Yatik_universitas Brawijaya_pkm Gt. PDF
-
Upload
yatika-istiqomah -
Category
Documents
-
view
18 -
download
4
description
Transcript of Yatik_universitas Brawijaya_pkm Gt. PDF
USULAN PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA
“Si Gulat” Sirup Glukosa Kaya Asam Folat bagi Ibu Hamil
Kurang Mampu sebagai Program Prospektif Pencegahan Bayi
Lahir Cacat
BIDANG KEGIATAN :
PKM-GT
Diusulkan Oleh :
YATIK 125100101111027 2012
RAEHANA SARIA GAHARI 135100109111001 2013
FITROTUL MUFLIHATIN 125100101111037 2012
SILVI DWIANITA 125100101111005 2012
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ...............................................................................................i
DAFTAR ISI ..........................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................................iii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................................iv
RINGKASAN ........................................................................................................................1
PENDAHULUAN .................................................................................................................2
GAGASAN
A. Kondisis Terkini .............................................................................................................3
B. Solusi yang Pernah Diterapkan .......................................................................................4
C. Ide yang Diajukan ...........................................................................................................5
D. Pihak yang Terlibat .........................................................................................................6
E. Implementasi ...................................................................................................................7
KESIMPULAN .....................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 10
LAMPIRAN ........................................................................................................................... 11
DAFTAR GAMBAR
Diagram Alir 1. proses pembuatan Si Gulat. ........................................................................ 6
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Pihak-pihak Terkait.................................................................................................. 6
RINGKASAN
Kecilnya jumlah lapangan kerja membuat penyandang cacat di Indonesia tidak
mampu bersaing dengan warga normal lain, sehingga kebanyakan mereka berprofesi sebagai
pengemis dan pengamen. Sebagian besar kecacatan pada warga miskin terjadi sejak lahir,
karena kurangnya asupan gizi di masa kehamilan. Jumlah penyandang cacat harus dikurangi
karena menambah pengangguran dan menurunkan standar kesejahteraan. Salah satu caranya
adalah mencegah bayi lahir cacat, dengan program pemberian produk yang bisa memenuhi
asupan gizi ibu hamil kurang mampu. Si Gulat adalah sirup glukosa dengan fortifikasi asam
folat, yang diberikan untuk ibu hamil kurang mampu, dan dilaksanakan sebagai program
pemerintah. Sirup glukosa dipilih karena cepat menghasilkan energi dan terbuat dari
komoditas lokal, yaitu singkong. Tujuan program ini adalah mengurangi bayi lahir cacat,
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta mengurangi jumlah warga tidak produktif
akibat kecacatan. Manfaat program ini yaitu dapat memberi fasilitas pemenuhan kebutuhan
gizi ibu hamil kurang mampu, mengurangi jumlah pengangguran, dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
Dalam merealisasikan program ini diperlukan strategi khusus untuk pemerataan
produk Si Gulat berbahan dasar singkong dengan fortifikasi asam folat, sehingga asupan
asam folat bagi ibu hamil kurang mampu dapat terpenuhi. Produk Si Gulat memiliki
kandungan asam folat yang disesuaikan dengan kebutuhan ibu hamil per hari. Sementara, dari
segi keamanan pangan, penambahan asam folat ke dalam sirup glukosa tidak menimbulkan
efek apapun, sehingga aman untuk dikonsumsi ibu hamil. Dari segi rasa dan flavor, Si Gulat
memiliki rasa manis asam dengan perbandingan 1 : 2 (manis: asam), sehingga cocok untuk
minuman ibu hamil. Adapun dari segi daya simpan, sirup glukosa memiliki daya simpan
lama, karena memiliki kadar gula dan asam yang cukup tinggi, sehingga tanpa pemberian
pengawet maka Si Gulat bisa bertahan ± 1bulan.
Produk Si Gulat akan didistribusikan setiap bulan bersama program pemerintah
“Raskin”, khusus kepada ibu hamil kurang mampu akan mendapatkan Raskin dan produk Si
Gulat dengan penyuluhan pemakaian dari bidan selaku dinas kesehatan. Pembuatan Si Gulat
dilaksanakan secara kontinyu oleh produsen dengan pembiayaan pemerintah, dan pasokan
bahan baku dijaga tetap stabil dengan memberdayakan petani singkong yang telah mendapat
penyuluhan dari Dinas Pertanian. Implementasi pelaksanaan program pemberian Si Gulat
dikoordinasi oleh pemerintah, dari pusat dan secara terstruktur ke daerah, hingga ke desa. Ibu
hamil sebagai penerima raskin harus menunjukkan tanda bukti kehamilan, sehingga setiap
bulannya berhak mendapatkan Si Gulat bersamaan dengan waktu pembagian raskin. Dalam
menyukseskan program tersebut setiap periode tertentu diadakan penyuluhan mengenai
pentingnya pengonsumsian produk tersebut, yang dikoordinasikan oleh dinas kesehatan di
daerah masing-masing.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Si Gulat dapat menjadi solusi untuk mengurangi
penduduk cacat, menyejahterakan masyarakat baik petani maupun warga miskin, dan
menekan jumlah warga yang tidak produktif akibat kecacatan.
Kata kunci: bayi, cacat, asam folat, ibu hamil, kurang mampu
PENDAHULUAN
Saat ini, jumlah penduduk Indonesia mencapai 244,065,300 jiwa (Data Statistik,
2014), 1,436,890 jiwa diantaranya adalah penyandang cacat, dan dari seluruh penyandang
cacat tersebut, 1,071,001 jiwa di antaranya tidak bekerja (Kementerian Sosial, 2014). Hal itu
disebabkan oleh kecilnya jumlah lapangan kerja yang tersedia, sehingga banyak penyandang
cacat yang akhirnya berprofesi sebagai pengemis dan pengamen. Jumlah di atas
memperlihatkan bahwa lebih dari separuh penyandang cacat di Indonesia tidak produktif dan
berpotensi mengalami kesulitan ekonomi. Hal tersebut menambah angka pengangguran, yang
akan semakin menurunkan kualitas dan standar kesejahteraan di Indonesia.
BPS (2014) menyebutkan, 24,515 jiwa penyandang cacat adalah anak usia 0 – 4
tahun, artinya kemungkinan besar kecacatan telah diderita sejak lahir. Kecacatan sejak lahir
diakibatkan oleh asupan gizi yang kurang pada masa kehamilan. Hal ini berkaitan erat dengan
kemiskinan, dimana ibu hamil miskin tidak mampu memenuhi asupan gizinya. Pertumbuhan
janin menjadi tidak optimal, karena pembentukan sel dan jaringan tidak didukung dengan
nutrisi cukup, dan organ menjadi tidak normal.
Jumlah penduduk cacat harus dikurangi, salah satu caranya adalah dengan mencegah
bayi lahir cacat. Maka, perlu adanya usaha agar ibu hamil yang kurang mampu bisa
mendapatkan nutrisi yang mereka butuhkan selama kehamilan. Nutrisi tersebut terutama
dibutuhkan untuk mencegah kecacatan janin, yaitu asam folat dan protein. Asam folat
diperlukan untuk mencegah kecacatan saat kehamilan dan mengurangi resiko kecacatan lain
yang terjadi ketika lahir, sedangkan protein diperlukan untuk pembentukan jaringan baru
(South East Asian Food and Agriculture Science and Technology, Departemen ITP, dan
Departemen Ekologi Manusia).
Si Gulat merupakan produk sirup glukosa dengan fortifikasi asam folat, yang
dirancang sebagai program pengurangan bayi lahir cacat. Program ini akan diberikan khusus
untuk ibu hamil kurang mampu dan melibatkan pemerintah sebagai pemegang data warga
miskin di daerah masing-masing. Produk yang dipilih adalah sirup glukosa karena glukosa
mampu menyediakan energi secara cepat tanpa perlu proses pencernaan panjang. Selain itu,
program ini bertujuan untuk memanfaatkan pangan lokal, dimana bahan baku yang
digunakan adalah singkong bahan utama.
TUJUAN
1. Menciptakan program yang dapat mengurangi jumlah penduduk cacat di Indonesia dengan
mencegah bayi lahir cacat pada ibu hamil yang kurang mampu.
2. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan 2 cara, yaitu pemberian produk gratis
bagi ibu hamil kurang mampu dan pemanfaatan produk lokal serta produk samping dari
petani lokal.
3. Dalam jangka panjang, diharapkan dapat mengurangi jumlah warga tidak produktif di
Indonesia.
MANFAAT
1. Bagi masyarakat, memberikan fasilitas pemenuhan asupan gizi bagi ibu hamil kurang
mampu, sehingga mengurangi resiko bayi lahir cacat.
2. Bagi pemerintah, mengurangi jumlah pengangguran dan dalam jangka panjang
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
GAGASAN
A. Kondisi Kekinian
Kecacatan sejak lahir diakibatkan oleh asupan gizi yang kurang pada masa kehamilan.
Hal ini berkaitan erat dengan kemiskinan, dimana ibu hamil miskin tidak mampu memenuhi
asupan gizinya. Pertumbuhan janin menjadi tidak optimal, karena pembentukan sel dan
jaringan tidak didukung dengan nutrisi cukup, dan organ menjadi tidak normal.
Salah satu penyebab kecacatan adalah kurangnya asupan asam folat saat masih dalam
kandungan. Pada ibu hamil, kekurangan asam folat menyebabkan meningkatnya resiko
anemia, sehingga ibu mudah lelah, letih, lesu dan pucat serta bisa menyebabkan keguguran.
Asam folat penting dikonsumsi di awal kehamilan atau pada trisemester pertama masa
kehamilan, karena pada awal kehamilan, asam folat berperan pada perkembangan tabung
saraf. Tabung saraf berperan untuk mengoptimalkan fungsi sumsum tulang belakang dan otak
pada calon bayi. Hal tersebut bermanfaat untuk mencegah bayi lahir cacat. Kecacatan bayi
antara lain spina bifida dan anencephaly, dimana kecacatan tersebut bisa berdampak pada
kecacatan seumur hidup ataupun kematian sebelum atau sesudah kelahiran.
B. Solusi yang pernah diterapkan
Sebenarnya upaya mengatasi bayi lahir cacat pada ibu hamil sudah dilakukan
pemerintah sejak 1970-an. Melalui program suplementasi tablet secara gratis, ibu hamil
diberikan 90 tablet yang mesti diminum selama masa kehamilan sampai masa nifas. Tablet
tersebut berisi 0,25 miligram asam folat dan senyawa lainnya. Alhasil, berdasarkan Riset
Kesehatan Dasar 2010, meskipun 80,7 persen perempuan usia 10-59 tahun telah
mendapatkan tablet tersebut, namun hanya 18 persen yang mengkonsumsi tuntas hingga 90
tablet. Hal tesebut dikarenakan bentuk suplemen seperti obat, sehingga ibu hamil sudah
menganggap bahwa rasanya pahit seperti obat pada umumnya. Pada beberapa ibu hamil,
pemberian preparat tablet tersebut mempunyai efek samping seperti mual, nyeri lambung,
muntah, kadang diare, dan sulit buang air besar.
Oleh karena itu, penulis mencoba memberikan solusi atau problem solving untuk
memecahkan masalah tersebut dengan pembuatan “Si Gulat, Sirup Glukosa Kaya Asam
Folat, bagi Ibu Hamil kurang mampu, sebagai Program Prospektif Pencegahan bayi lahir
cacat” terhadap ibu hamil kurang mampu. Si Gulat merupakan minuman bernutrisi bagi ibu
hamil mengandung asam folat sekaligus penyumbang energy dalam mengatasi masalah
Kekurangan Energi Kronik (KEK) yang terdapat pada sirup glukosa tersebut. Si Gulat sendiri
berbentuk sirup, sehingga para ibu hamil tidak merasa enggan untuk mengonsumsinya.
Dengan demikian, ibu hamil tidak mengalami anemia akibat defisiensi asam folat, serta
angka bayi lahir cacat bisa diturunkan. Dengan begitu tentunya kelahiran bayi cacat menjadi
berkurang.
C. Gagasan yang diajukan
Dari solusi yang pernah ditawarkan, nampaknya masih belum membuahkan hasil
yang maksimal. Dalam masa kehamilan masih terdapat adanya kasus-kasus cacat pada janin
dan anemia yang disebabkan oleh kurangnya asupan asam folat semenjak hamil. Si Gulat
sebagai alternatif dari kedua permasalahan serius yang dihadapi bagi ibu-ibu hamil khusunya
yang mempunyai ekonomi menengah kebawah.
Alasan memilih sirup glukosa dalam penambahan asam folat adalah sebagai cara atau
metode untuk mengangkat nilai ekonomis dan gizi singkong, dimana hanya ditengah
masyarakat, singkong dikenal sebagai makanan tradisional yang sebagian besar hanya
dikonsumsi oleh kalangan masyarakat bawah.
Si Gulat berbahan dasar singkong yang telah diproses melalui reaksi enzimatis
menggunakan enzim alfa amylase dan Enzim a-glukosidase. Adapun asam folat yang
ditambahkan berupa serbuk yang sudah jadi (murni asam folat). Penambahan asam folat
setelah proses fermentasi singkong menjadi sirup glukosa (dalam kondisi suhu ruang, agar
tidak mudah rusak). Kemudian dilakukan packaging menggunakan botol seperti syirup biasa
dalam kondisi vakum agar tidak terkontaminasi dengan senyawa lain. Adapun tutup sirup
dibuat double, tutup bagian dalam sebagai tutup utama supaya tetap vakum, sedangkan tutup
luar berfungsi sebagai takaran minum sirup per harinya (sesuai kebutuhan asam folat per hari,
dan mempertimbangkan kadar glukosa dalam sirup).
Sementara, dari segi keamanan pangan, penambahan asam folat ke dalam syirup
glukosa tidak menimbulkan efek apapun, sehingga aman untuk dikonsumsi ibu hamil. Dari
segi rasa dan flavor, Si Gulat memiliki rasa manis asam dengan perbandingan 1 : 2 (manis:
asam), sehingga cocok untuk minuman ibu hamil. Adapun dari segi daya simpan, sirup
glukosa memiliki daya simpan lama, karena memiliki kadar gula dan asam yang cukup
tinggi, sehingga tanpa pemberian pengawet maka Si Gulat bisa bertahan ± 1bulan.
Diagram Alir 1. proses pembuatan Si Gulat.
Dikupas dan dicuci bersih
Dihancurkan sampai halus
Dipanaskan dengan suhu
95-105 C selama 60 menit
Dipertahankan pH 6.2-6.4
didinginkan
Dipertahankan pH 4-4.6
Didiamkan selama76 jam
Dihentikan proses enzimatis
Penyaringan
Evaporasi dengan suhu 50-60 oC
Sirup Glukosa
Pengemasan dengan Botol Buram
Singkong
Enzim α-amilase
0.8 ml/ kg pati
Larutan natrium
hidroksida
Enzim a-glukosidase
Asam klorida
0,5-1% arang aktif
per kilogram pati
Serbuk Asam Folat
Si Gulat
PIHAK-PIHAK TERKAIT
Program pemberian produk Si Gulat dijalankan sebagai program pemerintah dengan
tujuan mengurangi jumlah bayi lahir cacat. Pelaksanaan program ini membutuhkan kerjasama
dari berbagai pihak, yaitu:
No Pihak yang Terkait Peranan
1. Dinas Pemerintahan
Pusat
1) Pembuat Kebijakan
2) Sebagai koordinasi perencanaan dan
penganggaran Program Raskin.
3) Sebagai penyusunan Pedoman Umum Penyaluran
“Si Gulat”
4) Menfasilitasi lintas pelaku dan sosialisasi Program
“Si Gulat”
5) Melakukan pembinaan terhadap pelaksanaan tugas
dan fungsi Tim Koordinasi “Si Gulat” Provinsi.
6) Monitoring dan evaluasi pelaksanaan Program
Raskin di Provinsi dan Kabupaten/Kota.
2.
Pemerintahan Provinsi,
Daerah, Kecamatan dan
Desa
Mengkoordinasi perencanaan, anggaran, sosialisasi,
pelaksanaan distribusi, monitoring dan evaluasi,
menerima pengaduan dari masyarakat serta
melaporkan hasilnya kepada Tim Koordinasi “Si
Gulat” Pusat.
3. Dinas Pertanian
menyediakan tenaga penyuluh profesional untuk para
petani singkong dan menyediakan teknologi pertanian
pra tanam hingga pasca panen.
4. Dinas Kesehatan melalui
Bidan Daerah Masing-
masing
Sebagai penyuluh program ke daerah-daerah untuk
menjelaskan cara mengonsumsi setiap harinya
5. Petani Singkong
Indonesia Penyedia dan penyalur singkong
6. Pabrik Obat Sebagai pelaksana pembuatan “SI Gulat”
7. Ibu Hamil Kurang
Mampu Sebagai objek kegiatan
TEKNIK IMPLEMENTASI
Implementasi program pemberian Si Gulat dilakukan oleh Pemerintahan pusat
kemudian ke daerah-daerah sampai ke desa secara terstruktur. Sampai di desa, dilakukan
pembagian ke Ibu hamil kurang mampu. Ibu hamil yang kurang mampu tersebut sangat
membutuhkan sebuah teknik strategis dalam pengembangannya. Hal ini disebabkan fakta
terjadi masalah yang timbul pada ibu hamil yang kurang mampu masih sulit dalam
mencukupi asupan gizi untuk janinnya sehingga banyak bayi yang terlahir cacat. Oleh karena
itu dibutuhkan suatu solusi untuk menurunkan keadaan yang buruk ini yang kebanyakan
menimpa warga Indonesia.
Langkah-langkah strategis untuk mewujudkan ide tersebut dapat ditempuh dengan
beberapa mekanisasi. Tahap awal mekanisasi program ini adalah dengan pembentukan
kepanitiaan untuk menjalankan program ini dari mulai pemerintah pusat sampai individu
yang akan mendapatkan produk tersebut. Pada mulanya program ini sistemnya sama seperti
program pemberian Raskin kepada warga yang kurang mampu. Dengan adanya kontribusi
dari pemerintah pusat yang memberikan dana untuk memproduksi produk ini, maka
pemerintah membiayai semua anggaran mulai dari pembuatan produk ini sampai biaya
pendistribusian kepada warganya yang kurang mampu, khususnya ibu hamil. Jadi Pemerintah
pusat berkoordinasi dengan pemerintahan provinsi sampai ke pemerintahan desa/kelurahan
untuk meminta data-data warga kurang mampu. Kemudian untuk data Ibu hamil didapatkan
dengan cara pendataan dari desa dimana bagi Ibu hamil tersebut menyerahkan tanda bukti
bahwa sedang hamil seperti menyerahkan Test Pack, sehingga kerena Ibu tersebut tegolong
kurang mampu dan sedang hamil maka Ibu hamil tesebut akan menerima Raskin dan Si
Gulat. Pemerintah pusat disini juga menjalin kerja sama dengan dinas pertanian, agar Dinas
Pertanian dapat menyediakan tenaga penyuluh profesional untuk para petani singkong dan
menyediakan teknologi pertanian pra tanam hingga pasca panen, yang mana hasil dari
tanaman singkong tersebut nantinya akan didistribusikan ke pabrik yang akan mengolah
singkong menjadi sirup glukosa, kemudian dilakukan juga fortifikasi asam folat agar
kandungan sirup tersebut kaya akan asam folat sehingga dapat mencukupi gizi para ibu
hamil.
Pengonsumsian Si Gulat akan dilakukan panduan yaitu dengan sosialisasi yang
diakukan oleh Dinas Kesehatan melalui Bidan di daerah-daerah setempat supaya dosis yang
dipakai cukup dan tidak terjadi defisensi atau overdosis. Selain itu diberikan panduan secara
tertulis juga. Buku panduang tersebut berisi cara pengonsumsian seperti langsung diminum,
ditambahkan keminnuman atau dapat juga untuk tambahan mekanan, serta terdapat cara
penyimpanan juga supaya daya simpannya sesuai dengan batas kadaluarsa yang telah
tercantum dan senyawa-senyawa seperti protein dan asam folat tidak rusak.
KESIMPULAN
1. Si Gulat merupakan produk yang dapat menjadi solusi mengurangi jumlah penduduk
cacat, dengan menerapkan program pencegahan bayi lahir cacat untuk ibu hamil kurang
mampu melalui kerjasama pemerintah, dinas terkait, dan masyarakat sebagai penyedia
bahan baku dan produsen.
2. Penerapan program pemberian produk Si Gulat dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat melalui 2 cara, yaitu pemberian produk gratis bagi ibu hamil kurang mampu
dan pemanfaatan bahan baku lokal dari petani lokal.
3. Dalam jangka panjang, jumlah bayi lahir cacat di Indonesia dapat dikurangi, yang secara
tidak langsung juga mampu mengurangi jumlah warga yang tidak produktif karena
kecacatan fisik.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S, 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Badan Pusat Statistik. 2014. Kependudukan. www.bps.go.id. Diunduh tanggal 27 Maret 2014
pukul 13.45.
Data Statistik. 2014. Proyeksi Penduduk 2000-2025. http://www.datastatistik-indonesia.com/.
Diunduh tanggal 27 Maret 2014 pukul 13.45.
Kementerian Sosial Republik Indonesia. 2014. Rekapitulasi Jumlah Penyandnag Cacat.
Diakses tanggal 27 Maret 2014 pukul 13.54
Satyagraha. 2014. BPS: jumlah penduduk miskin 28,55 juta orang. www.antaranews.com.
Diunduh tanggal 27 Maret 2014 pukul 14.12.
South East Asian Food and Agriculture Science and Technology, Departemen Ilmu dan
Teknologi Pangan, dan Departemen Ekologi Manusia. Penyuluhan Gizi dan
kesehatan pada Ibu Hamil. Bogor: IPB. Diakses Tanggal 27 Maret 2014 pukul 20.35.
Gagasan Tertulis.Malang, 30 Maret 2014
Susunan Organisasi Tim Penyusun dan Pembagian Tugas
No. Nama Program
Studi Bidang Ilmu
Alokasi
Waktu
(jam/minggu)
Uraian Tugas
1. Yatik
Ilmu dan
Teknologi
Pangan
Teknologi
Pengolahan
Pangan
8 jam/minggu kondisi terkini, ide
yang ditawarkan,
dan Solusi yang
pernah ditawarkan
2. Raehana Saria
Gahari, Amd.
Ilmu dan
Teknologi
Pangan
Teknologi
Pengolahan
Pangan
8 jam/minggu Pendahuluan
3. Fitrotul Muflihatin
Ilmu dan
Teknologi
Pangan
Teknologi
Pengolahan
Pangan
8 jam/minggu Ringkasan dan
kesimpulan
4. Silvi Dwianita
Ilmu dan
Teknologi
Pangan
Teknologi
Pengolahan
Pangan
8 jam/minggu
Implementasi
produk ditawarkan
dan pihak yang
terkait