18 0-Planning-a-landfill-Translated

22
Merencanakan suatu landfill (TPA) Membuat suatu landfill yang bagus tentu membutuhkan proses evaluasi yang tidak sedikit guna mengidentifikasi lokasi pembuangan yang terbaik. Lokasi ini harus memenuhi persyaratan-persyaratan regulasi pemerintah dan pada waktu yang sama juga harus bisa menekan biaya ekonomi, lingkungan, kesehatan dan sosial (Siddiqui et al., 1996). Prosedur pemilihan tempat harus bisa memaksimalkan penggunaan informasi yang ada dan memastikan bahwa output proses tersebut bisa diterima oleh sebagian besar pemangku kepentingan. Oleh karena itu, pendirian landfill pada umumnya memerlukan pemrosesan terhadap berbagai macam data spasial. Biasanya, sampah domestik dari negara-negara industri maju banyak berasal dari bungkus yang terbuat dari kertas, plastik, kaca dan logam, dengan demikian sampah memiliki kepadatan yang rendah. Di negara-negara yang sedang berkembang, sampah banyak mengandung bahan-bahan inersia seperti pasir, abu, debu serta bebatuan dan memiliki tingkat kelembaban yang tinggi yang disebabkan oleh penggunaan buah-buahan dan sayur- sayuran segar. Faktor-faktor ini membuat sampah menjadi sangat padat (bobot yang tinggi untuk tiap volume unitnya). Dampak dari kepadatan tinggi adalah bahwa kendaraan dan sistem yang sangat bagus beroperasi dengan sampah kepadatan rendah di negara-negara maju menjadi tidak cocok ketika diterapkan pada sampah dengan kepadatan tinggi. Kombinasi antara bobot tambahan, abrasivitas pasir dan korosivitas yang disebabkan oleh kadar air, bisa menyebabkan cepatnya peralatan menjadi rusak. Jika sampah mengandung kelembaban yang tinggi, atau merupakan bahan yang sebagian besar bersifat inersia, maka menjadi tidak cocok untuk dilakukan 18-1 18.1 – Komposisi Sampah 18 Sasaran: Untuk memahami proses perencanaan landfill Memahami para pelaku yang terlibat dan peran mereka masing-masing Memahami kondisi batas dari sisi teknis, lingkungan, sosial dan finansial didalam

Transcript of 18 0-Planning-a-landfill-Translated

Merencanakan suatu landfill (TPA)

Membuat suatu landfill yang bagus tentu membutuhkanproses evaluasi yang tidak sedikit gunamengidentifikasi lokasi pembuangan yang terbaik.Lokasi ini harus memenuhi persyaratan-persyaratanregulasi pemerintah dan pada waktu yang sama jugaharus bisa menekan biaya ekonomi, lingkungan,kesehatan dan sosial (Siddiqui et al., 1996).Prosedur pemilihan tempat harus bisa memaksimalkanpenggunaan informasi yang ada dan memastikan bahwaoutput proses tersebut bisa diterima oleh sebagianbesar pemangku kepentingan. Oleh karena itu,pendirian landfill pada umumnya memerlukanpemrosesan terhadap berbagai macam data spasial.

Biasanya, sampah domestik dari negara-negaraindustri maju banyak berasal dari bungkus yangterbuat dari kertas, plastik, kaca dan logam,dengan demikian sampah memiliki kepadatan yangrendah. Di negara-negara yang sedang berkembang,sampah banyak mengandung bahan-bahan inersiaseperti pasir, abu, debu serta bebatuan danmemiliki tingkat kelembaban yang tinggi yangdisebabkan oleh penggunaan buah-buahan dan sayur-sayuran segar. Faktor-faktor ini membuat sampahmenjadi sangat padat (bobot yang tinggi untuk tiapvolume unitnya). Dampak dari kepadatan tinggiadalah bahwa kendaraan dan sistem yang sangat bagusberoperasi dengan sampah kepadatan rendah dinegara-negara maju menjadi tidak cocok ketikaditerapkan pada sampah dengan kepadatan tinggi.

Kombinasi antara bobot tambahan, abrasivitas pasirdan korosivitas yang disebabkan oleh kadar air,bisa menyebabkan cepatnya peralatan menjadi rusak.Jika sampah mengandung kelembaban yang tinggi, ataumerupakan bahan yang sebagian besar bersifatinersia, maka menjadi tidak cocok untuk dilakukan

18-1

18.1 – Komposisi Sampah

18Sasaran: Untuk memahami proses

perencanaan landfill Memahami para pelaku yang

terlibat dan peran merekamasing-masing

Memahami kondisi batasdari sisi teknis,lingkungan, sosial danfinansial didalam

pembakaran, dengan demikian perlu dicari alternatifperlakuan terhadap sampah lainnya. Daur ulangataupun salvaging bisa mengurangi proporsi sampahkertas dan plastik sebelum dilakukannya tahapperlakuan (treatment).

Pemilihan tempat untuk TPA merupakan keputusanpenting didalam membuat dan mengimplementasikanrencana pengelolaan sampah. Tempat yang dipilihsecara kurang baik justru akan berefek kepadatingginya biaya untuk:

Transportasi sampah Pembangunan tempat. Pengoperasian tempat. Perlindungan lingkungan

Gambar berikut ini menunjukkan kronologi dalamtahapan pembuatan yang digunakan dalam prosesperencanaan TPA.

Gambar 18,1 Pembuatan rencana landfill secara kronologis

18-2

Bisnis

Respon Politik

Protes Publik

Kasus Polusi

Legislasi Teknologi

Prosedur Pembangunan

Karakteristik Sampah

Kriteria awal pemilihan tempat

Mendefinisikan area berdasarkan keterbatasanalamiah dan administratif yang menyangkutjarak.

Gunakan peta dan kunjungan tempat. Gunakan kriteria awal dalam pemilihan tempat Estimasikan biaya yang dibutuhkan (ekonomi

skala memainkan satu peran tersendiri) Siapkan daftar tempat, bersama-sama sisi pro

dan kontranya Ukuran tempat dan akses Kamanan (jarak dengan lapangan udara) Kendala perencanaan (akuifer air minum,

daerah terlindung, dsb)

Kriteria akhir dalam pemilihan tempat

Aspek geologis Aspek hidrogeologis Penerimaan publik/kesehatan publik

Tidak ada landfill atau porsi landfill yangditempatkan didekat suatu runway lapangan udaraatau rundway yang melayani pesarat turbojet. Ketikalandfill menarik burung atau binatang lain, makakemundurannya dirancang untuk mendisain potensiserangan burung terhadap pesawat udara. Meskipunbisa saja kita melakukan satu studi demonstrasiyang intinya adalah untuk menunjukkan bahwa potensiserangan burung tidak signifikan untuk lokasi yangdekat dnegan lapangan udara, jadi sepertinya sulitada kemungkinan bahwa lembaga regulatif akanmenyetujui suatu demonstrasi menunjukkan reiskoyang ada. Jadi bisa dikatakan bahwa tidak mungkinakan dibangun landfill di dekat lapangan udara.Tidak ada landfill atau tempat pendukung landfilllyang bisa ditempatkan di dekat area yang mudahterkena banjir.

Landfill tidak bisa dibangun di dekat area tanahbasah karena dapat mengurangi kualitas air, danmembahayakan eksistensi dari spesies tertentu,mengurangi atau memperburuk kualitas tanah basah,berdampak kepada ikan dan satwa liar, ataumengancam pelepasan katastropik atau pembuanganracun dari landfill. Operator landfill harus

18-3

18.2 - Pemilihan tempat

menunjukkan kepada lembaga regulative bahwadegradasi tersebut tidak akan terjadi. Lembagadaerah sangat protektif terhadap tanah basah danmeminta standar jaminan secara absolut. Selain itu,setiap akre tanah basah yang terpakai untukbangunan landfill harus dimitgasi (tanah basah baruyang dibangun untuk menggantikan tanah basah yangsudah rusak), biasanya dengan rasio 5:1 akre areayang dihancurkan. Seperti properti yang mencakupfloodplain, karakteristik tanah basah bisadigunakan untuk pembuatan landfill, namun propertitersebut akan memiliki taraf sejauhmana konstruksilandfill dibatasi.

Formasi geologis yang menghasilkan banyak air tanahdisebut dengan akuifer. Lapisan air tanah teratasdisebut dengan tabel air. Selama tahap perencanaanlandfill, resiko kontaminasi air tanah olehlandfill ditentukan oleh faktor-faktor berikut ini:

Kedalaman air tanah. Jika tabel air rendah (jauhdibawah permukaan tanah), air akan tersaring secaraparsial ketika ia melewati lapisan tanah. Jikatabel airnya tinggi (dekat permukaan tanah), makakontaminan masuk ke air tanah secara langsung,tanpa ada penyaringan (filtrasi) oleh tanah. Konsentrasi kontaminan Konsentrasi yang tinggi darikontaminan di lindian bisa membuat polusi airtanah. Permeabilitas (daya rembes) lapisan geologi Lapisangeologis yang sangat permeable memungkinkan aircepat masuk dan menapis, yang menerima sedikitfiltrasi. Lapisan atau strata yang berisi bahan-bahan yang relatif tidak permeabel seperti endapandan tanah liat akan turut menghalangi perkolasi airkebawah. Jenis lapisan geologi Beberapa bahan di bumi ini,seperti tanah liat, lebih efektif ketika menyaringkontaminan, bukan saja karena tidak permeable namunjuga karena bahan-bahan kimia dapat mengikatpermukaan partikelnya. Toksisitas kontaminan. Lindian dihasilkan ketikafilter turun kebawah melalui landfill, yang

18-4

18.3 – Groundwater

mengakselerasi bahan-bahan terlarut dari sampahyang mengalami dekomposisi. Tergantung kepadakarakteristik dari landfill dan sampahnya, lindianmungkin memiliki tingkat bahaya yang rendah, namunjuga bisa memiliki tingkat racun yang sangattinggi. Secara umum, lindian memiliki tingkatbiochemical oxygen demand (BOD) yang sangat tinggiserta konsentrasi karbon organik, nitrogen,klorida, besi, mangan, dan phenol yang sangattinggi. Banyak bahan kimia yang bisa ditemukan,termasuk pestisida, solven, dan logam berat. Arah aliran air tanah. Air tanah bergerak lambatdan terus menerus melalui ruang terbuka di tanahdan bebatuan. Jika landfill mengotori air tanah,maka akan terjadi kontaminasi. Sumur-sumur di areayang secara jarak tidak dekat dengan landfill bolehjadi terkontaminasi, namun yang berada dekat denganlandfill malah tidak terpengaruh sama sekali.

Kondisi geologis yang tidak stabil, sepertitopografi kuarsa, dan zona dampak seismic dihindarioleh para pembuat landfill. Tidak ada landfill yangdibangun didalam 200 kaki garis yang rentan terjadipergeseran lempeng. Zona fault dengan luas 400 kakisebaiknya dihindari dalam konstruksi landfill. Zonadampak seismic adalah kawasan dengan 10% atau lebihprobabilitas yang lebih besar dimana akselerasihorizontal maksimum pada materi bumi, yangdiekspresikan dengan suatu prosentase tarikangravitasi bumi (g), akan melebihi 0,10 g dalam 250tahun.

Landfill pada zona-zona seismic harus didisainulang untuk menahan potensi tekanan seismic.Meskipun regulasi hanya melarang lanfill secaralangsung pada area yang tidak stabil, namunpengaruh potensial dari area tersebut jauh melewatibatas-batasnya. Lubang yang relatif kecil yangmuncul pada sinkhole sebagai hasil dari bebanterlalu besar dari pembuangan landfill dapat sajaberubah ratusan kaki. Mencoba memprediksi secaraakurat tingkat kerusakan tersebut hampir mustahiluntuk dilakukan.

18-5

18.4 – Topografi

18.5 – Jarak dengan tempat tinggal & Keterlibatan Publik

Faktor-faktor berikut ini harus dipertimbangkansebelum memutuskan tempat landfill:

Gangguan yang disebabkan oleh landfill(gangguan lalu lintas rolli, gangguan bau,burung, sampah, dan para pemulung)

Dampak ekonomi – penurunan harga jual rumahyang letaknya dekat dengan landfill

Dampak kesehatan dan lingkungan Dampak sosial – kualitas hidup yang menurun

Fokus publik tentang dampak yang berhubungan denganlandfill biasanya berkembang seiring dengankenaikan didalam aktivitas industri di suatu negaraatau kota, dan dengan analogi dengan dampakkesalahan manajemen kimia di tempat kerja dan dilingkungannya. Mungkin akan dikedepankan ketikafasilitas-fasilitas untuk mengelola sampah-sampahberbahaya diusulkan. Sindrom NIMBY (Not In MY BackYard) adalah suatu reaksi yang tidak bisa dipahami,khususnya ketika tempat-tempat pembuangan sampahsebelumnya menyebabkan polusi, dan reaksi ini bisamenyebabkan fasilitas landfill gagal untukdilanjutkan, yang tentu saja sampah menjadi tidakbisa diolah dengan baik. Ironisnya, perhatianpublik bisa memperburuk resiko lingkungan dankesehatan dari sampah berbahaya. Sasaran dariketerlibatan publik didalam pendirian landfilladalah:

Publik memahami kebutuhan dan usulan. Isu-isu yang disampaikan oleh publik

didengarkan dan diperhatikan. Pihak pemerintah memiliki daya tanggap yang

bagus kepada publik. Kesempatan diberikan kepada publik untuk

berpartisipasi didalam proses pembuatankeputusan.

Ada beberapa sikap pro dan kontra didalamketerlibatan publik pada proses perencanaanlandfill:

Kelebihan

18-6

Masyarakat dapat mengekspresikan perhatiannyadan mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mereka.

Proses ini akan bisa secara efektifmemastikan bahwa pihak berwenangmempertimbangkan opini publik.

Informasi penting bisa dikumpulkan darimasyarakat.

Proses ini biasanya menghasilkan peningkatankemungkinan dukungan publik bagi dibangunnyalandfill tersebut.

Kekurangan

Publik terlalu dilelahkan oleh isu-isu atauhal-hal yang memiliki substansi kecil.

Bisa terjadi disinformasi. Bisa menyebabkan penundaan-penundaan yang

merugikan. Bukan tidak mungkin proyek ini akan menjadi

konsumsi politik.

Jadi untuk kawasan-kawasan yang jauh daripemukiman, hanya lapangan udara saja yangsepenuhnya tidak diperbolehkan untuk dibangunnyafasilitas landfill. Floodplain, wetland, dangeologi yang tidak stabil akan sangat dihindariuntuk pembangunan fasilitas landfill. Area-areaini, jika memang hanya tempat ini yang bisadipilih, akan membutuhkan dana yang sangat besaruntuk memitigasi potensi kerusakan atau efeknegatif lain dari pembangunan landfill. Lokasilandfill yang ideal, dari sudut pandang titikminimalisasi biaya, sebaiknya menghindari kawasan-kawasan tersebut.

Resiko-resiko kesehatan dan dampak-dampaklingkungan yang muncul dari sampah-sampah berbahayabiasanya sama untuk semua negara, karena komponen-komponen yang mengancam kesehatan didalam tiap-tiapsampah adalah mirip. Akan tetapi, resiko-resikoaktualnya sangat beragam, karena sangat dipengaruhioleh praktik operasi, metode penyimpanan, higinpesonal, tekanan regulasi dan kualitas

18-7

18.6 – Pengukuran dampak dan Resiko Polusi

Apa prasyarat untuk tempat landfill yang ideal?

• Geologi yang homogen tanpa retakan

• Tanah bawah yang stabil secara geoteknis

• Dasar tempat yang tidak merembes secara

alamiah

• Lapisan tebal tak jenuh dibawah dasar

• Tempat jauh dari sumber air bersih

pengelolaannya. Tingkat pendapatan keseluruhan darisuatu negara akan memberikan pedoman bagi tingkatperlindungan kesehatan publik dan lingkungan yangada. Kerap ditemukan bahwa aspirasi personal teknisberada di garda depan dari kapasitas yang dimilikioleh negara untuk mendanai dan menjaga pengelolaansampah berbahaya yang dibutuhkan untuk mengurangiresiko secara efektif. Akan tetapi, ketika mulaipada level bawah, bahkan kecil, pengukuran-pengukuran biaya rendah bisa memiliki keuntunganyang besar.

Di negara-negara dengan pendapatan sedang danrendah, pelaksanaan stockpiling sampah industrilazim dilakukan di pabrik-pabrik karena minimnyafasilitas pengolahan sampah dan lemahnya programpengelolaan sampah. Tempat-tempat pembuangan sampahberbahaya yang tidak resmi dapat saja memilikibahan-bahan berbahaya seperti logam berat. Volumesampah berbahaya dalam jumlah besar bisa berkumpuldi tempat-tempat pembuangan sampah terbuka dan halini bisa mempengaruhi pasokan air dan menciptakanbahaya lingkungan. Penting bagi kita untukmengambil langkah-langkah awal dalam memberikanpengolahan resmi dan kapasitas pembuangan yangmenyesuaikan pembuangan sampah, jika resiko darisampah-sampah berbahaya hendak dikurangi.

18-8

“Dalam pemikiran sehari-hari istilah resiko akanmengimplikasikan sesuatu yang tidak pasti dan tidakdiinginkan” (Cavello dan Merkhofer, 1993). Keduapakar ini mengutip dari kamus bahasa Webster bahwaistilah berbahaya berarti “sumber bahaya”, iamerupakan suatu sifat instrinsik dari suatu bahanatau suatu situasi/tindakan. Resiko adalah suatu“kemungkinan hilang atau rusak”. Dengan kata lain,resiko mencakup pendapatan yang tidak diinginkandari suatu situasi atau tindakan dan kemungkinankejadian dari output-output khusus. Semua output(skenario) bersama-sama membentuk resiko

Resiko terdiri dari tiga elemen yang berbeda:

- Bahaya (suatu zat, tindakan atau situasi)- Pola (eksposur)- Reseptor (mereka yang terpengaruh oleh bahaya -orang atau lingkungan)

Oleh karena itu, jika sampah mengandung zat-zatyang berbahaya bagi kesehatan dan lingkunganmanusia, maka bisa disebut dengan suatu bahaya.Apakah suatu bahaya berkembang menjadi resiko atautidak, semua itu sangat tergantung kepada caradimana sampah dikemas, diangkut, diolah dandibuang. Sampah yang dibuang di tanah akan memilikiresiko bagi kesehatan manusia dan sistem ekologiyang ada di sekitar1 tempat pembuangan jikaterdapat kemungkinan bahwa zat-zat berbahayadilepaskan dari sistem tersebut dan menyebar keligkungan, sehingga pajanan (eksposur) ataupengaruh bisa terjadi. Rembesan lindi kedalam tanah(dan kedalam air tanah), runoff permukaan dari airyang terkontaminasi ke badan air permukaan, emisi

1 Persisnya, seberapa jauh kontaminan menyebar akan sangat tergantung kepada karakteristik iklim, meteorologi, geologi, hidrogeologi dan karakteristik-karakteristik tempat tersebut pada saat pelepasan terjadi.

18-9

Resiko Polusi

gas ke udara adalah contoh dari pelepasankontaminan secara langsung ke kompartemenlingkungan terdekatnya.

Mungkin perlu kita bahas disini tentang definisidari kata kontaminasi dan polusi, yang merupakandua istilah yang jamak dipakai pada literaturtentang dampak lingkungan. Di berbagai literatur,kedua istilah ini sering dipakai secara bergantian.Hal ini tentu saja tidak tepat secara linguistic,namun juga membingungkan dan mengacaukan. Disini,kedua istilah digunakan dengan makna yang sangatberbeda:

mengkontaminasi – mengotori kebersihan dari(sesuatu)polusi – membuat sesuatu (udara, air, tanah, dsb)menjadi berbahaya bagi orang, hewan, tanaman denganadanya zat-zat yang berbahaya

Oleh karena itu didalam konteks teknologi landfill,kontaminasi adalah pelepasan zat-zat limbah darisistem landfill; sedangkan polusi adalah suatusituasi dimana kontaminasi menyebabkan efek burukbagi lingkungannnya. Keputusan tentang apa yangmembedakan keduanya akan sangat tergantung kepadasejumlah faktor, termasuk faktor ilmiah dansocietal. Didalam pemahaman elemen-elemen resiko,kontaminasi terkait dengan pajanan dimana polusiterkait dengan dampak yang ditimbulkannya.

Analisis resiko biasanya dilakukan sebagai bagiandari lingkup yang lebih besar yang menyoroti resikodalam konteks tertentu. Disamping analisis resiko,lingkup yang lebih besar ini juga mencakuppengelolaan resiko. Pada konsepsi yang palingkecil, analisis resiko berbeda dengan pengelolaanresiko. Analisis resiko adalah suatu proses dalammengestimasi kemungkinan kejadian efek negatif,dimana pengelolaan resiko mencakup pemilihantingkat resiko yang diterima dan disain sertaimplementasi pengukuran untuk mengurangi resikoyang tidak beisa diterima (Asante-Duah, 1993).Suatu estimasi resiko, sebagai hasil dari prosesanalisis reisko, akan menentukan input mayorkedalam manajemen resiko. Jadi Jelasnya,

18-10

Analisis Resiko

pengelolaan resiko mencakup suatu kesatuan darifaktor-faktor lainnya (ekonomi, sosial, politik,organisasi, dan sebagainya) bersama-sama denganinformasi pada resiko kesehatan dan lingkungan.Akan tetapi, tidak mungkin bagi kita untukmelepaskan perhatian kebijakan/nilai secarakeseluruhan dari proses analisis resiko, khususnyadalam pemilihan masalah konkrit untuk analisis dandalam presentasi hasil-hasil (Hattis dan Smith,1987).

Selain itu, didalam praktik biasanya tidak adaintermediasi, antara analis resiko dengan parapembuat keputusan, yang akan menempatkan hasil-hasil resiko kedalam konteks sosial dan padagilirannya memberikan opsi pengelolaan resiko. Olehkarena itu, biasanya sangat dituntutkan kepada paraanalis resiko untuk memasukkan pertimbangan-pertimbangan sosial kedalam analisis mereka, begitupula ketika memberikan informasi lengkap pada basisyang dipakai oleh para pembuat keputusan dalammelakukan pengambilan keputusan manajemen resiko.

Perlu untuk dicatat bahwa istilah analisis resikodan pengukuran resiko tidak selalu digunakan dalamliteratur secara tepat. Sudah terjadi pembiasaanuntuk menggunakan istilah pengukuran resiko untukresiko kesehatan dari analisis kimiawi dan analisisresiko untuk resiko-resiko yang berhubungan dengankinerja dari instalasi industri. Akan tetapi,pembedaan ini belum dicapai secara konsisten. Untukmenghindari kebingungan yang bisa terjadi tentangterminologi yang dipakai disini, maka definisi yangbagus tentang analisis resiko dengan pengukuranresiko diberikan dibawah ini, menurut pendapatCovello dan Merkhofer (1993). Definisi inididasarkan kepada model mereka, yang diperkenalkanpada Gambar 2.

Analisis resiko adalah proses sistematis dalam mengidentifikasi, mengukur, dan

mengevaluasi resiko-resiko yang terkait dengan zat-zat berbahaya,

prosesnya, tindakannya dan peristiwanya. Tujuan dari analisis resiko

adalah memberikan informasi penting guna mendukung pengelolaan resiko.

18-11

Pengukuran resiko adalah suatu proses sistematis yang menggambarkan dan

menghitung resiko-resiko ini. Oleh karena itu, penilaian resiko akan

sangat menentukan analisis resikonya.

Pengelolaan resiko adakah suatu proses identifikasi, seleksi, dan implementasi

tindakan-tindakan yang tepat dalam mengontrol resiko.

Ada sejumlah alasan untuk mengadopsi analisisresiko sebagai dasar dan bagian penting dalamproses pembuatan keputusan kesehatan danlingkungan:

Proses yang terlibat didalam generasi resikobisa sangat banyak dan kompleks dan olehkarenanya akan sulit bagi banyak orang untukmemahaminya tanpa bantuan dari model-modelkuantitatif (Morgan, 1984).

Analisis resiko bisa menghindari beberapabias yang acapkali digunakan untuk membuatkeputusan tentang resiko (Cooke, 1991).

Analisis resiko berusaha untukmengidentifikasi dan menghitungketidakpastian-ketidakpastian yang ada. Halini sangat penting, apalagi karena keputusan-keputusan regulatif harus dibuat berdasarkaninformasi ilmiah yang tidak lengkap. Disini,mengabaikan dampak keptidakpastian dapatmenyebabkan keputusan-keputusan yang tidakfleksibel dan tidak efisien (Marin et al.,1989). Selain itu, nilai incremental dariinformasi tambahan bisa mengimbangi biayayang dikeluarkan.

Analisis resiko, setidaknya, memisahkan darimanajemen resiko (misalnya Asante-Duah,1993). Hal ini mengimplikasikan bahwa analissetidaknya harus berusaha mengungkap semuakeputusan, pilihan dan kelalaian yang dibuatdalam proses analisis resiko.

Analisis resiko berusaha untuk memisahkanketidakpastian teknis (ketidaksetujuanberdasarkan fakta) dari ketidaksetujuanmelebihi nilai (Morgan, 1990).

18-12

Faktor-faktor diatas dipercaya akan bisa mengatasikesulitan-kesulitan yang jamak ditemui dalampembuatan keputusan tentang isu-isu yang samapentingnya dan sama sensitifnya dengan kesehatanmanusia dan lingkungan. Contoh praktik menunjukkanbahwa jika pengukuran resiko tidak diaplikasikandan publik tidak secara tepat waktu dan secaratepat diberi informasi dan dilibatkan, fokus publiktentang efek kesehatan negatif bisa imposibel(Baeder, 1982).

Meskipun tidak bisa dipungkiri adanya marjinketidakpastian atas hasil yang dicapai, namuninformasi penting bisa dihasilkan dari analisis,sedangkan untuk tujuan interpretasi, makaketerbatasan-keterbatasan yang ada dipertimbangkan.

Seperti dijelaskan oleh Linnerooth-Bayer &Wahlström (1991), pengukuran resiko memiliki tigatujuan yang berbeda:

Memberikan estimasi resiko untuk teknologipembuatan keputusan, kajian publik danpernyataan dampak lingkungan;

Untuk membantu pembuatan keputusan-keputusanregulative dan prosedur lisensi (izin) denganmemberikan estimasi terukur tentang resikodan penurunan resiko;

Untuk mengidentifikasi perbaikan keamananpotensial didalam disain dan operasi pabrik,kontrol kualitas, pengukuran backfitting, danpemeliharaannya.

Selain itu, Rowe (1987) membedakan antara analisisresiko regulative, analisis dukungan manajemen, dananalisis resiko yang digunakan untuk mempengaruhikesadaran publik.

Contoh pengukuran resiko untuk landfill yangditemukan didalam berbagai literatur terutamamencakup perhitungan probabilitas dimanakonstituante sampah yang keluar dari fasilitaspembuangan dapat menyebabkan efek buruk bagikesehatan ataupun bagi lingkungan. Resiko-resikodianalisis untuk mengetahui bahwa kontaminan-kontaminan dilepaskan dari tumpukan sampah ke

18-13

Penilaian Resiko terhadap Landfill

kompartemen linkungan sekitarnya (Zamuda, 1989).Pendekatan umum biasanya sejalan dengan skemapengukuran resiko kesehatan dari Akademi IlmuPengetahuan Nasional AS yang disajikan didepan,meskipun sedikit penyesuaian diperlukan. Pada kasustersebut pengukuran resiko untuk tempat-tempatpembuangan sampah, informasi pada dua elemen yangpertama biasanya didapatkan dari literatur.

Resiko biasanya diestimasikan dengan cara yang adapada tempat-tempat pembuangan sampah lama, tidakterpelihara dan tidak terkontrol yang bisa dipilihuntuk tujuan remediasi, guna merangking tempat-tempat tersebut. Jika informasi toksikologi padabahan-bahan kimia yang diidentifikasikan di tempattersebut tidak begitu lengkap, oleh karena itubeberapa bentuk pengukuran resiko komparatifdilakukan, guna bisa mendapatkan daftar rangking.Rangking tersebut bisa digunakan untuk membuatkeputusan tentang tempat mana yang harus ditanganiterlebih dahulu.

Ketidakpastian dalam tahapan identifikasi bahayadalam analisis resiko

Kekurangpahaman tentang karakteristik toksikologidari sejumlah bahan kimia yang saat ini digunakandan dibuang bisa menyulitkan proses prediksinya.Hal ini sulit untuk diatasi didalam pelaksanaananalisis resiko. Kurangnya informasi tentang sifat-sifat toksikologi dari bahan-bahan kimia yangdijual bebas saat ini diilustrasikan dengan contoh-contoh yang disajikan dibawah.

“Di TPA Love Canal, setelah satu program analitiskolosal yang melibatkan lebih dari setengah jutapoin data, lebih dari 400 bahan kimia yang berhasildiidentifikasikan, dengan berbagai macamkarakteristik yang bisa diestimasikan dari surveipustaka ilmiah pada pengujian binatang danpengujian in vitro. Akan tetapi, lebih dari 50%bahan kimia yang berhasil diidentifikasikan tidakmemiliki catatan riset sama sekali. Sifat-sifatnyatidak mudah diketahui, meskipun sudah dihasilkandan dibuang 30-40 tahun yang lalu. Bahkan datalainnya juga belum pasti dimana CarcinogenAssessment Group dari EPA memutuskan bahwa hanya 4%(15 dari 400) bahan kimia yang ditemukan aman

18-14

(namun dengan kondisi dan jumlah yang belumdidefinisikan secara pasti.” (Wynne, 1987)

“Hanya sekitar 6% dari bahan kimia di pasar yangsudah diuji.” (Wynne, 1987)

Silbergeld (1991) menyatakan bahwa “pakartoksikologi ditakutkan oleh gambaran misalnyagambaran yang diberikan oleh National Academy ofSciences dan Kantor Zat Beracun dari EPA, yangmenunjukkan bahwa kita tidak memiliki data tentangracun apapun tentang 80% dari bahan kimia yang adadan 60% dari bahan kimia baru.”

Proses ranking kuantitatif untuk barang-barangberbahaya … sekitar 500 bahan kimia baru per tahun,menurunkannya terlebih dahulu sekitar 40,selanjutnya 3-6 setiap tahunnya yang diarahkanuntuk pengujian STAR (Scientific and TechnologicalAssessment and Review) secara penuh dengan biaya$500.000”. (Wynne, 1987)

Douglas dan Wildavsky (1988) menyebut Costle:“dibentuk satu tim para ilmuwan, 300 tikus, 2hingga 3 tahun, dan sekitar $300.000 untukmenentukan apakah bahan kimia tertentu tunggalmenyebabkan kanker ataukah tidak.” Merekamengatakan bahwa “jika mengetahui resiko yang kitahadapi sangat tergantung kepada pengujian ribuanbahan kimia, maka kita tidak akan pernah tahuresiko tersebut”. Yang sejalan dengan pemikiran iniadalah argumen dari Hattis dan Smith (1987) bahwacara ini bukan satu-satunya cara untuk mendapatkanestimasi resiko bahan kimia. Mereka mengemukakanperbandingan dengan bahan-bahan kimia yang sudahdikenal sebagai alternatif yang bagus (dan layak).

Tuntutan terhadap pengetahuan hampir selalu adadengan urgensi. Oleh karena itu, kasus-kasuspenipuan ilmiah kerap terjadi, misalnya kasus yangmelibatkan perusahaan raksasa Industrial BioTestdari Amerika Serikat, “yang diestimasikanbertanggungjawab sekitar sepertiga dari semua ujitoksisitas untuk bahan kimia baru diseluruh dunia”.“Hampir separuh dari hewan yang diperlakukan matikarena kurang terawatt, selanjutnya ditentukan baikdicatat sebagai hasil kerusakan nol (zero-damage)

18-15

ataupun diganti dengan hewan yang tidakdiperlakukan (Wynne, 1987). Selain itu, dalamribuan penelitian, hasil-hasil ditemukan dikaranglangsung.

Kasus lainnya melibatkan Searle Pharmaceuticals,produsen pemanis buatan Aspartame. Pengujian olehperusahaan ini menunjukkan bahwa zat baru ini danenam produk lainnya ditemukan “sangat buruk dantidak layak: tumor sudah dibuang dari hewan-hewanyang tidak dilaporkan, bahan-bahan kimia yangdiberikan ke hewan-hewan tidak dicampur ke pakanhewan, namun diberikan sebagai gumpalan bahankimia, yang tentu saja hewan menolaknya, sehinggatidak ada dosis yang masuk.” (Wynne, 1987)

Karena kebutuhan yang sangat besar terhadap dataini, maka banyak bank data yang didirikan diseluruh dunia:

the International Registry of PotentiallyToxic Compounds (IRPTC) dari ProgramLingkungan PBB (Stern, 1989);

Database regional seperti the EnvironmentalChemicals Data and Information Network(ECDIN) dari Komisi Masyarakat Eropa (Preusset al., 1986);

Database nasional dari sebagian ebsar negara-engara maju seperti German Fach InformationZentrum Chemie (FIZ-Chemie) Berlin, dan U.S.Integrated Risk Information System (IRIS),(Picardi, 1988).

Database seperti Hazardous Substances Data Bank(dari U.S. National Library of Medicine) memberikaninformasi terkini, yang memfasilitasi pembaharuanprofil toksisitas ekologi. Faktor-faktorbiokonsentrasi untuk berbagai macam bahan kimiadapat ditemukan di U.S. EPA’s Superfund PublicHealth Manual (Stoloff et al., 1990). U.S. NationalLibrary of Medicine juga memiliki database yangbernama Toxicology Data Bank dan Registry of ToxicEffects of Chemical Substances (Jones dan Kolsky,1984).

ANALISIS RESIKO

18-16

IDENTIFIKASI BAHAYA(Mengidentifikasi agen-agen resiko dan kondisi

yang berpotensimenghasilkan efek

negatif)

PENILAIAN RESIKO(Menghitung dan

menghitung resiko)

EVALUASI RESIKO(Membandingkan dan

mengetahuisignifikansi resiko)

MANAJEMEN RESIKOMENCARI PILIHAN(Mengidentifikasi alternatifuntuk mengelola

resiko)

EVALUASIPILIHAN

(Menilai danmembandingkan

pilihan-pilihan yang

ada)

PEMILIHAN(Memilih satuatau lebihalternatif

untukimplementasi)

IMPLEMENTASIDAN

PELAKSANAAN(Mengimpelentasikan, mengawasi, dan

melakukanalternatif)

Gambar 18.2 Analisis resiko dan manajemen resiko (Covello dan Merkhofer, 1993)

Analisis resiko adalah suatu proses dalammengestimasi kemungkinan kejadian efek terbalik,sementara itu mnajemen resiko terdiri daripemilihan level dari resiko yang bisa diterima dandisain serta implementasi pengukuran untukmenghindari (menurunkan) resiko-resiko yang tidakbisa diterima (Asante-Duah, 1993). Suatu estimasiresiko, sebagai hasil dari proses analisis reisko,akan menentukan input mayor kedalam manajemenresiko. Jadi Jelasnya, pengelolaan resiko mencakupsuatu kesatuan dari faktor-faktor lainnya (ekonomi,sosial, politik, organisasi, dan sebagainya)bersama-sama dengan informasi pada resiko kesehatandan lingkungan.

Asante-Duah, D.K., 1993, “Hazardous Waste RiskAssessment”, Lewis Publishers, Boca Raton, FL

Baeder, D.L., 1982, Analysis and Risk Assessment:Key to Effective Handling of Hazardous WasteSites, in “Risk Assessment at Hazardous Waste

18-17

References

RISK INFORMATIONOTHER INFORMATION

(technical, political, economic,

etc.)

Sites”. F.A. Long and G.E. Schweitzer, eds.,American Chemical Society, Washington, D.C.

Cooke, R.M., 1991, “Experts in Uncertainty. Opinionand Subjective Probability in Science,”Oxford University Press, New York/Oxford

Covello, V.T. and Merkhofer, M.W., 1993, “RiskAssessment Methods. Approaches for AssessingHealth and Environmental Risks”, PlenumPress, New York

Douglas, M. and A. Wildavsky, 1988, “Risk andCulture, An Essay on the Selection ofTechnological and Environmental Dangers”,University of California Press, Berkeley/LossAngeles/London

Hattis, D. and J.A. Smith Jr., 1987, What’s Wrongwith Quantitative Risk Assessment? in“Quantitative Risk Assessment. BiomedicalEthics Reviews”. National Conference on MoralIssues and Public Policy Issues in the Use ofthe Method of Quantitative Risk Assessment,Atlanta, Georgia, Sept. 26-27, 1985, J.M.Humber and R.F. Almeder, eds., Humana Press,Clifton, New Jersey

Jones, B. and K. Kolsky, 1984, Approaches toComputer Risk Analysis at UncontrolledHazardous Waste Sites, in “The 5th NationalConference on Management of UncontrolledHazardous Waste Sites. Washington, D.C., Nov.7-9, 1984. Hazardous Materials ControlResearch Institute, Silver Spring, Maryland

Linnerooth-Bayer, J. and B. Wahlström, 1991,Applications of Probabilistic RiskAssessments: The Selection of AppropriateTools, Risk Analysis 11(2):239-248

Marin, C.M., M.A. Medina Jr., and J.B. Butcher,1989, Monte Carlo analysis and Bayesiandecision theory for assessing the effects ofwaste sites on groundwater, I: Theory,Journal of Contaminant Hydrology 5:1-13

Morgan, M.G., 1984, Uncertainty and QuantitativeAssessment in Risk Management, in “Assessmentand Management of Chemical Risks”. Based on asymposium sponsored by the Division ofChemical Health and Safety at the 184thMeeting of the American Chemical Society,Kansas City, Missouri, Sept. 12-17, 1982.

18-18

J.V. Rodricks and R.G. Tardiff, eds. AmericanChemical Society, Washington, D.C.

Morgan, M.G. and M. Henrion, 1990, “Uncertainty. AGuide to Dealing with Uncertainty inQuantitative Risk and Policy Analysis”.Cambridge University Press, Cambridge, UK

Picardi, R., 1988, The U.S. EPA Establishes SingleData Base for Risk Information, in “HazardousWastes and Hazardous Materials. Proceedingsof the 5th National Conference”, Las Vegas,Nevada, April 19-21, 1988. HazardousMaterials Control Research Institute, U.S.EPA, Silver Spring, Maryland

Preuss, P.W., A.M. Ehrlich, and K.G. Garrahan,1986, U.S. EPA Guidelines for RiskAssessment, in “Management of UncontrolledHazardous Waste Sites, the 7th NationalConference”, Washington, D.C., Dec. 1-3,1986. Hazardous Materials Control ResearchInstitute, Silver Spring, Maryland

Rowe, W.D., 1987, Alternative Risk EvaluationParadigms, in “Risk Analysis and Managementof Natural and Man-Made Hazards”, Y.Y. Haimesand E.Z. Stakhiv, eds., Santa Barbara, CA,Nov. 8-13, 1987, ASCE, New York

Siddiqui et al., 1996 M.Z. Siddiqui, J.W. Everettand B.E. Vieux, Landfill siting usinggeographic information systems: ademonstration, Journal of EnvironmentalEngineering 122 (1996), pp. 515–523.

Silbergeld, E., 1991, Comments on “The Importanceof the Technical Characteristics of HazardousMaterials in Considering Environmental Risk”,Workshop on Hazardous Waste, Risk Analysis,11(1):33-34

Stern, R.M. and S. Tarkowski, 1989, The Need for aUniform European Environmental HealthDatabase, in Seminar on Applications,Perspectives and Limitations of ComparativeRisk Assessment and Risk Management.Proceedings of a workshop. Nice, France,Sept. 26-30, 1988. M. Olast and J. Sinnaeve,eds., Commission of the European CommunitiesRadiation Protection. Directorate-GeneralScience, Research and Development

18-19

Stoloff, S.W., et al., 1990, Practical Approach toEcological Risk Assessment Under theMassachusetts Contingency Plan, in “HazardousWastes and Hazardous Materials. Proceedingsof the 7th National Conference”, St. Louis,Missouri, May 2-4, 1990. Hazardous MaterialsControl Research Institute, U.S. EPA, SilverSpring, MarylandSuter, G.W. II, 1993,“Ecological Risk Assessment”, LewisPublishers, Boca Raton/Ann Arbor/London/Tokyo

Wynne, B., 1987, “Risk Management and HazardousWaste. Implementation and the Dialectics ofCredibility”, Springer-Verlag, Berlin

Zamuda, C., 1989, Superfund Risk Assessments: TheProcess and Past Experience at UncontrolledHazardous Waste Sites, in “The RiskAssessment of Environmental and Human HealthHazards: A Textbook of Case Studies”, D.J.Paustenbach, ed., John Wiley & Sons, inc, NewYork

Batstone, R; Smith, JE & Wilson, DC editors (1989)The safe disposal of hazardous wastes: Thespecial needs and problems of developingcountries World Bank, Washington, Technicalpaper No 93 in 3 volumes ISBN 0-8213-1144-1(available as pdf files fromwww.worldbank.org/publications/)

Economopoulos, AP (1982) Rapid assessment ofsources of air, water & land pollutionsources, World Health Organisation, GenevaPublication number 62

Farmer, A and Hjerp, P (2001) Municipal solid wasteincineration: health effects, regulation andpublic communication National Society forClean Air, Brighton ISBN 0-903-474-51-4

Johnson B, DeRosa C (1995) Chemical mixturesreleased from hazardous waste sites:implications for health risk assessment.Toxicology 105, 145-156

18-20

Sources of other information

Johnson BL (1999) Impact of hazardous waste onhuman health ATSDR CRC Press Inc, NY ISBN 1-566-7044-72

Jolley, RL & Wang, RGM editors (1992) Effective andSafe Waste Management: Interfacing Sciencesand Engineering with Monitoring and RiskAnalysis Lewis Publishers ISBN 0-8737-1241-2

Kungskulniti, Nipapun (1990) Public health aspectsof a solid waste scavenger community inThailand, Waste Management & Research Vol 8No 2 ISSN 0734-242X

Rushbrook PE (1989) Technical and environmentalrisks from the landfill disposal of wastesProceedings of the COMETT Seminar onProtecting the Environment by Monitoring andoptimising the management of wastes, Berlin

Vrijheid M (2000) Health effects of residence nearhazardous waste landfill sites: a review ofepidemiological literature EnvironmentalHealth Perspectives 108, 101-112

WHO (2000) Methods of assessing risk to health fromexposure to hazards released from wastelandfills WHO EUR/00/5026441 WHO EuropeanCentre for Environment & Health, Copenhagen

Web sites

World Health Organisation www.who.org

Acronyms

IRIS Integrated Risk Information SystemECDIN Environmental Chemicals Data and

Information Network IRPTC International Registry of Potentially Toxic

Compounds

18-21

Pertanyaan: Riset harus dilakukan berdasarkan pertanyaan-pertanyaan berikut

ini

Dimana landfill (TPA) daerah berada? (Buat dalam sebuah peta) Seberapa lama sampah akan terus ditampung?

Apakah landfill tersebut memiliki sistem pengumpulan lindi? Jika demikian, bagaimana lindi diperlakukan Pengukuran lain apakah yang sudah diambil oleh operator landfill untuk mencegah kontaminasi air tanah?

Apakah masalah-masalah kualitas air (baik air tanah maupun air permukaan) sudah diidentifikasikan di kawasan sekitar landfill tersebut?

Apakah ada sumber air di dekat landfill? Jika demikian, apakah sumber air ini digunakan untuk pasokan air bagi masyarakat? Dimanakah sumur yang paling dekat?

Bagaimana keadaan tabel air dibawah landfill tersebut? Apakah ada lapisan yang tahan rembesan antara landfill dengan air tanah dibawahnya?

Regulasi kualitas air apakah yang berlaku untuk operasi landfill tersebut? Jenis pengujian kualitas air apakah yang digunakan?

18-22

Pertanyaan: Riset harus dilakukan berdasarkan pertanyaan-pertanyaan berikut

ini

Dimana landfill (TPA) daerah berada? (Buat dalam sebuah peta) Seberapa lama sampah akan terus ditampung?

Apakah landfill tersebut memiliki sistem pengumpulan lindi? Jika demikian, bagaimana lindi diperlakukan Pengukuran lain apakah yang sudah diambil oleh operator landfill untuk mencegah kontaminasi air tanah?

Apakah masalah-masalah kualitas air (baik air tanah maupun air permukaan) sudah diidentifikasikan di kawasan sekitar landfill tersebut?

Apakah ada sumber air di dekat landfill? Jika demikian, apakah sumber air ini digunakan untuk pasokan air bagi masyarakat? Dimanakah sumur yang paling dekat?

Bagaimana keadaan tabel air dibawah landfill tersebut? Apakah ada lapisan yang tahan rembesan antara landfill dengan air tanah dibawahnya?

Regulasi kualitas air apakah yang berlaku untuk operasi landfill tersebut? Jenis pengujian kualitas air apakah yang digunakan?