YANTI RESTIA NIM 130388201057 -...

17
ANALISIS NILAI ESTETIKA MANTRA PENGOBATAN MASYARAKAT TANJUNG BUNGSU, DESA RESUN PESISIR, KECAMATAN LINGGA UTARA, KABUPATEN LINGGA KEPULAUAN RIAU E- JOURNAL diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Oleh YANTI RESTIA NIM 130388201057 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2017

Transcript of YANTI RESTIA NIM 130388201057 -...

ANALISIS NILAI ESTETIKA MANTRA PENGOBATAN MASYARAKAT

TANJUNG BUNGSU, DESA RESUN PESISIR, KECAMATAN

LINGGA UTARA, KABUPATEN LINGGA

KEPULAUAN RIAU

E- JOURNAL

diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh

YANTI RESTIA

NIM 130388201057

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2017

ABSTRAK

Yanti Restia. 2017. Analisis Nilai Estetika Mantra Pengobatan Masyarakat

Tanjung Bungsu, Kelurahan Resun Pesisir, Kecamatan Lingga, Kabupaten

Lingga Provinsi Kepulauan Riau. Skripsi. Program Studi Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas

Maritim Raja Ali Haji. Pembimbing I: Drs. Said Barakbah Ali, MM.

Pembimbing II: Tessa Dwi Leoni, M.Pd.

Kata kunci: Estetika , Mantra Pengobatan Masyarakat Tanjung Bungsu.

Sesuatu yang diyakini mempunyai kekuatan gaib dan kesaktian, mantra

digunakan masyarakat DesaTanjung Bungsu dapat diteliti dan dipaham aspek

ontologis dan psikologis dalam mantra tersebut melalui estetika. Tujuan Penelitian

ini adalah “(1) Untuk mendeskripsikan antologis yang terdapat pada mantra

pengobatan masyarakat Tanjung Bungsu Desa Resun Pesisir Kecamatan Lingga

Utara Kabupaten Lingga, (2) Untuk mendeskripsikan psikologis terdapat pada

mantra pengobatan masyarakat Tanjung Bungsu Desa Resun Pesisir Kecamatan

Lingga Utara Kabupaten Lingga. Penelitian ini mengunakan metode deskriptif.

Objek penelitian yaitu mantra pengobatan masyarakat TanjungBungsuDesa Resun

Pesisir Kecamatan Lingga Utara Kabupaten Lingga.Teknik pengumpulan data

yaitu mengunakan teknik wawancara.Hasil penelitian ditemukan 22 estetika yang

ada dalam 11 mantra pengobatan masyarakat Tanjung Bungsu Desa Resun Pesisir

Kecamatan Lingga Utara Kabupaten Lingga, yaitu 11 ontologis dalam 11 mantra

dan 11 psikologis dalam 11 mantra.

ABSTRACT

Yanti Restia. 2017. Anaylze Aesthetic Value From Mantra of Treatment in

Society Tanjung Bungsu, Resun Pesisir Village, Subdistrict of Lingga,

District of Lingga, Riau Island. Thesis. Departement of Education Indonesian

Language and Literature. Faculty of Training Teacher and Knowledge.

University of Maritim Raja Ali Haji. Tutor I: Drs. Said Barakbah Ali, MM.

Tutor II: Tessa Dwi Leoni, M.Pd.

Key word: aesthetic, mantra

Mantra is believed have power of supernatural and divine. Mantra is used in

society village of Resun Pesisir that can be anaylized and understood the ontology

aspect also psychology in mantra by aesthetic value. This research aims to, (1)

describe anthology which is found on treatment mantra in society Tanjung

Bungsu, Resun Pesisir Village, Subdistrict of North Lingga, District Lingga. (2)

Describe psychology which is found on treatment mantra in society Tanjung

Bungsu, Resun Pesisir Village, Subdistrict of North Lingga, District Lingga. This

research used descriptive method. The object’s research is treatment mantra in

society Tanjung Bungsu, Resun Pesisir Village, Subdiscrict of North Lingga,

District Lingga and used interview technique. From this research was found 29

aesthetic from 11 treatment mantras in society Tanjung Bungsu, Resun Pesisir

village, subdistrict of North Lingga, district Lingga. There are 11 anthology from

11 mantras and 17 psychology, from 11 mantra also.

1.Pendahuluan

Karya sastra merupakan seni yang memiliki harapan, serta memberikan

hiburan yang dapat dinikmati oleh pendengar atau pembaca. Dalam sebuah karya

sastra menggambarkan fenomena-fenomena nilai keindahan menjadi yang ciri

khas dari karya itu sendiri. Keindahan merupakan kata-kata yang memiliki arti

dan unsur yang terkandung di dalamnya mewakili keunikan dengan keganjilan

yang masih terkesan indah dikaji diksinya. Karena di dalam sastra bahasa

mempunyai peran yaitu sebagai alat dan tujuan.

Pada hakikatnya, sastra dapat dibagi dalam dua jenis, yaitu sastra lisan dan

sastra tulisan. Sastra lisan ialah suatu karya sastra yang cara penyampaian

menggunakan komunikasi lisan (tuturan ). Sedangkan sastra tulisan ialah karya

sastra yang diciptakan atau disajikan secara tertulis. Kedua karya sastra ini

memiliki peranan penting yang mengharuskan keduanya seiring dan sejalan.

Sehingga berimbas kepada adanya naskah yang dibukukan lewat sastra lisan dan

sastra tulisan mampu memberikan penguatan terhadap sastra lisan

Fungsi dan isi yang terkandung di dalam mantra, termasuk dalam karya sastra.

Mantra termasuk jenis puisi karena mengandung unsur sama dengan puisi yaitu

memiliki rima (persamaan bunyi) dan irama saat dibacakan. Yang menonjol pada

mantra adalah pengulangan kata atau larik. Menurut (Sugiarto, 2015:92) fungsi

Mantra adalah untuk mempengaruhi alam semesta atau binatang. Mantra muncul

karena adanya keyakinan terhadap makhluk (hantu, jin, dan setan) serta benda

keramat dan sakti. Makhluk yang jahat dianggap bisa mengganggu manusia,

sedangkan yang baik bisa membantu manusia.

Dalam estetika sastra, Ratna (2007:141) estetika adalah aspek-aspek keindahan

yang terkandung dalam sastra dan keidahan sastra. Aspek–aspek keindahan yang

terkandung dalam sastra ini biasanya didominasi oleh gaya bahasa. Menurut Ratna

(2007:142) Bahwa aspek-aspek keindahan dapat ditinjau dari dua segi yang berbeda,

yaitu segi bahasa dan keindahan itu sendiri.

Pendapat Endraswara menurut Braginsky ada tiga konsep keindahan. Pertama,

dari aspek ontologisnya, adalah nilai keindahan puisi sebagai pembayangan kekayaan

Tuhan. Kedua, dari aspek imanen, adalah dari yang indah yang terungkap dalam kata-

kata seperti ajaib, tamasya, dan lain-lain, dan selalu terwujud dalam keanekaragaman,

kebahagian yang harmonis, baik dalam alam maupun ciptaan manusia. Ketiga dari

aspek ontologis, adalah efek kepada pembaca yang menjadi heran, birahi, suka, lupa,

dan sebagainya.

2.Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Metode

penelitian kualitatif menurut Bodgan dan Taylor dalam Moleong (2014:4) adalah

metodologi penelitian sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati.

Instrumen utama adalah istrumen yang paling penting dalam sebuah penelitian. Tanpa

instrument utama, maka sebuah penelitian tidak akan bisa dilaksanakan. instrumen

utama dalam penelitian ini adalah penelitian sendiri. Seperti yang dijelaskan oleh

Sugiyono (2015:305-306) “Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrument atau

alat penelitian adalah peneliti itu sendiri.

No Aspek Indikator Tujuan

1.

2.

Ontologis

Psikologis

Keindahan sebagai

pembayangan

kekayaan tuhan.

Efek kepada pembaca

yang menjadi heran,

birahi, suka, lupa dan

sebagainya.

Untuk mengetahui nilai

estetika dalam mantra dari

aspek ontologis.

Untuk mengetahui nilai

estetika dalam mantra dari

aspek psikologis.

3.Hasil penelitian Beberapa macam mantra pengobatan, yaitu : mantra pengobatan

sakit cacar, Mantra Pengobatan Perut Kembung, Mantra Pengobatan Sakit Bentan

Sawang, Mantra Pengobatan Salah Urat, Mantra Pengobatan Tesepoh Air, Mantra

Pengobatan Sakit Mulut, Mantra Pengobatan Salah Makan, Mantra Pengobatan Tilan,

Mantra Pengobatan Menahan Darah, Mantra Pengobatan Keteguran Setan, Mantra

Pengobatan Darah Gemuruh.

Mantra Pengobatan Sakit Cacar

Bismillahhirahmannirahim

Buah are buah ibul

Jatuh ketanah makan babi

Sepuluh darah menibul

Satu tidak jadi

Turun bisa naik tawa

Berkat doa laillahaillah Muhammad darasulluh

Mantra Pengobatan Perut Kembung

Bismillahhirahmannirahim

Pucuk sebong daun sebong

Tige dengan daun perepat

Aku menawa perut Kembong

Asal kembong balek ketempat

Turun bise naik tawa

Tawa allah tawa Muhammad

Tawa baginde darasullulah

Berkat doa laillah haillah Muhammad darasullah

Dari hasil penelitian yang penulis lakukan terhadap Mantra Pengobatan

Masyarakat Tanjung Bungsu, Desa Resun Pesisir, Kecamatan Lingga Utara,

Kabupaten Lingga. Maka penulis akan menguraikan pembahasan berdasarkan nilai

Estetika Sebagaimana data penelitian yang penulis paparkan pada bab V maka dapat

dilakukan analisis terhadap aspek estetika, khususnya aspek ontologis dan psikologis

sebagaimana berikut ini:

5.1 Mantra Sakit Cacar

Mantra sakit cacar merupakan pengobatan penyakit yang ditimbulkan oleh

benjolan-benjolan pada bagian kulit. Penyakit cacar ini menyebabkan tubuh terasa

lemah, badan terasa panas dan kulit membentuk warna merah bercampur sedikit

hitam. Setelah masak atau lama, maka penyakit cacar atau bagian pada kulit berupa

benjolan tersebut akan meletus mengeluarkan air. Penyakit cacar ini sangat rentan

terhadap anak-anak. Penyakit cacar hanya sekali dalam seumur hidup. Adapun cara

dari pengobatan sakit cacar ini adalah dengan menjampi atau membacakan mantra

pada asam jawa (asam yang berwarna hitam) atau beras yang telah ditumbuk

diletakan pada benjolan-benjolan kecil tersebut.

5.1 2.Aspek Ontologis

Pada mantra sakit cacar yaitu: Bismillahirahmannirahim, Buah are buah ibul,

Jatuh ketanah makan babi, sepuluh darah menibol, kata Bismillahirahmannirahim

kata merujuk kepada doa agar diberikan kesembuhan oleh sang maha pencipta yang

memberikan nikmat dan hidayah. Tuhan yang pengasih dan penyang segala sesuatu

yang ada di bumi dan langit itu semua atas kehendaknya. kata buah are, merupakan

buah yang berwarna kuning dan sewaktu buahnya masak maka akan berwarna merah,

memiliki daun yang rindang dan batang pohonya besar, memiliki akar yang dapat

menyelimuti batang pohon. Selanjutnya buah ibul yaitu benjolan yang timbul

dipermukaan kulit berisikan air atau nanah bercamur darah kotor.

Bait Ontologis

Bismillahirahmannirahim

Buah are buah ibul

Kedua bait diatas menjelaskan dalam aspek ontologis doa yang diberikan

kepada allah Subhanahuta’ala. Suatu nikmat dan hidayah agar mendapatkan

keberkahan atas keinginan yang diharapkan, dengan ramuan dari alam semesta yang

berasal dari buah untuk dijadikan obat dalam menyembuhkan penyakit.

5.1.3 Aspek psikologis

Pada mantra sakit cacar. Jatuh ketanah makan babi merupakan penyakit cacar

yang baru timbul harus segera di obati agar tidak bertambah banyak. Kata sepuluh

darah menimbul banyaknya jumlah darah yang ada pada penyakit cacar yang timbul

dipermukaan kulit. Selanjutnya, turun bisa naik tawa merupakan penyakit yang

ditawarkan dari rasa sakit hingga penyakit itu hilang atau sembuh seperti sediakala.

Bait Psikologis

Jatuh ke tanah makan babi

Sepuluh darah menibul

Turun bise naik tawa

Ketiga Bait di atas menjelaskan aspek psikologis bahwa penyakit yang harus

segera di obati, di jampi atau ditawarkan. Sehingga keadaan kulit yang banyak di

tumbuhi benjolan dan sakit terasa berkurang atau sembuh seperti sediakala. Bait di

atas termasuk dalam aspek psikologis mengenai efek kejiwaan seseorang dalam

menggapi suatu masalah.

5.2. Mantra Perut Kembung

Mantra perut kembung digunakan untuk mengobati penyakit yang disebabkan

banyaknya angin di dalam perut. Adapun perut kembung dapat dilihat dengan ciri-ciri

muka pucat, kulit perut yang tegang dan juga perut yang membesar dari keadaan

perut yang biasnya atau normal. Pengobatan perut kembung ini dilakukan dengan

menjampi atau membacakan mantra pada air atau menggunakan minyak tanah. Air

atau minyak tanah yang telah dijampi tersebut di usapkan kepada bagian perut yang

sakit. Penyembuhan ini dilakukan pada waktu pagi dan sore hari selama perut

kembung belum pulih seperti sediakala.

5.2.1 Aspek Ontologis

Pada mantra perut kembung yaitu: Bismillahirahmannirahim, Pucuk sebung, daun

sebung tige dengan daun perepat, kata Bismillahirahmannirahim merujuk kepada doa

agar diberikan kesembuhan oleh sang maha pencipta yang memberikan nikmat dan

hidayah melalui ramuan tumbuhan alam untuk kesembuhan penyakit. Tuhan yang

pengasih dan penyang segala sesuatu yang ada di bumi dan langit itu semua atas

kehendaknya. Kata pucuk sebung merupakan daun yang masih muda yang berada

diujung dan berwarna serta batang pohonya berduri. Kata daun perepat, daun yang

berbentu oval terletak dipingiran pantai atau sungai.

Bait Ontologis

Bismillahirahmannirahim

Pucuk sebong daun sebong

tige dengan daun perepat

Ketiga bait diatas termasuk nilai ontologis, untuk mengobati orang yang sakit

dimulai dengan doa yang diberikan kepada allah subhanahuta’ala dengan

menggunakan ramuan tumbuhan alam yaitu daun lawang dan daun perepat dengan

tujuan kesembuhan penyakit yang dialami.

5.2.2 Aspek psikologis

Pada mantra perut kembung yaitu: Selanjutnya kata perut kembung

merupakan penyakit berisikan angin yang ada di dalam perut. Jika digabungkan

pucuk sebung, daun sebung dan daun perepat kemudian ditumbuk hingga lumat maka

akan menjadi obat. Kata asal kembung balik ketempat merupakan asal dari perut

kembung yaitu adanya angin di dalam perut, setelah ditawar atau dijampi maka angin

pergi meninggal kan perut kembung. Kata aku menawa perut kembung menjelaskan

seseorang yang membantu mengobati penyembuhan yang di berikan kepada si

penderita yang mengalami sakit di dalam perut yang terdapat angin sehingga perut

terasa sakit dan sesak. turun bisa naik tawa. menjelaskan bahwa suatu keadaan rasa

sakit seseorang dalam tubuhnya yang luar bisa, kemudian di obati sehingga sakit

yang di derita sembuh kembali.

Bait Psikologis

Aku menawa perot kembong

Asal kembong balik ketempat

Turun bise naik tawa

Ketiga bait di atas merupakan aspek psikologis yang menjelaskan bahwa

seorang dukun membantu mejampi atau mengobati sakit yang diderita, setelah

dijampi atau diobati akan terasa berkurang akan hilang dengan sendirinya, dan

sembuh kembali seperti sediakala.

4.Simpula

Dari penelitian yang peneliti lakukan terhadap mantra pengobatan masyarakat

Tanjung Bungsu, Desa Resun Pesisir, Kecamatan Lingga Utara, Kabupaten Lingga,

53 nilai estetika terdapat dalam 11 mantra pengobatan masyarakat Tanjung Bungsu

Desa Resun Pesisir Kecamatan Lingga Utara Kabupaten Lingga, Berdasarkan hasil

analisis data yang telah penulis lakukan maka dapat diambil simpulan sebagai

berikut. 1.Aspek Ontologis adalah keindahan pembayangan kekayan tuhan,

ditemukan 11 kata. Bismillahirahmannirahim, buah are buah ibul,

bismillahirahmannirahim, Pucuk sebong daun sebong, tige dengan daun perepat,

bismillahhirrahmannirahim, Pucuk lawang daun lawang, Tanam mari rumpon buluh,

bismillahirrahmannirrahim, Tak siku tak jentak, Naik tangge tujuh,

bismillahirrahmannirahim, Cembol perak cembol tembage, Ketige dengan cembol

tembage, bismillahirrahmannirahim, bismillah si raje guam , bismillah si raje mandai,

Undur raje guam ke tepi raje mindai, bismillahirrahmannirrahim, Pinang tekape kape

belah mari tengah hutan, bismillahirrahmannirahim, Tilan mah tilan aku asal tilan,

bismillahirrahmannirahim, Suaseku tembagekuberkat tiangku Muhammad,

bismillahirrahmannirahim, Pucuk lawang daun lawang, Tanam mari rumpon buloh,

bismillahirrahmannirahim, Seri gemuroh seri gemente, Nage mengambang di pintu

kote.

2.Aspek Psikologis efek kepada pembaca yang menjadi heran, suka, lupa, birahi, dan

sebagainya, ditemukan 11 kata, yaitu Jatuh ke tanah makan babi, Sepuluh darah

menibul, Turun bise naik tawa, Aku menawa perot kembong, Asal kembong balik

ketempat, Turun bise naik tawa, Aku menawa bentan, Turun bise naik tawa, Urat

jangan bengkak, Dageng jangan luruh,, Dageng bise dageng kutawa, Darah bise darah

ku tawa, Tulang bise tulang kutawa, Urat bise urat ku tawa, Kulit bise kulit ku tawa,

Aku menawa umbay patimah,Turun bise naik tawa, Undur raje guam ke tepi raje

mindai, Asal api pulang ke api, asal air pulang ke air, Masak makan tidak mengape,

Aku menawa salah makan, Turun bise naik tawa, Darah yang puteh, Turun bise naik

tawa, Suaseku tembageku, Aku menawa kembang sawan, Ku mundur tidak ku mare

tidak, Darah ku pulang sedie kale.

6.2 Saran

Setelah melakukan penelitian dan pembahasan yang terdapat analisis nilai nilai

estetika mantra pengobatan masyarakat Tanjung Bungsu Desa Resun pesisir

Kecamatan Lingga Utara Kabupaten Lingga Kepulauan Riau, maka penulis dapat

memberikan saran sebagai berikut:

a. Peneliti menyarankan kepada pembaca terutama anak daerah untuk menindak

lanjuti penelitian ini agar lebih sempurna serta mengembangkan penelitian ini,

tidak hanya pada analisis estetika mantra pengobatan masyarakat Tanjung

Bungsu Desa Resun Pesisisr Kecamatan Lingga Utara Kabupten Lingga.

b. Peneliti juga menyarankan kepada pihak Pemerintah Daerah Kabupaten

Lingga berupaya untuk menggali lebih jauh tentang karya sastra khususnya

mantra serta memberikan dukungan kepada peneliti-peneliti lain yang

meneruskan penelitian ini agar hasil penelitian tidak hanya sebatas penelitian.

Akan tetapi dapat dipelajari para generasi yang akan datang. Diharapkan agar

keaslian mantra yang ada di Kabupaten Lingga dapat dilestarkan.

5. Daftar Pustaka

Sugiarto, Eko. 2015. Megenal Sastra Lama Jenis, Defenisi, Ciri-ciri, Sejarah dan

Contoh. Yogyakarta

Ratna, Nyoman Kutha. 2007. Estetika Sastra dan Budaya. Yogyakarta: Pustaka

Belaja.

Sugiyono, 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R dan D. Bandung :Alfabeta.

Moleong, Lexi J. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Endraswara, Suardi. 2013. Metode Penelitian Sastra (Epistemologi, Model, Teori,

Dan Aplikasi). Jakarta CAPS.