Analisis-Psikologi-Sastra-Dan-Nilai-Pendidikan-Dalam-Novel ...

80
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 52 4. Penyajian Hasil Dalam penelitian ini disajikan dengan cara menyajikan data berupa uraian-uraian hasil analisis dalam bentuk kalimat. Uraian-uraian tersebut merupakan jabaran dari rumusan masalah yang dijawab oleh peneliti dalam bentuk deskripsi hasil penelitian. 5. Menyimpulkan hasil penelitian Pada kegiatan akhir penelitian adalah menyimpulkan hasil analisis. Peneliti menyampaikan hasil analisis dalam novel Cinta Suci Zahrana yang telah dilakukan peneliti dengan menggunakan langkah kerja penelitian. Untuk lebih jelasnya tahap-tahap penelitian tersebut dapat dilihat pada bagan prosedur penelitian sebagai berikut. Gambar 2. Prosedur Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Novel Cinta Suci Zahrana Mencermati Novel Pengumpulan Data Pengklasifikasian Data Penyusunan Laporan Kesimpulan Analisis Data

Transcript of Analisis-Psikologi-Sastra-Dan-Nilai-Pendidikan-Dalam-Novel ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

4. Penyajian Hasil

Dalam penelitian ini disajikan dengan cara menyajikan data berupa

uraian-uraian hasil analisis dalam bentuk kalimat. Uraian-uraian tersebut

merupakan jabaran dari rumusan masalah yang dijawab oleh peneliti dalam

bentuk deskripsi hasil penelitian.

5. Menyimpulkan hasil penelitian

Pada kegiatan akhir penelitian adalah menyimpulkan hasil analisis.

Peneliti menyampaikan hasil analisis dalam novel Cinta Suci Zahrana yang

telah dilakukan peneliti dengan menggunakan langkah kerja penelitian.

Untuk lebih jelasnya tahap-tahap penelitian tersebut dapat dilihat pada

bagan prosedur penelitian sebagai berikut.

Gambar 2. Prosedur Penelitian

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Novel Cinta Suci Zahrana

Mencermati Novel

Pengumpulan Data

Pengklasifikasian Data

Penyusunan Laporan

Kesimpulan

Analisis Data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Novel Cinta Suci Zahrana Karya Habiburrahman El Shirazy

merupakan novel pembangun jiwa yang banyak memberikan manfaat bagi

pembacanya, novel ini menceritakan tentang perjuangan seorang wanita

bernama Dewi Zahrana untuk mencapai prestasi tertinggi dalam bidang

akademik, tetapi dalam kesuksesan akademiknya ada hal yang sangat

membebani batinnya, dalam usianya yang semakin matang dia belum juga

mendapatkan jodoh, desakan dari orangtua dan ejekan dari orang sekitar yang

membuat ia semakin tertekan akan hal itu. Berbagai lamaran ia tolak karena

Zahrana mencari pendamping yang taat beribadah, cobaan demi cobaan

datang menerpa dalam perjalananya untuk mendapatkan jodoh sampai pada

akhirnya ia dipertemukan dengan seorang pemuda yang akhirnya menjadi

suaminya, karena ketabahan, keikhlasan hatinya serta ketaatannya dalam

beragama akhirnya dia hidup dengan bahagia.

Novel Cinta Suci Zahrana terdiri dari 284 halaman dan terdiri dari 18

bab. Bab tersebut meliputi Hatinya Berkabut dan Basah, Menekuri Diri,

Harapan, Tiba di Beijing, Arti Cinta Ayah dan Ibu, Sambutan, Cemburu,

Lamaran yang Menggigilkan, Bingung dan Resah, Hari yang Kusut, Ia Terus

Berdoa, Hari yang Menegangkan, Teror, Berburu Ketenangan, Mengejar

Takdir, Lengkap Sudah Penderitaannya, Siapa Menanam Dia Menuai, Cinta

Suci Zahrana.

Zahrana adalah sosok wanita yang sempurna, cantik, dan pandai dalam

pendidikan. Zahrana menjadi terkenal karena karya tulisnya yang dimuat di

jurnal RMIT Melbourne, dia mendapat penghargaan dari Tsinghua University.

Sebuah Universitas ternama di China. Di tengah kesuksesannya, Zahrana

sedang merasa dilema, apakah dia harus melanjutkan pendidikannya atau

menikah. Orang tuanya cemas lantaran usia Zahrana yang tak lagi muda.

Walau banyak laki-laki yang melamarnya, namun Zahrana kerap menolaknya.

Disinilah terjadi konflik batin, antara menuruti keinginan orang tua

atau mengejar cita-cita. Sampai akhirnya Zahrana lebih memilih untuk

mengajar di Universitas di Semarang, dengan alasan tidak ingin jauh dari

orang tua. Zahrana juga memilih untuk mengalah dengan tidak menerima

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

tawaran beasiswa S3 di negeri China. Orang tua Zahrana selalu berharap agar

Zahrana cepat menikah dan memiliki keturunan. Orang tuanya khawatir tidak

sempat menyaksikan Zahrana bersuami dan menimang cucu. Zahrana berfikir

bahwa menikah hanya menunda-nunda kesuksesannya dan bisa menghalangi

prestasinya.

Puncak konfliknya, Zahrana dilamar oleh Pak Karman, dengan tegas

Zahrana menolak lamaran itu karena Pak Karman tidak memiliki ahlak dan

moral yang baik, disamping itu usia Pak Karman sudah memasuki kepala

lima. Akibat penolakan lamaran itu, Zahrana di ancam akan dipecat. Tetapi

Zahrana memilih untuk mengundurkan diri terlebih dahulu dan memilih

mengajar di sebuah sekolah kejuruan teknik. Setelah kejadian tersebut,

Zahrana berfikir bahwa dia memang harus segera menikah. Akhirnya dia

meminta saran pada pemimpin pesantren yang masih bersaudara dengan Lina,

sahabatnya. Zahrana dipertemukan dengan seorang pemuda yang bernama

Rahmad, yang dari segi pekerjaan biasa-biasa saja. Pemuda itu seorang duda

tanpa anak dan masih muda, dia adalah penjual krupuk keliling, Zahrana

merasa cocok dan dia memantapkan hati untuk menyempurnakan ibadahnya

melalui jalan menikah.

Zahrana merasa senang karena sebentar lagi dia akan menikah. Dia

akan memiliki seorang suami yang begitu sholeh. Namun kebahagiaan itu

sirna begitu saja saat Zahrana menerima kabar bahwa Rahmad calon suaminya

meninggal tertabrak kereta api disusul dengan kabar meninggalnya ayahnya

karena serangan jantung. Zahrana sangat sedih dan terpukul dengan kepergian

calon suami dan ayahnya, beberapa hari dia dirawat di rumah sakit, di rumah

sakit itu Zahrana bertemu dengan seorang dokter yang ternyata adalah Ibu

Hasan, mahasiswa yang dulu ia bimbing skripsinya. Kedatangan dokter

tersebut memberi semangat kepada Zahrana.

Beberapa hari kemudian, Ibu Hasan datang kerumah Zahrana, beliau

berniat untuk melamar Zahrana untuk putranya Hasan. Zahrana tidak

menyangka akan kabar tersebut, dia sedikit ragu menerima kabar tersebut.

Dikarenakan Hasan adalah mahasiswanya dan dia jauh lebih muda dari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Zahrana, akhirnya Zahrana menerima lamaran tersebut dengan syarat

pernikahan dilaksanakan malam itu juga setelah shalat tarawih di masjid dekat

rumah Zahrana, dan Hasan menerima syarat tersebut. Pernikahan pun

dilaksanakan setelah shalat tarawih dan disaksikan oleh para jamaah shalat

tarawih. Akhirnya Zahrana menyempurnakan agamanya dan hidup bahagia

bersama Hasan setelah menikah.

Habiburrahman El Shirazy, atau Kang Abik panggilan di dunia

kepengarangan, dilahirkan di Semarang, Jawa Tengah, 30 September 1976.

Kang abik bukan hanya seorang penulis, dia juga seorang dai, penyair yang

terkenal sampai diluar negeri. Nama Kang Abik mulai melambung ketika

karya novelnya yang berjudul “Ayat-ayat Cinta” tampil di layar kaca.

Memulai pendidikan menengahnya di MTS Futuhiyyah I Mranggen

sambil belajar kitab kuning di Pondok Pesantren Al Anwar, Mranggen,

Demak di bawah asuhan KH. Abdul Bashir Hamzah. Pada tahun 1992 ia

merantau ke kota Budaya Surakarta untuk belajar di Madrasah Aliyah

Program Khusus (MAPK) Surakarta, lulus pada tahun 1995. Setelah itu

melanjutkan pengembaraan intelektualnya ke Fak.Ushuluddin, Jurusan Hadits,

Universitas Al-Ashar, Cairo dan selesai pada tahun 1999. Telah

merampungkan Postgraduate Diploma(Pg.D) S2 di The Institute for Islamie

Studies in Cairo yang didirikan oleh imam Al-Baiquri (2001). Profil diri dan

karyanya pernah menghiasi beberapa Koran dan majalah, baik lokal maupun

nasional seperti Solo Pos, Republika Anninda, Saksi, Sabilli, Muslimah, dll.

Karya-karyanya dinilai dapat membangun jiwa dan menumbuhkan

semangat. Karya-karyanya sangat baik dan penuh dengan pesan moral dan

agama, banyak novel-novel karya yang Kang Abik yang best seller. Beberapa

novel karya kang abik adalah Ayat-Ayat Cinta (telah dibuat versi filmnya,

2004), Di Atas Sajadah Cinta (telah disinetronkan Trans TV, 2004), Ketika

Cinta Berbuah Surga (2005), Pudarnya Pesona Cleopatra (2005), Ketika Cinta

Bertasbih 1 (2007), Ketika Cinta Bertasbih 2 (Desember, 2007) dan Dalam

Mihrab Cinta (2007). Langit Makkah Berwarna Merah, Bidadari Bermata

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Bening, dan Bulan Madu di Yerussalem, Mahkota Cinta, Nyanyian Cinta dan

Cinta Suci Zahrana (telah dibuat versi filmnya pada tahun 2012).

B. Deskripsi Temuan Penelitian

Penelitian ini bersifat kualitatif, sehingga sangat diperlukan adanya

deskripsi kata-kata untuk menyampaikan hasil temuannya. Sebelum

membahas data penelitian, dirasa penting untuk mendeskripsikan temuan

penelitian. Temuan penelitian berupa data kualitatif, yakni kutipan kalimat

yang ada pada novel Cinta Suci Zahrana karya Habiburrahman El Shirazy dan

hasil wawancara dengan narasumber. Dalam novel tersebut, ada beberapa hal

yang menarik untuk dikaji, antara lain adalah unsur intrinsik novel, beban

psikologis tokoh utama dan nilai-nilai pendidikan yang ada dalam novel.

1. Unsur Intrinsik Novel Cinta Suci Zahrana

Struktur formal karya sastra dapat disebut sebagai elemen atau

unsur-unsur yang membentuk karya sastra. Karya sastra seperti bentuk

novel pada dasarnya dibangun oleh unsur-unsur tema, alur (plot), setting

(latar), tokoh (penokohan), sudut pandang (pusat pengisahan) dan gaya

bahasa. Unsur-unsur ini yang menjadi fokus untuk ditelaah secara

struktural formal pada umumnya.

a. Tema

Tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita. Ia selalu

berkaitan dengan berbagai pengalaman kehidupan, seperti masalah

cinta, kasih, rindu, takut, maut, religius, dan sebagainya. Dalam hal

tertentu sering tema dapat disinonimkan dengan ide atau tujuan utama

cerita (Nurgiyantoro, 2005:25).

Tema pokok dari novel Cinta Suci Zahrana karya

Habiburrahman El Shirazy ini adalah kesucian cinta Zahrana yang

dapat digambarkan melalui perjuangan seorang wanita dalam memilih

pasangan hidupnya sesuai dengan idamannya, yakni yang tampan,

sholeh, cerdas, dan dapat dijadikan imam bagi rumah tangganya demi

kebahagiaan dalam menempuh hidup berumah tangga. Melalui cerita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

novel ini, dapat diambil makna dan kandungan nilai pendidikan yang

terkandung di dalamnya.

b. Amanat

Moral, seperti halnya tema, dilihat dari segi dikhotomi bentuk

isi karya sastra merupakan unsur isi. Ia merupakan sesuatu yang ingin

disampaikan oleh pengarang kepada pembaca, merupakan makna yang

terkandung dalam sebuah karya, makna yang disarankan lewat cerita

(Nurgiyantoro, 2005: 320).

Dalam novel Cinta Suci Zahrana amanat utama yang ingin

disampaikan pengarang kepada pembaca adalah pentingnya menuntut

ilmu setinggi langit, tetapi sejalan dengan hal itu, kita tidak boleh

menunda-nunda pernikahan sebagai salah satu bentuk ibadah dan

penyempurnaan agama sebagai bekal untuk kehidupannya di akherat

dengan memilih pasangan yang baik.

Dalam novel ini juga diajarkan agar kita harus bersabar, tidak

putus asa, keyakinan dengan prinsip-prinsip agama. Sebuah cita-cita

apabila diraih dengan jalan kesabaran, disertai dengan usaha yang

maksimal, meminta petunjuk kepada Yang Maha kuasa, nantinya pasti

akan membuahkan hasil yang baik. Hal inilah yang diajarkan dalam

novel ini yang direpresentasikan lewat tokoh Zahrana yang berusaha

sabar dan tegar dalam menghadapi cobaan dalam hidupnya. Keinginan

dan usaha kerasnya untuk mendapatkan jodoh, pada akhirnya dia

dipertemukan dengan mantan mahasiswanya sendiri.

Selain itu, pesan yang didapatkan adalah pendidikan akhlak

perilaku, sebagai manusia kita tidak boleh mempunyai pandangan

bahwa orang yang rendah itu selamanya rendah. Hal ini terlihat dari

kehidupan laki-laki yang hendak melamar Zahrana yaitu Gugun yang

awalnya dianggap tidak cerdas dan kerdil, sekarang Gugun sukses

menjadi pengusaha cor logam dan baja. Kehidupan manusia tidak bisa

diprediksi hanya melihat satu saat tertentu, karena roda kehidupan

terus berputar.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Pesan yang dapat diambil lagi adalah setiap perbuatan pasti ada

balasannya. Novel ini memberikan sebuah jalan pencerahan untuk

menyadarkan pembaca bahwasanya setiap perbuatan baik atau buruk

akan mendapatkan hukuman yang setimpal. Ada sebuah peribahasa

yang sesuai dengan makna di atas seperti siapa yang menabur benih,

maka ia akan menuai hasilnya. Apabila kita berbuat kejelekan, maka

kita akan mendapatkan balasan yang lebih jelek, begitupun sebaliknya.

Novel ini mengajak pembaca agar lebih berhati-hati dalam melakukan

perbuatan, karena setiap perbuatan ada konsekuensi yang diterima.

c. Tokoh dan Penokohan

Unsur fiksi dalam novel Cinta Suci Zahrana selain latar yang

tampak jelas dipengaruhi tema dan masalah moral adalah

penokohannya. Sehubungan dengan itu maka ditampilkan tokoh-tokoh

yang mempunyai ciri khas tertentu. Jones (dalam Nurgiyantoro, 2005:

165) menyatakan, “Penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas

tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Senada

dengan pendapat tersebut Abrams dalam Nurgiyantoro juga

menyatakan, tokoh cerita adalah orang-orang yang ditampilkan dalam

suatu karya naratif atau drama, yang oleh pembaca ditafsirkan

memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang

diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan.”

Terjadinya peristiwa dalam suatu cerita dimungkinkan berkat

adanya tokoh-tokoh cerita tersebut. Dan posisi serta fungsi tokoh-

tokoh itu berpengaruh atas kelancaran alur ceritanya. Disamping itu

penokohan juga berkaitan dengan latar cerita, karena penempatan

tokoh cerita dalam latar tertentu akan mempengaruhi warna peranan

para tokoh.

Berdasarkan fungsinya atau penting tidaknya kehadiran tokoh,

tokoh dalam cerita dibedakan menjadi dua: pertama, tokoh

sentral/utama meliputi protagonis dan antagonis. Kedua, tokoh

bawahan, mencakup tokoh andalan, tokoh tambahan dan tokoh lataran.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Tokoh andalan adalah tokoh bawahan yang menjadi kepercayaan

tokoh sentral (protagonis atau antagonis). Tokoh tambahan adalah

tokoh yang sedikit sekali memegang peran dalam peristiwa cerita.

Tokoh lataran adalah tokoh yang menjadi bagian atau berfungsi

sebagai latar cerita saja.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat kita lihat pada novel Cinta

Suci Zahrana karya Habiburrahman El Shirazy memiliki tokoh yang

cukup banyak, Diantaranya:

1) Tokoh Utama

Menurut Nurgiyantoro tokoh utama adalah tokoh yang

diutamakan penceritaannya dalam novel yang bersangkutan. Ia

merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan baik sebagai

pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian (Nurgiyantoro,

2005: 177).

Langkah yang dapat ditempuh untuk menentukan tokoh

utama yaitu: Pertama, melihat masalahnya atau tema lalu mencari

tokoh mana yang paling banyak berhubungan atau terlibat dengan

masalah tersebut. Kedua, mencari tokoh mana yang paling banyak

berhubungan dengan tokoh-tokoh lainnya. Ketiga, mencari tokoh

mana yang paling banyak memerlukan waktu penceritaan. Tokoh

yang paling banyak memenuhi persyaratan yang demikian itu

adalah sebagai tokoh utama.

Tokoh utama dalam novel Cinta Suci Zahrana meliputi:

a) Protagonis

Tokoh Protagonis dalam novel ini adalah Dewi

Zahrana. Dewi Zahrana adalah orang yang pintar dan sering

mendapatkan penghargaan atas prestasi yang diraihnya. Dia

sangat mementingkan kuliah yang pada akhirnya membuat dia

menunda-nunda untuk menikah, terkadang egois dan

mengabaikan keinginan orang tuanya. terlihat pada kutipan

berikut ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

“Menikah dulu terus kuliah S2 kan tidak apa-apa tho.

Itu anaknya juga mau kok ikut ke Bandung”. Ia tidak

mau menikah dulu. Ia beralasan kalau menikah nanti

malah tidak konsentrasi, selesainya bisa molor padahal

beasiswanya cuma dua tahun. Ayah dan Ibunya tidak

berkata apa-apa lagi”. (CSZ, 2011: 15)

b) Antagonis

Tokoh Antagonis dalam novel ini adalah Sukarman/Pak

Karman. Pak Karman adalah orang amoral suka bermain

dengan wanita lain, pendendam, kejam dan gelar yang

disandangnya hanya sebagai pemanis. Seperti pada ucapannya

ketika Zahrana menolak lamarannya:

“Kau benar-benar ingin mengajak bermain api

denganku Zahrana. Baik tunggu pembalasanku. Kau

akan tahu akibatnya mempermainkan seorang Insinyur

Haji Sukarman, MSc. Tunggu saja. Akan kubuat kau

menangis siang dan malam dan merasakan penyesalan

yang tiada berkesudahan!” Geram Pak Karman. (CSZ:

2011: 214).

2) Tokoh Bawahan

Tokoh bawahan dalam novel ini meliputi:

a) Tokoh Andalan

(1) Pak Munajat

Ia adalah ayahnya Zahrana, wataknya agak keras,

tegas namun penuh penyayang. Wataknya yang tegas dapat

kita lihat pada kutipan:

“Alhamdulillah. Ikut senang. Tetapi lebih senang

seandainya di wisuda hafal Al-Quran.” (CSZ, 2011:

9).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Pak Munajat juga seorang yang religius, terlihat

pada kutipan:

“Kamu kan tahu, Nduk, Bapak mu itu kalau sudah

bedhug dengar suara Azan ya urusannya langsung

ke Mushalla.” (CSZ, 2011: 114).

(2) Bu Nuriyah

Bu Nuriyah adalah ibu Zahrana, ia sangat lemah

lembut dan tidak tegaan. Dan Selalu mengabulkan

keinginan Zahrana seperti yang terlihat pada halaman lima

ketika Zahrana ingin masuk SMA negeri.

“Ia tidak membantah ayah dan ibunya saat itu, ia

hanya pura-pura sakit. Dan anehnya ia benar-benar

bisa demam sampai berhari-hari. Akhirnya ibunya

iba. Ibunya mengajak bicara dari hati ke hati dan ia

mengutarakan bahwa keinginan terbesarnya adalah

masuk SMA terbaik di kota Semarang bukan ke

pesantren. Ibunya lalu bicara pada ayahnya,

“Daripada nanti di pesantren malah sakit-sakitan

terus, ya biarlah dia melanjutkan ke SMA.”

Akhirnya ia diijinkan masuk SMA. Ia tahu ayahnya

sangat kecewa.” (CSZ, 2011: 5).

(3) Bu Merlin

Orang yang sangat dihormati Zahrana karena Bu

Merlinlah yang membantu memasukan Zahrana ke

universitas Mangunkarsa. Bu Merlin juga dipercaya untuk

menyampaikan pesan dari Pak Karman untuk melamar

Zahrana, Bu Merlin adalah orang yang kecewa karena

usahanya menjodohkan Zahrana dengan Pak Karman gagal,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

tetapi ia tetap menyayangi Zahrana dan memberikan solusi

terbaik untuk kehidupan Zahrana yang lebih baik, hal ini

dapat dilihat dari saran Bu Merlin.

”Zahrana, kamu ternyata tidak tahu benar peta politik

kampus. Tidak tahu benar siapa Pak Karman. Jika

kamu nekat itu ibarat ulo marani gitik. Ibarat ular

mendekat untuk dipukul sampai mati. Mundurlah

dulu. Bertiaraplah sementara waktu. Ini yang kulihat

baik untukmu. Saya berjanji suatu saat nanti jika

saya ada kemampuan, kamu akan saya tarik lagi ke

kampus. Kali ini percayalah padaku. Saya tidak rela

orang sebaik kamu jadi bulan-bulanan kesewenang-

wenangan yang sudah saya cium dari sekarang. Kau

dosen yang berprestasi dan menerima banyak

penghargaan akan mudah bagimu diterima di tempat

lain. Sungguh Rana, saya tidak punya tujuan apa-apa

selain kebaikanmu.” (CSZ, 2011: 205).

(4) Lina

Lina adalah sahabat dekat Zahrana sejak SMA, di

dalam novel dijelaskan bahwa Lina itu seorang sahabat

yang baik, hal ini dijelaskan dalam kutipan berikut :

“Wajah sejuk sahabatnya terbayang dipelupuk

matanya. Ia sangat beruntung punya sahabat sebaik

Lina. Meneduhkan di kala gelisah, dekat di kala

susah, mengobati di kala sakit, dan mesra di kala

bahagia.” (CSZ, 2011: 21).

Dengan melihat dialog antara Lina dan Rana pada

novel, kita akan lebih mengenal sosok Lina yang sangat

menyayangi sahabatnya seperti di bawah ini :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

“E sebentar jadi kamu belum pulang bertemu

dengan ayah dan ibu?”. “Belum. Tadi dari bandara

langsung dibawa ke kampus. Terus langsung ke

sini.” “Seharusnya kamu pulang dulu ketemu

keluargamu dulu, ketemu ayah dan ibumu dulu

Rana.” “Nggak apa-apa. Justru aku merasa harus

ketemu kamu dulu. Aku penasaran dengan apa yang

kamu dapatkan dari pertemuan dengan kedua

orangtuaku, biar aku nanti enak kalau di rumah.” “O

ya baiklah kalau begitu. Barang-barangmu boleh

diturunkan. Nanti ke rumahmu pakai mobilku saja,

insya Allah.” (CSZ, 2011: 102).

“Biar aku yang ngurus. Kau pulanglah. Kita punya

prioritas berbeda. Saat ini yang terbaik aku

mengantarkan kakaknya Wiwik ini ke rumah sakit

dan kau yang terbaik adalah segera pulang menemui

ayah dan ibumu. Kau bisa pulang pakai taksi. Ada

taksi yang lalu lalang di sini. Kalau tidak ada bisa

dipanggil. Lima menit juga sampai di sini.” (CSZ,

2011: 109).

“Menurutku kamu tidak usah mengambil risiko

dengan menerima orang yang amoral seperti Pak

Karman itu. Kamu tentu tidak silau pada title,

jabatan dan kekayaannya kan? Kau harus ingat,

moral adalah nyawa orang hidup. Jika moral itu

hilang dari seseorang ia ibarat mayat yang

bergentayangan. Jika kau menerima lamaran pak

Karman dan menikah dengannya dalam

pandanganku madharatnya akan lebih besar dari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

manfaatnya. Jadi pendapatku sebaiknya kau tegas

saja menolaknya.” (CSZ, 2011: 164).

“Dalam hati Zahrana harus kagum pada cara Lina

menasihati orang lain. Lina sedang menasehatinya

dengan sangat keras tapi dengan cara yang sangat

lembut. Yaitu memperlihatkan apa yang ia tulis

dalam album kenangan.” (CSZ, 2011: 168).

Kutipan tersebut menggambarkan bahwa Lina

adalah sahabat yang bisa memberi nasihat mana yang

seharusnya didahulukan. Memberi nasihat yang baik untuk

sahabatnya.

(5) Hasan

Mahasiswa yang skripsinya dibimbing Zahrana

namun Hasan tertarik dengan Zahrana dan akhirnya

menjadi suaminya. Hasan adalah mahasiswa yang rajin

yang mempunyai gigih untuk segera menyelesaikan Tugas

Akhirnya demi mengejar apa yang dicita-citakanya.

“Iya Bu, sebenarnya saya menunggu bu Zahrana di

kampus. Tetapi tadi siang ibu tidak datang ke

kampus. Saya ingin menyerahkan hasil cetak Tugas

Akhir saya yang hampir selesai itu Bu. Supaya ibu

bisa segera membaca dan memberi masukan. Kalau

bu Rana memandang saya harus merubah total ya

saya siap. Makanya saya datang kesini supaya

urusannya jadi semakin jelas dan Tugas Akhir saya

segera selesai.” (CSZ, 2011: 155-156).

Hasan juga tipe lelaki yang pemalu yang selalu

menyembunyikan rasa kagum, rasa suka pada lawan jenis.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Setelah di rasa sukses dan pantas untuk menikah, ia

menyampaikan keinginanya untuk menyunting Zahrana

yang akhlak dan agamanya bagus kepada sang ibu.

“Bu Zahrana, saya tidak pernah menuduh begitu.

Saya percaya pada ibu. Juga percaya pada anak

saya. Saya datang kemari untuk menunaikan janji

saya pada anak saya itu. Saya berjanji akan

membantunya menyunting gadis manapun yang

ingin dinikahinya selama akhlak dan agamanya

bagus. Dan ketika hasan ingin menyunting bu

Zahrana, saya langsung setuju. Sebab saya sudah

tahu semuanya tentang ibu dari teman ibu yaitu

Lina. Saya berharap. Dan sangat berharap Bu

Zahrana tidak menolak pinangan ini. Ini pinangan

serius tapi belum resmi. Jika bu Zahrana serius nanti

saya akan meminang secara resmi dengan membawa

Hasan dan ayahnya juga beberapa anggota

keluarga.” (CSZ, 2011: 265).

(6) Nina

Mahasiswa Zahrana yang masih saudara dengan

Hasan. Nina adalah seseorang yang peduli dan mau

melindungi saudaranya. Selain Nina peduli dan melindungi

saudaranya, ia juga orang yang ceria.

“Ia bahagia, Nina langsung menikah begitu selesai

S.1. tapi sedikit kecewa karena Nina tidak menikah

dengan Hasan. Seperti yang ia idealkan. Belakangan

ia tahu kalau ia salah sangka setelah diberi tahu

Hasan. Nina itu ternyata adik ayahnya Hasan yang

paling bungsu. Semestinya Hasan memanggil dia

Bibi. Tapi karean Hasan lebih tua usianya malah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

sering dipanggil Mas oleh Nina. Hasan cerita Nina

orangnya memang kocak. Bahkan sering ngaku

pacar Hasan, yang katanya untuk menjaga Hasan

agar tidak digoda gadis-gadis yang jahil.” CSZ,

2011: 243).

b) Tokoh Tambahan

(1) Dr Zulaikha

Dokter yang memeriksa Zahrana ketika di Rumah Sakit

yang tidak lain adalah Ibu dari Hasan mahasiswa yang

dibimbingnya. Di dalam novel disebutkan bahwa dr.Zulaikha

itu seorang dokter yang penuh perhatian, hal ini dijelaskan

dalam kutipan berikut:

“Dengan ramah dokter setengah baya itu memeriksa

kondisi Zahrana. Semua keluhan Zahrana ia dengarkan

dengan penuh perhatian. Sesekali dokter itu

menghiburnya dengan perkataan lembut dan

menyejukkan. Senyumnya mengalirkan kesembuhan.”

(CSZ, 2011: 252).

Selain itu dr Zulaikha juga orang yang beriman kepada

Allah, hal ini terlihat pada percakapan berikut:

“Yang sudah terjadi biarlah berlalu. Diratapi seperti

apapun tak akan kembali. Jodoh itu terkadang dikejar-

kejar tidak tertangkap. Tapi terkadang tanpa dikejar

datang sendiri. Yang paling penting adalah dekat

dengan Allah dalam keadaan susah dan bahagia. Senang

dan sedih.” (CSZ, 2011 : 253).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Dr. Zulaikha dalam kutipan di atas, jelas terlihat bahwa

ia sebagai seorang dokter, tidak hanya berusaha

menyembuhkan dan mengobati pasiennya tetapi juga member

perhatian kepada pasiennya. Sama halnya yang dilakukan

dengan Zahrana, ia memberi motivasi dan nasihat untuk Rana

agar tidak terlalu larut dalam kesedihan dan kekecewaan.

(2) Mas Gugun

Merupakan kakak kandung dari Santi, teman satu kos

Zahrana yang hendak melamar Zahrana.

“ Kau harus tahu Dik Rana, saya ini memang terlahir

sebagai pejuang yang harus berjuang. Untuk bisa bayar

SPP kuliah pun harus berjuang. Saya sangat menikmati

itu. Sejak di SMA saya sudah terbiasa usaha kecil-

kecilan agar punya uang untuk jajan. Saya tidak pernah

dikasih uang jajan sama orang tua saya. Tanya Santi

kalau tidak percaya. Di keluarga kami ada tradisi anak

laki-laki tidak dikasih uang jajan. Anak laki-laki harus

bisa cari uang jajan sendiri, kalau perlu memberi uang

jajan pada adiknya yang perempuan. Saya kuliah ini

juga nekad. Maka saya hampir drop out karena sibuk

berjuang meningkatkan taraf hidup. Saya tidak perlu

malu untuk mengakui saya selama ini bisnis kecil-

kecilan jualan pakaian, khususnya pakaian dalam.

Awalnya saya menjajakan dagangan saya dengan

sepeda motor. Rasanya kurang praktis dan kalau

kulakan pas hujan agak repot, maka dengan rahmat

Allah yang Maha kuasa dan didorong oleh keinginan

luhur saya beli mobil truntung ini. Semua saya beli

dengan uang hasil keringat saya. Dan kini saya sedang

melirik bisnis cor logam dengan seorang teman di Ceper

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Klaten. Saya berperan sebagai marketer. Siapa tahu

suatu saat nanti bisa jadi produser alias yang

memproduksi.” (CSZ, 2011: 30-31)

Paragraf diatas menunjukkan sifat Gugun yang

sederhana, pekerja keras dan optimis yang diperlihatkan

melalui teknik cakapan.

(3) Pak Didik

Pak Didik merupakan rekan Zahrana saat bekerja di

Universitas Mangunkarsa. Setelah tahu Zahrana menolak

pinangan dari Pak Karman, pak didik akhirnya memberanikan

diri untuk melamar Zahrana sebagai istri keduanya melalui

email. Pak Didik termasuk orang yang baik, namun Zahrana

memilih menolaknya karena tidak ingin menyakiti istri pertama

Pak Didik meskipun ia tahu pak Didik orang yang baik dan

mampu berbuat adil. Dengan melihat isi email yang dikirim

kepada Zahrana kita dapat menilai dan mengetahui bagaimana

sosok pak Didik.

“Assalamu‟alaikum Wr. Wb

Semoga Ibu Zahrana sukses dan berbahagia selalu.

Amin. Sebelumnya mohon maaf jika email saya ini

mengganggu. Sebenarnya sudah lama saya ingin

mengirim email ini tapi terhambat karena beberapa

sebab. Hari ini saya merasa hari yang tepat saya

mengirim email ini untuk memberikan sebuah tawaran

kepada Ibu Zahrana. Maaf terpaksa saya sampaikan

lewat email, sebab jika saya sampaikan langsung secara

lisan takut terjadi salah paham. Karena bahasa tulisan

bisa diedit sementara bahasa lisan tidak.

Bu Zahrana, setelah mengetahui lebih detil tentang Ibu.

Juga apa yang Ibu cari selama ini saya memberanikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

diri mengajukan diri. Mengajukan diri untuk menjadi

suami Ibu. Maaf, to the point saja Bu. Saya menawarkan

kepada Ibu, sekali lagi maaf jika dianggap lancang,

untuk menjadi istri kedua saya. Saya yakin istri saya

bisa menerimanya nanti.

Saya akan berusaha adil sebagai suami. Terus terang

sebenarnya yang saya harapkan adalah seorang istri

yang educated dan cerdas seperti Bu Zahrana. Bukan

yang bisanya cuma arisan seperti istri saya saat ini. Tapi

karena sudah punya dua anak, tidak mungkin saya

meninggalkan dia. Saya yakin dengan kita membina

rumah tangga bersama, kita bisa bersinergi. Kita bisa

saling memberi dan memaksimalkan potensi. Ini

harapan saya. Semoga Ibu berkenan dengan harapan ini.

Saya kira cukup sekian dulu surat ini. Jika ada salah

kata mohon maaf. Tawaran saya ini mohon tidak

diartikan sebagai pelecehan. Sama sekali saya tidak

bermaksud seperti itu. Saya bermaksud kita saling

member manfaat. Itu saja. Akhirul kalam,

Wassalamu‟alaikum Wr. Wb” (CSZ, 2011: 224-225).

Pesan email yang dikirim untuk Zahrana tersebut, dapat

diketahui bahwa Pak Didik adalah orang yang baik, bijaksana

dan menghormati seorang wanita. Pak didik mempunyai

pribadi yang selalu bersikap sopan dan tidak memaksakan

kehendak untuk menyunting Zahrana.

(4) Rahmad

Rahmad adalah lelaki yang dipilih Pak kyai untuk

dijodohkan dengan Zahrana. Di dalam novel dijelaskan bahwa

Rahmad adalah sosok yang jujur, baik akhlak dan ibadahnya.

Hal ini dijelaskan dalam percakapan berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

“E, Sebentar Mas.” Zahrana menghentikan.

“Ya Bu, ada apa? Apa uang kembaliannya kurang?”

(CSZ, 2011: 239)

Jantung Zahrana berdegup kencang. Azan Maghrib

mengalun.

“Boleh tahu siapa nama Mas?”

“Nama saya Rahmad Bu, Sudah ya Bu saya jalan dulu.

Sudah Maghrib, saya harus cari masjid.”

Penjual krupuk itu mengayuh sepedanya ke arah suara

azan berkumandang. Zahrana memandang punggungnya

sampai hilang di kejauhan. (CSZ, 2011: 240).

c) Tokoh Lataran

(1) Marni, Mbak Mar, Bu Karsih

Mereka adalah tetangga Zahrana, yang selalu

menghibur Pak Munajat dan Bu Nuriyah saat Zahrana tidak

dirumah.

(2) Mas Andi

Ia adalah kakak sepupu jauh Lina yang mau dijodohkan

oleh Lina untuk Zahrana, karena Zahrana menolak akhirnya

lina sendirilah yang dinikahi oleh Mas Andi.

(3) Santi, Siti, Febi

Mereka adalah teman satu kos Zahrana saat kuliah di

Jogja, Zahrana sering mengajak mereka makan bersama di

salah satu kedai makanan di jogja. Seperti yang dijelaskan

dalam kutipan berikut:

“Ia masih ingat betul, siang itu ia sedang bahagia-

bahagianya karena judul skripsinya diterima oleh dosen

pembimbingnya. Bahkan ia mendapat pujian dari

pembimbingnya atas proposal skripsinya yang layak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

dijadikan tesis tingkat master. Ia mengajak Santi, Siti

dan Feby, teman-teman satu kosnya untuk makan enak

di Café Kampoeng Steak, sebagai tanda syukuran.”

(CSZ, 2011: 28).

(4) Edi Nugraha

Seorang pemuda berkulit bersih yang bertemu Zahrana

di bandara Changi, Edi adalah adik kelas Zahrana di FT UGM,

ia adalah orang yang ramah dan konsisten dengan apa yang dia

bicarakan jika ia akan datang menghadiri acara penyerahan

penghargaan Zahrana di Universitas Tsinghua.

“Edi Nugraha benar-benar datang, anak muda itu terus

memuji dirinya.” (CSZ, 2011: 69).

(5) Vincent Lung

Lelaki berkebangsaan Cina yang ditugaskan untuk

menemani Zahrana saat berada di Beijing, untuk menerima

penghargaan dari Thinghua University. Ia melayani segala

keperluan Zahrana saat berada di negeri tirai bambu tersebut.

(6) Lilian Yibing

Perempuan muda yang manis bermata sipit, ia adalah

seorang dosen sejarah yang ramah, Lilian menemani Zahrana

selama berkeliling untuk melihat bangunan masjid yang ada di

Beijing. Lilian fasih menjelaskan setiap detail bangunan masjid

seakan-akan dia adalah seorang muslim.

“Zahrana harus mengakui Lilian sangat menguasai dan

sangat fasih menceritakan sejaran masjid Niujie. Tiba-

tiba spontan Zahrana bertanya “Anda begitu fasih

menjelaskan sejarah agama islam, apakah anda seorang

muslim?” Lilian tersenyum dan gantian bertanya, “Apa

saya tampak seperti seorang muslim?” Zahrana hanya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

menjawab dengan senyum. Lilian Yibing lalu berkata,”

Jujur saya bukan muslim, tapi saya suka sejarah islam.”

(CSZ, 2011: 78-79).

(7) Bu Nurul

Teman dosen Zahrana di Universitas Mangunkarsa

yang ikut menjemput Zahrana di Bandara, dia adalah salah satu

rekan yang sangat bangga melihat keberhasilan Zahrana.

“Dua dosen yang ikut menjemput, Pak Didik dan Bu

Nurul mendekat dan mengucapkan selamat. Bu Nurul

memeluknya erat.” (CSZ, 2011: 92).

(8) Wati

Seorang sahabat Zahrana yang mempunyai watak yang

buru-buru dan hanya memandang sebelah mata dalam

pengambilan keputusan. Seperti yang ada dalam kutipan novel

berikut :

“Kalau kau berpikirnya negative begitu kau tidak akan

menikah-nikah juga. Kau harus bisa berprasangka baik

dan berpikir positif. Dan menurutku sebaiknya kau juga

harus mengaca diri, lihat usiamu sudah berapa?

Meskipun kau berpendidikan tinggi. Sudah saatnya kau

tidak melangit dalam mencari jodoh. Kalau kau benar-

benar ingin segera menikah. Mencari manusia setengah

malaikat itu hal yang mustahil. Selama Pak Karman

masih sholat dan puasa ya terima saja apalagi ia orang

terpandang, terima saja. Apalagi ia orang terpandang.

Dan juga kesempatan seperti ini tidak selalu datang.

Kalau ia masih belum baik. Ya anggap saja kau

berdakwah. Siapa tahu setelah menikah denganmu, Pak

Karman berubah. Dan di hari tuanya ia sepenuhnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

membaktikan umurnya untuk kebaikan. Bukankah itu

bagian dari dakwah yang agung pahalanya?” (CSZ,

2011: 135-136).

Kutipan di atas, menggambarkan bahwa Wati hanya

memandang sebelah mata seseorang, ia hanya memandang

kelebihan dari seseorang tersebut tanpa mau mengetahui

keburukan yang ada pada orang tersebut. Ia baik, tetapi dalam

pengambilan keputusan ia tergesa-gesa dan tidak memikirkan

untuk kedepannya kelak.

(9) Pak Kyai

Seseorang yang menjadi panutan dan pimpinan di

yayasan tempat Zahrana mengajar sekolah. Ia yang

mengenalkan Rahmad dengan Zahrana.

(10) Bu Kyai

Seseorang yang mempunyai kebijaksanaan yang baik. Ia

merupakan istri dari Pak Kyai. Ia adalah orang yang diajak

berbicara oleh Zahrana mengenai keinginan dan niat Zahrana

untuk mencari suami, kebijaksanaan Bu Kiayi terlihat pada

kutipan ini.

“Begini anakku, Pak kyai punya seorang santri yang

sudah tiga tahun ini meninggalkan pesantren. Dia santri

yang dulu sangat diandalkan Pak Kyai. Namanya

Rahmad, pendidikannya tidak tinggi. Ia hanya tamat

Madrasah Aliyah, tidak kuliah. Karena setelah itu dia

mengabdi di pesantren ini. Baik akhlak dan ibadahnya.

Tanggungjawabnya bisa diandalkan, ia dari keluarga

yang pas-pasan. Anak kedua dari tujuh bersaudara,

pekerjaannya sekarang jualan krupuk keliling. Dia duda

tanpa anak, istrinya meninggal satu tahun yang lalu

karena demam berdarah. Itulah informasi yang bisa aku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

berikan. Musyawarahkanlah dengan kedua orang tuamu

dan kerjakanlah shalat istikarah. Jika kamu ingin dan

tertarik, beritahukan ummi. Nanti kita carikan jalan

terbaik.” (CSZ, 2011: 232).

Melalui para tokoh-tokoh di atas, Novel Cinta Suci Zahrana

menyajikan kejadian dan karakter manusia sesuai dengan alam yang

nyata, yakni kesungguhan seseorang dalam menempuh keinginannya

yang tampak baik dari tokoh utama maupun tokoh bawahan atau

pembantu.

d. Alur

Alur merupakan terjemahan dari istilah Inggris plot. Alur

adalah sambung-sinambung peristiwa berdasarkan hukum sebab

akibat. Alur tidak hanya mengemukakan apa yang terjadi, tetapi juga

menjelaskan mengapa hal itu terjadi. Dengan sambung-sinambungnya

peristiwa ini terjadilah sebuah cerita. Aminuddin berpendapat bahwa

alur adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan

peristiwa sehingga menjalin suatu cerita yang dihadirkan oleh para

pelaku dalam suatu cerita (Aminuddin, 2002: 83).

Dalam novel Cinta Suci Zahrana karya Habiburrahman El

Shirazy ini, alur penulisannya adalah maju mundur. Pada bagian awal

novel ini menceritakan tentang penghargaan yang diraih Zahrana,

selanjutnya pembaca di ajak untuk kembali ke masa lalu Zahrana

tentang sekolah-sekolahnya dan penghargaan-penghargaan yang telah

diraih Zahrana. Cerita selanjutnya berkisah tentang jalan cerita

Zahrana dalam menemukan jodohnya. Untuk lebih jelasnya dapat

disusun plot sebagai berikut:

1) Halaman 1-18 : Perjalanan Zahrana ke Beijing China untuk

menerima penghargaan level Internasional oleh School of

Architecture, Tsinghua University, sebuah universitas ternama di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

China. Namun selama perjalanan dia masih terbayang wajah kedua

orang tuanya yang tidak begitu antusias dengan prestasinya kali ini.

2) Halaman 19-36 : Zahrana sudah sampai di Bandara Changi

(Singapura), dalam perjalanannya dia masih memikirkan

bagaimana sepak terjangnya bisa sampai seperti sekarang ini,

termasuk penolakannya terhadap pinangan beberapa laki-laki,

termasuk mas Gugun.

3) Halaman 37-48 : Atas perintah Zahrana, Lina sahabatnya

bertandang ke rumah Zahrana untuk menemui kedua orang tuanya

dan menanyakan perihal kepergian Zahrana yang membuat mereka

tidak begitu bahagia.

4) Halaman 49-62: Zahrana tiba di Beijing dan diperlakukan dengan

baik disana, termasuk ditempatkan di hotel bagian President Suite.

5) Halaman 63-80: Zahrana menyampaikan isi pidatonya di tengah

orang-orang ternama di bidang arsitektur dan didepan para

wartawan yang meliput. Sedangkan di rumah keluarganya kecuali

Pak Munajat menontonnya lewat televisi.

6) Halaman 81-100: Zahrana sudah tiba di tanah air dan disambut

oleh mahasiswa dan rekan-rekannya di Kampus Mangunkarsa.

7) Halaman 101-110: Usai penyambutan di kampus, Zahrana

langsung bergegas ke rumah sahabatnya Lina untuk menanyakan

hasil kunjungannya ke orang tuanya kemarin.

8) Halaman 111-128: Sepulangnya dari Beijing, Zahrana dilamar oleh

Pak Sukarman dekannya.

9) Halaman 129-142: Zahrana masih bingung dan resah memikirkan

lamaran Pak Sukarman.

10) Halaman 143-158: Hari-hari yang dilewati Zahrana setelah dilamar

Pak Sukarman begitu berantakan. Ia jadi sering melamun

memikirkan keputusan yang akan diberikan kepada dekannya itu.

11) Halaman 159-170: Setelah cukup lama resah karena lamaran Pak

Karman, akhirnya ia menemui Lina yang waktu itu baru pulang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

dari singapura, bersama Lina Zahrana menceritakan apa yang

dialaminya.

12) Halaman 171-202: walaupun orang tuanya sedikit kecewa dengan

keputusannya, tapi Zahrana tetap teguh dengan pendiriannya untuk

menolak Pak Karman.

13) Halaman 203-214: Pasca penolakan Pak Karman, Zahrana melihat

ada tingkah Pak Karman yang tidak mengenakan, akhirnya dia

memutuskan untuk mengundurkan diri dari Universitas

Mangunkarsa.

14) Halaman 215-226: Setelah mengundurkan diri dari kampus, Rana

mendapat tawaran untuk mengajar di STM Al Fatah Mranggen

Demak. Namun permasalahan di Kampusnya mengajar dulu belum

juga selesai, dia dilamar kembali oleh rekan kerjanya dulu yaitu

Pak Didik, beliau ingin menjadikan Zahrana sebagai istri

keduanya, tanpa pikir panjang Zahrana menolak lamaran Pak

Didik.

15) Halaman 227-244: Usaha Zahrana tidak kenal lelah, ia terus

berikhtiar untuk mencari pendamping hidupnya kelak. Termasuk

menemui Pak Kyai dari salah satu pondok pesantren di Kaliwungu

untuk meminta tolong dicarikan calon suami yang taat beribadah,

tidak peduli latar belakang pendidikannya apa dan pak kyai pun

akhirnya menjodohkan Zahrana dengan seorang pedagang krupuk

keliling yang baik akhlaknya. Semua orang diundang kecuali Pak

Karman, Ia takut berita ini akan membuat dia semakin murka.

16) Halaman 245-256: Ujian datang lagi menimpa Zahrana, tepat di

hari pernikahannya. Rahmad calon suaminya meninggal dunia

karena tertabrak kereta api. Tidak sampai disitu, Pak Munajat juga

meninggal dunia karena serangan jantung yang dideritanya.

17) Halaman 257-270: Siapa yang menanam, dia yang akan menuai.

Pepatah itu tepat sekali jika diberikan kepada Pak Karman. Ia

ditemukan tewas di ruang kerjanya karna ditikam oleh suami dari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

mahasiswa yang dilecehkannya. Kehidupan Zahrana semakin

membaik, dia sudah bisa ikhlas menerima kenyataan karena

ditinggal oleh dua orang yang dicintainya. Tanpa disangka-sangka

menjelang maghrib dr.Zulaikha ibunya Hasan datang kerumah

Zahrana untuk melamarkan putranya, Zahrana masih belum

percaya karena hasan adalah mahasiswanya. Namun dr.Zulaikha

terus meyakinkan Zahrana akan keseriusannya. Tanpa berfikir

panjang Zahrana menerima lamaran Hasan.

18) Halaman 271-276: Usai akad mereka hidup bersama dan

merencanakan masa depan keluarga kecil mereka termasuk untuk

melanjutkan menempuh gelar doktornya.

e. Latar

Istilah latar adalah terjemahan dari istilah Inggris setting. Latar

atau setting disebut juga sebagai landas tumpu, menyaran pada

pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat

terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan Abrams (dalam

Nurgiyantoro, 2005: 216).

Setting adalah latar peristiwa dalam karya fiksi, baik berupa

tempat, waktu, maupun peristiwa, serta memiliki fungsi fisikal dan

fungsi psikologis (Aminuddin, 2002: 67).

Latar memberikan pijakan cerita secara konkret dan jelas. Hal

ini penting untuk memberikan kesan realistis kepada pembaca,

menciptakan suasana tertentu yang seolah-olah sungguh-sungguh ada

dan terjadi. Dengan demikian, pembaca merasa dipermudah untuk

mengoperasikan daya imajinasinya, di samping dimungkinkan untuk

berperan serta secara kritis sehubungan dengan pengetahuannya

tentang latar. Pembaca dapat merasakan dan menilai kebenaran,

ketepatan, dan aktualisasi latar yang diceritakan sehingga lebih akrab.

Pembaca seolah-olah merasa menemukan dalam cerita itu sesuatu yang

sebenarnya menjadi bagian dirinya. Hal ini akan terjadi jika latar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

mampu mengangkat suasana setempat, warna lokal, lengkap dengan

perwatakannya ke dalam cerita (Aminuddin, 2002: 217).

Posisi dan fungsi latar amat penting dalam cerita. Berkat

adanya latar maka suatu keadaan tertentu akan lebih terungkapkan.

Sering terjadi, latar ikut membantu pembaca untuk lebih menghayati

suasana terjadinya suatu peristiwa dalam cerita tersebut. Pembaca

seolah-olah mengalami peristiwa tersebut atau ikut terhanyut ke dalam

suasana, misalnya perang, aman dan damai, mengerikan dan

menakutkan. Latar cerita terkadang bisa mengungkapkan semangat

jaman tertentu, misalnya dengan local colour atau warna setempat,

seperti jelas terlihat dalam cipta sastra angkatan Balai Pustaka yang

masih bersifat kedaerahan, berikut temuan latar yang ada dalan novel

Cinta Suci Zahrana karya Habiburrahman EL-Shirazy.

1) Latar Waktu

Latar waktu dapat memberikan penjelasan mengenai masa

atau zaman terjadinya cerita. Penggunaan waktu dalam novel

Cinta Suci Zahrana ini dengan menyebutkan waktu seperti, jam

dua siang, dua menit lagi, satu jam lagi, seminggu berlalu, malam,

pagi, siang. Seperti pada halaman satu berikut ini:

“Gerimis terus turun. Ia melihat jam tangannya. Jam dua

siang. Ia mendesah menghela nafas dalam-dalam. Dua

puluh menit lagi ia akan masuk pesawat dan terbang ke

Singapura, lalu terbang ke Beijing, China.” (CSZ: 2011: 1).

Dan terdapat juga seperti berikut:

“Hampir tengah malam, bandara terbesar di daratan China

itu masih ramai. Ribuan orang berlalu lalang menyeret dan

menenteng barang bawaannya” (CSZ, 2011: 49).

2) Latar Tempat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Latar tempat dapat berupa lokasi terjadinya cerita. Dalam

novel Cinta Suci Zahrana terdapat beberapa latar tempat seperti

pada bagian awal novel ini berlatar di bandara karena Zahrana akan

berangkat ke China, selanjutnya berlatar di China yang

menceritakan betapa megahnya gaya arsitektur Tsinghua

University dan beberapa bangunan tua di China seperti mesjid

Niujie. Pada pertengahan cerita novel ini berlatar di daerah

Semarang tepatnya di daerah Mangunkarsa. Namun di Akhir novel

ini kembali berlatar di China karena Zahrana menerima beasiswa

yang ditawarkan universitas Fudan. Hasan pun memilih

melepaskan beasiswa di Malaysia dan lebih memilih kuliah di

China mengikuti istrinya untuk sekalian berbulan madu. Tembok

besar China menjadi saksi atas sucinya cinta mereka.

Selain menyebutkan nama-nama kota ataupun Negara

seperti diatas, novel ini juga menerangkan keberadaannya waktu

itu, seperti di hotel, auditorium, rumah, kampus, bengkel, kamar

dan ruang kantor.

“Boleh jadi ini adalah hotel pertama berkelas International.

Suasananya menentramkan. Sejuk karena memiliki banyak

kebun. Hotel ini sangat dekat dengan jantung kota. Dan

hanya lima menit ke pasar Xiushui, juga dekat dengan

Tiananmen Square.” (CSZ, 2011: 54).

Kutipan di atas menggambarkan sebuah hotel di China

dengan segala fasilitasnya. Sedangkan di bawah ini kutipan yang

menggambarkan tempat dimana Zahrana akan berpidato.

“Zahrana memasuki ruang auditorium dengan langkah

sedikit gemetar. Ruangan itu sudah hampir penuh. Vincent

mengajaknya ke barisan paling depan. Ratusan pasang mata

memandangnya. Vincent mengenalkan Zahrana pada orang-

orang penting yang ada di barisan paling depan, termasuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Rektor Tsinghua University, Menteri Pendidikan RRC, para

guru besar, para duta besar dan lain sebagainya. Zahrana

dipersilahkan duduk tepat disamping guru besar Fakultas

Teknik Fudan University, namanya Prof Jiang Daohan.”

(CSZ, 2011: 65).

3) Latar Sosial

Latar sosial menyaran pada hal-hal yang berhubungan

dngan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat, Tata

cara kehidupan masyarakat mencakup berbagai masalah dalam

lingkup yang cukup kompleks. Ia dapat berupa kebiasaan hidup,

adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berfikir dan

bersikap, dan lain-lain yang tergolong latar spiritual (Nurgiyantoro,

2005 : 233).

Latar sosial yang ada dalam novel Cinta Suci Zahrana ini

adalah mengenai sikap hidup. Hal ini digambarkan pada kisah

keluarga Zahrana yang berasal dari keluarga sederhana, akan tetapi

Zahrana tidak minder dengan kondisi keluarganya. Justru karena

itu dia terus belajar dan bekerja keras agar bisa mengangkat derajat

keluarganya dimata masyarakat pada umumnya. Seperti tampak

dalam kutipan berikut:

“Maka nduk, kamu sekolahlah setinggi-tingginya. Jangan

sampai nasibmu kayak ibu dan bapakmu. Kalau sekolahnya

rendah itu tidak diajeni sama orang.” (CSZ, 2011: 7).

Berdasarkan keterangan-keterangan di atas, jelaslah bahwa

latar sangat diperlukan untuk mendukung unsur-unsur instrinsik

yang lainnya seperti tokoh dan penokohan, sehingga dapat menjadi

suatu karya sastra yang estetik.

f. Sudut Pandang (Pusat Pengisahan)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2005: 248) Sudut pandang, point

of view, menyaran pada sebuah cerita dikisahkan. Ia merupakan cara

dan atau pandangan yang dipergunakan pengarang sebagai sarana

untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar dan berbagai peristiwa yang

membentuk dalam cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca.

Dalam novel Cinta Suci Zahrana ini dibuat berdasarkan sudut

pandang orang ketiga. Terlihat dari penggunaan kata dia sebagai kata

pengganti orang ketiga.

“Dalam hati Ia mendoakan para mahasiswanya itu, semuanya

sukses dan jadi orang yang berhasil kelak. Lebih berhasil dari

dirinya. Ia pernah mendengar kalimat yang indah dari salah

satu guru SMA dulu, “Guru yang berhasil adalah yang mampu

mengantarkan muridnya lebih berhasil dari dirinya. Itulah guru

sejati.” Ia berharap bisa mengantarkan mahasiswanya meraih

prestasi Internasional melebihi dirinya” (CSZ, 2011: 57).

g. Gaya Bahasa

Gaya bahasa menurut Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2005:

276) diartikan sebagai cara pengucapan bahasa dalam prosa atau

bagaimana seorang pengarang mengungkapkan sesuatu yang akan

dikemukakan. Gaya Bahasa atau majas dalam novel Cinta Suci

Zahrana didominasi oleh hiperbola. Adapun pemajasan lain yang

terdapat dalam novel Cinta Suci Zahrana adalah personifikasi dan

simile.

1) Majas Hiperbola

Hiperbola merupakan gaya bahasa yang mengandung suatu

pernyataan yang berlebihan, dengan membesar-besarkan sesuatu.

Hasil analisis majas hiperbola dalam novel Cinta Suci Zahrana

adalah sebagai berikut.

a) “Suaranya menderu, roda-rodanya menapak dan

mencengkeram landasan.” (CSZ, 2011: 1).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Pemanfaatan gaya bahasa hiperbola terlihat pada kalimat di

atas, yang dimaksudkan pada kalimat diatas adalah suara

pesawat yang akan turun dan roda pesawat yang mulai

menyentuh landasan, kata menderu dan mencengkeram

merupakan kata yang melebih-lebihkan untuk menggambarkan

keadaan pesawat yang akan mendarat.

b) “Pesan dari Ibunya itu benar-benar menancap dalam

dadanya”(CSZ, 2011: 8).

Hiperbola adalah majas yang mengandung suatu pernyataan

yang berlebihan dengan membesar-besarkan sesuatu. Kalimat

di atas membesar-besarkan sesuatu yaitu yang terdapat pada

kalimat menancap di dadanya, yang dimaksudkan disini

adalah nasihat dari ibunya benar-benar membuat ia tersadar.

c) “Ia keluar ruangan dari ruangan Dekan dengan hati berbunga-

bunga”(CSZ, 2011: 11).

Kalimat diatas memanfaatkan gaya bahasa hiperbola karena

penggunaankata berbunga-bunga dirasa berlebihan, kalimat

diatas dimaksudkan untuk menggambarkan hati seseorang

yang sedang bahagia.

d) “Ia paling antusias jika diminta bercerita tentang perjuangan

hidupnya yang penuh tetesan keringat, peluh, dan darah”(CSZ,

2011: 30).

Penggunaan gaya bahasa hiperbola sangat terlihat pada

kalimat di atas, karena penggunaan kata yang sangat

berlebihan seakan-akan ia sedang perang dengan tetesan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

keringat, peluh, dan darah padahal ia hanya menceritakan

perjuangan hidupnya untuk meraih kesuksesan.

e) “Nikmatnya mendengar suara ibunya mengaji. Ia seperti

merasakan ada aliran kesejukan menyusup ke syaraf-

syarafnya, sehingga sesaat ia seperti terbebas dari segala

bentuk tekanan.”(CSZ, 2011: 154)

Penggunaan gaya bahasa hiperbola terlihat pada

kata menyusup, ini membuat kalimat di atas terlihat

berlebihan, padahal yang dimaksud dalam kalimat di atas

adalah Zahrana yang merasa tentram hatinya karena

mendengar ibunya yang sedang mengaji.

f) “Sore itu kota Semarang kembali gelap. Langit hitam pekat.

Kilat berdenyar-denyar.” (CSZ, 2011: 171).

Penggunaan gaya bahasa hiperbola terlihat pada

kalimat Langit Hitam Pekat. Kilat berdenyar-denyar. Ini

terlalu berlebihan untuk menggambarkan keadaan langit

yang mendung dan akan turun hujan disertai kilat tanda

akan turun hujan deras.

g) “Keringat yang mengalir, lengan yang kekar terbakar matahari

menambah pesona tersendiri.” (CSZ, 2011: 239).

Kalimat di atas dapat dikategorikan dalam gaya

bahasa hiperbola, karena kalimat di atas hanya bertujuan

untuk menggambarkan kekaguman Zahrana kepada

Rahmad yang gagah dengan keringat dan badannya yang

kekar.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

2) Majas Personifikasi.

Majas personifikasi adalah gaya bahasa yang meramalkan

benda-benda mati seolah-olah hidup atau mempunyai sifat

kemanusiaan. Hasil analisis majas personifikasi dalam novel Cinta

Suci Zahrana adalah sebagai berikut.

a) “Daun-daun menari bergesekan tertiup angin.” (CSZ, 2011:

37).

Kalimat tersebut dikategorikan sebagai gaya bahasa

personifikasi karena kabut diibaratkan sebagai benda hidup,

sama seperti manusia yang dapat melakukan kegiatan menari,

daun diibaratkan dapat menari layaknya manusia. Padahal

makna kalimat tersebut adalah daun yang bergerak karena

adanya angin.

b) “Rerumputan meringkuk dalam basah.” (CSZ, 2011: 37).

Kalimat tersebut memanfaatkan penggunaan gaya bahasa

personifikasi, karena meringkuk merupakan kegiatan yang bisa

dilakukan oleh manusia, dalam kalimat di atas di jelaskan

rumput dapat meringkuk layaknya manusia, makna yang

sebenarnya adalah rumput yang tumbang karena tersiram air.

c) “Air berlarian masuk selokan bersama daun-daun kering,

ranting-ranting patah dan sampah.” (CSZ, 2011: 37).

Kalimat di atas dikategorikan sebagai gaya bahasa

personifikasi karena kegiatan berlari hanya dapat dilakukan

oleh makhluk yang bernyawa, air, daun, dan ranting tidak

dapat berlari seperti hewan maupun manusia. Makna dari

kalimat di atas adalah aliran air yang deras yang dapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

menghanyutkan daun kering dan ranting patah ke dalam

selokan.

d) “ Pak Munajat berjalan setengah berlari, ia seperti dikejar

hujan yang turun menderu.” (CSZ, 2011: 171).

Kalimat di atas memanfaatkan gaya bahasa

personifikasi karena menyamakan hujan dengan manusia yang

bisa mengejar, yang dimaksudkan dalam kalimat di atas adalah

Pak Munajat yang berjalan setengah berlari karena takut hujan

akan semakin turun deras.

3) Majas Simile

Majas simile atau perumpamaan dapat diartikan suatu majas

yang membandingkan dua hal/benda dengan menggunakan kata

penghubung. Hasil analisis majas simile dalam novel Cinta Suci

Zahrana adalah sebagai berikut.

a) “Sungai yang meliuk-liuk seperti ular yang panjang” (CSZ,

2011: 86).

Kalimat di atas dikategorikan sebagai gaya bahasa

simile karena terdapat kata pembanding seperti. Dalam

konteks ini menjelaskan sungai yang memiliki tikungan

curam.

Dari temuan-temuan di atas, dapat kita tarik kesimpulan bahwa

unsur-unsur intrinsik yang meliputi tema, amanat, tokoh, alur, latar, sudut

pandang, dan gaya bahasa, merupakan unsur pembangun yang saling

melengkapi, hal ini menjadi salah satu acuan penilaian baik atau tidaknya

sebuah karya sastra dan mutu penceritaan. Dilihat dari hasil analisis

unsur instrinsik, novel Cinta Suci Zahrana ini merupakan salah satu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

karya sastra yang memiliki nilai tinggi karena unsur intrinsik di

dalamnya saling padu untuk menciptakan sebuah cerita yang membangun

jiwa bagi setiap para pembacanya.

2. Beban Psikologis Tokoh Utama Novel Cinta Suci Zahrana

Novel Cinta Suci Zahrana karya Habiburrahan El Shirazy ini

menggambarkan sebuah novel yang menceritakan beban psikologi atau

tekanan batin yang dialami oleh tokoh utama yaitu Zahrana.

Beban utama yang dialami oleh tokoh utama yaitu Zahrana sangat

mendominasi cerita, dimana terjadi konflik yang menyebabkan beban

tersendiri dalam kejiwaan seorang Zahrana. Terkait dengan teori

kepribadian psikoanalisis sigmund freud yang terdiri dari tiga sistem yaitu

id, ego, dan super ego terdapat hubungan antara sistem dengan novel

Cinta Suci Zahrana :

Id , pada novel Cinta Suci Zahrana ini ada pada keinginan dalam

hati seorang Zahrana untuk meraih gelar tertinggi dalam bidang akademik,

selalu berambisi untuk mendapatkan banyak penghargaan dan pujian dari

dalam maupun luar negeri.

Ego, Zahrana melakukan upaya apa saja untuk mewujudkan

keinginanya itu dengan tekun belajar, melanjutkan studi di Universitas

ternama di Indonesia sepeti UGM dan ITB sampai pada puncak

prestasinya ia mendapatkan penghargaan dari Tsinghua University di

Beijing, China.

Super ego, sesuai dengan norma yang berlaku dalam kehidupan

keluarga dan masyarakat, dalam hal akademik Zahrana mendapatkan

segalanya, tetapi dalam kehidupan pribadinya ia tak dapat membahagiakan

kedua orangtuanya lantaran dia sudah sangat menikmati untuk mengejar

gelar akademik, ia lupa akan kodratnya sebagai perempuan untuk menikah

dan memberikan cucu kepada kedua orangtuanya yang sudah tua, di usia

yang sudah mencapai 34 tahun dia belum juga mendapatkan pasangan

hidup, ini menjadi gunjingan tersendiri bagi tetangga-tetangga dan orang-

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

orang yang ada di sekeliling Zahrana karena dalam masyarakat kita, usia

34 tahun untuk seorang wanita adalah usia yang terlalu tua untuk

mengabaikan kehidupan rumah tangga. Sehingga Zahrana sering disebut

perawan tua oleh orang sekelilingnya.

Apa yang menurut Zahrana benar belum tentu benar pula di

mata orang lain, ini membuat beban tersendiri bagi Zahrana. Berikut

beberapa masalah yang bertubi-tubi yang membuat jiwa Zahrana semakin

tertekan dan akhir bahagia yang di alami Zahrana.

a. Keinginan Untuk Menikah

Beban psikologi pada tokoh utama yang ada dalam novel ini

adalah rana sebagai tokoh utama yang mempunyai keinginan untuk

segera menikah. Tetapi usia yang sudah tiga puluh empat tahun belum

juga menemukan jodohnya. Dengan usia yang sudah kepala tiga ini,

rana menjadi tidak yakin apakah masih ada pemuda yang mau menikah

dengannya. Permasalahan ini dapat dilihat pada percakapan di bawah

ini :

“Aku juga sebenarnya sudah memikirkannya Lin. Tapi sekarang

di umurku yang sudah tiga puluh empat tahun, pemuda mana

yang mau denganku?” (CSZ, 2011: 107).

Rana semakin ragu apakah masih bisa ia menemukan pasangan

hidupnya mengingat usianya yang sudah kepala tiga. Pikiran Rana yang

takut sampai kapan ia akan menunggu dan menemukan pasangan

hidupnya ditambah dengan desakan orangtua yang menginginkan Rana

segara menikah dan hanya dengan menikah itulah yang dapat

membahagiakan orangtuanya.

b. Keinginan orangtua

Beban psikologi yang Zahrana alami sebagai tokoh utama dalam

novel ini adalah menggambarkan sebuah beban yang berasal atau

disebabkan oleh keinginan orangtua dan desakan dari orangtuanya

selain dari rasa khawatir dan kecemasannya sendiri. Keinginan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

orangtua Zahrana yang ingin agar Zahrana segera untuk menikah dan

tidak terus-terusan mencari penghargaan atau gelar. Seperti yang

diceritakan dalam penggalan percakapan antara Zahrana dan Lina

temannya sebagai berikut :

“Ya aku tahu itu. Aku sangat senang kau mengerti mereka. Tapi

saat ini ada yang sangat mereka inginkan, dan keinginan mereka

bukan melihat kau diwisuda lagi atau menerima penghargaan ini

dan itu. Bagi mereka apa yang ia lihat dari putrinya sudah

sangat cukup. Mereka sudah sangat bangga padamu. Mereka

Cuma ingin lihat satu hal darimu.” “Apa itu ?”. “Mereka Cuma

ingin melihat kamu punya anak. Mereka ingin kau memberikan

mereka cucu yang bisa menghibur mereka dan membuat mereka

tidak kesepian. Itu saja. Masalahnya kau tidak memikirkan

keinginan mereka ini, yang kau pikirkan adalah bagaimana

dapat penghargaan ilmiah. Bisa jadi malah setelah dari China

kau ingin melanjutkan kuliah lagi. Ingin meraih doktor.” (CSZ,

2011: 106).

Cerita tersebut menceritakan bahwa niat rana sukses dengan

mencari gelar maupun penghargaan itu untuk membahagiakan orangtua

tetapi semua seakan sia-sia. Orangtua tidak menginginkan hal itu dari

Rana, yang orangtua inginkan adalah Rana untuk segera menikah dan

memberi cucu bagi orangtuanya. Sedangkan Rana sendiri juga

menginginkan untuk segera punya suami, tetapi belum juga mendapat

pasangan atau seorang pria sesuai dengan yang ia inginkan.

Kenyataan Rana belum menikah hingga usia sudah mencapai

kepala tiga, hal ini membuat malu orangtuanya. Dengan rasa malu

orangtuanya terhadap tetangga-tetangga tersebut, membuat beban

tersendiri untuk batin rana. Beban semakin bertambah dengan keadaan

ayah Rana yang sudah emosi dan kecewa dengan Rana dikarenakan di

mata sang ayah, Rana hanya mementingkan keinginannya sendiri untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

terus-menerus mencari gelar dan penghargaan tanpa memikirkan

keinginan orangtuanya agar ia segera menikah. Beban karena rasa malu

orangtua yang disebabkan karena dirinya ini dapat dilihat dari

perkataan atau ucapan dari sang ayah sebagai berikut :

“O, gitu, to? Kebanggan apa? Nyatanya semakin kamu terkenal,

dapat banyak penghargaan, malah semakin bikin malu orangtua!

Kamu bangga, kami malu!” (CSZ, 2011: 114).

Rana yang mengira dan mengharapkan dengan dia banyak

mendapat penghargaan itu bisa membuat orangtua semakin bangga

dengan dirinya tetapi malah sebaliknya, dengan penghargaan itu,

anggapan orangtua adalah hal yang semakin membuat malu

orangtuanya. Anggapan orangtua terhadap rana hanya ingin senang-

senang dan dipuji kepandaiannya dan sampai sudah berumur belum

menikah juga. Seperti percakapan dari Ayah dengan ibunya berikut ini :

“Bu! Tanya anakmu ini, sampai kapan dia mau senang-senang

cari gelar, cari penghargaan, dipuji-puji kepinterannya. Sampai

lupa umur dan jadi perawan tua. Sampai kapan begini terus?”

Kata Pak Munajat lebih keras. “ (CSZ, 2011: 115).

Dengan kata-kata keras dari Ayah itu, Rana semakin tertekan

dan beban dalam batinnya semakin berat. Perjuangan dia untuk meraih

prestasi yang bertujuan untuk membahagiakan orangtuanya, tetapi tidak

dihargai dan tidak membuat Ayahnya bangga dan bahagia. Kata-kata

dari sang ayah yang beranggapan Rana lupa akan umurnya sekarang

adalah hal yang keliru. Rana sebenarnya sudah menginginkan dan

memikirkan untuk menikah. Tetapi Allah belum mempertemukan ia

dengan jodohnya. Kesabaran Rana menunggu hadirnya jodoh penuh

dengan keikhalasan agar dapat menemukan jodoh yang baik untuk dia

dan Rana tidak mau buru-buru dalam menentukan pilihan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

Beban Rana tidak hanya sebatas pada umur yang sudah kepala

tiga tetapi belum menemukan jodohnya. Beban semakin bertambah

ketika ia mengetahui kalau ayahnya menderita sakit jantung yang sudah

parah. Sedangkan Rana merasa bahwa dirinya belum bisa menuruti

keinginan orangtuanya. Selama ini Rana sudah berusaha dan berjuang

untuk dapat membahagiakan dan menyenangkan orangtuanya. Tetapi

anggapan bagi orangtuanya berlainan dengan anggapan Rana. Rana

berusaha dan berjuang untuk menyelesaikan kuliah dan mendapat gelar-

gelar yang seharusnya dapat dibanggakan, tetapi hal itu tidak berarti

apa-apa untuk orangtuanya terutama ayahnya. Mereka beranggapan

bahwa yang bisa membahagiakan dan menyenangkan hatinya sebagai

orangtua Rana adalah segera dapat menyaksikan Rana menikah.

Nasihat dan pesan dari ibu Rana, seakan seperti suatu ancaman

bagi Rana. Dengan pesan dari ibunya itu, Rana semakin tertekan dan

merasa tidak berharga di mata orangtua karena belum menikah juga

pada usia yang sudah tua. Nasihat dari ibu Rana tersebut adalah ketika

Rana dan ibunya sedang bercakap-cakap sebagai berikut :

“Senangkanlah hati Bapakmu. Kalau bisa penuhilah permintaan

dia. Kau anaknya satu-satunya, orang yang sangat dikasihaninya

selain ibu.” (CSZ, 2011: 116).

“Jangan sampai kau menyesal di kemudian hari. Kau juga harus

ingat umurmu sudah tidak muda lagi” (CSZ, 2011: 190).

Beban psikologi yang ada dalam diri Rana semakin bertambah.

Kata-kata nasihat dari ibunya membuat hati Rana terpukul. Kata-kata

dari ibu tersebut selalu terngiang-ngiang dalam benaknya. Sebagai anak

satu-satunya seharusnya dia bisa membahagiakan orangtuanya, bisa

memenuhi permintaannya. Kenyataan pahit bagi Rana yang belum bisa

memenuhi permintaan orangtuanya sangat memukul hari Rana. Kata-

kata dari ibu yang menyangkut umur dia sekarang dirasa menusuk

hatinya. Seakan dengan umur yang sudah tidak muda lagi itu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

kesempatan untuk memenuhi keinginan orangtuanya yaitu dengan

menikah adalah hal yang mustahil. Tetapi Rana sendiri tidak dapat

melakukan apa-apa selain bersabar menunggu ada seorang pria yang

melamarnya dan yang sesuai dengan keinginannya. Rana hanya bisa

pasrah dan meminta kepada Allah untuk segera dipertemukan

jodohnya.

Ketakutan dan kekhawatiran Rana dengan ayah yang sakit

jantung membuat Rana menjadi takut dan tertekan. Tekanan dan

ketakutan ini adalah ia membayangkan jika ayahnya tidak dapat

menyaksikan dia ketika nanti ia menikah karena mengingat sakit sang

ayah sudah parah.

c. Lamaran

Permasalahan dan cobaan yang diterima Rana hingga membuat

beban batinnya semakin bertambah. Beban yang ia rasa tidak hanya

karena desakan dari orangtua atau gunjingan-gunjingan dari tetangga-

tetangga. Beban yang lain yang Rana rasa dan terima adalah ketika Pak

Karman yang tak lain adalah Dekan Kampus dimana ia bekerja

menyatakan keinginannya untuk melamarnya.

Lamaran dari Pak Karman sangat menekan batinnya. Hal ini

karena Pak Karman adalah orang yang tidak ia harapkan karena ia tidak

bermoral, sudah punya istri tetapi masih suka dan sering menggoda

wanita-wanita cantik termasuk mahasiswanya. Lamaran Pak Karman

membuat batin Rana tertekan dapat diambil dari penggalan cerita pada

novel sebagai berikut :

“Suasana pertemuan yang hangat itu membuat Zahrana bisa

sedikit melupakan tekanan batinnya atas lamaran Pak

Karman….” (CSZ, 2011: 157).

Setelah Pak Karman datang ke rumah untuk melamar dirinya,

hari-hari Rana seakan suram dan gelap. Semangat Rana tidak seperti

biasanya dan selalu terbayang-bayang wajah Pak Karman. Dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

keadaan yang seperti ini membuat batin Rana semakin tertekan dengan

keadaan dan kebingungan harus berbuat apa dan bagaimana baiknya.

Beban Rana berkurang ketika mahasiswanya yaitu Hasan dan Nina

datang ke rumahnya dan tercipta suasana yang membuat Rana lupa

dengan tekanan batin karena lamaran dari Dekannya tersebut.

Keinginan dan harapan yang besar dari orangtua Rana agar

Rana mau menerima lamaran itu semakin membuat batinnya tertekan

dan berat. Meskipun orangtuanmya tidak secara langsung menyuruh

Rana untuk menerima lamaran itu, tetapi dari cara bicara orangtuanya

sangat terlihat bahwa mereka mengharapkan Rana menerima lamaran

dari Pak Karman yang sama sekali tidak pernah ada dalam bayangan

dan pikiran Rana untuk menjadi istri dari dekannya tersebut. Cara

bicara orangtua rana yang menunjukkan keinginan dan harapan

orangtuanya itu adalah sebagai berikut :

“ Buatlah kami bangga kamu menikah dengan orang yang

terhormat dan terpandang, sehingga penantian kamu tidak sia-

sia”. Kalimat itu terus terngiang-ngiang dalam telinga, dada dan

pikirannya. Jelas sekali kedua orangtuanya menginginkan ia

menerima lamaran itu.” (CSZ, 2011: 183).

Semakin tertekan batin Rana ketika orangtuanya menginginkan

dan mengharapkan Rana untuk menerima lamaran dari Pak Karman.

Orangtua Rana terutama Ayahnya sangat mengharapkan dan menyuruh

agar Rana menerima lamaran dari Pak Karman. Tetapi hal ini berlainan

dengan hati Rana yang sangat menolak lamaran tersebut. Sampai

berujung perselisihan antara Rana dan ayahnya karena permasalahan

lamaran ini. Di mata ayahnya, Pak Karman adalah orang yang baik,

terpandang dan terhormat, jadi tidak ada alasan untuk Rana untuk

menolak lamarannya dan dari segi umur masih lebih muda Pak Karman

bila dibandingkan dengan ayahnya jadi masih pantas untuk jadi suami

Rana.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

Anggapan dan penilaian ayah Rana terhadap Pak Karman sangat

berlainan dengan hati Rana. Rana yang lebih tau siapa sebenarnya Pak

Karman dan bagaimana sikap dan moralnya. Tetapi Rana tidak ingin

menceritakan bagaimana Pak Karman yang sesungguhnya kepada

orangtuanya.

d. Teror Sms

Sejak Rana menolak lamaran dari Dekannya yaitu Pak Karman,

Pak Karman tidak begitu saja diam dan menerima kenyataan bahwa

Rana menolak lamaran darinya. Pak Karman berusaha balas dendam

karena penolakan Rana tersebut. Pak Karman selalu meneror Rana

dengan mengirim sms yang berisi ejekan dan ancaman-ancaman yang

lain. Teror sms yang berisi ejeken contohnya yang terdapat pada novel

berikut ini :

“Sedang apa perawan tua:”

“Ternyata jadi perawan tua itu indah.”

“Jangan-jangan jilbabmu itu kedok untuk menutupi daging

tuamu yang sudah busuk di kerubung lalat!” (CSZ, 2011: 223).

“Apa kabar Perawan Tua?”

“Kelapa itu semakin tua semkain banyak santannya. Banggalah

jadi perawan tua!” (CSZ, 2011: 224).

Teror sms tersebut menjadi beban psikologi bagi Rana. Menjadi

perawan tua seakan itu merupakan sesuatu yang sangat hina. Anggapan

bahwa jilbab yang dikenakan Rana hanya untuk kedok sangat memukul

hati Rana. Teror sms yang dikirim Pak Karman sangat menyakitkan

hati. Rana semakin pesimis dan tidak yakin apakah akan dapat

mewujudkan keinginan orangtuanya yang menginginkan ia untuk

segera menikah.

Pak Karman tidak puas dengan teror sms yang dikirim kepada

Rana. Setelah ia menerima undangan pernikahan dari Rana. Teror sms

masih dikirim untuk mengancam Rana. Ancaman sms dari Pak Karman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

membuat Rana ketakutan dan cemas hingga membuat pikiran Rana

bertanya-tanya apa maksud dari sms tersebut. Sms ancaman dari Pak

Karman terdapat pada novel berikut :

“Apa kabar perawan tua? Jika kau telah beli gaun pengantin.

Sebaiknya kau kembalikan saja. Kau tak akan memakainya di

hari pernikahan yang telah kau tentukan. Kau masih akan lama

menyandang statusmu sebagai perawan tua. Bukankah jadi

perawan tua itu indah. Tiap saat dilamar banyak orang dan bisa

dengan semena-mena menolaknya. Kenapa kau tidak

menikmatainya saja? Kenapa tergesa-gesa? Demi kebaikanmu

sendiri, sebaiknya kau kembalikan saja gaun pengantinmu itu.

Jadilah perawan tua selamanya.” (CSZ, 2011: 246).

SMS yang diterima Rana tersebut seakan ancaman yang

diberikan kepadanya dari Pak Karman. Dengan sms itu, menjelaskan

bahwa Pak Karman mempunyai maksud dan niat yang tersembunyi

yang bertujuan untuk menggagalkan pernikahan yang telah disusun dan

direncanakan itu. Setelah menerima sms ancaman itu, Rana tidak bisa

tenang dan semakin menjadi ketakutan.

e. Kehilangan Bapak dan Calon Suami

Beban psikologi Rana dalam novel ini penuh dengan rasa haru.

Tidak hanya berhenti pada teror yang membuat Rana menjadi selalu

ada beban yang merupakan beban psikologi bagi dia. Di hari bahagia

dan yang ditunggu-tunggu itu akhirnya datang. Hari dimana dia

menikah dengan calon suami yang selama ini diimpikan. Hari

pernikahan yang seharusnya menjadi hari yang membahagiakan

baginya tetapi justru memberikan kesedihan baginya.

Kesedihan di hari yang seharusnya menjadi hari bahagia buat

Rana itu adalah dengan meninggalnya Rahmad calon suaminya.

Rahmad meninggal karena kecelakaan kereta api. Mendengar kabar itu,

Rana tidak percaya dan sangat terpukul berat dalam hatinya. Tidak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

hanya Rana yang kaget dan tidak percaya dengan kabar tersebut, Bapak

Rana mendengar kabar kecelakaan itu seketika jatuh dan penyakit

jantungnya kambuh hingga akhirnya sang Ayah tidak kuat dan

meninggal dunia.

Keadaan yang membuat Rana sangat terpukul dan membuat

beban dalam kehidupan Rana membuat ia merasa tidak sanggup untuk

hidup. Harapan yang selama ini ada seakan sudah tidak ada lagi, semua

seperti sudah pupus bagi Rana. Harapan yang sudah pupus dan merasa

bahwa ia tidak kuat terdapat pada percakapan dalam novel berikut :

“Entahlah Lin, harapanku sudah pupus. Aku merasa tidak

bergairah hidup lagi.” “Tidak Rana. Kau tidak boleh pupus

harapan. Ingatlah Allah Maha luas kasih sayang-Nya.

Percayalah ini Cuma ujian kecil. Masih banyak hamba Allah di

muka bumi ini yang diuji dengan ujian yang jauh lebih besar

dari yang kau alami. Ayolah Rana, kau harus tabah! Kau tak

boleh menyerah. Putus asa berarti kau menyerahkan dirimu

dalam perangkap setan!” “Yah do‟akan aku ya Lin. Semoga aku

kuat. Tapi bagiku ini sangat berat!” (CSZ, 2011: 251).

Terpukul dan kecewa karena calon suaminya meninggal di hari

pernikahannya, bertambah dengan kenyataan bahwa Bapaknya

meninggal menyusul calon menantunya. Beban semakin berat karena

Rana merasa belum bisa membahagiakan orangtuanya, belum bisa

memberi apa yang menjadi keinginan orangtuanya terutama ayah yang

tidak bisa melihat ia saat duduk di pelaminan.

f. Pernikahan Zahrana

Manusia sejatinya tak luput dari salah, kesalahan, dan

permasalahan dan dari setiap permasalahan pasti tuhan menyediakan

pula jalan keluarnya, begitu pula pada masalah yang ada pada novel

Cinta Suci Zahrana ini, dalam novel ini kita di ajarkan untuk selalu

sabar dan ikhlas untuk menerima berbagai macam cobaan. Penyelesaian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

dari masalah yang dihadapi seorang Zahrana adalah ketika ia dilamar

oleh Hasan yang tidak lain adalah mahasiswa Zahrana dulu saat

menjadi dosen di Universitas Mangunkarsa, dikala Zahrana mengalami

keterpurukan Hasan datang membawa harapan baru untuk menjadikan

Zahrana istrinya.

“Bu Zahrana ini Hasan. Saya setuju dengan syarat ibu. Ibu

siapkan wali dan saksinya saya akan siapkan maharnya dan

penghulunya. Kamu sekeluarga insyaallah berangkat sekarang,

dan kami shalat isya di masjid dekat rumah Ibu.”(CSZ, 2011:

269).

“Airmata Zahrana meleleh, ia merasa bahagia diberi karunia

oleh ALLAH suami yang sholeh, yang romantis tetapi juga

sangat menjaga akhlak, adab, etika, dan tatakrama.”(CSZ,

2011: 275).

“ Zahrana menggenggam erat tangan suaminya. Kini, cinta suci

itu benar-benar ia rasakan. Hatinya tiada henti memuji

keagungan ALLAH yang maha pengasih dan Maha

Penyayang.” (CSZ, 2011: 275).

Karena kesabaran dan keikhlasannya akhirnya Zahrana hidup

bahagia dengan Hasan suaminya.

3. Nilai Pendidikan dalam Novel Cinta Suci Zahrana

a. Nilai Pendidikan Agama dalam Novel Cinta Suci Zahrana

Nilai pendidikan agama adalah menanamkan sikap pada

manusia untuk tunduk dan taat kepada Tuhan. Penanaman nilai religius

yang tinggi mampu menumbuhkan sikap sabar, tidak sombong, dan

tidak angkuh kepada sesama. Manusia akan saling mencintai dan

menyayangi. Dengan kata lain, manusia akan mampu menjalin

hubungan baik antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan

manusia maupun manusia dengan makhluk lain.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

Nilai pendidikan agama dalam novel Cinta Suci Zahrana

banyak ditunjukkan dalam deskripsi cerita, dialog antar tokoh, dan

respons para tokoh dalam menyikapi sesuatu. Sebagai suatu novel

tentunya terdapat dialog seperti pada percakapan langsung pada

umumnya. Namun percakapan ini berbentuk tulisan sehingga lebih

mudah untuk dilihat dan dibaca berulang-ulang.

Dalam sebuah novel, paragraf ataupun kalimat merupakan

sebuah ide yang ingin dituangkan oleh pengarang. Perbedaan

kemampuan pembaca untuk memahami isi novel menimbulkan

interpretasi yang berbeda-beda pula sehingga terkadang pesan yang

disampaikan oleh pengarang dipahami berbeda oleh pembaca. Hal itu

dapat disebabkan antara lain karena perbedaan pengarang dengan

persepsi pada diri pembaca. Oleh sebab itu paragraf dan kalimat yang

jelas akan lebih mudah dipahami oleh pembaca pada umumnya. Pesan

yang ingin disampaikan oleh pengarangpun dapat dipahami oleh

pembaca dengan mudah.

Penulis menyampaikan pesan-pesannya yang ingin

disampaikan lewat cerita dalam novel ini ke dalam bentuk dialog dan

deskripsi tokoh. Pesan di balik deskripsi cerita akan disampaikan

dalam bentuk potongan paragraf dan kalimat.

Adapun nilai-nilai pendidikan agama yang dapat kita ambil dari

cerita dalam novel Cinta Suci Zahrana karya Habiburrahman El

Shirazy ini adalah sebagai berikut :

Salah satu nilai pendidikan agama adalah nilai pendidikan yang

dapat memberikan contoh atau pelajaran tentang sikap atau akhlak kita

terhadap Akhlak terhadap Allah. Hal ini dapat diartikan sebagai sikap

atau perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai

makhluk kepada Tuhan sebagai khalik. Sikap terhadap Allah dapat

diwujudkan berupa mencintai Allah, berbaik sangka terhadap Allah,

berserah diri, tidak menyekutukan Allah, memohon ampunan Allah,

serta menunaikan ibadah dengan baik. Kutipan-kutipan yang terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

dalam novel Cinta Suci Zahrana yang mengandung makna nilai

pendidikan agama adalah sebagai berikut :

1) Taat Beribadah

Ibadah di dalam syariat Islam merupakan tujuan akhir yang

dicintai dan diridhai-Nya, karena Allah menciptakan manusia,

mengutus para Rasul dan menurunkan kitab-kitab suci-Nya. Di

antara keutamaan ibadah bahwasanya ibadah menyucikan jiwa dan

membersihkannya, dan mengangkat ke derajat tertinggi menuju

kesempurnaan manusiawi. Hal ini terdapat dalam novel Cinta Suci

Zahrana terdapat dalam kalimat berikut:

“Selesai sahur Zahrana membaca Al-Qur‟an sementara

ibunya shalat. Begitu azan subuh berkumandang mereka

berdua pergi ke masjid. Selain untuk shalat Subuh

berjamaah mereka juga ingin mendengarkan Kuliah Subuh

yang diadakan selama Bulan Suci Ramadhan.” (CSZ: 2011:

260).

Bulan ramadhan merupakan bulan khusus yang diberikan

kepada umat islam, bulan yang dipenuhi dengan keberkahan,

rahmat dan pengampunan. Nilai-nilai Ibadah yang lain juga

terdapat dalam penggalan novel sebagai berikut ini:

“Alhamdulillah. Terus belajar yang baik. Jangan sekali-kali

meninggalkan shalat. Jaga akhlak. Dan jangan neko-neko”

(CSZ, 2011: 6).

Shalat adalah kunci dari agama. Bagi orang yang beragama

islam, shalat adalah satu kewajiban yang tidak boleh ditinggalkan

dalam keadaan apapun kecuali hal-hal tertentu yang sudah diatur

oleh Allah. Dalam menjalankan shalat kita juga diharuskan untuk

tidak menunda-nundanya, hal ini juga terdapat dalam penggalan:

“Tetapi diam-diam dari hati yang paling dalam ia kagum

juga pada orang tua itu, kalau adzan berkumandang tak ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

yang boleh menghalanginya untuk datang ke mushalla.”

(CSZ, 2011: 75).

Hidup di dunia adalah sementara waktu saja, setelah itu kita

akan hidup kekal di akhirat. Untuk itu kita ditugaskan mencari

seberapa banyak bekal untuk di bawa ke akhirat, termasuk

menjalankan shalat. Dunia bukan tempat bersenang-senang.

Kesenangan di dunia bersifat sementara dan palsu. Menyadari

hakikat ini, perlulah kita menyediakan perbekalan untuk hidup

diakhirat kelak. Hal inilah yang terjadi dengan keluarga Zahrana,

ketika banyak sekali urusan dunia yang menghampiri mereka. Ia

tidak lupa untuk memikirkan kehidupan akhirat dengan berdzikir

mensucikan Allah. Seperti yang terdapat dalam penggalan berikut;

“…Sekarang yang ia pikirkan adalah bagaimana

menyiapkan bekal sebanyak-banyaknya untuk hidup di

kampung abadi, yaitu kampung akhirat…” (CSZ, 2011:

144).

“ Mereka ingin memiliki bekal yang cukup untuk hidup di

kampung akhirat. Maka pada jam seperti itu mereka berdua

duduk di beranda sambil merasakan hangatnya suasana

pagi juga untuk berdzikir mensucikan Allah.” (CSZ, 2011:

144).

2) Berbaik sangka kepada Allah

Sikap berbaik sangak kepada Allah adalah hal yang

diharuskan untuk kita sebagai makhluk ciptaan-Nya dengan segala

kesempurnaan bila dibandingkan dengan makhluk lainnya. Allah

lebih mengetahui apa yang seharusnya dan apa yang terbaik untuk

diri kita. Jika memang ada suatu kejadian atau peristiwa yang tidak

kehendaki atau tidak kita harapkan terjadi, hal itu bukanlah karena

Allah murka atau benci pada diri kita. Berbaik sangka kepada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

Allah setiap waktu, karena semua sudah diatur oleh kuasa-Nya.

Berbaik kepada Allah dapat kita lihat pada penggalan cerita novel

berikut :

“Kau kayak anak kecil aja, cari pekerjaan baru. Dengan

begitu kau bisa berdalih dengan seribu alasan yang

menyejukkan mereka. Bisa kau katakan tidak kerasan lagi

di kampus. Cari pengalaman baru dan lain sebagainya. Kau

jangan takut kepada apapun dan kepada siapapun kecuali

Allah. Kau harus ingat bahwa rizki, umur dan nasib apa

yang akan kita jumpai ada ditangan Allah. Allah sudah

menulis rizki kita, maka rizki kita tidak akan diserobot

orang lain. Kita hanya diminta ikhtiar sebaik-baiknya agar

mendapat rahmat Allah SWT. Anggap saja kau keluar dari

kampus itu sebagai hijrah. Hijrah dari takdir yang baik ke

takdir yang lebih baik. Umar bin Khattab pernah

mengatakan begitu” (CSZ, 2011: 207-208).

Dalam paragraf ini, Lina sebagai sahabat Zahrana

memberikan nasihat kepada temannya itu agar tidak takut kepada

apa pun kecuali Allah, walaupun Zahrana mempunyai banyak

cobaan dalam hidupnya, namun dia masih mempunyai Allah yang

Maha Besar. Allah tidak akan menelantarkan hamba-Nya selagi dia

tidak berputus asa dan selalu berusaha. Allah tidak akan

membebani hamba-Nya diluar kemampuannya. Sudah pasti kita

akan mendapatkan hikmah dari apa yang kita terima atau alami dan

nantinya akan memberikan sebuah manfaat untuk kita.

3) Berdzikir

Akhlak manusia dengan Allah yang lainnya yaitu berdzikir,

dzikir membuat hati dan badan menjadi kuat dan tegar serta

menumbuhkan rasa cinta kepada Allah. Dalam novel ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

disebutkan bahwa Ibu Nuriyah sering kali menghabiskan waktunya

untuk berdzikir. Terlihat dalam penggalan berikut ini:

“…Setiap kali ia berdzikir membaca Hauqalah itu, ia

membayangkan menanam pohon di surga. Semakin banyak

maka akan semakin banyak pohon yang ditanam dan

otomatis semakin luas kebunnya di surga” (CSZ, 2011:

145)

“Bu Nuriyah sendiri sering merasakan betapa Maha

Pengasih dan Penyayangnya Allah SWT, amalan yang

ringan seperti itu diganjar dengan pahala yang sedemikian

besar. Meski demikian banyak manusia memilih untuk

tidak menghiraukannya. Mulut digunakan untuk melukai

hati orang dengan kata-kata yang menusuk hati. Padahal

jika mulut itu digunakan untuk berdzikir ia sudah

menabung amal shaleh untuk hidup di akhirat kelak.” (CSZ,

2011: 145).

Standar dzikir yang diharapkan adalah tidak hanya sekedar

gerakan lisan saja namun memiliki bekas dan pengaruh dalam

kehidupan sehari-hari. Dengan dzikir yang banyak diharapkan

mampu menghadirkan nur (cahaya) Allah swt, begitu pula

memberikan ketenangan dan ketentraman jiwa. Karena itu,

semakin kuat iman seseorang maka akan semakin banyak pula

dzikirnya kepada Allah swt karena ia ingin selalu dekat dengan

TuhanNya.

Di bawah ini nasehat Dr. Zulaikha kepada Zahrana untuk

selalu ingat Allah dalam keadaan apapun yang ditunjukkan melalui

penggalan di bawah ini:

“Yang sudah terjadi biarlah berlalu. Diratapi seperti apapun

tak akan kembali. Jodoh itu terkadang dikejar-kejar tidak

tertangkap. Tapi terkadang tanpa dikejar datang sendiri.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

Yang paling penting adalah dekat dengan Allah dalam

keadaan susah dan bahagia. Senang dan sedih” (CSZ, 2011:

hlm. 253).

Paragraf tersebut memberikan nasihat untuk Zahrana yang

dapat kita ambil pelajarannya untuk kita jadikan sebagai pegangan

dalam kehidupan kita yaitu tetap dekat dengan Tuhan dan pasrah

kepada Tuhan. Apapun yang terjadi pada diri kita merupakan

kehendak dari Tuhan. Segala sesuatu sudah diatur oleh-Nya dan

segala sesuatu tak akan pernah terjadi jika Tuhan tidak

menghendakinya.

4) Berdoa

Doa mempunyai kekuatan yang luar biasa. Doa merupakan

salah satu bentuk ibadah yang paling mulia di sisi Allah. Doa

adalah inti sarinya ibadah. Hal ini dapat dilihat dalam penggalan

berikut:

“…Perempuan tua itu lirih berdoa semoga anaknya Zahrana

diberi keselamatan, dimudahkan urusannya dan dibukakan

hatinya untuk segera membina rumah tangga.”(CSZ,

2011:47).

Di dalam Islam, orang tua memiliki kedudukan yang mulia

terutama kaum ibu. Begitu pentingnya peran seorang ibu sehingga

Islam sangat memperhatikan kaum Ibu. Untuk itu doa seorang Ibu

sangat didengar oleh Allah, Ibu yang salehah tidak menginginkan

sesuatu untuk anaknya kecuali kebaikan. Tidak putus-putus

lisannya mendoakan anak-anaknya, derita yang menimpanya tidak

terasa, yang terpenting untuk dirinya adalah kebahagiaan anak-

anaknya.

5) Bersabar

Sabar merupakan sesuatu yang mudah diucapkan pada lisan

kita. Tetapi sabar amat sulit untuk diterapkan dalam hidup kita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

yang benar-benar dari hati kita. Orang yang bisa bersabar dalam

keadaan apapun, maka ia mendapatkan kedudukan yang tinggi di

mata Tuhan.

“Iya tinggi sekali. Ditambah lagi, itu juga..apa itu…iya kata

dokternya urat jantungnya tersumbat.” Ucap Bu Nuriyah

dengan kening berkerut. Zahrana sangat kaget mendengar

penjelasan ibunya.” “Inna Lillah...” (CSZ, 2011:116).

Paragraf di atas menunjukkan bahwa secara fitrah, setiap

orang, apapun profesinya, siapa pun jenis kelaminnya pasti selalu

menginginkan hidup yang nyaman, jauh dari rasa susah, sulit,

sempit dan keburukan. Manusia selalu melakukan berbagai macam

upaya agar selalu hidup dalam keadaan nyaman berdasarkan

pandangannya masing-masing. Tidak ada satu pun manusia

menginginkan hidup dalam kesulitan dan kesempitan. Manusia

tidak menyukai kejadian yang tidak menyenangkan, padahal sudah

mejadi fitrah bahwa hidup tidaklah akan selalu nyaman. Dan pada

saat terkena musibah hendaklah bersabar.

Kesabaran adalah sebuah keutamaan yang menghiasi diri

seseorang, di mana seseorang mampu mengatasi berbagai

kesusahan dan tetap berada dalam ketaatan kepada Allah meskipun

kesusahan dan cobaan itu begitu dahsyat. Nilai kesabaran juga

dapat dilihat pada ucapan Zahrana kepada muridnya saat

mengajarkan teknik listrik yang dihubungkan dengan nilai-nilai

kesabaran.

“Justru itulah karena dalam menggambar teknik listrik

memerlukan kesabaran yang tinggi. Maka ibu ingin kalian

memiliki ruh kesabaran itu. Mumpung kita masuk bulan

puasa. Ayo kita kaji hubungan puasa dengan kesabaran.

Dan hubungan puasa dengan penghematan. Dan juga

hubungan puasa dengan prestasi umat Islam. Kita ke

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

perpustakaan selama dua jam pelajaran. kalian membaca

yang serius. Hasil bacaan kalian, kalian presentasikan satu

per satu minggu depan.” (CSZ, 2011: 261).

Sebagai lulusan terbaik dari ITB, Zahrana selalu

mengajarkan kepada muridnya agar apa yang diajarkannya dapat

mendekatkan muridnya dengan sang Maha Pencipta, salah satunya

menghubungkan tekhnik listrik dengan Ibadah puasa dan ibadah

sabar. Ibadah sabar dan Ibadah puasa mempunyai hubungan yang

erat, Allah menjanjikan ganjaran pahala yang tidak terbatas kepada

orang-orang yang sabar. Sedangkan dalam berpuasa kita harus

bersabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allah, dan bersabar

dari semua keinginan syahwat yang diharamkan-Nya bagi orang

yang berpuasa, serta bersabar dalam menghadapi beratnya rasa

lapar, haus dan lemahnya badan yang dialami orang yang berpuasa.

Seperti halnya puasa, dalam memilih pasangan juga

dianjurkan untuk bersabar, karena Allah swt menciptakan manusia

berpasang-pasangan, supaya muncul suatu ketenangan,

kesenangan, ketentraman, kedamaian dan kebahagiaan. Hal ini

tentu saja menyebabkan setiap laki-laki dan perempuan

mendambakan pasangan hidup yang memang merupakan fitrah

manusia. Tidak gegabah dalam memilih pasangan terdapat pada

penggalan novel di bawah ini:

“Menikah adalah ibadah, tidak boleh asal-asalan. Harus

dikuati benar syarat rukunnya. Meskipun ia tahu ia sudah

jadi perawan tua yang sangat terlambat menikah, namun ia

tidak mau gegabah dalam memilih ayah untuk anak-

anaknya kelak.” (CSZ, 2011: 197).

Meskipun Zahrana sering dapat gunjingan dan cacian

sebagai perawan tua, tetapi ia tetap sabar dalam menerimanya.

Dengan adanya cacian tersebut, tidak menjadikan ia gegabah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

dalam menentukan pilihan hidupnya termasuk pasangan hidup.

Demi mendapatkan pasangan hidup yang baik untuk masa

depannya, Zahrana sabar dalam penantian dan tidak mau terburu-

buru. Dapat kita ambil hikmah dalam sebuah kesabaran dari novel

ini, yaitu setiap orang yang sabar pasti akan mendapatkan yang

terindah dan baik.

6) Bersyukur

Betapa banyak nikmat yang dianugerahkan Allah kepada

manusia. Nikmat sehat, waktu luang, masa muda, kebahagiaan,

serta nikmat lainnya yang tak terhingga. Maka bila kita ingin

menghitung nikmat yang Allah berikan, niscaya tidak akan bisa.

Inilah tanda cinta kasih Allah kepada hamba-hambaNya. Dari

semua nikmat yang Allah berikan, patutlah manusia bersyukur

kepadaNya. Nilai syukur dapat dilihat pada ucapan Pak Munajat

kepada Bu Nuriyah dalam penggalan novel berikut:

“Yang penting kita terima apa pun yang diberikan oleh

Allah dengan rasa syukur Bu. Hujan Alhamdulillah. Panas

Alhamdulillah. Mungkin memang seperti ini yang terbaik

menurut Allah. Dan semoga kita selamat, juga Rana di

Surabaya selamat.” Jawab Pak Munajat sambil duduk

(CSZ, 2011: 172)

Penggalan cerita di atas membawa para pembaca untuk

bersyukur atas apapun yang diberikan Allah SWT kepada kita saat

di dunia. Dunia adalah tempat yang tidak nyaman untuk dihuni.

Segala sesuatunya sudah ada yang mengatur dan menentukan. Baik

buruknya sudah ada yang mengatur. Tidaklah pantas jika manusia

mengeluh dan tidak sabar menghadapi cobaan hidup. Kita sebagai

manusia hanya bisa merencanakan dan berusaha, untuk hasilnya

sudah ada yang menentukan yaitu Tuhan kita. Apa yang terjadi

pada diri kita itu berarti yang terbaik untuk kita. Maka satu-satunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

jalan dan pilihan yang terbaik adalah bersyukur dengan apa yang

kita miliki atau kita terima. Bersyukur menerima apa yang terjadi

dan jika ap yang kita terima belum dapat dikatakan baik, maka kita

tidak boleh untuk berputus asa.

b. Nilai Pendidikan Sosial dalam Novel Cinta Suci Zahrana

Nilai pendidikan sosial ini berhubungan dengan masyarakat

atau sistem sosial. Tata nilai sosial tertentu akan mengungkapkan

sesuatu hal yang bisa direnungkan. Selain nilai agama yang terkandung

dalam novel cinta suci zahrana karya Habiburrahman El Shirazy ini,

terdapat juga nilai pendidikan yang terkandung di dalamnya yaitu nilai

pendidikan sosial. Nilai pendidikan sosial ini berhubungan dengan

masyarakat atau sistem sosial. Nilai pendidikan sosial ini dapat

berbentuk :

1) Dermawan

Zahrana mempunyai jiwa sosial yang tinggi. Ia merasa

hidup sebagai seorang pengajar akan lebih efektif jika dibarengi

dengan wujud nyata. Dan wujud nyata itu adalah kedermawanan.

Begitu banyak cara untuk bersikap dermawan pada sesama. Modal

yang diperlukan hanya satu yaitu kemauan tinggi untuk

melakukannya. Dan yang tak kalah penting, perbuatan baik pada

orang lain pada hakikatnya adalah berbuat baik pada diri sendiri.

Kedermawanan Zahrana dapat dilihat dalam penggalan berikut:

“Sopir taksi minta bayaran. Zahrana memberikan uang lima

puluh ribu. Ketika sopir itu mau memberikan uang kembali,

Zahrana menolak dan mengikhlaskan semuanya untuk sopir

taksi itu. Setelah mengucapkan rasa terima kasih yang

mendalam sopir taksi itu pergi melanjutkan pekerjaannya”

(CSZ, 2011: 113).

Dermawan adalah memberi sesuatu dengan ikhlas dan

tanpa membedakan orang yang ingin kita dibantu. Kita dapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

membagi-bagi kebahagiaan yang kita rasakan dan kita dapatkan

dengan orang lain salah satunya adalah seperti yang dilakukan oleh

Zahrana sebagai ucapan syukur kita kepada Tuhan dan ucapan

terima kasih kita kepada orang lain yang telah membantu kita baik

secara langsung maupun tidak langsung baik yang berwujud nyata

maupun tidak.

2) Tidak membeda-bedakan orang lain

Nilai pendidikan sosial dapat bermacam-macam bentuknya

yang dapat kita terapkan dalam kehidupan nyata kita. Nilai sosial

yang dapat kita contoh dari novel ini dapat dilihat dari penggalan

cerita sebagai berikut :

“Timbangan makmurnya sebuah negara sesungguhnya

bukan dilihat dari penghasilan para konglomeratnya, tetapi

dilihat penghasilan dan kemakmuran para petaninya, rakyat

kecilnya, rakyat umumnya. Dari China ia mendapat

pelajaran, China sangat memerhatikan nasib petaninya.

Para petani bisa mendapatkan kredit untuk

mengembangkan pertaniannya dengan bunga nol persen

dari bank-bank pemerintah. Artinya petani mendapat

perlakuan istimewa untuk maju” (CSZ, 2011: 89).

Paragaraf di atas memberi gambaran atau contoh bahwa

kita tidak boleh meremehkan atau memandang rendah orang yang

pekerjaan sehari-harinya sebagai petani. Petani telah banyak

menolong kita, tidak ada petani kita akan kesulitan dalam

memenuhi kebutuhan pokok kita terutama dalam hal makan.

Tanpa adanya petani di negara kita, sudah pasti kita akan menjadi

tergantung pada negara lain yang akhirnya merugikan kita sendiri.

Sebagai sesama manusia, tidak boleh saling membeda-bedakan

antar sesama terlebih hanya dikarenakan status sosial yang beda

dan merasa dirinya berada di atas orang tersebut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

3) Peduli dengan teman / setiakawan

Manusia adalah makhluk sosial, kita tidak dapat hidup

sendiri tanpa orang lain. Menyadari bahwa kita adalah makhluk

sosial, sudah seharusnya kita senantiasa peduli dengan sesama.

Novel ini memberi contoh untuk kita agar kita peduli terhadap

teman kita, selalu ada untuk teman baik dalam keadaan suka

maupun duka, selalu memberi dukungan untuk teman.

“Rana jika kau ingin lanjut S3 aku adalah orang pertama

yang mendukungmu.” Kata Lina. Zahrana terkejut

mendengar kata-kata Lina. “Benar Lin?”. Ya Benar. (CSZ,

2011: 107).

Sikap Lina sebagai sahabat Rana menunjukkan sikap yang

selalu peduli dengan temannya baik dalam keadaan apapun. Selalu

memberi semangat dan dukungan untuk teman adalah sikap yang

baik yang perlu diterapkan dalam kehidupan kita di bumi ini.

Sebagai teman, kita juga tidak boleh hanya selalu mendukung dan

membenarkan apa yang dikatakan dan apa yang diperbuat oleh

teman kita. Sudah selayaknya dan seharusnya bila ada teman yang

mempunyai sikap yang kurang tepat atau ada hal yang salah, kita

wajib untuk menegurnya. Sikap ini sudah diberi contoh oleh Lina

dalam novel ini :

“Maka aku adalah orang yang pertama mendukungmu jika

kau mau kuliah lagi. Tapi aku adalah orang pertama yang

kecewa padamu kalau sampai kau mengecewakan kedua

orangtuamu…” (CSZ, 2011: 107).

Teman yang baik bukanlah teman yang tidak hanya

membenarkan dan mendukung apa yang jadi pilihan dan apa yang

diperbuat oleh teman kita. Seperti yang dicontohkan oleh Lina, ia

tidak hanya mendukung atau membenarkan sikap Rana, tetapi ia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

mau menegur bila Rana bersikap salah, itu yang memberi bukti

bahwa sebagai teman harus peduli dengan temannya sendiri atau

orang lain.

4) Saling tolong menolong

Kehidupan yang tidak pasti membuat kita harus bersikap

yang selalu peduli dengan sesama dan saling menolong yang

membutuhkan. Sikap sombong sudah seharusnya dihilangkan.

Sikap saling tolong menolong merupakan sikap yang baik dan

patut untuk dicontoh. Sikap saling tolong menolong inilah yang

akan memberikan kebahagiaan dalam kehidupan. Tolong

menolong banyak bentuknya. Salah satunya seperti yang

dicontohkan oleh Lina dan Rana dalam novel ini :

“Mbak Lina tolong, kakak saya Mbak Asih sudah mau

melahirkan. Perutnya mulas dan kayaknya ada pendarahan.

Tolong bisa diantar ke rumha sakit sekarang?”…“Ayo Lin

kita antar ke rumah sakit. Kata Zahrana” “tidak Rana.

Bukan kita. Tapi aku yang akan mengantarnya. Kau harus

tetap pulang ke rumahmu menemui ayah dan ibumu.”

(CSZ, 2011: 108).

Kutipan di atas digambarkan oleh penulis sikap tolong

menolong sudah seharusnya menjadi kebiasaan kita dalam

kehidupan. Sikap yang tidak mementingkan diri sendiri dan lebih

mengutamakan kepentingan sesama merupakan suatu sikap yang

mulia seperti yang digambarkan melalui salah satu tokoh dalam

novel.

c. Nilai Pendidikan Moral dalam Novel Cinta Suci Zahrana

Nilai etika sering disamakan dengan nilai moral, yaitu suatu

nilai yang menjadi ukuran patutnya manusia bergaul di dalam

kehidupan bermasyarakat. Karya sastra sebagai ciptaan dari seorang

pengarang yang tentunya hidup dan bergaul di tengah masyarakat di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

sekitarnya, tentunya juga mengandung nilai etika atau nilai moral.

Nilai pendidikan moral yang terkandung dalam novel Cinta Suci

Zahrana karya Habiburrahman El Shirazy ini disampaikan dengan

kata-kata yang mudah diambil hikmah atau pelajarannya bagi

pembaca. Nilai pendidikan moral dalam novel ini disampaikan melalui

cerita dari tokoh-tokoh yang berperan dalam novel. Nilai-nilai

pendidikan moral dapat kita lihat pada kutipan novel sebagai berikut :

1) Berbakti kepada orang tua

Nilai moral yang ada dalam kehidupan di lingkungan kita,

dapat kita lihat dari bagaimana cara kita atau orang-orang di

sekeliling kita bersikap pada orangtuanya. Apakah orang

mempunyai moral yang baik atau tidak, salah satunya dapat dilihat

dari bagaimana ia bersikap dan memperlakukan orangtuanya baik

saat orangtua masih hidup maupun sudah meninggal. Berbakti

kepada orangtua terdapat dalam diri Zahrana, seperti yang terdapat

pada novel berikut :

“Bukan mendung, bukan petir yang menyambar dan juga

bukan hujan yang turun semakin lebat yang membuat

hatinya gamang. Wajah ayah dan ibunya yang dinginlah

yang membuat rasa bahagianya tidak sempurna, bahkan

rasa bahagia itu nyaris sirna. Ia bertanya-tanya dalam hati,

bukankah ia bersusah payah dan berjuang keras mengukir

prestasi selama ini untuk membahagiakan kedua

orangtuanya? Sebagai anak semata wayang ia tidak mau

dimanja-manja. Ia belajar keras dan bekerja tiada henti

siang dan malam demi mengangkat derajat kedua orang

tuanya. Ia ingin menunjukkan bakti terbaik kepada mereka.

Ia ingin menjadi anak yang bisa mikul duwur mendem jero”

(CSZ, 2011: 2).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

Paragraf ini menceritakan Zahrana yang merasa gamang

hatinya karena melihat wajah orang tuanya yang dingin ketika Ia

hendak pergi mengambil sebuah penghargaan di luar negeri.

Dalam paragraf di atas juga dijelaskan sosok Zahrana adalah sosok

yang mandiri, bekerja keras dan berbakti kepada orang tua, dilihat

dari cita-citanya yang ingin membahagiakan kedua orang tuanya.

Hal itu dilandasi prinsip kewajiban paling besar yang harus

ditunaikan oleh seorang hamba setelah kewajibannya kepada Allah

dan Rasulnya adalah kewajiban dalam memenuhi hak orang tua.

Zahrana yang seharusnya bahagia karena akan menerima

penghargaan, tetapi ia merasa kebahagiaan itu tidak sempurna jika

hal itu tidak membuat orangtuanya bahagia.

Penghormatan atau berbakti pada ayah dan ibu juga

terdapat pada penggalan novel dibawah ini:

“…Cinta Ayah dan Ibunya jauh lebih berarti dari seribu

penghargaan yang baru saja ia raih. Cinta Ayah dan Ibunya

adalah matahari yang susah dicari padanannya.” (CSZ,

2011: 69)

Setiap orang mempunyai nasib yang berbeda-beda.

Beruntung jika ia dilahirkan dan hidup dengan penuh limpahan

kasih sayang. Tidak sedikit mereka yang hidup bersama keluarga,

namun tidak mendapatkan limpahan kasih sayang dan perhatian

yang cukup, namun bukan berarti orang tuanya tidak mencintainya,

hanya saja kadang-kadang mereka tidak bisa memberikan waktu

yang cukup, atau memang ada hal lain yang menuntut perhatian

mereka, sehingga mereka kurang memperhatikan anak-anaknya. Di

sisi lain keluarga merupakan lembaga pendidikan pertama dalam

kehidupan anak, tempat ia belajar dan menyatakan diri sebagai

makhluk sosial, sehingga cinta atau pun kasih sayang dari orang

tua berpengaruh dalam pembentukan karakter anak. Banyak anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

pada dasarnya memiliki kecerdasan, tetapi tidak mendapat kasih

sayang dan perhatian penuh dari orang tuanya sehingga ia tidak

menampakkan kecerdasan tersebut.

Berbakti kepada orang tua adalah kekayaan amal yang luar

biasa. Pundi-pundi amal akan terisi penuh bila bisa

membahagiakan hati keduanya, seperti yang dialami Zahrana,

sebagai seorang anak dia ingin sekali bisa membahagiakan kedua

orang tuanya. Melihat wajah orang tuanya yang dingin membuat

dia selalu gelisah setiap saat. Hal ini terdapat dalam penggalan di

bawah ini:

“Tetapi apalah artinya semua penghargaan dan ucapan

selamat itu jika tidak juga bisa membahagiakan kedua

orang tuanya. Ia masih ingat betul wajah ayahnya yang

dingin saat ia pamit….”(CSZ, 2011: 4).

Penggalan kalimat di atas, dapat memberi peringatan atau

nasihat kepada kita bahwa kesuksesan yang kita raih tidak ada

gunanya jika kita tidak dapat membahagiakan orangtua dengan

berbakti kepada kedua orangtua kita. Orangtua belum tentu

membutuhkan kekayaan kita tetapi yang sangat diharapkan

orangtua adalah kita menjadi anak yang bisa berbakti kepadanya.

Kebahagian orangtua kita adalah hal yang sangat utama dan

penting untuk kita berikan kepada mereka. Sebagai seorang anak,

kita harus mengerti dan memahami apa yang sebenarnya

dibutuhkan dan diinginkan oleh orangtua kita. Dan jangan pernah

melakukan sesuatu tanpa izin dari orangtua, karena segala sesuatu

tidak akan menjadi baik apabila tidak dilandasi dengan restu dari

orangtua kita

2) Rendah hati

Rendah hari merupakan suatu sikap dari moral kita yang

baik. Apabila orang tersebut mempunyai moral yang baik, maka ia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

akan senantiasa rendah hati dan tidak sombong. Sikap rendah hati

adalah salah satu nilai moral karena dengan rendah hati kita dapat

menghormati orang lain dan menghargai pribadi invidu yang

masing-masing mempunyai kelebihan dan kelemahan. Sikap

rendah hati dapat dilihat pada kutipan novel berikut :

“Ada seorang teman lamanya yang tidak percaya bahwa ia

menulis artikel ilmiah yang bisa tembus dan dimuat oleh

jurnal ilmiah RMIT Melbourne. Sebab ia tidak pernah

kuliah di luar negeri. Ia murni produk dalam negeri.

Menyelesaikan S1 di Fakultas Teknik UGM dan S2 di ITB.

Ia hanya bisa menanggapinya dengan senyum. Temannya

itu emang jenis orang yang lebih percaya bahwa lulusan

luar negeri pasti lebih hebat dari lulusan dalam negeri”

(CSZ, 2011: 3).

Meskipun Zahrana sudah memperoleh prestasi yang

gemilang, dia tidak sombong atas apa yang diraihnya. Orang yang

bijak ialah orang yang tidak terlalu bangga dengan prestasi yang

diraihnya, sampai membuatnya lalai tugas utamanya. Orang yang

rendah hati selalu sadar bahwa dirinya hanyalah makhluk lemah

yang tak bisa berbuat apa-apa tanpa pertolongan Allah. Dia

mengakui bahwa Allah Maha Tinggi dan Maha Menguasai

segalanya.

Dengan kita menerapkan dan menanamkan sikap rendah

hati pada diri kita, maka kebahagiaan kita hidup sesama dan di

lingkungan sekitar akan terasa lebih tentran dan bahagia. Karena

rendah hati tidak akan pernah membeda-bedakan mana yang di

atas dan mana yang di bawah. Dengan rendah hati kita dapat

menghargai dan menghormati sesama walaupun sudah pasti

perbedaan tetap ada pada diri kita masing-masing, tetapi dengan

rendah hati segala perbedaan tersebut akan menjadi sebuah warna

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

dalam kehidupan kita yang nantinya akan memberikan manfaat

yang baik untuk kita.

3) Memuliakan tamu

Dalam kehidupan nyata, sering kita temukan seorang tamu.

Peribahasa mengatakan bahwa tamu adalah raja, maka sudah

seharusnya kita memuliakan tamu pada waktu menerima

kedatangan tamu. Memuliakan tamu adalah suatu sikap yang dapat

memberikan penilaian dari orang lain tentang moral kita. Orang

yang baik akan selalu memuliakan tamu yang datang kepada

dirinya. Sikap memuliakan tamu dapat dilihat pada novel sebagai

berikut :

“Ia sendiri tetap ingin menjamu dan memuliakan tamu.

Meskipun ia tidak suka dengan tujuan kedatangan mereka,

yaitu untuk meminangnya” (CSZ, 2011: 192).

Memuliakan tamu merupakan perintah Allah. Maka wajib

bagi kita untuk menghormati dan memuliakannya, karena itu

merupakan sikap yang mulia yang diwajibkan kepada kita manusia

sebagai makhluk yang penuh dengan kesempurnaan. Meskipun

tamu yang datang ke rumah bukanlah orang yang kita harapkan

kedatangannya, tetapi kita wajib untuk memuliakan tamu tersebut.

Kita tidak sepantasnya mengusir tamu terlebih dengan sikap yang

kasar. Menerima tamu dengan baik dan ramah adalah sikap yang

baik yang menggambarkan diri kita bahwa kita dapat memuliakan

tamu yang datang. Dengan memuliakan tamu, kita akan lebih

dihormati dan dihargai oleh orang lain.

4) Malu

Malu adalah hal yang sangat sering kita dengar dalam

kehidupan kita. Malu memiliki arti yang berbeda-beda. Malu jika

berusaha merupakan yang akan merugikan diri kita, tetapi jika

malu dengan perbuatan yang tidak baik, itu merupakan pribadi diri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

yang bermoral baik. Malu karena melakukan hal yang tidak sopan

bila dilakukan di tempat umum merupakan suatu sikap yang

diharuskan pada diri kita. Malu yang seperti inilah yang dapat

dikatakan nilai moral yang baik.

“Langit, matahari melihat kita. Aku malu. Kita perlu

menjaga adab dan tatakrama. Itulah cinta yang suci.” (CSZ,

2011: 275).

Malu yang sebenarnya adalah perasaan yang malu jika

melakukan maksiat. Malu adalah enggan melakukan perbuatan

jelek karena akan merendahkan derajatnya. Hati nurani pasti akan

melawan perbuatan jelek seseorang. Jika ia tetap melakukannya

maka ia tidak mempunyai rasa malu lagi pada dirinya sendiri.

Meskipun sesuatu yang akan kita lakukan tersebut bukanlah suatu

perbuatan yang dosa atau melanggar norma agama, tetapi bila hal

tersebut dinilai tidak pantas dilakukan di tempat umum, maka kita

wajib menjaga sikap kita.

Sikap malu dapat kita lakukan dengan kita harus bisa

mengendalikan diri kita. Kita harus dapat membedakan mana yang

baik dan mana yang buruk termasuk mana yang sopan dan mana

yang kurang sopan. Dengan kita dapat mengendalikan diri kita dari

sikap yang tidak baik, maka kita akan memiliki kepribadian yang

bermoral baik dalam kehidupan kita.

d. Nilai Pendidikan Budaya dalam Novel Cinta Suci Zahrana

Nilai budaya merupakan tingkat yang paling abstrak dari adat,

hidup dan berakar dalam alam pikiran masyarakat, dan sukar diganti

dengan nilai budaya lain dalam waktu singkat. Uzey (2009: 1)

berpendapat mengenai pemahaman tentang nilai budaya dalam

kehidupan manusia diperoleh karena manusia memaknai ruang dan

waktu. Nilai budaya tidak dapat dijelaskan tetapi dapat kita lihat

melalui kepribadian dan perilaku orang tersebut. Nilai budaya yang

terkandung dalam novel ini, penulis sampaikan melalui tokoh-tokoh

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

dalam novel dengan menyampaian bahasa yang jelas dan mudah

diambil makna dari cerita yang disampaikan.

Nilai budaya yang ada dalam pribadi atau diri seseorang dapat

dilihat dari bagaimana dia menghargai dan menjaga keadaan

lingkungan di sekitarnya. Selain itu, dapat kita lihat juga dari sikap dia

dalam menggunakan waktu yang baik yang belum tentu dimiliki oleh

orang lain.

1) Menjaga dan menghargai lingkungan

Lingkungan yang dimaksud lingkungan di sini adalah

segala sesuatu yang ada di sekitar manusia, baik binatang, tumbuh-

tumbuhan, maupun benda-benda tidak bernyawa. Manusia

diciptakan dengan kesempurnaan diharuskan dapat beretika baik

kepada alam. Selain menjaga kelestarian dan tidak merusak,

manusia harus bisa menyesuaikan diri dengan lingkunganya. Nilai-

nilai budaya manusia dengan lingkungannya dapat dilihat dalam

pidato Zahrana yang terdapat pada penggalan di bawah ini;

“Di atas muka bumi ini yang paling berkuasa adalah

manusia. Bentuk muka bumi ini yang menentukan adalah

manusia. Dan para arsiteklah yang paling

bertanggungjawab atas bentuk segala bangunan yang ada di

muka bumi ini. Jika kita ingin menyelamatkan bumi ini.

Jika kita sayang pada anak keturunan kita, maka kita tidak

bisa asal mendirikan bangunan di muka bumi ini.

Ekosistem harus benar-benar kita perhatikan. Sebisa

mungkin desain kita menjaga kesehatan bumi bukan

sebaliknya” (CSZ, 2011: 68).

Sebagai manusia yang menempati bumi ini, sudah

seharusnya kita menjaga dan tidak merusak lingkungan yang ada di

sekitar kita. Seorang arsitek pun Zahrana memiliki tanggung jawab

terhadap lingkungan, mengelola alam untuk aktivitasnya di muka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

bumi dengan prinsip keseimbangan dan keselarasan. Suatu karya

arsitektur akan lebih bermakna jika mengusung nilai-nilai

pendidkan dalam konsep perancangannya. Nilai pendidikan yang

diterapkan pada arsitektur dapat dalam bentuk nilai agama, nilai

sosial, moral dan budaya. arsitektur yang baik adalah hasil

arsitektur yang mempunyai makna nilai kehidupan yang

disampaikan melalui hasil karyanya tersebut. Hasil karya yang

bermakna inilah yang akan terwujud menjadi suatu bentuk

peradaban baru yang akan membawa kebaikan bagi umat-umat

manusia.

2) Bertanggung jawab

Sikap atau pribadi yang bertanggung jawab merupakan

gambaran pribadi seseorang yang pantas untuk ditiru dan pantas

untuk dibudayakan dalam kehidupan kita baik di lingkungan

tempat tinggal, perusahaan atau sekolah. Bertanggung jawab

adalah sesuatu yang sudah seharusnya ada dalam diri setiap

manusia. Tetapi terkadang dapat kita temui orang yang tidak

mempunyai rasa tanggung jawab terhadap apa yang sudah menjadi

tanggung jawabnya atau apa yang sudah dipercayakan kepadanya.

“Bagaimana kamu menghabiskan waktumu itu jauh lebih

penting daripada bagaimana kamu menghabiskan

uangmu….” (CSZ, 2011: 15).

Paragraf ini dapat kita lihat makna nilai yang terkandung di

dalamnya, makna yang dapat kita terapkan dalam kehidupan kita

untuk sikap tanggung jawab kepada Tuhan dalam paragraf ini

menjelaskan perbuatan manusia sekecil apa pun semuanya akan

dipertanggungjawabkan. Karena setiap yang hidup pasti akan mati

dan akan terdapat proses perhitungan amal di akhirat, semua

manusia akan dimintai pertanggungjawaban semua amal

perbuatannya. Kalaupun di dunia mereka belum melihat akibat dari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

perbuatannya, tapi di akhirat nanti perbuatannya akan dimintai

pertanggungjawaban.

Sedangkan jika kita lihat dari sikap tanggung jawab kita

sesama manusia, kita harus mempunyai sikap yang mampu

bertanggung jawab dengan apa yang sudah menjadi kewajiban kita

atau apa yang sudah menjadi tanggung jawab kita. Dalam suatu

kehidupan kita jumpai adanya sebuah organisasi baik formal

maupun non formal. Dalam suatu organisasi tersebut sudah pasti

adanya sebuah kepengurusan misalnya. Kita yang sudah

mendapatkan kepercayaan dari orang lain untuk kita, sudah

menjadi kewajiban bagi kita untuk bertanggung jawab dengan apa

yang sudah menjadi beban kita tersebut.

Seorang pemimpin yang baik adalah seorang pemimpin

yang bisa bertanggung jawab dengan apa yang dipimpinnya. Dan

seseorang yang dipimpin tidak hanya menuntut tanggung jawab

dari pimpinannya, tetapi juga harus bertanggung jawab dengan apa

yang telah jadi beban atau dengan apa yang sudah dilakukan

dengan pimpinannya. Dengan sikap yang bertanggung jawab,

maka waktu dalam kehidupan kita tidak akan sia-sia dan akan

selalu membawa manfaat. Dengan rasa tanggung jawab tersebut,

juga memberikan suatu hubungan antar sesame yang nyaman dan

harmonis.

3) Saling menasehati / mengingatkan

Saling menasihati dalam kehidupan kita sangatlah

diperlukan. Tidak ada manusia yang tidak luput dari suatu

kesalahan, maka dari itu sudah seharusnya kita saling menasihati

dan menegur bila ada sesuatu yang kurang tepat atau kurang baik

“…Dalam hati Zahrana harus kagum pada cara Lina

menasihati orang lain. Lina sedang menasihatinya dengan

sangat keras tapi dengan cara yang sangat lembut. Yaitu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

memperlihatkan apa yang ia tulis dalam album kenangan”

(CSZ, 2011: 168).

Lina sebagai sahabat Zahrana paling tahu bagaimana sifat

Zahrana, sebagai sahabat yang baik sudah sepantasnya jika ada

yang keliru dengan sahabatnya ia ingatkan, namun Lina tahu

bagaimana cara menasihati sahabatnya, jangan sampai timbul

perpecahan karena perkara nasehat. Nilai-nilai yang lainnya juga

terdapat dalam penggalan novel yaitu ketika Bu Nuriyah

menasihati Zahrana.

“Kemuliaan hidup seseorang itu tidak karena

pendidikannya atau pekerjaannya. Seseorang jika

dimuliakan oleh Allah akan juga mulia di mata manusia”

Demikian kata ibunya (CSZ, 2011: 234).

Paragraf diatas menunjukkan kasih sayang Bu Nuriyah

kepada Zahrana dengan menasihatinya untuk tidak menilai

seseorang dari pekerjaan maupun pendidikannya.

4) Percaya diri

Percaya diri merupakan salah satu kunci dari sebuah

kesuksesan. Tanpa adanya rasa percaya diri pada diri kita, maka

kita akan menjadi orang yang takut akan mencoba sesuatu. Tanpa

adanya rasa percaya diri, maka kita tidak dapat menjadi orang yang

pemberani.

“…Dengan bekal itu semua, ia sama sekali tidak minder

apalagi keder, jika berhadapan dengan lulusan luar negeri.

Selama rumus dan standar ilmiahnya sama dan jelas maka

ia berani beradu kualitas…” (CSZ, 2011: 16).

Perasaan minder timbul karena rasa malu atau tertekan

karena situasi tertentu yang merasa lebih rendah daripada orang

lain. Penyebab minder banyak sekali, contohnya merasa kurang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

mampu, merasa kurang pandai, merasa kurang tampan dll.

Seseorang akan merasa minder ketika hatinya kosong, ketika

benar-benar merasa tak mampu menghadapi segala

permasalahannya.

Seseorang yang minder memerlukan adanya seseorang

yang dapat memotivasi dirinya agar menjadi percaya diri. Dengan

rasa percaya diri tersebut, maka kita akan menemukan sebuah

makna dari usaha yang kiat lakukan.

5) Mandiri

“…Saat ini Alhamdulillah saya sudah bisa hidup mandiri.

Saya punya usaha. Dan saya sedang menyicil membeli

sebuah rumah di daerah Kalasan. Saya sangat siap

memasuki babak baru perjuangan. Yaitu hidup berumah

tangga...” (CSZ, 2011: 32).

Manusia sebagai makhluk sosial akan membutuhkan orang

lain untuk menyejahterakan hidup. Terlepas dari itu manusia perlu

hidup mandiri guna bertahan dalam menghadapi kerasnya hidup

sehingga nantinya tidak terlalu tergantung kepada bantuan orang

lain. Jika kemandirian bisa dipupuk sejak dini maka akan

meningkat mutu hidup orang tersebut. Sebagai orangtua, tidak

seharusnya memperlakukan anaknya dengan sikap yang terlalu

manja. Ada kalanya anak tersebut dibiarkan sendiri menjalani apa

yang menjadi seharusnya dijalani agar anak tersebut terbiasa

menjadi pribadi yang mandiri sejak dini.

6) Optimis

“Sebut nama Allah ya Rana! Sebut nama Allah! Ingatlah

Allah! Bersabarlah! Mintalah kepada Allah agar musibah

ini diberi ganti yang lebih baik.” “Tapi aku bisa gila Lin,

aku bisa gila! Aku shock! Daripada aku gila lebih baik aku

mati saja!” “Tidak, kau tidak akan gila. Kau akan baik-baik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

saja. Percayalah ini ujian dari Allah untuk memilihmu

menjadi kekasih-Nya.” (CSZ, 2011: 250).

“Tidak Rana, Kau tidak boleh pupus harapan. Ingatlah

Allah Maha luas kasih sayang-Nya. Percayalah ini cuma

ujian kecil. Masih banyak hamba Allah di muka bumi ini

yang diuji dengan ujian yang jauh lebih besar dari yang kau

alami. Ayolah Rana, kau harus tabah! Kau harus tegar! Kau

harus kuat! Kau harus terus maju! Kau tak boleh menyerah.

Putus asa berarti kau menyerahkan dirimu dalam perangkat

setan!” (CSZ: 2011: 251).

Rasa kecewa akan muncul jika sesuatu yang diinginkan

tidak tercapai. Perasaan seperti ini wajar dirasakan oleh setiap

orang. Namun Allah tidak menghendaki rasa kecewa ini berlanjut

menjadi putus asa. Allah sangat membenci orang yang putus asa,

karena telah menganggap putusnya rahmat-Nya. Walaupun Lina

tahu kematian calon suami zahrana sangat membuat sahabatnya itu

sedih, namun dia tidak ingin Zahrana berputus asa dalam

menjalaninya, Ia terus menasihatinya agar mengambil hikmah di

balik peristiwa itu.

Optimis dengan apa yang menjadi harapan kita adalah

kunci dari sebuah keberhasilan. Meskipun kita merasa bahwa

sesuatu itu berat dan tidak mungkin, tetapi bila kita optimis, maka

kita akan mampu mengalahkan kekalahan atau rasa takut / pesimis

dalam diri kita dan dengan optimis juga, kita akan selalu berpikir

positif.

7) Berusaha atau Mencoba

“Tuhan memberikan modal yang sama kepada umat

manusia selanjutnya nasib masing-masing orang akhirnya

tergantung ikhtiar dan usahanya.” (CSZ: 2011: 84).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

Berusaha merupakan syarat untuk tercapainya sesuatu,

tanpa usaha tidak mungkin akan tercapai sesuatu, yang baik atau

yang buruk yang telah ditentukan kepada manusia tergantung

usaha manusia itu sendiri. Manusia adalah makhluk yang

bertanggungjawab atas nasib mereka sendiri, baik di dunia maupun

di akhirat. Allah menciptakan manusia dan membekalinya dengan

hati nurani. Dengan akalnya manusia berfikir, menghasilkan ilmu

pengetahuan dan kemampuan serta mengembangkan diri untuk

meningkatkan kualitas hidupnya. Dengan nurani, manusia

mendapatkan rasa disukai, dihargai mendapat simpati, termasuk

kebutuhan kasih sayang.

Usaha membuat manusia dapat mewujudkan hidup yang

berkualitas secara fisik, intelektual, emosi dan rohani dalam

kehidupan individu, keluarga dan masyarakat. Tanpa adanya usaha

yang kita lakukan, maka hidup kita akan terasa hambar dan tidak

ada artinya apa-apa. Waktu akan terbuang sia-sia tanpa kita lewati

dengan sebuah usaha dalam kehidupan yang kita jalani.

Misal dalam sekolah, tanpa adanya sebuah usaha dalam diri

seorang siswa, maka siswa tersebut tidak akan mendapatkan nilai

yang baik atau yang membanggakan. Dengan tanpa usaha yang

dilakukan siswa tidak akan lulus dengan waktu yang tepat.

8) Hemat

“…. Bahkan ketika sudah mendapatkan beasiswa dan

mendapat hadiah dari memenangkan lomba penulisan karya

ilmiah mahasiswa. Uang itu ia gunakan untuk mendaftar di

sebuah perguruan tinggi swasta….” (CSZ, 2011: 8).

Hemat adalah perbuatan yang bermanfaat dalam kehidupan

kita. Di dalam novel itu diceritakan bahwa Zahrana memiliki sifat

yang hemat. Dia lebih suka menggunakan uangnya untuk hal-hal

yang lebih berguna seperti biaya kuliah. Dengan hemat, kita lebih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

dapat memaknai arti dari sebuah usaha yang kita lakukan. Dan

dengan hemat pula kita tidak akan merasa kesulitan jika sesuatu

yang tidak terduga terjadi pada diri kita.

C. Pembahasan

Novel Cinta Suci Zahrana adalah sebuah novel pembangun jiwa bagi

pembaca. Terdapat banyak nilai-nilai pendidikan yang terkandung di

dalamnya yang bermanfaat untuk pelajaran bagi kehidupan pembaca. Novel

Cinta Suci Zahrana menceritakan kisah seorang wanita yang sudah berusia

kepala tiga tetapi tak kunjung menemukan jodohnya.

Novel ini terinspirasi dari kisah-kisah yang pernah ditemukan penulis

dari kehidupan di sekelilingnya. Beban psikologi yang sering dirasakan bagi

wanita yang sudah berusia di atas 25 tahun yang belum juga menemukan

jodohnya. Ejekan dan gunjingan dari tetangga, dorongan dari orangtua dan

keluarga yang membuat diri seorang wanita terkadang merasa tidak berharga

dan merasa tidak berguna.

Zahrana yang sudah berjuang untuk meraih prestasi agar dapat

membahagiakan orangtuanya dan dapat dibanggakan, tetapi justru sebaliknya

yang ia dapatkan. Perjuangan dan usaha Zahrana hanya dipandang sebelah

mata oleh ayahnya. Bagi sang ayah, yang dapat membahagiakan orangtuanya

adalah dengan ia segera menikah. Kenyataan yang dialami oleh Zahrana

tersebut menjadi beban batin yang dalam bagi Zahrana. Keinginan untuk

segera menikah juga merupakan keinginannya, tetapi ia tidak mau terburu-

buru dalam memilih pendamping hidupnya.

Ikhtiar, pasrah dan bersabar adalah sikap yang dimiliki oleh Zahrana.

Ia selalu sabar dalam menanti datangnya jodoh untuk dirinya. Cobaan demi

cobaan selalu datang silih berganti yang mewarnai dalam kehidupannya.

Hingga akhirnya, buah dari kesabaran Zahrana, ia menikah dengan seorang

pemuda yang tak lain adalah mahasiswanya sendiri.

1. Unsur Intrinsik Novel Cinta Suci Zahrana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

124

Struktur formal karya sastra dapat disebut sebagai elemen atau

unsur-unsur yang membentuk karya sastra. Karya sastra seperti bentuk

novel pada dasarnya dibangun oleh unsur-unsur tema, alur (plot), setting

(latar), tokoh (penokohan), sudut pandang (pusat pengisahan) dan gaya

bahasa. Unsur-unsur ini yang menjadi fokus untuk ditelaah secara

struktural formal pada umumnya.

a. Tema

Tema pokok dari novel Cinta Suci Zahrana karya

Habiburrahman El Shirazy ini adalah kesucian cinta Zahrana yang

dapat digambarkan melalui perjuangan seorang wanita dalam memilih

pasangan hidupnya sesuai dengan idamannya, yakni yang tampan,

sholeh, cerdas, dan dapat dijadikan imam bagi rumah tangganya demi

kebahagiaan dalam menempuh hidup berumah tangga.

b. Amanat

Temuan amanat yang ada pada penelitian ini tergolong banyak,

tetapi yang menjadi amanat pokok dalam novel Cinta Suci Zahrana ini

adalah pentingnya menuntut ilmu setinggi langit, tetapi sejalan dengan

hal itu, kita tidak boleh menunda-nunda pernikahan sebagai salah satu

bentuk ibadah dan penyempurnaan agama sebagai bekal untuk

kehidupannya di akherat dengan memilih pasangan yang baik.

c. Tokoh dan Penokohan

Temuan tokoh yang ada dalan novel Cinta Suci Zahrana ini

tergolong cukup banyak, tokoh-tokohnya mencakup tokoh utama yang

meliputi tokoh protagonis dan antagonis dan tokoh bawahan yang

meliputi tokoh andalan, tokoh tambahan, dan tokoh lataran. Pada

setiap tokohnya memiliki karakter tersendiri sehingga mendominasi

cerita. Banyak pula tokoh-tokoh lataran yang tidak memiliki bagian

dalam penceritaan, hanya menjadi latar saja untuk lebih menghidupkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

suasana melalui sedikit percakapan maupun hanya sebagai tokoh-

tokoh dimasalalu yang diingat oleh tokoh utamanya untuk

menggambarkan bagaimana keadaan tokoh utama dimasa lampaunya.

d. Alur

Dalam novel Cinta Suci Zahrana karya Habiburrahman El

Shirazy ini, alur penulisannya adalah maju mundur. Pada bagian awal

novel ini menceritakan tentang penghargaan yang diraih Zahrana,

selanjutnya pembaca di ajak untuk kembali ke masa lalu Zahrana

tentang sekolah-sekolahnya dan penghargaan-penghargaan yang telah

diraih Zahrana. Cerita selanjutnya berkisah tentang jalan cerita

Zahrana dalam menemukan jodohnya. Dalam temuan alur ini

dijelaskan melalui rangkuman pada setiap sub bab yang ada pada novel

Cinta Suci Zahrana sehingga dapat lebih mudah dipahami dalam

menentukan alur apa yang digunakan dalam novel ini sesuai dengan

pokok isi novel dari awal sampai akhir.

e. Latar

Berdasarkan pengamatan menyeluruh, latar dalam novel Cinta

Suci Zahrana dikelompokkan berdasarkan Latar Tempat, Latar Waktu,

dan Latar Sosial. Temuan latar tempat berhubungan dengan tempat

yang dijadikan latar dalam penceritaan seperti di Beijing, Semarang,

dll. Temuan latar waktu memberikan penjelasan mengenai masa

terjadinya cerita yang menyatakan jam,keadaan pagi, siang, malam.

Temuan latar sosial menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan

perilaku kehidupan masyarakat disuatu tempat, dalam novel Cinta Suci

Zahrana ini adalah mengenai sikap hidup, digambarkan pada kehidupan

Zahrana yang berasal dari keluarga sederhana. Latar merupakan salah

satu unsur pembangun yang penting dalam menentukan penceritaan,

novel Cinta Suci Zahrana ini memiliki pelukisan latar yang kuat

sehingga pembaca dibawa untuk berandai-andai berimajinasi

membayangkan bagaiman keadaan tempat, waktu dan sosial pada saat

penceritaan dengan penjelasan mendetail tentang latar tersebut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

126

f. Sudut Pandang (Pusat Pengisahan)

Dalam novel Cinta Suci Zahrana ini dibuat berdasarkan sudut

pandang orang ketiga. Terlihat dari penggunaan kata dia sebagai kata

pengganti orang ketiga.

g. Gaya Bahasa

Temuan gaya bahasa dalam novel Cinta Suci Zahrana tidak terlalu

banyak, ini dikarenakan novel Cinta Suci Zahrana menggunakan

bahasa yang lugas, sehingga tidak banyak gaya bahasa yang

digunakan dalam novel ini, kelebihan dalam novel ini adalah

penggunaan bahasanya yang mudah dipahami sehingga novel ini

mudah dipahami oleh semua kalangan. Adapun temuan gaya

bahasa/majas yang mendominan dalam novel ini adalah majas

hiperbola, temuan juga berupa majas personifikasi dan simile.

Dari temuan di atas, dapat kita tarik kesimpulan bahwa unsur

intrinsik merupakan unsur pembangun yang saling melengkapi, hal ini

menjadi salah satu acuan penilaian baik atau tidaknya sebuah karya

sastra. Dilihat dari hasil analisis unsur instrinsik, novel Cinta Suci

Zahrana ini merupakan salah satu karya sastra yang memiliki nilai tinggi

karena unsur intrinsik di dalamnya saling padu untuk menciptakan

sebuah cerita yang membangun jiwa bagi setiap para pembacanya.

2. Beban Psikologi Tokoh Utama

Novel Cinta Suci Zahrana karya Habiburrahan El Shirazy ini

menggambarkan sebuah novel yang menceritakan beban psikologi atau

tekanan batin yang dialami oleh tokoh utama yaitu Zahrana. Dalam

temuan ini juga dikaitkan dengan teori psikoanalisis sigmund freud yang

terdiri dari tiga sistem yaitu Id, Ego, dan Super Ego. Dijelaskan pula

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

127

masalah-masalah yang dihadapi oleh Zahrana dan Penyelesaianya yang

meliputi:

a. Keinginan Untuk Menikah

Beban psikologi pada tokoh utama yang ada dalam novel ini

adalah rana sebagai tokoh utama yang mempunyai keinginan untuk

segera menikah. Tetapi usia yang sudah tiga puluh empat tahun belum

juga menemukan jodohnya. Dengan usia yang sudah kepala tiga ini,

rana menjadi tidak yakin apakah masih ada pemuda yang mau menikah

dengannya.

b. Keinginan orangtua

Beban psikologi yang Zahrana alami sebagai tokoh utama dalam

novel ini adalah menggambarkan sebuah beban yang berasal atau

disebabkan oleh keinginan orangtua dan desakan dari orangtuanya

selain dari rasa khawatir dan kecemasannya sendiri. Keinginan

orangtua Zahrana yang ingin agar Zahrana segera untuk menikah dan

tidak terus-terusan mencari penghargaan atau gelar.

Beban Rana tidak hanya sebatas pada umur yang sudah kepala

tiga tetapi belum menemukan jodohnya. Beban semakin bertambah

ketika ia mengetahui kalau ayahnya menderita sakit jantung yang sudah

parah. Sedangkan Rana merasa bahwa dirinya belum bisa menuruti

keinginan orangtuanya. Selama ini Rana sudah berusaha dan berjuang

untuk dapat membahagiakan dan menyenangkan orangtuanya. Tetapi

anggapan bagi orangtuanya berlainan dengan anggapan Rana. Rana

berusaha dan berjuang untuk menyelesaikan kuliah dan mendapat gelar-

gelar yang seharusnya dapat dibanggakan, tetapi hal itu tidak berarti

apa-apa untuk orangtuanya terutama ayahnya. Mereka beranggapan

bahwa yang bisa membahagiakan dan menyenangkan hatinya sebagai

orangtua Rana adalah segera dapat menyaksikan Rana menikah.

Nasihat dan pesan dari ibu Rana, seakan seperti suatu ancaman

bagi Rana. Dengan pesan dari ibunya itu, Rana semakin tertekan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

128

merasa tidak berharga di mata orangtua karena belum menikah juga

pada usia yang sudah tua.

c. Lamaran

Lamaran dari Pak Karman sangat menekan batinnya. Hal ini

karena Pak Karman adalah orang yang tidak ia harapkan karena ia tidak

bermoral, sudah punya istri tetapi masih suka dan sering menggoda

wanita-wanita cantik termasuk mahasiswanya. Lamaran Pak Karman

membuat batin Rana.

Keinginan dan harapan yang besar dari orangtua Rana agar

Rana mau menerima lamaran itu semakin membuat batinnya tertekan

dan berat. Meskipun orangtuanmya tidak secara langsung menyuruh

Rana untuk menerima lamaran itu, tetapi dari cara bicara orangtuanya

sangat terlihat bahwa mereka mengharapkan Rana menerima lamaran

dari Pak Karman yang sama sekali tidak pernah ada dalam bayangan

dan pikiran Rana untuk menjadi istri dari dekannya tersebut.

d. Teror Sms

Sejak Rana menolak lamaran dari Dekannya yaitu Pak Karman,

Pak Karman tidak begitu saja diam dan menerima kenyataan bahwa

Rana menolak lamaran darinya. Pak Karman berusaha balas dendam

karena penolakan Rana tersebut. Pak Karman selalu meneror Rana

dengan mengirim sms yang berisi ejekan dan ancaman-ancaman yang

lain.

e. Kehilangan Bapak dan Calon Suami

Beban psikologi Rana dalam novel ini penuh dengan rasa haru.

Tidak hanya berhenti pada teror yang membuat Rana menjadi selalu

ada beban yang merupakan beban psikologi bagi dia. Di hari bahagia

dan yang ditunggu-tunggu itu akhirnya datang. Hari dimana dia

menikah dengan calon suami yang selama ini diimpikan. Hari

pernikahan yang seharusnya menjadi hari yang membahagiakan

baginya tetapi justru memberikan kesedihan baginya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

129

Kesedihan di hari yang seharusnya menjadi hari bahagia buat

Rana itu adalah dengan meninggalnya Rahmad calon suaminya.

Rahmad meninggal karena kecelakaan kereta api. Mendengar kabar itu,

Rana tidak percaya dan sangat terpukul berat dalam hatinya. Tidak

hanya Rana yang kaget dan tidak percaya dengan kabar tersebut, Bapak

Rana mendengar kabar kecelakaan itu seketika jatuh dan penyakit

jantungnya kambuh hingga akhirnya sang Ayah tidak kuat dan

meninggal dunia.

Keadaan yang membuat Rana sangat terpukul dan membuat

beban dalam kehidupan Rana membuat ia merasa tidak sanggup untuk

hidup. Harapan yang selama ini ada seakan sudah tidak ada lagi, semua

seperti sudah pupus bagi Rana.

f. Pernikahan Zahrana

Penyelesaian dari masalah yang dihadapi seorang Zahrana adalah

ketika ia dilamar oleh Hasan yang tidak lain adalah mahasiswa

Zahrana dulu saat menjadi dosen di Universitas Mangunkarsa, dikala

Zahrana mengalami keterpurukan Hasan datang membawa harapan

baru untuk menjadikan Zahrana istrinya.

Berdasarkan hasil analisis tentang beban psikologi dalam novel

Cinta Suci Zahrana ini dapat diketahui bahwa beban psikologi tokoh

utama ini adalah usia yang sudah di atas kepala tiga, tetapi belum

menikah. Selain hal tersebut, beban yang lain adalah karena ejekan dan

gunjingan dari orang lain tentang Zahrana yang sudah 34 tahun tetapi

belum menikah sehingga ia mendapat julukan perawan tua. Beban yang

lain adalah adanya desakan dari orangtua yang menginginkan agar ia

segera menikah tetapi dari semua permasalahan yang dihadapi Zahrana

akhirnya Zahrana menemukan kebahagiaan karena akhirnya dia menikah

dengan Hasan lelaki sholeh yang menjadi idamanya selama ini.

3. Nilai-Nilai Pendidikan dalam Novel Cinta Suci Zahrana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

130

a. Nilai Pendidikan Agama dalam Novel Cinta Suci Zahrana

Nilai pendidikan agama adalah menanamkan sikap pada

manusia untuk tunduk dan taat kepada Tuhan. Penanaman nilai religius

yang tinggi mampu menumbuhkan sikap sabar, tidak sombong, dan

tidak angkuh kepada sesama. Manusia akan saling mencintai dan

menyayangi. Dengan kata lain, manusia akan mampu menjalin

hubungan baik antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan

manusia maupun manusia dengan makhluk lain.

Adapun nilai-nilai pendidikan agama yang dapat kita ambil dari

cerita dalam novel Cinta Suci Zahrana karya Habiburrahman El

Shirazy ini adalah sebagai berikut : (1) Taat Beribadah, (2) Berbaik

sangka kepada Allah, (3) Berdzikir, (4) Berdoa, (5) Bersabar, dan (6)

Bersyukur.

b. Nilai Pendidikan Sosial dalam Novel Cinta Suci Zahrana

Nilai pendidikan sosial ini berhubungan dengan masyarakat

atau sistem sosial. Tata nilai sosial tertentu akan mengungkapkan

sesuatu hal yang bisa direnungkan. Selain nilai agama yang terkandung

dalam novel cinta suci zahrana karya Habiburrahman El Shirazy ini,

terdapat juga nilai pendidikan yang terkandung di dalamnya yaitu nilai

pendidikan sosial. Nilai pendidikan sosial ini berhubungan dengan

masyarakat atau sistem sosial. Nilai pendidikan sosial dalam novel

Cinta Suci Zahrana ini adalah (1) Dermawan, (2) Tidak membeda-

bedakan orang lain, (3) Peduli dengan teman / setiakawan, dan (4)

Saling tolong menolong.

c. Nilai Pendidikan Moral dalam Novel Cinta Suci Zahrana

Nilai etika sering disamakan dengan nilai moral, yaitu suatu

nilai yang menjadi ukuran patutnya manusia bergaul di dalam

kehidupan bermasyarakat. Karya sastra sebagai ciptaan dari seorang

pengarang yang tentunya hidup dan bergaul di tengah masyarakat di

sekitarnya, tentunya juga mengandung nilai etika atau nilai moral.

Nilai-nilai pendidikan moral dapat kita temukan dalam novel Cinta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

131

Suci Zahrana sebagai berikut (1) Berbakti kepada orang tua, (2)

Rendah hati, (3) Memuliakan tamu, dan (4) Malu.

d. Nilai Pendidikan Budaya dalam Novel Cinta Suci Zahrana

Nilai budaya merupakan tingkat yang paling abstrak dari adat,

hidup dan berakar dalam alam pikiran masyarakat, dan sukar diganti

dengan nilai budaya lain dalam waktu singkat.

Nilai budaya yang ada dalam pribadi atau diri seseorang dapat

dilihat dari bagaimana dia menghargai dan menjaga keadaan

lingkungan di sekitarnya. Selain itu, dapat kita lihat juga dari sikap dia

dalam menggunakan waktu yang baik yang belum tentu dimiliki oleh

orang lain. Nilai budaya yang terkandung dalam novel ini adalah (1)

Menjaga dan menghargai lingkungan, (2) Bertanggung jawab, (3)

Saling menasihati / mengingatkan, (4) Percaya diri, (5) Mandiri, (6)

Optimis, (7) Berusaha atau Mencoba, dan (8) Hemat.

Dari hasil analisis nilai pendidikan novel Cinta Suci Zahrana,

ditemukan nilai pendidikan yang meliputi nilai pendidikan agama, nilai

pendidikan sosial, nilai pendidikan moral, dan nilai pendidikan budaya.

Ini menjadikan salah satu kelebihan dari novel Cinta Suci Zahrana

bahwa novel ini bukan hanya menjadi novel pembangun jiwa, tetapi

juga merupakan novel yang penuh dengan nilai pendidikan, kelebihan

dari novel ini belum tentu dimiliki oleh novel lain. Dengan banyaknya

nilai pendidikan yang dapat kita ambil dari novel ini, novel ini patut

dijadikan alternatif bahan pembelajaran sastra khususnya analisis novel

pada tingkat satuan pendidikan.