Mantra 2 Jadi

42
Mantra 1 KOMAT KAMIT KENALI MILIKMU, KAWAN! Salam MANTRA! Sahabat MANTRA, kali ini MANTRA hadir dengan rentetan kasus yang dapat kami angkat guna meramaikan edisi ini. Perjalanan ke Desa Klakah yang dilakukan oleh tim telah membuahkan kisah-kisah yang patut kita simak bersama. Klakah merupakan sebuah desa kecil di wilayah Boyolali yang kaya akan kesenian tradisionalnya. Bawurku-Kesenianku menjadi laporan utama kami dalam edisi kedua ini. Laporan yang kami kemas sengaja dihadirkan untuk memberi informasi kepada pembaca tentang bagaimana nafas kesenian Bawur masih dapat bertahan hingga saat ini. Isu klaim yang merebak dewasa lalu, hendaklah kita jadikan cerminan bersama. Kurang bijak tentu, jika kita melihat fakta yang demikian hanya dari satu sisi. Hingga muncul emosi sesaat untuk saling menyalahkan. Akan lebih bijak, jika kita merenung sejenak. Instropeksi diri tentu menjadi sebuah keharusan yang layak kita kerjakan. Bukan hanya sekedar tahu, tapi mari kita kenali budaya dan aneka macam warisan yang ditinggalkan oleh pendahulu negeri ini. Akhir kata, semoga tulisan-tulisan yang kami sajikan dapat memberi informasi dan pengetahuan baru bagi pembaca MANTRA. Sebelum mengakhiri sapa ini, tidak lupa keredaksian MANTRA juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Sukadi selaku dosen pembimbing PPL hingga MANTRA edisi kedua ini dapat lahir tepat pada waktunya. Akhir kata selamat membaca! KEREDAKSIAN MANTRA

Transcript of Mantra 2 Jadi

Page 1: Mantra 2 Jadi

Mantra 1

KOMAT KAMIT

KENALI MILIKMU, KAWAN!

Salam MANTRA!

Sahabat MANTRA, kali ini MANTRA hadir dengan rentetan kasus yang dapat kami

angkat guna meramaikan edisi ini. Perjalanan ke Desa Klakah yang dilakukan oleh tim telah

membuahkan kisah-kisah yang patut kita simak bersama. Klakah merupakan sebuah desa kecil di

wilayah Boyolali yang kaya akan kesenian tradisionalnya. Bawurku-Kesenianku menjadi laporan

utama kami dalam edisi kedua ini. Laporan yang kami kemas sengaja dihadirkan untuk memberi

informasi kepada pembaca tentang bagaimana nafas kesenian Bawur masih dapat bertahan

hingga saat ini.

Isu klaim yang merebak dewasa lalu, hendaklah kita jadikan cerminan bersama. Kurang

bijak tentu, jika kita melihat fakta yang demikian hanya dari satu sisi. Hingga muncul emosi

sesaat untuk saling menyalahkan. Akan lebih bijak, jika kita merenung sejenak. Instropeksi diri

tentu menjadi sebuah keharusan yang layak kita kerjakan. Bukan hanya sekedar tahu, tapi mari

kita kenali budaya dan aneka macam warisan yang ditinggalkan oleh pendahulu negeri ini.

Akhir kata, semoga tulisan-tulisan yang kami sajikan dapat memberi informasi dan pengetahuan

baru bagi pembaca MANTRA.

Sebelum mengakhiri sapa ini, tidak lupa keredaksian MANTRA juga mengucapkan

terima kasih kepada Bapak Sukadi selaku dosen pembimbing PPL hingga MANTRA edisi kedua

ini dapat lahir tepat pada waktunya. Akhir kata selamat membaca!

KEREDAKSIAN MANTRA

Page 2: Mantra 2 Jadi

Mantra2

MENU MANTRA

Dosen Pembimbing: Drs. G. Sukadi;

Pemimpin Umum: Nungki Prabawati

Mulyono; Pemimpin Redaksi: Nungki

Prabawati Mulyono; Sekretaris: Riris

Berliani; Bendahara : Kanti Rahayu;

Rancang Grafis: Herlinda Mipur

Marindang; Devisi Perusahaan:

Theresia Ni Putu Trisnawati; Marietta Sri

Hermawatiningsih; Staff Redaksi:

Erniati Thomas Moda, Laurentia Erika

hartantri, Indri widhihastuti.

Redaksi menerima sumbangan tulisan

dan gambar terkait isi rubrik (Surat

Pembaca, Opini, Resensi Buku/Film,

Karikatur, Foto, dan Saran Kritik untuk

MANTRA). Tulisan diketik rapi, huruf

Times New Roman 12, spasi 1.5,

maksimal 2 halaman kuarto, dan disertai

CV/data diri.

Redaksi berhak menyunting tulisan

sejauh tidak mengubah isi.

Alamat: Sekretariat PBSID Universitas

Sanata Dharma Mrican,

Tromol Pos 29 Yogyakarta

Komat-Kamit... 1

Ngudar Perkara... 3

Klinong-Klinong...6

Urun Rembug... 8

Lakon... 10

Urun Rembug... 13

Ngudar Ukara... 14

Resensi... 18

Cerpu... 20

Potret... 21

Cerpu... 23

Info Mantra... 27

Kilas Mantra... 35

Primbon... 37

Serat Pemaos... 41

Page 3: Mantra 2 Jadi

3

NGUDAR PERKARABAWURKU KESENIANKU

“Walaupun harus merogoh kantong, kami rela asal kesenianku tetap maju.”( Ronto,

salah satu tokoh dalam kesenian Campur Bawur Krido Budoyo)

Kasus klaim Malaysia yang pernah menggegerkan Indonesia beberapa waktu

silam merupakan bukti nyata bahwa bangsa ini kurang memperdulikan kesenian

yang sudah dimiliki. Benar ada istilah yang mengatakan bahwa seseorang akan

merasa kehilangan ketika orang lain telah mengambilnya.

Hal inilah yang akan menuntun kita untuk menilik,

bagaimana kesenian daerah itu hidup dan tetap lestari di

suatu daerah tertentu? Tulisan ini akan mencoba menguak

napak tilas kesenian-kesenian daerah yang masih hidup dan

berkembang khususnya di desa Klakah, Selo, Boyolali.

Campur Bawur, Ketoprak, Topeng Ireng, Kobro Siswo, dan Soreng adalah jenis-jenis

kesenian yang masih langgeng hingga saat ini di desa tersebut.

“Campur Bawur atau dalam istilah Jawa dikatakan obahe ngawur adalah

sebuah kesenian daerah yang mengisahkan buku Ramayana yang diperagakan oleh

sekelompok orang dalam sebuah cerita bisu (tarian) dan diiringi musik gamelan,”

tutur Suhartono saat kami temui di kediamannya. Kesenian Campur Bawur ini

sudah ada sejak zaman nenek moyang ratusan tahun yang lalu, sehingga kesenian

tersebut merupakan tradisi turun-temurun.

Seperti yang telah dipaparkan di atas, kesenian Campur Bawur merupakan

jenis kesenian yang lumayan tinggi nilainya, selain sebagai gambaran buku

Ramayana, juga merupakan salah satu bentuk kepedulian masyarakat terhadap

kesenian yang mereka miliki. “Walaupun harus merogoh kantong, kami rela asal

kesenianku tetap maju,” ucap Ronto (43). Tidak dapat dipungkiri memang, agar

tetap eksis mereka harus mengeluarkan uang sekitar 60 juta untuk membeli kostum

Mantra

Page 4: Mantra 2 Jadi

4

NGUDAR PERKARAbeserta kelengkapanya. “Uang 60 juta itu kami gunakan untuk membeli 20 jenis

kostum pakaian yang kesemuanya berpasangan,” ungkap Jumarno salah satu crew

dalam Campur Bawur tersebut.

Mirisnya, biaya tersebut semuanya dari swadaya masyarakat. “Jangankan dari

pemerintah atas, pihak kecamatan saja belum pernah memberi uang kepada kami,”

jelas Suhartono. “Pemerintah memang sering memanggil kami untuk pentas dalam

acara mereka, tetapi belum sekalipun memberi bantuan financial untuk

mengembangkan kesenian ini. Kalau sudah begini, patut ditanyakan juga

penyebabnya. Apa karena masyarakat kurang giat mencari dana ataukah memang

dari pemerintahan tidak mau tahu tentang kesenian yang ada,” tambah Suhartono

dengan nada menyelidik.

Pelestarian kesenian ini tergolong susah-susah gampang. Menurut

Suhartono, masyarakat masih getol (belum pernah kendor dan masih semangat-red)

untuk mempertahankan kesenian ini. Selain itu pemuda dan remaja juga masih

kukuh mempertahankannya karena mereka handarbeni (saling memiliki) terhadap

kesenian Bawur. Permasalahan-permasalahan yang muncul baik ketika pentas

maupun pasca pentas dapat kami atasi dengan mudah karena rasa handarbeni yang

sangat kuat. “Proses regenerasi pun tidak terlalu sulit,” ujar Suhartono.

Mantra

Jumlah pemain Bawur di desa Klakah sendiri

berkisar 47 orang. Terdiri dari orang muda dan

orang tua. Sebagian besar pemain adalah pemuda-

pemuda yang tampan lagi gagah. Peran Buto

Kenthes, Raksasa Merah, Raksasa Hijau, Prajurit,

Kera Hitam, Burung Beri, Burung Betet, dan Kera

Putih semuanya diperankan oleh pemuda. Sedangkan Tembem, Pentul, Prabu

Kresna, Pengapit, Prabu Rahwana, Basukarna, Prabu Romo, Buto Cakil, dan lain

sebagainya didominasi oleh orang-orang yang umurnya lebih tua atau dituakan.

Dalam sekali pentas mereka mampu melaksanakan 2-3 babak dalam kurun waktu

yang sama yaitu 2-2,5 jam.

Page 5: Mantra 2 Jadi

5

NGUDAR PERKARAUnsur Mistis

“Bukannya kami musrik atau menduakan Tuhan atau mentuhankan sesuatu,

tetapi sebelum pentas ada beberapa hal yang harus kami siapkan. Salah satunya

yaitu sesajen,” tutur Suhartono. Hal ini dimaksudkan agar semuanya dapat berjalan

lancar tanpa ada hambatan atau rintangan yang diyakini datang dari roh nenek

moyang kita. Sesajen umumnya meliputi, Tumpeng, Bunga, Palaw ija, Kelapa,

Minuman Teh dan Kopi, Rokok Besar-Kecil, Benang, dan Kemenyan.

Sebenarnya sesajen merupakan salah satu cara untuk mengantisipasi kalau

ada pemain yang kesurupan. Biasanya, bagi pemain yang kesurupan (kerasukan)

akan segera diberi minum air kembang agar langsung bisa pulih. Ritual

penyembuhannya pun cukup unik, ketika ada pemain yang kerasukan pemain lain

harus menanyakan apa yang diminta dan harus segera melaksanakannya. Jika ada

pemain yang kerasukan, juga harus langsung diobati karena kalau tidak orang

tersebut sembuhnya akan lama. Mengungkit masalah sesaji, “Pernah mbak dulu, ada

salah satu sesajen yang kurang dan efeknya penonton yang kena,” Tutur Jumarno.

Menyinggung Masalah Klaim

Saat d isinggung mengenai kasus klaim yan g dilaku kan oleh negara tetangga,

Su hartono secara b lak-b lakan men jawab “no com ment” dengan nada sedikit

bercanda. Men urutnya, kalau kesenian itu b enar-ben ar kita jaga dan lestarikan,

kemungkinan untuk diaku negara lain amatlah kecil.

Berb eda dengan tanggapan Suhartono, Ibu Sarmi (42) warga Klakah saat

ditanya mengenai masalah tersebut m engungkapkan rasa ketidakpuasannya

terhadap aturan yang melindungi b udaya negeri ini. Di samping itu juga, pemerintah

dianggap lalai dan belum b ertindak tegas terhadap kasus yang b erulang kali

menimpa bangsa ini. “Masalah klaim tersebut adalah kesalahan pemerintahan itu

sendiri. Kenapa setelah negara lain mengakui kesenian itu milik mereka,

pemerintah merasa marah. Selama ini di mana kepedulian mereka terhadap

kesenian tersebut,” ungkapnya. [Marietta Sri Hermawatiningsih, Indri

Widhiastuti]

Mantra

Page 6: Mantra 2 Jadi

MERAJUT INDAHNYA KOTA BOYOLALI,

DESA KLAKAH

Matahari tersenyum menyambut pagi nan cerah. Hiruk-pikuk kota Yogyakarta pagi itu,

Sabtu (7/3/10) seakan mengiringi langkah kami untuk menelisir hari. Tepat pukul 07.30 WIB

kami berangkat dari Jogja menuju Desa Klakah yang terletak di Boyolali.

Perjalanan panjang yang hampir kami tempuh

selama dua jam hingga tempat tujuan itu menyisakan

guratan pengalaman yang sangat berkesan. Suasana asri

masih terlihat di sana-sini. Salah satu tempat yang

membuat takjub akan eloknya pemandangan yakni

kampung Penyemai. Sepanjang jalan dan sejauh mata

memandang yang terlihat hanya tatakan bibit tanaman

cabai, tomat, dan ketimun di kanan-kiri jalan. Dominasi

warna hijau dan kesegaran daunnya yang melambai-

lambai karena hembusan angin pagi seakan menyejukkan

hati. Menurut warga sekitar bibit tersebut termasuk bibit unggul yang siap untuk ditanam.

Jalan yang berkelok-kelok seakan memacu adrenalin hingga puncak ketegangan kian naik

sampai ke ubun-ubun. Objek-objek wisata yang sempat kami lewati di antaranya Selo, Ketep,

dan Kedung Kayang. Tepat pukul 09.30 WIB kami sampai di tempat tujuan yakni di desa

Klakah.

Klakah, sebuah desa kecil yang subur nan indah. Nuansa alam pedesaan masih sangat

terasa asri. Hawa dingin berselimut kabut menambah nuansa jelajah yang fantastik. Aneka kebun

buah dan sayur-mayur, serta penduduk yang ramah-tamah menjadi satu paket yang hampir

mencapai titik kesempurnaan.

Hingga tak terasa matahari pun mulai naik. Perjalanan berlanjut hingga penyusuran ke

rumah-rumah warga. Warga Klakah merupakan warga asli yang tinggal dan bermukim di tempat

tersebut secara turun temurun. Rumah-rumah joglo yang berjejer rapi dengan pelataran yang

lumayan luas bersandingkan kebun buah dan sayur seakan membuat nilai tambah tersendiri bagi

desa ini. Kebanyakan warga di dusun Klakah memang bekerja sebagai petani buah dan sayur.

6

KLINONG-KLINONG

Mantra

Page 7: Mantra 2 Jadi

Dalam perjalanan pulang, kami sempat singgah ke salah

satu objek wisata yang ada di Selo, Bonyolali. Kedung Kayang

namanya. Kedung Kayang merupakan objek wisata alam yang

indah, sebab terdapat air terjun yang sangat elok. Pengunjung

tempat wisata tersebut kebanyakan pasangan muda-mudi.

Sudah menjadi rahasia umum memang, jika tempat tersebut

dikenal sebagai tempat “sumpah pemuda” atau istilah populernya

“tempat untuk berpacaran”. Istilah ini ternyata juga dibenarkan

oleh Bapak Harto (56). Menurutnya, muda-mudi yang datang ke tempat itu memang untuk

menyemai kasih. “Apalagi suasananya yang mendukung seakan membuat mereka betah berlama-

lama di tempat ini,” tutur bapak yang berprofesi sebagai penjual somai di tempat itu.

Selain keindahannya yang menawan, penduduk yang bermukim di sekitar wilayah

tersebut juga memanfaatkannya sebagai lahan bisnis. Banyak penjual di sepanjang jalan masuk

kawasan objek wisata, terutama penjual minuman. Objek wisata Kedung Kayang ini terdiri dari

beberapa bangunan di antaranya rest area, perpustakaan, terowongan, masjid, home stay, dan

warung makan. Keindahan alam yang dapat dinikmati oleh pengunjung yakni air terjun Kedung

Kayang dan Kebun Strowbery.

Kami pun mencoba menjajaki beberapa bangunan yang ada, salah satunya terowongan

yang membuat kami penasaran. Namun sayang, karena pada waktu itu kondisi terowongan

penuh dengan air, kami pun tidak dapat memasukinya. Kondisi terowongan memang tidak

terawat. Dari luar pun kondisi terowongan sangat memprihatinkan. Untungnya, dari depan

terowongan itu masih dapat terlihat meski ada tanaman yang tumbuh di atas dan di samping

kanan kirinya. Hal ini hendaknya mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah setempat.

Cukup lama kami berjalan-jalan dan menikmati indahnya alam Kedung Kayang, sampai

kami diingatkan oleh sinar matahari yang mulai meredup. Tepat pukul 16.15 WIB kami

meninggalkan objek wisata itu, dan dengan berat hati kami pun mulai beranjak. “Kedung

Kayang, sampai jumpa lagi. Semoga kelak aku dan teman-temanku akan kembali lagi ke tempat

ini,” bisikku lirih. [Kanti Rahayu]

7

KLINONG-KLINONG

Mantra

Page 8: Mantra 2 Jadi

8

URUN REMBUG

Mentalitas bangsa Indonesia yang

lebih mengagungkan budaya luar

daripada budaya sendiri bukan bahan

gunjingan baru lagi. Sifat tersebut

menjadi salah satu penyebab lemahnya

citra kita sebagai bangsa yang berdaulat

dan gagah perkasa seperti lambang

negara kita yaitu burung garuda.

Kemajemukan bangsa harusnya

menjadi identitas dan jati diri yang kuat

sehingga dapat mempertahankan

kedaulatan dan kemerdekaan negara.

Faktanya, semakin lama bangsa ini kian

rapuh dan tak berdaya untuk

memperjuangkan produks i-produksi

budaya yang terukir dan lahir dari rahim

ibu pertiwi kita.

Maraknya kasus klaim yang

dilakukan oleh bangsa tetangga

merupakan bukti nyata lemahnya

perlindungan terhadap kebudayaan

tradisional di Indonesia. Kasus-kasus

tersebut juga merupakan teguran atas

kepedulian dan nasionalisme bangsa kita

yang selama ini sering dipertanyakan.

Rentetan kasus klaim yang kian

memanas sekitar pertengahan bulan

Oktober 2007 bermula dari lagu “Rasa

Sayange” disusul kemudian alat musik

angklung, tarian reog Ponorogo,

beberapa motif batik, dan terakhir tarian

pendet menjadi bukti nyata semakin

pudarnya rasa nasionalisme bangsa ini.

Contoh-contoh tersebut hanya

sedikit rangkaian kasus, masih banyak

kasus klaim yang digencarkan bangsa

serumpun tersebut. Intinya mudah saja,

rasa memiliki dan rasa cinta terhadap

segala hal yang dimiliki bangsa ini dirasa

masih sangat kurang. Padahal sikap

tersebut akan menumbuhkan perilaku

masing-masing individu untuk

melindungi dan melestarikan segala hal

yang berhubungan dengan kebudayaan

tradisional yang dimiliki bangsa ini.

Dengan demikian, peran masyarakat

sangat vital untuk melindungi

kebudayaan tradisional baik

pembaharuan legislasi (peraturan

perundang-undangan) maupun

inventarisasi kebudayaan tradisional.

KASUS KLAIM: SALAH SIAPA?

Mantra

Page 9: Mantra 2 Jadi

9

URUN REMBUG

Patut kita renungkan bersama,

pantaskah kita menyalahkan bangsa-

bangsa di luar sana yang terus

menggerogoti manifestasi bangsa ini

padahal kita sendiri sebagai Si empunya

tidak pernah menghargai dan

melestarikanya? Sudahkah kita berpikir

sejenak kasus-kasus klaim yang ada

seharusnya membelalakan mata kita

betapa bangsa ini adidaya?

Entah sampai kapan bangsa ini

akan terus digerogoti dan diusik

kedaulatannya oleh bangsa lain. Itulah

kewajiban kita sebagai generasi penerus

yang harus terus menghargai dan

melestarikan budaya Indonesia agar

kasus serupa kelak kemudian hari tidak

terulang kembali. Perlu ada ketegasan

sikap, keberanian mengambil resiko,

serta bertindak nyata untuk

mempatenkan seni-budaya Indonesia

sebagai identitas bangsa. [Nungki

Prabawati Mulyono]

Mantra

????

?

Page 10: Mantra 2 Jadi

Mantra10

LAKON

GENDING JAWI SEORANG SINDEN KETOPRAK

“Nalikane …. Ro..ing dalu…wong agung mang kang semedi…..”

“Wong ayu…. Mreng wanito…”

Sepenggal lirik lagu “Padang Bulan” yang terdengar sentak

membuat bulu kuduk saya merinding. Lantunan syair dari tiap kata

terdengar begitu merdu. Mengingatkan saya pada seseorang yang

namanya tak asing lagi di dunia sinden, yaitu Waljinah.

Pagi itu kabut tampak menyelimuti dusun Klakah Duwur,

Selo, Boyolali. Tak terlihat pancaran sinar matahari, hanya gumpalan awan putih

yang menghiasi hingga hawa dingin mulai terasa menusuk tulang sumsum. Akan

tetapi bagi warga Klakah, suasana seperti ini sudah menjadi hal yang biasa karena

letaknya yang memang berada di daerah pegunungan.

Hawa dingin tak menyurutkan niatku untuk tetap bertemu dengan ibu

Juminem (43) seorang seniwati di dusun Klakah. Dia adalah seorang sinden (ledek

ketoprak). Kecintaannya terhadap seni membuatnya tetap bertahan menjadi

seorang sinden hingga saat ini. Baginya usia bukanlah penghalang. Justru semakin

bertambah usianya, semakin besar hasratnya untuk tetap melestrarikan tradisi Jawa

khususnya sebagai sinden. Kedatangan saya disambut dengan ramah oleh ibu

Juminem. Saya pun mulai mempersiapkan diri untuk berbincang-bincang bersama

beliau.

Page 11: Mantra 2 Jadi

Mantra 11

LAKON

Aura sinden memang terpancar dari tindak tutur ibu dua orang anak ini. Cara

bicaranya yang ceplas-ceplos mulai menghidupkan suasana. “Kulo niki namung tiang

deso mbak, dadose geh angsale ngendiko ragi kasar (Saya ini hanya orang desa mbak,

jadinya kalau berbicara agak kasar-red),” tuturnya dengan tawa. Kesibukannya

sehari-hari adalah membantu suaminya di sawah, terkadang bila waktu panen tiba

dia menjajakan hasil panennya di pasar terdekat. Kesederhanaan dan rasa nrimo

yang menjadikan keluarga ibu Juminem tetap semangat menjalani kehidupan.

Apalagi dengan kehadiran cucu ke-3 nya, yang menambah kesibukan dan

kegiatannya sebagai seorang simbah.

Pengalamannya manggung menjadi sinden tak hanya di dusun Klakah saja, dia

pernah hijrah ke dusun Takeran, Ngablak, dan pernah juga di kota Magelang Jawa

Tengah. Ditanya soal honor yang didapat dia menjawab dengan tawa lebar.

“Hahaha….,bayarane niku geh namung sekedik mbak, nek biasane kalehatus ewu (Rp

200.000,00). Seng penting geh kulo niku namung kepuasan batin, dadose ajeng

dibayar pinten mawon kulo tampi (Hahaha... bayarannya ya cuma sedikit mbak, kalau

biasanya Rp 200.000,00. Yang penting hati saya puas, jadi mau dibayar berapa saja

saya mau-red),” tutur Juminem. Baginya nyinden adalah salah satu cara untuk bisa

menghibur diri dan menenangkan hatinya.

Selain menjadi sinden, ternyata ibu Juminem tak menolak untuk bermain dan

berperan sebagai salah satu tokoh ketoprak. Biasanya ia berperan sebagai dapuan

pada cerita Ratu Kalinyamat. Karakter yang ia mainkan yaitu menjadi orang tua

yang susah.

Page 12: Mantra 2 Jadi

12 Mantra

LAKON

Lama menjadi sinden, ternyata pahit getir menjadi putri panggung pernah ia

jalani. Pernah pada suatu ketika ia manggung, sering digoda oleh orang-orang iseng.

Masalah yang kadang membuatnya kewalahan adalah perubahan suara karena flu.

Juminem telah 26 tahun menekuni kesenian ini, ia memulainya sejak usia 17

tahun. Semua itu ditekuninya dengan senang hati. Hanya saja darah seni itu tak ada

yang mengalir pada kedua putrinya. Padahal ia berharap ada yang meneruskan

bakatnya.

“La pripun mbak, awake anak-anak kulo niku gede-gede, dadose do boten

purun. Nek kulo kan lemune angsale tuo niki, riyen kulo awake langsing (Ya mau

bagaimana lagi mbak, badan anak-anak saya besar-besar jadinya tidak mau. Kalau

sayatuanya saja yang gemuk, dulunya badan saya langsing),” tuturnya dalam bahasa

Jawa. “Saya jadi berpikir, apakah anak muda saat ini tak tertarik dengan kesenian

tradisonal khusunya sinden,” tambahnya.

Tak terasa sudah setengah jam lebih perbincangan saya dengan ibu Juminem,

hingga air teh panas yang disuguhkan menjadi dingin. Sinar matahari pun sudah

tampak di luar, hawa dingin sedikit demi sedikit telah menghilang. Sebelum pamit,

ibu Juminem sempat berpesan pada saya, bahwa jangan sampai meninggalkan

kesenian tradisional, kalau bisa generasi mudalah yang melanjutkan dan

melestarikannya. Saya mengangguk dan segera pamit untuk kembali pulang ke

Jogja.[ Riris Berliani ]

Page 13: Mantra 2 Jadi

13Mantra

URUN REMBUG

TIPS JITU ATASI BAU BADAN

Setiap orang mendambakan penampilan yang bersih dan terawat dari ujung kaki

sampai ujung rambut. Tetapi, kesempurnaan itu bisa saja ternodai kalau kita memiliki

masalah bau badan (BB) yang tak sedap. Terutama bagi Anda yang tingkat mobilitasnya

tinggi. Ancaman keringat dan bau badan siap meneror dan menghantui. Bau badan seperti

musuh yang setiap saat bisa merontokkan kepercayaan diri. Persoalan ini pun dapat

merembet ke masalah lain, seperti: relasi terganggu, menurunnya produktivitas, dan

kreativitas.

Cara-cara jitu kadang dilakukan orang untuk menghilangkan bau badan, seperti:

pemakaian parfum dan deodorant. Pertanyaannya, apakah cara tersebut ampuh?

Ternyata, pemakaian parfum dan deodorant tidak dapat langgeng mengusir BB karena

hanya sementara waktu.

Cara lain yang bisa kita coba untuk mengatasi masalah ini adalah minum jamu dan

mandi sauna. Hal ini dapat menghilangkan bau badan tak sedap. Selain minum jamu dan

mandi sauna, masih ada praktik tradisional lain yang bisa dengan mudah dilakukan

sendiri di rumah, yakni: mandi rebusan daun sirih. Sudah sejak dulu daun sirih dipercaya

dapat menghilangkan bau badan karena mengandung minyak atsiri. Penggunaan daun

sirih untuk menghilangkan bau badan memang sangat ampuh. Cara penggunaannya

adalah: Rebus daun s irih sebanyak 0,5 kg dalam 1 liter air. Tunggu rebusan itu hingga

mendidih. Kemudian angkat dan campur dengan air dingin hingga hangat-hangat kuku.

Setelah itu, gunakan hasil rebusan daun sirih tersebut untuk mandi. Daun sirih juga dapat

diminum. Caranya, sediakan lima lembar daun sirih dan lima gelas air putih. Rebus

campuran tadi hingga masak. Setelah mendidih dan dingin, minum airnya. Selama tiga

hari berturut-turut minum dua gelas air rebusan daun sirih setiap hari.

Nah, mudahkan tips untuk menghilangkan bau badan? Jadi jangan kawatir bagi

kalian yang memiliki masalah bau badan. Semoga tips ini dapat membantu teman-teman

yang mempunyai masalah bau badan tak sedap. [Erika Hartanti]

Sumber: h ttp://www.dechacare.com/Cara-Cepat-Terhin dar-dari-Bau-Badan-dan-Bau-Mulut-I350.html

Page 14: Mantra 2 Jadi

14 Mantra

NGUDAR UKARA

BERMAIN KETOPRAK: Antara Profesi dan Hobi

Istilah ketop rak tentu su dah tidak asing lagi di telinga kita, tetapi ketop rak

yang in i bukan ketoprak makanan, melainkan kesenian daerah yang sampai

sekarang masih ada dan berkembang di d aerah-d aerah tertentu. K etrop rak

adalah seni pertu nju kkan teater atau drama sed erh ana yang kental dengan

tradisi Jawa. Ketroprak lahir sekitar ab ad ke-20, di Klaten Jaw a Tengah.

Cerita ketoprak atau Babat meru pakan cerita yang diambil dari cerita

kerajaan-kerajaan zaman dahulu. Sehingga ap abila diresapi benar-benar cerita

ketoprak ad alah cerita sejarah . Misalnya, seperti babat Singosari yang

menceritakan perebutan wilayah antara Singosari dan Tum apel yang dilaku kan

oleh saud ara kandung karena bujukan dari pihak luar. Selain itu ada cerita

mengenai “Pusoko Kyai Brongsot Setan Kober” yang berhasil d ipentaskan pada

hari Minggu 7 Maret 2 010, pad a pukul 21.15 WIB di desa Klakah Ngisor yang

diperankan oleh 1 0 orang.

“Bermain ketoprak bukanlah profesi utama saya, tetapi hobi dan kebanggaan

tersendiri bagi saya.” (Kasdi, sesepuh sekaligus pemain kesenian ketoprak)

Di desa Klakah Duwur, kecamatan Selo , kabupaten Boyolali sendiri

ketoprak lahir sekitar tahun 1990-an. “Sekitar 20 tahun ketoprak hidup dan

berkembang di desa Klakah,” tutur Kasdi sesepuh kesenian ketoprak. Selama itu

pula Kasdi menjabat sebagai sesepuh. Banyak pengalaman dan tantangan yang

dihadapi dalam melestarikan kesenian ketoprak.

Biaya merupakan salah satu tantangan yang harus benar-benar

diperhatikan dalam melestarikan kesenian ketoprak ini. Bukan hal yang

gampang ketika sesuatu itu sudah dibenturkan dengan masalah biaya. Biaya

tersebut digunakan untuk melengkapi ko stum dan segala perlengkapan alat

ketoprak.

Page 15: Mantra 2 Jadi

15Mantra

NGUDAR UKARA

M engh arap b antu an dari p emerintah? “Bagai mimp i di siang b olong”

ungkapan yang tepat ten tunya. Selama ini, mereka men ggunakan uang sendiri

dari swad aya masyarakat khususnya masyarakat Klakah . “Biaya kami usahakan

sendiri mbak, dengan cara urunan per kepala kelu arga tan pa keten tuan yan g

pasti,” jelas Kasdi ketika kami temu i di kediaman nya.

Berb icara soal p emain , Kasd i pu n mengakui jika mencari p emain yang

ben ar-b enar mau d an siap bermain peran merup akan h al yang gampan g-

gampang susah. Dikatakan gampang mungkin karena mereka yang mau bermain

memang sudah siap dan mau b erkorb an demi ketoprak. Susahn ya , ketika ad a

pemain yan g kurang serius. “Semen tara ini saya hanya memiliki pemain tetap 4

oran g, meskipun saat pen tas ban yak pemain yang ad a,” u ngkapnya.

Kesenian Ketoprak tidak setiap saat

dipentaskan, Ketoprak hanya ada saat hari-hari

tertentu seperti, lebaran, syukuran, dan merti desa.

Biasanya ketoprak ditampilkan atas kerja sama

masyarakat sekitar, dalam arti biayanya. Namun,

tidak menutup kemungkinan bahwa ketoprak

ditampilkan atas dasar permintaan perorangan, misalnya hajatan. “Kami juga

sering diundang untuk bermain ketoprak untuk acara-acara khusus. Untuk biaya

kami tidak memathok. Jadi tergantung dari pemilik acara itu mau mengasih uang

berapa,” lanjut Kasdi. Jumlah pemain juga tergantung permintaan dan cerita yang

akan dipentaskan.

Tidak membutuhkan latihan yang lama untuk bermain ketoprak, asal tahu

dan mampu melakukan atau memerankannya itu sudah cukup. “Boleh dikatakan

kami jarang latihan, hanya sesekali saja saat kami mau pentas,” ujar Jumar (40)

salah satu pemain ketoprak.

Page 16: Mantra 2 Jadi

NGUDAR UKARA

Mantra

Hobi atau Profesi?

Menyoal masalah hob i atau profesi, bagi segelintir orang mungkin itu

adalah profesi. N amun, bagi Kasdi bermain ketropak merup akan hobinya sejak

dulu. “Bermain ketoprak bu kanlah prof esi utama saya, tetapi hobi d an

kebanggaan tersendiri bagi saya,” tuturn ya.

Jiwa seni d an daya kreasi yang mengalir dalam tubu hnya yang membu at

pria p aru h baya ini menekuni kesenian ketop rak di tengah kesibukannya bertani.

Selain itu, Kasdi merasa bangga karena antusias masyarakat terhadap kesenian

ketoprak ju ga tinggi.

“Setiap ada p entas di desa kami, kami p asti nonton mbak,” je las Ngatemi

(35) warga desa Klakah. Tidak dapat die lak memang kecintaan masyarakat akan

kesenian tersebu t tetap langgeng meskip un pemainn ya didomin asi oleh orang-

oran g yang sudah tu a. “Wah tid ak setiap saat ada Ketop rak mb ak, jad i ya nonton.

Ada dagelannya (lelucon nya-red) ju ga mb ak, jadinya saya senan g melihatn ya ,”

je las Nur (20 ). [Marietta Sri Herm awatiningsih, Indri W idhiastuti]

PUSAKA KYAI BRONGSOT SETAN KOBER

Pada saat Kasultanan Demak dipegang oleh Sultan Patah yang dulunya adalah Raden Kasan

putra dari Prabu Browijoyo. Saat kerajaan Majapahit mengadakan rapat agung di Pendapa Kraton Demak

Bintoro membahas tentang kemajuan perkembangan agama Islam di tanah Jawa yang dihadiri oleh para

sunan yaitu Sunan Bonang, Sunan Giri, dan Sunan Japar Sodik. Semua menyatakan bahwa perkembangan

agama Islam di tanah Jawa sangat pesat. Tidak lama kemudian Raden Kasan dijuluki Sultan Patah Jimbun

Pratollah Sagidina penetap agama di tanah Jawa, namun dari itu Raden Kasan juga punya saudara di

Kabupaten Ponorogo yaitu Batoro Katon, tidak lain adalah adik dari Raden Kasan tetapi berbeda ibu

(garwo selir) Prabu Browijoyo. Karena Batoro Katon tidak muncul di pisowanan maka Sultan Patah

mengutus kepada putra-putranya untuk datang ke Kadipaten Ponorogo untuk mengajak hadir ke Kraton

Demak menemui Batoro Katon.

16

Page 17: Mantra 2 Jadi

NGUDAR UKARA

Mantra

Dirgo Negoro putra menantu Sultan Patah, Pangeran Yunus, Suryowioto, serta Trenggono

semuanya berangkat ke Kadipaten Ponorogo. Setelah sampai di Kadipaten Ponorogo, Betoro Katon tidak

mau pergi ke Kraton Demak. Karena Betoro Katon keras kepala, terjadilah peperangan. Utusan dari

Demak mengalami kekalahan dikarenakan Betoro Katon memiliki pusaka yang di namakan Gelang

Condro Kirono. Para Putra Utusan Kraton Demak pulang dan menyampaikan kejadian itu.

Sultan Patah meminta nasehat kepada Para Sunan, dan Sunan Bonang mengatakan bahwa

“Keampuhan Gelang Condro Kirono masih ada yang melebihi yaitu Tusuk Konde yang dipakai oleh istri

Sultan Patah.” Setelah mengetahui tentang rahasia tersebut, Sultan Patah memerintah putranya Yunus dan

Sunan Bonang untuk mencari Empu (kyai) yang bisa menjadikan Tusuk Konde tersebut menjadi sebuah

pusaka. Sunan Bonang dan Yunus berangkat menuju padepokan Mrapen yang merupakan tempat tinggal

Empu Hardi. Empu Hardi sanggup untuk menjadikan Tusuk Konde itu menjadi sebuah pusaka, namun

harus menunggu selama 40 hari agar tusuk konde tersebut benar-benar menjadi pusaka yang sakti.

Selama perjalanan menunggu pusaka Tusuk Konde selesai, sikap iri timbul di hati Suryo Wioto,

“Mengapa harus Yunus yang disuruh?” Bukan hanya itu, ternyata perasaan iri juga tumbuh di hati Sunan

Kudus. Suryo Wioto dipengaruhi oleh Sunan Japar Sidik untuk merebut Tusuk Konde yang sedang dibuat

oleh Empu Hardi. Suryo Wioto pun terhasut pula dengan ucapan Sunan Japar. Berangkatlah Suryo Wioto

menuju Mrapen, namun di tengah perjalanan tepatnya di kali, Suryo melihat seorang gadis yang sedang

mencuci pakaian. Suryo merasa jatuh cinta kepadanya, gadis itu bernama Santi anak dari Empu Hardi.

Santi menolak cinta Suryo dan lari pulang ke Mrapen. Tidak hanya sampai di situ, Suryo mengejar sampai

ke Padepokan Mrapen. Karena di situ sudah ada Pangeran Yunus, Suryo Wioto langsung pergi. “Pantas

desa ini terjadi grebek, ini diakibatkan ulah Suryo Wioto.” Kata Sunan Bonang. Maka dari itu desa itu

lama-kelamaan di namakan Grobokan.

Setelah Yunus pulang, Suryo datang kembali di Padepokan Mrapen, umur dari pusaka itu sudah

39 hari selama proses pemasukan kesaktiannya. Suryo menanyakan tentang keampuhan pusaka itu, Empu

Hardi menjawab “Dicambukkan gunung bisa gugur, dicambukkan laut bisa kering, apalagi kalau

dicambukkan jasad manusia bisa lebur papan tanpa jadi/ajur.

17

Page 18: Mantra 2 Jadi

NGUDAR UKARA

Mantra

Suryo Wioto heran dengan keampuhannya, akhirnya pusaka itu dipinjam untuk melihat benar atau tidak,

tetapi karena Suryo Wioto itu licik, maka pusaka itu di tusukkan di dada Empu Hardi. Pada saat Empu

Hardi sekarat, Empu Hardi berkata, “Siapapun yang membawa pusaka itu maka harus mati dari pusaka itu

sebanyak 7 nyawa.”

Ketika perjalanan pulang ke Demak, di perjalanan Suryo Wioto bertemu dengan Sunan Japar

Sidik/Sunan Kudus, “Kenapa pusaka itu sudah ada darahnya?” tanya Sunan Kudus. Suryo Wioto

menjawab, “Untuk mencoba keampuhan pusaka itu, maka pusaka itu di tusukan ke dada Empu Hardi dan

Empu Hardi meninggal dunia.”

Maka oleh sunan bonang memberi nama “KYAI BRONGSOT SETAN KOBER” Kyai artinya

karena yang membuat pusaka itu adalah orang yang berilmu tinggi. Brongsot diambil dari kata api, karena

Suryo Wioto memiliki watak yang panas. Setan pada saat itu Suryo Wioto seperti kemasukan setan.

Judul: Mawar Merah

Penulis: Luna Torashyngu

Penerbit: PT Gramedia, Jakarta

Tahun Terbit: Maret 2009

Tebal Buku: 304 hlm

RESENSI

PembunuhBayaran

Novel-novel dengan berbagai macam cerita fiksi telah banyak dihadirkan oleh

para pengarang. Dengan adanya cerita fiksi seperti novel akan membangkitkan imajinasi

para penggemarnya, kita juga akan merasa terhibur sehingga terkadang bila novel yang

kita baca belum selesai dibaca kita akan penasaran. Imajinasi pembaca sangat dibutuhkan

untuk menikmati kisah yang tersuguh di dalamnya karena novel ini merupakan novel

action.

18

Page 19: Mantra 2 Jadi

Riva pun mulai melakukan pendekatan terhadap Elsa, akan tetapi usahanya

tidak semulus yang diharapkan. Meski demikian, Elsa tidak menyerah dan akhirnya

mereka pun bersahabat. Kedekatan Riva dan Elsa terusik ketika persahabatan mereka

diuji oleh hadirnya cowok bernama Arga, ketua HIMAKOM. Laki-laki itu ternyata

menyukai Elsa dan kelihatannya Elsa juga menyukai Arga.

Mantra

RESENSI

Kisahnya berawal ketika Riva yang penasaran dengan sifat salah satu

mahasiswa baru bernama Elsa. Sifat Riva dan Elsa sangatlah berbanding terbalik. Elsa

sangat tertutup dan tidak banyak dikenal mahasiawa di Universitas Pratista. Sifat Elsa

yang sangat tertutup membuat Riva tertarik dan ingin menjalin persahabatan

dengannya. Terlebih Riva amat penasaran akan sifat tertutup Elsa.

Riva jadi uring-uringan. Belakangan, terlihat Elsa juga sering bolos.

Semrawutnya pikiran Riva kian bertambah ketika sepupunya bernama Saka datang ke

tempatnya. Raka merupakan anggota Interpol yang ke Bandung untuk mencari

pembunuh bayaran internasional yang sedang dicari Interpol seluruh dunia. Saat Saka

bertemu dengan Elsa, Saka pun langsung mencurigai Elsa.

Dalam novel ini, penulis menceritakan bagaimana kehebatan Elsa saat

membunuh sasarannya dan bagaimana ketangguhan Elsa saat berhadapan dengan

orang-orang yang berprofesi sebagai pembunuh bayaran sepertinya. Novel yang

disajikan dalam bahasa Indonesia ini dengan setting di Indonesia dan luar negeri.

Novel ini menceritakan pembunuhan, persahabat, percintaan, pengkhianatan,

dan kesetiaan yang sebagian besar merupakan ciri khas para remaja saat ini. Cerita

yang disuguhkan dalam novel ini mengalir begitu saja. Ketika membaca novel ini kita

akan berangapan apa yang diceritakan sangat mustahil, tetapi itulah bagian dari

sebuah cerita, tak semuanya merupakan kisah yang sesungguhnya. Hal ini di harapkan

supaya kita sebagai pembaca yang suka berimajinasi menjadi semakin menyukai

novel-novel yang telah dibuat oleh para pengarang. [Erniati Thomas Moda]

19

Page 20: Mantra 2 Jadi

Mantra20

CERPUAKU …

Kala mata mulai terpejam

Tak terasa hati mulai membeku

Akankah harapan kembali datang

Atau esok lusa tinggal sebuah

kenangan

Malam kian mencekam

Suara gemerisik jangkrik kian

terdengar

Memecah ke sunyian m alam

Aku………..

Merenungi tangis pilu

Dimana ada asa yang tertinggal

Aku…….

Menatap gelap cakrawala yang

selalu melambaikan

Dimana diriku….

Asa selalu membawaku kian

menderu

Aku……..

Kian terdampar di pulau senja

Dimana tak ada satu pun tanda

kehidupan

Melam kian mencekap

Malam kian m emangsa

Malam kian menakutkan

Malam kian

menyakitkan…………….

M IMPI DEWI M ALAM

Siang berganti malam

Kisah hari in i te lah usai

Tinggalah sebuah kenangan

Kau datang dan pergi dalam anganku

Sahabat….

Kapan kita akan ber temu

Malam ini begitu sunyi

Bolehk ah aku memangg il namamu

Biarkan bu lan dan bintang menjadi

saksi

Sungguh aku merindukan

kehadiranmu

Datanglah dan dekap erat tubuhku

Sahabat…

Bawalah mersimu tuk menjemputku

Nyalakanlah lenteramu

Tuk ter angi aku dar i kegelapan ini

Dekati dan sinarilah aku

Sahabat…

By: [ Riris Ber liani]

Page 21: Mantra 2 Jadi

Mantra

POTRET

21

Campur Bawur atau dalam istilah Jawa

dikatakan obahe ngawur adalah sebuah

kesenian daerah yang mengisahkan buku

Ramayana yang diperagakan oleh

sekelompok orang dalam sebuah cerita

bisu (tarian) dan diiringi musik

gamelan.

Page 22: Mantra 2 Jadi

POTRET

Mantra 22

foto: Indri Widhihastuti

Di desa Klakah, Selo, Boyolali

kesenian ini tetap lestari dari hari

ke hari. Meski bersaing dengan seni

modern, masyarakat Klakah tetap getol

melestarikannya karena rasa handarbeni

yang tinggi. Biasanya kesenian ini

ditampilkan pada saat hari raya idul

fitri atau hari-hari lain jika ada

permintaan dari warga.

Page 23: Mantra 2 Jadi

Mantra

CERPU

R IM B I

O le h : H e r l in da M ip ur M a r ind a n g

Kisah ini berawal ketika aku bertemu dengan Rimbi, gadis mungil berumur 7 tahun, duduk sendiri di pelataran gereja tua suatu sore.

7 Nopember 2009

Tak ada yang menyuruhku membawa gadis itu ke kontrakanku. Dia kutemukan penuh peluh, pucat, dan kehausan. Begitu miris aku melihatnya. Wajahnya yang manis tertutup kelelahan yang samar. Masih sanggup tersenyum ketika aku menyapanya.

Seperti sore dua minggu sebelumnya, di bawah jingganya mega, aku selalu membawa bunga lili putih ke makam ibuku, dan selalu lewat gereja tua itu. Ada rasa ingin tahu, ketika mataku tertuju pada seorang gadis kecil yang sedang duduk di pelataran gereja seorang diri. Langkahku berbelok menghampirinya. Tanpa dikomando badanku membungkuk untuk meraihnya. Dengan lembut aku menyapanya.

“Sedang apa di sini? Mana orang tuamu nak?” tanyaku padanya.

Matanya yang nanar memandangku takut-takut. Pandangannya menerawang jauh, mungkin mengingat sesuatu yang terjadi sebelum dia sampai di pelataran gereja. Matanya mulai basah, gadis itupun menangis, berkali-kali menyebut nama Emak. Aku berpikir, gadis ini kehilangan emaknya. Kemudian aku berusaha menenangkannya.

“Siapa namamu?”

“Rimbi”, jawabnya lirih.

“Rimbi sendiri? Di mana Emak?”

“Emak pergi jauh… Jauh sekali… Rimbi ga tau harus kemana…”

“Mau ikut Ibu? Ibu bukan orang jahat… Rimbi bisa tinggal untuk sementara dengan Ibu… Rimbi mau?”

Lama dia berpikir, sambil menggigit bibirnya yang mungil, akhirnya dia mengangguk setuju. Aku pun membawanya pulang. Aku memang hidup seorang diri, suamiku menelantarkan aku karena nasibku yang tidak bisa memberinya keturunan. Di kontrakan kecil itu, aku selalu menghabiskan waktu sebagai seorang penjahit. Aku sudah tidak peduli dengan perlakuan suamiku, sebagai wanita, aku sudah gagal mempertahankan pernikahanku yang sudah 8 tahun kujalani. Aku tak bisa menyalahkan takdir yang harus membuatku tak bisa memiliki anak. Mungkin kehadiran Rimbi bisa sedikit membuat hatiku tenang, paling tidak, aku bisa belajar menjadi seorang ibu untuk sementara waktu.

***

23

Page 24: Mantra 2 Jadi

Mantra

CERPU

Hari ini, Rimbi masuk sekolah untuk pertama kalinya. Dengan bantuan beasiswa dar i sekolahnya, aku bisa menyekolahkannya. Untuk pertama kalinya pula, aku begitu senang mengantarkannya pergi ke sekolah. Seragam merah putih itu kujahit sendir i, pas sekali dengan ukuran badannya yang mungil. Tas sekolahnya kubeli di pasar loak beberapa har i yang lalu dengan harga murah.

“Nanti ibu jemput lagi kalau sudah waktunya Rimbi pulang ya…,” sahutku.

“Tidak usah bu… N anti Rimbi pulang sendiri saja… ”

“Tidak apa-apa? Rimbi tahu jalan pulang?”

“Tahu bu… “

Aku tersenyum mendengarnya. Memang, selama dua minggu tinggal bersamaku, Rimbi sama sekali tidak ingin merepotkanku. Beruntung sekali orang tua Rimbi yang memiliki anak sepertinya. Sampai saat ini, aku tak tahu betul peristiw a yang dialami Rimbi sampai ia berada di pelataran gereja sore itu.

***

25 Nopember 2009

Sor e ini, aku pergi ke makam ibuku lagi. Kali ini aku mengajak Rimbi untuk ikut serta. Di perjalanan, kami bercanda-canda, bercerita sekolahnya, pelajarannya, dan baju barunya y ang kujahitkan semalaman. Baju merah dengan pita di tengah itu sangat manis dikenakannya, entah, makin hari aku m akin menyayangi Rim bi. T ak terbesit di benakku untuk mencari tahu keberadaan orang tuanya, dan mengembalikan Rimbi pada mereka. Kalau boleh aku memohon, biarkan saja m ereka terpisah, bahkan tak bertemu selamany a, dan biarkan Rimbi menjadi anakku saja. Oh ya ampun, mana pantas aku disebut seorang ibu jika memikirkan diriku sendiri. Ibu dari anak inipun pasti sangat khawatir. Tapi, ibu macam apa yang meninggalkan anaknya seorang diri di pelataran gereja?

“Rimbi… ibu boleh bertanya sesuatu?” tanyaku, Rimbi hanya mengangguk.

“Kenapa Rimbi bisa ada di pelataran ger eja sore itu?”

Rimbi t idak m enjawab, bungkam. Aku pun terdiam, mencoba untuk memahami situasi saat itu. Hatiku bergejolak, entah kenapa aku memikirkan orang tua anak ini. Tiba-tiba langkahnya terhenti, menarik tanganku dan m enuju ke ger eja tua itu. Aku tertegun

melihatnya berdiri diam menghadap pelataran Gereja. Lonceng gereja berdentang 5 kali, sama seperti sore beberapa minggu lalu ketika aku menemukannya begitu lemah di

pelataran gereja tua ini.

“Hiks… hikss… hikkss… Rimbi nggak tahu Emak dimana! Bapak dimana !”

“Yang Rimbi tahu, Bapak dan Emak udah nggak ada! Tahu-tahu Rimbi udah ada di

sini… ”, tangisnya semakin menjadi.

24

Page 25: Mantra 2 Jadi

CERPU

Mantra

“Sore itu, Rimbi, Emak, dan Bapak pulang dari taman bermain, lalu ada 4 orang laki-laki besar yang menghadang, Rimbi disuruh lari sama Emak. Terus Rimbi sampai di sini. Rimbi nggak tahu Emak dan Bapak gimana. Rimbi nggak tahuuuu… Rimbi kangen Emaaakkk… Tapi Rimbi nggak bisa apa-apa. Rimbi nggak bisa bilang ma Ibu… Ibu udah baik ngerawat Rimbi, ngasih Rimbi makan, sampai nyekolahin Rimbi. Sebenarnya, Rimbi punya sekolah di Bekasi,” sahutnya.

“Bekasi?” aku terhenyak mendengar pernyataannya. Sedikit rasa haru karena anak

sepolos Rimbi bisa memikirkan perasaanku. Sejenak aku terdiam, mencoba untuk berpikir jernih. Sore itu juga aku pergi ke Bekasi, tidak seberapa jauh perjalanan dari Pulau Gadung ke Bekasi. Rimbi terus menggenggamku erat. Entah kenapa aku hanya diam dan tidak mengajaknya bicara.

***

“Di depan gang itu rumah Rimbi Bu…,” katanya lirih.

Aku tersenyum, dan melangkah menuju rumah bercat biru itu. Rimbi langsung menghambur ke rumahnya dan berteriak-teriak memanggil Emak dan Bapaknya. Keluarlah seorang ibu muda dengan lesung pipit mengembang di wajahnya. Ibu muda itu menangis sambil memeluk anaknya, berkali-kali menyebut syukur dan mengelus-elus anaknya dengan manja. Kemudian mata kami saling bertemu, ia tersenyum dan langsung memelukku, menghantarku masuk ke dalam rumah.

Tak ada kata sepatah pun kulontarkan. Aku masih terdiam dan terus tersenyum. Hatiku sudah menangis, hatiku sudah teriris. Wanita di depanku lalu mengucapkan terima kasih karena telah merawat anaknya. Rimbi terus-terusan berceloteh, menceritakan tentang aku, menceritakan tentang baju merah dengan pita di tengah yang kujahitkan untuknya, menceritakan pertama kalinya bersekolah di SD Pulau Gadung, dan mungkin untuk terakhir kalinya ia bersekolah di sana. Beasiswa itu mungkin sudah diberikan siswa lain, aku sadar Rimbi tak mungkin lagi sekolah di sana.

“Mak, aku ingin pindah sekolah di SD Pulau Gadung saja ya… jadi pulang sekolah bisa mampir tempat Ibu, sore sepulang Bapak kerja aku dijemput di rumah Ibu saja…”

Aku begitu tercengang mendengarnya, juga terharu pastinya. Aku menangis malu-

malu. Rimbi memelukku manja, aku tersenyum memandangnya. Tak bisa kugambarkan kebahagiaan ini, tak ada kata yang bisa kujelaskan pada Emaknya selain kata ‘terima kasih’.

Aku pamit dengan sungkan, berpisah dengan Rimbi tidak akan kusesali, karena toh ia akan tetap kembali padaku dan berada di rumahku esok dan seterusnya. Meski hanya sebentar,

namun aku merasakan berartinya pertemuan itu.

“Bu… terima kasih sudah menjaga anak saya… anggap Rimbi sebagai anakmu juga ya…,” sahut wanita itu memohon.

Aku tersenyum mengiyakan. Aku berbalik dan melangkah pergi. Menunggu Rimbi sampai

di rumah esok.

25

Page 26: Mantra 2 Jadi

Mantra

CERPU

saat sepasang mata berjumpa

membuat hati penuh tanya

mengapa dia harus ada?

di saat aku sedang terluka?

saat cinta bersemi di hati

membuat ku bertanya akan jati diri

ingin aku menjauh dan berlari

namun akankah semuanya kan pergi?

saat cinta ingin selalu bersama

saat sepasang mata saling berjumpa

saat hati saling menyapa

akankah kata pelepas cinta?

bila kenyataan tidaklah ada

dan ada tidaklah nyata

akankah cinta itu nyata?

ataukah cinta tidaklah ada?

untuk apa ada manusia

untuk apa ada cinta

untuk apa ada dia

bila semua hanyalah tiada?

Hanya TiadaOleh : *Satrio Aji

*siswa SMA Kolese De Brittokelas x

26

Page 27: Mantra 2 Jadi

Mantra

INFO MANTRA

SEKILAS TENTANG TARIAN TRADISIONAL

INDONESIA

Tari-tarian Daerah Bali (www. ggmbandung.blo gspot.com)

Tari legong

Legong Keraton adalah sebuah tar ian klasik Bali yang memiliki

pembendaharaan gerak yang sangat komp lek dan diikat oleh struktur tabuh

pengiring yang konon mendapat pengaruh dar i Tari Gambuh. Kata Legong

Keraton terdiri dari dua kata yaitu legong dan krato n. Kata legong didug a

berasal dari kata “leg” yang berarti gerak tar i yang luwes. Lemah gemulai.

Sementara “gong” berarti gambelan. “leg” dan “gong” d igabung menjadi legong

yang mengandung arti gerakan yang diikat, terutama ak sentuasin ya oleh gambelan yang

meng iringin ya (Wayan Dibia, 1999 : 36).

Tari Belibis

Tari kreasi baru in i menggambarkan kehidupan sekelompok burung belibis

yang dengan riangnya menikmati keindahan alam. Mereka tiba-tiba dikejutkan

oleh munculnya seekor burung belib is jadi- jadian yang merupakan penjelmaan

dar i Prabu Angling Dharma setelah terkena kutukan dari istrinya yang sakti

(dalam cer ita Tantr i). Dibawakan oleh 7 orang penar i wanita, tari belibis

diciptakan pada tahun 1984 o leh N.L.N. Swasthi Wijaya Bandem (koreografer) dan I Nyoman

Windha (komposer).. . (Wayan Dibia, 1999: 63).

Tari Kecak

Tari Kecak, sebuah tari berdasarkan cerita dan Kitab Ramayana yang

mengisahken tentang bala tentara monyet dari Hanuman dari Sugriwa.

(kaskus.com)

27

Page 28: Mantra 2 Jadi

Mantra

INFO MANTRATari Ce ndraw asih

K isa h ya ng d igamba rkan di da la m tar ian ada lah ke hidupan burung Cendra wa sih

d i pegununga n Irian Jaya pada masa bira hi. Tar i duet yang ditarikan ole h penar i

put ri, kenda ti pu n da sa r pija kannya a dala h gerak tar i tradisi B ali, be berapa pose

da n ge rakannya dar i taria n in i tela h d ikemba ngkan se sua i dengan interpretasi

penata da lam m ene mukan be ntuk-bentuk ba ru sesua i de nga n te ma taria n ini. Busana ditata

sedem ikia n rupa agar dapa t mempe rkuat da n me mper jela s de sain ge rak yang dic iptaka n. Taria n

ini dic iptakan ole h N .L.N . Swa sthi Wija ya Bande m ( yang juga sebaga i penata busana dar i pa da

tarian ini) dalam ra ngka me ngikut i Fe st iva l Ya yasan Wa lte r Sp ies. Penata tabuh pe ngiring a dala h

I Wa yan Beratha da n I N yo ma n Wid ha pada tahun 1988 ( Wayan D ibia , 1999 : 61).

Tari Manuk R aw a

Ta rian yang d ibaw aka n o le h sek elompo k (a ntara 5 sa mpai 7 orang) penar i

w anita ini merupaka n ta rian kre asi baru ya ng mengga mbarka n perilaku

sekelo mpok buru ng (m anuk) a ir (raw a) se baga ima na ya ng d ikisahka n dida la m

ce rita Wa na Parw a da ri E pos M ahabha rata. G eraka n ta rinya dia mbil dari tar i

kla sik Ba li ya ng dipaduka n denga n ge raka n tar i dari Jaw a da n Sunda, ya ng

telah dimod ifikasika n sesuai dengan tuntutan keindaha n. Ta rian ini dic ipta kan pada ta hun 1981

ole h I Wa ya n D ib ia (koreografer), dan I Wa yan Beratha (kom pose r). Sebelu m m enja di se buah

tari lepa s, tari M anukra wa merupa kan bagia n dari sendra tar i M a ha bharata "Bale Ga la-G ala"

kar ya tim se ndratari Rama yana/ Ma habhara ta Propinsi Bal i yang ditamp ilka n da la m Pe sta

K esenia n Bal i tahun 1980.. . (Wayan D ibia , 1999: 62).

Tari Sekar Jagat

Tarian in i merupakan garapan kelompok yang d itar ikan sejumlah penari putri

(biasanya antara 5 sampai 7 o rang) yang masing-masing membawa sebuah

canangsari. Tarian penyambutan ini menggambarkan kegembiraan para penar i

dalam menyambut para tamu yang hadir. Kegembiraan ini diungkapkan melalui

keindahan gerak. Tar ian ini diciptakan oleh N.L.N. Swasthi Wijaya Bandem

(yang juga sebagai penata busananya) pada tahun 1993 dalam rangka pembukaan Pameran

Wastra Bali d i Jakarta. Penata ir ingannya adalah I Nyoman Windha. Tarian ini d iilhami o leh

tarian upacara, Rejang dan Pendet dari daerah Asak

28

Page 29: Mantra 2 Jadi

INFO MANTRA

Mantra

Ta ri Pendet

Tari ini merupakan ta rian putri kelom pok yang dibawak an o leh sekelom pok

remaja putri, m asing-masing membawa sebuah mangkuk perak (bokor) yang

penuh berisi bunga. Pada akhir tarian para penar i menaburkan bu ng a ke arah

penonton sebaga i ucapan se lamat datang. Tarian ini biasanya dipakai untuk

menyam but tamu-tamu atau memu lai suatu pertunjukan (Wayan Dibia, 1999:

47) .

Tari-tarian Daerah Istimewa Aceh

Tari Seudati

Tari Seudati adalah nama tarian yang berasal dari provinsi Nanggroe Aceh

Darussalam. Seudati berasal dari kata Syahadat, yang berarti

saksi/bersaksi/pengakuan terhadap Tiada Tuhan selain Allah dan Nabi

Muhammad utusan Allah.

(asiaaudiovisualrb09noorhidayah.wordpress.com)

Tari Saman Meuseukat

Tarian Saman diciptakan dan dikembangkan oleh ulama Aceh, seorang tokoh

Agama Islam bernama Syeh Saman. Awalnya tarian ini hanya merupakan

permainan rakyat biasa yang disebut Pok Ane. Karena masyarakat

mempunyai minat yang tinggi maka disisipilah dengan syair-syair tentang

puji-pujian kepada Allah SWT. (virtualaceh.com)

Tari-tarian Daerah Bengkulu ( infocultureri.blogspot.com)

Tari Andun

Tari Andun, dari Bengkulu Selatan ini merupakan sebuah tarian guna

menyambut para tamu yang dihormati.

29

Page 30: Mantra 2 Jadi

INFO MANTRA

Mantra

Tari Bidadari Teminang Anak

Tari Bidadari Teminang Anak, tarian ini dapat pula diartikan bidadari

meminang anak. Tarian adat ini berasal dari Rejang Lebong.

Tari-tarian Daerah DKI Jakarta

Tari Topeng

Tari Topeng, merupakan sebuah tari tradisional Betawi dalam menyambut

tamu agung. (www.kaskus.us)

Tari-tarian Daerah Jawa Tengah

Tari Serimpi

Tari Srimpi yang ada sejak Prabu Amiluhur ketika masuk ke Kraton

mendapat perhatian pula. Tarian yang ditarikan 4 putri itu masing-masing

mendapat sebutan: air, api, angin, dan bumi/tanah yang selain

melambangkan terjadinya manusia juga melambangkan empat penjuru mata

angin. Sedang nama peranannya Batak, Gulu, Dhada dan Buncit. Komposisinya segi

empat yang melambangkan tiang Pendopo.

(asiaaudiovisualexc09nitarusnitasari.wordpress.com).

Tari Blambangan Cakil

Tari Blambangan Cakil, mengisahkan perjuangan Srikandi melawan

Buto Cakil (www.kaskus.us)

30

Page 31: Mantra 2 Jadi

INFO MANTRA

Mantra

Tari-tarian Daerah Istimewa Yogyakarta

Tari Serimpi Sangu Pati

Tari Srimpi, yang merupakan simbolisasi masa pemerintahan raja pada tiap

masa memiliki kekhasan masing-masing. Itulah mengapa, ada banyak jenis tari

srimpi. Seperti Tari Srimpi Anglirmendhung, Tari Srimpi Ludira Madu, Srimpi

Sangupati dan Srimpi Renggowati [ditarikan oleh lima penari]. Menilik dari

namanya, Srimpi yang bersinonimkan bilang empat. Oleh karenanya, tari

srimpi kebanyakan ditarikan oleh penari dengan jumlah empat orang. Yang

melambangkan empat penjuru mata angi atau unsur dari dunia. Yakni grama (api), angin

(udara), toya (air), dan bumi (tanah) (Harian Jogja.com).

Tari Bedaya

Tari Bedaya ini merupakan salah satu karya KRT. Sasminta Dipura.

Sebagaimana lazimnya dalam tradisi tari Jawa, tari Bedaya ini ditarikan

oleh 9 orang penari putri. Bedaya Partakrama mengisahkan perjuangan

para Pandawa dalam mendapatkan Dewi Sumbadra yang dipercaya sebagai

penjelmaan Dewi Sri, untuk dinikahkan dengan Arjuna. Perjuangan itu

akhirnya berhasil, Arjuna pun dipersandingkan di pelaminan dengan Dewi Sumbadra

(bundor.blogspot.com).

Tari-t arian Dae rah Jam bi

Tari Se kapur S irih

T ari Seka pur S irih, mer upakan tari per se mbaha n.

T ari a dat jamb i ini hanya k persama annya dengan tari Me layu. (ka sku s.co m)

31

Page 32: Mantra 2 Jadi

INFO MANTRA

Mantra

Tari Selampir Delapan

Tari Selampir Delapan, merupakan tari pergaulan muda-mu di dan sangat

digemari d i daerah Jambi. ( kaskus.co m)

Tari-tarian Daerah Jawa Barat

Tari Merak

Tari Merak, sebuah tari yang mengisahkan kehidupan burung merak yang serba

indah dan memukau. (kaskus.com)

Tari-tarian Daerah JawaTimur

Tari Remong

Tari Remong, sebuah tarian dari Surabaya yang melambangkan jiwa,

kepahlawanan. Ditarikan pada waktu menyambut para tamu. (kaskus.com)

Reog Ponorogo

Reog Ponorogo, merupakan tari daerah Jawa Timur yang menunjukkan

keperkasaan, kejantanan dan kegagahan. (kaskus.com)

32

Page 33: Mantra 2 Jadi

INFO MANTRA

Mantra

Tari-tarian Daerah Katimantan Selatan

Tari Baksa Kembang, merupakan tari selamat datang pada tamu

agung dengan menyampaikan untaian bunga.

Tari-tarian Daerah K alimantan Tengah

Ta ri T am bun dan bungai , Mer upakan tari yang mengisahkan

kepahlawanan T am bu n dan Bunga i Dalam mengusir musuh

yang akan merampas panen rakyat .

Tari-tarian Daerah Kalimantan Timur

Tari Gong

Tari Gong, di pertunjukan pada upacara penyambutan terhadap

tatmu agung. Dapat pula di pertunjukan sewaktu lahir seorang

bayi kepala suku.

33

Page 34: Mantra 2 Jadi

INFO MANTRA

Mantra

Tari perang

Tari perang, Tari yang mempertunjukan dua orang pemuda dalam

memperebutkan seorang gad is.

Tari-tarian Daerah Lampung

Tari Jangget, adalah tar ian untuk upacar-upacara peradatan.

Tarian ini melambangkan keluhuran budi dan susila rakyat

Lampung.

Tari-tarian Daerah Maluku

Tari Cakalele, adalah tar i Perang Yang meluk iskan jiwa

kepahlawanan yang gagah perkasa. (kaskus.com)

34

*Redaksi Mantra

Page 35: Mantra 2 Jadi

Mantra

KILAS MANTRA

PERPUSTAKAAN USD

KEMBALI GELAR PELATIHAN LITERASI

INFORMASI

Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma kembali menggelar Pelatihan

Literasi Informasi, Rabu-Kamis (17-18)

Maret 2010. Bertempat di Ruang

Workstation Perpustakaan USD Kampus

III Paingan (Rabu) dan di Ruang

Workstation Perpustakaan USD Kampus

II Mrican (Kamis), acara tersebut

disambut antusias oleh mahasiswa.

Terbukti dengan total peserta 117 orang.

Dengan pembimbing yang

berpengalaman, yakni Drs. Paulus

Suparmo S.S., M.Hum. dan YP. Suprianto,

S.Sos., peserta diajak untuk menjelajah

situs-situs yang bisa digunakan sebagai

referensi penelitian mahasiswa.

Sumber-sumber informasi tersebut

tentunya dapat dipertanggungjawabkan

keabsahannya.

Mengulik informasi yang diberikan

selama pelatihan berlangsung, situs-situs

yang dimaksud adalah proquest, ebsco,

cengage dan skripsi/tugas akhir PUSD

sendiri. ”Selama ini, Universitas Sanata

Dharma telah bekerjasama dengan

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

Departemen Pendidikan Nasional dan

Kopertis Wilayah V memberikan akses

gratis untuk basis data jurnal elektronik

tersebut. Namun, banyak mahasiswa yang

belum mengetahuinya,” tutur Pak

Suparmo ketika membimbing mahasiswa

pada saat pelatihan di R. Workstation

Perpustakaan USD Kampus II Mrican.

[Nungki Prabawati M.]

35

Page 36: Mantra 2 Jadi

Mantra

KILAS MANTRA

SEMINAR KESEHATAN

Dalam rangka Dies Natalis Asrama

Syantikara yang ke-58, panitia dies

mengadakan seminar kesehatan yang

berjudul “Perencanaan Gizi dan

Penyuluhan Eating Disorder.” Seminar ini

adalah rangkaian dari acara dies yang

bertema “Syantikara Healty Agent.”

Seminar diselenggarakan pada hari Sabtu,

20 Maret 2010 di ruang seminar Menza

Syantikara jalan Colombo no. 1

Yogyakarta. Peserta yang mengikuti

seminar tidak hanya dari Syantikara

tetapi terbuka untuk umum. Peserta yang

hadir dalam seminar berjumlah 110

peserta.

Seminar dibagi dalam dua sesi.

Sesi pertama membahas bagaimana cara

kita memilih makanan yang sehat dan

seimbang dengan asupan gizi yang

dibutuhkan oleh tubuh kita. Sedangkan

sesi kedua membahas mengenai akibat

dari kekurangan gizi tersebut. Setiap

akhir sesi diwarnai dengan tanya jawab

dari peserta dan narasumber.

Tiga narasumber yang dihadirkan

untuk menguatkan acara yakni M. Ridwan

Ansari, Nur Cahyono, dan Fasty Arum

Utami. Ketiganya berasal dari Nutrifers

Kedokteran Universitas Gajah Mada

Yogyakarta. Peserta yang hadir dalam

seminar ini sangat antusias dan sangat

tertarik dengan seminar ini.[Theresia Ni

Putu T.]

36

Page 37: Mantra 2 Jadi

Mantra

PRIMBON

PISCES

(20 Februari-20 Maret)

Umum: Perlu sedikit spekulasi dalam usaha. Namun Anda yang harus memonitor

semua usaha yang dijalankan. Kesehatan banyak mengalami kemajuan setelah

mengalami masa sulit. Terus berjuang untuk sembuh. Terkadang, keuangan Anda

minim sampai untuk keperluan sehari-hari saja tidak mencukupi. Karena itu, cobalah

untuk menyisihkan sedikit demi sedikit setiap bulannya.

Cinta: Pikiran Anda terbagi antara menghabiskan waktu sama pasangan atau keluarga untuk bertemu

dengan jejaring baru. Positif thinking saja, sehingga hati bisa tenang dan tentram.

ARIES

(21 Maret-20 April)

Umum: Kadang kenyataan tak selalu sama dengan harapan. Jika itu terjadi, jangan

emosi. Kesabaran kamu sedang diuji saat ini. Kuncinya adalah kesalahan dan

ketenangan dalam bertindak. Pembayaran utang yang dilakukan oleh teman pada Anda

mungkin sedikit mundur. Jangan risau, Anda tidak akan kekurangan karenannya. Jangan

sampai diterapkan bunga. Cinta: Usaha mulai ada tanda-tanda membaik. Anda harus diberi ucapan selamat atas keberhasilan

meredam emosi pasangan yang sering meledak-ledak.

TAURUS

(21 April-21 Mei)

Umum: Sepertinya Anda harus mendengar saran dari keluarga karena keuangan

adalah masalah serius. Jangan disepelekan. Usaha yang Anda jalankan sedang

dalam keadaan genting. Coba mencari solusi tepat untuk usaha Anda. Kalau perlu

konsultasi ke orang yang ahli. Hilangkan segala sikap pesimis, kurangilah makanan

tinggi lemak sedikit demi sedikit.

Cinta: Dia butuh dukungan atas situasi yang tidak menentu. Beri dia pelukan hangat. Siapa tahu bisa

membantunya menghadapi situasi sulit yang tengah dihadapi. Dengan kata-kata mesra dan sanjungan-

sanjungan itulah yang bikin hatinya bergairah kembali.

37

Page 38: Mantra 2 Jadi

Mantra

PRIMBON

GEMINI

(22 Mei-21 Juni)

Umum: Bisnis yang Anda geluti benar-benar menguras pikiran. Anda bersiap-siap

menerima risiko apa pun yang terjadi. Persoalan yang dihadapi sampai saat ini adalah

Anda kurang percaya diri dalam menjalankan setiap pekerjaan. Coba pede! Jangan takut

menghadapi apapun. Dana Anda saat ini cukup berlebih dan sangatlah menunjang segala

langkah rencana Anda. Cinta: Perjalanan cinta Anda dengan Sang Kekasih, tampaknya akan berakhir. Anda harus bersikap arif

dan bijak dalam menerima itu. Jaga batas-batas yang ada.

CANCER

(22Juni-22Juli)

Umum: Pengeluaran yang terkontrol membuat Anda nyaman untuk menapaki hari

demi hari. Bulan ini penuh makna untuk Anda. Karier menanjak, penghasilan

bertambah dan kesempatan yang lain terbuka lebar. Ingat, jangan terus

mengharapkan sesuatu yang besar tanpa diikuti tindakan yang nyata. Cinta: Pada dasarnya hubungan asmara Anda sama dia sedang harmonis. Dia

berharap ingin dimanja dan dilindungi. Jadi berikan perhatian yang besar padanya.

Bila hati tetap tenang dan tidak emosi, maka tidak sulit untuk menciptakan suasana yang lebih bahagia lagi.

LEO

(23 Juli-21 Agustus)

Umum: Keuangan Anda saat in i cukup untuk mempersiapkan acara di akhir tahun

nanti. Tapi, jangan terlalu boros. Kegagalan dalam mencari proyek baru terkadang

membuat Anda putus asa. Ayo, Anda harus tetap berusaha karena tahun yang baik

akan datang. Tanda-tanda yang baik sekali, akan tetapi itu juga merupakan batu ujian

bagi Anda. Strs yang cukup lama diderita membuat Anda bergan tungan dengan yang

namanya obat. Cobalah untuk melakukan penyegaran ke tempat-tempat yang membuat Anda tenang.

Cinta: Anda terlalu menaruh rasa curiga yang terlalu berlebihan. Sehingga hal ini membuat hubungan

Anda sering mengalami konflik dan sulit untuk dipertahankan , percuma mendengarkan omongan orang

lain.

38

Page 39: Mantra 2 Jadi

PRIMBON

Mantra

VIRGO

(22 Agustus-23 September)

Umum: Banyak hal yang menarik yang akan Anda temui dalam perjalanan bisnis,

terkadang Anda harus sabar menghadapi itu semua. Jangan langsung putus asa.

Pekerjaan yang akan anda kerjakan sepertinya harus diseleksi lagi. Kalau perlu

diskusikan dengan atasan atau rekan kerja. Saat ini sedang mengalami kondisi yang

kurang baik untuk beraktivitas. Perbanyak istirahat dan jangan memaksakan diri untuk

melakukan hal-hal yang tidak perlu.

Cinta: jangan terlalu berfikir negatif terhadap si dia. Sikapnya yang selalu menekan Anda mungkin kerena

pekerjaannya yang sangat menumpuk. Dia sebenarnya membutuhkan Anda. Cobalah mengalah, agar

permasalahan ini segera menemui titik temunya.

LIBRA

(24 September-23 Oktober)

Umum: Jangan pernah mencoba bidang yang belum pernah Anda geluti. Lebih baik

minta saran dari para ahli agar kondisi keuangan Anda tetap kondusif. Memang

awalnya agak susah bagi Anda yang baru menjalani. Tapi, sepertinya Anda akan sukses

dengan usaha Anda. Hindari mengkonsumsi makanan berminyak untuk sementara.

Hati-hati radang tenggorokan. Jangan terlalu cemas, pemasukan masih relatif libih

tinggi dibanding hari-hari kemarin.

Cinta: Kecemburuan dia sudah mulai berlebihan, Anda harus bisa menghentikannya. Jangan biarkan

kecemburuan dia berubah menjadi kemarahan. Jauhi dari pikiran yang ngeres dan hanya bikin hati tak

tenang saja.

SCORPIO

(24 oktober-22 November)

Umum: Kesempatan untuk mendapatkan posisi yang Anda inginkan sepertinya segera

terealisasi. Anda harus bisa mengambil sikap. Jangan karena uang di saku tampak tebal

sehinga ingin beli yang macam-macam, ingatlah akan kebutuhan yang lebih penting.

Banyak faktor yang harus Anda pikirkan untuk menjaga kesehatan.

Cinta: Wajar untuk cemburu sama dia. Tapi, jangan sampai menimbulkan pertengakaran

yang memicu keretakan hubungan. Anda harus lebih dewasa dalam berpikir. Jadikanlah ini pelajaran, agar

dalam segala tindakan sebaiknya dipikirkan betul-betul, jangan suka meremehkan persoalan yang ada.

Sumber: h ttp://www.banyumukti.com/ramalan-bintang-dan-horoskop/

39

Page 40: Mantra 2 Jadi

PRIMBON

Mantra

SAGITARIUS

(23 November-22 Desember)

Umum: Anda adalah seorang marketing yang hebat dalam setiap penjualan. Anda

tergolong nomor wahid. Pertahankan terus karena hal itu sangat membantu karier

Anda. Coba periksakan kesehatan ke dokter. Karena, penyakit yang Anda derita

belum pulih sepenuhnya. Atau, coba cari jalan alternatif. Jangan sampai terlambat.

Keuangan akan mengalami peningkatan dari kerja keras selama ini. Jangan memberi

harapan pada orang lain jika diri Anda memang tak ada kemampuan untuk itu.

Cinta: Masalah Anda dan dia cukup tenang. Hubungan pun kembali mesra. Jadi, jangan biarkan orang

ketiga ikut campur dalam hubungan Anda berdua saat ini. Berita baik akan menghapiri Anda. Komunikasi

perlu dihidupkan kembali, agar suasana tidak terus memanas.

CAPRICORN

(22 Desember-20 januari)

Umum: Anda tak terlalu menuruti gengsi karena akan bisa jungkir balik sendiri.

Cobalah bersikap lebih merendah atau low profile. Waktu istirahat terbuang percuma

karena Anda terlalu sering memforsir tenaga sampai larut malam. Cobalah atur waktu

istirahat yang cukup. Pertahankan situasi agar tetap stabil dengan tetap rajin melakukan

inovasi dan kreasi baru.

Cinta: Anda terlalu lama memendam rasa cinta terhadapnya. Si dia sudah bersama yang lain. Cobalah

untuk pindah ke lain hati. Masih terasa menjengkelkan karena sikapnya yang memang kadang sulit untuk

dimengerti.

AQUARIUS

(20 Januari-20 Februari)

Umum: jangan buang kesempatan untuk memperbesar pendapatan. Terima saja

semua tawaran yang ada. Tapi ingat, harus teliti dan selektif. Jangan terlalu berambisi

guna mendapatkan jabatan yang Anda inginkan. Minggu ini tampak lebih

menyenangkan dan membikin hati bahagia. Bisa jadi Anda stres, bila tidak

kesampaian. Buktikan saja dengan kinerja yang baik. Waktu istirahat terbuang

percuma, karena Anda terlalu sering memforsir tenaga sampai larut malam. Cobalah atur waktu istirahat

yang cukup. Keuangan, masih tetap stabil dan terjaga.

Cinta: Anda terlalu lama memendam rasa cinta padanya. Kini, dia sudah bersama yang lain. Cobalah untuk

pindah ke lain hati. Bagi yang berpasangan, sebaiknya kurangilah kata-kata pedas Anda, karena itu akan

menumpuk rasa jengkel dalam hatinya. [Theresia Ni Putu Trisnawati]

40

Page 41: Mantra 2 Jadi

Mantra

SERAT PEMAOS

To: mbak Riris (baby dool)

Semangat ya mbak nyusun skripsine. Jangan banyak ngeluh.. Adex selalu

mendukungmu. N buat mbak2 yang lagi sibuk nyiapin

“Mantra” sukses selalu yauw..

Fenny

Ucup

Permisi… Ucup cute mau numpang tenar… Special salam bwt mantan2ku… (Luna Maya, Sandra Dewi, Omaswati) suatu saat nanti entah bisa atau nggak aku pasti lebih terkenal dari kalian semua… J Buat temen tidurku (Vincent, Novi, Nopin, Dustin) Ayo bobok lagi!

anggi

Special salam part II (Kelanjutan salam edisi kemarin)

Hidup S’SIVTA “Mari kibarkan bendera persahabatan

di seluruh halaman rumah…”

Salam termanis buat cintaku, my honey bunny sweety “Elizha-Chitra”

Salam tersadisbuat pembantuku “Jessica-Chandra” yang tak pernah dianggap

sebagai bagian dari S’SIVTA….. hahaha..Hidup PBSID ’08!

Hallo………

Buat Kakak Q Marietta tetap semangat ya kuliahnya!!!

Se moga cepat lulus kuliahnya!!

41

gita

Page 42: Mantra 2 Jadi

Mantra42

SERAT PEMAOS

Untuk: @yunero jelex: Jelex… met ulang tahun ya… Semoga sema kin baikn ditahun ini, syg ma keluarga klaten n sedayu, study lancer, ma smakin cnt ma mama…amien. Pokoknya luph u pull duah… @buat fr.Eko, yayan, fajar, dan temen2 pingit semua, syuk ku adakan camping capter 6… yuks.. Relax’s

Devi

DeniBuat anak-anak Mantra..keep fight yooo...

Evi

H ay...hay...ha y... . S ’lam at yew buat k’2 yang la gi ner bit “M AN TR A” ho ...ho..ho...Q mau cr im sa la m nic h, , buat friend’z P. Se ja rah N ’ ido la k_ozt SWA.. .mga “Suk ses N ’ cita pun t ’capa i se mua nya duee echhh...

Merry

S’lam2nya buat anax2 P. Sejarah yang cuantix2 n’

guanteng2, buat idolanya anax SWA Music n’ anak

Ketapang yang keren2 abizzz.. ....heeeee.....