pengaruh laba per lembar saham terhadap
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
3 -
download
0
Transcript of pengaruh laba per lembar saham terhadap
PENGARUH LABA PER LEMBAR SAHAM TERHADAP DEVIDEN PER LEMBAR SAHAM PADA
PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA TBK
SKRIPSI
Oleh NUNUNG ANDRIANA
NIM 105731112216
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR
2022
ii
HALAMAN JUDUL
PENGARUH LABA PER LEMBAR SAHAM TERHADAP DEVIDEN PER LEMBAR SAHAM PADA
PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA TBK
SKRIPSI
Oleh
NUNUNG ANDRIANA
NIM 105731112216
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi (S.Ak) Pada Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR
2022
iii
PERSEMBAHAN
Karya ilmiah saya ini kupersembahkan untuk :
1. Ayahanda H.Eba dan Almarhumah ibunda-ku tercinta HJ.Jumanang
terima kasih atas segala kasih sayang yang berlimpah dari mulai saya
terlahir ke dunia ini hingga saya sampai saat ini, terimakasih atas
segala limpahan doa yang tak berkesudahan serta terima kasih atas
segala pengorbanan yang telah engkau lakukan selama ini dan untuk
kakakku satu-satunya Suriani, serta Kakak Iparku Aiptu Basman
terimakasih kasih atas segala doa dan dukungan yang telah kakak
haturkan. Kupersembahkan sebuah tulisan yang ku tuliskan di atas
lembaran putih ini yang ku rangkai dari kata demi kata dan kalimat
yang diiringi dengan berjuta makna kehidupan yang tak lain sebagai
ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya.
2. Bapak dan Ibu dosen, terkhusus kedua pembimbing yang selama ini
tulus dan ikhlas meluangkan waktunya menuntun dan memberi
arahan dalam menyelesaikan karya ini.
3. Para sahabat dan teman-teman yang selalu memberi bantuan dan
semangat beserta dukungan dalam penyelesaian karya ini.
MOTTO HIDUP
“Hasbunallaahi wani’mal wakiil, Cukuplah Allah bagiku dan (dia)
sebaik-baik penolong.”
vii
ABSTRAK
NUNUNG ANDRIANA, 2022. Pengaruh Laba Per Lembar Saham Terhadap Deviden Per Lembar Saham Pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Pembimbing I Ibu Muchriana Muchran dan Pembimbing II Ibu Idrawahyuni.
Peneltian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh laba perlembar saham terhadap deviden perlembar saham Pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk Periode 2014-2020. Jenis peneltian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan menganalisa data-data sekunder menggunakan teknik analisis uji asumsi klasik, uji analisis regresi sederhana, dan uji hipotesis. Data yang diolah adalah data sekunder laporan keuangan pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk tahun 2014-2020 yang didapatkan dari laporan tahunan (Annual Report). Pengolahan data menggunakan SPSS IBM SPSS version 21. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa laba per lembar saham secara positif berpengaruh signifikan terhadap deviden perlembar saham yang berarti setiap kenaikan laba perlembar saham maka deviden perlembar saham akan mengalami kenaikan signifikan. Sementara besar pengaruh laba per lembar saham dalam mempengaruhi deviden perlembar saham yang dilihat dari nilai R Square adalah sebesar 73.1% sementara sisahnya dipengaruhi oleh variable lain yang tidak diteliti.
Kata Kuci : Laba Per Lembar Saham, Deviden Per Lembar Saham, SAHAM
viii
ABSTRACT
NUNUNG ANDRIANA, 2022. The Effect of Earnings Per Share on Dividends Per Share At PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Thesis of Accounting Study Program, Faculty of Economics and Business, University of Muhammadiyah Makassar. Supervised by Supervisor I Mrs. Muchriana Muchran and Supervisor II Mrs. Idrawahyuni. This study aims to determine the magnitude of the effect of earnings per share on dividends per share at PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk Period 2014-2020. The type of research used in this research is descriptive quantitative by analyzing secondary data using classical assumption test analysis techniques, simple regression analysis test, and hypothesis testing. The data processed is secondary data on financial statements at PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk in 2014-2020 obtained from the annual report (Annual Report). Data processing using SPSS IBM SPSS version 21. The results of this study indicate that earnings per share have a significant positive effect on dividends per share, which means that for every increase in earnings per share, dividends per share will increase significantly. Meanwhile, the large influence of earnings per share in influencing dividends per share as seen from the R Square value is 73.1% while the rest is influenced by other variables not examined. Keywords : Earnings Per Share, Dividends Per Share, SHARE
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Syukur Allhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Laba Per Lembar Saham
Terhadap Deviden Per Lembar Saham Pada PT. Telekomunikasi Indonesia
Tbk”.
Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat
dalam menyelesaikan Program Sarjana pada Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
Shalawat serta salam penulis haturkan kepada baginda Rasulullah
Muhammad SAW, kepada keluarga serta sahabat-sahabat beliau yang
telah menerbarkan permadani-permadani kebenaran dan memerangi
benih-benih kebatilan hingga kita dapat merasakan ketentraman hidup saat
ini.
Terima kasih pula kepada kedua orang tua, Bapak H. Eba dan Ibu
Almarhumah HJ. Jumanang yang selalu mendoakan penulis dalam setiap
langkahnya, yang selalu memberi dukungan, memberi motivasi dan
berkorban demi masa depan penulis dan juga kepada saudaraku tercinta
yang senantiasa mendoakan, membantu dan memberi dorongan kepada
penulis selama ini. Serta kepada Sahabatku Rosmayanti dan Agnisa Nurul
Qamar yang selama ini selalu mengingatkan dan memberi motivasi kepada
penulis agar selalu semangat dan terus berjuang untuk meraih cita-cita dan
masa depan yang lebih baik. Semoga apa yang telah mereka berikan
kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia
x
dan di akhirat.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak menemui kesulitan dan
hambatan dalam penulisan dan penyusunan, namun berkat do’a, dukungan
dan bimbingan dari berbagai pihak, maka skripsi ini dapat terselesaikan.
Oleh karena itu, dari lubuk hati yang paling dalam mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse., M.Ag selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Dr. H. Andi Jam’an., S.E., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Ibu Mira, SE., M.Ak selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Ibu Dr. Muchriana Muchran, SE., M.Si. Ak. CA selaku pembimbing I yang
telah berkenang meluangkan waktunya guna membimbing, dan
memberikan arahan serta memberi saran dalam penyusunan skripsi ini.
5. Ibu Idrawahyuni, S.Pd, M.Si selaku pembimbing II yang telah
membimbing, memberikan pengarahan kepada penulis dan memberi
petunjuk serta saran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
6. Bapak/Ibu dan asisten Dosen serta yang termasuk dalam ruang lingkup
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang
telah memberikan pengajaran serta ilmunya kepada penulis selama masa
perkuliahan.
7. Kepada seluruh staf (tata usaha) yang telah memberikan pelayanan yang
baik selama ini.
8. Kepada teman-teman seperjuangan Akuntansi 16.C yang telah
memberikan bagitu banyak sumbangan pemikiran, selalu memotivasi dan
xi
nasihat ketika penulis berpikir untuk menyerah.
9. Kepada kakak-kakak khususnya di Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang juga selalu
mendoakan dan memberi dukungan kepada penulis.
10. Kepada adik-adik khususnya di Jurusan Akuntansi fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang juga selalu mendoakan
dan memberi dukungan kepada penulis.
11. Para sahabat-sahabatku yang juga berperan penting dan membantu
penulis selama ini.
12. Serta setiap orang yang juga selalu memberikan doa, dukungan,
masukan, dan motivasi selama ini yang tak mampu penulis tuliskan satu
per satu.
Penulis menyadari bahwa kesempurnaan hanya milik Allah SWT dan
kekurangan tidak lepas dari kodrat kita sebagai manusia biasa. Demikian juga
halnya dalam penyusunan skripsi ini, namun penulis berharap kiranya skripsi ini
dapat memberikan manfaat baik bagi pembaca maupun penulis.
Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Makassar, Januari 2022
NUNUNG ANDRIANA
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .................................................................................. i
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... ii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ v
PERNYATAAN KEABSAHAN .................................................................. vi
ABSTRAK ................................................................................................ vii
ABSTRACT ............................................................................................. viii
KATA PENGANTAR ................................................................................. ix
DAFTAR ISI ............................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 7
A. Tinjauan Teori ........................................................................................ 7
B. Tinjauan Empiris ................................................................................... 19
C. Kerangka Konsep ................................................................................. 23
D. Hipotesis .............................................................................................. 23
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 25
xiii
A. Jenis Penelitian .................................................................................... 25
B. lokasi dan Waktu Penelitian.................................................................. 26
C. Defenisi Operasional Variabel dan Pengukuran ................................... 26
D. Populasi dan Sampel ........................................................................... 26
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 33
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ...................................................... 33
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan ........................................................ 36
C. Pembasahan ........................................................................................ 44
BAB V PENUTUP .................................................................................... 48
A. Kesimpulan Penelitian .......................................................................... 48
B. Saran ................................................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 50
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Penelitian Terdahulu 2. 1 ......................................................................... 19
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Karangka Konsep.................................................................. 23
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Geleri Bursa Efek Indonesia................... 35
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 : Nilai Laba Per Lembar Saham
LAMPIRAN 2 : Deviden Per Lembar Saham
LAMPIRAN 3 : Analisis Deskriptif
Lampiran 4 : Uji Normalitas
Lampiran 5 : Uji Heteroskedastisitas
Lampiran 6 : Uji Multikolinearitas
Lampiran 7 : Uji Autokolerasi
Lampiran 8 : Analisis Regresi Linear Sederhana
Lampiran 9 : Uji t (Persial)
Lampiran 10 : Uji Determinasi
Lampiran 11 : Tabel Nilai t
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Laba per lembar saham (earning per share – EPS) banyak
digunakan dalam evaluasi kinerja operasi dan keuntungan perusahaan.
Harga saham dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti laba per
saham maupun dividen yang diberikan perusahaan kepada investor. Dengan
kata lain bahwa semakin tingginya nilai lembar saham perusahaan maupun
nilai dividen perusahaan maka semakin tingginya harga saham perusahaan.
Investor merupakan suatu pihak yang menginvestasikan modalnya
pada suatu perusahaan. Di dalam suatu perusahaan memerlukan investor
untuk menanamkan modalnya, investor akan mempertimbangkan dengan
sebaik-baiknya ke perusahaan mana modal akan ditanamkan. Kerena setiap
perusahaan harus dapat beroperasi dengan tingkat efisiensi yang cukup
tinggi agar tetap mempunyai keunggulan dan daya saing di dalam upaya
menghasilkan laba bersih seoptimal mungkin.
Ketika perusahaan mendapat laba bersih (net income), maka
manajemen perusahaan mempunyai 2 cara yang di lakukan terhadap
penghasilan bersih setelah pajak (EAT) perusahaan yaitu diberikan kepada
pemegang saham perusahan dalam bentuk dividend dan setengahnya di
investasikan kembali. Hal tersebut diatur dalam Undang-Undang Republik
Indonesia No.40(Pasal 70 ayat 1-3) yang menjelaskan tetang Penggunaan
Laba dan Perseroan Terbatas yang berarti manajemen harus membuat
2
keputusan tentang besarnya penghasilan bersih setelah pajak yang di
bagikan sebagai dividen.
Dividen merupakan bagian dari keuntungan perusahaan yang
dibagikan kepada para pemegang saham atau Investor. Suatu keputusan
kebijakan deviden yang ditetapkan perusahaan untuk menentukan berapa
besar laba yang dibagikan dalam dividen dan berkaitan pada struktur modal
perusahaan. Begitu juga kebijakan dividen yang merupakan suatu keputusan
terakhir yang harus diambil oleh seorang manajer keuangan untuk
menentukan proporsi laba yang dibagikan kepada pemegang saham yang
bertujuan untuk meningkatkan kekayaan dan kinerja para pemegang saham.
Kebijakan dividen dapat berpengaruh positif jika dividen yang dibagikan
tinggi maka hal itu membuat harga saham akan meningkat, sehingga nilai
perusahaan juga akan meningkat. Namun, kebijakan dividen akan
berpengaruh negatif jika laba yang diperoleh perusahaan sebagian besar
digunakan untuk pembagian dividen, maka kemungkinan besar akan
mengurangi laba ditahan sebagai tambahan dana untuk perputaran modal
periode berikutnya. Sehingga laba berikutnya akan menurun dan nilai
perusahaan pun akan menurun.
Studi terdahulu menurut Badruzaman, J. (2017) yang meneliti
tentang “Pengaruh Earning Per Share Terhadap Harga Saham.”
Mengemukakan dari penelitiannya bahwa “para investor dalam mengambil
keputusan investasi earning per share dapat dijadikan dasar pengambilan
keputusan untuk melakukan investasinya dalam arti analisis fundamental
masih tetap digunakan untuk melakukan analisis investasi, tidak hanya
mengandalkan analisis tenikal saja. Itu di lakukan untuk mengetahui return
3
yang dapat diperoleh dari investasi, baik yang akan mempengaruhi harga
saham dan nilai besaran deviden yang di peroleh nantinya. Dari yang di
jelaskan tersebut, bahwa laba perlembar saham (earning per share) adalah
salah satu yang perluh di lihat dan di perhatikan oleh investor saat ingin
melakukan investasi.
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, biasa disebut Telkom Indonesia
adalah salah satu perusahaan informasi dan komunikasi serta penyelenggara
jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap dan terbesar di Indonesia
serta merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Telkom Indonesia
setiap tahunnya memperoleh laba yang besar dan meningkat dari tahun ke
tahun. Peningkatan laba yang diperoleh perusahaan akan mengakibatkan
laba per lembar saham (earning per share) juga semakin besar namun belum
tentu akan membagikan deviden yang besar pula kepada para pemegang
saham. Salah satu sumber dana yang paling penting untuk membiayai
pertumbuhan serta perkembangan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk adalah
laba di tahan. Apabila semakin tinggi dividen yang dibayarkan berarti
semakin sedikit laba yang dapat ditahan, dan sebagai akibatnya adalah
menghambat tingkat pertumbuhan. (internal growth). Begitupun sebaliknya,
jika perusahaan ingin menahan sebagian besar dari pendapatan yang
tersedia sebagai laba ditahan, maka mengakibatkan pebayaran dividen
semakin kecil.
Berikut perbandingan perolehan laba bersih dan pembayaran
dividen pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk selama tiga tahun terakhir
(2017-2019).
4
Tabel 1. 1
Laba Bersih dan Deviden per Lembar Saham pada
PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk
Tahun 2017-2019
Tahun Laba Bersih Pembayaran Deviden
(Triliun Rp) (Rp)
2017 16,60 117.36
2018 18,03 163.00
2019 18,66 154.04
(Sumber: www.idx.co.id, data diolah tahun 2020)
Berdasarkan dari tabel 1, dapat dilihat bahwa perolehan laba PT.
Telekomunikasi Indonesia, Tbk dari tahun 2017 sampai dengan tahun buku
2019 terus mengalami peningkatan. Peningkatan perolehan laba ini tentunya
didorong oleh pertumbuhan pendapatan pada semua jenis bisnis
perusahaan, seperti sambungan telepon tetap, layar seluler, sampai layanan
multimedia, serta unit bisnis lainnya.
Sementara itu kenaikan perolehan laba PT. Telekomunikasi
Indonesia, Tbk tidak bisa menjamin pembayaran dividen juga akan
mengalami kenaikan karena perolehan laba bukanlah satu-satunya indikator
dalam menentukan jumlah pembayaran deviden. Dari data di atas dapat
dilihat pembayaran dividen pada tahun 2017 senilai Rp. 117,36 Kemudian
pada tahun 2018 pembayaran dividen mengalami kenaikan menjadi senilai
Rp. 163,00. Namun, kembali terjadi penurunan pada 2019 menjadi Rp.
154,04. Hal ini dikarenakan didalam menerapkan kebijakan dividen ada
beberapa hal yang menjadi pertimbangan perusahaan perusahaan antara
lain laba perusahaan, kebutuhan investasi, serta keadaan kas perusahaan.
5
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perolehan laba tidak selamanya
berbanding lurus dengan pembayaran dividen.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dari itu penulis tertarik untuk
meteliti megenai “Pengaruh Laba Per Lembar Saham Terhadap Deviden
Per Lembar Saham Pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas,
maka dapat diangkat masalah pokok yang terdapat dalam penelitian ini
yaitu, “Apakah laba perlembar saham berpengaruh terhadap deviden per
lembar saham pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian
ini adalah untuk menguji dan membuktikan besarnya pengaruh laba
perlembar saham terhadap deviden perlembar saham Pada PT.
Telekomunikasi Indonesia Tbk.
D. Manfaat penelitian
Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat sebagai berikut:
1. Secara teoritis
a. Bagi peneliti berikutnya, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
penelitian sejenis dan sebagai pengembangan penelitian lebih lanjut.
b. Bagi pembaca merupakan bahan informasi tentang pengaruh laba
perlembar saham terhadap deviden per lembar saham PT.
Telekomunikasi Indonesia Tbk.
6
2. Praktis
a. Bagi perusahaan, sebagai bahan masukan dalam mempertimbangkan
pengambilan keputusan kebijakan finansial guna meningkatkan kinerja
perusahaan.
b. Bagi investor, sebagai bahan masukan bagi investor dalam
mempertimbangkan pengambilan keputusan sehubungan dengan
investasi saham yang telah atau akan ditanamkan.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Laba Perlembar Saham (Earning Per Share)
a. Definisi Laba Per Lembar Saham
Menurut Robbert Angg dalam (Datu dan Maradesa, 2017:1239),
EPS merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak pada
suatu tahun buku dengan jumlah saham yang diterbitkan. Di dalam
perhitungan EPS, terdapat dua jenis EPS, yaitu:
a) EPS Historis yaitu EPS yang dihitung berdasarkan kinerja perusahaan
pada tahun buku yang telah lampau. EPS historis merupakan nilai yang
telah terjadi pada masa lampau.
b) EPS Proyektif EPS yang diperkirakan akan terjadi dengan asumsi
sesuai dengan proyeksi kinerja emiten.
Laba per lembar saham (earning per share) Menurut Brealy dan
Stewart dalam (Datu dan Maradesa, 2017:1239), menyatakan bahwa para
penanam modal (investor) sering menggunakan istilah income stock
and growth stock. Mereka kelihatannya membeli saham yang sedang
tumbuh terutama dengan pengharapan memperoleh keuntungan modal
dan mereka lebih berminat pada pertumbuhan pendapatan pada masa
mendatang daripada dalam dividen tahun berikutnya.
8
Berdasarkan beberapa pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan
bahwa laba perlembar saham merupakan jumlah laba bersih perusahaan
yang tersedia untuk setiap laba per lembar saham biasa yang dimiliki oleh
para pemegang saham. Pada dasarnya laba perlembar saham adalah
gambarang yang baik bagi pemusatan emiten. Karena laba yang meningkat
akan menguntungkan emiten maupun investor sehingga memungkinkan
pembagian deviden yang tinggi. Selain dari itu, kinerja yang baik akan
membangung sentimen positif di masyarakat sehingga harga saham akan
naik, ini akan memberikan capital gain bagi investor dan juga mendorong
kenaikan laba per lembar saham.
b. Jenis-Jenis Laba Per Lembar Saham
Dalam pernyataan standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 56
yang menyatakan ada dua jenis laba per lembar saham yaitu:
a) Laba per lembar saham dasar adalah jumlah laba pada suatu periode
yang tersedia untuk setiap saham biasa yang beredar dalam priode
pelaporan.
b) Laba per lembar saham dilusian adalah jumlah pada suatu priode
yang tersedia untuk setiap saham biasa yang beredar selama priode
pelaporan dan efek lain yang asumsinya diterbitan selama priode
pelaporan dan efek lain yang asumsinya diterbitkan bagi semua efek
berpotensi saham biasa yang sifatnya dilufit (penurunan) yang
beredar selama periode pelaporan.
Menurut Dykman et al (2000:496), laba perlembar saham dapat
dibagi menjadi dua format penyajian yang berdasarkan atas skruktur modal
pada perusahaan yaitu struktur modal sederhana (penyajian laba perlembar
9
saham tunggal) dan struktur modal rumit/sulit (penyajian laba perlembar
saham ganda). Perusahaan akan memiliki struktur modal sederhana
(simple capital structure) jika ekuitas pemegang saham hanya terdiri dari
saham biasa atau jika tidak ada sekuritas dilutif yang potensial atas
konversi atau penggunaan akan mendulasi (menurunkan) laba per lembar
saham. Perusahaan akan memiliki struktur modal rumit (complex capital
structure) jika memiliki sekuritas dilutive potensial yang beredar termaksud
saham preferen konvertibel, obligasi konvertibel, penerbitan saham biasa
kontinjen, hak saham, opsi saham, dan sekuritas lainnya yang memberikan
konversi atau pembelian saham biasa. Paa struktur modal rumit, diperlukan
penyajian laba per lembar saham ganda yang melaporkan pengaruh dilufit.
Dua jumlah laba per lembar saham yang dilaporkan adalah laba per lembar
saham dasar dan laba per lembar saham dilusin.
c. Perhitungan Laba Per Lembar Saham
a) Laba per lembar saham dasar
Kalkulasi laba per lembar saham di dasaran atas laba bersih
yang diperoleh perusahaan selama priode akuntansi dikuragi jumlah
dividen yang harus dibayarkkan kepada pemegang saham preferen.
Berdasarkan PSAK No. 56 (2015:56.3), “laba per lembar saham
dihitung dengan membagi laba rugi yang diatribusikan kepada
pemegang saham biasa entitas induk (laba bersih residual) dengan
jumlah rata-rata tertimbang saham biasa beredar (penyebut) dalam
suatu priode”. Laba bersih residual merupakan laba bersih (setelah
dikurangi beban pajak, pos luar biasa dan hak pemegang saham
minoritas) dikurangi dengan dividen saham preferen yang meliputi:
10
Rumus laba per saham dasar sebagaimana yang
dikemukakan oleh K.R. Subramanyam (2017:419) adalah:
Apabila perusahaan tidak memiliki saham preferen, laba per
lembar saham dapat dihitung dengan rumus yang di kemukakan oleh
Kasmir (2017:207) yaitu:
Apabila terdapat transaksi yang mengubah jumlah saham
biasa, maka jumlah rata-rata saham tertimbang saham biasa harus
disesuaikan. Contoh transaksi yang mengubah jumlah saham biasa
adalah pembagian dividen saham biasa dan bonus. Penerbitan hak
memesan lebih dulu dan penggabungan saham.
b) Laba Per Saham Dilusian
Berdasarkan PSAK No. 56 (2015:56.6) “Untuk tujuan
perhitungan laba per lembar saham dilusian, entitas menyesuaikan
laba rugi yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa
entitas induk dan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar,
atas dampak dari seluruh instrumen berpotensi saham biasa yang
bersifat dilutive”.
d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruh Laba Per Lembar Saham
Menurut Weston dan Brigham dalam (Datu dan Maradesa,
2017:1237), faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham adalah :
a) Laba per lembar saham (Earning Per Share/EPS). Seorang investor
yang melakukan investasi pada perusahaan akan menerima laba atas
11
saham yang dimilikinya. Semakin tinggi laba per lembar saham (EPS)
yang diberikan perusahaan akan memberikan pengembalian yang
cukup baik. Ini akan mendorong investor untuk melakukan
investasi yang lebih besar lagi sehingga harga saham perusahaan
akan meningkat.
b) Tingkat bunga dapat mempengaruhi harga saham dengan cara:
1) Mempengaruhi persaingan di pasar modal antar saam dengan
obligasi, apabila suku bunga naik maka investor akan menjual
sahamnya untuk ditukarkan dengan obligasi. Hal ini akan
menurunkan harga saham, sebaliknya juga akan terjadi apabila
tingkat bunga mengalami penurunan.
2) Mempengaruhi laba perusahaan, hal ini terjadi karena bunga
adalah biaya, semakin tinggi suku bunga maka semakin rendah
laba perusahaan. Suku bunga juga mempengaruhi kegiatan
ekonomi yang juga akan mempengaruhi laba perusahaan.
c) Dividend Per Share (DPS). Kebijakan pembagian dividen dapat dibagi
menjadi dua, yaitu sebagian dibagikan dalam bentuk deviden dan
sebagian lagi disisihkan sebagai laba ditahan. Sebagai salah satu
factor yang mempengaruhi harga saham, maka peningkatan
pembagian dividen merupakan salah satu cara untuk meningkatkan
kepercayaan dari pemegang saham karena jumlah kas dividen yang
besar adalah yang diinginkan oleh investor sehingga harga saham
naik.
d) Jumlah laba yang didapat perusahaan Pada umumnya, investor
melakukan investasi pada perusahaan yang mempunyai profit yang
12
cukup baik karena menunjukan prospek yang cerah sehingga
investor tertarik untuk berinvestasi, yang nantinya akan
mempengaruhi harga saham perusahaan
e) Tingkat Resiko dan Pengembalian. Apabila tingkat resiko dan
proyeksi laba yang diharapkan perusahaan meningkat maka akan
mempengaruhi harga saham perusahaan. Biasanya semakin tinggi
resiko maka semakin tinggi pula tingkat pengembalian saham yang
diterima.
Adapun faktor penyebab kenaikan dan penurunan laba per
lembar saham menurut Weston & Eugene (2015:23) adalah:
Faktor-faktor penyebab kenaikan laba per lembar saham:
1) Laba bersih naik dan jumlah lembar saham biasa yang beredar tetap.
2) Laba bersih tetap dan jumlah laba lembar saham biasa yang beredar
turun.
3) Laba bersih naik dan jumlah lembar saham biasa yang beredar turun.
4) Peresentase kenaikan laba bersih lebih besar daripada presentase
kenaikan jumlah lembar saham biasa yang beredar.
5) Peresentase penurunan jumlah lembar saham biasa beredar lebih
besar daripada presentase penurunan laba bersih.
Sedangkan penurunan laba per lembar saham dapat disebabkan
karena:
1) Laba bersih tetap dan jumlah lembar saham biasa yang beredar
naik.
13
2) Laba bersih turun dan jumlah lembar saham biasa yang beredar
tetap.
3) Laba bersih turun dan jumlah lembar saham biasa yang beredar
naik.
4) Persentase penurunan laba bersih lebih besar daripada persentasi
penurunan jumlah lembar saham biasa yang beredar.
5) Persentasi kenaikan jumlah lembar saham biasa beredar lebih besar
daripada persentase kenaikan laba bersih.
2. Deviden
a) Pengertian Deviden
Menurut Irawati dalam (Baharuddin, 2018:12) dividen per lembar
saham (DPS) adalah besarnya pembagian dividen yang akan dibagikan
kepada pemegang saham setelah dibandingkan dengan rata-rata
tertimbang saham biasa yang beredar. Menurut Syamsuddin dalam
(Baharuddin, 2018:12) Dividend Per Share (DPS) menggambarkan berapa
jumlah pendapatan per lembar saham yang akan didistribusikan. Dari
beberapa pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dividen per
lembar saham (DPS) merupakan total semua dividen yang dibagikan
kepada para pemilik saham secara proporsional. Gallagher dan Andrew
dalam (Datu dan Maradesa, 2017:1236) mengartikan dividen yaitu
“dividends are the cash payment that corporations make to their common
stockholders”. Stice et al dalam (Datu dan Maradesa, 2017:1237)
menyatakan bahwa “dividen adalah pembagian kepada pemegang saham
dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar
saham yang dipegang oleh masing-masing pemilik.”
14
Deviden pada umumnya dibayarkan dalam bentuk uang tunai atau
saham yang biasanya dibagikan dengan interval waktu yang tetap oleh
pihak perusahaan emiten. Menurut Halim (2015:16) “deviden dalah bagian
dari profit/keuntungan yang dibagikan emiten kepada para pemegang
sahamnya”. Menurut Baridwan (2004:430)” deviden merupakan pembagian
saham PT yang sama dengan jumlah lembar saham yang dimiliki”.
Biasanya deviden dibagikan dengan interval waktu yang tetap, tetapi
biasanya juga dilakukan pembagian deviden tambahan pada waktu yang
bukan biasannya. Menurut Skousen et al (2001:757) “deviden adalah
pendistribusian laba secara proporsional kepada para pemegang saham
sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya”.
b) Jenis-Jenis Dividen Per Lembar Saham
Adapun beberapa jenis dividen menurut Baridwan (2004:429):
1) Dividen Kas atau Dividen Tunai (cash dividend) yaitu suatu
dividen yang dibayarkan dengan uang tunai, atau lebih kerapkali
terjadi, dengan cek yang segera dapat ditukarkan dengan uang tunai.
Terkadang perusahaan membayar deviden 2 sampai 4 kali untuk
membayar deviden dalam setahun. Dana dari pembayaran deviden
tunai ini diambilkan dari laba ditahan yang dimiliki oleh perusahaan
sehingga secara otomatis laba ditahan dank as perusahaan akan
berkurang. Ini adalah cara yang biasa mengenai pembayaran dividen.
2) Dividen Properti atau dividen dalam bentuk harta benda (property
dividend) adalah suatu dividen yang terdiri atas suatu bagian dari
harta milik perseroan yang dibayarkan kepada para pemegang
saham, sebagai ganti uang tunai atau saham perseroan. Ini dapat
15
berupa surat-surat efek atau tanggungan dari perseroan-perseroan
lainnya, seperti cabang perseroan, obligasi-obligasi pemerintah yang
dikuasai, dan lain-lain.
3) Dividen atas surat saham sementara (scrip dividend) yaitu suatu
dividen yang dibayarkan dalam skrip, atau dengan perkataan lain,
dalam suatu promissorynote, yang harus dibayarkan pada suatu
waktu tertentu di kemudian hari. Jadi,ini adalah suatu bentuk deferred
dividend (dividen yang ditangguhkan).
4) Dividen Likuidasi (liquidating dividend) adalah suatu dividen
yang dibayarkan dari aktiva, kepada para pemilik suatu perseroan
yang dibubarkan,atau kepada para kreditur suatu maskapai yang
dilikuidir, atau dalam keadaan bangkrut, atau kepada para ahli waris
suatu warisan yang sedang diselesaikan. Pembayaran seperti itu
dapat terjadi apabila suatu perusahaan jatuh bangkrut atau apabila
manajemen memutuskan untuk menjual aktiva perusahaan dan
hasilnya didistribusikan kepada para pemegang saham.
5) Dividen Saham (stock dividend) adalah suatu dividen yang
dibayarkan dalam bentuk saham perseroan itu, bukan dengan uang
tunai. Dividen Saham dapat berupa saham tambahan dalam
perusahaan atau saham anak perusahaan yang didistribusikan
kepada para pemegang saham.
c) Kebijakan deviden per lembar saham
Kebijakan dividen merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan dengan keputusan pendanaan perusahaan. Kebijakan
dividen merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan
16
pada akhir tahun akan di bagi kepada pemegang saham dalam
bentuk dividen atau akan ditahan untuk menambah modal guna
pembiayaan investasi dimasa yang akan datang. Rasio pembayaran
dividen menentukan pendanaan. Rasio ini menunjukan persentase laba
perusahaan yang dibayarkan kepada pemegang saham biasa
perusahaan berupa dividen kas. Apabila laba perusahaan yang ditahan
dalam jumlah besar, berarti laba yang akan dibayarkan sebagai dividen
menjadi lebih kecil. Dengan demikian aspek penting dari kebijakan
dividen adalah menentukan alokasi laba yang sesuai diantara
pembayaran laba sebagai dividen dengan laba yang ditahan di
perusahaan.
Pembayaran dividen dikaitkan dengan pembagian dividen yang
dimana laba yang di dapatkan perusahaan tersedia bagi pemegang
saham. Laba tersebut dilihat dari laporan laba rugi yang disebut sebagai
laba setelah pajak. Karna jika semua dana dibagikan sebagai dividen
maka perusahaan tidak dapat melakukan penggantian aktiva tetap
dimasa yang akan datang. Jika terjadi maka kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba dimasa berikutnya akan kurang. Jumlah dana
yang dapat di bagikan sebagai deviden per lembar saham menurut K.R.
Subramanyam (2017:419) adalah:
d) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Deviden Per Lembar Saham
Ada sejumlah faktor yang berpengaruh terhadap dividen yaitu
set kesempatan investasi, dana yang tersedia, serta preferensi para
pemegang saham untuk pendapatan saat ini jika dibandingkan dengan
17
masa mendatang. Masing-masing faktor diduga akan berpengaruh
terhadap dividen perusahaan. Disamping itu, faktor-faktor tersebut
diduga saling berinteraksi dalam mempengaruhi kebijakan pemberian
dividen.
Faktor lain yang turut mempengaruhi deviden per lembar saham
yaitu likuiditas, profitabilitas, dan ukura perusahaan.
1) Likuiditas
Sitanggang (2017) mengemukakan bahwa lukuiditas menjadi
ukuran kinerja dari kemampuan perusahaan guna memenuhi
kewajiban keuangan lancer yang segera harus dilunasi yaitu
kewajiban keuangan dengan jatuh tempo hingga satu tahun.
Perusahaan di katakana dalam likuid pada saat perusahaan mampu
untuk memengaruhi kewajiban keuangan tepat waktu. Hanya
perusahaan dengan kondisi likuid yang mampu membayarkan
deviden kepada para pemegang saham dalam bentuk pembayaran
tunai. Manajemen perusahaan pada umumnya menggunakan
likuiditas untuk membayar kewajiban jangka pendeknya.
2) Profitabilitas
Profitabilitas diartikan sebagai rasio untuk penilaian
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari
proses pengelolaan aset dari saham tertentu. Sehingga rasio ini
memberikan gambaran atau sebagai ukuran tingkat efektivitas
manajemen perusahaan. Maka penggunaan rasio profitabilitas
menjadi gambaran efisiensi pada perusaaan (Munawir, 2017).
3) Ukuran Perusahaan
18
Ukuran perusahaan adalah salah satu indikator yang
berpengaruh terhadap rasio bisnis dengan pengukuran menggunakan
total dari aset perusahaan (Yanti, 2015). Perusahaan yang besar
serta memiliki akses pasar yang lebih luas akan mampu membayar
deviden kepada pemegang saham dikarenakan kemampuan
perusahaan dalam mendapatkan dana dalam waktu yang relatif
cepat. Perusahaan dengan ukuran yang besar mengindikasikan
kemampuan dalam menghasilkan laba yang tinggi sehingga mampu
membayarkan deviden yang tinggi kepada pemegang saham.
4) Tingkat Pertumbuhan Perusahaan
Brigham dan Houston (2009) tingkat pertumbuhan
perusahaan adalah perubahan (peningkatan atau penurunan) total
aset yang dimiliki oleh perusahaan. Pertumbuhan sebuah perusahaan
juga akan mempengaruhi besar kecil dan kebijakan deviden yang
akan di ambil oleh sebuah perusahaan. Semakin pesat sebuah
pertumbuhan perusahaan, maka semakin efektif juga perusahaan
tersebut dalam mengelola dana yang dimiliki untuk diinvestasikan
sehingga akan mengurangi pembagian deviden kepada para
pemegang saham.
19
B. Tinjauan Empiris
Penelitian ini tidak terlepas dari penelitian-penelitian terdahulu yang
digunakan sebagai acuan dalam penulisan skripsi diantaranya sebagai
berikut:
Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti (Tahun) dan
Judul Penelitian
Rumusan Masalah
Metode Penelitian
Hasil Penelitian
1 Nurhayayti (2016); Pengaruh Earning Per Share terhadap Harga Saham (Studi Kasus pada PT. Charoen Pokphan Indonesia)
Bagaimana pengaruh Earning Per Share terhadap Harga Saham PT Charoen Phokpan?
Kuantitaif dengan metode regresi linear berganda
Hasil penelitian menunjukkan bahwa earning per share dengan koefisien korelasi 0,959 dan tingkat signifikansi 0,01 berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Hal ini juga tergambar dari hasil koefisien determinasi di mana EPS berkontribusi sebesar 92% terhadap harga saham.
2 Datu C. V., dan Maredesa D. (2017); Pengaruh Devidend Per Share dan Earning Per Share terhadap Harga Saham pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia
1.Bagaimana pengaruh Devidend Per Share dan Earning Per Share secara parsial terhadap harga saham Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia?
2.Bagaimana pengaruh Devidend Per Share dan
Kuantitaif dengan metode regresi linear berganda
Hasil penelitian menunjukkan bahwa DPS dan EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia.
20
Lanjutan tabel 2.1
No Nama Peneliti (Tahun) dan
Judul Penelitian
Rumusan Masalah
Metode Penelitian
Hasil Penelitian
Earning Per Share simultan terhadap harga saham Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia?
3 Baharuddin, B. (2018); Pengaruh Laba Per Lembar Saham terhadap Deviden pada PT Semen Tonasa di Kabupaten Pangkep
Bagaimana pengaruh Laba Per Lembar Saham terhadap Dividen pada PT Semen Tonasa di Kabupaten Pangkep?
Kuantitaif dengan metode regresi linear berganda
Tingginya laba bersih tidak menjadi jaminan besarnya deviden yang dibagikan. Secara umum hasil penelitian ini menemukan bahwa laba per lembar saham berpengaruh signifikan terhadap dividen.
4 Dewi Rosa Indah dan Parlia (2017); Pengaruh Earning Per Share terhadap Harga Saham pada PT. Bank Mega Tbk
Bagaimana pengaruh Earning Per Share terhadap Harga Saham pada PT. Bank Mega Tbk?
Kuantitaif dengan metode regresi linear berganda
Hasil penelitian menunjukkan bahwa EPS berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham, di mana EPS berkontribusi sebesar 53,9% terhadap harga saham menurut data koefisien korelasi.
5 Elly Suryani (2018); Pengaruh EPS, Pembagian Dividen, Laba Bersih, dan Pertumbuhan Penjualan terhadap
1.Bagaimana pengaruh Earning Per Share terhadap Perubahan Harga Saham?
Kuantitaif dengan metode regresi linear berganda
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan earning per share, pembagian dividen, laba bersih dan pertumbuhan penjualan berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham.
21
Lanjutan tabel 2.1
No Nama Peneliti (Tahun) dan
Judul Penelitian
Rumusan Masalah
Metode Penelitian
Hasil Penelitian
Perubahan
Harga Saham
(Studi pada
perusahaan
Manufaktur Sub
Sektor Makanan
dan Minuman
yang Terdaftar
di Bursa Efek
Indonesia
Periode 2014-
2016)
2.Bagaimana pengaruh pembagian dividen terhadap Perubahan Harga Saham? 3.Bagaimana pengaruh laba bersih terhadap Perubahan Harga Saham?
4.Bagaimana pengaruh pertumbuhan penjualan terhadap Perubahan Harga Saham?
Sedangkan secara
parsial, earning per
share, laba bersih dan
pertumbuhan penjualan
tidak memiliki pengaruh
terhadap perubahan
harga saham sedangkan
pembagian dividen
memiliki pengaruh
secara negatif terhadap
perubahan harga saham.
6
Nur Hikmah Rahman (2019); Pengaruh Provitabilitas dan Solvabilitas Terhadap Kebijakan Dividen pada PT. Telekomunikasi Indonesia TBK
Bagaimana Pengaruh Profitabilitas dan Solvabilitas terhadap kebijakan deviden?
Kuantitaif dengan metode regresi linear berganda
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan menunjukkan bahwa Profitabilitas (ROA) dan Solvabilitas (DER) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kebijakan Dividen (DPR). Secara parsial menunjukkan bahwa Profitabilitas (ROA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan Dividen Per Share (DPS).
22
Lanjutan tabel 2.1
No Nama Peneliti (Tahun) dan
Judul Penelitian
Rumusan Masalah
Metode Penelitian
Hasil Penelitian
7 Zefany C E Pessak, Maryam, Dedy N (2019); Pengaruh Laba Bersi dan Tingkat Risiko Harga Saham Terhadap Dividen (Studi Pada perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di BEI )
Bagaimana pengaruh Risiko Harga Saham secara parsial terhadap Dividen pada perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di BEI?
Kuantitaif dengan metode regresi linear berganda
Hasil penelitian menunjukan bahwa Secara simultan Laba Bersih dan Tingkat Risiko Harga Saham berpengaruh terhadap Dividen, tetapi secara parsial Tingkat Risiko Harga Sah am tidak berpengaruh terhadap Dividen.
8
Muhammad Fiqih (2021); Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas Operasi Terhadap Deviden Kas Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Priode 2015-2017
Bagaimana pengaruh laba bersih dan arus kas operasi terhadap dividen kas dalam jangka waktu tiga tahun?
Kuantitaif dengan metode regresi linear berganda
Hasil analisis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial laba bersih berpengaruh
positif terhadap
dividen kas dengan perolehan nilai thitung 3.203 lebih besar dari ttabel 2.018 dan tidak
terdapat pengaruh arus kas operasi terhadap dividen kas dengan perolehan nilai thitung 1.811
lebih kecil dari ttabel 2.018.
23
C. Kerangka Konsep
Pada penelitian ini penulis meneliti pengaruh laba perlembar saham
terhadap deviden perlembar saham pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Untuk dapat mengetahui laba perlembar saham dan deviden perlembar
saham, maka penulis terlebih dahulu melakukan analisis laporan pada PT.
Telekomunikasi Indonesia Tbk tujuh tahun terakhir (2014-2020) sebelum
tahun yang diteliti. Dari laporan keuangan tersebutlah dapat diketahui laba
perlembar saham dan deviden perlembar saham.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat skema karangka konsep gambar 2.1
Gambar 2. 1
Kerangka Konsep
D. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian
yang sebenarnya masih harus diuji secara empiris. Hipotesis dikembangkan
berdasarkan gap research yang diperoleh dari berbagai referensi yang dirujuk.
Penelitian Nurhayati (2016) mengungkapkan bahwa Earning Per Share (Laba
Per Lembar Saham) berpengaruh positif dan signifikan dan mampu
berkontribusi sebesar 92% terhadap harga saham PT. Charoen Pokphan
Indonesia Tbk pada periode 2005-2009. Hal ini sejalan dengan penelitian
Deviden perlembar sahham (Y)
Total dividen yang
dibayarkan
Jumlah saham yang beredar
Laba Perlemar Saham (X)
Laba bersih saham biasa
Jumlah saham yang beredar
24
Indah dan Parlia (2017) yang mengungkapkan bahwasanya Earning Per
Share (Laba Per Lembar Saham) berpengaruh positif dan signifikan dan
mampu berkontribusi terhadap harga saham PT. Bank Mega Tbk selama
kurun periode 2009-2014. Merujuk pada dua penelitian tersebut, dapat
diketahui bahwa laba per lembar saham mempengaruhi harga saham, yang
bisa diproyeksikan jika laba per lembar saham tinggi maka harga saham
kumulatif juga akan meningkatkan jumlah deviden per lembar saham yang
akan dibagikan nantinya.
Hasil penelitian berbeda diungkapkan oleh Suryani (2018) yang
menemukan bahwa laba per lembar saham tidak berpengaruh terhadap
perubahan harga saham pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan
dan minuman yang listing di BEI 2012-2016. Dalam penjelasannya, meskipun
laba per lembar saham tinggi hal itu tidak sama sekali membuat harga saham
berubah sebab harga saham ditentukan oleh harga pasar saham itu sendiri.
Hal ini jika dianalisis maka juga tidak akan berdampak pada dividen per
lembar saham yang tetap harus melihat berapa porsi atau persentase
pembagian deviden yang disepakati. Berdasarkan analisa terhadap gap
research yang telah diuraikan, maka peneliti kemudian merumuskan hipotesis
sebagai berikut: “Diduga bahwa laba per lembar saham berpengaruh
signifikan terhadap dividen per lembar saham pada PT. Telekomunikasi
Indonesia Tbk.”
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif dengan menganalisa data-data sekunder. Penelitian
kuantitatif merupakan metode ilmiah atau scientific karena telah memenuhi
kaidah-kaidah ilmiah yang meliputi konkrit (empiris), obyektif, terukur, rasional,
dan sistematis. Metode kuantitatif juga disebut metode discovery, karena
dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru
(Sugiyono, 2014:7). Sedangkan menurut V. Wiratna Sujarweni (2014:39)
penelitian kuantitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-
enemuan yang dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan prosedur-
prosedur statistik atau cara lain dari kuantifikasi (pengukuran). Metode
penelitian ini menggunakan penelitian assosiatif yang memiliki bentuk
hubungan kausalitas. Menurut Sugiyono (2014:37) pendekatan kuantitatif
yang berbentuk kausalitas digunakan untuk mengetahui hubungan sebab
akibat antardua variabel atau lebih, yakni veriabel yang mempengaruhi dan
dipengaruhi.
Terkait dengan hal tersebut, dapat ditafsirkan bahwasanya metode
asosiatif bertujuan untuk melihat bagaimana seberapa kuat pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen. Jenis penelitian ini dipilih karena
peneliti mencoba untuk melihat pengaruh laba per lembar saham terhadap
deviden per lembar saham pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
26
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Galeri investasi Bursa Efek Indonesia
Unismuh Makassar. Lokasi penelitian ini di Jl. Sultan Alauddin No.259
Makassar 90221. Adapun target waktu pelaksanaan penelitian selama tiga
bulan yaitu pada bulan Juni 2021 sampai Agustus 2021.
C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran
Variabel penelitian merupakan simbol/atribut yang di gunakan
peneliti dalam suatu objek penelitian. Dalam penelitian ini terdapat dua
variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas (independent
variable) yang di lambangkan (X) terdapat di laba perlembar saham.
Sedangkan variabel (dependent variable) yang dilambangkan (Y) terdapat
pada deviden perlembar saham.
1. Definisi Operasional Variabel
Untuk mendapatkan persepsi yang sama tentang variabel yang di
kaji dalam penelitian ini, maka penulis memutuskan definisi
operasionalnya sebagai berikut:
a) Laba perlembar saham adalah pembagian laba bersih saham biasa
dengan jumlah saham yang beredar pada perusahaan PT.
Telekomunikasi Indonesia Tbk selama tujuh tahun terakhir (2014-2020).
b) Dividen perlembar saham (DPS) adalah besarnya pembagian dividen
yang akan dibagikan kepada pemegang saham setelah dibandingkan
dengan rata-rata tertimbang saham yang beredar.
27
2. Pengukuran Variabel
Pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Menurut Kasmir (2014:106-107) dengan formulasi yaitu:
a) Laba perlembar saham
b) Dividen perlembar saham
Besarnya dividen perlembar saham dapat dicari dengan rumus:
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2017:80), populasi adalah “wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya". Dari pendapat tersebut, maka populasi yang terdapat dalam
penelitian ini adalah laporan keuangan pada PT. Telekomunikasi Indonesia
Tbk tahun 2014-2020.
2. Sampel
Menurut Sugiono (2014:81), sampel adalah “bagian dari jumlah
yang dimiliki oleh sebagian populasi tersebut”. Data yang diambil sebagai
sampel adalah data yang mewakili keseluruhan populasi, hal ini dimaksudkan
28
untuk mempermudah penelitian”. Dari pendapat tersebut, maka sampel yang
terdapat dalam penelitian ini adalah data laba dan deviden perlembar saham
pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk selama tujuh tahun terakhir yaitu
tahun 2014-2020.
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk menganalisis dan menginterpretasikan suatu data dengan
baik, diperlukan data yang akurat dan sistematis agar hasil yang didapatkan
dapat mendeskripsikan kondisi suatu objek yang sedang diteliti dengan benar.
Berangkat dari hal tersebut, teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dokumentasi. Metode ini dipilih agar pengumpulan data
dapat dilakukan secara maksimal.
Sugiyono (2014) menjelaskan bahwa pada teknik dokumentasi,
peneliti dimungkinkan memperoleh informasi dari bermacam-macam sumber
tertulis atau dokumen yang tersedia dan relevan dengan topik penelitian.
Proses mendokumentasikan data-data penelitian merupakan sebuah langkah
untuk memback-up informasi yang telah didapatkan. Dalam penelitian ini,
proses dokumentasi yang dimaksud adalah melakukan tabulasi (perekapan)
data berdasarkan kriteria sampel dan jumlah tahun penelitiannya yang
nantinya akan diolah.
F. Teknik Analisis
Analisis data dapat diartikan sebagai aktivitas yang di lakukan untuk
mengubah data penelitian menjadi informasi baru yang dapat dipahami
dengan mudah yang digunakan untuk mendapatkan kesimpulan. Metode
29
yang digunakan meliputi metode uji asumsi klasik dan analisis regresi
sederhana.
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas ialah pengujian yang dilakukan dengan tujuan
untuk mengetahui atau menilai sebaran data pada sebuah kelompok data
atau variabel, yang apakah sebaran data tersebut sudah berdistribusi
normal atau tidak. Salah satu cara untuk mendeteksi apakah sebaran
data tersebut sudah berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan uji
normalitas Kolmogrov Smirnov.
Konsep dasar dari uji normalitas Kolmogrov Smirnov ialah
dengan membandingkan distribusi data (yang akan diuji normalitasnya)
dengan distribusi normal baku. Distribusi normal baku adalah data yang
telah ditransformasikan ke dalam bentuk Z-Score dan diasumsikan
normal. Jadi sebenarnya uji Kolmogrov Smirnov ialah uji beda antara
data yng diuji normalitasnya dengan data normal baku. Jika nilai
signifikan dari uji Kolmogrov Smirnov > 0,05 maka data distribusi tersebut
normal dan sebaliknya jika nilai signifikan dari uji Kolmogrov Smirnov
<0,05 maka data distribusi tersebut tidak normal.
b. Uji Heteroskedastisitas
Menurut (Ghozali,2011: 139) Uji heteroskedastisitas bertujuan
menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Salah satu uji
statistik yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas ialah uji glejser. Penelitian ini menggunakan uji
30
glejser dengan meregresikan nilai absolute residual terhadap variabel
independen. Jika nilai signifikan hitung lebih besar dari alpha = 5% maka
tidak ada masalah heteroskedastisitas. Tetapi sebaliknya jika nilai
signifikan hitung kurang dari alpha = 5% maka dapat disimpulkan bahwa
model regresi terjadi heteroskedastisitas.
c. Uji Multikolineritas
Uji multikolinearitas untuk menguji apakah dalam persamaan
regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Untuk
menguji ada tidaknya multikolineritas dapat dilihat tolerance>0,1 dan nilai
variance inflation factor (VIF) <10.
Pedoman Keputusan Berdasarkan Nilai Tolerance
1. Jika nilai tolerance lebih besar dari 0,10 maka artinya tidak terjadi
multikolineritas dalam model regresi.
2. Jika nilai tolerance lebih kecil dari 0,10 maka artinya terjadi
multikolineritas dalam model regresi.
Pedoman keputusan berdasarkan nilai VIf
a. Jika nilai VIF < 10,00 maka artinya tidak terjadi multikolineritas
dalam model regresi
b. Jika nilai VIF > 10,00 maka artinya terjadi multikolineritas dalam
model regresi
d. Uji autokorelasi
Uji autokorelasi ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 atau sebelumnya (
Ghozali, 2011 :110 ). Pengujian autokorelasi dalam penelitian ini
31
menggunakan runs test. Jika nilai asymp.sig (2-tailed) lebih besar dari
0,05 maka dapat dikatakan bahwa model regresi ini tidak terdapat
gejala autokorelasi.
2. Uji analisis Regresi Sederhana
Analisis regresi sederhana dilakukan guna mengetahui pengaruh
dari (Laba per lembar saham terhadap deviden per lembar saham).
Adapun bentuk umum persamaan regresi sederhana adalah:
y = α +β×
Dimana :
y : Deviden per share (DPS)
α : Konstanta
β : Koefisien Regresi
× : Variabel earning per share (EPS)
3. Uji Hipotesis
a. Uji t (Persial)
Uji t pada dasarnya menunjukkan bahwa seberapa jauh pengaruh
satu variabel independen secara individual menerangkan variasi variabel
terikat (Ghozali 2006:84). Pengujian parsial regresi dimaksudkan untuk
mengetahui apakah variabel bebas secara individual mempunyai
pengaruh terhadap variabel terikat dengan asumsi variabel yang lain
konstan. Pengujian penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
program olah data SPSS.
Dasar pengambilan keputusan : Berdasarkan nilai sigifikan (sig.)
32
a) Jika probabilitas (signifikan). < 0,05 maka ada pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikat atau hipotesis diterima.
b) Jika probabilitas (signifikan). > 0,05 maka tidak ada pengaruh
variabel bebas terhadap variabel terikat atau hipotesis ditolak.
Berdasarkan perbandingan nilai t hitung dengan t tabel
a) Jika nilai t hitung > t tabel maka ada pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat atau hipotesis diterima.
b) Jika nilai t hitung < t tabel maka tidak ada pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat atau hipotesis ditolak.
b. Uji Koefisien Determinasi (R Square)
Uji koefisien determinasi merupakan pengujian untuk mengetahui
sejauh mana variabel independen dapat menjelaskan pengaruhnya
terhadap variabel dependen. Uji koefisien determinasi digunakan untuk
mengukur proporsi atau presentasi dari variasi total pada variabel
dependen yang dijelaskan oleh model regresi (Gujarati dan Porter,
2013:97). Menurut Ghozali (2013:95) koefisien determinasi menunjukkan
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi berkisar antara 0-1. Nilai koefisien
determinasi yang rendah bermakna kemampuan variabel bebas dalam
menjelaskan variabel terikat terbatas, namun ketika nilai koefisien
determinasi mendekati 1 bermakna variabel bebas memberikan semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen.
33
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Deskripsi Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh laba perlembar
saham terhadap deviden perlembar saham untuk nantinya dapat dibandingkan di
tahun selanjutnya dan memberikan informasi bagi yang membutuhkannya.
Dalam penelitian ini, data yang digunakan merupakan data yang berasal dari
annual report perusahaan yang diperoleh atau dapat diakses melalui website
www.idx.co.id. Objek penelitian ini adalah PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan pada
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk tahun 2014-2020 yang didapatkan dari
laporan tahunan (annual report).
2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Geleri Investasi Bursa Efek Indonesia
Unismuh Makassar yang ber Alamat di Jalan Sultan Alauddin No.259 Makassar
90221, Penelitian ini dilakukan 3 bulan terhitung bulan Juni 2021 sampai Agustus
2021.
Bursa Efek Indonesia sebagai fasilitator dan regulator pasar modal di
Indonesia memiliki komitmen untuk menjadi Bursa Efek yang sehat dan berdaya
saing global. Penerapan komitmen CG yang baik atau biasa disebut Good
Corporate Governance (GCG) terkandung pada misi Perusahaan yaitu
34
menciptakan daya saing untuk menarik investor dan emiten melalui
pemberdayaan Anggota Bursa dan Partisipan, penciptaan nilai tambah, efisiensi
biaya serta penerapan good governance.BEI telah berhasil menerapkan
pedoman, kerangka kerja serta prinsip-prinsip CG secara efektif dan efisien
dalam kegiatan operasional Perusahaan dan senantiasa memperbaiki praktik CG
di masa yang akan datang. Manfaat dari penerapan GCG dapat berdampak
positif pada terciptanya akuntabilitas Perusahaan, transaksi yang wajar dan
independen, serta kehandalan dan peningkatan kualitas informasi kepada
publik,Tujuan BEI menerapkan CG yaitu:
a. Sebagai pedoman bagi Dewan Komisaris dalam melaksanakan pengawasan
dan pemberian saran-saran kepada Direksi dalam pengelolaan Perusahaan.
b. Sebagai pedoman bagi Direksi agar dalam menjalankan kegiataan sehari-
hari Perusahaan dilandasi dengan nilai moral yang tingg dengan
memperhatikan Anggaran Dasar, etika bisnis, perundang-undangan dan
peraturan yang berlaku lainnya.
c. Sebagai pedoman bagi jajaran manajemen dan karyawan BEI dalam
melaksanakan kegiatan maupun tugasnya sehari-hari sesuai dengan
prinsip-prinsip CG.
3 Visi & Misi Bursa Efek Indonesia
Visi:
“Menjadi bursa yang kompetitif dengan kredibilitas tingkat dunia.
Misi:
“Menyediakan infrastruktur untuk mendukung terselenggaranya
perdagangan efek yang teratur, wajar, dan efisien serta mudah diakses oleh
seluruh pemangku kepentingan (stakeholders).”
35
Struktur Organisasi Galeri Bursa Efek Indonesia
(sumber idx.co.id)
Gambar 4. 1 Struktur Organisasi Geleri Bursa Efek Indonesia.
Direktur
Devisi penegelolaan
strategi
perusahaan dan
anak perusahaaan
Direktorat
keuangan dan
sumber daya
manusia
Direktorat
pengembanga
Sekertaris
perusah
Devisi
Hukum
Direktorat
penilaian
Direktorat
perdaganga
n dan
pengelolaan
Direktorat
pengawasa
n transaksi
dan
Direktorat
teknologi
nternal dan
manajmen
Satuan pemeriksaan
internal
1. Devisi risert 2. Devisi
pengembangan bisnis
3. Devisi_inkubasi bisnis
4. Devisi pengembangan pasar
5. Devisi_pasar modal syariah
1. Devisi layanan dan pengembangan perusahaan tercatat.
2. Devisi penilainan perusahaan 1
3. Devisi penilainan perusahaan 2
4. Devisi penilainan perusahaan 3
1. Devisi pengaturan dan pemantauan anggota bursa dan partisipant.
2. Devisi layanan data.
3. Devisi operasional perdagangan.
1. Devisi kepatuhan dan Anggota Bursa.
2. Devisi PengawasanTransaksi.
1. Devisi strategi dan transformasi digital.
2. Devisi pengembangan TI
3. Devisi pengembanganTI_(Pengembangan_dan pendukungnya)
4. Manajmen Risiko
1. Devisi keuangan dan Akuntansi.
2. Devisi sumber Daya Manusia.
3. Devisi Umum.
36
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan
1. Analisis Data
Analisis data digunakan untuk melihat gambaran atau deskriptif
suatu data yang dilihat dari rata-rata (mean), standar deviasi, nilai
maksimum, dan nilai minimum. Deskriptif data dimaksudkan untuk
memberikan gambaran tentang distribusi dan perilaku data sampel yang
digunakan tersebut. Mean digunakan untuk memperkirakan besar rata-
rata populasi yang diperkirakan dari sampel standar deviasi digunakan
untuk menilai dispersi rata-rata nilai sampel. Maksimum-minimum
digunakan untuk melihat nilai minimum dan maksimum populasi.
Deskriptif data dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan IMB
SPSS versi 21. Hasil deskriptif data yang didapatkan adalah sebagai
berikut :
Tabel 4. 1
Statistik Deskriptif
Sumber: Output IBM SPSS version 21 yang diolah, 2021
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui ada 2 variabel yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu Laba per lembar saham (earning per
37
share) dan Deviden per lembar saham (dividend per share). Jumlan data
(N) sebanyak 7 untuk masing-masing variabel dimana pada tahun 2014
EPS mengalami penurunan paling besar dengan nilai 0,1509 dan
mengalami kenaikan paling tinggi pada tahun 2017 sebesar 1.0433
dengan rata-rata EPS selama 7 tahun sebesar 0,6858 serta standar
deviasinya sebesar 0,3311. Sedangkan variabel Deviden per share
(deviden per share) mengalami penurunan paling besar pada tahun
2014 sebesar 0,00002 dan mengalami kenaikan paling tinggi pada pada
tahun 2019 sebesar 0,00078 dan nilai rata-rata EPS sebesar 0,00046
serta standar deviasinya sebesar 0,00026.
Berdasarkan tabel di atas, maka data tersebut akan diolah
dengan menggunakan analisis regresi sederhana dengan melalui
beberapa tahapan analisis sehingga mendapatkan kesimpulan.
2. Analisis Asumsi Klasik
Berdasarkan hasil pengujian segala penyimpanan klasik
terhadap penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji agar mengetahui
apakah model regresi variabel terikat (dependen) memiliki data
distribusi data normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang
memiliki distribusi data normal. Penelitian menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov dalam melakukan uji normalitas. Hal tersebut
dapat dipertegas dengan hasil pengujian Kolmogorov-Smirnov pada
tabel 4.2. Berikut dimana hasil output SPSS bahwa nilai Sig (2-tailed)
sebesar 0,2 dan 1.113, maka dapat disimpulkan bahwa data dalam
38
model regresi ini memiliki distribusi normal karena nilai Sig (2-tailed)
lebih besar dari 0,05.
Tabel 4. 2
Uji Normalitas
Sumber: Output IBM SPSS version 21 yang diolah, 2021
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah
dalam sebuah model regresi yang akan digunakan terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Dalam penelitian ini dilakukan uji glejser. Dari
tabel 4.3 dapat dilihat hasil uji glejser bahwa variabel bebas memiliki
nilai sig sebesar 0,809 (sig > 0,05) yang berarti bahwa data penelitian
ini tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.
39
Tabel 4. 3 Glejser
Model
Unstandardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error
1 (Constant) 6.994E-5 .000 1.448 .221
Earning Per Share
(EPS) -3.198E-5 .000 -.258 .809
Sumber: Output IBM SPSS version 21 yang diolah, 2021
c. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah didalam
sebuah model regresi ada interkolerasi atau kolinearitas antar variabel
bebas (Independen) atau tidak. Model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi interkolerasi atau kolinearitas di antara variabel bebas
(Independen). Uji multikolinearitas dalam penelitian ini dilakukan
dengan menghitung nilai Variance Inflution Factor (VIF) dan Tolerance.
Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4. 4
Uji Multikolinearitas
Coefficie
Sumber: Output IBM SPSS version 21 yang diolah, 2021
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant)
Earning Per Share (EPS) 1.000 1.000
40
Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa nilai Variance Inflution
Factor (VIF) sebesar 1,000 atau kurang dari 10 dan nilai Tolerance
1,000 atau lebih dari 0,01 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi ini.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam
model regresi terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode 1 dengan kesalahan pengganggu periode t-1. Pengujian
autokorelasi dalam penelitian ini menggunakan uji Runs tes. Jika nilai
asymp.sig (2-tailed) > 0,05 maka tidak terdapat autokorelasi dalam
model regresi. Sebaliknya, jika nilai asymp.sig (2-tailed)< 0,05, maka
dapat dikatakan bahwa model regresi terdapat gejala autokorelasi.
Hasil analisis autokorelasi dengan runs test adalah sebagai berikut :
Tabel 4. 5
Uji Autokorelasi
Runs Test
Unstandardized Residual
Test Valuea -.00007
Cases < Test Value 3
Cases >= Test Value 4
Total Cases 7
Number of Runs 2
Z -1.637
Asymp. Sig. (2-tailed) .102
Sumber: Output IBM SPSS version 21 yang diolah, 2021
41
Dari hasil tabel 4.5 di atas, dihasilkan nilai asymp.sig (2-tailed)
sebesar 0,102. Nilai tersebut lebih besar dari 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa model regresi yang akan digunakan dalam penelitian
ini tidak terdapat autokorelasi, artinya asumsi autokorelasi terpenuhi.
3. Analisis Regresi Sederhana
Pengujian data dengan menggunakan analisis regresi sederhana
dengan variabel dependen deviden per share (DPS) dan variabel
independen earning per share (EPS). Persamaan regresi linear
sederhana dapat dipengaruhi oleh nilai koefisien β. Nilai koefisien positif
dapat diartikan bahwa setiap kenaikan nilai X satu satuan maka akan
diikuti kenaikan nilai Y satu satuan. Begitupun sebaliknya jika nilai
koefisien negatif maka dapat diartikan bahwa setiap kenaikan nilai X satu
satuan maka akan mengurangi nilai Y satu satuan dengan asumsi
bahwasanya variabel lain konstan.
Tabel 4. 6
Uji Regresi Sederhana
Sumber: Output IBM SPSS version 21 yang diolah, 2021
42
Berdasarkan hasil analisis regresi dari tabel 4.6, diketahui nilai
koefisien β sebesar -0.000002466 dengan koefisien variabel earning per
share (EPS) sebesar 0.01 sehingga bentuk persamaan regresi linearnya
adalah sebagai berikut :
Y = -0.000002466+ 0,001 X
Dari persamaan di atas dapat disimpulkan apabila variabel
earning per share (EPS) mengalami kenaikan sebesar 1%, maka
deviden per share (DPS) mengalami penurunan sebesar -0.000002466.
4. Analisis Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui dan membuktikan
apakah variabel independen yakni earning per share (EPS) berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen deviden per share (DPS) pada
perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk periode 2014-2020.
a. Uji t (Persial)
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya
pengaruh variabel bebas dalam penelitian ini, yaitu laba per lembar
saham terhadap variabel dependen deviden per lembar saham. Maka
digunakan uji t, dengan tingkat signifikansi 0,05 dimana : df=n-k-1,
n=7, k=1 , atau 7-1-1=5 sehingga nilai df=5 maka di peroleh nilai ttabel =
2.01505 ,hasil uji signifikan parameter inividual (uji t) dapat dilihat pada
tabel berikut.
43
Tabel 4. 7
Uji t (Parsial)
Model T Sig. Hasil
1
(Constant) -,018 ,987
Earning Per Share
(EPS)
3,685
,014
Hipotesis diterima
Sumber: Output IBM SPSS version 21 yang diolah, 2021
Berdasarkan nilai signifikan (Sig.)
Nilai signifikan (Sig) variabel laba per lembar saham adalah
sebesar 0,014 . Karena nilai Sig. 0,014 < probabilitas 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh variabel bebas laba per lembar
saham terhadap variabel terikat deviden per lembar saham atau
hipotesis diterima.
Perbandingan nilai t hitung dengan t table (uji t )
Nilai t hitung variabel laba per lembar saham adalah sebesar
3,685. Karena nilai t hitung 3,685 > t table 2,01505, maka ada pengaruh
variabel bebas laba per lembar saham terhadap variabel terikat
deviden per lembar saham atau hipotesis diterima.
b. Uji Determinasi
Uji koefisien determinasi digunakan untuk menguji agar
mengetahui seberapa besar pengaruh antara variabel bebas
(independen) terhadap variabel terikat (dependen). Uji koefisien
44
determinasi dapat dilihat dari nilai R2 . Hasil pengujian regresi dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.8
Koefisien Determinasi
Sumber: Output IBM SPSS version 21 yang diolah, 2021
Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa besarnya nilai
koefisien determinasi sebesar 0,731 atau 73.1%, yang berarti bahwa
secara statistik variabel independen yakni laba per lembar saham
mampu menjelaskan variabel dependen yakni deviden per lembar
saham sebesar 73.1 % sedang yang 26.9 % sisanya dijelaskan oleh
variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
C. Pembahasan
Hasil Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh laba
perlembar saham dan deviden perlembar saham pada PT.
Telekomunikasi Indonesia Tbk dengan periode pengamatan 2014-
2020. Berdasarkan olahan data mengenai laba perlembar saham
terlihat bahwa pada tabel 4.7 di atas, hasil penelitian ini menunjukan
bahwa Laba Per Lembar Saham berpengaruh positif signifikan
Terhadap Deviden Per Lembar saham pada perusahaan PT.
Telekomunikasi Indonesia Tbk periode 2014-2020 yang berarti
45
kenaikan atau penurunan laba juga akan berpengaruh atau berdampak
pada pembagian deviden, hal tersebut dapat kita lihat bahwa nilai thitung
sebesar 3,685 lebih besar dibandingkan dengan nilai ttabel sebesar
2,01505. Hal tersebut menunjukkan bahwa thitung > ttabel yaitu 3,685 >
2,01505 dengan tingkat signifikansi 0,05 sehingga hipotesis yang
diajukan “Diduga bahwa laba per lembar saham berpengaruh
signifikan terhadap deviden per lembar saham pada PT.
Telekomunikasi Indonesia Tbk diterima”.
Deviden per lembar saham adalah pembagian laba
perusahaan kepada pemegang saham berdasarkan banyaknya jumlah
saham yang dimiliki. Laba per lembar saham mencerminkan
pendapatan dimasa depan. Di dalam perdagangan saham, laba per
lembar saham sangat berpengaruh pada harga saham. Semakin tinggi
laba per lembar saham, semakin mahal harga suatu saham dan
sebaliknya (Widoatmodjo, 1996: 156). Penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Durbin pada tahun 2004 menunjukkan adanya
pengaruh positif perubahan laba per lembar saham terhadap deviden
per lembar saham. Sejalan dengan penelitian Kenaikan laba per
lembar saham akan terus meningkat apabila laba perusahaan juga
meningkat. Apabila laba per lembar saham meningkat dari waktu
ke waktu, maka harga saham di pasar modal akan mengalami
kenaikan. Peningkatan atau penurunan laba per lembar saham
akan mempengaruhi investor untuk membeli, atau menjual saham
yang dimilikinya, sehingga akan mempengaruhi harga saham di pasar
sekunder. Investor yang membeli suatu saham, kita tentunya
46
mengharapkan perusahaan tersebut mengalami keuntungan (laba)
yang besar. Jika perusahaan membukukan laba yang besar,
perusahaan dapat membagikan laba tersebut kepada pemegang
sahamnya dalam bentuk dividen.
Dividen per saham menurut Warren et al (1999:643)
menyatakan bahwa sumber pembiayaan dividen kas kepada
pemegang saham berasal dari saldo laba yang ditentukan, dibagi
dengan jurnlah lembar saham yang beredar. Dividen per lembar
saham secara umum merupakan distribusi laba secara langsung dari
perusahaan kepada pemegang saham yang didasarkan pada jumlah
lembar sahamnya.
Hal ini sejalan dengan teori sinyal yang menjelaskan akan
pentingnya informasi baik secara keuangan ataupun non keuangan
yang diberikan perusahaan kepada pihak yang mempunyai
kepentingan. Bahwa investor memerlukan informasi sebagai alat
peninjauan atau analisis untuk pengambilan keputusan investasi.
Seorang investor yang melakukan investasi pada perusahaan akan
menerima laba atas saham yang dimilikinya. Semakin tinggi laba per
lembar saham (EPS) yang diberikan perusahaan akan memberikan
pengembalian yang cukup baik. Sebagai salah satu factor yang
mempengaruhi harga saham, maka peningkatan pembagian dividen
merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kepercayaan dari
pemegang saham karena jumlah kas dividen yang besar adalah yang
diinginkan oleh investor, sehingga akan mendorong investor untuk
48
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan Penelitian
Berdasarkan paparan hasil peneitian pada bab sebelumnya maka
disimpulkan bahwa penelitian ini yang mengenai pengaruh laba
perlembar saham yang diukur dengan earning per share (EPS)
terhadap deviden perlembar saham yang diukur dengan deviden per
share (DPS) menunjukan bahwa laba per lembar saham secara positif
berpengaruh signifikan terhadap deviden per lembar saham. Semakin
tinggi laba per lembar saham yang diperoleh PT. Telekomunikasi Indonesia
Tbk maka akan semakin tinggi pula pembagian dividen yang akan diterima
oleh pemegang saham. Dengan kata lain, keduanya memiliki hubungan
yang berbanding lurus.
B. Saran
1. Bursa Efek Indonesia (BEI) diharapkan lebih meningkatkan dan
memperhatikan informasi mengenai perusahaan yang dibutuhkan oleh
para investor , sehingga menarik investor untuk melakukan investasi pada
perusahaan tersebut.
2. Bagi pihak perusahaan untuk meningkatkan minat investor untuk
berinvestasi dalam perusahaan perlu mempertimbangkan faktor –faktor
yang diteliti dalam penelitian ini yakni laba perlembar saham (DPS),
49
sebab dengan meningkatkan earning per share investor menilai bahwa
laba yang mereka peroleh juga semakin besar.
3. Bagi peneliti selanjutnya hendaknya menambah jumlah sampel dan
memperpanjang periode waktu penelitian serta variabel yang akan
digunakan dalam penelitian nantinya agar lebih lengkap dan bervariasi
dengan menambah variabel dependen dan independen di luar dari
variabel yang digunakan dalam penelitian ini.
50
DAFTAR PUSTAKA
Abustam, M.Idrus., Rahman, M.A., & Djaali. 2006. Pedoman Praktis Penelitian Dan Penulis Karya Tulis Ilmiah. Makassar. Penerbit: Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar.
Badruzaman, J. (2017). Pengaruh Earning Per Share Terhadap Harga Saham. Jurnal akuntansi, Vol.12(1),hal.101-110.
Baridwan, Zaki. 2004. Intermediate Accounting. Edisi 8. : BPFE: Yogyakarta
Burhanuddin, B. (2018). Pengaruh Laba Per Lembar Saham Terhadap Dividen Pada PT. Semen Tonasa di Kab. Pangkep (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Makassar).
Bursa Efek Indonesia 2015 dalam https://www.idx.co.id/
Datu, C. V., & Maredesa, D. (2017). Pengaruh Devidend Per Share dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia. Going Concern: Jurnal Riset Akuntansi, Vol.12(2)
Harmono. 2011. Manajemen Keuangan: Berbasis Balanced Scorecard. Bumi Aksara: Jakarta
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). 2015. Standar akuntansi keuangan per efektif 1 januari 2015 jilid 2. :Jakarta.
Indah, D. R.dan Parlia. 2017. Pengaruh Earning Per Share terhadap Harga Saham pada PT Bank Mega Tbk. Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi, 1(1).
K.R. S, 2017. Financil statement analysis. Salemba empat: Jakarta
Kasmir. 2017. Analisis laporan keuangan. Rajawai Pers: Jakarta
Khairani, I. (2016). Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Deviden Per Share terhadap Harga Saham Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2011-2013. Jurnal Manajemen Dan Keuangan, Vol.5(2), Hal.566-572.
Nurhayati, I. 2016. Pengaruh Earning Per Share terhadap Harga Saham (Studi Kasus pada PT Charoen Pokphan Indonesia. Jurnal Ilmiah Inovator, Edisi Maret 2016.
Oktaviani, P. R., & Agustin, S. (2017). Pengaruh PER, EPS, DPS, DPR Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Pertambangan. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen (JIRM), 6(2).
51
Prastuti, N. K. R., & Sudiartha, I. G. M. (2016). Pengaruh struktur modal, kebijakan dividen, dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur. E-Jurnal Manajemen, Vol.5(3).
Purwanti, D., & Sawitri, P. (2018). Dampak rasio keuangan terhadap kebijakan deviden. BISMA (Bisnis dan Manajemen), Vol.3(2), Hal.125-134.
Putra, Y. R., & Widyaningsih, M. (2016). Pengaruh Laba Akuntansi, Komponen Arus Kas, Dan Dividend Yield Terhadap Return Saham (Studi Pada Perusahaan Sektor Pertambangan Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014). Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan, Vol.4(2),Hal. 1047-1058.
Sugiono. 2014 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & B.Alfabeta: Bandung.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Cetakan ke-21. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2017. Statistik Untuk Penelitian. Bandung. Penerbit: Cv. Alfa Beta.
Suryani, E. 2018. Pengaruh Earning Per Share, Pembagian Dividen, Laba Bersih, dan Pertumbuhan Penjualan terhadap Perubahan Harga Saham (Studi pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2016). E-Proceeding Management, 5(3).
Undang-Undang Republik Indonesia No. 40 Tahun 2007 tetang Perseroan Terbatas. 2007. Jakarta: DPR RI Dan Presiden RI
LAMPIRAN 1 : Nilai Laba Per Lembar Saham
Tahun Laba Bersih Jumlah Saham
Yang Beredar EPS
2014 14810000000 98175853600 0.150851757
2015 15489000000 18742850400 0.826395114
2016 19352000000 23017915300 0.840736433
2017 22145000000 21225443500 1.043323311
2018 18032000000 24436003500 0.737927542
2019 18663000000 20656298500 0.903501661
2020 29563000000 99062216600 0.298428614
LAMPIRAN 2 : Deviden Per Lembar Saham
Tahun Dividen Yang
Dibayarkan 29563 DPS
2014 2204100 98175853600 2.24505E-05
2015 8782812 18742850400 0.000468595
2016 9293184 23017915300 0.000403737
2017 13546411 21225443500 0.000638216
2018 16608751 24436003500 0.000679684
2019 16228619 20656298500 0.00078565
2020 25986000 99062216600 0.00026232
Lampiran 5 : Uji Heteroskedastisitas
Lampiran 6 : Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Toleranc
e VIF
1 (Constant) -2.466E-6 .000
-
.018
.987
EPS .001 .000 .855 3.68
5
.014 1.000 1.000
a. Dependent Variable: DPS
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant
)
6.994E-5 .000
1.448 .221
EPS -3.198E-5 .000 -.202 -.258 .809
Lampiran 7 : Uji Autokolerasi
Runs Test
Unstandardized
Residual
Test Valuea -.00007
Cases < Test Value 3
Cases >= Test
Value
4
Total Cases 7
Number of Runs 2
Z -1.637
Asymp. Sig. (2-
tailed)
.102
a. Median
Lampiran 8 : Analisis Regresi Linear Sederhana
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
-2.466E-006 .000 -.018 .987
.001 .000 .855 3.685 .014
Lampiran 9 : Uji T ( Parsial)
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -2.466E-6 .000 -.018 .987
EPS .001 .000 .855 3.685 .014
Lampiran 10 : Uji Determinasi
Model Summary
Model R
R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .855a .731 .677 .000150281
a. Predictors: (Constant), EPS
Lampiran 11 : Tabel Nilai t
d.f t0.10 t 0.05 t0.025 t0.01 t0.005
d.f
1 3,078 6,314 12,706 31,821 63, 657 1
2 1,886 2,920 4,303 6,965 9,925 2
3 1,638 2,353 3,182 4,541 5,841 3
4 1,533 2,132 2,776 3,747 4,604 4
5 1,476 2,015 2,571 3,365 4,032 5
6 1,440 1,943 2,447 3,143 3,707 6
7 1,415 1,895 2,365 2,998 3,499 7
8 1,397 1,860 2,306 2,896 3,355 8
9 1,383 1,833 2,262 2,821 3,250 9
10 1,372 1,812 2,228 2,764 3,169 10
Sumber: Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS (Dr. Imam Ghozali)
BIOGRAFI PENULIS
Nunung Andriana, pangilan Diana lahir di Desa Karama
pada tanggal 07 Desember 1998 dari pasangan suami istri
Bapak H.Eba dan Ibu HJ.Jumanang. Peneliti adalah anak
Bungsu dari empat bersaudara. Peneliti sekarang bertempat
tinggal di Sampeang Dusun Kampung Baru, Desa Karama
Kecamatan Rilau Ale, Kabupaten Bulukuba, Provinsi Sulawesi Selatan.
Pendidikan yang telah ditempuh peneliti adalah SD Negeri 83 Pangi-Pangi lulus
pada tahun 2010, SMP Negeri 39 Bulukumba dan lulus pada tahun 2013, SMA
Negeri 10 Bulukumba dan lulus pada tahun 2016, dan mulai tahun 2016
mengikuti Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Kampus
Universitas Muhammadiyah Makassar sampai dengan sekarang. Sampai dengan
penulisan skripsi ini peneliti masih terdaftar sebagai mahasiswi Program S1
Akuntansi di Universitas Muhammadiyah Makassar.