Analisis-Psikologi-Sastra-Dan-Nilai-Pendidikan-Dalam-Novel ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
3 -
download
0
Transcript of Analisis-Psikologi-Sastra-Dan-Nilai-Pendidikan-Dalam-Novel ...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
4. Penyajian Hasil
Dalam penelitian ini disajikan dengan cara menyajikan data berupa
uraian-uraian hasil analisis dalam bentuk kalimat. Uraian-uraian tersebut
merupakan jabaran dari rumusan masalah yang dijawab oleh peneliti dalam
bentuk deskripsi hasil penelitian.
5. Menyimpulkan hasil penelitian
Pada kegiatan akhir penelitian adalah menyimpulkan hasil analisis.
Peneliti menyampaikan hasil analisis dalam novel Cinta Suci Zahrana yang
telah dilakukan peneliti dengan menggunakan langkah kerja penelitian.
Untuk lebih jelasnya tahap-tahap penelitian tersebut dapat dilihat pada
bagan prosedur penelitian sebagai berikut.
Gambar 2. Prosedur Penelitian
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Novel Cinta Suci Zahrana
Mencermati Novel
Pengumpulan Data
Pengklasifikasian Data
Penyusunan Laporan
Kesimpulan
Analisis Data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Novel Cinta Suci Zahrana Karya Habiburrahman El Shirazy
merupakan novel pembangun jiwa yang banyak memberikan manfaat bagi
pembacanya, novel ini menceritakan tentang perjuangan seorang wanita
bernama Dewi Zahrana untuk mencapai prestasi tertinggi dalam bidang
akademik, tetapi dalam kesuksesan akademiknya ada hal yang sangat
membebani batinnya, dalam usianya yang semakin matang dia belum juga
mendapatkan jodoh, desakan dari orangtua dan ejekan dari orang sekitar yang
membuat ia semakin tertekan akan hal itu. Berbagai lamaran ia tolak karena
Zahrana mencari pendamping yang taat beribadah, cobaan demi cobaan
datang menerpa dalam perjalananya untuk mendapatkan jodoh sampai pada
akhirnya ia dipertemukan dengan seorang pemuda yang akhirnya menjadi
suaminya, karena ketabahan, keikhlasan hatinya serta ketaatannya dalam
beragama akhirnya dia hidup dengan bahagia.
Novel Cinta Suci Zahrana terdiri dari 284 halaman dan terdiri dari 18
bab. Bab tersebut meliputi Hatinya Berkabut dan Basah, Menekuri Diri,
Harapan, Tiba di Beijing, Arti Cinta Ayah dan Ibu, Sambutan, Cemburu,
Lamaran yang Menggigilkan, Bingung dan Resah, Hari yang Kusut, Ia Terus
Berdoa, Hari yang Menegangkan, Teror, Berburu Ketenangan, Mengejar
Takdir, Lengkap Sudah Penderitaannya, Siapa Menanam Dia Menuai, Cinta
Suci Zahrana.
Zahrana adalah sosok wanita yang sempurna, cantik, dan pandai dalam
pendidikan. Zahrana menjadi terkenal karena karya tulisnya yang dimuat di
jurnal RMIT Melbourne, dia mendapat penghargaan dari Tsinghua University.
Sebuah Universitas ternama di China. Di tengah kesuksesannya, Zahrana
sedang merasa dilema, apakah dia harus melanjutkan pendidikannya atau
menikah. Orang tuanya cemas lantaran usia Zahrana yang tak lagi muda.
Walau banyak laki-laki yang melamarnya, namun Zahrana kerap menolaknya.
Disinilah terjadi konflik batin, antara menuruti keinginan orang tua
atau mengejar cita-cita. Sampai akhirnya Zahrana lebih memilih untuk
mengajar di Universitas di Semarang, dengan alasan tidak ingin jauh dari
orang tua. Zahrana juga memilih untuk mengalah dengan tidak menerima
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
tawaran beasiswa S3 di negeri China. Orang tua Zahrana selalu berharap agar
Zahrana cepat menikah dan memiliki keturunan. Orang tuanya khawatir tidak
sempat menyaksikan Zahrana bersuami dan menimang cucu. Zahrana berfikir
bahwa menikah hanya menunda-nunda kesuksesannya dan bisa menghalangi
prestasinya.
Puncak konfliknya, Zahrana dilamar oleh Pak Karman, dengan tegas
Zahrana menolak lamaran itu karena Pak Karman tidak memiliki ahlak dan
moral yang baik, disamping itu usia Pak Karman sudah memasuki kepala
lima. Akibat penolakan lamaran itu, Zahrana di ancam akan dipecat. Tetapi
Zahrana memilih untuk mengundurkan diri terlebih dahulu dan memilih
mengajar di sebuah sekolah kejuruan teknik. Setelah kejadian tersebut,
Zahrana berfikir bahwa dia memang harus segera menikah. Akhirnya dia
meminta saran pada pemimpin pesantren yang masih bersaudara dengan Lina,
sahabatnya. Zahrana dipertemukan dengan seorang pemuda yang bernama
Rahmad, yang dari segi pekerjaan biasa-biasa saja. Pemuda itu seorang duda
tanpa anak dan masih muda, dia adalah penjual krupuk keliling, Zahrana
merasa cocok dan dia memantapkan hati untuk menyempurnakan ibadahnya
melalui jalan menikah.
Zahrana merasa senang karena sebentar lagi dia akan menikah. Dia
akan memiliki seorang suami yang begitu sholeh. Namun kebahagiaan itu
sirna begitu saja saat Zahrana menerima kabar bahwa Rahmad calon suaminya
meninggal tertabrak kereta api disusul dengan kabar meninggalnya ayahnya
karena serangan jantung. Zahrana sangat sedih dan terpukul dengan kepergian
calon suami dan ayahnya, beberapa hari dia dirawat di rumah sakit, di rumah
sakit itu Zahrana bertemu dengan seorang dokter yang ternyata adalah Ibu
Hasan, mahasiswa yang dulu ia bimbing skripsinya. Kedatangan dokter
tersebut memberi semangat kepada Zahrana.
Beberapa hari kemudian, Ibu Hasan datang kerumah Zahrana, beliau
berniat untuk melamar Zahrana untuk putranya Hasan. Zahrana tidak
menyangka akan kabar tersebut, dia sedikit ragu menerima kabar tersebut.
Dikarenakan Hasan adalah mahasiswanya dan dia jauh lebih muda dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Zahrana, akhirnya Zahrana menerima lamaran tersebut dengan syarat
pernikahan dilaksanakan malam itu juga setelah shalat tarawih di masjid dekat
rumah Zahrana, dan Hasan menerima syarat tersebut. Pernikahan pun
dilaksanakan setelah shalat tarawih dan disaksikan oleh para jamaah shalat
tarawih. Akhirnya Zahrana menyempurnakan agamanya dan hidup bahagia
bersama Hasan setelah menikah.
Habiburrahman El Shirazy, atau Kang Abik panggilan di dunia
kepengarangan, dilahirkan di Semarang, Jawa Tengah, 30 September 1976.
Kang abik bukan hanya seorang penulis, dia juga seorang dai, penyair yang
terkenal sampai diluar negeri. Nama Kang Abik mulai melambung ketika
karya novelnya yang berjudul “Ayat-ayat Cinta” tampil di layar kaca.
Memulai pendidikan menengahnya di MTS Futuhiyyah I Mranggen
sambil belajar kitab kuning di Pondok Pesantren Al Anwar, Mranggen,
Demak di bawah asuhan KH. Abdul Bashir Hamzah. Pada tahun 1992 ia
merantau ke kota Budaya Surakarta untuk belajar di Madrasah Aliyah
Program Khusus (MAPK) Surakarta, lulus pada tahun 1995. Setelah itu
melanjutkan pengembaraan intelektualnya ke Fak.Ushuluddin, Jurusan Hadits,
Universitas Al-Ashar, Cairo dan selesai pada tahun 1999. Telah
merampungkan Postgraduate Diploma(Pg.D) S2 di The Institute for Islamie
Studies in Cairo yang didirikan oleh imam Al-Baiquri (2001). Profil diri dan
karyanya pernah menghiasi beberapa Koran dan majalah, baik lokal maupun
nasional seperti Solo Pos, Republika Anninda, Saksi, Sabilli, Muslimah, dll.
Karya-karyanya dinilai dapat membangun jiwa dan menumbuhkan
semangat. Karya-karyanya sangat baik dan penuh dengan pesan moral dan
agama, banyak novel-novel karya yang Kang Abik yang best seller. Beberapa
novel karya kang abik adalah Ayat-Ayat Cinta (telah dibuat versi filmnya,
2004), Di Atas Sajadah Cinta (telah disinetronkan Trans TV, 2004), Ketika
Cinta Berbuah Surga (2005), Pudarnya Pesona Cleopatra (2005), Ketika Cinta
Bertasbih 1 (2007), Ketika Cinta Bertasbih 2 (Desember, 2007) dan Dalam
Mihrab Cinta (2007). Langit Makkah Berwarna Merah, Bidadari Bermata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Bening, dan Bulan Madu di Yerussalem, Mahkota Cinta, Nyanyian Cinta dan
Cinta Suci Zahrana (telah dibuat versi filmnya pada tahun 2012).
B. Deskripsi Temuan Penelitian
Penelitian ini bersifat kualitatif, sehingga sangat diperlukan adanya
deskripsi kata-kata untuk menyampaikan hasil temuannya. Sebelum
membahas data penelitian, dirasa penting untuk mendeskripsikan temuan
penelitian. Temuan penelitian berupa data kualitatif, yakni kutipan kalimat
yang ada pada novel Cinta Suci Zahrana karya Habiburrahman El Shirazy dan
hasil wawancara dengan narasumber. Dalam novel tersebut, ada beberapa hal
yang menarik untuk dikaji, antara lain adalah unsur intrinsik novel, beban
psikologis tokoh utama dan nilai-nilai pendidikan yang ada dalam novel.
1. Unsur Intrinsik Novel Cinta Suci Zahrana
Struktur formal karya sastra dapat disebut sebagai elemen atau
unsur-unsur yang membentuk karya sastra. Karya sastra seperti bentuk
novel pada dasarnya dibangun oleh unsur-unsur tema, alur (plot), setting
(latar), tokoh (penokohan), sudut pandang (pusat pengisahan) dan gaya
bahasa. Unsur-unsur ini yang menjadi fokus untuk ditelaah secara
struktural formal pada umumnya.
a. Tema
Tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita. Ia selalu
berkaitan dengan berbagai pengalaman kehidupan, seperti masalah
cinta, kasih, rindu, takut, maut, religius, dan sebagainya. Dalam hal
tertentu sering tema dapat disinonimkan dengan ide atau tujuan utama
cerita (Nurgiyantoro, 2005:25).
Tema pokok dari novel Cinta Suci Zahrana karya
Habiburrahman El Shirazy ini adalah kesucian cinta Zahrana yang
dapat digambarkan melalui perjuangan seorang wanita dalam memilih
pasangan hidupnya sesuai dengan idamannya, yakni yang tampan,
sholeh, cerdas, dan dapat dijadikan imam bagi rumah tangganya demi
kebahagiaan dalam menempuh hidup berumah tangga. Melalui cerita
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
novel ini, dapat diambil makna dan kandungan nilai pendidikan yang
terkandung di dalamnya.
b. Amanat
Moral, seperti halnya tema, dilihat dari segi dikhotomi bentuk
isi karya sastra merupakan unsur isi. Ia merupakan sesuatu yang ingin
disampaikan oleh pengarang kepada pembaca, merupakan makna yang
terkandung dalam sebuah karya, makna yang disarankan lewat cerita
(Nurgiyantoro, 2005: 320).
Dalam novel Cinta Suci Zahrana amanat utama yang ingin
disampaikan pengarang kepada pembaca adalah pentingnya menuntut
ilmu setinggi langit, tetapi sejalan dengan hal itu, kita tidak boleh
menunda-nunda pernikahan sebagai salah satu bentuk ibadah dan
penyempurnaan agama sebagai bekal untuk kehidupannya di akherat
dengan memilih pasangan yang baik.
Dalam novel ini juga diajarkan agar kita harus bersabar, tidak
putus asa, keyakinan dengan prinsip-prinsip agama. Sebuah cita-cita
apabila diraih dengan jalan kesabaran, disertai dengan usaha yang
maksimal, meminta petunjuk kepada Yang Maha kuasa, nantinya pasti
akan membuahkan hasil yang baik. Hal inilah yang diajarkan dalam
novel ini yang direpresentasikan lewat tokoh Zahrana yang berusaha
sabar dan tegar dalam menghadapi cobaan dalam hidupnya. Keinginan
dan usaha kerasnya untuk mendapatkan jodoh, pada akhirnya dia
dipertemukan dengan mantan mahasiswanya sendiri.
Selain itu, pesan yang didapatkan adalah pendidikan akhlak
perilaku, sebagai manusia kita tidak boleh mempunyai pandangan
bahwa orang yang rendah itu selamanya rendah. Hal ini terlihat dari
kehidupan laki-laki yang hendak melamar Zahrana yaitu Gugun yang
awalnya dianggap tidak cerdas dan kerdil, sekarang Gugun sukses
menjadi pengusaha cor logam dan baja. Kehidupan manusia tidak bisa
diprediksi hanya melihat satu saat tertentu, karena roda kehidupan
terus berputar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Pesan yang dapat diambil lagi adalah setiap perbuatan pasti ada
balasannya. Novel ini memberikan sebuah jalan pencerahan untuk
menyadarkan pembaca bahwasanya setiap perbuatan baik atau buruk
akan mendapatkan hukuman yang setimpal. Ada sebuah peribahasa
yang sesuai dengan makna di atas seperti siapa yang menabur benih,
maka ia akan menuai hasilnya. Apabila kita berbuat kejelekan, maka
kita akan mendapatkan balasan yang lebih jelek, begitupun sebaliknya.
Novel ini mengajak pembaca agar lebih berhati-hati dalam melakukan
perbuatan, karena setiap perbuatan ada konsekuensi yang diterima.
c. Tokoh dan Penokohan
Unsur fiksi dalam novel Cinta Suci Zahrana selain latar yang
tampak jelas dipengaruhi tema dan masalah moral adalah
penokohannya. Sehubungan dengan itu maka ditampilkan tokoh-tokoh
yang mempunyai ciri khas tertentu. Jones (dalam Nurgiyantoro, 2005:
165) menyatakan, “Penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas
tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Senada
dengan pendapat tersebut Abrams dalam Nurgiyantoro juga
menyatakan, tokoh cerita adalah orang-orang yang ditampilkan dalam
suatu karya naratif atau drama, yang oleh pembaca ditafsirkan
memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang
diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan.”
Terjadinya peristiwa dalam suatu cerita dimungkinkan berkat
adanya tokoh-tokoh cerita tersebut. Dan posisi serta fungsi tokoh-
tokoh itu berpengaruh atas kelancaran alur ceritanya. Disamping itu
penokohan juga berkaitan dengan latar cerita, karena penempatan
tokoh cerita dalam latar tertentu akan mempengaruhi warna peranan
para tokoh.
Berdasarkan fungsinya atau penting tidaknya kehadiran tokoh,
tokoh dalam cerita dibedakan menjadi dua: pertama, tokoh
sentral/utama meliputi protagonis dan antagonis. Kedua, tokoh
bawahan, mencakup tokoh andalan, tokoh tambahan dan tokoh lataran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Tokoh andalan adalah tokoh bawahan yang menjadi kepercayaan
tokoh sentral (protagonis atau antagonis). Tokoh tambahan adalah
tokoh yang sedikit sekali memegang peran dalam peristiwa cerita.
Tokoh lataran adalah tokoh yang menjadi bagian atau berfungsi
sebagai latar cerita saja.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat kita lihat pada novel Cinta
Suci Zahrana karya Habiburrahman El Shirazy memiliki tokoh yang
cukup banyak, Diantaranya:
1) Tokoh Utama
Menurut Nurgiyantoro tokoh utama adalah tokoh yang
diutamakan penceritaannya dalam novel yang bersangkutan. Ia
merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan baik sebagai
pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian (Nurgiyantoro,
2005: 177).
Langkah yang dapat ditempuh untuk menentukan tokoh
utama yaitu: Pertama, melihat masalahnya atau tema lalu mencari
tokoh mana yang paling banyak berhubungan atau terlibat dengan
masalah tersebut. Kedua, mencari tokoh mana yang paling banyak
berhubungan dengan tokoh-tokoh lainnya. Ketiga, mencari tokoh
mana yang paling banyak memerlukan waktu penceritaan. Tokoh
yang paling banyak memenuhi persyaratan yang demikian itu
adalah sebagai tokoh utama.
Tokoh utama dalam novel Cinta Suci Zahrana meliputi:
a) Protagonis
Tokoh Protagonis dalam novel ini adalah Dewi
Zahrana. Dewi Zahrana adalah orang yang pintar dan sering
mendapatkan penghargaan atas prestasi yang diraihnya. Dia
sangat mementingkan kuliah yang pada akhirnya membuat dia
menunda-nunda untuk menikah, terkadang egois dan
mengabaikan keinginan orang tuanya. terlihat pada kutipan
berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
“Menikah dulu terus kuliah S2 kan tidak apa-apa tho.
Itu anaknya juga mau kok ikut ke Bandung”. Ia tidak
mau menikah dulu. Ia beralasan kalau menikah nanti
malah tidak konsentrasi, selesainya bisa molor padahal
beasiswanya cuma dua tahun. Ayah dan Ibunya tidak
berkata apa-apa lagi”. (CSZ, 2011: 15)
b) Antagonis
Tokoh Antagonis dalam novel ini adalah Sukarman/Pak
Karman. Pak Karman adalah orang amoral suka bermain
dengan wanita lain, pendendam, kejam dan gelar yang
disandangnya hanya sebagai pemanis. Seperti pada ucapannya
ketika Zahrana menolak lamarannya:
“Kau benar-benar ingin mengajak bermain api
denganku Zahrana. Baik tunggu pembalasanku. Kau
akan tahu akibatnya mempermainkan seorang Insinyur
Haji Sukarman, MSc. Tunggu saja. Akan kubuat kau
menangis siang dan malam dan merasakan penyesalan
yang tiada berkesudahan!” Geram Pak Karman. (CSZ:
2011: 214).
2) Tokoh Bawahan
Tokoh bawahan dalam novel ini meliputi:
a) Tokoh Andalan
(1) Pak Munajat
Ia adalah ayahnya Zahrana, wataknya agak keras,
tegas namun penuh penyayang. Wataknya yang tegas dapat
kita lihat pada kutipan:
“Alhamdulillah. Ikut senang. Tetapi lebih senang
seandainya di wisuda hafal Al-Quran.” (CSZ, 2011:
9).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Pak Munajat juga seorang yang religius, terlihat
pada kutipan:
“Kamu kan tahu, Nduk, Bapak mu itu kalau sudah
bedhug dengar suara Azan ya urusannya langsung
ke Mushalla.” (CSZ, 2011: 114).
(2) Bu Nuriyah
Bu Nuriyah adalah ibu Zahrana, ia sangat lemah
lembut dan tidak tegaan. Dan Selalu mengabulkan
keinginan Zahrana seperti yang terlihat pada halaman lima
ketika Zahrana ingin masuk SMA negeri.
“Ia tidak membantah ayah dan ibunya saat itu, ia
hanya pura-pura sakit. Dan anehnya ia benar-benar
bisa demam sampai berhari-hari. Akhirnya ibunya
iba. Ibunya mengajak bicara dari hati ke hati dan ia
mengutarakan bahwa keinginan terbesarnya adalah
masuk SMA terbaik di kota Semarang bukan ke
pesantren. Ibunya lalu bicara pada ayahnya,
“Daripada nanti di pesantren malah sakit-sakitan
terus, ya biarlah dia melanjutkan ke SMA.”
Akhirnya ia diijinkan masuk SMA. Ia tahu ayahnya
sangat kecewa.” (CSZ, 2011: 5).
(3) Bu Merlin
Orang yang sangat dihormati Zahrana karena Bu
Merlinlah yang membantu memasukan Zahrana ke
universitas Mangunkarsa. Bu Merlin juga dipercaya untuk
menyampaikan pesan dari Pak Karman untuk melamar
Zahrana, Bu Merlin adalah orang yang kecewa karena
usahanya menjodohkan Zahrana dengan Pak Karman gagal,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
tetapi ia tetap menyayangi Zahrana dan memberikan solusi
terbaik untuk kehidupan Zahrana yang lebih baik, hal ini
dapat dilihat dari saran Bu Merlin.
”Zahrana, kamu ternyata tidak tahu benar peta politik
kampus. Tidak tahu benar siapa Pak Karman. Jika
kamu nekat itu ibarat ulo marani gitik. Ibarat ular
mendekat untuk dipukul sampai mati. Mundurlah
dulu. Bertiaraplah sementara waktu. Ini yang kulihat
baik untukmu. Saya berjanji suatu saat nanti jika
saya ada kemampuan, kamu akan saya tarik lagi ke
kampus. Kali ini percayalah padaku. Saya tidak rela
orang sebaik kamu jadi bulan-bulanan kesewenang-
wenangan yang sudah saya cium dari sekarang. Kau
dosen yang berprestasi dan menerima banyak
penghargaan akan mudah bagimu diterima di tempat
lain. Sungguh Rana, saya tidak punya tujuan apa-apa
selain kebaikanmu.” (CSZ, 2011: 205).
(4) Lina
Lina adalah sahabat dekat Zahrana sejak SMA, di
dalam novel dijelaskan bahwa Lina itu seorang sahabat
yang baik, hal ini dijelaskan dalam kutipan berikut :
“Wajah sejuk sahabatnya terbayang dipelupuk
matanya. Ia sangat beruntung punya sahabat sebaik
Lina. Meneduhkan di kala gelisah, dekat di kala
susah, mengobati di kala sakit, dan mesra di kala
bahagia.” (CSZ, 2011: 21).
Dengan melihat dialog antara Lina dan Rana pada
novel, kita akan lebih mengenal sosok Lina yang sangat
menyayangi sahabatnya seperti di bawah ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
“E sebentar jadi kamu belum pulang bertemu
dengan ayah dan ibu?”. “Belum. Tadi dari bandara
langsung dibawa ke kampus. Terus langsung ke
sini.” “Seharusnya kamu pulang dulu ketemu
keluargamu dulu, ketemu ayah dan ibumu dulu
Rana.” “Nggak apa-apa. Justru aku merasa harus
ketemu kamu dulu. Aku penasaran dengan apa yang
kamu dapatkan dari pertemuan dengan kedua
orangtuaku, biar aku nanti enak kalau di rumah.” “O
ya baiklah kalau begitu. Barang-barangmu boleh
diturunkan. Nanti ke rumahmu pakai mobilku saja,
insya Allah.” (CSZ, 2011: 102).
“Biar aku yang ngurus. Kau pulanglah. Kita punya
prioritas berbeda. Saat ini yang terbaik aku
mengantarkan kakaknya Wiwik ini ke rumah sakit
dan kau yang terbaik adalah segera pulang menemui
ayah dan ibumu. Kau bisa pulang pakai taksi. Ada
taksi yang lalu lalang di sini. Kalau tidak ada bisa
dipanggil. Lima menit juga sampai di sini.” (CSZ,
2011: 109).
“Menurutku kamu tidak usah mengambil risiko
dengan menerima orang yang amoral seperti Pak
Karman itu. Kamu tentu tidak silau pada title,
jabatan dan kekayaannya kan? Kau harus ingat,
moral adalah nyawa orang hidup. Jika moral itu
hilang dari seseorang ia ibarat mayat yang
bergentayangan. Jika kau menerima lamaran pak
Karman dan menikah dengannya dalam
pandanganku madharatnya akan lebih besar dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
manfaatnya. Jadi pendapatku sebaiknya kau tegas
saja menolaknya.” (CSZ, 2011: 164).
“Dalam hati Zahrana harus kagum pada cara Lina
menasihati orang lain. Lina sedang menasehatinya
dengan sangat keras tapi dengan cara yang sangat
lembut. Yaitu memperlihatkan apa yang ia tulis
dalam album kenangan.” (CSZ, 2011: 168).
Kutipan tersebut menggambarkan bahwa Lina
adalah sahabat yang bisa memberi nasihat mana yang
seharusnya didahulukan. Memberi nasihat yang baik untuk
sahabatnya.
(5) Hasan
Mahasiswa yang skripsinya dibimbing Zahrana
namun Hasan tertarik dengan Zahrana dan akhirnya
menjadi suaminya. Hasan adalah mahasiswa yang rajin
yang mempunyai gigih untuk segera menyelesaikan Tugas
Akhirnya demi mengejar apa yang dicita-citakanya.
“Iya Bu, sebenarnya saya menunggu bu Zahrana di
kampus. Tetapi tadi siang ibu tidak datang ke
kampus. Saya ingin menyerahkan hasil cetak Tugas
Akhir saya yang hampir selesai itu Bu. Supaya ibu
bisa segera membaca dan memberi masukan. Kalau
bu Rana memandang saya harus merubah total ya
saya siap. Makanya saya datang kesini supaya
urusannya jadi semakin jelas dan Tugas Akhir saya
segera selesai.” (CSZ, 2011: 155-156).
Hasan juga tipe lelaki yang pemalu yang selalu
menyembunyikan rasa kagum, rasa suka pada lawan jenis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Setelah di rasa sukses dan pantas untuk menikah, ia
menyampaikan keinginanya untuk menyunting Zahrana
yang akhlak dan agamanya bagus kepada sang ibu.
“Bu Zahrana, saya tidak pernah menuduh begitu.
Saya percaya pada ibu. Juga percaya pada anak
saya. Saya datang kemari untuk menunaikan janji
saya pada anak saya itu. Saya berjanji akan
membantunya menyunting gadis manapun yang
ingin dinikahinya selama akhlak dan agamanya
bagus. Dan ketika hasan ingin menyunting bu
Zahrana, saya langsung setuju. Sebab saya sudah
tahu semuanya tentang ibu dari teman ibu yaitu
Lina. Saya berharap. Dan sangat berharap Bu
Zahrana tidak menolak pinangan ini. Ini pinangan
serius tapi belum resmi. Jika bu Zahrana serius nanti
saya akan meminang secara resmi dengan membawa
Hasan dan ayahnya juga beberapa anggota
keluarga.” (CSZ, 2011: 265).
(6) Nina
Mahasiswa Zahrana yang masih saudara dengan
Hasan. Nina adalah seseorang yang peduli dan mau
melindungi saudaranya. Selain Nina peduli dan melindungi
saudaranya, ia juga orang yang ceria.
“Ia bahagia, Nina langsung menikah begitu selesai
S.1. tapi sedikit kecewa karena Nina tidak menikah
dengan Hasan. Seperti yang ia idealkan. Belakangan
ia tahu kalau ia salah sangka setelah diberi tahu
Hasan. Nina itu ternyata adik ayahnya Hasan yang
paling bungsu. Semestinya Hasan memanggil dia
Bibi. Tapi karean Hasan lebih tua usianya malah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
sering dipanggil Mas oleh Nina. Hasan cerita Nina
orangnya memang kocak. Bahkan sering ngaku
pacar Hasan, yang katanya untuk menjaga Hasan
agar tidak digoda gadis-gadis yang jahil.” CSZ,
2011: 243).
b) Tokoh Tambahan
(1) Dr Zulaikha
Dokter yang memeriksa Zahrana ketika di Rumah Sakit
yang tidak lain adalah Ibu dari Hasan mahasiswa yang
dibimbingnya. Di dalam novel disebutkan bahwa dr.Zulaikha
itu seorang dokter yang penuh perhatian, hal ini dijelaskan
dalam kutipan berikut:
“Dengan ramah dokter setengah baya itu memeriksa
kondisi Zahrana. Semua keluhan Zahrana ia dengarkan
dengan penuh perhatian. Sesekali dokter itu
menghiburnya dengan perkataan lembut dan
menyejukkan. Senyumnya mengalirkan kesembuhan.”
(CSZ, 2011: 252).
Selain itu dr Zulaikha juga orang yang beriman kepada
Allah, hal ini terlihat pada percakapan berikut:
“Yang sudah terjadi biarlah berlalu. Diratapi seperti
apapun tak akan kembali. Jodoh itu terkadang dikejar-
kejar tidak tertangkap. Tapi terkadang tanpa dikejar
datang sendiri. Yang paling penting adalah dekat
dengan Allah dalam keadaan susah dan bahagia. Senang
dan sedih.” (CSZ, 2011 : 253).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Dr. Zulaikha dalam kutipan di atas, jelas terlihat bahwa
ia sebagai seorang dokter, tidak hanya berusaha
menyembuhkan dan mengobati pasiennya tetapi juga member
perhatian kepada pasiennya. Sama halnya yang dilakukan
dengan Zahrana, ia memberi motivasi dan nasihat untuk Rana
agar tidak terlalu larut dalam kesedihan dan kekecewaan.
(2) Mas Gugun
Merupakan kakak kandung dari Santi, teman satu kos
Zahrana yang hendak melamar Zahrana.
“ Kau harus tahu Dik Rana, saya ini memang terlahir
sebagai pejuang yang harus berjuang. Untuk bisa bayar
SPP kuliah pun harus berjuang. Saya sangat menikmati
itu. Sejak di SMA saya sudah terbiasa usaha kecil-
kecilan agar punya uang untuk jajan. Saya tidak pernah
dikasih uang jajan sama orang tua saya. Tanya Santi
kalau tidak percaya. Di keluarga kami ada tradisi anak
laki-laki tidak dikasih uang jajan. Anak laki-laki harus
bisa cari uang jajan sendiri, kalau perlu memberi uang
jajan pada adiknya yang perempuan. Saya kuliah ini
juga nekad. Maka saya hampir drop out karena sibuk
berjuang meningkatkan taraf hidup. Saya tidak perlu
malu untuk mengakui saya selama ini bisnis kecil-
kecilan jualan pakaian, khususnya pakaian dalam.
Awalnya saya menjajakan dagangan saya dengan
sepeda motor. Rasanya kurang praktis dan kalau
kulakan pas hujan agak repot, maka dengan rahmat
Allah yang Maha kuasa dan didorong oleh keinginan
luhur saya beli mobil truntung ini. Semua saya beli
dengan uang hasil keringat saya. Dan kini saya sedang
melirik bisnis cor logam dengan seorang teman di Ceper
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Klaten. Saya berperan sebagai marketer. Siapa tahu
suatu saat nanti bisa jadi produser alias yang
memproduksi.” (CSZ, 2011: 30-31)
Paragraf diatas menunjukkan sifat Gugun yang
sederhana, pekerja keras dan optimis yang diperlihatkan
melalui teknik cakapan.
(3) Pak Didik
Pak Didik merupakan rekan Zahrana saat bekerja di
Universitas Mangunkarsa. Setelah tahu Zahrana menolak
pinangan dari Pak Karman, pak didik akhirnya memberanikan
diri untuk melamar Zahrana sebagai istri keduanya melalui
email. Pak Didik termasuk orang yang baik, namun Zahrana
memilih menolaknya karena tidak ingin menyakiti istri pertama
Pak Didik meskipun ia tahu pak Didik orang yang baik dan
mampu berbuat adil. Dengan melihat isi email yang dikirim
kepada Zahrana kita dapat menilai dan mengetahui bagaimana
sosok pak Didik.
“Assalamu‟alaikum Wr. Wb
Semoga Ibu Zahrana sukses dan berbahagia selalu.
Amin. Sebelumnya mohon maaf jika email saya ini
mengganggu. Sebenarnya sudah lama saya ingin
mengirim email ini tapi terhambat karena beberapa
sebab. Hari ini saya merasa hari yang tepat saya
mengirim email ini untuk memberikan sebuah tawaran
kepada Ibu Zahrana. Maaf terpaksa saya sampaikan
lewat email, sebab jika saya sampaikan langsung secara
lisan takut terjadi salah paham. Karena bahasa tulisan
bisa diedit sementara bahasa lisan tidak.
Bu Zahrana, setelah mengetahui lebih detil tentang Ibu.
Juga apa yang Ibu cari selama ini saya memberanikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
diri mengajukan diri. Mengajukan diri untuk menjadi
suami Ibu. Maaf, to the point saja Bu. Saya menawarkan
kepada Ibu, sekali lagi maaf jika dianggap lancang,
untuk menjadi istri kedua saya. Saya yakin istri saya
bisa menerimanya nanti.
Saya akan berusaha adil sebagai suami. Terus terang
sebenarnya yang saya harapkan adalah seorang istri
yang educated dan cerdas seperti Bu Zahrana. Bukan
yang bisanya cuma arisan seperti istri saya saat ini. Tapi
karena sudah punya dua anak, tidak mungkin saya
meninggalkan dia. Saya yakin dengan kita membina
rumah tangga bersama, kita bisa bersinergi. Kita bisa
saling memberi dan memaksimalkan potensi. Ini
harapan saya. Semoga Ibu berkenan dengan harapan ini.
Saya kira cukup sekian dulu surat ini. Jika ada salah
kata mohon maaf. Tawaran saya ini mohon tidak
diartikan sebagai pelecehan. Sama sekali saya tidak
bermaksud seperti itu. Saya bermaksud kita saling
member manfaat. Itu saja. Akhirul kalam,
Wassalamu‟alaikum Wr. Wb” (CSZ, 2011: 224-225).
Pesan email yang dikirim untuk Zahrana tersebut, dapat
diketahui bahwa Pak Didik adalah orang yang baik, bijaksana
dan menghormati seorang wanita. Pak didik mempunyai
pribadi yang selalu bersikap sopan dan tidak memaksakan
kehendak untuk menyunting Zahrana.
(4) Rahmad
Rahmad adalah lelaki yang dipilih Pak kyai untuk
dijodohkan dengan Zahrana. Di dalam novel dijelaskan bahwa
Rahmad adalah sosok yang jujur, baik akhlak dan ibadahnya.
Hal ini dijelaskan dalam percakapan berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
“E, Sebentar Mas.” Zahrana menghentikan.
“Ya Bu, ada apa? Apa uang kembaliannya kurang?”
(CSZ, 2011: 239)
Jantung Zahrana berdegup kencang. Azan Maghrib
mengalun.
“Boleh tahu siapa nama Mas?”
“Nama saya Rahmad Bu, Sudah ya Bu saya jalan dulu.
Sudah Maghrib, saya harus cari masjid.”
Penjual krupuk itu mengayuh sepedanya ke arah suara
azan berkumandang. Zahrana memandang punggungnya
sampai hilang di kejauhan. (CSZ, 2011: 240).
c) Tokoh Lataran
(1) Marni, Mbak Mar, Bu Karsih
Mereka adalah tetangga Zahrana, yang selalu
menghibur Pak Munajat dan Bu Nuriyah saat Zahrana tidak
dirumah.
(2) Mas Andi
Ia adalah kakak sepupu jauh Lina yang mau dijodohkan
oleh Lina untuk Zahrana, karena Zahrana menolak akhirnya
lina sendirilah yang dinikahi oleh Mas Andi.
(3) Santi, Siti, Febi
Mereka adalah teman satu kos Zahrana saat kuliah di
Jogja, Zahrana sering mengajak mereka makan bersama di
salah satu kedai makanan di jogja. Seperti yang dijelaskan
dalam kutipan berikut:
“Ia masih ingat betul, siang itu ia sedang bahagia-
bahagianya karena judul skripsinya diterima oleh dosen
pembimbingnya. Bahkan ia mendapat pujian dari
pembimbingnya atas proposal skripsinya yang layak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
dijadikan tesis tingkat master. Ia mengajak Santi, Siti
dan Feby, teman-teman satu kosnya untuk makan enak
di Café Kampoeng Steak, sebagai tanda syukuran.”
(CSZ, 2011: 28).
(4) Edi Nugraha
Seorang pemuda berkulit bersih yang bertemu Zahrana
di bandara Changi, Edi adalah adik kelas Zahrana di FT UGM,
ia adalah orang yang ramah dan konsisten dengan apa yang dia
bicarakan jika ia akan datang menghadiri acara penyerahan
penghargaan Zahrana di Universitas Tsinghua.
“Edi Nugraha benar-benar datang, anak muda itu terus
memuji dirinya.” (CSZ, 2011: 69).
(5) Vincent Lung
Lelaki berkebangsaan Cina yang ditugaskan untuk
menemani Zahrana saat berada di Beijing, untuk menerima
penghargaan dari Thinghua University. Ia melayani segala
keperluan Zahrana saat berada di negeri tirai bambu tersebut.
(6) Lilian Yibing
Perempuan muda yang manis bermata sipit, ia adalah
seorang dosen sejarah yang ramah, Lilian menemani Zahrana
selama berkeliling untuk melihat bangunan masjid yang ada di
Beijing. Lilian fasih menjelaskan setiap detail bangunan masjid
seakan-akan dia adalah seorang muslim.
“Zahrana harus mengakui Lilian sangat menguasai dan
sangat fasih menceritakan sejaran masjid Niujie. Tiba-
tiba spontan Zahrana bertanya “Anda begitu fasih
menjelaskan sejarah agama islam, apakah anda seorang
muslim?” Lilian tersenyum dan gantian bertanya, “Apa
saya tampak seperti seorang muslim?” Zahrana hanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
menjawab dengan senyum. Lilian Yibing lalu berkata,”
Jujur saya bukan muslim, tapi saya suka sejarah islam.”
(CSZ, 2011: 78-79).
(7) Bu Nurul
Teman dosen Zahrana di Universitas Mangunkarsa
yang ikut menjemput Zahrana di Bandara, dia adalah salah satu
rekan yang sangat bangga melihat keberhasilan Zahrana.
“Dua dosen yang ikut menjemput, Pak Didik dan Bu
Nurul mendekat dan mengucapkan selamat. Bu Nurul
memeluknya erat.” (CSZ, 2011: 92).
(8) Wati
Seorang sahabat Zahrana yang mempunyai watak yang
buru-buru dan hanya memandang sebelah mata dalam
pengambilan keputusan. Seperti yang ada dalam kutipan novel
berikut :
“Kalau kau berpikirnya negative begitu kau tidak akan
menikah-nikah juga. Kau harus bisa berprasangka baik
dan berpikir positif. Dan menurutku sebaiknya kau juga
harus mengaca diri, lihat usiamu sudah berapa?
Meskipun kau berpendidikan tinggi. Sudah saatnya kau
tidak melangit dalam mencari jodoh. Kalau kau benar-
benar ingin segera menikah. Mencari manusia setengah
malaikat itu hal yang mustahil. Selama Pak Karman
masih sholat dan puasa ya terima saja apalagi ia orang
terpandang, terima saja. Apalagi ia orang terpandang.
Dan juga kesempatan seperti ini tidak selalu datang.
Kalau ia masih belum baik. Ya anggap saja kau
berdakwah. Siapa tahu setelah menikah denganmu, Pak
Karman berubah. Dan di hari tuanya ia sepenuhnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
membaktikan umurnya untuk kebaikan. Bukankah itu
bagian dari dakwah yang agung pahalanya?” (CSZ,
2011: 135-136).
Kutipan di atas, menggambarkan bahwa Wati hanya
memandang sebelah mata seseorang, ia hanya memandang
kelebihan dari seseorang tersebut tanpa mau mengetahui
keburukan yang ada pada orang tersebut. Ia baik, tetapi dalam
pengambilan keputusan ia tergesa-gesa dan tidak memikirkan
untuk kedepannya kelak.
(9) Pak Kyai
Seseorang yang menjadi panutan dan pimpinan di
yayasan tempat Zahrana mengajar sekolah. Ia yang
mengenalkan Rahmad dengan Zahrana.
(10) Bu Kyai
Seseorang yang mempunyai kebijaksanaan yang baik. Ia
merupakan istri dari Pak Kyai. Ia adalah orang yang diajak
berbicara oleh Zahrana mengenai keinginan dan niat Zahrana
untuk mencari suami, kebijaksanaan Bu Kiayi terlihat pada
kutipan ini.
“Begini anakku, Pak kyai punya seorang santri yang
sudah tiga tahun ini meninggalkan pesantren. Dia santri
yang dulu sangat diandalkan Pak Kyai. Namanya
Rahmad, pendidikannya tidak tinggi. Ia hanya tamat
Madrasah Aliyah, tidak kuliah. Karena setelah itu dia
mengabdi di pesantren ini. Baik akhlak dan ibadahnya.
Tanggungjawabnya bisa diandalkan, ia dari keluarga
yang pas-pasan. Anak kedua dari tujuh bersaudara,
pekerjaannya sekarang jualan krupuk keliling. Dia duda
tanpa anak, istrinya meninggal satu tahun yang lalu
karena demam berdarah. Itulah informasi yang bisa aku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
berikan. Musyawarahkanlah dengan kedua orang tuamu
dan kerjakanlah shalat istikarah. Jika kamu ingin dan
tertarik, beritahukan ummi. Nanti kita carikan jalan
terbaik.” (CSZ, 2011: 232).
Melalui para tokoh-tokoh di atas, Novel Cinta Suci Zahrana
menyajikan kejadian dan karakter manusia sesuai dengan alam yang
nyata, yakni kesungguhan seseorang dalam menempuh keinginannya
yang tampak baik dari tokoh utama maupun tokoh bawahan atau
pembantu.
d. Alur
Alur merupakan terjemahan dari istilah Inggris plot. Alur
adalah sambung-sinambung peristiwa berdasarkan hukum sebab
akibat. Alur tidak hanya mengemukakan apa yang terjadi, tetapi juga
menjelaskan mengapa hal itu terjadi. Dengan sambung-sinambungnya
peristiwa ini terjadilah sebuah cerita. Aminuddin berpendapat bahwa
alur adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan
peristiwa sehingga menjalin suatu cerita yang dihadirkan oleh para
pelaku dalam suatu cerita (Aminuddin, 2002: 83).
Dalam novel Cinta Suci Zahrana karya Habiburrahman El
Shirazy ini, alur penulisannya adalah maju mundur. Pada bagian awal
novel ini menceritakan tentang penghargaan yang diraih Zahrana,
selanjutnya pembaca di ajak untuk kembali ke masa lalu Zahrana
tentang sekolah-sekolahnya dan penghargaan-penghargaan yang telah
diraih Zahrana. Cerita selanjutnya berkisah tentang jalan cerita
Zahrana dalam menemukan jodohnya. Untuk lebih jelasnya dapat
disusun plot sebagai berikut:
1) Halaman 1-18 : Perjalanan Zahrana ke Beijing China untuk
menerima penghargaan level Internasional oleh School of
Architecture, Tsinghua University, sebuah universitas ternama di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
China. Namun selama perjalanan dia masih terbayang wajah kedua
orang tuanya yang tidak begitu antusias dengan prestasinya kali ini.
2) Halaman 19-36 : Zahrana sudah sampai di Bandara Changi
(Singapura), dalam perjalanannya dia masih memikirkan
bagaimana sepak terjangnya bisa sampai seperti sekarang ini,
termasuk penolakannya terhadap pinangan beberapa laki-laki,
termasuk mas Gugun.
3) Halaman 37-48 : Atas perintah Zahrana, Lina sahabatnya
bertandang ke rumah Zahrana untuk menemui kedua orang tuanya
dan menanyakan perihal kepergian Zahrana yang membuat mereka
tidak begitu bahagia.
4) Halaman 49-62: Zahrana tiba di Beijing dan diperlakukan dengan
baik disana, termasuk ditempatkan di hotel bagian President Suite.
5) Halaman 63-80: Zahrana menyampaikan isi pidatonya di tengah
orang-orang ternama di bidang arsitektur dan didepan para
wartawan yang meliput. Sedangkan di rumah keluarganya kecuali
Pak Munajat menontonnya lewat televisi.
6) Halaman 81-100: Zahrana sudah tiba di tanah air dan disambut
oleh mahasiswa dan rekan-rekannya di Kampus Mangunkarsa.
7) Halaman 101-110: Usai penyambutan di kampus, Zahrana
langsung bergegas ke rumah sahabatnya Lina untuk menanyakan
hasil kunjungannya ke orang tuanya kemarin.
8) Halaman 111-128: Sepulangnya dari Beijing, Zahrana dilamar oleh
Pak Sukarman dekannya.
9) Halaman 129-142: Zahrana masih bingung dan resah memikirkan
lamaran Pak Sukarman.
10) Halaman 143-158: Hari-hari yang dilewati Zahrana setelah dilamar
Pak Sukarman begitu berantakan. Ia jadi sering melamun
memikirkan keputusan yang akan diberikan kepada dekannya itu.
11) Halaman 159-170: Setelah cukup lama resah karena lamaran Pak
Karman, akhirnya ia menemui Lina yang waktu itu baru pulang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
dari singapura, bersama Lina Zahrana menceritakan apa yang
dialaminya.
12) Halaman 171-202: walaupun orang tuanya sedikit kecewa dengan
keputusannya, tapi Zahrana tetap teguh dengan pendiriannya untuk
menolak Pak Karman.
13) Halaman 203-214: Pasca penolakan Pak Karman, Zahrana melihat
ada tingkah Pak Karman yang tidak mengenakan, akhirnya dia
memutuskan untuk mengundurkan diri dari Universitas
Mangunkarsa.
14) Halaman 215-226: Setelah mengundurkan diri dari kampus, Rana
mendapat tawaran untuk mengajar di STM Al Fatah Mranggen
Demak. Namun permasalahan di Kampusnya mengajar dulu belum
juga selesai, dia dilamar kembali oleh rekan kerjanya dulu yaitu
Pak Didik, beliau ingin menjadikan Zahrana sebagai istri
keduanya, tanpa pikir panjang Zahrana menolak lamaran Pak
Didik.
15) Halaman 227-244: Usaha Zahrana tidak kenal lelah, ia terus
berikhtiar untuk mencari pendamping hidupnya kelak. Termasuk
menemui Pak Kyai dari salah satu pondok pesantren di Kaliwungu
untuk meminta tolong dicarikan calon suami yang taat beribadah,
tidak peduli latar belakang pendidikannya apa dan pak kyai pun
akhirnya menjodohkan Zahrana dengan seorang pedagang krupuk
keliling yang baik akhlaknya. Semua orang diundang kecuali Pak
Karman, Ia takut berita ini akan membuat dia semakin murka.
16) Halaman 245-256: Ujian datang lagi menimpa Zahrana, tepat di
hari pernikahannya. Rahmad calon suaminya meninggal dunia
karena tertabrak kereta api. Tidak sampai disitu, Pak Munajat juga
meninggal dunia karena serangan jantung yang dideritanya.
17) Halaman 257-270: Siapa yang menanam, dia yang akan menuai.
Pepatah itu tepat sekali jika diberikan kepada Pak Karman. Ia
ditemukan tewas di ruang kerjanya karna ditikam oleh suami dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
mahasiswa yang dilecehkannya. Kehidupan Zahrana semakin
membaik, dia sudah bisa ikhlas menerima kenyataan karena
ditinggal oleh dua orang yang dicintainya. Tanpa disangka-sangka
menjelang maghrib dr.Zulaikha ibunya Hasan datang kerumah
Zahrana untuk melamarkan putranya, Zahrana masih belum
percaya karena hasan adalah mahasiswanya. Namun dr.Zulaikha
terus meyakinkan Zahrana akan keseriusannya. Tanpa berfikir
panjang Zahrana menerima lamaran Hasan.
18) Halaman 271-276: Usai akad mereka hidup bersama dan
merencanakan masa depan keluarga kecil mereka termasuk untuk
melanjutkan menempuh gelar doktornya.
e. Latar
Istilah latar adalah terjemahan dari istilah Inggris setting. Latar
atau setting disebut juga sebagai landas tumpu, menyaran pada
pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat
terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan Abrams (dalam
Nurgiyantoro, 2005: 216).
Setting adalah latar peristiwa dalam karya fiksi, baik berupa
tempat, waktu, maupun peristiwa, serta memiliki fungsi fisikal dan
fungsi psikologis (Aminuddin, 2002: 67).
Latar memberikan pijakan cerita secara konkret dan jelas. Hal
ini penting untuk memberikan kesan realistis kepada pembaca,
menciptakan suasana tertentu yang seolah-olah sungguh-sungguh ada
dan terjadi. Dengan demikian, pembaca merasa dipermudah untuk
mengoperasikan daya imajinasinya, di samping dimungkinkan untuk
berperan serta secara kritis sehubungan dengan pengetahuannya
tentang latar. Pembaca dapat merasakan dan menilai kebenaran,
ketepatan, dan aktualisasi latar yang diceritakan sehingga lebih akrab.
Pembaca seolah-olah merasa menemukan dalam cerita itu sesuatu yang
sebenarnya menjadi bagian dirinya. Hal ini akan terjadi jika latar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
mampu mengangkat suasana setempat, warna lokal, lengkap dengan
perwatakannya ke dalam cerita (Aminuddin, 2002: 217).
Posisi dan fungsi latar amat penting dalam cerita. Berkat
adanya latar maka suatu keadaan tertentu akan lebih terungkapkan.
Sering terjadi, latar ikut membantu pembaca untuk lebih menghayati
suasana terjadinya suatu peristiwa dalam cerita tersebut. Pembaca
seolah-olah mengalami peristiwa tersebut atau ikut terhanyut ke dalam
suasana, misalnya perang, aman dan damai, mengerikan dan
menakutkan. Latar cerita terkadang bisa mengungkapkan semangat
jaman tertentu, misalnya dengan local colour atau warna setempat,
seperti jelas terlihat dalam cipta sastra angkatan Balai Pustaka yang
masih bersifat kedaerahan, berikut temuan latar yang ada dalan novel
Cinta Suci Zahrana karya Habiburrahman EL-Shirazy.
1) Latar Waktu
Latar waktu dapat memberikan penjelasan mengenai masa
atau zaman terjadinya cerita. Penggunaan waktu dalam novel
Cinta Suci Zahrana ini dengan menyebutkan waktu seperti, jam
dua siang, dua menit lagi, satu jam lagi, seminggu berlalu, malam,
pagi, siang. Seperti pada halaman satu berikut ini:
“Gerimis terus turun. Ia melihat jam tangannya. Jam dua
siang. Ia mendesah menghela nafas dalam-dalam. Dua
puluh menit lagi ia akan masuk pesawat dan terbang ke
Singapura, lalu terbang ke Beijing, China.” (CSZ: 2011: 1).
Dan terdapat juga seperti berikut:
“Hampir tengah malam, bandara terbesar di daratan China
itu masih ramai. Ribuan orang berlalu lalang menyeret dan
menenteng barang bawaannya” (CSZ, 2011: 49).
2) Latar Tempat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
Latar tempat dapat berupa lokasi terjadinya cerita. Dalam
novel Cinta Suci Zahrana terdapat beberapa latar tempat seperti
pada bagian awal novel ini berlatar di bandara karena Zahrana akan
berangkat ke China, selanjutnya berlatar di China yang
menceritakan betapa megahnya gaya arsitektur Tsinghua
University dan beberapa bangunan tua di China seperti mesjid
Niujie. Pada pertengahan cerita novel ini berlatar di daerah
Semarang tepatnya di daerah Mangunkarsa. Namun di Akhir novel
ini kembali berlatar di China karena Zahrana menerima beasiswa
yang ditawarkan universitas Fudan. Hasan pun memilih
melepaskan beasiswa di Malaysia dan lebih memilih kuliah di
China mengikuti istrinya untuk sekalian berbulan madu. Tembok
besar China menjadi saksi atas sucinya cinta mereka.
Selain menyebutkan nama-nama kota ataupun Negara
seperti diatas, novel ini juga menerangkan keberadaannya waktu
itu, seperti di hotel, auditorium, rumah, kampus, bengkel, kamar
dan ruang kantor.
“Boleh jadi ini adalah hotel pertama berkelas International.
Suasananya menentramkan. Sejuk karena memiliki banyak
kebun. Hotel ini sangat dekat dengan jantung kota. Dan
hanya lima menit ke pasar Xiushui, juga dekat dengan
Tiananmen Square.” (CSZ, 2011: 54).
Kutipan di atas menggambarkan sebuah hotel di China
dengan segala fasilitasnya. Sedangkan di bawah ini kutipan yang
menggambarkan tempat dimana Zahrana akan berpidato.
“Zahrana memasuki ruang auditorium dengan langkah
sedikit gemetar. Ruangan itu sudah hampir penuh. Vincent
mengajaknya ke barisan paling depan. Ratusan pasang mata
memandangnya. Vincent mengenalkan Zahrana pada orang-
orang penting yang ada di barisan paling depan, termasuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
Rektor Tsinghua University, Menteri Pendidikan RRC, para
guru besar, para duta besar dan lain sebagainya. Zahrana
dipersilahkan duduk tepat disamping guru besar Fakultas
Teknik Fudan University, namanya Prof Jiang Daohan.”
(CSZ, 2011: 65).
3) Latar Sosial
Latar sosial menyaran pada hal-hal yang berhubungan
dngan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat, Tata
cara kehidupan masyarakat mencakup berbagai masalah dalam
lingkup yang cukup kompleks. Ia dapat berupa kebiasaan hidup,
adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berfikir dan
bersikap, dan lain-lain yang tergolong latar spiritual (Nurgiyantoro,
2005 : 233).
Latar sosial yang ada dalam novel Cinta Suci Zahrana ini
adalah mengenai sikap hidup. Hal ini digambarkan pada kisah
keluarga Zahrana yang berasal dari keluarga sederhana, akan tetapi
Zahrana tidak minder dengan kondisi keluarganya. Justru karena
itu dia terus belajar dan bekerja keras agar bisa mengangkat derajat
keluarganya dimata masyarakat pada umumnya. Seperti tampak
dalam kutipan berikut:
“Maka nduk, kamu sekolahlah setinggi-tingginya. Jangan
sampai nasibmu kayak ibu dan bapakmu. Kalau sekolahnya
rendah itu tidak diajeni sama orang.” (CSZ, 2011: 7).
Berdasarkan keterangan-keterangan di atas, jelaslah bahwa
latar sangat diperlukan untuk mendukung unsur-unsur instrinsik
yang lainnya seperti tokoh dan penokohan, sehingga dapat menjadi
suatu karya sastra yang estetik.
f. Sudut Pandang (Pusat Pengisahan)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2005: 248) Sudut pandang, point
of view, menyaran pada sebuah cerita dikisahkan. Ia merupakan cara
dan atau pandangan yang dipergunakan pengarang sebagai sarana
untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar dan berbagai peristiwa yang
membentuk dalam cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca.
Dalam novel Cinta Suci Zahrana ini dibuat berdasarkan sudut
pandang orang ketiga. Terlihat dari penggunaan kata dia sebagai kata
pengganti orang ketiga.
“Dalam hati Ia mendoakan para mahasiswanya itu, semuanya
sukses dan jadi orang yang berhasil kelak. Lebih berhasil dari
dirinya. Ia pernah mendengar kalimat yang indah dari salah
satu guru SMA dulu, “Guru yang berhasil adalah yang mampu
mengantarkan muridnya lebih berhasil dari dirinya. Itulah guru
sejati.” Ia berharap bisa mengantarkan mahasiswanya meraih
prestasi Internasional melebihi dirinya” (CSZ, 2011: 57).
g. Gaya Bahasa
Gaya bahasa menurut Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2005:
276) diartikan sebagai cara pengucapan bahasa dalam prosa atau
bagaimana seorang pengarang mengungkapkan sesuatu yang akan
dikemukakan. Gaya Bahasa atau majas dalam novel Cinta Suci
Zahrana didominasi oleh hiperbola. Adapun pemajasan lain yang
terdapat dalam novel Cinta Suci Zahrana adalah personifikasi dan
simile.
1) Majas Hiperbola
Hiperbola merupakan gaya bahasa yang mengandung suatu
pernyataan yang berlebihan, dengan membesar-besarkan sesuatu.
Hasil analisis majas hiperbola dalam novel Cinta Suci Zahrana
adalah sebagai berikut.
a) “Suaranya menderu, roda-rodanya menapak dan
mencengkeram landasan.” (CSZ, 2011: 1).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Pemanfaatan gaya bahasa hiperbola terlihat pada kalimat di
atas, yang dimaksudkan pada kalimat diatas adalah suara
pesawat yang akan turun dan roda pesawat yang mulai
menyentuh landasan, kata menderu dan mencengkeram
merupakan kata yang melebih-lebihkan untuk menggambarkan
keadaan pesawat yang akan mendarat.
b) “Pesan dari Ibunya itu benar-benar menancap dalam
dadanya”(CSZ, 2011: 8).
Hiperbola adalah majas yang mengandung suatu pernyataan
yang berlebihan dengan membesar-besarkan sesuatu. Kalimat
di atas membesar-besarkan sesuatu yaitu yang terdapat pada
kalimat menancap di dadanya, yang dimaksudkan disini
adalah nasihat dari ibunya benar-benar membuat ia tersadar.
c) “Ia keluar ruangan dari ruangan Dekan dengan hati berbunga-
bunga”(CSZ, 2011: 11).
Kalimat diatas memanfaatkan gaya bahasa hiperbola karena
penggunaankata berbunga-bunga dirasa berlebihan, kalimat
diatas dimaksudkan untuk menggambarkan hati seseorang
yang sedang bahagia.
d) “Ia paling antusias jika diminta bercerita tentang perjuangan
hidupnya yang penuh tetesan keringat, peluh, dan darah”(CSZ,
2011: 30).
Penggunaan gaya bahasa hiperbola sangat terlihat pada
kalimat di atas, karena penggunaan kata yang sangat
berlebihan seakan-akan ia sedang perang dengan tetesan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
keringat, peluh, dan darah padahal ia hanya menceritakan
perjuangan hidupnya untuk meraih kesuksesan.
e) “Nikmatnya mendengar suara ibunya mengaji. Ia seperti
merasakan ada aliran kesejukan menyusup ke syaraf-
syarafnya, sehingga sesaat ia seperti terbebas dari segala
bentuk tekanan.”(CSZ, 2011: 154)
Penggunaan gaya bahasa hiperbola terlihat pada
kata menyusup, ini membuat kalimat di atas terlihat
berlebihan, padahal yang dimaksud dalam kalimat di atas
adalah Zahrana yang merasa tentram hatinya karena
mendengar ibunya yang sedang mengaji.
f) “Sore itu kota Semarang kembali gelap. Langit hitam pekat.
Kilat berdenyar-denyar.” (CSZ, 2011: 171).
Penggunaan gaya bahasa hiperbola terlihat pada
kalimat Langit Hitam Pekat. Kilat berdenyar-denyar. Ini
terlalu berlebihan untuk menggambarkan keadaan langit
yang mendung dan akan turun hujan disertai kilat tanda
akan turun hujan deras.
g) “Keringat yang mengalir, lengan yang kekar terbakar matahari
menambah pesona tersendiri.” (CSZ, 2011: 239).
Kalimat di atas dapat dikategorikan dalam gaya
bahasa hiperbola, karena kalimat di atas hanya bertujuan
untuk menggambarkan kekaguman Zahrana kepada
Rahmad yang gagah dengan keringat dan badannya yang
kekar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
2) Majas Personifikasi.
Majas personifikasi adalah gaya bahasa yang meramalkan
benda-benda mati seolah-olah hidup atau mempunyai sifat
kemanusiaan. Hasil analisis majas personifikasi dalam novel Cinta
Suci Zahrana adalah sebagai berikut.
a) “Daun-daun menari bergesekan tertiup angin.” (CSZ, 2011:
37).
Kalimat tersebut dikategorikan sebagai gaya bahasa
personifikasi karena kabut diibaratkan sebagai benda hidup,
sama seperti manusia yang dapat melakukan kegiatan menari,
daun diibaratkan dapat menari layaknya manusia. Padahal
makna kalimat tersebut adalah daun yang bergerak karena
adanya angin.
b) “Rerumputan meringkuk dalam basah.” (CSZ, 2011: 37).
Kalimat tersebut memanfaatkan penggunaan gaya bahasa
personifikasi, karena meringkuk merupakan kegiatan yang bisa
dilakukan oleh manusia, dalam kalimat di atas di jelaskan
rumput dapat meringkuk layaknya manusia, makna yang
sebenarnya adalah rumput yang tumbang karena tersiram air.
c) “Air berlarian masuk selokan bersama daun-daun kering,
ranting-ranting patah dan sampah.” (CSZ, 2011: 37).
Kalimat di atas dikategorikan sebagai gaya bahasa
personifikasi karena kegiatan berlari hanya dapat dilakukan
oleh makhluk yang bernyawa, air, daun, dan ranting tidak
dapat berlari seperti hewan maupun manusia. Makna dari
kalimat di atas adalah aliran air yang deras yang dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
menghanyutkan daun kering dan ranting patah ke dalam
selokan.
d) “ Pak Munajat berjalan setengah berlari, ia seperti dikejar
hujan yang turun menderu.” (CSZ, 2011: 171).
Kalimat di atas memanfaatkan gaya bahasa
personifikasi karena menyamakan hujan dengan manusia yang
bisa mengejar, yang dimaksudkan dalam kalimat di atas adalah
Pak Munajat yang berjalan setengah berlari karena takut hujan
akan semakin turun deras.
3) Majas Simile
Majas simile atau perumpamaan dapat diartikan suatu majas
yang membandingkan dua hal/benda dengan menggunakan kata
penghubung. Hasil analisis majas simile dalam novel Cinta Suci
Zahrana adalah sebagai berikut.
a) “Sungai yang meliuk-liuk seperti ular yang panjang” (CSZ,
2011: 86).
Kalimat di atas dikategorikan sebagai gaya bahasa
simile karena terdapat kata pembanding seperti. Dalam
konteks ini menjelaskan sungai yang memiliki tikungan
curam.
Dari temuan-temuan di atas, dapat kita tarik kesimpulan bahwa
unsur-unsur intrinsik yang meliputi tema, amanat, tokoh, alur, latar, sudut
pandang, dan gaya bahasa, merupakan unsur pembangun yang saling
melengkapi, hal ini menjadi salah satu acuan penilaian baik atau tidaknya
sebuah karya sastra dan mutu penceritaan. Dilihat dari hasil analisis
unsur instrinsik, novel Cinta Suci Zahrana ini merupakan salah satu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
karya sastra yang memiliki nilai tinggi karena unsur intrinsik di
dalamnya saling padu untuk menciptakan sebuah cerita yang membangun
jiwa bagi setiap para pembacanya.
2. Beban Psikologis Tokoh Utama Novel Cinta Suci Zahrana
Novel Cinta Suci Zahrana karya Habiburrahan El Shirazy ini
menggambarkan sebuah novel yang menceritakan beban psikologi atau
tekanan batin yang dialami oleh tokoh utama yaitu Zahrana.
Beban utama yang dialami oleh tokoh utama yaitu Zahrana sangat
mendominasi cerita, dimana terjadi konflik yang menyebabkan beban
tersendiri dalam kejiwaan seorang Zahrana. Terkait dengan teori
kepribadian psikoanalisis sigmund freud yang terdiri dari tiga sistem yaitu
id, ego, dan super ego terdapat hubungan antara sistem dengan novel
Cinta Suci Zahrana :
Id , pada novel Cinta Suci Zahrana ini ada pada keinginan dalam
hati seorang Zahrana untuk meraih gelar tertinggi dalam bidang akademik,
selalu berambisi untuk mendapatkan banyak penghargaan dan pujian dari
dalam maupun luar negeri.
Ego, Zahrana melakukan upaya apa saja untuk mewujudkan
keinginanya itu dengan tekun belajar, melanjutkan studi di Universitas
ternama di Indonesia sepeti UGM dan ITB sampai pada puncak
prestasinya ia mendapatkan penghargaan dari Tsinghua University di
Beijing, China.
Super ego, sesuai dengan norma yang berlaku dalam kehidupan
keluarga dan masyarakat, dalam hal akademik Zahrana mendapatkan
segalanya, tetapi dalam kehidupan pribadinya ia tak dapat membahagiakan
kedua orangtuanya lantaran dia sudah sangat menikmati untuk mengejar
gelar akademik, ia lupa akan kodratnya sebagai perempuan untuk menikah
dan memberikan cucu kepada kedua orangtuanya yang sudah tua, di usia
yang sudah mencapai 34 tahun dia belum juga mendapatkan pasangan
hidup, ini menjadi gunjingan tersendiri bagi tetangga-tetangga dan orang-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
orang yang ada di sekeliling Zahrana karena dalam masyarakat kita, usia
34 tahun untuk seorang wanita adalah usia yang terlalu tua untuk
mengabaikan kehidupan rumah tangga. Sehingga Zahrana sering disebut
perawan tua oleh orang sekelilingnya.
Apa yang menurut Zahrana benar belum tentu benar pula di
mata orang lain, ini membuat beban tersendiri bagi Zahrana. Berikut
beberapa masalah yang bertubi-tubi yang membuat jiwa Zahrana semakin
tertekan dan akhir bahagia yang di alami Zahrana.
a. Keinginan Untuk Menikah
Beban psikologi pada tokoh utama yang ada dalam novel ini
adalah rana sebagai tokoh utama yang mempunyai keinginan untuk
segera menikah. Tetapi usia yang sudah tiga puluh empat tahun belum
juga menemukan jodohnya. Dengan usia yang sudah kepala tiga ini,
rana menjadi tidak yakin apakah masih ada pemuda yang mau menikah
dengannya. Permasalahan ini dapat dilihat pada percakapan di bawah
ini :
“Aku juga sebenarnya sudah memikirkannya Lin. Tapi sekarang
di umurku yang sudah tiga puluh empat tahun, pemuda mana
yang mau denganku?” (CSZ, 2011: 107).
Rana semakin ragu apakah masih bisa ia menemukan pasangan
hidupnya mengingat usianya yang sudah kepala tiga. Pikiran Rana yang
takut sampai kapan ia akan menunggu dan menemukan pasangan
hidupnya ditambah dengan desakan orangtua yang menginginkan Rana
segara menikah dan hanya dengan menikah itulah yang dapat
membahagiakan orangtuanya.
b. Keinginan orangtua
Beban psikologi yang Zahrana alami sebagai tokoh utama dalam
novel ini adalah menggambarkan sebuah beban yang berasal atau
disebabkan oleh keinginan orangtua dan desakan dari orangtuanya
selain dari rasa khawatir dan kecemasannya sendiri. Keinginan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
orangtua Zahrana yang ingin agar Zahrana segera untuk menikah dan
tidak terus-terusan mencari penghargaan atau gelar. Seperti yang
diceritakan dalam penggalan percakapan antara Zahrana dan Lina
temannya sebagai berikut :
“Ya aku tahu itu. Aku sangat senang kau mengerti mereka. Tapi
saat ini ada yang sangat mereka inginkan, dan keinginan mereka
bukan melihat kau diwisuda lagi atau menerima penghargaan ini
dan itu. Bagi mereka apa yang ia lihat dari putrinya sudah
sangat cukup. Mereka sudah sangat bangga padamu. Mereka
Cuma ingin lihat satu hal darimu.” “Apa itu ?”. “Mereka Cuma
ingin melihat kamu punya anak. Mereka ingin kau memberikan
mereka cucu yang bisa menghibur mereka dan membuat mereka
tidak kesepian. Itu saja. Masalahnya kau tidak memikirkan
keinginan mereka ini, yang kau pikirkan adalah bagaimana
dapat penghargaan ilmiah. Bisa jadi malah setelah dari China
kau ingin melanjutkan kuliah lagi. Ingin meraih doktor.” (CSZ,
2011: 106).
Cerita tersebut menceritakan bahwa niat rana sukses dengan
mencari gelar maupun penghargaan itu untuk membahagiakan orangtua
tetapi semua seakan sia-sia. Orangtua tidak menginginkan hal itu dari
Rana, yang orangtua inginkan adalah Rana untuk segera menikah dan
memberi cucu bagi orangtuanya. Sedangkan Rana sendiri juga
menginginkan untuk segera punya suami, tetapi belum juga mendapat
pasangan atau seorang pria sesuai dengan yang ia inginkan.
Kenyataan Rana belum menikah hingga usia sudah mencapai
kepala tiga, hal ini membuat malu orangtuanya. Dengan rasa malu
orangtuanya terhadap tetangga-tetangga tersebut, membuat beban
tersendiri untuk batin rana. Beban semakin bertambah dengan keadaan
ayah Rana yang sudah emosi dan kecewa dengan Rana dikarenakan di
mata sang ayah, Rana hanya mementingkan keinginannya sendiri untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
terus-menerus mencari gelar dan penghargaan tanpa memikirkan
keinginan orangtuanya agar ia segera menikah. Beban karena rasa malu
orangtua yang disebabkan karena dirinya ini dapat dilihat dari
perkataan atau ucapan dari sang ayah sebagai berikut :
“O, gitu, to? Kebanggan apa? Nyatanya semakin kamu terkenal,
dapat banyak penghargaan, malah semakin bikin malu orangtua!
Kamu bangga, kami malu!” (CSZ, 2011: 114).
Rana yang mengira dan mengharapkan dengan dia banyak
mendapat penghargaan itu bisa membuat orangtua semakin bangga
dengan dirinya tetapi malah sebaliknya, dengan penghargaan itu,
anggapan orangtua adalah hal yang semakin membuat malu
orangtuanya. Anggapan orangtua terhadap rana hanya ingin senang-
senang dan dipuji kepandaiannya dan sampai sudah berumur belum
menikah juga. Seperti percakapan dari Ayah dengan ibunya berikut ini :
“Bu! Tanya anakmu ini, sampai kapan dia mau senang-senang
cari gelar, cari penghargaan, dipuji-puji kepinterannya. Sampai
lupa umur dan jadi perawan tua. Sampai kapan begini terus?”
Kata Pak Munajat lebih keras. “ (CSZ, 2011: 115).
Dengan kata-kata keras dari Ayah itu, Rana semakin tertekan
dan beban dalam batinnya semakin berat. Perjuangan dia untuk meraih
prestasi yang bertujuan untuk membahagiakan orangtuanya, tetapi tidak
dihargai dan tidak membuat Ayahnya bangga dan bahagia. Kata-kata
dari sang ayah yang beranggapan Rana lupa akan umurnya sekarang
adalah hal yang keliru. Rana sebenarnya sudah menginginkan dan
memikirkan untuk menikah. Tetapi Allah belum mempertemukan ia
dengan jodohnya. Kesabaran Rana menunggu hadirnya jodoh penuh
dengan keikhalasan agar dapat menemukan jodoh yang baik untuk dia
dan Rana tidak mau buru-buru dalam menentukan pilihan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
Beban Rana tidak hanya sebatas pada umur yang sudah kepala
tiga tetapi belum menemukan jodohnya. Beban semakin bertambah
ketika ia mengetahui kalau ayahnya menderita sakit jantung yang sudah
parah. Sedangkan Rana merasa bahwa dirinya belum bisa menuruti
keinginan orangtuanya. Selama ini Rana sudah berusaha dan berjuang
untuk dapat membahagiakan dan menyenangkan orangtuanya. Tetapi
anggapan bagi orangtuanya berlainan dengan anggapan Rana. Rana
berusaha dan berjuang untuk menyelesaikan kuliah dan mendapat gelar-
gelar yang seharusnya dapat dibanggakan, tetapi hal itu tidak berarti
apa-apa untuk orangtuanya terutama ayahnya. Mereka beranggapan
bahwa yang bisa membahagiakan dan menyenangkan hatinya sebagai
orangtua Rana adalah segera dapat menyaksikan Rana menikah.
Nasihat dan pesan dari ibu Rana, seakan seperti suatu ancaman
bagi Rana. Dengan pesan dari ibunya itu, Rana semakin tertekan dan
merasa tidak berharga di mata orangtua karena belum menikah juga
pada usia yang sudah tua. Nasihat dari ibu Rana tersebut adalah ketika
Rana dan ibunya sedang bercakap-cakap sebagai berikut :
“Senangkanlah hati Bapakmu. Kalau bisa penuhilah permintaan
dia. Kau anaknya satu-satunya, orang yang sangat dikasihaninya
selain ibu.” (CSZ, 2011: 116).
“Jangan sampai kau menyesal di kemudian hari. Kau juga harus
ingat umurmu sudah tidak muda lagi” (CSZ, 2011: 190).
Beban psikologi yang ada dalam diri Rana semakin bertambah.
Kata-kata nasihat dari ibunya membuat hati Rana terpukul. Kata-kata
dari ibu tersebut selalu terngiang-ngiang dalam benaknya. Sebagai anak
satu-satunya seharusnya dia bisa membahagiakan orangtuanya, bisa
memenuhi permintaannya. Kenyataan pahit bagi Rana yang belum bisa
memenuhi permintaan orangtuanya sangat memukul hari Rana. Kata-
kata dari ibu yang menyangkut umur dia sekarang dirasa menusuk
hatinya. Seakan dengan umur yang sudah tidak muda lagi itu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
kesempatan untuk memenuhi keinginan orangtuanya yaitu dengan
menikah adalah hal yang mustahil. Tetapi Rana sendiri tidak dapat
melakukan apa-apa selain bersabar menunggu ada seorang pria yang
melamarnya dan yang sesuai dengan keinginannya. Rana hanya bisa
pasrah dan meminta kepada Allah untuk segera dipertemukan
jodohnya.
Ketakutan dan kekhawatiran Rana dengan ayah yang sakit
jantung membuat Rana menjadi takut dan tertekan. Tekanan dan
ketakutan ini adalah ia membayangkan jika ayahnya tidak dapat
menyaksikan dia ketika nanti ia menikah karena mengingat sakit sang
ayah sudah parah.
c. Lamaran
Permasalahan dan cobaan yang diterima Rana hingga membuat
beban batinnya semakin bertambah. Beban yang ia rasa tidak hanya
karena desakan dari orangtua atau gunjingan-gunjingan dari tetangga-
tetangga. Beban yang lain yang Rana rasa dan terima adalah ketika Pak
Karman yang tak lain adalah Dekan Kampus dimana ia bekerja
menyatakan keinginannya untuk melamarnya.
Lamaran dari Pak Karman sangat menekan batinnya. Hal ini
karena Pak Karman adalah orang yang tidak ia harapkan karena ia tidak
bermoral, sudah punya istri tetapi masih suka dan sering menggoda
wanita-wanita cantik termasuk mahasiswanya. Lamaran Pak Karman
membuat batin Rana tertekan dapat diambil dari penggalan cerita pada
novel sebagai berikut :
“Suasana pertemuan yang hangat itu membuat Zahrana bisa
sedikit melupakan tekanan batinnya atas lamaran Pak
Karman….” (CSZ, 2011: 157).
Setelah Pak Karman datang ke rumah untuk melamar dirinya,
hari-hari Rana seakan suram dan gelap. Semangat Rana tidak seperti
biasanya dan selalu terbayang-bayang wajah Pak Karman. Dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
keadaan yang seperti ini membuat batin Rana semakin tertekan dengan
keadaan dan kebingungan harus berbuat apa dan bagaimana baiknya.
Beban Rana berkurang ketika mahasiswanya yaitu Hasan dan Nina
datang ke rumahnya dan tercipta suasana yang membuat Rana lupa
dengan tekanan batin karena lamaran dari Dekannya tersebut.
Keinginan dan harapan yang besar dari orangtua Rana agar
Rana mau menerima lamaran itu semakin membuat batinnya tertekan
dan berat. Meskipun orangtuanmya tidak secara langsung menyuruh
Rana untuk menerima lamaran itu, tetapi dari cara bicara orangtuanya
sangat terlihat bahwa mereka mengharapkan Rana menerima lamaran
dari Pak Karman yang sama sekali tidak pernah ada dalam bayangan
dan pikiran Rana untuk menjadi istri dari dekannya tersebut. Cara
bicara orangtua rana yang menunjukkan keinginan dan harapan
orangtuanya itu adalah sebagai berikut :
“ Buatlah kami bangga kamu menikah dengan orang yang
terhormat dan terpandang, sehingga penantian kamu tidak sia-
sia”. Kalimat itu terus terngiang-ngiang dalam telinga, dada dan
pikirannya. Jelas sekali kedua orangtuanya menginginkan ia
menerima lamaran itu.” (CSZ, 2011: 183).
Semakin tertekan batin Rana ketika orangtuanya menginginkan
dan mengharapkan Rana untuk menerima lamaran dari Pak Karman.
Orangtua Rana terutama Ayahnya sangat mengharapkan dan menyuruh
agar Rana menerima lamaran dari Pak Karman. Tetapi hal ini berlainan
dengan hati Rana yang sangat menolak lamaran tersebut. Sampai
berujung perselisihan antara Rana dan ayahnya karena permasalahan
lamaran ini. Di mata ayahnya, Pak Karman adalah orang yang baik,
terpandang dan terhormat, jadi tidak ada alasan untuk Rana untuk
menolak lamarannya dan dari segi umur masih lebih muda Pak Karman
bila dibandingkan dengan ayahnya jadi masih pantas untuk jadi suami
Rana.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
Anggapan dan penilaian ayah Rana terhadap Pak Karman sangat
berlainan dengan hati Rana. Rana yang lebih tau siapa sebenarnya Pak
Karman dan bagaimana sikap dan moralnya. Tetapi Rana tidak ingin
menceritakan bagaimana Pak Karman yang sesungguhnya kepada
orangtuanya.
d. Teror Sms
Sejak Rana menolak lamaran dari Dekannya yaitu Pak Karman,
Pak Karman tidak begitu saja diam dan menerima kenyataan bahwa
Rana menolak lamaran darinya. Pak Karman berusaha balas dendam
karena penolakan Rana tersebut. Pak Karman selalu meneror Rana
dengan mengirim sms yang berisi ejekan dan ancaman-ancaman yang
lain. Teror sms yang berisi ejeken contohnya yang terdapat pada novel
berikut ini :
“Sedang apa perawan tua:”
“Ternyata jadi perawan tua itu indah.”
“Jangan-jangan jilbabmu itu kedok untuk menutupi daging
tuamu yang sudah busuk di kerubung lalat!” (CSZ, 2011: 223).
“Apa kabar Perawan Tua?”
“Kelapa itu semakin tua semkain banyak santannya. Banggalah
jadi perawan tua!” (CSZ, 2011: 224).
Teror sms tersebut menjadi beban psikologi bagi Rana. Menjadi
perawan tua seakan itu merupakan sesuatu yang sangat hina. Anggapan
bahwa jilbab yang dikenakan Rana hanya untuk kedok sangat memukul
hati Rana. Teror sms yang dikirim Pak Karman sangat menyakitkan
hati. Rana semakin pesimis dan tidak yakin apakah akan dapat
mewujudkan keinginan orangtuanya yang menginginkan ia untuk
segera menikah.
Pak Karman tidak puas dengan teror sms yang dikirim kepada
Rana. Setelah ia menerima undangan pernikahan dari Rana. Teror sms
masih dikirim untuk mengancam Rana. Ancaman sms dari Pak Karman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
membuat Rana ketakutan dan cemas hingga membuat pikiran Rana
bertanya-tanya apa maksud dari sms tersebut. Sms ancaman dari Pak
Karman terdapat pada novel berikut :
“Apa kabar perawan tua? Jika kau telah beli gaun pengantin.
Sebaiknya kau kembalikan saja. Kau tak akan memakainya di
hari pernikahan yang telah kau tentukan. Kau masih akan lama
menyandang statusmu sebagai perawan tua. Bukankah jadi
perawan tua itu indah. Tiap saat dilamar banyak orang dan bisa
dengan semena-mena menolaknya. Kenapa kau tidak
menikmatainya saja? Kenapa tergesa-gesa? Demi kebaikanmu
sendiri, sebaiknya kau kembalikan saja gaun pengantinmu itu.
Jadilah perawan tua selamanya.” (CSZ, 2011: 246).
SMS yang diterima Rana tersebut seakan ancaman yang
diberikan kepadanya dari Pak Karman. Dengan sms itu, menjelaskan
bahwa Pak Karman mempunyai maksud dan niat yang tersembunyi
yang bertujuan untuk menggagalkan pernikahan yang telah disusun dan
direncanakan itu. Setelah menerima sms ancaman itu, Rana tidak bisa
tenang dan semakin menjadi ketakutan.
e. Kehilangan Bapak dan Calon Suami
Beban psikologi Rana dalam novel ini penuh dengan rasa haru.
Tidak hanya berhenti pada teror yang membuat Rana menjadi selalu
ada beban yang merupakan beban psikologi bagi dia. Di hari bahagia
dan yang ditunggu-tunggu itu akhirnya datang. Hari dimana dia
menikah dengan calon suami yang selama ini diimpikan. Hari
pernikahan yang seharusnya menjadi hari yang membahagiakan
baginya tetapi justru memberikan kesedihan baginya.
Kesedihan di hari yang seharusnya menjadi hari bahagia buat
Rana itu adalah dengan meninggalnya Rahmad calon suaminya.
Rahmad meninggal karena kecelakaan kereta api. Mendengar kabar itu,
Rana tidak percaya dan sangat terpukul berat dalam hatinya. Tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
hanya Rana yang kaget dan tidak percaya dengan kabar tersebut, Bapak
Rana mendengar kabar kecelakaan itu seketika jatuh dan penyakit
jantungnya kambuh hingga akhirnya sang Ayah tidak kuat dan
meninggal dunia.
Keadaan yang membuat Rana sangat terpukul dan membuat
beban dalam kehidupan Rana membuat ia merasa tidak sanggup untuk
hidup. Harapan yang selama ini ada seakan sudah tidak ada lagi, semua
seperti sudah pupus bagi Rana. Harapan yang sudah pupus dan merasa
bahwa ia tidak kuat terdapat pada percakapan dalam novel berikut :
“Entahlah Lin, harapanku sudah pupus. Aku merasa tidak
bergairah hidup lagi.” “Tidak Rana. Kau tidak boleh pupus
harapan. Ingatlah Allah Maha luas kasih sayang-Nya.
Percayalah ini Cuma ujian kecil. Masih banyak hamba Allah di
muka bumi ini yang diuji dengan ujian yang jauh lebih besar
dari yang kau alami. Ayolah Rana, kau harus tabah! Kau tak
boleh menyerah. Putus asa berarti kau menyerahkan dirimu
dalam perangkap setan!” “Yah do‟akan aku ya Lin. Semoga aku
kuat. Tapi bagiku ini sangat berat!” (CSZ, 2011: 251).
Terpukul dan kecewa karena calon suaminya meninggal di hari
pernikahannya, bertambah dengan kenyataan bahwa Bapaknya
meninggal menyusul calon menantunya. Beban semakin berat karena
Rana merasa belum bisa membahagiakan orangtuanya, belum bisa
memberi apa yang menjadi keinginan orangtuanya terutama ayah yang
tidak bisa melihat ia saat duduk di pelaminan.
f. Pernikahan Zahrana
Manusia sejatinya tak luput dari salah, kesalahan, dan
permasalahan dan dari setiap permasalahan pasti tuhan menyediakan
pula jalan keluarnya, begitu pula pada masalah yang ada pada novel
Cinta Suci Zahrana ini, dalam novel ini kita di ajarkan untuk selalu
sabar dan ikhlas untuk menerima berbagai macam cobaan. Penyelesaian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
dari masalah yang dihadapi seorang Zahrana adalah ketika ia dilamar
oleh Hasan yang tidak lain adalah mahasiswa Zahrana dulu saat
menjadi dosen di Universitas Mangunkarsa, dikala Zahrana mengalami
keterpurukan Hasan datang membawa harapan baru untuk menjadikan
Zahrana istrinya.
“Bu Zahrana ini Hasan. Saya setuju dengan syarat ibu. Ibu
siapkan wali dan saksinya saya akan siapkan maharnya dan
penghulunya. Kamu sekeluarga insyaallah berangkat sekarang,
dan kami shalat isya di masjid dekat rumah Ibu.”(CSZ, 2011:
269).
“Airmata Zahrana meleleh, ia merasa bahagia diberi karunia
oleh ALLAH suami yang sholeh, yang romantis tetapi juga
sangat menjaga akhlak, adab, etika, dan tatakrama.”(CSZ,
2011: 275).
“ Zahrana menggenggam erat tangan suaminya. Kini, cinta suci
itu benar-benar ia rasakan. Hatinya tiada henti memuji
keagungan ALLAH yang maha pengasih dan Maha
Penyayang.” (CSZ, 2011: 275).
Karena kesabaran dan keikhlasannya akhirnya Zahrana hidup
bahagia dengan Hasan suaminya.
3. Nilai Pendidikan dalam Novel Cinta Suci Zahrana
a. Nilai Pendidikan Agama dalam Novel Cinta Suci Zahrana
Nilai pendidikan agama adalah menanamkan sikap pada
manusia untuk tunduk dan taat kepada Tuhan. Penanaman nilai religius
yang tinggi mampu menumbuhkan sikap sabar, tidak sombong, dan
tidak angkuh kepada sesama. Manusia akan saling mencintai dan
menyayangi. Dengan kata lain, manusia akan mampu menjalin
hubungan baik antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan
manusia maupun manusia dengan makhluk lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
Nilai pendidikan agama dalam novel Cinta Suci Zahrana
banyak ditunjukkan dalam deskripsi cerita, dialog antar tokoh, dan
respons para tokoh dalam menyikapi sesuatu. Sebagai suatu novel
tentunya terdapat dialog seperti pada percakapan langsung pada
umumnya. Namun percakapan ini berbentuk tulisan sehingga lebih
mudah untuk dilihat dan dibaca berulang-ulang.
Dalam sebuah novel, paragraf ataupun kalimat merupakan
sebuah ide yang ingin dituangkan oleh pengarang. Perbedaan
kemampuan pembaca untuk memahami isi novel menimbulkan
interpretasi yang berbeda-beda pula sehingga terkadang pesan yang
disampaikan oleh pengarang dipahami berbeda oleh pembaca. Hal itu
dapat disebabkan antara lain karena perbedaan pengarang dengan
persepsi pada diri pembaca. Oleh sebab itu paragraf dan kalimat yang
jelas akan lebih mudah dipahami oleh pembaca pada umumnya. Pesan
yang ingin disampaikan oleh pengarangpun dapat dipahami oleh
pembaca dengan mudah.
Penulis menyampaikan pesan-pesannya yang ingin
disampaikan lewat cerita dalam novel ini ke dalam bentuk dialog dan
deskripsi tokoh. Pesan di balik deskripsi cerita akan disampaikan
dalam bentuk potongan paragraf dan kalimat.
Adapun nilai-nilai pendidikan agama yang dapat kita ambil dari
cerita dalam novel Cinta Suci Zahrana karya Habiburrahman El
Shirazy ini adalah sebagai berikut :
Salah satu nilai pendidikan agama adalah nilai pendidikan yang
dapat memberikan contoh atau pelajaran tentang sikap atau akhlak kita
terhadap Akhlak terhadap Allah. Hal ini dapat diartikan sebagai sikap
atau perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai
makhluk kepada Tuhan sebagai khalik. Sikap terhadap Allah dapat
diwujudkan berupa mencintai Allah, berbaik sangka terhadap Allah,
berserah diri, tidak menyekutukan Allah, memohon ampunan Allah,
serta menunaikan ibadah dengan baik. Kutipan-kutipan yang terdapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
dalam novel Cinta Suci Zahrana yang mengandung makna nilai
pendidikan agama adalah sebagai berikut :
1) Taat Beribadah
Ibadah di dalam syariat Islam merupakan tujuan akhir yang
dicintai dan diridhai-Nya, karena Allah menciptakan manusia,
mengutus para Rasul dan menurunkan kitab-kitab suci-Nya. Di
antara keutamaan ibadah bahwasanya ibadah menyucikan jiwa dan
membersihkannya, dan mengangkat ke derajat tertinggi menuju
kesempurnaan manusiawi. Hal ini terdapat dalam novel Cinta Suci
Zahrana terdapat dalam kalimat berikut:
“Selesai sahur Zahrana membaca Al-Qur‟an sementara
ibunya shalat. Begitu azan subuh berkumandang mereka
berdua pergi ke masjid. Selain untuk shalat Subuh
berjamaah mereka juga ingin mendengarkan Kuliah Subuh
yang diadakan selama Bulan Suci Ramadhan.” (CSZ: 2011:
260).
Bulan ramadhan merupakan bulan khusus yang diberikan
kepada umat islam, bulan yang dipenuhi dengan keberkahan,
rahmat dan pengampunan. Nilai-nilai Ibadah yang lain juga
terdapat dalam penggalan novel sebagai berikut ini:
“Alhamdulillah. Terus belajar yang baik. Jangan sekali-kali
meninggalkan shalat. Jaga akhlak. Dan jangan neko-neko”
(CSZ, 2011: 6).
Shalat adalah kunci dari agama. Bagi orang yang beragama
islam, shalat adalah satu kewajiban yang tidak boleh ditinggalkan
dalam keadaan apapun kecuali hal-hal tertentu yang sudah diatur
oleh Allah. Dalam menjalankan shalat kita juga diharuskan untuk
tidak menunda-nundanya, hal ini juga terdapat dalam penggalan:
“Tetapi diam-diam dari hati yang paling dalam ia kagum
juga pada orang tua itu, kalau adzan berkumandang tak ada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
yang boleh menghalanginya untuk datang ke mushalla.”
(CSZ, 2011: 75).
Hidup di dunia adalah sementara waktu saja, setelah itu kita
akan hidup kekal di akhirat. Untuk itu kita ditugaskan mencari
seberapa banyak bekal untuk di bawa ke akhirat, termasuk
menjalankan shalat. Dunia bukan tempat bersenang-senang.
Kesenangan di dunia bersifat sementara dan palsu. Menyadari
hakikat ini, perlulah kita menyediakan perbekalan untuk hidup
diakhirat kelak. Hal inilah yang terjadi dengan keluarga Zahrana,
ketika banyak sekali urusan dunia yang menghampiri mereka. Ia
tidak lupa untuk memikirkan kehidupan akhirat dengan berdzikir
mensucikan Allah. Seperti yang terdapat dalam penggalan berikut;
“…Sekarang yang ia pikirkan adalah bagaimana
menyiapkan bekal sebanyak-banyaknya untuk hidup di
kampung abadi, yaitu kampung akhirat…” (CSZ, 2011:
144).
“ Mereka ingin memiliki bekal yang cukup untuk hidup di
kampung akhirat. Maka pada jam seperti itu mereka berdua
duduk di beranda sambil merasakan hangatnya suasana
pagi juga untuk berdzikir mensucikan Allah.” (CSZ, 2011:
144).
2) Berbaik sangka kepada Allah
Sikap berbaik sangak kepada Allah adalah hal yang
diharuskan untuk kita sebagai makhluk ciptaan-Nya dengan segala
kesempurnaan bila dibandingkan dengan makhluk lainnya. Allah
lebih mengetahui apa yang seharusnya dan apa yang terbaik untuk
diri kita. Jika memang ada suatu kejadian atau peristiwa yang tidak
kehendaki atau tidak kita harapkan terjadi, hal itu bukanlah karena
Allah murka atau benci pada diri kita. Berbaik sangka kepada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
Allah setiap waktu, karena semua sudah diatur oleh kuasa-Nya.
Berbaik kepada Allah dapat kita lihat pada penggalan cerita novel
berikut :
“Kau kayak anak kecil aja, cari pekerjaan baru. Dengan
begitu kau bisa berdalih dengan seribu alasan yang
menyejukkan mereka. Bisa kau katakan tidak kerasan lagi
di kampus. Cari pengalaman baru dan lain sebagainya. Kau
jangan takut kepada apapun dan kepada siapapun kecuali
Allah. Kau harus ingat bahwa rizki, umur dan nasib apa
yang akan kita jumpai ada ditangan Allah. Allah sudah
menulis rizki kita, maka rizki kita tidak akan diserobot
orang lain. Kita hanya diminta ikhtiar sebaik-baiknya agar
mendapat rahmat Allah SWT. Anggap saja kau keluar dari
kampus itu sebagai hijrah. Hijrah dari takdir yang baik ke
takdir yang lebih baik. Umar bin Khattab pernah
mengatakan begitu” (CSZ, 2011: 207-208).
Dalam paragraf ini, Lina sebagai sahabat Zahrana
memberikan nasihat kepada temannya itu agar tidak takut kepada
apa pun kecuali Allah, walaupun Zahrana mempunyai banyak
cobaan dalam hidupnya, namun dia masih mempunyai Allah yang
Maha Besar. Allah tidak akan menelantarkan hamba-Nya selagi dia
tidak berputus asa dan selalu berusaha. Allah tidak akan
membebani hamba-Nya diluar kemampuannya. Sudah pasti kita
akan mendapatkan hikmah dari apa yang kita terima atau alami dan
nantinya akan memberikan sebuah manfaat untuk kita.
3) Berdzikir
Akhlak manusia dengan Allah yang lainnya yaitu berdzikir,
dzikir membuat hati dan badan menjadi kuat dan tegar serta
menumbuhkan rasa cinta kepada Allah. Dalam novel ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
disebutkan bahwa Ibu Nuriyah sering kali menghabiskan waktunya
untuk berdzikir. Terlihat dalam penggalan berikut ini:
“…Setiap kali ia berdzikir membaca Hauqalah itu, ia
membayangkan menanam pohon di surga. Semakin banyak
maka akan semakin banyak pohon yang ditanam dan
otomatis semakin luas kebunnya di surga” (CSZ, 2011:
145)
“Bu Nuriyah sendiri sering merasakan betapa Maha
Pengasih dan Penyayangnya Allah SWT, amalan yang
ringan seperti itu diganjar dengan pahala yang sedemikian
besar. Meski demikian banyak manusia memilih untuk
tidak menghiraukannya. Mulut digunakan untuk melukai
hati orang dengan kata-kata yang menusuk hati. Padahal
jika mulut itu digunakan untuk berdzikir ia sudah
menabung amal shaleh untuk hidup di akhirat kelak.” (CSZ,
2011: 145).
Standar dzikir yang diharapkan adalah tidak hanya sekedar
gerakan lisan saja namun memiliki bekas dan pengaruh dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan dzikir yang banyak diharapkan
mampu menghadirkan nur (cahaya) Allah swt, begitu pula
memberikan ketenangan dan ketentraman jiwa. Karena itu,
semakin kuat iman seseorang maka akan semakin banyak pula
dzikirnya kepada Allah swt karena ia ingin selalu dekat dengan
TuhanNya.
Di bawah ini nasehat Dr. Zulaikha kepada Zahrana untuk
selalu ingat Allah dalam keadaan apapun yang ditunjukkan melalui
penggalan di bawah ini:
“Yang sudah terjadi biarlah berlalu. Diratapi seperti apapun
tak akan kembali. Jodoh itu terkadang dikejar-kejar tidak
tertangkap. Tapi terkadang tanpa dikejar datang sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
Yang paling penting adalah dekat dengan Allah dalam
keadaan susah dan bahagia. Senang dan sedih” (CSZ, 2011:
hlm. 253).
Paragraf tersebut memberikan nasihat untuk Zahrana yang
dapat kita ambil pelajarannya untuk kita jadikan sebagai pegangan
dalam kehidupan kita yaitu tetap dekat dengan Tuhan dan pasrah
kepada Tuhan. Apapun yang terjadi pada diri kita merupakan
kehendak dari Tuhan. Segala sesuatu sudah diatur oleh-Nya dan
segala sesuatu tak akan pernah terjadi jika Tuhan tidak
menghendakinya.
4) Berdoa
Doa mempunyai kekuatan yang luar biasa. Doa merupakan
salah satu bentuk ibadah yang paling mulia di sisi Allah. Doa
adalah inti sarinya ibadah. Hal ini dapat dilihat dalam penggalan
berikut:
“…Perempuan tua itu lirih berdoa semoga anaknya Zahrana
diberi keselamatan, dimudahkan urusannya dan dibukakan
hatinya untuk segera membina rumah tangga.”(CSZ,
2011:47).
Di dalam Islam, orang tua memiliki kedudukan yang mulia
terutama kaum ibu. Begitu pentingnya peran seorang ibu sehingga
Islam sangat memperhatikan kaum Ibu. Untuk itu doa seorang Ibu
sangat didengar oleh Allah, Ibu yang salehah tidak menginginkan
sesuatu untuk anaknya kecuali kebaikan. Tidak putus-putus
lisannya mendoakan anak-anaknya, derita yang menimpanya tidak
terasa, yang terpenting untuk dirinya adalah kebahagiaan anak-
anaknya.
5) Bersabar
Sabar merupakan sesuatu yang mudah diucapkan pada lisan
kita. Tetapi sabar amat sulit untuk diterapkan dalam hidup kita
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
yang benar-benar dari hati kita. Orang yang bisa bersabar dalam
keadaan apapun, maka ia mendapatkan kedudukan yang tinggi di
mata Tuhan.
“Iya tinggi sekali. Ditambah lagi, itu juga..apa itu…iya kata
dokternya urat jantungnya tersumbat.” Ucap Bu Nuriyah
dengan kening berkerut. Zahrana sangat kaget mendengar
penjelasan ibunya.” “Inna Lillah...” (CSZ, 2011:116).
Paragraf di atas menunjukkan bahwa secara fitrah, setiap
orang, apapun profesinya, siapa pun jenis kelaminnya pasti selalu
menginginkan hidup yang nyaman, jauh dari rasa susah, sulit,
sempit dan keburukan. Manusia selalu melakukan berbagai macam
upaya agar selalu hidup dalam keadaan nyaman berdasarkan
pandangannya masing-masing. Tidak ada satu pun manusia
menginginkan hidup dalam kesulitan dan kesempitan. Manusia
tidak menyukai kejadian yang tidak menyenangkan, padahal sudah
mejadi fitrah bahwa hidup tidaklah akan selalu nyaman. Dan pada
saat terkena musibah hendaklah bersabar.
Kesabaran adalah sebuah keutamaan yang menghiasi diri
seseorang, di mana seseorang mampu mengatasi berbagai
kesusahan dan tetap berada dalam ketaatan kepada Allah meskipun
kesusahan dan cobaan itu begitu dahsyat. Nilai kesabaran juga
dapat dilihat pada ucapan Zahrana kepada muridnya saat
mengajarkan teknik listrik yang dihubungkan dengan nilai-nilai
kesabaran.
“Justru itulah karena dalam menggambar teknik listrik
memerlukan kesabaran yang tinggi. Maka ibu ingin kalian
memiliki ruh kesabaran itu. Mumpung kita masuk bulan
puasa. Ayo kita kaji hubungan puasa dengan kesabaran.
Dan hubungan puasa dengan penghematan. Dan juga
hubungan puasa dengan prestasi umat Islam. Kita ke
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
perpustakaan selama dua jam pelajaran. kalian membaca
yang serius. Hasil bacaan kalian, kalian presentasikan satu
per satu minggu depan.” (CSZ, 2011: 261).
Sebagai lulusan terbaik dari ITB, Zahrana selalu
mengajarkan kepada muridnya agar apa yang diajarkannya dapat
mendekatkan muridnya dengan sang Maha Pencipta, salah satunya
menghubungkan tekhnik listrik dengan Ibadah puasa dan ibadah
sabar. Ibadah sabar dan Ibadah puasa mempunyai hubungan yang
erat, Allah menjanjikan ganjaran pahala yang tidak terbatas kepada
orang-orang yang sabar. Sedangkan dalam berpuasa kita harus
bersabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allah, dan bersabar
dari semua keinginan syahwat yang diharamkan-Nya bagi orang
yang berpuasa, serta bersabar dalam menghadapi beratnya rasa
lapar, haus dan lemahnya badan yang dialami orang yang berpuasa.
Seperti halnya puasa, dalam memilih pasangan juga
dianjurkan untuk bersabar, karena Allah swt menciptakan manusia
berpasang-pasangan, supaya muncul suatu ketenangan,
kesenangan, ketentraman, kedamaian dan kebahagiaan. Hal ini
tentu saja menyebabkan setiap laki-laki dan perempuan
mendambakan pasangan hidup yang memang merupakan fitrah
manusia. Tidak gegabah dalam memilih pasangan terdapat pada
penggalan novel di bawah ini:
“Menikah adalah ibadah, tidak boleh asal-asalan. Harus
dikuati benar syarat rukunnya. Meskipun ia tahu ia sudah
jadi perawan tua yang sangat terlambat menikah, namun ia
tidak mau gegabah dalam memilih ayah untuk anak-
anaknya kelak.” (CSZ, 2011: 197).
Meskipun Zahrana sering dapat gunjingan dan cacian
sebagai perawan tua, tetapi ia tetap sabar dalam menerimanya.
Dengan adanya cacian tersebut, tidak menjadikan ia gegabah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
dalam menentukan pilihan hidupnya termasuk pasangan hidup.
Demi mendapatkan pasangan hidup yang baik untuk masa
depannya, Zahrana sabar dalam penantian dan tidak mau terburu-
buru. Dapat kita ambil hikmah dalam sebuah kesabaran dari novel
ini, yaitu setiap orang yang sabar pasti akan mendapatkan yang
terindah dan baik.
6) Bersyukur
Betapa banyak nikmat yang dianugerahkan Allah kepada
manusia. Nikmat sehat, waktu luang, masa muda, kebahagiaan,
serta nikmat lainnya yang tak terhingga. Maka bila kita ingin
menghitung nikmat yang Allah berikan, niscaya tidak akan bisa.
Inilah tanda cinta kasih Allah kepada hamba-hambaNya. Dari
semua nikmat yang Allah berikan, patutlah manusia bersyukur
kepadaNya. Nilai syukur dapat dilihat pada ucapan Pak Munajat
kepada Bu Nuriyah dalam penggalan novel berikut:
“Yang penting kita terima apa pun yang diberikan oleh
Allah dengan rasa syukur Bu. Hujan Alhamdulillah. Panas
Alhamdulillah. Mungkin memang seperti ini yang terbaik
menurut Allah. Dan semoga kita selamat, juga Rana di
Surabaya selamat.” Jawab Pak Munajat sambil duduk
(CSZ, 2011: 172)
Penggalan cerita di atas membawa para pembaca untuk
bersyukur atas apapun yang diberikan Allah SWT kepada kita saat
di dunia. Dunia adalah tempat yang tidak nyaman untuk dihuni.
Segala sesuatunya sudah ada yang mengatur dan menentukan. Baik
buruknya sudah ada yang mengatur. Tidaklah pantas jika manusia
mengeluh dan tidak sabar menghadapi cobaan hidup. Kita sebagai
manusia hanya bisa merencanakan dan berusaha, untuk hasilnya
sudah ada yang menentukan yaitu Tuhan kita. Apa yang terjadi
pada diri kita itu berarti yang terbaik untuk kita. Maka satu-satunya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
jalan dan pilihan yang terbaik adalah bersyukur dengan apa yang
kita miliki atau kita terima. Bersyukur menerima apa yang terjadi
dan jika ap yang kita terima belum dapat dikatakan baik, maka kita
tidak boleh untuk berputus asa.
b. Nilai Pendidikan Sosial dalam Novel Cinta Suci Zahrana
Nilai pendidikan sosial ini berhubungan dengan masyarakat
atau sistem sosial. Tata nilai sosial tertentu akan mengungkapkan
sesuatu hal yang bisa direnungkan. Selain nilai agama yang terkandung
dalam novel cinta suci zahrana karya Habiburrahman El Shirazy ini,
terdapat juga nilai pendidikan yang terkandung di dalamnya yaitu nilai
pendidikan sosial. Nilai pendidikan sosial ini berhubungan dengan
masyarakat atau sistem sosial. Nilai pendidikan sosial ini dapat
berbentuk :
1) Dermawan
Zahrana mempunyai jiwa sosial yang tinggi. Ia merasa
hidup sebagai seorang pengajar akan lebih efektif jika dibarengi
dengan wujud nyata. Dan wujud nyata itu adalah kedermawanan.
Begitu banyak cara untuk bersikap dermawan pada sesama. Modal
yang diperlukan hanya satu yaitu kemauan tinggi untuk
melakukannya. Dan yang tak kalah penting, perbuatan baik pada
orang lain pada hakikatnya adalah berbuat baik pada diri sendiri.
Kedermawanan Zahrana dapat dilihat dalam penggalan berikut:
“Sopir taksi minta bayaran. Zahrana memberikan uang lima
puluh ribu. Ketika sopir itu mau memberikan uang kembali,
Zahrana menolak dan mengikhlaskan semuanya untuk sopir
taksi itu. Setelah mengucapkan rasa terima kasih yang
mendalam sopir taksi itu pergi melanjutkan pekerjaannya”
(CSZ, 2011: 113).
Dermawan adalah memberi sesuatu dengan ikhlas dan
tanpa membedakan orang yang ingin kita dibantu. Kita dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
membagi-bagi kebahagiaan yang kita rasakan dan kita dapatkan
dengan orang lain salah satunya adalah seperti yang dilakukan oleh
Zahrana sebagai ucapan syukur kita kepada Tuhan dan ucapan
terima kasih kita kepada orang lain yang telah membantu kita baik
secara langsung maupun tidak langsung baik yang berwujud nyata
maupun tidak.
2) Tidak membeda-bedakan orang lain
Nilai pendidikan sosial dapat bermacam-macam bentuknya
yang dapat kita terapkan dalam kehidupan nyata kita. Nilai sosial
yang dapat kita contoh dari novel ini dapat dilihat dari penggalan
cerita sebagai berikut :
“Timbangan makmurnya sebuah negara sesungguhnya
bukan dilihat dari penghasilan para konglomeratnya, tetapi
dilihat penghasilan dan kemakmuran para petaninya, rakyat
kecilnya, rakyat umumnya. Dari China ia mendapat
pelajaran, China sangat memerhatikan nasib petaninya.
Para petani bisa mendapatkan kredit untuk
mengembangkan pertaniannya dengan bunga nol persen
dari bank-bank pemerintah. Artinya petani mendapat
perlakuan istimewa untuk maju” (CSZ, 2011: 89).
Paragaraf di atas memberi gambaran atau contoh bahwa
kita tidak boleh meremehkan atau memandang rendah orang yang
pekerjaan sehari-harinya sebagai petani. Petani telah banyak
menolong kita, tidak ada petani kita akan kesulitan dalam
memenuhi kebutuhan pokok kita terutama dalam hal makan.
Tanpa adanya petani di negara kita, sudah pasti kita akan menjadi
tergantung pada negara lain yang akhirnya merugikan kita sendiri.
Sebagai sesama manusia, tidak boleh saling membeda-bedakan
antar sesama terlebih hanya dikarenakan status sosial yang beda
dan merasa dirinya berada di atas orang tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
3) Peduli dengan teman / setiakawan
Manusia adalah makhluk sosial, kita tidak dapat hidup
sendiri tanpa orang lain. Menyadari bahwa kita adalah makhluk
sosial, sudah seharusnya kita senantiasa peduli dengan sesama.
Novel ini memberi contoh untuk kita agar kita peduli terhadap
teman kita, selalu ada untuk teman baik dalam keadaan suka
maupun duka, selalu memberi dukungan untuk teman.
“Rana jika kau ingin lanjut S3 aku adalah orang pertama
yang mendukungmu.” Kata Lina. Zahrana terkejut
mendengar kata-kata Lina. “Benar Lin?”. Ya Benar. (CSZ,
2011: 107).
Sikap Lina sebagai sahabat Rana menunjukkan sikap yang
selalu peduli dengan temannya baik dalam keadaan apapun. Selalu
memberi semangat dan dukungan untuk teman adalah sikap yang
baik yang perlu diterapkan dalam kehidupan kita di bumi ini.
Sebagai teman, kita juga tidak boleh hanya selalu mendukung dan
membenarkan apa yang dikatakan dan apa yang diperbuat oleh
teman kita. Sudah selayaknya dan seharusnya bila ada teman yang
mempunyai sikap yang kurang tepat atau ada hal yang salah, kita
wajib untuk menegurnya. Sikap ini sudah diberi contoh oleh Lina
dalam novel ini :
“Maka aku adalah orang yang pertama mendukungmu jika
kau mau kuliah lagi. Tapi aku adalah orang pertama yang
kecewa padamu kalau sampai kau mengecewakan kedua
orangtuamu…” (CSZ, 2011: 107).
Teman yang baik bukanlah teman yang tidak hanya
membenarkan dan mendukung apa yang jadi pilihan dan apa yang
diperbuat oleh teman kita. Seperti yang dicontohkan oleh Lina, ia
tidak hanya mendukung atau membenarkan sikap Rana, tetapi ia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
mau menegur bila Rana bersikap salah, itu yang memberi bukti
bahwa sebagai teman harus peduli dengan temannya sendiri atau
orang lain.
4) Saling tolong menolong
Kehidupan yang tidak pasti membuat kita harus bersikap
yang selalu peduli dengan sesama dan saling menolong yang
membutuhkan. Sikap sombong sudah seharusnya dihilangkan.
Sikap saling tolong menolong merupakan sikap yang baik dan
patut untuk dicontoh. Sikap saling tolong menolong inilah yang
akan memberikan kebahagiaan dalam kehidupan. Tolong
menolong banyak bentuknya. Salah satunya seperti yang
dicontohkan oleh Lina dan Rana dalam novel ini :
“Mbak Lina tolong, kakak saya Mbak Asih sudah mau
melahirkan. Perutnya mulas dan kayaknya ada pendarahan.
Tolong bisa diantar ke rumha sakit sekarang?”…“Ayo Lin
kita antar ke rumah sakit. Kata Zahrana” “tidak Rana.
Bukan kita. Tapi aku yang akan mengantarnya. Kau harus
tetap pulang ke rumahmu menemui ayah dan ibumu.”
(CSZ, 2011: 108).
Kutipan di atas digambarkan oleh penulis sikap tolong
menolong sudah seharusnya menjadi kebiasaan kita dalam
kehidupan. Sikap yang tidak mementingkan diri sendiri dan lebih
mengutamakan kepentingan sesama merupakan suatu sikap yang
mulia seperti yang digambarkan melalui salah satu tokoh dalam
novel.
c. Nilai Pendidikan Moral dalam Novel Cinta Suci Zahrana
Nilai etika sering disamakan dengan nilai moral, yaitu suatu
nilai yang menjadi ukuran patutnya manusia bergaul di dalam
kehidupan bermasyarakat. Karya sastra sebagai ciptaan dari seorang
pengarang yang tentunya hidup dan bergaul di tengah masyarakat di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
sekitarnya, tentunya juga mengandung nilai etika atau nilai moral.
Nilai pendidikan moral yang terkandung dalam novel Cinta Suci
Zahrana karya Habiburrahman El Shirazy ini disampaikan dengan
kata-kata yang mudah diambil hikmah atau pelajarannya bagi
pembaca. Nilai pendidikan moral dalam novel ini disampaikan melalui
cerita dari tokoh-tokoh yang berperan dalam novel. Nilai-nilai
pendidikan moral dapat kita lihat pada kutipan novel sebagai berikut :
1) Berbakti kepada orang tua
Nilai moral yang ada dalam kehidupan di lingkungan kita,
dapat kita lihat dari bagaimana cara kita atau orang-orang di
sekeliling kita bersikap pada orangtuanya. Apakah orang
mempunyai moral yang baik atau tidak, salah satunya dapat dilihat
dari bagaimana ia bersikap dan memperlakukan orangtuanya baik
saat orangtua masih hidup maupun sudah meninggal. Berbakti
kepada orangtua terdapat dalam diri Zahrana, seperti yang terdapat
pada novel berikut :
“Bukan mendung, bukan petir yang menyambar dan juga
bukan hujan yang turun semakin lebat yang membuat
hatinya gamang. Wajah ayah dan ibunya yang dinginlah
yang membuat rasa bahagianya tidak sempurna, bahkan
rasa bahagia itu nyaris sirna. Ia bertanya-tanya dalam hati,
bukankah ia bersusah payah dan berjuang keras mengukir
prestasi selama ini untuk membahagiakan kedua
orangtuanya? Sebagai anak semata wayang ia tidak mau
dimanja-manja. Ia belajar keras dan bekerja tiada henti
siang dan malam demi mengangkat derajat kedua orang
tuanya. Ia ingin menunjukkan bakti terbaik kepada mereka.
Ia ingin menjadi anak yang bisa mikul duwur mendem jero”
(CSZ, 2011: 2).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
Paragraf ini menceritakan Zahrana yang merasa gamang
hatinya karena melihat wajah orang tuanya yang dingin ketika Ia
hendak pergi mengambil sebuah penghargaan di luar negeri.
Dalam paragraf di atas juga dijelaskan sosok Zahrana adalah sosok
yang mandiri, bekerja keras dan berbakti kepada orang tua, dilihat
dari cita-citanya yang ingin membahagiakan kedua orang tuanya.
Hal itu dilandasi prinsip kewajiban paling besar yang harus
ditunaikan oleh seorang hamba setelah kewajibannya kepada Allah
dan Rasulnya adalah kewajiban dalam memenuhi hak orang tua.
Zahrana yang seharusnya bahagia karena akan menerima
penghargaan, tetapi ia merasa kebahagiaan itu tidak sempurna jika
hal itu tidak membuat orangtuanya bahagia.
Penghormatan atau berbakti pada ayah dan ibu juga
terdapat pada penggalan novel dibawah ini:
“…Cinta Ayah dan Ibunya jauh lebih berarti dari seribu
penghargaan yang baru saja ia raih. Cinta Ayah dan Ibunya
adalah matahari yang susah dicari padanannya.” (CSZ,
2011: 69)
Setiap orang mempunyai nasib yang berbeda-beda.
Beruntung jika ia dilahirkan dan hidup dengan penuh limpahan
kasih sayang. Tidak sedikit mereka yang hidup bersama keluarga,
namun tidak mendapatkan limpahan kasih sayang dan perhatian
yang cukup, namun bukan berarti orang tuanya tidak mencintainya,
hanya saja kadang-kadang mereka tidak bisa memberikan waktu
yang cukup, atau memang ada hal lain yang menuntut perhatian
mereka, sehingga mereka kurang memperhatikan anak-anaknya. Di
sisi lain keluarga merupakan lembaga pendidikan pertama dalam
kehidupan anak, tempat ia belajar dan menyatakan diri sebagai
makhluk sosial, sehingga cinta atau pun kasih sayang dari orang
tua berpengaruh dalam pembentukan karakter anak. Banyak anak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
pada dasarnya memiliki kecerdasan, tetapi tidak mendapat kasih
sayang dan perhatian penuh dari orang tuanya sehingga ia tidak
menampakkan kecerdasan tersebut.
Berbakti kepada orang tua adalah kekayaan amal yang luar
biasa. Pundi-pundi amal akan terisi penuh bila bisa
membahagiakan hati keduanya, seperti yang dialami Zahrana,
sebagai seorang anak dia ingin sekali bisa membahagiakan kedua
orang tuanya. Melihat wajah orang tuanya yang dingin membuat
dia selalu gelisah setiap saat. Hal ini terdapat dalam penggalan di
bawah ini:
“Tetapi apalah artinya semua penghargaan dan ucapan
selamat itu jika tidak juga bisa membahagiakan kedua
orang tuanya. Ia masih ingat betul wajah ayahnya yang
dingin saat ia pamit….”(CSZ, 2011: 4).
Penggalan kalimat di atas, dapat memberi peringatan atau
nasihat kepada kita bahwa kesuksesan yang kita raih tidak ada
gunanya jika kita tidak dapat membahagiakan orangtua dengan
berbakti kepada kedua orangtua kita. Orangtua belum tentu
membutuhkan kekayaan kita tetapi yang sangat diharapkan
orangtua adalah kita menjadi anak yang bisa berbakti kepadanya.
Kebahagian orangtua kita adalah hal yang sangat utama dan
penting untuk kita berikan kepada mereka. Sebagai seorang anak,
kita harus mengerti dan memahami apa yang sebenarnya
dibutuhkan dan diinginkan oleh orangtua kita. Dan jangan pernah
melakukan sesuatu tanpa izin dari orangtua, karena segala sesuatu
tidak akan menjadi baik apabila tidak dilandasi dengan restu dari
orangtua kita
2) Rendah hati
Rendah hari merupakan suatu sikap dari moral kita yang
baik. Apabila orang tersebut mempunyai moral yang baik, maka ia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113
akan senantiasa rendah hati dan tidak sombong. Sikap rendah hati
adalah salah satu nilai moral karena dengan rendah hati kita dapat
menghormati orang lain dan menghargai pribadi invidu yang
masing-masing mempunyai kelebihan dan kelemahan. Sikap
rendah hati dapat dilihat pada kutipan novel berikut :
“Ada seorang teman lamanya yang tidak percaya bahwa ia
menulis artikel ilmiah yang bisa tembus dan dimuat oleh
jurnal ilmiah RMIT Melbourne. Sebab ia tidak pernah
kuliah di luar negeri. Ia murni produk dalam negeri.
Menyelesaikan S1 di Fakultas Teknik UGM dan S2 di ITB.
Ia hanya bisa menanggapinya dengan senyum. Temannya
itu emang jenis orang yang lebih percaya bahwa lulusan
luar negeri pasti lebih hebat dari lulusan dalam negeri”
(CSZ, 2011: 3).
Meskipun Zahrana sudah memperoleh prestasi yang
gemilang, dia tidak sombong atas apa yang diraihnya. Orang yang
bijak ialah orang yang tidak terlalu bangga dengan prestasi yang
diraihnya, sampai membuatnya lalai tugas utamanya. Orang yang
rendah hati selalu sadar bahwa dirinya hanyalah makhluk lemah
yang tak bisa berbuat apa-apa tanpa pertolongan Allah. Dia
mengakui bahwa Allah Maha Tinggi dan Maha Menguasai
segalanya.
Dengan kita menerapkan dan menanamkan sikap rendah
hati pada diri kita, maka kebahagiaan kita hidup sesama dan di
lingkungan sekitar akan terasa lebih tentran dan bahagia. Karena
rendah hati tidak akan pernah membeda-bedakan mana yang di
atas dan mana yang di bawah. Dengan rendah hati kita dapat
menghargai dan menghormati sesama walaupun sudah pasti
perbedaan tetap ada pada diri kita masing-masing, tetapi dengan
rendah hati segala perbedaan tersebut akan menjadi sebuah warna
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
114
dalam kehidupan kita yang nantinya akan memberikan manfaat
yang baik untuk kita.
3) Memuliakan tamu
Dalam kehidupan nyata, sering kita temukan seorang tamu.
Peribahasa mengatakan bahwa tamu adalah raja, maka sudah
seharusnya kita memuliakan tamu pada waktu menerima
kedatangan tamu. Memuliakan tamu adalah suatu sikap yang dapat
memberikan penilaian dari orang lain tentang moral kita. Orang
yang baik akan selalu memuliakan tamu yang datang kepada
dirinya. Sikap memuliakan tamu dapat dilihat pada novel sebagai
berikut :
“Ia sendiri tetap ingin menjamu dan memuliakan tamu.
Meskipun ia tidak suka dengan tujuan kedatangan mereka,
yaitu untuk meminangnya” (CSZ, 2011: 192).
Memuliakan tamu merupakan perintah Allah. Maka wajib
bagi kita untuk menghormati dan memuliakannya, karena itu
merupakan sikap yang mulia yang diwajibkan kepada kita manusia
sebagai makhluk yang penuh dengan kesempurnaan. Meskipun
tamu yang datang ke rumah bukanlah orang yang kita harapkan
kedatangannya, tetapi kita wajib untuk memuliakan tamu tersebut.
Kita tidak sepantasnya mengusir tamu terlebih dengan sikap yang
kasar. Menerima tamu dengan baik dan ramah adalah sikap yang
baik yang menggambarkan diri kita bahwa kita dapat memuliakan
tamu yang datang. Dengan memuliakan tamu, kita akan lebih
dihormati dan dihargai oleh orang lain.
4) Malu
Malu adalah hal yang sangat sering kita dengar dalam
kehidupan kita. Malu memiliki arti yang berbeda-beda. Malu jika
berusaha merupakan yang akan merugikan diri kita, tetapi jika
malu dengan perbuatan yang tidak baik, itu merupakan pribadi diri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
115
yang bermoral baik. Malu karena melakukan hal yang tidak sopan
bila dilakukan di tempat umum merupakan suatu sikap yang
diharuskan pada diri kita. Malu yang seperti inilah yang dapat
dikatakan nilai moral yang baik.
“Langit, matahari melihat kita. Aku malu. Kita perlu
menjaga adab dan tatakrama. Itulah cinta yang suci.” (CSZ,
2011: 275).
Malu yang sebenarnya adalah perasaan yang malu jika
melakukan maksiat. Malu adalah enggan melakukan perbuatan
jelek karena akan merendahkan derajatnya. Hati nurani pasti akan
melawan perbuatan jelek seseorang. Jika ia tetap melakukannya
maka ia tidak mempunyai rasa malu lagi pada dirinya sendiri.
Meskipun sesuatu yang akan kita lakukan tersebut bukanlah suatu
perbuatan yang dosa atau melanggar norma agama, tetapi bila hal
tersebut dinilai tidak pantas dilakukan di tempat umum, maka kita
wajib menjaga sikap kita.
Sikap malu dapat kita lakukan dengan kita harus bisa
mengendalikan diri kita. Kita harus dapat membedakan mana yang
baik dan mana yang buruk termasuk mana yang sopan dan mana
yang kurang sopan. Dengan kita dapat mengendalikan diri kita dari
sikap yang tidak baik, maka kita akan memiliki kepribadian yang
bermoral baik dalam kehidupan kita.
d. Nilai Pendidikan Budaya dalam Novel Cinta Suci Zahrana
Nilai budaya merupakan tingkat yang paling abstrak dari adat,
hidup dan berakar dalam alam pikiran masyarakat, dan sukar diganti
dengan nilai budaya lain dalam waktu singkat. Uzey (2009: 1)
berpendapat mengenai pemahaman tentang nilai budaya dalam
kehidupan manusia diperoleh karena manusia memaknai ruang dan
waktu. Nilai budaya tidak dapat dijelaskan tetapi dapat kita lihat
melalui kepribadian dan perilaku orang tersebut. Nilai budaya yang
terkandung dalam novel ini, penulis sampaikan melalui tokoh-tokoh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
116
dalam novel dengan menyampaian bahasa yang jelas dan mudah
diambil makna dari cerita yang disampaikan.
Nilai budaya yang ada dalam pribadi atau diri seseorang dapat
dilihat dari bagaimana dia menghargai dan menjaga keadaan
lingkungan di sekitarnya. Selain itu, dapat kita lihat juga dari sikap dia
dalam menggunakan waktu yang baik yang belum tentu dimiliki oleh
orang lain.
1) Menjaga dan menghargai lingkungan
Lingkungan yang dimaksud lingkungan di sini adalah
segala sesuatu yang ada di sekitar manusia, baik binatang, tumbuh-
tumbuhan, maupun benda-benda tidak bernyawa. Manusia
diciptakan dengan kesempurnaan diharuskan dapat beretika baik
kepada alam. Selain menjaga kelestarian dan tidak merusak,
manusia harus bisa menyesuaikan diri dengan lingkunganya. Nilai-
nilai budaya manusia dengan lingkungannya dapat dilihat dalam
pidato Zahrana yang terdapat pada penggalan di bawah ini;
“Di atas muka bumi ini yang paling berkuasa adalah
manusia. Bentuk muka bumi ini yang menentukan adalah
manusia. Dan para arsiteklah yang paling
bertanggungjawab atas bentuk segala bangunan yang ada di
muka bumi ini. Jika kita ingin menyelamatkan bumi ini.
Jika kita sayang pada anak keturunan kita, maka kita tidak
bisa asal mendirikan bangunan di muka bumi ini.
Ekosistem harus benar-benar kita perhatikan. Sebisa
mungkin desain kita menjaga kesehatan bumi bukan
sebaliknya” (CSZ, 2011: 68).
Sebagai manusia yang menempati bumi ini, sudah
seharusnya kita menjaga dan tidak merusak lingkungan yang ada di
sekitar kita. Seorang arsitek pun Zahrana memiliki tanggung jawab
terhadap lingkungan, mengelola alam untuk aktivitasnya di muka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
117
bumi dengan prinsip keseimbangan dan keselarasan. Suatu karya
arsitektur akan lebih bermakna jika mengusung nilai-nilai
pendidkan dalam konsep perancangannya. Nilai pendidikan yang
diterapkan pada arsitektur dapat dalam bentuk nilai agama, nilai
sosial, moral dan budaya. arsitektur yang baik adalah hasil
arsitektur yang mempunyai makna nilai kehidupan yang
disampaikan melalui hasil karyanya tersebut. Hasil karya yang
bermakna inilah yang akan terwujud menjadi suatu bentuk
peradaban baru yang akan membawa kebaikan bagi umat-umat
manusia.
2) Bertanggung jawab
Sikap atau pribadi yang bertanggung jawab merupakan
gambaran pribadi seseorang yang pantas untuk ditiru dan pantas
untuk dibudayakan dalam kehidupan kita baik di lingkungan
tempat tinggal, perusahaan atau sekolah. Bertanggung jawab
adalah sesuatu yang sudah seharusnya ada dalam diri setiap
manusia. Tetapi terkadang dapat kita temui orang yang tidak
mempunyai rasa tanggung jawab terhadap apa yang sudah menjadi
tanggung jawabnya atau apa yang sudah dipercayakan kepadanya.
“Bagaimana kamu menghabiskan waktumu itu jauh lebih
penting daripada bagaimana kamu menghabiskan
uangmu….” (CSZ, 2011: 15).
Paragraf ini dapat kita lihat makna nilai yang terkandung di
dalamnya, makna yang dapat kita terapkan dalam kehidupan kita
untuk sikap tanggung jawab kepada Tuhan dalam paragraf ini
menjelaskan perbuatan manusia sekecil apa pun semuanya akan
dipertanggungjawabkan. Karena setiap yang hidup pasti akan mati
dan akan terdapat proses perhitungan amal di akhirat, semua
manusia akan dimintai pertanggungjawaban semua amal
perbuatannya. Kalaupun di dunia mereka belum melihat akibat dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
118
perbuatannya, tapi di akhirat nanti perbuatannya akan dimintai
pertanggungjawaban.
Sedangkan jika kita lihat dari sikap tanggung jawab kita
sesama manusia, kita harus mempunyai sikap yang mampu
bertanggung jawab dengan apa yang sudah menjadi kewajiban kita
atau apa yang sudah menjadi tanggung jawab kita. Dalam suatu
kehidupan kita jumpai adanya sebuah organisasi baik formal
maupun non formal. Dalam suatu organisasi tersebut sudah pasti
adanya sebuah kepengurusan misalnya. Kita yang sudah
mendapatkan kepercayaan dari orang lain untuk kita, sudah
menjadi kewajiban bagi kita untuk bertanggung jawab dengan apa
yang sudah menjadi beban kita tersebut.
Seorang pemimpin yang baik adalah seorang pemimpin
yang bisa bertanggung jawab dengan apa yang dipimpinnya. Dan
seseorang yang dipimpin tidak hanya menuntut tanggung jawab
dari pimpinannya, tetapi juga harus bertanggung jawab dengan apa
yang telah jadi beban atau dengan apa yang sudah dilakukan
dengan pimpinannya. Dengan sikap yang bertanggung jawab,
maka waktu dalam kehidupan kita tidak akan sia-sia dan akan
selalu membawa manfaat. Dengan rasa tanggung jawab tersebut,
juga memberikan suatu hubungan antar sesame yang nyaman dan
harmonis.
3) Saling menasehati / mengingatkan
Saling menasihati dalam kehidupan kita sangatlah
diperlukan. Tidak ada manusia yang tidak luput dari suatu
kesalahan, maka dari itu sudah seharusnya kita saling menasihati
dan menegur bila ada sesuatu yang kurang tepat atau kurang baik
“…Dalam hati Zahrana harus kagum pada cara Lina
menasihati orang lain. Lina sedang menasihatinya dengan
sangat keras tapi dengan cara yang sangat lembut. Yaitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
119
memperlihatkan apa yang ia tulis dalam album kenangan”
(CSZ, 2011: 168).
Lina sebagai sahabat Zahrana paling tahu bagaimana sifat
Zahrana, sebagai sahabat yang baik sudah sepantasnya jika ada
yang keliru dengan sahabatnya ia ingatkan, namun Lina tahu
bagaimana cara menasihati sahabatnya, jangan sampai timbul
perpecahan karena perkara nasehat. Nilai-nilai yang lainnya juga
terdapat dalam penggalan novel yaitu ketika Bu Nuriyah
menasihati Zahrana.
“Kemuliaan hidup seseorang itu tidak karena
pendidikannya atau pekerjaannya. Seseorang jika
dimuliakan oleh Allah akan juga mulia di mata manusia”
Demikian kata ibunya (CSZ, 2011: 234).
Paragraf diatas menunjukkan kasih sayang Bu Nuriyah
kepada Zahrana dengan menasihatinya untuk tidak menilai
seseorang dari pekerjaan maupun pendidikannya.
4) Percaya diri
Percaya diri merupakan salah satu kunci dari sebuah
kesuksesan. Tanpa adanya rasa percaya diri pada diri kita, maka
kita akan menjadi orang yang takut akan mencoba sesuatu. Tanpa
adanya rasa percaya diri, maka kita tidak dapat menjadi orang yang
pemberani.
“…Dengan bekal itu semua, ia sama sekali tidak minder
apalagi keder, jika berhadapan dengan lulusan luar negeri.
Selama rumus dan standar ilmiahnya sama dan jelas maka
ia berani beradu kualitas…” (CSZ, 2011: 16).
Perasaan minder timbul karena rasa malu atau tertekan
karena situasi tertentu yang merasa lebih rendah daripada orang
lain. Penyebab minder banyak sekali, contohnya merasa kurang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
120
mampu, merasa kurang pandai, merasa kurang tampan dll.
Seseorang akan merasa minder ketika hatinya kosong, ketika
benar-benar merasa tak mampu menghadapi segala
permasalahannya.
Seseorang yang minder memerlukan adanya seseorang
yang dapat memotivasi dirinya agar menjadi percaya diri. Dengan
rasa percaya diri tersebut, maka kita akan menemukan sebuah
makna dari usaha yang kiat lakukan.
5) Mandiri
“…Saat ini Alhamdulillah saya sudah bisa hidup mandiri.
Saya punya usaha. Dan saya sedang menyicil membeli
sebuah rumah di daerah Kalasan. Saya sangat siap
memasuki babak baru perjuangan. Yaitu hidup berumah
tangga...” (CSZ, 2011: 32).
Manusia sebagai makhluk sosial akan membutuhkan orang
lain untuk menyejahterakan hidup. Terlepas dari itu manusia perlu
hidup mandiri guna bertahan dalam menghadapi kerasnya hidup
sehingga nantinya tidak terlalu tergantung kepada bantuan orang
lain. Jika kemandirian bisa dipupuk sejak dini maka akan
meningkat mutu hidup orang tersebut. Sebagai orangtua, tidak
seharusnya memperlakukan anaknya dengan sikap yang terlalu
manja. Ada kalanya anak tersebut dibiarkan sendiri menjalani apa
yang menjadi seharusnya dijalani agar anak tersebut terbiasa
menjadi pribadi yang mandiri sejak dini.
6) Optimis
“Sebut nama Allah ya Rana! Sebut nama Allah! Ingatlah
Allah! Bersabarlah! Mintalah kepada Allah agar musibah
ini diberi ganti yang lebih baik.” “Tapi aku bisa gila Lin,
aku bisa gila! Aku shock! Daripada aku gila lebih baik aku
mati saja!” “Tidak, kau tidak akan gila. Kau akan baik-baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
121
saja. Percayalah ini ujian dari Allah untuk memilihmu
menjadi kekasih-Nya.” (CSZ, 2011: 250).
“Tidak Rana, Kau tidak boleh pupus harapan. Ingatlah
Allah Maha luas kasih sayang-Nya. Percayalah ini cuma
ujian kecil. Masih banyak hamba Allah di muka bumi ini
yang diuji dengan ujian yang jauh lebih besar dari yang kau
alami. Ayolah Rana, kau harus tabah! Kau harus tegar! Kau
harus kuat! Kau harus terus maju! Kau tak boleh menyerah.
Putus asa berarti kau menyerahkan dirimu dalam perangkat
setan!” (CSZ: 2011: 251).
Rasa kecewa akan muncul jika sesuatu yang diinginkan
tidak tercapai. Perasaan seperti ini wajar dirasakan oleh setiap
orang. Namun Allah tidak menghendaki rasa kecewa ini berlanjut
menjadi putus asa. Allah sangat membenci orang yang putus asa,
karena telah menganggap putusnya rahmat-Nya. Walaupun Lina
tahu kematian calon suami zahrana sangat membuat sahabatnya itu
sedih, namun dia tidak ingin Zahrana berputus asa dalam
menjalaninya, Ia terus menasihatinya agar mengambil hikmah di
balik peristiwa itu.
Optimis dengan apa yang menjadi harapan kita adalah
kunci dari sebuah keberhasilan. Meskipun kita merasa bahwa
sesuatu itu berat dan tidak mungkin, tetapi bila kita optimis, maka
kita akan mampu mengalahkan kekalahan atau rasa takut / pesimis
dalam diri kita dan dengan optimis juga, kita akan selalu berpikir
positif.
7) Berusaha atau Mencoba
“Tuhan memberikan modal yang sama kepada umat
manusia selanjutnya nasib masing-masing orang akhirnya
tergantung ikhtiar dan usahanya.” (CSZ: 2011: 84).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
122
Berusaha merupakan syarat untuk tercapainya sesuatu,
tanpa usaha tidak mungkin akan tercapai sesuatu, yang baik atau
yang buruk yang telah ditentukan kepada manusia tergantung
usaha manusia itu sendiri. Manusia adalah makhluk yang
bertanggungjawab atas nasib mereka sendiri, baik di dunia maupun
di akhirat. Allah menciptakan manusia dan membekalinya dengan
hati nurani. Dengan akalnya manusia berfikir, menghasilkan ilmu
pengetahuan dan kemampuan serta mengembangkan diri untuk
meningkatkan kualitas hidupnya. Dengan nurani, manusia
mendapatkan rasa disukai, dihargai mendapat simpati, termasuk
kebutuhan kasih sayang.
Usaha membuat manusia dapat mewujudkan hidup yang
berkualitas secara fisik, intelektual, emosi dan rohani dalam
kehidupan individu, keluarga dan masyarakat. Tanpa adanya usaha
yang kita lakukan, maka hidup kita akan terasa hambar dan tidak
ada artinya apa-apa. Waktu akan terbuang sia-sia tanpa kita lewati
dengan sebuah usaha dalam kehidupan yang kita jalani.
Misal dalam sekolah, tanpa adanya sebuah usaha dalam diri
seorang siswa, maka siswa tersebut tidak akan mendapatkan nilai
yang baik atau yang membanggakan. Dengan tanpa usaha yang
dilakukan siswa tidak akan lulus dengan waktu yang tepat.
8) Hemat
“…. Bahkan ketika sudah mendapatkan beasiswa dan
mendapat hadiah dari memenangkan lomba penulisan karya
ilmiah mahasiswa. Uang itu ia gunakan untuk mendaftar di
sebuah perguruan tinggi swasta….” (CSZ, 2011: 8).
Hemat adalah perbuatan yang bermanfaat dalam kehidupan
kita. Di dalam novel itu diceritakan bahwa Zahrana memiliki sifat
yang hemat. Dia lebih suka menggunakan uangnya untuk hal-hal
yang lebih berguna seperti biaya kuliah. Dengan hemat, kita lebih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
123
dapat memaknai arti dari sebuah usaha yang kita lakukan. Dan
dengan hemat pula kita tidak akan merasa kesulitan jika sesuatu
yang tidak terduga terjadi pada diri kita.
C. Pembahasan
Novel Cinta Suci Zahrana adalah sebuah novel pembangun jiwa bagi
pembaca. Terdapat banyak nilai-nilai pendidikan yang terkandung di
dalamnya yang bermanfaat untuk pelajaran bagi kehidupan pembaca. Novel
Cinta Suci Zahrana menceritakan kisah seorang wanita yang sudah berusia
kepala tiga tetapi tak kunjung menemukan jodohnya.
Novel ini terinspirasi dari kisah-kisah yang pernah ditemukan penulis
dari kehidupan di sekelilingnya. Beban psikologi yang sering dirasakan bagi
wanita yang sudah berusia di atas 25 tahun yang belum juga menemukan
jodohnya. Ejekan dan gunjingan dari tetangga, dorongan dari orangtua dan
keluarga yang membuat diri seorang wanita terkadang merasa tidak berharga
dan merasa tidak berguna.
Zahrana yang sudah berjuang untuk meraih prestasi agar dapat
membahagiakan orangtuanya dan dapat dibanggakan, tetapi justru sebaliknya
yang ia dapatkan. Perjuangan dan usaha Zahrana hanya dipandang sebelah
mata oleh ayahnya. Bagi sang ayah, yang dapat membahagiakan orangtuanya
adalah dengan ia segera menikah. Kenyataan yang dialami oleh Zahrana
tersebut menjadi beban batin yang dalam bagi Zahrana. Keinginan untuk
segera menikah juga merupakan keinginannya, tetapi ia tidak mau terburu-
buru dalam memilih pendamping hidupnya.
Ikhtiar, pasrah dan bersabar adalah sikap yang dimiliki oleh Zahrana.
Ia selalu sabar dalam menanti datangnya jodoh untuk dirinya. Cobaan demi
cobaan selalu datang silih berganti yang mewarnai dalam kehidupannya.
Hingga akhirnya, buah dari kesabaran Zahrana, ia menikah dengan seorang
pemuda yang tak lain adalah mahasiswanya sendiri.
1. Unsur Intrinsik Novel Cinta Suci Zahrana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
124
Struktur formal karya sastra dapat disebut sebagai elemen atau
unsur-unsur yang membentuk karya sastra. Karya sastra seperti bentuk
novel pada dasarnya dibangun oleh unsur-unsur tema, alur (plot), setting
(latar), tokoh (penokohan), sudut pandang (pusat pengisahan) dan gaya
bahasa. Unsur-unsur ini yang menjadi fokus untuk ditelaah secara
struktural formal pada umumnya.
a. Tema
Tema pokok dari novel Cinta Suci Zahrana karya
Habiburrahman El Shirazy ini adalah kesucian cinta Zahrana yang
dapat digambarkan melalui perjuangan seorang wanita dalam memilih
pasangan hidupnya sesuai dengan idamannya, yakni yang tampan,
sholeh, cerdas, dan dapat dijadikan imam bagi rumah tangganya demi
kebahagiaan dalam menempuh hidup berumah tangga.
b. Amanat
Temuan amanat yang ada pada penelitian ini tergolong banyak,
tetapi yang menjadi amanat pokok dalam novel Cinta Suci Zahrana ini
adalah pentingnya menuntut ilmu setinggi langit, tetapi sejalan dengan
hal itu, kita tidak boleh menunda-nunda pernikahan sebagai salah satu
bentuk ibadah dan penyempurnaan agama sebagai bekal untuk
kehidupannya di akherat dengan memilih pasangan yang baik.
c. Tokoh dan Penokohan
Temuan tokoh yang ada dalan novel Cinta Suci Zahrana ini
tergolong cukup banyak, tokoh-tokohnya mencakup tokoh utama yang
meliputi tokoh protagonis dan antagonis dan tokoh bawahan yang
meliputi tokoh andalan, tokoh tambahan, dan tokoh lataran. Pada
setiap tokohnya memiliki karakter tersendiri sehingga mendominasi
cerita. Banyak pula tokoh-tokoh lataran yang tidak memiliki bagian
dalam penceritaan, hanya menjadi latar saja untuk lebih menghidupkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
125
suasana melalui sedikit percakapan maupun hanya sebagai tokoh-
tokoh dimasalalu yang diingat oleh tokoh utamanya untuk
menggambarkan bagaimana keadaan tokoh utama dimasa lampaunya.
d. Alur
Dalam novel Cinta Suci Zahrana karya Habiburrahman El
Shirazy ini, alur penulisannya adalah maju mundur. Pada bagian awal
novel ini menceritakan tentang penghargaan yang diraih Zahrana,
selanjutnya pembaca di ajak untuk kembali ke masa lalu Zahrana
tentang sekolah-sekolahnya dan penghargaan-penghargaan yang telah
diraih Zahrana. Cerita selanjutnya berkisah tentang jalan cerita
Zahrana dalam menemukan jodohnya. Dalam temuan alur ini
dijelaskan melalui rangkuman pada setiap sub bab yang ada pada novel
Cinta Suci Zahrana sehingga dapat lebih mudah dipahami dalam
menentukan alur apa yang digunakan dalam novel ini sesuai dengan
pokok isi novel dari awal sampai akhir.
e. Latar
Berdasarkan pengamatan menyeluruh, latar dalam novel Cinta
Suci Zahrana dikelompokkan berdasarkan Latar Tempat, Latar Waktu,
dan Latar Sosial. Temuan latar tempat berhubungan dengan tempat
yang dijadikan latar dalam penceritaan seperti di Beijing, Semarang,
dll. Temuan latar waktu memberikan penjelasan mengenai masa
terjadinya cerita yang menyatakan jam,keadaan pagi, siang, malam.
Temuan latar sosial menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan
perilaku kehidupan masyarakat disuatu tempat, dalam novel Cinta Suci
Zahrana ini adalah mengenai sikap hidup, digambarkan pada kehidupan
Zahrana yang berasal dari keluarga sederhana. Latar merupakan salah
satu unsur pembangun yang penting dalam menentukan penceritaan,
novel Cinta Suci Zahrana ini memiliki pelukisan latar yang kuat
sehingga pembaca dibawa untuk berandai-andai berimajinasi
membayangkan bagaiman keadaan tempat, waktu dan sosial pada saat
penceritaan dengan penjelasan mendetail tentang latar tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
126
f. Sudut Pandang (Pusat Pengisahan)
Dalam novel Cinta Suci Zahrana ini dibuat berdasarkan sudut
pandang orang ketiga. Terlihat dari penggunaan kata dia sebagai kata
pengganti orang ketiga.
g. Gaya Bahasa
Temuan gaya bahasa dalam novel Cinta Suci Zahrana tidak terlalu
banyak, ini dikarenakan novel Cinta Suci Zahrana menggunakan
bahasa yang lugas, sehingga tidak banyak gaya bahasa yang
digunakan dalam novel ini, kelebihan dalam novel ini adalah
penggunaan bahasanya yang mudah dipahami sehingga novel ini
mudah dipahami oleh semua kalangan. Adapun temuan gaya
bahasa/majas yang mendominan dalam novel ini adalah majas
hiperbola, temuan juga berupa majas personifikasi dan simile.
Dari temuan di atas, dapat kita tarik kesimpulan bahwa unsur
intrinsik merupakan unsur pembangun yang saling melengkapi, hal ini
menjadi salah satu acuan penilaian baik atau tidaknya sebuah karya
sastra. Dilihat dari hasil analisis unsur instrinsik, novel Cinta Suci
Zahrana ini merupakan salah satu karya sastra yang memiliki nilai tinggi
karena unsur intrinsik di dalamnya saling padu untuk menciptakan
sebuah cerita yang membangun jiwa bagi setiap para pembacanya.
2. Beban Psikologi Tokoh Utama
Novel Cinta Suci Zahrana karya Habiburrahan El Shirazy ini
menggambarkan sebuah novel yang menceritakan beban psikologi atau
tekanan batin yang dialami oleh tokoh utama yaitu Zahrana. Dalam
temuan ini juga dikaitkan dengan teori psikoanalisis sigmund freud yang
terdiri dari tiga sistem yaitu Id, Ego, dan Super Ego. Dijelaskan pula
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
127
masalah-masalah yang dihadapi oleh Zahrana dan Penyelesaianya yang
meliputi:
a. Keinginan Untuk Menikah
Beban psikologi pada tokoh utama yang ada dalam novel ini
adalah rana sebagai tokoh utama yang mempunyai keinginan untuk
segera menikah. Tetapi usia yang sudah tiga puluh empat tahun belum
juga menemukan jodohnya. Dengan usia yang sudah kepala tiga ini,
rana menjadi tidak yakin apakah masih ada pemuda yang mau menikah
dengannya.
b. Keinginan orangtua
Beban psikologi yang Zahrana alami sebagai tokoh utama dalam
novel ini adalah menggambarkan sebuah beban yang berasal atau
disebabkan oleh keinginan orangtua dan desakan dari orangtuanya
selain dari rasa khawatir dan kecemasannya sendiri. Keinginan
orangtua Zahrana yang ingin agar Zahrana segera untuk menikah dan
tidak terus-terusan mencari penghargaan atau gelar.
Beban Rana tidak hanya sebatas pada umur yang sudah kepala
tiga tetapi belum menemukan jodohnya. Beban semakin bertambah
ketika ia mengetahui kalau ayahnya menderita sakit jantung yang sudah
parah. Sedangkan Rana merasa bahwa dirinya belum bisa menuruti
keinginan orangtuanya. Selama ini Rana sudah berusaha dan berjuang
untuk dapat membahagiakan dan menyenangkan orangtuanya. Tetapi
anggapan bagi orangtuanya berlainan dengan anggapan Rana. Rana
berusaha dan berjuang untuk menyelesaikan kuliah dan mendapat gelar-
gelar yang seharusnya dapat dibanggakan, tetapi hal itu tidak berarti
apa-apa untuk orangtuanya terutama ayahnya. Mereka beranggapan
bahwa yang bisa membahagiakan dan menyenangkan hatinya sebagai
orangtua Rana adalah segera dapat menyaksikan Rana menikah.
Nasihat dan pesan dari ibu Rana, seakan seperti suatu ancaman
bagi Rana. Dengan pesan dari ibunya itu, Rana semakin tertekan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
128
merasa tidak berharga di mata orangtua karena belum menikah juga
pada usia yang sudah tua.
c. Lamaran
Lamaran dari Pak Karman sangat menekan batinnya. Hal ini
karena Pak Karman adalah orang yang tidak ia harapkan karena ia tidak
bermoral, sudah punya istri tetapi masih suka dan sering menggoda
wanita-wanita cantik termasuk mahasiswanya. Lamaran Pak Karman
membuat batin Rana.
Keinginan dan harapan yang besar dari orangtua Rana agar
Rana mau menerima lamaran itu semakin membuat batinnya tertekan
dan berat. Meskipun orangtuanmya tidak secara langsung menyuruh
Rana untuk menerima lamaran itu, tetapi dari cara bicara orangtuanya
sangat terlihat bahwa mereka mengharapkan Rana menerima lamaran
dari Pak Karman yang sama sekali tidak pernah ada dalam bayangan
dan pikiran Rana untuk menjadi istri dari dekannya tersebut.
d. Teror Sms
Sejak Rana menolak lamaran dari Dekannya yaitu Pak Karman,
Pak Karman tidak begitu saja diam dan menerima kenyataan bahwa
Rana menolak lamaran darinya. Pak Karman berusaha balas dendam
karena penolakan Rana tersebut. Pak Karman selalu meneror Rana
dengan mengirim sms yang berisi ejekan dan ancaman-ancaman yang
lain.
e. Kehilangan Bapak dan Calon Suami
Beban psikologi Rana dalam novel ini penuh dengan rasa haru.
Tidak hanya berhenti pada teror yang membuat Rana menjadi selalu
ada beban yang merupakan beban psikologi bagi dia. Di hari bahagia
dan yang ditunggu-tunggu itu akhirnya datang. Hari dimana dia
menikah dengan calon suami yang selama ini diimpikan. Hari
pernikahan yang seharusnya menjadi hari yang membahagiakan
baginya tetapi justru memberikan kesedihan baginya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
129
Kesedihan di hari yang seharusnya menjadi hari bahagia buat
Rana itu adalah dengan meninggalnya Rahmad calon suaminya.
Rahmad meninggal karena kecelakaan kereta api. Mendengar kabar itu,
Rana tidak percaya dan sangat terpukul berat dalam hatinya. Tidak
hanya Rana yang kaget dan tidak percaya dengan kabar tersebut, Bapak
Rana mendengar kabar kecelakaan itu seketika jatuh dan penyakit
jantungnya kambuh hingga akhirnya sang Ayah tidak kuat dan
meninggal dunia.
Keadaan yang membuat Rana sangat terpukul dan membuat
beban dalam kehidupan Rana membuat ia merasa tidak sanggup untuk
hidup. Harapan yang selama ini ada seakan sudah tidak ada lagi, semua
seperti sudah pupus bagi Rana.
f. Pernikahan Zahrana
Penyelesaian dari masalah yang dihadapi seorang Zahrana adalah
ketika ia dilamar oleh Hasan yang tidak lain adalah mahasiswa
Zahrana dulu saat menjadi dosen di Universitas Mangunkarsa, dikala
Zahrana mengalami keterpurukan Hasan datang membawa harapan
baru untuk menjadikan Zahrana istrinya.
Berdasarkan hasil analisis tentang beban psikologi dalam novel
Cinta Suci Zahrana ini dapat diketahui bahwa beban psikologi tokoh
utama ini adalah usia yang sudah di atas kepala tiga, tetapi belum
menikah. Selain hal tersebut, beban yang lain adalah karena ejekan dan
gunjingan dari orang lain tentang Zahrana yang sudah 34 tahun tetapi
belum menikah sehingga ia mendapat julukan perawan tua. Beban yang
lain adalah adanya desakan dari orangtua yang menginginkan agar ia
segera menikah tetapi dari semua permasalahan yang dihadapi Zahrana
akhirnya Zahrana menemukan kebahagiaan karena akhirnya dia menikah
dengan Hasan lelaki sholeh yang menjadi idamanya selama ini.
3. Nilai-Nilai Pendidikan dalam Novel Cinta Suci Zahrana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
130
a. Nilai Pendidikan Agama dalam Novel Cinta Suci Zahrana
Nilai pendidikan agama adalah menanamkan sikap pada
manusia untuk tunduk dan taat kepada Tuhan. Penanaman nilai religius
yang tinggi mampu menumbuhkan sikap sabar, tidak sombong, dan
tidak angkuh kepada sesama. Manusia akan saling mencintai dan
menyayangi. Dengan kata lain, manusia akan mampu menjalin
hubungan baik antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan
manusia maupun manusia dengan makhluk lain.
Adapun nilai-nilai pendidikan agama yang dapat kita ambil dari
cerita dalam novel Cinta Suci Zahrana karya Habiburrahman El
Shirazy ini adalah sebagai berikut : (1) Taat Beribadah, (2) Berbaik
sangka kepada Allah, (3) Berdzikir, (4) Berdoa, (5) Bersabar, dan (6)
Bersyukur.
b. Nilai Pendidikan Sosial dalam Novel Cinta Suci Zahrana
Nilai pendidikan sosial ini berhubungan dengan masyarakat
atau sistem sosial. Tata nilai sosial tertentu akan mengungkapkan
sesuatu hal yang bisa direnungkan. Selain nilai agama yang terkandung
dalam novel cinta suci zahrana karya Habiburrahman El Shirazy ini,
terdapat juga nilai pendidikan yang terkandung di dalamnya yaitu nilai
pendidikan sosial. Nilai pendidikan sosial ini berhubungan dengan
masyarakat atau sistem sosial. Nilai pendidikan sosial dalam novel
Cinta Suci Zahrana ini adalah (1) Dermawan, (2) Tidak membeda-
bedakan orang lain, (3) Peduli dengan teman / setiakawan, dan (4)
Saling tolong menolong.
c. Nilai Pendidikan Moral dalam Novel Cinta Suci Zahrana
Nilai etika sering disamakan dengan nilai moral, yaitu suatu
nilai yang menjadi ukuran patutnya manusia bergaul di dalam
kehidupan bermasyarakat. Karya sastra sebagai ciptaan dari seorang
pengarang yang tentunya hidup dan bergaul di tengah masyarakat di
sekitarnya, tentunya juga mengandung nilai etika atau nilai moral.
Nilai-nilai pendidikan moral dapat kita temukan dalam novel Cinta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
131
Suci Zahrana sebagai berikut (1) Berbakti kepada orang tua, (2)
Rendah hati, (3) Memuliakan tamu, dan (4) Malu.
d. Nilai Pendidikan Budaya dalam Novel Cinta Suci Zahrana
Nilai budaya merupakan tingkat yang paling abstrak dari adat,
hidup dan berakar dalam alam pikiran masyarakat, dan sukar diganti
dengan nilai budaya lain dalam waktu singkat.
Nilai budaya yang ada dalam pribadi atau diri seseorang dapat
dilihat dari bagaimana dia menghargai dan menjaga keadaan
lingkungan di sekitarnya. Selain itu, dapat kita lihat juga dari sikap dia
dalam menggunakan waktu yang baik yang belum tentu dimiliki oleh
orang lain. Nilai budaya yang terkandung dalam novel ini adalah (1)
Menjaga dan menghargai lingkungan, (2) Bertanggung jawab, (3)
Saling menasihati / mengingatkan, (4) Percaya diri, (5) Mandiri, (6)
Optimis, (7) Berusaha atau Mencoba, dan (8) Hemat.
Dari hasil analisis nilai pendidikan novel Cinta Suci Zahrana,
ditemukan nilai pendidikan yang meliputi nilai pendidikan agama, nilai
pendidikan sosial, nilai pendidikan moral, dan nilai pendidikan budaya.
Ini menjadikan salah satu kelebihan dari novel Cinta Suci Zahrana
bahwa novel ini bukan hanya menjadi novel pembangun jiwa, tetapi
juga merupakan novel yang penuh dengan nilai pendidikan, kelebihan
dari novel ini belum tentu dimiliki oleh novel lain. Dengan banyaknya
nilai pendidikan yang dapat kita ambil dari novel ini, novel ini patut
dijadikan alternatif bahan pembelajaran sastra khususnya analisis novel
pada tingkat satuan pendidikan.