sakdeblog.files.wordpress.com …  · Web viewBanyak kondisi yang menyebabkan seseorang mengalami...

24
MAKALAH ANATOMI FISIOLOGI “ANAYOMI PERNAPASAN DAN FISIOLOGI PERNAPASAN” DOSEN PEMBIMBING : Ni Nyoman Hartati, S.Kep, Ners, M.BioMed DI SUSUN OLEH : KELOMPOK 4 NI LUH PUTU PUTRI WIDIARI (NIM : P07120216 010) DESAK MADE ARI WAHYUNI (NIM : P07120216 011) I PUTU WAWAN NARENDRA (NIM : P07120216 012)

Transcript of sakdeblog.files.wordpress.com …  · Web viewBanyak kondisi yang menyebabkan seseorang mengalami...

MAKALAHANATOMI FISIOLOGI

“ANAYOMI PERNAPASAN DAN FISIOLOGI PERNAPASAN”

DOSEN PEMBIMBING : Ni Nyoman Hartati, S.Kep, Ners, M.BioMed

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

NI LUH PUTU PUTRI WIDIARI (NIM : P07120216 010)

DESAK MADE ARI WAHYUNI (NIM : P07120216 011)

I PUTU WAWAN NARENDRA (NIM : P07120216 012)

JURUSAN D-IV KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

2016/2017

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa. karena berkat rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Selain itu penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Anatomi Fisiologi, Ni Nyoman Hartati, S.Kep, Ners, M.BioMed yang telah memberikan tugas dan membimbing kami. Penulis membuat makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Anatomi Fisioolgi, yang berjudul “ Anatomi Pernapasan dan Fisiologi Pernapasan”.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Maka penulis berharap kritik dan saran dari pembaca . Semoga makalah ini memberikan informasi bagi pembacat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan kita semua.

Denpasar, 11 September 2016

Kelompok 4

i

Daftar IsiBAB I 1

PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 11.2 Rumusan Masalah 21.3 Tujuan 21.4 Manfaat 21.5 Metode Penulisan 2

BAB II 3

PEMBAHASAN 3

2.1 Pengertian Pernapasan 32.2 Organ-Organ yang Berperan dalam Sistem Pernapasan 42.3 Fisiologi Sistem Pernpasan 82.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sistem Pernapasan 102.5 Gangguan pada Sistem Pernapasan 11

BAB III 13

PENUTUP 13

Kesimpulan 13

Saran 13

Daftar Pustaka 14

ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakangPernapasan atau respirasi adalah proses pertukaran gas antara individu dengan

lingkungan. Fungsi utama pernapasan adalah untuk memperoleh O2 agar dapat digunakan oleh sel-sel tubuh dan mengeluarkan CO2 yang dihasilkan oleh sel. Saat bernapas, tubuh mengambil O2 dari lingkungan untuk kemudian diangkut ke seluruh tubuh(sel-selnya) melalui darah guna dilakukan pembakaran. Selanjutnya sisa pembakaran berupa CO2

akan kembali diangkut oleh darah ke paru-paru untuk dibuang ke lingkungan karena tidak berguna lagi oleh tubuh.

Oksigen memegang peranan penting dalam semua proses tubuh secara fungsional. Tidak adanya oksigen akan menyebabkan tubuh secara fungsional mengalami kemunduran atau bahkan dapat menimbulkan kematian. Oleh karena itu, kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan yang paling utama dan sangat vital bagi tubuh.Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak terlepas dari kondisi sistem pernapasan secara fungsional.Sistem pernapasan pada manusia melalui saluran pernapasan yang meliputi rongga, hidung,faring,laring,tenggorokan,bronkus dan paru-paru. Bila ada gangguan pada salah satu organ sistem respirasi, maka kebutuhan oksigen akan mengalami gangguan. Sering kali individu tidak menyadari terhadap pentingnya oksigen. Proses pernapasan dianggap sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja. Banyak kondisi yang menyebabkan seseorang mengalami gangguan dalam pemenuhan kebutuhan oksigen, seperti adanya sumbatan pada saluran pernapasan. Pada kondisi ini, individu merasakan pentingnya oksigen.

Sistem perrnapasan ini merupakan sistem yang memiliki fungsi paling penting dalam tubuh manusia dikarenakan berfungsi dalam metabolime tubuh manusia.. sistem ini juga mempunyai fungsi tersendiri bagi tubuh yang sudah terkoordinir oleh saluran dan organ tertentu sesuai perintah otak adapun fungsi utamanya sebgai sistem organ yang digunakan dalam pertukaran gas yang membawa udara ke dalam paru-paru dimana terjadi pertukaran gas dan berfungsi mengabsorbsi oksigen dan mengeluarkan karbondioksida dalam tubuh yang bertujuan untuk mempertahankan keseimbangan atau hoemostasis. Dengan bernapas setiap sel dalam tubuh menerima persediaan oksigennya dan pada saat yang sama melepaskan produk oksidasinya. Pernapasan merupakan proses ganda, yaitu terjadi pertukaran gas di dalam paru-paru ketika menarik napas dan didorongkan keluar paru-paru ketika mengeluarkan napas. Udara masuk melalui jalan pernapasan. Selain itu ada pula beberapa faktor yang mempengaruhi sistem penapasan dalam bekerja seperti faktor fisiologis yang meliputi penurunan kapasitas angkut oskigen, penurunan konsentrasi oksigen, hipovolemia,peningkatan laju metabolik,kondisi lainnya., status kesehatan seseorang juga dapat mempengaruhi sistem perapasan karena dalam kondisi sakit pemenuhan kebutuhan oksigen juga akan mengalami gangguan, tingkat perkembangan yang dimulai dai bayi prematur, bayi dan anak,anak sekolah,dewasa muda dan lansia, faktor perilaku seperti kebiasan merokok,aktvitas olahraga, emosi dan penggunaan zat-zat tertentu. Serta lingkungan yang juga dapat mempengaruhi sistem pernapasan dintaranya suhu,ketinggian, serta adanya polusi.

1

1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang diatas,adapun rumusan maalah yang diperoleh adalah:

1.2.1 Apa itu pernapasan?1.2.2 Apa saja organ-organ yang berperan dalam sistem pernapasan?1.2.3 Bagaimana fisiologi dari sistem pernapasan?1.2.4 Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi sistem pernapasan?

1.3 TujuanBerdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:

1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari pernapasan1.3.2 Untuk mengetahui organ-organ yang berperan dalam sistem pernapasan1.3.3 Untuk mengetahui fisiologi dari sistem pernapasan1.3.4 Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi sistem pernapasan

1.4 Manfaat

a. Secara akademis, makalah ini diharapkan dapat dijadikan sumber bacaan.

b. Secara teoritis, penelitian ini berguna untuk menambah pengetahuan

1.5 Metode Penulisan

Data penulisan makalah ini diperoleh dengan metode studi kepustakaan. Metodi studi

kepustakaan yaitu suatu metode dengan membaca telaah pustaka tentang sistem

pelayanan keperawatan. Selain itu, penulis juga memperoleh data dari internet.

2

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Pengertian PernapasanPernapasan dapat diartikan sebagai proses yang dilakukan oleh organisme untuk menghasilkan energi dari hasil metabolisme. Ada dua macam pernapasan, yaitu pernapasan eksternal (luar) dan internal (dalam). Pernapasan luar meliputi prosespengambilan O2dan pengeluaran CO2dan uap air antara organisme denganl ingkungannya. Pernapasan internal disebut juga pernapasan seluler karena pernapasan ini terjadi di dalam sel, yaitu di dalam sitoplasma dan mitokondria.Pernapasan seluler meliputi tiga tahap, yaitu glikolisis, siklus krebs,dan transport electron..Pernapasan (respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung(oksigen) serta menghembuskan udara yang banyak mengandung karbon dioksida sebagai sisa dari tubuh. Pengisapan udara ini disebut inspirasi dan menghembuskan disebut ekspirasi.Jadi dalam paru-paru terjadi pertukaran zat antara oksigen yang ditarik dari udara masuk ke dalam darah dan CO2 dikeluarkan dari darah secara osmosis.seterusnya CO2 akan dikeluarkan melalui traktus respiratorius (jalan pernapasan) dan masuk ke seramabi jantung(atrium sinistra) lalu ke aorta terus ke seluruh tubuh (jaringan-jaringan dan sel-sel), di siniterjadi oksidasi (pembakaran). Sebagai ampas (sisanya) dari pembakaran adalah CO2 dan zatini dikeluarkan melalui peredaran darah vena masuk ke jantung (serambi kanan/atriumdekstral) terus ke bilik kanan (ventrikal dekstra) dan dari sini keluar melalui arteri pulmonalis ke jaringan paru-paru. Akhirnya dikeluarkan menembus lapisan epitel dari alveoli. Pada dasarnya metabolisme yang normal dalam sel-sel makhluk hidup memerlukan oksigen dan karbondioksida. Pada hewan vertebrata terlalu besar untuk dapat terjadinya interaksi secara langsung antara masing-masing sel tubuh dengan lingkungan luar tubuhnya. Untuk itu organ-organ tertentu yang bergabung dalam sistem pernapasan dikhususkan untuk melakukan pertukaran gas-gas pernapasan bagi keperluan seluruh tubuhnya. Ada dua tahap pernapasan, tahap pertama oksigen masuk ke dalam dan pengeluaran karbondioksida ke luar tubuh melalui organ-organ pernapasan disebut respirasi eksternal, dan pengangkutan gas-gas pernapasan dari organ-organ pernapasan ke jaringan tubuh atau sebaliknya dilakukan oleh sistem sirkulasi. Tahap kedua adalah pertukaran O2 dari cairan tubuh (darah) dengan CO2 dari sel-sel dalam jaringan, disebut respirasi internal. Difusi gas-gas pernapasan antara lingkungan dengan pembuluh darah yang terdapat di bawah pembuluh respiratoris dapat terjadi jika permukaan tempat terjadinya pertukaran gas harus cukup luas dan tipis, selalu basah dan permeabel terbadap gas-gas pernapasan, dan terdapat perbedaan konsentrasi gas-gas pernapasan antara medium dan di luar darah.

Ada berbagai jenis, atau metode, pernapasan yang memerlukan proses yang sedikit berbeda untuk memungkinkan inspirasi dan ekspirasi. Semua mamalia memiliki paru-paru yang merupakan organ utama untuk bernapas. Kapasitas paru-paru telah berkembang untuk mendukung kegiatan organisme. Selama inhalasi, paru-paru mengembang dengan udara dan oksigen berdifusi di permukaan paru-paru, memasuki aliran darah. Selama pernafasan, paru-paru membuang udara dan menurun volume paru-paru. Berbagai jenis pernapasan, khususnya pada manusia, antara lain:

1. Pernapasan dadaPernapasan dada terutama diatur oleh kontraksi dan relaksasinya otot-otot tulang rusuk.

Inspirasi tersebut terjadi jika otot antartulang rusuk tersebut berkontrak sehingga pada tulang rusuk dan juga dada terangkat. timbal balik atau akibatnyan rongga dada

3

tersebut membesar, paru-paru tersebut mengembang, dan juga menurun tekanan udara di dalam paru-paru. disebabkan karena pada tekanan udara di luar tubuh tersebut lebih besar, maka yang terjadi udara yang kaya oksigen tersebut masuk ke dalam tubu.

Ekspirasi tersebut apabila jika otot antar tulang rusuk tersebut berelaksasi sehingga pada tulang-tulang rusuk dan juga dada tersebut menjadi turun kembali kedudukan awalnya . timbal balik atau Akibatnya ialah , rongga dada tersebut mengecil, volume pada paru-paru berkurang, dan juga pada peningkatan tekanan udara di dalam paru-paru. Kemudian juga, udara yang kaya karbon dioksida tersebut terdorong keluar tubuh dengan melalui hidung.

2.Pernapasan Perut

Inspirasi tersebut terjadi jika otot diafragma tersebut berkontraksi sehingga pada letaknya tersebut sedikit mendatar. pada Keadaan tersebut mengkibatkan pada rongga perut turun kebawah, rongga pada dada membesar, dan pada paru-paru mengambang, serta juga tekanan udara di dalam tersebut paru-paru mengecil. timbal balik atau Akibatnya ialah udara yang kaya oksigen tersebut masuk kedalam tubuh.

Ekspirasi tersebut terjadi apabila otot diafragma tersebut berelaksasi sehingga pada letaknya kembali pada kedudukan awalnya .  pada Kondisi tersebut mengakibatkan rongga pada perut kembali ke posisi semula, rongga pada dada mengecil,  dan volume pada paru-paru berkurang, serta juga tekanan udara di dalam paru-paru tersebut membesar.timbal balik atau  Akibatnya udara yang kaya karbon dioksida tersebut terdorong keluar dari tubuh.

Pernapasan Normal:

Bayi : 30-40 x/mntAnak: 20-30 x/mntDewasa: 16-20 x/mntLansia : 14-16 x/mnt

2.2 Organ-Organ yang Berperan dalam Sistem Pernapasan

Sistem pernafasan di bagai menjadi 2 bagian yaitu saluran pernafasan atas (traktus

respiratorius superior) yang terdapat di luar rongga dada, terdiri dari rongga hidung, faring,

laring, dan trakea bagian atas dan saluran pernafasan bawah (traktus respiratorius inferior)

yang terdapat dalam rongga dada, terdiri dari bagian bawah trakea dan paru.

4

a. Hidung

Hidung terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian luar (nasal external) terletak di

bagian tengah bawah, dan bagian dalam (cavum nasi) yang dibagi lagi oleh

sebuah sekat (septum nasi) menjadi rongga hidung kanan dan kiri.

Hidung luar nasal external berbentuk pyramid, dimana sudut atas atau atapnya

berhubungan langsung dengan dahi (pada bagian apex). Bagian dasarnya

terdapat 2 buah lubang hidung (nares) yang dipisahkan olehsebuah sekat yang

berjalan dari depan sampai ke belakang rongga hidung (septum antero-

posterior). Pada pinggir lubang hidung terdapat sejumlah rambut (vibrissae)

yang gunanya untuk menahan kotoran atau debu yang masuk bersama udara

pernafasan. Permukaan lateral hidung pada bagian bawah agak membulat yang

disebut “ala nasi”, bagian atas permukaan lateral ini bersatu pada garis tengah

hidung yzng disebut “dorsum nasi”. Pada bagian atas dorsum nasi ditopang

oleh os nasal (nasal bone).

Rangka hidung bagian luar terdiri dari tulang dan tulang rawan, ditutupi kulit

dan dibagian rongga hidung dilapisi oleh membran mukosa. Rangka tulang

menempati bagian atas dari hidung, terdiri dari os nasal dan processus frontalis

maxillae. Rangka tulang rawan terdapat pada septum dan ala nasi. Pada bagian

ini terdapat otot yang dapat menggerakkan atau mengembang-kempiskan

hidung bagia luar.

5

Cavum nasi atau rongga hidung, pintu bgaian depan disebut nares/nostril,

sedang pintu/lubang bagian belakang yang berhubungan dengan pharynx

disebut “choane”. Dibelakang nostril rongga hidung agak menggembung yang

disebut vestibulum/ala nasi yang masih dilapisi oleh kulit dimana tumbuh

sejumlah rambut dan kalenjar sebaceous.tiap rongga hidung bagian atas dan

dibelakang vestibulum dibagi menjadi dua bagian, yaitu daerah

penciuman/olfactory region (terdiri dari concha nasalis superior dan septum)

dan daerah pernafasan/respiratory region, yang merupakan bagian sisanya dari

rongga hidung.

Pada dinding lateral terdapat concha nasalis superior, madial dan inferior.

Dibagian bawah dan lateral dari tipa concha merupakan suatu saluran jalan

udara yang disebut “meatus”. Diatas concha superior terdapat lubang sempit

yang berhubungan dengan sinus sphenoidalis.

Meatus superior, saluran yang berjalan sepanjang setengah bagian dari batas

atas concha medialis. Meatus medialis berjalan dibawah concha medialis,

sedang meatus inferior beralan dibawah concha nasalis inferior. Tepat bagian

depan dari concha inferior, terdapat muara dari saluran air mata (ductus

nasolacrimalis).

Membran mukosa (selaput lendir), membran ini melapisi rongga hidung dan

melekat pada periosteum atau perichondrium. Selaput ini tebal dan paling

banyak pembuluh darah pada concha nasalis. Juga lebih tebal pada septum,

namun tipis pada meatus di dasar rongga hidung dan pada sinus. Bentuk sel

epitel daerah respirasi berbeda dengan daera penciuman, sesuai dengan

fungsinya. Di daerah pernafasan sel berbentuk columner dan bercilia

(berambut) yang diantaranya terdapat sel goblet (sel mucin). Di bawah epitel

terdapat beberapa kalenjarmocous dan serous. Sel epitel daerah penciuman

berbentuk columner tetapi tak bercilia. Membran mukosanya berwarna

kekuningan. Pada daerah ini terdapat serabut sel saraf yang disebut

n.olfactorius. di bawah epitel terdapat kelenjar serous yang diseut kelenjar

Bowman.

b. Farings

Farings terbagi menjadi 2 bagian, bagian yang terletak di belakang rongga

hidung disebut nosafaring, di belakang rongga mulut disebut orofaring.

Saluran orofaring merupakan tempat lewat baik udara maupun makanan atau

6

minuman yang ditelan. Saat makanan ditelan, katub tulang rawan yang disebut

epiglottis menekan ke bawah untuk menutup saluran nafas.

c. Larings

Larings terletak antara farings dan trakea. Pada larings terdapat kotak suara

(Adam’s apple), yang di dalamnya terdapat jaringan elastis yang melintang

dan membelah dua dalam laring yang disebut pita suara. Udara melintas kuat

melalui kotak suara menyebabkan getaran pasa pita suara yang menimbulkan

gelombang suara.Proses pembentukan suara :

Merupakan hasil kerjasama antara antara rongga mulut, rongga hidung,laring, lidah, dan bibir. Pada pita suara palsu tidak terdapat otot, oleh karenaitu pada pita suara ini tidak dapat bergetar, hanya antara kedua pita suara tadi dimasuki oleh aliran udara maka tulang rawan gondok dan tulang rawan kartilogi ariteanoid tadi diputar, akibatnya pita suara dapat menjadi kencang dan mengendor dengan demikian sela udara menjadi sempit dan luas.

d. Trakea

Trakea terdapat dalam rongga dada dan bercabang dua kiri dan kanan. Dinding

trakea terbuat dari tulang rawan yang berbentuk cincin yang lentur. Cinicn

tulang rawan ini melindungi trakea, membuat dia lentur (fleksibel) dan

mencegah kolaps atau melebar berlebihan. Merupakan kelanjutan dari larig

yang dibentuk oleh 16-20 tulang rawan yang berbentuk huruf c. Panjang

sekitar 9-11 cm dibelakang terdiri jaringan ikat yang dialpisi otot polos. Sel-

sel bersilia berguna ntuk mengeluarkan benda asing yang masuk bersamaan

dengan udara.

e. Bronkus

Lanjutan dari trakea yang berjumlah 2 buah yang terdapat pada ketinggian

vertebra torakalis ke 4 dan ke 5.Cabang trakea kiri dan kanan disebut bronkus.

Cabang ini diameternya lebih kecil dari trakea, dan tiap bronkus masuk ke

dalam paru-paru.

f. Bronkiolus

Bronkus akan bercabang-cabang lebih banyak dan kecil lagi, khususnya pada

paru-paru kanan yang mempunyai 3 lobus. Karena banyaknya cabang-cabang

ini sering disebut “pohon bronkiolus”. Bronkus dan bronkiolus mengandung

jaringan otot polos. Jaringan otot ini mengontrol besar atau diameter saluran

pernafasan.

7

g. Alveoli

Ujung saluran nafas sesudah bronkiolus berbentuk kantong udara yang disebut

alveoli. Kelompok-kelompok alveoli yang snagat banyak ini berbentuk seerti

anggur dan disinilah terjadinya pertukaran gas O2 dan CO2.

Dinding alveoli berupa selaput membran tipis dan elastis serta diliputi oleh

banyak kapiler. Membran ini memisahkan gas dari cairan. Gas yaituudara

yang kita sedot saat menarik naas dan cairan adalah darah adri kapiler. Jadi

seluruh pertukaran dalam paru terjadi pada alveoli.

h. Paru

Paru merupakan organ paling besar dari organ pernpaasan dan ada buah kiri

dan kanan. Paru kanan mempunyai 3 lobus dan sedikit lebih besar dari paru

kiri yang mempunyai 2 lobus.

Kedua paru dipisahkan oleh ruang yang disebut mediastinum yang berisi jantung, trakea, esofagus dan beberapa limfe-nodus. Paru dilapisis oleh selaput pelindung yang disebut pleura dan dipisahkan dari rongga abdomen oleh diafragma. Paru-paru merupakan sebuah organ yang sebagian terdiri dari gelembung-gelembung udara atau alveoli. Paru-paru dibagi menjadi 2 bagian, yaitu  : Paru-paru kanan, terdiri dari 3 lobus, yaitu lobus superior, lobus media, dan lobus inferior. Paru-paru kiri, terdiri dari 2 lobus, yaitu lobus superior dan lobus inferior.

2.3 Fisiologi Sistem Pernapasan

Udara masuk secara berurutan, yaitu : Rongga hidung – faring – laring –trakea – bronkus – bronkiolus- alveolus.

Fungsi sistem respirasi yaitu untuk transport gas ke dan dari sistem sirkulasi.

Sistem respirasi ini termasuk:

1. Respirasi external: pertukaran gas antara atmosfer (udara bebas) dan darah

2. Respirasi internal: pertukaran gas antara darah sel-sel tubuh

3. Respirasi seluler atau respirasi aerobik: penggunaan oksigen untuk memecah

glukosa dalam sel.

Fungsi utama dari sistem pernafasan yaitu memasukkan oksigen ke dalam tubuh

dan membawa gas-gas metabolisme keluar dari tubuh. Udara yang masuk ke

8

saluran pernafasan akan di saring. Saringan pertama terjadi pada hidung, dimna

hidung akan melakukan 3 hal:

1. Menyaring udara: oleh bulu-bulu hidung

2. Menghangatkan udara yang masuk: oleh pembuluh darah yang banyak pada

lapisan mukosa di rongga hidung

3. Melebabkan udara: oleh lapisan mukosa hidung (selaput lendir) yang selalu

basah dalam rongga hidung.

Jadi udara yang masuk ke rongga hidung akan dihangatkan dan dilembabkan

sebelum masuk ke paru. Saluran udara dalam rongga hidung dilapisi oleh cilia

(rambut) dan tetap lembat karena adanya sekresi lendir (mucus). Bila udara

pernafasan masuk mealui mulut, proses penyaringan kurang baik.

Sel-sel yang melapisi trakea meproduksi mocus (lendir). Mucus ini membantu

untuk menangkap partikel-partikel yang belum tersaring, misalnya debu atau

kuman. Kemudian partikel-partikel ini akan disapu keluar oleh sel-sel yang ber-

silia ke saluran nafas bagian atas.

Untuk fungsional dan paru adalah alveoli. Disinlah sistem sirkulasi dan sistem

pernafasan bersama-sama melakukan pertukaran gas. Tiap paru mengandung

jutaan alveoli dan total luas permukaannya kira-kira 40 kali luas permukaan kulit

Mekanisme pernapasan dada

Fase inspirasi pada pernapasan dada

Mekanisme inspirasi pernapasan pada dada ialah seperti berikut ini. Otot antar tulang rusuk (muskulis intercostalis eksternal) tersebut berkontraksi ke rusuk terangkat (posisi datar) yang kemudian ke paru-paru mengembang setelah itu tekanan  udara didalam paru-paru tersebut menjadi lebih kecil dibandingkan dengan tekanan udara luar yang setelahnya udara luar tersebut masuk ke paru-paru. 

Fase Ekspirasi pernapasan dada Mekanisme ekspirasi pernapasan perut adalah sebagai berikut. Otot antar tulang rusuk relaksasi ke tulang rusuk menurun yang kemudian pada paru-paru menyusut setelah itu tekanan udara didalam paru-paru tersebut lebih besar dibandingkan dengan tekanan udara luar ke udara yang keluar dari paru-paru.

Mekanisme Pernapasan Perut

Fase Inspirasi pernapasan pada PerutMekanisme Inspirasi pernapasan perut tersebut ialah seperti berikut ini. Sekat rongga

9

pada dada(diafragma) tersebut berkontraksi ke posisi dari melengkung menjadi ke mendatar yang setelah itu paru-paru tersebut mengambang yang kemudian pada tekanan udara  didalam tersebut paru-paru lebih kecil dengan dibandingkan tekanan udara luar ke udara masuk.

Fase ekspirasi pernapasan perutMekanisme ekspirasi pada pernapasan perut ialah seperti berikut ini. Otot pada diafragma relaksasi ke posisi dari mendatar kembali melengkung yang setelahnya paru-paru mengempis kemudian tekanan pada udara di paru-paru tersebut lebih besar dibandingkan tekanan udara luar ke udara keluar dari paru-paru.

2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sistem Pernapasan

Faktor fisiologisGangguan pada fungsi fisologis akan berpengaruh terhadap kebutuhan oksigen seseorang. Kondisi ini lambat laun dapat mempengaruhi fungsi pernapasannya.

Penurunan kapasitas angkut O2. Secara fisiologis daya angkut hemoglobin untuk membawa O2 ke jaringan adalah 97%. Akan tetapi nilai tersebut dapat berubah sewaktu-waktu apabila terjadi gangguan contohnya pada pasien anemia.

Penurunan konsentrasi O2 inspirasi. Dapat terjadi karena penggunaan alat terapi pernafasan dan penurunan kadar O2 di lingkungan.

Hipovolemia disebabkan oleh penurunan volume sirkulasi darah akibat kehilangan cairan ekstraseluler yang berlebih.

Peningkatan laju metabolic dapat terjadi pada kasus infeksi dan demam yang terus menerus

Kondisi lainnya. Kondisi yang mempengaruhi pergerakan dinding dada seperti kehamilan, obesitas, trauma, penyakit otot, penyakit susunan saraf, penyakit kronis.

Status KesehatanPada orang yang sehat, sistem pernapasan dapat menyediakan kadar oksigen yang cukup untuk memenuhi kebuthan tubuh. Akan tetapi, pada kondisi sakit tertentu, proses oksigenasi tersebut dapat terhambat sehingga mengganggu pemenuhan kebutuhan oksigen tubuh.

Faktor PerkembanganTingkat perkembangan menjadi salah satu faktor penting yang mempengaruhi sistem pernapasan

Bayi premature. Bayi yang lahir premature beresiko menderita penyakit membrane hialin. Kondisi ini disebabkan produksi surfaktan yang masih sedikit karena kemampuan paru dalam menyinteses surfaktan baru terjadi pada trisemester akhir.

Bayi dan anak. Karena pada kelompok usia ini sangat rentan terkena penyakit saluran nafas atas misalnya faringitis.

Anak usia sekolah. Berisiko mengalami gangguan pernapasan akut akibat kebiasaan buruk misalnya rokok.

Dewasa muda. Kondisi stress, kebiasaan merokok dan diet yang tidak sehat dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.

10

Lansia. Terjadinya perubahan fungsi normal pada pernapasan seperti penurunan elastisitas paru, pelebaran alveolus, dilatasi saluran bronkus.

Faktor PerilakuPerilaku keseharian dapat mempengaruhi fungsi pernapasan. Status nutrisi, kebiasaan berolahraga, kondisi emosional, dan penggunaan zat-zat tertentu secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan oksigen.

Nutrisi. Kelebihan berat badan dapat menghambat ekspansi paru dan malnutri dapat mengakibatakan terjadinya pelisutan otot pernapasan.

Olahraga. Latihan fisik dapat meningkatkan aktivitas metabolisme ,denyut jantung dan kedalaman serta frekuensi pernapasan akan meningkat.

Ketergantungan zat adiktif dapat menekan pusat pernapasan dan susunan saraf pusat sehingga mengakibatkan penurunan laju pernapasan.

Emosi. Dapat menyebabkan peningkatan denyut jantung dan frekuensi pernapasan sehingga kebutuhan oksigen meningkat.

Gaya Hidup. Kebiasaan merokok dapat menyebabkan gangguan vaskularisasi perifer dan penyakit jantung.

Lingkungan Suhu. Dapat berpengaruh terhadap afinitas atau kekuatan Hb dan O2. Ketinggian. Pada dataran tinggi akan terjadi penurunan pada tekanan udara

sehingga tekanan oksigen juga ikut menurun. Akibatnya dapat mengalami peningkatan pernapasan dan denyut jantung.

Polusi. Sering kali menyebabkan sakit kepala,pusing, batuk dan berbagai gangguan pernapasan lainnya bagi orang yang menghirupnya.

2.5 Gangguan pada Sistem Pernapasan

Pola pernapasan mengacu pada frekuensi,volume,irama dan usaha pernapasan. Pola napas yang normal(eupnea) ditandai dengan pernapasan yang tenang,berirama, dan tanpa usaha.

Takipnea: frekuensi pernapasan yang cepat. Biasanya terlihat pada kondisi demam, nyeri, pada kasus hiperkapnia.

Bradipnea: frekuensi pernapasan yang lambat dan abnormal. Biasanya ini terlihat pada orang yang baru menggunakan obat-obatan seperti morfin.

Apnea: henti napas Hiperventilasi: peningkatan jumlah udara yang memasuki paru-paru. Kondisi

ini terjadi saat kecepatan ventilasi melebihi kekuatan metabolic untuk pembuangan CO2. Biasanya disebabkan oleh asidosis, infeksi dam kecemasan.

Hipoventilasi: penurunan jumlah udara yang memasuki paru-paru. Kondisi ini terjadi pada saat ventilasi alveolar tidak kuat untuk memenuhi kebutuhan metabolic untuk penyaluran O2 dan pembuangan CO2.

Pernapasan Kussmaul: salah satu hiperventilasi yang menyertai asidosis metabolic. Pernapasan ini merupakan upaya tubuh untuk mengompensasi asidosis dengan mengeluarkan karbondioksida melalui pernapasan yang cepat dan dalam.

Orthopnea: Ketidakmampuan untuk bernapas,kecuali dalam posisi tegak atau berdiri.

Dispnea ; kesulitan atau ketidaknyamanan dalam bernapas.

11

Biot: Merupakan pernapasan dangkal secara tidak normal untuk dua atau tiga napas di ikuti periode apnea yang tidak teratur.

Stridor: Merupakan pernapasan bising yang terjadi karena penyempitan pada saluran pertanyaan.

Obstruksi jalan napas: Merupakan gangguan yang menimbulkan penyumbatan pada saluran pernapasan.

Hipoksia: kondisi ketika kadar O2 dalam tubuh tidak kuat akibat kurangnya penggunaan atau pengikatan oksigen pada tingkat sel. Kondisi ini ditandai dengan kelelahan,kecemasan,pusing,penurunan tingkat kesadaran, penurunan konsentrasi, kelemahan, peningkatan TTV, pucat, sianosis, ,dan dispnea. Penyebabnya antara lain penurunan Hb dan kapasitas angkut O2 dalam darah, ketidakmampuan sel dalam mengikat O2, penurunan difusi O2 dari alveoli ke dalam darah, dan penurunan perfusi jaringan.

12

BAB IIIPENUTUP

Kesimpulan:

Pernafasan atau respirasi adalah proses pertukaran gas antara individu dengan lingkungan. Fungsi utama pernapasan adalah untuk memperoleh O2 agar dapat digunakan oleh sel-sel tubuh dan mengeluarkan CO2 yang dihasilkan oleh sel. Saat bernapas, tubuh mengambil O2 dari lingkungan untuk kemudian diangkut ke seluruh tubuh(sel-selnya) melalui darah guna dilakukan pembakaran. Selanjutnya sisa pembakaran berupa CO2

akan kembali diangkut oleh darah ke paru-paru untuk dibuang ke lingkungan karena tidak berguna lagi oleh tubuh.

Ada dua macam pernapasan, yaitu pernapasan eksternal (luar) dan internal (dalam). Pernapasan luar meliputi proses pengambilan O2dan pengeluaran CO2. . Pernapasan internal disebut juga pernapasan seluler karena pernapasan ini terjadi di dalam sel, yaitu di dalam sitoplasma dan mitokondria.Pernapasan seluler meliputi tiga tahap, yaitu glikolisis, siklus krebs,dan transport electron.

Pernafasan pada manusia terdiri dari pernafasn dada yang diatur oleh kontraksi dan relaksasinya otot-otot tulang rusuk dan pernafasan perut yang atur oleh otot diafragma

Udara masuk secara berurutan, yaitu : Rongga hidung – faring – laring –trakea – bronkus – bronkiolus- alveolus

Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya gangguan pernafasan: Faktor fisiologis, status kesehatan, status perkembangan, prilaku dan lingkungan.

Saran :Bernafas untuk menghirup oksigen merupakan hal yang penting dalam semua

kehidupan tak terkecuali manusia, oksigen memegang peranan penting dalam semua proses tubuh secara fungsional. Tidak adanya oksigen akan menyebabkan tubuh secara fungsional mengalami kemunduran atau bahkan dapat menimbulkan kematian maka dari itu perlu menjaga sistem pernafasan kita seperti faktor fisiologis, status kesehatan, status perkembangan,f aktor prilaku dan lingkungan.

Daftar Pustaka

13

14