Mantra 2 Jadi
-
Upload
mouniqamiya -
Category
Documents
-
view
476 -
download
6
Transcript of Mantra 2 Jadi
Mantra 1
KOMAT KAMIT
KENALI MILIKMU, KAWAN!
Salam MANTRA!
Sahabat MANTRA, kali ini MANTRA hadir dengan rentetan kasus yang dapat kami
angkat guna meramaikan edisi ini. Perjalanan ke Desa Klakah yang dilakukan oleh tim telah
membuahkan kisah-kisah yang patut kita simak bersama. Klakah merupakan sebuah desa kecil di
wilayah Boyolali yang kaya akan kesenian tradisionalnya. Bawurku-Kesenianku menjadi laporan
utama kami dalam edisi kedua ini. Laporan yang kami kemas sengaja dihadirkan untuk memberi
informasi kepada pembaca tentang bagaimana nafas kesenian Bawur masih dapat bertahan
hingga saat ini.
Isu klaim yang merebak dewasa lalu, hendaklah kita jadikan cerminan bersama. Kurang
bijak tentu, jika kita melihat fakta yang demikian hanya dari satu sisi. Hingga muncul emosi
sesaat untuk saling menyalahkan. Akan lebih bijak, jika kita merenung sejenak. Instropeksi diri
tentu menjadi sebuah keharusan yang layak kita kerjakan. Bukan hanya sekedar tahu, tapi mari
kita kenali budaya dan aneka macam warisan yang ditinggalkan oleh pendahulu negeri ini.
Akhir kata, semoga tulisan-tulisan yang kami sajikan dapat memberi informasi dan pengetahuan
baru bagi pembaca MANTRA.
Sebelum mengakhiri sapa ini, tidak lupa keredaksian MANTRA juga mengucapkan
terima kasih kepada Bapak Sukadi selaku dosen pembimbing PPL hingga MANTRA edisi kedua
ini dapat lahir tepat pada waktunya. Akhir kata selamat membaca!
KEREDAKSIAN MANTRA
Mantra2
MENU MANTRA
Dosen Pembimbing: Drs. G. Sukadi;
Pemimpin Umum: Nungki Prabawati
Mulyono; Pemimpin Redaksi: Nungki
Prabawati Mulyono; Sekretaris: Riris
Berliani; Bendahara : Kanti Rahayu;
Rancang Grafis: Herlinda Mipur
Marindang; Devisi Perusahaan:
Theresia Ni Putu Trisnawati; Marietta Sri
Hermawatiningsih; Staff Redaksi:
Erniati Thomas Moda, Laurentia Erika
hartantri, Indri widhihastuti.
Redaksi menerima sumbangan tulisan
dan gambar terkait isi rubrik (Surat
Pembaca, Opini, Resensi Buku/Film,
Karikatur, Foto, dan Saran Kritik untuk
MANTRA). Tulisan diketik rapi, huruf
Times New Roman 12, spasi 1.5,
maksimal 2 halaman kuarto, dan disertai
CV/data diri.
Redaksi berhak menyunting tulisan
sejauh tidak mengubah isi.
Alamat: Sekretariat PBSID Universitas
Sanata Dharma Mrican,
Tromol Pos 29 Yogyakarta
Komat-Kamit... 1
Ngudar Perkara... 3
Klinong-Klinong...6
Urun Rembug... 8
Lakon... 10
Urun Rembug... 13
Ngudar Ukara... 14
Resensi... 18
Cerpu... 20
Potret... 21
Cerpu... 23
Info Mantra... 27
Kilas Mantra... 35
Primbon... 37
Serat Pemaos... 41
3
NGUDAR PERKARABAWURKU KESENIANKU
“Walaupun harus merogoh kantong, kami rela asal kesenianku tetap maju.”( Ronto,
salah satu tokoh dalam kesenian Campur Bawur Krido Budoyo)
Kasus klaim Malaysia yang pernah menggegerkan Indonesia beberapa waktu
silam merupakan bukti nyata bahwa bangsa ini kurang memperdulikan kesenian
yang sudah dimiliki. Benar ada istilah yang mengatakan bahwa seseorang akan
merasa kehilangan ketika orang lain telah mengambilnya.
Hal inilah yang akan menuntun kita untuk menilik,
bagaimana kesenian daerah itu hidup dan tetap lestari di
suatu daerah tertentu? Tulisan ini akan mencoba menguak
napak tilas kesenian-kesenian daerah yang masih hidup dan
berkembang khususnya di desa Klakah, Selo, Boyolali.
Campur Bawur, Ketoprak, Topeng Ireng, Kobro Siswo, dan Soreng adalah jenis-jenis
kesenian yang masih langgeng hingga saat ini di desa tersebut.
“Campur Bawur atau dalam istilah Jawa dikatakan obahe ngawur adalah
sebuah kesenian daerah yang mengisahkan buku Ramayana yang diperagakan oleh
sekelompok orang dalam sebuah cerita bisu (tarian) dan diiringi musik gamelan,”
tutur Suhartono saat kami temui di kediamannya. Kesenian Campur Bawur ini
sudah ada sejak zaman nenek moyang ratusan tahun yang lalu, sehingga kesenian
tersebut merupakan tradisi turun-temurun.
Seperti yang telah dipaparkan di atas, kesenian Campur Bawur merupakan
jenis kesenian yang lumayan tinggi nilainya, selain sebagai gambaran buku
Ramayana, juga merupakan salah satu bentuk kepedulian masyarakat terhadap
kesenian yang mereka miliki. “Walaupun harus merogoh kantong, kami rela asal
kesenianku tetap maju,” ucap Ronto (43). Tidak dapat dipungkiri memang, agar
tetap eksis mereka harus mengeluarkan uang sekitar 60 juta untuk membeli kostum
Mantra
4
NGUDAR PERKARAbeserta kelengkapanya. “Uang 60 juta itu kami gunakan untuk membeli 20 jenis
kostum pakaian yang kesemuanya berpasangan,” ungkap Jumarno salah satu crew
dalam Campur Bawur tersebut.
Mirisnya, biaya tersebut semuanya dari swadaya masyarakat. “Jangankan dari
pemerintah atas, pihak kecamatan saja belum pernah memberi uang kepada kami,”
jelas Suhartono. “Pemerintah memang sering memanggil kami untuk pentas dalam
acara mereka, tetapi belum sekalipun memberi bantuan financial untuk
mengembangkan kesenian ini. Kalau sudah begini, patut ditanyakan juga
penyebabnya. Apa karena masyarakat kurang giat mencari dana ataukah memang
dari pemerintahan tidak mau tahu tentang kesenian yang ada,” tambah Suhartono
dengan nada menyelidik.
Pelestarian kesenian ini tergolong susah-susah gampang. Menurut
Suhartono, masyarakat masih getol (belum pernah kendor dan masih semangat-red)
untuk mempertahankan kesenian ini. Selain itu pemuda dan remaja juga masih
kukuh mempertahankannya karena mereka handarbeni (saling memiliki) terhadap
kesenian Bawur. Permasalahan-permasalahan yang muncul baik ketika pentas
maupun pasca pentas dapat kami atasi dengan mudah karena rasa handarbeni yang
sangat kuat. “Proses regenerasi pun tidak terlalu sulit,” ujar Suhartono.
Mantra
Jumlah pemain Bawur di desa Klakah sendiri
berkisar 47 orang. Terdiri dari orang muda dan
orang tua. Sebagian besar pemain adalah pemuda-
pemuda yang tampan lagi gagah. Peran Buto
Kenthes, Raksasa Merah, Raksasa Hijau, Prajurit,
Kera Hitam, Burung Beri, Burung Betet, dan Kera
Putih semuanya diperankan oleh pemuda. Sedangkan Tembem, Pentul, Prabu
Kresna, Pengapit, Prabu Rahwana, Basukarna, Prabu Romo, Buto Cakil, dan lain
sebagainya didominasi oleh orang-orang yang umurnya lebih tua atau dituakan.
Dalam sekali pentas mereka mampu melaksanakan 2-3 babak dalam kurun waktu
yang sama yaitu 2-2,5 jam.
5
NGUDAR PERKARAUnsur Mistis
“Bukannya kami musrik atau menduakan Tuhan atau mentuhankan sesuatu,
tetapi sebelum pentas ada beberapa hal yang harus kami siapkan. Salah satunya
yaitu sesajen,” tutur Suhartono. Hal ini dimaksudkan agar semuanya dapat berjalan
lancar tanpa ada hambatan atau rintangan yang diyakini datang dari roh nenek
moyang kita. Sesajen umumnya meliputi, Tumpeng, Bunga, Palaw ija, Kelapa,
Minuman Teh dan Kopi, Rokok Besar-Kecil, Benang, dan Kemenyan.
Sebenarnya sesajen merupakan salah satu cara untuk mengantisipasi kalau
ada pemain yang kesurupan. Biasanya, bagi pemain yang kesurupan (kerasukan)
akan segera diberi minum air kembang agar langsung bisa pulih. Ritual
penyembuhannya pun cukup unik, ketika ada pemain yang kerasukan pemain lain
harus menanyakan apa yang diminta dan harus segera melaksanakannya. Jika ada
pemain yang kerasukan, juga harus langsung diobati karena kalau tidak orang
tersebut sembuhnya akan lama. Mengungkit masalah sesaji, “Pernah mbak dulu, ada
salah satu sesajen yang kurang dan efeknya penonton yang kena,” Tutur Jumarno.
Menyinggung Masalah Klaim
Saat d isinggung mengenai kasus klaim yan g dilaku kan oleh negara tetangga,
Su hartono secara b lak-b lakan men jawab “no com ment” dengan nada sedikit
bercanda. Men urutnya, kalau kesenian itu b enar-ben ar kita jaga dan lestarikan,
kemungkinan untuk diaku negara lain amatlah kecil.
Berb eda dengan tanggapan Suhartono, Ibu Sarmi (42) warga Klakah saat
ditanya mengenai masalah tersebut m engungkapkan rasa ketidakpuasannya
terhadap aturan yang melindungi b udaya negeri ini. Di samping itu juga, pemerintah
dianggap lalai dan belum b ertindak tegas terhadap kasus yang b erulang kali
menimpa bangsa ini. “Masalah klaim tersebut adalah kesalahan pemerintahan itu
sendiri. Kenapa setelah negara lain mengakui kesenian itu milik mereka,
pemerintah merasa marah. Selama ini di mana kepedulian mereka terhadap
kesenian tersebut,” ungkapnya. [Marietta Sri Hermawatiningsih, Indri
Widhiastuti]
Mantra
MERAJUT INDAHNYA KOTA BOYOLALI,
DESA KLAKAH
Matahari tersenyum menyambut pagi nan cerah. Hiruk-pikuk kota Yogyakarta pagi itu,
Sabtu (7/3/10) seakan mengiringi langkah kami untuk menelisir hari. Tepat pukul 07.30 WIB
kami berangkat dari Jogja menuju Desa Klakah yang terletak di Boyolali.
Perjalanan panjang yang hampir kami tempuh
selama dua jam hingga tempat tujuan itu menyisakan
guratan pengalaman yang sangat berkesan. Suasana asri
masih terlihat di sana-sini. Salah satu tempat yang
membuat takjub akan eloknya pemandangan yakni
kampung Penyemai. Sepanjang jalan dan sejauh mata
memandang yang terlihat hanya tatakan bibit tanaman
cabai, tomat, dan ketimun di kanan-kiri jalan. Dominasi
warna hijau dan kesegaran daunnya yang melambai-
lambai karena hembusan angin pagi seakan menyejukkan
hati. Menurut warga sekitar bibit tersebut termasuk bibit unggul yang siap untuk ditanam.
Jalan yang berkelok-kelok seakan memacu adrenalin hingga puncak ketegangan kian naik
sampai ke ubun-ubun. Objek-objek wisata yang sempat kami lewati di antaranya Selo, Ketep,
dan Kedung Kayang. Tepat pukul 09.30 WIB kami sampai di tempat tujuan yakni di desa
Klakah.
Klakah, sebuah desa kecil yang subur nan indah. Nuansa alam pedesaan masih sangat
terasa asri. Hawa dingin berselimut kabut menambah nuansa jelajah yang fantastik. Aneka kebun
buah dan sayur-mayur, serta penduduk yang ramah-tamah menjadi satu paket yang hampir
mencapai titik kesempurnaan.
Hingga tak terasa matahari pun mulai naik. Perjalanan berlanjut hingga penyusuran ke
rumah-rumah warga. Warga Klakah merupakan warga asli yang tinggal dan bermukim di tempat
tersebut secara turun temurun. Rumah-rumah joglo yang berjejer rapi dengan pelataran yang
lumayan luas bersandingkan kebun buah dan sayur seakan membuat nilai tambah tersendiri bagi
desa ini. Kebanyakan warga di dusun Klakah memang bekerja sebagai petani buah dan sayur.
6
KLINONG-KLINONG
Mantra
Dalam perjalanan pulang, kami sempat singgah ke salah
satu objek wisata yang ada di Selo, Bonyolali. Kedung Kayang
namanya. Kedung Kayang merupakan objek wisata alam yang
indah, sebab terdapat air terjun yang sangat elok. Pengunjung
tempat wisata tersebut kebanyakan pasangan muda-mudi.
Sudah menjadi rahasia umum memang, jika tempat tersebut
dikenal sebagai tempat “sumpah pemuda” atau istilah populernya
“tempat untuk berpacaran”. Istilah ini ternyata juga dibenarkan
oleh Bapak Harto (56). Menurutnya, muda-mudi yang datang ke tempat itu memang untuk
menyemai kasih. “Apalagi suasananya yang mendukung seakan membuat mereka betah berlama-
lama di tempat ini,” tutur bapak yang berprofesi sebagai penjual somai di tempat itu.
Selain keindahannya yang menawan, penduduk yang bermukim di sekitar wilayah
tersebut juga memanfaatkannya sebagai lahan bisnis. Banyak penjual di sepanjang jalan masuk
kawasan objek wisata, terutama penjual minuman. Objek wisata Kedung Kayang ini terdiri dari
beberapa bangunan di antaranya rest area, perpustakaan, terowongan, masjid, home stay, dan
warung makan. Keindahan alam yang dapat dinikmati oleh pengunjung yakni air terjun Kedung
Kayang dan Kebun Strowbery.
Kami pun mencoba menjajaki beberapa bangunan yang ada, salah satunya terowongan
yang membuat kami penasaran. Namun sayang, karena pada waktu itu kondisi terowongan
penuh dengan air, kami pun tidak dapat memasukinya. Kondisi terowongan memang tidak
terawat. Dari luar pun kondisi terowongan sangat memprihatinkan. Untungnya, dari depan
terowongan itu masih dapat terlihat meski ada tanaman yang tumbuh di atas dan di samping
kanan kirinya. Hal ini hendaknya mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah setempat.
Cukup lama kami berjalan-jalan dan menikmati indahnya alam Kedung Kayang, sampai
kami diingatkan oleh sinar matahari yang mulai meredup. Tepat pukul 16.15 WIB kami
meninggalkan objek wisata itu, dan dengan berat hati kami pun mulai beranjak. “Kedung
Kayang, sampai jumpa lagi. Semoga kelak aku dan teman-temanku akan kembali lagi ke tempat
ini,” bisikku lirih. [Kanti Rahayu]
7
KLINONG-KLINONG
Mantra
8
URUN REMBUG
Mentalitas bangsa Indonesia yang
lebih mengagungkan budaya luar
daripada budaya sendiri bukan bahan
gunjingan baru lagi. Sifat tersebut
menjadi salah satu penyebab lemahnya
citra kita sebagai bangsa yang berdaulat
dan gagah perkasa seperti lambang
negara kita yaitu burung garuda.
Kemajemukan bangsa harusnya
menjadi identitas dan jati diri yang kuat
sehingga dapat mempertahankan
kedaulatan dan kemerdekaan negara.
Faktanya, semakin lama bangsa ini kian
rapuh dan tak berdaya untuk
memperjuangkan produks i-produksi
budaya yang terukir dan lahir dari rahim
ibu pertiwi kita.
Maraknya kasus klaim yang
dilakukan oleh bangsa tetangga
merupakan bukti nyata lemahnya
perlindungan terhadap kebudayaan
tradisional di Indonesia. Kasus-kasus
tersebut juga merupakan teguran atas
kepedulian dan nasionalisme bangsa kita
yang selama ini sering dipertanyakan.
Rentetan kasus klaim yang kian
memanas sekitar pertengahan bulan
Oktober 2007 bermula dari lagu “Rasa
Sayange” disusul kemudian alat musik
angklung, tarian reog Ponorogo,
beberapa motif batik, dan terakhir tarian
pendet menjadi bukti nyata semakin
pudarnya rasa nasionalisme bangsa ini.
Contoh-contoh tersebut hanya
sedikit rangkaian kasus, masih banyak
kasus klaim yang digencarkan bangsa
serumpun tersebut. Intinya mudah saja,
rasa memiliki dan rasa cinta terhadap
segala hal yang dimiliki bangsa ini dirasa
masih sangat kurang. Padahal sikap
tersebut akan menumbuhkan perilaku
masing-masing individu untuk
melindungi dan melestarikan segala hal
yang berhubungan dengan kebudayaan
tradisional yang dimiliki bangsa ini.
Dengan demikian, peran masyarakat
sangat vital untuk melindungi
kebudayaan tradisional baik
pembaharuan legislasi (peraturan
perundang-undangan) maupun
inventarisasi kebudayaan tradisional.
KASUS KLAIM: SALAH SIAPA?
Mantra
9
URUN REMBUG
Patut kita renungkan bersama,
pantaskah kita menyalahkan bangsa-
bangsa di luar sana yang terus
menggerogoti manifestasi bangsa ini
padahal kita sendiri sebagai Si empunya
tidak pernah menghargai dan
melestarikanya? Sudahkah kita berpikir
sejenak kasus-kasus klaim yang ada
seharusnya membelalakan mata kita
betapa bangsa ini adidaya?
Entah sampai kapan bangsa ini
akan terus digerogoti dan diusik
kedaulatannya oleh bangsa lain. Itulah
kewajiban kita sebagai generasi penerus
yang harus terus menghargai dan
melestarikan budaya Indonesia agar
kasus serupa kelak kemudian hari tidak
terulang kembali. Perlu ada ketegasan
sikap, keberanian mengambil resiko,
serta bertindak nyata untuk
mempatenkan seni-budaya Indonesia
sebagai identitas bangsa. [Nungki
Prabawati Mulyono]
Mantra
????
?
Mantra10
LAKON
GENDING JAWI SEORANG SINDEN KETOPRAK
“Nalikane …. Ro..ing dalu…wong agung mang kang semedi…..”
“Wong ayu…. Mreng wanito…”
Sepenggal lirik lagu “Padang Bulan” yang terdengar sentak
membuat bulu kuduk saya merinding. Lantunan syair dari tiap kata
terdengar begitu merdu. Mengingatkan saya pada seseorang yang
namanya tak asing lagi di dunia sinden, yaitu Waljinah.
Pagi itu kabut tampak menyelimuti dusun Klakah Duwur,
Selo, Boyolali. Tak terlihat pancaran sinar matahari, hanya gumpalan awan putih
yang menghiasi hingga hawa dingin mulai terasa menusuk tulang sumsum. Akan
tetapi bagi warga Klakah, suasana seperti ini sudah menjadi hal yang biasa karena
letaknya yang memang berada di daerah pegunungan.
Hawa dingin tak menyurutkan niatku untuk tetap bertemu dengan ibu
Juminem (43) seorang seniwati di dusun Klakah. Dia adalah seorang sinden (ledek
ketoprak). Kecintaannya terhadap seni membuatnya tetap bertahan menjadi
seorang sinden hingga saat ini. Baginya usia bukanlah penghalang. Justru semakin
bertambah usianya, semakin besar hasratnya untuk tetap melestrarikan tradisi Jawa
khususnya sebagai sinden. Kedatangan saya disambut dengan ramah oleh ibu
Juminem. Saya pun mulai mempersiapkan diri untuk berbincang-bincang bersama
beliau.
Mantra 11
LAKON
Aura sinden memang terpancar dari tindak tutur ibu dua orang anak ini. Cara
bicaranya yang ceplas-ceplos mulai menghidupkan suasana. “Kulo niki namung tiang
deso mbak, dadose geh angsale ngendiko ragi kasar (Saya ini hanya orang desa mbak,
jadinya kalau berbicara agak kasar-red),” tuturnya dengan tawa. Kesibukannya
sehari-hari adalah membantu suaminya di sawah, terkadang bila waktu panen tiba
dia menjajakan hasil panennya di pasar terdekat. Kesederhanaan dan rasa nrimo
yang menjadikan keluarga ibu Juminem tetap semangat menjalani kehidupan.
Apalagi dengan kehadiran cucu ke-3 nya, yang menambah kesibukan dan
kegiatannya sebagai seorang simbah.
Pengalamannya manggung menjadi sinden tak hanya di dusun Klakah saja, dia
pernah hijrah ke dusun Takeran, Ngablak, dan pernah juga di kota Magelang Jawa
Tengah. Ditanya soal honor yang didapat dia menjawab dengan tawa lebar.
“Hahaha….,bayarane niku geh namung sekedik mbak, nek biasane kalehatus ewu (Rp
200.000,00). Seng penting geh kulo niku namung kepuasan batin, dadose ajeng
dibayar pinten mawon kulo tampi (Hahaha... bayarannya ya cuma sedikit mbak, kalau
biasanya Rp 200.000,00. Yang penting hati saya puas, jadi mau dibayar berapa saja
saya mau-red),” tutur Juminem. Baginya nyinden adalah salah satu cara untuk bisa
menghibur diri dan menenangkan hatinya.
Selain menjadi sinden, ternyata ibu Juminem tak menolak untuk bermain dan
berperan sebagai salah satu tokoh ketoprak. Biasanya ia berperan sebagai dapuan
pada cerita Ratu Kalinyamat. Karakter yang ia mainkan yaitu menjadi orang tua
yang susah.
12 Mantra
LAKON
Lama menjadi sinden, ternyata pahit getir menjadi putri panggung pernah ia
jalani. Pernah pada suatu ketika ia manggung, sering digoda oleh orang-orang iseng.
Masalah yang kadang membuatnya kewalahan adalah perubahan suara karena flu.
Juminem telah 26 tahun menekuni kesenian ini, ia memulainya sejak usia 17
tahun. Semua itu ditekuninya dengan senang hati. Hanya saja darah seni itu tak ada
yang mengalir pada kedua putrinya. Padahal ia berharap ada yang meneruskan
bakatnya.
“La pripun mbak, awake anak-anak kulo niku gede-gede, dadose do boten
purun. Nek kulo kan lemune angsale tuo niki, riyen kulo awake langsing (Ya mau
bagaimana lagi mbak, badan anak-anak saya besar-besar jadinya tidak mau. Kalau
sayatuanya saja yang gemuk, dulunya badan saya langsing),” tuturnya dalam bahasa
Jawa. “Saya jadi berpikir, apakah anak muda saat ini tak tertarik dengan kesenian
tradisonal khusunya sinden,” tambahnya.
Tak terasa sudah setengah jam lebih perbincangan saya dengan ibu Juminem,
hingga air teh panas yang disuguhkan menjadi dingin. Sinar matahari pun sudah
tampak di luar, hawa dingin sedikit demi sedikit telah menghilang. Sebelum pamit,
ibu Juminem sempat berpesan pada saya, bahwa jangan sampai meninggalkan
kesenian tradisional, kalau bisa generasi mudalah yang melanjutkan dan
melestarikannya. Saya mengangguk dan segera pamit untuk kembali pulang ke
Jogja.[ Riris Berliani ]
13Mantra
URUN REMBUG
TIPS JITU ATASI BAU BADAN
Setiap orang mendambakan penampilan yang bersih dan terawat dari ujung kaki
sampai ujung rambut. Tetapi, kesempurnaan itu bisa saja ternodai kalau kita memiliki
masalah bau badan (BB) yang tak sedap. Terutama bagi Anda yang tingkat mobilitasnya
tinggi. Ancaman keringat dan bau badan siap meneror dan menghantui. Bau badan seperti
musuh yang setiap saat bisa merontokkan kepercayaan diri. Persoalan ini pun dapat
merembet ke masalah lain, seperti: relasi terganggu, menurunnya produktivitas, dan
kreativitas.
Cara-cara jitu kadang dilakukan orang untuk menghilangkan bau badan, seperti:
pemakaian parfum dan deodorant. Pertanyaannya, apakah cara tersebut ampuh?
Ternyata, pemakaian parfum dan deodorant tidak dapat langgeng mengusir BB karena
hanya sementara waktu.
Cara lain yang bisa kita coba untuk mengatasi masalah ini adalah minum jamu dan
mandi sauna. Hal ini dapat menghilangkan bau badan tak sedap. Selain minum jamu dan
mandi sauna, masih ada praktik tradisional lain yang bisa dengan mudah dilakukan
sendiri di rumah, yakni: mandi rebusan daun sirih. Sudah sejak dulu daun sirih dipercaya
dapat menghilangkan bau badan karena mengandung minyak atsiri. Penggunaan daun
sirih untuk menghilangkan bau badan memang sangat ampuh. Cara penggunaannya
adalah: Rebus daun s irih sebanyak 0,5 kg dalam 1 liter air. Tunggu rebusan itu hingga
mendidih. Kemudian angkat dan campur dengan air dingin hingga hangat-hangat kuku.
Setelah itu, gunakan hasil rebusan daun sirih tersebut untuk mandi. Daun sirih juga dapat
diminum. Caranya, sediakan lima lembar daun sirih dan lima gelas air putih. Rebus
campuran tadi hingga masak. Setelah mendidih dan dingin, minum airnya. Selama tiga
hari berturut-turut minum dua gelas air rebusan daun sirih setiap hari.
Nah, mudahkan tips untuk menghilangkan bau badan? Jadi jangan kawatir bagi
kalian yang memiliki masalah bau badan. Semoga tips ini dapat membantu teman-teman
yang mempunyai masalah bau badan tak sedap. [Erika Hartanti]
Sumber: h ttp://www.dechacare.com/Cara-Cepat-Terhin dar-dari-Bau-Badan-dan-Bau-Mulut-I350.html
14 Mantra
NGUDAR UKARA
BERMAIN KETOPRAK: Antara Profesi dan Hobi
Istilah ketop rak tentu su dah tidak asing lagi di telinga kita, tetapi ketop rak
yang in i bukan ketoprak makanan, melainkan kesenian daerah yang sampai
sekarang masih ada dan berkembang di d aerah-d aerah tertentu. K etrop rak
adalah seni pertu nju kkan teater atau drama sed erh ana yang kental dengan
tradisi Jawa. Ketroprak lahir sekitar ab ad ke-20, di Klaten Jaw a Tengah.
Cerita ketoprak atau Babat meru pakan cerita yang diambil dari cerita
kerajaan-kerajaan zaman dahulu. Sehingga ap abila diresapi benar-benar cerita
ketoprak ad alah cerita sejarah . Misalnya, seperti babat Singosari yang
menceritakan perebutan wilayah antara Singosari dan Tum apel yang dilaku kan
oleh saud ara kandung karena bujukan dari pihak luar. Selain itu ada cerita
mengenai “Pusoko Kyai Brongsot Setan Kober” yang berhasil d ipentaskan pada
hari Minggu 7 Maret 2 010, pad a pukul 21.15 WIB di desa Klakah Ngisor yang
diperankan oleh 1 0 orang.
“Bermain ketoprak bukanlah profesi utama saya, tetapi hobi dan kebanggaan
tersendiri bagi saya.” (Kasdi, sesepuh sekaligus pemain kesenian ketoprak)
Di desa Klakah Duwur, kecamatan Selo , kabupaten Boyolali sendiri
ketoprak lahir sekitar tahun 1990-an. “Sekitar 20 tahun ketoprak hidup dan
berkembang di desa Klakah,” tutur Kasdi sesepuh kesenian ketoprak. Selama itu
pula Kasdi menjabat sebagai sesepuh. Banyak pengalaman dan tantangan yang
dihadapi dalam melestarikan kesenian ketoprak.
Biaya merupakan salah satu tantangan yang harus benar-benar
diperhatikan dalam melestarikan kesenian ketoprak ini. Bukan hal yang
gampang ketika sesuatu itu sudah dibenturkan dengan masalah biaya. Biaya
tersebut digunakan untuk melengkapi ko stum dan segala perlengkapan alat
ketoprak.
15Mantra
NGUDAR UKARA
M engh arap b antu an dari p emerintah? “Bagai mimp i di siang b olong”
ungkapan yang tepat ten tunya. Selama ini, mereka men ggunakan uang sendiri
dari swad aya masyarakat khususnya masyarakat Klakah . “Biaya kami usahakan
sendiri mbak, dengan cara urunan per kepala kelu arga tan pa keten tuan yan g
pasti,” jelas Kasdi ketika kami temu i di kediaman nya.
Berb icara soal p emain , Kasd i pu n mengakui jika mencari p emain yang
ben ar-b enar mau d an siap bermain peran merup akan h al yang gampan g-
gampang susah. Dikatakan gampang mungkin karena mereka yang mau bermain
memang sudah siap dan mau b erkorb an demi ketoprak. Susahn ya , ketika ad a
pemain yan g kurang serius. “Semen tara ini saya hanya memiliki pemain tetap 4
oran g, meskipun saat pen tas ban yak pemain yang ad a,” u ngkapnya.
Kesenian Ketoprak tidak setiap saat
dipentaskan, Ketoprak hanya ada saat hari-hari
tertentu seperti, lebaran, syukuran, dan merti desa.
Biasanya ketoprak ditampilkan atas kerja sama
masyarakat sekitar, dalam arti biayanya. Namun,
tidak menutup kemungkinan bahwa ketoprak
ditampilkan atas dasar permintaan perorangan, misalnya hajatan. “Kami juga
sering diundang untuk bermain ketoprak untuk acara-acara khusus. Untuk biaya
kami tidak memathok. Jadi tergantung dari pemilik acara itu mau mengasih uang
berapa,” lanjut Kasdi. Jumlah pemain juga tergantung permintaan dan cerita yang
akan dipentaskan.
Tidak membutuhkan latihan yang lama untuk bermain ketoprak, asal tahu
dan mampu melakukan atau memerankannya itu sudah cukup. “Boleh dikatakan
kami jarang latihan, hanya sesekali saja saat kami mau pentas,” ujar Jumar (40)
salah satu pemain ketoprak.
NGUDAR UKARA
Mantra
Hobi atau Profesi?
Menyoal masalah hob i atau profesi, bagi segelintir orang mungkin itu
adalah profesi. N amun, bagi Kasdi bermain ketropak merup akan hobinya sejak
dulu. “Bermain ketoprak bu kanlah prof esi utama saya, tetapi hobi d an
kebanggaan tersendiri bagi saya,” tuturn ya.
Jiwa seni d an daya kreasi yang mengalir dalam tubu hnya yang membu at
pria p aru h baya ini menekuni kesenian ketop rak di tengah kesibukannya bertani.
Selain itu, Kasdi merasa bangga karena antusias masyarakat terhadap kesenian
ketoprak ju ga tinggi.
“Setiap ada p entas di desa kami, kami p asti nonton mbak,” je las Ngatemi
(35) warga desa Klakah. Tidak dapat die lak memang kecintaan masyarakat akan
kesenian tersebu t tetap langgeng meskip un pemainn ya didomin asi oleh orang-
oran g yang sudah tu a. “Wah tid ak setiap saat ada Ketop rak mb ak, jad i ya nonton.
Ada dagelannya (lelucon nya-red) ju ga mb ak, jadinya saya senan g melihatn ya ,”
je las Nur (20 ). [Marietta Sri Herm awatiningsih, Indri W idhiastuti]
PUSAKA KYAI BRONGSOT SETAN KOBER
Pada saat Kasultanan Demak dipegang oleh Sultan Patah yang dulunya adalah Raden Kasan
putra dari Prabu Browijoyo. Saat kerajaan Majapahit mengadakan rapat agung di Pendapa Kraton Demak
Bintoro membahas tentang kemajuan perkembangan agama Islam di tanah Jawa yang dihadiri oleh para
sunan yaitu Sunan Bonang, Sunan Giri, dan Sunan Japar Sodik. Semua menyatakan bahwa perkembangan
agama Islam di tanah Jawa sangat pesat. Tidak lama kemudian Raden Kasan dijuluki Sultan Patah Jimbun
Pratollah Sagidina penetap agama di tanah Jawa, namun dari itu Raden Kasan juga punya saudara di
Kabupaten Ponorogo yaitu Batoro Katon, tidak lain adalah adik dari Raden Kasan tetapi berbeda ibu
(garwo selir) Prabu Browijoyo. Karena Batoro Katon tidak muncul di pisowanan maka Sultan Patah
mengutus kepada putra-putranya untuk datang ke Kadipaten Ponorogo untuk mengajak hadir ke Kraton
Demak menemui Batoro Katon.
16
NGUDAR UKARA
Mantra
Dirgo Negoro putra menantu Sultan Patah, Pangeran Yunus, Suryowioto, serta Trenggono
semuanya berangkat ke Kadipaten Ponorogo. Setelah sampai di Kadipaten Ponorogo, Betoro Katon tidak
mau pergi ke Kraton Demak. Karena Betoro Katon keras kepala, terjadilah peperangan. Utusan dari
Demak mengalami kekalahan dikarenakan Betoro Katon memiliki pusaka yang di namakan Gelang
Condro Kirono. Para Putra Utusan Kraton Demak pulang dan menyampaikan kejadian itu.
Sultan Patah meminta nasehat kepada Para Sunan, dan Sunan Bonang mengatakan bahwa
“Keampuhan Gelang Condro Kirono masih ada yang melebihi yaitu Tusuk Konde yang dipakai oleh istri
Sultan Patah.” Setelah mengetahui tentang rahasia tersebut, Sultan Patah memerintah putranya Yunus dan
Sunan Bonang untuk mencari Empu (kyai) yang bisa menjadikan Tusuk Konde tersebut menjadi sebuah
pusaka. Sunan Bonang dan Yunus berangkat menuju padepokan Mrapen yang merupakan tempat tinggal
Empu Hardi. Empu Hardi sanggup untuk menjadikan Tusuk Konde itu menjadi sebuah pusaka, namun
harus menunggu selama 40 hari agar tusuk konde tersebut benar-benar menjadi pusaka yang sakti.
Selama perjalanan menunggu pusaka Tusuk Konde selesai, sikap iri timbul di hati Suryo Wioto,
“Mengapa harus Yunus yang disuruh?” Bukan hanya itu, ternyata perasaan iri juga tumbuh di hati Sunan
Kudus. Suryo Wioto dipengaruhi oleh Sunan Japar Sidik untuk merebut Tusuk Konde yang sedang dibuat
oleh Empu Hardi. Suryo Wioto pun terhasut pula dengan ucapan Sunan Japar. Berangkatlah Suryo Wioto
menuju Mrapen, namun di tengah perjalanan tepatnya di kali, Suryo melihat seorang gadis yang sedang
mencuci pakaian. Suryo merasa jatuh cinta kepadanya, gadis itu bernama Santi anak dari Empu Hardi.
Santi menolak cinta Suryo dan lari pulang ke Mrapen. Tidak hanya sampai di situ, Suryo mengejar sampai
ke Padepokan Mrapen. Karena di situ sudah ada Pangeran Yunus, Suryo Wioto langsung pergi. “Pantas
desa ini terjadi grebek, ini diakibatkan ulah Suryo Wioto.” Kata Sunan Bonang. Maka dari itu desa itu
lama-kelamaan di namakan Grobokan.
Setelah Yunus pulang, Suryo datang kembali di Padepokan Mrapen, umur dari pusaka itu sudah
39 hari selama proses pemasukan kesaktiannya. Suryo menanyakan tentang keampuhan pusaka itu, Empu
Hardi menjawab “Dicambukkan gunung bisa gugur, dicambukkan laut bisa kering, apalagi kalau
dicambukkan jasad manusia bisa lebur papan tanpa jadi/ajur.
17
NGUDAR UKARA
Mantra
Suryo Wioto heran dengan keampuhannya, akhirnya pusaka itu dipinjam untuk melihat benar atau tidak,
tetapi karena Suryo Wioto itu licik, maka pusaka itu di tusukkan di dada Empu Hardi. Pada saat Empu
Hardi sekarat, Empu Hardi berkata, “Siapapun yang membawa pusaka itu maka harus mati dari pusaka itu
sebanyak 7 nyawa.”
Ketika perjalanan pulang ke Demak, di perjalanan Suryo Wioto bertemu dengan Sunan Japar
Sidik/Sunan Kudus, “Kenapa pusaka itu sudah ada darahnya?” tanya Sunan Kudus. Suryo Wioto
menjawab, “Untuk mencoba keampuhan pusaka itu, maka pusaka itu di tusukan ke dada Empu Hardi dan
Empu Hardi meninggal dunia.”
Maka oleh sunan bonang memberi nama “KYAI BRONGSOT SETAN KOBER” Kyai artinya
karena yang membuat pusaka itu adalah orang yang berilmu tinggi. Brongsot diambil dari kata api, karena
Suryo Wioto memiliki watak yang panas. Setan pada saat itu Suryo Wioto seperti kemasukan setan.
Judul: Mawar Merah
Penulis: Luna Torashyngu
Penerbit: PT Gramedia, Jakarta
Tahun Terbit: Maret 2009
Tebal Buku: 304 hlm
RESENSI
PembunuhBayaran
Novel-novel dengan berbagai macam cerita fiksi telah banyak dihadirkan oleh
para pengarang. Dengan adanya cerita fiksi seperti novel akan membangkitkan imajinasi
para penggemarnya, kita juga akan merasa terhibur sehingga terkadang bila novel yang
kita baca belum selesai dibaca kita akan penasaran. Imajinasi pembaca sangat dibutuhkan
untuk menikmati kisah yang tersuguh di dalamnya karena novel ini merupakan novel
action.
18
Riva pun mulai melakukan pendekatan terhadap Elsa, akan tetapi usahanya
tidak semulus yang diharapkan. Meski demikian, Elsa tidak menyerah dan akhirnya
mereka pun bersahabat. Kedekatan Riva dan Elsa terusik ketika persahabatan mereka
diuji oleh hadirnya cowok bernama Arga, ketua HIMAKOM. Laki-laki itu ternyata
menyukai Elsa dan kelihatannya Elsa juga menyukai Arga.
Mantra
RESENSI
Kisahnya berawal ketika Riva yang penasaran dengan sifat salah satu
mahasiswa baru bernama Elsa. Sifat Riva dan Elsa sangatlah berbanding terbalik. Elsa
sangat tertutup dan tidak banyak dikenal mahasiawa di Universitas Pratista. Sifat Elsa
yang sangat tertutup membuat Riva tertarik dan ingin menjalin persahabatan
dengannya. Terlebih Riva amat penasaran akan sifat tertutup Elsa.
Riva jadi uring-uringan. Belakangan, terlihat Elsa juga sering bolos.
Semrawutnya pikiran Riva kian bertambah ketika sepupunya bernama Saka datang ke
tempatnya. Raka merupakan anggota Interpol yang ke Bandung untuk mencari
pembunuh bayaran internasional yang sedang dicari Interpol seluruh dunia. Saat Saka
bertemu dengan Elsa, Saka pun langsung mencurigai Elsa.
Dalam novel ini, penulis menceritakan bagaimana kehebatan Elsa saat
membunuh sasarannya dan bagaimana ketangguhan Elsa saat berhadapan dengan
orang-orang yang berprofesi sebagai pembunuh bayaran sepertinya. Novel yang
disajikan dalam bahasa Indonesia ini dengan setting di Indonesia dan luar negeri.
Novel ini menceritakan pembunuhan, persahabat, percintaan, pengkhianatan,
dan kesetiaan yang sebagian besar merupakan ciri khas para remaja saat ini. Cerita
yang disuguhkan dalam novel ini mengalir begitu saja. Ketika membaca novel ini kita
akan berangapan apa yang diceritakan sangat mustahil, tetapi itulah bagian dari
sebuah cerita, tak semuanya merupakan kisah yang sesungguhnya. Hal ini di harapkan
supaya kita sebagai pembaca yang suka berimajinasi menjadi semakin menyukai
novel-novel yang telah dibuat oleh para pengarang. [Erniati Thomas Moda]
19
Mantra20
CERPUAKU …
Kala mata mulai terpejam
Tak terasa hati mulai membeku
Akankah harapan kembali datang
Atau esok lusa tinggal sebuah
kenangan
Malam kian mencekam
Suara gemerisik jangkrik kian
terdengar
Memecah ke sunyian m alam
Aku………..
Merenungi tangis pilu
Dimana ada asa yang tertinggal
Aku…….
Menatap gelap cakrawala yang
selalu melambaikan
Dimana diriku….
Asa selalu membawaku kian
menderu
Aku……..
Kian terdampar di pulau senja
Dimana tak ada satu pun tanda
kehidupan
Melam kian mencekap
Malam kian m emangsa
Malam kian menakutkan
Malam kian
menyakitkan…………….
M IMPI DEWI M ALAM
Siang berganti malam
Kisah hari in i te lah usai
Tinggalah sebuah kenangan
Kau datang dan pergi dalam anganku
Sahabat….
Kapan kita akan ber temu
Malam ini begitu sunyi
Bolehk ah aku memangg il namamu
Biarkan bu lan dan bintang menjadi
saksi
Sungguh aku merindukan
kehadiranmu
Datanglah dan dekap erat tubuhku
Sahabat…
Bawalah mersimu tuk menjemputku
Nyalakanlah lenteramu
Tuk ter angi aku dar i kegelapan ini
Dekati dan sinarilah aku
Sahabat…
By: [ Riris Ber liani]
Mantra
POTRET
21
Campur Bawur atau dalam istilah Jawa
dikatakan obahe ngawur adalah sebuah
kesenian daerah yang mengisahkan buku
Ramayana yang diperagakan oleh
sekelompok orang dalam sebuah cerita
bisu (tarian) dan diiringi musik
gamelan.
POTRET
Mantra 22
foto: Indri Widhihastuti
Di desa Klakah, Selo, Boyolali
kesenian ini tetap lestari dari hari
ke hari. Meski bersaing dengan seni
modern, masyarakat Klakah tetap getol
melestarikannya karena rasa handarbeni
yang tinggi. Biasanya kesenian ini
ditampilkan pada saat hari raya idul
fitri atau hari-hari lain jika ada
permintaan dari warga.
Mantra
CERPU
R IM B I
O le h : H e r l in da M ip ur M a r ind a n g
Kisah ini berawal ketika aku bertemu dengan Rimbi, gadis mungil berumur 7 tahun, duduk sendiri di pelataran gereja tua suatu sore.
7 Nopember 2009
Tak ada yang menyuruhku membawa gadis itu ke kontrakanku. Dia kutemukan penuh peluh, pucat, dan kehausan. Begitu miris aku melihatnya. Wajahnya yang manis tertutup kelelahan yang samar. Masih sanggup tersenyum ketika aku menyapanya.
Seperti sore dua minggu sebelumnya, di bawah jingganya mega, aku selalu membawa bunga lili putih ke makam ibuku, dan selalu lewat gereja tua itu. Ada rasa ingin tahu, ketika mataku tertuju pada seorang gadis kecil yang sedang duduk di pelataran gereja seorang diri. Langkahku berbelok menghampirinya. Tanpa dikomando badanku membungkuk untuk meraihnya. Dengan lembut aku menyapanya.
“Sedang apa di sini? Mana orang tuamu nak?” tanyaku padanya.
Matanya yang nanar memandangku takut-takut. Pandangannya menerawang jauh, mungkin mengingat sesuatu yang terjadi sebelum dia sampai di pelataran gereja. Matanya mulai basah, gadis itupun menangis, berkali-kali menyebut nama Emak. Aku berpikir, gadis ini kehilangan emaknya. Kemudian aku berusaha menenangkannya.
“Siapa namamu?”
“Rimbi”, jawabnya lirih.
“Rimbi sendiri? Di mana Emak?”
“Emak pergi jauh… Jauh sekali… Rimbi ga tau harus kemana…”
“Mau ikut Ibu? Ibu bukan orang jahat… Rimbi bisa tinggal untuk sementara dengan Ibu… Rimbi mau?”
Lama dia berpikir, sambil menggigit bibirnya yang mungil, akhirnya dia mengangguk setuju. Aku pun membawanya pulang. Aku memang hidup seorang diri, suamiku menelantarkan aku karena nasibku yang tidak bisa memberinya keturunan. Di kontrakan kecil itu, aku selalu menghabiskan waktu sebagai seorang penjahit. Aku sudah tidak peduli dengan perlakuan suamiku, sebagai wanita, aku sudah gagal mempertahankan pernikahanku yang sudah 8 tahun kujalani. Aku tak bisa menyalahkan takdir yang harus membuatku tak bisa memiliki anak. Mungkin kehadiran Rimbi bisa sedikit membuat hatiku tenang, paling tidak, aku bisa belajar menjadi seorang ibu untuk sementara waktu.
***
23
Mantra
CERPU
Hari ini, Rimbi masuk sekolah untuk pertama kalinya. Dengan bantuan beasiswa dar i sekolahnya, aku bisa menyekolahkannya. Untuk pertama kalinya pula, aku begitu senang mengantarkannya pergi ke sekolah. Seragam merah putih itu kujahit sendir i, pas sekali dengan ukuran badannya yang mungil. Tas sekolahnya kubeli di pasar loak beberapa har i yang lalu dengan harga murah.
“Nanti ibu jemput lagi kalau sudah waktunya Rimbi pulang ya…,” sahutku.
“Tidak usah bu… N anti Rimbi pulang sendiri saja… ”
“Tidak apa-apa? Rimbi tahu jalan pulang?”
“Tahu bu… “
Aku tersenyum mendengarnya. Memang, selama dua minggu tinggal bersamaku, Rimbi sama sekali tidak ingin merepotkanku. Beruntung sekali orang tua Rimbi yang memiliki anak sepertinya. Sampai saat ini, aku tak tahu betul peristiw a yang dialami Rimbi sampai ia berada di pelataran gereja sore itu.
***
25 Nopember 2009
Sor e ini, aku pergi ke makam ibuku lagi. Kali ini aku mengajak Rimbi untuk ikut serta. Di perjalanan, kami bercanda-canda, bercerita sekolahnya, pelajarannya, dan baju barunya y ang kujahitkan semalaman. Baju merah dengan pita di tengah itu sangat manis dikenakannya, entah, makin hari aku m akin menyayangi Rim bi. T ak terbesit di benakku untuk mencari tahu keberadaan orang tuanya, dan mengembalikan Rimbi pada mereka. Kalau boleh aku memohon, biarkan saja m ereka terpisah, bahkan tak bertemu selamany a, dan biarkan Rimbi menjadi anakku saja. Oh ya ampun, mana pantas aku disebut seorang ibu jika memikirkan diriku sendiri. Ibu dari anak inipun pasti sangat khawatir. Tapi, ibu macam apa yang meninggalkan anaknya seorang diri di pelataran gereja?
“Rimbi… ibu boleh bertanya sesuatu?” tanyaku, Rimbi hanya mengangguk.
“Kenapa Rimbi bisa ada di pelataran ger eja sore itu?”
Rimbi t idak m enjawab, bungkam. Aku pun terdiam, mencoba untuk memahami situasi saat itu. Hatiku bergejolak, entah kenapa aku memikirkan orang tua anak ini. Tiba-tiba langkahnya terhenti, menarik tanganku dan m enuju ke ger eja tua itu. Aku tertegun
melihatnya berdiri diam menghadap pelataran Gereja. Lonceng gereja berdentang 5 kali, sama seperti sore beberapa minggu lalu ketika aku menemukannya begitu lemah di
pelataran gereja tua ini.
“Hiks… hikss… hikkss… Rimbi nggak tahu Emak dimana! Bapak dimana !”
“Yang Rimbi tahu, Bapak dan Emak udah nggak ada! Tahu-tahu Rimbi udah ada di
sini… ”, tangisnya semakin menjadi.
24
CERPU
Mantra
“Sore itu, Rimbi, Emak, dan Bapak pulang dari taman bermain, lalu ada 4 orang laki-laki besar yang menghadang, Rimbi disuruh lari sama Emak. Terus Rimbi sampai di sini. Rimbi nggak tahu Emak dan Bapak gimana. Rimbi nggak tahuuuu… Rimbi kangen Emaaakkk… Tapi Rimbi nggak bisa apa-apa. Rimbi nggak bisa bilang ma Ibu… Ibu udah baik ngerawat Rimbi, ngasih Rimbi makan, sampai nyekolahin Rimbi. Sebenarnya, Rimbi punya sekolah di Bekasi,” sahutnya.
“Bekasi?” aku terhenyak mendengar pernyataannya. Sedikit rasa haru karena anak
sepolos Rimbi bisa memikirkan perasaanku. Sejenak aku terdiam, mencoba untuk berpikir jernih. Sore itu juga aku pergi ke Bekasi, tidak seberapa jauh perjalanan dari Pulau Gadung ke Bekasi. Rimbi terus menggenggamku erat. Entah kenapa aku hanya diam dan tidak mengajaknya bicara.
***
“Di depan gang itu rumah Rimbi Bu…,” katanya lirih.
Aku tersenyum, dan melangkah menuju rumah bercat biru itu. Rimbi langsung menghambur ke rumahnya dan berteriak-teriak memanggil Emak dan Bapaknya. Keluarlah seorang ibu muda dengan lesung pipit mengembang di wajahnya. Ibu muda itu menangis sambil memeluk anaknya, berkali-kali menyebut syukur dan mengelus-elus anaknya dengan manja. Kemudian mata kami saling bertemu, ia tersenyum dan langsung memelukku, menghantarku masuk ke dalam rumah.
Tak ada kata sepatah pun kulontarkan. Aku masih terdiam dan terus tersenyum. Hatiku sudah menangis, hatiku sudah teriris. Wanita di depanku lalu mengucapkan terima kasih karena telah merawat anaknya. Rimbi terus-terusan berceloteh, menceritakan tentang aku, menceritakan tentang baju merah dengan pita di tengah yang kujahitkan untuknya, menceritakan pertama kalinya bersekolah di SD Pulau Gadung, dan mungkin untuk terakhir kalinya ia bersekolah di sana. Beasiswa itu mungkin sudah diberikan siswa lain, aku sadar Rimbi tak mungkin lagi sekolah di sana.
“Mak, aku ingin pindah sekolah di SD Pulau Gadung saja ya… jadi pulang sekolah bisa mampir tempat Ibu, sore sepulang Bapak kerja aku dijemput di rumah Ibu saja…”
Aku begitu tercengang mendengarnya, juga terharu pastinya. Aku menangis malu-
malu. Rimbi memelukku manja, aku tersenyum memandangnya. Tak bisa kugambarkan kebahagiaan ini, tak ada kata yang bisa kujelaskan pada Emaknya selain kata ‘terima kasih’.
Aku pamit dengan sungkan, berpisah dengan Rimbi tidak akan kusesali, karena toh ia akan tetap kembali padaku dan berada di rumahku esok dan seterusnya. Meski hanya sebentar,
namun aku merasakan berartinya pertemuan itu.
“Bu… terima kasih sudah menjaga anak saya… anggap Rimbi sebagai anakmu juga ya…,” sahut wanita itu memohon.
Aku tersenyum mengiyakan. Aku berbalik dan melangkah pergi. Menunggu Rimbi sampai
di rumah esok.
25
Mantra
CERPU
saat sepasang mata berjumpa
membuat hati penuh tanya
mengapa dia harus ada?
di saat aku sedang terluka?
saat cinta bersemi di hati
membuat ku bertanya akan jati diri
ingin aku menjauh dan berlari
namun akankah semuanya kan pergi?
saat cinta ingin selalu bersama
saat sepasang mata saling berjumpa
saat hati saling menyapa
akankah kata pelepas cinta?
bila kenyataan tidaklah ada
dan ada tidaklah nyata
akankah cinta itu nyata?
ataukah cinta tidaklah ada?
untuk apa ada manusia
untuk apa ada cinta
untuk apa ada dia
bila semua hanyalah tiada?
Hanya TiadaOleh : *Satrio Aji
*siswa SMA Kolese De Brittokelas x
26
Mantra
INFO MANTRA
SEKILAS TENTANG TARIAN TRADISIONAL
INDONESIA
Tari-tarian Daerah Bali (www. ggmbandung.blo gspot.com)
Tari legong
Legong Keraton adalah sebuah tar ian klasik Bali yang memiliki
pembendaharaan gerak yang sangat komp lek dan diikat oleh struktur tabuh
pengiring yang konon mendapat pengaruh dar i Tari Gambuh. Kata Legong
Keraton terdiri dari dua kata yaitu legong dan krato n. Kata legong didug a
berasal dari kata “leg” yang berarti gerak tar i yang luwes. Lemah gemulai.
Sementara “gong” berarti gambelan. “leg” dan “gong” d igabung menjadi legong
yang mengandung arti gerakan yang diikat, terutama ak sentuasin ya oleh gambelan yang
meng iringin ya (Wayan Dibia, 1999 : 36).
Tari Belibis
Tari kreasi baru in i menggambarkan kehidupan sekelompok burung belibis
yang dengan riangnya menikmati keindahan alam. Mereka tiba-tiba dikejutkan
oleh munculnya seekor burung belib is jadi- jadian yang merupakan penjelmaan
dar i Prabu Angling Dharma setelah terkena kutukan dari istrinya yang sakti
(dalam cer ita Tantr i). Dibawakan oleh 7 orang penar i wanita, tari belibis
diciptakan pada tahun 1984 o leh N.L.N. Swasthi Wijaya Bandem (koreografer) dan I Nyoman
Windha (komposer).. . (Wayan Dibia, 1999: 63).
Tari Kecak
Tari Kecak, sebuah tari berdasarkan cerita dan Kitab Ramayana yang
mengisahken tentang bala tentara monyet dari Hanuman dari Sugriwa.
(kaskus.com)
27
Mantra
INFO MANTRATari Ce ndraw asih
K isa h ya ng d igamba rkan di da la m tar ian ada lah ke hidupan burung Cendra wa sih
d i pegununga n Irian Jaya pada masa bira hi. Tar i duet yang ditarikan ole h penar i
put ri, kenda ti pu n da sa r pija kannya a dala h gerak tar i tradisi B ali, be berapa pose
da n ge rakannya dar i taria n in i tela h d ikemba ngkan se sua i dengan interpretasi
penata da lam m ene mukan be ntuk-bentuk ba ru sesua i de nga n te ma taria n ini. Busana ditata
sedem ikia n rupa agar dapa t mempe rkuat da n me mper jela s de sain ge rak yang dic iptaka n. Taria n
ini dic iptakan ole h N .L.N . Swa sthi Wija ya Bande m ( yang juga sebaga i penata busana dar i pa da
tarian ini) dalam ra ngka me ngikut i Fe st iva l Ya yasan Wa lte r Sp ies. Penata tabuh pe ngiring a dala h
I Wa yan Beratha da n I N yo ma n Wid ha pada tahun 1988 ( Wayan D ibia , 1999 : 61).
Tari Manuk R aw a
Ta rian yang d ibaw aka n o le h sek elompo k (a ntara 5 sa mpai 7 orang) penar i
w anita ini merupaka n ta rian kre asi baru ya ng mengga mbarka n perilaku
sekelo mpok buru ng (m anuk) a ir (raw a) se baga ima na ya ng d ikisahka n dida la m
ce rita Wa na Parw a da ri E pos M ahabha rata. G eraka n ta rinya dia mbil dari tar i
kla sik Ba li ya ng dipaduka n denga n ge raka n tar i dari Jaw a da n Sunda, ya ng
telah dimod ifikasika n sesuai dengan tuntutan keindaha n. Ta rian ini dic ipta kan pada ta hun 1981
ole h I Wa ya n D ib ia (koreografer), dan I Wa yan Beratha (kom pose r). Sebelu m m enja di se buah
tari lepa s, tari M anukra wa merupa kan bagia n dari sendra tar i M a ha bharata "Bale Ga la-G ala"
kar ya tim se ndratari Rama yana/ Ma habhara ta Propinsi Bal i yang ditamp ilka n da la m Pe sta
K esenia n Bal i tahun 1980.. . (Wayan D ibia , 1999: 62).
Tari Sekar Jagat
Tarian in i merupakan garapan kelompok yang d itar ikan sejumlah penari putri
(biasanya antara 5 sampai 7 o rang) yang masing-masing membawa sebuah
canangsari. Tarian penyambutan ini menggambarkan kegembiraan para penar i
dalam menyambut para tamu yang hadir. Kegembiraan ini diungkapkan melalui
keindahan gerak. Tar ian ini diciptakan oleh N.L.N. Swasthi Wijaya Bandem
(yang juga sebagai penata busananya) pada tahun 1993 dalam rangka pembukaan Pameran
Wastra Bali d i Jakarta. Penata ir ingannya adalah I Nyoman Windha. Tarian ini d iilhami o leh
tarian upacara, Rejang dan Pendet dari daerah Asak
28
INFO MANTRA
Mantra
Ta ri Pendet
Tari ini merupakan ta rian putri kelom pok yang dibawak an o leh sekelom pok
remaja putri, m asing-masing membawa sebuah mangkuk perak (bokor) yang
penuh berisi bunga. Pada akhir tarian para penar i menaburkan bu ng a ke arah
penonton sebaga i ucapan se lamat datang. Tarian ini biasanya dipakai untuk
menyam but tamu-tamu atau memu lai suatu pertunjukan (Wayan Dibia, 1999:
47) .
Tari-tarian Daerah Istimewa Aceh
Tari Seudati
Tari Seudati adalah nama tarian yang berasal dari provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam. Seudati berasal dari kata Syahadat, yang berarti
saksi/bersaksi/pengakuan terhadap Tiada Tuhan selain Allah dan Nabi
Muhammad utusan Allah.
(asiaaudiovisualrb09noorhidayah.wordpress.com)
Tari Saman Meuseukat
Tarian Saman diciptakan dan dikembangkan oleh ulama Aceh, seorang tokoh
Agama Islam bernama Syeh Saman. Awalnya tarian ini hanya merupakan
permainan rakyat biasa yang disebut Pok Ane. Karena masyarakat
mempunyai minat yang tinggi maka disisipilah dengan syair-syair tentang
puji-pujian kepada Allah SWT. (virtualaceh.com)
Tari-tarian Daerah Bengkulu ( infocultureri.blogspot.com)
Tari Andun
Tari Andun, dari Bengkulu Selatan ini merupakan sebuah tarian guna
menyambut para tamu yang dihormati.
29
INFO MANTRA
Mantra
Tari Bidadari Teminang Anak
Tari Bidadari Teminang Anak, tarian ini dapat pula diartikan bidadari
meminang anak. Tarian adat ini berasal dari Rejang Lebong.
Tari-tarian Daerah DKI Jakarta
Tari Topeng
Tari Topeng, merupakan sebuah tari tradisional Betawi dalam menyambut
tamu agung. (www.kaskus.us)
Tari-tarian Daerah Jawa Tengah
Tari Serimpi
Tari Srimpi yang ada sejak Prabu Amiluhur ketika masuk ke Kraton
mendapat perhatian pula. Tarian yang ditarikan 4 putri itu masing-masing
mendapat sebutan: air, api, angin, dan bumi/tanah yang selain
melambangkan terjadinya manusia juga melambangkan empat penjuru mata
angin. Sedang nama peranannya Batak, Gulu, Dhada dan Buncit. Komposisinya segi
empat yang melambangkan tiang Pendopo.
(asiaaudiovisualexc09nitarusnitasari.wordpress.com).
Tari Blambangan Cakil
Tari Blambangan Cakil, mengisahkan perjuangan Srikandi melawan
Buto Cakil (www.kaskus.us)
30
INFO MANTRA
Mantra
Tari-tarian Daerah Istimewa Yogyakarta
Tari Serimpi Sangu Pati
Tari Srimpi, yang merupakan simbolisasi masa pemerintahan raja pada tiap
masa memiliki kekhasan masing-masing. Itulah mengapa, ada banyak jenis tari
srimpi. Seperti Tari Srimpi Anglirmendhung, Tari Srimpi Ludira Madu, Srimpi
Sangupati dan Srimpi Renggowati [ditarikan oleh lima penari]. Menilik dari
namanya, Srimpi yang bersinonimkan bilang empat. Oleh karenanya, tari
srimpi kebanyakan ditarikan oleh penari dengan jumlah empat orang. Yang
melambangkan empat penjuru mata angi atau unsur dari dunia. Yakni grama (api), angin
(udara), toya (air), dan bumi (tanah) (Harian Jogja.com).
Tari Bedaya
Tari Bedaya ini merupakan salah satu karya KRT. Sasminta Dipura.
Sebagaimana lazimnya dalam tradisi tari Jawa, tari Bedaya ini ditarikan
oleh 9 orang penari putri. Bedaya Partakrama mengisahkan perjuangan
para Pandawa dalam mendapatkan Dewi Sumbadra yang dipercaya sebagai
penjelmaan Dewi Sri, untuk dinikahkan dengan Arjuna. Perjuangan itu
akhirnya berhasil, Arjuna pun dipersandingkan di pelaminan dengan Dewi Sumbadra
(bundor.blogspot.com).
Tari-t arian Dae rah Jam bi
Tari Se kapur S irih
T ari Seka pur S irih, mer upakan tari per se mbaha n.
T ari a dat jamb i ini hanya k persama annya dengan tari Me layu. (ka sku s.co m)
31
INFO MANTRA
Mantra
Tari Selampir Delapan
Tari Selampir Delapan, merupakan tari pergaulan muda-mu di dan sangat
digemari d i daerah Jambi. ( kaskus.co m)
Tari-tarian Daerah Jawa Barat
Tari Merak
Tari Merak, sebuah tari yang mengisahkan kehidupan burung merak yang serba
indah dan memukau. (kaskus.com)
Tari-tarian Daerah JawaTimur
Tari Remong
Tari Remong, sebuah tarian dari Surabaya yang melambangkan jiwa,
kepahlawanan. Ditarikan pada waktu menyambut para tamu. (kaskus.com)
Reog Ponorogo
Reog Ponorogo, merupakan tari daerah Jawa Timur yang menunjukkan
keperkasaan, kejantanan dan kegagahan. (kaskus.com)
32
INFO MANTRA
Mantra
Tari-tarian Daerah Katimantan Selatan
Tari Baksa Kembang, merupakan tari selamat datang pada tamu
agung dengan menyampaikan untaian bunga.
Tari-tarian Daerah K alimantan Tengah
Ta ri T am bun dan bungai , Mer upakan tari yang mengisahkan
kepahlawanan T am bu n dan Bunga i Dalam mengusir musuh
yang akan merampas panen rakyat .
Tari-tarian Daerah Kalimantan Timur
Tari Gong
Tari Gong, di pertunjukan pada upacara penyambutan terhadap
tatmu agung. Dapat pula di pertunjukan sewaktu lahir seorang
bayi kepala suku.
33
INFO MANTRA
Mantra
Tari perang
Tari perang, Tari yang mempertunjukan dua orang pemuda dalam
memperebutkan seorang gad is.
Tari-tarian Daerah Lampung
Tari Jangget, adalah tar ian untuk upacar-upacara peradatan.
Tarian ini melambangkan keluhuran budi dan susila rakyat
Lampung.
Tari-tarian Daerah Maluku
Tari Cakalele, adalah tar i Perang Yang meluk iskan jiwa
kepahlawanan yang gagah perkasa. (kaskus.com)
34
*Redaksi Mantra
Mantra
KILAS MANTRA
PERPUSTAKAAN USD
KEMBALI GELAR PELATIHAN LITERASI
INFORMASI
Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma kembali menggelar Pelatihan
Literasi Informasi, Rabu-Kamis (17-18)
Maret 2010. Bertempat di Ruang
Workstation Perpustakaan USD Kampus
III Paingan (Rabu) dan di Ruang
Workstation Perpustakaan USD Kampus
II Mrican (Kamis), acara tersebut
disambut antusias oleh mahasiswa.
Terbukti dengan total peserta 117 orang.
Dengan pembimbing yang
berpengalaman, yakni Drs. Paulus
Suparmo S.S., M.Hum. dan YP. Suprianto,
S.Sos., peserta diajak untuk menjelajah
situs-situs yang bisa digunakan sebagai
referensi penelitian mahasiswa.
Sumber-sumber informasi tersebut
tentunya dapat dipertanggungjawabkan
keabsahannya.
Mengulik informasi yang diberikan
selama pelatihan berlangsung, situs-situs
yang dimaksud adalah proquest, ebsco,
cengage dan skripsi/tugas akhir PUSD
sendiri. ”Selama ini, Universitas Sanata
Dharma telah bekerjasama dengan
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan Nasional dan
Kopertis Wilayah V memberikan akses
gratis untuk basis data jurnal elektronik
tersebut. Namun, banyak mahasiswa yang
belum mengetahuinya,” tutur Pak
Suparmo ketika membimbing mahasiswa
pada saat pelatihan di R. Workstation
Perpustakaan USD Kampus II Mrican.
[Nungki Prabawati M.]
35
Mantra
KILAS MANTRA
SEMINAR KESEHATAN
Dalam rangka Dies Natalis Asrama
Syantikara yang ke-58, panitia dies
mengadakan seminar kesehatan yang
berjudul “Perencanaan Gizi dan
Penyuluhan Eating Disorder.” Seminar ini
adalah rangkaian dari acara dies yang
bertema “Syantikara Healty Agent.”
Seminar diselenggarakan pada hari Sabtu,
20 Maret 2010 di ruang seminar Menza
Syantikara jalan Colombo no. 1
Yogyakarta. Peserta yang mengikuti
seminar tidak hanya dari Syantikara
tetapi terbuka untuk umum. Peserta yang
hadir dalam seminar berjumlah 110
peserta.
Seminar dibagi dalam dua sesi.
Sesi pertama membahas bagaimana cara
kita memilih makanan yang sehat dan
seimbang dengan asupan gizi yang
dibutuhkan oleh tubuh kita. Sedangkan
sesi kedua membahas mengenai akibat
dari kekurangan gizi tersebut. Setiap
akhir sesi diwarnai dengan tanya jawab
dari peserta dan narasumber.
Tiga narasumber yang dihadirkan
untuk menguatkan acara yakni M. Ridwan
Ansari, Nur Cahyono, dan Fasty Arum
Utami. Ketiganya berasal dari Nutrifers
Kedokteran Universitas Gajah Mada
Yogyakarta. Peserta yang hadir dalam
seminar ini sangat antusias dan sangat
tertarik dengan seminar ini.[Theresia Ni
Putu T.]
36
Mantra
PRIMBON
PISCES
(20 Februari-20 Maret)
Umum: Perlu sedikit spekulasi dalam usaha. Namun Anda yang harus memonitor
semua usaha yang dijalankan. Kesehatan banyak mengalami kemajuan setelah
mengalami masa sulit. Terus berjuang untuk sembuh. Terkadang, keuangan Anda
minim sampai untuk keperluan sehari-hari saja tidak mencukupi. Karena itu, cobalah
untuk menyisihkan sedikit demi sedikit setiap bulannya.
Cinta: Pikiran Anda terbagi antara menghabiskan waktu sama pasangan atau keluarga untuk bertemu
dengan jejaring baru. Positif thinking saja, sehingga hati bisa tenang dan tentram.
ARIES
(21 Maret-20 April)
Umum: Kadang kenyataan tak selalu sama dengan harapan. Jika itu terjadi, jangan
emosi. Kesabaran kamu sedang diuji saat ini. Kuncinya adalah kesalahan dan
ketenangan dalam bertindak. Pembayaran utang yang dilakukan oleh teman pada Anda
mungkin sedikit mundur. Jangan risau, Anda tidak akan kekurangan karenannya. Jangan
sampai diterapkan bunga. Cinta: Usaha mulai ada tanda-tanda membaik. Anda harus diberi ucapan selamat atas keberhasilan
meredam emosi pasangan yang sering meledak-ledak.
TAURUS
(21 April-21 Mei)
Umum: Sepertinya Anda harus mendengar saran dari keluarga karena keuangan
adalah masalah serius. Jangan disepelekan. Usaha yang Anda jalankan sedang
dalam keadaan genting. Coba mencari solusi tepat untuk usaha Anda. Kalau perlu
konsultasi ke orang yang ahli. Hilangkan segala sikap pesimis, kurangilah makanan
tinggi lemak sedikit demi sedikit.
Cinta: Dia butuh dukungan atas situasi yang tidak menentu. Beri dia pelukan hangat. Siapa tahu bisa
membantunya menghadapi situasi sulit yang tengah dihadapi. Dengan kata-kata mesra dan sanjungan-
sanjungan itulah yang bikin hatinya bergairah kembali.
37
Mantra
PRIMBON
GEMINI
(22 Mei-21 Juni)
Umum: Bisnis yang Anda geluti benar-benar menguras pikiran. Anda bersiap-siap
menerima risiko apa pun yang terjadi. Persoalan yang dihadapi sampai saat ini adalah
Anda kurang percaya diri dalam menjalankan setiap pekerjaan. Coba pede! Jangan takut
menghadapi apapun. Dana Anda saat ini cukup berlebih dan sangatlah menunjang segala
langkah rencana Anda. Cinta: Perjalanan cinta Anda dengan Sang Kekasih, tampaknya akan berakhir. Anda harus bersikap arif
dan bijak dalam menerima itu. Jaga batas-batas yang ada.
CANCER
(22Juni-22Juli)
Umum: Pengeluaran yang terkontrol membuat Anda nyaman untuk menapaki hari
demi hari. Bulan ini penuh makna untuk Anda. Karier menanjak, penghasilan
bertambah dan kesempatan yang lain terbuka lebar. Ingat, jangan terus
mengharapkan sesuatu yang besar tanpa diikuti tindakan yang nyata. Cinta: Pada dasarnya hubungan asmara Anda sama dia sedang harmonis. Dia
berharap ingin dimanja dan dilindungi. Jadi berikan perhatian yang besar padanya.
Bila hati tetap tenang dan tidak emosi, maka tidak sulit untuk menciptakan suasana yang lebih bahagia lagi.
LEO
(23 Juli-21 Agustus)
Umum: Keuangan Anda saat in i cukup untuk mempersiapkan acara di akhir tahun
nanti. Tapi, jangan terlalu boros. Kegagalan dalam mencari proyek baru terkadang
membuat Anda putus asa. Ayo, Anda harus tetap berusaha karena tahun yang baik
akan datang. Tanda-tanda yang baik sekali, akan tetapi itu juga merupakan batu ujian
bagi Anda. Strs yang cukup lama diderita membuat Anda bergan tungan dengan yang
namanya obat. Cobalah untuk melakukan penyegaran ke tempat-tempat yang membuat Anda tenang.
Cinta: Anda terlalu menaruh rasa curiga yang terlalu berlebihan. Sehingga hal ini membuat hubungan
Anda sering mengalami konflik dan sulit untuk dipertahankan , percuma mendengarkan omongan orang
lain.
38
PRIMBON
Mantra
VIRGO
(22 Agustus-23 September)
Umum: Banyak hal yang menarik yang akan Anda temui dalam perjalanan bisnis,
terkadang Anda harus sabar menghadapi itu semua. Jangan langsung putus asa.
Pekerjaan yang akan anda kerjakan sepertinya harus diseleksi lagi. Kalau perlu
diskusikan dengan atasan atau rekan kerja. Saat ini sedang mengalami kondisi yang
kurang baik untuk beraktivitas. Perbanyak istirahat dan jangan memaksakan diri untuk
melakukan hal-hal yang tidak perlu.
Cinta: jangan terlalu berfikir negatif terhadap si dia. Sikapnya yang selalu menekan Anda mungkin kerena
pekerjaannya yang sangat menumpuk. Dia sebenarnya membutuhkan Anda. Cobalah mengalah, agar
permasalahan ini segera menemui titik temunya.
LIBRA
(24 September-23 Oktober)
Umum: Jangan pernah mencoba bidang yang belum pernah Anda geluti. Lebih baik
minta saran dari para ahli agar kondisi keuangan Anda tetap kondusif. Memang
awalnya agak susah bagi Anda yang baru menjalani. Tapi, sepertinya Anda akan sukses
dengan usaha Anda. Hindari mengkonsumsi makanan berminyak untuk sementara.
Hati-hati radang tenggorokan. Jangan terlalu cemas, pemasukan masih relatif libih
tinggi dibanding hari-hari kemarin.
Cinta: Kecemburuan dia sudah mulai berlebihan, Anda harus bisa menghentikannya. Jangan biarkan
kecemburuan dia berubah menjadi kemarahan. Jauhi dari pikiran yang ngeres dan hanya bikin hati tak
tenang saja.
SCORPIO
(24 oktober-22 November)
Umum: Kesempatan untuk mendapatkan posisi yang Anda inginkan sepertinya segera
terealisasi. Anda harus bisa mengambil sikap. Jangan karena uang di saku tampak tebal
sehinga ingin beli yang macam-macam, ingatlah akan kebutuhan yang lebih penting.
Banyak faktor yang harus Anda pikirkan untuk menjaga kesehatan.
Cinta: Wajar untuk cemburu sama dia. Tapi, jangan sampai menimbulkan pertengakaran
yang memicu keretakan hubungan. Anda harus lebih dewasa dalam berpikir. Jadikanlah ini pelajaran, agar
dalam segala tindakan sebaiknya dipikirkan betul-betul, jangan suka meremehkan persoalan yang ada.
Sumber: h ttp://www.banyumukti.com/ramalan-bintang-dan-horoskop/
39
PRIMBON
Mantra
SAGITARIUS
(23 November-22 Desember)
Umum: Anda adalah seorang marketing yang hebat dalam setiap penjualan. Anda
tergolong nomor wahid. Pertahankan terus karena hal itu sangat membantu karier
Anda. Coba periksakan kesehatan ke dokter. Karena, penyakit yang Anda derita
belum pulih sepenuhnya. Atau, coba cari jalan alternatif. Jangan sampai terlambat.
Keuangan akan mengalami peningkatan dari kerja keras selama ini. Jangan memberi
harapan pada orang lain jika diri Anda memang tak ada kemampuan untuk itu.
Cinta: Masalah Anda dan dia cukup tenang. Hubungan pun kembali mesra. Jadi, jangan biarkan orang
ketiga ikut campur dalam hubungan Anda berdua saat ini. Berita baik akan menghapiri Anda. Komunikasi
perlu dihidupkan kembali, agar suasana tidak terus memanas.
CAPRICORN
(22 Desember-20 januari)
Umum: Anda tak terlalu menuruti gengsi karena akan bisa jungkir balik sendiri.
Cobalah bersikap lebih merendah atau low profile. Waktu istirahat terbuang percuma
karena Anda terlalu sering memforsir tenaga sampai larut malam. Cobalah atur waktu
istirahat yang cukup. Pertahankan situasi agar tetap stabil dengan tetap rajin melakukan
inovasi dan kreasi baru.
Cinta: Anda terlalu lama memendam rasa cinta terhadapnya. Si dia sudah bersama yang lain. Cobalah
untuk pindah ke lain hati. Masih terasa menjengkelkan karena sikapnya yang memang kadang sulit untuk
dimengerti.
AQUARIUS
(20 Januari-20 Februari)
Umum: jangan buang kesempatan untuk memperbesar pendapatan. Terima saja
semua tawaran yang ada. Tapi ingat, harus teliti dan selektif. Jangan terlalu berambisi
guna mendapatkan jabatan yang Anda inginkan. Minggu ini tampak lebih
menyenangkan dan membikin hati bahagia. Bisa jadi Anda stres, bila tidak
kesampaian. Buktikan saja dengan kinerja yang baik. Waktu istirahat terbuang
percuma, karena Anda terlalu sering memforsir tenaga sampai larut malam. Cobalah atur waktu istirahat
yang cukup. Keuangan, masih tetap stabil dan terjaga.
Cinta: Anda terlalu lama memendam rasa cinta padanya. Kini, dia sudah bersama yang lain. Cobalah untuk
pindah ke lain hati. Bagi yang berpasangan, sebaiknya kurangilah kata-kata pedas Anda, karena itu akan
menumpuk rasa jengkel dalam hatinya. [Theresia Ni Putu Trisnawati]
40
Mantra
SERAT PEMAOS
To: mbak Riris (baby dool)
Semangat ya mbak nyusun skripsine. Jangan banyak ngeluh.. Adex selalu
mendukungmu. N buat mbak2 yang lagi sibuk nyiapin
“Mantra” sukses selalu yauw..
Fenny
Ucup
Permisi… Ucup cute mau numpang tenar… Special salam bwt mantan2ku… (Luna Maya, Sandra Dewi, Omaswati) suatu saat nanti entah bisa atau nggak aku pasti lebih terkenal dari kalian semua… J Buat temen tidurku (Vincent, Novi, Nopin, Dustin) Ayo bobok lagi!
anggi
Special salam part II (Kelanjutan salam edisi kemarin)
Hidup S’SIVTA “Mari kibarkan bendera persahabatan
di seluruh halaman rumah…”
Salam termanis buat cintaku, my honey bunny sweety “Elizha-Chitra”
Salam tersadisbuat pembantuku “Jessica-Chandra” yang tak pernah dianggap
sebagai bagian dari S’SIVTA….. hahaha..Hidup PBSID ’08!
Hallo………
Buat Kakak Q Marietta tetap semangat ya kuliahnya!!!
Se moga cepat lulus kuliahnya!!
41
gita
Mantra42
SERAT PEMAOS
Untuk: @yunero jelex: Jelex… met ulang tahun ya… Semoga sema kin baikn ditahun ini, syg ma keluarga klaten n sedayu, study lancer, ma smakin cnt ma mama…amien. Pokoknya luph u pull duah… @buat fr.Eko, yayan, fajar, dan temen2 pingit semua, syuk ku adakan camping capter 6… yuks.. Relax’s
Devi
DeniBuat anak-anak Mantra..keep fight yooo...
Evi
H ay...hay...ha y... . S ’lam at yew buat k’2 yang la gi ner bit “M AN TR A” ho ...ho..ho...Q mau cr im sa la m nic h, , buat friend’z P. Se ja rah N ’ ido la k_ozt SWA.. .mga “Suk ses N ’ cita pun t ’capa i se mua nya duee echhh...
Merry
S’lam2nya buat anax2 P. Sejarah yang cuantix2 n’
guanteng2, buat idolanya anax SWA Music n’ anak
Ketapang yang keren2 abizzz.. ....heeeee.....