Workshop Kepemimpinan

10
Leadership Day Workshop Kepemimpinan Oleh : RACHMI FATIN (XII IPA 3/22/15763) SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 6

description

woksop

Transcript of Workshop Kepemimpinan

Page 1: Workshop Kepemimpinan

Leadership Day

Workshop Kepemimpinan

Oleh :

RACHMI FATIN

(XII IPA 3/22/15763)

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 6

YOGYAKARTA

2012

Page 2: Workshop Kepemimpinan

Workshop Kepemimpinan

Workshop bertema “Kepemimpinan” diselenggarakan Selasa, 18 Desember 2012 di

aula SMA Negeri 6 Yogyakarta. Acara tersebut dimulai sekitar pukul 08.30 WIB dan dihadiri

oleh siswa-ssiswi kelas X, XI, dan XII SMA Negeri 6 Yogyakarta. Pada awal acara, Ibu Reni

dan Bapak Suhadi selaku pembawa acara membacakan susunan acara, yakni pembukaan,

menyanyikan lagu Indonesia Raya, sambutan kepala SMA Negeri 6 Yogyakarta, materi 1

oleh bapak Prof. H. Slamet PH, MA, M.Ed., MLHR, Ph.D, sesi tanya jawab 1, selingan,

materi 2 oleh bapak Drs. H. M. Idham Samawi, sesi tanya jawab 2, dan penutup.

Acara tersebut diawali dengan berdoa yang dipimpin oleh bapak Suhadi. Selanjutnya

seluruh peserta workshop dimohon berdiri menyanyikan lagu Indonesia Raya yang dipimpin

oleh Dhea Maharani dan diiringi suara keyboard yang dimainkan oleh Dia Permana.

Menyanyikan lagu Indonesia Raya setiap pagi sudah menjadi kebiasaan di SMA Negeri 6

Yogyakarta. Hal tersebut dilakukan guna meningkatkan jiwa nasionalisme pada diri siswa-

siswi, guru serta karyawan SMA Negeri 6 Yogyakarta. Kemudian dilanjutkan dengan

sambutan kepala SMA Negeri 6 Yogyakarta, bapak Miftakodin, M.M. Pada sambutannya,

beliau mengaku bangga atas kemajuan SMA Negeri 6 Yogyakarta saat ini. SMA Negeri 6

Yogyakarta kini menyandang beberapa nama, seperti the Research School of Jogja dan

sekolah berwawasan lingkungan. Enam bulan terakhir, SMA Negeri 6 Yogyakarta telah

meraih beberapa kejuaraan, antara lain : 1 kejuaraan di tingkat kota, 6 kejuaraan di tingkat

provinsi, 3 kejuaraan tingkat di nasional, dan yang paling membanggakan yaitu 1 kejuaraan

di tingkat internasional. Selain itu, beliau merasa senang karena akhir-akhir ini sudah tidak

terdengar lagi siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta terlibat dalam kasus perkelahian pelajar.

Memasuki acara keempat yaitu penyampaian materi oleh bapak Prof. H. Slamet PH,

MA, M.Ed., MLHR, Ph.D di dimoderatori oleh bapak Eko Sunaryo. Bapak Prof. H. Slamet

PH, MA, M.Ed., MLHR, Ph.D kini berusia 65 tahun, beliau menjabat sebagai ketua komite

tetap SMA Negeri 6 Yogyakarta. Pada awal pembicaraannya, beliau menuturkan bahwa 3

dari 4 putranya adalah alumni SMA Negeri 6 Yogyakarta, 2 diantaranya kini sedang

menuntut ilmu di luar negeri, sungguh sesuatu yang sangat membanggakan. Beliau juga

mengajak kepada seluruh warga SMA Negeri 6 Yogyakarta untuk bersama-sama

memajukan sekolah ini agar 2 tahun kedepan SMA Negeri 6 Yogyakarta dapat menjadi

nomor 1 di Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan semangat beliau melanjutkan

menceritakan riwayat hidupnya. Beliau berasal dari keluarga yang kurang mampu, dulu

beliau bekerja sebagai tukang batu untuk membantu orangtua memenuhi kebutuhan

hidupnya. Setelah lulus Sekolah Menengah Pertama, beliau bersekolah di STM

Pembangunan. Kemudian melanjutkan menuntut ilmu di ITS Solo. Karena sesuatu hal,

Page 3: Workshop Kepemimpinan

beliau disuruh pulang ke kampung halamannya oleh keluarga dan akhirnya beliau

melanjutkan sekolahnya di Yogyakarta. Beliau adalah orang yang sangat bersemangat

menuntut ilmu. Pada tahun 1976 beliau lulus kuliah, kemudian pada tahun berikutnya beliau

menjadi dosen. Tidak bosan-bosannya beliau menuntut ilmu, pada tahun 1978 beliau

melanjutkan sekolah di luar negeri, Inggris. Kemudian pada tahun 1979 beliau pulang ke

tanah air dan menikah pada tahun 1980. Begitu bersemangatnya beliau menuntut ilmu,

pada tahun 1982 beliau kembali menuntut ilmu di luar negeri, kala itu beliau bersekolah di

Amerika Serikat. Sungguh riwayat pendidikan yang sangat mengesankan.

Setelah dirasa cukup memperkenalkan diri, bapak Slamet mulai menyampaikan materi

kepemimpinan sebagaimana workshop tersebut bertema kepemimpinan. Beliau menuturkan

bahwa menjadi pemimpin harus ikut berperan dalam organisasi atau kelompok yang

dipimpin, berperan untuk memajuka bangsa ini. Pemimpin yang seperti itulah yang layak

disebut pemimpin sejati. Menjadi pemimpin dalam suatu teamwork, maka harus cerdas;

dinamis, mengingat bahwa perubahan itu pasti terjadi; harmonis, antara pemimpin dan yang

dipimpin harusa dapat menjalin suasana yang harmonis sehingga nantinya dapat mencapai

satu tujuan; dan yang terakhir lincah, dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan

cepat dan tepat.

Untuk bisa menjadi pemimpin, pada awalnya harus mampu memimpin dirinya sendiri.

Selanjutnya agar mampu memimpin orang lain maka harus dibarengi dengan

menngembangkan dan meningkatkan kualitas diri. Beliau menjelaskan beberapa tahap/cara

untuk mengembangkankan diri manusia, antara lain melalui jalur pendidikan, baik

pendidikan formal, informal, maupun nonformal. Dapat juga memalui pelatihan, seperti

pelatihan bahasa asing, pelatihan memasak, pelatihan menjahit, dan sebagainya.

Pengalaman pun mampu mengembangkan manusia, melalui pengalaman yang

mengesankan maka hal tersebut akan selalu tercatat dalam memori otak kita. Semakin

banyak pengalaman maka semakin banyak pula yang berkembang. Dan yang terakhir

mengembangkan diri melalui kebiasaan. Memang tidak mudah memulai sesuatu yang baru

dalam hidup kita, oleh karena itu apabila benar-benar ingin dapat melakukannya maka kita

harus berusaha dengan maksimal. Dan apabila kita merasa senang dengan hal tersebut

lambat laun akan menjadi sebuah kebiasaan. Sebagai contoh, kita ingin berbuat baik

kepada orang-orang di sekitar kita. Awalnya sulit untuk melakukannya. Namun kemauanlah

yang memaksa kita untuk bisa. Setiap hari kita mencobanya sehingga lama-kelamaan akan

menjadi kebiasaan. Dan pada akhirnya kita dapat berkembang menjadi orang yang dapat

berbuat baik kepada orang-orang di sekitar kita.

Ada beberapa kualitas pada diri manusia yang harus ditingkatkan agar nantinya dapat

menjadi pemimpin yang baik, yakni (1) kualitas dasar, kualitas dasar tediri dari daya pikir,

daya hati, dan daya fisik. Segala sesuatu yang telah Tuhan berikan tersebut Tuhan

Page 4: Workshop Kepemimpinan

serahkan kepada manusia, akan dimanfaatkan secara maksimal atau tidak. Di dunia ini

banyak manusia yang selalu memanfaatkan pemberian Tuhan dengan maksimal, namun

banyak pula yang memanfaatkannya dengan tidak maksimal. Tuhan menciptakan manusia

dengan milyaran sel otak. Dengan demikian Tuhan telah memberikan kesempatan kepada

kita untuk meningkatkan daya pikir kita. Tuhan telah menciptakan hati, membiarkan manusia

untuk beriman atau tidak. Serta Tuhan telah memberikan bentuk fisik yang indah kepada

kita, membiarkan manusia menggunakan pemberian untuk kebaikan atau keburukan.

Apabila kita mampu mengombinasikan pikiran, hati, dan fisik dengan baik niscaya kualitas

diri kita akan meningkat dengan baik pula. (2) kualitas instrumental, yaitu berupa ilmu,

teknologi, seni, dan olahraga. Kualitas tersebut akan meningkat berbanding lurus dengan

kemampuan dan usaha kita. (3) kualitas ke-Indonesia-an atau kualitas nasionalisme, ada

beberapa dasar untuk meningkatkan kualitas tersebut yakni Pancasila, Undang-Undang

Dasar 1945, Negara Kesatuan republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika. Dengan

meningkatnya kualitas ke-Indonesia-an niscaya akan meningkat pula rasa solidaritas,

kesatuan, dan persatuan dalam diri kita. (4) kualitas global, yaitu kualitas yang mecakup

secara keseluruhan seperti sumber daya manusia, teknologi, manajemen, serta

kepemimpinan. Menurut bapak Slamet, pemimpin yang hebat adalah pemimpin yang

mampu “melayani” yang ia pimpin. Suatu sekolah dapat menjadi hebat karena kepala

sekolah, guru, serta karyawan mampu “melayani” siswa-siswi sekolah tersebut dengan baik.

Menurut beliau pula, secara garis besar kepemimpinan adalah interaksi antara pemimpin

dan yang dipimpin serta situasi yang mendukung sehingga yang dipimpin mampu memimpin

dirinya sendiri. Hal tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.

Pemimpin Yang dipimpin

Situasi

Kepemimpinan

Page 5: Workshop Kepemimpinan

Selain pengembangan dan peningkatan kualitas diri manusia, beliau juga

memaparkan peningkatan pilihan hidup. Hidup itu penuh dengan pilihan dan kita sendiri

yang memilih dari berbagai pilihan tersebut, seperti karir, pengaruh, penghasilan, kesehatan

mental, harapan hidup, kesehatan fisik, aktualisasi diri, dan kenikmatan hidup. Apabila saat

ini kita merasa tidak nyaman, tentu kita ingin masa depan kita nyaman. Apabila saat ini

sudah merasa nyaman, tentu kita ingin kehidupan kita di masa yang akan datang menjadi

lebih nyaman dari sekarang (sangat nyaman). Kenyamanan tersebut tidak datang dengan

sendirinya, perlu adanya usaha guna menjemput kenyamanan tersebut. Kenyamanan yang

kita dapatkan kelak tentu sebanding dengan usaha yang kita lakukan saat ini. Beliau

berpesan kepada para peserta workshop agar selalu berusaha untuk mendapatkan yang

lebih baik, namun jangan lupa untuk selalu bersyukur atas segala sesuatu yang telah Tuhan

berikan kepada kita.

Di akhir pembicaraannya, bapak Slamet berharap, kelak siswa-siswi SMA Negeri 6

Yogyakarta bisa dan mampu menjadi seorang pemimpin yang baik, minimal menjadi

pemimpin bagi dirinya sendiri. Selesai memaparkan materi kepemimpinan, maka dibukalah

sesi tanya jawab. Dalam sesi tersebut ada 2 orang yang bertanya. Yang pertama, apa yang

memotivasi Bapak untuk selalu bersemangat menuntut ilmu, dan yang kedua, bagaimana

sikap kita terhadap para pemimpin negeri ini yang tidak patut menjadi teladan bagi

rakyatnya. Setelah kedua pertanyaan ditampung, bapak Slamet pun memberikan

jawabannya. Yang pertama, yang memotivasi untuk selalu bersemangat menuntut ilmu yaitu

di dunia ini orang bodoh adalah orang yang tidak memanfaatkan apa yang telah Tuhan

berikan kepadanya. Beliau tidak ingin termasuk golongan tersebut. Maka beliau selalu

bersemangat menuntut ilmu, memanfaatkan milyaran sel otak yang telah Tuhan ciptakan.

Yang kedua, di Indonesia tentu banyak pemimpin hebat yang dapat menjadi teladan, namun

banyak pula pemimpin negeri ini yang tidak dapat dijadikan teladan. Maka sikap kita sebagai

orang-orang yang berfikir, kita harus dapat membedakan mana yang seharusnya kita

teladani dan mana yang tidak, atau dengan kata lain kita harus bersikap selektif. Jangan

biarkan pengaruh-pengaruh negatif memengaruhi kita, dan lebih baik kita menghindari

orang-orang seperti itu. Karena waktu sesi tanya jawab telah habis, maka cukup 2

pertanyaan saja yang diajukan kepada bapak Prof. H. Slamet PH, MA, M.Ed., MLHR, Ph.D.

Pada akhirnya, tepuk tangan yang meriah peserta workshop menutup pertemuan dengan

bapak Prof. H. Slamet PH, MA, M.Ed., MLHR, Ph.D kala itu.

Memasuki acara keempat yaitu penyampain materi oleh bapak Drs. H. Idham

Samawi. Jalannya acara berbeda dengan susunan acara yang dibacakan oleh pembawa

acara diawal acara tadi. Seharusnya setelah penyampaian materi dan tanya jawab dengan

bapak Prof. H. Slamet PH, MA, M.Ed., MLHR, Ph.D adalah selingan. Namun karena

Page 6: Workshop Kepemimpinan

padatnya acara bapak Drs. H. Idham Samawi hari itu, maka penyampaian materi 2 diajukan.

Bapak Drs. H. Idham Samawi adalah alumni SMA Negeri 6 Yogyakarta sekaligus mantan

Bupati Bantul periode 1999-2004 dan periode 2005-2010. Saat ini jabatan tersebut

berpindah kepada istri beliau, Ibu Hj. Idham Samawi. Bapak Drs. H. Idham Samawi

tergabung dalam PDIP. Pada kesempatan siang itu, beliau membicarakan tentang

nasionalisme. Beliau mengatakan bahwa pemimpin Indonesia haruslah mempunyai jiwa

nasionalisme tinggi sehingga tidak mungkin membuat bangsanya terpuruk. Dan sebagai

pemimpin haruslah sesuai dengan ideologi yang terdapat dalam suatu negara tersebut.

Dalam hal ini di Indonesia mempunyai Ideologi yaitu Ideologi Pancasila sehingga pemimpin

yang memimpin Indonesia harus sesuai dengan Ideologi Pancasila.

Ideologi bukan hanya untuk diketahui saja tetapi Ideologi harus di implementasikan

atau diwujudkan. Jadi nilai-nilai yang terdapat dalam Ideologi Pancasila harus diwujudkan

dengan kreatif sehingga dapat mewujudkan apa yang menjadi cita-cita dari bangsa

Indonesia. Dan kita sebagai rakyat Indonesia harus mempunyai jiwa nasionalisme tinggi

sehingga Negara kita bisa berubah dari Negara berkembang menjadi Negara maju. Dan

beliau mengatakan Menteri dari RRC berani mengatakan bahwa Indonesia mampu menjadi

Negara pemimpin seperti AS karena Indonesia mempunya jumlah penduduk yang banyak,

wilayah yang luas, SDA yang memadai dan mempunyai Ideologi asli dari Negara itu sendiri.

Setelah penyampaian materi oleh bapak Drs. H. Idham Samawi yang dilanjutkan

dengan sesi tanya jawab, acara selanjutnya yaitu selingan yang diisi dengan hiburan,

beberapa lagu dibawakan oleh Fitri Bintang Permatasari dan diiringi suara keyboard yang

dimainkan oleh Afriza Animawan. Serta para peserta workshop diberi kesempatan untuk

beristirahat sejenak dan sholat. Sekitar pukul 12.30 WIB acara dilanjutkan kembali. Pihak

sponsor, yaitu XL dan Pocari Sweat memperkenalkan produk mereka lebih dalam lagi

kepada para peserta workshop.

Acara yang terakhir yaitu pemberian sedikit dana bantuan dari alumni SMA Negeri 6

Yogyakarta kepada Devika, siswi kelas XI, untuk mematenkan hasil penemuannya yaitu Bra

Penampung Asi yang meraih juara 1 dalam National Young Inventor Award (NYIA) di

Jakarta beberapa waktu lalu. Dengan prestasi tersebut, diharapkan siswa-siswi SMA Negeri

6 Yogyakarta yang lain mampu menyumbangkan prestasinya guna mengharumkan nama

SMA Negeri 6 Yogyakarta baik ditingkat regional, nasional, maupun internasional.

Kesimpulan yang dapat diambil seteah mengikuti workshop kepemimpinan yaitu,

bahwa seorang pemimpin harus memiliki jiwa kepemimpinan yang berorientasi pada

pelayanan, berpartisipasi aktif, memiliki kemauan yang tinggi untuk belajar, dan yang

terpenting adalah menjadi pemimpin yang jujur, cerdas, bekerja keras, lincah, dinamis, serta

mampu menciptakan suasana yang harmonis bersama dengan yang ia pimpin.