agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala...

122
BAB I PENGERTIAN SOSIOLOGI Secara Etimologi Socio : Kawan Logos : Kata/pembicaraan Sisiologi : Pembicaraan tentang masyrakat Menurut istilah (definisi) 1. Pitirim Sorokin Sosiologi adalah ilmu yang mempelajarai : a. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial b. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non sosial c. Ciri-ciri umum dari semua jenis gejala-gejala sosial 2. Roucek dan Warren : Sosial adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok- kelompok. 3. William F. Oqburn & Meyer F. Nimkaf : Sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya yaitu : organisasi sosial. 4. Selo Sumarjan & Soelaiman Soemardi : Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial ( norma, kelompok, & lapisan sosial ) proses-proses sosial dan perubahan- perubahan sosial. 1

Transcript of agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala...

Page 1: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

BAB IPENGERTIAN SOSIOLOGI

Secara Etimologi

Socio : Kawan Logos : Kata/pembicaraan

Sisiologi : Pembicaraan tentang masyrakat

Menurut istilah (definisi)

1. Pitirim Sorokin

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajarai :

a. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial

b. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

sosial

c. Ciri-ciri umum dari semua jenis gejala-gejala sosial

2. Roucek dan Warren : Sosial adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia

dalam kelompok-kelompok.

3. William F. Oqburn & Meyer F. Nimkaf : Sosiologi adalah penelitian secara ilmiah

terhadap interaksi sosial dan hasilnya yaitu : organisasi sosial.

4. Selo Sumarjan & Soelaiman Soemardi : Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari

struktur sosial ( norma, kelompok, & lapisan sosial ) proses-proses sosial dan

perubahan-perubahan sosial.

Sifat dan Hakikat Sosiologi

- Sebagai ilmu sosial

- Yang kategoris yang terjadi pada dewasa ini

- Murni

- Abstrak

- Berusaha mencari pengertian-pengertian umum

- Rasional dan mepiris

- Bersifat umum

1

Page 2: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

Objek sosiologi : Adalah masyarakat, dilihat dari sudut hubungan antar manusia dan

proses timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat.

Definisi Masyarakat

Mac Iver & Page : masyarakat adalah suatu sistem daro kebiasaan dan tatacara, dari

wewenang dan kerja sama antar berbagai kelompok dan penggolongan, dari

pengawasan tingkah laku serta kebiasaan manusia.

Ralph Linton : masyarakat merupakan setiap kelompok yang telah hidup dan bekerja

sama cukup lama, sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri

mereka sebagai kesatuan sosial dengan batas-batas yang dirumuskan dengan jelas.

Selo Soemarjan : Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama yang

menghasilkan kebudayaan.

Masyarakat mencakup unsur-unsur :

a. Manusia yang hidup bersama

b. Bercampur untuk waktu yang cukup lama

c. Mereka sadar bahwa mereka merupakan suatu kesatuan

d. Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama

TEORI-TEORI SOSIOLOGI

1. Apakah teori itu?

Suatu teori pada hakekatnya merupakan hubungan dua fakta atau lebih atau

pengaturan fakta menurut cara-cara tertentu.

Fakta merupakan sesuatu yang dapat diamati & umumnya dapat di uji secara

empiris.

Secara sederhana teori diartikan sebagai hubungan dua variabel atau lebih yang

telah di uji kebenarannya.

Variabel merupakan karakteristik dari orang-orang, benda-benda, keadaan-keadaan

dll.

2

Page 3: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

2. Perhatian terhadap masyarakat terhadap comte

a. Pendekatan teori organis : Plato (429-347 SM) & aristoteles (384-322)

Menurut Plato : Fungsional lembaga-lembaga didalam masyarakat merupakan

suatu kesatuan yang menyeluruh. Unsur yang menyebabkan masyarakat adalah

adanya sistem hukum yang identik dengan moral, oleh karena didasarkan pada

keadilan. Aristoteles mengikuti analisis plato diatas dengan menggaris bawahi

bahwa basis masyarakat adalah moral.

b. Pendekatan konsep solidaritas : Ibnu Khaldum (1332-1406)

Faktor yang menyebabkan bersatunya manusia kedalam suku-suku, clien negara

tersebut adalah rasa solidaritas. Faktor ini menjadi ikatan dan kegiatan bersama

antara manusia.

c. Pendekatan teori mekanis : M. Machiavelli (1332-1406)

Dalam analisa bagaimana mempertahankan kekuasaan machiavelli memisahkan

politik dengan moral dan dengan melakukan suatu pendekatan secara mekanis

terhadap masyarakat. Machiavelli berhasil melahirkan teori politik dan sosial

dengan memusatkan perhatian pada mekanisme pemerintahan.

d. Pendekatan Konsep Kontrak Sosial : Thomas Wobbes (1588-1679). John Lock

(1632-1704) & JJ Roussean (1712-1778).

- Menurut Hobbes : Dalam keadaan alamiah kehidupan manusia didasarkan

pada keinginan yang mekanis sehingga manusia saling berkelahi. Tapi

manusia berpikiran bahwa hidup damai & tentram jauh lebih baik. Keadaan

seperti itu akan tercapai jika mereka mengadakan perjanjian (kontrak)

dengan pihak yang berwenang dan mematuhinya. Dalam keadaan demikian

masyarakat dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

- Menurut Lock : manusia pada dasarnya mempunyai hak untuk hidup,

kebebasan dan hak atas harta benda kontrak sosial antara warga masyarakat

dengan pihak berwenang atas dasar pamrih. Jika pihak berwenang gagal

memenuhi syarat kontrak maka warga masyarakat berhak untuk memilih

pihak lain.

3

Page 4: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

- Menurut Roussean : kontrak antara pemerintah dengan yang diperintah

menyebabkan tumbuhnya suatu kolektifitas yang mempunyai keinginan

tersendiri yaitu keinginan umum.

e. Pemikiran lain dari Saint Simon (1760-1825)

Menurutnya manusia hendaknya dipelajari dari kehidupan kelompok

masyarakat bukanlah semata-mata kumpulan orang-orang yang tindakannya

tidak mempunyai sebab, kecuali adnya kemauan tertentu. Kumpulan tersebut

hidup karena didorong oleh organ-organ tertentu yang menggerakan manusia

untuk melakukan fungsi-fungsi tertentu.

C. Sosiologi Auguste Comte (1798-1853)

- Comte yang pertama kali memakai istilah sosiologi

- Analisisnya melalui pendekatan ilmu pengetahuan positip

- Ilmu pengetahuan positip menurut Comte apabila ilmu pengetahuan tersebut

memusatkan perhatiannya kepada gejala-gejala yang konkrit tanpa ada

halangan dan pertimbangan lain.

- Hirarkhi Ilmu pengetahuan menurut pengurangan generalitas dan

penambahan kompleksitasnya adalah sebagai berikut :

a. Matematika d. Ilmu kimia

b. Astronomi e. Biologi

c. Fisika f. Sosiologi

- Sosiologi menurutnya merupakan ilmu pengetahuan yang kompleks.

- Sosiologi merupakan studi positif tentang hukum-hukum dasar dari gejala

sosial.

- Comte membedakan antara sosiologi statis dan sosiologi dinamis.

- Sosiologi statis memusatkan pada perhatian pada hukum statis yang menjadi

dasar adanya masyarakat.

- Sosiologi dinamis merupakan teori tentang perkembangan dalam arti

pembangunan.

4

Page 5: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

D. Teori-teori Sosiologi Sesudah Comte

A. Mazhab Gografis dan Lingkungan

- Dasar teori ini berpandangan bahwa masyarakat hanya timbul dan

berkembang apabila ada tempat berpijak, dan tempat hidup bagi masyarakat

tersebut.

- Edward Bukle (1821-1862) dalam analisisnya ditemukan beberapa

keteraturan (gejala sosial) dari hubungan keadaan alam dengan tingkah laku

manusia.

Misalnya : terjadinya bunuh diri sebagai akibat rendahnya penghasilan

sedang tinggi rendanya pengahasilan sangat tergantung pada keadaan alam.

- Le Play (1806-1888) dalam analisisnya mengemukakan bahwa organisasi

keluarga ditentukan oleh cara-cara mempertahankan hidupnya (mata

pencaharian).

- Para pengikut Le Play menemukan fakta bahwa keluarga patrilincal timbul

di daerah-daerah Stepa, sifatnya otoriter & konservatif. Keluarga ini

kemudian berkembang menjadi “Particularist Type of family”, yang

bermata pencaharian pertanian dan menangkap ikan. Pada type keluarga ini

tumbuh akar-akar demokrasi dan kebebasan.

B. Mazhab Organisme dan Evolusioner

- Teori-teori di bidang biologi (dalam arti luas) banyak mempengaruhi teori-

teori sosiologi. Para sosiologi banyak yang mengadakan analogi antara

masyarakat manusia dan organisme manusia.

- Menurut herbart Spencer (1802-1903) suatu organisme akan bertambah

sempurna apabila bertamabah kompleks dan adanya diferensiasi antara

bagian-bagiannya. Hal itu berarti adanya organisme fungsi yang lebih

matang dan integrasi yang lebih sempurna. Secara evolusioner maka tahap

organisme tersebut akan semakin sempurna.

5

Page 6: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

- Kriteria organisme yakni kompleksitasitas, diferensiasi dan integrasi

tersebut dapat diterapkan pada setiap organisasi. Evolusi sosial &

perkembangan sosial pada dasarnya diferensiasi dan integrsi, peningkatan

pembagian kerja, dan suatu transisi dari keadaan homogen keberadaan

heterogen.

- Menurut W.G. Summer (1840-1910) dalam masyarakat terdapat kaidah

yang disebut folk way. Sebagai bagian dari tradisi. Menurut derajat

kepentingannya folk way bisa berkembang hingga menjadi more’s. Namun

kaidak-kaidah tersebut tidak menjadi seluruh masyarakat sehingga terjadi in

group dan out group.

- Menurut Emil Durkheim (1855-1917) unsur baku dalam masyarakat adalah

solidaritas. Faktor solidaritas dalam masyarakat dibedakan antara solidaritas

mekanis & solidaritas organis. Pada masyarakat solidaritas mekanis warga

masyarakat belum mempunyai diferensiasi & pembagian kerja &

mempunyai kepentingan dan kesadaran yang sama. Pada masyarakat

solidaritas organis yang merupakan perkembangan dari msayarakat mekanis

telah mempunyai pembagian kerja yang ditandai spesialis tertentu. Apabila

solidaritas mengalami kemunduran akan timbul keadaan anomi (warga

masyarakat kehilangan nilai dan norma).

- Menurut Ferdinan Tonnies (1855-1936): Dasar hubungan dalam masyarakat

di satu pihak didasarkan faktor perasaan, simpatik pribadi dan kepentingan

yang sama (Gemeinschaft), dan dipihak lain didasarkan faktor kepentingan-

kepentingan rasional dan ikatan yang tidak permanen sifatnya

(Gesellschaft).

C. Mazhab Formal

- Teori ini menganalisis gejala-gejala sosial berdasarkan bentuk-bentuk

hubungan antara elemen-elemen dalam masyarakat.

- Menurut George Simmel (1858-1918), maka elemen-elemen dari

masyarakat mencapai kesatuan melalui bentuk-bentuk yang mengatur

hubungan antara elemen-elemen tersebut.

6

Page 7: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

- Berbagai lembaga dalam masyarakat terwujud dalam bentuk superioritas,

subordinasi dan konflik.

- Seseorang menjadi masyarakat untuk mengalami individualisasi dan

sosialisasi, apa yang mungkin masyarakat berproses adalah bahwa setiap

orang mempunyai perasaan yang harus dijalani. Karena itu interaksi

individu dan kelompok hanya dapat dimengerti dalam kerangka peranan

yang dilakukan individu.

- Leopald Van Wiesse (1876-1961) berpendapat bahwa sosiologi harus

memusatkan perhatian pada hubungan-hubungan antara manusia tanpa

mengaitkan dengan tujuan-tujuan maupun kaidah-kaidah.

- Alfred Vierkandt (1867-1953): Sosiologi menyoroti situasi & mental, situasi

tersebut merupakan hasil perilaku yang timbul akibat interaksi antara

individu dan kelompok dalam masyarakat. Dengan demikian maka tugas

sosiologi adalah untuk menganalisa dan mengadakan sistematika terhadap

gejala-gejala sosial dengan jalan menguraikan kedalam bentuk-bentuk

dalam kehidupan masyarakat.

D. Mazhab Psikologis

- Menurut Gabriel Tarde (1843-1904) gejala sosial mempunyai sifat

psikologis dari jiwa individu yang terdiri dari kepercayaan dan keinginan-

keinginan.

Bentuk utama dari interaksi sosial mental individu adalah imitasi, oposisi,

adaptasi atau penemuan baru dengan demikian tarde berusaha menjelaskan

gejala-gejala sosial dalam kerangka reaksi psikis dari orang.

- Menurut Ricard H. Cooley (1864-1924) individu dan masyarakat saling

melengkapi dimana individu hanya akan menemukan bentuknya didalam

masyarakat.

- L.T. Hobhcuse (1864-1929)

Dalam konsep perubahan sosial, psikologi dan etika merupakan kriteria

yang diperlukan untuk pengukurannya. Kehidupan sosial berkembang

kearah yang lebih rasional dan harmonis, maka perkembangan sosial terjadi

apabila kesadaran sosial dan kebutuhan sosial meningkat.

7

Page 8: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

E. Mazhab Ekonomi

- Tokoh utamanya Karl Marx (1818-1883) dan Max Weber (1864-1920)

- Max menggunakan metode Filsafat dan sejaraha untuk membentuk teori

perubahan sosial menuju tercapainya masyarakat yang berkeadilan.

- Menurut Marx selam masyarakat masih terbagi atas kelas-kelas maka pada

kelas yang berkuasalah terhimpun segala kekuatan dan kekayaan. Hukum

filsafat agama dan kesenian merupak refleksi dari sistem ekonomi kelas

tersebut.

- Namun demikian perubahan berperan dalam sejarah baik melalui revolusi

atau dengan jalan damai.

- Akan tetapi selama masih ada kelas yang berkuasa, maka tetap terjadi

eksploitasi terhadap kelas yang lemah, oleh karena itu selalu timbul

pertikaian antar kelas tersebut, pertikaian akan berakhir apabila salah satu

kelas (kelas ploletar) menang, sehingga terjadilah masyarakat tanpa kelas.

- Menurut Weber, bahwa semua bentuk organisasi sosial harus diteliti

menurut perilaku warga-warganya yang motivasinya serasi dengan harapa-

harapan warga-warga yang lain, untuk mengingat hal ini perlu dipergunakan

metode pengertian.

- Tingkah laku individu-individu dalam masyarakat dapat diklasifikasikan

menurut empat tipe aksi ideal, yaitu :

1. Aksi bertujuan2. Aksi berisikan nilai yang telah ditentukan3. Aksi tradisional4. Aksi emosionalAtas dasar hal-hal tersebut maka timbulah hubungan-hubungan dalam masyarakat.

F. Mazhab Hukum

Tokoh utamanya Emile Durkheim & Max Weber

- Durkheim dalam menyoroti masyarakat sangat memperhatikan hukum yang

dihubungkan dalam solidaritas.

8

Page 9: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

- Hukum menurut Durkheim adalah kaidah-kaidah yang bersangsi berat

ringannya tergantung pada sifat pelanggaran, anggapan-anggapan serta

keyakinan masyarakat tentang baik buruknya suatu tindakan.

- Di dalam masyarakat ditemukan dua sangsi kaidah-kaidah hukum yakni

pertama; sangsi yang repretif (H. Pidana) yang biasanya mendatangkan

penderitaan bagi si pelanggar (penderitaan menyangkut harga diri, masa

depan, bahkan kemerdekaan & kemiskinan hidup), kedua; sangsi restitutif

(H. Pidana) yang tujuan utamanya mengembalikan keberadaan situasi

semula setelah terjadi pelanggaran.

- Sangsi represif terdapat pada masyarakat solidaritas mekanis, sedang sangsi

restitutif terdapat pada masyarakat solidaritas organis.

- Durkheim berpendapat dengan meningkatnya diferensiasi dalam masyarakat

reaksi kolektif yang kuat terhadap penyimpangan-penyimpangan menjadi

berkurang didalam sistem yang bersangkutan oleh karena hukum yang

bersifat represif mempunyai kecenderungan untuk berubah menjadi hukum

yang restitutif.

Maka Weber ada 4 tipe ideal hukum :

1. Hukum irasional & material

2. Hukum irasional & formal

3. Hukaum rasional & Material

4. Hukum rasional & formal

Bagi Weber maka hukum yang rasional dan formal merupakan dasar bagi

suatu negara yang modern. Kondisi-kondisi sosial yang memungkinkan

tercapainya tarap hidup adalah sistem kapitalisme dan proksi hukum. Proses

tersebut tidak akan terjadi pada masyarakat yang didasarkan pada

kepemimpinan karismatik atau ikatan darah, karena masyarakat tadi banyak

dipengaruhi norma-norma yang irasional tadi.

9

Page 10: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

BAB II PROSES-PROSES SOSIAL

1. Studi sosiologi tentang proses-proses sosial mengkaji masyarakat dari segi

dinamikannya (gerak masyarakat).

2. Proses-proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dapat dilihat apabila

orang perorang dan kelompok saling bertemu dan menentukan sistem serta

bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-

perubahan yang menyebabkan goyahnya cara-cara hidup yang telah ada. Dengan

kata lain proses-proses sosial diartikan sebagai pengaruh timbal balik antara

berbagai segi kehidupan bersama.

3. Bentuk umum yang paling mendasar proses sosial adalah interaksi sosial hal

mana merupakan kunci dari semua kehidupan sosial. Karena tanpa interaksi

sosial tak mungkin adanya kehidupan bersama.

4. Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, yang menyangkut

hubungan antara orang perorang, seseorang dengan kelompoknya dan kelompok

dengan kelompok.

5. a. Syarat-syarat interasksi sosial

a. adanya kontak sosial

b. adanya komunikasi

b. Kontak sosial merupakan tahap pertama dari terjadinya interaksi sosial

c. Bentuk-bentuk kontak sosial :

a) antara orang perorangan

b) antara orang perorang dengan kelompok

c) antara kelompok

d.Sifat-sifat kontak sosial

- primer atau sekunder

- langsung atau tidak langsung

e. Komunikasi adalah bahwa seseorang memberi arti pada peri kelakuan orang

lain, perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut orang

bersangkutan kemudian memberi reaksi terhadap perasaan yang ingin

disampaikan oleh orang tersebut.

10

Page 11: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

6. Pentingnya kontak dan komunikasi bagi terwujudnya interaksi sosial, dapat diuji

terhadap kehidupan terasing (isolation). Kehidupan terasing yang sempurna

ditandai dengan suatu ketidak mampuan untuk mengadakan interaksi sosial

dengan pihak-pihak lain.

7. Bentuk-bentuk interaksi sosial.

Secara umum : kerjasama, persaingan, konflik & akomodatif.

Gillin dan Gillin menggolongkan kepada:

1. Proses yang asosiatif meliputi :

a. Akomodatif

b. Asimilasi dan akulturasi

2. Proses yang disosiatif, meliputi :

a. Persaingan

b. Pertentangan yaitu contra vention dan conflict.

Kimball Yaung, menggolongkan sebagai berikut :

1. Oposisi, yang mencakup kompetisi dan komplik2. Kerjasama yang menghasilkan akomodasi3. Diferensiasi

8. Kerjasama (Coorperation)

a. Sebagian sosiolog menganggap oposisi merupakan bentuk interaksi sosial

yang pokok, tetapi sebagian lain menganggap kerjasamalah merupakan yang

pokok.

b. Dengan kerjasama dimaksudkan sebagai suatu kegiatan usaha bersama antara

orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang

tertentu.

c. Timbulnya kerjasama :

1. Adanya kesadaran akan kepentingan-kepentingan yang sama dan

mempunyai cukup pengetahuan serta pengendalian diri untuk mencapai

kepentingan tersebut melalui kerjasama.

2. Karena orientasi orang perorangan terhadap kelompoknya (in group) dan

diluar kelompoknya (out group).

3. Adanya ancaman dari pihak luar terhadap kelompoknya

11

Page 12: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

Bentuk-bentuk kerjasama :

1. Bargaining (perjanjian pertukaran barang atau jasa)

2. Cooptation (proses penerimaan unsur baru dalam kepemimpinam/politik

dalam suatu organisasi, untuk menghindari kegoncangan).

3. Coalition : kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang memiliki

struktur berbeda tapi mempunyai tujuan yang sama.

4. Joint Venture (kerjasama dan bagi hasil dalam mengerjakan suatu proyek)

9. Akomodasi (acomodation)

a. Pengertian akomodasi

Istilah akomodasi menunjuk pada suatu keadaan dan suatu proses sebagai

suatu keadaan akomodasi berarti suatu kenyataan adanya keseimbangan

(equilibrium) dalam interaksi antara orang perorang dan kelompok-

kelompok sehubungan dengan nama-nama dan nilai-nilai sosial yang

berlaku. Sebagai suatu proses akomodasi menunjuk pada usaha-usaha untuk

meredakan suatu pertentangan yaitu mencapai kestabilan.

b. Tujuan Akomodasi :

1) Untuk mengurangi pertentangan

2) Untuk mencegah meledaknya suatu pertentangan untuk sementara waktu.

3) Untuk memungkinkan kerjasama antara kelompok-kelompok/sosial

4) Mengusahakan peleburan antara kelompok-kelompok sosial yang

terpisah.

c. Bentuk-bentuk akomodasi

1. Coercian : proses akomodasi dilaksanakan dengan adanya paksaan

2. Campromise : bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang terlibat

masing-masing mengurangi tuntutannya, agar tercapai penyesuaian atas

perselisihan.

3. Arbitration : untuk mencapai compromise, pertentangan diselesaikan

oleh pihak ketiga, dimana kedua pihak tidak sanggup menyelesaikan

sendiri.

12

Page 13: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

4. Meditian : untuk menyelesaikan pertentangan secara damai undanglah

pihak ketiga yang netral sebagai pensehat.

5. Contiliation,

6. Toleration,

7. Stalemete

8. Adjudication

10. Proses asimilasi timbul, bila ada :

I. Kelompok-kelompok manusia yang berbeda kebudayaannya

II. Orang perorangan sebagai warga kelompok tadi saling bergaul secara

langsung dari intensif untuk waktu yang lama.

III. Kebudayaan-kebudayaan dari kelompok tersebut masing-masing berubah

dan saling menyesuaikan diri.

C. Bentuk-bentuk Interaksi

1) Interaksi sosial tersebut bersifat suatu pendekatan terhadap pihak lain

dimana pihak lain juga berlaku sama

2) Interaksi sosial tersebut tidak mengalami halangan-halangan atas

pembatasan-pembatasan

3) Proses asimilasi dipercepat, apabila interaksi sosial tersebut bersifat

langsung dan primer

4) Asimilasi diperkuat apabila frekuensi interaksi-interaksi sosial adalah tinggi

dan tetap dan apabila ada keseimbangan antara pola-pola administrasi

tersebut.

D. Faktor-faktor yang dapat mempermudah terjadinya suatu asimilasi adalah :

1. Toleransi

2. Kesempatan-kesempatan di bidang ekonomi yang seimbang

3. Suatu sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya

4. Sikap yang terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat

5. Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan

6. Perkawinan campuran

7. Adanya musuh bersama dari luar

13

Page 14: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

E. Faktor-faktor yang dapat menghalangi terjadinya asimilasi :

1. Terisolirnya kehidupan suatu golongan tertentu dalam masyarakat

2. Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi

3. Perasaan takut terhadap kekuatan suatu kebudayaan yang dihadapi

4. Perasaan bahwa suatu kebudayaan golongan atau kelompok tertentu lebih

superior dari golongan atau kelompok lainnya.

9.a. Persaingan atau competition dapat diartikan sebagai suatu proses sosial, dimana

orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia yang bersaing, mencari

keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa menjadi

pusat perhatian dari publik dengan cara usaha-usaha menarik perhatian publik

atau mempertajam prasangka yang telah ada, tanpa mempergunakan kekerasan

atau ancaman.

b. Persaingan mempunyai dua tipe umum, yaitu yang bersifat pribadi dan yang

tidak bersifat pribadi

c. Bentuk-bentuk persaingan adalah :

1) Persaingan di bidang ekonomi

2) Persaingan dalam bidang kebudayaan

3) Persaingan untuk mencapai suatu kedudukan dan peranan yang tertentu

dalam masyarakat .

4) Persaingan karena perbedaan ras

d. Fungsi-fungsi persaingan :

1) Untuk menyalurkan keinginan-keinginan yang bersifat kompetitif.

2) Sebagai suatu jalan dimana keinginan-keinginan kepentingan-kepentingan

serta nilai-nilai yang pada suatu masa menjadi pusat perhatian tersalurkan

dengan sebaik-baiknya.

3) Sebagai alat untuk mengadakan seleksi atas dasar seks dan seleksi sosial

4) Sebagai alat untuk menyaring warga-warga golongan-golongan karya untuk

mengadakan pembagian kerja

14

Page 15: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

e. Hasil-hasil suatu persaingan adalah sebagai berikut :

1) Perubahan kepribadian seseorang

2) Kemajuan

3) Solidaritas kelompok

4) Disorganisasi

Terangkan a,b,c dan pada keadaan nyata di Indonesia

10.a. Contravention ditandai oleh gejala-gejala adanya ketidak puasan terhadap diri

seseorang atau terhadap suatu rencana.

b. Contravention mencakuplima sub-proses, yaitu :

1) Proses-proses yang umum dari contravention

2) Bentuk-bentuk yang sederhana dari contravention

3) Bentuk-bentuk contravention yang intensif

4) Contravention yang bersifat rahasia

5) Contravention yang bersifat taksis.

c. Tipe-tipe umum dari contravention adalah contravention yang menyangkut

generasi-generasi yang menyangkut seks dan contravention.

d. Tipe-tipe yang merupakan tipe perbatasan antara contravention dengan

pertentangan atau perikaian adalah :

1) Contravention antara masyarakat-masyarakat setempat

2) Antagonisme keagamaan

3) Contravention intelektual

4) Oposisi moralMengapa manusia melakukan contravention ?

11.a. Pertentangan atau pertikaian adalah suatu proses sosial dimana orang

perorangan atau kelompok manusia berusaha memenuhi tujuannya dengan

jalan menantang pihak lawan dengan ancaman dan atau kekerasan.

b. Sebab musabab atau akar-akar dari pertentangan adalah :

1) Perbedaan antara orang perorangan

2) Perbedaan kebudayaan

3) Bentrokan antara kepentingan-kepentingan

15

Page 16: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

4) Perubahan-perubahan sosial

c. Pertentangan-pertentangan yang menyangkut suatu tujuan, nilai-nilai atau

kepentingan-kepentingan, sepanjang pertentangan-pertentangan tersebut

tidak berlawanan dengan pola-pola hubungan sosial didalam struktur yang

tertentu, pertentangan-pertentangan tersebut bersifat positif.

d. Sesuatu masyarakat biasanya mempunyai alat-alat tertentu untuk

menyalurkan benih-benih permusuhan, alat-alat tersebut dalam ilmu

sosiologi dinamakan stefy salve institutions yang menyediakan objek-objek

tertentu yang dapat mengalihkan perhatian pihak-pihak yang bertikai,

supaya perhatian tersebut tersalurkan ke arah lain.

e. Bentuk-bentuk pertentangan adalah :

1) Pertentangan pribadi

2) Pertentangan rasial

3) Pertentangan antara kelas-kelas sosial, hal mana pada umumnya

disebabkan karena perbedaan-perbedaan kepentingan

4) Pertentangan politik5) Pertentangan yang bersifat internasional

16

Page 17: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

BAB III KELOMPOK SOSIAL

1. Pengertian Kelompok Sosial

Manusia pada umunya dialahirkan seorang diri, akan tetapi dia adalah makhluk

yang telah mempunyai naluri untuk hidup dengan manusia-manusialain, naluri

tersebut dinamakan “gregariousness”

Hingga saat ini belum terdapat keseragaman pendapat di antara para ahli

sosiologi mengenai definisi kelompok (group), namun demikian secara umum

definisi kelompok dapat dikemukakan sebagai berikut :

“Kelompok sosial atau social group” adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan

manusia yang hidup bersama oleh karena adanya hubungan antara mereka.

Hubungan tersebut antara lain menyangkut hubungan timbal-balik yang saling

pengaruh-mempengaruhi dan juga suatu kesadaran untuk saling tolong-

menolong.

Selain dari itu, sejak dilahirkan, manusia sudah mempunyai dua hasrat atau

keinginan, yaitu :

a. Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain yang berbeda

disekelilingnya yaitu masyarakat.

b. Keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam

sekitarnya/sekelilingnya.

2. Persyaratan Kelompok Sosial

Agar keramahan orang-orang dapat disebut sebagai Kelompok Sosial, maka

terdapat beberapa persyaratan kelompok sosial sebagai berikut :

a. Setiap anggota kelompok tersebut harus sadar bahwa dia merupakan

sebahagian dari kelompok yang bersangkutan.

b. Ada hubungan timbal-balik antara anggota yang satu dengan anggota

lainnya

17

Page 18: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

c. Terdapat suatu faktor yang dimiliki bersama oleh anggota-anggota

kelompok itu. Faktor tersebut dapat berupa nasib yang sama, kepentingan

yang sama, tujuan yang sama, ideologi yang sama, dsb.

d. Berstruktur, berkaidah, dan mempunyai pola perilaku.

3. Klasifikasi Kelompok Sosial

Tipe-tipe kelompok sosial dapat diklsifikasikan dari beberapa susun

kriteria/ukuran :

a. Besar-kecilnya jumlah anggota kelompok sosial

b. Derajat interaksi sosial dalam kelompok sosial tersebut

c. Kepentingan dan wilayah

d. Berlangsungnya suatu kepentingan

e. Derajat organisasi

f. Kesadaran akan jenis yang sama, hubungan sosial yang tujuan.

Kriteria berdasarkan jumlah anggota.

George Simmel mulai dengan bentuk terkecil yang terdiri dari satu orang

sebagai focus hubungan sosial yang dinamakan “monad”, yang kemudian

dikembangan ke kelompok yang terdiri dari dua orang “dyad” serta tiga orang

“triad”, dan seterusnya.

Kriteria berdasarkan derajat interaksi

Dikenal adanya kelompok yang disebut :

a. “Primary Group”, adalah kelompok yang didalamnya terdapat interaksi yang

amat tinggi, sehingga hubungan antar anggota menjadi akrab dan bersifat

pribadi, sepertinya halnya dalam keluarga, kerabat, teman-teman, terdekat

dan hubungan-hubungan lain yang serupa itu.

b. “Secondary Group”, merupakan kelompok yang lebih besar didalam mana

hubungan antar anggota jauh lebih renggang dan tidak bersifat pribadi.

18

Page 19: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

Sehubungan dengan kriteria ini, terdapat pengertian-pengertian lain yang disebut

“Gemeinschaf” dan Gesellschaft.

“Gemeinschaf”, merupakan bentuk kehidupan bersama dimana hubungan

sesama amatlah erat dan juga bersifat pribadi. Masyarakat yang tergolong dalam

kelompok-kelompok ini biasanya bersifat komunal atau tradisional.

Tipe-tipe Gemeinschaf

1. Gemeinschaft by blood : yaitu gemeinschaft yang merupakan ikatan yang

didasarkan pada ikatan darah/keturunan.

Contoh : keluarga, kekerabatan.

2. Gemeinschaft of place : yaitu suatu gemeinschaft yang terdiri dari orang-orang

yang berdekatan tempat tinggalnya, sehingga dapat

saling tolong-menolong.

Contoh : rukun tetangga, rukun warga, arisan.

3. Gemeinschaft of mind : yaitu suatu gemeinschaft yang terdiri dari orang-orang

yang walaupun tak mempunyai hubungan darah ataupun

tempat tinggalnya tidak berdekatan, akan tetapi mereka

mempunyai jiwa dan pikiran yang sama karena ideologi

yang sama.

Gemeinschaft yang semacam ini biasanya ikatannya

tidaklah sekuat Gemeinschaft by blood.

Gesellschaft : merupakan kelompok kehidupan bersama yang berlawanan sifatnya

dengan Gemeinschaft.

Kehidupan dalam masyarakat modern merupak contoh bagi kelompok

ini, dimana hubungan-hubungan antar anggota bersifat tidak pribadi,

formal, fungsional dan spesialisasi.

Kriteria/klasifikasi berdasarkan pada sikap dan perilaku pada anggotanya.

1. In-Group, adalah kelompok sosial tempat individu mengidentifikasikan

dirinya.

19

Page 20: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

2. Out-Group, adalah kelompok sosial yang oleh individu diartikan sebagai

lawan in-groupnya.

Kriteria/klasifikasi kelompok sosial berdasakan pembedaan kelompok kecil

distu pihak dengan kelompok besar di lain pihak.

1. Primary-group/face to face-group.

Merupakan kelompok sosial yang paling sederhana, dimana anggota-

anggotanya saling kenal-mengenal, dan bekerjasma secara erat.

2. Secondary-group.

Merupakan kelompok-kelompok yang terdiri dari banyak orang, dimana

hubungannya tidak perlu berdasarkan pengenalan secara pribadi dan sifatnya

tidak begitu langgeng.

Kriteria/klasifikasi kelompok sosial berdasarkan derajat organisasi :

1. Formal-group

Merupakan kelompok-kelompok yang mempunyai peraturan-peraturan yang

tegas dan dengan sengaja diciptakan oleh anggota-anggotanya untuk

mengatur hubungan diantara anggota-anggotanya.

Contoh: -peraturan-peraturan untuk memilih seorang ketua

-pemungutan uang arisan

-perkumpulan pelajar

-himpunan wanita pada suatu instansi pemerintah

-persatuan sarjana-sarjana pada suatu Perguruan Tinggi

2. Informal-group

Merupakan kelompok yang tidak mempunyai struktur dan organisasi yang

tertentu atau pasti.

Kelompok sosial ini biasanya terbentuk karena pertemuan-pertemuan yang

berulang kali dan menjdi dasar bagi bertemunya kepentingan-kepentingan

dan pengalaman-pengalaman yang sama.

20

Page 21: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

Disamping kelompok sosial di atas dikenal juga istilah kelompok lainnya

seperti:

1. Membership-group

Merupakan suatu kelompok dimana setiap orang secara fisik menjadi

anggota kelompok tersebut.

2. Referense-group

Merupakan kelompok sosial yang menjadi ukuran bagi seseorang untuk

membentuk pribadi dan prilakunya.

3. Crowd. Yang berarti kerumunan orang .

Kerumunan merupakan suatu bentuk kelompok sosial yang bersifat

sementara selama adanya ikatan sosial yang hadir, karena adanya

kepentingan/perhatian yang sama, pada waktu yang bersamaan pula, bersifat

spontan.

Contoh : -pembeli karcis sepakbola yang sedang antri

-para penonton kecelakaan, dsb.

4. Publik.

Merupakan suatu kelompok tak terorganisir dengan jumlah anggota yang

seringkali besar.

Contoh : -para pendengar suatu pidato dilapangan terbuka

-para pendengar radio/televisi.

4. Kelompok-kelompok Sosial yang Tidak Teratur

Kelompok sosial yang tidak teratur ini dapat dimasukkan ke dua golongan yaitu:

a. Kerumunan (crowd)

b. Publik (public)

a. Kerumunan (crowd) adalah individu-individuyang berkumpul secara

kebetulan di suatu tempat dan juga pada waktu bersamaan.

21

Page 22: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

Kerumunan yang berartikulasi dengan struktur sosial :

Khalayak penonton atau pendengar yang formal (formal audience)

Merupakan kerumunan yang mempunyai pusat perhatian dan persamaan

tujuan, akan tetapi sifatnya positif.

Contoh : - penonton-penoton film

- Orang yang menghadiri khotbah keagamaan, dsb.

Kelompok ekspressif yang telah direncanakan (planned expresive group)

Merupakan kerumunan yang pusat perhatinnya tidak begitu penting akan

tetapi mempunyai persamaan tujuan yang terlihat dalam aktivitas-aktivitas

kerumunan tersebut, serta kepuasan yang dihasilkannya.

Contoh : -orang yang berpesta

-Berdansa, dsb.

Kerumunan yang bersifat sementara (casual crowds)

Kerumunan yang kuarang menyenagkan (inconvenient aggregations)

Dalam kerumunan ini kehadiran orang-orang lain merupakan halangan

terhadap tercapainya maksud seseorang.

Contoh : -orang-orang yang mengantri karcis

-orang-orang yang menunggu bis, dsb.

Kerumunan orang-orang yang sedang dalam keadaan panik (panic crowds)

Yaitu orang-orang yang bersama-sama berusaha menyelamatkan diri dari

suatu bahaya.

Kerumunan penonton (spectator crowds)

Yaitu orang-orang yang ingin melihat suatu kejadian tertentu. Kerumunan

penonton ini tidak direncanakan, sedangkan kegiatan-kegiatannya juga pda

umumnnya tidak terkendalikan.

Kerumunan yang berlawanan dengan norma-norma hukum (lawless

crowds)

Kerumunan yang bertindak emosinal (acting mobs)

Kerumunan ini bertujuan untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan

mempergunakan kekuatan fisik yang berlawanan dengan norma-norma

yang berlaku dalam masyarakat.

22

Page 23: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

Kerumunan yang bersifat immoral (immoral crowds)

Kerumunan ini hampir sama dengan kelompok-kelompok ekspressif,

tetapi kegiatannya bertentangan dengan norma-norma dalam

masyarakat.

Contoh : orang-orang yang dalam keadaan mabuk-mabuk.

b. Publik

Publik lebih merupakan kelompok yang tidak merupakan kesatuan. Interaksi

terjadi secara tidak langsung melalui alat-alat komunikasi, seperti : melalui

desas-desus, melalui surat kabar,radio, televisi, Film, dsb.

Alat-alat penghubung tersebut lebih memungkinkan suatu publik untuk

mempunyai pengikut-pengikut yang lebih luas dan besar jumlahnya.

5. Masyarakat Pedesaan (Rural Community) dan Masyarakat Perkotaan (Urban

Community)

Istilah masyarakat setempat (community) menunjuk pada bagian masyarakat

yang bertempat tinggal di suatu wilayah (dalam arti geografis) dengan batas-

batas tertentu, dimana faktor utama yang menjadi dasarnya adalah interaksi yang

lebih besar diantara angota-anggotanya, dibandingkan dengan penduduk diluar

batas wilayahnya.

Ciri-ciri Masyarakat Pedesaan

Terdapat beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat Desa, antara lain :

- Mempunyai hubungan yang lebih erat dan lebih mendalam daripada

hubungan mereka dengan warga masyarakat pedesaan lainnya.

- Sistem kehidupan biasanya berkelompok atas dasar sistem kekeluargaan

- Penduduk masyarakat pedesaan pada umumnya hidup dari pertanian

- Pembagian pekerjaan tidak berdasarkan keahlian, akan tetapi biasanya

pembagian kerja didasarkan pada usia

23

Page 24: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

- Rasa persatuan erat sekali, yang kemudian menimbulkan saling kenal-

mengenal dan saling tolong-menolong yang akrab.

- Dalam pemerintahan, hubungan antara penguasa dengan rakyatnya

berlangsung secara tidak resmi, segala sesuatunya dijalankan atas dasar

musyawarah.

- Pengendalian sosial masyarakat terasa sangat kuat

- Dsb.

Ciri-ciri Masyarakat Perkotaan

Terdapat beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat Perkotaan, yaitu :

- Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan

agama didesa.

Cara kehidupan demikian mempunyai kecenderungan kearah kehidupan

keduniawian (secular trend), dibandingkan dengan kehidupan warga desa

yang cenderung kearah agama (religious trend)

- Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus

bergantung pada orang-orang lain, yang penting disini adalah manusia

perseorangan atau individu.

- Pembagian kerja di antara warga-warga kota lebih tegas dan mempunyai

batas-batas yang nyata

- Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan lebih banyak

diperoleh warga kota daripada warga desa

- Masyarakat kota pada umumnya berpikiran rasional, menyebabkan

interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan

daripada faktor pribadi

- Jalan kehidupan yang cepat di kota-kota mengakibatkan pentingnya

faktor waktu bagi warga kota, sehingga pembagian waktu yang teliti

sangat penting

- Masyarakat kota lebih terbuka dalam menerima pengaruh-pengaruh dari

luar.

24

Page 25: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

5. URBANISASI

Urbanisasi adalah suatu proses berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau

dapat pula dikatakan bahwa urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat

perkotaan.

Apabila akan dilihat sebab urbanisasi, maka harus diperhatikan dari dua sudut,

yaitu:

a. Faktor-faktor yang mendorong penduduk desa untuk meninggalkan tempat

daerah kediaman (push factors)

b. Faktor-faktor yang terdapat dikota yang menarik penduduk desa untuk

pindah dan menetap di kota (pull factors)

a. Push Factor

Di desa lapangan pekerjaan pada umumnya kurang.

Kaum muda-mudi di desa merasa tertekan oleh adat istiadat yang ketat yang

mengakibatkan cara hidup yang monoton. Untuk mengembangkan

pertumbuhan jiwanya, banyak yang pergi ke kota.

Di desa tidak banyak kesempatan untuk menambah pengetahuan oleh sebab

itu banyak orang-orang desa yang ingin maju pindah ke kota

Rekreasi yang merupakan salah satu faktor penting di bidang spiritual

kurang sekali

Untuk pemasaran hasil produksi warga desa sangat terbatas, sehingga untuk

memperluas pemasarannya warga desa pergi ke kota.

b. Pull Factors

Penduduk desa kebanyakan mempunyai suatu anggapan bahwa di kota

banyak pekerjaan serta banyak penghasilan (uang), maka secara relatif lebih

mudah untuk mendapatkan uang daripada di desa

Di kota lebih banyak kesempatan untuk mendirikan perusahaan industri,

dsb. Hal ini disebabkan oleh karena lebih mudahnya di dapatkan izin dan

terutama kredit dari Bank

25

Page 26: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

Kelebihan modal dikota lebih banyak daripada di desa

Pendidikan lanjutan lebih banyak dikota dan dengan sendirinya lebih mudah

didapat

Kota merupakan suatu tempat yang lebih menguntungkan untuk

mengembangkan jiwa dengan sebaik-baiknya dan seluas-luasnya

Kota dianggap mempunyai tingkat kebudayaan yang lebih tinggi dan

merupakan tempat pergaulan dengan segala macam orang dari segala

lapisan

Akibat-akibat negatif dari urbanisasi yang terlalu cepat, antara lain :

1. Pengangguran

2. Naiknya kriminalitas

3. Persoalan perwismaan

4. Kenakalan anak-anak/kejahatan anak-anak

5. Persoalan rekreasi (persoalan biaya yang harus dikeluarkan)

BAB IV

BENTUK-BENTUK INTERAKSI SOSIAL

26

Page 27: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

1. Proses-proses Asosiatif

- Kerja sama (Cooperation)

Kerjasama disini dimaksudkan sebagai suatu kerjasama antara orang perorangan

atau kelompok manusia, untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama.

Bentuknya :

a. Bergaining yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang-barang

antara dua organisasi atau lebih.

b. Co-Optation yaitu suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam

kepemimpinan atau pelaksanaan politik menghindari terjadinya kegoncangan

dalam stabilisasi organisasi yang bersangkutan.

c. Coalition yaitu kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai

tujuan-tujuan yang sama.

2. Akomodasi (Accomodation)

Merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan

pihak lain/lawan, sehingga lawan tersebut tidak kehilangan keperibadiannya.

Bentuknya :

a. Coercion adalah suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan oleh

karena adanya paksaan.

b. Compromise adalah suatu bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang terlibat

masing-masing mengurangi tuntutannya agar tercapai penyelesaian terhadap

perselisihan yang ada.

c. Arbitration, merupakan suatu cara untuk mencapai compromise apabila pihak-

pihak yang berhadapan, masing-masing tidak sanggup untuk menyelesaikan

sendiri. Biasanya diselesaikan oleh pihak ke tiga.

d. Mediation, hampir menyerupai arbitration, pada mediation di undanglah pihak

ke tiga yang netral dalam soal perselisihan yang ada. Pihak ketiga

27

Page 28: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

kedudukannya hanya sebagai penasihat tidak mempunyai wewenang untuk

mengambil keputusan.

e. Toleration, sering dinamakan tolerant-participation

Merupakan bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formal bentuknya

(menghindari diri dari suatu perselisihan).

f. Stalemete, merupakan suatu akomodasi dimana pihak-pihak yang bertentangan

karena mempunyai kekuatan yang seimbang berhenti pada suatu titik terbentuk

dalam melakukan pertentangannya, kedua belah pihak sudah tidak ada

kemungkinan maju ataupun mundur.

II. Proses-proses Yang Disasosiatif

1. Persaingan (competition)

Sebagai suatu proses sosial dimana orang-perorangan atau kelompok manusia

yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada

suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian dari publik, dengan cara usaha-

usaha menarik perhatian publik/mempertajam prasangka yang telah ada tanpa

mempergunakan ancaman/kekerasan.

Persaingan mempunyai dua tipe umum :

a. Bersifat pribadi : Orang perorangan secara langsung bersaing untuk

memperoleh kedudukan tertentu di dalam suatu organisasi, disebut juga

rivalry.

b. Bersifat tidak pribadi : yang langsung bersaing adalah kelompok-kelompok

manusia, orang perorangan tersangkut juga akan tetapi sebagai anggota

kelompok.

Bentuknya :

a. Persaingan dibidang ekonomi

b. Persaingan di bidang kebudayaan

c. Persaingan untuk mencapai suatu kedudukan dan peranan tertentu dalam

masyarakat.

d. Persaingan karena perbedaan ras.

28

Page 29: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

2. Contravention

Adalah suatu sikap yang tersembunyi terhadap orang lain atau terhadap unsur-

unsur kebudayaan suatu golongan tertentu. Sikap yang tersembunyi tersebut

dapat berubah menjadi suatu kebencian, akan tetapi tidak sampai menjadi

pertentangan/pertikaian.

Proses Contravention

a. Proses yang umum meliputi perbuatan-perbuatan, penolakan, keengganan,

perlawanan, perbuatan menghalangi protes, gangguan-gangguan, perbuatan

kekerasan, perbuatan mengacaukan rencana pihak lain.

b. Bentuk contravention yang sederhana, seperti menyangkal pernayataan orang

lain di muka umum, memaki-maki orang lain, mencerca, memfitnah,

melemparkan kesalahan pada orang lain dsb.

c. Bentuk contravention yang intensif, yang menyangkut penghasutan,

menyebarkan desas desus, mengecewakan pihak lain dsb.

d. Contravention yang bersifat rahasia seperti mengumumkan rahasia orang lain,

perbuatan khianat dsb.

e. Contravention yang bersifat taktis, misal mengejutkan lawan,

mengganggu/membingungkan pihak lain (dalam kampanye pemilu), memaksa

pihak lain untuk menyesuaikan diri dengan memakai kekerasan, provokasi,

intimidasi dsb.

Type-type contravention

a. Contravention yang menyangkut generasi-generasi yang terdapat dalam

masyarakat, lazim terjadi terutama dalam zaman sekarang, dimana perubahan-

perubahan terjadi dengan cepat.

b. Contravention yang menyangkut sex terutama menyangkut hubungan suami

dengan istri dalam keluarga dan peranannya dalam masyarakat.

c. Contravention parlementer terutama berkaitan dengan hubungan golongan

mayoritas dengan golongan minoritas dalam masyarakat.

29

Page 30: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

3. Pertentangan (pertikaian/konflik)

Adalah suatu proses sosial dimana orang perorangan/kelompok manusia

berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lain/lawan

yang disertai dengan ancaman/kekerasan.

Bentuknya :

1. Pertentangan pribadi

2. Pertentangan ras

3. Pertentangan antara kelas-kelas sosial

4. Pertentangan politik

5. Pertentangan internasional

BAB V

LEMBAGA KEMASYARAKATAN

30

Page 31: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

1. Pengertian

Menurut Robert Mac Iver dan Charles H. Page

“Lembaga kemasyarakatan sebagai tata cara atau prosedur yang telah diciptakan

untuk mengatur hubungan antar manusia yang berkelompok dalam suatu

kelompok kemasyarakatan yang dinamakan Association”.

Menurut Leopold Von Wiese dan Howard Becker (Melihat dari sudut

fungsinya)

“lembaga kemasyarakatan diartikan sebagai suatu jaringan daripada proses-

proses hubungan antar manusia dan antar kelompok manusia yang berfungsi

untuk memelihara hubungan-hubungan tersebut serta pola-polanya, sesuai

dengan kepentinagan-kepentingan manusia dan kelompoknya”.

Menurut Summer (melihat dari sudut kebudayaan)

“Lembaga kemasyarakatan sebagai perbuatan , cita-cita, sikap, dan

perlengkapan kebudayaan yang memiliki sifat kekal serta bertujuan untuk

memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat, agar terjadi keteraturan dan

integrasi dalam masyarakat”.

Fungsi dari lembaga kemasyarakatan

1. Memberikan pedoman pada anggota-anggota masyarakat, bagaimana mereka

harus bertingkah laku atau bersikap di dalam mengahadapi masalah-masalah

dalam masyarakat, terutama menyangkut kebutuhan-kebutuhan yang

bersangkutan.

2. Menjaga keutuhan dari masyarakat yang bersangkutan.

3. Memberikan pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem

pengendalian sosial (social control), yaitu sistem pengawasan dari

masyarakat terhadap tingkah laku anggotanya.

2. Proses pertumbuhan lembaga kemasyarakatan

31

Page 32: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

Agar supaya hubungan antar manusia didalam suatu masyarakat terlaksana

sebagaimana yang diharapkan, maka dimuatlah norma-norma didalam

masyarakat. Ada norma-norma yang lemah, yang sedang, sampai yang terkuat

daya pengikatnya. Norma-norma yang kuat daya pengikatnya anggota-anggota

masyarakat pada umumnya tidak berani melanggarnya. Contoh : cara

berpakaian/mode pakaian adalah normanorma yang mengharuskan seseorang

untuk memakai pakaian.

Untuk dapat membedakan kekuatan mengikat dari norma-norma tersebut, maka

secara sosiologis dikenal adanya empat pengertian, yaitu :

a. Cara

b. Kebiasaan

c. Tata-kelakuan

d. Adat Istiadat

a. Cara (Usage)

Menunjukan pada suatu bentuk perbuatan

Norma ini mempunyai kekuatan yang sangat lemah, cara (usage) lebih

menonjol di dalam hubungan antar individu dalam masyarakat. Suatu

penyimpangan terhadapnya tak akan mengakibatkan hukuman yang berat,

akan tetapi hanya sekedar celaan dari individu saling berhubungan.

Contoh : orang mempunyai cara masing-masing untuk minum pada waktu

bertemu, ada minum tanpa mengeluarkan bunyi, ada pula yang

mengeluarkan bunyi sebagai pertanda rasa kepuasannya menghilangkan

haus. Untuk minum yang mengeluarkan bunyi biasanya dianggap sebagai

perbuatan yang tidak sopan, maka orang-orang yang di ajak minum bersama-

sama tersebut akan merasa tersinggung dan mencela cara minum tsb.

b. Kebiasaan (Folkways)

32

Page 33: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

Kebiasaan mempunyai kekuatan mengikat yang lebih besar dari cara

kebiasaan yang diartikan sebagai perbuatan yang diulang-ulang dalam

bentuk yang sama, merupakan suatu bukti bahwa orang banyak menyukai

perbuatan tersebut.

Contoh : Orang-orang mempunyai kebiasaan untuk memberi hormat kepada

ornag lain yang lebih tua usianya apabila perbuatan tersebut tidak dilakukan,

maka hal tersebut dianggap sebagai suatu penyimpangan terhadap kebiasaan

umum dalam masyarakat.

c. Tata Kelakuan (Mores)

Tata kelakuan merupakan/mencerminkan sifat-sifat yang hidup dari

kelompok manusia yang dilaksanakan sebagai alat pengawas, secara sadar

maupun tidak sadar, oleh masyarakat terhadap anggota-anggotanya. Contoh

Apabila kebiasaan tidak semata-mata dianggap sebagai norma-norma

pengatur maka kebiasaan tersebut disebut sebagai mores/tata kelakuan.

d. Adat istiadat (custom)

Tata kelakuan yang kekal serta kuat integrasinya dengan pola-pola perilaku

masyarakat, dapat meningkat kekuatan mengikatnya menjadi custom/adat

sitiadat. Anggota-anggota masyarakat yang melanggar adat istiadat akan

mendapat sanksi yang keras, bahkan yang melanggarnya dapat dikeluarkan

dari masyarakat.

3. Jadi lembaga kemasyarakatan adalah himpunan daripada norma-norma dari

segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok didalam kehidupan

masyarakat. Wujud yang konkrit dari lembaga kemasyarakatan yaitu association.

Contoh : Universitas merupakan lembaga kemasyarakatan, sedangkan

universitas Indonesia, Unpad, UGM dll adalah disebut association

Dalam pembentukannya sebagai lembaga kemasyarakatan norma-norma yang

ada di masyarakat mengalami beberapa proses yaitu :

33

Page 34: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

a. Proses Institutionalization (pelembagaan)

Yaitu suatu proses yang dilewati suatu norma kemasyarakatan yang baru untuk

menjadi bagian dari suatu lembaga kemasyarakatan. Yang dimaksud adalah

dimana norma-norma kemasyarakatan tersebut oleh masyarakat dikenal, diakui,

dihargai, dan kemudian ditaati dalam kehidupan sehari-hari.

b. Proses Internalized

Proses pelembagaan sebenarnya tidak berhenti demikian saja akan tetapi dapat

berlangsung lebih jauh lagi hingga suatu norma kemasyarakatan tidak hanya

menjadi institutionalization dalam masyarakat akan tetapi menjadi internalized

artinya suatu taraf perkembangan norma-norma kemasyarakatan dimana para

anggota masyarakat dengan sendirinya ingin berperilaku sejalan dengan perilaku

yang memang sebenarnya memenuhi kebutuhan masyarakat, dengan perkataan

lain norma-norma tersebut telah mendarah daging (internalized)

Suatu lembaga kemasyarakatan, mempunyai suatu tradisi yang tertulis dan tidak

tertulis, yang merumuskan tujuannya, tata tertibnya yang berlaku dll.

Secara menyeluruh ciri-citri tersebut dapat diterapkan pada lembaga-lembaga

kemasyarakatan, seperti misalnya : perkawinan. Sebagai suatu lembaga

kemasyarakatan, maka perkawinan menpunyai fungsi-fungsi sebagai berikut :

a. Sebagai pengatur perialku seksual manusia dalam pergaulan hidupnya

b. Sebagai pemberian hak dan kewajiban bagi suami, istri, anak-anak.

c. Untuk memenuhi kebutuhan manusia akan kawan hidup oleh karena secara

naluriah manusia senantiasa berhasrat untuk hidup berkawan.

d. Untuk memenuhi kebutuhan manusia akan benda materiil.

e. Untuk memenuhi kebutuhan manusia akan prestise.

f. Didalam hal-hal tertentu untuk memelihara interaksi antar kelompok sosial.

4. Type-type lembaga kemasyarakatan

34

Page 35: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

Type-type lembaga kemasyarakatan dapat diklasifikasikan dari berbagai sudut.

Menurut Gillin and Gillin, lembaga kemasyarakatan dapat diklasifikasikan

sebagai berikut :

1. Klasifikasi dari sudut perkembangannya

a. Crescive intitution, juga disebut sebagai lembaga yang paling primer,

merupakan lembaga yang secara tidak sengaja tumbuh dari adat istiadat

masyarakat. Contoh : hak milik, perkawinan, agama dll.

b. Enacted institutions, lembaga yang sengaja dibentuk untuk memenuhi

tujuan tertentu. Contoh : Lembaga hutang-piutang, Lembaga pendidikan

dll.

2. Klasifikasi dari sudut nilai-nilai yang diterima masyarakat.

a. Basic institutions, sebagai lembaga kemasyarakatan yang sangat penting

untuk memelihara dan mempertahankan tata tertib dalam masyarakat.

Contoh : Sekolah-sekolah, keluarga dll.

b. Subsidiary institutions, dianggap sebagai lembaga yang kurang penting,

contoh : Kegiatan-kegiatan untuk rekreasi

3. Klasifikasi dari sudut penerimaan masyarakat

a. Approved institutions/Sanctioned institutions, adalah lembaga-lembaga

yang diterima dimasyarakat, contoh sekolah, perusahaan dagang dsb.

b. Unsanctioned Institutions, adalah lembaga yang ditolak oleh masyarakat,

contoh : Penjahat, pelacur, pemeras, pencoleng.

4. Klasifikasi dari sudut penyebarannya.

a. General institutions, lembaga yang dikenal oelh hampir masyarakat di

dunia, contoh : agama

b. Restricted institutions, lembaga yang dikenal/dianut masyarakat tertentu

saja didunia, contoh : agama protestan, khatolik, budha, dll

5. Klasifikasidari sudut fungsinya

35

Page 36: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

a. Operative institutions, merupakan lembaga yang menghimpun pola-pola

atau cara-cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan lembaga yang

bersangkutan. Contoh : Lembaga industrialisasi

b. Regulative institutions, merupakan lembaga yang bertujuan mengawasi

adat istiadat atau tata kelakuan yang tidak menjadi bagian yang mutlak

dari lembaga itu sendiri. Contoh : Kejaksaan, pengadilan dll.

5.Social Control/Pengendalian Sosial

Agar anggota masyarakat tetap menggunakan norma-norma yang telah

disepakati, maka diperlukan suatu sistem pengawasan yang disebut pengendalian

sosial.

Pengertian pengendalian sosial :

“ Suatu proses baik direncanakan ataupun tidak, yang bersifat mendidik,

mengajak, bahkan memaksa warga masyarakat agar mematuhi kaidah-kaidah

dan nilai-nilai sosial yang berlaku “.

Pengendalian dapat dilakukan oleh :

a. Oleh individu terhadap individu lainnya

Contoh : Seorang ibu mendidik anak-anaknya agar menyesuaikan diri

terhadap nilai-nilai yang berlaku.

b. Oleh individu terhadap kelompok-kelompok lainnya, contoh : Seorang ketua

RW terhadap warganya.

c. Oleh suatu kelompok terhadap kelompok lainnya, contoh : Kelompok islam

(MUI) terhadap ahmadiyah.

d. Oleh suatu kelompok terhadap individu.

Agar pengendalian sosial tersebut berjalan dengan baik, diperlukan adanya

sanksi yang berupa reward dan punishment. Sanksi adalah ganjaran yang

diberikan kepada warga masyarakat dengan memperhatikan kesesuaian antara

tindakan dengan norma yang berlaku atas tindakan dengan norma yang berlaku

atas tindakan tersebut. “Reward” diberikan kepada masyarakat yang tindakannya

36

Page 37: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

sesuai dengan norma yang berlaku. “Punishmen” diberikan kepada warga

masyarakat yang tindakannya tidak sesuai dengan norma yang berlaku

Secara umum, sanksi berfungsi untuk mengingatkan kepada warga masyarakat

mengenai adanya norma yang harus dipatuhi.

Pengendalian sosial dapat dilaksanakan dengan berbagai cara :

a. Persuasive, pelaksanaan pengendalian sosial tanpa paksaan, akan efektif

dilaksananakan pada kondisi masyarakat yang relatif tertib.

b. Coersive, pelaksanaan pengendalian sosial secara paksa, sering dilakukan

pada kondisi masyarakat yang sedang berubah atau tidak stabil.

Pada pelaksanaan pengendalian sosial persuasive, tindakan-tindakan warga

masyarakat lebih mengarah kepada “conformity” yaitu tindakan yang lebih

mengindahkan norma-norma yang berlaku, sedangkan pelaksanaan pengendalian

sosial yang “Coersive” dilakukan karena tindakan-tindakan warga masyarakat

kepada Deviation yaitu tindakan-tindakan yang bertentangan dengan norma-

norma masyarakat.

Dari uraian tentang pengendalian sosial dapat disimpulkan bahwa :

1. Pada masyarakat yang ketat pengendalian sosialnya , conformity akan kuat

dan proses institutionalization akan lancar.

2. Pada masyarakat yang longgar pengendalian sosialnya, deviation akan

mudah terjadi sehingga institutionalization akan terhambat.

3. Ketat atau longgarnya suatu pengendalian sosial, tergantung juga kepada

jelas tidaknya norma dan tegasnya tidaknya sanksi.

BAB VI

37

Page 38: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

PELAPISAN-PELAPISAN SOSIAL(STRATIFIKASI-SOSIAL)

1. Pengertian Stratifikasi Sosial

Selama dalam suatu masyarakat ada sesuatu yang dihargai, dan setiap

masyarakat pasti mempunyai sesuatu yang dihargainya, maka hal itu akan

menjadi bibit yang dapat menumbuhkan adanya sistem berlapis-lapisan dalam

masyarakat.

Barang sesuatu yang dihargai didalam masyarakat itu mungkin berupa uang,

benda-benda yang bernilai ekonomis, tanah, kekuasaan, ilmu pengetahuan,

kesalehan dalam agama, atau mungkin juga keturunan dari keluarga yang

terhormat.

Sistim berlapis-lapis dalam masyarakat, dalam sosiologi dikenal dengan istilah

“Social Stratification”.

Kata stratification berasal dari kata stratum yang berarti lapisan.

Pakar sosiologi Patirim A. Sorokin menyatakan bahwa Social Stratification

adala “pembeda penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara

bertingkat/hierarkhis”.

Perwujudan dari pelapisan ini adalah adanya kelas-kelas tinggi-tinggi dan kelas

yang lebih rendah.

Dasar dan inti lapis-lapisan dalam masyarakat adalah tidak adanya

keseimbangan dalam pembagian hak-hak dan kewajiban-kewajiban, kewajiban-

kewajiban dan tanggung jawab nilai-nilai sosial dan pengaruhnya diantara

anggota-anggota masyarakat.

Terjadinya Lapisan-Lapisan dalam Masyarakat

a. Lapisan yang Terjadi dengan Sendirinnya

Alasan lapisan yang terjadi dengan sendirinya adalah : -kepandaian; -tingkat

umur (yang senior); -sifat keaslian keanggotaan kerabat seorang kepala

masyarakat (Raja/sultan).

Alasan-alasan yang dipakai akan berlainan bagi tiap-tiap masyarakat.

38

Page 39: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

b. Lapisan yang Sengaja Disusun

Hal ini biasanya terjadi untuk mengejar suatu tujuan bersama, yang berkaitan

dengan pembagian kekuasaan dan wewenang yang resmi dalam organisasi-

organisasi formal, misalnya : -pemerintahan; - perusahaan; -partai politik; -

angkatan bersenjata; -perkumpulan.

Untuk melihat terjadinya proses pelapisan-pelapisan dalam masyarakat, haruslah

diperhatikan pokok-pokok pedoman sebagai berikut :

1. Sistem stratifikasi sosial mungkin berpokok pada sistem pertentangan dalam

masyarakat

2. Sistim stratifikasi sosial dapat dianalisa dalam ruang lingkup unsur-unsur

sebagai berikut :

a. Distribusi hak-hak istimewa yang obyektif.

Mis : - penghasilan; - kekayaan ; - keselamatan (kesehatan, laju angka

kejahatan),wewenang, dsb.

b. Sistim bertetangga yang diciptakan warga-warga masyarakat,(prestige

dan penghargaan)

c. Kriteria sistem pertentangan, yaitu apakah didapatkan berdasarkan

kualitas pribadi, keanggotaan kelompok kerabat tertentu, milik,

wewenang, dan kekuasaan.

d. Lambang-lambang Kedudukan

Mis : - tingkah laku hidup; - cara berpakaian; - perumahan;

- keanggotaan pada suatu organisasi dan selanjutnya.

e. Mudah atau sukarnya bertukar kedudukan.

f. Solidaritas diantara individu-individu atau kelompok-kelompok sosial

yang menduduki kedudukan yang sama dalam sistem sosial masyarakat :

Pola-pola interaksi (struktur clique, keanggotaan organisasi

perkawinan, dsb).

Kesamaan/ketidaksamaan sistem kepercayaan, sikap, nilai-nilai

Kesadaran akan kedudukan masing-masing

Aktivitas sebagai oragan kolektif

39

Page 40: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

3. Sifat Stratifikasi Sosial dalam Masyarakat

Sifat stratifikasi didalam suatu masyarakat dapat bersifat :

a. Bersifat Tertutup (closed social stratification)

b. Bersifat Terbuka (open social stratification)

a. Bersifat Tertutup (Closed Social Stratification)

Mambatasi kemungkinan pindahnya seseorang dari satu lapisan yang

lain, ke lapisan lainnya, baik yang merupakan gerak ke atas ataupun

kebawah.

Di dalam sistim yang tertutup ini, satu-satunya jalan untuk masuk

dalam/menjadi anggota dari suatu lapisan dalam masyarakat adalah

karena kelahiran.

Sistim yang tertutup, dengan jelas dapat dilihat dalam masyarakat India

yang berkasta, atau dalam suatu masyarakat yang Feodal, atau dalam

suatu masyarakat dimana stratifikasi tergantung pada perbedaan-

perbedaan rasial.

Dalam suatu sistim ratifikasi yang tertutup, dalam batas-batas tertentu

juga dijumpai pada masyarakat Bali. Menurut kitab-kitab Suci orang

Bali, masyarakat Bali terbagi kedalam 4 lapisan, yaitu :

Brahmana Satria disebut “triwangsa” Vesia Sudra disebut “Jaba”

Keempat lapisan tersebut terbagi lagi kedalam lapisan-lapisan khusus.

Biasanya orang-orang akan mengetahui dari gelar seseorang, kedalam

kasta mana dia tergolong, gelar-gelar tersebut diwariskan menurut garis

keturunan laki-laki (patrilineal), yaitu :

Kasta Gelar Brahmana Ida Bagus Satria Dewa, Tjokorda, Ngahan, Bagus Vesia I. Gusti, Gusti Sudra Pande, Kbon, Pasek.

40

Page 41: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

4. Ukuran Pelapisan Sosial

Ukuran atau kriteria yang biasanya dipakai untuk menggolong-golongkan

anggota anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan tertentu adalah sebagai

berikut :

a. Ukuran Kekayaan

Ukuran kekayaan (kebendaan) daqpat dijadikan suatu ukuran. Barang

siapa yang memiliki kekayaan paling banyak, termasuk ke dalam lapisan

teratas. Kekayaan tersebut misalbnya dapat dilihat pada bentuk rumah,

mobil, kebiasaan bebbelanja barang-barang mahal, dll.

b. Ukuran kekuasaan

Barang siapa yang memiliki kekuasaan dan wewenang terbesar

menempati lapisan tertinggi

c. Ukuran kehormatan

Orang yang paling disegani dan dihormati, mendapat tempat yang

teratas. Ukuran semacam ini banyak dijumpai pada masyarakat-

masyarakat tradisional, biasanya mereka adalah golongan tua atau

mereka yang pernah berjasa besar kepada masyarakat.

d. Ukuran Ilmu Pengetahuan

Ilmu pengetahuan sebagai ukuran, dipakai oleh masyarakat yang

menghargai ilmu pengetahuan.

Orang yang mempunyai ilmu pengetahuan tertinggi mendapat tempat

pada lapisan atas.

5. Unsur-unsur Stratifikasi Sosial

Hal yang mewujudkan unsur-unsur dalam stratifikasi sosial adalah

“Kedudukan”(status) dan “Peranan”(Role). Yang merupakan unsur baku

dalam stratifikasi sosial.

a. Kedudukan (Status)

Kadang-kadang dibedakan antara pengertian kedudukan (status) dengan

kedudukan sosial (social status).

41

Page 42: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

Kedudukan diartikan sebagai tempat atau pasti seseorang dalam suatu

kelompok sosial, sehubungan dengan orang-orang lainnya dalam

kelompok tersebut atau tempat/posisi suatu kelompok sehubungan

dengan kelompok-kelompok lainnya didalam kelompok yang lebih

besar lagi.

Kedudukan sosial siartikan sebagai tempat seseorang secara umum

dalam masyarakatnya sehubungan dengan orang-orang lain, dalam arti

lingkungan pergalannya, pestigennya, serta hak-hak dan kewajiban-

kewajibannya.

Kedudukan atau status merupakan tempat atau posisi seseorang pada

struktur sosial masyarakatanya. Posisi tersebut jika dipisahkan dari individu

yang memilikinya, hanyalah merupakan kumpulan hak-hak dan kewajiban-

kewajiban.

Hak-hak dan kewajiban-kewajiban tersebut hanya dapat terlaksana melalui

perantaraan individu-individu, maka agak sukar untuk memisahkannya

secara tegas antara individu dengan statusnya.

Bentuk-bentuk Status

Berdasarkan bagaimana seseorang memperoleh status/kedudukan dapat

dibedakan antara lain :

1. Ascribed Status

Status yang diperoleh seseorang secara otomatis, begitu lahir orang

tersebut telah memiliki kedudukan/status tertentu.

Misalnya : - jenis kelamin

- keturunan, bapaknya bangsawan anaknya pun bangsawan

Ascribed status ini akan lebih berkembang pada masyarakat yang

sistem pelapisan sosialnya tertutup.

2. Achieved Status

Sesuatu bentuk kedudukan/status yang diperoleh seseorang dengan

melalui usaha-usaha yang disengaja. Kedudukan semacam ini sifatnya

terbuka, artinya setiap orang mempunyai kesempatan untuk mencapai

42

Page 43: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

status ini bial telah melalui usaha-usaha atau melalui persyaratan-

persyaratan yang ditentukan bagi status tersebut.

Contoh : Setiap orang dapat menjadi hakim, asalkan seseorang

memenuhi persyaratan tertentu (mis : menempuh suatu

jenjang pendidikan), syarat-syarat kepegawaian, dsb.

3. Assigned Status

Status ini diberikan sebagai “ganjaran” bagi seseorang yang telah

melaksankan perannya pada suatu posisi tertentu.

Assigned status ini dapat menaikkan posisi seseorang jika orang

tersebut dianggap telah melaksanakan perannya melebihi dari

kewajiban-kewajibannya dari posisinya.

Contoh : - Seorang guru, karena telah melakukan kewajiban yang

melebihi standard dari kewajibannya diberikan sebutan

sebagai : “Guru teladan” .

Seseorang dalam masyarakat biasanya memiliki beberapa kedudukan

sekaligus. Dalam hubungan, macam-macam kedudukan tersebut.

Biasanya yang selalu menonjol hanya ada satu kedudukan yang utama.

Contoh : - Bapak Rachmat mempunyai kedudukan sebagai suami, kepala

rumah tangga, ketua RT, sebagai guru, direktur S.M.A. Bagi

masyarakat, kedudukan sebagai Dikrektur SMA itulah yang

menonjol.

Adakalannya, antara kedudukan-kedudukan yang dimiliki seseorang

timbul pertentangan atau konflik, yang dinanamakn “Status-Conflict”.

Contoh : - Bapak Rachmat tersebut, dalam kedudukannya sebagai

Direktur SMA harus menghukum puteranya sendiri yang

menjadi siswa SMA tersebut, karena telah melanggar tat-tertib

sekolah .

Kedudukan macam apa yang dimiliki seseorang atau kedudukan macam

apa yang melekat padanya, dapat terlihat pada kehidupan sehari-harinya

melalui ciri-ciri tertentu yang dinamakan “Status Symbol”(prestige-

43

Page 44: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

symbol). Ciri-ciri tersebut seolah-olah sudah menjadi bagian dari

hidupnya. Terdapat beberapa ciri-ciri tertentu yang dianggap sebagai

status-symbol, misalnya : - cara berpakaian; - pergaulan; - cara-cara

mengisi waktu senggang, memilih tempat

tinggal, dsb.

b. Peranan (Role)

Peranan (Role) merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan (status).

Apabila seseorang melaksanakan hak-hak dan kewajiban-kewajibannya

sesuai dengan kedudukannya maka dia menjalankan suatu peranan.

Oleh karena itu, seseorang dikatakan menduduki suatu posisi dalam

masyarakat, setelah menjalankan peranannya.

Peranan mencakup paling sedikit 3 hal, yaitu :

1. Peranan adalah meliputi norma-norma yang dihubungkan

dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan

dalam arti ini merupakan serangkaian peraturan-peraturan yang

membimbing seseorang dalam kehidupan.

2. Peranan adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan

oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.

3. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang

penting bagi struktur sosial masyarakat.

Agar individu dapat menjalankan peranannya dalam masyarakat,

maka diperlukan fasilitas.

Social Institution/Lembaga Kemasyarakatan dapat diartikan sebagai

fasilitas bagi peran.

Contoh : - Seorang laki-laki agar dapat berperan sebagai seorang

suami dan ayah diperlukan social institution/lembaga

kemasyarakatan yaitu : Lembaga perkawinan dan lembaga

keluarga.

Sejalan dengan adanya status-conflict, juga ada yang disebut

conflict of roles dan bahkan kadang-kadang suatu pemisahan antara

44

Page 45: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

individu dengan peranannya yang sesungguhnya harus

dilaksanakan, hal ini didalam ilmu sosiologi dinamakn “role-

distance”. Gejala tadi timbul apabila si individu merasakan dirinya

tertekan, karena dia merasa dirinya tidak sesuai untuk melaksanakan

peranan yang diberikan oleh masyarakat kepadanya. Karena itu dia

tidak melaksanakan perananya dengan sempurna atau bahkan

menyembunyikan dirinya, apabila dia berada dalam lingkungan

sosial yang berbeda.

Lingkungan sosial/social circle adalah kelompok sosial dimana

seseorang mendapat tempat dan kesempatan untuk melaksanakan

perananya. Setiap peranan bertujuan agar antara individu yang

melaksanakan peranan tadi dengan orang-orang disekitarnya

mempunyai hubungan dengan peranan tersebut, yang diatur oleh

nilai-nilai sosial yang diterima dan ditaati kedua belah pihak.

Contoh : - peranan antara dokter dengan pasiennya nilai yang dianut adalah hygienis.

- nilai-nilai keagamaan antara pemuka agama dengan pemeluk-pemeluk agama.

6. Mobilitas Sosial (Social Mobility)

Mobilitas sosial atau social mobility, ialah gerak orang-orang atau kelompok

manusia dalam struktur sosial.

Contoh : seorang guru beralih pekerjaan menjadi pedagang

Gerak sosial tidak terbatas pada individu-individu saja, akan tetap

menyangkut juga pada kelompok-kelompok sosial.

Contoh : satu golongan minoritas berasimilasi dengan golongan mayoritas.

Type-type gerak sosial yang prinsipil ada 2 macam, yaitu :

a. Gerak Sosial yang Horizontal

Merupakan gerak individu/kelompok ke posisi yang sederajat. Dengan

demikian pada gerak sosial horizontal, tidak terjadi perubahan dalam

derajat kedudukan seseorang.

b. Gerak sosial yang Vertikal

45

Page 46: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

Merupakan gerak individu/kelompok sebagai perpindahan dari suatu

kedudukan sosial ke kedudukan lainnya tidak sederajat.

Terdapat dua jenis gerak sosial yang vertikal, yaitu :

Yang naik (social climbing) dan

Yang turun (social sinking).

Gerak sosial vertikal yang naik mempunyai dua bentuk utama, yaitu :

1. Masuknya individu-individu yang mempunyai kedudukan rendah

ke dalam kedudukan yang lebih tinggi, kedudukan tersebut. Telah

ada.

2. Pembentukan suatu kelompok baru yang kemudian ditempatkan

pada derajat yang lebih tinggi dari kedudukan individu-individu

pembentuk kelompok tersebut.

Gerak sosial vertiakl yang menurun mempunyai dua bentuk utama :

1. Turunnya kedudukan individu ke kedudukan yang lebih rendah

derajatnya

2. Turunnya derajat sekelompok individu-individu yang dapat

berupa suatu disintegrasi dalam kelompok sebagai kesatuan.

Gerak-gerak sosial vertikal dalam masyarakat memerlukan saluran-saluran.

Proses gerak sosial vertikal melalui saluran-salurannya disebut : “Social

Circulation”. Sedangkan saluran-saluran untuk gerak sosial itu adalah

Lembaga-lembaga kemasyarakatan.

Misalnya : - Lembaga pendidikan, Lembaga ekonomi, ataupun Lembaga

politik.

Lembaga-lembaga pendidikan misalnya “sekolah” pada umumnya

merupakan saluran yang konkrit dari gerak sosial yang vertikal. Bahkan

sekolah-sekolah dapat dianggap sebagai “Social Elevator” yang bergerak

dari kedudukan-kedudukan yang paling rendah ke kedudukan yang paling

tinggi dalam masyarakat.

Prinsip-prinsip umum gerak sosial yang vertikal adalah sebagai berikut :

46

Page 47: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

1. Hampir tidak ada masyarakat yang sifat sistem berlapis-lapisnya

secara mutlak tertutup

2. Betapapun terbukanya sistem berlapis-lapis dalam suatu masyarakat,

tidak mungkin gerak sosial yang vertikal dilakukan tanpa sebab-

sebanya; sedikit banyak akan terdapat hambatan-hambatan

3. Gerak sosial vertikal yang umum berlaku bagi semua masyarakat

mempunyai ciri-cirinya yang khas bagi gerak sosialnya yang vertikal

4. Laju gerak sosial vertikal yang disebabkan oleh faktor-faktor ekonomi,

politik, dan pekerjaan adalah berbeda

5. Berdasakan pengalaman sejarah, khususnya dalam gerak sosial

vertikal yang disebabkan faktor-faktor ekonomi, politik, dan

pekerjaan, tidak ada kecenderungan uan continu perihal bertambah

atau berkurangnya laju gerak sosial.

BAB VII

47

Page 48: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

KONSEP-KONSEP POLITIK

Pendahuluan

Pada bab ini, akan dibahas dua konsep penting dari polotik yaitu, kekuasaan dan

negara. Khusus untuk konsep kekuasaan, konsep ini ditempatkan sebagai konsep

sentral dan politik. Karena kekuasaan, merupakan substansi dari politik. Untuk itu,

dibawah ini dikemukakan beberapa tentang politik, dimana dari definisi tersebut kita

dapat menyimpulkan bahwa inti-inti dari politik adalah kekuasaan. Adapun definisi dari

politik itu adalah sebagai berikut :

1) “Politik adalah bermacam-macam kegiatan dalam suatu sistim politik (atau

negara) yang menyangkut proses menentukan tujuan-tujuan dari sistim itu dan

melaksankan tujuan-tujuan itu.”

Dari definisi di atas, dapat dianalisis bahwa suatu sistem, dalam hal ini negara

tidak akan dapat menentukan tujuan-tujuannya, apalagi melaksanakan dan

mencapai tujuan tanpa adanya power atau kekuasaan. Sebab, untuk

melaksanakan tujuan-tujuan itu perlu ditentukan kebijakan-kebijakan umum

(public policies) yang menyangkut pengaturan dan pembagian atau alokasi dari

sumber-sumber yang ada. Untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan itu, perlu

dimiliki kekuasaan (power) dan kewenangan (Authority), yang akan digunakan

baik dalam membina kerja sama maupun untuk menyelesaikan konflik yang

mungkin timbul dalam proses ini. Dengan demikian; power/kekuasaan

merupakan substansi dari politik. Bahkan definisi-definisi berikut ini (definisi 2

& 3) secara tegas dan jelas mengemukakan hubungan antara politik dengan

kekuasaan.

2) “Politik merupakan perjuangan untuk mendapat kekuasaan”

3) “Politik merupakan sistim pengaturan pembagian kekuasaan dan pengukuhan

wewenang dalam masyarakat.”

BAB VIII

48

Page 49: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

KEKUASAAN

Kekuasaan (power) mendapat banyak perhatian dari para ahli ilmu pengetahuan

sosial, karena kekuasaan secara empiris mempunyai peranan yang dapat menentukan

nasib berjuta-juta manusia. Sosiologi sebagai suatu ilmu pengetahuan menempatkan

kekuasaan sebagai sesuatu yang bersifat netral, artinya kekuasaan tidak dipandang

sebagai sesuatu yang baik atau buruk. Akan tetapi, sosiologi mengakui unsur kekuasaan

meruapakan unsur yang penting dalam kehidupan suatu masyarakat.

Penilaian baik atau buruknya kekuasaan senantiasa harus diukur dengan

kegunaannya untuk mencapai suatutujuan yang sudah ditentukan atau disadari oleh

masyarakat lebih dahulu. Walaupun pada setiap masyarakat (sederhana ataupun yan

sudah kompleks susunannya) kekuasaan itu senantiasa terdapat, akan tetapi kekuasaan

itu tidak dapat dibagi rata kepada semua anggota masyarakat. Karena kekuasaan tidak

dapat dibagi secara merata pada semua anggota masyarakat, maka terdapat makna yang

pokok dari kekuasaan, yaitu; kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain menuruti

kehendak yang ada pada pemegang kekuasaan .

Adapun kekuasaan tergantung dari hubungan antara yang berkuasa dengan yang

dikuasaai atau dengan kata lain tergantung dari interaksi antara pihak yang memiliki

kemampuan untuk melancarkan pengaruh dengan pihak lain yang menerima pengaruh

ini, dengan rela atau terpaksa. Apabila kekuasaan itu ditempatkan pada diri seseorang,

maka biasanya orang itu dinamakan pemimpin dan mereka yang menerima pengaruhnya

adalah pengikut. Bedanya antara kekuasaan (power) dan wewenang (authority) ialah

bahwa setiap kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain dapat dinamakan kekuasaan,

sedangkan wewenang (authority) adalah kekuasaan yang terdapat pada seseorang atau

sekelompok orang, yang mempunyai dukungan atau mendapat pengakuan dari

masyarakat. Oleh karena itu, wewenang disebut juga Legalized Power. Wewenang akan

muncul pada waktu masyarakat muali mengatur pembagian kekuasaan dan menentukan

penggunaanya.

49

Page 50: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

Pada masyarakat yang sudah kompleks, dengan pembagian kerja yang sudah

terspesialisasi, pembagian wewenang berdasarkan kekuasaan terperinci. (Misalnya;

seorang Menteri dipegang kepalanya oleh seorang lulusan SD, tapi Menteri tersebut

tidak marah, karena lulusan SD tersebut adalah tukang cukur). Walaupun demikian,

tidak semua kekuasaan dapat terjelma dalam wewenang sebab kalau setiap kekuasaan

menjelma menjadi wewenang maka susunan kekuasaan masyarakat akan menjadi kaku

sehingga tidak dapat mengikuti perubahan-perubahan. Karena keadaan inilah anatara

lain yang menyebabkan masyarakat dinamis.

Adanya kekuasaan dan wewenang pada setiap masyarakat, merupakan gejala

yang wajar, walaupun wujudnya kadang-kadang tidak disukai oleh masyarakat itu

sendiri, oleh karena sifatnya yang abnormal menurut pandangan masyarakat yang

bersangkutan. Walaupun demikian, setiap masyarakat memerlukan suatu faktor

pengikut atau pemersatu yang terwujud dalam diri seseorang atau sekelompok orang

yang memiliki kekuasaan dan wewenang tadi.

I. Unsur-unsur Kekuasaan

Yang dimaksud dengan unsur-unsur kekuasaan ialah aspek-aspek psikhologisyang

terdapat pada pihak yang dikuasai dan dapat digunakan sebagai “alat” oleh penguasa

dalam menjalankan kekuasaannya.

Adapun unsur-unsur kekuasaan tersebut ialah :1) Rasa takut

Perasaan takut pada seseorang akan menimbulkan suatu kepatuhan

terhadap segala kemauan dan tindakan orang yang ditakuti (pemegang

kekuasaan). Rasa takut ini, selain dapat menimbulkan kepatuhan, juga

menyebabkan orang yang bersangkutan meniru tindakan-tindakan orang

yang ditakutinya. Gejala tersebut dinamakan Matched Dependent

Behavior, gejala ini hanyalah seolah-olah suatu upaya untuk menghindari

“sumber” dari rasa takut tersebut. Rasa takut ini, biasanya dipergunakan

oleh pemerintah (penguasa) yang autoriter.

50

Page 51: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

2) Rasa cinta

Rasa cinta meruapakan reaksi yang positif dari pihak yang dikuasai yang

timbul dari tindakan-tindakan tertentu dalam hubungan antara pemegang

kekuasaan dengan pihak yang dikuasai. Dalam kerangka interaksi antara

pemegang kekuasaan dengan yang dikuasai “rasa cinta” ini akan tumbuh

jika pemegang kekuasan menempatkan yang dikuasai dalam posisi

sebagai subjek, bukan objek dari suatu kekuasaan. Rasa cinta yang

meruapakan reaksi positif, akan membantu sistim kekuasaan berjalan

dengan baik dan teratur.

3) Kepercayaan

Kepercayaan dapat timbul dari hubungan langsung antara pemegang

kekuasaan dengan yang dikuasai. Kepercayaan ini merupakan hasil

evaluasi dari yang dikuasai terhadap tindakan-tindakan pemegang

kekuasaan dan tindakan-tindakan tersebut dianggap baik. Kepercayaan

dari yang dikuasai terhadap pemegang kekuasaan merupakan faktor yang

penting bagi bertahannya suatu bentuk kekuasaan.

4) Pemujaan

Pemujaan dari orang yang dikuasai terhadap orang atau kelompok

pemegang kekuasaan lebih ditimbulkan oleh adanya unsur ke dua (rasa

cinta) dan ke tiga (kepercayaan) yang berlebihan. Perwujudan dari

pemujaan ini misalnya, pembenaran atas segala tindakan yang dilakukan

oleh pemegang kekuasaan.

Keempat unsur tersebut di atas merupakan “alat” yang dapat dipergunakan

oleh penguasa guna memperlancar jalannya kekuasaan yang ada ditanganya.

Kekuasaan dijalankan melalui bermacam-macam saluran, antara lain berikut ini :

1) Saluran Militer

Apabila saluran ini yang dipergunakan, maka penguasa akan lebih

banyak mempergunakan paksaan (coercion) serta kekuatan militer

(military force) dalam melaksanakan kekuasaanya.

51

Page 52: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

Tujuan utama adalah untuk menimbulkan rasa takut dalam diri

masyarakat, sehingga mereka timbul kepada kemauan penguasa. Untuk

keperluan tersebut, maka seringkali dibentuk organisai-organisasi ataau

pasukan-pasukan khusus yang bertindak sebagai dinas rahasia. Hal ini

banyak dijumpai pada pada negara-negara totaliter seperti misalnya,

Benito Mussolini pada waktu berkuasa di Italia sebelum dan selama

perang dunia kedua. Jerman pada saat Adolf Hilter berkuasa, Soviet

Rusia dan sebagainya.

2) Saluran Ekonomi

Dengan menggunakan saluran-saluran dibidang ekonomi, penguasa

berusaha untuk menguasai kehidupan masyarakat, misalnya dengan jalan

menguasai modal-modal yang besar, menguasai buruh dan sebagainnya.

Dengan jalan menguasai ekonomi dan kehidupan rakyat tersebut, maka

penguasa akan dapat melaksanakan peraturan-peraturannnya serta akan

menyalurkan perintah-perintahnya sisertai sanksi-sanksi tertentu.

3) Saluran Politik

Melalui saluran politik, penguasa dan pemerintah berusaha untuk

membuat peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh masyarakat.

Caranya antara lain adalah dengan meyakinkan atau memaksa

masyarakat untuk menaati peraturan-peraturan yang telah dibuat oleh

badan-badan yang berwenang dan syah.

4) Saluran Tradisi

Saluran tradisi ini biasanya merupakan saluran yang paling disukai.

Dengan cara menyesuaikan tradisi sendiri sengan tradisi yang dikenal

didalam masyarakat, sehingga pelaksanaan kekuasaan dapat berjalan

dengan lebih lancar. Caranya adalah dengan jalan menguji tradisi sendiri,

dengan tradisi sendiri yang dikenal didalam masyarakat, yang sudah

meresap didalam jiwa masyarakat yang bersangkutan. Dengan cara

demikian, maka diharapkan akan dapat diketemukan suatu titik

pertemuan antara tradisi-tradisi tersebut, sehingga pemerintahan akan

dapat berjalan dengan lancar.

52

Page 53: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

5) Saluran Ideolog

Pemegang kekuasaan biasanya mengemukakan serangkaian doktrin-

doktrin yang bertujuan menerangkan dan pembenaran bagi pelaksanaan

kekuasaannya dan hal ini juga sekaligus untuk memantapkan

wewenangnya dipihak yang dikuasai. Setiap penguasa akan berusaha

agar ideologi mereka mendarah daging dalam diri pihak yang dikuasai.

6) Saluran-saluran lain

Misalnya melalui alat-alat komunikasi massa, surat kabar, film,

televisi,radio dan lain-lain. Ataupun lewat kesenian yang disenangi oleh

masyarakat misalnya; wayang atau sandiwara rakyat dan sebagainya.

Suatu kekuasaan yang telah dilaksanakan melalui saluran-saluran kekuasaan,

memerlukan serangkaian cara-cara atau usaha-usaha untuk mempertahankannya. Setiap

penguasa yang telah memegang kekuasaan dalam masyarakat demi stabilnya

masyarakat tersebut, akan berusaha untuk mempertahankannya, cara-cara atau usaha-

usaha yang dapat dilaksanakannya antara lain :

1) Dengan jalan menghilangkan segenap peraturan-peraturan lama, terutama dalam

bidang politik, yang merugikan pihak penguasa. Peraturan-peraturan tersebut akan

digantikannya dengan peraturan-peraturan baru yang akan menguntungkan

penguasa. Keadaan tersebut biasnya terjadi pada waktu ada pergantian kekuasaan

dari seorang penguasa kepada penguasa lain (yang baru).

2) Mengadakan sistim-sistim kepercayaan (belief system) yang akan memperkokoh

kedudukan penguasa atau golongannya, sistim-sistim kepercayaan teresbut meliputi

agama, ideoligi, dan seterusnya.

3) Pelaksanaan administrasi dan birokrasi yang baik

4) Mengadakan konsolidasi secara horizontal dan vertikal

Para penguasa biasanya mempunyai keahlian di bidang-bidang tertentu

misalnya, bidang politik, ekonomi, militer dan seterusnya. Kekuasaan yang dipegang

oleh seorang ahli politik, adalah terutama mencakup di bidang politik saja. Keadaan

53

Page 54: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

semacam itu, yaitu apabila penguasa hanya menguasai bidang-bidang kehidupan yang

khusus, menyebabkan dia lebih mudah untuk digulingkan.

Oleh sebab itu penguasa seharusnya dapat pula meguasai bidang-bidang lain,

disamping bidang dimana dia mempunyai keahlian –keahlian khusus. Apabila dia

sendiri tidak sanggup, maka dia harus berusaha untuk mendekati pihak-pihak lain yang

ahli dan mengajak mereka untuk membuat The Ruling Class tersendiri. Melihat hal-hal

tersebut diatas, maka kecenderungan bahwa kekuasaan bersifat kumulatif, artinya

bertumpuk atau berkumpul dalam satu tangan atau sekelompok orang-orang, merupakan

hal wajar dalam masyarakat. Apabila dalam salah satu bidang kehidupan terdapat orang

kuat yang berkuasa, maka timbul suatu pusat kekuasaan (power centre) sudah tentu

akan timbul pusat-pusat kekuasaan lainnya, yang mungkin merupakan oposisi, sehat

tidaknya oposisi tersebut merupakan soal lain.

Persaingan terhadap yang pada suatu saat memegang tampuk pemerintahan, akan

selalu ada. Apakah persaingan tersebut dapat dilakukan secara bebas atau terbatas, itu

semuanya tergantung dari struktur masyarakatnya. Dengan demikian untuk

memperkokoh kedudukannya, maka penguasa cenderung akan menguasai bidang-

bidang kehidupan tertentu yang dianggap vital, misalnya; bidang eknomi.

Kekuasaan yang ada didalam masyarakat, beraneka ragam bentuk dan polanya,

akan tetapi pada umumnya ada satu pola umum yang ada dalam setiap masyarakat dan

betapapun perubahan-perubahan yang dialami masyarakat itu yang menyebabkan

lahirnya suatu pola baru, namun pola tersebut akan selalu muncul atas dasar pola lama

yang berlaku sebelumnya. Dapat dikatakan bahwa bentuk dan sistim kekuasaan selalu

menyesuaikan dengan adat istiadat dan pola-pola perikelakuan yang ada dalam

masyarakat. Mungkin mengalami perubahan-perubahan sedikit pada batas-batasnya,

akan tetapi pada umumnya garis yang tegas antara yang berkuasa dengan yang dikuasai

selalu ada. Gejala tersebut menimbulkan lapisan-lapisan kekuasaan pada masyarakat.

54

Page 55: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

Terdapat tiga pola umum dari sistim pelapisan kekuasaan, yaitu :

1) Type Kasta

Type kasta ini berdasarkan pada Ascribed Status. Artinya, begitu

seseorang lahir langsung ditempatkan pada lapisan yang sesuai dengan

kapasitas kekuasaannya berdasarkan keturunan. Misalnya, seorang bayi

anak taja langsung ditetapkan pada lapisan tertinggi dalam sistim pelapisan

kekuasaan yang ada. Pada type ini, terdapat garis pemisahan yang tegas

antara lapisan yang berkuasa dengan lapisan yang dikuasai. Garis pemisah

antar lapisan hampir tidak mungkin ditembus, kecil kemungkinan terjadi

gerak sosial vertikal pada type kasta garis pembatas antara lapisan

penguasa dengan yang dikuasai sangat tegas.

2) Type Oligarkhis

Pada type kedua ini masih sama dengan type kasta, yaitu didasarkan pada

ascribed status, akan tetapi individu masih ada kemungkinan untuk naik

lapisan, yaitu jika individu mampu bergaul/berinteraksi dengan

golongan/kelompok penguasa. Pada type Oligarkhis ini, kekuasan berada

pada sejumlah orang-orang yang merupakan bagian terkecil dari

masyarakat. Type semacam ini, dijumpai pada masyarakat feodal yang

berkembang. Atau juga negara berada ditangan partai politik yang

mempunyai kekuasaan yang menentukan. Garis pembatas antara lapisan

penguasa dengan yang dikuasai pada type ini masih ada akan tetapi

terpotong-potong. Sehingga lewat potongan inilah seseorang dapat

melakukan gerak sosial vertikal.

3) Type Demokratis

Pada type ini, ascribed status tidak menentukan posisi seseorang pada

lapisan kekuasaan, tetapi lebih ditentukan oleh Achieved Status, atau

kemampuan seseorang yang diperoleh lewat usaha-usaha/ikhtiar tertentu.

Garis pemisah antara lapisan penguasa dengan yang dikuasai bersifat

mobile, hanyalah titik-titik yang bergerak. Artinya setiap orang

55

Page 56: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

dimungkinkan sekali untuk dapat bergerak naik ke lapisan di atasnya

berdasarkan kemampuan yang diperlukan. Artinya gerak sosial vertikal

sangat dimungkinkan sekali.

Sejalan dengan konsep kekuasaan, terdapat satu konsep lannya yang selalu

beriringan. Konsep yang dimaksud adalah wewenang atau authority. Wewenang disebut

juga sebagai Legalized Power , karena wewenang merupakan kekuasaan yang diakui

dan disyahkan oleh masyarakat.

Dikenal ada beberapa bentuk wewenang sebagai berikut :1) Wewang Kharismatis, Tradisional dan Rasional

a. Wewenang kharismatis, merupakan wewenang yang didasarkan pada

kharisma. Yaitu suatu kemampuan khusus yang terdapat pada diri

seseorang diatas kemampuan rata-rata warga lainnya. Warga sekitarnya

mengakui adanya kemampuan tersebut atas dasar kepercayaan dan

pemujaan.

b. Wewenang tradisional, merupakan wewenang yang telah melembaga

pada seseorang atau sekelompok orang karena adanya proses waktu

sehingga telah menjiwai masyarakat. Oleh karena itu masyarakat

percaya dan mengakui kekuasaan tersebut. Pada wewenang tradisional

ini, dimungkinkan wewenang ini diturunkan kepada seseorang

(anak,misalnya) tanpa melihat kemampuan dari yang menerima

wewenang tersebut dan masyarakat akan mengakuinya. Hal ini terjadi,

karena pada wewenang ini, tidak ada pembatasan yang tegas antara

wewenang dengan kemampuan pribadi seseorang yang terlepas dari

wewenang tersebut.

c. Wewenang rasional/legal, wewenang yang didasarkan sistim hukum

yang berlaku pada masyarakat dan bahkan diperkuat oleh negara. Pada

wewenang rasional ini, kemampuan dari sipemegang wewenang sangat

diperhatikan dan batas-batas dari wewenang dibuat secara tegas.

56

Page 57: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

2) Wewenang Resmi dan Tidak Resmi

Wewenang resmi berkaitandengan posisi seseorang pada sruktur

masyarakat dan karena itu masyarakat mengakuinya. Wewenang tidak

resmi, wewenang yang tidak berkaitan dengan posisi dari struktur yang

diakui masyarakat, wewenang tidak resmi ini ada yang memberi istilah

pengaruh. Misalnya, dapat terjadi bahwa seorang sekretaris direktur suatu

perusahaan besar mempunyai wewenan tidak resmi yang besar sekali.

Atau, misalnya, si dalam suatu lembaga pemasyarakatan, seorang

narapidana tertentu lebih ditakutioleh rekan-rekannya daripada pegawai-

pegawai lembaga pemasyarakatan tersebut yang mempunyai wewenang

resmi.

3) Wewenang Pribadi dan Terittorial

Pada masyarakat akan terdapat kelompok-kelompok yang disatukan

berdasarkan ikatan masyarakat yang dapat berdasarkan hubungan darah

atau berdasarkan kesamaan wilayah. Ikatan berdasarkan hubungan darah

akan menimbulkan wewenang territorial. Misalnya, seorang ayah

mempunyai wewenang untuk mendidik anaknya, sedangkan kepala desa

mempunyai wewenang memanggil warga-warganya yang tersebar untuk

suatu keperluan tersebut.

4) Wewenang Terbatas dan Menyeluruh

Wewenang terbatasadalah wewenang yang hanya mencakup untuk satu

bidang tertentu saja. Misalnya, seorang jaksa atas nama negara dapat

menuntut seseorang yang dianggap melanggar hukum pidana. Sedangakan

negara mempunyai wewenang terhadap segala bidang yang terdapat pada

batas-batas kedaulatan negara tersebut (negara mempunyai wewenang

menyeluruh).

Dalam pemerintahan suatu-suatu negara, wewenang-wewenang tersebut biasanya

diwujudkan pada suatu organisasi yang disebut Birokrasi.

57

Page 58: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

Sebetulnya organisasi (birokrasi) ini merupakan “alat penghubung” antara yang

berkuasa (pemerintah/negara) dengan yang dikuasai (rakyat).

Ciri-ciri birokrasi dan pelaksanaannya adalah sebagai berikut :

1) Adanya ketentuan-ketentuan yang tegas dan resmi mengenai kewenangan

yang didasarkan pada peraturan-peraturan umum, yaitu ketentuan-

ketentuan hukum dan administrasi.

a. Kegiatan-kegiatan sehari-hari untuk kepentingan birokrasi dibagi-bagi

secara tegas sebagai tugas-tugas yang resmi

b. Wewenang untuk memberi perintah atas dasar tugas-tugas resmi

tersebut diatas, diberkan secara langsung dan terdapat pembatasa-

pembatasan oleh peraturan-peraturan mengenai cara-cara yang bersifat

paksaan, fisik, keagamaan atau sebaliknya yang boleh dipergunakan

oleh para petugas.

c. Peraturan-peraturan yang sistimatis disusun untuk kelangsungan

pemenuhan tugas-tugas tersebut dan pelaksanaan hak-hak; hanya

orang-orang yang memenuhi persyaratan saja yang dapat dipekerjakan.

2). Prinsip pertingkatan (hierarki) dan drajat wewenang merupakan sistem yang

tegas perihal hubungan atasan dengan bawahan (super and subordination)

dimana terdapat pengawasan terhadap bawahan dengan atasannya. Hal ini

memungkinkan pula adanya suatu jalan bagi warga masyarakat untuk

meminta agar supaya keputusan-keputusan lembaga-lembaga rendah

ditinjau kembali oleh lembaga-lembaga yang lebih tinggi.

3) Ketatalaksanaan suatu birokrasi yang modern didasarkan pda dokumen-

dokumen tertulis (files) yang disusun dan dipelihara aslinya ataupun

salinannya. Untuk keperluan ini harus ada tata usaha yang

menyelenggarakan secara khusus.

4). Pelaksanaan birokrasi dalam bidang-bidang tertentu memerlukan latihan

dan keahlian yang khusus dari para petugas.

58

Page 59: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

5). Bila birokrasi telah berkembang dengan penuh, maka kegiatan-kegiatannya

memerlukan kemampuan bekerja yang maksimal dari pelaksana-

pelaksananya, terlepas dari kenyataan bahwa bekerja pada organisasi

tersebut secara tegas dibatasi.

6). Pelaksanaan birokrasi didasarkan pada ketentuan-ketentuan umum yang

bersifat langgeng atau kurang langgeng. Sempurna atau kurang sempurna

yang kesemuanya dapat dipelajari. Pengetahuan akan peraturan-peraturan

memerlukan cara yang khusus yang meliputu hukum, ketatalaksanaan

administrasi dan perusahaan.

Dengan memperhatikan ciri-ciri yang telah diuraikan diatas maka dapat

dikatakan bahwa birokrasi paling sedikit mencakup lima unsur yaitu :

1. Organisasi

2. Pengetahuan tenaga

3. Sifatnya yang teratur

4. Bersifat terus-menerus

5. Mempunyai tujuan

59

Page 60: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

BAB IX

PEMBAGIAN KEKUASAAN MENURUT FUNGSI

Trias politica adalah anggapan bahwa kekuasaan negara terdiri dari tiga macam kekuasaan yaitu :

Kekuasaan legislatif atau kekuasaan membuat Undang-undang (sering disebut Relumaking Function)

Kekuasaan eksekutif atau melaksanakan Undang-undang (Rule Application Function)

Kekuasaan yudikatif atau kekuasaan mengadili pelanggaran Undang-undang (Rule Adjudication Function)

Trias politica adalah suatu prinsip normatf bahwa kekuasaan-kekuasaan

(function) ini sebaiknya tidak diserahkan kepada orang yang sama, untuk menncegah

penyalahgunaan kekuasaan oelh pihak yang berkuasa. Dengan demikian diharapkan

hak-hak azazi warga negara lebih terjamin. Doktrin ini untuk pertama kali dikemukakan

oelh John Locke (1632-1755).

Menurut John Locke kekuasaan negara dibagi dalam tiga kekuasaan yaitu :

kekuasaan legislatif, eksekutif, dan federatif. Yang masing-masing terpisah satu sama

lainnya. Kekuasaan legislatif ialah kekuasaan membuat peraturan dan Undang-undang.

Kekuasaan eksekutif adalah kekuasaan melaksanakan undang-undang dan dilamnya

termasuk kekuasaan mengadili (Locke memandang mengadili termasuk pelaksanaan

udang-undang), dan kekuasaan federatif adalah keuasaan yang meliputi segala tindakan

untuk menjaga keamanan negara dalam hubungannya dengan negara lainseperti

membuat aliansi dsb (dewasa ini sering disebut hubungan luar negeri).

Beberapa puluh tahun kemudian, pada tahun 1748, filsuf perancis Montesquieu

memperkembangkan lebih lanjut pemikiran John Locke tersebut. Motesquieu membagi

kekuasaann pemerintahan dalam tiga cabang, yaitu kekuasaan legislatif, eksekutif, dan

yudikatif. Menurut dia jenis kekuasaan tersebut haruslah terpisah satu sama lain, baik

mengenai tugas (fungsi) maupun mengenai alat perlengkapan (organ) yang

menyelenggrakannya. Terutama adanya kebebasan badan yudikatif yang ditekankan

oleh montesquieu, oleh karena disinilah letaknya kemerdekaan individu dan hak azazi

manusia itu dijamin dan dipertaruhkan. Kekuasaan legislatif menurut dia adalah

60

Page 61: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

kekuasan untuk membuat undang-undang, kekuasaan eksekutif meliputi

penyelenggaraan undang-undang (oleh tetapi oleh montesquieu diutamakan tindakan

dibidang politik luar negeri). Sedangkan kekuasaan yudikatif adalah kekuasaan

mengadili atas pelanggaran undang-undang, jadi berbeda dengan John Locke yang

memasukan kekuasaan yudikatif kedalam kekuasaan eksekutif, Montesquieu

memandang kekuasaan pengadilan itu berdiri sendiri. Karena memang kekuasan

eksekutif itu berbeda dengan kekuasaan pengadilan (yudikatif). Sebaliknya oleh

montesquieu kekuasaan hubungan luar negri yang disebut oelh John Locke sebagai

kekuasaan federatif, dimasukan kedalam kekuasaan eksekutif.

Dikemukakan oleh Montesquieu bahwa kemerdekaan hanya dapat dijamin, jika

ketiga fungsi kekuasaan tersebut tidak berada pada satu orang atau badan, tetapi oleh

tiga orang atau badan yang terpisah. Pada dasarnya Montesquieu dengan teorinya itu

menginginkan jaminan bagi kemrdekaan individu terhadap tindakan sewenang-wenang

dari penguasa. Doktrin Montesquieu banyak mempengaruhi orang amerika pada masa

undang-undang dasarnya dirumuskan sehingga, dokumen itu dianggap yang paling

banyak mencerminkan trias politica dalam konsep aslinya. Misalnya presiden amerika

tidak dapat dijatuhkan oelh congres selama masa jabatan empat tahun. Dilain pihak

congres tidak dapat dibubarkan oleh presiden. Presiden ataupun menteri tidak boleh

merangkap menjadi anggota congres, dan presiden tidak dapat membimbing congres

seperti perdana menteri inggris. Begitu pula badan yudikatif, terutama Mahkamah

Agung, mempunyai kedudukan yang bebas, oleh karena para mahkamah agung

mempunyai kedudukan yang bebas, oleh karena para mahkamah agung sekali diangkat

oelh presiden serta selama berkelakuan baik, memegang jabatan seumur hidup atau

sampai saatnya mengundurkan diri secara suka rela. Akan tetapi, sekalipun ketiga

kekuasaan sudah dipisah satu sama lain sesempurna mungkin, namun para penyusun

undang-undang dasar amerika serikat masih juga menganggap perlu untuk menjamin

bahwa masing-masing tidak akan melampaui batas kekuasaannya. Maka dari itu dicoba

untuk membendung kecendrungan ini dengan mengadakan suatu sistem “Check and

balances” (Pengawasan dan keseimbangan) dimana setiap cabang kekuasaan dapat

mengawasi dan mengimbangi cabang kekuasaan lainnya.

61

Page 62: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

Dalam rangka check and balances ini presiden diberi wewenang untuk memveto

rancangan undang-undang yang telah diterima congres, akan tetapi dipihak lain veto ini

dapat dibatalkan oleh congres dengan dukungan 2/3 suara majelis. Mahkamah agung

mengadakan check terhadap badan eksekutif dan badan legislatif melalui “judikal

review” (hak uji). Dilain pihak hakim agung yang telah diangkat oleh badan eksekutif

seumur hidup dapat dihentikan oleh congres kalau ternyata telah melakukan tindakan

kriminal. Begitu pula presiden dapat di “impeach” oleh badan badan itu, presiden boleh

menandatangani perjanjian internasional, tetapi baru dianggap syah jika senat juga

mendukungnya. Begitu pula untuk pengangkatan jabatan-jabatan yang termasuk

wewenang presiden, seperti hakim agung dan duta besar, diperlukan persetujuan dari

senat, sebaliknya menyatakan perang (suatu tindakan eksekutif) hany boleh

diselenggarakan oleh congres. Jadi sistem “check and balances” ini mengakibatkan satu

cabang kekuasaan dalam batas-batas tertentu dapat turut campur dalam tindakan cabang

kekuasaan lain, tidak dimaksud untuk memperbesar efisiensi kerja, tetapi untuk

membatasi kekuasaan dari setiap cabang kekuasaan agar lebih efektif. Akan tetapi

dalam negara sekarang ini apalagi dalam negara berkembang dimana kehidupan

ekonomi dan sosial telah menjadi demikian kompleksnya serta badan eksekutif

mengatur hampir semua aspek kehidupan masyarakat, trias politica dalam arti

pemisahan kekuasaan tidak dapat dipertahankan lagi. Dengan berkembangnya konsep

mengenai negara kesejahteraan diamana pemerintah bertanggung jawab atas

kesejahteraan seluruh rakyat, dan karena itu harus menyelenggarakan perencanaan

perkembangan ekonomi dan sosial secara menyeluruh, maka fungsi kenegaraan itu

hanya dapat diserahi satu fungsi kekuasaan tertentu saja, seperti yang dibayangkan oleh

montesquieu, misalnya saja badan eksekutif tidak hany bertindak sebagai pelaksana dari

undang-undang yang diterima dari dewan perwkilan rakyat, tetapi juga bergerak secara

aktif dibidang legislatif sendiri (misalnya dengan menyusun rancangan undang-undang,

membuat peraturan menteri dsb. Pemerintah juga berkecimpung di bidang yudikatif

(misalnya di indonesia dalam sengketa perumahan, dalam konflik-konflik pajak)..

62

Page 63: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

Begitu pula dalam menafsirkan undang-undang, pemerintah juga “membuat”

undang-undang. Oleh karena keadaan tersebut diatas, maka ada kecenderungan untuk

menafsirkan trias politica tidak lagi pemisahan kekuasaan (separation of power) yang

diartikan bahwa hanya fungsi pokoklah yang dibedakan menurut sifatnya serta

diserahkan kepada badan yang berbeda (distinct hands), tetapi untuk selebihnya kerja

sama diantaranya fungsi-fungsi tersebut tetap diperlukan untuk kelancaran organisasi.

63

Page 64: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

BAB X

NEGARA

Negara merupakan integrasi dari kekuasaan politik, ia adalah organisasi pokok

dari kekuasaan politik. Negara adalah “agency” (alat) dari masyarakat yang mempunyai

kekuasaan untuk mengatur hubungan-hubungan manusia dalam masyarakat dan

menerbitkan gejala-gejala kekuasaan dalam masyarakat. Manusia hidup dalam suasana

kerjasama, sekaligus suasana antagonistis dan penuh pertentangan. Negara adalah

organisasi dalam sesuatu wilayah dapat memaksakan kekuasaannya secara syah

terhadap semua golongan kekuasaan lainnya dan yang dapat menetapkan tujuan-tujuan

dari kehiodupan bersama itu. Negara menetapkan cara-cara dan batas-batas sampai

dimna kekuasaan dapat digunakan dalam kehidupan bersama itu, baik oleh individu dan

golongan atau asosiasi, maupun negara sendiri. Dengan demikian ia dapat

mengintegrasikan dan membimbing kegiatan-kegiatan sosial dari penduduknya ke arah

tujuan bersama.

Dalam rangka ini boleh dikatakan bahwa negara mempunyai dua tugas :

1) Mengendalikan dan mengatur gejala-gejala kekuasaan yang a-sosial, yakni yang bertentangan satu sama lain, supaya tidak menjadi antagonisme yang membahayakan.

2) Mengorganisir dan mengintegrasikan kegiatan manusia dan golongan-golongan ke ara tercapainya tujuan-tujuan dari masyarakat seluruhnya. Negara menentukan bagaimana kegiatan asosiasi-asosiasi kemasyarakatan disesuaikan satu sama lain dan diarahkan kepada tujuan nasional.

Pengendalian tersebut, dilakukan berdasarkan sistim hukum dan dengan

perantaraan pemerintah beserta segala alat-alat perlengkapannya. Kekuasaan negara

mempunyai organisasi yang paling kuat dan teratur, maka dari itu semua golongan atau

asosiasi yang memperjuangkan kekuasaan, harus dapat menempatkan diri dalam

kerangka ini.

64

Page 65: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

Dibawah ini disajikan beberapa definisi mengenai negara;

1) Roger H. Soltau : “Negara adalah alat (agency) atau wewenang (authority)

yang mengatur atau mengendalikan persoalan-persoalan bersama, atas nama

masyarakat.”

2) Harold J. Laski : “Negara adalah suatu masyarakat yang diintegrasikan

karena mempunyai wewenang yang bersifat memaksa dan yang secara syah

lebih agung dari pada individu atau kelompok yang merupakan bagian dari

masyarakat itu. Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang hidup dan

bekerjasama untuk mencapai terkabulnya keinginan-keinginan mereka

bersama. Masyarakat merupakan negara kalau cara hidup yang harus ditaati

oleh individu maupun oleh asosiasi-asosiasi ditentukan oleh suatu wewenang

yang bersifat memaksa dan mengikat.”

3) Max Weber : “Negara adalah suatu masyarakat yang mempunyai monopoli

dalam penggunaan kekerasan fisik secara syah dalam suatu wilayah.”

4) Robert M. Mac Iver : “Negara adalah asosiasi yang menyelenggarakan

penerbitan di dalam suatu masyarakat dalam suatu wilayah dengan

berdasarkan sistim hukum yang diselenggarakan oleh suatu pemerintah yang

untuk maksud tersebut diberi kekuasaan memaksa.”

Jadi, sebagai definisi umum dapat dikatakan bahwa negara adalah suatu daerah

territorial yang rakyatnya diperintah (governed) oleh sejumlah pejabat dan yang berhasil

menuntut dari warga negaranya ketaatan pada peraturan perundang-undangnya melalui

penguasaan (kontrol) monopolisis dari kekuasaan yang syah.

I) Sifat-sifat Negara

Negara mempunyai sifat-sifat khusus yang merupakan manifestasi dari

kedaulatan yang dimilikinya dan hanya terdapat pada negara saja dan tidak terdapat

pada asosiasi atau organisasi lainnya. Sifat-sifat negara tersebut ialah:

65

Page 66: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

1) Sifat Memaksa

Agar peraturan perundang-undangan ditaati dengan demikian penerbitan

dalam masyarakat tercapai serta timbulnya anarkhi dapat dicegah, maka

negara memiliki sifat memaksa, dalam arti mempunyai kekuasaan untuk

memakai kekerasan fisik secara legal. Sarana untuk itu adalah polisi,

tentara dan sebagainya. Organisasi dan asosiasi yang lain dari negara juga

mempunyai aturan; akan tetapi aturan-aturan yang dikeluarkan oleh

negara lebih mengikat. Di dalam masyarakat yang lebih homogen dan

ada konsensus nasional yang kuat mengenai tujuan-tujuan bersama.,

biasanya sifat paksaan ini tidak perlu menonjol; akan tetapi di negara-

negara baru yang kebanyakan belum homogen dan konsensus nasionalnya

belum kuat, seringkali sifat paksaan ini akan lebih tampak. Dalam hal

demikian di negara demokratis tetap disadari bahwa paksaan hendaknya

dipakai seminimal mungkin dan sedapat-dapatnya dipaki persuasi

(meyakinkan). Lagi pula pemakaian paksaan secara ketat selain

memerlukan organisasi yang ketat juga memerlukan biaya tinggi. Unsur

paksaan dapat dilihat misalnya, pada ketentuan pada pajak. Setiap warga

negara harus membayar pajak dan orang yang menghindari kewajiban ini

dapat dikenakan denda, atau disita miliknya atau di beberapa negara

malahan dapat dikenakan hukuman kurungan.

2) Sifat Monopoli

Negara mempunyai monopoli dalam menetapkan tujuan bersama dari

masyarakat. Dalam rangka ini negara dapat menyatakan bahwa suatu

aliran kepercayaan atau aliran politik tertentu dilarang hidup dan

disebarluaskan, oleh karena dianggap bertentangan dengan tujuan

masyarakat.

3) Sifat Mencakup Semua (All Encompassing, All Embracing)

Semua peraturan perundang-undangan (misalnya keharusan membayar

pajak) berlaku untuk semua orang tanpa kecuali. Keadaan demikian

memang perlu, sebab kalau seseorang dibiarkan berada diluar ruang

lingkup aktivitas negara, maka usaha negara ke arah tercapainya

66

Page 67: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

masyarakat yang cita-citakan akan gagal. Lagipula, menjadi warga negara

tidak berdasarkan kemauan sendiri (involuntory membership) dan hal ini

berbeda dengan assosiasi lain di mana keanggotaan bersifat suka rela.

II) Unsur-unsur Negara

Negara terdiri dari unsur-unsur yang dapat diperinci sebagai berikut :

1) Wilayah

Setiap negara berada dalam suatu wilayah tertentu dengan batas-

batasnya. Kekuasaan negara mencakup seluruh wilayah, tidak hanya

tanah, tetapi laut disekelilingnya dan angkasa di atasnya. Karena

kemajuan teknologi dewasa ini masalah wilayah lebih rumit dari pada di

masa lampau. Sebagai contoh, jika di massa lalu, laut sejauh 3 mil dari

pantai (sesuai dengan jarak tembak meriam) dianggap sebagai perairan

territorial yang dikuasai sepenuhnya oleh negara itu, maka peluru-peluru

missile sekarang membuat jarak 3 mil tidak ada artinya. Oleh karena itu

beberapa negara (termasuk Indonesia) mengusulkan agar perairan

territorial diperlebar menjadi 12 mil. Di samping itu, kemajuan

teknologi yang memungkinkan penambangan minyak serta mineral lain

di lepas pantai, atau yang dinamakan “landas dunia ” (Continental Shelf)

telah mendorong sejumlah besar negara untuk menuntut penguasaan atas

wilayah yang jauh lebih luas. Wilayah ini diusulkan sebesar 12 mil

sebagai “economic zone” agar juga mencakup hak menagkap ikan dan

kegiatan ekonomi lainnya.”

2) Penduduk

Setiap negara mempunyai penduduk, dan kekuasaan negara menjangkau

semua penduduk di dalam wilayahnya. Dalam mempelajari soal

penduduk ini, maka perlu diperhatikan faktor-faktor seperti kepadatan

penduduk, tingkat pembangunan, tingkat kecerdasan, homogenitas dan

masalah nasionalisme. Dalam hubungan dua negra yang kira-kira sama

tingkat industrinya, negara yang sedikit penduduknya sering lebih lemah

67

Page 68: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

kedudukannya dari pada negara yang banyak penduduknya (Perancis

terhadap Jerman dalam Perang Dunia II). Sebaliknya, negara yang padat

penduduknya (Cina, India) menghadapi persoalan bagaimana

menyediakan fasilitas yang cukup sehingga rakyatnya dapat hidup

secara layak. Penduduk dalam suatu negara biasanya menunjukkan

beberapa ciri khas yang membedakannya dari bangsa lain. Perbedaan ini

nampak misalnya, dalam kebudayaannya, dalam nilai-nilai politiknya

atau identitas nasionalnya, bahasa, agama dan faktor-faktor yang

mendorong ke arah terbentuknya persatuan nasional dan identitas

nasional yang kuat. Akan tetapi kesamaan setiap faktor tersebut tidak

cukup menjamin ke arah terbentuknya persatuan bangsa. Sedangkan di

sisi lain, perbedaan-perbedaan dalam faktor-faktor tersebut tidak

menutup kemungkinan untuk tumbuhnnya persatuan yang kokoh atau

kuat. Misalnya saja, Swiss mempunyai empat bahasa, India malahan

mempunyai enam belas bahasa resmi, akan tetapi kedua negara sampai

sekarang tidak terpecah belah. Sebaliknya Inggris dan Amerika Serikat

mempunyai bahasa yang sama, tetapi merupakan dua bangsa dan negara

yang terpisah.

3) Pemerintah

Setiap negara mempunyai suatu organisasi yang berwenang untuk

merumuskan dan melaksanakan keputusan-keputusan yang mengikat

bagi seluruh penduduk di dalam wilayahnya. Keputusan-keputusan ini

antara lain berbentuk undang-undang dan keputusan-keputusan lain.

Dalam hal ini pemerintah bertindak atas nama negara dan

menyelenggarakan kekuasaan dari negara.

4) Kedaulatan

Kedaulatan adalah kekuasaan yang tertinggi untuk membuat undang-

undang melaksanakannya dengan semua cara (termasuk paksaan) yang

tersedia, negara mempunyai kekuasaan yang tertinggi ini untuk

68

Page 69: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

memaksa semua penduduknya agar menaati undang-undang serta

peraturan-peraturan lainnya (kedaulatan ke dalam/internal

souvereignity). Disamping itu negara mempertahankan kemerdekaannya

terhadap serangan-serangan dari negara lain dan mempertahankan

kedaulatan ke luar (external souvereignity). Untuk itu negara menuntut

loyalitas yang mutlak dari warga negaranya.

Tujuan dan fungsi negara

Negara dapat di pandang sebagai assosiasi manusia yang hidup dan bekerjasama untuk

mengejar beberapa tujuan bersama. Dapat dikatakan bahwa tujuan terakhir setiap negara

ialah menciptakan kebahagiaan bagi rakyatnya. Menurut Roger H. Soltau, tujuan negara

ialah memungkinkan rakyatnya “Berkembang serta menyelenggarakan daya ciptanya

sebebas mungkin”. Menurut Harold J.Loski “Menciptakan keadaan dimana rakyatnya

dapat mencapai terkabulnya keinginan-keinginan secara maksimal.”

Setiap negara, terlepas dari ideologinya, menyelenggarakan beberapa fungsi

minimum yang mutlak perlu dilaksanakan yaitu:

a) Melaksanakan penerbitan (law and order); untuk mencapa tujuan

bersama dan mencegah bentrokan-bentrokan dalam masyarakat, maka

negara harus melaksanakan penerbitan. Dapat dikatakan negara

bertindak sebagai “stabilitor”.

b) Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya. Dewasa ini

fungsi ini dianggap sangat penting, terutama bagi negara-negara baru.

Pandangan ini di Indonesia tercermin dalam usaha pemerintah lewat

pembangunan lima tahunan.

c) Pertahanan; hal ini diperlukan untuk menjaga kemungkinan serangan

dari luar. Untuk itu, negara dilengkapi dengan alat-alat pertahanan.

d) Menegakkan keadilan; hal ini dilaksanakan melalui badan-badan

pengadilan.

Keseluruhan fungsi negara tersebut di atas diselenggarakan oleh pemerintah

untuk mencapai yang telah ditetapkan bersama.

69

Page 70: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

BAB XI

PARTAI-PARTAI POLITIK

Secara umum dapat dikatakan bahwa partai politik adalah suatu kelompok yang

terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-cita

yang sama. Tujuan kelompok ini ialah untuk memperoleh kekuasaan politik dan

merebut kedudukan politik, (biasanya) dengan cara konstitusionil, untuk melaksanakan

kebijakan-kebijakan mereka. Keiatan seseorang dalam partai politik merupakan suatu

bentuk partisipasi politik. Partisipasi politik mencakup semua kegiatan suka rela melalui

mana seseorang turut serta dalam proses pemilihan pemimpin-pemimpin politik dan

turut serta, secara langsung atau tidak langsung, dalam pembentukan kebijakan umum.

Kegiatan-kegiatan ini mencakup kegiatan memilih dalam pemilihan umum; menjadi

anggota golongan politik seperti partai, kelompok penekan, kelompok kepentingan;

duduk dalam lembaga politik seperti dewan perwakilan rakyat atau melakukan

komunikasi dengan wakil-wakil rakyat yang duduk dalam badan itu; berkampanye dan

menghadiri kelompok diskusi dan sebagainya. Seseorang dikatakan apatis (secara

politik) jika dia tidak ikut serta dalam kegiatan-kegiatan tersebut di atas.

Dibawah ini dikemukakan beberapa definisi mengenai partai politik :

1) Carl J. Friedrich : Partai politik adalah “sekelompok manusia yang

terorganisir secara stabil dengan tujuan merebut atau mempertahankan

penguasaan terhadap pemerintahan bagi pemimpin partainya dan

berdasarkan penguasaan ini memberikan kepada anggota partainya

kemanfaatan yang bersifat idiil maupun materiil.”

2) R.H. Soltau : “Partai politik adalah sekelompok warga negara yang sedikit

banyak teorganisir, yang bertindak sebagai suatu kesatuan politik dan yang

(dengan memanfaatkan kekuasaannya untuk memilih) bertujuan menguasai

pemerintahan dan melaksanakan kebijakan umum mereka.”

3) Newmann : “Partai politik adalah organisasi dari aktivis-aktivis politik yang

berusaha untuk menguasai kekuasaan pemerintahan serta merebut dukungan

70

Page 71: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

rakyat atas dasar persaingan dengan suatu golongan-golongan lain yang

mempunyai pandangan yang berbeda.

Perlu dijelaskan bahwa partai berbeda dengan “gerakan” (movement). Suatu

“gerakan” merupakan kelompok atau golongan yang ingin mengadakan

perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga politik atau kadang-kadang

ingin menciptakan suatu tata masyarakat yang baru sama sekali dengan

memakai cara-cara politik. Dibanding dengan partai politik, gerakan

mempunyai tujuan yang lebih terbatas dan fundamentil sifatnya, dan kadang-

kadang bersifat ideologis. Orientasi ini merupakan ikatan yang kuat diantara

angota-anggotanya dan dapat menumbuhkan suatu identitas kelompok

(group indentity) yang kuat. Organisasinya kurang ketat dibandign dengan

partai politik. Berbeda dengan partai politik, “gerakan” sering tidak

mengadukan nasib dalam pemilihan umum.

Partai politik juga berbeda dengan “kelompok penekan” (pressure group) atau

istilah yang sering dipakai dewasa ini, “kelompok kepentingan” (interest group).

Kelompok ini bertujuan untuk memperjuangkan suatu “kepentingan” dan

mempengaruhi lembaga-lembaga politik agar mendapatkan keputusan yang

menguntungkan atau mengindarkan keputusan yang merugikan, “kelompok

kepentingan” tidak berusaha menempatkan wakil-wakilnya dalam dewan perwakilan

rakyat, melainkan cukup mempengaruhi satu atau beberapa partai didalamya atau

instansi pemerintah atau menteri yang berwenang. Teranglah bahwa “kelompok

kepentingan” mempunyai orientasi yang jauh lebih sempit dari pada partai politik, yang

(karena mewakili pelbagai kelompok) lebih banyak memperjuangkan kepentingan

umum.

I. Fungsi Partai Politik

Dalam negara demokratis partai politik melakukan beberapa fungsi :

1) Partai politik sebagai sarana komunikasi politik, salah satu tugas dari

partai politik adalah menyalurkan aneka ragam pendapat dan aspirasi

masyarakat dan mengaturnya sedemikian rupa sehingga kesimpangsiuran

71

Page 72: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

pendapat dalam masyarakat berkuarang. Dalam masyarakat modern yang

begitu luas, pendapat dan aspirasi seseorang atau suatu kelompok akan

hilang tak berbekas seperti suara di padang pasir, apabila tidak tidak

ditampung dan digabung dengan pendapat dan aspirasi orang lain yang

senada. Prose ini dinamakan “penggabungan kepentingan” (Interest

aggregation). Sesudah digabung, pendapat dan aspirasi ini diolah dan

dirumuskan dalam bentuk yang teratur. Proses ini dinamakan “perumusan

kepentingan” (interest articulation). Semua kegiatan di atas dilakukan

oleh partai. Partai politik selanjutnya merumuskannya sebagai usul

kebijaksanaan. Usul kebijaksanaan ini dimasukkan dalam program partai

untuk diperjuangkan atau disampingkan kepada pemerintah agar dijadikan

kebijakan umum (public policy). Dengan demikian tuntutan dan

kepentingan masyarakat disampaikan kepada pemerintah melalui partai

politik. Dilain pihak partai-partai politik berfungsi juga untuk

membincangkan dan menyebarluaskan rencana-rencan dan

kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah. Dengan demikian terjadi arus

informasi serta dialog dari atas kebawah dan dari bawah ke atas, di mana

partai politik memainkan peranan sebagai penghubung antara yang

memerintah dan yang diperintah, antara pemerintah dengan warga

masyarakat. Dalam menjalankan fungsi ini partai politik sering disebut

sebagai broker (perantara) dalam suatu bursa ide-ide (clearing house of

ideas). Kadang-kadang juga dikatakan bahwa partai politik bagi

pemerintah bertindak sebagai alat pendengar sedangkan warga

masyarakat sebagai pendengar suara.

2) Partai politik sebagai sarana sosialisasi politik. Partai politik juga

berperan sebagai sarana sosialsasi politik (instrumen of political

socialization). Di dalam ilmu politik sosialisasi politik diartikan sebagai

proses melalui mana seseorang memperoleh sikap dan orientasi terhadap

phenomena politik, yang umumnya berlaku dalam masyarakat di mana ia

berada. Biasanya proses sosialisasi berjalan secara berangsur-angsur dari

masa kanak-kanak sampai dewasa. Proses sosialisasi politik

72

Page 73: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

diselenggarakan melalui seramah-ceramah penerangan, kursus kader,

kursus penataran, dan sebagainya.

3) Partai politik sebagai sarana Recruitment politik. Partai politk juga

berfungsi untuk mencari dan mengajak orang yang berbakat untuk turut

aktif dalam kegiatan politik sebagai anggota partai (political recruitment).

Dengan demikian partai turut memperluas partisipasi politik. Caranya

ialah melalui kontak pribadi, persuasi dan lain-lain. Juga diusahakan

untuk menarik golongan muda guna dididik menjadi kader yang dimasa

mendatang akan mengganti pimpinan lama (selection of leadership).

4) Partai politik sebagai sarana pengatur konflik (conflict management).

Dalam masyarakat yang heterogen, persaingan dan perbedaan pendapat

merupakan hal yang wajar. Jika smapai terjadi konflik, partai politik

berusaha untuk mengatasinya.

II. Klasifikasi Partai Politik

Klasifikasi partai dapat dilakukan dengan banyak cara. Bila dilihat dari

segi komposisi dan fungsi keanggotaannya, secara umum dapat dibagi

kedalam dua jenis. Yaitu : “partai massa” dan “partai kader”. “Partai massa”

menggunakan kekuatan berdasarkan keunggulan jumlah anggota; oleh karena

itu biasanya terdiri dari pendukung-pendukung dari berbagai aliran politik

dalam masyarakat yang sepakat untuk bernaung dibawahnya dan

memperjuangkan suatu program yang biasanya luas dan agak kabur.

Kelemahan “Partai massa” cenderung untuk melaksanakan kepentingan

masing-masing, terutama pada saat krisis, sehingga persatuan dalam partai

dapat menjadi lemah atau hilang sama sekali, sehingga salah satu golongan

memisahkan diri dan mendirikan partai baru. Partai kader mementingkan

ketetatan organisasi dan disiplin kerja dari angota-anggotanya. Pimpin partai

biasanya menjaga kemurnian doktrin politik yang dianut dengan jalan

73

Page 74: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

mengadakan saringan terhadap calon anggotanya dan memecat anggotanya

yang menyeleweng dari garis partai yang telah ditetapkan.

Klasifikasi lainnya dapat dilakukan dari segi sifat dan orientasi, dalam

hal ini partai-partai sapat dibagi dalam dua jenis yaitu partai lindungan

(patronage party) dan partai ideologi atau partai azas (weltanschauungs partei

atau programmatic party). “Partai lindungan” umumnya organisasi nasional

yang kendor (sekalipun organisasinya di tingkat lokal sering cukup ketat),

disiplin yang lemah dan biasanya tidak terlalu mementingkan pemungutan

iuran secara teratur. Maksud utama ialah memenangkan pemilihan umum

untuk anggota-anggota yang dicalonkanya; karena itu hanya giat menjelang

masa-masa pemilihan. Partai Demokrat dan Partai Republik di Amerika

Serikat meruapakan contoh dari partai semacam ini.

Partai ideologi atau Partai Azas (sosialisme, fasisme, komunisme,

kristen-Demokrat), biasanya mempunyai pandangan hidup yang digariskan

dalam kebijaksanaan pimpinan dan berpedoman pada disiplin partai yang

kuat dan mengikat, terhadap calon anggota diadakan saringan, sedangkan

untuk menjadi pimpinan disyaratkan lulus melalui beberapa tahap percobaan.

Untuk memperkuat ikatan batin dan kemurnian ideologi maka dipungut iuran

secara teratur dan disebarkan organ-organ partai yang memuat ajaran-ajaran

serta keputusan-keputusan yang telah dicapai oleh pimpinan.

Selain klasifikasi tersebut diatas, ada juga klasifikasi yang membagi

partai menjadi (1) Sistim Partai Tunggal (2) Sistim Dwi Partai, dan (3) Sistim

Multi Partai.

1) Sistim Partai Tunggal

Istilah ini dipakai untuk partai yang benar-benar merupakan satu-

satunya partai dalam satu negara, maupun untuk partai yang

mempunyai kedudukan dominan diantara beberapa partai lainnya.

74

Page 75: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

Dalam kategori terakhir terdapat banyak variasi. Pola partai tunggal

di beberapa negara Afrika (Ghana dimasa Nkrumah, Guinea, Mali,

Pantai Gading), Eropa Timur dan RRC suasana kepartaian

dinamakan “non kompetitif” oleh karena partai-partai yang ada harus

menerima pimpinan dari partai yang dominan dan tidak dibenarkan

bersaing secara merdeka melawan partai tersebut. Kecenderungan

memakai pola sistim partai tunggal, disebabkan karena di negara-

negarabaru pimpinan sering dihadapkan dengan masalah bagaimana

mengintegrasikan berbagai golongan, daerah serta suku bangsa yang

berbeda corak sosial dan pandangan hidupnya. Dikuatirkan bahwa

bila keanekaragaman sosial dan budaya ini dibiarkan, besar

kemungkinan akn terjadi gejolak-gejolak sosial politik yang

mengahambat usaha-usaha pembangunan. Negara yang paling

berhasil untuk meniadakan partai-partai lain ialah Uni Soviet (dulu).

Partai Komunis Uni Soviet bekerja dalam suasana yang non

kompetitif, tudak ada partai lain yang boleh besaing, ataupun yang

ditolelir. Oposisi dianggap sebagai pengkhianat. Partai tunggal serta

organisasi yang bernaung dibawahnya berfungsi sebagai pembimbing

dan penggerek masyarakat dan menekankan perpaduan dan

kepentingan partai dengan kepentingan rakyat secara menyeluruh.

2) Sistim Dwi Partai

Dalam kepustakaan ilmu politik pengertian sistim dwi partai

biasanya diartikan adanya dua partai atau adanya beberapa partai

dengan peranan dominan dari dua partai. Sedikit negara yang dewasa

ini memiliki ciri-ciri sistim dwi partai, kecuali Inggris, Amerika

Serikat dan Pilipina, sistim ini disebut juga sistim khas Anglo Saxon.

Dalam sistim ini partai-partai dengan jelas dibagi dalam partai yang

berkuasa (karena menang dalam pemilihan umum) dan partai oposisi

(karena kalah dalam pemilihan umum). Dengan demikian jelaslah

dimana letaknya tanggung jawab mengenai pelaksanaan fungsi-

fungsi. Dalam sistim ini partai yang kalh berperan sebagai pengecam

75

Page 76: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

utama tapi yang setia (loyal opposition) terhadap kebijaksanaan

partai yang duduk dalam pemerintahan, dengan pengertian bahwa

peranan ini sewaktu-waktu dapat bertukar tangan. Dalam persaingan

memenangkan pemilihan umum kedua partai berusaha untuk merebut

dukungan orang-orang yang ada ditengah dua partai dan yang sering

dinamakan pemilih terapung (floating vote). Sistim Dwi Partai akan

berjalan baik apabila terpenuhi tiga syarat, yaitu komposisi

masyarakat adalah homogen (social homogeinity), konsensus dalam

masyarakat mengenai azas dan tujuan sosial yang pokok (political

consensus) adalah kuat, dan adapun kontinuitas sejarah (historical

continuity). Inggris biasanya dikemukakan sebagai contoh yang

paling ideal dan menjalankan sistim dwi partai. Partai buruh dan

partai konservatif boleh dikatakan tidak mempunyai pandangan yang

banyak berbeda mengenai azas dan tujuan politik, dan perubahan

pimpinan umunya tidak terlalu menganggu kontinuitas dalam

kebijaksanaan pemerintah. Perbedaan yang pokok antara kedua partai

hanyalah berkisar pada cara-cara dan kecepatan melaksanakan

beberapa program pembaharuan yang menyangkut masalah sosial,

perdagangan dan industri. Partai buruh lebih condong untuk banyak

menggunakan pengendalian dan pengawasan dari pihak pemerintah,

sedangkan partai konservatif cenderung untuk memilih cara-cara

kebebasan berusaha. Disamping dua partai tadi ada beberapa partai

kecil lainnya, diantaranya yang paling penting adalah partai Liberal.

Kedudukan partai ini relatif sedikit artinya dan besar baru terasa

peranannya jika kemenangan yang dicapai oleh salah satu partai

besar hanya tipis sekali, sehingga harus diadakan koalisi dengan

partai Liberal. Sistim dwi partai umumnya diperkuat dengan

digunakannya sistim pemilihan “single member constituency” (sistim

distrik), dimana dalam setiap daerah pemilihan hanya dapat dipilih

satu wakil saja. Sistim ini mempunyai kecenderungan untuk

76

Page 77: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

mengahambat pertumbuhan dan perkembangan partai kecil, sehingga

dengan demikian memperkokoh sisitm dwi partai tersebut.

3) Sistim Multi Partai

Umumnya dianggap bahwa keanekaragaman dalam komposisi

masyarakat menjurus ke perkembangannya sistim multi partai. Di

mana perbedaan ras, agama atau suku bangsa adalah kuat, golongan-

golongan masyarakat lebih cenderung untuk menyalurkan ikatan-

ikatan terbatas (primordial) tadi dalam satu wadah saja. Dianggap

bahwa pola multi partai lebih mencerminkan keanekaragaman

budaya dan politik dari pda pola dwi partai. Sistim multi partai

diketemukan di Indonesia, Malaysia, negeri Belanda, Perancis,

Swedia dan sebagainya. Sistim multi partai, apalagi kalau

digandengkan dengan sistim pemerintahan parlementer, mempunyai

kecenderungan untuk menitik beratkan kekuasaan pada badan

legislatif, sehingga peranan badan eksekutif sering lemah dan ragu-

ragu. Hal ini disebabkan oleh karana tidak ada satu partai yang cukup

kuat untuk membentuk suatu pemerintahan sendiri, sehingga terpaksa

membentuk koalisi dengan partai-partai lain. Dalam keadaan

semacam ini partai yang berkoalisi harus selalu mengadakan

musyawarah dan kompromi dengan partai-partai lainnya dan

menghadapi kemungkinan bahwa sewaktu-waktu dukungan dari

partai koalisi lainnya dapat ditarik kembali. Di lain pihak partai-

partai oposisi pun kurang memainkan peranan yang jelas oleh karena

sewaktu-waktu masing-masing partai dapat diajak duduk dalam

pemerintahan koalisi baru. Hal-hal semacam ini menyebabkan sering

terjadinya siasat yang berubah-ubah menurut “kepentingan” situasi

yang dihadapi setiap partai. Dalam sistim semacam ini masalah di

mana letaknya tanggung jawab kurang jelas. Pola multi partai

umumnya diperkuat oleh sistim Perwakilan Berimbang (proportional

representation) yang memberi kesempatan luas bagi pertumbuhan

partai-partai dan golongan-golongan kecil. Melalui sistim perwakilan

77

Page 78: agusbahdjah.files.wordpress.com · Web viewHubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka gejala sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non

berimbang partai-partai kecil dapat menarik keuntungan dari

ketentuan bahwa kelebihan suara yang diperolehnya di suatu daerah

pemilihan dapat ditarik ke daerah pemilihan lain untuk

menggenapkan jumlah suara yang diperlukan guna memenangkan

satu kursi....

78