Word Bagus

31
Perhimpunan Dokter keluarga Indonesia Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa Langsung ke: navigasi , cari Artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia Merapikan artikel bisa berupa membagi artikel ke dalam paragraf atau wikifikasi artikel . Setelah dirapikan, tolong hapus pesan ini. Perhimpunan Dokter keluarga Indonesia (PDKI) PDKI adalah Kepanjanganya adalah “Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia” Saat ini seluruh anggotanya adalah Dokter Praktik Umum (DPU) yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia. Jumlah anggota yang telah mendaftar sekitar 3000 orang. Semua anggota PDKI adalah anggota IDI. PDKI merupakan organisasi profesi dokter penyelenggara pelayanan kesehatan tingkat primer"yang utama". Ciri dokter layanan primer adalah: (Goroll, 2006) Menjadi kontak pertama dengan pasien dan memberi pembinaan berkelanjutan (continuing care) Membuat diagnosis medis dan penangannnya, Membuat diagnosis psikologis dan penangannya, Memberi dukungan personal bagi setiap pasien dengan berbagai latar belakang dan berbagai stadium penyakit Mengkomunikasikan informasi tentang pencegahan, diagnosis, pengobatan, dan prognosis, dan Melakukan pencegahan dan pengendalian penyakit kronik dan kecacatan melalui penilaian risiko, pendidikan kesehatan, deteksi dini penyakit, terapi preventif, dan perubahan perilaku. Setiap dokter yang menyelenggarakan pelayanan seperti di atas dapat menjadi anggota PDKI. Anggota PDKI adalah semua dokter penyelenggara pelayanan kesehatan tingkat primer baik yang baru lulus maupun yang telah lama berpraktik sebagai Dokter Praktik Umum.

description

dokter keluarga indonesia

Transcript of Word Bagus

Page 1: Word Bagus

Perhimpunan Dokter keluarga IndonesiaDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Belum DiperiksaLangsung ke: navigasi, cari

Artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar WikipediaMerapikan artikel bisa berupa membagi artikel ke dalam paragraf atau wikifikasi artikel. Setelah dirapikan, tolong hapus pesan ini.

Perhimpunan Dokter keluarga Indonesia (PDKI) PDKI adalah Kepanjanganya adalah “Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia” Saat ini seluruh anggotanya adalah Dokter Praktik Umum (DPU) yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia. Jumlah anggota yang telah mendaftar sekitar 3000 orang. Semua anggota PDKI adalah anggota IDI. PDKI merupakan organisasi profesi dokter penyelenggara pelayanan kesehatan tingkat primer"yang utama". Ciri dokter layanan primer adalah: (Goroll, 2006) Menjadi kontak pertama dengan pasien dan memberi pembinaan berkelanjutan (continuing care) Membuat diagnosis medis dan penangannnya, Membuat diagnosis psikologis dan penangannya, Memberi dukungan personal bagi setiap pasien dengan berbagai latar belakang dan berbagai stadium penyakit Mengkomunikasikan informasi tentang pencegahan, diagnosis, pengobatan, dan prognosis, dan Melakukan pencegahan dan pengendalian penyakit kronik dan kecacatan melalui penilaian risiko, pendidikan kesehatan, deteksi dini penyakit, terapi preventif, dan perubahan perilaku.

Setiap dokter yang menyelenggarakan pelayanan seperti di atas dapat menjadi anggota PDKI. Anggota PDKI adalah semua dokter penyelenggara pelayanan kesehatan tingkat primer baik yang baru lulus maupun yang telah lama berpraktik sebagai Dokter Praktik Umum.

Dokter penyelenggara pelayanan kesehatan tingkat primer termasuk Dokter (Praktik Umum) yang praktik pribadi Dokter Keluarga yang praktik pribadi Dokter layanan primer lainnya termasuk: Dokter Praktik Umum yang praktik solo Dokter (praktik umum) praktik bersama Dokter perusahaan Dokter bandara Dokter pelabuhan Dokter kampus Dokter pesantren Dokter haji Dokter Puskesmas Dokter yang bekerja di unit gawat darurat Dokter yang bekerja di Poliklinik Umum RS Dokter Praktik Umum yang bekerja di bagian pelayanan khusus misalnya Unit Hemodialisis, PMI, dsb.

Daftar isi

[sembunyikan]

1 Sejarah PDKI 2 1. KIKK 3 2. Dokter (Dokter Praktik Umum, DPU, ”General Practitioner”) 4 3. Dokter Keluarga (DK), Magister Kedokteran Keluarga atau Magister Famili Medisin

(MKK/MFM), dan Spesialis Kedokteran Keluarga atau Spesialis Famili Medisin (SpFM)

Page 2: Word Bagus

5 Pranala luar

[sunting] Sejarah PDKI

PDKI pada awalnya merupakan sebuah kelompok studi yang bernama Kelompok Studi Dokter Keluarga (KSDK, 1983), sebuah organisasi dokter seminat di bawah IDI. Anggotanya beragam, terdiri atas dokter praktik umum dan dokter spesialis. Pada tahun 1986, menjadi anggota organisasi dokter keluarga sedunia (WONCA). Pada tahun 1990, setelah Kongres Nasional di Bogor, yang bersamaan dengan Kongres Dokter Keluarga Asia-Pasifik di Bali, namanya diubah menjadi Kolese Dokter Keluarga Indonesia (KDKI), namun tetap sebagai organisasi dokter seminat. Pada tahun 2003, dalam Kogres Nasional di Surabaya, ditasbihkan sebagai perhimpunan profesi, yang anggotanya terdiri atas dokter praktik umum, dengan nama Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI), namun saat itu belum mempunyai kolegium yang berfungsi. Dalam Kongres Nasional di Makassar 2006 didirikan Kolegium Ilmu Kedokteran Keluarga (KIKK) dan telah dilaporkan ke IDI dan MKKI.

[sunting] 1. KIKK

Kepanjangannya adalah: Kolegium Ilmu Kedokteran Keluarga, dipilih dalam Kogres Nasional VII di Makassar 30 Agustus – 2 September 2006, dan telah dilaporkan ke PB IDI Pusat dan MKKI. Kolegium memang harus ada dalam sebuah organisasi profesi. Jadi PDKI harus mempunyai kolegium yang akan memberikan pengakuan kompetensi keprofesian kepada setiap anggotanya Dalam PDKI lembaga ini yang diangkat oleh kongres dan bertugas: Melaksanakan isi anggaran dasar dan anggaran rumah tangga serta semua keputusan yang ditetapkan kongres Mempunyai kewenangan menetapkan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan sistem pendidikan profesi bidang kedokteran keluarga Mengkoordinasikan kegiatan kolegium kedokteran. Mewakili PDKI dalam pendidikan profesi bidang kedokteran keluarga Menetapkan program studi pendidikan profesi bidang kedokteran keluarga beserta kurikulumnya Menetapkan kebijakan dan pengendalian uji kompetensi nasional pendidikan profesi kedokteran keluarga Menetapkan pengakuan keahlian (sertfikasi dan resertifikasi) Menetapkan kebijakan akreditasi pusat pendidikan dan rumah sakit pendidikan untuk pendidikan dokter keluarga Mengembangkan sistem informasi pendidikan profesi bidang kedokteran keluarga Angota KIKK terdiri atas anggota PDKI yang dinilai mempunyai tingkat integritas dan kepakaran yang tinggi untuk menilai kompetensi keprofesian anggotanya Atas anjuran dan himbauan IDI sebaiknya KIKK digabung dengan KDI karena keduanya menerbitan sertifikat kompetensi untuk Dokter Pelayanan Primer (DPP). Setelah melalui diskusi yang berkepanjangan akhirnya deuanya digabung dengan nama Kolegium Dokter dan Dokter Keluarga (KDDKI) yang untuk sementara melanjutkan tugas masing-masing, unsur KDI memberikan sertifikat kepada dokter yang baru lulus sedangkan unsur KIKK memberikan sertifikat kompetensi (resertifikasi) kepada DPP yang akan mendaftar kembali ke KKI.

[sunting] 2. Dokter (Dokter Praktik Umum, DPU, ”General Practitioner”)

Page 3: Word Bagus

Dokter sering disebut ”Dokter Praktik Umum” (General Practitioner) yang disalah-kaprahkan menjadi ”Dokter Umum”

Sebutan “Dokter Umum” sudah tidak digunakan lagi dan diganti dengan “Dokter Praktik Umum” (DPU) sesuai dengan keputusan Muktamar IDI di Malang tahun 2000 Dokter adalah gelar profesi bagi lulusan Fakultas Kedokteran dan atau Program Studi Pendidikan Dokter (PSPD), yang menggunakan KIPDI I, II, dan sebelumnya Pendidikan dokter sejak tahun 2005 telah berubah metodenya dari “Content Based Curriculum” yang bersifat “teacher centered” menjadi “Competency based Curriculum (KBK)” yang bersifat “student centered”. Isi kurikulum (bahan bahasan) tetap sama yaitu Ilmu Kedokteran Pelayanan Primer beserta kemajuan yang dicapai. Seluruh isi KIPDI III selanjutnya menjadi bagian utama dan disahkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia sebagai “Standar Nasional Kurikulum Pendidikan Dokter”. Standar ini harus menjadi acuan utama kurikulum FK/PSPD dan menjadi 80% is kurikulum setiap FK/PSPD. Yang 20% lainnya berupa muatan local. Kurun waktu pendidikan dokter juga berubah menjadi 5 tahun ditambah internsip 1 tahun. Gelar dokter ini juga diberikan kepada lulusan Fakultas Kedokteran dan atau Program Studi Pendidikan Dokter yang menggunakan KBK sebelum dan sesudah internsip. Dengan demikian, definisi “Dokter” adalah tenaga kesehatan tempat kontak pertama pasien di fasilitas/sistem pelayanan kesehatan primer untuk menyelesaikan semua masalah kesehatan yang dihadapi – tanpa memandang jenis penyakit, organologi, golongan usia, dan jenis kelamin – sedini dan sedapat mungkin, secara paripurna, dengan pendekatan holistik, bersinambung, dan dalam koordinasi serta kolaborasi dengan profesional kesehatan lainnya, dengan menggunakan prinsip pelayanan yang efektif dan efisien yang mengutamakan pencegahan, serta menjunjung tinggi tanggung jawab profesional, hukum, etika dan moral”. Layanan yang diselenggarakannya (wewenang) sebatas kompetensi dasar kedokteran yang diperolehnya selama pendidikan kedokteran dasar. Secara singkat definisi “Dokter” adalah praktisi medis yang berpraktik sebagai DPU, dengan kewenangan sebatas pelayanan primer. Khusus untuk lulusan KBK yang dalam praktinya menerapkan pendekatan kedokteran keluarga, boleh disebut “dokter keluarga” sekalipun belum bergelar profesi sebagai “Dokter Keluarga”. Dengan kata lain, dalam praktiknya dokter menyelengarakan pelayanan kesehatan tingkat primer sebagai generalis atau Dokter Praktik Umum. Kewenangannya sebatas ”Basic Medical Doctor” versi ”World Federation of Medical Education 2003” yang di Indonesia diberi gelar ”Dokter” yang memperoleh sertifikat kompetensi dari Kolegium Dokter Indonesia dan dalam praktik bergelar DPU (Dokter Praktik Umum).

[sunting] 3. Dokter Keluarga (DK), Magister Kedokteran Keluarga atau Magister Famili Medisin (MKK/MFM), dan Spesialis Kedokteran Keluarga atau Spesialis Famili Medisin (SpFM)

Dokter Keluarga adalah tenaga kesehatan tempat kontak pertama pasien (di fasilitas/sistem pelayanan kesehatan) untuk menyelesaikan semua masalah kesehatan yang dihadapi – tanpa memandang jenis penyakit, organologi, golongan usia, dan jenis kelamin – sedini dan sedapat mungkin, secara paripurna, dengan pendekatan holistik, bersinambung, dan dalam koordinasi serta kolaborasi dengan profesional kesehatan lainnya, dengan menggunakan prinsip pelayanan

Page 4: Word Bagus

yang efektif dan efisien yang mengutamakan pencegahan serta menjunjung tinggi tanggung jawab profesional, hukum, etika dan moral”. Layanan yang diselenggarakannya (wewenang) sebatas kompetensi dasar kedokteran yang diperolehnya selama pendidikan kedokteran dasar ditambah dengan kompetensi dokter layanan primer yang diperoleh melalui CME/CPD atau program spesialisasi. Seperti juga ”Dokter”, Dokter Keluarga menyelengarakan pelayanan kesehatan tingkat primer sebagai generalis atau Dokter Praktik Umum. Cakupan layanan lebih luas dan dalam daripada ”Dokter” tetapi tetap dalam lingkup pelayanan primer. Ilmu dan keterampilannya sebagai penyelenggara layanan primer lebih lengkap dibandingkan ”Dokter”. Seperti telah dikatakan di atas, sekalipun mampu menerapkan pendekatan kedokteran keluarga, seorang ”Dokter” mempunyai keterbatasan karena keterbatasan waktu pendidikan di fakultas kedokteran atau program studi pendidikan dokter. Oleh karena itu seorang ”Dokter” harus menambah ilmu dan keterampilannya dalam lingkup pelayanan primer melalaui program CME/CPD terstruktur atau pendidikan dokter spesialis untuk mencapai predikat DK atau SpFM. Dengan demikian dokter yang bergelar profesi “DK” dapat didefinisikan secara singkat sebagai ”Dokter” (Praktik Umum) yang memperoleh pendidikan tambahan khusus melalui program CME/CPD dan menerapkan pendekatan kedokteran keluarga dalam praktiknya di tempat pelayanan kesehatan prime

Profil Five Star Doctor (Dokter yang Baik):Wacana Abadi Bagi Para Dokter Selasa, 13 Aug 2002 11:11:10

Pdpersi, Jakarta - Paradigma tentang profil Five Star Doctor atau dokter yang baik, ternyata telah dirumuskan sejak 400 tahun SM oleh Filsuf Yunani Kuno Hippocrates. Hippocrates berfatwa tentang pentingnya pendekatan menyeluruh dari seorang dokter kepada pasiennya, tidak sebatas pada pengamalan ilmu kesehatan, seorang dokter dituntut untuk mengamati pasiennya secara mendetil dan mendalam dari berbagai aspek.

"Barang siapa yang ingin melakukan pelayanan dan penelitian kedokteran dengan baik dan seksama, pertama-tama ia harus memperhatikan musim (cuaca) pada tahun itu Selanjutnya tengoklah arah tiupan angin Hal yang sama, apabila ia sebagai orang asing yang sedang mendatangi sebuah kota, perhatikanlah tentang situasi Air yang digunakan oleh penduduknya, cara hidup dan apa yang mereka kerjakan" ujar Hippocrates kepada murid-muridnya untuk menjadi dokter yang baik.

Dokter, harus menjadi "agent of change" di zamannya, untuk menjadikan masyarakat berperilaku sehat, dapat menjaga dan memelihara kesehatannya, lingkungannya, agar mereka dapat menjadi individu, keluarga, dan masyarakat yang produktif. Nasihat ini sangat sederhana, tetapi padat akan makna dan luas akan arti.

Pemaknaan wejangan Hippocrates akan berubah jika mencoba memaknakan dan mengejawantahkannya dalam arti kekinian. Paradigma Hippocrates ternyata dapat diejawantahkan dalam dalam bentuk kosa kata: "Paradigma Sehat". Paradigma Sehat pada hakekatnya dapat berkembang dalam ilmu Kedokteran, Genetika, dan ilmu-ilmu lain, seperti tersebut : ilmu-ilmu Perilaku, Lingkungan, Kebijakan Publik, dan Kesisteman; Hukum dan Perundangan, Kemasyarakatan, Pendidikan, Ekonomi, Manajemen, dan Pembiayaan; Ketahanan

 

Page 5: Word Bagus

Nasional, dan Pengetahuan Budaya. Dalam ikhwal kesehatan-kedokteran, dalam kondisi makro, dan dalam kondisi mikro. Konotasi menjadi keliru, terjebak, apabila pengejawantahannya hanya dipencilkan, dinafikan dalam "Ilmu Kedokteran" dan Ilmu Kesehatan Masyarakat saja.

Pengejawantahannya dalam ilmu Kesehatan Masyarakat, paradigma ini dapat berkembang dalam model atau kesisteman dalam mengembangkan dan pengembangan kesehatan wilayah atau dalam bentuk lain.

Isu lain berkembang dan melebar bahwasanya Kesehatan dan "Pelayanan Kedokteran" yang adil dan merata adalah merupakan hak "(rights)" dalam hidup dan kehidupan manusia "Hak Asasi Manusia" pengejawantahan ilmu Kedokteran, dokter yang baik diminta untuk menjadi pelindung, pengawal hak hidup, kehidupan manusia. Pengetahuan dan pengertian hak asasi dalam bentuk ini telah pula bergeser bukan terutama dan hanya pada kajian terhadap kekerasan pada tubuh manusia semata. Ia telah merupakan hak "(rights)" untuk hidup dalam kehidupan yang layak, sehat yang produktif, tidak perlu lagi bebas dari kecacatan jasmani saja bagi tiap-tiap individu dan keluarga. Gangguan, intervensi, ketidak adilan, ketidak acuhan, apapun bentuknya yang mengakibatkan ketidak sehatan tubuh manusia, kejiwaan, lingkungan alam dan lingkungan sosial, pengaturan dan hukumnya serta ketidak adilan dalam manajemen sosial yang mereka terima, merupakan pelanggaran hak mereka. Dokter ini diminta pula sebagai "the agent of change" dalam pergeseran dan pengertian ini. Dokter kini diminta untuk mempromosikan kesehatan manusia, bersamaan dengan melindungi dan mempromosikan hak-hak manusia tersebut.

Kesehatan juga mempunyai nilai ekonomi. Investasi dalam pengertian makro dan mikro merupakan kata lain untuk sehat. Seperti halnya Maslow menyampaikannya dalam teori tentang berjenjang dalam kebutuhan manusia. Mulai dari kebutuhan biologi dan material, sampai pada kebutuhan akan aman dalam diri, dan aktualisasi diri yang dikemukakan dalam berbagai bentuk produk, kondisi sosial dan budaya pada waktunya. Investasi pun berlanjut, bukan hanya untuk pribadi atau keluarga, namun lebih banyak berkembang dalam keuntungan hubungan kerja antar buruh, pegawai dan majikan dalam suatu usaha. Cabang ilmu akan kesehatan kerja, ekonomi-kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan antara ilmu kedokteran, ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kebijakan Publik dan Pembiayaan Kesehatan dalam bentuk Health Care System "serta kebijakan dan Kesisteman Ekonomi Kesehatan dalam bentuk Health-Economics Policies and Systems" dari negara atau daerah tertentu. Sebagian dalam bentuk trans-disiplin dalam keilmuan yang relatif baru. Lebih lanjut investasi ini menjadi tolak ukur ekonomi daerah atau negara yang bersangkutan pada daya beli dan kapital serta kemakmuran.

Demikianlah ilmu kedokteran mengadakan interaksi dan inter-relasi, bersinergi dan kadang kala tidak dapat dihindari berparadoks dengan suatu kepentingan tertentu. Demikian pula paradigma di atas akan berkedalaman dan berkelanjutan di masanya, di zamanya dan di dalamnya tetap hidup dalam harapan adanya "dokter yang baik" itu; dengan peran, kewajiban serta tugasnya sebagai "the agent of change"untuk kebaikan dan kesehatan manusia sebagai haknya.

"Paradigma Sehat sebagai Kesisteman"

Paradigma sehat bukan wacana semata, "paradigma sehat" adalah sebuah sistem, kesisteman

Page 6: Word Bagus

terbuka yang dinamis. Mengikuti peradaban, budaya manusia. Budaya juga adalah sebuah kesisteman antar manusia dan sistem-sistem lain; agama, sosial, ekonomi, pendidikan, teknologi, bahasa dan seni yang dilingkari oleh kedinamisanya. "The Mandala of Health" memperlihatkan pula kesisteman, interaksi dan inter-relasi tersebut. Dengan pola pikir tersebut maka paradigma sehat menjadi bagian dari budaya dan peradaban manusia. Sedangkan peradaban sendiri sesungguhnya berkorelasi dengan hukum, hukum berkorelasi dengan demokrasi dan ilmu pengetahuan yang ada di masyarakat, demokrasi berkorelaso dengan hak manusia. Hidup sehat adalah hak manusia, hak manusia adalah bagian dari kemanusiaan "(humanisme)". Bagian dari prinsip etika kedokteran yang kita miliki.

Prinsip dokter yang baik di masa kini, tidak lepas dari nilai-nilai dan norma-norma Keagamaan, Kemanusiaan, Etika, Hukum dan Peraturan, dan Idealisme, yang tersusun dalam sistem-sistem Ekonomi, Kebijakan Publik, manajemen (termasuk sistem pemeliharaan dan pelayanan kesehatan dan kedokteran dan pendanaannya) yang berkeadilan merata serta sistem pendidikan bermutu, pada suatu lingkungan sosial dan budaya masyarakat yang dinamis. "Dokter yang baik" sebagai "the agent of change"akan berada dalam kesisteman tersebut dan tidak dapat melepaskan diri dari lingkungan kesistemannya. Kesisteman yang buruk, tidak akan pernah melahirkan "dokter yang baik".

"Human Development Index (HDI)" yang dikembangkan oleh "United nation Development Program (UNDP)" juga suatu kesisteman, dari domain-domain Kesehatan, Pendidikan dan Ekonomi (in-come penduduk), dengan sub-sub sistemnya. Indonesia saat ini berada pada tingkat di antara 100 - 110 dari 180 negara dunia yang diukur oleh UNDP tiap tahunya. Terendah setelah Vietnam, namun saat ini kita berada di atas Vietnam sedangkan Canada pada peringkat pertama. Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia masih termasuk SDM yang sakit dari pada pandangan teori Talcott Person.

Kembali ke paradigma sehat. Paradigma ini dapat melahirkan model dalam bentuk kesisteman. Model-model Sistem Pelayanan Kedokteran Tingkat Pertama dan Tiongkat kedua, sebagai sistem pelayanan Dokter Keluarga; sebagai sebutan generik; dan "Model-model Sistem Pengembangan Kesehatan Wilayah" yang memerlukan legitimasi baru untuk Indonesia dalam bentuk kesisteman baru. Saya sebut sebagai "Sistem Kesehatan Nasional Baru". Sebagai antisipasi dari perubahan dan pergeseran ketatanegaraan kita (desentralisasi dan otonomi). sebagai revisi dan reposisi Sistem Kesehatan Nasional Kita yang sudah berusia lebih dari 15 tahun. Sebagai Pengejawantahan Undang-undang Kesehatan Nasional yang perlu merevisi dirinya pula dalam mangantisipasi kekiniannya, pergeseran pada zamannya.

Kemanusiaan, Pemberdayaan dan Kemandirian; Adil dan Merata, Pengutamaan dan Manfaat, 4 hal tersebut merupakan prinsip-prinsip sebagai dasar-dasar yang perlu digaris bawahi dalam penyempurnaan Model-model dalam kesisteman-kesisteman tersebut. Adalah mimpi kita bersama, bahwasanya nanti pada waktunya setiap individu keluarga-keluarga Indonesia mempunyai "dokter keluarga" yang baik, yang dapat memelihara, menjaga dan memberi pelayanan yang layak pada kesehatan mereka. Dokter Keluarga sebagai "pengawal" kesehatan mereka, keluarga-keluarga Indonesia ! Seperti yang diajarkan oleh Hippocrates kepada murid-muridnya 400 tahun SM, dalam bentuk kekinian. Untuk tetap menjadi dokter yang baik sebagai "the agent of change" di zamannya.

Page 7: Word Bagus

Dokter Keluarga sebagai "the five star doctors"

Sistem pelayanan dokter keluarga, sesungguhnya merupakan bagian dari Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang perlu diatur dalam Undang-undang. Disinilah sesungguhnya tumbuh kembangnya "the five stars doctors", sebagai "the agent of change", yang berkemampuan dan berfungsi sebagai "care provider" (sebagai bagian dari kelurga, sebagai pelaksana pealyanan kedokteran komprehensif, terpadu, berkesinambungan, pada pelayanan dokter tingkat pertama; sebagai pelapis menuju ke pelayanan kedokteran tingkat kedua), sebagai "decicion maker" (sebagai penentu pada setiap tindakan kedokteran, dengan memperhatikan semua kondisi yang ikut mempengaruhinya), sebagai "communicator" (sebagai pendidik, penyuluh, teman, mediator dan sebagai penasehat keluarga dalam banyak hal dan masalah: gizi, narkoba, keluarga berencana, seks, HIV, AIDS, sters, kebersihan, pola hidup sehat, olah raga, olah jiwa, kesehatan lingkungan), sebagai "community leader" (membantu mengambil keputusan dalan ikhwal kemasyarakatan, utamanya kesehatan dan kedokteran keluarga, sebagai pemantau, penelaah ikhwal kesehatan dan kedokteran keluarga), dan sebagai "manager" (ia berkemampuan untuk berkolaborasi dalam kemitraan, dalam ikhwal penanganan kesehatan dan kedokteran keluarga). Inilah wujud dari Dokter Keluarga, the Five Star Doctor", sebagai "the Agent of Change!" Dokter yang baik di masanya, di masa kini.

Di University of Califonia at Irvine, Medical Center, Medical Group, Dokter keluarga, "the five star doctors" (dokter keluarga di Amerika Serikat biasanya berbasis hospital) dilukiskan sebagai: para dokter yang bekerja dan terlatih khusus untuk pelayanan kedokteran tingkat pertama (front lines) dalam hal-hal pencegahan, diagnosis dan pengobatan. Mereka adalah para dokter yang pandai-cerdas, senantiasa mendengarkan dengan seksama, mengerti akan ucapan, keinginan dan keluhan pasiennya. Mereka dapat bercakap-cakap dalam bahasa pasiennya dalam suasana kekeluargaan dan senantiasa siap melayani kebutuhan pasiennya. Baik dalam keadaan sehat maupun dalam keadaan sakit. Mereka dapat merujuk pasiennya ke pelayanan dokter tingkat kedua, pada saat yang tepat atau atas kehendak pasiennya. Mereka bekerja dengan sistem pencatatan dokter yang baik, mempunyai staf yang terlatih untuk hal-hal demikian.

Demikian dokter keluarga di dalam sistem ini, diharapkan dapat menjadi "ujung tombak" dalam sistem pelayanan kedokteran yang berhadapan langsung dengan masyarakat yang membutuhkan pelayanan kedokteran tingkat pertama, dan pada saat yang tepat bekerja sama dengan pelayanan kedokteran tingkat kedua. Tugas, fungsi dan wewenang di atas dijabarkan dalam bentuk kompetensi-kompetensi (competency-based), yang dimiliki oleh mereka masing-masing dalam suatu sistem pendidikan yang terancang dan terencana. Sesungguhnya apa yang saya lukiskan ini merupakan sistem dokter keluarga generik, yang tidak dapat dipisahkan dengan sistem atau sub sistem lain yang ikut mempengaruhinya. Seperti sistem pendanaan yang cukup rumit dan unik, sistem pendidikan kedokteran dan sistem lain seperti yang dilukiskan di dalam the Mandala of Health.

Peran masyarakat termasuk perwakilannya di DPR dan DPRD, peran profesi, institusi pendidikan kedokteran dan peran pemerintah sangat banyak mempengaruhi terwujudnya/terbentuknya kesisteman ini dengan terencana dan nyata. Di dalam kesisteman inilah "the five star doctor" itu berpamrih/berdedikasi dalam dan dengan kemartabatannya itu.

Page 8: Word Bagus

Kita belum sempurna memiliki daftar tingkat kemampuan, kompetisi yang terbakukan dalam pendidikan kedokteran yang diperuntukkan bagi dokter dalam pelayanan tingkat pertama dan kedua. Konsesus perlu dibuat bersama dalam penyusunan kurikulum pendidikan kedokteran antara profesi kedokteran, institut pendidikan dan pengguna (stakeholders). Pendekatan dalam pendidikan dokter keluarga di beberapa negara berincikan: "student centered, learner centered learning" (kemandirian peserta didik); "integrated" (antara ilmu kedokteran dasar, klinik dan kedokteran keluarga); "problem-based" (pembelajaran berdasarkan masalah); "evidence-based" (pembelajaran berdasarkan kebenaran informasi kedokteran mutakhir) dan "famili/community oriented learning" (individu, keluarga sebagai subyek dan sebagai obyek pelayanan).

kita belum memliki sistem pembiayaan kesehatan dan kedokteran yang mantap. Hampir lebih dari 80% penduduk Indonesia belum memiliki jaminan atau asuransi kesehatan bagi dirinya. Pembiayaan kesehatan keluarga belum merata dan kita perlu membenahinya.

Di Prancis, sistem pembiayaan kesehatan dan kedokteran masuk dalam "Securite Sociale" (termasuk kesehatan kerja, jaminan hari tua dan kematian) yang berasal dari pajak penduduk yang bisa mencapai 50 - 60% dari jumlah pendapatan per tahun. Subsidi pemerintah masih tetap ada, terutama untuk penduduk yang sangat miskin. Dengan demikian pemeliharaan dan pelayanan kedokteran gratis bagi penduduk. SIstem kendali mutu tetap diperhatikan dan dipertahankan. Tiap dokter mendapatkan pembayaran yang layak, hampir standar dengan perhitungan khusus. Tiap individu atau keluarga mendapat sebuah kartu sehat elektronik yang terakses antara bidan, dokter keluarga, rumah sakit, apotik, laboratorium dan tentunya dengan keadministrasian dari Securite Sociale itu sendiri. Asuransi kesehatan swasta tetap ada san tetap diijinkan apabila ia atau mereka ingin mendapat kenyamanan yang lebih dari apa yang telah dibakukan. di Inggris dan belanda sistem pembiayaan juga hampir tidak dengan di Prancis.

Di Amerika Serikat, sistem pembiayaan kesehatan dan kedokteran lebih liberal. Sistem asuransi kesehatan sudah mengakat sejak zaman dahulu. Namun saat ini telah mulai bergeser ke sistem "manage care", yaitu sistem asuransi kesehatan dan kedokteran lazimnya, membuat pembiayaan kesehatan dan kedokteran masa kini semakin tinggi, dan pada suatu saat dianggap tidak dapat dijangkau lagi oleh pendapatan (in-come) penduduk. Sistem Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) yang sedang kita kembangkan, hampir tidak berbeda jauh dengan sistem "manage care".

Kebijakan yang mantap tentang ikhwal di atas belum ada di Indonesia. Seperti yang saya katakan sebelumnya hampir lebih dari 80% penduduk belum dilindungi dengan asuransi kesehatan atau apapun bentuknya. Diharapkan di dalam Sistem Kesehatan Nasional Baru, dan yang telah diuraikan diatas, akses kepada pemeliharaan dan pelayanan kesehatan menjadi lebih baik, lebih adil dan lebih merata untuk dapat dijangkau dan diperoleh oleh masyarakat sebagai haknya. Haknya sebagai manusia yang berbudaya dan bermartabat!

"Purnawacana"

Di dalam kuliah ini saya belum sempat mengutarakan lebih lanjut tentang "Kesehatan Wilayah", dalam bentuk, model dan pengembangan kesistemanya yang merupakan bagian dari paradigma

Page 9: Word Bagus

yang saya sampaikan. Domain ini lebih banyak merupakan pengejawantahan ilmu kesehatan masyarakat, dan ilmu kemasyarakatan lainnya: ilmu kebijakan publik, ilmu ekonomi, ilmu manajemen, ilmu hukum, ilmu pengetahuan budaya; meskipun tidak lepas dari domain ilmu kedokteran dalam bentuk kesisteman pula.

Sebagai abstraksi dari yang telah di sampaikan dapat dipetik beberapa poin penting, bahwasanya di saat ini, ekspresi dokter yang baik itu sebagian ingin dicerminkan, disebutkan sebagaimana : "the five star doctors" dan sebagai "the agent of change". Saya melihat antusiasme ini dari pancaran sinar mata para dokter muda, para asisten dan para mahasiswa yang senantiasa teguh dengan kesederhanaannya, yakni ingin menjadi dokter-dokter Indonesia, "dokter-dokter yang baik", Dokter yang baik di zamannya. Sebuah pribadi yang mulai, saya meyakini semua ini, selama mereka tahu benar akan "ilmu kedokteran", bukan hanya tahu akan ilmu penyakit.

Di dalam pergeseran norma, perilaku kemanusiaan, pengetahuan dan kesisteman masyarakat di masa kini dan di masa akan datang, bukan hanya pada ilmu kedokteran, genetika dan biologi tetapi juga di dalam ilmu-ilmu sosial, hukum, ekonomi, komunikasi, informasi, sosial dan pengetahuanbudaya; di dalam suasana, bentuk dan lingkungan yang dinamis, kompleks, cepat berubah, dan kadang tidak menentu, seolah sebutan "dokter yang baik" sebagai "the agnet of change" itu tetap dituntut dalam keabadiannya. Entah apa nama atau sebutannya nanti.

Tuntutan sebagai "pengawal" hak kemanusiaan (human rights) merupakan suatu kehormatan, kewajiban dan tanggung jawab tambahan bagi sebutan, nama "dokter yang baik", "the five star doctor" dan sebagai "the agent of change" di masa kini.

Paradigma sehat sebagai bentukdan tuntutan budaya dan peradaban, dapat melahirkan model-model dalam bentuk kesisteman masyarakat. Dalam pengejawantahan ilmu kedokteran, paradigma ini dapat melahirkan "sistem dokter keluarga". Dokter keluarga sebagai bentuk kekinian dalam pelayanan kedokteran, sebagai "the five of star doctor", sebagai "the agent of change". Dokter keluarga diharapkan sebagai ujung tombak dalam pelayanan kedkteran tingkat pertama yang dapat berkolaborasi dengan pelayanan kedokteran tingkat kedua dan yang bersinergi dengan kesisteman lain: sistem pendidikan kedokteran, sistem pembiayaan kesehatan dan kedokteran; dan dituntut pula sebagai pengawal kesehatankeluarga-keluarga Indonesia yang berkeadilan dan merata.

Sistem Kesehatan nasional Baru diharapkan dapat mengantisipasi perubahan-perubahan yang dinamis ini, disamping UU Kesehatan Nasional yang perlu merevisi dirinya dalam kedinamisan ini. Adalah waktunya yang tepat pula dalam penyempurnaan, amandemen Undang-undang Dasar Negara kita. Dapat digaris bawahi dengan jelas, bahwasannya sehat adalah bagian dari hak manusia "(human rights)" yang berbudaya dan bermartabat, yang perlu dihormati, sebagai sebutan: "Sehat adalah Hak Asasi Manusia"

Disinilah sesungguhnya tumbuh kembangnya "dokter yang baik itu", "the five of star doctors", sebagai "the agent of change", yang bercirikan kemanusiaan itu dan yang berkemampuan sebagai "care provider", "decicion maker", "communicator", "community leader", dan "manager" berdedikasi dalam kemartabatannya.

Page 10: Word Bagus

disarikan dari bahan kuliah umum F. A. Moeloek dalam pertemuan akbar Iluni FKUI di Jakarta April 2002  Artikel Lainnya : Lima Tanda Daya Ingat dalam Bahaya Ancaman "The silent Killer"Stroke dapat dicegah, Stroke dapat diobatiCatatan Kecil Menyambut Hari Stroke SeduniaPerilaku Makan Anak SekolahDr Widodo Judarwanto SpAKebiasaan Muntah Dan Alergi MakananDr Widodo Judarwanto SpA

Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI)

Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI)

PDKI adalah Kepanjanganya adalah “Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia”

Saat ini seluruh anggotanya adalah Dokter Praktik Umum (DPU) yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia. Jumlah anggota yang telah mendaftar sekitar 3000 orang. Semua anggota PDKI adalah anggota IDI.

PDKI merupakan organisasi profesi dokter penyelenggara pelayanan kesehatan tingkat primer.

Ciri dokter layanan primer adalah: (Goroll, 2006)

Page 11: Word Bagus

1. Menjadi kontak pertama dengan pasien

2. Membuat diagnosis medis dan penangannnya,

3. Membuat diagnosis psikologis dan penangannya,

4. Memberi dukungan personal bagi setiap pasien dengan berbagai latar belakang dan berbagai stadium penyakit

5. Mengkomunikasikan informasi tentang pencegahan, diagnosis, pengobatan, dan prognosis, dan

6. Melakukan pencegahan dan pengendalian penyakit kronik dan kecacatan melalui penilaian risiko, pendidikan kesehatan, deteksi dini penyakit, terapi preventif, dan perubahan perilaku.

Setiap dokter yang menyelenggarakan pelayanan seperti di atas dapat menjadi anggota PDKI.

Anggota PDKI adalah semua dokter penyelenggara pelayanan kesehatan tingkat primer baik yang baru lulus maupun yang telah lama berpraktik sebagai Dokter Praktik Umum.Untuk mudahnya coba perhatikan Tabel-1 di bawah ini:

Tabel-1: Indikator seorang Dokter Layanan Primer

No Tugas/wewenang Pelaksanaan

Page 12: Word Bagus

1 Kontak pertama dengan pasien? Y/T

2 Kontak langsung dengan pasien? Y/T

3 Menangani semua macam penyakit? Y/T

4 Menangani semua gejala penyakit? Y/T

5 Menangani semua usia dan jenis kelamin? Y/T

6 Menyelengarakan pencegahan secara umum? Y/T

7 Melayani prosedur klinis layanan primer saja? Y/T

Jika jawabnya semua “Y” maka anda sebenarnya adalah Dokter Pelayanan Primer yang dibenarkan dan dianjurkan menerapkan prinsip kedokteran keluarga.

Khusus untuk dokter perusahaan/UGD/dsb mungkin perlu tambahan ilmu dan keterampilan menangani penyakit okupational/keadaan khusus yang sesuai.

Dokter penyelenggara pelayanan kesehatan tingkat primer termasuk

o Dokter (Praktik Umum) yang praktik pribadi

Page 13: Word Bagus

o Dokter Keluarga yang praktik pribadi

o Dokter layanan primer lainnya termasuk:

Dokter Praktik Umum yang praktik solo

Dokter (praktik umum) praktik bersama

Dokter perusahaan

Dokter bandara

Dokter pelabuhan

Dokter kampus

Dokter pesantren

Dokter haji

Dokter Puskesmas

Page 14: Word Bagus

Dokter yang bekerja di unit gawat darurat

Dokter yang bekerja di Poliklinik Umum RS

Dokter Praktik Umum yang bekerja di bagian pelayanan khusus misalnya Unit Hemodialisis, PMI, dsb.

Sejarah PDKI

PDKI pada awalnya merupakan sebuah kelompok studi yang bernama Kelompok Studi Dokter Keluarga (KSDK, 1983), sebuah organisasi dokter seminat di bawah IDI. Anggotanya beragam, terdiri atas dokter praktik umum dan dokter spesialis.

Pada tahun 1986, menjadi anggota organisasi dokter keluarga sedunia (WONCA).

Pada tahun 1990, setelah Kongres Nasional di Bogor, yang bersamaan dengan Kongres Dokter Keluarga Asia-Pasifik di Bali, namanya diubah menjadi Kolese Dokter Keluarga Indonesia (KDKI), namun tetap sebagai organisasi dokter seminat.

Pada tahun 2003, dalam Kogres Nasional di Surabaya, ditasbihkan sebagai perhimpunan profesi, yang anggotanya terdiri atas dokter praktik umum, dengan nama Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI), namun saat itu belum mempunyai kolegium yang berfungsi.

Dalam Kongres Nasional di Makassar 2006 didirikan Kolegium Ilmu Kedokteran Keluarga (KIKK) dan telah dilaporkan ke IDI dan MKKI.

Page 15: Word Bagus

1. KIKK

Kepanjangannya adalah: Kolegium Ilmu Kedokteran Keluarga, dipilih dalam Kogres Nasional VII di Makassar 30 Agustus – 2 September 2006, dan telah dilaporkan ke PB IDI Pusat dan MKKI.

Kolegium memang harus ada dalam sebuah organisasi profesi. Jadi PDKI harus mempunyai kolegium yang akan memberikan pengakuan kompetensi keprofesian kepada setiap anggotanya

Dalam PDKI lembaga ini yang diangkat oleh kongres dan bertugas:

o Melaksanakan isi anggaran dasar dan anggaran rumah tangga serta semua keputusan yang ditetapkan kongres

o Mempunyai kewenangan menetapkan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan sistem pendidikan profesi bidang kedokteran keluarga

o Mengkoordinasikan kegiatan kolegium kedokteran.

o Mewakili PDKI dalam pendidikan profesi bidang kedokteran keluarga

o Menetapkan program studi pendidikan profesi bidang kedokteran keluarga beserta kurikulumnya

Page 16: Word Bagus

o Menetapkan kebijakan dan pengendalian uji kompetensi nasional pendidikan profesi kedokteran keluarga

o Menetapkan pengakuan keahlian (sertfikasi dan resertifikasi)

o Menetapkan kebijakan akreditasi pusat pendidikan dan rumah sakit pendidikan untuk pendidikan dokter keluarga

o Mengembangkan sistem informasi pendidikan profesi bidang kedokteran keluarga

Angota KIKK terdiri atas anggota PDKI yang dinilai mempunyai tingkat integritas dan kepakaran yang tinggi untuk menilai kompetensi keprofesian anggotanya

Atas anjuran dan himbauan IDI sebaiknya KIKK digabung dengan KDI karena keduanya menerbitan sertifikat kompetensi untuk Dokter Pelayanan Primer (DPP). Setelah melalui diskusi yang berkepanjangan akhirnya deuanya digabung dengan nama Kolegium Dokter dan Dokter Keluarga (KDDKI) yang untuk sementara melanjutkan tugas masing-masing, unsur KDI memberikan sertifikat kepada dokter yang baru lulus sedangkan unsur KIKK memberikan sertifikat kompetensi (resertifikasi) kepada DPP yang akan mendaftar kembali ke KKI.

2. Dokter (Dokter Praktik Umum, DPU, ”General Practitioner”)

Dokter sering disebut ”Dokter Praktik Umum” (General Practitioner) yang disalah-kaprahkan menjadi ”Dokter Umum”

Sebutan “Dokter Umum” sudah tidak digunakan lagi dan diganti dengan “Dokter Praktik Umum” (DPU) sesuai dengan keputusan Muktamar IDI di Malang tahun 2000

Page 17: Word Bagus

Dokter adalah gelar profesi bagi lulusan Fakultas Kedokteran dan atau Program Studi Pendidikan Dokter (PSPD), yang menggunakan KIPDI I, II, dan sebelumnya

Pendidikan dokter sejak tahun 2005 telah berubah metodenya dari “Content Based Curriculum” yang bersifat “teacher centered” menjadi “Competency based Curriculum (KBK)” yang bersifat “student centered”. Isi kurikulum (bahan bahasan) tetap sama yaitu Ilmu Kedokteran Pelayanan Primer beserta kemajuan yang dicapai.

Seluruh isi KIPDI III selanjutnya menjadi bagian utama dan disahkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia sebagai “Standar Nasional Kurikulum Pendidikan Dokter”. Standar ini harus menjadi acuan utama kurikulum FK/PSPD dan menjadi 80% is kurikulum setiap FK/PSPD. Yang 20% lainnya berupa muatan local.

Kurun waktu pendidikan dokter juga berubah menjadi 5 tahun ditambah internsip 1 tahun.

Gelar dokter ini juga diberikan kepada lulusan Fakultas Kedokteran dan atau Program Studi Pendidikan Dokter yang menggunakan KBK sebelum dan sesudah internsip.

Dengan demikian, definisi “Dokter” adalah tenaga kesehatan tempat kontak pertama pasien di fasilitas/sistem pelayanan kesehatan primer untuk menyelesaikan semua masalah kesehatan yang dihadapi – tanpa memandang jenis penyakit, organologi, golongan usia, dan jenis kelamin – sedini dan sedapat mungkin, secara paripurna, dengan pendekatan holistik, bersinambung, dan dalam koordinasi serta kolaborasi dengan profesional kesehatan lainnya, dengan menggunakan prinsip pelayanan yang efektif dan efisien yang mengutamakan pencegahan, serta menjunjung tinggi tanggung jawab profesional, hukum, etika dan moral”. Layanan yang diselenggarakannya (wewenang) sebatas kompetensi dasar kedokteran yang diperolehnya selama pendidikan kedokteran dasar.

Secara singkat definisi “Dokter” adalah praktisi medis yang berpraktik sebagai DPU, dengan kewenangan sebatas pelayanan primer.

Page 18: Word Bagus

Khusus untuk lulusan KBK yang dalam praktinya menerapkan pendekatan kedokteran keluarga, boleh disebut “dokter keluarga” sekalipun belum bergelar profesi sebagai “Dokter Keluarga”.

Dengan kata lain, dalam praktiknya dokter menyelengarakan pelayanan kesehatan tingkat primer sebagai generalis atau Dokter Praktik Umum. Kewenangannya sebatas ”Basic Medical Doctor” versi ”World Federation of Medical Education 2003” yang di Indonesia diberi gelar ”Dokter” yang memperoleh sertifikat kompetensi dari Kolegium Dokter Indonesia dan dalam praktik bergelar DPU (Dokter Praktik Umum).

3. Dokter Keluarga (DK), Magister Kedokteran Keluarga atau Magister Famili Medisin (MKK/MFM), dan Spesialis Kedokteran Keluarga atau Spesialis Famili Medisin (SpFM)

Dokter Keluarga adalah tenaga kesehatan tempat kontak pertama pasien (di fasilitas/sistem pelayanan kesehatan) untuk menyelesaikan semua masalah kesehatan yang dihadapi – tanpa memandang jenis penyakit, organologi, golongan usia, dan jenis kelamin – sedini dan sedapat mungkin, secara paripurna, dengan pendekatan holistik, bersinambung, dan dalam koordinasi serta kolaborasi dengan profesional kesehatan lainnya, dengan menggunakan prinsip pelayanan yang efektif dan efisien yang mengutamakan pencegahan serta menjunjung tinggi tanggung jawab profesional, hukum, etika dan moral”. Layanan yang diselenggarakannya (wewenang) sebatas kompetensi dasar kedokteran yang diperolehnya selama pendidikan kedokteran dasar ditambah dengan kompetensi dokter layanan primer yang diperoleh melalui CME/CPD atau program spesialisasi.

Seperti juga ”Dokter”, Dokter Keluarga menyelengarakan pelayanan kesehatan tingkat primer sebagai generalis atau Dokter Praktik Umum. Cakupan layanan lebih luas dan dalam daripada ”Dokter” tetapi tetap dalam lingkup pelayanan primer. Ilmu dan keterampilannya sebagai penyelenggara layanan primer lebih lengkap dibandingkan ”Dokter”.

Seperti telah dikatakan di atas, sekalipun mampu menerapkan pendekatan kedokteran keluarga, seorang ”Dokter” mempunyai keterbatasan karena keterbatasan waktu pendidikan di fakultas kedokteran atau program studi pendidikan dokter. Oleh karena itu seorang ”Dokter” harus menambah ilmu dan keterampilannya dalam lingkup pelayanan primer melalaui program CME/CPD terstruktur atau pendidikan spesialisasi untuk mencapai predikat DK atau SpFM.

Page 19: Word Bagus

Dengan demikian dokter yang bergelar profesi “DK” dapat didefinisikan secara singkat sebagai ”Dokter” (Praktik Umum) yang memperoleh pendidikan tambahan khusus melalui program CME/CPD dan menerapkan pendekatan kedokteran keluarga dalam praktiknya di tempat pelayanan kesehatan primer.

4. Anggota PDKI

Sesuai dengan AD/ART PDKI angota nya terdiri atas DPU, DK, SpFM

PDKI sedang bergiat menganjurkan DPU untuk menjadi anggota PDKI.

5. Tugas PDKI

Menyusun Program CPD dan jalur lainnya untuk memperoleh SKP IDI dlam rangka resertifikasi

Menyelenggarakan CPD bagi anggota dan calon anggotanya untuk memperoleh sejumlah SKP IDI yang disyaratkan untuk resertifikasi.

Mendirikan cabang PDKI di setiap propinsi

Membantu setiap DPP untuk memperoleh setifikat kompetensi

6.Syarat menjadi anggota PDKI

Sehat jasmani dan rohani

Page 20: Word Bagus

Mempunyai sertifikat kompetensi sebagai DPP

Bagi yang berpraktik harus mempunyai SIP yang masih berlaku

Mengisi borang pendaftaran

Membayar uang pangkal sebanyak Rp50.000,-

Untuk informasi lebih lengkap, silahkan menghubungi Ibu Linda, Sekretariat PDKI Pusat, (021) 3908435. Alamat PDKI Pusat : JL. GSSY Sam Ratulangi No. 29 Jakarta Pusat.

Links

1. Dokter Keluarga: welcome !! 2. Perlukah memiliki Dokter Keluarga? 3. Indonesia segera miliki Dokter berpredikat Dokter Keluarga 4. Pakar Kedokteran Keluarga 5. Dokter Keluarga, bisa jadi tempat curhat

Email This BlogThis! Share to Twitter Share to Facebook Share to Google Buzz Labels: management

Reactions:

2 comments:

BH Jo said...

Ikut nimberung:

Di North America (AS dan Kanada), lebih dari 20 tahun yg. lalu terbentuk general specialist yaitu Family Physician/FP yg. memerlukan residency training selama 3 tahun. Semua dokter umum (GP = General Practitioner) yg. ada dijadikan FP tanpa memerlukan

Page 21: Word Bagus

residency training lagi yaitu dgn. peraturan pengecualian ("Grandfather clause"). Dgn. peraturan ini jadi tidak ada 2 macam/tingkat general specialist yg. akan merugikan GP dan membingugkan masyarakat..

Tentang perhimbunan dokter di North America, kami tidak diharuskan menjadi anggota disini. Saya bekerja di AS tetapi saya bukan member dari American Medical Association/ AMA. Saya tidak mau jadi member sebab tidak begitu banyak manfaatnya utk. saya pribadi. Tetapi saya menjadi member dari Canadian Medical Association/ CMA sebab beguna bagi saya pribadi, misalnya: membantu dalam investment, life insurance dll. selain memperjuangkan thd. peraturan2/undang2 yg. merugikan, utk. pembayaran yg. tinggi utk. dokter2 (fighting for us against the "bad" rules/laws from the Department of Health) dll.

BH Jo

Note: AMA atau CMA harus mengawasi tindakan2 dari Department of Health (Depkes) yg. merugikan pasien dan tentunya dokter sendiri.

(dikutip dari Milis Dokter Indonesia)

8:05 AM

ASIA PACIFIC COSMETIC said...

Memang benar sekali apa yang diuraikan sejawat BH Jo itu Grand Father Clause pada umumnya diberikan pada bidang spesialisai yang baru lahir dan mulai menempuh jalur standar kovensional melalui Program Residensi dan Board Examinarion. Bagi anggotanya Organisasi Profesi tsb yang sudah mempunyai pengalaman praktek selama minimal beberapa tahun (sesuai yang disyraktakan organisasi profisi tsb dapat diberlakukan ketentuan khusus melalui Grand Father Clause untuk pengakuan krahlian atas dasar pengalaman praktek yang sudah dianggap cukup tanpa perlu melalui jalur standar konvesional yang baru saja diterapkan.Di Amerika dan Kanada hal itu umumnya dilakujan untuk bidang spesialisasi yang baru lahir ( umpanya Family Practitioner dan Emergency Medicine.Adalah janggal jika yang mengesahkan keahlian tidak mempunyai kwalifikasi yang sama, begitu pula para senior yang sudah berpraktek dan berpengalaman cukup lama dalam bidang yang sama ditempatkan dalam kategori kwalifikasi yang lebih rendah daripara junior yang mengikuti jalur standar konvensional yang baru diterapakan dan berlangsung selama jangkawaktu 3 tahunan.Perludi jelaskan bahwa Grand Father Clause hanya berlaku bagi mereka yand sudah memiliki KTA PDKI artinya sudah memenuhi persyaratan keanngotaan dan memilih payung PDKI sebagai pelindungnya Karena mengenai Famili Practitioner telah dipaparkan oleh sejawat BH Jo maka saya ingin menambahkan sedikit tentang Grand Father clausenya Emergency Medicine

Page 22: Word Bagus

===========================Dikutip bebas;The American Board of Emergency Medicine (ABEM) had a liberal "grandfather clause" declaring physicians board eligible if they completed 8,000 hours of clinical practice in emergency medicine by 1988. ( komentar saya :kalau 3jam/hari praktek maka, jika 5 hari praktek saja =15 jam/minggu=60jam/bulan=600jam/10bulan= 720jam/tahun=7200jam/10tahun=7900/11 Tahun Kalau demikian halnya maka diperlukan Praktek minimum 11 tahun 2 bulan untuk Board Eligible Emergency Medicine melalui Grand Father ClauseWalau demikian tentu initidak tepat untuk Dokter Keluarga(Family Medicine) karena skill/ketrampilan sangat utama dalam Emergency Medicine ,maka saya kira untuk FM Board Eligible cukup Praktek Umum(Pelayanan Primer) minimal 5 tahun dihitung saat dikeluarkannya Grand Father Clause berbarengan dengan dilantiknya Rombongan Pertama dengan Kwalifikasi Family Medicine melalui Residency Program 2 tahun FK UGM=========================Salam sejawat.YOB IWA

12:50 PM

Post a Comment

Newer Post Older Post Home

Subscribe to: Post Comments (Atom)