2a. S2B8 - Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

15
Yoga Yudhistira ( 2012 031 0186 ) S2B8 – Pertumbuhan dan Perkembangan Anak 1. Skenario Anak perempuan 12 bulan di rujuk dari puskesmas karena dicurigai adanya gangguan tumbuh kembang. Anak tersebut hanya bisa menggumam (mmmm). Anak tersebut belum bisa berjalan, baru bisa mencoba berdiri. Anak tersebut makan bubur buah dan bubur susu serta kadang- kadang nasi m yang dihaluskan dan minum dari botol. Doker di puskesmas menyatakan bahwa anak tersebut cukup bulan tetapi kecil untuk masa kehamilan. Berat badan anak tersebut sulit naik dan terus berada jauh di bawah rata-rata berat badan anak seusiannya. Anak tersebut dan orang tuanya nggal di sebuah rumah kontrakan dan dak memiliki telefon. Orang tua anak tersebut dak memiliki pekerjaan tetap. Mereka sudah 3 kali pindah kontrakan dan dak memiliki alat transportasi sendiri.

Transcript of 2a. S2B8 - Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

Yoga Yudhistira ( 2012 031 0186 ) S2B8 – Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

1. Skenario

Anak perempuan 12 bulan di rujuk dari puskesmas karena dicurigai adanya gangguan tumbuh kembang. Anak tersebut hanya bisa menggumam (mmmm). Anak tersebut belum bisa berjalan, baru bisa mencoba berdiri. Anak tersebut makan bubur buah dan bubur susu serta kadang-kadang nasi tim yang dihaluskan dan minum dari botol.

Doker di puskesmas menyatakan bahwa anak tersebut cukup bulan tetapi kecil untuk masa kehamilan. Berat badan anak tersebut sulit naik dan terus berada jauh di bawah rata-rata berat badan anak seusiannya. Anak tersebut dan orang tuanya tinggal di sebuah rumah kontrakan dan tidak memiliki telefon.

Orang tua anak tersebut tidak memiliki pekerjaan tetap. Mereka sudah 3 kali pindah kontrakan dan tidak memiliki alat transportasi sendiri.

2

Anak tersebut juga belum diimunisasi lengkap. Imunisasi yang masih kurang adalah Hep.B 3, Polio 3, dan Campak 1. Alasan belum diimunisasi adalah karena rumah anak jauh dari puskesmas, orang tua tidak mempunyai kendaraan bermotor. Beberapa tetangga juga tidak membawa anaknya untuk imunisasi.

2. Kata-kata asing :

1. Pertumbuhan 2. Perkembangan 3. Nasi Tim 4. Bubur buah dan bubur susu 5. Puskesmas 6. Kecil untuk masa kehamilan Jawaban : 1. Pertumbuhan (growth)

(A) Berkaitan dengan masalah perubahan dalam 1) besar, 2) jumlah, 3) ukuran atau 4) dimensi

tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan 1) ukuran berat (gram, pound, kilogram), 2) ukuran panjang (cm, meter), 3) umur tulang dan 4) keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh)

(Tumbuh Kembang Anak, EGC, 1995)

(B) Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. (Depkes, 2011)1

2. Perkembangan (development)

a. Bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya.

b. Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam

i. kemampuan gerak kasar, ii. gerak halus,

iii. bicara dan bahasa iv. serta sosialisasi dan v. kemandirian.

(Depkes, 2011)

1 http://www.kesehatananak.depkes.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=49:stimulasi-

deteksi-intervensi-dini-tumbuh-kembang-anak&catid=37:subdit-2&Itemid=80

3

3. Nasi Tim 4. Bubur buah dan bubur susu 5. Puskesmas

3. Learning Outcome

1. Apa saja yang perlu anda gali untuk mengetahui masalah pada kasus ini? 2. Bagaimana masalah pada masyarakat tersebut dapat mempengaruhi kondisi kesehatan

anak? 3. Apa hubungan kondisi anak itu sekarang dengan riwayat kelahirannya? 4. Menurut anda apakah penyebab gangguan perkembangan yang paling mungkin dari anak

ini?

Jawaban : 1. Apa saja yang perlu anda gali untuk mengetahui masalah pada kasus ini?

Dalam upaya penegakkan diagnosis, seorang klinisi harus menguasai bagaimana melakukan anamnesis (wawancara) dan pemeriksaan fisik yang sistematis dan benar. (FK UNS). Plus pemeriksaan penunjang tentunya. Untuk menegakkan Diagnosis :

a. Anamnesis (Checklist on child anamnesis p50, modul block 8th) i. Introduction

ii. Information Gathering 1. Complete identity 2. Purposes of visiting or major complaints 3. History of recent disease 4. History of family

a. Ada riwayat sakit gula, stroke, hipertensi, b. Anak yang pertama sehat sehat atau bagaimana?

5. History of social personal a. History of mother pregnancy (ANC, Pengobatan, dll)

i. BB Ibu ii. KTD

iii. Usia ibu hamil b. History of birth

i. Spontan atau normal c. History of childfood (ASI, dll) d. History of immunization

i. < 1 tahun wajib ? ppi, sesuai jadwal KMS? ii. > 1 tahun + campak?

iii. Ada masalah setelah imunisasi? e. History of growth

i. BB dan panjang f. History of development

i. KPSP 1. 9-10 normal 2. 7-8 meragukan 3. <7 keterlambatan

g. History of maternal reproduction h. History of housing data

iii. Closing

4

1. Summarize patients problem correctly 2. Clinical diagnosis or comparative diagnosis 3. Diagnosis on the nutrition

b. Pemeriksaan Fisik c. Pemeriksaan Penunjang

2. Bagaimana masalah pada masyarakat tersebut dapat mempengaruhi kondisi kesehatan

anak?

a. Gangguan perkembangan bicara hanya bisa mmmm Akar masalah : stimulasi kurang

b. Gangguan belum bisa berjalan, baru bisa mencoba berdiri. Akar masalah : stimulasi kurang

c. Cukup bulan tetapi kecil untuk masa kehamilan (aterm tetapi KMK) Akar masalah : polifaktorial

d. BB sulit naik dan terus berada dibawah rata-rata berat badan anak seusiannya. Akar masalah : nutrisi yang inadekuat

3. Apa hubungan kondisi anak itu sekarang dengan riwayat kelahirannya?

Riwayat kelahirannya, adalah aterm dan KMK.

4. Menurut anda apakah penyebab gangguan perkembangan yang paling mungkin dari anak ini?

Multifaktorial.

4. Identifikasi Masalah :

1) Apa saja masalah yang terjadi didalam kasus?

a. Gangguan perkembangan bicara hanya bisa mmmm Akar masalah : stimulasi kurang b. Gangguan belum bisa berjalan, baru bisa mencoba berdiri. Akar masalah : stimulasi kurang c. Cukup bulan tetapi kecil untuk masa kehamilan (aterm tetapi KMK) Akar masalah : polifaktorial d. BB sulit naik dan terus berada dibawah rata-rata berat badan anak seusiannya. Akar masalah : nutrisi yang inadekuat

2) Kenapa BB sulit naik dan terus berada dibawah rata-rata berat badan anak seusianya?

a. Nutrisi yang indadekuat, dimana pada umur tersebut seharusnya sudah diberikan

makanan padat, yang bergizi tinggi. Namun orang tua tersebut hanya memberikan

bubur yang kurang bergizi bagi anak tersebut.

5

3) Kenapa cukup bulan (aterm) tetapi kecil untuk masa kehamilan?, apa yang terjadi pada anak

tersebut?

a. Klasifikasi Bayi2

i. Menurut hubungan berat lahir/umur kehamilan, berat bayi baru lahir dapat

dikelompokkan menjadi:

1. sesuai masa kehamilan (SMK)/Bayi kecil untuk masa kehamilan/small for

gestational age/(SGA)

2. kecil masa kehamilan (KMK), dan

Bayi yang dilahirkan dengan berat lahir (<10 persentil) menurut grafik

lubchenco

3. besar masa kehamilan (BMK) / Large for gestational age (LGA)

Bayi yang dilahirkan dengan berat lahir (>90 persentil) menurut grafik

lubchenco

3

2 Textbook of Neonatology, 2008, IDAI, p11-13

6

ii. Menurut berat lahir

1. Bayi berat lahir rendah (BBLR) / LBW (Low birth weight)

a. Bayi yang dilahirkan dengan berat lahir <2500 gram tanpa

memandang masa gestasi.

2. Bayi berat lahir cukup/normal

a. Bayi yang dilahirkan dengan berat lahir >2500 – 4000 gram

3. Bayi Berat Lahir Lebih

a. Bayi yang dilahirkan dengan berat lahir >4000 gram

4. Lain lain (VLBW dan Luar biasa rendah) (Buku Pediatrika, p69)

iii. Menurut masa gestasi atau umur kehamilan

1. Bayi kurang bulan (preterm)

- Bayi yang dilahirkan dengan masa gestasi <37 minggu (<259 hari)

- 6% kelahiran di inggris

- 2/3 bayi LBW

2. Bayi cukup bulan (aterm) 37 – 42 minggu (259 – 293 hari)

3. Bayi lebih bulan (postterm) >42 miinggu (294 hari)

Hubungan antara umur kehamilan dengan berat lahir mencerminkan kecukupan

pertumbuhan intrauterin. (IDAI, 2008)4

Jadi penilaian pertumbuhan intrauterin ditentukan dengan memplot (menggambarkan,

merencanakan) berat badan bayi waktu lahir dengan usia kehamilan pada berbagai grafik.5

3 Dasar-dasar pediatri, p53, David Hull & Derek I. Johnston

4 Textbook of Neonatology, 2008, IDAI, p11-13

5 Handbook of Pediatric Nutrition edited by Patricia Queen Samour, Kathy King Helm

7

Berat badan merupakan salah satu indikator kesehatan bayi baru lahir. Secara umum, bayi

berat lahir rendah dan bayi dengan berat berlebih lebih besar resikonya untuk mengalami

masalah.Sedangkan, masa gestasi juga merupakan indikasi kesejahteraan bayi baru lahir

karena semakin cukup masa gestasi semakin baik kesejahteraan bayi.

Konsep bayi berat lahir rendah tidak sinonim dengan prematuritas telah diterima secara luas

pada akhir tahun 1960-an. Tidak semua BBL yang memiliki berat lahir kurang dari 2500 gram

lahir BKB. Demikian pula tidak semua BBL dengan berat lahir lebih dari 2500 gram lahir

aterm. Dokumentasi fenomena penelitian oleh gruenwald (1960), menunjukkan 1/3 bayi

berat lahir rendah sebenarnya adalah bayi aterm. (IDAI, 2008)

Dalam kasus ini ditemukan anaknya, Aterm namun kecil untuk masa kehamilan

Karena KMK, maka dapat disimpulkan ada PJT (Pertumbuhan janin terhambat).

6

6 Dasar-dasar pediatri edisi 3

8

Kenapa dapat seperti itu?

Penyebab KMK atau BBLR-SGA (Berat Bayi Lahir Rendah-Small for Gestational Age)

Penyebab pertumbuhan janin terhambat (PJT)

PJT adalah kegagalan janin atau bayi mencapai potensial pertumbuhan genetiknya. (At A Glance, neonatologi, p20). Nama lain. Intrauterine Growth Retardation (IUGR). (IDAI 2008). 1. Penyebab dari Ibu

1.1. Pajanan obat dan/atau toksin

- Obat terlarang (kokain)

- Perokok berat (efek paling menonjol pada ibu berusia lebih tua)

o 1-9 rokok/hari : - 150g (BB Lahir)

o 10-19 rokok /hari : -200g

o 20 rokok/hari : -250g (At A Glance, Neonatologi, p20)

9

1.2. Malnutrisi

Terutama malnutrisi gestasional yang terjadi pada ibu dengan status nutrisi prekehamilan

yang buruk

1.3. Kondisi medis Ibu

- Hipertiroidisme yang tidak terkontrol

- Hemoglobinopati

- Penyakit paru kronik

- Penyakit jantung sianotik

- Anemia

1.4. Infeksi (5-10%)

- Malaria (penyebab paling besar PJT di dunia)

- Rubela

- CMV

- varisela

2. Penyebab dari uteroplasenta

2.1. Insufisiensi uteroplasenta (25-30%)

- Hipertensi kronik, pre-eklamsia

- Sindrom antibodi antifosfolipid (25% janin PJT yang memiliki kromosom dan struktur normal

berasal dari ibu dengan LAC dan ACA positif)

- Proteinuria kronik yang tidak dapat dijelaskan (23% resiko JPT)

- Abruptio plasenta kronik

2.2. Insersi velamentosa tali pusat

3. Penyebab dari Janin

3.1. Faktor genetik (5-15%)

- Kelainan kromosom janin (2-5) termasuk trisomi (18>13>21) abnormalitas kromosom seks.

Sebagian besar janin PJT dengan kromosom abnormal memiliki abnormalitas struktur terkait

dengan keadaan tersebut, tetapi 2% diantaranya tidak menunjukkan kelainan

- Defek gen tunggal (3-10%) seperti fenilketonuria, dwarfisme

- Mosaikisme plasenta terbatas (langka)

3.2. Kelainan struktural janin (1-2%)

- Kelainan kardiovaskular

- Agenesis ginjal bilateral

3.3. Kehamilan kembar (2-3%)

- Resiko PJT meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah janin

- Lebih parah pada sekuens poli/oligo (sindrom tranfusi kembar-ke-kembar)

PLASENTA (Textbook of neonatology, IDAI, 2008, p16)

20-30% kasus gangguan pertumbuhan janin dianggap sebagai hasil penurunan aliran darah uteroplasenta pada kehamilan dengan komplikasi penyakit vaskular ibu. Keadaan klinis yang melibatkan aliran darah plasenta yang buruk meliputi

- kehamilan ganda,

- penyalah-gunaan obat,

- penyakit vaskular (hipertensi dalam kehamilan atau kronik),

10

- penyakit ginjal,

- penyakit infeksi (TORCH),

- insersi plasenta umbilikus yang abnormal, dan

- tumor vaskular.

Malnutrisi (Textbook of neonatology, IDAI, 2008, p16)

Ada 2 variabel bebas yang diketahui mempengaruhi pertumbuhan janin, yaitu berat ibu sebelum hamil dan pertambahan berat ibu selama hamil.

Ibu dengan berat badan kurang seringkali melahirkan bayi yang berukuran lebih kecil daripada yang dilahirkan ibu dengan berat normal atau berlebihan. Selama embriogenesis status nutrisi ibu memiliki efek kecil terhadap pertumbuhan janin. Hal ini karena kebanyakan wanita memiliki cukup simpanan nutrisi untuk embrio yang tumbuh lambat.

Meskipun demikian, pada fase pertumbuhan trimester ketiga saat hipertrofi (peningkatan ukuran) seluler janin dimulai, kebutuhan nutrisi janin dapat melebihi persediaan ibu jika masukan nutrisi ibu rendah.

Data upaya menekan kelahiran bayi berat lahir rendah dengan pemberian tambahan makanan

kepada populasi beresiko tinggi (riwayat nutrisi buruk) menunjukkan bahwa kalori tambahan lebih berpengaruh terhadap peningkatan berat janin dibanding penambahan protein. Faktor genetik Diperkirakan 40% dari seluruh variasi berat lahir berkaitan dengan kontribusi genetik ibu dan janin. Wanita normal tertentu memiliki kecenderungan untuk berulangkali melahirkan bayi KMK (tingkat pengulangan 25-50%), dan kebanyakan wanita tersebut dilahirkan sebagai BBL KMK. Demikian juga sebaliknya (IDAI, 2008)

Cara mengetahui gangguan perkembangan?

Skrining Perkembangan (SARI PEDIATRI, Vol.3, No.3, Des 2001)

Menurut batasan WHO, skrining adalah prosedur yang relatif cepat, sederhana dan murah untuk populasi yang asimtomatik tetapi mempunyai risiko tinggi atau dicurigai mempunyai masalah. 13,20 Blackman (1992) menganjurkan agar bayi atau anak dengan risiko tinggi (berdasarkan anamnesis atau pemeriksaan fisik rutin) harus dilakukan skrining perkembangan secara periodik. Sedangkan bayi atau anak dengan risiko rendah dimulai dengan kuesioner praskrining yang diisi atau dijawab oleh orangtua. Bila dari kuesioner dicurigai ada gangguan tumbuh kembang dilanjutkan dengan skrining. 1 Skrining perkembangan DENVER II

Skrining perkembangan yang banyak digunakan oleh profesi kesehatan adalah Denver II, 2,13,14 antara lain karena mempunyai rentang usia yang cukup lebar (mulai bayi baru lahir sampai umur 6 tahun) 1 bulan - 6 tahun, mencakup semua aspek perkembangan dengan realiability cukup tinggi (interrates reability= 0.99, test-retest reability= 0.90). 13,20 Sampai tahun 1990 metode ini telah digunakan lebih dari 54 negara dan telah dimodifikasi lebih dari 15 negara (Frankenburgh dkk, 1990). 20 Walaupun secara eksplisit metode ini untuk mendeteksi 4 aspek perkembangan, tetapi di dalamnya sebenarnya terdapat aspek-aspek lain sebagai berikut: 21

11

o Gerak motorik kasar (gross motor)

o Gerak motorik halus (fine motor adaptive) (di dalamnya terdapat aspek koordinasi mata dan

tangan, manipulasi benda-benda kecil, pemecahan masalah ),

o Berbahasa (language) (di dalamnya terdapat juga aspek pendengaran, penglihatan dan

pemahaman komunikasi verbal),

o Personal sosial (di dalamnya terdapat juga aspek penglihatan, pendengaran, komunikasi, gerak

halus dan kemandirian).

Personal sosial Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya. Gerak motorik halus Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat. Language Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan. Gerak motorik kasar Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh. (TUMBUH KEMBANG ANAK, EGC, p71, 1995)

Uji Denver membutuhkan waktu cukup lama sekitar 30-45 menit (15-20 menit tumbuh

kembang anak). Kesimpulan hasil skrining Denver II hanya menyatakan bahwa balita tersebut: normal atau dicurigai ada gangguan tumbuh kembang pada aspek tertentu. 21 Normal, jika ia dapat melakukan semua kemampuan (atau berdasarkan laporan orangtuanya) pada semua persentil yang masuk dalam garis umurnya. Walaupun ada 1 ketidakmampuan atau menolak melakukan pada persentil 75-90 masih dianggap normal. Dicurigai ada gangguan tumbuh kembang jika ada 1 atau lebih ketidakmampuan pada persentil > 90, atau 2 (atau lebih) ketidakmampuan/ menolak pada persentil 75-90 yang masuk garis umurnya. 21

Selain itu di dalam Denver II ada bagian terpisah untuk menilai perilaku anak secara sekilas. 21 Tetapi Denver II tidak mampu mendeteksi gangguan emosional, 21 atau gangguan-gangguan ringan.2 Tidak ada metoda skrining yang sempurna. KPSP

Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) Kuesioner ini diterjemahkan dan dimodifikasi dari Denver Prescreening Developmental Questionnaire (PDQ) oleh tim Depkes RI yang terdiri dari beberapa dokter spesialis anak, psikiater anak, neurolog, THT, mata dan lain-lain pada tahun 1986.22 Kuesioner ini untuk skrining pendahuluan bayi umur 3 bulan sampai anak umur 6 tahun yang dilakukan oleh orangtua. Setiap umur tertentu ada 10 pertanyaan tentang kemampuan perkembangan anak, yang harus diisi (atau dijawab) oleh orangtua dengan ya atau tidak, sehingga hanya membutuhkan waktu 10-15 menit (lihat lampiran).22 Jika jawaban ya sebanyak 6 atau kurang maka anak dicurigai ada gangguan perkembangan dan perlu dirujuk, atau dilakukan skrining dengan Denver II. Jika jawaban ya sebanyak 7-8, perlu diperiksa ulang 1 minggu kemudian. Jika jawaban ya 9-10, anak dianggap tidak ada gangguan, tetapi pada umur berikutnya sebaiknya dilakukan KPSP lagi.22

12

Untuk memperluas jangkauan skrining perkembangan Frankenburg dkk,. (1990) menganjurkan agar lebih banyak menggunakan PDQ, karena mudah, cepat, murah dan dapat dikerjakan sendiri oleh orangtua atau dibacakan oleh orang lain (misalnya paramedis atau kader kesehatan). 20 Jika dengan PDQ dicurigai ada gangguan perkembangan, anak tersebut dirujuk untuk dilakukan skrining dengan Denver II yang lebih rumit, lama dan harus dilakukan oleh tenaga terlatih. 20 Kuesioner ini sampai sekarang masih dianjurkan oleh Depkes untuk digunakan di tingkat pelayanan kesehatan primer (dokter keluarga, Puskesmas) sering disebut sebagai ‘buku hijau’ berjudul Pedoman Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita Depkes RI 1994 yang telah diuji coba di beberapa propinsi, tetapi tampaknya jarang dimanfaatkan. Bahkan beberapa dokter Puskemas tidak tahu adanya buku tersebut, atau tidak tahu cara penggunaannya karena tidak pernah diajarkan.

4) Apa saja yang perlu anda gali untuk mengetahui masalah pada kasus ini?

a. Status Pertumbuhan dan Perkembangan anak tersebut

b. Riwayat pasien maupun keluarganya

5) Bagaimana masalah pada masyarakat tersebut dapat mempengaruhi kondisi kesehatan

anak?

6) Apa hubungan kondisi anak itu sekarang dengan riwayat kelahirannya?

7) Menurut anda apakah penyebab gangguan perkembangan yang paling mungkin dari anak

ini?

STIMULASI DETEKSI INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK 7

Setiap orang tua menginginkan mempunyai anak yang sehat, cerdas, sholeh, berkualitas dan sukses di masa depan, demikian juga setiap bangsa menginginkan mempunyai generasi penerus yang mampu bersaing dan unggul ditengah persaingan global yang sangat kompetitif, hal ini harus dianggap sebagai suatu investasi untuk masa depan dan hal ini juga merupakan Hak Anak, seperti yang tercantum dalam Undang-undang Dasar 1945, pasal 28 B ayat 2; “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh & berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan & diskriminasi”. Salah satu upaya untuk mendapatkan anak yang seperti diinginkan tersebut adalah dengan melakukan upaya pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita atau yang dikenal dengan nama Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK).

Upaya pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita dan anak prasekolah merupakan tindakan skrining atau deteksi secara dini (terutama sebelum berumur 3 tahun) atas adanya penyimpangan termasuk tindak lanjut terhadap keluhan orang tua terkait masalah pertumbuhan dan perkembangan bayi, anak balita dan anak prasekolah, kemudian penemuan dini serta intervensi dini terhadap penyimpangan kasus tumbuh kembang akan memberikan hasil yang lebih baik.

Upaya pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita dan anak prasekolah dilakukan melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang anak yang menyeluruh dan terkoordinasi antar sektor dan program. Tindakan koreksi dilakukan untuk mencegah masalah agar tidak semakin berat dan apabila anak perlu dirujuk, maka rujukannya harus dilakukan sedini mungkin sesuai dengan pedoman yang berlaku.

7 http://www.kesehatananak.depkes.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=49:stimulasi-

deteksi-intervensi-dini-tumbuh-kembang-anak&catid=37:subdit-2&Itemid=80

13

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat.

Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian.

Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0 – 6 tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap anak perlu mendapat stimulasi rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap kesempatan. Stimulasi tumbuh kembang anak dapat dilakukan oleh ibu, ayah, pengganti orang tua/ pengasuh anak, anggota keluarga lain atau kelompok masyarakat di lingkungan rumah tangga masing-masing dan dalam kehidupan sehari-hari.

Prinsip dasar Stimulasi

Dalam melakukan stimulasi tumbuh kembang anak, ada beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan, yaitu:

1. Stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan kasih sayang. 2. Selalu tunjukkan sikap dan perilaku yang baik karena akan meniru tingkah laku orang-

orang yang terdekat dengannya. 3. Berikan stimulasi sesuai dengan kelompok umur anak. 4. Lakukan stimulasi dengan cara mengajak anak bermain, bernyanyi, bervariasi,

menyenangkan, tanpa paksaan dan tidak ada hukuman. 5. Lakukan stimulasi secara bertahap dan berkelanjutan sesuai umur anak , terhadap ke 4

aspek kemampuan dasar anak. 6. Gunakan alat bantu/ permainan yang sederhana, aman dan ada di sekitar anak. 7. Berikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan. 8. Anak selalu diberi pujian, bila perlu diberi hadiah atas keberhasilannya.

3 Jenis deteksi dini tumbuh kembang.

Ada 3 jenis deteksi dini tumbuh kembang yang dapat dikerjakan oleh tenaga kesehatan di puskesmas dan jaringannya, berupa:

Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, yaitu untuk mengetahui/menemukan status gizi kurang/ buruk dan mikrosefali/ makrosefali.

Deteksi dini penyimpangan perkembangan yaitu untuk mengetahui gangguan perkembangan anak (Keterlambatan), gangguan daya lihat, gangguan daya dengar.

Deteksi dini penyimpangan mental emosional, yaitu untuk mengetahui adanya masalah mental emosional, autisme dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas.

Deteksi dini Penyimpangan pertumbuhan

Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan dilakukan dengan

- pengukuran Berat Badan terhadap Tinggi Badan dengan tujuan untuk menentukan status gizi anak, normal, kurus, kurus sekali atau gemuk.

- Selain itu, juga dilakukan pengukuran Lingkar Kepala Anak (LKA) dengan tujuan untuk mengetahui lingkar kepala anak dalam batas normal atau diluar batas normal.

Deteksi dini penyimpangan perkembangan dilakukan dengan:

14

Skrining/ Pemeriksaan perkembangan anak menggunakan Kuisioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) dengan tujuan untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan.

Tes Daya Dengar (TDD) dengan tujuan untuk menemukan gangguan pendengaran sejak dini, agar dapat segera ditindak lanjuti untuk meningkatkan kemampuan daya dengar dan bicara anak.

Tes daya Lihat (TDL) dengan tujuan untuk mendeteksi secara dini kelainan daya dengar agar segera dapat dilakukan tindakan lanjutan sehingga kesempatan untuk memperoleh ketajaman daya lihat menjadi lebih besar.

Ada beberapa jenis alat yang digunakan untuk mendeteksi secara dini adanya penyimpangan mental emosional pada anak, yaitu:

Kuisioner Masalah Mental Emosional (KMME) bagi anak umur 36 bulan sampai 72 bulan. Tujuan untuk mendeteksi secara dini adanya penyimpangan/ masalah mental

emosional pada anak prasekolah. Ceklist Autis anak praseolah (Checklist for Autism in Toddler/ CATT) bagi anak umur 18

bulan samapai 36 bulan. Tujuan untuk mendeteksi secara dini adanya Autis pada anak umur 18 bulan – 36

bulan. Formulir deteksi dini Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)

menggunakan Abreviated Conner Rating Scale bagi anak umur 36 bulan ke atas. Tujuan untuk mendeteksi secara dini adanya gangguan Pemusatan Perhatian dan

Hiperaktivitas pada anak umur 36 bulan ke atas.

15

Kuliah obstetri