ANALISIS LABA KOTOR PT TIGA PILAR SEJATERA FOOD, TBK

17
ANALISIS LABA KOTOR PT TIGA PILAR SEJATERA FOOD, TBK Penulis KELOMPOK 16 Dara Ayu Mentari 1111031032 Putri Sulistyo Rahatiani 1111031090 Rindy Dwi Ladista 1111031098 Shanti Ananda Tanoto 1111031102 P.S. : S1 Akuntansi Mata Kuliah : Analisis Laporan Keuangan

Transcript of ANALISIS LABA KOTOR PT TIGA PILAR SEJATERA FOOD, TBK

ANALISIS LABA KOTOR

PT TIGA PILAR SEJATERA FOOD, TBK

Penulis

KELOMPOK 16

Dara Ayu Mentari 1111031032

Putri Sulistyo Rahatiani 1111031090

Rindy Dwi Ladista 1111031098

Shanti Ananda Tanoto 1111031102

P.S. : S1 Akuntansi

Mata Kuliah : Analisis Laporan Keuangan

Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Lampung

Bandarlampung

13 Oktober 2014

Analisis Laba Kotor

A. Pengertian Analisis Laba Kotor

Laba atau keuntungan merupakan salah satu tujuan

utama dari perusahaan dalam menjalankan

kegiatannya. Tiap manajemen selalu menargetkan

besaran laba yang di peroleh setiap periodenya,

yang ditentukan dari tujuan yang harus dicapai.

Dalam parktiknya, laba laba yang diperoleh

perusahaan terdiri dari dua macam:

Laba kotor (gross profit), laba yang didapatkan

sebelum dikurangi dari biaya-biaya yang

menjadi beban perusahaan tersebut.

Laba bersih (net profit), laba yang didapatkan

dari sesudah mengurangi biaya-biaya yang

menjadi beban perusahaan pada suatu periode

tertentu, termasuk pajak.

Yang menyebabkan terjadinya besar kecil laba kotor

yang didapatkan suatu perusahaan setiap periodenya

perlu dilakukan analisis lebih lanjut. Analisis

ini penting guna mengetahui dan memahami penyebab

terjadinya perolehan laba kotor tersebut, kemudian

untuk memutuskan tindakan apa yang harus dilakukan

kedepannya. Analisis ini dikenal dengan nama

analisis laba kotor.

Secara umum pengertian laba kotor adalah analisis

yang digunakan untuk mengetahui jumlah laba kotor

dari periode ke periode lainnya, serta sebab-sebab

berubahnya laba kotor tersebut antara dua atau

lebih periode.

Untuk melakukan analisis laba kotor, diperlukan

berbagai data perusahaan. Data yang dibutuhkan

untuk melakukan analisis laba kotor yaitu:

Taget yang telah ditetapkan, jumlah angka

atau presentase yang telah ditetapkan

sebelumnya oleh manajemen.

Pencapaian hasil laba pada periode tersebut,

laba aktual yang diperoleh pada periode ini,

ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah sama

dengan yang ditergetan sebelumnya.

Laba pada beberapa periode sebelumnya,

pendapatan laba beberapa periode yang lalu,

lebih dari satu periode ke blakang. Data yang

diambil sebaiknya lebih dari tiga tahun.

Karena, untuk melihat trend perjalanan laba

perusahaan dari periode ke periode.

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laba Kotor

Untuk melihat perubahan laba suatu perusahaan,

perlu dilakukan analisis laba kotor.

Perubahan yang terjadi pada laba kotor, disebabkan

beberapa faktor, yaitu:

Faktor penjualan, maksudnya jumlahg omzet

yang dijual pada barang dan jasa, baik dalam

unit maupun dalam rupiah.

Sementara itu penjualan ini dipengaruhi oleh:

Faktor harga jual, harga persatuan atau

unit atau lainnya produk yang dijual di

pasaran. Penyebab berubahnya merupakan

perubahan nilai harga jual per satuan.

Faktor jumlah barang yang dijual,

banyaknya kuantitas atau jumlah barang

yang dijual dalam suatu periode.

Faktor harga pokok penjualan, harga barang

atau jasa sebagai bahan baku atau jasa untuk

menjadi barang dengan ditambah biaya-biaya

yang berkaitan dengan harga pokok penjualan

tersebut.

Harga pokok penjualan dipengaruhi oleh:

Harga pokok rata-rata, apabila harga

pokok rata-rata naik, laba kotor dapat

menurun, begitu pula sebaliknya.

Jumlah barang yang dijual, jika jumlah

penjualan meningkat, kemungkinan akan

dapat menaikkan laba kotor, begitu pula

sebaliknya.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa perubahan

laba kotor disebabkan oleh tiga faktor ini.

Berubahnya harga jual

Berubahnya harga jual yang dianggarkan dengan

harga harga jual periode sebelumnya.

Berubahnya jumlah kuantitas barang yang

dijual

perubahan jumlah barang yang akan dijual dari

jumlah yang dianggarkan dengan jumlah periode

sebelumnya.

Berubahnya harga pokok penjualan

Perubahan harga pokok penjualan dari yang

dianggarkan dengan harga pokok penjualan pada

periode sebelumnya. Perubahan disebabkan

karena adanya kenaikan harga pokok penjualan

dari sumber utamanya.

Harga pokok penjualan suatu produk banyak

dipengaruhi oleh faktor-faktor:

Haga bahan baku

Upah tenaga kerja

Kenaikan harga secara umum

Faktor lain yang harus diperhatikan yaitu

adanya ketidakefisiensian di dalam

memproduksi barang atau jasa atau menjual

barang yang mengakibatkan pemborosan.

Misalkan pengiriman barang yang tidak tepat

waktu, pemakaian bahan yang mengakibatkan

pemborosan sehingga biaya yang seharusnya

tidak diperlukan keluar justru menjadi beban,

dan yang paling fatal adalah adanya unsur

kecurangan dari pihak manajemen perusahaan

yang bermain dengan perusahaan lain.

C. Manfaat Analisis Laba Kotor

Manfaat yang didapatr dari analisis laba kotor

adalah:

Untuk mengetahui penyebab turunnya harga jual

Untuk mengetahui penyebab naiknya harga jual

Untuk mengetahui penyebab turunnya harga

pokok penjualan

Untuk mengetahui penyebab naiknya harga pokok

penjualan

Sebagai bentuk pertanggungjawaban bagian

penjualan akibat naik turunnya harga jual

Sebagai bentuk pertanggungjawaban bagian

produksi akibat naik turunnya harga pokok

Sebagai salah satu alat ukur untuk menilai

kinerja manajemen dalam suatu periode

Sebagai bahan untuk menentukan kebijakan

manajemen ke depan dengan mencermati

kegagalan atau kesuksesan pencapaian laba

kotor sebelumnya

Dan manfaat lainnya

D. Perencanaa Laba Kotor

Menyusun rencana anggaran suatu perusahaan yang

akan dijalankan harus mempertimbangkan berbagai

faktor yang mempengaruhi pencapaian.

Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan antara

lain:

Volume penjualan tahun sebelumnya

Harga jual periode sebelumnya

Kecenderungan permintaan terhadap produk yang

ditawarkan dari tahun ke tahun

Kondisi persaingan baik lokal maupun

internasional

Kecenderungan inflasi secara umum

Kondisi perekonomian pemerintah dan

masyarakat

Kecenderungan perubahaan selera masyarakat

Budget promosi yang harus dianggarkan, dan

Pertimbangan lainnya

Khusus dalam menyusun anggaran laba kotor harus

dipertimbangkan pula ketersediaan harga pokok

penjualan dan prediksi kenaikan harga pokok

penjualan dari tahun ke tahun sebelumnya.

Ketersediaan bahan baku penting mengingat apabila

terjadi kelangkaan atau keterlambatan, yang akan

berakibat kepada harga jual da jumlah barang yang

dijual.

Contoh Analisis Laba Kotor

PT Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk (TPSF) merupakan

perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia pada tahun 2003 yang pada awalnya hanya

bergerak di bisnis makanan (TPS Food) dan pada 2008

mulai memasuki bisnis perkebunan kelapa sawit (TPS

Agro). Sejalan dengan proses transformasi bisnis yang

dimulai pada 2009,  TPSF telah menjadi salah satu

perusahaan yang termasuk dalam Indeks  Kompas 100 dan

mendapat penghargaan Best Consumer Goods Industry

Public Listed Company serta termasuk perusahaan yang

masuk dalam daftar “A List of the Top 40 Best

Performing Listed Company” pada tahun 2011.

Berikut merupakan komponen laporan keuangan milik PT

Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk tahun 2011, 2012, dan

2013 yang diperlukan dalam analisis laba kotor. (dalam

Rupiah)

Kompone 2011 2012 2013

n

Penjualan

1.752.802.000.000

2.747.623.000.000

4.056.735.000.000

HPP 1.330.461.000.000

2.142.377.000.000

3.143.263.000.000

Laba Kotor

422.341.000.000

605.246.000.000

913.472.000.000

Pada tahun 2012 terjadi peningkatan penjualan sebanyak

Rp. 994.821.000.000 atau 56,75% dari tahun 2011 yaitu

penjualan pada tahun 2011 sebesar Rp.1.752.802.000.000

menjadi Rp.2.747.623.000.000 pada tahun 2012

Pada tahun 2013 terjadi peningkatan penjualan sebanyak

Rp. 1.309.122.000.000 atau 47,64% dari tahun 2012 yaitu

penjualan pada tahun 2012 sebesar Rp. 2.747.623.000.000

menjadi 4.056.735.000.000 di tahun 2013

Harga pokok penjualan juga meningkat sebesar Rp.

811.916. 000.000 atau 61,02% yaitu pada tahun 2011

sebesar Rp. 1.330.461.000.000 menjadi Rp.

2.142.377.000.000 pada tahun 2012. Harga pokok

penjualan juga meningkat sebesar Rp. 1.000.886.000.000

atau 46,71% yaitu dari tahun 2012 sebesar Rp.

2.142.377.000.000 menjadi Rp. 3.143.263.000.000 pada

tahun 2013.

Laba kotor juga meningkat sebesar Rp. 182.905.000.000

atau 43,30% dari Rp. 422.341.000.000 pada tahun 2011

menjadi Rp. 605.246.000.000 pada tahun 2012. Sementara

pada tahun 2013 kembali mengalami peningkatan 50sebesar

Rp.308.226.000.000 dari tahun 2012.

Langkah Pertama: Membuat Tabel Perubahan

Komponen 2011 2012 Kenaikan

Persentae(%)

Penjualan

1.752.802.000.000

2.747.623.000.000

994.821.000.000 56,75

HPP

1.330.461.000.000

2.142.377.000.000

811.916.000.000 61,02

Laba Kotor

422.341.000.000

605.246.000.000

182.905.000.000 43,30

Kompone

n 2011 2012 Kenaikan

Persen

tae

(%)

Penjual

an

1.752.802.000

.000

2.747.623.000

.000

1.309.112.000

.000 47,64

HPP

1.330.461.000

.000

2.142.377.000

.000

1.000.886.000

.000 46,71

Laba

Kotor

422.341.000.0

00

605.246.000.0

00

308.226.000.0

00 50,92

Langkah Kedua: Menganalisis Sebab-sebab Perubahan

Analisis pertama adalah perubahan laba kotor yang

diakibatkan penjualan, yaitu kuantitas penjualan dengan

harga jual. Rumus yang digunakan adalah Qt2 (Pr2-Pr1)

Namun karena di laporan keuangan tidak menyediakan data

mengenai kuantitas penjualan dan harga jual per produk,

maka yang tidak dapat dianalisis.

Langkah Ketiga: Membuat Laporan Perubahan Laba Rugi

Karena laporan keuangan tidak menyajikan data mengenai

kuantitas penjualan dan harga jual per produk, maka

yang tidak dapat dianalisis. Maka, kami menggunakan

data PT Yumiko Maharani Tbk yang terdapat di Buku

Analisis Laporan Keuangan yang ditulis Kasmir, S.E.,

M.M.

Komponen 2011 2012Penjualan bersih Rp. 100.000 Rp. 165.000Harga pokok

penjualan

Rp. 75.000 Rp. 110.000

Laba Kotor Rp. 25.000 Rp. 55.000Jumlah barang

yang dijual

1.000 unit 1.100 unit

Harga persatuan Rp. 100 Rp. 150Harga pokok persatuan

Rp. 75 Rp. 100

Menganalisis sebab-sebab perubahan

Perubahan laba kotor yang diakibatkan penjualan, yaitu

jumlah (kuantitas) penjualan dengan harga jual.

Rumusnya : Qt2 (Pr2-Pr1)

Dimana :

Qt1 = Jumlah atau volume produk sebelunya atau

dianggarkan

Qt2 = Jumlah atau volume produk dijual sesungguhnya

Pr1 = Harga pertama (harga tahun sebelumnya atau

dianggarkan).

Pr2 = Harga ke 2 atau harga sesungguhnya.

SEBAB-SEBAB PERUBAHAN

1. Karena faktor penjualan:

Penjualan tahun 2012 165,000

Jml penjualan th 2012 x harga-

Jual tahun 2011 1,100 x Rp 100 110,000

Kenaikan laba kotor karena

Kenaikan harga jual 55,000

Atau

Jumlah penjualan 2012 x (h jual 2012-H jual 2011)

Qt2 ( Pr2-Pr1)= 1,100 (Rp 150- Rp 100) = Rp 55,000.

2. Karena jumlah (kuantitas) penjualan

Penjualan th 2012 x h jual th 2011 1,100 x 100

110,000

Penjualan th 2011 100,000

Kenaikan laba kotor karena perubahan jumlah-

Penjualan 10,000

Atau: Pr1 (Qt2-Qt1)

H Jual 2011 x (jumlah penjualan 2012 – jumlah Penjualan

tahun 2011

Rp 100 (1,100 unit) =10,000.

3. Karena Harga Pokok Penjualan

Harga pokok penjualan tahun 2012 110,000

Jml penjualan tahun 2012 x harga

Pokok tahun 2011(1,100 unit x Rp75) 82,500

Kenaikan laba kotor karena perubahan

Harga pokok penjualan (27,500)

Cara lain: Qt2 (Hpp2-Hpp1) Jml penjualan 2012 x (H

pokok 2012-H Pokok 2011)

1,100 (Rp 100 – Rp 75) = 27, 500.

4. Karena Jumlah (kuantitas) penjualan

Penjualan tahun 2012 x harga jual tahun 2011

1,100 unit x Rp 100 82,500

Penjualan tahun 2006 75,000

Kenaikan laba kotor karena perubahan

Jumlah penjualan (7,500)

Cara lain: H jual 2010 x (jumlah penjualan 2012-

Jumlah penjualan 2011. Yakni Rp 75 (1,100 unit-1000

unit) = 7,500

Membuat Laporan Laba Rugi

PT Yumiko Maharani

Laporan Perubahan Laba Kotor

Akhir tahun 2012 dan 2011

1. Kenaikan penjualan diakibatkan:

Kenaikan harga jual 55.000

Kenaikan kuantitas penjualan 10.000

Jumlah 65.000

2. Kenaikan harga Pokok penjualan diakibatkan:

Kenaikan harga pokok perunit 27.500

Kenaikan kuantitas harga pokok 7.500

Jumlah 35.000

3. Kenaikan Laba Kotor 30.000