrum et aL,2009).

Masih banyak contoh tumbuhan yang mempunyai aktivitas

insektisida yang tinggi pada berbagai jenis serangga

hama. Hal tersebut menunjukkan potensi yang besar untuk

15

memanfaatkan tumbuhan sebagai agen pengendali serangga

hama.

16

BAB II. TUJUAN DAN MANFAAT

2.1 TujuanTujuan yang direncanakan dari proses PKL ini adalah

:

1. Mengetahui ilmu pengetahuan tentang hama tanaman

jeruk di kebun Balitjestro, Kliran.

2. Mengetahui tata cara pengendalian hama tanaman

jeruk menggunakan insektisida nabati.

3. Mengetahui sebaran hama yang terdapat di kebun

Balitjestro, Kliran.

4. Mengetahui efektifitas insektisida nabati dalam

menanggulangi hama tanaman jeruk.

2.2 ManfaatManfaat yang diharapkan setelah tujuan diatas

tercapai adalah :

1. Memahami ilmu pengetahuan tentang hama tanaman

jeruk di kebun Balitjestro, Kliran.

2. Memahami tata cara pengendalian hama tanaman jeruk

menggunakan insektisida nabati.

3. Mengetahui sebaran hama yang terdapat di kebun

Balitjestro, Kliran.

4. Mengetahui efektifitas insektisida nabati terhadap

hama tanaman jeruk.

17

BAB III. METODE PELAKSANAAN

3.1 Waktu dan TempatTempat pelaksanaan PKL dilaksanakan di Balai

Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika

(BALITJESTRO) yang terletak di JL. Raya Tlekung No.1

Kec. Junrejo Kota Batu dan dilaksanakan pada tanggal 19

Januari sampai 20 Februari 2015.

3.2 Alat dan Bahan3.2.1 Alat

Alat yang digunakan pada pelaksanaan kegiatan

PKL ini adalah Duster (penyemprot insektisida),

kamera dan alat tulis.

3.2.2 Bahan

Bahan yang digunakan adalah insektisida nabati,

daun mimba, daun sirsak, gadung, biji sirsak, air dan

tanaman jeruk dengan varietas keprok, siem, manis dan

batu55.

3.3 Metode KerjaPembuatan Insektisida

Metode untuk pembuatan insektisida nabati adalah :

1. Menghaluskan bahan-bahan sampai halus.2. Mencampurkan bahan dengan perbandingan bahan

daun mimba : daun sirsak : biji sirsak : gadung25%:25%:25%:25%

18

3. Mencampur bahan dengan air dengan perbandingan bahan : air 25% : 75%

4. Mendiamkan bahan selama 24 jam.

Pengaplikasian Insektisida

Metode untuk pengaplikasian insektisida nabati adalah :

1. Menuju ke kebun tanaman jeruk milik Balitjestrodi Kliran

2. Mengamati hama di setiap sampel pohon dengan cara membaginya kedalam 4 kuadran dan dihitung per kuadran.

3. Menuliskan jenis dan nama hama serta jumlahnya tiap kuadran tiap sampel.

4. Memberikan perlakuan insektisida nabati dengan menyemprotnya dengan alat duster setiap minggu.

5. Mengulangi langkah 2 dan 3 di hari esoknya dan kemudian mengulanginya lagi 1 minggu 5 kali.

6. Menghitung nilai intensitas serangan dengan rumus :

I=nN×100%

Keterangan :I = Intensitas serangann = Jumlah tanaman terserangN = Jumlah tanaman yang diamati

7.

19

DAFTAR PUSTAKA

Aak.1994.Budidaya Tanaman Jeruk.Yogyakarta:Kanisius

Ambarningrum, T.B., E. A. Setyowati dan P. Susatyo. 2012. Aktivitas anti makan

eksbak daun sirsak (Annona muricata L.) dan pengaruhnya terhadap indeks nuhisi serta terhadap stnrktur membrane peritrofik larva instar Y Spodoptera litura F. J. Hama & ParyakitTumbuhan Tropika (Terakreditasi) Vol. 12 / no.2 / Tahun 2012.

Ambarningrum, T.B.,dan E. W. Minami.2011. Efektivitas daun sirsak (Annona

muricata)sebagai bioinsektisida pengendali larva Spodoptera litura. Laporan Penelitian Hibah Bersaing XVII tatrun III. Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.

Ambarningrum, T.B.,T H. Pratiknyo dan S. Priyanto. 2009. Indeks nutrisi dan

kesintasan larva Spodoptera litura yang diberi pakan mengandungekstrak kulit jengkol (Pithecellobium lobatun Benth.). J. Hama & Pcnyakit Tumbuhan Tropika (Terakreditasi) Vol. 9/ no. 2. Tatrun 2009

Ambarningrum, T.B., Arthadi, H. Pratiknyo, S. Priyanto.2007. Ekstrak kulit

jengkol (Pithecellobium lobatun Benth.): Pengaruhnya sebagai anti makan dan terhadap efisiensi pemanfaatan makanan larva instar Y Heliothis armigera. J. Sains MIPA (Terakreditasi) Vol. l3l no. 3/ Tahun 2007.

Ambarningrum, T.B.,1998. Uji anti makan ekstrak akar dan dalurrr Tageles sp

serta pengaruhnya terhadap indeks nutrisi larva instar IllI Spodoptera exigua Hubner. Tesis. Institut Teknologi Bandung, Bandung.

20

Anonim. 2015. Asian citrus psyllid Diaphorina citri. http://www.forestryimages.org/browse/detail.cfm?imgnum=0656079 . Diakses pada 15 Januari 2015

Anonim. 2013. Morfologi dan Budidaya Jeruk Manis (Citrus aurantium).

https://noviasaimima201181023.wordpress.com/2013 .Diakses pada 15 Januari 2015

Anonim. 2012. Kondisi Petani Jeruk Karo Kian Memprihatinkan. https://karonewsupdate.wordpress.com/2012 . Diakses pada 15 Januari 2015

Anonim. 2011. Treating Spider Mites On Roses. http://www.spidermites.net/tag/spider-mite/ . Diakses pada 15 Januari 2015

Anonim. 2008. Asian citrus psyllid Diaphorina citri Kuwayama. http://bugguide.net/node/view/397766 . Diakses

pada 15 Januari 2015

Anonim. 1986. Phylocnistis citrella .http://www.e-econex.com/soluciones-para-

plagas-ver.php Diakses pada 15 Januari 2015

BPS. 2013. Tabel Produksi Jeruk Besar Provinsi Indonesia. http://bps.go.id/menutab.php? . Diakses pada 12

Januari 2015

BPS. 2013. Tabel Produksi Jeruk Siam/Keprok Provinsi Indonesia. http://bps.go.id/menutab.php? . Diakses pada 12

Januari 2015

Dadang dan D. Prijono. 2008. Insektisida Nabati, Prinsip, pemanfaatan, dan

Pengembangannya. Departemen Proteksi Tanaman, IPB,Bogor..

21

Kalshoven, L.G.E. 1981. Pests of Crops in Indonesia. PT. Ictiar Baru Van Houve.

Jakarta.

Kompas. 2010. Konsumsi Buah Masyarakat Sangat Rendah. http://kesehatan.kompas.com/read/2010/06/27/13245684/. Diakses pada 12 Januari 2015

Raharjho, B. T., H. Toto., dan B.U Widodo. 2009. Penyebaran Jenis Lalat Buah

(Diptera : Terhritidae) dan Parasitoidnya Di Kabupaten Magetan. Agritek Vol. 17 No.2. Maret 2009. 205-213 Hal.

Soenandar, M. dan R.H. Tjachjolno.2012. Mernbuat pestisida organik. PT.

AgroMedia Pustaka,Jakarta.

Wijaya, I N., M. Sritamin,. M. Adnyana, W. Adiartayasa,dan I G. N.Bagus

Pendidikan dan Pelatihan Pengendalian Kutu Loncat Jeruk (Diaphorina citri Kuwayama) Sebgai Hama dan Vektor Penyakit CVPD di Desa Taro, Gianyar

Wijaya, I N. 2003. Diaphorina citri Kuwayama (Homoptera : Psyllidae) :

Bioekologi dan Peranannya sebagai Vektor Penyakit CVPD pada Tanaman Jeruk. [Disertasi]. Bogor : Program Pascasarjana IPB.

Wuryantini, S. dan O. Endarto. 2003. Pengendalian Tungau Penyebab Utama

Burik Pada Buah Jeruk. Sirkular Inovasi Teknologi Jeruk. Volume: 07, Juli 2003. Loka Penelitian Jeruk. Malang.

Yahya, H.B. 2012. Lalat Buah ( Bactrocera sp.). http://infohamapenyakittumbuhan.blogspot.com/2012.Diakses pada 15 Januari 2015

22