BAB VI DAMPAK WISATA BAHARI TERHADAP KEHIDUPAN … · berdasarkan tingkat pendidikan formal yang...

19
70 BAB VI DAMPAK WISATA BAHARI TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL DAN EKONOMI NELAYAN 6.1 Karakteristik Nelayan Non Pariwisata dan Nelayan Pariwisata Perkembangan pariwisata di Desa Karimunjawa telah membuka berbagai lapangan pekerjaan. Kesempatan ini banyak dimanfaatkan oleh nelayan untuk meningkatkan pendapatan mereka. Penurunan jumlah tangkapan ikan membuat nelayan mencari alternatif pekerjaan lain untuk menambah pendapatan. Hal tersebut merupakan alasan sebagian besar nelayan untuk ikut dalam kegiatan wisata. Namun ada juga nelayan yang tetap bertahan di bidang perikanan. Nelayan di Karimunjawa saat ini terbagi menjadi dua, yaitu nelayan yang aktif dalam kegiatan pariwisata (nelayan pariwisata) dan nelayan yang tidak aktif dalam kegiatan pariwisata (nelayan non pariwisata). Nelayan yang aktif dalam kegiatan pariwisata adalah nelayan yang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya selain menggantungkan pada hasil penangkapan ikan di laut, juga terlibat secara langsung dalam kegiatan aktivitas pariwisata (membuat souvenir, menyewakan perahu, pemandu wisata, menyewakan pemondokan maupun fasilitas lainnya). Sedangkan nelayan yang tidak aktif adalah nelayan yang kegiatannya sehari-harinya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya hanya menggantungkan diri pada hasil penangkapan ikan di laut. Ciri-ciri kedua kelompok nelayan yang dilihat dari umur, pendidikan, jumlah tanggungan dan pendapatan keluarga akan memperlihatkan dengan jelas perbedaan ukuran tingkat pemanfaatannya dari para nelayan yang aktif dalam kegiatan pariwisata dengan nelayan yang tidak aktif. 6.1.1 Umur Umur responden adalah selisih antara tahun responden dilahirkan hingga tahun pada pelaksanaan penelitian. Data penelitian di lapangan menunjukkan bahwa usia nelayan beragam antara 22-55 tahun. Sebagian besar nelayan yang ada di Karimunjawa memulai pekerjaannya semenjak usia remaja. Pekerjaan menjadi nelayan memang bisa dilakukan mulai dari umur remaja hingga umur tua. Penduduk

Transcript of BAB VI DAMPAK WISATA BAHARI TERHADAP KEHIDUPAN … · berdasarkan tingkat pendidikan formal yang...

Page 1: BAB VI DAMPAK WISATA BAHARI TERHADAP KEHIDUPAN … · berdasarkan tingkat pendidikan formal yang pernah diikuti ... Syarat menjadi seorang pelaku wisata di ... (Himpunan : 73 Pramuwisata

70

BAB VI DAMPAK WISATA BAHARI TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

DAN EKONOMI NELAYAN

6.1 Karakteristik Nelayan Non Pariwisata dan Nelayan Pariwisata

Perkembangan pariwisata di Desa Karimunjawa telah membuka berbagai

lapangan pekerjaan. Kesempatan ini banyak dimanfaatkan oleh nelayan untuk

meningkatkan pendapatan mereka. Penurunan jumlah tangkapan ikan membuat

nelayan mencari alternatif pekerjaan lain untuk menambah pendapatan. Hal tersebut

merupakan alasan sebagian besar nelayan untuk ikut dalam kegiatan wisata. Namun

ada juga nelayan yang tetap bertahan di bidang perikanan.

Nelayan di Karimunjawa saat ini terbagi menjadi dua, yaitu nelayan yang

aktif dalam kegiatan pariwisata (nelayan pariwisata) dan nelayan yang tidak aktif

dalam kegiatan pariwisata (nelayan non pariwisata). Nelayan yang aktif dalam

kegiatan pariwisata adalah nelayan yang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya

selain menggantungkan pada hasil penangkapan ikan di laut, juga terlibat secara

langsung dalam kegiatan aktivitas pariwisata (membuat souvenir, menyewakan

perahu, pemandu wisata, menyewakan pemondokan maupun fasilitas lainnya).

Sedangkan nelayan yang tidak aktif adalah nelayan yang kegiatannya sehari-harinya

dalam memenuhi kebutuhan hidupnya hanya menggantungkan diri pada hasil

penangkapan ikan di laut. Ciri-ciri kedua kelompok nelayan yang dilihat dari umur,

pendidikan, jumlah tanggungan dan pendapatan keluarga akan memperlihatkan

dengan jelas perbedaan ukuran tingkat pemanfaatannya dari para nelayan yang aktif

dalam kegiatan pariwisata dengan nelayan yang tidak aktif.

6.1.1 Umur

Umur responden adalah selisih antara tahun responden dilahirkan hingga

tahun pada pelaksanaan penelitian. Data penelitian di lapangan menunjukkan bahwa

usia nelayan beragam antara 22-55 tahun. Sebagian besar nelayan yang ada di

Karimunjawa memulai pekerjaannya semenjak usia remaja. Pekerjaan menjadi

nelayan memang bisa dilakukan mulai dari umur remaja hingga umur tua. Penduduk

Page 2: BAB VI DAMPAK WISATA BAHARI TERHADAP KEHIDUPAN … · berdasarkan tingkat pendidikan formal yang pernah diikuti ... Syarat menjadi seorang pelaku wisata di ... (Himpunan : 73 Pramuwisata

71

Karimunjawa yang aktif dalam kegiatan pariwista umumnya berada di umur 20-50

tahun. Berikut akan disajikan data pada Tabel 14 tentang klasifikasi responden

berdasarkan umur.

Tabel 14. Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Umur, Desa Karimunjawa, 2012

Umur Responden (Tahun) Nelayan Non Pariwisata Nelayan Pariwisata n % n %

Rendah 7 28.0 5 20.0 Sedang 12 48.0 18 72.0 Tinggi 6 24.0 2 8.0

Total 25 100.0 25 100.0

Berdasarkan Tabel 14 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

non pariwisata dan responden wisata berusia sedang (31-50), yaitu masing-masing

sebesar 48 persen dan 72 persen. Hal ini terjadi karena untuk melakukan kegiatan

penangkapan ikan membutuhkan stamina yang masih kuat dan berpengalaman. Alat

tangkap ikan yang paling banyak digunakan di Karimunjawa saat ini adalah pancing

dan ada juga yang menggunakan tembak (kompressor). Nelayan kompressor adalah

nelayan yang membutuhkan stamina yang prima untuk menyelam sehingga ada

kecenderungan umur nelayan kompressor yang masih muda.

Kebanyakan nelayan yang tergabung dalam pariwisata memiliki umur yang

sedang karena pada usia tersebut, nelayan aktif dalam wisata harus berhubungan

langsung dengan wisatawan, seperti yang diungkapkan oleh AM (40 tahun).

“ Orang-orang yang ikut wisata itu kebanyakan yang muda-muda Mbak. Kalo yang tua-tua udah malas. Orang Karimun itu ya Mbak orangnya pemalu-pemalu kalo ketemu sama orang banyak apalagi yang baru dikenal. Yang masih muda itu yang masih aktif, suka ketemu orang banyak. Gimana mau jadi tour guide kalo malu ketemu sama wisatawan? Kerjanya tour guide itu kan ngurusin tamu-tamu (wisatawan) yang datang. Orang-orang muda lebih suka yang instan sih Mbak. Kerja sedikit dapat uang.”

Meski kebanyakan nelayan yang ikut dalam wisata memiliki umur yang

sedang, namun terdapat 2 orang yang memiliki umur tinggi. Mereka adalah pemilik

Page 3: BAB VI DAMPAK WISATA BAHARI TERHADAP KEHIDUPAN … · berdasarkan tingkat pendidikan formal yang pernah diikuti ... Syarat menjadi seorang pelaku wisata di ... (Himpunan : 73 Pramuwisata

72

homestay yang ada di Karimunjawa. Sedangkan 4 orang lainnya adalah nelayan yang

menyewakan kapal mereka.

6.1.2 Pendidikan

Tingkat pendidikan responden yang dimaksud dalam penelitian ini diukur

berdasarkan tingkat pendidikan formal yang pernah diikuti. Komposisi tingkat

pendidikan responden dapat dilihat di Tabel 15 berikut.

Tabel 15. Responden Menurut Tingkat Pendidikan, Desa Karimunjawa, 2012

Tingkat Pendidikan Nelayan Non Pariwisata Nelayan Pariwisata N % n %

Rendah 18 72.0 13 52.0 Sedang 7 28.0 10 40.0 Tinggi 0 0 2 8.0

Total 25 100.0 25 100.0

Berdasarkan Tabel 15 terlihat bahwa responden nelayan non pariwisata dan

nelayan pariwisata masih berpendidikan rendah (tidak sekolah dan tidak tamat SD)

yaitu 72 persen dan 52 persen. Nelayan non pariwisata yang berpendidikan rendah

lebih banyak jumlahnya daripada nelayan pariwisata yang berpendidikan rendah.

Fasilitas pendidikan di Desa Karimunjawa memang belum terlalu memadai. Nelayan

biasanya memulai pekerjaannya semenjak usia masih muda sehingga tidak ada waktu

untuk bersekolah. Kebanyakan responden setelah lulus SD tidak melanjutkan sekolah

karena ikut melaut bersama orang tua mereka untuk menambah pendapatan.

Responden yang berpendidikan tinggi (tamat SMA dan akademik) hanya terdapat di

nelayan pariwisata yaitu 8 persen sedangkan nelayan non pariwisata tidak ada yang

berpendidikan tinggi. Responden mendapatkan pendidikan tingkat SMA di luar

Karimunjawa, yaitu di Jepara dan di Semarang karena di Karimunjawa hanya ada

SMK.

Syarat menjadi seorang pelaku wisata di Karimunjawa tidak dibatasi oleh

tinggi rendahnya pendidikan, khususnya yang bergabung dalam HPI (Himpunan

Page 4: BAB VI DAMPAK WISATA BAHARI TERHADAP KEHIDUPAN … · berdasarkan tingkat pendidikan formal yang pernah diikuti ... Syarat menjadi seorang pelaku wisata di ... (Himpunan : 73 Pramuwisata

73

Pramuwisata Indonesia), seperti yang diungkapkan oleh ZA (33 tahun), seorang

anggota HPI yang juga bekerja sebagai nelayan.

“Kalau jadi tour guide itu kan SDM nya harus bagus Mbak. Terutama bahasa indonesia dan umurnya di atas 17 tahun, umur buat bekerja gitu Mbak. Setidaknya bisa baca tulis. Tapi aturan dari HPI sendiri tidak ada yang mengharuskan tamat SMA atau harus sekolah, yang penting bertanggung jawab dan mengerti tentang sapta pesona itu, Mbak”.

6.1.3 Jumlah Anggota Keluarga

Jumlah keluarga yang besar akan berpotensi menjadi penyedia tenaga kerja

khususnya di kehidupan rumah tangga nelayan. Sebagaimana biasanya dalam

kegiatan usaha tani, sub sistem anggota keluarga akan menyumbangkan tenaganya

dalam proses usaha tani. Ayah yang berfungsi sebagai kepala keluarga mempunyai

fungsi ganda sebagai pemimpin usaha tani dan merangkap sebagai pekerja yang

dibantu oleh istri dan anak-anak mereka ditambah pula dengan anggota keluarga

lainnya yang menjadi tanggungan petani yang bersangkutan. Namun dalam

kenyataannya tidak semua anggota keluarga yang menjadi tanggungan ikut bekerja

secara penuh waktu. Hal ini terutama anggota keluarga yang masih pada usia sekolah

ataupun mereka yang mempunyai pekerjaan lain secara tidak penuh waktu di luar

sekolah (Su’ud 1991 dalam Aryono 2003). Berikut akan disajikan data jumlah

tanggungan responden pada masing-masing kelompok nelayan pada Tabel 16.

Tabel 16. Responden Menurut Jumlah Tanggungan, Desa Karimunjawa, 2012

Jumlah tanggungan Nelayan non Pariwisata Nelayan Pariwisata n % n %

Rendah 7 28.0 5 20.0 Sedang 17 68.0 18 72.0 Tinggi 1 4.0 2 8.0 Total 25 100 25 100.0

Berdasarkan Tabel 16 terlihat bahwa jumlah tanggungan keluarga pada

masing-masing kelompok responden tidak meiliki perbedaan yang terlalu jauh.

Anggota keluarga yang paling banyak terdapat di kedua kelompok pada interval

Page 5: BAB VI DAMPAK WISATA BAHARI TERHADAP KEHIDUPAN … · berdasarkan tingkat pendidikan formal yang pernah diikuti ... Syarat menjadi seorang pelaku wisata di ... (Himpunan : 73 Pramuwisata

74

sedang untuk nelayan non pariwisata dan nelayan pariwisata (60,7 persen dan 64,3

persen). Kelompok yang memiliki jumlah tanggungan tinggi (>4) sangat sedikit di

kedua kelompok responden yaitu 4 persen untuk nelayan non pariwisata dan 8 persen

untuk nelayan pariwisata. Jumlah ini sejalan dengan data BPS Jepara (2011) yang

mengeluarkan angka yang sama yaitu rata-rata jumlah anggota keluarga adalah 4

orang. Hal ini juga menjadikan Kecamatan Karimunjawa adalah kecamatan dengan

kepadatan penduduk terendah di Kabupaten Jepara, yaitu 122 jiwa per km². Data ini

juga didukung oleh pernyataan ZA (33 tahun).

“Penduduk Karimunjawa ini masih sedikit Mbak jika dibanding dengan

luas wilayahnya. Kalopun banyak pendatang yang datang, tapi tanahnya masih cukup untuk dijadikan perumahan, tidak seperti Jakarta yang udah kayak lautan manusia. Istri saya bidan di Karimun ini, jada saya tau berapa kelahiran setiap harinya. Orang Karimun banyak yang KB Mbak, dulu pernah ada penyuluhan yang datang kesini terus bidan-bidan disini sampe sekarang itu masih sering nganjurin masyarakat untuk KB.”

Rendahnya jumlah tanggungan juga dipengaruhi oleh usia menikah yang

cukup muda. Kebanyakan penduduk menikah pada usia SMA dan lepas dari

tanggungan keluarganya. Hal ini dikarenakan fasilitas pendidikan yang kurang

memadai dan sebagian karena ketidakmampuan keluarga untuk menyekolahkan

anaknya.

6.1.4 Pendapatan

Tingkat pendapatan nelayan tidak pernah menentu setiap bulannya, karena

hasil dari laut yang tidak menentu, dipengaruhi oleh cuaca dan ketersediaan ikan di

laut. Kadang dalam sekali melaut, nelayan bisa mendapat hasil yang banyak, yang

cukup untuk memenuhi kebutuhan selama satu minggu. Namun terkadang nelayan

juga bisa tidak mendapatkan hasil sama sekali, bahkan untuk kebutuhan satu hari saja

tidak tercukupi. Menurut informasi masyarakat setempat, jumlah pendapatan mereka

akhir-akhir ini mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena pernah terjadi

penangkapan ikan dengan penggunaan muroami, kompressor dan potassium yang

merusak karang dan biota lautnya sehingga terjadi penurunan penangkapan ikan. Hal

Page 6: BAB VI DAMPAK WISATA BAHARI TERHADAP KEHIDUPAN … · berdasarkan tingkat pendidikan formal yang pernah diikuti ... Syarat menjadi seorang pelaku wisata di ... (Himpunan : 73 Pramuwisata

75

ini tentu saja mempengaruhi jumlah pendapatan nelayan. Selain itu, ketersediaan ikan

yang berkurang membuat nelayan harus menambah luas tangkapannya ke daerah

yang lebih jauh. Berikut pada Tabel 17 akan disajikan jumlah pendapatan nelayan

setiap tahunnya di Karimunjawa.

Tabel 17. Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan, Desa Karimunjawa, 2012 Tingkat Pendapatan (Rp) per

Tahun Nelayan Non Pariwisata Nelayan Pariwisata

n % n % Rendah 0 0.0 0 0.0 Sedang 17 68.0 5 20.0 Tinggi 8 32.0 20 80.0 Total 25 100.0 25 100.0

Berdasarkan Tabel 17 diketahui bahwa jumlah pendapatan nelayan sudah

cukup baik. Sejumlah 50 responden, tidak ada yang memiliki pendapatan pada

kategori rendah, baik untuk nelayan non pariwisata maupun nelayan pariwisata.

Namun jumlah nelayan yang memiliki pendapatan tinggi pada nelayan non pariwisata

lebih kecil daripada jumlah nelayan yang berpendapatan tinggi pada nelayan

pariwisata. Hal ini dikarenakan nelaya pariwisata mendapat tambahan pendapatan

dari kegiatan wisata yang mereka jalankan. Pendapatan responden nelayan non

pariwisata berada di antara Rp 10.800.000,- sampai Rp 24.000.000,- per tahunnya.

Pendapatan nelayan pariwisata berada antara Rp 15.600.000,- sampai Rp

84.000.000,-. Nelayan yang memiliki homestay yang juga menyediakan paket wisata

adalah nelayan yang pendapatannya paling besar, sedangkan nelayan yang bekerja

sebagai guide dan penyewa kapal memiliki pendapatan yang lebih rendah.

Data ini sesuai dengan hasil survei perekonomian masyarakat di Seksi

Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) II Karimunjawa tahun 2011 yang menyatakan

bahwa rata-rata pendapatan di Desa Karimunjawa (per kepala keluarga) sudah berada

pada angka Rp 26.225.862,- per tahun. Tingkat pendapatan responden memiliki

variasi yang cukup tinggi seiring dengan tingginya variasi jenis pekerjaan responden.

Ada sebagian penduduk yang annual income-nya mencapai Rp 120.000.000,- per

tahun dan ada juga yang hanya Rp 1.250.000,- per tahun.

Page 7: BAB VI DAMPAK WISATA BAHARI TERHADAP KEHIDUPAN … · berdasarkan tingkat pendidikan formal yang pernah diikuti ... Syarat menjadi seorang pelaku wisata di ... (Himpunan : 73 Pramuwisata

76

6.1.5 Pengalaman Melaut

Pengalaman melaut adalah lamanya (tahun) nelayan sudah melakukan

pekerjaannya dalam menangkap ikan di laut. Mayoritas responden sudah memulai

pekerjaannya sejak usia muda, yaitu pada taraf usia SMP. Berikut pada Tabel 18

disajikan data pengalaman melaut responden di Desa Karimunjawa.

Tabel 18. Responden Berdasarkan Pengalaman Melaut, Desa Karimunjawa, 2012

Pengalaman Melaut (Tahun) Nelayan non Pariwisata Nelayan Pariwisata n % n %

Rendah 10 40.0 12 48.0 Sedang 6 24.0 8 32.0 Tinggi 9 36.0 5 20.0 Total 25 100 25 100.0

Berdasarkan Tabel 18 terlihat bahwa pengalaman melaut nelayan non

pariwisata dan nelayan pariwisata pada kategori ketiga kelompok tidak terlalu

mengalami perbedaan yang jauh. Pengalaman melaut nelayan bervariasi antara 7-39

tahun dengan rata-rata pengalaman 21 tahun. Kategori pengalaman melaut yang

tinggi terdapat pada nelayan non pariwisata. Hal ini berkaitan dengan umur nelayan

pada kelompok tersebut, yaitu 50 tahun ke atas. Pengalaman yang cukup lama

membuat para nelayan tersebut lebih suka melaut daripada bekerja sampingan di

bidang pariwisata.

6.2 Dampak Pariwisata terhadap Kegiatan Perekonomian Nelayan

6.2.1 Jumlah Trip untuk Menangkap Ikan

Jam kerja menangkap ikan di laut adalah lamanya waktu (jam) yang

diperlukan nelayan untuk melakukan penangkapan ikan selama satu hari. Biasanya

lama tidaknya nelayan menangkap ikan di laut ditentukan oleh besar kapal dan

kapasitas mesin yang digunakan serta jumlah bahan bakar yang tersedia. Biasanya

nelayan menghabiskan ± 20 liter bahan bakar setiap kali melaut. Penangkapan ikan

dilakukan setiap hari, ada yang berangkat pagi ada juga yang berangkat sore, seperti

yang diungkapkan MA (51) dibawah ini.

Page 8: BAB VI DAMPAK WISATA BAHARI TERHADAP KEHIDUPAN … · berdasarkan tingkat pendidikan formal yang pernah diikuti ... Syarat menjadi seorang pelaku wisata di ... (Himpunan : 73 Pramuwisata

77

“Kalo nelayan sini kan 24 jam. Ada yang berangkat pagi pulang sore, ada

yang sore pulang pagi. Kalo terang bulan gini nelayan tidak melaut. Paling nanti nelayan yang nangkap ikan teri berangkat jam 4 pulang jam 7. Tapi kalo bulan gelap, nangkapnya semalam suntuk.”

Perkembangan wisata dan menurunnya jumlah tangkapan ikan tidak terlalu

mempengaruhi jam tangkap nelayan dalam sekali melaut. Sebagian besar kedua

kelompok nelayan ini memiliki jam tangkap sekitar 5-10 jam dalam satu hari melaut.

Perubahan lamanya nelayan menangkap ikan di laut tidak terlalu mengalami

perubahan karena masing-masing nelayan sudah memiliki target waktu melautnya

masing-masing. Besarnya biaya bahan bakar yang dibutuhkan nelayan dalam sekali

melaut juga mempengaruhi lamanya nelayan menangkap ikan di laut. Jauhnya jarak

yang ditempuh dan lamanya kapal dioperasikan bergantung pada ketersediaan bahan

bakar pada kapal tersebut.

Hampir setiap hari nelayan Karimunjawa pergi melaut, kecuali hari Jumat dan

ketika terang bulan. Hari Jumat adalah hari libur bagi nelayan karena pada hari Jumat,

semua nelayan melaksanakan ibadah Shalat Jumat. Namun, seiring perkembangan

pariwisata di Karimunjawa, terjadi perubahan jumlah hari melaut di kedua kelompok

nelayan ini. Berikut pada Tabel 19 akan disajikan perubahan jumlah hari melaut

nelayan yang ada di Karimunjawa.

Tabel 19. Responden Berdasarkan Perubahan Jumlah Trip untuk Menangkap Ikan, Desa Karimunjawa 2012

Jumlah hari melaut selama 1

bulan

Nelayan Non Pariwisata Nelayan Pariwisata Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah n % n % N % n %

Rendah 0 0.0 1 4.0 1 4.0 11 44.0 Sedang 4 16.0 4 16.0 0 0 12 48.0 Tinggi 21 84.0 20 80.0 24 96.0 2 8.0 Total 25 100.0 25 100.0 25 100.0 25 100.0

Berdasarkan Tabel 19 terlihat bahwa ada perubahan jumlah melaut pada

kedua kelompok nelayan sebelum dan sesudah adanya kegiatan wisata. Jumlah hari

Page 9: BAB VI DAMPAK WISATA BAHARI TERHADAP KEHIDUPAN … · berdasarkan tingkat pendidikan formal yang pernah diikuti ... Syarat menjadi seorang pelaku wisata di ... (Himpunan : 73 Pramuwisata

78

melaut kelompok nelayan non wisata didominasi pada kategori tinggi (≥25 hari).

Namun setelah adanya kegiatan pariwisata, terdapat satu orang nelayan non

pariwisata memiliki jumlah melaut paling sedikit (20 hari) karena nelayan tersebut

juga memiliki lahan pertanian yang harus dikerjakan. Sedangkan pada kelompok

nelayan pariwisata, terjadi perubahan dominasi jumlah hari melaut dari tinggi ke

kategori sedang (20-24 hari) dan rendah (<20 hari). Terdapat satu orang nelayan yang

memiliki jumlah hari melaut dalam kategori rendah (20 hari) sebelum adanya wisata

karena nelayan tersebut juga bekerja sebagai penjaga keramba.

Jumlah hari melaut nelayan pariwisata mengalami pengurangan yang sangat

besar. Hanya 2 orang yang masih melaut setiap hari kecuali hari Jumat, selebihnya

berada pada kelompok sedang dan rendah. Hal ini terjadi karena nelayan pariwisata

memiliki perkerjaan sampingan yang menyita waktu mereka. Apabila pada hari libur

dan banyak wisatawan yang berkunjung, maka nelayan pariwisata tidak akan

menangkap ikan. Biasanya hal ini terjadi pada hari Jumat, Sabtu dan Minggu. Mereka

akan sibuk memandu wisata, baik sebagai guide, tour leader maupun sebagai

nahkoda kapal yang menyewakan kapal mereka.

6.2.2 Jumlah Ikan yang Diperoleh Setiap Kali Melaut

Berdasarkan laporan Zonasi Taman Nasional Karimunjawa 2012 diketahui

bahwa biomassa ikan karang dan kelimpahan ikan karang yang dimonitoring dari

tahun 2004 hingga tahun 2009 secara umum mengalami penurunan di semua zona

yang ada di Taman Nasional Karimunjawa. Selama tahun 2007-2009 terjadi

penurunan biomassa ikan karang yang signifikan, yaitu 25,55 persen dari 480,25

kg/ha pada tahun 2005 menjadi 200,30 kg/ha pada tahun 2009. Berikut akan disajikan

data mengenai perubahan jumlah tangkapan ikan nelayan.

Page 10: BAB VI DAMPAK WISATA BAHARI TERHADAP KEHIDUPAN … · berdasarkan tingkat pendidikan formal yang pernah diikuti ... Syarat menjadi seorang pelaku wisata di ... (Himpunan : 73 Pramuwisata

79

Tabel 20. Responden Berdasarkan Jumlah Tangkapan Ikan, Desa Karimunjawa, 2012

Jumlah Tangkapan

Nelayan Non Pariwisata Nelayan Pariwisata Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

n % n % n % n % Rendah 11 44.0 18 72.0 11 44.0 23 92.0 Sedang 8 32.0 7 28.0 12 48.0 2 8.0 Tinggi 6 24.0 0 0 2 8.0 0 0 Total 25 100.0 25 100.0 25 100.0 25 100.0

Berdasarkan Tabel 20 diketahui bahwa terjadi penurunan jumlah tangkapan

ikan di kedua kelompok nelayan. Setelah adanya kegiatan pariwisata, jumlah nelayan

yang jumlah tangkapannya berada pada kategori rendah (< 1 kuintal) semakin banyak

dan tidak ada yang berada pada kategori tangkapan yang tinggi. Sebelum adanya

kegiatan wisata, jumlah tangkapan ikan nelayan sekitar 1-2 kuintal untuk nelayan

pancing dan 1-3 kuintal untuk nelayan kompressor. Bahkan ada nelayan yang

mendapat ikan sampai 5 kuintal. Namun setelah adanya kegiatan wisata, jumlah

tangkapan ikan nelayan menjadi berkurang, yaitu sekitar 20-30 kg untuk nelayan

pancing dan 1-2 kuintal untuk nelayan tembak.

Biomassa dan kelimpahan ikan karang memang mengalami penurunan di

kawasan Karimunjawa. Selain karena maraknya penangkapan ikan dengan

menggunakan alat yang tidak ramah lingkungan yang pernah terjadi di kawasan

perairan Karimunjawa, pengembangan pariwisata juga ikut menyebabkan

menurunnya jumlah tangkapan nelayan. Spot-spot yang dijadikan sebagai zona

atraksi wisata bahari adalah daerah-daerah yang memiliki kelimpahan ikan dan

karang yang masih bagus. Sebelum adanya kegiatan pariwisata, nelayan masih bebas

menangkap ikan di didaerah tersebut. Namun setelah adanya penetapan kawasan

tersebut sebagai zona pariwisata, maka nelayan tidak bisa menangkap ikan di zona

wisata tersebut.

Atraksi pariwisata juga ikut menimbulkan kerusakan karang. Hal ini terjadi ketika

ramainya wisatawan yang melakukan snorkeling pada suatu spot wisata dan terjadi

overload pengunjung di perairan tersebut. Wisatawan juga banyak yang menginjak

Page 11: BAB VI DAMPAK WISATA BAHARI TERHADAP KEHIDUPAN … · berdasarkan tingkat pendidikan formal yang pernah diikuti ... Syarat menjadi seorang pelaku wisata di ... (Himpunan : 73 Pramuwisata

80

karang sehingga tidak jarang banyak karang yang patah di spot tersebut. Semuanya

ini akan berdampak pada ketersediaan jumlah ikan yang semakin sedikit dan tentu

saja akan berdampak pada penurunan jumlah tangkapan ikan nelayan. Nelayan sangat

resah dengan hal ini sehingga mereka mencari alternatif pekerjaan yang bisa

menutupi kebutuhan mereka.

6.2.3 Tingkat Pendapatan Nelayan dari Hasil Tangkapan Ikan

Jumlah tangkapan ikan dan nilai jualnya tidak sama setiap harinya karena

jumlah dan jenis ikan yang diperoleh tidak pasti setiap harinya. Jumlah tangkapan

dan jenis ikan yang diperoleh akan mempengaruhi jumlah nilai jual hasil tangkapan

nelayan. Harga setiap ikan berbeda-beda. Jenis ikan yang ekonomis semakin menurun

jumlahnya karana banyak ditangkap oleh nelayan. Ikan kerapu dan ikan sunuk adalah

ikan paling mahal di Karimunjawa namun jumlahnya semakin menurun dan susah

ditemukan di perairan Karimunjawa akibat penggunaan alat penangkapan ikan yang

tidak ramah lingkungan. Berikut akan disajikan data perubahan nilai tangkapan

nelayan non pariwisata dan Nelayan Pariwisata di Karimunjawa pada Tabel 21.

Tabel 21. Responden Berdasarkan Nilai Hasil Tangkapan, Desa Karimunjawa, 2012

Nilai Hasil Tangkapan

(Rp000,-/hari)

Nelayan Non Pariwisata Nelayan Pariwisata Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah n % n % n % n %

Rendah 17 68.0 17 68.0 21 84.0 23 92.0 Sedang 8 32.0 8 32.0 2 8.0 2 8.0 Tinggi 0 0.0 0 0.0 2 8.0 0.0 0.0 Total 25 100.0 25 100.0 25 100.0 25 100.0

Berdasarkan Tabel 21 diketahui bahwa jumlah pendapatan nelayan

Karimunjawa dari sektor perikanan sebelum dan sesudah adanya pariwisata masih

tergolong rendah. Sebelum adanya kegiatan pariwisata, jumlah nelayan yang

berpendapatan rendah paling banyak terdapat pada kelompok nelayan pariwisata.

Hal ini terjadi karena mayoritas nelayan wisata menggunakan pancing sebagai alat

tangkapnya. Sedangkan nelayan non pariwisata banyak menggunakan alat tangkap

Page 12: BAB VI DAMPAK WISATA BAHARI TERHADAP KEHIDUPAN … · berdasarkan tingkat pendidikan formal yang pernah diikuti ... Syarat menjadi seorang pelaku wisata di ... (Himpunan : 73 Pramuwisata

81

kompressor sehingga jumlah pendapatannya lebih tinggi. Sebelum adanya kegiatan

wisata, jumlah pendapatan nelayan per harinya sangat bervariasi mulai dari Rp

65.000,- sampai Rp 200.000,-. Kelompok yang memiliki nilai jual tangkapan

terendah terdapat pada nelayan pancing dengan pendapatan antara Rp 65.000,-

sampai Rp 80.000,- sedangkan kelompok nelayan dengan penghasilan sedang

terdapat pada nelayan kompressor dengan pendapatan antara Rp 90.000,- sampai Rp

100.000,-. Kelompok nelayan yang memiliki pendapatan tinggi adalah nelayan yang

berstatus juragan kapal yang juga ikut melaut dan langsung menjual sendiri hasil

tangkapannya tanpa melalui juragan ikan yang ada di Karimunjawa. Pendapatan

nelayan ini kurang lebih Rp 200.000,- setiap kali melaut.

Setelah adanya kegiatan pariwisata, semakin banyak jumlah nelayan

pariwisata yang memiliki pendapatan rendah di bidang perikanan. Kondisi ini

berbeda dengan nelayan non pariwisata yang tidak mengalami perubahan jumlah

nelayan pada masing-masing kategori nilai hasil tangkapan sebelum dan sesudah

adanya kegiatan pariwisata. Setelah adanya pengembangan kegiatan wisata,

pendapatan nelayan mengalami penurunan. Nelayan yang memiliki pendapatan

rendah mengalami penurunan pendapatan menjadi Rp 30.000,- sampai Rp 50.000,-.

Sedangkan kelompok nelayan yang memiliki pendapatan sedang dan tinggi tidak

mengalami penurunan, yaitu Rp 90.000,- sampai Rp 100.000,- dan Rp 200.000,-. Hal

ini terjadi karena kelompok nelayan kompressor masih sering mendapatkan ikan yang

bernilai jual tinggi.

Perkembangan pariwisata ternyata ikut memberikan dampak bagi pendapatan

nelayan di bidang perikanan. Tingginya jumlah kunjungan wisatawan membuat

tingkat permintaan akan konsumsi ikan juga meningkat sehingga nelayan juga

menjual ikan yang berukuran kecil di pasar. Menurunnya jumlah tangkapan ternyata

membuat harga jual ikan semakin tinggi sebab jumlah ikan yang sedikit namun

permintaan semakin bertambah. Namun, tingginya harga jual ini ternyata tidak diikuti

dengan peningkatan jumlah pendapatan nelayan karena jumlah ikan yang diperoleh

oleh nelayan semakin menurun setiap kali melaut.

Page 13: BAB VI DAMPAK WISATA BAHARI TERHADAP KEHIDUPAN … · berdasarkan tingkat pendidikan formal yang pernah diikuti ... Syarat menjadi seorang pelaku wisata di ... (Himpunan : 73 Pramuwisata

82

6.2.4 Ketersediaan Lapangan Pekerjaan di Sektor Pariwisata

Mata pencaharian Desa Karimunjawa mayoritas sebagai nelayan dan

bermukim di daerah pesisir. Bekerja sebagai nelayan dianggap sebagai pekerjaan

yang sangat diminati karena nelayan tidak perlu menanam ikan, tetapi bisa langsung

mengambil hasilnya setiap saat. Sebagian kecil masyarakat ada juga yang bertani

padi, jambu mete dan menanam kelapa. Namun hal ini kurang mendukung karena

kondisi tanah yang tidak mendukung untuk pertanian, seperti yang diungkapkan oleh

tokoh masyarakat MA (49).

“Allah itu Maha Adil kok Mbak. Setiap orang ditempatkan di daerah yang tepat. Kalo dibandingkan sama pekerjaan lain, pekerjaan nelayan paling enak, ndak perlu menanam ikan, ndak perlu ngasih makan ikan tapi ikannya ada terus setiap hari, enggak habis-habis. Nelayan cuma manen saja. Tapi kembali lagi, Tuhan itu Maha Adil, tanah Karimun ndak sesubur tanah di daerah lain biar kita umatNya selalu bekerja keras dan ndak serakah. Ikan kita memang banyak, tapi kita harus membeli bahan sembako lainnya dari Jepara.”

Karimunjawa juga memiliki kekayaan dan keindahan alam yang sangat

berpotensi untuk kegiatan pariwisata. Perkembangan wisata di Karimunjawa

berkembang dengan adanya berbagai sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan

tersebut. Keberadaan sarana dan prasarana wisata tersebut tentu saja membutuhkan

sumberdaya manusia untuk mengelolanya. Berkembangnya hotel, resort, homestay,

penjualan-penjualan souvenir, jasa transportasi dan jasa pemandu wisata telah

membuka lapangan pekerjaan yang luas bagi masyarakat Desa Karimunjawa dan

masyarakat di luar Desa Karimunjawa. Banyaknya peluang usaha di bidang non

perikanan dan non pertanian tersebut membuat variasi pekerjaan semakin banyak.

Berdasarkan Laporan Potensi Desa Karimunjawa (2012), jumlah tenaga kerja

yang berumur 15-55 tahun di Desa Karimunjawa adalah 1.947 orang dari 4.996 orang

total jumlah penduduk. Namun tidak tersedia data mengenai jumlah penduduk yang

bekerja di bidang wisata karena pekerjaan ini merupakan pekerjaan sampingan.

Selain itu, Dinas Pariwisata juga belum pernah melakukan pendataan tentang jumlah

penduduk yang bekerja di bidang tersebut. Sebagian besar dari masyarakat hanya

Page 14: BAB VI DAMPAK WISATA BAHARI TERHADAP KEHIDUPAN … · berdasarkan tingkat pendidikan formal yang pernah diikuti ... Syarat menjadi seorang pelaku wisata di ... (Himpunan : 73 Pramuwisata

83

aktif dibidang wisata ketika hari libur tiba. Banyaknya kunjungan wisatawan

membuat pendapatan mereka juga ikut bertambah. Berikut akan disajikan data

mengenai jumlah penduduk yang bekerja di bidang wisata.

Tabel 22. Data Jumlah Penduduk yang Bekerja di Bidang Pariwisata

Bidang Pekerjaan n % Penginapan (homestay) 21 9.3 Penjual souvenir 20 8.9 Pengrajin 15 6.7 Penyewa kapal 30 13.3 Guide dan Tour leader 139 61.8 Jumlah 225 100.0

Berdasarkan Tabel 22 tersebut diketahui bahwa jumlah penduduk yang

bekerja di bidang wisata adalah 225 orang dari 1.947 jumlah tenaga kerja di

Karimunjawa. Hal ini menjadikan pekerjaan di dunia wisata cukup menjanjikan

karena jumlah penduduk yang aktif di dunia wisata jauh lebih kecil dari jumlah

seluruh tenaga kerja yan tersedia di desa Karimunjawa sehingga masih banyak

lapangan pekerjaan lain yang belum dimanfaatkan. Nelayan yang aktif dalam

kegiatan wisata kebanyakan bertempat tinggal di sebelah utara dan tengah desa serta

di sepanjang jalan utama desa. Hal ini terjadi karena saat ini perkembangan wisata

(homestay, toko souvenir dan pusat kuliner) terpusat di bagian utara, yaitu daerah

dramaga utama untuk kapal penumpang dan sampai ke bagian tengah (pusat) desa.

Sedangkan nelayan yang bertempat tinggal di bagian utara dan selatan jarang ada

yang ikut kegiatan wisata karena wisatawan jarang berkunjung ke daerah tersebut.

6.6 Perubahan Sosial Nelayan

6.6.1 Pranata Sosial, Norma, Adat Istiadat dan Lembaga-Lembaga yang ada

di Desa Karimunjawa

Lembaga sosial atau lembaga masyarakat yang sangat berperan dalam

kehidupan masyarakat Desa Karimunjawa adalah lembaga agama Islam baik sebelum

ataupun setelah berkembangnya kegiatan wisata. Berdasarkan survei di lapangan,

Page 15: BAB VI DAMPAK WISATA BAHARI TERHADAP KEHIDUPAN … · berdasarkan tingkat pendidikan formal yang pernah diikuti ... Syarat menjadi seorang pelaku wisata di ... (Himpunan : 73 Pramuwisata

84

semua responden menyatakan bahwa lembaga agama sangat berperan dalam

kehidupan mereka. Lembaga agama sebagai lembaga yang selalu mengajarkan dan

menanamkan nilai-nilai religius kepada masyarakat. Nilai-nilai ini tidak berubah

dengan adanya perkembangan wisata. Setiap hari Jumat semua nelayan tidak ada

yang melaut untuk melaksanakan Shalat Jumat.

Lembaga agama di Desa Karimunjawa yang melakukan kegiatan rutin adalah

adalah NU, Muhammadiah dan Al-Hikmah. Menurut petinggi desa, NT (49), dan

petinggi Muhammadiah, MS (54), nilai-nilai Islam tetap tertanam dalam diri

masyarakat. Masyarakat punya prinsip yang kuat sehingga tidak terpengaruh dengan

budaya wisatawan seperti yang diungkapkan oleh NT (49) dibawah ini.

“Masyarakat di sini (Karimunjawa) sudah punya prinsip. Setiap pribadi

sudah kuat agamanya, jadi tidak terpengaruh. Seumpama banyak wisatawan bule ke sini atau wisatawan lokal suka tidak pake baju kalau di laut. Tapi tidak ada orang Karimun yang ngikutin. Biasanya pandangan orang-orang tentang tempat wisata itu kan negatif, tapi ternyata di Karimunjawa enggak. Ternyata pemandu-pemandu itu sebelum berangkat tour sudah memberi ceramah bagi wisatawan agar berpakain sopan kalau sudah memasuki desa. Banyak juga wisatawan yang shalat di pulau-pulau ketika mereka ikut tour. Saya melihat dan belajar dari mereka untuk tetap beribadah di mana pun.”

Menurut informasi dari masyarakat desa, wisatawan yang datang juga sering

membawa pengetahuan bagi masyarakat, khususnya mahasiswa yang melakukan

penelitian ke Karimunjawa. Mereka sering mengadakan pelatihan-pelatihan dan

mengajar di sekolah. Mereka memotivasi anak-anak sekolah agar terus rajin belajar

dan berjuang dalam mendapatkan pendidikan yang tinggi. Para mahasiswa juga

mengajarkan tentang pentingnya kebersihan bagi masyarakat desa dengan cara

membuang sampah pada tempatnya dan lama-lama masyarakat juga mengikutinya.

Wisatawan agamis juga sering berkunjung ke Karimunjawa dan berbagi informasi

tentang agama Islam dengan masyarakat Karimunjawa. Hal ini menunjukkan bahwa

wisatawan yang datang ke Karimunjawa tidak selamanya membawa pengaruh

negatif. Kehadiran wisatawan agamis menginspirasi masyarakat agar semakin cinta

pada alam.

Page 16: BAB VI DAMPAK WISATA BAHARI TERHADAP KEHIDUPAN … · berdasarkan tingkat pendidikan formal yang pernah diikuti ... Syarat menjadi seorang pelaku wisata di ... (Himpunan : 73 Pramuwisata

85

Selain agama Islam, ada juga penduduk yang beragama Kristen dan sebuah

gereja di Karimunjawa. Hubungan antara kedua umat beragama sangat baik, buktinya

tidak pernah terjadi konflik antara kedua umat beragama. Tingkat kriminalitas di

Desa Karimunjawa juga sangat rendah. Jarang sekali ada perkelahian antar

masyarakat karena hubungan kekeluargaan yang tinggi diantara sesama nelayan.

Walaupun terdapat banyak suku di Karimunjawa yang berbeda-beda, namun tidak

pernah ada terjadi konflik antar suku, seperti yang diungkapkan oleh ZA (33).

“Masyarakat disini saling kenal Mbak, mulai dari Legon Lele sampai ke

perbatasan Kemujan semuanya kenal. Semuanya akur. Kalau mau bangun rumah kita gotong royong. Kalau ada yang kesusahan kita bantuin. Jenengan (Anda) tanya saja ke kantor polisi, kerja mereka pasti santai-santai karena ndak ada perkara yang mau di urus. Kalo soal keamanan, Karimunjawa nomor satunya Mbak. Ndak pernah ada kecurian. Motor di sini ditinggalin diluar sama kontaknya juga ndak akan hilang.”

Karimunjawa tidak memiliki adat istiadat dan budaya yang asli karena tidak

ada penduduk asli dari Karimunjawa. Semuanya merupakan masyarakat pendatang,

baik dari Jawa, Bugis, Madura, Buton dan suku lainnya. Setiap suku masih

menjalankan kebudayaannya masing-masing. Hal ini terlihat dari bentuk bangunan

rumah masing-masing suku serta budaya pelaksanaan pernikahan mereka. Tidak ada

ketua adat di desa tersebut, yang ada hanyalah ketua masing-masing suku.

Meningkatnya pengembangan wisata serta sarana dan prasarana wisata

membutuhkan suatu pengaturan yang jelas dalam pengelolaannya. Terdapat

paguyuban untuk mengurus kegiataan wisata yaitu paguyuban homestay, paguyuban

pembuat kerajinan asli Karimunjawa dan paguyuban kapal carteran. Paguyuban

homestay dibentuk untuk mengurus homestay yang ada di Karimunjawa untuk

pemerataan pendapatan dan kenyamanan wisatawan. Nelayan juga ikut menyediakan

homestay di rumah mereka. Saat ini ada sekitar 30 kapal nelayan yang bergabung

dalam paguyuban ini. Apabila kapal mereka tidak dipakai untuk kegiatan wisata,

maka nelayan akan melaut untuk menangkap ikan.

Lembaga lain yang terbentuk di Karimunjawa yang bergerak di bidang wisata,

yaitu Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) yang berdiri pada tahun 1989. Saat ini

Page 17: BAB VI DAMPAK WISATA BAHARI TERHADAP KEHIDUPAN … · berdasarkan tingkat pendidikan formal yang pernah diikuti ... Syarat menjadi seorang pelaku wisata di ... (Himpunan : 73 Pramuwisata

86

diketuai oleh Arif Rahman, yang juga menjabat sebagai petinggi desa (kepala desa)

dengan jumlah anggota 139 orang. Himpunan ini terdiri dari komponen-komponen

usaha jasa wisata, tour leader, diving, souvenir shop, pemilik hotel dan juga guide.

Tour leader bekerja mengurus wisatawan yang datang, sedangkan guide bertugas

mendampingi wisatawan melakukan tour. Saat ini, sekitar 85 persen anggota HPI

yang juga masih aktif sebagai nelayan dan sebagian besar adalah nelayan pancing.

Setiap bulan dilakukan rapat HPI untuk membahas pengeluaran dan pemasukan dana

HPI serta pembinaan guide yang masih baru.

Salah satu budaya masyarakat Karimunjawa adalah gotong royong yang

dilaksanakan setiap hari Jumat. Kebiasaan ini sudah dilakukan sejak turun temurun

dan masih berjalan hingga saat ini. Masyarakat bergotong royong membersihkan

lingkungan rumah, desa dan jalan-jalan utama. Gotong royong membersihkan desa

juga dilakukan untuk menyambut kedatangan pejabat-pejabat negara seperti bupati

dan gubernur. Gotong royong juga dilakukan untuk membangun rumah-rumah warga.

Menurut responden, kepedulian warga akan kebersihan semakin tinggi apalagi

semenjak kegiatan wisata makin berkembang. Warga sadar bahwa wisatawan sangat

menyukai tempat yang bersih. Apabila lingkungan mereka kotor, maka wisatawan

tidak akan suka berkunjung ke tempat tersebut. Namun ada juga nelayan yang

berpendapat lain, yang mengatakan bahwa kegiatan gotong royong jarang dilakukan.

Masing-masing warga sudah sadar kebersihan sehingga walaupun tidak bergotong

royong, mereka tetap membersihkan lingkungannya. Kegiatan gotong royong dan

tolong menolong juga dilakukan apabila ada warga yang ingin membangun atau

memperbaiki rumah. Hal ini dilakukan untuk memperindah desa dan mempererat

hubungan dalam masyarakat. Selain itu, kegiatan gotong royong dalam membangun

rumah juga dilakukan untuk memperkecil biaya pembangunan rumah tersebut.

Setelah adanya wisata, terdapat kelompok nelayan yang tidak setuju tentang

partisipasi masyarakat dalam kegiatan gotong royong. Menurut mereka, Dinas

Kebersihan Kota di Kecamatan Karimunjawa telah mempekerjakan para petugas

kebersihan yang bertugas membersihkan kecamatan dan Desa Karimunjawa sehingga

kegiatan Jumat Bersih menjadi jarang dilakukan. Namun sebagian besar responden

Page 18: BAB VI DAMPAK WISATA BAHARI TERHADAP KEHIDUPAN … · berdasarkan tingkat pendidikan formal yang pernah diikuti ... Syarat menjadi seorang pelaku wisata di ... (Himpunan : 73 Pramuwisata

87

tetap setuju bahwa kegiatan gotong royong tetap dilakukan walaupun pelaksanaannya

tidak seteratur sebelum adanya kegiatan wisata. Menurut staff TNKJ, NC (28),

kegiatan bersih pantai oleh masyarakat menjadi jarang dilakukan karena hampir

setiap pulau sudah ada penghuninya, yang membersihkan pantai di pulau tersebut.

6.6.2 Tingkat Migrasi masuk dan Migrasi Keluar

Kehadiran wisatawan sering membawa informasi bagi masyarakat tentang

daerah lain, yang kondisinya berbeda dengan Desa Karimunjawa. Hal ini membuat

penduduk termotivasi untuk pergi merantau keluar Karimunjawa. Migrasi masuk

juga terjadi setelah adanya kegiatan wisata. Kebanyakan berasal dari daerah Jawa

Tengah dan Jawa Timur. Namun pemerintahan desa tidak memiliki data yang pasti

tentang jumlah migrasi keluar dan migrasi masuk Desa Karimunjawa, serta jenis

pekerjaan yang mereka tekuni karena pemerintah desa tidak pernah mendata jumlah

migrasi masuk dan migrasi keluar Karimunjawa. Secara umum hampir semua

penduduk Karimunjawa adalah pendatang karena Pulau Karimunjawa tidak memiliki

penduduk asli.

Masyarakat Karimunjawa tidak merasa terganggu dan tersaingi dengan

kedatangan masyarakat pendatang. Hal ini terjadi karena penduduk pendatang hanya

memanfaatkan pekerjaan di luar perikanan. Pekerjaan sebagai nelayan membutuhkan

pengalaman dan keahlian, sedangkan masyarakat pendatang tidak bisa melakukan hal

tersebut. Pendatang biasanya bekerja sebagai pedagang, tukang bangunan dan

pekerja-pekerja di homestay atau hotel, seperti yang diungkapkan oleh DT, (18),

pendatang asal Lampung yang bekerja di Wisma Apung.

“Saya diajakin sama Kakak kesini. Dia udah duluan kerja di hotel

Dewadaru. Kalo di Lampung saya enggak punya kerjaan, daripada nganggur mending saya ngikut Kakak. Di Karimunjawa ini asal kita mau, kita pasti dapat kerjaan, Mbak.”

Hampir semua masyarakat mengatakan bahwa terjadi peningkatan jumlah

migrasi keluar. Migrasi keluar dipicu oleh kesadaran masyarakat akan pentingnya

pendidikan. Sebagian besar penduduk yang bermigrasi keluar Karimun adalah anak

Page 19: BAB VI DAMPAK WISATA BAHARI TERHADAP KEHIDUPAN … · berdasarkan tingkat pendidikan formal yang pernah diikuti ... Syarat menjadi seorang pelaku wisata di ... (Himpunan : 73 Pramuwisata

88

usia lulusan SD dan SMP yang pergi ke luar Karimunjawa untuk melanjutkan

pendidikan di tingkat SMP, SMA dan perguruan tinggi karena di Karimunjawa hanya

terdapat SMK yang berdiri sejak tahun 2002. Walaupun tidak ada data yang pasti

tentang jumlah penduduk yang bermigrasi keluar Karimunjawa, namun hal ini dapat

dilihat dari data jumlah siswa pada Tabel 5. Tabel tersebut menunjukkan jumlah

siswa SD sebanyak 1.260 orang, siswa SMP sebanyak 324 dan siswa SMK sebanyak

274. Data ini membuktikan bahwa terjadi penurunan jumlah anak yang melanjutkan

pendidikan di Karimunjawa. Anak yang yang melanjutkan pendidikannya di luar

Karimunjawa biasanya tidak akan kembali untuk tinggal di Karimunjawa dan

menjadi nelayan.