00 60 0081
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of 00 60 0081
Skripsi
ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP LABA MASA YANG AKAN DATANG
( studi kasus di Bursa Efek Jakarta)
Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata
Semarang
Andy Setiawan 00.60.0081
Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata
Semarang 2005
ABSTRAK
Perkembangan pasar modal yang pesat menciptakan berbagai peluang atau alternatif investasi bagi investor. Dalam berinvestasi dibutuhkan suatu informasi keuangan mengenai kondisi perusahaan yang menjadi tujuan investasi. Secara ringkas informasi keuangan didapat dari laporan keuangan perusahaan. Dalam mengambil keputusan investasi para investor harus menganalisis laporan keuangan. Alat yang digunakan untuk menganalisis adalah rasio keuangan. Rasio keuangan dikatakan bermanfaat jika rasio keuangan tersebut dapat digunakan untuk membantu dalam pengambilan keputusan. Kemampuan rasio keuangan dalam mempengaruhi laba dapat diukur dengan signifikan tidaknya hubungan antara perubahan rasio keuangan dengan perubahan laba. Apabila hubungan antara perubahan rasio keuangan dengan perubahan laba signifikant berarti rasio keuangan dapat disimpulkan mampu mempengaruhi perubahan laba untuk masa yang akan datang. Sebaliknya jika hubungan antara perubahan rasio keuangan dengan perubahan laba tidak signifikan berarti bahwa perubahan rasio keuangan tidak dapat mempengaruhi perubahan laba untuk masa yang akan datang. Hasilnya ditemukan bukti bahwa adanya pengaruh perubahan rasio keuangan terhadap perubahan laba untuk satu tahun mendatang secara bersama-sama. Untuk pengaruh perubahan rasio keuangan terhadap perubahan laba untuk satu tahun mendatang secara individu hanya ada dua rasio keuangan yang berpengaruh secara signifikant yaitu ROA dan ROE. Sedangkan untuk pengaruh dua tahun kedepan, perubahan rasio keuangan tidak berpengaruh secara signifikant terhadap perubahan laba. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa pengaruh perubahan rasio keuangan terhadap perubahan laba hanya sebesar 19,3 %, sedangakan 80,7 % dipengaruhi faktor-faktor lain. Seperti faktor makro ekonomi (Masalah pengangguran dan inflasi, masalah pertumbuhan ekonomi, masalah ketidakstabilan kegiatan ekonomi)
xi
DAFTAR ISI
Halaman Judul………………………………………………………………………. i
Halaman Persetujuan………………………………………………………………... ii
Halaman pengesahan………………………………………………………………... iii
Surat Pernyataan Keaslian Skripsi………………………………………………….. iv
Halaman Persembahan……………………………………………………………… v
Kata Pengantar……………………………………………………………………… vi
Daftar Isi……………………………………………………………………………. viii
Daftar Tabel………………………………………………………………………… x
Abstrak………………………………………………………………………………. xi
Bab I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………… 1
B. Perumusan Masalah ……………………………………………………... 3
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian………………………………………….. 4
D. Kerangka Pikir Penelitian ………………………………………………. 5
E. Sistematika Penulisan……………………………………………………. 6
Bab II LANDASAN TEORI
A Landasan Teori…………………………………………………………... 8
1 Pengertian dan tujuan laporan keuangan……………………………… 8
2. Pemakai dan kebutuhan informasi keuangan ………………………... 8
3. Karakteristik Kualitatif Laporan keuangan …………………………... 10
4 Analisis Laporan Keuangan………………………………………….. 11
5 Penggunaan rasio-rasio keuangan perusahaan……………………….. 12
6 Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan Rasio………….. 13
7 Jenis-jenis rasio keuangan…………………………………………….. 13
8 Pengertian laba………………………………………………………... 22
9 Relevansi konsep laba……………………………………………….. 23
10 Tujuan Pelaporan laba………………………………………………… 23
11 Elemen laba…………………………………………………………… 24
12. Ketepatan prediksi laba 25
13 . Masalah-masalah pokok dalam Makroekonomi 28
B Pengembangan hipotesis………………………………………………… 33
Bab III METODE PENELITIAN
A Sumber dan jenis data ………………………………………………… 39
B Definisi dan Pengukuran Variabel Penelitian…………………………. 40
C. Alat Analisis data……………………………………………………… 48
Bab IV HASIL DAN ANALISIS
A . Uji Pengaruh perubahan rasio keuangan terhadap perubahan laba satu
tahun Mendatang………………………………………………………..
56
1. Uji Asumsi Klasik …………………………………………………... 56
2. Pengujian Regresi berganda…………………………………………. 59
B . Uji Pengaruh perubahan rasio keuangan terhadap perubahan laba dua
tahun Mendatang……………………………………………………….
72
Bab V KESIMPULAN, KETERBATASAN , IMPLIKASI
A. Kesimpulan……… ……………………………………………………. 73
B. Keterbatasan dan Implikasi……………………………………………. 74
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan pasar modal yang pesat menciptakan berbagai peluang atau
alternatif investasi bagi investor. Disisi lain, perusahaan pencari dana harus bersaing
dalam mendapatkan dana dari investor. Salah satu cara perusahaan untuk memperoleh
dana ialah dengan menerbitkan dan menjual sahamnya kepada investor di pasar saham.
Bagi investor sendiri ada berbagai macam tujuan membeli saham, ada yang bertujuan
untuk memperoleh laba dari fluktuasi harga saham dengan membeli saham pada saat
harga turun dan menjual pada saat harga saham naik dan ada juga yang bertujuan untuk
memperoleh deviden yang akan dibayarkan oleh perusahaan tiap tahunnya. Apapun
tujuannya, para investor membutuhkan informasi yang cukup dan dapat dipercaya
mengenai kondisi perusahaan, terutama kondisi keuangan dan kinerja, agar dana yang
ditanamkan pada perusahaan yang bersangkutan akan mendatangkan keuntungan.
Secara ringkas informasi keuangan dapat diperoleh dari laporan keuangan
perusahaan. Tujuan dari adanya laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi
yang berguna bagi investor dan kreditor untuk memprediksi, membandingkan, dan
mengevaluasi aliran kas potensial bagi mereka dalam hal jumlah, waktu, dan
ketidakpastian (Belkoui,2001,125). Jadi dari laporan keuangan perusahaan dapat
diperoleh informasi tentang posisi keuangan perusahaan, kinerja, aliran kas perusahaan,
dan informasi lain yang sangat berkaitan dengan laporan keuangan. Informasi tersebut
yang membantu pengguna laporan dalam memprediksi laba. Oleh karena itu setiap
perusahaan wajib membuat laporan keuangan yang andal, dapat dipercaya, dan
mencerminkan keadaan keuangan dan kinerja perusahaan.
Dalam mengambil keputusan investasi, para investor perlu menganalisis laporan
keuangan agar keputusan yang diambil tidak mengandung resiko kerugian. Untuk itu,
alat yang digunakan untuk menganalisis laporan keuangan adalah rasio keuangan.
Rasio keuangan digunakan untuk menganalisis kondisi keuangan dan kinerja
perusahaan dimasa sekarang dan dimasa yang akan datang.
Laba merupakan item laporan keuangan mendasar dan penting yang memiliki
berbagai kegunaan. Laba secara umum diyakini sebagai dasar untuk perpajakan,
penentuan kebijakan pembayaran deviden, petunjuk investasi dan pembuat keputusan,
dan elemen prediksi. Oleh karena itu laba merupakan salah satu bagian dari laporan
keuangan yang menarik investor untuk menanamkan dana.
Beberapa penelitian yang telah dilakukan untuk menguji kemampuan rasio
keuangan untuk memprediksi laba, diantaranya adalah Asyik dan Soelistyo ( 2000 )
menguji 21 rasio keuangan terhadap 50 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Jakarta dengan menggunakan laporan keuangan tahun 1995 – 1996. hasilnya
terdapat lima rasio keuangan yang merupakan discriminator significant yaitu DIV/NA,
S/TA, LTD/TA, NI/S, INPPE/TU. Sandiyani dan Aryati (2001) menguji hubungan
antara informasi keuangan dengan kemampuan prediksi perubahan laba dan arus kas
untuk satu tahun kedepan. Sampel yang digunakan 30 perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian menunjukan bahwa informasi keuangan
mempunyai hubungan yang signifikan dengan perubahan laba dan arus kas untuk satu
tahun kedepan.Takarini dan Ekawati (2003) menguji 18 rasio keuangan terhadap 42
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dengan menggunakan
laporan keuangan tahun 1997 – 1996. hasilnya untuk prediksi satu tahun kedepan
terdapat empat rasio keuangan yang merupakan discriminator significant yaitu CLE,
WCTA, ROE untuk alpha 0,05 dan NPM untuk alpha 0.1. Sedangkan untuk satu tahun
kedepan hanya NWS yang signifikant dengan alpa 0.1.
Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya. Penulis menggunakan alat
penelitian yang berbeda yaitu regresi berganda dengan metode Stepwise.. Perusahaan
yang dijadikan sampel adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Jakarta dengan menggunakan laporan keuangan tahun mulai tahun 1999 sampai 2002
Berdasarkan latar belakang di atas maka diajukan skripsi dengan judul “ANALISIS
PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP LABA MASA YANG AKAN
DATANG studi kasus di Bursa Efek Jakarta.
B. Perumusan Masalah
Dari uraian yang di atas, maka permasalahan penelitian ini dirumuskan sebagai
berikut :
1. Apakah rasio keuangan berpengaruh secara significant terhadap laba untuk
periode satu tahun ke depan ?
2. Apakah rasio keuangan berpengaruh secara significant terhadap laba untuk
periode dua tahun kedepan ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk :
1 Memberikan bukti empiris tentang pengaruh rasio keuangan dalam
memprediksi laba pada perusahaan manufaktur untuk periode satu tahun ke
depan
2 Memberikan bukti empiris tentang pengaruh rasio keuangan dalam
memprediksi laba pada perusahaan manufaktur untuk periode dua tahun ke
depan
Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian adalah
1. Bagi Managemen. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
untuk menetapkan kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan kondisi
keuangan perusahaan.
2. Bagi investor. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan pada
investor maupun calon investor untuk memprediksi laba khususnya pada
perusahaan manufaktur
3. Bagi Akademis. Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dan bahan
pembanding bagi penelitian selanjutnya.
D. Kerangka Pikir Penelitian
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEJ
Keterangan :
Laporan Keuangan ( Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Arus kas )
Laporan Keuangan tahun 1999 / 2000 Laporan Keuangan tahun 2000 / 2001
Laporan Keuangan tahun 2000 / 2001 Laporan Keuangan tahun 2001 / 2002
Laba ( Y ) ( Variabel Dependent )
Perubahan laba satu tahun kedepan : Ä Y ke-1 = Yth 2001 – Yth 2000
Yth 2000
Ä Y ke-1 = Yth 2002 – Yth 2001
Yth 2001
Perubahan laba dua tahun kedepan : Ä Y ke-2 = Yth2002 - Yth2001 Yth 2001
Perubahan Rasio Keuangan untuk prediksi satu tahun kedepan ÄX ke1 = Xth2000 – Xth1999
Xth 1999
ÄX ke1 = Xth2001 – Xth2000
Xth 2000
Perubahan Rasio Keuangan untuk prediksi dua tahun kedepan ÄX ke2 = Xth2000 – Xth1999
Xth 1999
A. Uji Asumsi Klasik - Uji Normalitas data - Uji Multikolinieritas - Uji Heteroskedastisitas - Uji Autokorelasi
B Uji Regresi berganda
Hasil
18 Rasio Keuangan ( X ) - TLTA - WCTA - NWTLFA - STA - CLI - INWC - CLE - QAI - OITL - NWS - CR - NPM - QR - ROA - CFTL - ROE - CFCL - RETA
Rasio Keuangan merupakan ukuran yang seringkali digunakan untuk menunjukan
prestasi dan kondisi keuangan suatu perusahaan ( Husnan,1995,214). Selain itu laba
juga merupakan suatu pengukuran kinerja dan bagian dari laporan keuangan,
merefleksikan telah terjadinya proses peningkatan dan penurunan ekuitas dari berbagai
sumber transaksi(Takarini, 2003 ). Tetapi yang menjadi masalah apakah pada waktu
rasio keuangan menunjukkan kondisi perusahaan dalam keadaan sehat, juga diikuti
dengan tingkat laba yang tinggi. Dari uraian tersebut, maka penelitian ini bermaksud
menguji apakah ada pengaruh yang signifikan antara rasio keuangan dan laba untuk satu
dan dua tahun kedepan
E. Sistematika Penulisan
Sistematika dalam penelitian ini dibagi dalam lima bab, yaitu :
Bab I, merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan
dan manfaat penelitian, kerangka pikir penelitian, serta sistematika penulisan dalam
penelitian ini.
Bab II, merupakan tinjauan pustaka dan pengembangan hipotesis yang akan
menguraikan beberapa teori, konsep, dan penelitian sebelumnya yang relevan sampai
dengan hipotesis yang dikembangkan dalam penelitian ini.
Bab III, merupakan metode penelitian yang berisi Sumber dan jenis data yang akan
digunakan, gambaran umum obyek penelitian, definisi dan pengukuran variabel yang
diperlukan dalam penelitian ini, dan metode analisis data.
Bab IV, merupakan hasil dan analisis data yang akan menguraikan berbagai perhitungan
yang diperlukan untuk menjawab permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini.
Bab V, merupakan kesimpulan, keterbatasan dan implikasi dari analisis yang telah
dilakukan pada bagian sebelumnya.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Pengertian dan tujuan laporan keuangan
Laporan keuangan atau financial statemen’s ( biasanya dalam bentuk Neraca dan
perhitungan rugi-laba ) berisi informasi tentang prestasi perusahaan dimasa lampau dan
dapat memberikan petunjuk untuk penetapan kebijakan dimasa yang akan
datang.Laporan keuangan merupakan dokumen yang memberikan informasi kepada
para pemegang saham dan disusun menurut aturan-aturan tertentu dari Prinsip-prinsip
Akuntansi Indonesia. (Weston, 1994,17).
Tujuan dari adanya laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang
berguna bagi investor dan kreditor untuk memprediksi, membandingkan, dan
mengevaluasi aliran kas potensial bagi mereka dalam hal jumlah, waktu, dan
ketidakpastian (Belkoui,2001,125).
2. Pemakai dan kebutuhan informasi keuangan
Pemakai laporan keuangan meliputi investor, karyawan, pemberi pinjaman,
pemasok dan kreditor, pelanggan, pemerintah, masyarakat. Mereka menggunakkan
laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda.
Beberapa kebutuhan ini meliputi :
a Investor, mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah
harus membeli, menahan,atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga
tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan
perusahaan untuk membayar deviden.
b Karyawan, mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas
perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi tersebut untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun, dan
kesempatan kerja.
c Pemberi pinjaman . Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya
dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
d Pemasok dan kreditor usaha lainnya, Pemasok dan kreditur usaha lainnya
tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan
apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo.
e Pelanggan, Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai
kelangsungan hidup perusahaan, terutama mereka yang terlibat dalam perjanjian
jangka panjang atau tergantung pada perusahaan.
f Pemerintah, Mereka membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas
perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun
statistik pendapatan nasional dll.
g Masyarakat, Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai
cara. Misalnya, perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada
perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang diperkerjakan dan
perlindungan kepada penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat
membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan dan
perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.
(IAI,1999,2-3)
3. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam
laporan keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok
yaitu :
a. Dapat dipahami, Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan
keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemilik.
Untuk maksud ini, pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadahi
tentang aktifitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk
mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar.
b. Relevan, Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan
pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas
relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan
membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa
depan, menegaskan atau mengkoreksi, hasil evaluasi masa lalu.
c. Keandalan, Informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki kualitas
andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan
dapat diandalkan pemaikaiannya sebagai penyajian yang tulus dan jujur (faithful
representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar
diharapkan dapat disajikan.
d. Dapat dibandingkan, Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan
keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (tren)
posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat memperbandingkan
laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi dan kinerja serta
perubahan posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu pengukuran dan
penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus
dilakukan secara konsisten atau perusahaan tersebut, antar periode perusahaan
yang sama dan untuk perusahaan yang berbeda.
4. Analisis Laporan Keuangan
Analisa laporan keuangan perusahaan pada dasarnya merupakan perhitungan ratio-
ratio untuk menilai keadaan keuangan perusahaan di masa lalu, saat ini, dan
kemungkinan dimasa yang akan datang. Ada beberapa cara yang dapat digunakan
didalam menganalisis keadaan keuangan perusahaan, tetapi analisa dengan
menggunakan ratio merupakan hal yang sangat umum dilakukan dimana hasilnya akan
memberikan pengukuran relatif dari operasi perusahaan. Data pokok yang digunakan
sebagai input dalam analisa rasio ini adalah laporan rugi-laba dan neraca perusahaan.
Dengan menggunakan kedua laporan ini akan dapat ditentukan sejumlah rasio dan
selanjutnya rasio ini dapat digunakan untuk menilai beberapa aspek tertentu dari operasi
perusahaan. ( Syamsuddin,1994,37).
5. Penggunaan rasio-rasio keuangan perusahaan
Pada umumnya ada tiga kelompok yang paling berkepentingan dengan rasio-rasio
keuangan yaitu pemegang saham dan calon pemegang saham, kreditur dan calon
kreditur, serta manajemen perusahaan ( the firm’s own Management).
Para pemegang saham dan calon pemegang saham menaruh perhatian utama pada
tingkat keuntungan, baik yang sekarang maupun kemungkinan tingkat keuntungan pada
masa yang akan datang. Hal ini sangat penting bagi para pemegang saham karena
tingkat keuntungan sangat mempengaruhi harga saham-saham yang mereka miliki.
Selain itu pemegang saham juga berkepentingan dengan rasio-rasio keuangan sebagai
faktor lain dalam penilaian kelanjutan hidup perusahaan serta proyeksi terhadap
distribusi income pada masa yang akan datang.
Para kreditur pada umumnya merasa berkepentingan terhadap kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban-kewajiban finansial baik jangka pendek
maupun jangka panjang. Kreditur yang pada saat ini sudah memberikan pinjaman
kepada perusahaan ingin mendapatkan suatu “jaminan” bahwa perusahaan tempat
mereka menanamkan modalnya akan mampu membayar bungan dan pinjaman pokok
tepat pada waktunya.
Kelompok yang ketiga yang berkepentingan dengan rasio keuangan adalah
manajemen perusahaan itu sendiri. Management perusahaan merasa berkepentingan
dengan seluruh keadaan keuangan perusahaan karena mereka menyadari bahwa hal-hal
tersebutlah yang akan dinilai oleh para pemilik perusahaan maupun para kreditur. (
Syamsuddin,1994,38).
6. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan Rasio
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan didalam penggunaan rasio-rasio
keuangan antara lain :
a. Sebuah rasio saja tidak dapat digunakan untuk menilai keseluruhan operasi yang
telah dilaksanakan. Untuk menilai keadaan perusahaan secara keseluruhan sejumlah
rasio haruslah dinilai secara bersama-sama. Kalau sekiranya hanya satu aspek saja
yang ingin dinilai, maka satu atau dua rasio saja sudah cukup digunakan.
b. Pembandingan yang dilakukan haruslah dari perusahaan yang sejenis dan pada saat
yang sama. Tidaklah tepat kita membandingkan rasio perusahaan A pada tahun
19X0 dengan rasio finansial perusahaan B pada tahun 19X1.
c. Sebaiknya perhitungan rasio finansial didasarkan pada data laporan keuangan yang
sudah diaudit (diperiksa). Laporan keuangan yang belum diaudit masih diragukan
kebenarannya, sehingga rasio-rasio yang dihitung juga kurang akurat.
d. Adalah sangat penting untuk diperhatikan bahwa pelaporan atau akuntansi yang
digunakan haruslah sama. ( Syamsuddin,1994,39)
7. Jenis-jenis rasio keuangan
Rasio keuangan dapat digolongkan menjadi enam jenis :
a. Rasio likuiditas, yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka pendeknya bila jatuh tempo (Weston, 1994,225 ).Analisa dan
penafsiran posisi keuangan jangka pendek adalah penting baik bagi pihak
manajemen maupun pihak-pihak diluar perusahaan seperti kreditur ( terutama
kreditur jangka pendek ) dan pemilik perusahaan perusahaan. Bank-bank
komersial dan kreditur jangka pendek lainnya sangat menaruh perhatian pada
tingkat keamanan bagi kredit-kredit jangka pendeknya, manajemen
berkepentingan untuk mengetahui efisiensi penggunaan modal kerja, dan
pemegang saham beserta kreditur jangka panjang berkepentingan untuk
mengetahui prospek pembayaran deviden dan bunga.( Djarwanto,1984,139)
Rasio-rasio keuangannya yang termasuk rasio likiditas adalah :
1) Current Ratio ( CR )
adalah Rasio ini dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan kewajiban
lancar. Biasanya aktiva lancar terdiri dari kas, surat berharga, piutang dagang
dan persediaan. Sedangkan kewajiban lancar terdiri dari hutang dagang, wesel
bayar jangka pendek, hutang jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam
waktu satu tahun, pajak penghasilan yang terhutang dan beban-beban lain
yang terhutang ( terutama gaji dan upah). Rasio lancar merupakan ukuran
yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan memenuhi
kewajiban jangka pendek, oleh karena rasio tersebut menunjukan seberapa
jauh tuntutan dari kreditor jangka pendek dipenuhi oleh aktiva yang
diperkirakan.menjadi uang tunai dalam periode yang sama dengan jatuh tempo
hutang.( Weston, 1994,226). Rasio ini termasuk dalam pengolongan rasio
Likuiditas
2). Quick ratio (QR)
adalah rasio dihitung dengan mengurangkan persediaan dari aktiva lancar dan
sisanya dibagi dengan kewajiban lancar. Persediaan merupakan unsur aktiva
lancar yang paling tidak likuid dan unsur aktiva tersebut seringkali merupakan
kerugian jika terjadi likuidasi. Oleh karena itu, rasio cepat merupakan unsur
penting untuk kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka
pendeknya tanpa memperhitungkan penjualan persedian. (Weston,1994,227).
Rasio ini termasuk dalam pengolongan rasio Likuiditas
3). Cash Flow to total liabilities (CFTL )
adalah rasio keuangan untuk membandingkan cash flow terhadap
total liabilities. Rasio ini termasuk dalam pengolongan rasio likuiditas
4) Cash Flow to total Current Liabilities (CFCL)
adalah rasio keuangan untuk membandingkan cash flow terhadap
total liabilities. Rasio ini termasuk dalam pengolongan rasio likuiditas
5) Working Capital to Total Assets (WCTA)
adalah rasio keuangan untuk membandingkan working capital terhadap
total assets. Working Capital merupakan selisih antara current assets (aktiva
lancar) dengan current liabilities ( Utang lancar ). ( Syamsuddin, 1994, 43).
Rasio ini termasuk dalam pengolongan rasio likuiditas.
b. Rasio leverage, yang mengukur hingga sejauh mana perusahaan dibiayai oleh
hutang. (Weston, 1994,225 ). Rasio-rasio leverage yang mengukur perbandingan
antara dana yang disediakan oleh pemilik perusahaan dengan dana yang berasal
dari kreditor perusahaan, mengandung berbagai implikasi. Pertama, para kreditor
akan melihat modal sendiri perusahaan, atau dana yang disediakan pemilik untuk
menentukan besarnya marjin pengaman (margin of safety ). Jika pemilik hanya
menyediakan sebagian kecil dari seluruh pembiayaan, maka resiko perusahaan
ditanggung terutama oleh para kreditur. Kedua, dengan mencari dana yang
berasal dari hutang, pemilik memperoleh manfaat mempertahankan kendali
perusahaan dengan investasi yang terbatas. Ketiga jika perusahaan memperoleh
laba yang lebih besar dari dana yang dipinjam daripada yang harus dibayar
sebagai bunga, maka hasil pengembalian (return) kepada para pemilik akan
meningkat. (Weston, 1994,227)
Setiap pihak yang terkait dalam hutang mempunyai rasio prefensi karena :
λλ Kreditor selalu memusatkan perhatian dan pertimbangan pada saat
terjadinya likuidasi perusahaan, dan bagaimanakah ketersediaan modal
pemilik (equity capital ). Bagi pembayaran hutang-hutang perusahaan.
Modal pemilik merupakan merupakan tumpuan harapan bagi investor,
atau jaminan bagi modal mereka yang tertanam dalam perusahaan
tersebut. Bila modal pemilik hanya sebagian kecil dari modal total maka
resiko yang terkait dengan kemungkinan kepailitan perusahaan akan
lebih banyak ditanggung oleh kreditor.
λλ Dari aspek pemilik usaha, pemanfaatan dana pinjaman yang besar
mempunyai keuntungan-keuntungan tertentu, dan yang berlaku umum
adalah kendali perusahaan dipegang oleh pemilik usaha. Dalam kaitan
ini, bila perusahaan sedang berada dalam iklim yang menguntungkan,
maka keuntungan para pemilik akan meningkat tetapi sebaliknya dalam
iklim usaha yang kurang menggembirakan menyebabkan kewajiban
pembayaran bunga makin tinggi berarti memperbesar kerugian
perusahaan. Untuk menarik minat para pemilik dana, kredibilitas
pengusaha dilihat dari kemampuan pemilik untuk menunjukkan hasil
atau keuntungan yang dicapai oleh perusahaan.
λλ Secara umum baik bagi para pemilik dana maupun pemilik usaha, iklim
usaha yang memberi keuntungan besar bagi perusahaan adalah yang
terbaik. ( Simarmata, 1984, 240 )
Rasio-rasio keuangannya yang termasuk rasio leverage adalah :
1) Total Liabilities to Total Assets ( TLTA)
adalah Rasio total utang dengan total aktiva umumnya disebut sebagai rasio
utang (debt ratio), mengukur presentase penggunaan dana yang berasal dari
kreditur. Yang termasuk hutang adalah kewajiban lancar dan semua obligasi
(hutang jangka panjang). Para kreditur lebih menyenangi rasio utang yang
rendah, karena semakin rendah rasio utang semakin besar pula perlindungan
yang diperoleh para kreditur dalam keadaan likuidasi. Sebaliknya pemilik
perusahaan mungkin lebih menyukai rasio yang tinggi karena pertimbangan
(1) memperbesar tingkat keuntungan atau (2) karena mengeluarkan saham
baru berarti mengurangi kendali perusahaan. ( Husnan, 1995,220)
2) Net Worth and total liabilities to Fixed Assets ( NWTLFA )
adalah rasio keuangan untuk membandingkan net worth dan total liabilities
terhadap fixed assets. Rasio ini termasuk dalam penggolongan rasio
leverage. Net Worth adalah semua dana jangka panjang yang digunakan
dalam sebuah perusahaan. Dalam perusahaan bentuknya dapat berupa
modal terpakai para pemegang saham (Shareholder capital employed)
ditambah dengan pinjaman jangka panjang ( Pass,1994 )
3).Current Liabilities to inventory ( CLI )
adalah ratio keuangan untuk membandingkan current liabilities terhadap
inventory. Rasio ini termasuk dalam penggolongan rasio leverage.
4) Current Liabilities to equity (CLE)
adalah rasio keuangan ini menunjukan hubungan antara Current Liabilities
yang diberikan oleh kreditur dengan jumlah modal. Rasio ini termasuk
dalam pengolongan rasio leverage
5). Operating Income to Total Liabilities (OITL )
adalah rasio keuangan untuk membandingkan operating income terhadap
total liabilities. Rasio ini termasuk dalam pengolongan rasio leverage
c. Rasio aktivitas, yang mengukur kemampuan seberapa efektif perusahaan
menggunakan sumber dayanya. (Weston, 1994,225 ). Semua rasio aktifitas ini
melibatkan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada berbagai
jenis aktiva. Rasio-rasio aktivitas menganggap bahwa sebaiknya terdapat suatu
keseimbangan yang layak antara penjualan dengan berbagai unsur aktiva yaitu
persediaan, piutang, aktiva tetap dan aktiva lain sebagainya (Weston, 1994,
230 ).
Rasio-rasio keuangan yang termasuk rasio aktivitas :
1). Sales to Total Assets ( STA )
adalah rasio menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva
perusahaan didalam menghasilkan volume penjualan tertentu. Semakin
tinggi rasio total assets turnover berarti semakin efisiensi penggunaan
keseluruhan aktiva didalam menghasilkan penjualan. Dengan perkataan
lain, jumlah assets yang sama dapat memperbesar volume penjualan
apabila total assets turnovernya ditingkatkan atau diperbesar. Total assets
turnover ini penting bagi para kreditur dan pemilik perusahaan, tetapi akan
lebih penting lagi bagi manajemen perusahaan, karena hal ini akan
menunjukkan efisien tidaknya penggunaan seluruh aktiva didalam
perusahaan. ( Syamsuddin,1994,62)
2) Inventory to Net Working Capital ( INWC )
adalah rasio keuangan untuk membandingkan inventory terhadap
net working capital. Working Capital merupakan selisih antara current
assets (aktiva lancar) dengan current liabilities ( Utang lancar ). (
Syamsuddin, 1994, 43). Rasio ini termasuk dalam pengolongan rasio
aktivitas
3).Quick Assets to Inventory ( QAI ).
adalah rasio keuangan untuk membandingkan quick assets terhadap
inventory. Rasio ini termasuk dalam pengolongan rasio aktivitas
4) Net Worth to Sales (NWS )
adalah rasio keuangan untuk membandingkan net worth terhadap
sales Net Worth adalah semua dana jangka panjang yang digunakan
dalam sebuah perusahaan. Dalam perusahaan bentuknya dapat berupa
modal terpakai para pemegang saham (Shareholder capital employed)
ditambah dengan pinjaman jangka panjang ( Pass,1994 ). Rasio ini
termasuk dalam pengolongan rasio aktivitas
d Rasio profitabilitas yang mengukur efektifitas manajemen yang ditunjukkan oleh
laba yang dihasilkan dari penjualan dan investasi perusahaan. (Weston,
1994,225 ). Profitabilitas merupakan hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan
dan keputusan. Rasio yang terdahulu menyajikan beberapa hal yang menarik
tentang cara-cara perusahaan beroperasi, tetapi rasio profitabilitas akan
memberikan jawaban akhir tentang efektifitas manajemen perusahaan.( Weston,
1994,232 ). Ada beberapa pengukuran terhadap profitabilitas perusahaan
dimana masing-masing pengukuran dihubungkan dengan volume penjualan,
total aktiva dan modal sendiri. Secara keseluruhan ketiga pengukuran ini akan
memungkinkan seorang penganalisa untuk mengevaluasi tingkat earning dalam
hubungannya dengan volume penjualan, jumlah aktiva, dan investasi tertentu
dari pemilik perusahaan. Disini perhatian ditekankan pada proftabilitas, karena
untuk dapat melangsungkan hidupnya suatu perusahaan haruslah berada dalam
keadaan menguntungkan / profitable. Tanpa adanya keuntungan akan sangat
sulit bagi perusahaan untuk menarik modal dari luar. Para kreditur, pemilik
perusahaan dan terutama sekali pihak manajemen perusahaan akan berusaha
meningkatkan keuntungan ini, karena disadari betul betapa pentingnya arti
keuntungan bagi masa depan perusahaan. ( Syamsuddin,1994,59)
Rasio-rasio keuangan yang merupakan rasio profitabilitas adalah :
1) Net Profit Margin ( NPM )
adalah rasio antara laba bersih (net profit) yaitu penjualan sesudah
dikurangi dengan seluruh expenses termasuk pajak dibandingkan dengan
penjualan.Semakin tinggi net profit margin, semakin baik operasi suatu
perusahaan. (Weston, 1994,62). Rasio ini termasuk dalam pengolongan
rasio profitabilitas
2). Return On Asset ( ROA )
adalah merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara
keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah
keseluruhan aktiva yang tersedia didalam perusahaan. ( Weston,1994,63 )
Rasio ini termasuk dalam pengolongan rasio profitabilitas
3). Return On Equity ( ROE)
adalah suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi
para pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang
saham preferen ) atas modal yang mereka investasikan didalam
perusahaan. Secara umum tentu saja semakin tinggi return atau
penghasilan yang diperoleh semakin baik kedudukan pemilik,
perusahaan. Rasio ini termasuk dalam pengolongan rasio profitabilitas
4) Retained Earning to Total Assets ( RETA )
adalah rasio keuangan untuk membandingkan retained earning terhadap
total assets. Rasio ini termasuk dalam pengolongan rasio profitabilitas
e .Rasio pertumbuhan ( growth ratio ) yang mengukur kemampuan perusahaan
mempertahankan posisi ekonominya didalam pertumbuhan ekonomi dan
industri. (Weston, 1994,225 )
f. Rasio penilaian ( Valuation ratio ) yang mengukur kemampuan manajemen
dalam menciptakan nilai pasar yang melampaui pengeluaran biaya investasi.
(Weston, 1994,225 )
8. Pengertian laba
Pengertian laba yang dianut struktur akuntansi sekarang ini adalah laba akuntansi
yang merupakan selisih pengukuran pendapatan dan biaya. ( Ghozali, 2001, 300 ).
Dalam Konsep Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan, (IAI,1999,
paragraph 70) mengartikan income (penghasilan) sebagai berikut :
Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode
akuntansi dalam bentuk pemasukan dan penambahan aktiva atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal (paragrap 70).
9. Relevansi konsep laba
Laba merupakan item laporan keuangan mendasar dan penting yang memiliki
berbagai kegunaan dalam berbagai konteks. Laba secara umum diyakini sebagai :
a. Laba merupakan dasar untuk perpajakan dan pendistribusian kembali kesejahteraan
diantara individual.
b. Laba diyakini sebagai petunjuk bagi kebijakan deviden perusahaan dan
penyimpanan
c. Laba dipandang sebagai petunjuk investasi dan pembuatan keputusan secara umum
d. Laba diyakini sebagai sarana prediksi yang membantu dalam memprediksi
income masa mendatang dan kejadian ekonomi dimasa mendatang.
e. Laba diyakini sebagai ukuran efisiensi. Income merupakan ukuran pengelolaan
manajemen atas sumber daya perusahaan dan efisiensi manajemen dalam
menjalankan usaha perusahaan. ( Belkoui,2000,124)
10. Tujuan Pelaporan laba
Tujuan pelaporan laba adalah untuk menyediakan informasi yang bermanfaat bagi
pihak yang berkepentingan. Informasi tentang laba perusahaan dapat digunakan :
a. Sebagai indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan
yang diwujudkan dalam tingkat kembalian (rate of return on invested capital )
b. Sebagai pengukur prestasi manajemen
c. Sebagai dasar penentuan besarnya pengenaan pajak
d. Sebagai alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomi suatu negara.
e. Sebagai dasar kompensasi dan pembagian bonus
f. Sebagai alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan
g. Sebagai dasar untuk kenaikan kemakmuran
h. Sebagai dasar pembagian deviden ( Ghozali, 2001, 3305 ).
11. Elemen laba
Laba dapat dijadikan ukuran untuk menilai keberhasilan perusahaan. Pengukuran
terhadap laba tidak akan memberikan informasi yang bermanfaat bila tidak
menggambarkan sebab-sebab timbulnya laba. Ada dua konsep yang digunakan untuk
menentukan elemen laba perusahaan :
a. Konsep laba periode
Konsep laba periode dimaksudkan untuk mengukur efisiensi suatu perusahaan.
Efisiensi berhubungan dengan penggunaan sumber-sumber ekonomi perusahaan
untuk memperoleh laba. Ukuran efisiensi umumnya dilakukan dengan
membandingkan laba periode berjalan dengan laba periode sebelumnya atau dengan
laba perusahaan lain pada industri yang sama.Konsep laba periode memusatkan
perhatiannya pada laba operasi periode berjalan yang berasal dari kegiatan normal
perusahaan. Oleh karena itu, yang termasuk elemen laba adalah peristiwa atau
perubahan nilai yang dapat dikendalikan manajemen dan berasal dari keputusan-
keputusan periode berjalan. Jadi yang menjadi penentu laba periode adalah
pendapatan, biaya, untung, dan rugi yang benar-benar terjadi pada periode berjalan.
b. Laba Komprehensif
FASB dalam SFAC No.3 dan 6 menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan laba
komprehensif adalah total perubahan aktiva bersih (ekuitas) perusahaan selama satu
periode, yang berasal dari semua transaksi dan kegiatan lain dari sumber selain
sumber yang berasal dari pemilik.
12. Ketepatan Prediksi Laba
Dipasar modal, analisis laporan keuangan sangat dibutuhkan. Prospektus yang
disampaikan oleh emiten seharusnya menggambarkan kondisi perusahaan masa lalu dan
ramalan dimasa yang akan datang. Dari semua informasi yang ada, informasi yang akan
datang dalam bentuk ramalan umumnya menjadi perhatian para calon investor, sehingga
dalam pembuatan keputusan investasi, investor lebih menekankan informasi yang
menyangkut kejadian dimasa yang akan datang dibandingkan informasi histories yang
berupa neraca, laporan arus kas, dan laporan rugi/laba. ( Harianto dan Siswanto, 1998,
177 ).
Menurut Harianto dan Siswanto (1998) yang dimaksud dengan ramalan dalam
kaitannya dengan kinerja keuangan perusahaan adalah informasi yang disajikan oleh
perusahaan atau emiten dan tercantum dalam pernyataan penawaran umum pada
prospectus yang berbentuk prediksi terhadap kejadian atau harapan pertumbuhan
kekayaan yang diharapkan terjadi dimasa yang akan datang. Adapun prediksi laba akan
dipakai oleh investor sebagai dasar pembuatan keputusan apabila prediksi laba tersebut
mendekati ketepatan.
Beberapa faktor yang akan mempengaruhi ketepatan prediksi laba adalah :
a. Periode waktu antara pembuatan peramalan laba dengan realisasi laba yang
dicapai. Cooper dan Taylor (1983) menemukan bahwa semakin pendek interval
waktu, akan semakin akurat ramalan tersebut. ( Harianto dan Siswanto, 1998,
180 )
b. Besaran perusahaan karena skala ekonomi yang berbeda-beda
Perusahaan yang mempunyai skala ekonomi yang tinggi bisa membuat ramalan
yang tepat karena kemungkinan dapat mempunyai data dan informasi yang
cukup lengkap ( Harianto dan Siswanto, 1998, 181 )
c. Umur perusahaan
Umur perusahaan adalah umur sejak berdirinya hingga perusahaan tersebut
masih tetap mampu menjalankan operasinya. Pengalaman mengelola bisnis
membuat manajemen mengetahui banyak tentang lingkungan bisnis. Jadi,
sebelum membuat ramalan laba, manajemen mempertimbangkan lingkungan
bisnis yang berpengaruh terhadap ramalan laba. 0Management perusahaan
yang relatif muda diperkirakan kurang berpengalaman sehingga tidak cukup
mampu menentukan ketepatan ramalan laba. ( Harianto dan Siswanto, 1998,
183)
d. Kredibilitas penjamin emisi
Penjamin emisi mempunyai peranan kunci dalam setiap emisi efek melalui
pasar modal. Dengan demikian integritas penjamin emisi mempunyai hubungan
dengan ketepatan informasi ramalan laba didalam prospectus. Penjamin emisi
dalam mengevaluasi perusahaan senantiasa berhati-hati untuk menjaga
kredibilitasnya karena penjamin ingin memeberikan hasil yang maksimal
kepada para pemakai, dalam hal ini adalah masyarakat sebagai calon investor.
( Harianto dan Siswanto, 1998, 183 )
e. Integritas auditor
Ramalan laba harus diperiksa oleh akuntan public. Oleh karenanya auditor
harus menjamin bahwa informasi keuangan prospektif yang disajikan telah
sesuai dengan pedoman penyajian laporan keuangan prospektif. Oleh karena itu,
auditor adalah salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat ketepatan ramalan
laba ( Harianto dan Siswanto, 1998, 185 )
f. Tingkat Leverage
Salah satu kewajiban manajer adalah mengatur resiko. Jadi manager melakukan
apa saja yang memungkinkan untuk mengurangi resiko. Tingkat leverage
merupakan salah satu hal yang mencerminkan resiko perusahaan. Salah satu
jalan untuk menurunkan resiko tersebut adalah meningkatkan aktiva
perusahaan. Oleh karena itu manajer dapat memanipulasi ramalan laba karena
laba merupakan salah satu cermin prospek di masa yang akan datang.
( Harianto dan Siswanto, 1998, 185 )
g. Premium saham
Kalau investor dapat memprediksi bias ramalan laba di prospektus, investor
akan dapat membentuk harga yang sesuai dengan prediksinya. Apabila ramalan
laba terlalu pesimistis, investor akan membuat harga saham tinggi sehingga
premium menjadi besar. Sebaliknya kalau ramalan harga saham optimistik, dan
investor memprediksi bias tersebut, maka akan membuat harga saham yang
rendah. ( Harianto dan Siswanto, 1998, 186 )
13. Masalah-masalah pokok dalam Makroekonomi
Ada empat masalah makroekonomi utama yang selalu dihadapi suatu negara.
Masalah itu adalah :
a. Masalah pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan kegiatan dalam perekonomian
yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat
bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah dari
pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan kemampuan memproduksi
barang dan jasa sebagai akibat pertambahan faktor-faktor produksi pada
umumnya tidak selalu diikuti oleh pertambahan produksi barang dan jaa
yang sama besarnya. Pertambahan potensi memproduksi kerap lebih besar
dari pertambahan produksi yang sebenarnya. Dengan demikian
perkembangan ekonomi adalah lebih lambat dari potensinya. (Sukirno ,
1997, 10 ).
b. Masalah ketidakstabilan kegiatan ekonomi
Perekonomian tidak selalu berkembang secara teratur, ia selalu mengalami
masa naik dan turun. Ada kalanya kegiatan perekonomian berkembang
dengan sangat pesat sehingga menimbulkan kenaikan harga (Inflasi). Pada
periode lain perekonomian mengalami perlambatan sehingga
mengakibatkan pengangguran. Siklus kegiatan ekonomi seperti itu dapat
menimbulkan akibat buruk kepada prekonomian dan masyarakat.
Pengangguran dan inflasi menimbulkan beberapa akibat buruk pada
kehidupan dan kesejahteraan masyarakat. (Sukirno , 1997, 14 ).
c. Masalah pengangguran
Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam
angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum memperolehnya.
(Sukirno , 1997, 14 ).Akibat dari adanya pengangguran terhadap kegiatan
ekonomi adalah :
1) Pengangguran menyebabkan masyarakat tidak memaksimumkan tingkat
kemakmuran yang mungkin dicapainya. Hal ini menyebabkan
pendapatan nasional yang sebenarnya dicapai adalah lebih rendah dari
pendapatan nasional potensial. Keadaan ini berarti tingkat kemakmuran
masyarakat yang dicapai adalah lebih rendah dari tingkat yang mungkin
dicapainya.
2) Pengangguran menyebabkan pendapatan pajak pemerintah berkurang.
Pengangguran diakibatkan oleh tingkat ekonomi yang rendah, dan dalam
kegiatan ekonomi yang rendah pendapatan pemerintah sedikit. Dengan
demikian pengangguran yang tinggi mengurangi kemampuan pemerintah
menjalankan kegiatan pembangunan.
3) Pengangguran tidak menggalakan pertumbuhan ekonomi.
Pengangguran menimbulkan dua akibat buruk kepada kegiatan sektor
swasta. Yang pertama, pengangguran tenaga buruh diikuti pula oleh
kelebihan kapasitas mesin-mesin perusahaan. Keadaan ini tidak
menggalakan mereka melakukan investasi dimasa mendatang. Kedua
pengangguran yang diakibatkan kelesuan kegiatan perusahaan
menyebabkan keuntungan berkurang. Keuntungan yang rendah
mengurangi keinginan untuk melakukan investasi. Kedua-duanya tidak
menggalakan pertumbuhan ekonomi di masa depan.
Pengangguran juga berakibat buruk keatas individu dan masyarakat.
Pengangguran akan mempengaruhi kehidupan individu dan kestabilan sosial
dalam masyarakat. Beberapa keburukan sosial yang diakibatkan oleh
pengangguran adalah :
1) Pengangguran menyebabkan kehilangan mata pencaharian dan
pendapatan.
2) Pengangguran dapat menyebabkan kehilangan ketrampilan. Karena
ketrampilan dalam mengerjakan sesuatu pekerjaan hanya dapat
dipertahankan apabila ketrampilan tersebut digunakan dalam praktek.
Pengangguran dalam periode lama akan menyebabkan tingkat
ketrampilan pekerja menjadi semakin merosot.
3) Pengangguran dapat menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik.
Kegiatan ekonomi yang lesu dan pengangguran yang tinggi dapat
menimbulkan rasa tidak puas masyarakat terhadap pemerintah. Golongan
yang memerintah semakin tidak popular dimata masyarakat. Beberapa
tututan dan kritik akan dilontarkan kepada pemerintah dan ada kalanya
disertai dengan demonstrasi dan huru hara. Kegiatan bersifat kriminal
(pencurian dan perampokan) akan meningkat. (Sukirno, 1997,298 ).
d. Masalah inflasi
Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang
berlaku dalam sesuatu perekonomian. Inflasi berakibat buruk kepada
perekonomian seperti :
1) Inflasi menggalakan penanaman modal spekulatif. Pada masa inflasi
terdapat kecenderungan diantara pemilik modal untuk menggunakan
uangnya dalam investasi yang bersifat spekulatif. Membeli rumah dan
tanah dan menyimpan barang yang berharga akan lebih menguntungkan
daripada melakukan investasi yang produktif.
2) Tingkat bunga meningkat akan mengurangi inflasi. Untuk menghindari
kemerosotan nilai modal yang mereka pinjamkan, institusi keuangan
akan meningkatkan tingkat bunga keatas pinjaman-pinjaman mereka.
Makin tinggi tingkat inflasi, makin tinggi pula tingkat bunga yang akan
mereka tentukan. Tingkat bunga yang tinggi akan mengurangi
kegairahan menanamkan modal untuk mengembangkan sektor-sektor
produktif.
3) Inflasi menimbulkan ketidak pastian mengenai keadaan ekonomi dimasa
mendatang. Inflasi akan menimbulkan ketidakpastian dan arah
perkembangan ekonomi tidak lagi dapat diramalkan dengan baik.
Keadaan ini akan mengurangi kegairahan pengusaha untuk
mengembangkan kegiatan ekonomi.
4) Menimbulkan masalah neraca pembayaran. Inflasi menyebabkan barang
impor lebih murah daripada barang yang dihasilkan di dalam negeri.
Akibatnya impor meningkat dan eksport menurun. Hal ini memperburuk
neraca pembayaran , defisit neraca pembayaran yang serius. Jika tidak
dibenahi akan mengakibatkan kemerosotan mata uang.
Inflasi juga berakibat buruk terhadap individu dan masyarakat seperti :
1) Memperburuk distribusi pendapatan. Dalam masa inflasi nilai harta-
harta tetap seperti tanah, rumah, bangunan pabrik akan mengalami harga
adakalanya lebih cepat dari kenaikan inflasi itu sendiri. Sebaliknya
penduduk yang tidak memiliki harta yang meliputi sebagian besar dari
golongan masyarakat yang berpendapatan rendah, pendapatan riilnya
merosot sebagai akibat inflasi. Dengan demikian inflasi melebarkan
ketidaksamaan distribusi pendapatan.
2) Pendapatan riil merosot. Sebagian tenaga kerja disetiap negara terdiri
dari pekerja-pekerja bergaji tetap. Dalam masa inflasi biasanya kenaikan
harga-harga selalu mendahului kenaikan pendapatan. Dengan demikian
inflasi cenderung menimbulkan kemerosotan pendapatan riil sebagian
tenaga kerja. Ini berarti kemakmuran masyarakat merosot.
3) Nilai riil tabungan merosot. Dalam perekonomian biasanya masyarakat
menyimpan sebagian kekayaannya dalam bentuk deposito dan tabungan
di institusi keuangan. Nilai riil tabungan tersebut akan merosot sebagai
akibat inflasi. Juga pemegang-pemegang uang tunai akan dirugikan
karena kemerosotan nilai riilnya. ( Sukirno,1997,308 )
B. Pengembangan hipotesis
Laporan keuangan atau financial statemen’s berisi informasi tentang prestasi
perusahaan dimasa lampau dan dapat memberikan petunjuk untuk penetapan kebijakan
dimasa yang akan datang. Laporan keuangan merupakan dokumen yang memberikan
informasi kepada para pemegang saham dan disusun menurut aturan-aturan tertentu dari
Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia. (Weston, 1994,17). Dalam mengambil keputusan
investasi, para investor perlu menganalisis laporan keuangan agar keputusan yang
diambil tidak mengandung resiko kerugian. Untuk itu, alat yang digunakan untuk
menganalisis laporan keuangan adalah rasio keuangan..
Laba sebagai suatu pengukuran kinerja dan bagian dari laporan keuangan
perusahaan, merefleksikan telah terjadinya proses peningkatan atau penurunan ekuitas
dari berbagai sumber transaksi ( Takarini Nurjanti dan Erni Ekawati., 2003, 253). Oleh
karena itu muncul suatu pertanyaan apakah rasio keuangan mempunyai kemampuan
mempengaruhi laba dimasa yang akan datang.
Beberapa bukti empiris menunjukkan bahwa rasio keuangan dapat digunakan
untuk memprediksi laba, Asyik dan Soelistyo ( 2000 ) menguji 21 rasio keuangan
terhadap 50 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dengan
menggunakan laporan keuangan tahun 1995 – 1996. Rasio keuangan yang digunakan
sebagai penelitian adalah LTD/TA, LTD/EQ, EBIT/I, NI/S, S/TA, NI/EQ, DIV/NI,
COGS/INV, S/R, WCO/TS, WCO/EQ, Div/WCO, WCO/S, WCO/I, INPPE/PPE,
INPPE/TU, CHWC/TU, RetPPE/TS, Debt/TS, NetDebt/TS. Hasilnya terdapat lima
rasio keuangan yang merupakan discriminator significant yaitu DIV/NA, S/TA,
LTD/TA, NI/S, INPPE/TU. Sandiyani dan Aryati (2001) menguji hubungan antara
informasi keuangan dengan kemampuan prediksi perubahan laba dan arus kas untuk
satu tahun kedepan. Sampel yang digunakan 30 perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian dengan menggunakan teknik regresi multiple
menunjukan bahwa informasi keuangan mempunyai hubungan yang signifikan dengan
perubahan laba dan arus kas untuk satu tahun kedepan. Takarini dan Ekawati (2003)
menguji 18 rasio keuangan terhadap 42 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Jakarta dengan menggunakan laporan keuangan tahun 1997 – 1996. Rasio
keuangan yang digunakan TLTA, NWTLFA, CLI, CLE, OITL, CR, QR, CFTL, CFCL,
WCTA, STA, INWC, QAI, NWS, NPM, ROA, ROE, RETA Hasilnya untuk prediksi
satu tahun kedepan terdapat empat rasio keuangan yang merupakan discriminator
significant yaitu CLE, WCTA, ROE untuk alpha 0,05 dan NPM untuk alpha 0.1.
Sedangkan untuk satu tahun kedepan hanya NWS yang signifikant dengan alpa 0.1.
Berdasarkan pada penelitian tersebut penelti ingin mengetahui apakah rasio
keuangan masih dapat digunakan untuk memprediksi laba untuk satu maupun dua tahun
mendatang. Rasio keuangan yang digunakan oleh peneliti adalah semua rasio keuangan
yang digunakan pada penelitian Takarini dan Ekawati (2003). Oleh karena itu
dikembangkan hipotesis seperti berikut
H1 = Perubahan rasio-rasio keuangan berpengaruh secara bersama-sama terhadap
perubahan laba untuk satu tahun mendatang.
H2 = Perubahan rasio-rasio keuangan berpengaruh secara bersama-sama terhadap
perubahan laba untuk dua tahun mendatang.
H3 = Perubahan rasio keuangan Total Liabilities to Total Assets (TLTA) berpengaruh
terhadap perubahan laba untuk satu tahun mendatang
H4 = Perubahan rasio keuangan Net Worth and total liabilities to Fixed Assets
(NWTLFA) berpengaruh terhadap perubahan laba untuk satu tahun mendatang
H5 = Perubahan rasio keuangan Current Liabilities to inventory (CLI ) berpengaruh
terhadap perubahan laba untuk satu tahun mendatang
H6 = Perubahan rasio keuangan Current Liabilities to Equity (CLE ) berpengaruh
terhadap perubahan laba untuk satu tahun mendatang
H7 = Perubahan rasio keuangan Operating Income to Total Liabilities (OITL)
berpengaruh terhadap perubahan laba untuk satu tahun mendatang
H8 = Perubahan rasio keuangan Current Rasio (CR) berpengaruh terhadap
perubahan laba untuk satu tahun mendatang
H9 = Perubahan rasio keuangan Quick Rasio (QR) berpengaruh terhadap
perubahan laba untuk satu tahun mendatang
H10 = Perubahan rasio keuangan Cash Flow to Total Liabilities (CFTL) berpengaruh
terhadap perubahan laba untuk satu tahun mendatang
H11 = Perubahan rasio keuangan Cash Flow to Current Liabilities (CFCL)
berpengaruh terhadap perubahan laba untuk satu tahun mendatang
H12 = Perubahan rasio keuangan Working Capital to Total Assets (WCTA)
berpengaruh terhadap perubahan laba untuk satu tahun mendatang
H13 = Perubahan rasio keuangan Sales to Total Assets (STA)
berpengaruh terhadap perubahan laba untuk satu tahun mendatang
H14 = Perubahan rasio keuangan Quick Assets to Inventory (QAI)
berpengaruh terhadap perubahan laba untuk satu tahun mendatang
H15 = Perubahan rasio keuangan Inventory to Net Working Capital (INWC)
berpengaruh terhadap perubahan laba untuk satu tahun mendatang
H16 = Perubahan rasio keuangan Net Worth to Sales (NWS)
berpengaruh terhadap perubahan laba untuk satu tahun mendatang
H17 = Perubahan rasio keuangan Net Profit Margin (NPM)
berpengaruh terhadap perubahan laba untuk satu tahun mendatang
H18 = Perubahan rasio keuangan Return On Assets ( ROA)
berpengaruh terhadap perubahan laba untuk satu tahun mendatang
H19 = Perubahan rasio keuangan Return On Equity ( ROE)
berpengaruh terhadap perubahan laba untuk satu tahun mendatang
H20 = Perubahan rasio keuangan Retained Earning to Total Assets (RETA)
berpengaruh terhadap perubahan laba untuk satu tahun mendatang
H21 = Perubahan rasio keuangan Total Liabilities to Total Assets (TLTA) berpengaruh
terhadap perubahan laba untuk dua tahun mendatang
H22 = Perubahan rasio keuangan Net Worth and total liabilities to Fixed Assets
(NWTLFA) berpengaruh terhadap perubahan laba untuk dua tahun mendatang
H23 = Perubahan rasio keuangan Current Liabilities to inventory (CLI ) berpengaruh
terhadap perubahan laba untuk dua tahun mendatang
H24 = Perubahan rasio keuangan Current Liabilities to Equity (CLE ) berpengaruh
terhadap perubahan laba untuk dua tahun mendatang
H25 = Perubahan rasio keuangan Operating Income to Total Liabilities (OITL)
berpengaruh terhadap perubahan laba untuk dua tahun mendatang
H26 = Perubahan rasio keuangan Current Rasio (CR) berpengaruh terhadap
perubahan laba untuk dua tahun mendatang
H27 = Perubahan rasio keuangan Quick Rasio (QR) berpengaruh terhadap
perubahan laba untuk dua tahun mendatang
H28 = Perubahan rasio keuangan Cash Flow to Total Liabilities (CFTL)
berpengaruh terhadap perubahan laba untuk dua tahun mendatang
H29 = Perubahan rasio keuangan Cash Flow to Current Liabilities (CFCL)
berpengaruh terhadap perubahan laba untuk dua tahun mendatang
H30 = Perubahan rasio keuangan Working Capital to Total Assets (WCTA)
berpengaruh terhadap perubahan laba untuk dua tahun mendatang
H31 = Perubahan rasio keuangan Sales to Total Assets (STA)
berpengaruh terhadap perubahan laba untuk dua tahun mendatang
H32 = Perubahan rasio keuangan Quick Assets to Inventory (QAI)
berpengaruh terhadap perubahan laba untuk dua tahun mendatang
H33 = Perubahan rasio keuangan Inventory to Net Working Capital (INWC)
berpengaruh terhadap perubahan laba untuk satu tahun mendatang
H34 = Perubahan rasio keuangan Net Worth to Sales (NWS)
berpengaruh terhadap perubahan laba untuk dua tahun mendatang
H35 = Perubahan rasio keuangan Net Profit Margin (NPM)
berpengaruh terhadap perubahan laba untuk dua tahun mendatang
H36 = Perubahan rasio keuangan Return On Assets ( ROA)
berpengaruh terhadap perubahan laba untuk dua tahun mendatang
H37 = Perubahan rasio keuangan Return On Equity ( ROE)
berpengaruh terhadap perubahan laba untuk dua tahun mendatang
H38 = Perubahan rasio keuangan Retained Earning to Total Assets (RETA)
berpengaruh terhadap perubahan laba untuk dua tahun mendatang
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Sumber dan Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, berupa laporan
keuangan tahun 1999 – 2002 perusahaan manufaktur yang listed di Bursa Efek Jakarta.
Data sekunder tersebut bersumber dari Indonesian capital Market Directory 2002 dan
2003.Selain itu data juga diambil dari WWW.JSX.co.id Metode pengambilan sampel
yang digunakan adalah metode purposive sampling dengan kriteria
1. Perusahaan merupakan subsektor manufaktur yang terdaftar sampai akhir
31 Desember 1999. Penelitian ini menggunakan subsektor manufaktur,
karena jumlah emiten perusahaan industri manufaktur 47.7 % dari
jumlah emiten yang tercatat di BEJ selama periode penelitian
2 Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan dari tahun
1999 sampai 2002.
3 Tahun bukunya berakhir 31 Desember, kriteria ini penting untuk
menyakinkan bahwa sampel tidak akan memasukkan laporan
keuangan parsial
4 Perusahaan manufaktur yang mempunyai laba bersih positif
untuk periode tahun 1999 sampai tahun 2002. Dan perusahaan
yang mempunyai laba bersih negatif tidak dijadikan sampel,
karena laba bersih yang negatif menunjukan perusahaan sering
mengalami kerugian sehingga perusahaan tersebut tidak
mencerminkan perubahan laba yang baik
Tabel 1 Sampel Penelitian
Indentifikasi Perusahaan Jumlah Perusahaan yang sudah Listed di BEJ sampai akhir 31 Desember 1999
329
Perusahaan non manufaktur (172) Perusahaan manufaktur yang tahun bukunya tidak berakhir tanggal 31 Desember
(0)
Perusahaan manufaktur yang mengalami rugi selama tahun 1999 sampai dengan 2002
(104)
Perusahaan yang datanya tidak tersedia dan tidak lengkap
9
Total perusahaan yang dijadikan sampel 44 Jumlah pengamatan dua tahun, ( tahun pertama dengan pooling data, tahun kedua tidak dengan pooling data )
132
B. Definisi dan Pengukuran Variabel Penelitian
1 Variabel dependen ( Y )
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah perubahan laba. Perubahan laba
adalah selisih laba antara tahun tertentu dengan tahun sebelumnya dibagi tahun
sebelumnya.
Rumus :
Perubahan laba satu tahun kedepan :
Ä Y ke-1 = Yth 2001 – Yth 2000
Yth 2000
Ä Y ke-1 = Perubahan laba satu tahun kedepan
Yth 2001 = Laba tahun 2001
Yth 2000 = Laba tahun 2000
Ä Y ke-1 = Yth 2002 – Yth 2001
Yth 2001
Ä Y ke-1 = Perubahan laba satu tahun kedepan
Yth 2002 = Laba tahun 2002
Yth 2001 = Laba tahun 2001
Perubahan laba dua tahun kedepan :
Ä Y ke-2 = Yth2002 - Yth2001
Yth 2001
Ä Y ke-2 = Perubahan laba dua tahun kedepan
Yth 2002 = Laba tahun 2002
Yth 2000 = Laba tahun 2001
2 Variabel independen ( X )
Variabel independen dalam penelitian ini adalah perubahan rasio keuangan.
Perubahan rasio keuangan adalah selisih rasio keuangan antara tahun tertentu
dengan tahun sebelumnya dibagi tahun sebelumnya. Sesuai dengan penelitian
Takarini dan Ekawati (2003 ), maka penelitian ini menggunakan 18 rasio
keuangan sebagai variabel independen seperti :
a. Total Liabilities to Total Assets ( TLTA)
adalah Rasio total utang dengan total aktiva umumnya disebut sebagai rasio
utang (debt ratio), mengukur presentase penggunaan dana yang berasal dari
kreditur. Rumus :
TLTA = Total Utang Total aktiva b. Net Worth and total liabilities to Fixed Assets ( NWTLFA )
adalah rasio keuangan untuk membandingkan net worth dan total liabilities
terhadap fixed assets. Rasio ini termasuk dalam penggolongan rasio
leverage.
Rumus :
NWTLFA = Net Worth + Total Liabilities Fixed Asset
c. Current Liabilities to inventory ( CLI )
adalah ratio keuangan untuk membandingkan current liabilities terhadap
inventory. Rasio ini termasuk dalam penggolongan rasio leverage.
Rumus :
CLI = Current Liabilities Inventory
d. Current Liabilities to equity (CLE)
adalah rasio keuangan ini menunjukan hubungan antara Current Liabilities
yang diberikan oleh kreditur dengan jumlah modal. Rasio ini termasuk dalam
pengolongan rasio leverage.
Rumus :
CLE = Current Liabilities Equity e. Operating Income to Total Liabilities (OITL )
adalah rasio keuangan untuk membandingkan operating income terhadap
total liabilities. Rasio ini termasuk dalam pengolongan rasio leverage
Rumus OITL = Operating Income Total Liabilities f. Current Ratio ( CR )
adalah Rasio ini dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan kewajiban
lancar. Rasio ini termasuk dalam pengolongan rasio Likuiditas
Rumus :
CR = Aktiva lancar Kewajiban lancar g. Quick ratio (QR)
adalah rasio dihitung dengan mengurangkan persediaan dari aktiva lancar dan
sisanya dibagi dengan kewajiban lancar. Rasio ini termasuk dalam
pengolongan rasio Likuiditas
Rumus :
QR = Aktiva lancar – Persediaan Kewajiban Lancar
h. Cash Flow to total liabilities (CFTL )
adalah rasio keuangan untuk membandingkan cash flow terhadap
total liabilities. Rasio ini termasuk dalam pengolongan rasio likuiditas
Rumus :
CFTL = Cash Flow total liabilities
i. Cash Flow to total Current Liabilities (CFCL)
adalah rasio keuangan untuk membandingkan cash flow terhadap
total liabilities. Rasio ini termasuk dalam pengolongan rasio likuiditas
Rumus :
CFCL = Cash Flow total Current Liabilities j. Working Capital to Total Assets (WCTA)
adalah rasio keuangan untuk membandingkan working capital terhadap
total assets. Rasio ini termasuk dalam pengolongan rasio likuiditas.
Rumus :
WCTA = Working Capital Total Assets k. Sales to Total Assets ( STA )
adalah rasio menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva
perusahaan didalam menghasilkan volume penjualan tertentu. Rasio ini
termasuk dalam penggolongan rasio aktivitas
Rumus :
STA = Sales Total Assets
l. Inventory to Net Working Capital ( INWC )
adalah rasio keuangan untuk membandingkan inventory terhadap
net working capital. Rasio ini termasuk dalam pengolongan rasio
aktivitas
Rumus :
INWC = Inventory Net Working Capital m. Quick Assets to Inventory ( QAI ).
adalah rasio keuangan untuk membandingkan quick assets terhadap
inventory. Rasio ini termasuk dalam pengolongan rasio aktivitas
Rumus :
QAI = Quick Assets Inventory n. Net Worth to Sales (NWS )
adalah rasio keuangan untuk membandingkan net worth terhadap
sales Rasio ini termasuk dalam pengolongan rasio aktivitas
Rumus :
NWS = Net Worth Sales
o. Net Profit Margin ( NPM )
adalah rasio antara laba bersih (net profit) yaitu penjualan sesudah dikurangi
dengan seluruh expenses termasuk pajak dibandingkan dengan
penjualan. Rasio ini termasuk dalam pengolongan rasio profitabilitas
Rumus :
NPM = Net Profit after taxes Sales
p. Return On Asset ( ROA )
adalah merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di
dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang
tersedia didalam perusahaan. ( Weston,1994,63 )Rasio ini termasuk dalam
pengolongan rasio profitabilitas.
Rumus :
ROA = Net profit after taxes Total Assets q. Return On Equity ( ROE)
adalah suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para
pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham
preferen ) atas modal yang mereka investasikan didalam perusahaan.Rasio ini
termasuk dalam pengolongan rasio profitabilitas
Rumus :
ROE = Net Profit after taxes Stockholders equity r. Retained Earning to Total Assets ( RETA )
adalah rasio keuangan untuk membandingkan retained earning terhadap
total assets. Rasio ini termasuk dalam pengolongan rasio profitabilitas.
Rumus ;
RETA = Retained Earning Total Assets
Tabel 2 Data ke 18 Variabel Rasio Keuangan
NO Variab
el
Nama Variabel Mengukur Faktor Rasio
X1
X2
X3 X4 X5
X6
X7
X8
X9
X10
X11 X12
X13
X14
X15
X16
X17 X18
Total Liabilities to Total Assets ( TLTA) Net Worth and total liabilities to Fixed Assets ( NWTLFA Current Liabilities to inventory ( CLI ) Current Liabilities to equity (CLE) Operating Income to Total Liabilities (OITL) Current Ratio ( CR ) Quick ratio (QR) Cash Flow to total liabilities (CFTL ) Cash Flow to total Current Liabilities (CFCL) Working Capital to Total Assets (WCTA) Sales to Total Assets ( STA ) Inventory to Net Working Capital ( INWC ) Quick Assets to Inventory ( QAI ) Net Worth to Sales (NWS) Net Profit Margin ( NPM ) Return On Asset ( ROA ) Return On Equity ( ROE) Retained Earning to Total Assets ( RETA )
Leverage Leverage Leverage Leverage Leverage Likuiditas Likuiditas Likuiditas Likuiditas Likuiditas Aktivitas Aktivitas Aktivitas Aktivitas Profitabilitas Profitabilitas Profitabilitas Profitabilitas
Rumus Perubahan rasio keuangan untuk pengaruh satu tahun kedepan :
ÄX ke1= Xth2000 – Xth1999
Xth 1999
ÄXke1 = Xth2001 – Xth2000
Xth 2000
Rumus Perubahan rasio keuangan untuk pengaruh satu tahun kedepan :
ÄX ke2 = Xth2000 – Xth1999
Xth 1999
C. Alat Analisis data
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji normalitas data
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel
dependen dan variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal
atau tidak ( Ghozali, 2001,83 ).Metode yang digunakan dengan melihat normal
probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data
sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi
normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data akan
dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka
garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis
diagonalnya ( Ghozali,2001,84 ).Untuk uji statistik lain yang umumnya digunakan
adalah Shapiro Wilk test dan Kolmogorov Smirnov test. ( Ghozali,2001,87). Uji
Kolmogorof Smirnov digunakan untuk menentukan seberapa baik sampel random
data menjajagi distribusi teoritis tertentu ( normal, uniform, poisson, eksponensial)
( Cornelius ,2004,23)
Ho = Sampel ditarik dari populasi dengan distribusi normal
H1 = Sampel ditarik bukan dari populasi dengan distribusi normal
Pengambilan keputusan :
Ho ditolak jika Asymp Sign < 0.05 (taraf sign)
Ho diterima jika Asymp Sign > 0.05 (taraf sign)
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independent). Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel bebas. Jika variabel
bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel
orthogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas
sama dengan
Nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas didalam model regresi
adalah sebagai berikut :
1).Nilai R² yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat
tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel bebas banyak yang tidak
signifikan mempengaruhi variabel terikat.
2) Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel bebas, jika antar variabel bebas
ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0.90), maka hal ini
merupakan indikasi adanya multikolonieritas. Tidak adanya korelasi yang
tinggi antara variabel bebas tidak berarti bebas dari multikolonieritas.
Multikolonieritas dapat disebabkan karena adanya efek kombinasi dua atau
lebih variabel bebas.
3) Multikolonieritas dapat juga dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2)
variance inflation factor(VIF). Kedua ukuran ini menunjukan setiap variabel
bebas manakah yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya.Tolerance
mengukur variabilitas variabel yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh
variabel bebas lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai
VIF tinggi ( Karena VIF = 1/tolerance) dan menunjukkan adanya kolonieritas
yang tinggi. ( Ghozali,2001,63)
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka
disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi
yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Kebanyakan
data cross-section mengandung situasi heteroskedastisitas karena data ini
menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil,sedang, dan besar ).
(Ghozali,2001,77)
Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat
plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID).
Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya
pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y
adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual ( Y prediksi – Y
sesungguhnya) yang telah di-studentized.
Dasar analisis :
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang
teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan
telah terjadi heteroskedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali,2001,78).
Selain itu untuk menguji heteroskedasitas juga digunakan uji Glejser. Uji ini
mengusulkan untuk mergers nilai absolut residual terhadap variabel bebas.
Jika probabilitas signifikansinya diatas tingkat kepercayaan 0.05 maka tidak
terjadi heteroskedasitas. Jika probabilitas signifikansinya dibawah tingkat
kepercayaan 0.05 maka terjadi heteroskedasitas ( Ghozali,2001,81)
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada
periode sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem
autokorelasi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi digunakan uji
Durbin Watson, dimana hipotesis yang akan diuji adalah
Ho = tidak ada autokorelasi (r = 0 )
H1 = ada autokorelasi ( r • 0 )
Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi”
1) Bila nilai DW terletak antara batas atas atau upperbond (du) dan (4-du) maka
koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi
2) Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower bound (dl),
maka koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol, berarti ada
autokorelasi positif
3) Bila nilai DW lebih besar daripada (4-dl), maka koefisien autokorelasi lebih
kecil daripada nol, berarti ada autokorelasi negatif
4) Bila nilai DW terletak diantara batas atas (du) dan batas bawah (dl) atau
DW terletak antara (4-du) dan (4-dl), maka hasilnya tidak dapat
disimpulkan. ( Ghozali,2001,68 )
2. Persamaan garis regresi berganda
Metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah metode kuantitatif dengan
alat analisis regresi berganda. Hal dikarenakan data yang digunakan data sekunder yang
bersifat kuantitatif dan mempunyai variabel independen lebih dari satu. Analisis regresi
berganda dalam penelitian ini digunakan untuk menguji pengaruh perubahan rasio
keuangan terhadap perubahan laba untuk periode satu tahun dan dua tahun kedepan.
Analisis ini menggunakan perubahan laba sebagai variabel dependen dan perubahan
rasio keuangan sebagai variabel independen.
Metode regresi berganda yang digunakan adalah stepwise ( regresi bertatar ).
Prosedur seleksi bertatar berusaha mencapai kesimpulan yang serupa namun dengan
menempuh arah yang berlawanan, yaitu menyusupkan peubah satu demi satu sampai
diperoleh persamaan regresi yang memuaskan ( Smith dan Draper, 1992, 293 ).
Seberapa besar variabel independen mempengaruhi variabel dependen dapat dilihat
dengan menggunakan persamaan regresi berganda berikut ini :
Y = a + b1X1 + b2X2+ b3X3+ …….+b13X13
Dimana Y = Pertumbuhan laba
a = Konstanta
b = Koefisien regresi
X1-X13 = Perubahan rasio keuangan
a. Uji F
Uji F dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh secara bersama-sama
variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam uji F digunakan hipotesis
sebagai berikut :
Ho = Koefisien Regresi tidak signifikant
H1 = Koefisien Regresi significant
Pengambilan keputusan :
Ho diterima jika probabilitas > 0.05
Ho ditolak jika probabilitas < 0.05
Jika Ho diterima, maka tidak ada pengaruh yang signifikan variabel dependen dan
variabel independen secara bersama-sama.
Jika Ho ditolak, ada pengaruh yang signifikan antara variabel dependen dan variabel
independen secara bersama-sama.
Pada penelitian ini Uji F digunakan untuk mejawab hipotesis yang pertama dan
kedua yaitu apakah perubahan rasio-rasio keuangan berpengaruh secara bersama-sama
terhadap perubahan laba untuk satu dan dua tahun mendatang.
b Uji t
Pengujian terhadap signifikansi pengaruh dari masing-masing variabel
independen (rasio keuangan) terhadap variabel dependen (perubahan laba) secara
individu dilakukan melalui pengujian terhadap koefisien regresi. Dalam uji t digunakan
hipotesis sebagai berikut :
Ho = Koefisien Regresi tidak signifikant
H1 = Koefisien Regresi significant
Pengambilan keputusan :
Ho diterima jika probabilitas > 0.05
Ho ditolak jika probabilitas < 0.05
Jika Ho diterima, maka tidak ada pengaruh yang signifikan variabel dependen dan
variabel independen secara individu
Jika Ho ditolak, ada pengaruh yang signifikan antara variabel dependen dan variabel
independen secara individu ( Singgih,2002,168)
Pada penelitian ini Uji t digunakan untuk mejawab hipotesis yang ketiga sampai
ketiga puluh enam yaitu Apakah perubahan rasio-rasio keuangan (TLTA, NWTLFA,
CLI, CLE, OITL, CR, QR, CFTL, CFCL, WCTA, STA, INWC, QAI, NWS, NPM,
ROA, ROE, RETA ) berpengaruh secara individu terhadap perubahan laba untuk satu
tahun mendatang. dan untuk dua tahun mendatang.
c. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi
adalah diantara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variabel-variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel-variabel dependen. (Ghozali,
2001,45) Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap
jumlah variabel independent yang dimasukkan kedalam model. Setiap tambahan satu
variabel independent maka R2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut
berpengaruh secara significant terhadap variabel dependen. Oleh karena itu banyak
peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R2 pada saat mengevaluasi
mana model regresi terbaik. Tidak seperti R2, nilai adjusted R2 dapat naik atau turun
apabila satu variabel independent ditambahkan ke dalam model.
BAB IV
HASIL DAN ANALISIS
A . Uji Pengaruh perubahan rasio keuangan terhadap perubahan laba satu tahun
Mendatang
1 Uji Asumsi Klasik
a. Pengujian Normalitas data
Dari hasil gambar normalitas ( Normal plot of Regresion ) untuk
pengaruh perubahan rasio keuangan terhadap perubahan laba satu tahun
mendatang, grafik uji normalitas menunjukan pola distribusi yang normal,
dimana titik menyebar disekitar garis diagonal, serta penyebarannya
mengikuti disekitar garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa model
regresi berganda yang digunakan tidak terjadi penyimpangan. Selain itu juga
digunakan Uji Komologorof Smirnov untuk menguji Normalitas data.
Berdasarkan Tabel Kolmogorof-Smirnov Test, maka dapat disimpulkan
bahwa model regresi berganda yang digunakan tidak terjadi penyimpangan.
Hal ini ditunjukkan dari nilai Asymp.Sign (0.166) > 0.05 ,
Tabel 3
Hasil Komolgorof Smirnov. ( Untuk pengaruh laba satu tahun mendatang )
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
86.0000000
.38328353.120.120
-.0951.116.166
NMeanStd. Deviation
Normal Parameters a,b
AbsolutePositiveNegative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)
Unstandardized Residual
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
b. Pengujian Multikolinieritas
Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi berganda
terdapat korelasi antara variabel bebas (independent), dimana nilai toleransi
yang digunakan untuk menunjukkan terjadinya multikolinieritas adalah jika
nilai toleransi lebih kecil dari 0,1 atau nilai VIF lebih besar 10.
Tabel 4 Hasil Multikolinieritas
( Untuk pengaruh laba satu tahun mendatang ) Sumber data sekunder yang diolah
Collininearity Statistic Model Tolerance VIF
ROA ROE
0.815 0.815
1.227 1.227
Hasil pengujian multikolinieritas disajikan pada tabel 4 menunjukkan
bahwa tidak terjadi multikolinieritas pada model ,Hal ini dapat dilihat dari
nilai VIF tidak ada yang lebih besar 10 dan nilai tolerace tidak ada yang
lebih kecil dari 0.1.
c. Pengujian Heterodastisitas
Berdasarkan Tabel uji Glejser dengan jelas menunjukkan bahwa tidak
ada satupun variabel bebas yang significant secara statistik mempengaruhi
variabel terikat nilai Absolut Ut. Hal ini terlihat dari probabilitas
signifikansinya diatas tingkat kepercayaan 5 %. Jadi dapat disimpulkan
model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas
Tabel 5 Hasil Uji Glejser
( Untuk pengaruh laba satu tahun mendatang )
Sumber data sekunder yang diolah
d. Pengujian Autokorelasi
Hasil uji Autokorelasi Durbin Watson test menunjukan bahwa nilai
durbin Watson sebesar 1.375 Nilai durbin Watson tersebut lebih besar dari
du dan lebih kecil dari 4-du ( Nilai du diperoleh dari table durbin Watson)
Model Signifikansi
ROA ROE
0.94 0.14
Tabel 6 Hasil Uji Durbin Watson
( Untuk pengaruh laba satu tahun mendatang )
Du Durbin Watson Hitung
4– du
1.177 1.375 2.172
Sumber data sekunder yang diolah
2. Pengujian Regresi berganda
Tabel 7 Hasil uji t untuk pembuatan persamaan model
Coefficientsa
6.833E-02 .045 1.514 .134.242 .084 .298 2.862 .005 1.000 1.000
6.227E-02 .042 1.474 .144.377 .088 .465 4.312 .000 .815 1.227
-.365 .101 -.389 -3.602 .001 .815 1.227
(Constant)ROA(Constant)ROAROE
Model1
2
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig. Tolerance VIFCollinearity Statistics
Dependent Variable: LABA01a.
Berdasarkan persamaan regresi dengan metode stepwise untuk
mengetahui seberapa besar kemampuan perubahan rasio keuangan
mempengaruhi perubahan laba untuk satu tahun mendatang, variabel
independent yang dapat terseleksi menjadi model adalah ROA dan ROE,
Oleh karena itu model persaman regresinya adalah :
Y1 = 0.06227 + 0.377 X1 –0.365 X2
Dimana Y1 adalah perubahan laba untuk periode setahun, X1= ROA
X2 = ROE
Variabel-variabel yang tidak terseleksi dalam persamaan regresi metode
stepwise adalah TLTA, NWTLFA, CLI, CLE, OITL, CR, QR, CFTL, CFCL,
WCTA, STA, INWC, QAI, NWS, NPM, RETA.
Model persamaan regresi tersebut menunjukkan arah pengaruh perubahan
rasio-rasio keuangan terhadap perubahan laba untuk satu tahun mendatang.
Misal variabel CLI mempunyai pengaruh yang negatif artinya kenaikan yang
terjadi pada CLI akan berdampak pada penurunan laba perusahaan satu
tahun kedepan atau sebaliknya penurunan yang terjadi pada nilai CLI akan
berdampak pada kenaikan laba perusahaan untuk satu tahun kedepan. Kaidah
ini juga berlaku untuk variabel-variabel independen yang lain.
a. Model Summary
Tabel 8 Model Summary
( Untuk pengaruh laba satu tahun mendatang )
Model Summaryc
.298a .089 .078 .41459
.460b .212 .193 .38787 1.375
Model12
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Durbin-Watson
Predictors: (Constant), ROAa.
Predictors: (Constant), ROA, ROEb.
Dependent Variable: LABA01c.
Analisis:
Angka Adjusted R Square adalah 0193 Hal ini berarti 19.3 % variasi dari
perubahan laba untuk satu tahun mendatang bisa dijelaskan oleh variasi dari kedua
variabel independent. Sedangkan 80.7 % dijelaskan oleh faktor-faktor lain. Beberapa-
beberapa faktor lain yang mempengaruhi laba adalah faktor makro ekonomi seperti
Masalah pengangguran dan inflasi, masalah pertumbuhan ekonomi, masalah
ketidakstabilan kegiatan ekonomi.
b. Anova (Uji F)
Tabel 9 Hasil Uji F
( Untuk pengaruh laba satu tahun mendatang )
ANOVAc
1.408 1 1.408 8.193 .005a
14.439 84 .17215.847 853.360 2 1.680 11.166 .000b
12.487 83 .15015.847 85
RegressionResidualTotalRegressionResidualTotal
Model1
2
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), ROAa.
Predictors: (Constant), ROA, ROEb.
Dependent Variable: LABA01c.
Dari Uji ANOVA atau F test, didapat F hitung adalah 11.166 dengan
tingkat signifikansi 0.000 Karena probabilitas (0.000) jauh lebih kecil dari
0.05, maka model regresi bisa dipakai untuk memprediksi perubahan laba
untuk satu tahun mendatang. Atau bisa dikatakan ROA, ROE, .secara
bersama-sama berpengaruh terhadap perubahan laba untuk satu tahun
mendatang
c. Uji t
Tabel 10 Hasil Uji t
( Untuk pengaruh laba satu tahun mendatang )
Coefficientsa
6.833E-02 .045 1.514 .134.242 .084 .298 2.862 .005 1.000 1.000
6.227E-02 .042 1.474 .144.377 .088 .465 4.312 .000 .815 1.227
-.365 .101 -.389 -3.602 .001 .815 1.227
(Constant)ROA(Constant)ROAROE
Model1
2
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig. Tolerance VIFCollinearity Statistics
Dependent Variable: LABA01a.
Dari uji t dapat diketahui bahwa:
• Perubahan ROA berpengaruh terhadap perubahan laba untuk satu tahun
mendatang, dengan pengaruh positif. Dengan kata lain jika terjadi
kenaikan ROA akan menyebabkan kenaikan laba untuk satu tahun
mendatang. Koefisien regresi ROA bertanda positif sebesar
+ 0.377 berarti kenaikan sebesar 1 satuan persen dari ROA akan
menyebabkan kenaikan laba sebesar 0.377 satuan persen. Jadi hipotesis
ketiga puluh satu diterima
• Nilai probabilitas untuk ROE adalah 0.001 Oleh karena nilai probabilitas
0.001 < taraf sign 0.05 , maka keputusan yang dapat diambil adalah
Perubahan rasio keuangan ROE berpengaruh terhadap perubahan laba
untuk satu tahun mendatang dengan arah negatif. Dengan kata lain jika
terjadi kenaikan ROE akan menyebabkan kenaikan laba untuk satu
tahun mendatang. Koefisien regresi ROE bertanda negatif sebesar
-0.365 berarti kenaikan sebesar 1 satuan persen dari ROE akan
menyebabkan penurunan laba sebesar 0.365 satuan persen. Jadi
hipotesis kelimabelas diterima. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian
Nurjanto Takarini dan Erni Ekawati 2003 yang mengatakan bahwa
perubahan ROE mempunyai pengaruh yang negatif terhadap perubahan
laba. Sebenarnya ROE adalah rasio likuiditas yang mempunyai
pengaruh yang positif kepada laba. Tetapi pada penelitian ini pengaruh
ROE negatif. Hal ini dikarenakan ROE dipengaruhi oleh ROA dan
tingkat leverage keuangan perusahaan. ROE dapat dijabarkan dengan
rumus :
ROE = ROA + (ROA- i ) D/E
Dimana :
ROA = mencerminkan profitabilitas bila perusahaan
tanpa hutang
(ROA-i)D/E = mencerminkan kontribusi terhadap ROE yang
berasal dari hutang atau financial leverage
i = mencerminkan tingkat bunga.
E ( Equity) = modal sendiri
Berdasarkan hasil diatas ROE berpengaruh negatif terhadap laba dengan
mengasumsikan ROA tetap sedangkan leverage diperkirakan
meningkatkan lebih cepat
Dengan metode stepwise, ada perubahan rasio keuangan yang tidak
terseleksi sebagai model. Atau dengan kata lain perubahan rasio keuangan
yang tidak terseleksi tersebut tidak berpengaruh secara significan terhadap
laba untuk satu tahun mendatang.seperti :
• TLTA,. Rasio TLTA merupakan rasio leverage. Dimana dalam rasio ini
pemanfaatan dana pinjaman yang besar mempunyai keuntungan-
keuntungan tertentu, dan hanya berlaku umum adalah kendali perusahaan
dipegang oleh pemilik usaha. Dalam kaitan ini, bila perusahaan sedang
berada dalam iklim yang menguntungkan, maka keuntungan para
pemilik akan meningkat tetapi sebaliknya dalam iklim usaha yang
kurang menggembirakan menyebabkan kewajiban pembayaran bunga
makin tinggi berarti memperbesar kerugian perusahaan ( Simarmata,
1984, 240 ). Selain itu Pemanfaatan utang perusahaan juga sangat
penting. Jika utang perusahaan dapat dimanfaatkan dengan baik maka
perusahaan akan mampu menciptakan laba yang besar. Tetapi disatu sisi
banyak juga perusahaan yang memiliki utang, karena tidak dapat
dimanfaatkan dengan baik, maka laba perusahaan mengalami penurunan.
Hal ini disebabkan jumlah laba yang dihasilkan dari hutang tersebut
lebih kecil dibandingkan dengan biaya bunga dan cicilan hutang. Ketidak
jelasan manfaat utang inilah yang menyebabkan tidak signifikan antara
perubahan rasio leverage terhadap perubahan laba. Jadi hipotesis ketiga
ditolak.
• NWTLFA, Rasio NWTLFA merupakan rasio leverage. Dimana dalam
rasio ini pemanfaatan dana pinjaman yang besar mempunyai
keuntungan-keuntungan tertentu, dan hanya berlaku umum adalah
kendali perusahaan dipegang oleh pemilik usaha. Dalam kaitan ini, bila
perusahaan sedang berada dalam iklim yang menguntungkan, maka
keuntungan para pemilik akan meningkat tetapi sebaliknya dalam iklim
usaha yang kurang menggembirakan menyebabkan kewajiban
pembayaran bunga makin tinggi berarti memperbesar kerugian
perusahaan( Simarmata, 1984, 240). Selain itu Pemanfaatan utang
perusahaan juga sangat penting. Jika utang perusahaan dapat
dimanfaatkan dengan baik maka perusahaan akan mampu menciptakan
laba yang besar. Tetapi disatu sisi banyak juga perusahaan yang
memiliki utang, karena tidak dapat dimanfaatkan dengan baik, maka laba
perusahaan mengalami penurunan. Hal ini disebabkan jumlah laba yang
dihasilkan dari hutang tersebut lebih kecil dibandingkan dengan biaya
bunga dan cicilan hutang. Ketidak jelasan manfaat utang inilah yang
menyebabkan tidak signifikan antara perubahan rasio leverage terhadap
perubahan laba. Jadi hipotesis keempat ditolak.
• CLI, Rasio CLI merupakan rasio leverage. Dimana dalam rasio ini
pemanfaatan dana pinjaman yang besar mempunyai keuntungan-
keuntungan tertentu, dan hanya berlaku umum adalah kendali perusahaan
dipegang oleh pemilik usaha. Dalam kaitan ini, bila perusahaan sedang
berada dalam iklim yang menguntungkan, maka keuntungan para
pemilik akan meningkat tetapi sebaliknya dalam iklim usaha yang
kurang menggembirakan menyebabkan kewajiban pembayaran bunga
makin tinggi berarti memperbesar kerugian perusahaan( Simarmata,
1984, 240). Selain itu Pemanfaatan utang perusahaan juga sangat
penting. Jika utang perusahaan dapat dimanfaatkan dengan baik maka
perusahaan akan mampu menciptakan laba yang besar. Tetapi disatu sisi
banyak juga perusahaan yang memiliki utang, karena tidak dapat
dimanfaatkan dengan baik, maka laba perusahaan mengalami penurunan.
Hal ini disebabkan jumlah laba yang dihasilkan dari hutang tersebut
lebih kecil dibandingkan dengan biaya bunga dan cicilan hutang. Ketidak
jelasan manfaat utang inilah yang menyebabkan tidak signifikan antara
perubahan rasio leverage terhadap perubahan laba. Jadi hipotesis kelima
ditolak.
• CLE, Rasio CLE merupakan rasio leverage. Dimana dalam rasio ini
pemanfaatan dana pinjaman yang besar mempunyai keuntungan-
keuntungan tertentu, dan hanya berlaku umum adalah kendali perusahaan
dipegang oleh pemilik usaha. Dalam kaitan ini, bila perusahaan sedang
berada dalam iklim yang menguntungkan, maka keuntungan para
pemilik akan meningkat tetapi sebaliknya dalam iklim usaha yang
kurang menggembirakan menyebabkan kewajiban pembayaran bunga
makin tinggi berarti memperbesar kerugian perusahaan ( Simarmata,
1984, 240 ). Selain itu Pemanfaatan utang perusahaan juga sangat
penting. Jika utang perusahaan dapat dimanfaatkan dengan baik maka
perusahaan akan mampu menciptakan laba yang besar. Tetapi disatu sisi
banyak juga perusahaan yang memiliki utang, karena tidak dapat
dimanfaatkan dengan baik, maka laba perusahaan mengalami penurunan.
Hal ini disebabkan jumlah laba yang dihasilkan dari hutang tersebut
lebih kecil dibandingkan dengan biaya bunga dan cicilan hutang. Ketidak
jelasan manfaat utang inilah yang menyebabkan tidak signifikan antara
perubahan rasio leverage terhadap perubahan laba. Jadi hipotesi keenam
ditolak.
• OITL, Rasio OITL merupakan rasio leverage. Dimana dalam rasio ini
pemanfaatan dana pinjaman yang besar mempunyai keuntungan-
keuntungan tertentu, dan hanya berlaku umum adalah kendali perusahaan
dipegang oleh pemilik usaha. Dalam kaitan ini, bila perusahaan sedang
berada dalam iklim yang menguntungkan, maka keuntungan para
pemilik akan meningkat tetapi sebaliknya dalam iklim usaha yang
kurang menggembirakan menyebabkan kewajiban pembayaran bunga
makin tinggi berarti memperbesar kerugian perusahaan ( Simarmata,
1984, 240 ). Selain itu Pemanfaatan utang perusahaan juga sangat
penting. Jika utang perusahaan dapat dimanfaatkan dengan baik maka
perusahaan akan mampu menciptakan laba yang besar. Tetapi disatu sisi
banyak juga perusahaan yang memiliki utang, karena tidak dapat
dimanfaatkan dengan baik, maka laba perusahaan mengalami penurunan.
Hal ini disebabkan jumlah laba yang dihasilkan dari hutang tersebut
lebih kecil dibandingkan dengan biaya bunga dan cicilan hutang. Ketidak
jelasan manfaat utang inilah yang menyebabkan tidak signifikan antara
perubahan rasio leverage terhadap perubahan laba. Jadi hipotesi ketujuh
ditolak.
• CR, Rasio CR merupakan rasio likuiditas. Rasio ini menyangkut
kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jang ka pendeknya.
Ternyata untuk hutang jangka pendek (satu tahun) memiliki pola
pemanfaatan yang hampir sama dengan hutang jangka panjang ( Rasio
leverage). Jadi Hutang pada perusahaan belum tentu memberikan
keuntungan kepada perusahaan tetapi juga dapat memberikan kerugian,
jika tidak dimanfaatkan dengan baik. Ketidak jelasan manfaat utang
inilah yang menyebabkan tidak signifikan antara perubahan rasio
likuiditas terhadap perubahan laba. Jadi hipotesis kedelapan ditolak
• QR,. Rasio QR merupakan rasio likuiditas. Rasio ini menyangkut
kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jang ka pendeknya.
Ternyata untuk hutang jangka pendek (satu tahun) memiliki pola
pemanfaatan yang hampir sama dengan hutang jangka panjang ( Rasio
leverage). Jadi Hutang pada perusahaan belum tentu memberikan
keuntungan kepada perusahaan tetapi juga dapat memberikan kerugian,
jika tidak dimanfaatkan dengan baik .Ketidak jelasan manfaat utang
inilah yang menyebabkan tidak signifikan antara perubahan rasio
likuiditas terhadap perubahan laba. Jadi hipotesis kesembilan ditolak
• CFTL, Rasio CFTL merupakan rasio likuiditas. Rasio ini menyangkut
kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jang ka pendeknya.
Ternyata untuk hutang jangka pendek (satu tahun) memiliki pola
pemanfaatan yang hampir sama dengan hutang jangka panjang ( Rasio
leverage). Jadi Hutang pada perusahaan belum tentu memberikan
keuntungan kepada perusahaan tetapi juga dapat memberikan kerugian,
jika tidak dimanfaatkan dengan baik. Ketidak jelasan manfaat utang
inilah yang menyebabkan tidak signifikan antara perubahan rasio
likuiditas terhadap perubahan laba. Jadi hipotesis kesepuluh ditolak
• CFCL, Rasio CFCL merupakan rasio likuiditas. Rasio ini menyangkut
kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jang ka pendeknya.
Ternyata untuk hutang jangka pendek (satu tahun) memiliki pola
pemanfaatan yang hampir sama dengan hutang jangka panjang ( Rasio
leverage). Jadi Hutang pada perusahaan belum tentu memberikan
keuntungan kepada perusahaan tetapi juga dapat memberikan kerugian,
jika tidak dimanfaatkan dengan baik. Ketidak jelasan manfaat utang
inilah yang menyebabkan tidak signifikan antara perubahan rasio
likuiditas terhadap perubahan laba. Jadi hipotesis kesebelas ditolak
• WCTA, Rasio WCTA berhubungan dengan modal kerja. Modal kerja
yang besar seharusnya menciptakan laba yang besar. Tetapi modal kerja
yang besar juga berhubungan dengan tingkat pengembalian deviden
yang besar juga. Jadi ada kemungkinan laba yang dihasilkan digunakan
untuk membayar deviden. Jadi rasio ini tidak signifikan karena modal
kerja yang besar belum tentu menghasilkan laba yang besar. Oleh karena
itu hipotesis kedua belas ditolak.
• STA, Rasio STA merupakan rasio produktivitas. Dalam rasio ini
berhubungan dengan besarnya penjualan, namun juga memiliki HPP
(Harga Pokok Produksi ) yang tinggi pula. Sehingga laba yang diperoleh
belum pasti. Selain itu perusahaan tersebut harus membayar biaya bunga
(jika asset perusahaan dibeli dengan cara hutang) dan pajak. Hal ini juga
mengurangi tingkat laba. Jadi hipotesis ketiga belas ditolak.
• INWC. Dalam rasio ini berhubungan Inventory. Perusahaan yang
memiliki Inventory yang besar belum tentu menghasilkan laba yang
besar. Karena bisa saja perusahaan tersebut memiliki perputaran
persediaan yang relatif lambat sehingga persediaan pada tahun ini belum
mampu berubah menjadi laba untuk satu tahun ke depan. Hal ini yang
menyebabkan perubahan rasio INWC tidak signifikan dengan perubahan
rasio keuangan. Jadi hipotesis keempat belas ditolak.
• QAI, Dalam rasio ini berhubungan Inventory. Perusahaan yang memiliki
Inventory yang besar belum tentu menghasilkan laba yang besar. Karena
bisa saja perusahaan tersebut memiliki perputaran persediaan yang relatif
lambat sehingga persediaan pada tahun ini belum mampu berubah
menjadi laba untuk satu tahun ke depan. Hal ini yang menyebabkan
perubahan rasio QAI tidak signifikan dengan perubahan rasio keuangan.
Jadi hipotesis kelima belas ditolak.
• NWS, , Rasio NWS berhubungan dengan modal kerja. Modal kerja yang
besar seharusnya menciptakan laba yang besar. Tetapi modal kerja yang
besar juga berhubungan dengan tingkat pengembalian deviden yang
besar juga. Jadi ada kemungkinan laba yang dihasilkan digunakan untuk
membayar deviden. Jadi rasio ini tidak signifikan karena modal kerja
yang besar belum tentu menghasilkan laba yang besar. Jadi hipotesis
keenam belas ditolak.
• NPM, Perubahan Rasio NPM tidak signifikan dengan perubahan rasio
keuangan karena tingkat resiko penjualan yang tinggi (contoh : biaya
operasional untuk penjualan yang tinggi) , sehingga Hal ini mengurangi
tingkat laba. Jadi hipotesis ketujuh belas ditolak.
• RETA Perubahan rasio RETA tidak signifikan dengan perubahan laba
karena Retained earning , nilainya relatif kecil, sehingga tidak ada
pengaruh untuk satu tahun kedepan. Jadi hipotesis dua puluh ditolak.
Jadi perubahan rasio keuangan yang mempunyai pengaruh terhadap laba untuk
satu tahun mendatang adalah ROA dan ROE.
B . Uji Pengaruh perubahan rasio keuangan terhadap perubahan laba dua tahun
Mendatang.
Tabel 11
Tabel regresi stepwise untuk pengaruh perubahan rasio keuangan terhadap
perubahan laba dua tahun mendatang
Variables Entered/Removeda
Dependent Variable: LABA02a.
Berdasarkan persamaan regresi dengan metode stepwise dapat diketahui bahwa
tidak ada satupun variabel independent yang dapat terseleksi menjadi model. Jadi
perubahan rasio keuangan tidak mempengaruhi perubahan laba untuk dua tahun
mendatang. Oleh karena itu hipotesis kedua puluh satu sampai ketiga delapan ditolak.
Hasil penelitian ini sesuai teori menurut Harianto dan Siswanto (1998), yaitu salah
satu faktor yang akan mempengaruhi ketepatan prediksi laba adalah :Periode waktu
antara pembuatan peramalan laba dengan realisasi laba yang dicapai. Semakin pendek
interval waktu, akan semakin akurat ramalan tersebut
BAB V
KESIMPULAN, KETERBATASAN, IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan hipotesis bahwa ada pengaruh
perubahan rasio keuangan terhadap perubahan laba untuk satu maupun dua tahun
mendatang baik secara individu maupun secara bersama-sama. Penelitian ini juga
bertujuan untuk membuktikan bahwa pengaruh perubahan rasio keuangan terhadap laba
untuk satu tahun mendatang lebih besar dibanding pengaruh perubahan rasio keuangan
terhadap perubahan laba untuk dua tahun mendatang. Dengan menggunakan data
perusahaan manufaktur yang listed di Bursa Efek Jakarta. penelitian ini berhasil
membuktikan hipotesis tersebut
Dari hasil analisa data dengan Regresi berganda metode stepwise dapat
dibuktikan bahwa rasio-rasio keuangan yang dapat mempengaruhi laba untuk satu tahun
mendatang adalah ROA dan ROE. Selain itu perubahan rasio keuangan juga dapat
mempengaruhi perubahan laba untuk satu tahun mendatang secara bersama-sama.
Perubahan rasio keuangan tidak dapat mempengaruhi perubahan laba, jika periodenya
diperpanjang dari satu tahun ke dua tahun. Jadi perubahan rasio keuangan dapat
mempengaruhi perubahan laba untuk periode satu tahun saja ( Jangka pendek).
Faktor-faktor yang mempengaruhi laba bukan hanya faktor mikro ekonomi saja,
tetapi kemungkinan faktor makro ekonomi juga mempengaruhi laba, seperti Masalah
pengangguran dan inflasi, masalah pertumbuhan ekonomi, masalah ketidakstabilan
kegiatan ekonomi. Terutama pengangguran dan inflasi kemungkinan dapat berdampak
sangat besar, yaitu ketidakstabilan sosial dan politik, seperti meningkatnya kriminalitas,
huru hara dan lain-lain. Selain berdampak pada ketidakstabilan sosial dan politik,
pengangguran juga menyebabkan masyarakat kehilangan pendapatan,sehingga daya beli
masyarakat menurun. Hal inilah menyebabkan laba perusahaan juga menurun.
B. Keterbatasan dan Implikasi
Dibalik ditemukan bukti yang mendukung hipotesis yang menyatakan adanya
pengaruh dari perubahan rasio keuangan terhadap perubahan laba, peneliti juga
menyadari adanya beberapa keterbatasan seperti :
1. Penelitian ini tidak mempertimbangkan faktor-faktor ekonomi seperti tingkat inflasi,
suku bunga, subsidi pemerintah dan lainnya sebagainya, sehingga hal ini mungkin
mempengaruhi hasil penelitian.
2. Penelitian ini tidak mempertimbangkan besar-kecilnya perusahaan. Faktor perlu
dipertimbangkan, karena tingkat kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan besar
lebih tinggi dibandingkan perusahaan kecil. Selain tingkat kepercayaan masyarakat
faktor ini juga perlu dipertimbangkan karena tingkat kestabilan perusahaan besar
terhadap pengaruh-pengaruh faktor makro ekonomi lebih besar dibandingkan
perusahaan kecil. Oleh karena itu hal ini perlu dipertimbangkan, karena mungkin
dapat mempengaruhi hasil penelitian.
3. Jumlah rasio keuangan yang diambil sebagai model masih sedikit, karena mengacu
pada penelitian yang terdahulu, sehingga hal ini mungkin mempengaruhi hasil
penelitian
Sedangkan implikasi dari penelitian khususnya ditujukan kepada :
1. Akademisi, yaitu agar memperbaiki keterbatasan-keterbatasan diatas.
2. Investor. Penelitian ini diharapkan dapat mejadi bahan pertimbangan dalam
mengambil keputusan berinvestasi
DAFTAR PUSTAKA
Anies Chariri dan Imam Ghozali, 2001, Teori Akuntansi, Semarang, BPUNDIP
Asyik Nur Fadjih dan Soelistyo, 2000, “ Kemampuan Rasio Keuangan dalam
Memprediksi laba (Penetapan Rasio Keuangan sebagai Discriminator)”, Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol 15, hal.313 – 331
Asyik Nur Fadjih , 2000 , “ Analisis Rasio Keuangan : Identifikasi faktor-faktor dalam
memprediksi laba “ Kajian Bisnis , No 19 hal39 - 53
Belkoui,2001, Teori akuntansi. Terjemahan oleh Budhi Pujihanrto dari
Accounting Theory
Christoper Pass dan Bryan Lowes,1994, Kamus Lengkap Ekonomi, Jakarta,
Erlangga
Cornelius, Trihendradi, 2004, Memecahkan kasus statistik deskriptif, Parametrik dan
non parametric dengan SPSS 12, Yogyakarta, Andi Offset
Djarwanto,Drs, 1984, Pokok-Pokok Analisa Laporan Keuangan, Yogyakarta, BPFE
Farid Harianto dan Siswanto, 1998 , Perangkat dan Teknik Analisis, Investasi di pasar
Modal , PT Bursa Efek Jakarta
Ghozali, Imam, 2001, Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS,
Semarang, BPUNDIP
Gujarati, Damodar,N, 1995 , Basic econometrics , Third Edition, Mc Graw Hill inc
Gujarati Damodar, 1997, Ekonometrika Dasar, Edisi Bahasa Indonesia Cetakan kelima,
Jakarta, Erlangga
Husnan,1995, Managemen Keuangan Teori dan Penerapan, Yogyakarta, BPFE
Ikatan Akuntansi Indonesia, 1999, Standard Akuntansi Keuangan, Jakarta,
Salemba-Empat
Sandiyani dan Aryati, 2001,” Rasio Keuangan Sebagai Predictor Laba dan Arus
Kas di Masa Yang Akan Datang“, Media Riset Akuntansi, Auditing dan
Informasi, Vol, hal. 1-20
Santoso, Singgih, 2002, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, Jakarta, PT Elex
Media Komputindo
Simarmata, DJA, 1984, “ Pendekatan System dalam Analisa Proyek, Investasi dan
Pasar Modal , Jakarta, PT Gramedia
Smith, Harry dan Norman Draper, 1992, Analisis Regresi Terapan , Jakarta,
PT Gramedia Pustaka Utama
Sukirno, Sadono, 1997, Pengantar Ekonomi Makro , Jakarta, PT Raja Grafindo Persada
Syamsuddin, Lukman, 1994, Managemen Keuangan, Jakarta
Takarini Nurjanti dan Erni Ekawati. 2003, “Analisis Rasio Keuangan dalam
Memprediksi Perubahan Laba pada Perusahaan Manufaktur di Pasar Modal
Indonesia “,Ventura Vol6 No 3 :hal 253 - 270
Weston,J,Fred and Coperland, 1994, Management Keuangan, Jakarta
Nama-nama perusahaan yang dijadikan sampel
NO NAMA PERUSAHAAN
1 PT. SARI HUSADA TbK
2 PT. BAT INDONESIA Tbk
3 PT. GUDANG GARAM Tbk
4 PT. HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk
5 PT. EVER SHINE TEXTILE INDUSTRY Tbk
6 PT. AQUA GOLDEN MISSISSIPPI Tbk
7 PT. DELTA DJAKARTA Tbk
8 PT. FASTFOOD INDONESIA Tbk
9 PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TbK
10 PT. MULTI BINTANG INDONESIA Tbk
11 PT. TEMPO SCAN PASIFIC Tbk
12 PT EKADHARMA TAPE INDUSTRIES Tbk
13 PT INTANWIJAYA INTERNASIONAL Tbk
14 PT BERLINA Co.Ltd.Tbk
15 PT DYNAPLAST Tbk
16 PT. PAN BROTHER TEX Tbk
17 PT.SEPATU BATA Tbk
18 PT TIRTA MAHAKAM PLYWOOD INDUSTRY
19 PT KOMATSU INDONESIA Tbk
20 PT UNGGUL INDAH CAHAYA Tbk
21 PT. TEMBAGA MULIA SEMANAN Tbk
22 PT GOODYEAR INDONESIA Tbk
23 PT MULTIPOLAR CORPORATION Tbk
24 PT ANDHI CANDRA AUTOMOTIVE PRODC Tbk
25 PT. BRANTA MULIA Tbk
26 PT IGAR JAYA Tbk
27 PT. PLASTPACK PRIMA INDUSTRI Tbk
28 PT. SEMEN GRESIK (Persero) Tbk
29 PT. CITRA TUBINDO Tbk
30 PT. LION METAL WORKS Tbk
31 PT. TUNAS RIDEAN Tbk
32 PT. UNITED TRACTOR Tbk
33 PT. BAYER INDONESIA Tbk
34 PT. DANKOS LABORATORIES Tbk
35 PT. INTRACO PENTA Tbk
36 PT. HEXINDO ADI PERKASA Tbk
37 PT. MANDOM INDONESIA Tbk
38 PT. PRIMA ALLOY STELL UNIVERSAL Tbk
39 PT. SELAMAT SEMPURNA Tbk
40 PT. MERCK INDONESIA Tbk
41 PT LAUTAN LUAS Tbk
42 PT. MUSTIKA RATU Tbk
43 PT. KIMIA FARMA (Persero) Tbk
44 PT DUTA PERTIWI NUSANTARA Tbk
Uji Regression untuk pengaruh satu tahun kedepan (1)
Variables Entered/Removeda
INWC .
Stepwise(Criteria:Probability-of-F-to-enter <=.050,Probability-of-F-to-remove >=.100).
STA .
Stepwise(Criteria:Probability-of-F-to-enter <=.050,Probability-of-F-to-remove >=.100).
CFCL .
Stepwise(Criteria:Probability-of-F-to-enter <=.050,Probability-of-F-to-remove >=.100).
Model1
2
3
VariablesEntered
VariablesRemoved Method
Dependent Variable: LABA01a.
Model Summaryd
.277a .077 .066 1.41679
.345b .119 .098 1.39240
.399c .159 .129 1.36801 1.842
Model123
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Durbin-Watson
Predictors: (Constant), INWCa.
Predictors: (Constant), INWC, STAb.
Predictors: (Constant), INWC, STA, CFCLc.
Dependent Variable: LABA01d.
ANOVAd
14.373 1 14.373 7.161 .009a
172.626 86 2.007186.999 8722.202 2 11.101 5.726 .005b
164.797 85 1.939186.999 8729.797 3 9.932 5.307 .002c
157.202 84 1.871186.999 87
RegressionResidualTotalRegressionResidualTotalRegressionResidualTotal
Model1
2
3
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), INWCa.
Predictors: (Constant), INWC, STAb.
Predictors: (Constant), INWC, STA, CFCLc.
Dependent Variable: LABA01d.
Coefficientsa
.126 .158 .795 .429-.374 .140 -.277 -2.676 .009 1.000 1.000.134 .155 .865 .390
-.455 .143 -.338 -3.180 .002 .920 1.087-1.188 .591 -.213 -2.010 .048 .920 1.087
.162 .153 1.054 .295-.517 .144 -.384 -3.595 .001 .877 1.140
-1.185 .581 -.213 -2.039 .045 .920 1.087-.378 .188 -.207 -2.014 .047 .949 1.053
(Constant)INWC(Constant)INWCSTA(Constant)INWCSTACFCL
Model1
2
3
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig. Tolerance VIFCollinearity Statistics
Dependent Variable: LABA01a.
Excluded Variablesd
-.042a -.390 .698 -.042 .946 1.057 .946-.168a -1.639 .105 -.175 .997 1.003 .997-.094a -.903 .369 -.097 .999 1.001 .999.042a .387 .700 .042 .935 1.069 .935
-.125a -1.185 .239 -.127 .966 1.035 .966-.185a -1.634 .106 -.174 .817 1.224 .817-.095a -.875 .384 -.094 .911 1.098 .911-.144a -1.382 .171 -.148 .978 1.022 .978-.207a -1.984 .050 -.210 .949 1.053 .949.065a .596 .553 .065 .905 1.105 .905
-.213a -2.010 .048 -.213 .920 1.087 .920-.078a -.746 .458 -.081 .977 1.023 .977.076a .729 .468 .079 .988 1.013 .988
-.092a -.865 .390 -.093 .955 1.047 .955-.011a -.100 .920 -.011 .963 1.039 .963-.202a -1.949 .055 -.207 .963 1.038 .963-.158a -1.522 .132 -.163 .982 1.018 .982-.044b -.414 .680 -.045 .946 1.057 .875-.128b -1.230 .222 -.133 .945 1.058 .872-.110b -1.080 .283 -.117 .993 1.007 .914.022b .205 .838 .022 .927 1.079 .875
-.077b -.716 .476 -.078 .904 1.106 .861-.161b -1.426 .158 -.154 .806 1.241 .780-.074b -.685 .495 -.075 .901 1.109 .857-.156b -1.527 .130 -.164 .975 1.025 .897-.207b -2.014 .047 -.215 .949 1.053 .877.074b .686 .495 .075 .904 1.106 .834
-.133b -1.258 .212 -.136 .926 1.080 .872-.045b -.374 .710 -.041 .711 1.406 .663-.171b -1.577 .119 -.170 .868 1.152 .835-.007b -.062 .950 -.007 .963 1.039 .890-.189b -1.844 .069 -.197 .959 1.043 .882-.130b -1.254 .213 -.136 .960 1.042 .899-.052c -.499 .619 -.055 .944 1.059 .839-.102c -.984 .328 -.107 .928 1.078 .858-.086c -.847 .400 -.093 .977 1.023 .877-.074c -.647 .519 -.071 .779 1.284 .779-.083c -.784 .435 -.086 .903 1.107 .861-.072c -.570 .570 -.062 .632 1.583 .632.035c .287 .775 .031 .699 1.430 .699.057c .298 .767 .033 .279 3.589 .271.119c 1.108 .271 .121 .871 1.148 .776
-.074c -.674 .502 -.074 .834 1.198 .834-.048c -.405 .687 -.044 .711 1.406 .663-.142c -1.312 .193 -.143 .849 1.178 .834-.016c -.154 .878 -.017 .961 1.041 .847-.166c -1.629 .107 -.176 .944 1.059 .833-.134c -1.313 .193 -.143 .960 1.042 .870
TLTANWTLFACLICLEOITLCRQRCFTLCFCLWCTASTAQAINWSNPMROAROERETATLTANWTLFACLICLEOITLCRQRCFTLCFCLWCTAQAINWSNPMROAROERETATLTANWTLFACLICLEOITLCRQRCFTLWCTAQAINWSNPMROAROERETA
Model1
2
3
Beta In t Sig.Partial
Correlation Tolerance VIFMinimumTolerance
Collinearity Statistics
Predictors in the Model: (Constant), INWCa.
Predictors in the Model: (Constant), INWC, STAb.
Predictors in the Model: (Constant), INWC, STA, CFCLc.
Dependent Variable: LABA01d.
Coefficient Correlationsa
1.0001.949E-02
1.000 .283.283 1.000
2.046E-02 2.395E-022.395E-02 .350
1.000 .276 .215.276 1.000 -.003.215 -.003 1.000
2.071E-02 2.306E-02 5.815E-032.306E-02 .338 -3.21E-045.815E-03 -3.21E-04 3.525E-02
INWCINWCINWCSTAINWCSTAINWCSTACFCLINWCSTACFCL
CorrelationsCovariancesCorrelations
Covariances
Correlations
Covariances
Model1
2
3
INWC STA CFCL
Dependent Variable: LABA01a.
Collinearity Diagnosticsa
1.294 1.000 .35 .35.706 1.354 .65 .65
1.483 1.000 .17 .25 .18.886 1.294 .53 .00 .50.632 1.532 .30 .75 .33
1.627 1.000 .13 .19 .11 .11.929 1.323 .08 .01 .55 .35.838 1.393 .62 .00 .05 .42.607 1.637 .17 .80 .29 .12
Dimension121231234
Model1
2
3
EigenvalueCondition
Index (Constant) INWC STA CFCLVariance Proportions
Dependent Variable: LABA01a.
Casewise Diagnosticsa
3.445 5.587.163 12.05
Case Number7479
Std. Residual LABA01
Dependent Variable: LABA01a.
Residuals Statisticsa
-1.4254 2.2537 .2499 .58523 88-2.863 3.424 .000 1.000 88
.14743 .76497 .26671 .11870 88
-1.7022 1.5199 .2199 .59903 88-1.6901 9.7990 .0000 1.34422 88-1.235 7.163 .000 .983 88-1.280 7.785 .010 1.047 88
-1.8142 11.5760 .0300 1.53027 88-1.285 14.666 .092 1.699 88
.022 26.215 2.966 4.231 88
.000 2.748 .038 .293 88
.000 .301 .034 .049 88
Predicted ValueStd. Predicted ValueStandard Error ofPredicted ValueAdjusted Predicted ValueResidualStd. ResidualStud. ResidualDeleted ResidualStud. Deleted ResidualMahal. DistanceCook's DistanceCentered Leverage Value
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Dependent Variable: LABA01a.
Charts
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: LABA01
Observed Cum Prob
1.00.75.50.250.00
Exp
ecte
d C
um P
rob
1.00
.75
.50
.25
0.00
Scatterplot
Dependent Variable: LABA01
Regression Standardized Residual
86420-2
Reg
ress
ion
Stu
dent
ized
Res
idua
l
8
6
4
2
0
-2
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
88.0000000
1.34421861.200.200
-.1991.880
.002
NMeanStd. Deviation
Normal Parameters a,b
AbsolutePositiveNegative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)
Unstandardized Residual
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
Regression (2)
Variables Entered/Removeda
ROA .
Stepwise(Criteria:Probability-of-F-to-enter <=.050,Probability-of-F-to-remove >=.100).
ROE .
Stepwise(Criteria:Probability-of-F-to-enter <=.050,Probability-of-F-to-remove >=.100).
Model1
2
VariablesEntered
VariablesRemoved Method
Dependent Variable: LABA01a.
Model Summaryc
.298a .089 .078 .41459
.460b .212 .193 .38787 1.375
Model12
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Durbin-Watson
Predictors: (Constant), ROAa.
Predictors: (Constant), ROA, ROEb.
Dependent Variable: LABA01c.
ANOVAc
1.408 1 1.408 8.193 .005a
14.439 84 .17215.847 853.360 2 1.680 11.166 .000b
12.487 83 .15015.847 85
RegressionResidualTotalRegressionResidualTotal
Model1
2
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), ROAa.
Predictors: (Constant), ROA, ROEb.
Dependent Variable: LABA01c.
Coefficientsa
6.833E-02 .045 1.514 .134.242 .084 .298 2.862 .005 1.000 1.000
6.227E-02 .042 1.474 .144.377 .088 .465 4.312 .000 .815 1.227
-.365 .101 -.389 -3.602 .001 .815 1.227
(Constant)ROA(Constant)ROAROE
Model1
2
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig. Tolerance VIFCollinearity Statistics
Dependent Variable: LABA01a.
Excluded Variablesc
.065a .619 .538 .068 .997 1.003 .997-.035a -.336 .738 -.037 .986 1.015 .986-.150a -1.453 .150 -.157 .999 1.001 .999-.008a -.071 .943 -.008 .984 1.017 .984-.020a -.188 .851 -.021 .984 1.017 .984.009a .082 .935 .009 .999 1.001 .999
-.081a -.765 .446 -.084 .984 1.016 .984-.155a -1.495 .139 -.162 .998 1.002 .998-.144a -1.387 .169 -.151 1.000 1.000 1.000-.153a -1.473 .144 -.160 .998 1.002 .998.010a .094 .926 .010 .995 1.005 .995.012a .112 .911 .012 .954 1.048 .954
-.136a -1.306 .195 -.142 .991 1.009 .991.108a 1.006 .317 .110 .945 1.058 .945
-.182a -1.511 .134 -.164 .739 1.352 .739-.389a -3.602 .001 -.368 .815 1.227 .815-.016a -.154 .878 -.017 .977 1.023 .977.131b 1.324 .189 .145 .967 1.035 .790
-.004b -.037 .971 -.004 .978 1.023 .808-.181b -1.879 .064 -.203 .992 1.008 .809.078b .771 .443 .085 .932 1.073 .772
-.008b -.082 .935 -.009 .982 1.018 .806-.055b -.550 .583 -.061 .969 1.032 .790-.112b -1.133 .260 -.124 .977 1.024 .796-.136b -1.401 .165 -.153 .995 1.005 .812-.123b -1.262 .211 -.138 .996 1.004 .812-.110b -1.115 .268 -.122 .981 1.019 .801-.009b -.087 .931 -.010 .993 1.007 .809.120b 1.163 .248 .127 .881 1.135 .735
-.134b -1.374 .173 -.150 .991 1.009 .809.026b .250 .803 .028 .895 1.118 .737.105b .733 .466 .081 .467 2.143 .467.021b .210 .834 .023 .966 1.035 .806
TLTANWTLFACLICLEOITLCRQRCFTLCFCLWCTASTAINWCQAINWSNPMROERETATLTANWTLFACLICLEOITLCRQRCFTLCFCLWCTASTAINWCQAINWSNPMRETA
Model1
2
Beta In t Sig.Partial
Correlation Tolerance VIFMinimumTolerance
Collinearity Statistics
Predictors in the Model: (Constant), ROAa.
Predictors in the Model: (Constant), ROA, ROEb.
Dependent Variable: LABA01c.
Coefficient Correlationsa
1.0007.132E-03
1.000 -.430-.430 1.000
7.662E-03 -3.82E-03-3.82E-03 1.029E-02
ROAROAROAROEROAROE
CorrelationsCovariancesCorrelations
Covariances
Model1
2
ROA ROE
Dependent Variable: LABA01a.
Collinearity Diagnosticsa
1.137 1.000 .43 .43.863 1.148 .57 .57
1.492 1.000 .07 .25 .24.947 1.255 .93 .03 .06.560 1.632 .01 .73 .70
Dimension12123
Model1
2
EigenvalueCondition
Index (Constant) ROA ROEVariance Proportions
Dependent Variable: LABA01a.
Casewise Diagnosticsa
3.424 1.413.147 1.12
Case Number6876
Std. Residual LABA01
Dependent Variable: LABA01a.
Residuals Statisticsa
-.4593 1.3127 .0507 .19882 86-2.565 6.348 .000 1.000 86
.04184 .30201 .06327 .03549 86
-.4925 1.8346 .0555 .24171 86-.9806 1.3280 .0000 .38328 86-2.528 3.424 .000 .988 86-2.558 3.478 -.005 1.008 86
-1.0040 1.3704 -.0049 .40285 86-2.649 3.740 .000 1.037 86
.001 50.546 1.977 5.889 86
.000 .995 .021 .108 86
.000 .595 .023 .069 86
Predicted ValueStd. Predicted ValueStandard Error ofPredicted ValueAdjusted Predicted ValueResidualStd. ResidualStud. ResidualDeleted ResidualStud. Deleted ResidualMahal. DistanceCook's DistanceCentered Leverage Value
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Dependent Variable: LABA01a.
Charts
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: LABA01
Observed Cum Prob
1.00.75.50.250.00
Exp
ecte
d C
um P
rob
1.00
.75
.50
.25
0.00
Scatterplot
Dependent Variable: LABA01
Regression Standardized Residual
43210-1-2-3
Reg
ress
ion
Stu
dent
ized
Res
idua
l
4
3
2
1
0
-1
-2
-3
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
86.0000000
.38328353.120.120
-.0951.116
.166
NMeanStd. Deviation
Normal Parameters a,b
AbsolutePositiveNegative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)
Unstandardized Residual
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
Uji Heteroskedastisitas untuk pengaruh satu tahun kedepan
Variables Entered/Removedb
ROE, ROAa . EnterModel1
VariablesEntered
VariablesRemoved Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: Hb.
Model Summary
.182a .033 .010 .27359Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Predictors: (Constant), ROE, ROAa.
ANOVAb
.214 2 .107 1.428 .246a
6.213 83 .0756.427 85
RegressionResidualTotal
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), ROE, ROAa.
Dependent Variable: Hb.
Coefficientsa
.260 .030 8.738 .000-4.70E-03 .062 -.009 -.076 .940 .815 1.227
-.107 .072 -.178 -1.491 .140 .815 1.227
(Constant)ROAROE
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig. Tolerance VIFCollinearity Statistics
Dependent Variable: Ha.
Coefficient Correlationsa
1.000 -.430-.430 1.000
5.121E-03 -1.90E-03-1.90E-03 3.812E-03
ROEROAROEROA
Correlations
Covariances
Model1
ROE ROA
Dependent Variable: Ha.
Collinearity Diagnosticsa
1.492 1.000 .07 .25 .24.947 1.255 .93 .03 .06.560 1.632 .01 .73 .70
Dimension123
Model1
EigenvalueCondition
Index (Constant) ROA ROEVariance Proportions
Dependent Variable: Ha.