analisis kelayakan finansial usaha tanaman hias anggrek ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of analisis kelayakan finansial usaha tanaman hias anggrek ...
ii
ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TANAMAN
HIAS ANGGREK VANDA DOUGLAS DI KECAMATAN
GUNUNG SINDUR KABUPATEN BOGOR
SKRIPSI
Wildha Ainun Ritonga
11160920000010
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2021 M / 1442 H
iii
ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TANAMAN HIAS
ANGGEK VANDA DOUGLAS DI KECAMATAN GUNUNG SINDUR
KABUPATEN BOGOR
Oleh :
Wildha Ainun Ritonga
11160920000010
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
Pada Program Studi Agribisnis
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2021 M / 1442 H
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA DIRI
Nama : Wildha Ainun Ritonga
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 5 September 1998
Alamat : Taman Sari Bukit Damai (Wika) Blok A12 No 20.
Jl. Anyelir Timur 3. RT 02 RW 06. Gunung Sindur,
Bogor. 16340
Telepon : 081384538260
E-mail : [email protected]
RIWAYAT PENDIDIKAN
2003 TK Tunas Karya Tamat
2004 – 2010 SDN Curug 02 Tamat
2010 – 2013 SMPN 3 Gunung Sindur Tamat
2013 – 2016 SMAN 1 Gunung Sindur Tamat
2016 – 2021 Program Studi Agribisnis Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
Tamat
RIWAYAT ORGANISASI
2008 – 2010 Anggota Pramuka SDN Curug 02
2010 – 2011 Anggota PMR SMPN 3 Gunung Sindur
2013 – 2014 Anggota Osis SMAN 1 Gunung Sindur
2017 Anggota HMJ Agribisnis
2018 Anggota DEMA Fakultas Sains dan Teknologi
PENGALAMAN KERJA
2019 Praktik Kerja Lapang di PT. Godong Ijo Sawangan, Depok
vii
RINGKASAN
Wildha Ainun Ritonga, Analisis Kelayakan Finansial Usaha Tanaman Hias
Anggrek Vanda Douglas di Kecamatan Gunung Sindur Kabupaten Bogor. Di
bawah bimbingan Siti Rochaeni dan Titik Inayah.
Sektor pertanian memiliki peran penting dalam pembangunan
perekonomian nasional, salah satunya subsektor hortikultura. Komoditas
hortikultura terdiri dari sayuran, buah, tanaman obat, dan tanaman hias. Tanaman
hias banyak digunakan untuk mempercantik halaman dan taman. Selain itu, banyak
jenis tanaman hias dijadikan usaha yang menghasilkan keuntungan. Kegiatan usaha
tanaman hias berpotensi besar untuk dikembangkan sebagai upaya pertumbuhan
perekonomian nasional dan daerah. Salah satu tanaman hias yang potensial untuk
dikembangkan adalah anggrek.
Tujuan penelitian ini adalah (1) Menghitung biaya usaha tanaman hias
anggrek vanda douglas di Kecamatan Gunung Sindur; (2) Menganalisis pendapatan
usaha tanaman hias anggrek vanda douglas di Kecamatan Gunung Sindur; (3);
Menganalisis prospek usaha tanaman hias anggrek vanda douglas di kecamatan
Gunung Sindur dengan menggunakan, B/C Rasio, Break Event Point (BEP),
Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), dan Internal Rate of Return (IRR).
Penelitian ini dilakukan kepada petani anggrek di Kecamatan Gunung
Sindur dengan jumlah populasi sebanyak 30 responden. Data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data dan informasi yang
telah dikumpulkan dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif yang diolah dengan
bantuan Software Microsoft excel. Analisis kualitatif dilakukan untuk
mendeskripsikan kegiatan usaha anggrek vanda douglas di Kecamatan Gunung
Sindur. Sedangkan analisis kuantitatif dilakukan dalam menghitung biaya yang
dikeluarkan dan pendapatan yang diperoleh pada usaha anggrek vanda douglas di
Kecamatan Gunung Sindur.
Hasil penelitian menunjukkan biaya usaha yang dilakukan petani anggrek
vanda douglas di Kecamatan Gunung Sindur selama permusim tanam sebesar Rp.
162.775.000 yaitu terdiri dari biaya tetap Rp. 46.574.400 dan biaya variabel Rp.
143.075.000. Pendapatan Rp. -33.775.000, penerimaan Rp. 129.000.000. Nilai
B/C rasio sebesar -0,20 menunjukkan bahwa nilai B/C rasio kurang dari nol, BEP
volume produksi yaitu sebesar 1.627 ikat dan BEP harga Rp. 126.182 perikat,
Payback Peiod sebesar -4,16 tahun nilai Payback Period menunjukkan bahwa
usaha anggrek vanda douglas negatif, yang artinya petani belum dapat
mengembalikan investasi karena merugi. Kemudian nilai NPV usaha anggrek
sebesar Rp. -194.401.493 dan bernilai negatif dan nilai IRR sebesar 1,68% < 2%.
Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa usaha anggrek vanda douglas yang
dilakukan oleh petani di Kecamatan Gunung Sindur tidak memberikan keuntungan
dan tidak layak untuk dijalankan kedepannya.
Kata Kunci : Kelayakan, Pendapatan, Usaha, Angrek Vanda Douglas.
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum wr. wb.
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya. Shalawat serta salam penulis ucapkan
kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, dan para sahabat serta kaum muslim dan
muslimat. Semoga kita semua mendapat keberkahan, kebahagian di dunia maupun
di akhirat dan memperoleh syafa’at dari beliau. Atas rasa syukur ini penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Kelayakan Finansial Usaha
Tanaman Hias Anggrek Vanda Douglas di Kecamatan Gunung Sindur
Kabupaten Bogor”. Pada penyusunan skripsi ini penulis memperoleh banyak
bantuan dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan
hati, penulis ingin mengucapkan Terimakasih kepada :
1. Ibu Dr. Ir. Siti Rochaeni, M.Si dan Ibu Titik Inayah, S.P, M.Si selaku Dosen
Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, serta saran – saran
dalam menyelesaikan skripsi.
2. Ibu Dr. Lilis Imamah Ichdayati, M.Si dan Bapak Ir. Junaidi, M.Si selaku
Dosen Penguji yang telah memberikan masukan sehingga skripsi ini
menjadi lebih baik.
3. Ibu Dr. Ir. Siti Rochaeni, M.Si selaku Ketua Program Studi Agribisnis dan
Ibu Rizki Adi Puspita Sari, S.P, MM selaku Sekretaris Program Studi
Agribisnis, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
ix
4. Bapak Nashrul Hakiem, S.Si., M.T., Ph.D selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Seluruh Dosen Program Studi Agribisnis yang telah memberikan ilmunya,
sehingga penulis dapat menambah pengetahuan dan pengalaman baru
selama perkuliahan.
6. Seluruh petani responden yang telah bersedia meluangkan waktunya,
sehingga data penelitian ini dapat terkumpul dengan lengkap.
7. Keluarga penulis yaitu Ayah Tua Raja Ritonga, Ibu Nur Setia Lubis, Kakak
Hasti Nadhilah Ritonga, Adik Ali Akbar Ritonga dan Ali Hanafiah Ritonga
yang selalu mendoakan dan memberikan semangat kepada penulis.
8. Sahabat dan Teman – teman agribisnis 2016 terimakasih atas kebersamaan
yang telah memberikan kenangan bersama – sama selama perkuliahan.
Penulis menyadari bahwa penyusunan penelitian ini belum sempurna dan
masih terdapat kekurangan baik implementasi maupun penulisan. Namun, penulis
berharap skripsi ini dapat bermanfaat untuk semua pihak. Terutama bagi penulis
maupun kepada seluruh pembaca. Aamiin.
Wassalamualaikum wr.wb
Jakarta, 31 Maret 2021
Penulis
x
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………xv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 6
1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................. 6
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................ 7
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ................................................................ 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 8
2.1 Pendapatan Usaha.............................................................................. 9
2.2 Biaya...................................................................................................9
2.3 Investasi...........................................................................................10
2.3.1 Penyusutan............................................................................10
2.3.2 Arus Kas................................................................................11
2.4 Analisis Pendapatan Usaha...............................................................11
2.4.1 Analisis rasio keuntungan atas biaya (B/C ratio)....................11
2.4.2 Analisis Break Event Point (BEP)..........................................12
2.4.3 Analisis Payback Period (PP)................................................12
2.4.4 Analisis Net Present Value(NPV)..........................................13
2.4.5 Analisis Internal Rate of Return (IRR)...................................13
2.5 TanamanAnggrek (Orchidaceae).....................................................13
2.5.1 Morfologi dan Klasifikasi Tanaman Anggrek.......................13
2.5.2 Klasifikasi Anggrek..............................................................14
2.5.3 Budidaya Anggrek................................................................14
2.6 PenelitianTerdahulu.........................................................................20
2.7 Kerangka Pemikiran.........................................................................22
xi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN...........................................................24
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian............................................................24
3.2 Jenis dan Sumber Data .....................................................................24
3.3 Metode Pengumpulan Data...............................................................25
3.4 Metode Penarikan Responden..........................................................26
3.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data…..........................................26
3.5.1 Analisis Pendapatan Usaha....................................................27
3.5.2 Penyusutan............................................................................28
3.5.3 Arus Kas Bersih (Net Cash Flow).........................................28
3.5.4 Analisis Rasio Keuntungan atas Biaya (B/C Rasio)...............28
3.5.5 Analisis Break Even Point (BEP)...........................................29
3.5.6 Analisis Payback Period (PP)................................................30
3.5.7 Analisis Net Present Value (NPV)........................................31
3.5.8 Analisis Internal Rate Of Return (IRR)................................31
3.6 Definisi Operasional ........................................................................32
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN.....................………34
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian..............................................................34
4.1.1 Letak Kondisi Geografis Kecamatan Gunung Sindur.............34
4.1.2 Batas Administrasi Kecamatan Gunung Sindur.....................35
4.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin,
Tingkat Pendidikan, dan Mata Pencaharian di Kecamatan
Gunung Sindur................................................................................36
4.3 Karakteristik Responden Usaha Anggrek Vanda Douglas
di Kecamatan Gunung Sindur Kabupaten Bogor.............................38
4.3.1 Kelompok Umur.....................................................................38
4.3.2 Tingkat Pendidikan.................................................................39
4.3.3 Jumlah Tanggungan Keluarga…............................................40
4.3.4 Pengalaman Usaha.................................................................40
4.3.5 Luas Lahan….........................................................................41
4.4 Gambaran Umum Anggrek Vanda Douglas di
Kecamatan Gunung Sindur..............................................................42
4.4.1 Kegiatan Usaha Anggrek Vanda Douglas..............................43
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................46
5.1 Biaya Investasi..................................................................................46
xii
5.1.1 Biaya Penyusutan.................................................................46
5.2 Biaya Usaha Anggrek Vanda Douglas..............................................46
5.2.1 Biaya Tetap............................................................................48
5.2.2 Biaya Variabel........................................................................48
5.2.3 Total Biaya.............................................................................51
5.3 Hasil Penerimaan dan Pendapatan Usaha Anggrek Vanda Douglas
di Kecamatan Gunung Sindur..........................................................52
5.4 Arus Kas Bersih.............................................................................54
5.5 Hasil Analisis Kelayakan Finansial Usaha Anggrek
Vanda Douglas di Kecamatan Gunung Sindur................................55
5.5.1 Analisis Rasio Keuntungan atas Biaya (B/C Rasio)...............56
5.5.2 Analisis Break Event Point (BEP)..........................................57
5.5.3 Analisis Payback Period (PP)................................................58
5.5.4 Net Present Value (NPV)........................................................58
5.5.5 Internal Rate of Return (IRR).................................................58
BAB VI PENUTUP..............................................................................................62
6.1 Kesimpulan.......................................................................................62
6.2 Saran.................................................................................................63
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................64
LAMPIRAN..........................................................................................................77
xiii
DAFTAR TABEL
No Halaman
1. Produksi Tanaman Hias (Juta Tangkai) di Indonesia pada Tahun
2014 – 2018........................................................................................................2
2. Produksi Anggrek (Tangkai) Menurut Provinsi pada Tahun
2014 - 2018.........................................................................................................3
3. Luas Panen, Produksi Tanaman Anggrek Menurut Kabupaten/Kota
Tahun 2018.........................................................................................................4
4. Penduduk Kecamatan Gunung Sindur Berdasarkan Kelompok
Umur (jiwa) dan Jenis Kelamin Tahun 2020.....................................................34
5. Sebaran Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kecamatan
Gunung Sindur Tahun 2020..............................................................................35
6. Sebaran Penduduk Kecamatan Gunung Sindur Berdasarkan Mata
Pencaharian Tahun 2020...................................................................................35
7. Sebaran Responden Berdasarkan Umur Petani Anggrek Vanda Douglas
di Kecamatan Gunung Sindur Tahun 2020.......................................................36
8. Sebaran Responden Petani Anggrek Vanda Douglas Berdasarkan
Tingkat Pendidikan di Kecamatan Gunung Sindur Tahun 2020.......................37
9. Sebaran Jumlah Tanggungan Keluarga Responden Petani Anggrek
Vanda Douglas di Kecamatan Gunung Sindur Tahun 2020..............................38
10. Sebaran Responden Petani Berdasarkan Pengalaman Bertani
Anggrek Vanda Douglas di Kecamatan Gunung Sindur Tahun 2020..............39
11. Sebaran Responden Berdasarkan Luas Lahan Petani Anggrek
Vanda Douglas di Kecamatan Gunung Sindur Tahun 2020.............................40
12. Total Biaya Investasi Usaha Anggrek Vanda Douglas
di Kecamatan Gunung Sindur Permusim Tanam Per 4,3 ha Tahun 2020.......44
13. Total Biaya Penyusutan Usaha Anggrek Vanda Douglas
di Kecamatan Gunung Sindur Permusim Tanam Tahun Per 4,3 ha 2020.......46
14. Komponen Biaya Tetap Usaha Anggrek Vanda Douglas di
Kecamatan Gunung Sindur Permusim Tanam Per 4,3 ha Tahun 2020...........48
xiv
15. Komponen Biaya Variabel Usaha Anggrek Vanda Douglas di
Kecamatan Gunung Sindur Permusim Tanam Per 4,3 ha Tahun 2020.............48
16. Komponen Total Biaya Usaha Anggrek Vanda Douglas di
Kecamatan Gunung Sindur Permusim Tanam Per 4,3 ha Tahun 2020.............49
17. Penerimaan Usaha Anggrek Vanda Douglas di
Kecamatan Gunung Sindur Permusim Tanam Per 4,3 ha Tahun 2020...........49
18. Pendapatan Usaha Anggrek Vanda Douglas di Kecamatan
Gunung Sindur Permusim Tanam Per 4,3 ha Tahun 2020..............................50
19. Laba dan Kas Bersih Usaha Anggrek Vanda Douglas di
Kecamatan Gunung Sindur Tahun 2020..........................................................50
20. Keuntungan atas Biaya B/C Rasio Usaha Anggrek Vanda Douglas
di Kecamatan Gunung Sindur Permusim Tanam Per 4,3 ha Tahun 2020.......51
21. Break Even Point Produksi Usaha Anggrek Vanda Douglas di
Kecamatan Gunung Sindur Permusim Tanam Per 4,3 ha Tahun 2020...........53
22. Break Even Point Harga Usaha Anggrek Vanda Douglas di
Kecamatan Gunung Sindur Permusim Tanam Per 4,3 ha Tahun 2020…….…53
23. Payback Period Usaha Anggrek Vanda Douglas di
Kecamatan Gunung Sindur Permusim Tanam Per 4,3 Tahun 2020...............54
24. Net Present Value (NPV) Usaha Anggrek Vanda Douglas
di Kecamatan Gunung Sindur Tahun 2020......................................................57
25. Internal Rate of Return (IRR) Usaha Anggrek
Vanda Douglas di Kecamatan Gunung Sindur Tahun 2020.............................58
xv
DAFTAR GAMBAR
No Halaman
1. Kerangka Pemikiran ......................................................................................... 23
2. Peta Administrasi Kabupaten Bogor ................................................................ 34
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
No Halaman
1. Kuesioner Penelitian........................................................................................67
2. Data Responden Usaha Anggrek Vanda Douglas di Kecamatan Gunung
Sindur Tahun 2020...........................................................................................71
3. Biaya Pajak Lahan dan Sewa Lahan Usaha Anggrek Vanda Douglas
di Kecamatan Gunung Sindur Permusim Tanam Per 4,3 ha Tahun 2020.......72
4. Biaya Pupuk Organik Anggrek Vanda Douglas di Kecamatan Gunung
Sindur Permusim Tanam Per 4,3 ha Tahun 2020............................................73
5. Biaya Penggunaan Listrik Usaha Anggrek Vanda Douglas di Kecamatan
Gunung Sindur Permusim Tanam Per 4,3 ha Tahun 2020…..………................74
6. Biaya Bibit Usaha Anggrek Vanda Douglas di Kecamatan
Gunung Sindur Permusim Tanam Per 4,3 ha Tahun 2020...............................75
7. Biaya Pupuk Anorganik Anggrek Vanda Douglas di Kecamatan Gunung
Sindur Permusim Tanam Per 4,3 ha Tahun 2020…...……………….....…....76
8. Biaya Pestisida Anggrek Vanda Douglas di Kecamatan Gunung Sindur
Permusim Tanam Per 4,3 ha Tahun 2020……...….....………………...…….76
9. Biaya Tenaga Kerja Usaha Anggrek Vanda Douglas di Kecamatan
Gunung Sindur Permusim Tanam Per 2,95 ha Tahun 2020..............................79
10. Inflasi Kabupaten Bogor Bulan September 2019 - Februari 2020...................79
11. Penerimaan Bunga Potong Anggrek Vanda Douglas di Kecamatan
Gunung Sindur Permusim Tanam Per 4,3 ha Tahun 2020...............................80
12. Internal Rate Of Return (IRR) Usaha Anggrek Vanda Douglas di
Kecamatan Gunung Sindur Tahun 2020..........................................................80
13. Dokumentasi.....................................................................................................81
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sektor pertanian memiliki peran penting dalam pembangunan
perekonomian nasional, salah satunya subsektor hortikultura. Komoditas
hortikultura terdiri dari sayuran, buah, tanaman obat, dan tanaman hias. Beberapa
jenis tanaman hias seperti anggrek, krisan, mawar, dracaena, sedap malam, dan
lainnya. Tanaman hias banyak digunakan untuk mempercantik halaman, taman.
Selain itu, banyak jenis tanaman hias dijadikan usaha yang menghasilkan
keuntungan. Kegiatan usaha tanaman hias potensi besar untuk dikembangkan
sebagai upaya pertumbuhan perekonomian nasional dan daerah. Salah satu
tanaman hias yang potensial untuk dikembangkan adalah anggrek.
Anggrek termasuk keluarga orchidaceae, yang merupakan keluarga
terbesar diantara keluarga tanaman hias lainnya. Di Indonesia sendiri, beragam
jenis anggrek tersebar dari Sumatera hingga Papua, dari 43.000 spesies anggrek di
dunia, 5.000 spesies diantaranya tumbuh di Indonesia. Anggrek merupakan salah
satu jenis tanaman hias yang paling populer di Indonesia. Disebut populer, karena
tanaman ini tetap abadi sepanjang masa. Saat ada tanaman lain menjadi tren,
anggrek tetap bertahan pada posisinya. Dan saat tanaman yang menjadi tren
tersebut mulai meredup, anggrek tetap berjalan. Karena anggrek menempati ruang
istimewa di hati penggemarnya, kemudian harga anggrek relatif stabil. Mungkin
hal itulah yang membuat para penggemar anggrek tetap setia (Junaedhie, 2014 : 2).
Tabel 1 memperlihatkan pertumbuhan produksi tanaman hias yang ada di Indonesia
dengan jumlah produksi tanaman hias terbesar di Indonesia
2
Tabel 1. Produksi Tanaman Hias (Juta Tangkai) di Indonesia pada Tahun 2014-
2018
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2018
Berdasarkan perkembangan produksi tanaman hias dari tahun 2014 – 2018
anggrek memiliki jumlah produksi terbanyak dengan rata-rata perkembangan
jumlah produksi sebanyak 23,29 persen atau Rp. 4.027.874,22 setiap tahunnya. Hal
ini menunjukkan tanaman anggrek memiliki potensi untuk dikembangkan,
dibandingkan dengan tanaman hias lainnya. Anggrek termasuk kelompok tanaman
hias yang mempunyai kelebihan dari jenis bunga lain, kelebihannya adalah warna,
bentuk, ukuran, tekstur, dan banyak variasi, selain itu komoditas florikultur seperti
anggrek memiliki nilai estetika. Menjadi daya tarik bagi hobbies maupun pelaku
usaha melakukan budidaya anggrek. Hal ini yang membuat perkembangan
produksi anggrek di beberapa provinsi di Indonesia cenderung mengalami
peningkatan dari tahun 2014 hingga tahun 2018, seperti terlihat pada Tabel 2.
No. Tanaman
Tahun Pertum
buhan
2017-
2018
(%)
2014 2015 2016 2017 2018
1 Anggrek 19,74 21,52 19,98 20,05 24,78 23,29
2 Dracaena 3,54 4,72 4,70 2,50 7,08 184,25
3 Anthurium
Bunga 2,80 2,84 1,76 2,63 5,39 104,88
4 Anyelir 2,93 2,18 1,81 1,67 1,73 3,53
5 Gladiol 1,88 2,55 1,08 1,41 2,34 65,47
3
Tabel 2. Produksi Anggrek (Tangkai) Menurut Provinsi Pada Tahun 2014-2018
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2018
Menurut Badan Pusat Statistik (2018), terdapat tiga penyumbang produksi
anggrek terbesar di Indonesia yaitu Provinsi Jawa Barat, Banten, dan Jawa Timur.
Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu penyumbang anggrek terbesar, dapat
dilihat pada Tabel 2 persentase pertumbuhan produksi tanaman anggrek (tangkai)
sebesar 94,69 % dari tahun 2017-2018. Pertumbuhan tanaman hias anggrek di
Provinsi Jawa Barat menempati urutan pertama, karena anggrek mengalami
Provinsi
Produksi Tanaman Hias Anggrek
Pertumbuhan
2017-2018
(%)
Anggrek (Tangkai)
2014 2015 2016 2017 2018
Jawa
Barat 4.648.868 5.969.674 5.010.003 4.195.325 8.168.054 94,69
Jawa
Timur 2.440.221 3.879.651 3.705.028 4.055.588 5.689.083 40,28
Banten 7.408.688 7.040.092 7.283.894 6.093.810 7.026.131 15,30
Sumatera
Utara 611.317 374.933 182.426 208.506 119.586 -42,65
Sulawesi
Tenggara 7.912 4.851 5.136 6.654 7.186 8,00
Papua 24.068 65.570 39.552 3.326 2.429 -26,97
Lampung 144.873 50.826 128.938 40.814 26.825 -34,28
Nusa
Tenggara
Barat
6.598 7.731 19.606 24.098 13.263 -44,96
4
lonjakan produksi di tahun 2018 yaitu dari tahun sebelumnya sebesar Rp. 4.195.325
menjadi Rp. 8.168.054.
Permintaan anggrek cenderung terus meningkat, anggrek banyak
dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti upacara keagamaan, dekorasi
ruangan, serta ucapan dan ungkapan. Oleh karena itu, minat masyarakat untuk
budidaya dan usaha anggrek dengan tujuan komersil kian meningkat. Anggrek
menjadi sumber penghasilan dan kesejahteraan sekaligus sumber devisa potensial
bagi negara (Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, 2014 : 3). Potensi anggrek
yang bagus membuat para petani harus meningkatkan produksi. Berdasarkan
jumlah luas panen, produksi anggrek di Jawa Barat, untuk luas panen dan produksi
anggrek tertinggi ada di Kabupaten Bogor. Luas panen dan produksi tanaman
anggrek di Jawa Barat tahun 2018 dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Luas Panen, Produksi Tanaman Anggrek Menurut Kabupaten/Kota
Tahun 2018
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat, 2020
No. Kabupaten/Kota Luas Panen
(m2) Produksi (Tangkai)
1 Kabupaten Bogor 75.578 2.108.972
2 Kabupaten Cianjur 20.000 590.250
3 Kabupaten Bandung 3.399 7.113
4 Kabupaten Sumedang 321 4.827
5 Kota Cimahi 300 1.100
6 Kota Depok 493 7.930
7 Kota Bogor 1.675 28.560
8 Kota Cirebon 82 328
5
Salah satu daerah sentra produksi anggrek di Jawa Barat yaitu Kabupaten
Bogor, Kabupaten Bogor merupakan daerah produktif dalam menghasilkan
anggrek karena didukung oleh kondisi alam yang baik untuk budidaya anggrek.
Kabupaten Bogor terdapat 40 kecamatan (Renstra Kecamatan Gunung Sindur, 2018
:17) yaitu salah satunya Kecamatan Gunung Sindur yang terbagi atas 10 desa,
diantaranya Desa Rawakalong dan Desa Cibinong merupakan daerah sentra
tanaman hias anggrek. Anggrek yang banyak dibudidaya maupun diusahakan di
Kecamatan Gunung Sindur adalah anggrek vanda douglas, karena tidak
membutuhkan modal yang besar dan juga mudah perawatannya.
Menurut wawancara dari para petani, budidaya anggrek merupakan usaha
yang turun menurun diwariskan kepada generasi selanjutnya. Seiring
perkembangan zaman lahan berkurang dijadikan perumahan, yang berdampak
berkurangnya jumlah petani, karena tidak mempunyai lahan. Petani yang tidak
mempunyai lahan akhirnya beralih profesi. Usaha anggrek di Kecamatan Gunung
Sindur bersifat homogen dilihat dari karakteristik usaha yang dimiliki dan tempat
para petani anggrek berusaha. Dan selain itu pada bulan Februari 2020 sampai saat
ini, terjadi pandemi covid 19 di Indonesia. Pemerintah Membuat kebijakan dengan
memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mengakibatkan
penjualan menjadi berkurang dan berdampak pada pendapatan yang diterima oleh
petani. Penjualan menurun dapat berpengaruh terhadap pendapatan yang diterima
oleh para petani begitupun sebaliknya. Dalam pengembangan usaha budidaya,
pendapatan menjadi sangat penting sebagai tolok ukur keberhasilan suatu usaha,
sehingga mengetahui usaha anggrek yang dijalankan masih menguntungkan atau
6
tidak. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Analisis Kelayakan Finansial Usaha Tanaman Hias Anggrek Vanda Douglas
di Kecamatan Gunung Sindur Kabupaten Bogor”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka yang menjadi
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Biaya apa saja yang dikeluarkan pada usaha tanaman hias anggrek vanda
douglas di Kecamatan Gunung Sindur ?
2. Berapa pendapatan usaha tanaman hias anggrek vanda douglas di
Kecamatan Gunung Sindur ?
3. Mengetahui kelayakan usaha tanaman hias anggrek vanda douglas di
Kecamatan Gunung Sindur menggunakan B/C Rasio, Break Event Point
(BEP), Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), dan Internal Rate
of Return (IRR) ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah maka secara umum penelitian ini bertujuan :
1. Menghitung biaya usaha tanaman hias anggrek vanda douglas di
Kecamatan Gunung Sindur.
2. Menganalisis pendapatan usaha tanaman hias anggrek vanda douglas di
Kecamatan Gunung Sindur.
3. Menganalisis kelayakan finansial usaha tanaman hias anggrek vanda
douglas di kecamatan Gunung Sindur dengan menggunakan, B/C Rasio,
7
Break Event Point (BEP), Payback Period (PP), Net Present Value (NPV),
dan Internal Rate of Return (IRR).
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, manfaat penelitian ini
antara lain adalah :
1. Bagi para pelaku usaha, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
pertimbangan dalam mengambil keputusan.
2. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai
perbandingan dan acuan untuk penelitian selanjutnya.
3. Bagi penulis, untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta sebagai
salah satu sarana penerapan ilmu-ilmu yang telah diperoleh selama
perkuliahan, dan sebagai salah satu syarat untuk lulus strata satu di Program
Studi Agribinis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini berfokus pada analisis kelayakan finansial usaha komoditas
bunga anggrek vanda douglas di Kecamatan Gunung Sindur, usaha budidaya
anggrek vanda douglas yang dilakukan oleh petani anggrek yang berlokasi di
Kecamatan Gunung Sindur, sebagai subjek penelitian yaitu produksi anggrek vanda
douglas. Analisis kelayakan finansial usaha dilakukan untuk mengetahui
pendapatan dan kelayakan usaha anggrek di dua desa yaitu Desa Rawakalong dan
Desa Cibinong Kecamatan Gunung Sindur yang dapat dilihat melalui analisis
pendapatan, B/C Rasio, Break Event Point (BEP), Payback Period (PP), Net
Present Value (NPV), dan Internal Rate of Return (IRR).
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pendapatan Usaha
Pendapatan merupakan seluruh penghasilan yang diperoleh dalam satu kali
periode usahatani kemudian dihitung hasil penjualannya kembali (Suratiyah, 2015
: 88). Pendapatan adalah selisih antara penerimaan dengan biaya produksi.
Penerimaan dapat didefinisikan sebagai hasil yang diperoleh petani pada saat panen
yang dinilai dengan uang atau pendapatan bruto, sedangkan biaya adalah
pengeluaran yang digunakan untuk membiayai faktor produksi yang meliputi alam,
tenaga kerja, skill dan modal. Dengan demikian biaya produksi meliputi biaya
untuk penggunaan tanah, tenaga kerja dan modal untuk penggunaan sarana
produksi (Winarno dan Darsono, 2019 : 106).
Usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seorang
mengusahakan dan mengkoordinir faktor-faktor produksi berupa lahan dan alam
sekitarnya sebagai modal sehingga memberikan manfaat yang sebaik-baiknya. Dan
merupakan ilmu yang mempelajari cara-cara petani menentukan
mengorganisasikan, mengkoordinasikan penggunaan faktor-faktor produksi
seefektif dan seefisien mungkin sehingga usahatani memberikan pendapatan
maksimal (Suratiyah, 2015 : 8). Sedangkan menurut Nadir dan Mutmainnah (2018
: 2) usaha juga dapat dikatakan bahwa segala bentuk pengorganisasian dan
pengelolaan asset serta tata cara yang dilakukan dalam bidang pertanian dengan
tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan memperbaiki taraf hidup para petani.
Maka dapat disimpulkan bahwa pendapatan usaha adalah selisih antara penerimaan
dan semua biaya (Soekartawi, 2016 : 57).
9
2.2 Biaya
Klasifikasi biaya penting dalam membandingkan pendapatan untuk
mengetahui kebenaran jumlah biaya yang tertera pada pernyataan pendapatan,
terdapat empat kategori pengelompokkan biaya menurut Hernanto, (1995 : 179)
sebagai berikut :
1. Biaya tetap (fixed cost) yaitu penggunaan biaya tidak habis dalam satu masa
produksi, termasuk dalamkelompok biaya antara lain : pajak tanah, air,
penyusutan alat dan bangunan pertanian, pemeliharaan kerbau, pompa air,
traktor dan lainnya. Tenaga kerja keluarga dapat dikelompokkan pada biaya
tetap bila tidak ada biaya imbangan dalam penggunaanya.
2. Biaya variabel (variable cost) adalah biaya yang tergantung pada besar
kecilnya biaya skala produksi, tergolong dalam kelompok ini yaitu : biaya
pupuk, bibit, obat hama, upah tenaga kerja, biaya panen, biaya pengelolaan
tanah baik berupa kontrak maupun upah harian, dan sewa tanah.
3. Biaya tunai adalah dari biaya tetap dan biaya variabel, biaya tetap berupa
air dan pajak tanah, sedangkan biaya variabel berupa biaya untuk
pemakaian bibit, pupuk, obat-obatan, tenaga keluarga.
4. Biaya tidak tunai (diperhitungkan) meliputi biaya tetap, biaya untuk tenaga
kerja keluarga, sedangkan termasuk biaya variabel antara lain biaya panen,
pengolahan tanah dari keluarga, dan jumlah pupuk kandang yang dipakai.
2.3 Investasi
Investasi dapat dilakukan dalam berbagai bidang usaha, oleh karena itu
investasi pun dibagi dalam beberapa jenis (Kasmir dan Jakfar, 2012 :88).
10
Dalam praktiknya, jenis investasi dibagi dua macam, yaitu :
1. Investasi nyata (real investment)
Investasi nyata atau real invesment merupakan investasi yang dibuat dalam
harta tetap (fixed asset) seperti tanah, bangunan, peralatan, atau mesin-
mesin.
2. Investasi finansial (financial investment)
Investasi finansial atau financial invesment merupakan investasi dalam
bentuk kontrak kerja, pembelian saham atau obligasi, atau surat berharga
lainnya seperti sertifikat deposito.
2.3.1 Penyusutan
Penyusutan adalah aset tetap yang telah digunakan dan merupakan beban
bagi periode dimana aset dimanfaatkan. Penyusutan menggambarkan tingkat
penggunaan asset yang layak dan jumlah laba yang dilaporkan, penyusutan
dilakukan karena masa manfaat dan potensi aset yang dimiliki semakin berkurang.
Pengurangan nilai aset tersebut dibebankan secara berangsur-angsur atau
proporsional ke masing-masing periode yang menerima manfaat. Akumulasi
penyusutan merupakan kumpulan dari beban penyusutan periodik. Pada akhir
tahun pertama aset dimanfaatkan, besarnya akumulasi penyusutan sama dengan
besar beban penyusutan selama tahun pertama pemakaian. Sedangkan pada akhir
tahun kedua, besarnya akumulasi penyusutan merupakan penjumlahan antara
besarnya beban untuk tahun pertama pemakaian dengan beban penyusutan tahun
kedua pemakaian, dan seterusnya (Hery, 2015 : 191).
11
2.3.2 Arus Kas
Arus kas atau aliran kas adalah yang ada diperusahaan dalam suatu periode
tertentu. Arus kas menggambar berapa uang masuk ke perusahaan dan jenis-jenis
pemasukan tersebut. Dan arus kas menggambarkan uang yang keluar serta jenis-
jenis biaya yang dikeluarkan. Jadi, arus kas adalah jumlah uang yang masuk dan
keluar dalam suatu perusahaan mulai dari investasi dilakukan sampai dengan
berakhirnya investasi tersebut. Dalam hal ini, bagi investor yang terpenting adalah
berapa kas bersih yang diterima dari uang yang diinvestasikan di suatu usaha
(Kasmir dan Jakfar 2012 : 95).
2.4 Analisis Pendapatan Usaha
2.4.1 Analisis Rasio Keuntungan atas Biaya (B/C Rasio)
Analisis B/C rasio menurut Soekartawi (2016 : 87), analisis B/C rasio
merupakan analisis perbandingan antara keuntungan dan biaya. Analisis B/C rasio
adalah perbandingan nilai selisih biaya manfaat yang positif dan negatif. Analisis
B/C rasio ini data yang dipentingkan adalah besarnya manfaat. Analisis rasio
keuntungan atas biaya B/C rasio adalah perbandingan antara tingkat keuntungan
yang diperoleh dengan total biaya yang dikeluarkan. Suatu usaha dikatakan layak
dan memberikan manfaat apabila B/C rasio lebih besar dari nol, begitu juga
sebaliknya. Semakin besar nilai B/C rasio, maka semakin besar manfaat yang akan
diperoleh dari usaha tersebut.
2.4.2 Analisis Break Event Point (BEP)
Break Event Point adalah suatu kondisi dimana dalam aktivitas kegiatan
usahatani nya tidak memperoleh laba dan juga tidak mengalami kerugian atau
12
dengan kata lain total biaya sama dengan total penjualan sehingga tidak ada laba
dan tidak ada rugi. Hal ini bisa terjadi apabila didalam usahatani nya menggunakan
biaya tetap dan biaya variabel, dan volume penjualannya hanya cukup menutupi
biaya tetap dan biaya variabel. Apabila penjualan hanya cukup menutupi biaya
variabel dan sebagian biaya tetap, maka kegiatan usahatani mengalami kerugian.
Sebaliknya, kegiatan usahatani akan memperoleh keuntungan, apabila penjualan
melebihi biaya variabel dan biaya tetap yang harus dikeluarkan (Matheus, dkk,
2019 : 88-89).
2.4.3 Payback period (PP)
Metode payback periode (PP) merupakan teknik penilaian terhadap jangka
waktu (periode) pengembalian investasi suatu proyek atau usaha. Perhitungan ini
dapat dilihat dari perhitungan kas bersih (proceed) yang diperoleh setiap tahun.
Nilai kas bersih merupakan penjumlahan laba setelah pajak ditambah dengan
penyusutan (dengan catatan jika investasi 100 % menggunakan modal sendiri),
Kasmir dan Jakfar, (2012 : 101).
Payback periode adalah masa pengembalian modal, yaitu waktu yang
dibutuhkan agar manfaat proyek telah menutupi seluruh biaya proyek yang
dikeluarkan sebelumnya, biasanya dalam ukuran tahunan (Tarigan, 2005 : 244).
2.4.4 Net Present Value (NPV)
Net Present Value (NPV) merupakan selisih antara nilai sekarang dari arus
kas masuk, dan arus kas keluar yang terjadi karena melakukan suatu proyek
investasi atau merupakan selisih antara present value arus manfaat (benefit) dengan
present value arus biaya (cost). Mungkin positif, nol atau negatif. Net Present
13
Value adalah selisih uang yang diterima dan uang yang dikeluarkan dengan
memperhatikan time value of money. Rumus time of money yang present value
adalah untuk mengetahui nilai uang saat ini. Oleh karena uang tersebut akan
diterima di masa depan, maka harus mengetahui berapa nilainya jika diterima
sekarang (Sari, 2018 : 160).
2.4.5 Internal Rate of Return (IRR)
IRR merupakan tingkat suku bunga yang akan menjadikan jumlah nilai
sekarang dari keuntungan yang telah diprediksikan akan diterima susuai dengan
jumlah nilai sekarang dari modal yang dikeluarkan. Pada dasarnya, IRR harus
dicari dengan cara coba-coba (trial and error). IRR ditentukan dengan menetapkan
NPV sama dengan nol (Tim Penulis PS, 2008 : 67).
2.5 Tanaman Anggrek (Orchidaceae)
2.5.1 Morfologi dan Klasifikasi Tanaman Anggrek
Anggrek (orchidaceae) adalah suatu tanaman yang diidentifikasi
berdasarkan bentuk daun, letak daun pada batang, batang, akar, bunga, dan buah.
Seperti bunga lainnya, bunga anggrek terdiri dari lima bagian utama, yaitu sepal
(kelopak bunga), petal (mahkota bunga), benang sari, putik, dan ovari (bakal buah).
Buah anggrek merupakan buah kapsular yang berbelah enam. Bijinya terdapat di
dalam buah dan sangat banyak. Bentuk daun anggrek bervariasi, dari yang sempit
memanjang sampai bulat panjang. Seperti pada umumnya tanaman monokotil,
batang anggrek ada yang berbentuk tunggal dengan bagian ujung batang tumbuh
lurus tidak terbatas. Dan yang terakhir ada akar, akar anggrek epifit umumnya
lunak dan mudah patah. Ujungnya meruncing, licin, dan sedikit lengket. Akar
14
anggrek berongga dan dibawahnya terdapat lapisan yang mengandung klorofil.
Lapisan velamen ini menyerap air dan melindungi bagian dalam akar (Gunawan,
2005 : 8).
2.5.2 Klasifikasi Anggrek
Secara garis besar klasifikasi tanaman anggrek terbagi atas 5 subfamili, 16
tribe (suku), dan 28 subtribe. Berdasarkan pada keistimewaan bunganya,
khususnya alat reproduksinya. Klasifikasi anggrek sebagai berikut (Purwanto, 2016
: 18) :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subsidi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Orchidales
Famili : Orchidaceae
Subfamili : Epidendroideae
Genus : Vanda, Dendrobium, Cattleya, Phaleonopsis,
Paphiopedilum, dan lain-lain
2.5.3 Budidaya Anggrek
Sangat banyak jenis tanaman anggrek yang ada di Indonesia seperti
Dendrobium, Phalaenopsis, Vanda, Oncidum, Catleya, Cymbidium. Tetapi jenis
anggrek yang sangat dikenal oleh masyarakat adalah Dendrobium, Phalaenopsis,
Vanda. Ketiga jenis anggrek ini sudah banyak dikomersialkan baik oleh pedagang
tanaman hias kecil ataupun yang lebih besar. Untuk melakukan budidaya tanaman
15
anggrek terlebih dahulu harus mengenal sifat hidup (habitat), faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan jenis tanaman anggrek yang akan dibudidayakan
(Balai Penelitian Tanaman Hias, 2019 : 3-5).
Berdasarkan pola pertumbuhannya, tanaman anggrek dibedakan menjadi dua tipe
yaitu :
1. Tipe simpodial yaitu anggrek yang tidak memiliki batang utama, dimana
bunga keluar dari ujung batang batang seperti: Dendrobium, Catleya,
2. Tipe monopodial yaitu anggrek yang pertumbuhannya lurus ke atas pada
satu batang, bunganya keluar dari sisi batang diantara dua ketiak daun,
contohnya: Vanda, Arachnis, Renanthera dan Aranthera.
Berdasarkan habitatnya tanaman anggrek dibagi dalam empat kelompok yaitu:
1. kelompok anggrek efifit, anggrek yang tumbuh pada pohon lain tanpa
merugikan tanaman inangnya dan ternaungi dari sinar matahari langsung,
contoh: Catleya, Dendrobium, Phalaenopsis dan Oncidium.
2. kelompok anggrek terestial, anggrek yang tumbuh ditanah dan
membutuhkan sinar matahari langsung, contoh: Vanda, Aranthera,
Renathera, Arachnis.
3. kelompok anggrek litofit, anggrek yang tumbuh pada batu batuan dan tahan
terhadap sinar matahari penuh, contoh: Dendrobium phalaenopsi.
4. kelompok anggrek saprofit, anggrek yang tumbuh pada media yang
mengandung humus atau daun daun kering dan membutuhkan sedikit sinar
matahari, contoh Goodyera sp.
16
Faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman anggrek
a. Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan
pertumbuhan tanman anggrek. Selain itu faktor lingkungan seperti suhu, cahaya
matahari dan kelembaban juga sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman
anggrek yang akan diusahakan. Ketinggian tempat untuk setiap jenis anggrek tidak
sama, beberapa anggrek dapat tumbuh baik di daerah dataran tinggi, tetapi jenis
yang lain akan tumbuh dan berkebang subur di dataran rendah, tetapi ada
beberapa jenis anggrek yang dapat tumbuh dan berbunga di daerah dataran rendah
sampai medium. Dendrobium dapat tumbuh dan berbunga didaerah dengan
ketinggian antara 0 – 600 m dpl, Phalaenopsis tumbuh baik di dataran tinggi
sedangkan Vanda akan berkembang baik di dataran rendah.
b. Suhu Udara
Berdasarkan ketinggian tempat, kebutuhan suhu untuk setiap jenis anggrek
tertentu juga berbeda. Suhu udara sangat mempengaruhi proses metabolisme
tanaman. Suhu yang tinggi menyebabkan proses metabolisme berlangsung cepat,
sebaliknya pada suhu yang rendah proses metabolisme terjadi sangat lambat.
Berdasarkan kebutuhan suhu, membagi tanaman anggrek ke dalam 3 golongan:
1. Anggrek tipe dingin, membutuhkan suhu 13–18OC pada malam hari dan
suhu siang hari antara 18-21OC (Cymbidium, Phalaenopsis).
2. Anggrek tipe sedang, suhu malam hari 18-20OC dan siang hari 27-29OC
(Dendrobium, Cattleya, Oncidium).
17
3. Anggrek tipe hangat, suhu malam hari 21-24OC, sedang siang hari 24-
30OC (Vanda, Arachnis, Renanthera).
c. Kelembaban Lingkungan
Umumnya kelembaban yang dibutuhkan tanaman anggrek adalah
kelembaban ninbi (RH) yang berkisar antara 60-85%. Kelembaban tidak boleh
terlalu tinggi pada malam hari, dan tidak terlalu rendah pada siang hari. Untuk
menjaga kelembaban agar tetap stabil, dapat disiasati dengan cara penyiraman
dengan sistem penyemprotan kabut menggunakan sprayer. Kelembaban yang
terlalu tinggi pada malam hari dapat diatasi dengan mengurangi penyiraman,
sebaliknya kelembaban yang terlalu rendah pada siang hari diatasi dengan
penyiraman yang lebih basah.
d. Cahaya Matahari
Kebutuhan cahaya matahari untuk setiap anggrek berbeda-beda, tergantung
pada genus dan kerabatnya. Anggrek dari kelompok Vanda terutama untuk tipe
teret dan semi teret yang banyak ditemui di daerah dataran rendah
lebih membutuhkan intensitas penyinaran yang lebih tinggi dibandingkan jenis
anggrek lain. Sedangkan kelompok Dendrobium membutuhkan intensitas
penyinaran cahaya matahari antara 50-60%. Kelompok Phalaenopsis menghendaki
cahaya yang lebih rendah, karena kelompok ini memerlukan lingkungan yang lebih
teduh dan lembab, serta sirkulasi udara yang baik.
e. Pemeliharaan Tanaman
Pada budidaya tanaman anggrek pemeliharaan tanaman yang dilakukan
tergantung pada jenis anggrek yang akan dipelihara. Selain itu pada umumnya
18
grower atau petani anggrek yang sudah maju biasanya mempunyai metode sendiri
sendiri dalam memelihara tanaman yang bersangkutan. Akan tetapi sebagian besar
pemeliharaan tanaman anggrek meliputi penggunaan media tumbuh, penyiraman,
pemupukan, dan pengendalian lingkungan dan hama penyakit tanaman.
f. Media Tumbuh
Pada anggrek media tumbuh berfungsi sebagai tempat berpijaknya akar
tanaman dan penyimpanan hara serta air. Media tumbuh harus baik yaitu tidak lekas
lapuk, tidak mudah menimbulkan penyakit, mempunyai aerasi yang baik, dan dapat
mengikat air dan unsur hara lainnya, serta keasaman (pH) nya berkisar antara 5-6.
Media untuk pertumbuhan tanaman anggrek yang umum digunakan adalah moss,
pakis, serutan kayu, sabut kelapa, arang dan kulti pinus. Untuk tanaman anggrek
yang menggunakan pot, biasanya pada dasar pot digunakan pecahan batu bata yang
berfungsi untuk menyerap air lebih banyak sehingga kemampuan draenasi dan
aerasinya juga baik. Media yang baik dan umum digunakan adalah moss dan pakis.
Moss mengandung 2-3% unsur N dan mempunyai daya mengikat air yang sangat
baik. Sedang pakis selain mempunyai draenasi dan aerasi yang baik juga banyak
mengandung unsur unsur hara yang dibutuhkan oleh anggrek. Penggantian pot
tempat media tumbuh dilakukan apabila tanaman semakin besar. Pot media tumbuh
yang baik digunakan adalah pot yang terbuat dari bata, karena dapat menjaga
kelemababan media.
g. Pemupukan
Dalam budidaya tanaman anggrek lingkungan tidak cukup mampu
menyediakan unsur unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman
19
anggrek. Untuk mengatasi hal tersebut biasanya dilakukan pemberian pupuk baik
organik maupun anorganik, yaitu pupuk majemuk yang mengandung unsur unsur
hara mikro dan makro.Pada umumnya Unsur makro yang diperlukan tanaman
adalah C, H, O, Ca, K, N, P, S, dan Mg sedang unsur mikro meliputi Fe, Mn, B,
Cu, Zn, Mo, dan Cl. Pemberian jenis pupuk pada anggrek berbeda untuk setiap fase
pertumbuhannya. Pada fase pertumbuhan vegetatif bagi tanaman yang masih kecil
pemberian pupuk NPK adalah 30:10:10. Pemberian pupuk untuk fase vegetatif pada
tanaman dewasa adalah NPK dengan perbandingan 10:10:10. sedang perbandingan
NPK pada fase generatif adalah 10:30:30. Pemupukan sebaiknya dilakukan melalui
daun terutama permukaan bawah daun. Oleh sebab itu pemupukan sebaiknya
dilakukan pada saat tidak ada sinar matahari, karena padaa saat itu stomata daun
sedang membuka sehingga pemberian pupuk lebih efektif.
h. Penyiraman
Pada umumnya budidaya tanaman anggrek menggunakan naungan agar
terhindar dari sinar matahari langsung. Kebutuhan anungan untuk setiap jenis
anggrek juga berbeda. Walaupun demikian agar kelembaban anggrek tetap terjaga
maka penyiraman sangat penting diperhatikan. Frekuensi dan banyaknya air
siraman yang diberikan pada tanaman anggrek berbeda tergantung pada jenis dan
besar kecilnya tanaman serta keadaan lingkungan. Biasanya pada tanaman anggrek
dilakukan penyiramana dua kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari, akan tetapi
anggrek yang ditempat di bawah naungan yang paranet penyiraman dapat dikurangi
bila ada hujan.
20
i. Pengendalian Lingkungan dan Hama Penyakit
Tanaman anggrek menghendaki lingkungan yang bersih dan sirkulasi udara
yang bebas. Oleh karena itu kebersihan lingkungan perlu dijaga. Pengendalian
hama penyakit yang biasa dilakukan adalah pencegahan terhadap pertumbuhan
jamur dan bakteri pada tanaman juga serangga lainnya seperti trips. Pengendalian
dilakukan dengan cara menyemprot tanaman dengan obat yang sesuai anjuran satu
minggu sekali.
2.6 Penelitian Terdahulu
Konsep-konsep yang terdapat dalam penelitian ini mengacu pada
penelitian-penelitian terdahulu. Penelitian terdahulu merupakan penelitian yang
telah dilakukan sebelum penelitian ini dilaksanakan. Penelitian tersebut menjadi
bahan rujukan untuk penulis dalam melakukan penelitian. Penelitian-penelitian
yang dijadikan acuan yaitu :
1. Mahwanti (2015) dengan penelitian yang berjudul Analisis Pendapatan dan
Pola Pemasaran Usahatani Anggrek Vanda Douglas (Studi Kasus : Petani
Anggota dan Non Anggota “Gapoktan Bersatu” Desa Rawakalong,
Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor). Tujuan dari penelitian
adalah untuk mengtahui dan membandingkan karakteristik usahatani,
pedagang, kelembagaan dan saluran pemasaran anggrek vanda douglas
antara anggota dan non anggota gapoktan di Desa Rawakalong. Dengan
alat analisis yang digunakan R/C rasio. Perbedaan anatara penelitian
Mahwanti (2015) dengan penelitian ini terletak pada alat analisis yang
21
digunakan dan lokasi penelitian. Sedangkan persamaan terletak pada jenis
komoditas.
2. Anindya (2019) dengan penelitian yang berjudul Analisis Usahatani dan
Pemasaran Bunga Potong Anggrek Vanda Douglas di Kecamatan Pamulang
Kota Tangerang Selatan. Tujuan dari penelitian adalah untuk menganalisis
pengaruh kenaikan harga input dan fluktuasi harga terhadap profitabilitas
petani anggrek serta menganalisis efisiensi pemasaran menggunakan alat
analisis R/C rasio. Persamaan terletak pada jenis komoditas. Sedangkan
Perbedaan anatara penelitian Anindya (2019) dengan penelitian ini terletak
pada alat analisis yang digunakan dan lokasi penelitian.
3. Yusuf (2015) dengan penelitian yang berjudul Analisis Pendapatan
Usahatani Kangkung Organik Petani Binaan Agribusiness Development
Center (ADC) di Kabupaten Bogor. Tujuan penelitian adalah menganalisis
biaya, pendapatan, tingkat pendapatan usahatani kangkung denagn
menggunakan alat analisis R/C, B/C, BEP dan PP. Perbedaan antara
penelitian Yusuf (2015) dengan penelitian ini terletak pada jenis komoditas
dan lokasi penelitian. Sedangkan persamaan penelitian ini terletak pada alat
analisis yang digunakan.
22
2.7 Kerangka Pemikiran
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pendapatan dan kelayakan
usaha tanaman hias anggrek. Pendapatan diperoleh dari penerimaan dikurangi
dengan biaya produksi dikali dengan harga jual. Sedangkan biaya produksi berasal
dari jumlah antara total biaya tetap dan total biaya tidak tetap. Analisis kelayakan
finansial usaha anggrek ini menggunakan alat analisis B/C rasio, Break Event Point
(BEP) dan Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), dan Internal Rate of
Return (IRR). Berdasarkan uraian diatas maka gambaran kerangka pemikiran
dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.
23
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Usaha Anggrek Vanda Douglas di
Kecamatan Gunung Sindur
Produksi Menurun Akibat Luas
Lahan
Keberlangsungan Usaha Tanaman Hias Anggrek Vanda
Douglas di Kecamatan Gunung Sindur Kabupaten Bogor
Analisis Kelayakan Finansial Usaha
1. Biaya Usaha
-Biaya Tetap
-Biaya Variabel
-Total Biaya
2. Penerimaan
3. Pendapatan
4. B/C rasio, BEP, PP, NPV, dan
IRR.
Analisis Kelayakan Finansial Usaha Tanaman Hias
Anggrek Vanda Douglas di Kecamatan Gunung Sindur
Kabupaten Bogor
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Gunung Sindur Kabupaten Bogor
dengan pertimbangan Kecamatan Gunung Sindur merupakan salah satu daerah
pengembang dan pelaku usaha anggrek, salah satu Kecamatan di Kabupaten Bogor
yang membudidayakan anggrek vanda douglas. Dengan demikian lokasi penelitian
ini dipilih secara purposive (sengaja), di Kecamatan Gunung Sindur terdapat para
petani anggrek vanda douglas yaitu sebanyak 30 petani anggrek yang terletak di
Desa Rawakalong dan Desa Cibinong. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Juni –
Juli 2020.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data
sekunder. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh melalui
pengamatan langsung di lapangan dan wawancara dengan menggunakan kuesioner
yang ditujukan kepada petani anggrek vanda douglas di Kecamatan Gunung Sindur
Kabupaten Bogor dan untuk Data sekunder berupa data kondisi geografi wilayah
penelitian, teori – teori dan hasil penelitian terkait dengan penelitian ini.
25
3.3 Metode Pengumpulan Data
Peneliti melakukan pengumpulan data yang diperlukan selama penelitian
berlangsung dengan beberapa cara, yaitu:
1. Wawancara, merupakan salah satu teknik pengumpulan data pelaksanaan
wawancara dilakukan secara langsung bertatap muka dengan yang
diwawancarai, guna memperoleh informasi mendalam dan memperoleh
data yang sesuai dengan kondisi yang ada.
2. Kuesioner, (Lampiran 1). Penulis membuat pertanyaan–pertanyaan yang
telah disusun dan ditulis secara teratur mengenai karakteristik petani
anggrek vanda douglas, biaya produksi yang dikeluarkan, harga jual
dan pendapatan petani anggrek vanda douglas. Pertanyaan dalam
kuesioner ini akan dijawab oleh petani-petani anggrek vanda douglas
di Kecamatan Gunung Sindur Kabupaten Bogor sebagai data
penelitian.
3. Dokumentasi, metode pengumpulan data mengenai hal yang dibutuhkan
dalam penelitian berupa pencatatan sumber tertulis berkenaan dengan objek
penelitian.
4. Studi pustaka, yaitu melakukan pencarian situs maupun literatur yang
diperoleh dari buku, jurnal, dan sumber lain yang mendukung penelitian ini.
26
3.4 Metode Penarikan Responden
Penelitian ini menggunakan metode sampling jenuh (sensus), dimana semua
petani anggrek vanda douglas yang ada di Kecamatan Gunung Sindur digunakan
sebagai responden, populasi ditempat penelitian sebanyak 30 responden petani
anggrek vanda douglas.
3.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data
Metode pengolahan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah
menggunakan alat bantu Microsoft office excel, data yang diperoleh baik berupa
data primer maupun data sekunder disusun, disederhanakan, dan disajikan dalam
bentuk tabulasi. Kemudian data dianalisis sesuai dengan tujuan dari penelitian ini.
Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan untuk mendeskripsikan
karakteristik responden terdiri dari jenis kelamin, usia, pendidikan, status dan
jumlah tanggungan petani anggrek vanda douglas di Kecamatan Gunung Sindur
analisis deskriptif yang meliputi kegiatan usaha tanaman. Sedangkan analisis
kuantitatif digunakan untuk mengetahui biaya yang dikeluarkan dan pendapatan
yang diperoleh pada usaha anggrek vanda douglas.
Alat yang digunakan adalah analisis rasio keuntungan atas biaya (B/C),
break event point (BEP), payback periode (PP), net present value (NPV), dan
internal rate of return (IRR).
27
3.5.1 Analisis Pendapatan Usaha
Pada analisis usaha, data tentang biaya, penerimaan dan pendapatan usaha
perlu diketahui. Mengacu kepada Soekartawi (2016 : 54) perhitungan pengeluaran
(biaya total), penerimaan, dan pendapatan usaha anggrek vanda douglas di
Kecamatan Gunung Sindur sebagai berikut :
1. Biaya Total
Biaya total (total cost) adalah jumlah dari biaya tetap dan biaya variabel, hal
tersebut dinyatakan dalam rumus sebagai berikut :
TB = BT + BV
Dimana :
TB = Total biaya usaha anggrek vanda douglas di Kecamatan Gunung
Sindur (Rp)
BT = Biaya tetap usaha anggrek vanda douglas di Kecamatan Gunung
Sindur (Rp)
BV = Biaya variable (biaya tidak tetap) usaha anggrek vanda douglas di
Kecamatan Gunung Sindur (Rp)
2. Penerimaan
Penerimaan adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga
jual, hal tersebut dinyatakan dalam rumus sebagai berikut :
TP = HP . JP
Dimana :
TP = Total penerimaan usaha anggrek vanda douglas di Kecamatan
Gunung Sindur (Rp)
28
HP = Harga penjualan anggrek vanda douglas di Kecamatan Gunung
Sindur (Rp)
JP = Jumlah penjualan anggrek vanda douglas di Kecamatan Gunung
Sindur
3. Pendapatan
Pendapatan adalah selisih antara penerimaan dan seluruh biaya, hal tersebut
dinyatakan dalam rumus sebagai berikut :
L = TP − TB
Dimana :
L = Laba usaha anggrek vanda douglas di Kecamatan Gunung Sindur (Rp)
TP = Total penerimaan usaha anggrek vanda douglas di Kecamatan Gunung
Sindur (Rp)
TB = Total biaya usaha anggrek vanda douglas di Kecamatan Gunung
Sindur (Rp)
3.5.2 Penyusutan
Perhitungan penyusutan untuk usaha anggrek vanda douglas menggunakan
metode garis lurus (straight line method). Metode ini menghubungkan alokasi
biaya dengan berlalunya waktu, dan pembebanan periodik yang sama sepanjang
umur asset (Hery, 2015 : 195). Rumus menghitung penyusutan menggunakan
metode garis lurus sebagai berikut :
P = I
UE
Dimana :
P = Penyusutan usaha anggrek vanda douglas di Kecamatan Gunung Sindur
29
I = Investasi usaha anggrek vanda douglas di Kecamatan Gunung Sindur
UE = Umur ekonomis usaha anggrek vanda douglas di Kecamatan Gunung
Sindur
3.5.3 Arus Kas Bersih (Net Cash Flow)
Mengacu kepada Halim 2007 dalam Febrianto (2019 : 38) Selama proyeksi
investasi beroperasi selama itu pula akan terjadi arus kas keluar (cash outflow),
misalnya untuk membayar biaya-biaya operasional. Di sisi lain juga akan terjadi
kas masuk (cash flow), misalnya dari penjualan produk. Apabila arus kas melebihi
arus kas keluar, maka akan terdapat arus kas bersih (Net Cash Flow). Kas bersih di
hitung sebagai berikut :
Dimana :
Penerimaan = x x
Biaya Total = x x
EBITDA = Penerimaan – Biaya Total
Penyusutan = x x
EBIT = EBITDA – Penyusutan
Interest = x x
EBT = EBIT – Interest
EAT = EBT
Total Kas Bersih = EAT + Penyusutan
30
3.5.4 Analisis Rasio Keuntungan atas Biaya (B/C Rasio)
Benefit Cost Ratio (B/C rasio) biasa digunakan dalam analisis kelayakan
usaha, yaitu perbandingan antara kas bersih dan total biaya yang dikeluarkan.
(Cahyono, 2007 : 99).
B/C Rasio =Pendapatan usaha anggrek vanda douglas
Total biaya usaha anggrek vanda douglas
Suatu usaha dikatakan layak dan memberikan manfaat bila nilai B/C lebih
besar dari 0 semakin besar nilai B/C maka semakin besar nilai manfaat yang
diperoleh dari usaha tersebut.
3.5.5 Analisis Break Even Point (BEP)
Analisis titik impas pulang modal atau Break Event Ponit (BEP) adalah
suatu kondisi yang menggambarkan hasil usaha yang diperoleh sama dengan modal
yang dikeluarkan. Dalam kondisi ini, usaha yang dilakukan tidak menghasilkan
keuntungan tetapi juga tidak mengalami kerugian. Ada dua jenis perhitungan BEP,
yaitu BEP volume dan BEP harga produksi. Menurut Cahyono dan Juanda (2005 :
84) Dirumuskan sebagai berikut:
BEP Produksi (Volume) (ton) =Total biaya usaha anggrek vanda douglas
Harga penjualan usaha anggrek vanda douglas
BEP Harga (Rp/ton) =Total biaya usaha anggrek vanda douglas
Total produksi anggrek vanda douglas
3.5.6 Analisis Payback Period (PP)
Menurut Sunyoto (2014 : 27) Metode payback period (PP) Merupakan
metode penghitungan investasi dalam jangka waktu tertentu yang menunjukkan
terjadinya arus penerimaan kas (cash in flows) secara komulatif sama dengan
31
jumlah investasi dalam bentuk present value. Rumus umum metode payback
periode sebagai berikut:
Payback Periode =Nilai investasi usaha anggrek vanda douglas
Kas Bersih x 1 tahun
3.5.7 Analisis Net Present Value (NPV)
Menurut Sunyoto (2014 : 20) net present value (NPV) adalah analisis
keuangan yang digunakan untuk mengukur layak atau tidaknya suatu usaha dilihat
dari nilai sekarang atau kas bersih yang akan diterima dibandingkan dengan nilai
sekarang dari jumlah investasi yang dikeluarkan.
NPV=AKB (1
(1+i)n)
Dimana :
NPV = Net Present Value
AKB = Arus Kas Bersih (laba bersih + penyusutan)
i = inflasi
1
(1+𝑖)𝑛 = discount factor (DF)
n = banyak periode (tahun)
3.5.8 Internal Rate of Return (IRR)
Menurut Sunyoto (2014 : 20) Internal Rate of Return (IRR) adalah besarnya
tingkat pengembalian modal yang dipergunakan untuk menjalankan usaha,
mengukur kemanfaatan modal untuk menghasilkan laba. IRR > bunga bank usaha
tersebut dikatakan layak untuk diberi kredit bank. Namun jika IRR < bunga bank
berarti usaha tidak layak diberi kredit bank.
IRR = i1+ NPV1
NPV1 – NPV2 x (i2-i1)
32
3.6 Definisi Operasional
1. Biaya produksi adalah biaya – biaya yang dilakukan pada saat proses
produksi bunga anggrek vanda douglas.
2. Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan selama proses produksi yang
besarnya tidak dipengaruhi oleh banyaknya produksi anggrek vanda
douglas yang dihasilkan, terdiri dari biaya sewa lahan.
3. Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan yang besarnya dipengaruhi
oleh banyaknya produksi anggrek vanda douglas yang dihasilkan, terdiri
dari bibit, pupuk organik, pupuk anorganik, pestisida, tenaga kerja luar
keluarga, listrik, dan penyustan alat-alat pertanian.
4. Biaya total adalah penjumlahan total biaya tetap dan biaya variabel.
5. Biaya investasi adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli segala
keperluan yang dibutuhkan sebelum memulai suatu usaha anggrek vanda
douglas.
6. Pendapatan adalah penerimaan dikurangi biaya total.
7. Penerimaan merupakan hasil produksi anggrek vanda douglas dikali dengan
harga jual.
8. B/C Rasio adalah perbandingan antara pendapatan anggrek vanda douglas
dengan biaya produksi anggrek vanda douglas selama permusim tanam.
9. BEP (Break Event Point) adalah titik pertemuan antara biaya anggrek vanda
douglas dan penerimaan anggrek vanda douglas dimana usaha tidak
mengalami rugi atau untung.
33
10. PP (Payback Period) adalah perbandingan antara investasi usaha anggrek
vanda douglas yang dikeluarkan dengan pendapatan usaha anggrek vanda
douglas yang diperoleh.
11. NPV (Net Present Value) layak atau tidaknya suatu usaha anggrek vanda
douglas dilihat dari nilai sekarang atau kas bersih anggrek vanda douglas
yang akan diterima dibandingkan dengan nilai sekarang dari jumlah
investasi yang dikeluarkan usaha anggrek vanda douglas.
12. IRR (Internal Rate of Return) tingkat pengembalian modal yang
dipergunakan untuk menjalankan usaha anggrek vanda douglas,
mengukur kemanfaatan modal untuk menghasilkan laba.
34
BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
4.1.1 Letak dan Kondisi Geografis Kecamatan Gunung Sindur
Lokasi penelitian berada di Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor.
Secara geografis Kabupaten Bogor terletak antara 6°18’0” Lintang Utara sampai
dengan 6°47’10” Lintang Selatan dan 106°23’45” sampai dengan 107°13’30”
Bujur Timur dengan tipe morfologi wilayah yang bervariasi, dari dataran yang
relatif rendah di bagian utara hingga dataran tinggi di bagian selatan, yaitu sekitar
29,28% berada pada ketinggian 15 sampai 100 meter di permukaan laut (dpl).
Kabupaten Bogor memiliki luas wilayah 2.071,21 km² terdiri atas 40
Kecamatan, yang dibagi atas sejumlah desa dan Kelurahan. Salah satu kecamatan
yang ada di Kabupaten Bogor yaitu Kecamatan Gunung Sindur berada pada
ketinggian 106 meter diatas permukaa laut, dengan suhu rata-rata 27°C.
Gambar 2. Peta Administrasi Kabupaten Bogor
Sumber: https://petatematikindo.wordpress.com/2013/12/10/administrasi-
kabupaten-bogor/
35
4.1.2 Batas Administrasi Kecamatan Gunung Sindur
Kecamatan Gunung Sindur adalah salah satu dari 40 Kecamatan yang
berada dibagian utara Kabupaten Bogor (Renstra Kecamatan Gunung Sindur, 2018
: 17) batas wilayah Kecamatan Gunung Sindur sebagai berikut :
1. Sebelah utara : Kota Tangerang Selatan Povinsi Banten
2. Sebelah selatan : Kecamatan Ciseeng & Kecamatan Parung
3. Sebelah barat : Kecamatan Rumpin
4. Sebelah Timur : Kota Depok
Adapun jarak Kecamatan Gunung Sindur ke Ibu Kota Kabupaten Bogor,
Ibu Kota Provinsi dan Ibu Kota Negara adalah sebagai berikut :
1. Ibu Kota Kabupaten Bogor : 28 km
2. Ibu Kota Provinsi Jawa Barat : 194 km
3. Ibu Kota Negara : 42 km
Berdasarkan laporan tahunan Kecamatan Gunung Sindur tahun 2020 luas
wilayah administratif Kecamatan Gunung Sindur yaitu 51,26 km², yang terbagi
menjadi 10 Desa, 464 RT, dan 104 RW. Lokasi penelitian meliputi desa rawaklong
dan desa cibinong di kedua desa tersebut terdapat para petani bunga potong anggrek
vanda douglas. Jarak Kecamatan Gunung Sindur ke daerah potensial untuk
pemasaran bunga anggrek vanda douglas yaitu Jakarta sejauh 42 km dimana Jakarta
yaitu pasar rawa belong merupakan pasar penjualan tanaman hias cukup besar
terutama anggrek. Sarana transportasi ke daerah-daerah potensial di kota Jakarta
relatif mudah yaitu dengan angkutan umum dan kendaraan pribadi dengan kondisi
jalan yang mulus. Kondisi sarana transportasi yang memadai ini mempermudah
36
akses bagi perkembangan pemasaran anggrek vanda douglas di Kecamatan Gunung
Sindur, membuat bunga potong anggrek vanda douglas dapat tumbuh secara
optimal sehingga Kecamatan Gunung Sindur menjadi salah satu sentra penghasil
tanaman anggrek vanda douglas terbesar di Kabupaten Bogor.
4.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin, Tingkat
Pendidikan dan Mata Pencaharian di Kecamatan Gunung Sindur
Jumlah Penduduk di Kecamatan Gunung Sindur yang terdiri dari usia,
jenis kelamin dan tingkat pendidikan. Dapat dilihat pada tabel dibawah berikut.
Tabel 4. Penduduk Kecamatan Gunung Sindur Berdasarkan Kelompok Umur
(jiwa) dan Jenis Kelamin Tahun 2020
Sumber : Kecamatan Gunung Sindur, 2020
Berdasarkan Tabel 4, penduduk Kecamatan Gunung Sindur berjumlah
143.401 jiwa dengan 33.112 kepala keluarga, yang terdiri dari 68.460 laki-laki dan
67.155 perempuan. Jumlah penduduk pada usia 25-34 tahun memiliki jumlah
terbanyak yaitu sebesar 24.448, usia 25-34 tahun merupakan golongan usia
produktif.
No Kelompok Umur
(tahun) Laki-laki Presentase Perempuan Persentase
1 Umur 0-4 6.891 10,07 6.560 9,76
2 Umur 5-14 12.256 17,9 11.727 17,47
3 Umur 15-24 12.172 17,78 12.065 17,97
4 Umur 25-34 12.374 18,07 12.074 17,98
5 Umur 35-44 11.030 16,11 10.091 15,03
6 Umur 45-54 7.575 11,08 6.763 10,07
7 Umur 55-64 4.302 6,28 3.969 5,91
8 > 65 1.859 2,71 3.906 5,81
Total 68.460 100 67.155 100
37
Tabel 5. Sebaran Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kecamatan
Gunung Sindur Tahun 2020
Sumber : Kecamatan Gunung Sindur, 2020
Berdasarkan Tabel 5, penduduk tamat SD sebanyak 12.075, penduduk tamat
SMP 4.750, penduduk tamat SMA 2.112, dan penduduk tamat Perguruan Tinggi
1.752. Dapat dilihat penduduk di Kecamatan Gunung Sindur belum memiliki
tingkat kesadaran yang baik dalam hal pendidikan.
Tabel 6. Sebaran Penduduk Kecamatan Gunung Sindur Berdasarkan Mata
Pencaharian Tahun 2020
No Mata Pencaharian Jumlah (jiwa) Persentase
1 Pertanian 157 0,91
2 Buruh 530 3,1
3 PNS 991 5,79
4 Peternak 53 0,30
5 Karyawan swasta 15.385 89,9
Total 17.116 100 Sumber : Kecamatan Gunung Sindur, 2020
Dengan latar pendidikan dan keahlian yang berbeda, penduduk Kecamatan
Gunung Sindur memiliki mata pencaharian yang berbeda-beda. Mata pencaharian
penduduk di Kecamatan Gunung Sindur sebagian besar sebagai Karyawan Swasta
yaitu sebanyak 15.385 jiwa atau sekitar 89,9 persen, dan paling sedikit penduduk
yang mata pencahariannya di sektor peternakan sebesar 53 orang atau 0,30%
No Tingkat Pendidikan Jumlah
(orang) Persentase
1 Tamat SD 12.075 58,37
2 Tamat SMP 4.750 22,95
3 Tamat SMA 2.112 10,21
4 Perguruan Tinggi 1.752 8,47
Total 20.689 100
38
adapun untuk sektor pertanian sebanyak 157 jiwa atau sekitar 0,91 persen yang
terdiri dari 30 petani anggrek dan sisanya petani sayuran.
4.3 Karakteristik Responden Usaha Anggrek Vanda Douglas di
Kecamatan Gunung Sindur Kabupaten Bogor
Karakteristik petani adalah ciri atau sifat yang dimiiki oleh seorang petani,
pada penelitian ini karakteristik petani anggrek vanda douglas terdiri dari umur,
tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, pengalaman usaha, dan luas
lahan.
4.3.1 Kelompok Umur
Karakteristik responden berdasarkan faktor umur merupakan salah satu hal
yang perlu diketahui karena berpengaruh pada perilaku petani dalam mengelola
usaha, selain itu tingkat umur juga dapat berpengaruh pada produktifitas petani
dalam melakukan pekerjaan.
Tabel 7. Sebaran Responden Berdasarkan Umur Petani Anggrek Vanda Douglas
di Kecamatan Gunung Sindur Tahun 2020
No Umur Petani
(tahun) Jumlah (orang) Persentase
1 30-40 7 23,33
2 41-50 13 43,34
3 51-60 4 13,33
4 61-70 4 13,33
5 71-80 2 6,67
Total 30 100 Sumber : Data Primer, 2020 (Diolah)
Berdasarkan Tabel 7 dan dapat dilihat pada Lampiran 2, sebagian besar
petani anggrek vanda douglas tergolong dalam umur 30-40 tahun sebanyak 7 orang
(23,33%), 41-50 berjumlah 13 orang (43,34%), 51-60 sebanyak 4 orang (13,33%),
61-70 sebesar 4 orang (13,33%), dan jumlah petani yang berumur 71-80 sebanyak
39
2 orang (6,67%). Angka tersebut menunjukkan bahwa petani anggrek berumur
produktif berkisar umur 41-50 tahun.
4.3.2 Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan responden penting diketahui karena berhubungan
secara langsung terhadap kemampuan petani dalam berusahatani, semakin tinggi
tingkat pendidikan maka semakin luas wawasannya. Biasanya petani yang
berpendidikan tinggi lebih berinovasi dalam upaya meningkatkan produksi dan
penangan terhadap risiko produksi.
Berdasarkan tingkat pendidikan responden petani anggrek dikelompokkan
menjadi lima, yaitu tidak tamat SD, SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi.
Sebaran petani responden di Kecamatan Gunung Sindur berdasarkan tingkat
pendidikan pada tahun 2020 dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Sebaran Responden Petani Anggrek Vanda Douglas Berdasarkan
Tingkat Pendidikan di Kecamatan Gunung Sindur Tahun 2020
No Tingkat Pendidikan Jumlah
(orang) Persentase
1 Tidak Sekolah 3 10
2 SD 8 26,67
3 SMP 11 36,67
4 SMA 7 23,33
5 Diploma / S1 1 3,33
Total 30 100 Sumber : Data Primer, 2020 (Diolah)
Berdasarkan tingkat pendidikan, jumlah tingkat pendidikan paling banyak
adalah tamatan SMP sebanyak 11 orang dan jumlah tingkat pendidikan paling
rendah tidak sekolah berjumlah 3 orang, sementara jumlah responden pendidikan
yang paling tinggi ada pada tingkatan Diploma/S1 yaitu 1 orang dari tabel tersebut
dapat dilihat kebanyakan petani tidak berpendidikan tinggi , tetapi petani yang
40
berpendidikan rendah lebih paham mengenai budidaya anggrek dikarenakan usaha
budidaya turun menurun dan pengalaman cukup lama.
4.3.3 Jumlah Tanggungan Keluarga
Petani anggrek yang menjadi responden yaitu berjumlah 30 orang dengan
persentase 100% tanggungan keluarga tani yang berdasarkan jumlah anggota
keluarga dibagi menjadi dua yang terdiri dari 1-3 orang dan 4-5 orang. Tabel 10,
menyajikan sebaran jumlah tanggungan keluarga petani responden anggrek vanda
douglas.
Tabel 9. Sebaran Jumlah Tanggungan Keluarga Responden Petani Anggrek
Vanda Douglas di Kecamatan Gunung Sindur, Tahun 2020
No
Tanggungan Keluarga
(orang)
Jumlah
(orang) Persentase
1 1-3 orang 27 90
2 4-5 orang 3 10
Total 30 100
Sumber : Data Primer, 2020 (Diolah)
Berdasarkan tabel 9, dapat dilihat tanggungan keluarga terbanyak adalah 1-
3 orang yaitu sebanyak 27 orang dengan presentase 90 % dan tanggungan keluarga
terkecil adalah 4-5 orang yaitu sebanyak 3 orang dengan presentase 30 %. Hal
tersebut menjelaskan tanggungan keluarga petani anggrek vanda douglas tidak
terlalu besar.
4.3.4 Pengalaman Usaha
Pengalaman sangat berpengaruh terhadap keberhasilan usaha, meskipun
mayoritas responden petani anggrek tidak berpendidikan tinggi. Namun dengan
pengalaman yang cukup lama dapat terlihat bahwa banyak petani yang sukses
41
dalam usaha anggreknya. Sebaran petani responden di Kecamatan Gunung Sindur
berdasarkan lamanya bertani anggrek dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Sebaran Responden Petani Berdasarkan Pengalaman Bertani Anggrek
Vanda Douglas di Kecamatan Gunung Sindur Tahun 2020
No Pengalaman Usahatani
(tahun)
Jumlah
(orang) Persentase
1 < 10 tahun 10 33,33
2 10-20 tahun 12 40
3 >20 tahun 8 26,67
Total 30 100 Sumber : Data Primer, 2020 (Diolah)
Pengalaman responden petani anggrek di Kecamatan Gunung Sindur
mayoritas selama 10-20 tahun yaitu sebanyak 12 orang atau sebesar 40% dari total
responden, hal ini menunjukkan bahwa para petani di Kecamatan Gunung Sindur
sudah cukup berpengalaman dalam melakukan usaha anggrek. Pengalaman yang
sudah cukup lama tersebut dikarenakan usaha anggrek yang dilakukan sudah turun
menurun merupakan warisan dari orang tua.
4.3.5 Luas Lahan
Luas lahan merupakan fakor penting dalam berusahatani, luas lahan
berhubungan erat dengan hasil produksi yang diperoleh. Sehingga semakin luas
suatu lahan, maka semakin besar pula jumlah produksinya. Sebaran petani
responden di Kecamatan Gunung Sindur berdasarkan luas lahan dapat dilihat pada
Tabel 11.
42
Tabel 11. Sebaran Responden Berdasarkan Luas Lahan Petani Anggrek Vanda
Douglas di Kecamatan Gunung Sindur Tahun 2020
No Luas Lahan
(ha)
Jumlah
(orang) Persentase
1 < 0,5 28 93,34
2 0,5 1 3,33
3 1 1 3,33
Total 30 100
Sumber : Data Primer, 2020 (Diolah)
Petani responden yang memiliki luas terbanyak ada pada petani yang
memiliki luas lahan < 0,5 ha yaitu sebanyak 28 orang atau 93,34%, sedangkan
petani yang memiliki luas lahan sebesar 0,5 ha ada sebanyak 1 orang atau sebesar
3,33% dan yang terakhir petani yang memiliki luas lahan 1 ha ada sebanyak 1 orang
atau sebesar 3,33%. Hal ini menunjukkan bahwa responden petani anggrek
memiliki lahan yang hampir merata yaitu < 0,5 ha.
4.4 Gambaran Umum Anggrek Vanda Douglas di Kecamatan Gunung
Sindur
Kegiatan usaha anggrek vanda douglas di Kecamatan Gunung Sindur relatif
seragam, baik dalam kegiatan pengolahan lahan, penanaman, pemupukan, dan
pemeliharaan, perbedaanya terletak pada waktu pemanenan dikarenakan waktu
tanam, input yang berbeda antar petani. Anggrek vanda douglas yang digunakan
oleh petani didapatkan dari kebun sendiri yang sudah diturunkan turun menurun
serta diteruskan oleh anak dan cucu, untuk memperoleh bibit dari petani lain dengan
harga Rp 500 per satuan bibit. Pohon yang bagus untuk dijadikan bibit anggrek
yang ditanam biasanya berukuran 1 meter. Bibit yang ditanam berasal dari stek
pucuk dan menghasilkan produksi bunga kurang lebih 6 bulan setelah ditanam.
43
Pupuk yang digunakan petani anggrek adalah pupuk organik dan anorganik,
pupuk organik yang digunakan adalah pupuk kandang sedangkan pupuk anorganik
yang digunakan adalah pupuk cair yaitu growmore dan atonik, pupuk kandang
dibeli dari peternakan ayam dengan harga Rp. 7000 yang ada di sekitaran Gunung
Sindur, sedangkan pupuk anorganik biasanya dibeli di toko pertanian daerah
Parung. Pestisida yang digunakan petani anggrek vanda douglas adalah curacron,
rizotin, dusban, dan sidametri, penyediaan pupuk anorganik petani memperoleh
pestisida dengan cara membeli di toko pertanian sekitar daerah Parung.
4.4.1 Kegiatan Usaha Anggrek Vanda Douglas
Penanaman anggrek dimulai dengan tahap pengolahan lahan, pada tahap
pengolahan lahan, petani membersihkan rumput dari sekitaran lahan, setelah lahan
bersih, selanjutnya membuat baris dengan ukuran 30 - 40 cm, dengan panjang baris
8 meter, jarak antar baris kurang lebih 80 cm, penanaman dengan jarak 4 – 5 jari
orang dewasa, menggunakan bambu dengan panjang 2,5 meter dengan ukuran
anggrek 1 meter, kemudian diberikan rumput kering untuk menyerap air pada saat
penyiraman dan menahan pupuk agar tidak berceceran.
Pemupukan di lahan anggrek dengan memberi pupuk kandang dilakukan
setiap tiga bulan sekali, yang artinya selama permusim tanam dilakukan 2 kali
pemupukan. Kemudian diberikan pupuk cair atonik dan grow more, pemeberian
pupuk dilakukan seminggu sekali, penggunaan pupuk cair 1 botol ukuran 500 ml
dapat bertahan 1 bulan maka permusim tanam dapat menghabiskan 6 botol pupuk
cair. Pemberian pupuk yang terpenuhi dan sesuai pemberiannya akan bagus pada
produktifitas bunga.
44
Penyemprotan dilakukan satu kali dalam seminggu oleh petani dengan
menyemprotkan pestisida ke tamanan anggrek, pestisida yang biasa digunakan
yaitu rizotin, curacron, dusban dan sidhametrin. Penyemprotan ini untuk
mengatasi, mencegah serangan hama yang merusak bunga dan merugikan petani,
jika terjadi jamur biasanya petani menyemprotkan fungisida yang biasa digunakan
yaitu curacron, rizotin.
Penyiraman kebun anggrek dilakukan sekali sehari, kebun anggrek tidak
membutuhkan naungan karena anggrek merupakan tanaman yang sangat
membutuhkan sinar matahari, jika kekurangan sinar matahari proses fotosintetis
akan terganggu dan pemebentukan bunga akan terhambat. Namun paparan sinar
matahari yang sering juga dapat membuat anggrek tidak bagus yaitu daun menjadi
kuning, maka air dibutuhkan untuk menyeimbangkan kondisi tersebut. Penyiraman
tanaman anggrek biasanya menggunakan air sumur, air ledeng, air hujan,
penyiraman dapat dilakukan pada pagi atau sore hari setiap harinya. Namun
biasanya petani melakukan penyiraman disaat sore hari pukul 16.00-20.00. Jika
hujan turun maka petani tidak perlu malakukan penyiraman.
Pemanenan biasanya dilakukan setelah tanaman berumur enam bulan
setelah tanam, pemanenan dilakukan dengan cara dipetik dan dilakukan pada pagi
atau sore hari, karena pada pagi atau sore hari bunga sedang mekar dan tidak panas
terkena matahari agar bunga tidak layu. Saat panen terdapat 3.000 tangkai anggrek
vanda douglas per 0,1 ha. 3.000 tangkai anggrek vanda douglas didapat dari
banyaknya tangkai bunga per bibit dikali dengan jumlah bibit per luas lahan dan
45
biasanya per bibit terdapat 2-3 tangkai bunga, namun saat panen tidak semua
anggrek yang di panen dalam kondisi bagus.
Penjualan anggrek vanda douglas yaitu dengan cara menjual bunga yang
sudah dipetik kemudian di ikat dalam satu ikat berisi 100 tangkai anggrek, setelah
itu menjual hasil panennya kepada pedagang dan pengumpul yang langsung datang
ke kebun yang kemudian akan dijual kembali oleh pengumpul ke pasar rawa
belong. Petani dapat menjual hasil produksi penjualan bunga potong anggrek
vanda douglas yang sudah dipanen, namun terkadang tidak semua anggrek yang
dipanen dapat dijual dikarenakan setelah panen ada yang terkena hama, busuk akar,
terkena penyakit dan layu. Penentuan harga jual bunga potong anggrek vanda
douglas ditentukan oleh kesepakatan kedua belah pihak yaitu antara penjual dengan
pedagang pengumpul. Volume penjualan bunga potong anggrek vanda douglas
dinilai dengan satuan ikat, dimana dalam satu ikat bunga potong anggrek berisi
seratus tangkai bunga potong anggrek vanda douglas. Petani dapat menjual
anggrek paling sedikit 30 ikat anggrek vanda douglas per 0,1 ha. 30 ikat anggrek
vanda douglas didapat dari jumlah tangkai bunga yang dihasilkan dibagi dengan
penjualan pertangkai.
46
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Biaya Investasi
Investasi merupakan modal awal yang dikeluarkan oleh petani anggrek
vanda douglas di Kecamatan Gunung Sindur untuk memulai usaha anggrek vanda
douglas. Berikut total investasi yang dikeluarkan oleh petani anggrek vanda
douglas di Kecamatan Gunung Sindur dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Total Biaya Investasi Usaha Anggrek Vanda Douglas di Kecamatan
Gunung Sindur Permusim Tanam Per 4,3 ha Tahun 2020
No Komponen Jumlah
(unit)
Harga satuan
(Rp) Total biaya (Rp)
1 Bambu 3.000 10.000 30.000.000
2 Cangkul 70 100.000 7.000.000
3 Mesin air 38 1.800.000 68.400.000
4 Sprayer 45 450.000 20.250.000
5 Selang 1.500 5.000 7.500.000
6 Serokan 94 13.000 1.222.000
134.372.000 Sumber : Data Hasil Penelitian, 2020 (Diolah)
Berdasarkan Tabel 12. Menunjukkan bahwa total biaya peralatan yang
dikeluarkan oleh petani anggrek vanda douglas di Kecamatan Gunung Sindur
adalah Rp. 134.372.000. Biaya yang paling besar pertama dikeluarkan oleh petani
anggrek vanda douglas di Kecamatan Gunung Sindur adalah biaya untuk pembelian
mesin air sebesar Rp. 68.400.000. Biaya terbesar kedua adalah biaya untuk
pembelian bambu sebesar Rp. 30.000.000. Biaya terbesar ketiga adalah biaya yang
digunakan untuk membeli sprayer yaitu sebesar Rp. 20.250.000. Selanjutnya biaya
terbesar keempat adalah selang yaitu sebesar Rp. 7.500.000. Kemudian biaya
47
kelima dan keenam yaitu biaya cangkul dan serongan dengan biaya cangkul sebesar
Rp. 7.000.000 dan biaya serokan sebesar Rp. 1.122.000.
5.1.1 Biaya Penyusutan
Biaya penyusustan adalah biaya yang dikeluarkan berdasarkan proses
alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu asset selama umur
ekonomisnya. Berikut total biaya penyusutan yang dikeluarkan oleh petani anggrek
vanda douglas di Kecamatan Gunung Sindur dapat dilihat pada Tabel 13 berikut.
Tabel 13. Total Biaya Penyusutan Usaha Anggrek Vanda Douglas di Kecamatan
Gunung Sindur Permusim Tanam Per 4,3 ha Tahun 2020
No Komponen Jumlah
(unit)
Harga
satuan
(Rp)
Nilai beli
(Rp)
Umur
ekonomis
(tahun)
Penyusutan
(Rp)
1 Bambu 3000 10.000 30.000.000 5 6000.000
2 Cangkul 70 100.000 7.000.000 5 1.400.000
3 Mesin air 38 1.800.000 68.400.000 5 13.680.000
4 Sprayer 45 450.000 20.250.000 5 4.050.000
5 Selang 1500 5.000 7.500.000 5 1.500.000
6 Serokan 94 13.000 1.222.000 5 244.400
26.874.400 Sumber : Data Hasil Penelitian, 2020 (Diolah)
Berdasarkan Tabel 13, menunjukkan bahwa total biaya penyusutan yang
dikeluarkan oleh petani anggrek vanda douglas di Kecamatan Gunung Sindur
sebesar Rp. 26.874.400. Penyusutan masing-masing peralatan disesuaikan dengan
nilai umur ekonomis. Perhitungan penyusutan alat – alat pertanian yang digunakan
pada penelitian ini adalah metode penyusutan garis lurus. Penyusutan pada usaha
anggrek ini yaitu bambu, cangkul, mesin air, sprayer, selang, dan serokan.
5.2 Biaya Usaha Anggrek Vanda Douglas
Biaya usaha anggrek vanda douglas di Kecamatan Gunung Sindur terdiri
dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap terdiri dari sewa lahan, pajak lahan
48
dan penyusutan. Sedangkan biaya variabel adalah bibit, pupuk organik, pupuk
anorganik, pestisida, biaya penggunan listrik, dan tenaga kerja luar keluarga.
5.2.1 Biaya Tetap
Biaya tetap dalam penelitian ini meliputi sewa lahan, pajak lahan dan
penyusutan, perhitungan biaya sewa lahan dapat dilihat pada Lampiran 2. Berikut
hasil perhitungan biaya tetap petani anggrek vanda douglas permusim tanam di
Kecamatan Gunung Sindur dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Komponen Biaya Tetap Usaha Anggrek Vanda Douglas di
Kecamatan Gunung Sindur Permusim Tanam Per 4,3 ha Tahun 2020
No Komponen Jumlah Biaya (Rp/ha)
1 Sewa Lahan 8.000.000
2 Pajak Lahan 11.700.000
3 Penyusutan 26.874.400
Total Biaya Tetap 46.574.400
Sumber : Data Hasil Penelitian, 2020 (Diolah)
Berdasarkan Tabel 14. Petani yang tidak memiliki lahan untuk usaha
menggunakan lahan sewa, dari tiga puluh petani terdapat empat petani anggrek
menyewa lahan dengan biaya sewa Rp. 2.000.000 per 0,1 ha petani menyewa
dengan luas lahan 0,1 ha terdapat empat petani maka jumlah biaya sewa lahan 4
orang x Rp. 2.000.000 maka total biaya sewa lahan Rp. 8.000.000. Lahan sewa
dikenakan biaya hanya diawal dan bisa digunakan selamanya jika pemilik belum
menggunakan lahan tersebut. Selanjutnya pajak lahan dikenakan biaya kepada
pemilik lahan. Biaya pajak lahan per 0,1 ha sebesar Rp. 300.000, terdapat 24 orang
yang memiliki lahan sebesar 0,1 ha, 1 orang memiliki lahan 1 ha, dan 1 orang
memiliki lahan 0,5 ha dan sisanya 4 orang tidak membayar pajak karena
menggunakan lahan sewa. Maka total biaya pajak lahan sebesar Rp. 11.700.000
49
perhitungan pajak lahan dapat dilihat pada Lampiran 3. Dan penyusutan masing-
masing peralatan disesuaikan dengan nilai umur ekonomis yang terdapat di Tabel
13 biaya penyusutan sebesar Rp. 26.874.400. Dapat dilihat total biaya tetap sebesar
Rp. 46.574.400
5.2.2 Biaya Variabel
Biaya variabel anggrek vanda douglas di Kecamatan Gunung Sindur
meliputi biaya bibit, biaya pupuk organik, biaya pupuk anorganik, biaya pestisida,
biaya tenaga kerja luar keluarga, biaya penggunaan listrik. Biaya variabel yang
disajikan adalah biaya variabel permusim tanam yakni dari bulan September 2019
– Februari 2020, komponen biaya variabel usaha anggrek vanda douglas di
Kecamatan Gunung Sindur dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.
Tabel 15. Komponen Biaya Variabel Usaha Anggrek Vanda Douglas di
Kecamatan Gunung Sindur Permusim Tanam Per 4,3 ha Tahun 2020
No Komponen Jumlah Biaya (Rp)
1 Pupuk Organik 60.200.000
2 Biaya Penggunan Listrik 29.700.000
3 Bibit 21.500.000
4 Pupuk Anorganik 16.095.000
5 Pestisida 13.380.000
6 Gaji Tenaga Luar Keluarga (TKLK) 2.200.000
Total Biaya Variabel 143.075.000 Sumber : Data Hasil Penelitian, 2020 (Diolah)
Komponen biaya variabel terbesar yaitu pupuk organik, perhitungan biaya
pupuk organik dapat dilihat pada Lampiran 4. Pupuk organik yang digunakan
adalah pupuk kandang, pupuk cukup penting dalam usaha anggrek. Penggunaan
pupuk 100 karung untuk 3 bulan per 0,1 ha, maka penggunaan pupuk untuk
permusim tanam sebesar 200 karung pupuk per 0,1 ha. Terdapat 28 orang yang
50
memiliki luas lahan sebesar 0,1 sisanya 1 ha dan 0,5 ha, jumlah pupuk keseluruhan
petani sebanyak 8.600 karung dengan harga per karung Rp. 7.000, total biaya pupuk
sebesar Rp. 60.200.000.
Perhitungan biaya penggunaan listrik dapat dilihat pada Lampiran 5. Biaya
listrik yang dikeluarkan petani dalam memproduksi anggrek selama permusim
tanam per 0,1 ha sebesar Rp. 150.000 per bulan terdapat 28 orang. Dan luas lahan
1 ha biaya listrik perbulannya sebesar Rp. 500.000 perbulan, kemudian luas lahan
0,5 ha biaya listrik perbulan sebesar Rp. 250.000. Total biaya penggunaan listrik
sebesar Rp. 29.700.000.
Berdasarkan Tabel 15 dan perhitungan biaya bibit dapat dilihat pada
Lampiran 6, biaya bibit anggrek vanda douglas yaitu sebesar Rp. 21.500.000. Bibit
yang digunakan dapat di stek dan ditanam kembali sehingga petani biasanya
mengeluarkan biaya diawal untuk membeli bibit setelah itu petani tidak membeli
bibit lagi.
Pupuk anorganik yang digunakan oleh petani adalah pupuk akar dan daun,
pupuk anorganik digunakan sejak awal penanaman hingga memasuki masa
produksi bunga selama 6 bulan, penyemprotan satu kali dalam satu minggu. Pupuk
anorganik atau biasa disebut pupuk cair yang biasa digunakan oleh petani yaitu
atonik dan grow more. Pupuk yang digunakan pupuk yang berukuran 500 ml, 1
botol ukuran 500 ml bisa digunakan sampai satu bulan. Jadi selama 6 bulan atau
permusim tanam pupuk cair yang digunakan sebanyak 6 botol per 0,1 ha.
Perhitungan biaya pupuk anorganik yang dikeluarkan oleh petani sebesar Rp
16.095.000 permusim tanam terdapat pada Lampiran 7.
51
Pestisida yang digunakan oleh petani yaitu jenis pestisida rizotin, curracron,
dusban, dan sidamethrin, pestisida digunakan untuk merawat tanaman anggrek dari
serangan hama. Penyemprotan pestisida dilakukan satu minggu sekali, pestisida
yang digunakan berukuran 500 ml, 1 botol ukuran 500 ml bisa digunakan sampai
satu bulan. Jadi selama 6 bulan atau permusim tanam pupuk cair yang digunakan
sebanyak 6 botol per 0,1 ha. Biaya penggunaan pestisida sebesar Rp. 13.380.000
permusim tanam, perhitungan biaya pestisida dapat dilihat pada Lampiran 8.
Biaya gaji tenaga kerja luar keluarga (TKLK), yang dimana responden
petani anggrek vanda douglas tidak banyak yang menggunakan tenaga kerja dari
luar dikarenakan biaya upah yang tinggi Rp 100.000 per hari dengan lama kerja 8
jam yaitu mulai dari jam 08.00-16.00 WIB. Bagi para petani lebih baik
mengerjakan sendiri dibanding harus mengeluarkan upah, biaya untuk upah tenaga
kerja luar keluarga (TKLK) Rp 2.200.000 permusim tanam. Perhitungan biaya
TKLK dapat dilihat pada Lampiran 9. Dan biaya tenaga kerja dalam keluarga
(TKDK) tidak ada upah yang dikeluarkan oleh petani anggrek vanda douglas di
Kecamatan Gunung Sindur dikarenakan tenaga kerja dalam keluarga terdiri dari
suami, istri dan anak.
5.2.3 Total Biaya
Total biaya usaha anggrek vanda douglas permusim tanam merupakan
penjumlahan seluruh komponen biaya, baik biaya tetap dan biaya variabel. Total
biaya yang digunakan petani anggrek vanda douglas di Kecamatan Gunung Sindur
permusim tanam per 4,3 ha tahun 2020 dapat dilihat pada Tabel 16.
52
Tabel 16. Komponen Total Biaya Usaha Anggrek Vanda Douglas di
Kecamatan Gunung Sindur Permusim Tanam Per 4,3 ha Tahun 2020
No Jenis Biaya Jumlah (Rp)
1 Biaya Tetap 19.700.000
2 Biaya Variabel 143.075.000
Total Biaya 162.775.000 Sumber : Data Hasil Penelitian, 2020 (Diolah)
Berdasarkan Tabel 16, biaya terbesar dalam usaha anggrek vanda douglas
adalah biaya variabel, biaya variabel petani anggrek vanda douglas permusim
tanam per 4,3 ha pada bulan September 2019 - Februari 2020 yaitu dengan jumlah
Rp. 143.075.000. Sedangkan biaya tetap usaha anggrek vanda douglas permusim
tanam sebesar Rp. 19.700.000 karena biaya tetap yang dimasukan hanya biaya sewa
dan pajak lahan, biaya penyusutan tidak ikut dihitung kedalam total biaya. Maka
biaya total yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel yang harus dikeluarkan
oleh petani anggrek vanda douglas di Kecamatan Gunung Sindur permusim tanam
sebesar per 4,3 ha adalah Rp. 162.775.000.
5.3 Hasil Penerimaan dan Pendapatan Usaha Anggrek Vanda Douglas di
Kecamatan Gunung Sindur
Penerimaan usaha ini merupakan produksi yang diterima usaha anggrek
vanda douglas di Kecamatan Gunung Sindur. Penerimaan usaha anggrek vanda
douglas diperoleh dari hasil penjualan bunga potong anggrek vanda douglas. Data
penerimaan bunga potong anggrek vanda douglas yang diperoleh dari setiap petani
anggrek yang ada di Desa Rawa Kalong dan Desa Cibinong dapat dilihat pada Tabel
17 dan perhitungan penerimaan terdapat pada Lampiran 11.
53
Tabel 17. Penerimaan Usaha Anggrek Vanda Douglas di Kecamatan Gunung
Sindur Permusim Tanam Tahun Per 4,3 ha 2020
Sumber : Data Hasil Penelitian, 2020 (Diolah)
Berdasarkan Tabel 17, dapat dilihat total penerimaan didapat dari volume
penjualan dikali harga jual. Volume penjulan diperoleh dari jumlah tangkai bunga
yang dihasilkan dibagi dengan jumlah bibit per luas lahan. Harga jual per ikat
sebesar Rp. 100.000, dilihat dari volume penjualan bunga potong anggrek vanda
douglas yaitu sebesar 1.290 ikat dikali dengan harga jual Rp. 100.000 per ikat.
Maka didapat total penerimaan sebesar Rp. 129.000.000, penentuan harga jual
bunga potong anggrek vanda douglas ditentukan oleh kesepakatan kedua belah
pihak yaitu antara penjual dengan pedagang pengumpul. Volume penjualan bunga
potong anggrek vanda douglas dinilai dengan satuan ikat, dimana dalam satu ikat
bunga potong anggrek berisi seratus tangkai bunga potong anggrek vanda douglas.
Petani dapat menjual anggrek paling sedikit sebanyak 30 ikat anggrek vanda
douglas permusim tanam per 0,1 ha.
Pendapatan usaha anggrek vanda douglas merupakan selisih antara
keseluruhan penerimaan dengan biaya yang dikeluarkan dalam menjalankan usaha
anggrek vanda douglas. Analisis pendapatan usaha anggrek vanda douglas di
Kecamatan Gunung Sindur dapat dilihat pada Tabel 18.
No Uraian
Volume
Penjualan
(Ikat)
Harga Jual
(Rp/Ikat) Penerimaan (Rp)
1
Bunga Potong Anggrek
Vanda Douglas 1.290 Rp. 100.000 Rp. 129.000.000
Total Penerimaan Rp. 129.000.000
54
Tabel 18. Pendapatan Usaha Anggrek Vanda Douglas di Kecamatan Gunung
Sindur Permusim Tanam Per 4,3 ha Tahun 2020
No Uraian Nilai (Rp)
1 Penerimaan 129.000.000
2 Total Biaya Tetap 19.700.000
3 Total Biaya Variabel 143.075.000
4 Total Biaya 162.775.000
5 Pendapatan atas Total Biaya (1-4) -33.775.000 Sumber : Data Hasil Penelitian, 2020 (Diolah)
Berdasarkan Tabel 18, dapat diketahui nilai pendapatan atas total biaya.
Pendapatan atas total biaya memasukkan biaya tetap diluar biaya penyusutan dan
biaya variabel dikurang dengan penerimaan, nilai pendapatan menggambarkan
keuntungan yang diperoleh pada setiap petani anggrek vanda douglas yang ada di
Kecamatan Gunung Sindur. Besarnya pendapatan usaha anggrek vanda douglas
belum cukup memadai karena pendapatan yang diperoleh masih kurang untuk
membayar seluruh biaya pembelian sarana produksi. Usaha anggrek vanda douglas
ini belum dikatakan berhasil karena penerimaan yang diperoleh belum mencukupi
untuk membayar seluruh biaya yang dikeluarkan selama permusim tanam, baik
biaya tetap maupun biaya variabel dan masih menghasilkan selisih yang negatif
yaitu rugi.
5.4 Arus Kas Bersih
Kas bersih dimaksudkan untuk mengetahui besarnya keuntungan yang
diperoleh dari usaha anggrek vanda douglas di Kecamatan Gunung Sindur selama
permusim tanam. Kas bersih diperoleh dari penjumlahan laba setelah pajak dengan
penyusutan aset tetap. Hasil kas bersih usaha anggrek vanda douglas dapat dilihat
pada Tabel 19 berikut.
55
Tabel 19. Laba dan Kas Bersih Usaha Anggrek Vanda Douglas di Kecamatan
Gunung Sindur Tahun 2020
No Uraian Jumlah (Rp)
1 Penerimaan 129.000.000
2 Biaya Total 162.775.000
3 EBITDA = (1-2) -33.775.000
4 Penyusutan 26.874.400
5 EBIT = (3-4) -60.649.400
6 Interest = 0% 0
7 EBT = (5-6) -60.649.400
8 EAT = (7) -60.649.400
Total Kas Bersih = (8+4) -33.775.000 Sumber : Data Hasil Penelitian, 2020 (Diolah)
Berdasarkan Tabel 19 dapat diketahui bahwa untuk mengetahui besar kas
bersih usaha anggrek vanda douglas di Kecamatan Gunung Sindur selama
permusim tanam yaitu diperoleh dari hasil penjumlahan laba dengan penyusutan
aset tetap. Kas bersih usaha yang diperoleh usaha anggrek vanda douglas di
Kecamatan Gunung Sindur yaitu selama September 2019 – Februari 2020 dengan
besar pendapatan sebesar Rp. -33.775.000. Jika dihitung kas bersih usaha anggrek
vanda douglas di Kecamatan Gunung Sindur adalah Rp. -33.775.000. Hal ini
menunjukkan bahwa usaha anggrek vanda douglas tidak menguntugkan.
5.5 Hasil Analisis Kelayakan Finansial Usaha Anggrek Vanda Douglas di
Kecamatan Gunung Sindur
Nilai pendapatan yang diperoleh dari selisih penerimaan dengan biaya
belum cukup menunjukkan keberhasilan, dan kelayakan suatu usaha yang
dijalankan oleh petani anggrek yang ada di Kecamatan Gunung Sindur. Maka
diperlukan analisis lebih mendalam untuk mengetahui hal tersebut. Analisis
tersebut dapat dilakukan melalui analisis biaya B/C rasio, Break Even Poin (BEP),
Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), dan Internal Rate of Return (IRR).
56
Dari analisis tersebut dapat mengetahui lebih mendalam mengetahui usaha anggrek
vanda douglas yang dijalankan pada setiap petani anggrek yang ada di Kecamatan
Gunung Sindur dapat dilihat pada penjelasan berikut ini.
5.5.1 Rasio Keuntungan atas Biaya (B/C Rasio)
Perbandingan antara pendapatan yang diperoleh dengan biaya yang
dikeluarkan dalam menjalankan usaha anggrek vanda douglas pada setiap petani
yang ada di Kecamatan Gunung Sindur ini merupakan analisis yang digunakan
untuk melihat tingkat nilai pendapatan yang diperoleh dari setiap rupiah yang
dikeluarkan. Nilai B/C rasio yang digunakan pada analisis ini meliputi nilai B/C
rasio atas total biaya. Komponen rasio keuntungan atas biaya pada usaha anggrek
vanda douglas di Kecamatan Gunung Sindur dapat dilihat pada Tabel 20.
Tabel 20. Keuntungan atas Biaya B/C Rasio Usaha Anggrek Vanda Douglas di
Kecamatan Gunung Sindur Permusim Tanam Per 4,3 Tahun 2020
No Uraian Nilai (Rp)
1 Pendapatan Usaha -33.775.000
2 Total Biaya Usaha 162.775.000
B/C Rasio -0,20 Sumber : Data Hasil Penelitian, 2020 (Diolah)
Berdasarkan tabel 20, dapat diketahui bahwa nilai B/C rasio atas biaya total
permusim tanam selama bulan September 2019 – Februari 2020, nilai B/C rasio
atas total biaya sebesar -0,20 yang berarti bahwa setiap Rp. 1.00.000 yang
dikeluarkan untuk total biaya pada usaha anggrek vanda douglas pada setiap petani
yang ada di Kecamatan Gunung Sindur akan memberikan pendapatan sebesar Rp.
-20.000.
Nilai B/C rasio atas total biaya menunjukkan lebih lanjut usaha anggrek
vanda douglas yang dijalankan para petani yang ada di Kecamatan Gunung Sindur
57
tidak mendatangkan keuntungan karena nilai B/C rasio atas total biaya lebih kecil
dari nol (B/C rasio < 0). Hal ini berarti usaha anggrek vanda douglas tidak dapat
memberikan keuntungan.
5.5.2 Break Event Point (BEP)
Break Even Point (BEP) merupakan titik impas karena pada titik tersebut
suatu usaha anggrek vanda douglas memperoleh untung dan tidak rugi, akan
menghasilkan laba yang diperoleh nol (impas). Perhitungan Break Even Point
(BEP) dibagi menjadi dua BEP produksi dan BEP harga.
1. BEP Produksi
Break Even Point (BEP) produksi atau volume merupakan hasil pembagian
antara total biaya usaha yang dikeluarkan oleh petani responden anggrek vanda
douglas dengan harga jual. Total biaya usaha yang dikeluarkan oleh petani anggrek
vanda douglas Rp. 162.775.000 permusim tanam dengan harga jual anggrek vanda
douglas adalah sebesar Rp. 100.000 per ikat. Berikut Tabel 21, BEP produksi
petani responden usaha anggrek vanda douglas di Kecamatan Gunung Sindur.
Tabel 21. Break Even Point Produksi Usaha Anggrek Vanda Douglas di
Kecamatan Gunung Sindur Permusim Tanam Per 4,3 ha Tahun 2020
No Uraian Jumlah
1 Total Biaya Usaha Rp. 162.775.000
2 Harga Jual / ikat Rp. 100.000
BEP Volume Produksi 1.627 ikat Sumber : Data Hasil Penelitian, 2020 (Diolah)
Berdasarkan hasil analisis Break Even Point (BEP) yang terlihat pada tabel
21, dapat diketahui BEP produksi usaha anggrek vanda douglas sebesar 1.627 ikat.
Menunjukkan bahwa BEP produksi mengalami titik impas pada volume produksi
58
mencapai sebesar 1.627 ikat. Apabila volume produksi kurang dari 1.627 ikat
dalam permusim tanam maka usaha akan mengalami kerugian, jika volume
produksi lebih dari 1.627 ikat permusim tanam maka usaha akan mendapatkan
keuntungan.
2. BEP Harga
Break Even Point (BEP) harga yaitu pembagian antara total biaya usaha
anggrek vanda douglas dengan total volume penjualan. Total biaya usaha anggrek
vanda douglas sebesar Rp. 162.775.000, sedangkan total volume penjualan anggrek
vanda douglas sebanyak 1.290 ikat. Tabel 22 hasil analisis BEP harga yang
diperoleh dari usaha anggrek vanda douglas di Kecamatan Gunung Sindur.
Tabel 22. Break Even Point Harga Usaha Anggrek Vanda Douglas di
Kecamatan Gunung Sindur Permusim Tanam Per 4,3 Tahun 2020
No Uraian Jumlah
1 Total Biaya Usaha Rp. 162.775.000
2 Volume Penjualan 1.290 ikat
BEP Harga Rp. 126.182/ikat Sumber : Data Hasil Penelitian, 2020 (Diolah)
Berdasarkan hasil analisis BEP harga yang ada pada petani responden
anggrek vanda douglas adalah Rp. 126.182 per ikat, yang berarti usaha anggrek
vanda douglas dapat mengalami titik impas pada harga jual Rp. 126.182 per ikat.
Jika harga jual kurang dari Rp. 126.182 maka usaha akan mengalami kerugian, dan
bila harga lebih maka akan mendapatkan keuntungan.
5.5.3 Payback Period (PP)
Payback Period (PP) digunakan untuk mengetahui jangka waktu
pengembalian modal yang telah dikeluarkan oleh petani responden anggrek vanda
douglas selama produksi yang diperoleh dari perbandingan nilai investasi dengan
59
kas bersih. Berikut hasil analisis Payback Period usaha anggrek vanda douglas di
Kecamatan Gunung Sindur dapat dilihat pada Tabel 23.
Tabel 23. Payback Period Usaha Anggrek Vanda Douglas di Kecamatan
Gunung Sindur Permusim Tanam Per 4,3 Tahun 2020
Sumber : Data Hasil Penelitian, 2020 (Diolah)
Berdasarkan hasil analisis Payback Period pada tabel 23, menunjukkan
hasil Payback Period sebesar -4,16 yang diperoleh dari perbandingan antara nilai
investasi dengan kas bersih dikalikan umur investasi. Nilai Payback Period
menunjukkan bahwa usaha anggrek vanda douglas negatif, yang artinya petani
belum dapat mengembalikan investasi karena merugi.
5.5.4 Net Present Value
Analisis Net Present Value (NPV) merupakan hasil perhitungan yang
menunjukkan kesetaraan pendapatan, arus kas, atau penghematan biaya dari
investasi yang diperkirakan akan diperoleh pada masa yang akan datang dengan
nilai investasi yang dilakukan saat ini, berdasarkan pertimbangan daya beli uang
atau nilai waktu uang. Hasil arus kas bersih (net cash flow) kemudian
didiskontokan dengan inflasi Kabupeten Bogor pada bulan September 2019 –
Februari 2020 yang dapat dilihat pada Lampiran 10 adalah 2 %. Kas bersih tahun
pertama dapat dilihat pada Tabel 24 yaitu adalah Rp. -33.775.000.
No Uraian Nilai (Rp)
1 Investasi Usaha Anggrek 134.372.000
2 Kas Bersih Usaha Anggrek -33.775.000
Payback Period -4,16
60
Tabel 24. Net Present Value (NPV) Usaha Anggrek Vanda Douglas di
Kecamatan Gunung Sindur Tahun 2020
(1) Kas Bersih (2) DF (2%) (3)
PV Kas Bersih (4)
= (2).(3)
1 -33.775.000 0,9804 -33.113.010
Total PV Kas Bersih -33.113.010
Modal Kerja 162.775.000
NPV -195.888.010 Sumber : Data Hasil Penelitian, 2020 (Diolah)
Berdasarkan Tabel 24, menunjukkan bahwa hasil Net Present Value (NPV)
yang diperoleh usaha anggrek vanda douglas di Kecamatan Gunung Sindur yaitu
sebesar Rp. -195.888.010. Hasil NPV usaha anggrek vanda douglas adalah Rp. -
195.888.010 < 0 atau bernilai negatif. Berdasarkan perhitungan Net Present Value
(NPV), maka usaha anggrek vanda douglas dikatakan tidak layak untuk dijalnkan
kedepannya.
5.5.5 Internal Rate of Return (IRR)
Internal Rate of Return (IRR) digunakan untuk mengetahui pada tingkat
suku bunga berapa nilai NPV sama dengan nol, untuk memperoleh nilai IRR
dilakukan perhitungan lanjutan sampai NPV negatif dengan cara discount factor
(DF) bertahap sampai diperoleh nilai NPV negatif. Tingkat bunga 2% didapat dari
inflasi Kabupaten Bogor pada bulan September 2019 – Februari 2020 pada
Lampiran 12 perhitungan Internal Rate of Return (IRR) usaha anggrek vanda
douglas di Kecamatan Gunung Sindur dapat dilihat pada Tabel 25 berikut ini.
61
Tabel 25. Internal Rate of Return (IRR) usaha anggrek vanda douglas di
Kecamatan Gunung Sindur Tahun 2020
No Uraian Hasil %
1 Internal Rate of Return (IRR) 1,68 Sumber : Data Hasil Penelitian, 2020 (Diolah)
Berdasarkan Tabel 25, menunjukkan bahwa hasil Internal Rate of Return
(IRR) yang diperoleh sebesar 1,68% berarti bahwa tingkat kemampuan maksimal
yang dibayarkan usaha ini akibat produksi sebesar 1,68%. Nilai IRR lebih kecil
dibandingkan dengan inflasi yaitu 2%. Sehingga secara kelayakan finansial usaha
anggrek vanda douglas tidak layak untuk dijalankan kedepannya. Dilihat dari hasil
pembahasan usaha anggrek vanda douglas tidak memberikan keuntungan yaitu dari
pendapatan negatif, B/C Rasio negatif, BEP Produksi kurang bibit, BEP harga
usaha anggrek harus menaikkan harga jual, dan Payback Period belum dapat
mengembalikan modal karena merugi. Kemudian dari kelayakan usaha
menunjukkan bahwa usaha ini tidak layak dijalankan dilihat dari NPV negatif dan
IRR negatif.
62
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan pada
penelitian ini, Kesimpulan sebagai berikut:
1. Biaya usaha yang dilakukan petani anggrek vanda douglas di
Kecamatan Gunung Sindur selama permusim tanam sebesar Rp.
162.775.000 yaitu terdiri dari biaya tetap Rp. 46.574.400 dan biaya variabel
Rp. 143.075.000. Pendapatan sebesar Rp. -33.775.000 dan Penerimaan
sebesar Rp. 129.000.000
2. Nilai B/C rasio sebesar -0,20 menunjukkan bahwa nilai B/C rasio kurang
dari nol, BEP volume produksi yaitu sebesar 1.627 ikat dan BEP harga Rp.
126.182 perikat, Payback Peiod sebesar -4,16 nilai Payback Period yang
menunjukkan bahwa usaha anggrek vanda douglas negatif, yang artinya
petani belum dapat mengembalikan investasi karena merugi. Kemudian
nilai NPV usaha anggrek sebesar Rp. -195.888.010 dan bernilai negatif dan
nilai IRR sebesar 1,68% < 2%
3. Berdasarkan hasil pendapatan negatif , dari nilai B/C rasio lebih kecil dari
nol (B/C rasio<0), hasil Net Present Value (NPV) bernilai negatif, dan nilai
Internal Rate of Return (IRR) lebih kecil dari inflasi. Sehingga dapat
diambil kesimpulan bahwa usaha anggrek vanda douglas yang dilakukan
oleh petani di Kecamatan Gunung Sindur tidak memberikan keuntungan
dan tidak layak untuk dijalankan kedepannya.
63
6.2 Saran
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan serta kesimpulan yang didapat
maka saran dari penulis adalah berkaitan dengan keberlangsungan usaha sebagai
berikut:
1. Dapat dilihat berdasarkan hasil analisis dan pembahasan serta kesimpulan
usaha anggrek vanda douglas yang dijalankan oleh petani di Kecamatan
Gunung Sindur tidak memberi keuntungan dan tidak layak untuk
dijalankan. Namun begitu jika ingin tetap melanjutkan usaha anggrek harus
ada yang diperbaiki dari segi penjualan agar hasil dari penjualan anggrek
dapat membayar biaya selama produksi, yaitu dengan menaikkan harga jual
anggrek pertangkai. Selain itu bisa dengan menambah bibit anggrek untuk
meningkatkan jumlah volume produksi dan volume penjualan.
2. Melakukan pencatatan usaha agar mengetahui pendapatan yang
diperoleh oleh setiap petaninya.
64
DAFTAR PUSTAKA
Anindya, Devita. 2019. Analisis Usahatani Dan Pemasaran Bunga Potong Anggrek
Vanda Douglas Di Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan.
[skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Badan Pusat Statistik. 2018. Produksi Anggrek Menurut Provinsi 2014-2018.
Kementrian Pertanian Republik Indonesia.
Badan Pusat Statistik. 2018. Produktivitas Tanaman Hias di Indonesia Tahun
2014-2018. Kementrian Pertanian Republik Indonesia.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor. 2020. Inflasi Kabupaten Bogor.
Kabupaten Bogor dalam Angka .
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor. 2020. Kecamatan Gunung Sindur
Dalam Angka.
Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat . 2020. Luas Panen dan Produksi
Anggrek Menurut Kabupaten dan Kota 2018. Provinsi Jawa Barat Dalam
Angka.
Balai Penelitian Tanaman Hias Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
2019. Budidaya Anggrek 2019. [Online]. Jawa Barat. Tersedia di:
http://balithi.litbang.pertanian.go.id/. [Diakses pada 26 Juli 2020]
Cahyono, Bambang. 2007. Teknik Budidaya, Pengolahan, dan Analisis
Usahatani Kacang Tanah. Semarang: CV. Aneka Ilmu.
Cahyono, Bambang dan Juanda Dede. 2000. Budidaya dan Analisis Usahatani
Ubi Jalar. Yogyakarta: Kansius.
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan. 2014. Pesona Anggrek Tangsel. Kota
Tangerang Selatan: Cerdas Modern Religius.
Febrianto, Agung. 2019. Analisis Kelayakan Finansial Usaha Pembenihan Ikan
Lele Sangkuriang Di Dafu Farm, Depok, Jawa Barat. [skripsi]. Jakarta:
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Gunawan, Livy Winata. 2003. Budidaya Anggrek. Edisi Revisi. Jakarta:
Penebar Swadaya.
Hernanto, Fadholi. 1995. Ilmu Usahatani. Jakarta: Penebar Swadaya.
Hery. 2015. Praktis Menyusun Laporan Keuangan Cepat Dan Mahir Menyajikan.
Jakarta : Gramedia Widia Sarana Indonesia.
65
Junaedhie, Kurniawan. 2014. Membuat Anggrek Pasti Berbunga. Jakarta: PT.
Agro Media Pustaka.
Kasmir dan Jakfar. 2012. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi Revisi. Jakarta:
Kencana.
Mahwanti, Sri. 2015. Analisis Pendapatan Dan Pola Pemasaran Usahatani Anggrek
Vanda Douglas, Rawakalong, Gunung Sindur, Bogor. [skripsi]. Bogor:
Institut Pertanian Bogor.
Matheus, Rupa,. dkk. 2019. Pertanian Teerpadu: Model Rancang Bangun dan
Penerapan pada Zona Agroekosistem Lahan Kering. Yogyakarta: CV. Budi
Utama.
Nadir dan Mutmainnah. 2018. Analisis Usahatani Perikanan Nelayan Patorani.
Makassar : CV. Inti Mediatama.
Peta Tematik Indonesia. 2013. Administrasi Kabupaten Bogor.
https://petatematikindo.wordpress.com/2013/12/10/administrasi-
kabupaten-bogor/. Diakses pada 14 November 2020.
Purwanto, Arie Wijayani. 2016. Anggrek Budidaya dan Perbanyakan.
Yogyakarta: LPPM UPN Veteran Yogyakarta Press.
Rencana Strategi (Renstra) Kecamatan Gunung Sindur Kabupaten Bogor Tahun
2018-2023
Sari, Febrina. 2018. Metode dalam Pengambilan Keputusan. Yogyakarta:
Deepublish
Soekartawi. 2016. Analisis Usahatani. Jakarta: UI – Press.
Subandriyo. 2016. Pengaruh Kebijakan Pemerintah terhadap Pendapatan
Petani Kakao di Kabupaten Jayapura. Yogyakarta: CV. Budi Utama.
Sunyoto, Danang. 2014. Studi Kelayakan Bisnis. Yogyakarta: Center of
Academic Publishing Service.
Suratiyah, Ken. 2015. Ilmu Usahatani. Edisi Revisi. Jakarta: Penebar Swadaya.
Tarigan, Robinson. 2005. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Edisi Revisi.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Tim Penulis PS. 2008. Agribisnis Tanaman Perkebunan. Jakarta: Penebar
Swadaya
66
Warisno dan Dahana, Kres. 2018. Peluang Usaha dan Budidaya Cabai.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Winarno, Sri Tjondro dan Darsono. 2019. Ekonomi Kopi Rakyat Robusta di Jawa
Timur. Ponorogo : Uwais Inspirasi Indonesia.
Yusuf, Nur Ikhsan. 2015. Analisis Pendapatan Usahatani Kangkung Organik
Petani Binaan Agribusiness Development Center (AADC) di Kabupaten
Bogor. [skripsi]. Jakarta : Universitas Islam Negeri Syarif Hidaytullah.
67
LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian
Kuesioner ini digunakan untuk bahan penelitian skripsi “ Analisis Kelayakan
Finansial Usaha Tanaman Hias Anggrek Vanda Douglas Di Kecamatan
Gunung Sindur Kabupaten Bogor ” di susun oleh Wildha Ainun Ritonga
(11160920000010) Mahasiswa Program Studi Agribisnis, Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
I. Karakteristik Responden
1. Nama :
2. Jenis Kelamin :
3. Umur :
4. Alamat :
5. Pendidikan Terakhir :
a. Tidak Sekolah d. SMA
b. SD e. Dimploma / S1
c. SMP
6. Status Pernikahan :
7. Jumlah Tanggungan Keluarga :
8. Pekerjaan Utama :
9. Pekerjaan Sampingan :
10. Pengalaman Bertani Anggrek :
11. Alasan Melakukan Usahatani Anggrek :
a. Harga Komoditi Tinggi
68
b. Pemasaran Terjamin
c. Keturunan / Tradisi
d. Memenuhi Kebutuhan Keluarga
e. Biaya Produksi Lebih Murah
12. Luas Lahan Yang Dimiliki :
13. Status Kepemilikan :
a. Milik Sendiri b. Sewa
14. Biaya Sewa Lahan :
15. Sumber Modal :
a. Pribadi c. Lainnya
b. Pinjam ke Bank
16. Hama dan Penyakit :
69
II. Kegiatan Usaha
1. Produksi Anggrek
2. Biaya Produksi
- Biaya Variabel
Pengeluaran Jumlah
Harga Satuan
(Rp) Total Biaya (Rp)
Bibit
Pupuk
Pestisida
Bambu
- Biaya Peralatan
Pengeluaran Jumlah
Harga
Satuan (Rp)
Total
Biaya (Rp)
Umur Ekonomis
(Tahun)
Cangkul
Mesin Air
Sprayer
Selang
Serokan
Panen Produksi (Tangkai) Harga (Rp) Jumlah (Rp)
1
2
70
- Biaya Tenaga Kerja
Kegiatan
Jumlah
(Orang)
Status
Pekerjaan
Jam Kerja
(Jam) Upah / Hari (Rp)
- Biaya Lain - Lain
Pengeluaran Biaya (Rp) Jumlah
Total Biaya
(Rp) Keterangan
Sewa Lahan
71
Lampiran 2. Data Responden Usaha Anggrek Vanda Douglas di Kecamatan
Gunung Sindur Tahun 2020
No
Responden Nama Umur
Tingkat
Pendidikan
Tanggungan
Keluarga
Lama
Berusaha
(Tahun)
1 Marli 30 SD 2 30
2 Sarifin 78 TS 1 30
3 Asep 51 SMP 3 24
4 Wasino 65 SD 5 30
5 Nilih 61 SMP 1 30
6 Asdih 45 SMA 1 22
7 Sadelih 72 TS 4 30
8 Madih 55 SD 2 22
9 Sandra 30 SD 3 10
10 Samen 50 SMA 1 20
11 Irkas 40 SMP 3 20
12 Edi 41 SMP 3 15
13 Marta 42 SMP 3 20
14 Roby 40 SMP 3 20
15 Masan 67 TS 2 20
16 Rina 40 S1 2 10
17 Herman 41 SD 3 20
18 Bodry 45 SMP 2 17
19 Saad 66 SD 5 15
20 Karja 60 SD 3 10
21 Agus 45 SMA 2 5
22 Supratman 45 SD 1 5
23 Samri 58 SMP 1 4
24 Sakil 45 SMA 1 5
25 Nuh 44 SMP 2 8
26 Ajib 41 SMP 1 4
27 Kiki 30 SMA 1 7
28 Sakir 41 SMA 3 6
29 Ipat 42 SMA 3 8
30 Adih 30 SMA 2 5
72
Lampiran 3. Biaya Pajak Lahan dan Sewa Lahan Usaha Anggrek Vanda Douglas
di Kecamatan Gunung Sindur Permusim Tanam Per 4,3 ha Tahun
2020
No Responden Luas lahan (ha) Sewa lahan (Rp)
1 0,1 *2.000.000
2 0,1 *2.000.000
3 0,1 *2.000.000
4 0,1 *2.000.000
5 0,1 300.000
6 0,1 300.000
7 0,1 300.000
8 0,1 300.000
9 0,1 300.000
10 0,1 300.000
11 0,1 300.000
12 0,1 300.000
13 0,1 300.000
14 0,1 300.000
15 0,1 300.000
16 0,1 300.000
17 0,1 300.000
18 0,1 300.000
19 0,1 300.000
20 0,1 300.000
21 0,1 300.000
22 0,1 300.000
23 0,1 300.000
24 0,1 300.000
25 0,1 300.000
26 0,1 300.000
27 0,1 300.000
28 0,1 300.000
29 1 3.000.000
30 0,5 1.500.000
Total biaya pajak lahan dan sewa lahan (Rp) 19.700.000
Keterangan : * Sewa Lahan
Selebihnya Pajak Lahan
73
Lampiran 4. Biaya Pupuk Organik Anggrek Vanda Douglas Di Kecamatan
Gunung Sindur Permusim Tanam Per 4,3 ha Tahun 2020
No
Responden
Pupuk
(Karung)
Luas
lahan
(ha)
Kuantitas
(Karung)
Harga
(Rp/Karung)
Biaya
Pupuk (Rp)
1 Kandang 0,1 200 7.000 1.400.000
2 Kandang 0,1 200 7.000 1.400.000
3 Kandang 0,1 200 7.000 1.400.000
4 Kandang 0,1 200 7.000 1.400.000
5 Kandang 0,1 200 7.000 1.400.000
6 Kandang 0,1 200 7.000 1.400.000
7 Kandang 0,1 200 7.000 1.400.000
8 Kandang 0,1 200 7.000 1.400.000
9 Kandang 0,1 200 7.000 1.400.000
10 Kandang 0,1 200 7.000 1.400.000
11 Kandang 0,1 200 7.000 1.400.000
12 Kandang 0,1 200 7.000 1.400.000
13 Kandang 0,1 200 7.000 1.400.000
14 Kandang 0,1 200 7.000 1.400.000
15 Kandang 0,1 200 7.000 1.400.000
16 Kandang 0,1 200 7.000 1.400.000
17 Kandang 0,1 200 7.000 1.400.000
18 Kandang 0,1 200 7.000 1.400.000
19 Kandang 0,1 200 7.000 1.400.000
20 Kandang 0,1 200 7.000 1.400.000
21 Kandang 0,1 200 7.000 1.400.000
22 Kandang 0,1 200 7.000 1.400.000
23 Kandang 0,1 200 7.000 1.400.000
24 Kandang 0,1 200 7.000 1.400.000
25 Kandang 0,1 200 7.000 1.400.000
26 Kandang 0,1 200 7.000 1.400.000
27 Kandang 0,1 200 7.000 1.400.000
28 Kandang 0,1 200 7.000 1.400.000
29 Kandang 1 2.000 7.000 14.000.000
30 Kandang 0,5 1.000 7.000 7.000.000
Total biaya pupuk organik (Rp) 60.200.000
Rata-rata biaya pupuk organik (Rp) 2.006.666
74
Lampiran 5. Biaya Penggunaan Listrik Usaha Anggrek Vanda Douglas
di Kecamatan Gunung Sindur Permusim Tanam Per 4,3 ha Tahun
2020 No
Respon
den Januari Februari Maret April Mei Juni
Biaya
listrik (Rp)
1 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 900.000
2 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 900.000
3 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 900.000
4 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 900.000
5 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 900.000
6 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 900.000
7 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 900.000
8 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 900.000
9 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 900.000
10 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 900.000
11 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 900.000
12 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 900.000
13 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 900.000
14 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 900.000
15 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 900.000
16 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 900.000
17 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 900.000
18 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 900.000
19 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 900.000
20 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 900.000
21 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 900.000
22 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 900.000
23 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 900.000
24 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 900.000
25 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 900.000
26 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 900.000
27 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 900.000
28 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 900.000
29 500.000 500.000 500.000 500.000 500.000 500.000 3.000.000
30 250.000 250.000 250.000 250.000 250.000 250.000 1.500.000
Total biaya listrik (Rp) 29.700.000
Rata-rata biaya listrik (Rp) 990.000
75
Lampiran 6. Biaya Bibit Usaha Anggrek Vanda Douglas di Kecamatan
Gunung Sindur Permusim Tanam Per 4,3 ha Tahun 2020
No
Responden
Luas lahan
(ha)
Jumlah bibit
(tangkai)
Harga bibit
(Rp)
Biaya bibit
(Rp)
1 0,1 1.000 500 500.000
2 0,1 1.000 500 500.000
3 0,1 1.000 500 500.000
4 0,1 1.000 500 500.000
5 0,1 1.000 500 500.000
6 0,1 1.000 500 500.000
7 0,1 1.000 500 500.000
8 0,1 1.000 500 500.000
9 0,1 1.000 500 500.000
10 0,1 1.000 500 500.000
11 0,1 1.000 500 500.000
12 0,1 1.000 500 500.000
13 0,1 1.000 500 500.000
14 0,1 1.000 500 500.000
15 0,1 1.000 500 500.000
16 0,1 1.000 500 500.000
17 0,1 1.000 500 500.000
18 0,1 1.000 500 500.000
19 0,1 1.000 500 500.000
20 0,1 1.000 500 500.000
21 0,1 1.000 500 500.000
22 0,1 1.000 500 500.000
23 0,1 1.000 500 500.000
24 0,1 1.000 500 500.000
25 0,1 1.000 500 500.000
26 0,1 1.000 500 500.000
27 0,1 1.000 500 500.000
28 0,1 1.000 500 500.000
29 1 10.000 500 5.000.000
30 0,5 5.000 500 2.500.000
Jumlah bibit 43.000
Total biaya bibit (Rp) 21.500.000
Rata-rata biaya bibit (Rp) 716.666
76
Lampiran 7. Biaya Pupuk Anorganik Anggrek Vanda Douglas di Kecamatan
Gunung Sindur Permusim Tanam Per 4,3 ha Tahun 2020
No
Respon
den
Atonik
(botol)
Harga
Satuan
(Rp)
Biaya
atonik
(Rp)
Grow
more
(botol)
Harga
Satuan
(Rp)
Biaya
grow more
(Rp)
1 3 65.000 195.000 3 60.000 180.000
2 65.000 0 6 60.000 360.000
3 6 65.000 390.000 60.000 0
4 3 65.000 195.000 3 60.000 180.000
5 6 65.000 390.000 60.000 0
6 6 65.000 390.000 60.000 0
7 65.000 0 6 60.000 360.000
8 6 65.000 390.000 60.000 0
9 3 65.000 195.000 3 60.000 180.000
10 65.000 0 6 60.000 360.000
11 65.000 0 6 60.000 360.000
12 6 65.000 390.000 60.000 0
13 65.000 0 6 60.000 360.000
14 3 65.000 195.000 3 60.000 180.000
15 65.000 0 6 60.000 360.000
16 6 65.000 390.000 60.000 0
17 6 65.000 390.000 60.000 0
18 65.000 0 6 60.000 360.000
19 65.000 0 6 60.000 360.000
20 65.000 0 6 60.000 360.000
21 3 65.000 195.000 3 60.000 180.000
22 6 65.000 390.000 60.000 0
23 65.000 0 6 60.000 360.000
24 6 65.000 390.000 60.000 0
25 65.000 0 6 60.000 360.000
26 6 65.000 390.000 60.000 0
27 65.000 0 6 60.000 360.000
28 3 65.000 195.000 3 60.000 180.000
29 30 65.000 1.950.000 30 60.000 1.800.000
30 15 65.000 975.000 15 60.000 900.000
77
Lampiran 8. Biaya Pestisida Anggrek Vanda Douglas di Kecamatan Gunung
Sindur Permusim Tanam Per 4,3 ha Tahun 2020
No
Responden
Biaya Pestisida (Rp) Total
biaya
pestisida
(Rp) Rizotin Curacron Dursban Sidhametrin
1 150.000 165.000 0 0 315.000
2 0 165.000 0 135.000 300.000
3 300.000 0 0 0 300.000
4 0 330.000 0 0 330.000
5 0 110.000 110.000 90.000 310.000
6 300.000 0 0 0 300.000
7 0 0 165.000 135.000 300.000
8 0 0 330.000 0 330.000
9 0 330.000 0 0 330.000
10 100.000 110.000 110.000 0 320.000
11 300.000 0 0 0 300.000
12 0 330.000 0 0 330.000
13 0 330.000 0 0 330.000
14 0 0 330.000 0 330.000
15 0 0 0 270.000 270.000
16 150.000 0 0 135.000 285.000
17 0 165.000 0 135.000 300.000
18 300.000 0 0 0 300.000
19 0 330.000 0 0 330.000
20 0 0 330.000 0 330.000
21 300.000 0 0 0 300.000
22 0 330.000 0 0 330.000
23 300.000 0 0 0 300.000
24 0 110.000 110.000 90.000 310.000
25 0 330.000 0 0 330.000
26 0 0 0 270.000 270.000
27 300.000 0 0 0 300.000
28 300.000 0 0 0 300.000
29 1.000.000 1.100.000 1.100.000 3.200.000
30 500.000 0 550.000 450.000 1.500.000
13.380.000
78
Lampiran 9. Biaya Tenaga Kerja Usaha Anggrek Vanda Douglas di Kecamatan
Gunung Sindur Permusim Tanam Per 4,3 ha Tahun 2020
Keterangan : Jumlah tenaga kerja x Upah
No.
Responden Pengolahan
Tanah Penanaman Pemupukan Panen
Biaya
TKLK (Rp)
1 1(100.000) 1(100.000) 1(100.000) 300.000
2 1(100.000) 1(100.000) 1(100.000) 300.000
3 1(100.000) 1(100.000) 200.000
4 1 (100.000) 1(100.000) 1(100.000) 1(100.000) 400.000
5
6
7
8
9
10 1(100.000) 1(100.000) 200.000
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29 2(100.000) 2(100.000) 400.000
30 1(100.000) 1(100.000) 1(100.000) 1(100.000) 400.000
Total biaya TKLK (Rp) 2.200.000
79
Lampiran 10. Inflasi Kabupaten Bogor pada Bulan September 2019 – Februari
2020
Bulan Tingkat Inflasi %
September 0,36
Oktober -0,37
November 0,50
Desember 0,24
Januari 0,60
Februari 0,67
Total Inflasi 2
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor (2020)
80
Lampiran 11. Penerimaan Bunga Potong Anggrek Vanda Douglas di Kecamatan
Gunung Sindur Permusim Tanam Per 4,3 Tahun 2020
No
Responden
Jumlah
tangkai
bunga yang
dihasilkan
Volume
penjualan
(ikat)
Harga jual
(Rp/ikat)
Penerimaan
(Rp)
1 3.000 30 100.000 3.000.000
2 3.000 30 100.000 3.000.000
3 3.000 30 100.000 3.000.000
4 3.000 30 100.000 3.000.000
5 3.000 30 100.000 3.000.000
6 3.000 30 100.000 3.000.000
7 3.000 30 100.000 3.000.000
8 3.000 30 100.000 3.000.000
9 3.000 30 100.000 3.000.000
10 3.000 30 100.000 3.000.000
11 3.000 30 100.000 3.000.000
12 3.000 30 100.000 3.000.000
13 3.000 30 100.000 3.000.000
14 3.000 30 100.000 3.000.000
15 3.000 30 100.000 3.000.000
16 3.000 30 100.000 3.000.000
17 3.000 30 100.000 3.000.000
18 3.000 30 100.000 3.000.000
18 3.000 30 100.000 3.000.000
20 3.000 30 100.000 3.000.000
21 3.000 30 100.000 3.000.000
22 3.000 30 100.000 3.000.000
23 3.000 30 100.000 3.000.000
24 3.000 30 100.000 3.000.000
25 3.000 30 100.000 3.000.000
26 3.000 30 100.000 3.000.000
27 3.000 30 100.000 3.000.000
28 3.000 30 100.000 3.000.000
29 30.000 300 100.000 30.000.000
30 15.000 150 100.000 15.000.000
Total 1.290 129.000.000
81
Lampiran 12. Internal Rate of Return (IRR) Usaha Anggrek Vanda Douglas di
Kecamatan Gunung Sindur Tahun 2020
(1) Kas Bersih (2) DF (2%) (3)
PV Kas Bersih (4)
= (2).(3)
1 -33.775.000 0,9804 -33.113.010
Total PV Kas Bersih -33.113.010
Modal Kerja 162.775.000
NPV -195.888.010
(2) Kas Bersih (2) DF (20%) (3)
PV Kas Bersih (4)
= (2).(3)
1 -195.888.010 0,6944 -136.024.634
Total PV Kas Bersih -136.024.634
Modal Kerja 162.775.000
NPV -298.799.634
= i1+ NPV1
NPV1 - NPV2 x (i2-i1)
= 2 + −195.888.010
−195.888.010 - (-298.799.634 ) x (20%-2%)
IRR = 1,68