penyilangan anggrek

14
PENYILANGAN ANGGREK Oleh: Nama : Desi Ariana Syahid NIM : B1J012145 Rombongan : II Kelompok : 5 Asisten : Risna Wahyuningsih LAPORAN PRAKTIKUM ORCHIDOLOGI

Transcript of penyilangan anggrek

PENYILANGAN ANGGREK

Oleh:

Nama : Desi Ariana SyahidNIM : B1J012145Rombongan : IIKelompok : 5Asisten : Risna Wahyuningsih

LAPORAN PRAKTIKUM ORCHIDOLOGI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS BIOLOGIPURWOKERTO

2015

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Usaha untuk meningkatkan mutu bunga anggrek atau

mendapatkan kultivar baru adalah dengan menyilangkan

antar tetua yang mempunyai karakter-karakter tertentu.

Pemuliaan anggrek diupayakan untuk memperluas keragaman

genetik pada bentuk dan warna yang unik, disenangi

konsumen, frekuensi berbunga tinggi dan tahan terhadap

patogen penyebab penyakit serta cekaman lingkungan

(Soedjono, 1997). Persilangan interspesifik maupun

intergenerik tanaman anggrek sering kurang berhasil

karena terdapat kendala, seperti abnormalitas pada

meiosis, rendahnya fertilitas (Tanaka & Kamaemoto,

1961) dan sterilitas tepungsari (Lee et al., 1990).

Persilangan bertujuan untuk mendapatkan varietas

baru dengan warna dan bentuk yang menarik, mahkota

bunga kompak dan bertekstur tebal sehingga dapat tahan

lama sebagai bunga potong. Jumlah kuntum yang banyak

dan tidak ada kuntum bunga yang gugur sebelum mekar

adalah akibat kelainan genetis serta produksi bunga

tinggi. Keberhasilan persilangan ini dapat dipengaruhi

oleh kedekatan dalam hubungan kekerabatan. Faktor lain

yang perlu diperhatikan dalam persilangan adalah

mengetahui sifat-sifat yang dimiliki oleh tanaman

induknya. Sifat-sifat ini ada yang bersifat dominan

(sifat yang kuat dan menonjol) dan sifat-sifat yang

tidak nampak (resesif, misalnya keawetan bunga dan

proses pembungaannya). Sifat-sifat yang diturunkan oleh

induk dari hasil persilangan F1 (keturunan pertama)

dapat bersifat dominan, resesif ataupun dominan tidak

sempurna, yaitu mempunyai sifat antara kedua induk

(parental) (Walker dan Burke, 1988).

Persilangan menghasilkan biji anggrek yang viabel,

yang diperoleh ketika polinia suatu jenis anggrek

ditransfer kepada stigma yang kompatibel. Biji yang

dihasilkan oleh anggrek di alam telah beradaptasi

dengan pola persilangan “outbreeding” (serbuk silang

antar bunga dari individu tanaman yang berbeda) dengan

bantuan serangga. Kasus seperti self pollination

(penyerbukan sendiri) ditemukan pada jenis Epidendrum

cochleatum, Bletilla striata, Ophrys apifera serta pada beberapa

jenis anggrek Indonesia seperti Phaius tankervilleae dan

Dendrobium stuartii. Anggrek-anggrek self pollination tersebut

tanpa bantuan serangga bisa berbuah dan menghasilkan

keturunan (Walker dan Burke, 1988).

Anggrek yang biasanya penyerbuk kunjungan dengan

menggunakan lip khusus yang berfungsi sebagai piring

untuk mengaktifkan penyerbukan oleh serangga. Selain

bibir tersebut, beberapa spesies Coelogyne memiliki

banyak selubung seperti kulit di sekitar bagian basal

atau apikal sumbu perbungaan. Sebagai contoh, Coelogyne

rigida, anggrek self-incompatible, memiliki bagian dari sumbu

basal yang ditutupi dengan dikelilingi oleh banyak

sarung (Liu et al., 2013).

B. Tujuan

Tujuan praktikum penyilangan anggrek adalah dapat

menyilangkan bunga anggrek dengan kaidah-kaidah yang

benar sehingga didapatkan keturunan yang baik seperti

yang diharapkan.

II. MATERI DAN METODE

A. Materi

Alat yang digunakan dalam praktikum adalahtusuk

gigi, kertas putih, label, dan kamera.

Bahan yang digunakan dalam praktikum adalah

Dendrobium sp.

B. Metode

Cara kerja dalam praktikum adalah:

1. Sebanyak 2 pot tanaman anggrek yang sudah mekar

penuh disediakan.

2. Sebatang tusuk gigi, kertas putih dan label

disiapkan.

3. Kap polonia yang terdapat pada ujung column dibuka

dan akan terlihat polonia yang berwarna kuning.

4. Ujung tusuk gigi dibasahi dengan cairan yang ada

di dalam lubang kepala putik.

5. Polonia diambil dengan hati-hati, kertas putih

dipegang dibawah bunga yang akan diambil

polonianya sehingga polonia yang diambil tidak

jatuh.

6. Polonia dimasukkan kedalam lubang kepala putik

pada tanaman yang sama dan tanaman yang berbeda

namun memiliki tipe pertumbuhan yang sama.

7. Tangkai bunga yang telah disilangkan diberi label.

8. Setelah beberapa hari, bunga yang telah

disilangkan diamati apalah terjadi layu dan

pembengkakan pada pangkal bunga lalu

didokumentasi.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Gambar 1. Dendrobium sp. sebelum penyilangan

Gambar 2. Dendrobium sp. setelah penyilangan

B. Pembahasan

Persilangan adalah teknik mengawinkan bunga dengan

meletakkan polen (serbuk sari) pada stigma (kepala

putik). Persilangan bunga anggrek, biasanya dilakukan

oleh serangga atau dengan bantuan manusia. Penyilangan

dapat dilakukan pada beberapa genus yang mudah

melakukan persilangan antar genus. Penyilangan akan

menghasilkan keturunan yang disebut hibrida

interspesifik, hibrida intraspesifik, hibrida

intergenetik atau hibrida multigenetik (Widiastoety,

2010). Metode pemuliaan konvensional melalui

persilangan dan seleksi telah membuka jalan bagi

pemulia untuk menciptakan varietas-varietas baru yang

memiliki karakter yang diharapkan seperti warna,

bentuk, aroma, bentuk tanaman, umur simpan (shelf-life)

dan ketahanan terhadap hama dan penyakit, tetapi

kemajuannya dibatasi oleh ketersediaan gene pool dari

spesies yang bersangkutan (Widiarsih & Dwimahyani,

2013).

Tujuan pembuatan anggrek hybrid adalah untuk

mendapatkan sifat-sifat yang terbaik dari dua species

yang disilangkan. Untuk memperoleh kombinasi warna,

bentuk, ukuran maupun jumlah bunga yang diinginkan.

Persilangan ini juga untuk mendapadatkan tanaman yang

lemah menjadi kuat pertumbuhannya, tanaman yang jarang

berbunga menjadi rajin berbunga (Chaudhari, 1971).

Macam-macam persilangan pada anggrek menurut

Widiastoety (2010), yaitu :

1. Hibrida spesies, yaitu hasil silangan dalam satu

species, misalnya persilangan antara Dendrobium

phalaenopsis. Dendrobium phalaenopsis varietas ekapol red

x Dendrobium phalaenopsis varietas ekapol putih.

2. Interspesies hibrida, yaitu silangan antar species

tetapi masih dalam satu genus, misalnya adalah Vanda

tricolor x Vanda teret = Vanda emma van Deventer, Vanda

sanderiana x Vanda tricolor = Vanda Douglas

3. Hibrida intergenerik (multigeneric hybrid) atau silangan

antara dua marga tanaman yang dihasilkan dari

persilangan dari marga yang berbeda.

a. Bigenesis, misalnya pada Aranda: Arachnis x Vanda

b. Trigenesis, misalnya pada Tanakara: Aerides x

Vanda x Phalaenopsis

Epicattleya: Epidendrum x Cattleya x Laelia

c. Tetragenesis, misalnya pada Potinara: Brassavola

x Cattleya x Laelia x Sophroniti

Dendrobium sp. sebagian besar bersifat epifit, namun

ada pula yang hidup sebagai litofit. Pola pertumbuhan

Dendrobium sp. termasuk simpodial, yaitu mempunyai

pertumbuhan pseudobulb terbatas. Anggrek Dendrobium sp.

disukai masyarakat karena rajin berbunga dengan warna

dan bentuk bunga yang bervariasi dan menarik (Bechtel

et al., 1992). Keunggulan anggrek Dendrobium sp. dari

anggrek lainnya adalah mudah berbunga tanpa memerlukan

perlakuan khusus. Anggrek hibrida untuk Dendrobium sp.

berwarna lembayung muda, putih, kuning keemasan atau

kombinasi dari warna-warna tersebut. Anggrek hibrida

Dendrobium sp. hasil pemuliaan modern memiliki warna

kebiruan, gading, atau jingga tua sampai merah tua.

Dendrobium sp. dapat berbunga beberapa kali dalam

setahun. Tangkai bunganya panjang dan dapat dirangkai

sebagai bunga potong (Puchooa, 2004).

Anggrek Dendrobium sp. adalah salah satu genus

anggrek yang terbesar yang terdapat di dunia ini.

Diperkirakan anggrek ini terdiri dari 1.600 spesies.

Bentuk bunga Dendrobium memiliki sepal yang bentuknya

hampir menyamai (berbentuk) segitiga, dasarnya bersatu

dengan kaki tugu untuk membentuk taji. Petal biasanya

lebih tipis dari sepal, labelum berbelah, dan menurut

bentuk bunga inilah maka jenis Dendrobium bisa

dibedakan dalam beberapa golongan. Temperatur yang

dikehendaki bagi anggrek Dendrobium pada malam hari

minimum 15°C dan siang hari 25°C (Sugeng, 1985).

Faktor-faktor yang mempengaruhi persilangan menurut

Puchooa (2004) yaitu:

1. Pemilihan induk yang sehat, yang dicirikan dengan

penampilan fisik segar, hijau, tumbuh tegak, kuat

dan kokoh.

2. Rajin berbunga.

3. Warna bunga yang indah.

4. Besar ukuran bunganya.

5. Jumlah bunga atau tangkai bunganya.

6. Bunga tahan lama.

7. Bentuk bunga.

8. Waktu penyilangan.

9. Umur bunga betina.

10. Mutu bunga jantan sebagai penghasil pollen.

11. Faktor keuletan dan pengalaman penyilang itu

sendiri.

Bunga anggrek yang telah mengalami penyerbukan,

bagian perhiasan bunganya akan layu. Setelah terjadi

pembuahan, zigot yang terbentuk akan tumbuh dan

berkembang menjadi embrio di dalam biji. Bila zigot

telah terbentuk, pada saat itu pula dapat dikecambahkan

atau ditumbuhkan secara in vitro. Waktu terjadinya

pembuahan sangat bervariasi, bergantung pada jenis dan

varietasnya, dihitung sejak mulai dilakukan penyerbukan

sampai terjadi pembuahan. Pada anggrek Dendrobium,

pembuahan terjadi 2−2,50 bulan (Withner, 1959).

Berdasarkan pada hasil penyilangan yang dilakukan

pada bunga anggrek dengan sesama Genus Dendrobium yaitu

bunga tampak layu namun pada bakal buah atau ovary tidak

terjadi pembengkakan. Hal ini sesuai dengan pernyataan

Puspaningtyas et al. (2006), yang menyatakan bahwa

ciri-ciri anggrek yang berhasil disilangkan adalah pada

beberapa hari kemudian setelah penyilangan, bunga yang

telah diserbuki akan layu. Penyerbukan berhasil apabila

bakal buah membengkak dan berkembang menjadi buah. Buah

anggrek sebagian besar, masak setelah tiga bulan sampai

enam bulan atau lebih tergantung kepada jenis anggrek

seperti contohnya pada anggrek Dendrobium sp., anggrek

ini akan berbuah selama 3 - 4 bulan.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang diperoleh,

dapat diambil kesimpulan bahwa:

1. Cara menyilangkan anggrek adalah dengan

mengambil polonia pada bunga dan memasukkannya

ke dalam lubang kepala putik.

2. Penyilangan tidak berhasil, yang diindikasikan

dengan bunga yang tidak layu dan ovarium yang

tidak membengkak.

B. Saran

Saran yang dapat diberikan dalam melakukan

praktikum morfologi anggrek adalah dalam mengamati dan

menggambar bagian morfologi tiap spesies anggrek harus

teliti agar tidak terjadi kesalahan dalam

menginterpretasikan organ masing-masing spesies

anggrek.

DAFTAR REFERENSI

Bechtel, H., P. Cribb, & E. Launert. 1992. The Manualof Cultivated Orchids Species. Blandford Press,London. 585 pp.

Chaudari, H.K. 1971. Elementary Principles of PlantBreeding. Second Edition. New Delhi. India.Oxford and IBH Publishing Co.

Lee, Y.H., C. Kannagi & K.W. Tan. 1990. Trends inMokara Breeding. Proc. Of the 13th World OrchidConference. World Orchid Conference Trust.Auckland. New Zealand. pp: 221.

Liu Z-J, Chen L-J, Liu K-W, Li L-Q, Rao W-H. 2013.Adding Perches for Cross-Pollination Ensures theReproduction of a Self-Incompatible Orchid. PLoSONE, Volume 8.

Puchooa. 2004. Comparison of different culture mediafor the in vitro culture of Dendrobium(Orchidaceae). Int. J. Agric. Biol. 1560−8530 : 884−888.

Puspitaningtyas, Dwi Murti, Sofi Mursidawati & SuprihWijayanti. 2006. Studi Fertilitas AnggrekParaphalaenopsis serpentilingua (J.J.Sm.) A.D. Hawkes.Pusat Konservasi Tumbuhan-Kebun Raya Bogor,

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Bogor,Volume 7(3): 237-241.

Soedjono, S. 1997. Pemuliaan Tanaman Anggrek. PuslitHortikultura Badan Litbang Pertanian: Jakarta.

Sugeng, S. S. 1985. Mengenal dan Bertanam Anggrek.Semarang. CV. Aneka Ilmu.

Tanaka, R. & Kamaemoto, H. 1961. Meiotic ChromosomeBehavior in Some Intergeneric Hybrids of theVanda alliance. Am. J. Bot. 48: 573-583.

Walker, B. & J. Burke. 1988. The Fertility of SpeciesOrchids in Self and Interclonal Pollinations. In:Adams, P.B. (ed.). Reproductive Biology ofSpecies Orchids: Principles and Practice.Melbourne: School of Botany, The University ofMelbourne – Orchid Species Society of Victoria.

Widiarsih, S. & Dwimahyani, I. 2013. Aplikasi IradiasiGamma untuk Pemuliaan Mutasi Anggrek Bulan(Phalaenopsis amabilis Bl.) Umur Genjah. Jurnal IlmiahAplikasi Isotop dan Radiasi, Vol. 9 (1). Pp: 59-66.

Widiastoety, D. 2010. Meningkatkan PertumbuhanVegetatif Anggrek dengan Ergostim. Buletin PenelitianHortikultura. XIX (1): 101-106.

Withner, C.L. 1959. The Orchids: A scientific survey.John Wiley & Sons, New York. 648 pp.