Wisata Edukasi & Pramuwisata Edukasi (CHAPERONE)

5
WISATA EDUKASI & REKREASI Kegiatan wisata bisa bertujuan, antara lain, untuk "EDUKASI", "REKREASI", atau kedua-duanya dengan perimbangan / perbandingan tertentu. Idealnya, Wisata Karya atau Wisata Widya berkegiatan edukasi 80% dan rekreasi 20%, sedangkan Wisata Rekreasi berkegiatan 80% rekreasi dan 20% edukasi. Apabila mempergunakan metode "wisata karya atau widya" dikategorikan sebagai "Wisata Edukasi". Wisata edukasi terjadwal seperti kegiatan belajar mengajar mata pelajaran di dalam kelas yang berbasis kurikulum, mengikuti aturan dan tata tertib sekolah (metode) yang berlaku sesuai tingkat dan umur siswa bersangkutan . Mengapa harus dibedakan? Karena selama ini, kegiatan wisata (tour) yang disajikan kepada para siswa kita (anak-anak Indonesia) kebiasaannya lebih banyak rekreasinya ketimbang edukasi-nya. Padahal, kegiatan rombongan siswa tersebut mereka namakan "STUDY TOUR" atau: WISATA WIDYA atau WISATA KARYA. Akibatnya, banyak orang tua siswa mengeluh. Keluhan ini timbul karena anak-anak mereka lebih banyak rekreasi ketimbang edukasi. Lebih celaka lagi, anak-anak mereka dibiarkan berkeliaran tanpa diawasi langsung oleh para guru yang ikut.

Transcript of Wisata Edukasi & Pramuwisata Edukasi (CHAPERONE)

WISATA EDUKASI & REKREASI

Kegiatan wisata bisa bertujuan, antara lain, untuk "EDUKASI", "REKREASI", atau

kedua-duanya dengan perimbangan / perbandingan tertentu.

Idealnya, Wisata Karya atau Wisata Widya berkegiatan edukasi 80% dan rekreasi

20%, sedangkan Wisata Rekreasi berkegiatan 80% rekreasi dan 20% edukasi.

Apabila mempergunakan metode "wisata karya atau widya" dikategorikan

sebagai "Wisata Edukasi". Wisata edukasi terjadwal seperti kegiatan belajar

mengajar mata pelajaran di dalam kelas yang berbasis kurikulum, mengikuti

aturan dan tata tertib sekolah (metode) yang berlaku sesuai tingkat dan umur

siswa bersangkutan .

Mengapa harus dibedakan? Karena selama ini, kegiatan wisata (tour) yang

disajikan kepada para siswa kita (anak-anak Indonesia) kebiasaannya lebih

banyak rekreasinya ketimbang edukasi-nya. Padahal, kegiatan rombongan siswa

tersebut mereka namakan "STUDY TOUR" atau: WISATA WIDYA atau WISATA

KARYA.

Akibatnya, banyak orang tua siswa mengeluh. Keluhan ini timbul karena anak-

anak mereka lebih banyak rekreasi ketimbang edukasi. Lebih celaka lagi, anak-

anak mereka dibiarkan berkeliaran tanpa diawasi langsung oleh para guru yang

ikut.

Hal begini sering terlihat, sebagai contoh, ketika para siswa asyik sendiri

mencatat atau membawa alat tulis sambil lari ke sana sini, ketika mengunjungi

museum, tanpa arahan langsung dari guru-guru mereka masing-masing. Tak

jarang pula, para guru mereka asyik bercengkerama atau makan-minum di

warung kopi terdekat.

Apakah ini disebabkan oleh sikap "malas" atau guru mereka memang tidak

kompeten membimbing para peserta "wisata karya"? Entahlah! No lo se! I do not

know...

Di negara lain, wisata karya disebut "FIELD TRIP" dan harus didampingi oleh

"CHAPERONES" (Pembimbing Wisata Karya / Pramuwisata Edukasi atau

Pramuwisata Karya). Setiap chaperon bertanggung jawab membimbing 5 siswa

untuk TK, 8 orang siswa K 1 - 6 dan 10 siswa K7 - 12.

Metode Wisata Karya

Metode wisata karya adalah suatu kegiatan belajar mengajar dengan membawa

siswa langsung ke objek yang akan dipelajari, sesuai kurikulum, berada di luar

kelas.

Metode wisata karya sering disebut ”field trip method” (metode study tour atau

metode study trip), yang kegiatannya lazim disebut widya wisata (widya=ilmu).

Widya wisata ini termasuk kategori wisata edukasi.

Di bawah ini diberikan beberapa alasan mengapa kegiatan belajar-mengajar

demikian (wisata karya) dilakukan di luar kelas.

• Objeknya terlalu besar;

• Objeknya akan mengalami perubahan atau kerusakan jika dipindahkan

dari tempatnya;

• Objeknya terlampau berat;

• Objeknya berbahaya jika dibawa ke kelas; dan

• Objeknya hanya terdapat di tempat tertentu.

Reference: http://www.campsilos.org/excursions/hc/fieldtrip.htm

CHAPERONE'S RESPONSIBILITIES

The field trip program would not be possible without the assistance of

professional / competent chaperones who accompany visiting groups.

Along with teachers and event leaders, chaperones help to ensure that the visit to

places of learning objects is a resounding success.

Each chaperone's support in carefully preparing for and responsibly supervising

group members during the field trip is highly appreciated.

Please discuss the following questions with the teacher or event leader as you

plan for the field trip:

1. Are driving directions and parking information available?

2. How many students will be in your group?

3. Do any of them have special needs?

4. What is the scheduled length and itinerary for the field trip?

5. Should I pack a lunch or should I expect to buy my lunch in local cafeteria?

6.. Will everyone be given a nametag?

7. What is the date and time of departure for the field trip?

8. Will the group be hiking during the field trip? If so, are students and

chaperones aware of appropriate attire and the need for items such as sunscreen,

water bottles, or other needs?

9. What are the behavior expectations during the field trip and what should be

done if they are being ignored?

Learn more in depth ...> http://spark.ucar.edu/visit/field-trip-chaperone-

responsibilities

Please Note:

Conduct a pre-visit to familiarize yourself with the major features of the

field trip. Purchase postcards and posters. Take digital photographs to

share with students prior to the visit. Explore the exhibition(s) you plan to

visit to get ideas for pre field trip activities.

Intellectual Tourism Decade

Para ahli pariwisata dunia masa kini berpendapat bahwa terjadi pergeseran minat

para wisatawan lokal dan asing mancanegara sekarang ke hal-hal yang bersifat

ilmiah sehingga mereka menyebutnya sebagai INTELLECTUAL TOURISTS

(Wisatawan Intelektual).

Seyogianya Indonesia aktif menyiapkan tenaga pengelola industri pariwisata

yang berkompetensi mumpuni agar mampu melayani para wisatawan intelektual

tersebut sesuai dengan selera mereka.

STP Trisakti bekerja sama dengan Direktorat pada Kementerian terkait mulai

mengadakan pelatihan awal calon "pramuwisata edukasi" untuk para guru SMK

dan SMA Sejabotabek guna mengantisipasi perkembangan pariwisata intelektual

ini secara berkesinambungan sejak tanggal 11 Juni 2014 ybl.

Silakan telusuri pula ...> https://www.facebook.com/noesakandomaradjo