Dilema "Laba" dan Rerangka Political Economy of Accounting

13
DILEMA "LABA" DAN RERANGKA TEORI POLITICAL ECONOMY OF AC. couNTING (PEA}1 Gugus lrianto U ni u e r sit a s B r atuij ag a Abstract ln the business rlorld, profit becornes a "socred icon". Proft rnaq be the rnoin ob.jectiue of euery business actiuitu u;Ltile the other aspects tend be rnorc1inalizctl or disregord.ed. The probletn etnerges tthen the prof.t remoins os rnctin obje:c' tiue of business cctluilg. In one hond. the rotionale maintains thot lhe busines-s n.ecds proftt to groLu ond deuelop, but in other hand, profit as m.ain objectiue tig- gers some lssues and moral h.ozard. 1feo-classic economic baseci conuentionctl accounting cot-ttibutes to the facili.tation of this problern. PEA theorg framework c;ffers altemotiue uiew to get the balance in the sacred practices of proJit to pre- u ent frotn unfauo rable implicatict tt. Kegwords: Profit, Political Economg of Accounting Pendahuluan Jika kita membaca laporan keuangan, terutama laporan laba rugi, maka item manakah yang akan mendapat perhatian utama? Jawaban pertanyaan ini dapat be- ragam, namun dapat dipastikan bahrva salah satu jawabannya adalah laba. Hal ini dapat dilihat dari beragam publikasi yang sering kita baca melalui media masa yang salah satu contohnya disajikan dalam Gambar 1. Gambar yang ditampilkan salah satu media nasional tersebut menyajikan perkembangan laba BUMN 200 1-2005 pada salah satu kolom utama dihalaman depan dengan judul "indikator". Pcsan yang ingin disampaikan tentu dapat ditafsirkan beragam, namun mengungkapkan laba dalam kolom dengan heading "indikator" pada halaman utama dapat memberikan indika- si arti penting dari laba sebagai indikator keberhasilan BUMN tersebut. Potret ini memberikan gambaran bah'"va kinerja perusahaan yang utama digambarkan adalah tentang bagaimana perkembangan laba perusahaan pada tahun yang bersangkutan dibandingkan dengan pada tahun-tahun sebelumnya, kemudian didukung dengan beragam informasi seperti trend penjualan dan lainnya. t Seiring dipublikasikann,va tulisan ini, penulis menyarnpaikan apresiasi,vang mend:rlam kepada Prof. Michael Gaffikln dari Department of Accounting and Finance, Universitl' of Wollongong, Australia- Beliau adalah gur-u dan "kolega" yang memberikan inspirasi dan membuka uinclotus ofopponunitg {kepada setiap anak didiknya) untuk belajar bukar saja tentang bagaimana lo be ct researcher namun juga being a resectrcher 14

Transcript of Dilema "Laba" dan Rerangka Political Economy of Accounting

DILEMA "LABA" DAN RERANGKA TEORI POLITICAL ECONOMY OF AC.couNTING (PEA}1

Gugus lriantoU ni u e r sit a s B r atuij ag a

Abstract

ln the business rlorld, profit becornes a "socred icon". Proft rnaq be the rnoinob.jectiue of euery business actiuitu u;Ltile the other aspects tend be rnorc1inalizctlor disregord.ed. The probletn etnerges tthen the prof.t remoins os rnctin obje:c'tiue of business cctluilg. In one hond. the rotionale maintains thot lhe busines-sn.ecds proftt to groLu ond deuelop, but in other hand, profit as m.ain objectiue tig-gers some lssues and moral h.ozard. 1feo-classic economic baseci conuentionctlaccounting cot-ttibutes to the facili.tation of this problern. PEA theorg frameworkc;ffers altemotiue uiew to get the balance in the sacred practices of proJit to pre-u ent frotn unfauo rable implicatict tt.

Kegwords: Profit, Political Economg of Accounting

Pendahuluan

Jika kita membaca laporan keuangan, terutama laporan laba rugi, maka itemmanakah yang akan mendapat perhatian utama? Jawaban pertanyaan ini dapat be-ragam, namun dapat dipastikan bahrva salah satu jawabannya adalah laba. Hal inidapat dilihat dari beragam publikasi yang sering kita baca melalui media masa yangsalah satu contohnya disajikan dalam Gambar 1. Gambar yang ditampilkan salahsatu media nasional tersebut menyajikan perkembangan laba BUMN 200 1-2005 padasalah satu kolom utama dihalaman depan dengan judul "indikator". Pcsan yang ingindisampaikan tentu dapat ditafsirkan beragam, namun mengungkapkan laba dalamkolom dengan heading "indikator" pada halaman utama dapat memberikan indika-si arti penting dari laba sebagai indikator keberhasilan BUMN tersebut. Potret inimemberikan gambaran bah'"va kinerja perusahaan yang utama digambarkan adalahtentang bagaimana perkembangan laba perusahaan pada tahun yang bersangkutandibandingkan dengan pada tahun-tahun sebelumnya, kemudian didukung denganberagam informasi seperti trend penjualan dan lainnya.

t Seiring dipublikasikann,va tulisan ini, penulis menyarnpaikan apresiasi,vang mend:rlam kepadaProf. Michael Gaffikln dari Department of Accounting and Finance, Universitl' of Wollongong,Australia- Beliau adalah gur-u dan "kolega" yang memberikan inspirasi dan membuka uinclotusofopponunitg {kepada setiap anak didiknya) untuk belajar bukar saja tentang bagaimana lo bect researcher namun juga being a resectrcher

14

Iianto, Dilema "Loba" dan RerangkoTeon

LAbA BUrvtNF' ;-i,t* .=;;*;e, t-\:* \!* NW. ** g-* t,e$.M;a*w-,6**i",l,ffideir,{rr,ry,wrr44 wtMksM,$ridrl#*d**.@d@tu:9@*d*d**"tuffi.tu, Wt&**d\EJr&rEt6q.@*tar<

L*#,I[ Bt tEl 2OOI-?&4&Stffidt5tq-t

Gambar 1

Perkembangan laba BUMN 2OO1-2OO5Sumber: Republika, 10 Mei 2006, 13

Fenomena serLrpa telah penulis temukan melalui beberapa "survey''tidak terstruk-

tur, yang telah penulis lakukan di beberapa kelas dari beberapajenjang studi di Jurusananrntansi Fakuitas Ekonomi Universitas Brawijaya. Dengan menggunakan beragam

skenario seperti yang disajikan pada tabel Laporan Laba Rugi (Tabel 1), satu pertanyaan

sederhana disampaikan kepada "responden" yaitu'Jika anda diminta memilih, alternatif

manakah y.r1g a11n., anda pllih dari beragam skenario yang disajikan dalam tabel ini?".

Jawaban ""porrtrr-r" yang diperoieh menunjukkan adanya fenomena yang tidak berbeda,

bahwa yang memiliki iabr-tertinggllah yang dipilih (skenario D). Bahkan, pada salah

satu kelas tidak ada satupun mahasiswa yang memilih alternatif lain selain D.

Tabel ILaPoran Laba/Rugi

untuk periode yang berakhir 31 Des 20xx (Rp. OOO)

Keterangan A IJ C D

Penjualan 100.000 100.000 100.000 100.000

HPP 50.000 50.000 50.000 25.000Laba Kotor 50.000 50.000 50.000 75.000Beban Operasi 75.000 50.000 2s.oo0 25.000

Laba bersih (Rusi) {2s.000} (0) 25.000 50.000

"Surve/', tidak terstruktur tersebut memang cukup sederhana kalau tidak bo-

leh dikatakan disederhanakan, namun temuannya sudah dapat memberikan indikasibahwa mahasisrva akuntansi (setidaknya yang menjawab dalam survey tersebut) me-

mahami laba dalam konteks yang ticlak berbeda. Laba adalah tujuan dan laba adalah

"segala-ga1anya". Pandangan demikian terbentuk dari beragam faktor, misalnya dari

t5

'IEMA, Volume 7. Nomor 1, Maret 2006

proses pendidikan dan bahan bacaan yang diserap oieh mal-rasisrva. Pe mahaman bah-rva orientasi laba semata adalah problcmatik dan dapat mengantarl<an pada timbul-nya moral hazard baru mLrncul setelah dalarn kelas didiskusikan beragam kemung-kinan akibat menjadikan laba sebagai tr-rjuan utama, misahrya timbulnya eksploitasibaik antar ses.rma manusia maupurl atas lir-rgkungan. Dua potret diatas mcnegaskanbahrva laba memang di pandang sebagai bottomline dari laporan laba rugi- Par-rdan-gan bahrva laba merupakan bottom llne laporan laba r-ugi tidak dapat clipisahkan dari"ideologi" yang mendasari konsep dan praktik akuntansi modern selama ini yaituekonomi neo klasik (Tinker, 1980; tihat juga eksplorasi Iriar.rto, 2004a).

"Pilil-ran" untuk menjadikan laba sebagai tujuan utarna aktivitas brsnis danmer-r-yajikanny'a sebagai bottom line dalam laporan laba rugi telah mcmicu turnbuh-nya beragam persoalan sosial yang mendasar seperti praktik-praktik "mernajemer-r"

1aba, dan -yang lebih membahayakar-r- praktik-praktik bisnis yang "menghalalkansegala cara" untuk mengeruk laba (keuntungan) sebanyak-banyaknya. Kita dapatmer-rgamati dan atau membaca fenomena ini di lapangan dengan kasat mata dari ka-sus yang relatif kecil sarnpai beragam kasus kakap. Bukar-rkah dalam kasus penggu-naan formalin, borak dan zat kimia berbahaya lainnya dalam makar-ran juga di latarbelakangi oleh upaya mengejar laba (maksimal) atau perusakan dan pembakaranhutan, pencemaran lingkungan besar-besaran yang dilakukan oleh perusahaan per-tambangan dan beberapa perusahaan yang memperoieh hak pengelolaan hutan jugauntuk mengejar laba (maksimal)? Fenornena yang berbahaya akibat orientasi untukmengejar laba sebagai tujuan utama dan implikasinya secara sangat menarik telahditulis dengan jernih oleh Estes (1996). Dalam bahasa Estes, orientasi ini telah men-dorong munculnya tirani dalam bentuk lain yaitu "tyranny of the bottom line".

Bila orientasi untuk mencapai laba (maksimai) memang memiliki implikasi sede-mikian parah bukan saja untuk saat ini narnun juga untuk masa yang akan datang,tidak saja untuk masyarakat yang langsung terkait dengan aktivitas bisnis tertentu, na-mun juga masyarakat 1uas, maka masihkah orientasi utama bisnis dalam mengejar laba(maksimal) dan laporan laba rugi yang menjadikan iaba sebagai bottom line, yang di-dasarkan "ideologi" ekonomi neo-klasik, masih perlu dipertahankan dan dilanjutkan?

Salah satu rerangka teort (theoretical framework) dalam ranah akuntansi kritisyang dikenal dengan Political Economg of Accounting (PEA) memiliki cara pandang al-ternatif dalam melihat fenomena laba. Tulisan ini merupakan eksplorasi awal daiammemandang laba melalui perspektif PEA.

Konsep dan Tafsir LabaEksplorasi tentang konsep dan penafsiran atas iaba telah banyak dipublikasi-

kan dalam beragam jurnal dan "dikodifikasi" dalam beragam buku teks Teori Akun-tansi (lihat, misalnya Hendriksen dan Van Breda, i992, Belkaoui dan Jones, 2000;Subiyantoro dan Triyrrwono, 2004). Oleh karena itu, pembaca yang ingin menyegar-kan kembali pemahaman atas konsep dan penafsiran dimaksud dapat menelusurikembali pada sumber bacaan tcrsebul.

Elaborasi dalam tulisan ini akan difokuskan pada makna laba yang merupakanterjemahan dari kata earnings, profit, atau net income. Secara umum dipahami bahwalaba adalah selisih (lebih) antara pendapatan dan biaya selama satu p'eriode tertentu.Pada laporan laba rugi konvensional yang disusun dalam format Single Step IncomeStatement, dimana seluruh pendapatan dan seluruh biaya masirrg-masing digabung-

t6

Iianto, DitemcL "Laba" dan Rerangka'leoi

kan, maka akar-r dihasilkan satu laba atau rugl, namun dalam format Multtple-Step

Income State/7rent akan clihasilkan beragam tir-rgkatan laba, mulai dari laba kotor,

laba dari l'rasil operasi, sampai dengan laba bersih. Konsep laba pada tataran inilahyang jamakllya mer]jadi metlu utama proses pcmbelajaran akuntansi pacla tingkat

d^.^i dr,-r menengah, dan yang pada akhirr-rya jamak dipahami oleh publik dan dip-

raktikkan. I(onsep pada tataran ini pula vang akan dicermati dengan mellggunakan

rerangka teori PEA.

Politicat Econorng of Accounting2ptrA merupakan salah satu rerangka teori (theoretical framework) dalam ranah

studi akur-rtansi kritis. Studi kritis (citicol stttdg\, yang kemudian menjadi inspira-

tor studi akuntapsi krttis, r-nerupakan bentul< inkuiri yang berada dalarn rvilayah

naturalistic paradiqm3. Studi kritis dikembangkan berdasar teori kritis yang diinisiasipada tahun 192Oan oieh para tokoh perintis Frar-rkfurt Ir-rstitute of Social Research

(H.ta, tOSO; Gaffikin, 1989). Ma-x Horkheimcr,'ll-reodore Adorno, Herbert Marcuse,

Friedrich Pollock, and Leo Lor,venthal, terutama Horkheimer, Adorno, dan Marcuse

dipandang sebagai figur-figur utama clari institut tersebut yang memberikan inspirasi

bagi pengembangan tradisi pemikiran kritis, sementara Jurgen Habermas, Albrecht

We1lmer,-Claus Offe dan Klaus Eder -terutama Habermas-diakui sebagai inspiratordari pengembangan pemikiran kritis diakhir tahun 1950an dan selanjutnya (Held,

1980, 14-16, 249-51],.Rerangka teori dalam studi kritis telah berkembang sedemikian rupa, dianta-

raflya sAm;olic interactionism dan ethnometl-todologg, political economg, Foucauldian,

Giidens' stnlcturation theorg, Gramsci's concept of hegemong, Derida's deconstruc'

tionism, social constructionist, citical structuralist, dan technoscientists (Lodh dan Gaf-

fikin, 1997, 437; cf. Cooper dan Hopper, 1990, 3-4; Arrington, 2OO4, 253]- cf' Baxter

dan chua, 20o3 [untuk akuntansi manajemel-r]). Meskipun terdapat beragam per-

spektif, Lodh dan Gaffikin percaya bahwa ada satu fundamental aspek yang tidakberbeda dalam beragam studi dalam ranah akuntansi kritis, yaitu :

'the neerl to deuelop o more self,reJTexiue ond contextualised accounting literatureuLhich recognises the interconnections bettueen societg, history, organisationsand accounting theory and practice. (1997, 433)"

Studi akuntansi kritis senantiasa dilakukan dalam konteks tertentu. Dalam

bahasa lain, akuntansi dipandang bukan suatu disipiin dalam ruang yang kosong,

namun akuntansi berada dalam konteks organisasi dan masyarakat tertentu {con

Sebagian dari isi pada sub judul ini sudah penulis deskripsikm dalam publikasi sebelumnya,

Iihat Irianto, 2006.Bentuk lain dalam ranah paracligma alternatif adalal.r phenomenologr (interpretive), dan eth

nomethodologr (e.g., Gaffikin, 1989. 177 178: Chua, 1986). Kritik sepadan juga disampaikan

oleh Marangoi (2002) berdasar ar€Jument Post Keynesians, Mengacu pada tulisan Arestis et al-

{1999, 528), Marango mengungkapkan keunggulan Post Keynesians, misalnya, teori tersebut"...concerned rvith history, uncertainty, istributional issues and political and economic institutions..." {574).

17

TEMA, Volume 7, Nomor 1, Nlaret 2006

tert-bounQ. Akuntansi turnbuh dar-r berkembang dipengar-uhi oleh dan dapat mem-pengaruhi lingkungannl,,a. Jika studi akuntansi dilakr_rkan dalarr ranah ini, makakonsep, prinsip, atau bal-rkan teori-teori baru clapat clikenrbar-rgkan raengikuti danmen,1'eleraskan dengan perl<embangan lingkungan dan bukan sekadar menjustifikasikonsep, prinsip, atau teori ,yang suclal'r rnapan. Disamping itu, stucli al<untansi dalamranal-r kritis juga mcmilil<i ciri self-reflexrue. Karal<terisitik ini memberikan ruang rlanpeluang kepada per-reliti rrntuk mengembangkan diri clern keyakinannya dalam pros-es eksplorasi menuju tercapainya hasil atau temuan studi yarrg merefleksikan diridan keyakinan peneliti tersebut. Atribut lain dalam studi (akuntansi) kritis adalah"prod.ucirtq errlightenment'' (penceral-ran) clar-r "being inherently emancipatory" (pembc-basan) (ceuss, i981, 1-2). Terkait dengan yang terakhir, catcl-rporvle et al. rnenam-bahkan bal-ru,a

"lt is one of the distinctiue and centrel concerrLs of 'citical theory' in ang sphereof social analysls to utlcouer the tucty itt tohich hurnan practices, culture encl rela-tions contain utithin th.emselues elements of aliencttion, clomination and exploita-tron. (2004, 1O38)"

Merujuk pada pandangan tersebut, studi dalam ranah kritis juga concem padapengungkapan tentang praktik-praktik alienasi, dominasi atau hegemoni, sertaekploitasi; sehingga pada gilirannya dapat mendorong terwujudnya atau ditemukan-nya konsep, prinsip, atau teori, yang dapat dijadikan landasan dalam pembebasandari praktik-praktik tersebut.

PEA diintrodusir oleh rinker (1980) dan dipertajam oleh cooper dan sherer(1984). selanjutnya dielaborasi dalam beragam tulisan atau kajian, misalnya, namuntidak terbatas, oleh Tinker (1984), Neimark dan Tinker (1986), Willmot (1986), Arm-strong (1987), Hopper et al. (1987), dan catchpowle et a1. (2oo4l. pEA juga telah digu-nakan untuk menelaah beragam kasus, misalnya dalam studi shaoul (l99Ta, lggzbl,Arnold dan cooper (1999), uddin dan Hopper (2001, 2003), dan Irianto (20o4a). studiakuntansi kritis yang didasarkan pada rerangka teori ptrA dimaksudkan

"...to understand and eualuote the functions of accounting tuithin the contexl ofthe economic, social and politicol enuironment in u.thich it operotes. (Cooper danSherer, 1984,2O7)"

studi akuntansi dengan menggunakan rerangka PEA ditujukan untuk mema-hami sekaligus melakukan evaluasi atas peran akuntansi dalam konteks ekonomi,sosial dan politik, atau mengkaji bagaimana peran akuntansi dalam konteks tertentu,baik organisasional maupun lingkungan yang lebih luas. Sehingga dapat dikatakanbahwa kajian berdasar rerangka PEA, pada dasarnya memperkokoh sekaligus mem-perluas upaya kajian dan pemahaman akuntansi dalam konteksnya sebagaimanadianjurkan oleh Hopwood, 1978; Burchell et al., 1980; Tomkins dan Groves, 19g3;Neimark dan Tinker, 1986; Loft, 1986.

l8

Iianto, Dilema "Laba" dan Rerangk.a Teoi

Pacla tulisar-r-tulisan arval ketika mentperkenalkan konsep PEA, Tinker (1980,i984, 19BB) rnernpcrtanvakan aspek-aspek iundamentai daiam pemikiran ekonominco-klasika vang dijadikan dasar pengembangan praktik akuntansi, scrnentara mer-ekomendasikan digunakannya classlcal politicat economA sebagai pijakan.

N{endasarkan pacla laporan laba rugi (ircome statement) konvensional, Tinkermemberikatr gainbaran bagaimana pcrbedaan pijakan pemikiran ekonomi teiah danatau dapat berpengaruh terhadap orientasi, "citra" dan atau "pemaknaan" laba danlaporan laba rugi. Menurut pandangan neo classical economic, laba dipandang seb-agai aspek r-rtama (lhe bottom llne) atau tujuan utama dari aktivitas bisr-ris, dan diaso-siasikan atau digur-rakan sebagai dasar pengukuran cf,siensi dari transformasi inputke output. Konsekrvensinya, aktivitas bisnis se nantiasa ditujukan untuk memperolehkeur-rtungan sebanyak-banyaknya, dengar-r tidak jarang menggunakan berbag;ri cara1'ang me)ar-rggar ctika bahkan ketentuan hukum, atau mengakibatkan kerusakanlir-rgkungan yang parah. Konstruk iaporan laba rugi konvensional memberikan "fasili-tas" terjadinya praktik bisnis demikian, oleh karena laba dalam konstruk laporantcrsebut memang dikre asi dan dicitrakan sebagai the bottom line.

Parrdangan dalam classical political economA berbeda dengan perspektif diatas.Menurut perspektif ini, laba merupakan refleksi atau pengejawantahan dari poueryang dimiliki oleh "pemilik kepentingan utama" perusahaan yaitu pemilik modal.Implikasinya, makin besar laba yang diperoleh suatu perusahaan maka itu dapatmengindikasikan besarnya poweryangdimiliki oleh pemilik modal. Sekurang-kurang-nya ha1 tersebut menunjukkan bahrva kelompok kepentingan tertentu yang memilikipower yang besar dapat memperoleh porsi yang besar pula dari hasil operasi suatuperusahaan (cf. Tinker, 1980, 1984).

Selain mengungkapkan tentang relasi antara pouer dan wealtll pandangandalam classi cal political economy juga melihat pada bagaim ana distibution of income(dan juga reuenuel, dan bukan pada income itu sendiri sebagaimana pandangan neo-klasik. Classical political economg menawarkan pandangan transformatif dari laba se-bagai "the bottom line of the income statement" menuju "a just and fair distribution".Pandangan demikian didasarkan pada keyakinan bahwa laba merupakan indikatordari "the firm's market viability" dan juga sebagai alat untuk mengukur "social ef-ficiency in utilising society's resources", dan bukan hanya sekadar "a technical mea-sure of efficiency in the conversion ol input to output" sebagaimana dipercaya dalampemikiran ekonomi neo-klasik (Tinker, 1980,747; Tinker et al., 1982; Neimark danTinker, 1986,374-76).

Pandangan diatas juga didasarkan pada pemikiran mendasar tentang fungsimodal, yang diyakini bukan saja sebagai "(physical) instruments of production" na-mun juga sebagai "a medium of social relations in organisation" (Bhadui, 1969, dalamTinker, 1980, 153). Sehingga, dengan rerangka classical political economg "the divi.sion of power between interest groups in a society and the institutional processesthrough which interests may be advanced" (Tir-rker, 1980, 148).

' Kritik sepadan juga disampaikan oleh Nlarangos {20O2) berdasar argument Post Ker.nesians.Mengacu pada tulisal Arestis et al. {1999, 528), Marmgo mengungkapkan keunggulan PostXeynesians, misalnya, teori tersebut "...concerned with history, uncertainty, istributional is-sues and political and economic institutions ." 1574)

19

'IEMA, Volume 7, Nomor l. Maret 2OO6

Bcrpijak dari gagasan tersebut, cooper dan Sherer (19g4) meneiaal.r rrijai-nilai sosial (social uaLued dari laporan akuniansi. N,lereka menengarai bahw,a lapora.akuntansi (ker-rangan) 1'ang acla pada saat ir-ri clikerlbangkan rintul< menghasilkar-rinlormasi yang utamalrya ditujukan untuk mernenuhi kepentingan pemilik rnocialrlan liurang memperhatikan kepentingan stakeholrTr:r-s lainn-va ("cf. Chq,astiak da.Young, 2003) Dengan menggunakan basis pEA, raporan keuangan dapat direkon-struksi kembali, baik dalam bentuk, substansi, atau setidak-tidaf,nya dalam tararar.rinterpretasi. sebab re rangka ptrA me mbuka dan melempa.gkan jalan untuk melihatakuntansi dari "the broacler strttctural and ir-istitr-rtio,-r,.1

"r-rui.or-rmerrt,, (Cooper dan

Sl'rere r, 1984, 207 , 217). optimisme cooper clan Shr:re r clidasarkan pada ke_r,akinar-rbah'"va PtrA, disamping memiliki ciri-ciri diutrs, juga memiliki beberapa karakteristiklain yang unik yang memungkinkan terwujudnya cita-cita tersebut.

Pertama, rerangka PEA "recognises the existence of pon,er and conllict ir-r society,,(cooper dan sherer, 1984,218). Sehir-rgga, isu tentang ,,distribusi,, (the meansl laba.kekayaan, dan potuer, rne.jadi isu yang tritikal dibanJing de ngan ,,ihe

encis,, . Kedua,paralel dengan studi dalam ranah akuntansi kritis 1,ang"lairr, ie.angka pEA menclo-rong investigasi akuntansi pada konteksnya. Studi atau kajian sema'cam ini mengin_tegrasikan pemahaman ekonomi politik dan konteks sosial dirnana akuntansi beradadanberperan(cooperdanSherer, ),984,218;smith,etal., 19gB; Tinker, 19g0).Tera-khir,_PEA mendorong pemahaman fungsi akuntansi yang dinamis di daram masyara-kat' Pemikiran ini menafikan akuntansi yang hanya difianda.g sebagai obyek yangdipengaruhi oleh lingkungannya, dan meyakini adanya sali.g il.*p..rgaruhi (inrer-plagl antara akuntansi dan lingkungannya (cooper dan sherer, rgg4,2rgl.

Analisis Kasus dalam bingkai pEARerangka teori PEA telah dimanfaatkan dalam menganalisis beragam kasus.Tinker (1980), mengacu pada studi yang dilakukan seberimnya bersama Hoogvett(lihat Hoogvelt dan Tinker, lg78l melakukan ekplorasi atas suatu kasus pertamban-

gan di Sierra Leone. Tinker menga-nalisis kasus tersebut melalui duapenclekatan. Pertama, analisis di-lakukan dengan cara konvensionalmendasarkan pada laporan labar-ugi "konvensional" yang hasilnyadituangkan dalam bentuk tabelatau grafik (lihat grafik berikut).

Gambar 2Relasi distribusi hasil penjualandengan struktur organisational

Sumber: Tinker (1980, 155)

2()

Elcf9t6t t

X.y-!ta irEdld porrbn ctrEc rtr bfol ,m gc*ng f sitrr$ !ffiCq6tab6B r^L1t tt[ rffioln,nq segftar ,Og,tis :t ga.itrclumt b rE cop'EU"r qgffibr

Ut<. go.+rrrr*O?7r Lurd cd m,x

Egrdsld..!

4O'l. se€Sar lrdni-*tt ogairt

Iri*5ir*sitial

Iianto, Dilema "Laba" dan l?erangka Teoi ....

Dari gralik diatas dapatdiamati bag:rirnana relasi dis-tribusi hasil penjualan dcnganstrllktur organisational danatarr forrcr dari berbagai pihak yang berkepentingan yangolel-r 'linker secara global dike-Iompokkan menjadi 2 (dua)kelompok besar, masing-mas-ing capitalist agencies dan Si-erra Leone constituents. Telaahvarlg kedua dilakukan clenganperiodiscttion onalysis. Analisisini memotret perjalanan danbagaimana perbar-rdingan dis-tribusi hasil dari perusahaanpada berbagai masa. dari masaau,al, akhir, l-ringga pasca kolo-nialisasi (lihat tabel berikut).

Hasil analisis tersebutmenunjukkan bahwa pihakyang memiliki pou.ter yang be-sar akan menikmati hasil op-erasi yang besar pula, danjuga mengungkapkan ataumemotret bagaimana hegemon i

dari negara kolonial atas neg-ara dan masyarakat lain. Tu-lisan Tinker inilah yang meru-pakan rintisan terbangunnyarerangka teori PtrA.

Sementara itu, Shaoul(1997a, 1997b) telah mengin-vestigasi privatisasi perusa-haan airminum di Inggris danmemberikan konfirmasi ten-tang kegunaan laporan akun-tansi lualue added reportingand cash flow statement), dandata akuntansi yang tersediadi ranah publik untuk melaku-kan evaluasi atas kebijakanekonomi. Dalam ka.jian Sha-oul, klaim pemerintah tentangmanfaat privatisasi diexami-nasi kembali dan bagaimana"distribution of r.vealth and

I

qND

Dq

F

I

8

F6

{d

ert -ddd

ro 6{q!t\A -1e ao no or€, o

:* ifi,nn FOCI

oad f o6

o 4"1

d6F dF<dd& 6d idFD 56 O

*€F GiFr: n1 \1.tdsd hroudd d

666 *d6-aNhtsF a60

66a

m9rq ?"i

*ts saqho ,Ed

6+O FOg

\6 rd O* a{gEr sYtlo( dd -:el d-6+ fr

a .l .-t{d

AdCFAOaO<ro{o

\t":.:q6s F6d

eq,cda'6

oF c

\r)3q6€dO

FIff

q

4

HF

F

Iq

&ata

q,?

t(}E6.

eIoqa.t

E eo\

t\

aI

rlR

4eqqsrt-o

qflllqRf e

-66

Fft,F

6E9e

n\o6Ir

-e

6I

6*

F,5a

erE

Or

+6

oql

c,\q*

r4l, -(rdqq ol\q -:606 G-O*flr

v€eq4LiaotEaat{

F

€.lts

sE*$igia3iirl;l2t

TElvLA, VoltLme 7, Nomor I, Maret 2006

power" diungkapkan. Arnold dan Cooper (1999) nter-rginvestisasi privatisasi pelabll-han untuk memahami bagaimana peran akunt:rnsi dalarn kebrjakan tersebr-rt. IVIcrekadapat mengungkapkan bagaimana dalam suatu kebijakan pemerintah (privatisasi),kor-rflik kepentingan dapat terjadi di tengah mas-r,arakat utamanya terkait derrgar-rdistribusi kekayaan clan upaya untuk mencapai kcaciilan sosial. Uddin clar-r Hopper{200 1, 2003) mengekspos bagaimana hegemoni dari pemilik modal dan juga lembagakeuangan internasional (lMF dan World Bank) dalam kasus privatisasi di Bangla-des. Irianto (200aa) menginvestigasi salal-r satu kasus privatisasi BUMN c1i Indonesiadan mengungkapkan bahn,a implementasi kcbijak.rn privatisasi BUMN pada kasus]'ang diteliti, dan tantpaknya juga menjadi fenomena secara menyeluruh, belurn me-nye ntuh aspek distnbution of uealth, meskipun pacla rumusan perencanaan aspcktersebut menjadi salah satu agcnda. Hampir sama dengan temuan Uddin dar-r Hoppe r(200 l, 2003), hegemoni perusahaan multinasional (MNC) cliungkapkan dalam studidimaksud, sementara akuntan dan akuntar-rsi memiliki p.rrn i.rri.rl dalam proseseksekusi kebijakan.

Meskipun masing-masing studi menggu.rakan "angka-angka" akuntansi yangberbeda, namun aspek fundamental dari rerangka PEA d.istibutional of u.tealth and,poLuer- merupakan aspek sentral daiam masing-masing studi tersebut.

Catatan akhirPerbedaan "icleologi" atau setidaknya pijakan dasar akuntansi antara ekonomi

neo-klasik dan ekonomi politik klasik melahirkan cara pandang yang tidak sama ataslaba. PEA didasarkan pada ekonomi-politik klasik. Jika pijakan iasar akuntansi,sebagaimana yang dianut pada saat ini, berdasar pada ekonomi neo klasik, makaorientasi laba menjadi perhatian utama. Orientasi demikian lebih condong kepadakepentingan pemilik modal. Jika hal ini terjadi maka, eksploitasi sumberdaya 1atam,manusia, d11) dapat terus terjadi, yang meniscayakan keadilan dan sustainabilitas.cara pandang yang berbeda ditawarkan jika akuntansi menggunakan basis ekono-mi-politik klasik yang dirujuk theoreticalfrctmework pEA. Rerangka theori pEA yangdidasarkan pada basis ekonomi politik klasik menawarkan alternatif yang mengedelpankan aspek distribusi dan keadilan, dan bukan laba sebagai tujuan utama.

Implikasi lain adalah pada proses pembelajaran akuntansi, terutama dan tidakterbatas pada akuntansi keuangan. Sejak dini, dosen seyos/anya sudah memberikandan atau menciptakan atau ikut membangun kesadaran 1to cieate anlarenessl pad.adiri sendiri dan pada anak didiknya tentang problematika laba sebagai tujuan dariaktivitas bisnis. Selain meiakukan transfer pengetahuan tentang urgensi laba dalampertumbuhan bisnis, maka perlu diiringi dengan pemahaman yang mimadai pula ten-tang implikasi sosial kemasyarakatan ketika laba menjadi tujuan utama. Atuarenessjuga perlu didorong pada mahasiswa agar mereka memahami bahwa ,,laba,,meru-pakan sesuatu yang dikonstruk sedemikian rupa, sehingga dengan input yang samadapat dihasilkan beragam laba jika digunakan beragam metodi yang beibed, yangdiperbolehkan dalam akuntansi. Laba adalah "simbul yang diciptak^.,; y".rg memilikiakar kepentingan tertentu. Pelestarian pengkeramatan laba hanya akan membesarkansatu atau lebih kelompok kepentingan tertentu sementara memarginalkan dan ataubahkan dapat menghancurkan yang lainnya. Kesadaran lain perlu fiula ditumbuhkanbahwa dalam konstruk laporan akuntansi yang clibangun, sesungguhnya didasarkanpada nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang dimana akuntansi itu dikembangkan.

22

lianto, Dilema "Laba" cl.an Rerangko Teoi

Dalam perspektif PtrA yang dimocllfikasi atau diperluas (modified PEA atau exlendedPbil), n'ral<a niiai-nilai loktr1 dapat diaclaptasi dan dikernbangkan. Keadilan (dan ke-seimbangan), misalnya, merr.rpakan ni1:ri-ni1ai utama yang perlr-r diinterr-ralisasikandalam konstruk dan substansi 1:rporan. Jika tidak, maka yang akan terjadi adalahcksploitasi, hegemoni, dan alier-rasi satu atau lebih keiompok kepentingan terhadapvang lainnya. Pertanyaan yang dapat dikedepankan terkati dengan aspek keadilanadalah bagaimana memmnskan konstruk dan substansi model laporan agar nilail<eaclilan dapat terinternalisasikan clalarn distribusi sumberdaya {pouer and tuealth).Dengan demikian pandangan ekonomi politik klasik juga masih me miliki kckurangan,sehingga eksplorasi tentang basis teori e konomi politik yang dijadikan pijakar-r dalammengkonstruksi rerar-rgka PEA juga masih terbuka, lebih-lebih tcori ckonomi politik-seperti digan-rbarkan oleh Capor:rso dan Lel.ine, 1992-nremang beragam (").

Daftar Pustaka

Armstrong, P. (1987), "The Rise of Accounting Controls ir-r British Capitallst Enterprises",Accounting, Organizations and Societg, Vol. 12 No. 5, pp. 415-36.

Arnold P.J. and Cooper, C. (1999), "A Tale of Two Classes: The Privatisation of MedwayPorts", CnllcalPerspectiues onAccounting, Vo1. 10 No. 2, pp. 127-52.

Arrington, E. (2004), "Rhetoric and the radically chic: how arguments about academic ac-counting fall off the runway", Citical Perspectiues on Accounting, Vol. 15, pp.249-JJ.

Arrington, E. (1990), "Inteliectual Tyra,nny ard the Pubiic Interest: The Quest for the Grail andthe Quality of Life", Aduances in PubLic Interest Arcounting, Vo1. 3, pp. I - 1 6.

Barton, A. (1999), Public Choice Theory ond Economic RationaLism: The PhiLosophical Eosisof Modern Public Sector Reform?, paper presented at the Inaugural University ofWollongong Public Sector Accountabiiity ald Governance Reform Conference, 29October.

Baxter, J. and Chua, W. F. (2003), "Alternatl,e Malagement Accounting Research-Whence andWhither", Accounting, Organizations and Society, Vol. 28, pp.97-126.

Bazley, M., Hancock, P., Berry, A. and Jarwis, R. (2004), Contemporary Accounting,Thom-son, Southbank Victoria.

Belkaoui, A.R. darr Jones, S. (2000), Accounting Theory, Thomson-Nelson Australia Pty Lim-ited.

Bozeman, B. (1987), All Organizations Are Public: Bidging Public and Piuate OrganizationalTheoies, Jossey-Bass, San Francisco.

Burchell, S., Clubb, C., Hopwood, A., Hughes, J. and Nahapiet, J. (198O), "The Roles of Ac-counting in Orgarizations and Society", Accounting, Organizations and Societg, vol.5 No. 1, pp. 5-27.

Caporaso, J.A. arrd Levine, D.P. (1992), Theoies of political economA, Cambridge UniversityPres s.

Catchporvle, L., Cooper, C., and Wright, A. (2004), "Capitalism, states and ac-counting",Critical Perspectiues on Accounling, Vol. 15, pp. 1037-58.

Chomsky, N. (1999), Proftt ouer People: Neoliberalism and Global Order, Seven Stories Press:Nerv York.

Chua, W.F. (1986), "Rac1ica1 Developments in Accounting Thought", The Accounting Reuieut.Vol. LXI No.4, October, pp. 601-32.

23

TEM4, Volume 7, Nomor i. Moret 2006

chrvastiak, N{. and Young, J. J. (2003), "Silcnces in Annual Ileports,,, cntic:.l perspe(:til)eson Acc:ounting, Vol. 14, pp. 533-52.

Clarke T. anrl Piteiis, C. (llds.) (1993), The I'olitical Ecotrorrty of PiLtatizatlon. Iloutleclge,Lo ncio n.

cooper, D. J. and Hopper, T. I!,1. (1990), "stinrularir.rg Research in critical Acc6nntscooper, D. J. and Hopper, T. M. (Eds.), Citicat.Accour.rs, The NIacn-riilan pressBasingstoke and London, pp. l-1.4.

Cooper, D. J. ar-rd Hopper, T. M. (1987), "Critical Stuclies in r\ccounting,,, Accounting, Orga

;", inL.rd. ,

nizcttions and Societg, Vo1. 12, No. 5, pp. 4O7-14.Cooper, D. J. and Sherer, I\{. J. (1984),,.The \/a1ue of Corpor:rtc

ments lor a Political Econom.v of Accounting,,, Accottr.tittg,Vol. 9 No. 3/4, pp.2OZ-32.

Accounting Rcports: Argu-O r g ct nizatio n s and S o ci ety,

Cooper, D (1980), "Discussion of Tou':rrCs a F']olitrcal Econornv of Accounting", Accour.Lting,Organizati<tns and Society, Vol. 5, No L, pp. l6l-66.

coy, D., Fischer, M. and Gorclon, T. (200 1), "pubtic Accountal)ility: A Ner,,, paradigm forCollege and University Annual lleports", Criticat Perspectiues on l\ccounting, io1. 12No. 1, pp. l-3i.

Coy, D. and Pratt, M. (1998), "An Insight into Accolrntability and Politics in Unjversities:A case study", Accounting, Auditing and Accountabilitg Journal, Vol. 1r No- 5, pp.540-6 1.

Dillard, J. F' (199 1), "Accounting as a Critical Social Science", Accounting, Aucliting anrlAc-countability Journa| Vol. 4 No. 1, pp. 8-2g.

Estes, R.E. (1996), Tgranny of the Bottom Line: why Corporations Make Good people Do Bad.Things, (terjemahar oleh) PT Gramedia pustaka Utama, Jakarta.

Francis, J. R. (1990), "After Virtue? Accounting as a Moral and Discursive practice", Ac-counting, Auditing & Accountobilitg Journal, Vol. 3 No. 3, pp. 5_17.

Friedman, M. and Friedman, R. (1980), Free to choose: A personal statement, Martin secker& Warburg Limited, London.

Gaffikin, M.J.R. (2004) , Understanding Theory, a manuscript for Theoretical Foundatiols ofResearch, school of Accounting and Finance, Universrty of wollor-rgong, pp. 1-15.

Gaffikin, M.J.R. (1989) , Accounting Method-ologg and the work of R.J. ciombers, GarlandPublishing, Inc., New York and London.

Geuss, R. (I981), The ldea of a citical rheory: Habermas and- the Frankfurt school, cam-bridge University Press, Cambridge.

Gomez, E.T. and Jomo, K.S. (1999), Malagsia's political Economg: politics, patronage andProfits, Cambridge University press, Cambridge, UK.

Hanlon, G. (1996), "'Casino Capitalism'and the Rise of the 'Commercra,lised'service Class-an Examination of the Accountant", citical perspectiues on Accounting, Vol. 7, pp.339-63.

Hatta, M. (1956), "colonial Society and the ldeals of Social Democracy", in Feith, H. andCastles, L. (Eds.) (1970), IndonesianPoliticalThinking 1945-1965, Cornell UniversityPress, Ithaca ald London, pp. 32-40.

He1d, D. (198O), lntroductiontoCiticalTheory: Horkhei.mertoHabermas, Universityof Cali-fornia Press, Berkcley and Los Angeles.

Hendriksen, E.S. arrd van Breda, M.F. (1992), Accounting r-heory, Richard D. h-win, Inc.llomewood, IL.

Hoogvelt, A. M. M. arrd Tir-rker, A. M. (1978), "The Role of Colonial and post-Colonial Statesin Imperialisrn-a Czrse-Study of the Sierra Leone Development company,,, The Jour.nal of Modern Afican Sturiies, Vo1. 16 No. I, pp. 67-79.

Hopper, T., Storey, J. ald willmott, H. (1987), "Accounting for Accounting: Torvards the

24

I ianto, Dlema " Lab a" dan Re rctngko Teoi ........

Development o[ a Di:rlectrcal Vie,,v", Accounting, Organizations and Society. Vol. 12

No. 5, pp. 437-56.Hoprvood, A. G. (1978),'"1'olr,arcls an Organizational Perspective for the Str-rdy of Account-

ing arrd Information S_ystems", Accounting, OrgcLnizations and Society, Vol. 3 No. i,pp.3-13.

Ijiri, Y. (1983), "On the Accountability-Based Conceptual Framework of Accounting", Jour-nalof Accourtting and htblic Policy, Vol. 2, pp. 75-81.

irianto. G. (2006), "Pnurzlisa.si BUlv[N dilndonesia: "Menirnbang" daiperspektif PDA", clalantAshar, K., Iianto, G., dan Surgadi, N. (Eds.), Arzrzli-sis Xiak.ro don Mikro: JembatanKebijakan Ekonomi Indonesia, Badan Penerbrt Fakultns Flkonorni Universitas Brarvijaya (BPFE-Unibraw), Cetakan 1, 27O-308.

Irranto, G. (200aa), "A Citical Encluiry into Piuatisotion of State-otuned Enlerpises: TheCase of PT Semen Giesik (Persero) 'lbk., PhD'lhesis, Dcpartment of Accounting ar.rcl

Finance, University ol Wollongong, NSW, Australia.Irialrto, G. (2004b), "lndustri Semer-r di Indonesia: Ekspzrnsi, Perangkap Ulang (debt trop),

clar-r Kepernilikan", LintasanEkonomi, Vo1. XXI No. l, January, 1-12.Johnsor-r, C. (1998), "Economic Crisis rn East Asia: The Clash of Capitalism", Cambidge

Joumol of EcorLomics, Yc.tl. 22, pp. 653-61.Jomo, K.S. (Ed.) (200 l), Malaysian Eclipse: Economic Crisis and Recouery, Zed Books Ltd.,

London and New York.Karn, V. (1985), AccountingTheory, John Wiley & Sons, New York.Kunio, Y. 11988\, The Rise of Ersatz Capitalism in South East Asia, Oxford University Press,

Singapore arrd New York.Kwik, K. G., (2003), Address of the Minister of State for Notional Deuelopment Planning/

Chairman of the National Deuelopment Planning Agencg at the Pre-CGI Meeting, Ja-karta, 10 December.

Lodh, S. C. and Gaffikin, M. J. R. (i997), "Critical Studies in Accounting Research, Ratio-nality and Habermas: a Methodological Reflection", Citical Perspectiues on Account-ing, Vol. B, pp. 433-74.

Loft, A. (1986), "Toward a Critical Understanding of Accounting: the Case of Cost Account-inginthe UK, 1914-f92S",Accounting,OrganizationsandSociety, Vol. 11, pp. 136-39.

Marangos, J. (2OO2l, "A Post Keynesian Critique of Privatization Policies in Traasition Econ-omies", J oumal of Intemotional Deuelopment, Voi. 1 4, pp. 573-89.

McBeth, J. (2003), The Betragal Of Indonesia, http://www.feer.com/cgi-bin/prog/printeasy?id= 87 836 .79370 1 08 1 I , June 26.

Neimark, M. and Tinker, T. (1986), "The Social Construction of Management Control Sys-tems", Accounting, Organizations and Societg, Vo1. 11, No. a/5, pp. 369-95.

Perks, R. W. (1993), Accounting ond Societg, Chapmal ard Hall, London ar-rd New York.Pope, J. (2OO3l, "Access to Information: Wrose Right and Whose Information?" in Global Cor-

ruption Report 2OO3, Trarsparency International (http:/fwww.transparency.org/;http : / /www. slobalcorruptionreport.org/ ).

Shaoul, J. 11997a1, "A Crlticai Financia-1 Analysis of the Performalce of Privatised Indus-tries: The case of the Water Industrv in England arrd Wales", Citical Perspectiues onAccounting, Vo1. 8, pp. 479-5 10.

Shaoul, J. (1997b), "The Power of Accounting: Reflecting on Water Privatization", Accountinq, Auditing and Accountabilitg Jouma| Vo1. 10 No. 3, pp. 382-405.

Smith, C., Whipp, R. and Wrllmott, H. (1988), "Case-Study Research in Accounting: Meth-

25

TEMA, Volume 7, Nomor l. Maret 2006

crclological Breakthrough or Idcolosical Weapon?", Ad,uances in ptiltlic ltlterest l\ccourttin"g, Vol. 2, pp. 95_ 120.

stiglitz, .i.tr. (2003). Globalization. a,d ir.s cliscontents, w.w. Norton, Neu, york.Sr-rbi-vaDtoro, E.B. cran Triyur.r,ono, I. (2004), Laba Hunctnis: 7hltlr sosral aras Konsep

l'ctba denqan Pendekatort Ilerrn<zneuttkct Bayurnedia lrub)ishir-rg dar pusat pe.g-ka.iian Bisnis dan Ekonomi Islam (PPBEt) Fakr,ritas Ekonorni Unwersitas Brag,ija_ya,lVIalang, Jan,a Trmur, Indonesia.

Republika (2006), "tndikator,,, t0 Mei, h. 13.Regll, A. J. de (200r), "Keynesian Economics ancl the welfare State,, (Essay r,-our of parr I

fthe trconomics of Reference)), Global Economic Deuelopmetlt (A Ilti4VSl 1s-sue E.s.scysedesJ, The Neo-capitalist Assault - The Jus Sempcr clobai Ailiance. Aprir, pp. 1-19.

Richarclsorr, A' J {1987), "Accounting as a Legitimating Institutrorr'', Accrlttnting, c)rganizations and Society, Vol.12 No. 4, pp. 34i-55.

Richter, S. (2003), ,,Ford,s Debt Trap,,, http:,//rvri.u,.theglobalist.cornTinker, l'. (I988), "waiving Goodbye to rhe TwA Bus: ,paper pr-otrtr.t",ancl the Sraffian cri_tique of Marginalism,', Aduances in public Interest Accouitirtg, Vol. 2, pp. 121_41.Tinker, T. (1985), Paper prophets: A Social Citique ofAccounting, piaege., New york.Tinker,'l- (1984), "Theories of the State and the State of Accou.rtir-rg, J.or-ro,,ic Reduction_

ism and Political voluntarism in Accountrng Regulation Theory,,, Joumar of Account-ing and Public policg, Vol. 3, pp. 55-74.

Tinker, A M' (1980), "Towards a Political Economy of Accounting: An Empirical lllustrationof the cambridge controversies", Accounting, organizatins and societg, Vo1. 5 No.1, pp. 147-60.

Tomkin, c. and Groves, R. (19s3), "The Everyday Accountant and Researching His Rea1itv,,_ Accounting, Organizations and_ Societg, Voi. B No. 4, pp. 361-24.Transparency International (2003), Globar iorruption Repirt 2003, http://www.transpa-r_

ency. org/ ; http: / / wrvw. globalcorruption report.org/ ).Uddin, S' and Hopper, T. (200i), "A Bangladesh soap opera: privatisation, Accounting, andRegimes of control in a Less Deveroped country", Accounting, organizations and,Societg, Vol. 26, pp. 643-22.

Uddin, S and Hopper, T- (2003), "Accounting for Privatisation in Banglaclesh: Testing worlclBank Claims", Critical perspectiues on Accounting, Vol. 14, ppl. ZSO_Z+.winkel, E. A. (1989), "Remembering isram: A critique of Habermas and Foucaurt,,, l"heAmeiconJournal of Islamic Social Sciences, Vo1. 6 No. 1, pp. 13_35.willmott, H. (1986), "Organising the Profession: A Theoretical and Historical ExaminationoI the Development of the Major Accountancy Bodies in the U.K-,,, Accounti,w, orga-nizations and Societg, Vol. 1 1 No. 6, pp. 555_80.

26