Industri Primer Pengolahan Benih Jeruk Okulasi
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of Industri Primer Pengolahan Benih Jeruk Okulasi
Laporan Kajian Industri Pengolahan Benih
Jeruk
“Benih Jeruk Okulasi Varietas Gunuang Omeh”
OLEH :
Nama Anggota : Yeni Rahayu
:
Yolanda Argustesia
:
Estonia Rus Herika
:
Murliza Agustin
: Nel
Afrila
Nama Industri : Benih Jeruk Okulasi Varietas
Gunuang Omeh
Dosen Pembimbing: Fitriana Syahar, S. Si
JURUSAN GEOGRAFI
PROGRAM STUDI GEOGRAFI
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, yang atas
rahmat-Nya maka kami dari kelompok dapat menyelesaikan
survey dan juga kami dapat menulis laporannya yang berjudul
“Laporan Kajian Industri Pengolahan Benih Jeruk.”
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada Dosen
pembimbing mata kuliah Geografi Industri membimbing kami
dalam perkuliahan sehingga kami mampu untuk melaksanakan
survey dan menyusun laporan ini. Tidak lupa kami
mengucapkan terimakasih kepada pihak industri yang telah
memberi kami waktu dan kesempatan untu mengetahui lebih
dalam mengenai Okulasi Jeruk Gunung Omeh dan juga kepada
teman-teman yang sangat membantu dalam penyusunan laporan
ini.
Laporan ini kami susun untuk memenuhi tugas wajib dalam
mata kuliah Geografi Industri. Dan dengan penyusunan laporan
ini semoga saja kami bisa menambah pengetahuan kita semua
tentang ilmu-ilmu Industri yang terkandung didalam sebuah
industry okulasi jeruk gunung omeh. Selain hal tersebut
semoga saja dengan laporan ini dapat diambil manfaatnya
kepada semua pihak yang membacanya. Laporan ini kami susun
berdasarkan data yang kami peroleh dari hasil survey dan
pengalaman kami dalam perkuliahan Geografi Industri.
Dalam penulisan laporan ini kami merasa masih banyak
kekurangan-kekurangan baik pada teknis tulisan maupun
materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu
kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan demi
kesempurnaan dalam pembuatan karya tulis dimasa yang akan
datang. Amin.
Padang, November 2014
Penulis,
BAB I
KARAKTERISTIK INDUSTRI
Dalam buku karangan Jeff Madura disebutkan bahwa ada
4 (empat) variable yang mempengaruhi hasil bisnis. Hasil
prosuksi suatu industri sangat tergantung pada karakteristik
industri itu sendiri, yaitu sebagai berikut :
1. Industry Demand (permintaan industry)
Yaitu keseluruhan permintaan terhadap produk-produk
dalam industri. Permintaan industri harus selalu dipantau
oleh manajer, karena dapat berubah setiap saat dan ini
dipengaruhi oleh tingkat pendapatan atau preferensi
konsumen. Meningkatnya permintaan industri menguntungkan
bagi perusahaan dalam industri, sebaliknya penurunan
permintaan berakibat kerugian.
2. Industry Competition (persaingan industry)
Setiap industri bersaing satu sama lain untuk para
konsumen yang menginginkan produknya dan tingkat persaingan
berbeda untuk setiap industri.
Perusahaan yang memiliki pesaing sedikit akan lebih
menguntungkan, karena :
Penjualan perusahaan dibandingkan dengan pasar
keseluruhan (pangsa pasar) normalnya lebih tinggi.
Perusahaan dapat menetapkan harga tinggi tanpa
kehilangan konsumen
Seluruh penghasilan (total revenue) tergantung pada
jumlah terjual (quantity) dan harga per-unit (price)
Perusahaan dapat menjual dalam jumlah besar pada harga
tinggi sehingga memperoleh tingkat penghasilan yang
tinggi
Tingkat persaingan yang tinggi mengakibatkan rendahnya
penjualan dan kemungkinan merugi.
3. Labor Enviroment (lingkungan pekerja)
Beberapa industri memiliki karakteristik tenaga kerja
khusus
Biaya tenaga kerja jauh lebih tinggi dalam industri
tertentu yang memerlukan spesialisasi (mis. pelayanan
kesehatan)
Serikat tenaga kerja mempengaruhi biaya tenaga kerja,
selain masalah pemogokan
Memahami lingkungan tenaga kerja dalam industri dapat
menolong manajer perusahaan mengestimasi biaya tenaga
kerja yang terjadi
4. Regulatory environment (lingkungan regulator)
Semua industri terkena beberapa peraturan pemerintah.
Ada peraturan yang lebih ketat dikenakan pada suatu
industri dibanding industri lainnya.
Perusahaan mobil dan Perminyakan dikenakan lebih banyak
peraturan lingkungan. Perbankan, asuransi dan industri
utilitas terkena peraturan pada jenis jasa yang
disediakan.
Pengusaha yang bermaksud memasuki industri manapun
harus mengatahui segala peraturan yang dikenakan pada
industri tersebut
Berdasarkan uraian ahli diatas, maka kami simpulkan
bahwa industri “Okulasi Benih Jeruk Gunuang Omeh” merupakan
industry primer yang memiliki karakteristik regulatory
environment (lingkungan regulator). Hal ini karena industry
ini terikat dengan beberapa peraturan pemerintah. Peraturan
itu diantaranya mengenai peraturan lingkungan dan peraturan
lainnya yang berkaitan dengan keberlanjutan lingkungan untuk
masa yang akan datang. Ada peraturan yang lebih ketat
dikenakan pada suatu industri dibanding industri lainnya.
Dari empat indikator tersebut diatas perlu dicermati
dan diantisipasi secara terus- menerus, agar bila terjadi
suatu dapat ditanggulangi secara dini. Dampak terjadinya
perubahan pada salah satu indikator ini akan memaksa
perusahaan mengambil keputusan bisnis. Setiap keputusan
bisnis yang diambil karena adanya perubahan diluar
perencanaan akan mempengaruhi factor-faktor bisnis terkait
lainnya.
BAB II
ANALISIS ORIENTASI LOKASI INDUSTRI
1. Pengertian Orientasi
Orientasi adalah peninjauan untuk menentukan sikap, arah,
tempat dan sebagainya yang tepat dan benar atau pandangan
yang mendasari pikiran, perhatian atau kecenderungan
2. Klasifikasi industri berdasarkan lokasi usaha
Keberadaan suatu industri sangat menentukan sasaran atau
tujuan kegiatan industri. Berdasarkan lokasi unit usahanya,
industri dapat dibedakan menjadi :
Industri berorientasi pada pasar (market oriented industry),
yaitu industri yang didirikan mendekati daerah persebaran
konsumen.
Industri berorientasi pada tenaga kerja (employment oriented
industry), yaitu industri yang didirikan mendekati daerah
pemusatan penduduk, terutama daerah yang memiliki banyak
angkatan kerja tetapi kurang pendidikannya.
c. Industri berorientasi pada pengolahan (supply oriented
industry), yaitu industri yang didirikan dekat atau di
tempat pengolahan. Misalnya: industri semen di Palimanan
Cirebon (dekat dengan batu gamping), industri pupuk di
Palembang (dekat dengan sumber pospat dan amoniak), dan
industri BBM di Balongan Indramayu (dekat dengan kilang
minyak).
d. Industri berorientasi pada bahan baku, yaitu industri
yang didirikan di tempat tersedianya bahan baku. Misalnya:
industri konveksi berdekatan dengan industri tekstil,
industri pengalengan ikan berdekatan dengan pelabuhan laut,
dan industri gula berdekatan lahan tebu.
e. Industri berorientasi pada bahan baku, yaitu industri
yang didirikan di tempat tersedianya bahan baku. Misalnya:
industri konveksi berdekatan dengan industri tekstil,
industri pengalengan ikan berdekatan dengan pelabuhan laut,
dan industri gula berdekatan lahan tebu.
3. Menentukan lokasi industry
Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam
menentukan lokasi industri, di antaranya sebagai berikut.
a. Bahan mentah
Bahan mentah merupakan kebutuhan pokok yang harus
dipenuhi dalam kegiatan industri, sehingga keberadaannya
harus selalu tersedia dalam jumlah yang besar demi
kelancaran dan keberlanjutan proses produksi. Apabila bahan
mentah yang dibutuhkan industri, cadangannya cukup besar dan
banyak ditemukan maka akan mempermudah dan memperbanyak
pilihan atau alternatif penempatan lokasi industri. Apabila
bahan mentah yang dibutuhkan industri cadangannya terbatas
dan hanya ditemukan di tempat tertentu saja maka akan
menyebabkan biaya operasional semakin tinggi dan pilihan
untuk penempatan lokasi industri semakin terbatas.
b. Modal
Modal yang digunakan dalam peoses produksi merupakan
hal yang sangat penting. Hal ini kaitannya dengan jumlah
produk yang akan dihasilkan, pengadaan bahan mentah, tenaga
kerja yang dibutuhkan, teknologi yang akan digunakan, dan
pemasaran.
c. Tenaga kerja
Tenaga kerja merupakan tulang punggung dalam menjaga
kelancaran proses produksi, baik jumlah maupun keahliannya.
Dengan demikian, penempatan lokasi industri berdasarkan
tenaga kerja sangat tergantung pada jenis dan karakteristik
kegiatan industrinya
d. Sumber energy
Kegiatan industri sangat membutuhkan energi untuk
menggerakkan mesin-mesin produksi, misalnya: kayu bakar,
batubara, listrik, minyak bumi, gas alam, dan tenaga
atom/nuklir. Suatu industri yang banyak membutuhkan energi,
umumnya mendekati tempat-tempat yang menjadi sumber energi
tersebut.e. TransportasiKegiatan industri harus ditunjang
oleh kemudahan sarana transportasi dan perhubungan. Hal ini
untuk melancarkan pasokan bahan baku dan menjamin distribusi
produk yang dihasilkan.
f. Pasar
Pasar sebagai komponen yang sangat penting dalam
mempertimbangkan lokasi industri, sebab pasar sebagai sarana
untuk memasarkan atau menjual produk yang dihasilkan.
g. Teknologi yang digunakan
Penggunaan teknologi yang kurang tepat dapat menghambat
jalannya suatu kegiatan industri. Penggunaan teknologi yang
disarankan untuk pengembangan industri pada masa mendatang
adalah industri yang: memiliki tingkat pencemaran (air,
udara, dan kebisingan) yang rendah, hemat air, hemat bahan
baku, dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
h. Perangkat hukum
Perangkat hukum dalam bentuk peraturan dan perundang-
undangan sangat penting demi menjamin kepastian berusaha dan
kelangsungan industri, antara lain tata ruang, fungsi
wilayah, upah minimum regional (UMR), perizinan, sistem
perpajakan, dan keamanan.
i. Kondisi lingkungan
Faktor lingkungan yang dimaksud ialah segala sesuatu
yang ada di sekitarnya yang dapat menunjang kelancaran
produksi. seperti keamanan dan ketertiban, jarak ke
pemukiman, struktur batuan yang stabil, iklim yang ocok,
tersedianya sumber air, dan lain-lain.
Lokasi industry di perlukan untuk menekan
biaya/operasiaonal, beberapa hal perlu dipertimbangkan dalam
menentukan lokasi industry, alasan mengapa okulasi jeruk
berada pada daerah koto tangah , Padang. Memiliki beberapa
alasan diantaranya:
1. Kondisi lingkungan yang mendukung, karena biji Jeruk
Gunung Omeh berasal dari alahan panjang yang memiliki
temperatur yang dingin, Subangek juga memiliki
temperature udara yang dingin karena berada pada daerah
ketinggian sehingga cocok dengan syarat tumbuh jeruk.
2. Cuaca yang ada di sana tidak ektrim/tidak terlalu
panas.
3. Suhu udaranya tidak terlalu panas .
4. Karena jauh gangguan dari masyarakat yang ada di
sekitar .
BAB III
FAKTOR FAKTOR PENGARUH TERHADAP KECENDRUNGAN LOKASI
INDUSTRIPertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh faktor
dalam (internal) maupun faktor luar (eksternal).
1. Faktor Dalam (internal)
Faktor dalam (internal) merupakan faktor yang berasal
dari dalam tubuh makhluk hidup itu sendiri.
a. Gen (Genetik)
Gen merupakan sifat yang tidak tampak dari luar. Gen
terbentuk dari sejumlah asam nukleat yang tersusun dalam
makromolekul yang disebut DNA. Gen berfungsi sebagai pembawa
faktor keturunan, sehingga sifat yang dimiliki oleh induk
akan diturunkan kepada keturunannya. Masing-masing jenis
(species), bahkan masing-masing individu memiliki gen untuk
sifat tertentu seperti: cepat tumbuh, berbatang tinggi,
berbatang pendek, berbuah lebat, berbuah jarang.
b. Hormon
Hormon-hormon yang berperan dalam pertumbuhan tanaman,
antara lain:
1) Hormon Pertumbuhan
Hormon merupakan senyawa organik pada manusia dan
sebagian hewan. Hormon dihasilkan oleh kelenjar endokrin
yang merupakan kelenjar buntu. Hormon mempengaruhi
reproduksi, metabolisme, serta perumbuhan dan perkembangan.
Hormon pertumbuhan merupakan hormon yang memacu pertumbuhan.
2) Hormon Penghambat Pertumbuhan
Hormon penghambat pertumbuhan merupakan hormon yang
berfungsi untuk menghentikan aktivitas pertumbuhan dan
perkembangan dan sering dikenal dengan istilah fitohormon.
Suatu keadaan dimana tidak terjadi kegiatan (aktivitas)
pertumbuhan dan perkembangan disebut dorman.
2. Faktor Luar (eksternal)
Faktor luar (eksternal) merupakan faktor-faktor yang
berasal dari luar tubuh makhluk hidup itu sendiri. Faktor-
faktor yang termasuk ke dalam faktor luar (eksternal) antara
lain sebagai berikut:
a. Makanan (Nutrisi)
Makanan merupakan faktor utama untuk pertumbuhan dan
perkembangan makhluk hidup. Energi sangat diperlukan untuk
pertumbuhan. Pada tumbuhan, makanannya berupa zat dan
mineral (unsur hara) yang terkandung di dalam tanah.
Tumbuhan akan mengalami gangguan pertumbuhan (abnormal) jika
kekurangan zat dan mineral (unsur hara).
Fungsi nutrisi diantanya adalah sebagai bahan pembangun
tubuh makhluk hidup. Nutrisi bagi sebagian besar hewan dan
manusia dapat berupa protein, karbohidrat, lemak, vitamin,
dan mineral. Protein merupakan bahan pembangun sel-sel
tubuh.
b. Suhu/ Iklim
Setiap makhluk hidup memiliki batas toleransi pada
suhu. Jika suhu lingkungan terlalu dingin atau terlalu
panas, maka makhluk hidup tidak dapat tumbuh dan berkembang
sempurna. Tinggi rendah suhu menjadi salah satu faktor yang
menentukan tumbuh kembang, reproduksi dan juga kelangsungan
hidup dari tanaman. Suhu yang baik bagi tumbuhan adalah
antara 22°C sampai dengan 37°C. Temperatur yang lebih atau
kurang dari batas normal tersebut dapat mengakibatkan
pertumbuhan yang lambat atau berhenti. Setiap species
tumbuhan umumnya memiliki suhu optimum yang berbeda-beda.
Pada suhu yang optimum, suatu species tumbuhan
mengalami pertumbuhan dan perkembangan dengan baik. Suhu
udara mempengaruhi semua kegiatan tumbuhan yang berkaitan
dengan proses pertumbuhan dan perkembangan seperti
penyerapan air, fotosintesis, penguapan (transpirasi) dan
pernapasan (respirasi). Tanaman yang memiliki bunga indah di
daerah bersuhu dingin (pegunungan) bila ditanam di daerah
bersuhu panas maka pertumbuhan dan perkembangan tanaman
tersebut akan terhambat, bahkan tidak berbunga.
Jeruk manis banyak ditanam di daerah 20-40oLU dan 20-
40oLS. Di daerah subtropis, ditanam di dataran rendah sampai
ketinggian 650 m dpl, sedangkan disekitar katulistiwa dapat
ditanam sampai ketinggian 2.000 m dpl (Pracaya, 2009). Suhu
optimal untuk pertumbuhan tanaman jeruk antara 25-30oC.
Aktivitas pertumbuhan jeruk sangat terganggu bila suhu
kurang dari 13oC, tetapi masih dapat bertahan pada suhu
38oC. Untuk jeruk keprok temperatur rata-rata yang
diperlukan adalah 20oC (Soelarso, 1996).
c. Cahaya (Sinar)
Cahaya (sinar) sangat dibutuhkan untuk kehidupan,
terutama cahaya matahari. Semua makhluk hidup membutuhkan
cahaya matahari. Misalnya tumbuhan hijau membutuhkan cahaya
matahari untuk mendukung proses fotosintesis. Jika suatu
tanaman kekurangan cahaya matahari, maka tanaman itu bisa
tampak pucat dan warna tanaman itu kekuning-kuningan
(etiolasi). Pada kecambah, justru sinar mentari dapat
menghambat proses pertumbuhan. Tanaman jeruk membutuhkan
banyak penyinaran matahari, yaitu sekitar 50-70%.
d. Kelembaban
Sampai batas-batas tertentu, tanah dan udara yang
lembab berepengaruh baik terhadap pertumbuhan tanaman. Hali
ini karena air yang dapat diserap tanaman lebih banyak dan
lebih sedikit air yang diuapkan sehingga menyebabkan
pembentangan sel-sel. Dengan demikian sel-sel tanaman akan
lebih cepat mencapai ukuran yang maksimum.
e. Tanah
Tanah yang baik adalah lempung sampai lempung berpasir
dengan fraksi liat 7-27%, debu 25-50% dan pasir < 50%, cukup
humus, tata air dan udara baik. Jenis tanah Andosol dan
Latosol sangat cocok untuk budidaya jeruk
(http://www.pusri.co.id, 2010).
Kondisi tanah yang cocok untuk tanaman jeruk adalah
sandy loam dan clay. Yang penting keadaan tanah tersebut
harus selalu gembur dan tidak menyimpan air terlalu banyak
(poreous). Kandungan air yang baik adalah pada kedalaman 50-
150 cm di bawah permukaan tanah, dan apda kedalaman 150-200
cm di bawah permukaan tanah masih dapat juga ditanami jeruk
(AAK, 2004).
Jeruk jenis Yc yang ditanam ini membutuhkan pH tanah
antara 5-7,5. Hasil maksimum diperoleh pada pH 6. Pada tanah
yang ber-pH dibawah kisaran tersebut, tanaman jeruk
memperlihatkan gejala yang sama dengan defisiensi unsur
hara: daun menguning dan buahnya tidak dapat berkembang
dengan baik. Sedangkan pada tanah yang mempunyai pH diatas
kisaran tersebut, tanaman jeruk memperlihatkan gejala
seperti kekurangan unsur borium pada pucuk-pucuk daun. Jika
terpaksa menanam pada tanah di luar kisaran pH tersebut,
maka perlu dilakukan netralisasi tanah (Tim Penulis PS,
2003).
Faktor-faktor lingkungan tersebut di atas yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman bersifat
kompleks. Faktor-faktor tersebut tidak bekerja sendiri-
sendiri, tetapi merupakan satu kesatuan yang saling
berinteraksi dalam mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman.
BAB IV
TEMUAN DAN KESIMPULAN
1. Temuan
Perbanyakan secara vegetatif adalah cara
perkembangbiakan tanaman dengan menggunakan bagian-bagian
tanaman seperti batang, cabang, ranting, pucuk daun, umbi
dan akar, untuk menghasilkan tanaman yang baru, yang sama
dengan induknya. Prinsipnya adalah merangsang tunas adventif
yang ada dibagian-bagian tersebut agar berkembang menjadi
tanaman sempurna yang memiliki akar, batang, daun sekaligus.
Salah satu diantara pembiakan tanaman secara vegetatif
adalah dengan okulasi atau yang disebut juga dengan
menempel. Bagian tanaman yang diokulasi adalah merupakan
mata tunas yang lagi dorman atau kulit batang beserta
sedikit kayunya.
Menurut Risminandar (2000), okulasi adalah teknik
perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan cara
menggabungkan dua tanamn atau lebih. Okulasi sering disebut
menempel,okulate (Belanda) atau budding (Inggris).Okulasi
dilakukan dengan menggunakan batang bawah dan batang atas
dari spesies atau dari satu varietas.Tanaman yang mempunyai
perakaran baik digunakan sebagai batang bawah yang akan
ditempeli,sedangkan tanaman yang mempunyi buah lezat diambil
mata tunasnya untuk ditempeli pada bagian
bawah.Penggabungan dilakukan dengan cara mengambil mata
tunas dari cabang pohon induk,lalu ditempelkan ke bagian
percabangan primer.Percabangan primer adalah percabangan
yang tumbuh di batang bawah. Waktu untuk melakukan okulasi
yang paling baik adalah saat kulit batang bawah maupun
batang atas mengeluas dari kaunya,yaitu pada saat pemblahan
sel dalam kmbium brlangsung secara aktif. Faktor-faktor yan
mempengaruhi mudah atau sulitnya pelepasan kulit kayu adalah
curah hujan, pengairan, ketinggian tempat.
Tujuan utama okulasi adalah supaya mendapatkan jenis
tanaman baru dengan sifat yang menguntungkan seperti tahan
penyakit serta keunggulan – keunggualan sifat yang dimiliki
oleh suatu tanaman. Sedangkan untuk tunas yang ditempelkan
harus merupakan tunas yang yang produktif atau kualitas yang
tinggi. Bentuk okulasi yang sering dilakukan oleh para
pengelola kebun untuk memperbanyak tanamannya, terdiri dari
beberapa bentuk, antara lain:
1. Okulasi bentuk batang, kotak atau bentuk persegi.
2. Okulasi bentuk T.
3.Okulasi bentuk miring.
Prinsip dari okulasi adalah melekatnya kambium
suatu jenis tanaman dengan jenis tanaman lain agar berpadu
satu dan hidup. Okulasi sebaiknya dilakukan pada awal musim
hujan. Karena pada saat ini kambium dapat mempertahankan
diri tidak segera menjadi kering., demikian pula dengan mata
tunas yang ditempelkan. Sedangkan pada musim kemarau, mata
tunas yang dikerat harus segera ditempelkan ke batang yang
sebelumnya sudah dibuat pada pola keratannya.
Untuk okulasi yang dilakukan pada batang bawah,
biasanya dipilih dari jenis tanaman varietas lokal yang
sudah berumur sekitar 1 tahun, dan yang memiliki pertumbuhan
baik, sehat serta memiliki kulit batang yang mudah
dikelupas.
2. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan perincian dari pihak
industri yang kami survey, Benih Jeruk Okulasi Varietas
Gunuang Omeh merupakan industry primer yang memiliki
karakteristik regulatory environment (lingkungan regulator).
Hal ini karena industry ini terikat dengan beberapa
peraturan pemerintah. Peraturan itu diantaranya mengenai
peraturan lingkungan dan peraturan lainnya yang berkaitan
dengan keberlanjutan lingkungan untuk masa yang akan datang.
Ada peraturan yang lebih ketat dikenakan pada suatu industri
dibanding industri lainnya.
Okulasi adalah salah satu teknik perbaikan kualitas
tanaman secara vegetatif buatan yang dilakukan dengan
menempelkan mata tunas dari tanaman yang unggul ke batang
tanaman lainnya.
SEKILAS TENTANG BENIH JERUK OKULASI VARIETAS GUNUANG
OMEH
Deskripsi Umum Perusahaan
Nama Industri : Benih Jeruk Okulasi Varietas
Gunuang Omeh
Tanggal berdiri : Awal Januari 2002
Pemilik Usaha : Mawardi
Izin Usaha : JrARR. 14.5002 JR.GO.PA
Oleh UPTD. BPSB
Alamat Perusahaan : Sungek Kecamatan Koto Tangah,
Padang
Jenis Industri : Industri Primer
Jumlah Karyawan : 8 orang
Produk : Bibit unggul Jeruk
varietas gunuang imeh
Perkebunan jeruk memang sangat menjanjikan,
tetapi untuk medapatkan hasil yang optimal perlu
diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
1. Pemilihan lahan, lokasi yang dipilih harus
memiliki tanah yang subur, jauh dari pohon
besar, pengairan yang bias diatur dan cukup.
2. Persiapan lahan yang matang
3. Pemilihan bibit jeruk yang berkualitas dan
bebas hama.
4. Perawatan, penyemprotan yang teratur dan
pemupukan yang cukup dan pengairan yang teratur
5. Pengendalian rumput/gulma yang dapat mengganggu
pertumbuhan tanaman.
Untuk bendapatkan bibit jeruk yang unggul perlu
diketahui bibit yang berkualitas unggul dan bebas
hama. Berikut ciri ciri bibit unggul:
a. Memiliki batang yang kekar berdiameter cukup
b. Memiliki daun dan tunas yang sehat, daun
yang sehat memiliki warna hijau
c. Berasal dari induk tunas yang sehat dan
bebas virus cpvd
d. Di tanam di lokasi yang mendapat sinar yang
cukup
e. Memiliki akar ,diameter batang, tinggi yang
cukup
f. Bibit jeruk yang baik harus dilakukan oleh
tenaga yang benar benar profesional.
g. Pencabutan harus dilakukan dengan baik,
mengunakan media yang tepat serta proses
pengiriman yang cepat dan terjaga.
CONTOH LOKASI PERSEMAIAN
Lokasi persemaian yang baik yang memiliki sinar
yang cukup, pengairan yang teratur, serta jenis tanah
yang cocok dan bebas dari penyakit
SYARAT OKULASI YANG BAIK:
1. Diameter batang bawah harus sudah cukup (± 1 cm)
2. Kondisi batang bawah harus benar benar
sehat/bebas penyakit ataupun jamur
3. Kandungan air tanah yang tidak terlalu lembab ( 1
meter dibawah permukaan tanah)
4. Memilih mata tunas yang benar benar sehat, yaitu
berasal dari induk yang sehat dan bebas virus
5. Dilakukan oleh tangan tangan yang benar
professional dan berpengalaman
6. Sebaiknya dilakukan pada musim kemarau
Lihat gambar:
CONTOH ENTRES (INDUK MATA TUNAS YANG AKAN DI
TEMPELKAN) YANG SEHAT
CIRI CIRI ENTRES YANG SEHAT:
a. Berdaun hijau, tidak berkerut
b. Memiliki batang yang lurus dan belum bercabang
c. Sudah cukup umur (ujung daun harus sudah mekar)
d. Memiliki mata tunas yang sehat
PENGATURAN MATA TUNAS
Mata tunas harus mendapat sinar yang cukup agar
menghasilkan bibit berkualitas unggul, bebas jamur
dan penyakit. Mata tunas juga harus diatur agar
menjadi tunas yang lurus dan nantinya akan menjadi
tanaman yang kokoh dan tegak. Selain itu harus
melakukan perempelan tunas tunas bawah( tunas yang
berasal bukan dari mata tunas okulasi) dah lebih baik
di sisakan hanya satu tunas saja.
HASIL OKULASI YANG BAIK
Hasil okulasi harus tertutup rapat oleh kambium dan
benar benar menyatu dengan batang bawah.Bila tidak
benar benar menyatu, okulasi bisa dikatakan sebagai
okulasi yang gagal atau perlu dilakukan okulasi
ulang. Okulasi yang baik ternmasuk syarat utama untuk
menghasilkan pertumbuhan tanaman yang baik.
RUMAH PLASTIK SEBAGAI PELINDUNG BIBIT JERUK SAAT
MUSIM HUJAN (UNTUK MENGATUR KADAR AIR
FOTO BERSAMA PIHAK INDUSTRI
DAFTAR PUSTAKA
Djojodipuro, Marsudi. 1992. Teori Lokasi. Lembaga. Jakarta:
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Jeff Madura. 1994. Karakteristik Industri dan Bisnis. Yogyakarta: UNY
Press.
http://www.pusri.co.id, 2010. Jeruk (Citrus sp.). Diakses
tanggal 14 November 2014
Nanda Gayuk Candy. 2013. Penentuan Alternatif Lokasi
Industri Pengolahan Sorgum di Kabupaten Lamongan. Jurnal
Nasional. Vol 2, No 2. ITS. ISSN: 2302-0318.