Industri Primer Pengolahan Benih Jeruk Okulasi

28
Laporan Kajian Industri Pengolahan Benih Jeruk “Benih Jeruk Okulasi Varietas Gunuang Omeh” OLEH : Nama Anggota : Yeni Rahayu : Yolanda Argustesia : Estonia Rus Herika : Murliza Agustin : Nel Afrila

Transcript of Industri Primer Pengolahan Benih Jeruk Okulasi

Laporan Kajian Industri Pengolahan Benih

Jeruk

“Benih Jeruk Okulasi Varietas Gunuang Omeh”

OLEH :

Nama Anggota : Yeni Rahayu

:

Yolanda Argustesia

:

Estonia Rus Herika

:

Murliza Agustin

: Nel

Afrila

Nama Industri : Benih Jeruk Okulasi Varietas

Gunuang Omeh

Dosen Pembimbing: Fitriana Syahar, S. Si

JURUSAN GEOGRAFI

PROGRAM STUDI GEOGRAFI

2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, yang atas

rahmat-Nya maka kami dari kelompok dapat menyelesaikan

survey dan juga kami dapat menulis laporannya yang berjudul

“Laporan Kajian Industri Pengolahan Benih Jeruk.”

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada Dosen

pembimbing mata kuliah Geografi Industri membimbing kami

dalam perkuliahan sehingga kami mampu untuk melaksanakan

survey dan menyusun laporan ini. Tidak lupa kami

mengucapkan terimakasih kepada pihak industri yang telah

memberi kami waktu dan kesempatan untu mengetahui lebih

dalam mengenai Okulasi Jeruk Gunung Omeh dan juga kepada

teman-teman yang sangat membantu dalam penyusunan laporan

ini.

Laporan ini kami susun untuk memenuhi tugas wajib dalam

mata kuliah Geografi Industri. Dan dengan penyusunan laporan

ini semoga saja kami bisa menambah pengetahuan kita semua

tentang ilmu-ilmu Industri yang terkandung didalam sebuah

industry okulasi jeruk gunung omeh. Selain hal tersebut

semoga saja dengan laporan ini dapat diambil manfaatnya

kepada semua pihak yang membacanya. Laporan ini kami susun

berdasarkan data yang kami peroleh dari hasil survey dan

pengalaman kami dalam perkuliahan Geografi Industri.

Dalam penulisan laporan ini kami merasa masih banyak

kekurangan-kekurangan baik pada teknis tulisan maupun

materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu

kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan demi

kesempurnaan dalam pembuatan karya tulis dimasa yang akan

datang. Amin.

Padang, November 2014

Penulis,

BAB I

KARAKTERISTIK INDUSTRI

Dalam buku karangan Jeff Madura disebutkan bahwa ada

4 (empat) variable yang mempengaruhi hasil bisnis. Hasil

prosuksi suatu industri sangat tergantung pada karakteristik

industri itu sendiri, yaitu sebagai berikut :

1.      Industry Demand (permintaan industry)

Yaitu keseluruhan permintaan terhadap produk-produk

dalam industri. Permintaan industri harus selalu dipantau

oleh manajer, karena dapat berubah setiap saat dan ini

dipengaruhi oleh tingkat pendapatan atau preferensi

konsumen. Meningkatnya permintaan industri menguntungkan

bagi perusahaan dalam industri, sebaliknya penurunan

permintaan berakibat kerugian.

2.      Industry Competition (persaingan industry)

 Setiap industri bersaing satu sama lain untuk para

konsumen yang menginginkan produknya dan tingkat persaingan

berbeda untuk setiap industri. 

Perusahaan yang memiliki pesaing sedikit akan lebih

menguntungkan, karena :

Penjualan perusahaan dibandingkan dengan pasar

keseluruhan (pangsa pasar) normalnya lebih tinggi.

Perusahaan dapat menetapkan harga tinggi tanpa

kehilangan konsumen

Seluruh penghasilan     (total revenue) tergantung pada

jumlah terjual (quantity) dan harga per-unit (price)

Perusahaan dapat menjual dalam jumlah besar pada harga

tinggi sehingga memperoleh tingkat penghasilan yang

tinggi

Tingkat persaingan yang tinggi mengakibatkan rendahnya

penjualan dan kemungkinan  merugi.

3.      Labor Enviroment (lingkungan pekerja)

Beberapa industri memiliki karakteristik tenaga kerja

khusus 

Biaya tenaga kerja jauh lebih tinggi dalam industri

tertentu yang memerlukan spesialisasi (mis. pelayanan

kesehatan)

Serikat tenaga kerja mempengaruhi biaya tenaga kerja,

selain masalah pemogokan

Memahami lingkungan tenaga kerja dalam industri dapat

menolong manajer perusahaan mengestimasi biaya tenaga

kerja yang terjadi

4.      Regulatory environment (lingkungan regulator)

Semua industri terkena beberapa peraturan pemerintah.

Ada peraturan yang lebih ketat dikenakan pada suatu

industri dibanding industri lainnya.

Perusahaan mobil dan Perminyakan dikenakan lebih banyak

peraturan lingkungan. Perbankan, asuransi dan industri

utilitas terkena peraturan pada jenis jasa yang

disediakan.

Pengusaha yang bermaksud memasuki industri manapun

harus mengatahui segala  peraturan yang dikenakan pada

industri tersebut 

Berdasarkan uraian ahli diatas, maka kami simpulkan

bahwa industri “Okulasi Benih Jeruk Gunuang Omeh” merupakan

industry primer yang memiliki karakteristik regulatory

environment (lingkungan regulator). Hal ini karena industry

ini terikat dengan beberapa peraturan pemerintah. Peraturan

itu diantaranya mengenai peraturan lingkungan dan peraturan

lainnya yang berkaitan dengan keberlanjutan lingkungan untuk

masa yang akan datang. Ada peraturan yang lebih ketat

dikenakan pada suatu industri dibanding industri lainnya.

Dari empat indikator tersebut diatas perlu dicermati

dan diantisipasi secara terus- menerus, agar bila terjadi

suatu dapat ditanggulangi secara dini. Dampak terjadinya

perubahan pada salah satu indikator ini akan memaksa

perusahaan mengambil keputusan bisnis. Setiap keputusan

bisnis yang diambil karena adanya perubahan diluar

perencanaan akan mempengaruhi factor-faktor bisnis terkait

lainnya.

BAB II

ANALISIS ORIENTASI LOKASI INDUSTRI

1. Pengertian Orientasi

Orientasi adalah peninjauan untuk menentukan sikap, arah,

tempat dan sebagainya yang tepat dan benar atau pandangan

yang mendasari pikiran, perhatian atau kecenderungan

2. Klasifikasi industri berdasarkan lokasi usaha

Keberadaan suatu industri sangat menentukan sasaran atau

tujuan kegiatan industri. Berdasarkan lokasi unit usahanya,

industri dapat dibedakan menjadi :

Industri berorientasi pada pasar (market oriented industry),

yaitu industri yang didirikan mendekati daerah persebaran

konsumen.

Industri berorientasi pada tenaga kerja (employment oriented

industry), yaitu industri yang didirikan mendekati daerah

pemusatan penduduk, terutama daerah yang memiliki banyak

angkatan kerja tetapi kurang pendidikannya.

c. Industri berorientasi pada pengolahan (supply oriented

industry), yaitu industri yang didirikan dekat atau di

tempat pengolahan. Misalnya: industri semen di Palimanan

Cirebon (dekat dengan batu gamping), industri pupuk di

Palembang (dekat dengan sumber pospat dan amoniak), dan

industri BBM di Balongan Indramayu (dekat dengan kilang

minyak).

d. Industri berorientasi pada bahan baku, yaitu industri

yang didirikan di tempat tersedianya bahan baku. Misalnya:

industri konveksi berdekatan dengan industri tekstil,

industri pengalengan ikan berdekatan dengan pelabuhan laut,

dan industri gula berdekatan lahan tebu.

e. Industri berorientasi pada bahan baku, yaitu industri

yang didirikan di tempat tersedianya bahan baku. Misalnya:

industri konveksi berdekatan dengan industri tekstil,

industri pengalengan ikan berdekatan dengan pelabuhan laut,

dan industri gula berdekatan lahan tebu.

3. Menentukan lokasi industry

Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam

menentukan lokasi industri, di antaranya sebagai berikut.

a. Bahan mentah

Bahan mentah merupakan kebutuhan pokok yang harus

dipenuhi dalam kegiatan industri, sehingga keberadaannya

harus selalu tersedia dalam jumlah yang besar demi

kelancaran dan keberlanjutan proses produksi. Apabila bahan

mentah yang dibutuhkan industri, cadangannya cukup besar dan

banyak ditemukan maka akan mempermudah dan memperbanyak

pilihan atau alternatif penempatan lokasi industri. Apabila

bahan mentah yang dibutuhkan industri cadangannya terbatas

dan hanya ditemukan di tempat tertentu saja maka akan

menyebabkan biaya operasional semakin tinggi dan pilihan

untuk penempatan lokasi industri semakin terbatas.

b. Modal

Modal yang digunakan dalam peoses produksi merupakan

hal yang sangat penting. Hal ini kaitannya dengan jumlah

produk yang akan dihasilkan, pengadaan bahan mentah, tenaga

kerja yang dibutuhkan, teknologi yang akan digunakan, dan

pemasaran.

 c. Tenaga kerja

Tenaga kerja merupakan tulang punggung dalam menjaga

kelancaran proses produksi, baik jumlah maupun keahliannya.

Dengan demikian, penempatan lokasi industri berdasarkan

tenaga kerja sangat tergantung pada jenis dan karakteristik

kegiatan industrinya

d. Sumber energy

Kegiatan industri sangat membutuhkan energi untuk

menggerakkan mesin-mesin produksi, misalnya: kayu bakar,

batubara, listrik, minyak bumi, gas alam, dan tenaga

atom/nuklir. Suatu industri yang banyak membutuhkan energi,

umumnya mendekati tempat-tempat yang menjadi sumber energi

tersebut.e. TransportasiKegiatan industri harus ditunjang

oleh kemudahan sarana transportasi dan perhubungan. Hal ini

untuk melancarkan pasokan bahan baku dan menjamin distribusi

produk yang dihasilkan.

f. Pasar

Pasar sebagai komponen yang sangat penting dalam

mempertimbangkan lokasi industri, sebab pasar sebagai sarana

untuk memasarkan atau menjual produk yang dihasilkan. 

g. Teknologi yang digunakan

Penggunaan teknologi yang kurang tepat dapat menghambat

jalannya suatu kegiatan industri. Penggunaan teknologi yang

disarankan untuk pengembangan industri pada masa mendatang

adalah industri yang: memiliki tingkat pencemaran (air,

udara, dan kebisingan) yang rendah, hemat air, hemat bahan

baku, dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi.

  h. Perangkat hukum

Perangkat hukum dalam bentuk peraturan dan perundang-

undangan sangat penting demi menjamin kepastian berusaha dan

kelangsungan industri, antara lain tata ruang, fungsi

wilayah, upah minimum regional (UMR), perizinan, sistem

perpajakan, dan keamanan. 

i. Kondisi lingkungan

Faktor lingkungan yang dimaksud ialah segala sesuatu

yang ada di sekitarnya yang dapat menunjang kelancaran

produksi. seperti keamanan dan ketertiban, jarak ke

pemukiman, struktur batuan yang stabil, iklim yang ocok,

tersedianya sumber air, dan lain-lain.

Lokasi industry di perlukan untuk menekan

biaya/operasiaonal, beberapa hal perlu dipertimbangkan dalam

menentukan lokasi industry, alasan mengapa okulasi jeruk

berada pada daerah koto tangah , Padang. Memiliki beberapa

alasan diantaranya:

1. Kondisi lingkungan yang mendukung, karena biji Jeruk

Gunung Omeh berasal dari alahan panjang yang memiliki

temperatur yang dingin, Subangek juga memiliki

temperature udara yang dingin karena berada pada daerah

ketinggian sehingga cocok dengan syarat tumbuh jeruk.

2. Cuaca yang ada di sana tidak ektrim/tidak terlalu

panas.

3. Suhu udaranya tidak terlalu panas .

4. Karena jauh gangguan dari masyarakat yang ada di

sekitar .

BAB III

FAKTOR FAKTOR PENGARUH TERHADAP KECENDRUNGAN LOKASI

INDUSTRIPertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh faktor

dalam (internal) maupun faktor luar (eksternal).

1. Faktor Dalam (internal)

Faktor dalam (internal) merupakan faktor yang berasal

dari dalam tubuh makhluk hidup itu sendiri.

a. Gen (Genetik)

Gen merupakan sifat yang tidak tampak dari luar. Gen

terbentuk dari sejumlah asam nukleat yang tersusun dalam

makromolekul yang disebut DNA. Gen berfungsi sebagai pembawa

faktor keturunan, sehingga sifat yang dimiliki oleh induk

akan diturunkan kepada keturunannya. Masing-masing jenis

(species), bahkan masing-masing individu memiliki gen untuk

sifat tertentu seperti: cepat tumbuh, berbatang tinggi,

berbatang pendek, berbuah lebat, berbuah jarang.

b. Hormon

Hormon-hormon yang berperan dalam pertumbuhan tanaman,

antara lain:

1) Hormon Pertumbuhan

Hormon merupakan senyawa organik pada manusia dan

sebagian hewan. Hormon dihasilkan oleh kelenjar endokrin

yang merupakan kelenjar buntu. Hormon mempengaruhi

reproduksi, metabolisme, serta perumbuhan dan perkembangan.

Hormon pertumbuhan merupakan hormon yang memacu pertumbuhan.

2) Hormon Penghambat Pertumbuhan

Hormon penghambat pertumbuhan merupakan hormon yang

berfungsi untuk menghentikan aktivitas pertumbuhan dan

perkembangan dan sering dikenal dengan istilah fitohormon.

Suatu keadaan dimana tidak terjadi kegiatan (aktivitas)

pertumbuhan dan perkembangan disebut dorman.

2. Faktor Luar (eksternal)

Faktor luar (eksternal) merupakan faktor-faktor yang

berasal dari luar tubuh makhluk hidup itu sendiri. Faktor-

faktor yang termasuk ke dalam faktor luar (eksternal) antara

lain sebagai berikut:

a. Makanan (Nutrisi)

Makanan merupakan faktor utama untuk pertumbuhan dan

perkembangan makhluk hidup. Energi sangat diperlukan untuk

pertumbuhan. Pada tumbuhan, makanannya berupa zat dan

mineral (unsur hara) yang terkandung di dalam tanah.

Tumbuhan akan mengalami gangguan pertumbuhan (abnormal) jika

kekurangan zat dan mineral (unsur hara).

Fungsi nutrisi diantanya adalah sebagai bahan pembangun

tubuh makhluk hidup. Nutrisi bagi sebagian besar hewan dan

manusia dapat berupa protein, karbohidrat, lemak, vitamin,

dan mineral. Protein merupakan bahan pembangun sel-sel

tubuh.

b. Suhu/ Iklim

Setiap makhluk hidup memiliki batas toleransi pada

suhu. Jika suhu lingkungan terlalu dingin atau terlalu

panas, maka makhluk hidup tidak dapat tumbuh dan berkembang

sempurna. Tinggi rendah suhu menjadi salah satu faktor yang

menentukan tumbuh kembang, reproduksi dan juga kelangsungan

hidup dari tanaman. Suhu yang baik bagi tumbuhan adalah

antara 22°C sampai dengan 37°C. Temperatur yang lebih atau

kurang dari batas normal tersebut dapat mengakibatkan

pertumbuhan yang lambat atau berhenti. Setiap species

tumbuhan umumnya memiliki suhu optimum yang berbeda-beda.

Pada suhu yang optimum, suatu species tumbuhan

mengalami pertumbuhan dan perkembangan dengan baik. Suhu

udara mempengaruhi semua kegiatan tumbuhan yang berkaitan

dengan proses pertumbuhan dan perkembangan seperti

penyerapan air, fotosintesis, penguapan (transpirasi) dan

pernapasan (respirasi). Tanaman yang memiliki bunga indah di

daerah bersuhu dingin (pegunungan) bila ditanam di daerah

bersuhu panas maka pertumbuhan dan perkembangan tanaman

tersebut akan terhambat, bahkan tidak berbunga.

Jeruk manis banyak ditanam di daerah 20-40oLU dan 20-

40oLS. Di daerah subtropis, ditanam di dataran rendah sampai

ketinggian 650 m dpl, sedangkan disekitar katulistiwa dapat

ditanam sampai ketinggian 2.000 m dpl (Pracaya, 2009). Suhu

optimal untuk pertumbuhan tanaman jeruk antara 25-30oC.

Aktivitas pertumbuhan jeruk sangat terganggu bila suhu

kurang dari 13oC, tetapi masih dapat bertahan pada suhu

38oC. Untuk jeruk keprok temperatur rata-rata yang

diperlukan adalah 20oC (Soelarso, 1996).

c. Cahaya (Sinar)

Cahaya (sinar) sangat dibutuhkan untuk kehidupan,

terutama cahaya matahari. Semua makhluk hidup membutuhkan

cahaya matahari. Misalnya tumbuhan hijau membutuhkan cahaya

matahari untuk mendukung proses fotosintesis. Jika suatu

tanaman kekurangan cahaya matahari, maka tanaman itu bisa

tampak pucat dan warna tanaman itu kekuning-kuningan

(etiolasi). Pada kecambah, justru sinar mentari dapat

menghambat proses pertumbuhan. Tanaman jeruk membutuhkan

banyak penyinaran matahari, yaitu sekitar 50-70%.

d. Kelembaban

Sampai batas-batas tertentu, tanah dan udara yang

lembab berepengaruh baik terhadap pertumbuhan tanaman. Hali

ini karena air yang dapat diserap tanaman lebih banyak dan

lebih sedikit air yang diuapkan sehingga menyebabkan

pembentangan sel-sel. Dengan demikian sel-sel tanaman akan

lebih cepat mencapai ukuran yang maksimum.

e. Tanah

Tanah yang baik adalah lempung sampai lempung berpasir

dengan fraksi liat 7-27%, debu 25-50% dan pasir < 50%, cukup

humus, tata air dan udara baik. Jenis tanah Andosol dan

Latosol sangat cocok untuk budidaya jeruk

(http://www.pusri.co.id, 2010).

Kondisi tanah yang cocok untuk tanaman jeruk adalah

sandy loam dan clay. Yang penting keadaan tanah tersebut

harus selalu gembur dan tidak menyimpan air terlalu banyak

(poreous). Kandungan air yang baik adalah pada kedalaman 50-

150 cm di bawah permukaan tanah, dan apda kedalaman 150-200

cm di bawah permukaan tanah masih dapat juga ditanami jeruk

(AAK, 2004). 

Jeruk jenis Yc yang ditanam ini membutuhkan pH tanah

antara 5-7,5. Hasil maksimum diperoleh pada pH 6. Pada tanah

yang ber-pH dibawah kisaran tersebut, tanaman jeruk

memperlihatkan gejala yang sama dengan defisiensi unsur

hara: daun menguning dan buahnya tidak dapat berkembang

dengan baik. Sedangkan pada tanah yang mempunyai pH diatas

kisaran tersebut, tanaman jeruk memperlihatkan gejala

seperti kekurangan unsur borium pada pucuk-pucuk daun. Jika

terpaksa menanam pada tanah di luar kisaran pH tersebut,

maka perlu dilakukan netralisasi tanah (Tim Penulis PS,

2003).

Faktor-faktor lingkungan tersebut di atas yang

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman bersifat

kompleks. Faktor-faktor tersebut tidak bekerja sendiri-

sendiri, tetapi merupakan satu kesatuan yang saling

berinteraksi dalam mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

tanaman.

BAB IV

TEMUAN DAN KESIMPULAN

1. Temuan

Perbanyakan secara vegetatif adalah cara

perkembangbiakan tanaman dengan menggunakan bagian-bagian

tanaman seperti batang, cabang, ranting, pucuk daun, umbi

dan akar, untuk menghasilkan tanaman yang baru, yang sama

dengan induknya. Prinsipnya adalah merangsang tunas adventif

yang ada dibagian-bagian tersebut agar berkembang menjadi

tanaman sempurna yang memiliki akar, batang, daun sekaligus.

Salah satu diantara pembiakan tanaman secara vegetatif

adalah dengan okulasi atau yang disebut juga dengan

menempel. Bagian tanaman yang diokulasi adalah merupakan

mata tunas yang lagi dorman atau kulit batang beserta

sedikit kayunya.

Menurut Risminandar (2000), okulasi adalah teknik

perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan cara

menggabungkan dua tanamn atau lebih. Okulasi sering disebut

menempel,okulate (Belanda) atau budding (Inggris).Okulasi

dilakukan dengan menggunakan batang bawah dan batang atas

dari spesies atau dari satu varietas.Tanaman yang mempunyai

perakaran baik digunakan sebagai batang bawah yang akan

ditempeli,sedangkan tanaman yang mempunyi buah lezat diambil

mata  tunasnya untuk ditempeli pada bagian

bawah.Penggabungan dilakukan dengan cara mengambil mata

tunas dari cabang pohon induk,lalu ditempelkan ke bagian

percabangan primer.Percabangan primer adalah percabangan

yang tumbuh di batang bawah. Waktu untuk melakukan okulasi

yang paling baik adalah saat kulit batang bawah maupun

batang atas mengeluas dari kaunya,yaitu pada saat pemblahan

sel dalam kmbium brlangsung secara aktif. Faktor-faktor yan

mempengaruhi mudah atau sulitnya pelepasan kulit kayu adalah

curah hujan, pengairan, ketinggian tempat.

Tujuan utama okulasi adalah supaya mendapatkan jenis

tanaman baru dengan sifat yang menguntungkan seperti tahan

penyakit serta keunggulan – keunggualan sifat yang dimiliki

oleh suatu tanaman. Sedangkan untuk tunas yang ditempelkan

harus merupakan tunas yang yang produktif atau kualitas yang

tinggi. Bentuk okulasi yang sering dilakukan oleh para

pengelola kebun untuk memperbanyak tanamannya, terdiri dari

beberapa bentuk, antara lain:

1. Okulasi bentuk batang, kotak atau bentuk persegi.

2. Okulasi bentuk T.

3.Okulasi bentuk miring.

           Prinsip dari okulasi adalah melekatnya kambium

suatu jenis tanaman dengan jenis tanaman lain agar berpadu

satu dan hidup. Okulasi sebaiknya dilakukan pada awal musim

hujan. Karena pada saat ini kambium dapat mempertahankan

diri tidak segera menjadi kering., demikian pula dengan mata

tunas yang ditempelkan. Sedangkan pada musim kemarau, mata

tunas yang dikerat harus segera ditempelkan ke batang yang

sebelumnya sudah dibuat pada pola keratannya.

            Untuk okulasi yang dilakukan pada batang bawah,

biasanya dipilih dari jenis tanaman varietas lokal yang

sudah berumur sekitar 1 tahun, dan yang memiliki pertumbuhan

baik, sehat serta memiliki kulit batang yang mudah

dikelupas.

2. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan perincian dari pihak

industri yang kami survey, Benih Jeruk Okulasi Varietas

Gunuang Omeh merupakan industry primer yang memiliki

karakteristik regulatory environment (lingkungan regulator).

Hal ini karena industry ini terikat dengan beberapa

peraturan pemerintah. Peraturan itu diantaranya mengenai

peraturan lingkungan dan peraturan lainnya yang berkaitan

dengan keberlanjutan lingkungan untuk masa yang akan datang.

Ada peraturan yang lebih ketat dikenakan pada suatu industri

dibanding industri lainnya.

Okulasi adalah salah satu teknik perbaikan kualitas

tanaman secara vegetatif buatan yang dilakukan dengan

menempelkan mata tunas dari tanaman yang unggul ke batang

tanaman lainnya.

SEKILAS TENTANG BENIH JERUK OKULASI VARIETAS GUNUANG

OMEH

Deskripsi Umum Perusahaan

Nama Industri           : Benih Jeruk Okulasi Varietas

Gunuang Omeh

Tanggal berdiri                : Awal Januari 2002

Pemilik Usaha : Mawardi

Izin Usaha : JrARR. 14.5002 JR.GO.PA

Oleh UPTD. BPSB

Alamat Perusahaan        : Sungek Kecamatan Koto Tangah,

Padang

Jenis Industri              : Industri Primer

Jumlah Karyawan          : 8 orang

Produk                           : Bibit unggul Jeruk

varietas gunuang imeh

Perkebunan jeruk memang sangat menjanjikan,

tetapi untuk medapatkan hasil yang optimal perlu

diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:

1. Pemilihan lahan, lokasi yang dipilih harus

memiliki tanah yang subur, jauh dari pohon

besar, pengairan yang bias diatur dan cukup.

2. Persiapan lahan yang matang

3. Pemilihan bibit jeruk yang berkualitas dan

bebas hama.

4. Perawatan, penyemprotan yang teratur dan

pemupukan yang cukup dan pengairan yang teratur

5. Pengendalian rumput/gulma yang dapat mengganggu

pertumbuhan tanaman.

Untuk bendapatkan bibit jeruk yang unggul perlu

diketahui bibit yang berkualitas unggul dan bebas

hama. Berikut ciri ciri bibit unggul:

a. Memiliki batang yang kekar berdiameter cukup

b. Memiliki daun dan tunas yang sehat, daun

yang sehat memiliki warna hijau

c. Berasal dari induk tunas yang sehat dan

bebas virus cpvd

d. Di tanam di lokasi yang mendapat sinar yang

cukup

e. Memiliki akar ,diameter batang, tinggi yang

cukup

f. Bibit jeruk yang baik harus dilakukan oleh

tenaga yang benar benar profesional.

g. Pencabutan harus dilakukan dengan baik,

mengunakan media yang tepat serta proses

pengiriman yang cepat dan terjaga.

CONTOH LOKASI PERSEMAIAN

Lokasi persemaian yang baik yang memiliki sinar

yang cukup, pengairan yang teratur, serta jenis tanah

yang cocok dan bebas dari penyakit

SYARAT OKULASI YANG BAIK:

1. Diameter batang bawah harus sudah cukup (± 1 cm)

2. Kondisi batang bawah harus benar benar

sehat/bebas penyakit ataupun jamur

3. Kandungan air tanah yang tidak terlalu lembab ( 1

meter dibawah permukaan tanah)

4. Memilih mata tunas yang benar benar sehat, yaitu

berasal dari induk yang sehat dan bebas virus

5. Dilakukan oleh tangan tangan yang benar

professional dan berpengalaman

6. Sebaiknya dilakukan pada musim kemarau

Lihat gambar: 

CONTOH ENTRES (INDUK MATA TUNAS YANG AKAN DI

TEMPELKAN) YANG SEHAT

CIRI CIRI ENTRES YANG SEHAT:

a. Berdaun hijau, tidak berkerut

b. Memiliki batang yang lurus dan belum bercabang

c. Sudah cukup umur  (ujung daun harus sudah mekar)

d. Memiliki mata tunas yang sehat

PENGATURAN MATA TUNAS

Mata tunas harus mendapat sinar yang cukup agar

menghasilkan bibit berkualitas unggul, bebas jamur

dan penyakit. Mata tunas juga harus diatur agar

menjadi tunas yang lurus dan nantinya akan menjadi

tanaman yang kokoh dan tegak. Selain itu harus

melakukan perempelan tunas tunas  bawah( tunas yang

berasal bukan dari mata tunas okulasi) dah lebih baik

di sisakan hanya satu tunas saja.

 

Hasil okulasi harus tertutup rapat oleh kambium dan

benar benar menyatu dengan batang bawah.Bila tidak

benar benar menyatu, okulasi bisa dikatakan sebagai

okulasi yang gagal atau perlu dilakukan okulasi

ulang. Okulasi yang baik ternmasuk syarat utama untuk

menghasilkan pertumbuhan tanaman yang baik.

RUMAH PLASTIK SEBAGAI PELINDUNG BIBIT JERUK SAAT

MUSIM HUJAN (UNTUK MENGATUR KADAR AIR

FOTO BERSAMA PIHAK INDUSTRI

DAFTAR PUSTAKA

Djojodipuro, Marsudi. 1992. Teori Lokasi. Lembaga. Jakarta:

Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Jeff Madura. 1994. Karakteristik Industri dan Bisnis. Yogyakarta: UNY

Press.

http://www.pusri.co.id, 2010. Jeruk (Citrus sp.). Diakses

tanggal 14 November 2014

Nanda Gayuk Candy. 2013. Penentuan Alternatif Lokasi

Industri Pengolahan Sorgum di Kabupaten Lamongan. Jurnal

Nasional. Vol 2, No 2. ITS. ISSN: 2302-0318.