irenneagustina.files.wordpress.com  · Web viewUJI EFEK DIURETIK. PERCOBAAN 7. PENDAHULUAN. Latar...

35
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FARMAKOLOGI PERCOBAAN 7 UJI EFEK DIURETIK Disusun oleh : Golongan II Kelompok 4 Kintyas Asokawati (G1F014069) Irenne Agustina Tanto (G1F014071) Alifah Itmi Mushoffa (G1F014073) Gasti Giopenra Benarqi (G1F014075) Tanggal Praktikum : 10 Juni 2015 Nama Dosen Pembimbing Praktikum : Hanif Nasiatul Baroroh, M.Sc., Apt. Nama Asisten Praktikum : Intan dan Yessy JURUSAN FARMASI

Transcript of irenneagustina.files.wordpress.com  · Web viewUJI EFEK DIURETIK. PERCOBAAN 7. PENDAHULUAN. Latar...

Page 1: irenneagustina.files.wordpress.com  · Web viewUJI EFEK DIURETIK. PERCOBAAN 7. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Diuretik adalah suatu agen obat yang dapat meningkatkan volume urin atau

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

PERCOBAAN 7

UJI EFEK DIURETIK

Disusun oleh :

Golongan II Kelompok 4

Kintyas Asokawati (G1F014069)

Irenne Agustina Tanto (G1F014071)

Alifah Itmi Mushoffa (G1F014073)

Gasti Giopenra Benarqi (G1F014075)

Tanggal Praktikum : 10 Juni 2015

Nama Dosen Pembimbing Praktikum : Hanif Nasiatul Baroroh, M.Sc., Apt.

Nama Asisten Praktikum : Intan dan Yessy

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS ILMU – ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

PURWOKERTO

2015

Page 2: irenneagustina.files.wordpress.com  · Web viewUJI EFEK DIURETIK. PERCOBAAN 7. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Diuretik adalah suatu agen obat yang dapat meningkatkan volume urin atau

UJI EFEK DIURETIK

PERCOBAAN 7

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diuretik adalah suatu agen obat yang dapat meningkatkan volume urin atau laju aliran

urin dengan cara meningkatkan ekskresi air dan Na+ serta digunakan untuk meregulasi

volume atau komposisi cairan tubuh pada beberapa keadaan contohnya edema.

Pada abad ke-16, Obat-obat diuretik telah diperkenalkan oleh Paracelsus sebagai terapi

edema. Kemudian pada tahun 1930, Swartz menemukan bahwa sulfanilamide (antimikrobial)

dapat mengobati pasien gagal jantung, yaitu dengan meningkatkan ekskresi dari Na+. Sejak

diketahui bahwa obat-obat antimikroba seperti sulfanilamide memiliki efek samping terhadap

perubahan komposisi dan jumlah ekskresi urin, dilakukan berbagai penelitian terhadap obat-

obat diuretik kembali.

Diuretik adalah obat yang paling banyak diresepkan di USA. Hal ini dikarenakan obat

diuretik cukup efektif untuk pengobatan. Akan tetapi, efek samping dari obat-obat diuretik

juga banyak. Sehingga sebagai seorang dokter umum perlu mengetahui jenis-jenis obat

diuretik agar dapat memberikan terapi diuretik secara rasional kepada pasien.

Diuretik dalam kehidupan sehari contohnya pada obat furosemide, spironolakton,

dimana obat furosemide dan spironolakton adalah obat-obat yang digunakan untuk diuretic

yang fungsinya dalam mengurangi tekanan darah dan mengeluarkan urine yang terdapat di

dalam tubuh. Adapun pentingnya mempelajari diuretik bagi seorang farmasis yaitu bisa

memahami dan mengetahui hal apa yang bisa menyebabkan terjadinya diuresis, sekaligus

mengetahui obat-obat yang termasuk dalam golongan diuretik, dan mengetahui patofisiologi

dari diuretik.

B. Tujuan Percobaan

Mengenal, mempraktikkan dan membandingkan efek diuretik dari furosemid,

hidroklortiasid, dan spironolakton

C. Dasar Teori

Diuretika adalah zat-zat yang dapat memperbanyak pengeluaran kemih (diuresis)

melalui kerja langsung terhadap ginjal. Obat-obat lainnya yang menstimulasi diuresis dengan

1

Page 3: irenneagustina.files.wordpress.com  · Web viewUJI EFEK DIURETIK. PERCOBAAN 7. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Diuretik adalah suatu agen obat yang dapat meningkatkan volume urin atau

mempengaruhi ginjal secara tidak langsung tidak termasuk dalam defenisi ini, misalnya, zat-

zat yang memperkuat kontraksi jantung (digoksin, teofilin),memperbesar volume darah

(dekstran), atau merintangi sekresi hormon anti diuretik ADH (Tjay, T.H., K. Rahardja,

2002).

Obat-obatan yang menyebabkan suatu keadaan meningkatnya aliran urine disebut

Diuretik. Obat-obat ini merupakan penghambat transpor ion yang menurunkan reabsorbsi

Na+ dan ion lain seperti Cl+ memasuki urine dalam jumlah lebih banyak dibandingkan dalam

keadaan normal bersama-sama air, yang mengangkut secara pasif untuk mempertahankan

keseimbangan osmotic. Perubahan Osmotik dimana dalam tubulus menjadi menjadi

meningkat karena Natrium lebih banyak dalam urine, dan mengikat air lebih banyak didalam

tubulus ginjal. Dan produksi urine menjadi lebih banyak. Dengan demikian diuretic

meningkatkan volume urine dan sering mengubah PH-nya serta komposisi ion didalam urine

dan darah (Halimudin, 2007).

Mekanisme Kerja Diuretik ada tiga faktor utama yang mempengaruhi respon diuretik

ini. Pertama, tempat kerja diuretik di ginjal. Diuretik yang bekerja pada daerah yang

reabsorbsi natrium sedikit, akan memberi efek yang lebih kecil bila dibandingkan dengan

diure-tik yang bekerja pada daerah yang reabsorbsi natrium banyak. Kedua, status fisiologi

dari organ. Misalnya dekompensasi jantung, sirosis hati, gagal ginjal. Dalam keadaan ini akan

memberikan respon yang berbeda terhadap diuretik. Ketiga, interaksi antara obat dengan

reseptor. Sebagaimana umumnya diketahui, diuretik digunakan untuk merangsang terjadinya

diuresis. Penggunaan diuretik sudah demikian luas (Siregar, P., W.P., R. Oesman, R.P.

Sidabutar , 2008).

Kebanyakan diuretika bekerja dengan mengurangi reabsorpsi natrium dan air,

sehingga pengeluarannya lewat kemih diperbanyak. Obat-obat ini bekerja khusus terhadap

tubuli. Tetapi juga di tempat lain, yakni di:

1) Tubuli Proksimal

Ultrafiltrat mengandung sejumlah besar garam yang di sini direabsorpsi secara aktif

untuk lebih kurang 705, antara lain ion Na+ dan air, begitu pula glukosa dan ureum.

Karena reabsorpsi berlangsung secara proporsionalk, maka susunan filtrat tidak berubah

dan tetap isotonis terhadap plasma. Diuretika osmotis (manitol, sorbitol) bekerja di sini

dengan merintangi reabsorpsi air dan juga natrium.

2

Page 4: irenneagustina.files.wordpress.com  · Web viewUJI EFEK DIURETIK. PERCOBAAN 7. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Diuretik adalah suatu agen obat yang dapat meningkatkan volume urin atau

2) Lengkungan Henle.

Di bagian menaik lengkungan Henle ini, sekitar 25% dari semua ion Cl - yang telah

difiltrasi direabsorpsi secara aktif, disusul dengan reabsorpsi pasif dari Na+ dan K+, tetapi

tanpa air, hingga filtrat menjadi hipotonis. Diuretika lengkungan, seperti furosemid,

bumetanida, dan etakrinat bekerja terutama di sini dengan merintangi transpor Cl- dan

demikian reabsorpsi Na+. Pengeluaran K+ dan air juga diperbanyak.

3) Tubuli distal.

Di bagian pertama segmen ini, Na+.direabsorpsi secara aktif pula tanpa air hingga

filtrat menjadi lebih cair dan lebih hipotonis. Senyawa thiazida dan klortalidon bekerja di

tempat ini dengan memperbanyak ekskresi Na+ dan Cl- sebesar 5-10%. Di bagian kedua

segmen ini, ion Na+ ditukarkan dengan ion K+ atau NH4+(Tjay, T.H., 2002).

Berdasarkan aspek mekanisme kerjanya, diuretik dibagi menjadi 2, yaitu (Rang HP,

2011):

1. Diuretik Osmotik

2. Diuretika Penghambat Mekanisme Transport Elektrolit di dalam tubuli ginjal

1. Diuretik Osmotik

Istilah diuretic Osmotik biasanya dipakai untuk zat bukan elektrolit yang mudah dan

cepat diskskresi oleh ginjal. Suatu zat dapat bertindak sebagai diuretic osmotic apabila

memenuhi 4 syarat: (1) difiltrasi secara bebas oleh glomerulus. (2) tidak atau hanya

sedikit direbasorbsi sel tubulus ginjal. (3) secara farmakologis merupakan zat yang inert,

dan (4) umumnya resisten terhadap perubahan-perubahan metabolic (Katzung, 1998).

Dengan sifat-sifat ini, maka diueretik osmotic dapat diberikan dalam jumlah cukup besar

sehingga turut menentukan derajat osmolalitas plasma, filtrate glomerulus dan cairan

tubuli (Aidan, 2008).

Tubulus kontortus proksimal dan ansa henle cabang desenden sangat permeabel

terhadap air. Agen apapun yang aktif secara osmotik yang difiltrasi glomerulus tapi tidak

direabsorpsi menyebabkan retensi air di segmen ini sehingga menimbulkan diuresis air.

Agen seperti demikian dapat digunakan untuk menurunkan tekanan intrakranial dan untuk

3

Page 5: irenneagustina.files.wordpress.com  · Web viewUJI EFEK DIURETIK. PERCOBAAN 7. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Diuretik adalah suatu agen obat yang dapat meningkatkan volume urin atau

cepat menghilangkan racun ginjal. Manitol adalah prototipe dari diuretik osmotik. Selain

manitol, ada juga gliserin, isosorbid, dan urea (Katzung,2010).

Obat-obat ini direabsorpsi sedikit oleh tubuli sehingga reabsorpsi air juga terbatas.

Efeknya al diuresis osmotik dengan ekskresi air tinggi dan eksresi Na sedikit. Istilah

diuretik osmotik biasanya dipakaiuntuk zat bukan elektrolit yang mudah dan cepat

diekskresi oeh ginjal. Contoh dari diuretik osmotik adalah ; manitol, urea, gliserin dan

isisorbid (Aidan, 2008).

Manitol adalah alkohol gula yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan dan getahnya.

Efek diuresisnya pesat tetapi singkat an dapat melintasi glomeruli secara lengkap, praktis

tanpa reabsorpsi pada tubuli, sehingga penyerapan kembali air dapat dirintangi secara

osmotik. Terutama digunakan sebagai infus untuk menurunkan tekanan intraokuler pada

glaucoma (Aidan, 2008).

Beberapa Mekanisme aksi dari kerja Manitol sekarang ini adalah segagai berikut:

1) Menurunkan Viskositas darah dengan mengurangi haematokrit, yang penting untuk

mengurangi tahanan pada pembuluh darah otak dan meningkatkan aliran darahj keotak, yang

diikuti dengan cepat vasokontriksi dari pembuluh darah arteriola dan menurunkan volume

darah otak. Efek ini terjadi dengan cepat (menit).

2) Manitol tidak terbukti bekerja menurunkan kandungan air dalam jaringan otak yang

mengalami injuri, manitol menurunkan kandungan air pada bagian otak yang yang tidak

mengalami injuri, yang mana bisa memberikan ruangan lebih untuk bagian otak yang injuri

untuk pembengkakan (membesar).

3) Cepatnya pemberian dengan Bolus intravena lebih efektif dari pada infuse lambat dalam

menurunkan Peningkatan Tekanan intra cranial.

4) Terlalu sering pemberian manitol dosis tinggi bisa menimbulkan gagal ginjal. ini

dikarenakan efek osmolalitas yang segera merangsang aktivitas tubulus dalam mensekresi

urine dan dapat menurunkan sirkulasi ginjal.

5) Pemberian Manitol bersama Lasik (Furosemid) mengalami efek yang sinergis dalam

menurunkan PTIK. Respon paling baik akan terjadi jika Manitol diberikan 15 menit sebelum

Lasik diberikan. Hal ini harus diikuti dengan perawatan managemen status volume cairan dan

elektrolit selama terapi Diuretik (Aidan, 2008).

4

Page 6: irenneagustina.files.wordpress.com  · Web viewUJI EFEK DIURETIK. PERCOBAAN 7. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Diuretik adalah suatu agen obat yang dapat meningkatkan volume urin atau

Tubulus kontortus proksimal dan ansa henle cabang desenden sangat permeabel

terhadap air. Agen apapun yang aktif secara osmotik yang difiltrasi glomerulus tapi tidak

direabsorpsi menyebabkan retensi air di segmen ini sehingga menimbulkan diuresis air. Agen

seperti demikian dapat digunakan untuk menurunkan tekanan intrakranial dan untuk cepat

menghilangkan racun ginjal. Manitol adalah prototipe dari diuretik osmotik. Selain manitol,

ada juga gliserin, isosorbid, dan urea (Katzung BG, 2010).

Farmakokinetik

Diuretik osmotik sulit diabsorpsi. Sehingga obat ini harus diberikan secara parenteral.

Jika diberikan peroral, manitol menyebabkan diare osmotik. Manitol tidak dimetabolisme dan

diekskresi melalui filtrasi glomerulus dalam waktu 30-60 menit, tanpa adanya reabsorpsi

ataupun sekresi tubular yang berarti (Katzung BG, 2010).

Farmakodinamik

Diuretik osmotik terutama bekerja di tubulus kontortus proksimal dan ansa henle

cabang desenden. Melalui efek osmotik, diuretik ini melawan kerja ADH di tubulus koligen

renalis. Adanya bahan yang tidak dapat direabsorpsi, seperti manitol mencegah absorpsi

normal air dengan menimbulkan tekanan osmotik yang melawan keseimbangan. Akibatnya,

volume urin meningkat. Peningkatan laju aliran urin menurunkan waktu kontak antara cairan

dan epitel tubulus sehingga menurunkan reabsorpsi Na+ dan juga reabsorpsi air. Natriuresis

yang terjadi kurang berarti dibandingkan dengan diuresis air, yang kemudian menyebabkan

kehilangan banyak cairan tubuh dan hipernatremia (Katzung BG, 2010).

Dosis dan Indikasi Klinis

Indikasi diuretik osmotik antara lain, yaitu (Katzung BG, 2010):

- Meningkatkan volume urin

- Penurunan tekanan intrakranial

Dosis yang diberikan untuk tujuan meningkatkan volume urin awalnya 12.5 g secara

intra vena (dosis uji) sebelum memulai infus kontinu. Manitol tidak boleh dilanjutkan kecuali

terdapat peningkatan laju aliran urinlebih dari 50 ml/jam dalam waktu 3 jam setelah

pemberian dosis uji. Manitol dengan dosis 12.5-25 g dapat diulang pemberiannya tiap 1-2 jam

5

Page 7: irenneagustina.files.wordpress.com  · Web viewUJI EFEK DIURETIK. PERCOBAAN 7. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Diuretik adalah suatu agen obat yang dapat meningkatkan volume urin atau

untuk mempertahankan laju aliran urin agar berada diatas 100 ml/jam. Penggunaan jangka

panjang tidak dianjurkan. Untuk fungsi penurunan tekanan intrakranial dan intraokular dapat

diberikan manitol secara intravena dengan dosis 1-2 g/kg. monitoring tekanan intrakranial,

karena tekanan intrakranial harus turun dalam waktu 60-90 menit (Katzung BG, 2010).

Efek Samping

Efek samping yang dapat terjadi antara lain, yaitu (Katzung,2010).:

- Ekspansi cairan ekstrasel

- Dehidrasi, hiperkalemia, dan hipernatremia

- Sakit kepala, mual, dan muntah

- Edema paru (pada pasien gagal jantung dan kongesti paru)

2. Diuretika Penghambat Mekanisme Transport Elektrolit di dalam tubuli ginjal

a. Diuretik Kuat atau Diuretik Loop (Inhibitor symport Na+-K+-2Cl-)

Diuretik loop adalah diuretik terkuat karena kemampuannya untuk mengekskresikan

Na+ sebanyak 15-25%. Diuretik ini secara selektif menghambat reabsorpsi NaCl dengan cara

menghambat symport Na+-K+-2Cl- bagian membran luminal pada ansa henle cabang asenden

tebal. Karena efek diuretiknya tidak dibatasi oleh asidosis, seperti pada kasus inhibitor

karbonik anhidrase, diuretik loop adalah salah satu agen diuretik paling efektif yang tersedia

(Katzung BG, 2010). Khasiat diuretik loop dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu: (1) sekitar 25%

beban Na+ yang difiltrasi secara normal direabsorpsi oleh bagian ascenden tebal, dan (2)

segmen-segmen nefron sebelum bagian ascenden tebal tidak mempunyai kapasitas reabsorpsi

yang cukup untuk mendapatkan kembali berlimpahnya senyawa yang keluar dari bagian naik

yang tebal (Hardman JG, 2005).

Kimiawi

Diuretik loop atau inhibitor symport Na+-K+-2Cl- merupakan golongan obat yang

memiliki struktur kimia yang beragam. Furosemida, bumetanida, azosemida, piretanida, dan

tripamida termasuk dalam diuretik loop golongan sulfonamida. Sedangkan asam etakrinat

merupakan derivat dari asam fenoksiasetat yang mengandung gugus keton dan metilen.

Diuretik merkurium organik juga dapat menghambat transport garam pada ansa henle cabang 6

Page 8: irenneagustina.files.wordpress.com  · Web viewUJI EFEK DIURETIK. PERCOBAAN 7. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Diuretik adalah suatu agen obat yang dapat meningkatkan volume urin atau

asenden tebal. Akan tetapi, karena toksisitas yang tinggi golongan ini sudah tidak digunakan

lagi (Katzung BG, 2010).

Farmakokinetik

Diuretik loop cepat diabsorpsi dan dieliminasi oleh ginjal melalui filtrasi glomerulus

dan sekresi tubulus. Torsemid oral diabsorpsi dalam waktu 1 jam dan jika diberikan intravena

absorpsinya hampir sempurna. Durasi efek torsemid sekitar 4-6 jam. Sedangkan furosemid

memerlukan waktu yang lebih panjang untuk diabsorpsi yaitu 2-3 jam, dan dengan durasi efek

yang lebih pendek yaitu 2-3 jam. Waktu paruh keduanya bergantung pada fungsi ginjal.

Pemberian obat-obat lain seperti NSAID atau probenesid dapat mengurangi sekresi asam

lemah yang menyebabkan penurunan sekresi diuretik loop (Katzung BG, 2010).

Farmakodinamik

Mekanisme kerja dari diuretik loop adalah dengan menghambat symport Na+-K+-2Cl-

di lumen ansa henle cabang ascenden tebal. Hal ini menyebabkan penurunan reabsorpsi

terhadap NaCl serta mengurangi potensial positif di lumen akibat difusi kembali K+ yang

meningkatkan ekskresi dari Mg2+ dan Ca2+. Hal ini dapat memicu terjadinya hipomagnesium

pada penggunaan berkepanjangan. Hipokalsemia tidak terjadi pada pemberian diuretik loop

dikarenakan absorpsi Ca2+ di usus dapat dipicu oleh vitamin D dan Ca2+ juga aktif direabsorpsi

pada tubulus kontortus distal (Katzung BG, 2010).

Pada pasien dengan gangguan hiperkalsemia, dapat diberikan kombinasi antara diuretik loop

dan infus saline untuk meningkatkan ekskresi Ca2+. Agen seperti NSAID dapat mengganggu

kerja diuretik loop melalui penurunan sintesis prostaglandin (berperan dalam kerja diuretik di

ginjal) sehingga perlu berhati-hati terutama pada pasien dengan sindrom nefrotik atau sirosis

hepatik (Katzung BG, 2010).

Selain memiliki aktivitas diuretik, diuretik loop juga memiliki efek yang belum diketahui

secara lengkap terhadap aliran darah. Contohnya pada penggunaan furosemid secara intravena

pada pasien dengan edema paru et causa gagal jantung akut, dapat memberikan efek

vasodilator (terapi yang berguna) sebelum muncul efek diuretik (Rang HP, 2011).

Indikasi klinis dan Dosis

Indikasi klinis penggunaan diuretik loop antara lain, yaitu (Katzung BG, 2010) :

- Edema paru akut

7

Page 9: irenneagustina.files.wordpress.com  · Web viewUJI EFEK DIURETIK. PERCOBAAN 7. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Diuretik adalah suatu agen obat yang dapat meningkatkan volume urin atau

- Hiperkalsemia akut

- Hiperkalemia

- Gagal ginjal akut

- Overdosis anion

- Gagal jantung kronik

- Sindrom nefrotik

- Sirosis hepatik dengan komplikasi asites

- Hipertensi

Dosis tipikal agen-agen diuretik loop (Katzung BG, 2010) :

Obat Dosis Oral Harian Total

Bumetanid 0.5-2 mg

Asam etakrinat 50-200 mg

Furosemid 20-80 mg

Torsemid 5-20 mg

sebagai dosis tunggal atau terbagi dalam dua dosis (Guyton AC, 2006).

Efek Samping

Efek samping yang dapat terjadi antara lain, yaitu (Katzung,2010):

- Alkalosis metabolik hipokalemik

- Ototoksisitas

- Hiperurisemia

- Hipomagnesemia

- Reaksi alergik dan reaksi lainnya

b. Benzotiadiazida atau Tiazid

Diuretik tiazid adalah diuretik yang bekerja pada tubulus kontortus distal (contohnya,

bendroflumetiazid, hidroklorotiazide) dan diuretik terkait (contohnya, klortaridon, indapamid,

dan metolazon). Golongan tiazid kurang poten terhadap pengobatan pasien hipertensi jika

dibandingkan dengan golongan diuretik loop. Akan tetapi, golongan tiazid lebih dipilih dalam

penanganan kasus hipertensi biasa. Pada penggunaan klinis, golongan tiazid juga dapat

8

Page 10: irenneagustina.files.wordpress.com  · Web viewUJI EFEK DIURETIK. PERCOBAAN 7. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Diuretik adalah suatu agen obat yang dapat meningkatkan volume urin atau

mengurangi resiko stroke dan serangan jantung. Contoh, klortalidon digunakan sebagai obat

antihipertensi baru (ACE inhibitor dan antagonis kalsium) (Rang HP, 2011).

Kimiawi

Golongan diuretik tiazid memiliki gugus sulfonamida yang tidak tersubstitusi.

Prototipe dari tiazid adalah hidroklorotiazid. Banyak senyawa ini merupakan analog 1,2,4-

benzotiadiazin-1,1-dioksida (Hardman JG, 2005).

Farmakokinetik

Semua tiazid dapat diberikan per oral, tetapi terdapat perbedaan dalam

metabolismenya. Klorotiazid, yakni senyawa induk kelompok ini, bersifat kurang larut dalam

lemak dan harus diberikan dalam dosis yang relatif besar. Klortalidon diabsorpsi secara

perlahan dan durasi kerjanya lebih panjang. Meskipun indapamid diekskresi melalui sistem

empedu, bentuk aktif obat ini yang di ekskresi oleh ginjal cukup untuk menimbulkan efek

diuretiknya di tubulus kontortus distal (Katzung BG, 2010).

Semua tiazid diekskresikan oleh urin dan kebanyakan melalui sistem sekresi tubular.

Hal ini menyebabkan terjadi persaingan dengan sekresi asam urat oleh sistem sekresi tersebut.

Akibatnya, penggunaan tiazid dapat menurunkan ekskresi asam urat dan meningkatkan kadar

asam urat serum (Rang HP, 2011).

Farmakodinamik

Tiazid menghambat reabsorpsi NaCl dari sisi lumen sel epitel tubulus kontortus distal

dengan memblokade transporter Na+/Cl-. Berbeda dengan tempat kerja diuretik loop, ansa

henle cabang ascenden tebal, tiazid sangat meningkatkan reabsorpsi dari Ca2+. Peningkatan ini

diperkirakan terjadi akibat efek tiazid pada tubulus kontortus proksimal dan distal. Dalam

tubulus kontortus proksimal, hilangnya volume cairan tubuh akibat tiazid menyebabkan

peningkatan absorpsi pasif Ca2+ dan Na+. Dalam tubulus kontortus distal, penurunan kadar Na+

intrasel akibat blokade pemasukan Na+ oleh tiazid meningkatkan pertukaran Na+/ Ca2+

keseluruhan. walaupun jarang menyebabkan hiperkalsemia karena peningkatan reabsorpsi,

tiazid dapat memperberat hiperkalsemia pada pasien yang menderita hiperparatiroidisme,

karsinoma, dan sarkoidosis. Tiazid juga bermanfaat dalam pengobatan batu ginjal yang

disebabkan oleh hiperkalsiuria. Karena kerja tiazid bergantung pada produksi prostaglandin

ginjal, tiazid juga dapat dihambat oleh NSAID pada berbagai kondisi (Katzung BG, 2010).

9

Page 11: irenneagustina.files.wordpress.com  · Web viewUJI EFEK DIURETIK. PERCOBAAN 7. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Diuretik adalah suatu agen obat yang dapat meningkatkan volume urin atau

Indikasi Klinis dan Dosis

Indikasi diuretik tiazid antara lain, yaitu (Katzung BG, 2010):

- Hipertensi

- Gagal jantung

- Nefrolitiasis akibat hiperkalsiuria idiopatik

- Diabetes insipidus nefrogenik

Dosis tiazid dan diuretik terkait (Katzung BG, 2010) :

Obat Total Dosis Oral

Harian

Frekuensi Pemberian

Bendroflumetiazid 2.5-10 mg Dosis tunggal

Klorotiazid 0.5-2 mg Dua dosis terbagi

Klortalidon 25-50 mg Dosis tunggal

Hidroklorotiazid 25-100 mg Dosis tunggal

Hidroflumetiazid 12.5-50 mg Dua dosis terbagi

Indapamid 2.5-10 mg Dosis tunggal

Metilklotiazid 2.5-10 mg Dosis tunggal

Metolazon 2.5-10 mg Dosis tunggal

Politiazid 1-4 mg Dosis tunggal

Quinethazon 25-100 mg Dosis tunggal

Triklormethiazid 1-4 mg Dosis tunggal

bukan suatu tiazid tapi sulfonamida yang secara kualitatif serupa dengan tiazid

(Guyton AC, 2006).

Efek Samping

Efek samping yang dapat terjadi antara lain, yaitu (Katzung,2010):

- Alkalosis metabolik hipokalemia dan hiperurisemia

- Gangguan toleransi karbohidrat

- Hiperlipidemia

- Hiponatremia

- Reaksi alergi

10

Page 12: irenneagustina.files.wordpress.com  · Web viewUJI EFEK DIURETIK. PERCOBAAN 7. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Diuretik adalah suatu agen obat yang dapat meningkatkan volume urin atau

- Rasa lemah, letih, paresthesia, dan impotensi

- Hipertensi

- Gagal jantung ringan

- Edema resisten parah

- Diabetes insipidus nefrogenik

c. Diuretik Hemat Kalium (Antagonis Aldosteron)

Diuretik ini mencegah sekresi kalium dengan melawan efek aldosteron pada tubulus

koligen renalis kortikal dan bagian akhir distal. Mekanisme kerja dapat melalui inhibisi

langsung terhadap reseptor mineralokortikoid (contoh obat: spironolakton dan eplerenon) atau

inhibisi terhadap influks Na+ melalui kanal ion di lumen membran (contoh obat: amilorid dan

triamteren). Spironolakton dan eplerenon memiliki kemampuan diuretik terbatas jika

digunakan secara tunggal. Hal ini dikarenakan dibagian distal tempat mereka bekerja hanya

bisa mereabsorpsi filtrat Na+ sebanyak 2%. Walaupun begitu keduanya memiliki efek

antihipertensi dan dapat memperpanjang hidup beberapa pasien dengan gagal jantung. Jika

dikombinasikan dengan diuretik loop atau tiazid, akan menimbulkan efek pencegahan

terhadap hipokalemia (Katzung BG, 2010).

Kimiawi

Senyawa mineralokortikoid menyebabkan retensi garam dan air serta meningkatkan

ekskresi dari K+ dan H+ dengan cara berikatan dengan reseptor mineralokortikoid tertentu.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa spirolakton dapat memblok efek dari

mineralokortikoid sehingga dibuatlah antagonis reseptor mineralokortikoid yaitu,

spironolakton (suatu 17-spirolakton) (Hardman JG, 2005).

Farmakokinetik

Spironolakton diabsorpsi dengan baik di usus. Awitan dan durasi kerja spironolakton

ditentukan oleh kinetik respons aldosteron di jaringan sasaran. Waktu paruh spironolakton

dalam plasma hanya 10 menit, akan tetapi bentuk metabolit aktifnya, canrenone memiliki

waktu paruh 16 jam. Spironolakton sebagian besar di inaktivasi di hati. Secara keseluruhan,

awitan kerja spironolakton agak lambat, dibutuhkan beberapa hari sebelum efek terapi penuh

11

Page 13: irenneagustina.files.wordpress.com  · Web viewUJI EFEK DIURETIK. PERCOBAAN 7. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Diuretik adalah suatu agen obat yang dapat meningkatkan volume urin atau

dicapai. Eplerenon adalah analog spironolakton yang lebih selektif terhadap reseptor

aldosteron (Katzung BG, 2010).

Amilorid dan triamteren adalah penghambat langsung influks Na+ di tubulus koligen

renalis. Triamteren dimetabolisme di hati, tetapi ekskresi ginjal merupakan jalur eliminasi

bentuk aktif dan metabolit triamteren yang utama. Triamteren memiliki waktu paruh yang

lebih singkat sehingga harus diberikan lebih sering dibandingkan dengan amilorid (yang tidak

dimetabolisme) (Katzung BG, 2010).

Farmakodinamik

Diuretik hemat kalium menurunkan absorpsi di tubulus dan tubulus koligen renalis.

Absorpsi Na+ (dan sekresi K+) pada tempat ini diatur oleh aldosteron. Antagonis aldosteron

mempengaruhi proses ini. Efek serupa diamati pada pengaturan H+ oleh sel interkalaris

tubulus koligen renalis. Hal ini menjelaskan alasan terjadinya asidosis metabolik pada

penggunaan antagonis aldosteron (Katzung BG, 2010).

Spironolakton dan eplerenon berikatan dengan reseptor aldosteron dan dapat pula

menurunkan pembentukan metabolit aktif aldosteron di dalam sel. Amilorid dan triamteren

tidak memblokade reseptor aldosteron tetapi langsung mempengaruhi masuknya Na+ melalui

kanal ion natrium epitel (ENaC) pada membran apikal tubulus koligen renalis. Karena sekresi

K+ digabung dengan masuknya Na+ pada segmen ini, agen-agen ini juga merupakan diuretik

hemat kalium yang efektif. Kerja antagonis aldosteron bergantung pada produksi

prostaglandin, sehingga kerjanya dapat dihambat oleh NSAID pada berbagai kondisi

(Katzung BG, 2010).

Indikasi Klinis dan Dosis

- Indikasi diuretik hemat kalium antara lain, yaitu (Katzung BG, 2010):

- Mineralokortikoid yang berlebihan atau hiperaldosteronisme (aldosteronisme)

- Hipersekresi primer (sindrom conn, produksi hormon adrenokortikotropik)

- Aldosteronisme sekunder (dipicu oleh gagal jantung, sirosis hepatik, sindrom nefrotik)

- Hipertensi resisten esensial

Dosis diuretik hemat kalium dan preparat kombinasi (Katzung BG, 2010).

Nama Dagang Diuretik Hemat Kalium Hidroklorotiazid

Aldactazid Spironolakton 25 mg 50 mg

12

Page 14: irenneagustina.files.wordpress.com  · Web viewUJI EFEK DIURETIK. PERCOBAAN 7. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Diuretik adalah suatu agen obat yang dapat meningkatkan volume urin atau

Aldacton Spironolakton 25, 50, atau 100

mg

---

Dyazid Triamteren 37.5 mg 25 mg

Dyrenium Triamteren 50 atau 100 mg ---

Inspra Eplerenon 25, 50, atau 100 mg ---

Maxzid Triamteren 75 mg 50 mg

Maxzide-25 mg Triamteren 37.5 mg 25 mg

Midamor Amilorid 5 mg ---

Moduretic Amilorid 5 mg 50 mg

eplerenon saat ini disetujui penggunaannya hanya untuk hipertensi (Guyton AC,

2006).

Efek Samping

Efek samping yang dapat terjadi antara lain, yaitu (Katzung,2010) :

- Hiperkalemia

- Asidosis metabolik hiperkloremia

- Ginekomastia

- Gagal ginjal akut

- Batu ginjal

d. Penghambat Carbonic anhidrase (Inhibitor Karbonik Anhidrase)

Asetazolamid merupakan prototipe golongan senyawa diuretik yang kegunaannya

terbatas tetapi berperan penting dalam perkembangan konsep dasar fisiologis dan farmakologi

ginjal (Hardman JG, 2005).

Kimiawi

Awalnya sulfonamid diperkenalkan sebagai suatu senyawa kemoterapeutik dengan

efek samping metabolik asidosis. Penemuan ini menyebabkan dilakukan penelitian in vitro

dan in vivo yang menyatakan bahwa sulfonamid adalah suatu inhibitor karbonik anhidrase.

Motif umum molekul inhibitor karbonik anhidrase yang tersedia saat ini adalah terdapat

gugus sulfonamid yang tidak tersubstitusi (Hardman JG, 2005).

13

Page 15: irenneagustina.files.wordpress.com  · Web viewUJI EFEK DIURETIK. PERCOBAAN 7. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Diuretik adalah suatu agen obat yang dapat meningkatkan volume urin atau

Farmakokinetik

Penghambat karbonik anhidrase diabsorpsi secara baik setelah pemberian oral.

Peningkatan pH urin akibat diuresis HCO3- tampak dalam waktu 30 menit, maksimal setelah 2

jam, dan bertahan selama 12 jam setelah pemberian dosis tunggal. Obat diekskresi melalui

sekresi di segmen S2 tubulus proksimal sehingga dosis obat harus diturunkan pada pasien

insufisiensi ginjal (Hardman JG, 2005).

Farmakodinamik

Inhibisi aktivitas karbonik anhidrase sangat menekan reabsorpsi HCO3- di tubulus

kontortus proksimal. Pada dosis teraman, inhibitor karbonik anhidrase menghambat 85%

kapasitas reabsorpsi HCO3- dari tubulus kontortus proksimal superfisial. Beberapa HCO3

- tetap

dapat diabsorpsi ditempat lain di nefron melalui mekanisme yang tidak bergantung pada

karbonik anhidrase sehingga efek keseluruhan penghambatan oleh dosis maksimal

acetazolamide hanyalah sebesar 45% dari seluruh reabsorpsi HCO3- di ginjal. Walaupun

demikian, inhibisi karbonik anhidrase menyebabkan pelepasan HCO3- dan asidosis metabolik

hiperkloremik yang signifikan. Karena penurunan kadar HCO3- dalam filtrat glomerulus dan

fakta bahwa deplesi HCO3- menyebabkan peningkatan reabsorpsi NaCl di segmen nefron lain,

efektivitas diuretik acetazolamide menurun secara signifikan setelah digunakan selama

beberapa hari (Katzung BG, 2010).

Saat ini aplikasi klinis acetazolamide yang utama menyangkut transport cairan dan

HCO3- yang bergantung pada karbonik anhidrase di tempat lain selain ginjal. badan siliaris

mata menyekresi HCO3- dari darah ke dalam aqueous h7umor. Pembentukan cairan

serebrospinal oleh pleksus koroideus juga menyangkut sekresi HCO3-. Walaupun berbagai

proses ini memindahkan HCO3- dari darah (arah yang berlawanan dengan arah di tubulus

proksimal), proses-proses ini juga dihambat oleh penghambat karbonik anhidrase (Katzung

BG, 2010).

Indikasi Klinis dan Dosis

Indikasi diuretik inhibitor karbonik anhidrase antara lain, yaitu (Katzung BG, 2010):

- Glaukoma

14

Page 16: irenneagustina.files.wordpress.com  · Web viewUJI EFEK DIURETIK. PERCOBAAN 7. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Diuretik adalah suatu agen obat yang dapat meningkatkan volume urin atau

- Alkalinisasi urine

- Alkalosis metabolik

- Penyakit gunung akut (acute mountain sickness)

- Ajuvan dalam terapi epilepsi, paralisis periodik akibat hipokalemia, dan

hiperfosfatemia

Dosis diuretik inhibitor karbonik anhidrase yang digunakan per oral dalam terapi

glaukoma (Katzung BG, 2010).

Obat Dosis Oral Normal

Acetazolamide 250 mg 1-4 kali sehari

Diklorfenamide 50 mg 1-3 kali sehari

Methazolamide 50-100 mg 2-3 kali sehari

Efek Samping

Efek samping yang dapat terjadi antara lain, yaitu (Katzung,2010):

- Asidosis metabolik hiperkloremik

- Batu ginjal

- Pembuangan kalium ginjal

- Rasa mengantuk, paresthesia, toksisitas sistem saraf, dan reaksi hipersensitivitas

- Depresi sum-sum tulang

- Toksisitas pada kulit

Kombinasi dari obat-obat lain bersama diuretika dapat menimbulkan interaksi yang

tidak dikehendaki, seperti:

- Penghambat ACE, dapat menimbulkan hipotensi yang hebat, maka sebaiknya baru

diberikan setelah penggunaan diuretikum dihentikan selama 3 hari.

- Obat-obat rema (NSAID’s) dapat agak memperlemah efek diuretis dan antihipertensif

akibat retensi natrium dan airnya.

- Kortikosteroid dapat memperkuat kehilangan kalium.

- Aminoglikosida: ototoksisitas diperkuat berhubung diuretika sendiri dapat

menyebabkan ketulian (reversibel).

- Antidiabetika oral dikurangi efeknya bila terjadi hiperglikemia. Litiumklorida

dinaikkan kadar darahnya akibat terhambatnya ekskresi (Rosy , 2009)15

Page 17: irenneagustina.files.wordpress.com  · Web viewUJI EFEK DIURETIK. PERCOBAAN 7. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Diuretik adalah suatu agen obat yang dapat meningkatkan volume urin atau

II. ALAT DAN BAHAN

A. Alat

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah spuit injeksi (0,1-1 ml), jarum

sonde, urine volumeter, timbangan tikus, neraca analitik, dan alat-alat gelas

B. Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah Aquabidest, furosemid,

hidroklortiasid, spironolakton, hewan coba (tikus), kapas dan alkohol

III. CARA KERJA

- Disiapkan

- Ditimbang

- Dilakukan perhitungan dosis

- Dibuat larutan

- Diletakkan tikus ke dalam alat urine

volumeter

- Diamati dan dicatat jumlah urine yang

dikeluarkan selama dua jam16

Alat dan Bahan

Tikus

Kelompok I

Diberi Furosemid

(80 mg/ 70 kgBB)

secara p.o

Kelompok II

Diberi Hidroklortiasid

(25 mg/ 70 kg BB)

secara p.o

Kelompok III (kontrol)

Diberi Aquadest

Kelompok IV

Diberi Spironolakton

(100mg/ 70 kgBB)

secara p.o

Page 18: irenneagustina.files.wordpress.com  · Web viewUJI EFEK DIURETIK. PERCOBAAN 7. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Diuretik adalah suatu agen obat yang dapat meningkatkan volume urin atau

IV. PERHITUNGAN DAN HASIL PERCOBAAN

Furosemid (80 mg/70 kgBB)

Dosis Konversi = 0,018 x 80

= 1,44 mg/ 200 gr

Larutan Stock = 1,44 mg / 5 ml

= 2,88 mg / 10 ml

Berat tablet yang diambil = 2,88 x 173,9

80 = 6,26 mg / 5 ml = 12,52 mg/ 10 ml

Hidroklortiasid (25 mg/70 kgBB)

Dosis Konversi = 0,018 x 25

= 0,45 mg/ 200 gr

Larutan Stock = 2 x 0,45

5 = 0,18 mg/ 5 ml

Berat tablet yang diambil = 0,18 x230

25 = 1,65 mg / 5 ml = 3,3 mg/ 10 ml

Spironolakton (100 mg/70 kgBB)

Dosis Konversi = 0,018 x 100

= 1,8 mg/ 200 gr

Larutan Stock = 1,8 mg / 5 ml

= 9 mg / 10 ml

Berat tablet yang diambil = 9 x499,9

100 = 44,991 mg / 5 ml = 89,982 mg/ 10 ml

Perlakuan Volume Urin (ml)

Kontrol 3,1

Furosemid 0

Hidroklortiazid 217

Data

Page 19: irenneagustina.files.wordpress.com  · Web viewUJI EFEK DIURETIK. PERCOBAAN 7. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Diuretik adalah suatu agen obat yang dapat meningkatkan volume urin atau

Spironolakton 1,8

Volume Urin (ml)0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

Volume Urin Tikus

Kontrol Furosemid Hidroklortiazid Spironolakton

V. PEMBAHASAN

Praktikum kali ini adalah uji diuretik. Diuretik adalah obat yang dapat menambah

kecepatan pembentukan urin. Fungsi utama diuretik adalah untuk memobilisasi cairan udem,

yang berarti mengubah keseimbangan cairan sedemikian rupa sehingga volume cairan ekstra

sel kembali menjadi normal. Hal ini dilakukan dengan maksud mencuci atau membilas ginjal

dari zat-zat berbahaya.

Tujuan dari percobaan kali ini adalah mengenal, mempraktikkan, dan

membandingkan efek diurteik dari furosemid, hidroklortiazid, dan spironolakton. Percobaan

ini dilakukan terhadap hewan percobaan, yaitu tikus. Langkah pertama yang dilakukan

adalah pemberian obat-obat diuretik pada tiap tikus. Tikus kelompok pertama diberikan

larutan furosemid secara per oral. Tikus kelompok kedua diberikan larutan hidroklortiazid

secara per oral. Tikus kelompok ketiga diberikan aquadest secara per oral yang berperan

18

Page 20: irenneagustina.files.wordpress.com  · Web viewUJI EFEK DIURETIK. PERCOBAAN 7. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Diuretik adalah suatu agen obat yang dapat meningkatkan volume urin atau

sebagai kontrol. Tikus kelompok keempat diberikan spironolakton secara per oral. Setelah

diberi obat, diletakkan tikus ke dalam alat urine volumeter. Kemudian diamati dan dicatat

jumlah urine yang dikeluarkan selama dua jam.

Hasil vs Pustaka

Hasil percobaan yang diperoleh adalah pada tikus yang diberi obat furosemid

mengeluarkan urin sebanyak 0 ml, tikus yang diberi hidroklortiazid mengeluarkan urin

sebanyak 2 ml, tikus yang diberi spironolakton mengeluarkan urin sebanyak 1,8 ml, dan tikus

yang diberi aquadest mengeluarkan urin sebanyak 3,1 ml.

Dari hasil data yang diperoleh dapat disimpulkan tikus yang mengeluarkan volume

urin terbanyak adalah tikus yang diberi Aquadest > Hidroklortiazid > Spironolakton >

Furosemid. Hasil ini tidak sesuai dengan literatur yang didapatkan. Hal ini disebabkan

beberapa faktor, pertama karena kadar air dalam tubuh tikus yang berbeda-beda, lebih baik

sebelum diberi obat, masing-masing tikus diberi aquadest terlebih dahulu, agar kadar air

dalam tubuh tikus menjadi sama. Kedua dalam penyuntikan tikus, tikus bergerak untuk

menolak disuntik sehingga obat yang masuk hanya setengah. Ketiga efek stress tikus akibat

penyuntikan dapat meningkatkan volume urin tikus. Hasil data yang diperoleh pada

percobaan tidak diolah lebih lanjut untuk perhitungan daya diuretik, karena setelah melihat

volume urine tikus yang diberi aquadest (kontrol) paling besar, sehingga jika dihitung daya

diuretik maka hasil perhitungan minus.

Pada literatur yang didapatkan seharusnya tikus yang mengeluarkan volume urine

terbanyak adalah tikus yang diberi Furosemid > Hidroklortiazid > Spironolakton > Aquadest.

Furosemid adalah obat diuretik kuat. Furosemid adalah obat yang berkhasiat kuat dan

pesat tetapi agak singkat (4-6 jam). Mekanisme kerjanya pada lengkungan henle dengan

cara mereabsorsi kurang lebih 25% semua ion yang telah difiltrasi secara aktif

kemudian disusul dengan reabsorbsi pasif dari dan tetapi pengeluaran air juga

diperbanyak. Awal tindakan setelah oral adalah dalam waktu satu jam,dan diuresis

berlangsung sekitar 6-8 jam, waktu paruhnya tergantung pada fungsi ginjal biasanya

waktu paruh obat ini 2 hari. Obat furosemid mudah diserap melalui saluran cerna.

Bioavabilitas furosemid 65% diuretik kuat terikat pada protein plasma secara ekstensif

19

Page 21: irenneagustina.files.wordpress.com  · Web viewUJI EFEK DIURETIK. PERCOBAAN 7. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Diuretik adalah suatu agen obat yang dapat meningkatkan volume urin atau

sehingga tidak difiltrasi di glomerolus tetapi cepat sekali disekresi melalui system

transport asam organik ditubuli proksimal. Dengan cara ini obat ini terakumulasi di

cairan tubuli dan mungkin sekali ditempat kerja didaerah yang lebih distal lagi.

Hidroklortiazid (HCT) adalah diuretic tiazid yang meningkatkan ekskresi Na+, Cl- dan

sejumlah air, disebabkan oleh penghambatan mekanisme reabsorpsi elektrolit pada hulu

tubuli distal (early tubuli distal). Mekanisme kerja obat ini adalah dengan mengurangi

kecepatan filtrat glomerulus. Hal ini disebabkan oleh pengurangan aliran darah ginjal.

Obat ini memiliki efek diuretis yang relatif lebih rendah dibanding efek diuresis dari

diuretic kuat seperti furosemid, sedangkan waktu paruh HCT adalah 10-12 jam .

Spironolakton adalah obat diuretik hemat kalium. Diuretik hemat kalium ini bekerja

pada hilir tubuli distal dan duktus koligentes daerah korteks dengan cara menghambat

reabsorpsi natrium dan sekresi kalium dengan jalan antagonisme kompetitif

(sipironolakton) atau secara langsung (triamteren dan amilorida). Efek obat-obat ini

lemah dan khusus digunakan terkominasi dengan diuretika lainnya untuk menghemat

kalium. Aldosteron menstimulasi reabsorpsi Na dan ekskresi K, proses ini dihambat

secara kompetitif oleh antagonis aldosteron. Kerjanya mulai setelah 2-3 hari dan

bertahan sampai beberap hari setelah pengobatan dihentikan. Daya diuretisnya agak

lemah sehingga dikombinasikan dengan diuretika lainnya. Readsorpsinya di usus tidak

lengkap dan diperbesar oleh makanan. Dalam hati, zat ini diubah menjadi metabolit

aktifnya, kanrenon, yang diekskresikan melalui kemih dan tinja, dalam metabolit aktif

waktu paruhnya menjadi lebih panjang yaitu 20 jam (Aidan, 2008).

VI. KESIMPULAN

Diuretika adalah zat-zat yang dapat memperbanyak pengeluaran kemih

(diuresis) melalui kerja langsung terhadap ginjal

Berdasarkan aspek mekanisme kerjanya, diuretik dibagi menjadi 2, yaitu

Diuretik Osmotik dan Diuretika Penghambat Mekanisme Transport Elektrolit

di dalam tubuli ginjal yang dikelompokkan lagi menjadi penghambat carbonic

anhidrase, benzotiadiazida, diuretik hemat kalium dan diuretik kuat.

Furosemid sebagai obat diuretik kuat, Hidroklortiazid sebagai obat

benzotiadiazida, dan Spironolakton sebagai obat diuretik hemat kalium.

Tikus yang mengeluarkan volume urine terbanyak adalah tikus yang diberi

Furosemid > Hidroklortiazid > Spironolakton > Aquadest.

20

Page 22: irenneagustina.files.wordpress.com  · Web viewUJI EFEK DIURETIK. PERCOBAAN 7. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Diuretik adalah suatu agen obat yang dapat meningkatkan volume urin atau

VII. DAFTAR PUSTAKA

Aidan, 2008, Penggolongan Diuretik. http://kamusehat.blogspot.com/08/diuretik.html,

Diakses tanggal : 14 Juni 2015

Guyton AC, Hall JE, 2006, Textbook of Medical Physiology: The Body Fluids and Kidneys.

11th Edition, Elsevier Saunders, Philadelphia, p. 308-10.

Halimudin, 2007, Terapi Diuretik Osmotik (Manitol) Pada Gangguan Sistem Persarafan.

www.nardinurses.files.wordpress.com, Diakses pada 14 Juni 2015.

Hardman JG, Limbird LE, Gilman AG, 2005,Goodman & Gilman’s The Pharmacological Basic of Therapeutics: Drugs Affecting Renal and Cardiovascular Function, 11th Edition, McGraw-Hill, California, p. 735-62.

Katzung BG, 2010, Farmakologi Dasar dan Klinik: Obat-Obat Kardiovaskular-Ginjal, Edisi 10, EGC, Jakarta, p. 240-58.

Rang HP, Dale MM, R itter JM, Flower RJ, Henderson G, 2011, Rang and Dale’s Pharmacology: DrugsAffecting Major Organ Systems, 7th Edition, Elsevier Saunders, Philadelphia, p. 353-56.

Siregar, P., W.P., R. Oesman, R.P. Sidabutar, 2008, Masalah Penggunaan Diuretika.

www.kalbe.co.id, Diakses pada 14 Juni 2015 Pukul 21:52.

Tjay, T.H., K. Rahardja, 2002, Obat-Obat Penting Khasiat, Penggunaan, dan Efek-

Efek Sampingnya, Edisi Kelima, Cetakan Pertama, PT Elex Media Komputindo,

Jakarta.

VIII. LAMPIRAN

1. Ada berapa macam diuretik? Jelaskan dan berikan contohnya.

Jawab:

Obat diuretik dibagi menjadi 2 yaitu:

a. Beraksi langsung pada sel nefron

Obat golongan ini dibagi menjadi 3:

Loop diuretics

Obat ini bereaksi menghambat co-transporter Na+/K+/2Cl- pada ascending limb

lengkung henle sehingga menghambat reabsorbsi Na+ dan Cl-. Peningkatan Na+ dalam

filtrat nefron ketika berada bagian tubulus kolektivus akan mengakibatkan sekresi K+

21

Page 23: irenneagustina.files.wordpress.com  · Web viewUJI EFEK DIURETIK. PERCOBAAN 7. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Diuretik adalah suatu agen obat yang dapat meningkatkan volume urin atau

dan H+ sehingga menyebabkan hipokalemia. Contoh: furosemid, bumetanid,

npiretanid, torasemid, dan asam etakrinat.

Distal tubule diuretics

Obat ini bereaksi menghambat co-transporter Na+/Cl- pada tubulus distal sehingga

menghambat reabrorpsi Na+ dan Cl-. Obat ini juga menyebabkan hipokalemia.

Contoh: klorotiazid, hidroklothiazid.

Diuretika hemat kalium (potasium+sparing diuretics)

Obat ini bereaksi pada duktus kolektivus, dan efek diuresisnya sangat lemah sehingga

tidak digunakan dalam bentuk tunggal. Contoh: spironolakton.

b. Tidak bereaksi secara langsung pada sel nefron

Diuretik osmosis

Obat ini bersifat inert, dapat difiltrasi melalui glomerulus namun tidak mengalami

reabsorpsi pada nefron. Obat ini ketika melintasi nefron, mempengaruhi osmolaritas

dalam nefron sehingga menghambat reabsorpsi air pada bagian tubulus proksimal,

descending limb lengkiung henle , dan tubulus kolektivussehingga menghasilkan efek

diuresis. Contoh: manitol, gliserol, urea.

Carbonic anhidrase inhibitors

Obat ini bekerja pada tubulus proksimal, beraksi menghambat enzim karbonat

anhidrase sehingga mencegah reabsorpsi bikarbonat, dan diiringi penghambatan

Na+ ,K+ dan air sehingga meningkatkan volume aliran urin basa dan ,etabolit asidosis.

Contoh: asetazolamid.

2. Bagaimana proses terjadinya diuresis? Jelaskan!

Jawab:

Proses diuresis dimulai dengan mengalirnya darah ke dalam glomerulus yang

terletakdi bagian luar ginjal (korteks). Dinding glomerulus ini bekerja sebagai

saringan halus yang secara pasif dapat dilintasi air, garam dan glukosa. Hasil filtrasi

ditampung di Kapsul Bowman dan disalurkan ke tubuli.tubuli ini terdiri dari bagian

proksimal, distal yang dihubungkan oleh henle’s Loop. Disini terjadi penarikan

kembali secara aktif air dan kkomponen lain seperti glukosa, garam-garam antara lain

ion Na+. Zat ini dikembalikan pada darah melalui kapiler yang mengelilingi tubuli.

Sisanya yang tak berguna yaitu ureum untuk sebagian besar tidak diserap kembali.

Filtrat dari semua tubuli ditampung di saluran pengumpul dan terjadi penyerapan air

kembali. Filtrat disalurkan ke kandung kemih, ditimbun sebagai urin.

22

Page 24: irenneagustina.files.wordpress.com  · Web viewUJI EFEK DIURETIK. PERCOBAAN 7. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Diuretik adalah suatu agen obat yang dapat meningkatkan volume urin atau

Purwokerto, 15 Juni 2015

Mengetahui, Ketua Kelompok,

Dosen Pembimbing Praktikum

(Hanif Nasiatul Baroroh, M.Sc., Apt.) (Alifah Itmi Mushoffa)

(G1F014073)

23