Word. Turunan Alkana
-
Upload
oengshadow -
Category
Documents
-
view
1.246 -
download
11
Embed Size (px)
description
Transcript of Word. Turunan Alkana

TURUNAN ALKANA
KARYA TULIS
Disusun dan Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan dalam Mengikuti Tes Kenaikan
Kelas Semester 2 Sekolah Menengah Atas Batik 2 Surakarta
Tahun Pelajaran 2009/2010
DISUSUN OLEH :
NAMA : AGUNG.FITRIYANTO
KELAS : XI.IA.1
NO. INDUK : 4350
SEKOLAH MENENGAH ATAS BATIK 2

SURAKARTA 2010
PENGESAHAN
Karya tulis ini telah diterimadan disetujui oleh pembimbing, serta diketahui
dan disahkan oleh Kepala Sekolah SMA Batik 2 Surakarta, pada :
Hari :
Tanggal :
Mengetahui, Menyetujui,
Kepala SMA Batik 2 Pembimbing
Drs.H.Soewarto ,M.M. Jumiyat,S.pd
NIP. 19541019 198103 1 010 NIP.19590429 199003 1 003
2

MOTTO
1. Yesterday is a History , Tomorrow is a Mystery , But To day is a GIFT
(Tokoh Shifu dalam Kung Fu Panda)
2. Anda harus tahan terhadap ulat jika ingin dapat melihat kupu-kupu. (Antoine
De Saint)
3. Yang terparah dalam dunia usaha adalah keadaan tidak ada keputusan.
(Napoleon).
3

PERSEMBAHAN
Karya Tulis ini penulis persembahkan kepada :
1. Ayah dan Bunda tercinta
2. Keluarga besar SMA Batik 2 Surakarta
3. Adik dan Kakak-kakak tersayang
4. Teman-teman tersayang
4

KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur Allhamdulilah kehadirat Allah Swt penulis dapat
menyelesaikan karya tulis ini yang merupakan salah satu syarat untuk mengikuti tes
kenaikan kelas semester 2 SMA Batik 2 Surakarta.
Dengan terwujudnya karyatulis ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Drs. H.Soewarto ,M.M selaku kepala sekolah SMA batik 2 Surakarta.
2. Bp. Jumiyat,S.pd. selaku pembimbing.
3. Rekan-rekan serta semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan karya tulis ini.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih belum sempurna,oleh karena itu
penulis akan menerima dengan senang hati segala saran dan kritik yang bersifat
membangun demi sempurnanya karya tilis ini.
Akhirnya satu harapan dari penulis, semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat
bagi pembaca.
Penulis
5

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………. i
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………........ii
HALAMAN MOTTO…………………………………………….. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………… iv
KATA PENGANTAR…………………………………………….. v
DAFTAR ISI……………………………………………………… vi
BAB I PENDAHULUAN……………………………………... 1
Latar Belakang Masalah……………………………...... 1
Alasan Pemilihan Judul ……………………………….. 1
Tujuan Penulisan………………………………………. 1
Metode Pengumpulan Data …………………………….1
Sistematika Karya Tulis ………………………………..1
BAB II PEMBAHASAN ISI ……………………………………
Gugusan Fungsi…………………………………………3
Aldehida ……………………………...............................6
Keton ……………………………………........................8
Asam Karboksilat ……………………………………….9
6

Ester ……………………………………………….........10
Eter ……………………………………...........................11
Hidroksil ………………………………...........................13
Keisomeran Struktur …………………………………….15
Keisomeran Rantai …………………………....................16
Keisomeran Kedudukan,……………………………........16
Keisomeran kumpulan fungsian ………………………....16
BAB III PENUTUP……………………………………………….
Kesimpulan………………………………………………
Saran-saran……………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………..
7

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penulis ingin mengetahui lebih banyak tentang turunan alkana, dan juga
menyelesaikan karya tulis ini .
B. Alasan Pemilihan Judul
1. Judul tersebut adalah saran dari pembimbing.
2. Judul tersebut sesuai dengan data-data yang penulis peroleh.
C. Tujuan Penulisan Karya Tulis
1. Sebagai syarat untuk mengikuti tes Semester 2.
2. Menambah pengetahuan bagi penulis.
3.Menumbuhkan dan memantapkan disiplin penulis dalam melaksanakan
observasi.
D. Metode Pengumpulan Data
1. Literature
2. ICT
E. Sistematika Karya Tulis
Untuk mempermudah dalam mempelajari karya tulis ini, penulis membuat
sistematika karya tulis sebagai berikut :
8

BAB I : Latar Belakang Masalah, Alasan Pemilihan Judul, Tujuan Penulisan
Karya Tulis, Metode Pengumpulan Data, Sistematika Karya Tulis.
BAB II : Gugusan Fungsi, Aldehida, Keton, Asam Karboksilat, Ester, Eter,
Hidroksil, Keisomeran Struktur, Keisomeran Rantai, Keisomeran
Kedudukan, Keisomeran kumpulan fungsian,
BAB III: Kesmpulan,Saran-saran
F. Daftar Pustaka
9

BAB II
PEMBAHASAN ISI
Gugus fungsi (istilah dalam kimia organik) adalah kelompok gugus khusus pada
atom dalam molekul, yang berperan dalam memberi karakteristik reaksi kimia pada
molekul tersebut. Senyawa yang bergugus fungsi sama memiliki reaksi kimia yang
sama atau mirip.
Berikut adalah daftar gugus fungsi yang sering dijumpai. Di dalam penulisan rumus,
simbol R dan R' selalu menyatakan ikatan hidrogen atau rantai hidrokarbon, atau
suatu gugus atom.
Kelas kimiawi Gugus Rumus
Rumus struktural Awalan Akhiran Contoh
Alkana Alkil RH alkil- -ana
Metana
Asil halida Haloformil RCOX haloformil- -oil halida
Asetil klorida(Etanoil klorida)
10

Alkohol Hidroksil ROH hidroksi- -ol
Metanol
Aldehida Aldehida RCHO okso- -al
Asetaldehida
(Etanal)
Asam
karboksilatKarboksil RCOOH karboksi- asam -oat Asam asetat
(Asam etanoat
atau asam cuka)
Haloalkana Halo RX halo-alkil
halida Kloroetana
(Etil klorida)
Eter Eter ROR' alkoksi-alkil alkil
eterDietil eter
(Etoksi etana)
11

Ester Ester RCOOR'alkil
alkanoatEtil butirat
(Etil butanoat)
Keton Keton RCOR' keto-, okso- -onMetil etil
keton(Butanon)
12
R=gugus alkyl (CnH2n+1 )R=gugus alkyl (CnH2n+1 )

1. Aldehida
Gugus fungsi aldehida itu disebut juga gugus formil.
a. Tata Nama Aldehida
Nama alkanal diturunkan dari nama alkana yang sesuai dengan mengganti
akhiran a menjadi al. Tata nama isomer alkanal pada dasarnya sama seperti
tatanama alkanol, tetapi posisi gugus fungsi ( -CHO ) tidak perlu dinyatakan
karena selalu menjadi atom karbon nomor satu.
CH3-CH-CH2-CHO
|
CH3
3-metilbutanal
Nama lazim aldehida diturunkan dari nama lazim asam karboksilat yang
sesuai dengan mengganti akhiran at menjadi aldehida dan membuang kata asam.
Misalnya asam format nama lazimnya adalah formaldehida.
b. Reaksi-reaksi Alkanal
o Oksidasi
13

Pereaksi Tollens adalah suatu larutan basa dari ion kompleks perak-amonia.
Pereaksi tollens dibuat dengan cara menetesi larutan perak nitrat dengan larutan
amonia, sedit demi sedikit hingga endapan yang mula-mula terbentuk larut
kembali. Pereaksi Fehling terdiri dari dua bagian yaitu Fehling A dan Fehling B.
Fehling A adalah larutan tembaga sulfat, sedangkan fehling B merupaka
campuran larutan NaOH dan kalium-natrium tartrat ( garam Rochlle ). Pereaksi
fehling dibuat dibuat dengan mencampurkan kedua campuran tersebut,
dicampurkan dengan larutan NaOH, membentuk suatu larutan yang berwarna biru
tua.
o Adisi Hidrogen (Reduksi)
Ikatan rangkap -C=O dari gugus fungsi aldehida dapat diadisi gas hidrogen
membentuk suatu alkohol primer. Adisi hidrogen menyebabkan penuruna
bilangan oksidasi atom karbon gugus fungsi. Oleh karena itu adisi hidrogen
tergolong reduksi.
c. Penggunaan Aldehida
Formaldehida merupakan aldehida yang paling banyak diproduksi dan
mempunyai banyak kegunaan antara lain sebagai berikut.
14

o Untuk membuat formalin, yaitu larutan 40 % formaldehida dalam air.
Formalin digunakan untuk mengawetkan contoh biologi dan juga mengawetkan
mayat, tetapi tidak boleh untuk mengawetkan makanan.
o Untuk membuat berbagai jenis plastik termoset ( plastik yang tidak
meleleh pada pemanasan ).
2. Keton
a. Tata Nama Keton
Nama alkanon diturunkan dari nama alkana yang sesuai dengan mengganti
akhiran a menjadi on.
Nama lazim keton adalah alkil alkil keton. Kedua gugus alkil disebut secara
terpisah kemudian diakhiri dengan kata keton.
CH3-CO-C2H5 etil metil keton
CH3-CO-CH3 dimetil keton
b. Sifat-sifat Keton
o Oksidasi
15

Keton adalah reduktor yang lebih lemah daripada aldehida. Zat-zat
pengoksidasi lemah seperti pereaksi Tollens dan Fehling tidak dapat
mengoksidasi keton. Oleh karena itu aldehida dan keton dapat dibedakan dengan
menggunakan peraksi-peraksi tersebut.
o Reduksi ( Adisi Hidrogen )
Reduksi keton menghasilkan alkohol primer.
c. Penggunaan Keton
Keton yang paling banyak penggunaannya adalah propanon yang dalam
dunia perdangan dan kehidupan sehari-hari disebut aseton. Kegunaan utana
aseton adalah sebagai pelarut untuk lilin, plastik, dan sirlak. Juga sebgai pelarut
untuk selulosa asetat dalam memproduksi rayon. Dalam kehidupan sehari-hari,
kaum wanita menggunakan aseton untuk mebersihkan pewarna kuku. Beberapa
keton siklik merupakan bahan untuk membuat parfum karena berbau harum.
3. Asam Karboksilat
a. Tata Nama Alkanoat
Nama asam alkanoat diturunkan dari nama alkana yang sesuai dengan
mengganti akhiran a menjadi oat dan memberi awalan asam. Misalnya alkana
menjadi asam alkanoat.
16

CH3-CH-CH2-COOH
|
CH3
asam 3-metilbutanoat
Nama lazim asam karboksilat. Misalnya asam metanoat nama lazimnya
adalah asam format.
b. Beberapa Asam Karboksilat dalam Kehidupan Sehari-hari
Asam format banyak digunakan dalam industri tekstil, penyamakan kulit,
dan di perkebunan karet untuk menggumpalkan lateks (getah pohon karet). Asam
asetat adalah asam yang terdapat dalam cuka makanan. Kadar asam asetat yang
terdapat dalam cuka makanan sekitar 20-25 %.
4. Ester
a. Tata Nama Ester
Ester turunan alkana diberi nama alkil alkanoat. Yang disebut alkil pada
nama itu adalah gugus karbon yang terikat pada atom O ( gugus R' ), sedangkan
17

alkanoat adalah gugus R-COOH-. Atom C gugus fungsi masuk ke dalam bagian
alkanoat.
b. Pembuatan Ester
Ester dapat dibuat dari asam karboksilat dan alkohol dengan pengaruh asam
sulfat pekat. Reaksi ini disebut reaksi pengesteran (esterifikasi) dan merupakan
reaksi kesetimbangan.
c. Beberapa Jenis Ester dan Penggunaannya
Ester mempunyai aroma yang sedap banyak di antaranya terdapat pada
bunga atau buah-buahan sehingga disebut ester buah-buahan. Lilin (wax, bukan
lilin parafin) adalah ester dari asam karboksilat berantai panjang dengan alkohol
berantai panjang. Salah satu golongan ester yan banyak terdapat di alam adalah
lemak (fat). Beberapa contoh lemak dan minyak adalah lemak sapi, minyak
kelapa, minyak jagung, dan minyak kelapa.
d. Sifat-sifat Ester
o Hidrolisis
Ester dapat terhidolisis dengan pengaruh asam membentuk alkohol dan
asam karboksilat. Reaksi hidrolisis merupakan kebalikan dan pengesteran.
18

Hidrolisis lemak atau minyak menghasilkan gliserol dan asam-asam lemak.
Contoh hidrolisis gliseril tristearat menghasilkan gliserol dan asam stearat.
o Penyabunan
Reaksi ester (khususnya lemak dan minyak) dengan suatu basa kuat seperti
NaOH atau KOH menghasilkan sabun. Oleh karena itu reaksinya disebut reaksi
penyabunan (saponifikasi). Pada pembuatan sabun juga terbentuk gliserol sebagai
hasil sampingan.
5. Eter
Bagi kebanyakan orang kata eter dikaitkan dengan anestesi. Eter yang dimaksud
adalah hanyalah salah satu anggota kelompok eter, yaitu senyawa yang mempunyai
dua gugus organik melekat pada atom oksigen tunggal. Rumus umum eter ialah R-O-
R’, yang R dan R’-nya bisa sama atau berbeda, gugusnya dapat berupa alkil atau aril.
Pada anestesi umum kedua R-nya adalah gugus etil. CH3CH2-O-CH2CH3.
Eter merupakan isomer atau turunan dari alkohol (unsur H pada OH diganti oleh alkil
atau aril). Eter mengandung unsur C, H, dan O.
Sifat fisika eter :
- Senyawa eter rantai C pendek berupa cair pada suhu kamar dan TD nya naik
dengan penambahan unsur C.
19

- Eter rantai C pendek medah larut dalam air, eter
- dengan rantai panjang sulit larut dalam air dan larut dalam pelarut organik.
- Mudah terbakar
- Unsur C yang sama TD eter > TD alkana dan < TD alkohol (metil, n-pentil eter
140oC, n-heptana 98oC, heksil alkohol 157oC).
Penggunaan eter :
- Dietil eter : sbg obat bius umum, pelarut dari minyak, dsb.
- Eter-eter tak jenuh : pada opersi singkat : ilmu kedokteran gigi dan ilmu
kebidanan.
Tatanama eter
- Eter diberi nama berdasarkan gugus alkil atau arilnya menurut urutan abjad,
diikuti dengan kata eter misalnya :
20

Untuk eter dengan stuktur kompleks, kadang-kadang diperlukan nama gugus –OR
sebagai gugus alkoksi. Misalnya, dalam sistem IUPAC eter diberi nama sebagai
hidrokarbon dengan substitusi alkoksi.
6.Hidroksil
Hidroksil adalah gugus fungsional -OH yang digunakan sebagai subsituen di sebuah
senyawa organik. Molekul yang mengandung gugus hidroksil dikenal dengan sebutan
alkohol.
21

Radikal hidroksil
Radikal hidroksil, ·OH adalah bentuk netral dari ion hidroksida. Radikal ini sangat
reaktif dan dapat mengganggu kelangsungan hidup. radikal hidroksil yang paling
sering dijumpai berasal dari dekomposisi dari hidroperoksida (ROOH) atau dalam
kimia atmosfer, dengan reaksi oksigen yang tereksitasi dengan air. Radikal ini juga
penting dalam kimia radiasi, karena radikal tersebut dapat membentuk hidrogen
peroksida dan oksigen, yang mana dapat memulai pengkaratan dan radioaktof pada
lingkungan.
Dalam sintesis organik, radikal hidroksil didapatkan dari fotolisis dari 1-hidroksi-
2(1H)-piridintiona.
Masalah pada atmosfer
Radikal hidroksil dikenal sebagai "deterjen" troposfer karena dapat bereaksi dengan
beberapa polutan. Reaksi pertama adalah pembuangan atom hidrogen sehingga
terbentuk air dan radikal alkil (R·).
OH + RH → H2O + R·
Radikal alkil akan bereaksi cepat dengan oksigen dan membentuk radikal peroksi.
R· + O2 → RO2
22

Reaksi di troposfer ini berpengaruh oleh banyaknya cahaya matahari, polusi atmosfer.
Kepentingan biologis
Radikal hidroksil merupakan radikal dengan reaktivitas yang tinggi sehingga
biasanya berbahaya bagi makhluk hidup. Tidak seperti superoksida, yang dapat
dinetralisir sifat toksiknya dengan superoksida dismustase, radikal hidroksil tidak
dapat dieliminasi dengan reaksi enzimatik. Hal ini disebabkan difusi pada sisi aktif
enzim lebih lambat daripada waktu paruhnya.
Radikal hidroksil dapat merusak semua tipe makromolekul seperti karbohidrat, asam
nukleat, lipid dan asam amino. Cara satu-satunya untuk melindungi sel adalah dengan
penggunaan antioksidan seperti glutation.
*Keisomeran struktur
23

Keisomeran struktur ialah sejenis bentuk keisomeran yang mana molekul-molekul
dengan formula molekul yang sama mempunyai atom-atom yang diikatkan dalam
susunan yang berbeza, iaitu bertentangan dengan kestereoisomeran.
Keisomeran struktur boleh dibahagikan kepada :
Keisomeran rantai: Isomer-isomer rantai mempunyai komponen-komponen
rantai yang disusun dengan cara yang berbeza untuk mencipta struktur yang
berlainan. Umpamanya, 3-metilpentan ialah isomer 2-metilpentan. Pentana
wujud dalam tiga bentuk isomer: n-pentana, isopentana dan neopentana.
Contoh keisomeran kedudukan
Keisomeran kedudukan: Isomer-isomer kedudukan wujud apabila sebuah
kumpulan fungsian mengubahkan kedudukannya dalam rantai. Dalam gambar
rajah, 2-hydroksipentana telah menjadi 3-hydroksipentana. Banyak isomer
aromatik wujud kerana kandungannya boleh ditempatkan pada bahagian-
bahagian cecincin benzena yang berbeza. Hanya terdapat satu isomer fenol
yang tunggal, iaitu hydroksibenzena, tetapi terdapat kresol (metilfenol) yang
mana kumpulan metil tambahan dapat ditempatkan pada tiga kedudukan yang
berbeza dalam cecincin untuk menghasilkan tiga isomer. Xilenol mempunyai
24

satu kumpulan hydroksil dan dua kumpulan metil untuk menghasilkan
sejumlah enam isomer.
Keisomeran kumpulan fungsian:: Dalam keisomeran ini, satu kumpulan
fungsian berpisah untuk menjadi kumpulan yang lain. Umpamanya,
sikloheksana dan 1-Heksena mempunyai formula C6H12 yang sama. Kedua-
dua ini dianggap sebagai isomer-isomer kumpulan fungsian kerana
sikloheksana ialah alkana manakala 1-Heksena ialah alkena dan oleh itu,
harus mempunyai formula molekul yang sama.
a. Keisomeran karena atom karbon asimetrik, keisomeran optik
Sebelum ada teori valensi, kimiawan/fisiologis Perancis Louis Pasteur (1822-1895)
telah mengenali pengaruh struktur molekul individual pada sifat gabungan molekul.
Ia berhasil memisahkan asam rasemat tartarat (sebenarnya garam natrium amonium)
menjadi (+) dan (-) berdasarkan arah muka hemihedral kristalnya (1848).
Kedua senyawa memiliki sifat fisika (misalnya titik leleh) dan kimia yang sama,
tetapi ada perbedaan dalam sifat optik dalam larutan masing-masing senyawa.
Keduanya memutar bidang polarisasi cahaya, dengan kata lain mempunyai keaktifan
optik. Rotasi jenis kedua senyawa, yang mengkur kekuatan rotasi kedua senyawa,
memiliki nilai absolut yang sama, namun tandanya berlawanan. Karena molekul
berada bebas dalam larutan, perbedaan ini tidak dapat dijelaskan karena perbedaan
25

struktur kristal. Sayangnya waktu itu, walaupun teori atom sudah ada, teori valensi
belum ada. Dengan kondisi seperti ini Pasteur tidak dapat menjelaskan penemuannya.
Di tahun 1860-an, kimiawan Jerman Johannes - Adolf Wislicenus (1835-1902)
menemukan bahwa dua jenis asam laktat yang diketahui waktu itu keduanya adalah
asam α-hidroksipropanoat CH3CH(OH)COOH, bukan asam β- hidroksipropanoat
HOCH2CH2COOH. Ia lebih lanjut menyarankan bahwa konsep baru untuk
stereoisomer harus dibuat untuk menjelaskna fenomena ini. Konse baru ini
menyatakan bahwa kedua senyawa yang memiliki rumus struktur yang sama dalam
dua dimensu dapat menjadi stereoisomer bila susunan atom-atomnya di ruang
berbeda.
Di tahun 1874, van’t Hoff dan Le Bel secara independen mengusulkan teori atom
karbon tetrahedral. Menurut teori ini, kedua asam laktat yang dapat digambarkan di
Gambar 4.4. Salah satu asam laktat adalah bayangan cermin asam laktat satunya.
Dengan kata lain, hubungan kedua senyawa seperti hubungan tangan kanan dan
tangan kiri, dan oleh karena itu disebut dengan antipoda atau enantiomer. Berkat teori
van’t Hoff dan Le Bel, bidang kimia baru, stereokimia, berkembang dengan cepat.
26

(+)-asam laktat (-)-lactic acid
Gambar 4.4 Stereoisomer asam laktat.
Kedua isomer atau antipoda, berhubungan layaknya tangan kanan dan kiri
Pada atom karbon pusat di asam laktat, empat atom atau gigus yang berbeda terikat.
Atom karbon semacam ini disebut dengan atom karbon asimetrik. Umumnya,
jumlah stereoisomer akan sebanyak 2n, n adalah jumlah atom karbon asimetrik. Asam
tartarat memiliki dua atom karbon asimetrik. Namun, karena keberadaan simetri
molekul, jumlah stereoisomernya kurang dari 2n, dan lagi salah satu stereoisomer
secara optik tidak aktif (Gambar 4.5). Semua fenomena ini dapat secara konsisten
dijelaskan dengan teori atom karbon tetrahedral.
(+)-asam tartarat (-)-asam tartarat meso-asam tartarat
Gambar 4.5 Stereoisomer asam tartarat(+)-asam tartarat dan (-)-asam tartarat
membentuk pasangan enantiomer.
Namun karena adanya simetri, meso-asam tartarat secara optik tidak aktif.
27

Latihan 4.2 Gliseraldehida Gambarkan perspektif gliseraldehida
OHCCHOHCH2OH, gula paling sederhana, seperti cara yang ditunjukkan pada
gambar 4.4.
Jawab.
Catat ada banyak cara lain untuk menggambarkannya.
b. Isomer geometri
Van’t Hoff menjelaskan keisomeran asam fumarat dan maleat karena batasan rotasi di
ikatan ganda, suatu penjelasan yang berbeda dengan untuk keisomeran optik. Isomer
jenis ini disebut dengan isomer geometri. Dalam bentuk trans subtituennya (dalam
kasus asam fumarat dan maleat, gugus karboksil) terletak di sisi yang berbeda dari
28

ikatan rangkap, sementara dalam isomer cis-nya subtituennya terletak di sisi yang
sama.
Dari dua isomer yang diisoasi, van’t Hoff menamai isomer yang mudah melepaskan
air menjadi anhidrida maleat isomer cis sebab dalam isomer cis kedua gugus karboksi
dekat satu sama lain. Dengan pemanasan sampai 300 °C, asam fuarat berubah
menjadi anhidrida maleat. Hal ini cukup logis karena prosesnya harus melibatkan
isomerisasi cis-trans yang merupakan proses dengan galangan energi yang cukup
tinggi (Gambar 4.6).
Karena beberapa pasangan isomer geometri telah diketahui, teori isomer geometri
memberikan dukunagn yang baik bagi teori struktural van’t Hoff.
asam fumarat asam maleat anhidrida maleat
Gambar 4.6 Isomer geometri asam maleat (bentuk cis) mempunyai dua gugus
karboksil yang dekat, dan mudah melepas air menjadi anhidrida (anhidrida maleat).
Latihan 4.3 Isomer dikhloroetilena
Gambarkan rumus struktur semua isomer dikhloroetilena C2H2Cl2.
29

Jawab: Dua atom khlorin dapat terikat pada atom karbon yang sama, atau pada atom
karbon yang
berbeda. Dan pada kasus yang kedua akan ada isomer geometri.
30

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Penulis lebih tahu tentang turunan alkana.
2. Penulis akan terus mempelajari tentang turunan alkana.
3. Penulis dapat mengetahui apa guna turunan alkana dalam kehidupan
sehari-hari kita seperti pembuataan formalin, plastik termoset, obat
bius umum, pelarut dari minyak , dan lainya.
4. Penulis dapat mengetahui apa masalh yang dapt di timbulkan oleh
Radikal hidroksil yang mengakibatkan masalah atmosfir.
B. SARAN-SARAN
1. Semoga penulis-penulis lain dapat menyempurnakan karya tulis ini.
2. Semoga karya tulis ini dapat menjadi inspirasi bagi penulis=penulis
lain.
31

DAFTAR PUSTAKA
1. http//www.google.com
2. http//www.bse.com
3. http//www.depdiknas.co.id
4. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/sifat_senyawa_organik
5. Porba Michael. 2006 . KIMIA Kelas XII . Jakarta: Erlangga.
32