ANALISA LAPORAN KUANGAN PT. SAMPOERNA AGRO Tbk.
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
3 -
download
0
Transcript of ANALISA LAPORAN KUANGAN PT. SAMPOERNA AGRO Tbk.
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA
A.Profil PerusahaanPT Sampoerna Agro Tbk (SA) san entitas anak (bersama-sama
dirujuk sebagai “perseroan” atau “Sampoerna Agro”) adalah
perusahaan perkebunan dengan jangka panjang yang berupaya
menjadi perusahaan perkebunan yang terdiversifikasi dan
terinegrasi.bersama dengan 29 anak perusahaannya, perseroan
saat ini memproduksi empat lini produk utama, yaitu : produk
kelapa sawit, produk inti sawit, kecambah, serta produk non
sawit. Lini produk kelapa sawit merupakan contributor tersebaryang menyumbang 96% dari total pendapatan persero di 2012.
Dahulu bernama PT Selapan Jaya, Sampoerna Agro didirikan
pada 1993 untuk mengelola kebun kelapa sawit di Sumatera
Selatan. Perseroan kemudian tercatat sebagai perusahaan
terbuka di Bursa Efek Indonesia pada 2007. Saat ini area
operasional Perseroan berlokasi di Sumatera Selatan, Riau,
Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Hingga akhir 2012,
kebun kelapa sawit dalam pengelolaan dan pembinaan Sampoerna
Agro mencapai 114.827 hektar.
Di samping mengelola perkebunan sendiri, Perusahaan juga
bekerjasama dengan petani plasma dan membina perkebunan
plasma. Pada akhir 2012, luas perkebunan plasma binaan
Perseroan mencapai sekitar 41% dari total lahan tertanam,
mungkin merupakan proporsi terbesar di Indonesia saat ini.
Perseroan juga merupakan satu dari beberapa produsen kecambah
kelapa sawit yang menerima izin dari Kementerian Pertanian
Republik Indonesia untuk memproduksi dan menjual kecambah
kelapa sawit ke pihak ketiga dengan nama DxP Sriwijaya.
Di samping itu, dengan dilakukan uji coba operasi pabrik
pati sagu sejak akhir tahun 2011, Perseroan telah mulai
memproduksi tepung sagu berkualitas tinggi dengan merek Prima
Starch. Prima Starch didistribusikan ke pasar domestik maupun
internasional. Perseroan juga terus berkomitmen dalam
memperluas usaha karetnya dengan mengakuisisi konsesi lahan
untuk menanam karet dengan luas sekitar 100.000 hektar di
Provinsi Kalimantan Barat. Sebagai bagian dari Grup Sampoerna
Strategic, Perseroan memiliki visi untuk menjadi salah satu
perusahaan terdepan yang bertanggungjawab di sektor agribisnis
di Indonesia melalui strategi diversifikasi portofolio
perkebunan ke tanaman lain yang dapat menghasilkan produk
turunan dengan nilai tambah yang lebih tinggi.
Perseroan juga melakukan langkah pengembangan berkelanjutan
secara ketat, termasuk menerapkan criteria tertinggi untuk
pengembangan kelapa sawit serta berbagai tolok ukur
pelestarian lingkungan lainnya
B. Entitas Anak
Investasi Perusahaan pada Entitas Anak pada tanggal 31
Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
1. Rasio Likuiditas
Likuiditas = Aktiva LancarHutang Lancar
=819,066,787,0
00738,873,117,0
00
= 1.11 atau 111%
Rasio tersebut diinterpretasikan sebagai berikut : Setiap
Rp. 1 hutang dijamin oleh Rp. 1 aktiva lancar. Rasio lancar
untuk perusahaan yang normal berkisar pada angka 2. Meskipun
tidak ada standart yang pasti untuk penentuan rasio lancar
yang seharusnya. Dalam hal ini, PT Sampoerna Agro Tbk rasio
lancarnya termasuk dibawah normal.
Rasio lancar yang rendah menunjukkan resiko likuiditas
yang tinggi, sedangkan rasio lancar yang tinggi menunujukkan
adanya kelebihan aktiva lancar yang berpengaruh tidak baik
pada profitabilitas perusahaan. Aktiva lancar secara umum
menghasilkan return yang lebih rendah dibansingkan dengan
aktiva tetap.
Rasio ini menurun dari 159%menjadi 111% pada tahun 2012.
Penurunan ini disebabkan dari peningkatan signifikan atas
pinjaman bank jangka pendek untuk modal kerja selama tahun
2012.
Rasio quick = Aktiva lancar - PersediaanHutang Lancar
=819,066,787,
000
364,499,917,000.00
738,873,117,000
=
454,566,870,000.00 738,873,117,000
= 0.62
Angka diatas dapat diinterpretasikan sebagai berikut; setiap
Rp. 1 hutang dijamin oleh Rp. 0.62 aktiva lancar diluar
persediaan. Angka yang terlalu tinggi menunjukkan indikasi
kelebihan aktiva lancar, sedangkan angka yang terlalu rendah
menunjukkan tingkat likuiditas yang lebih tinggi.
2. Rasio Solvabilitas
Rasio total hutang terhadap total aset = Total Hutang
Total Aktiva
=1,470,791,264
,000
4,137,700,386,000
= 0.36 atau 36%
Rasio ini menghitung seberapa jauh dana disediakan oleh
kreditur. Rasio yang tinggi berarti perusahaan menggunakan
leverage keuangan (financial leverage) yang tinggi. Penggunaan
financial laverage yang tinggi akan meningkatkan rentabilitas
modal saham dengan cepat, dan begitupun sebaliknya. Rasio ini
juga menginterpretasikan setiap Rp.0,36 hutang perusahaan
dijamin oleh Rp.1 aset perusahaan.
Rasio ini meningkat dari 27% menjadi 36% pada tahun 2012.
Peningkatan ini disebabkan oleh peningkatan libilitas pada
akhir tahun 2012 sebesar 61% karena penambahan fasilitas
pinjaman bank.
3. Rasio Aktivitas
Perputaran Piutang = Penjualan
Piutang= 2,986,236,974,000
180,526,172,000 = 16.54 kali
Rata-rata Umur Piutang = 365
PerputaranPiutang
= 36516.54
= 22.07 hari
Dari perhitungan tersebut, piutang berputar 16.54 kali
dalam setahun dan diperlukan waktu 22.07 hari dari piutang
menjadi kas. Untuk melihat baik tidaknya angka tersebut,
perusahaan bisa membandingkan dengan industry atau dengan
kebijakan di perusahaan. Angka rata-rata piutang yang terlalu
rendah bisa jadi mengindikasikan kebijakan piutang terlalu
ketat dan hal ini bisa menurunkan penjualan dari yang
seharusnya bisa dimanfaatkan. Namun, bila terlalu tinggi juga
menunjukkan kemungkinan tidak kembalinya piutang yang
lebih tinggi.
Perputaran Total Aktiva = Penjualan
Total Aktiva= 2,986,236,974,000
4,137,700,386,000 = 0.72
Rasio ini menghitung efektivitas penggunaan penggunaan
total aktiva. Rasio yang tinggi biasanya menunjukkan manajemen
yang baik, sebaliknya rasio yang rendah menunjukkan bahwa
manajemen harus mengevalusi strategi, pemasaran, dan
pengeluaran modalnya.
4. Rasio Profitabilitas
Profit Margin = Laba BersihPenjualan
=336,288,972,
0002,986,236,97
4,000
=
0.11 atau 11%
Profit margin menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan
menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu.
Profit margin yang tinggi menandakan kemampuan perusahaan
menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu.
Secara umum rasio yang rendah bisa menunjukkan ketidak
efisienan manajemen.
Marjin laba tahun berjalan ini menurun dari 17% pada
tahun 2011 menjadi 11% pada tahun 2012. Penurunan ini terjadi
disebabkan oleh penurunan harga jual CPO dan PK serta
peningkatan beban pokok penjualan selama tahun 2012.
ROA = Laba bersihTotal Aktiva
= 336,288,972,0004,137,700,386,000
= 0.08 atau 8%Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba
bersih berdasarkan tingkat aset tertentu. Rasio yang tinggi
menunjukkan efisiensi manajemen aset, yang berarti manajemen
berjalan dengan efisien.
Analisis Pasar
PER =Harga saham per
lembarEarning per lembar
= 20046
= 4.35 kali
PER melihat harga saham relatif terhadap labanya.
Perusahaan yang berprospek baik adalah perusahaan yang
memiliki PER yang tinggi. Namun, bagi investor PER yang tinggi
tidak terlalu menarik karena kemungkinan capital gain yang
diperoleh akan lebih kecil.
Analaisis Cash Flow
Cash Flow Iquidity = Net CFFO
Current liabilities= 228,071,484,000
738,873,117,000 = 0.31 kali
Rasio ini menunjukkan perbandingan antara kas bersih dari
aktivitas operasi dengan jumlah hutang jangka pendek. Gunanya
untuk memprediksi kemampuan perusahaan dalam jangka pendek
untuk memenuhikewajibannya yang jatuh tempo dalam periode
berjalan yang dinyatakan dalam jumlah tertentu.Idealnya nilai
tersebut harus 1 agar perusahaan mampu memenuhi kewajiban
jangka pendek nya.
D. Kesimpulan
Aspek Return
Dilihat dari segi aspek return, PT Sampoerna Agro Tbk
memiliki profitabilitas (profit margin 11%dan ROA 8%). Dimana
kemampuan perusahaan menghasilkan laba baik tingkat penjualan
tertentu maupun berdasarkan tingkat asset tertentu terbilang
buruk. Hal ini terlihat dari prosentase yang menurun dari
tahun2011 ke tahun 2012. Hal ini menunujukkan bahwa manajemen
perusahaan berjalan dengan tidak begitu efisien. Dikatakan
penurunan prosentase terjadi karena penurunan harga CPO dan PK
serta peningkatan beban pokok penjualan selama tahun 2012.
Jika dilihatb dari perputaran piutang (16.54 kali/tahun)
dan rata-rata umur piutang menjadi kas(22.07 hari) bisa
dibilang kurang baik. Karena rata-rata umur piutang yang
rendah mengindikasikan kebijakan piutang perusahaan yang
terlalu ketat, hal ini bisa menyebabkan penurunan penjualan.
Maka dapat disimpulkan bahwa PT Sampoerna Agro Tbk dalam
aspek returnnya menunujukkan angka yang buruk, hal ini dapat
diperbaiki dengan evaluasi dan pengelolaan yang semakin
ditingkatkan.
Aspek Resiko
Resiko jangka pendek
Dalam analisis likuiditasdiperoleh rasio lancar 1.11 dan
quick rasio 0.62. Karena rasio lancar perusahaan yang normal
berkisar pada angka 2 maka kesimpulannya rasio lancar PT
Sampoerna Tbk termasuk dibawah angka normal. Hal ini
menunujukkan resiko likuiditas yang tinggi.
Dari perhitungan analisis arus kas, diperoleh cash flow
liquidity sebesar 0.31 kali. Karena ideal nilai tersebut
adalah 1, sedangkan hasil tersebut jauh dibawah angka 1, maka
dapat disimpulkan bahwa PT Sampoerna Agro Tbk kurang mampu
memenuhi kewajiban yang jatuh tempo pada periode tertentu.
Resiko jangka panjang
Rasio solvabilitas yang tinggi menunujukkan dana yang
disediakan oleh kreditur juga tinggi. PT Sampoerna Agro Tbk
memiliki rasio solvabilitas sebesar 0.36 atau 36% menggunakan
dana kreditur. Maka dapat disimpulkan bahwa dalam hal ini
perusahaan cukup mandiri dengan modal sendiri. Dengan begitu
untuk resiko jangka panjangnya tidak terlalu mengkhawatirkan
karena perusahaan tetap dapat berjalan meskipun dana dari
kreditur tidak besar.