fistek.net · Web viewBenda yang bergerak pada permukaan padat yang kasar akan mengalami gaya...

43
KOFISIEN KEKENTALAN ZAT CAIR Arham,Aulia Nur Karima Jais,Dewi Armitha Basri *),Irfa Erfianah Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Makassar Abstrak.Telah dilakukan sebuah percobaan mengenai kofisien kekentalan zat cair.Hal yang ingin dicapai dari percobaan ini meliputi:1)Mengetahui bahwa gaya gesekan yang dialami oleh sebuah benda yang bergerak dalam zat cair berkaitan dengan kekentalan zat cair tersebut,dan 2)Menentukan kofisien kekentalan zat cair dengan hukum stokes.Untuk melakukan percobaan ini,alat dan bahan yang dibutuhkan berupa:Tabung stokes,mistar gulung,jangak sorong,neraca ohauss 311 gram,pinset,stopwatch,aerometer baume,termometer batang,zat cair gliserin atau oli,lap/tisyu,dan 2 buah bola pejal dengan ukuran yang berbeda.Langkah pertama yang dilakukan adalah mengukur diameter dan massa setiap bola pejal yang akan digunakan,kemudian menyiapkan tabung gelas dengan sendok penyaringnya dan diisi dengan gliserin sampai tabung gelas hingga hampir penuh.Langkah selanjutnya adalah mengukur massa jenis dari gliserin dengan alat aerometer baume dan meletakkan penanda pada tabung tepat 11 cm berada di bawah permukaan gliserin.Selanjutnya menempatkan tanda berikutnya dengan jarak 21 cm,31 cm,42 cm, 52,5 cm,dan 63 cm.Kemudian mengambil bola pejal 1 dan menempatkannya tepat diatas permukaan gliserin lalu melepaskannya sambil mengukur waktu tempuh yang diperlukan bola untuk menempuh jarak pada setiap penanda.Setiap jarak dilakukan tiga kali percobaan.Dari percobaan ini,diketahui bahwa semakin besar ukuran atau massa suatu bola maka makin cepat pula bola tersebut untuk bergerak dalam zat cair.Dan semakin kental suatu zat cair maka semakin sulit sebuah benda untuk bergerak. Kata Kunci: Fluida,Gaya gesekan, Hukum stokes,Kekentalan RUMUSAN MASALAH 1. Apa yang dimaksud dengan kofisien kekentalan zat cair? 2.Bagaimana pengaruh kekentalan terhadap gaya gesekan yang dialami benda dalam zat cair? 3. Bagaimana cara menentukan kofisien kekentalan zat cair? TUJUAN

Transcript of fistek.net · Web viewBenda yang bergerak pada permukaan padat yang kasar akan mengalami gaya...

Page 1: fistek.net · Web viewBenda yang bergerak pada permukaan padat yang kasar akan mengalami gaya gesekan. Analog dengan hal itu, maka benda yang bergerak dalam zat cair yang kental akan

KOFISIEN KEKENTALAN ZAT CAIR

Arham,Aulia Nur Karima Jais,Dewi Armitha Basri *),Irfa Erfianah

Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Makassar

Abstrak.Telah dilakukan sebuah percobaan mengenai kofisien kekentalan zat cair.Hal yang ingin dicapai dari percobaan ini meliputi:1)Mengetahui bahwa gaya gesekan yang dialami oleh sebuah benda yang bergerak dalam zat cair berkaitan dengan kekentalan zat cair tersebut,dan 2)Menentukan kofisien kekentalan zat cair dengan hukum stokes.Untuk melakukan percobaan ini,alat dan bahan yang dibutuhkan berupa:Tabung stokes,mistar gulung,jangak sorong,neraca ohauss 311 gram,pinset,stopwatch,aerometer baume,termometer batang,zat cair gliserin atau oli,lap/tisyu,dan 2 buah bola pejal dengan ukuran yang berbeda.Langkah pertama yang dilakukan adalah mengukur diameter dan massa setiap bola pejal yang akan digunakan,kemudian menyiapkan tabung gelas dengan sendok penyaringnya dan diisi dengan gliserin sampai tabung gelas hingga hampir penuh.Langkah selanjutnya adalah mengukur massa jenis dari gliserin dengan alat aerometer baume dan meletakkan penanda pada tabung tepat 11 cm berada di bawah permukaan gliserin.Selanjutnya menempatkan tanda berikutnya dengan jarak 21 cm,31 cm,42 cm, 52,5 cm,dan 63 cm.Kemudian mengambil bola pejal 1 dan menempatkannya tepat diatas permukaan gliserin lalu melepaskannya sambil mengukur waktu tempuh yang diperlukan bola untuk menempuh jarak pada setiap penanda.Setiap jarak dilakukan tiga kali percobaan.Dari percobaan ini,diketahui bahwa semakin besar ukuran atau massa suatu bola maka makin cepat pula bola tersebut untuk bergerak dalam zat cair.Dan semakin kental suatu zat cair maka semakin sulit sebuah benda untuk bergerak.

Kata Kunci: Fluida,Gaya gesekan, Hukum stokes,Kekentalan

RUMUSAN MASALAH1. Apa yang dimaksud dengan kofisien kekentalan zat cair?2. Bagaimana pengaruh kekentalan terhadap gaya gesekan yang dialami benda dalam zat

cair?3. Bagaimana cara menentukan kofisien kekentalan zat cair?

TUJUAN1. Memahami bahwa gaya gesekan yang dialami benda yang bergerak dalam fluida

berkaitan dengan kekentalan fluida tersebut2. Menentukan kofisien kekentalan zat cair dengan menggunakan hukum stokes

TEORI SINGKAT

Kekentalan adalah sifat dari suatu zat cair (fluida) disebabkan adanya gesekan antara molekul-molekul zat cair dengan gaya kohesi pada zat cair tersebut. Gesekan-gesekan inilah yang menghambat aliran zat cair.Besarnya kekentalan zat cair (viskositas) dinyatakan dengan suatu bilangan yang menentukan kekentalan suatu zat cair.Hukum viskositas Newton menyatakan bahwa untuk laju perubahan bentuk sudut fluida yang tertentu maka tegangan geser berbanding lurus dengan viskositas.

Page 2: fistek.net · Web viewBenda yang bergerak pada permukaan padat yang kasar akan mengalami gaya gesekan. Analog dengan hal itu, maka benda yang bergerak dalam zat cair yang kental akan

Suatu zat memiliki kemampuan tertentu sehingga suatu padatan yang dimasukkan kedalamnya mendapat gaya tekanan yang diakibatkan peristiwa gesekan antara permukaan padatan tersebut dengan zat cair. Sebagai contoh, apabila kita memasukkan sebuah bola kecil kedalam zat cair, terlihatlah batu tersebut mula-mula turun dengan cepat kemudian melambat hingga akhirnya sampai didasar zat cair.Bola kecil tersebut pada saat tertentu mengalami sejumlah perlambatan hingga mencapai gerak lurus beraturan.Gerakan bola kecil menjelaskan bahwa adanya suatu kemampuan yang dimiliki suatu zat cair sehingga kecepatan bola berubah. Mula-mula akan mengalami percepatan yang dikarenakan gaya beratnya tetapi dengan sifat kekentalan cairan maka besarnya percepatannya akan semakin berkurang dan akhirnya nol. Pada saat tersebut kecepatan bola tetap dan disebut kecepatan terminal. Hambatan-hambatan dinamakan sebagai kekentalan (viskositas). Akibaat viskositas zat cair itulah yang menyebabkan terjadinya perubahan yang cukup drastic terhadap kecepatan batu.

Aliran viskos, dalam berbagai masalah keteknikan pengaruh viskositas pada aliran adalah kecil, dan dengan demikian diabaikan.Cairan kemudian dinyatakan sebagai tidak kental (invicid) atau seringkali ideal dan diambil sebesar nol. Tetapi jika istilah aliran viskos dipakai, ini berarti bahwa viskositas tidak diabaikan.

Untuk benda homoogen yang dicelupkan kedalam zat cair ada tigakemungkinan yaitu, tenggelam, melayang, dan terapung.Oleh kaarena itu percobaan ini dilakukan agar praktikan dapat mengukurviskositas berbagai jenis zat cair.Karena semakin besar nilai viskositas dari larutan maka tingkat kekentalan larutan tersebut semakin besar pula.

Benda yang bergerak pada permukaan padat yang kasar akan mengalami gaya gesekan. Analog dengan hal itu, maka benda yang bergerak dalam zat cair yang kental akan mengalami gaya gesekan yang disebabkan oleh kekentalan zat cair itu. Bedanya adalah gaya gesekan pada benda yang bergerak dalam zat cair kental bergantung pada kecepatan benda. Menurut hukum Stokes, gaya gesekan yang dialami oleh sebuah bola pejal yang bergerak dalam zat cair yang kental adalah :

FS=−6 π η r V [1.1]

Dengan, FS= Gaya gesekan zat cair (kg.m.s-2)η = koefesian kekentalan zat cair (N.m-2.s atau kg.m-1.s-1

r = jari-jari bola pejal (m)V = kecepatan gerak benda dalam zat cair

Page 3: fistek.net · Web viewBenda yang bergerak pada permukaan padat yang kasar akan mengalami gaya gesekan. Analog dengan hal itu, maka benda yang bergerak dalam zat cair yang kental akan

FA FSy

W

Gambar 1.1 :Gaya Stokes

Selain gaya gesekan zat cair, kita juga sudah mengenal gaya berat dan gaya Archimedes. Dengan demikian, maka pada sebuah bola pejal yang bergerak dalam zat cair yang kental (Gambar 6.1) akan mengalami ketiga gaya tersebut atau :

[1.2]

Bila selama bergerak lurus beraturan bola memerlukan waktu selama t untuk

bergerak sejauh y, maka persamaan (8.2) di atas dapat diubah menjadi :

t= 9 η y2gr2 ( ρ−ρ0 ) atau

y=2gr2( ρ− ρ0)9η [1.4]

Dimana y adalah jarak yang ditempuh bola mulai saat bergerak dengan kecepatan konstan

hingga berhenti, dan t adalah waktu yang ditempuhnya.

METODE EKSPERIMEN

Alat dan Bahan

Tabung stokes (1 buah) Mistar gulung (1 buah) Jangak sorong (1Buah) Neraca ohauss 311 gram (1 buah) Pinset (1 buah) Stopwatch (1 buah) Aerometer baume (1 buah) Termometer batang (1 buah) Zat cair gliserin (1 buah)

Bila bola pejal telah mencapai

kecepatan tetap, maka resultan gaya

tersebut akan sama dengan nol,

sehingga benda bergerak lurus

beraturan. Besar kecepatannya pada

keadaan itu adalah:

V=2r2 g ( ρ−ρ0)9η [1.3]

∑ F=W +F A+FS

Page 4: fistek.net · Web viewBenda yang bergerak pada permukaan padat yang kasar akan mengalami gaya gesekan. Analog dengan hal itu, maka benda yang bergerak dalam zat cair yang kental akan

Lap/tisyu (1 buah) Bola peja beda ukuran (2 buah)

Identifikasi Variabel

1.Variabel Kontrol :Massa jenis gliserin (g/cm3),Massa bola (g),dan diameter Bola(cm)

2.Variabel Manipulasi :Jarak tempuh(cm)3.Variabel respon :Waktu tempuh (s)

Definisi Operasional Variabel1. Massa jenis gliserin adalah hasil pengukuran yang didapatkan dengan

menggunakan alat aerometer baume dan memiliki satuan g/cm3.Massa bola adalah hasil pengukuran yang didapatkan dengan menggunakan neraca ohauss 311 gram dan memiliki satuan gram.Diameter bola adalah hasil pengukuran yang didapatkan dengan menggunakan jangaks orong dan memiliki satuan cm.

2. Jarak tempuh adalah jarak yang ditempuh bola mulai saat bergerak atau dilepaskan dari permukaan atas gliserin sampai pada penanda yang telah ditentukan.Adapun satuannya adalah cm.

3. Waktu tempuh adalah waktu yang dibutuhkan oleh benda saat mulai bergerak sampai pada jarak tertentu.Adapun satuannya yaitu sekon.

Prosedur Kerja Langkah pertama yang dilakukan adalah menyiapkan semua alat dan bahan serta mengecek apakah bisa berfungsi dengan baik atau tidak.Selanjutnya, mengukur diameter bola dengan menggunakan jangak sorong dan juga mengukur massanya dengan neraca ohauss 311 gram.Setelah itu,menyiapkan tabung gelas dan menempatkan sendok penyaring pada tabung.Lalu,mengisi tabung dengan gliserin hingga hampir memenuhi tabung gelas.Langkah berikutnya adalah mengukur massa jenis gliserin dengan aerometer baume.Kemudian memberikan tanda pada tabung yang jaraknya 11 cm,21 cm,31 cm,42 cm, 52,5cm dan 63 cm dari permukaan atas gliserin.Kemudian,mengambil bola pejal 1 atau yang ukurannya lebih besar dan melepaskannya kedalam permukaan gliserin pada tabung sambil mengukur waktu yang dibutuhkan dengan stopwatch untuk sampai pada jarak 11 cm.Hal yang sama dilakukan sebanyak tiga kali.Setelah jarak 11 cm,maka diteruskan ke jarak 21 cm dan seterusnya masing-masing sebanyak 3 kali.Langkah terakhir,mencatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan yang ada pada buku penuntun praktikum.

HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISIS DATA

Hasil Pengamatan

Bola 1

Massa jenis gliserin = |1,205 ± 0,05| gram/cm3

Page 5: fistek.net · Web viewBenda yang bergerak pada permukaan padat yang kasar akan mengalami gaya gesekan. Analog dengan hal itu, maka benda yang bergerak dalam zat cair yang kental akan

Massa bola 1 = |5,720 ± 0,005|gram

Diameter bola 1 = |1,66 ± 0,05|cm

Tabel 1. Hubungan jarak dan waktu tempuh untuk bola 1

No Jarak tempuh (cm) Waktu tempuh (s) Rata-rata

1  |11,00± 0.05| 1. |0,2 ± 0,1| 

|0,2 ± 0,1|s2. |0,2 ± 0,1|  3. |0,2 ± 0,1|  

 2  |21,00 ± 0.05| 1. |0,4 ±0,1| 

|0,4 ±0,1|s2. |0,4 ±0,1|  3. |0,4 ±0,1|  

 3 |31,00 ± 0.05| 1. |0,5 ± 0,1| 

|0,6 ± 0,1|s2. |0,6 ± 0,1|  3. |0,6 ± 0,1|  

4   |41,00± 0.05| 1. |0,8 ± 0,1| 

|0,7 ± 0,1|s2. |0,7 ± 0,1|  3. |0,7 ± 0,1|  

 5  |52,50 ± 0.05| 1. |1,1 ± 0,1| 

|1,1 ± 0,1|s2. |1,0 ± 0,1|  3. |1,2 ± 0,1|  

6   |63,00 ± 0.05|1.  |1,2 ± 0,1|

|1,2 ± 0,1|s2.  |1,2± 0,1|3.  |1,2± 0,1|

Bola 2

Massa jenis gliserin = |1,205 ± 0,05| gram/cm3

Massa bola 1 = |1,905 ± 0,005|gram

Diameter bola 1 = |1,26 ± 0,05|cm

Tabel 2.Hubungan jarak tempuh dengan bola 2

No Jarak tempuh (cm) Waktu tempuh (s) Rata-rata

1  |11,00± 0.05| 4. |0,4 ±0 ,1| 

|0,4 ±0,1|s5. |0,3 ± 0 , 1|  6. |0,4 ±0 ,1|  

 2  |21,00 ± 0.05| 4. |0,5 ± 0,1| 

|0,5± 0,1|s5. |0,5± 0,1|  6. |0,5 ± 0 , 1|  

 3 |31,00 ± 0.05| 4. |0,7± 0,1| 

|0,8 ± 0,1|s5. |0,8± 0,1|  6. |0,8 ± 0,1|  

Page 6: fistek.net · Web viewBenda yang bergerak pada permukaan padat yang kasar akan mengalami gaya gesekan. Analog dengan hal itu, maka benda yang bergerak dalam zat cair yang kental akan

4   |41,00± 0.05| 4. |1,1 ± 0,1| 

|1,1± 0,1|s5. |1,0± 0,1|  6. |1,1 ± 0,1|  

 5  |52,50 ± 0.05| 4. |1,2 ± 0,1| 

|1,2 ± 0,1|s5. |1,2 ± 0,1|  6. |1,2 ± 0,1|  

6   |63,00 ± 0.05| |1,5 ± 0,1|

|1,5 ± 0,1|s4.  |1,5 ± 0,1|5.  |1,4 ± 0,1|

Analisis Data

Volume bola

Bola 1

V 1=43

π r3

¿ 43

. 3,14 (0,83 .10−2 m)3

¿2,39×10−6m3

Bola 2

V 2=43

π r3

¿ 43

. 3,14 (0,63 .10−2 m)3

¿1,05 ×10−6 m3

Analisis ketidakpastiannya

∆ V =|∂V∂ d |∆ d

∆ V =|∂( 16

π d3)∂ d |∆ d

∆ V =|36

π d2|∆ d

Page 7: fistek.net · Web viewBenda yang bergerak pada permukaan padat yang kasar akan mengalami gaya gesekan. Analog dengan hal itu, maka benda yang bergerak dalam zat cair yang kental akan

∆ VV

=|36

π d2

16

π d3|∆ d

∆ VV

=|3d|∆ d

∆ V =|3 ∆ dd |V

Bola 1

∆ V 1=|3 ∆ dd |V 1

¿|3(0,005 ×10−2m)1,66 ×10−2 m |2,39×10−6m3

¿|0,009|2,39 ×10−6 m3

¿0,02151 ×10−6 m3

KR=∆ V 1

V 1× 100 %=0,02151 ×10−6m3

2,39 ×10−6m3 × 100 %=0,9 %→ 4 AP

DK=100 %−0,9 %=99,1 %

Pelaporan Fisika

V 1=|2,390± 0,022|×10−6m3

Bola 2

∆ V 2=|3 ∆ dd |V 2

¿|3(0,005 ×10−2m)1,26 ×10−2 m |1,05 ×10−6m3

¿|0,011|1,05 × 10−6 m3

¿0,01155× 10−6 m3

KR=∆ V 2

V 2× 100 %=0,01155 × 10−6 m3

1,05 ×10−6 m3 ×100 %=1,1 %→ 3 AP

Page 8: fistek.net · Web viewBenda yang bergerak pada permukaan padat yang kasar akan mengalami gaya gesekan. Analog dengan hal itu, maka benda yang bergerak dalam zat cair yang kental akan

DK=100 %−1,1 %=98,9 %

Pelaporan Fisika

V 2=|1,05± 0,01|×10−6m3

Massa jenis bola

Bola 1

ρ2=m2

V 2

ρ2=5,720 .10−3 kg2,39. 10−6 m3

ρ2=2,393103 kg /m3

Bola 2

ρ3=m3

V 3

ρ3=1,905. 10−3 kg1,85 . 10−5 m3

ρ3=1,814 .103 kg/m3

Analisis ketidakpastiannya

∆ ρ = |∂ ρ∂ m|∆m + |∂ ρ

∂ v|∆v

∆ ρ = |m v−1

m |∆m + |m v−1

v |∆v

∆ ρ = |v−1|∆m +|mv−2|∆ v

∆ ρρ

= v−1

m v−1 ∆m + mv−2

mv−1 ∆v

∆ ρ=|∆ mm

+ ∆ vv |ρ

Bola 1

Page 9: fistek.net · Web viewBenda yang bergerak pada permukaan padat yang kasar akan mengalami gaya gesekan. Analog dengan hal itu, maka benda yang bergerak dalam zat cair yang kental akan

∆ ρ1=[|∆ m1

m1 |+|∆ V 1

V 1 |] ρ1

¿ [|0,005 . 10−3 kg5,720. 10−3 kg |+|0,02151 .10−6 m3

2,39 .10−6 m3 |]2,393 ×103 kg /m3

¿ [ 0,00874+0,009 ] 2,393 103 kg/m3

¿0,042451 103 kg/m3

KR=∆ ρ1

ρ1.100%=0,042451 ×103 kg /m3

2,393 ×103 kg /m3 . 100 %=1.7 % (3 AP)

DK = 100% - 1.7 %=98.3 %

Pelaporan fisikaρ1=|2,393± 0,0424|× 103 . kg/m3

Bola 2

∆ ρ2=[|∆ m2

m2 |+|∆ V 2

V 2 |] ρ2

¿ [|0,005 . 10−3 kg1,905 . 10−3 kg|+|0,01155 . 10−6 m3

1,05 .10−5m3 |]1,814 .103kg /m3

¿ [ 0,00262+0,011 ] 1,814 .103 kg/m3

¿0,02470. 103 kg/m3

KR=∆ ρ3

ρ3.100 %=0,02470.103kg /m3

1,814 .103 kg/m3 .100 %=1.3 % (3 AP)

DK = 100% - 1.3 %=98.7 %

Pelaporan Fisika¿|1,814 ± 0,0247|×103 kg/m3

Kecepatan tiap bola

Bola 1a. Untuk bola 1 jarak |11,00± 0,05|. 10−2 m

t 1=|0,2 ± 0,1|s

t 2=|0,2 ± 0,1|s

t 3=|0,2 ± 0,1|s

Page 10: fistek.net · Web viewBenda yang bergerak pada permukaan padat yang kasar akan mengalami gaya gesekan. Analog dengan hal itu, maka benda yang bergerak dalam zat cair yang kental akan

t=0,2+0,2+0,23

=0,2 s

δ 1=|t 1−t|=|0,2−0,2|s=0

δ 2=|t 2−t|=|0,2−0,2|s=0

δ 3=|t 3−t|=|0,2−0,2|s=0

δ max=∆ t=0,1 s

KR=∆ tt

×100 %=0,1 s0,2 s

×100 %=50 %→ 2 AP

DK=100 %−50 %=50%

Pelaporan Fisikat=|0,20 ± 0,10|s

Sehingga,

v= st=0,11m

0,20 s=0,55 m /s

b. Untuk bola 1 jarak |21,00 ± 0,05|.10−2 m

t 1=|0,4 ± 0,1|s

t 2=|0,4 ± 0,1|s

t 3=|0,4 ±0,1|s

t=0,4+0,4+0,43

=0,4 s

δ 1=|t 1−t|=|0,4−0,4|s=0

δ 2=|t 2−t|=|0,4−0,4|s=0

δ 3=|t 3−t|=|0,4−0,4|s=0

δ max=∆ t=0,1 s

KR=∆ tt

×100 %=0,1 s0,4 s

×100 %=25 %→ 2 AP

DK=100 %−25 %=75%

Pelapoan Fisikat=|0,40 ± 0,10|s

Sehingga,

Page 11: fistek.net · Web viewBenda yang bergerak pada permukaan padat yang kasar akan mengalami gaya gesekan. Analog dengan hal itu, maka benda yang bergerak dalam zat cair yang kental akan

v= st=0,21m

0,40 s=0,525 m /s

c. Untuk bola 1 jarak |31,00 ± 0,05|.10−2 m

t 1=|0,5 ± 0,1|s

t 2=|0,6 ± 0,1|s

t 3=|0,6 ± 0,1|s

t=0,5+0,6+0,63

=0,6 s

δ 1=|t 1−t|=|0,5−0,6|s=0,1 s

δ 2=|t 2−t|=|0,6−0,6|s=0 s

δ 3=|t 3−t|=|0,5−0,6|s=0,1 s

δ max=∆ t=0,1 s

KR=∆ tt

×100 %=0,1 s0,6 s

× 100 %=16,7 %→ 2 AP

DK=100 %−16,7 %=83,3 %

Pelapoan Fisikat=|0,60 ± 0,10|s

Sehingga,

v= st=0,31 m

0,60 s=0,517 m /s

d. Untuk bola 1 jarak |42,00± 0,05|.10−2 m

t 1=|0,8 ± 0,1|s

t 2=|0,7 ± 0,1|s

t 3=|0,7 ± 0,1|s

t=0,8+0,7+0,73

=0,7 s

δ 1=|t 1−t|=|0,8−0,7|s=0,1 s

δ 2=|t 2−t|=|0,7−0,7|s=0 s

δ 3=|t 3−t|=|0,7−0,7|s=0 s

Page 12: fistek.net · Web viewBenda yang bergerak pada permukaan padat yang kasar akan mengalami gaya gesekan. Analog dengan hal itu, maka benda yang bergerak dalam zat cair yang kental akan

δ max=∆ t=0,1 s

KR=∆ tt

×100 %=0,1 s0,7 s

× 100 %=14,3 %→2 AP

DK=100 %−14,3 %=85,7 %

Pelapoan Fisikat=|0,70 ± 0,10|s

Sehingga,

v= st=0,42 m

0,70 s=0,6 m /s

e. Untuk bola 1 jarak |52,50 ± 0,05|.10−2m

t 1=|1,1 ±0,1|s

t 2=|1,0 ± 0,1|s

t 3=|1,1 ± 0,1|s

t=1,1+1,0+1,13

=1,1 s

δ 1=|t 1−t|=|1,1−1,1|s=0 s

δ 2=|t 2−t|=|1,0−1,1|s=0,1 s

δ 3=|t 3−t|=|1,1−1,0|s=0,1 s

δ max=∆ t=0,1 s

KR=∆ tt

×100 %=0,1 s1,1 s

×100 %=9,1% →2 AP

DK=100 %−9,1 %=90,9 %

Pelapoan Fisikat=|1,1 ± 0,1|s

Sehingga,

v= st=0,525 m

1,1 s=0,477 m /s

f. Untuk bola 1 jarak |63,00 ± 0,05|.10−2 m

t 1=|1,2 ±0,1|s

t 2=|1,2 ±0,1|s

Page 13: fistek.net · Web viewBenda yang bergerak pada permukaan padat yang kasar akan mengalami gaya gesekan. Analog dengan hal itu, maka benda yang bergerak dalam zat cair yang kental akan

t 3=|1,2 ± 0,1|s

t=1,2+1,2+1,23

=1,2 s

δ 1=|t 1−t|=|1,2−1,2|s=0

δ 2=|t 2−t|=|1,2−1,2|s=0

δ 3=|t 3−t|=|1,2−1,2|s=0

δ max=∆ t=0,1 s

KR=∆ tt

×100 %=0,1 s1,2 s

×100 %=8,3 % →2 AP

DK=100 %−8,3 %=91,7 %

Pelapoan Fisikat=|1,2 ± 0,1|s

Sehingga,

v= st=0,63 m

1,2 s=0,525 m /s

Bola 2

a. Untuk bola 2 jarak |11,00± 0,05|. 10−2 m

t 1=|0,4 ± 0,1|s

t 2=|0,3 ± 0,1|s

t 3=|0,4 ±0,1|s

t=0,4+0,3+0,43

=0,4 s

δ 1=|t 1−t|=|0,4−0,4|s=0 s

δ 2=|t 2−t|=|0,3−0,4|s=0,1 s

δ 3=|t 3−t|=|0,4−0,4|s=0 s

δ max=∆ t=0,1 s

KR=∆ tt

×100 %=0,1 s0,4 s

×100 %=25 %→ 2 AP

DK=100 %−25 %=75%

Pelapoan Fisikat=|0,40 ± 0,10|s

Page 14: fistek.net · Web viewBenda yang bergerak pada permukaan padat yang kasar akan mengalami gaya gesekan. Analog dengan hal itu, maka benda yang bergerak dalam zat cair yang kental akan

Sehingga,

v= st=0,11m

0,40 s=0,275 m /s

b. Untuk bola 2 jarak |21,00 ± 0,05|.10−2 m

t 1=|0,5 ± 0,1|s

t 2=|0,5 ± 0,1|s

t 3=|0,5 ± 0,1|s

t=0,5+0,5+0,53

=0,5 s

δ 1=|t 1−t|=|0,5−0,5|s=0

δ 2=|t 2−t|=|0,5−0,5|s=0

δ 3=|t 3−t|=|0,5−0,5|s=0

δ max=∆ t=0,1 s

KR=∆ tt

×100 %=0,1 s0,5 s

× 100 %=20 %→2 AP

DK=100 %−20 %=80 %

Pelapoan Fisikat=|0,50 ± 0,10|s

Sehingga,

v= st=0,21 m

0,50 s=0,42 m /s

c. Untuk bola 3 jarak |31,00 ± 0,05|.10−2 m

t 1=|0,7 ± 0,1|s

t 2=|0,8 ± 0,1|s

t 3=|0,7 ± 0,1|s

t=0,7+0,8+0,73

=0,8 s

δ 1=|t 1−t|=|0,7−0,8|s=0,1 s

δ 2=|t 2−t|=|0,8−0,8|s=0 s

Page 15: fistek.net · Web viewBenda yang bergerak pada permukaan padat yang kasar akan mengalami gaya gesekan. Analog dengan hal itu, maka benda yang bergerak dalam zat cair yang kental akan

δ 3=|t 3−t|=|0,8−0,8|s=0 s

δ max=∆ t=0,1 s

KR=∆ tt

×100 %=0,1 s0,8 s

× 100 %=12,5% →2 AP

DK=100 %−12,5 %=87,5 %

Pelapoan Fisikat=|0,80 ± 0,10|s

Sehingga,

v= st=0,31 m

0,80 s=0,3875 m /s

d. Untuk bola 2 jarak |42,00± 0,05|.10−2 m

t 1=|1,1 ±0,1|s

t 2=|1,0 ± 0,1|s

t 3=|1,1 ± 0,1|s

t=1,1+1,0+1,13

=1,1 s

δ 1=|t 1−t|=|1,1−1,1|s=0 s

δ 2=|t 2−t|=|1,0−1,1|s=0,1 s

δ 3=|t 3−t|=|1,1−1,1|s=0 s

δ max=∆ t=0,1 s

KR=∆ tt

×100 %=0,1 s1,1 s

×100 %=9,1% →2 AP

DK=100 %−9,1 %=90,9 %

Pelapoan Fisikat=|1,1 ± 0,1|s

Sehingga,

v= st=0,42 m

1,1 s=0,382 m /s

e. Untuk bola 2 jarak |52,50 ± 0,05|.10−2m

t 1=|1,2 ±0,1|s

Page 16: fistek.net · Web viewBenda yang bergerak pada permukaan padat yang kasar akan mengalami gaya gesekan. Analog dengan hal itu, maka benda yang bergerak dalam zat cair yang kental akan

t 2=|1,2 ±0,1|s

t 3=|1,2 ± 0,1|s

t=1,2+1,2+1,23

=1,2 s

δ 1=|t 1−t|=|1,2−1,2|s=0 s

δ 2=|t 2−t|=|1,2−1,2|s=0 s

δ 3=|t 3−t|=|1,2−1,2|s=0 s

δ max=∆ t=0,1 s

KR=∆ tt

×100 %=0,1 s1,2 s

×100 %=8,3 % →2 AP

DK=100 %−8,3 %=91,7 %

Pelapoan Fisikat=|1,2 ± 0,1|s

Sehingga,

v= st=0,525 m

1,2 s=0,4375 m /s

f. Untuk bola 2 jarak |63,00 ± 0,05|.10−2 m

t 1=|1,5 ± 0,1|s

t 2=|1,5 ± 0,1|s

t 3=|1,5 ± 0,1|s

t=1,5+1,5+1,53

=1,5 s

δ 1=|t 1−t|=|1,5−1,5|s=0

δ 2=|t 2−t|=|1,5−1,5|s=0

δ 3=|t 3−t|=|1,5−1,5|s=0

δ max=∆ t=0,1 s

KR=∆ tt

×100 %=0,1 s1,5 s

×100 %=6,7 %→2 AP

DK=100 %−6,7 %=93,3 %

Pelapoan Fisika

Page 17: fistek.net · Web viewBenda yang bergerak pada permukaan padat yang kasar akan mengalami gaya gesekan. Analog dengan hal itu, maka benda yang bergerak dalam zat cair yang kental akan

t=|1,5 ± 0,1|sSehingga,

v= st=0,63 m

1,5 s=0,42 m /s

Analisis ketidakpastiannya

v= st=s t−1

∆ v=|∂ v∂ s|∆ s+|∂ v

∂t |∆ t

¿|∂ s t−1

∂ s |∆ s+|∂ s t−1

∂ t |∆ t

∆ v=|t−1|∆ s+|s t−2|∆ t

∆ vv

=| t−1

s t−1|∆ s+|s t−2

s t−1|∆ t

∆ v=|∆ ss |+|∆ t

t |v

Bola 1a. Untuk bola 1 jarak |11,00± 0,05|. 10−2 m

∆ v=|∆ ss |+|∆ t

t |v

¿| 0,05× 10−2 m11,00×10−2m|+|0,10 s

0,20 s|0,55 m /s

¿|0,004|+|0,5|0,55m / s

¿|0,504|0,55 m /s

¿0,2772 m /s

KR=∆ vv

×100 %=0,2772 m/ s0,55m /s

× 100 %=50,4%→ 2 AP

Pelaporan fisikav=|0,55 ± 0,28|m /s

b. Untuk bola 1 jarak |21,00 ± 0,05|.10−2 m

Page 18: fistek.net · Web viewBenda yang bergerak pada permukaan padat yang kasar akan mengalami gaya gesekan. Analog dengan hal itu, maka benda yang bergerak dalam zat cair yang kental akan

∆ v=|∆ ss |+|∆ t

t |v

¿| 0,05 ×10−2 m21,00 ×10−2 m|+|0,10 s

0,40 s|0,525 m /s

¿|0,002|+|0,25|0,525 m /s

¿|0,252|0,525 m /s

¿0,1323 m /s

KR=∆ vv

×100 %=0,1323 m /s0,525 m /s

×100 %=25,2 %→ 2 AP

Pelaporan fisikav=|0,52± 0,13|m /s

c. Untuk bola 1 jarak |31,00 ± 0,05|.10−2 m

∆ v=|∆ ss |+|∆ t

t |v

¿| 0,05×10−2 m31,00 ×10−2 m|+|0,10 s

0,60 s|0,517 m /s

¿|0,001|+|0,16|0,517 m /s

¿|0,161|0,517 m / s

¿0,083237 m /s

KR=∆ vv

×100 %=0,083237 m /s0,517 m /s

×100 %=16,1 %→ 2 AP

DK=100 %−16,1%=83,9 %

Pelaporan fisikav=|0,52 ± 0,08|m /s

d. Untuk bola 1 jarak |42,00± 0,05|.10−2 m

∆ v=|∆ ss |+|∆ t

t |v

¿| 0,05 ×10−2m42,00 ×10−2m|+|0,10 s

0,70 s|0,6 m / s

¿|0,001|+|0,14|0,6 m / s

Page 19: fistek.net · Web viewBenda yang bergerak pada permukaan padat yang kasar akan mengalami gaya gesekan. Analog dengan hal itu, maka benda yang bergerak dalam zat cair yang kental akan

¿|0,141|0,6 m / s

¿0,0846 m /s

KR=∆ vv

×100 %=0,0846 m /s0,6 m /s

×100 %=14,1 %→ 2 AP

Pelaporan fisikav=|0,60± 0,08|m /s

e. Untuk bola 1 jarak |52,50 ± 0,05|.10−2m

∆ v=|∆ ss |+|∆ t

t |v

¿| 0,05 ×10−2 m52,50× 10−2 m|+|0,1 s

1,1 s|0,477 m /s

¿|0,0009|+|0,09|0,477 m /s

¿|0,0909|0,477 m/ s

¿0,0433593 m /s

KR=∆ vv

×100 %=0,0433593 m /s0,477 m /s

×100 %=9,09%→ 2 A P

Pelaporan fisikav=|0,48 ± 0,04|m / s

f. Untuk bola 1 jarak |63,00 ± 0,05|.10−2 m

∆ v=|∆ ss |+|∆ t

t |v

¿| 0,05 ×10−2 m63,00 ×10−2 m|+|0,1 s

1,2 s|0,525 m /s

¿|0,0007|+|0,08|0,525 m /s

¿|0,0807|0,525 m/ s

¿0,0423675 m /s

KR=∆ vv

×100 %=0,0423675 m /s0,525 m /s

×100 %=8,07%→ 2 AP

DK=100%−8,07%=91,93%

Pelaporan fisika

Page 20: fistek.net · Web viewBenda yang bergerak pada permukaan padat yang kasar akan mengalami gaya gesekan. Analog dengan hal itu, maka benda yang bergerak dalam zat cair yang kental akan

v=|0,52± 0,04|m /s

Bola 2a. Untuk bola 2 jarak |11,00± 0,05|. 10−2 m

∆ v=|∆ ss |+|∆ t

t |v

¿| 0,05× 10−2 m11,00×10−2m|+|0,10 s

0,40 s|0,275 m /s

¿|0,004|+|0,25|0,275m / s

¿|0,254|0,275 m /s

¿0,06985 m /s

KR=∆ vv

×100 %=0,06985 m /s0,275 m /s

×100 %=25,4 % →2 AP

Pelaporan fisikav=|0,28 ± 0,07|m /s

b. Untuk bola 2 jarak |21,00 ± 0,05|.10−2 m

∆ v=|∆ ss |+|∆ t

t |v

¿| 0,05 ×10−2 m21,00 ×10−2 m|+|0,10 s

0,50 s|0,42 m /s

¿|0,002|+|0,2|0,42 m/ s

¿|0,202|0,42 m /s

¿0,08484 m / s

KR=∆ vv

×100 %=0,08484 m /s0,42 m /s

×100 %=20,2 %→ 2 AP

DK=100 %−20,2 %=79,8 %

Pelaporan fisikav=|0,42 ± 0,08|m /s

c. Untuk bola 2 jarak |31,00 ± 0,05|.10−2 m

Page 21: fistek.net · Web viewBenda yang bergerak pada permukaan padat yang kasar akan mengalami gaya gesekan. Analog dengan hal itu, maka benda yang bergerak dalam zat cair yang kental akan

∆ v=|∆ ss |+|∆ t

t |v

¿| 0,05 ×10−2 m31,00 ×10−2 m|+|0,10 s

0,80 s|0,3875 m /s

¿|0,001|+|0,125|0,3875 m /s

¿|0,126|0,3875m / s

¿0,048825 m /s

KR=∆ vv

×100 %=0,048825 m /s0,3875 m /s

×100 %=12,6 %→ 2 AP

Pelaporan fisikav=|0,39± 0,04|m /s

d. Untuk bola 2 jarak |42,00± 0,05|.10−2 m

∆ v=|∆ ss |+|∆ t

t |v

¿| 0,05×10−2m42,00 ×10−2m|+|0,1 s

1,1 s|0,382 m /s

¿|0,001|+|0,09|0,382 m /s

¿|0,091|0,382 m /s

¿0,034762 m /s

KR=∆ vv

×100 %=0,034762 m/ s0,382 m/ s

× 100 %=9,1 %→ 2 AP

Pelaporan fisikav=|0,38 ± 0,03|m /s

e. Untuk bola 2 jarak |52,50 ± 0,05|.10−2m

∆ v=|∆ ss |+|∆ t

t |v

¿| 0,05 ×10−2 m52,50× 10−2 m|+|0,1 s

1,2 s|0,4375m / s

¿|0,0009|+|0,08|0,4375 m /s

¿|0,0809|0,4375 m /s

Page 22: fistek.net · Web viewBenda yang bergerak pada permukaan padat yang kasar akan mengalami gaya gesekan. Analog dengan hal itu, maka benda yang bergerak dalam zat cair yang kental akan

¿0,03539375 m /s

KR=∆ vv

×100 %=0,03539375 m /s0,4375 m /s

×100 %=8,09 %→ 2 AP

Pelaporan fisikav=|0,44 ± 0,04|m /s

f. Untuk bola 2 jarak |63,00 ± 0,05|.10−2 m

∆ v=|∆ ss |+|∆ t

t |v

¿| 0,05 ×10−2 m63,00 ×10−2 m|+|0,1 s

1,5 s|0,42m / s

¿|0,0007|+|0,07|0,42 m /s

¿|0,0707|0,42m / s

¿0,029694 m / s

KR=∆ vv

×100 %=0,029694 m /s0,42 m /s

×100 %=7,07 % →2 AP

Pelaporan fisikav=|0,42± 0,03|m /s

Koefisien Kekentalan Bola 1

a. Untuk bola 1 jarak |11,00± 0,05|. 10−2 m

η=2 r2 . g (ρ−ρ0)

9 v

η=2(0,83 .10−2m)2 .9,8 m /s (2393 kg/m3−1205 kg /m3)

9 (0.55 m /s )

¿ 1,604 kg4,95 m /s

¿0,324 N m−2 s

b. Untuk bola 1 jarak |21,00 ± 0,05|.10−2 m

η=2 r2 . g (ρ−ρ0)

9 v

Page 23: fistek.net · Web viewBenda yang bergerak pada permukaan padat yang kasar akan mengalami gaya gesekan. Analog dengan hal itu, maka benda yang bergerak dalam zat cair yang kental akan

η=2(0,83 .10−2m)2 .9,8 m /s (2393 kg/m3−1205 kg /m3)

9 (0.52 m /s )

¿ 1,604 kg4,68 m /s

¿0,342 N m−2 s

c. Untuk bola 1 jarak |31,00 ± 0,05|.10−2 m

η=2 r2 . g (ρ−ρ0)

9 v

η=2(0,83 .10−2m)2 .9,8 m /s (2393 kg/m3−1205 kg /m3)9 (0.52 m /s )

¿ 1,604 kg4,68 m /s

¿0,342 N m−2 s

d. Untuk bola 1 jarak |42,00± 0,05|.10−2 m

η=2 r2 . g (ρ−ρ0)

9 v

η=2(0,83 .10−2m)2 .9,8 m /s (2393 kg/m3−1205 kg /m3)

9 (0.60 m /s )

¿ 1,604kg5,4 m /s

¿0,297 N m−2 s

e. Untuk bola 1 jarak |52,50± 0,05|.10−2m

η=2 r2 . g (ρ−ρ0)

9 v

η=2(0,83 .10−2m)2 .9,8 m /s (2393 kg/m3−1205 kg /m3)9 (0.48 m /s )

¿ 1,604 kg4,32 m /s

¿0,371 N m−2 s

Page 24: fistek.net · Web viewBenda yang bergerak pada permukaan padat yang kasar akan mengalami gaya gesekan. Analog dengan hal itu, maka benda yang bergerak dalam zat cair yang kental akan

f. Untuk bola 2 jarak |63,00 ± 0,05|.10−2 m

η=2 r2 . g (ρ−ρ0)

9 v

η=2(0,83 .10−2m)2 .9,8 m /s (2393 kg/m3−1205 kg /m3)

9 (0.52 m /s )

¿ 1,604 kg4,68 m /s

¿0,342 N m−2 s

Bola 2

a. Untuk bola 2 jarak |10,00 ± 0,05|.10−2m

η=2 r2 . g (ρ−ρ0)

9 v

η=2(0.63 .10−2m)2 .9,8 m /s (1814 kg /m3−1205 kg/m3)9 (0,28 m /s )

¿ 0.472 kg2,52m / s

¿0.187 N m−2 s

b. Untuk bola 2 jarak |21,00 ± 0,05|.10−2 m

η=2 r2 . g (ρ−ρ0)

9 v

η=2(0.63 .10−2m)2 .9,8 m /s (1814 kg /m3−1205 kg/m3)

9 (0,42 m /s )

¿ 0.472 kg3,78 m/ s

¿0,124 N m−2 s

c. Untuk bola 2 jarak |32,00 ± 0,05|.10−2 m

η=2 r2 . g (ρ−ρ0)

9 v

η=2(0.63 .10−2m)2 .9,8 m /s (1814 kg /m3−1205 kg/m3)9 (0,39 m /s )

Page 25: fistek.net · Web viewBenda yang bergerak pada permukaan padat yang kasar akan mengalami gaya gesekan. Analog dengan hal itu, maka benda yang bergerak dalam zat cair yang kental akan

¿ 0.472 kg3,51m /s

¿0.134 N m−2 s

d. Untuk bola 2 jarak |40,00± 0,05|.10−2 m

η=2 r2 . g (ρ−ρ0)

9 v

η=2(0.63 .10−2m)2 .9,8 m /s (1814 kg /m3−1205 kg/m3)

9 (0,38 m /s )

¿ 0.472 kg3,42m /s

¿0,138 N m−2 s

e. Untuk bola 2 jarak |52,50 ± 0,05|.10−2m

η=2 r2 . g (ρ−ρ0)

9 v

η=2(0.63 .10−2m)2 .9,8 m /s (1814 kg /m3−1205 kg/m3)9 (0,44 m /s )

¿ 0.472 kg3,96 m /s

¿0,119 N m−2 s

f. Untuk bola 2 jarak |63,00 ± 0,05|.10−2 m

η=2 r2 . g (ρ−ρ0)

9 v

η=2(0.63 .10−2m)2 .9,8 m /s (1814 kg /m3−1205 kg/m3)

9 (0,42 m /s )

¿ 0.472 kg3,78 m/ s

¿0.886 N m−2 s

Analisis Ketidakpastian

Page 26: fistek.net · Web viewBenda yang bergerak pada permukaan padat yang kasar akan mengalami gaya gesekan. Analog dengan hal itu, maka benda yang bergerak dalam zat cair yang kental akan

η=2 r2 g ( ρb−ρg )

9v

¿2(1

2r)

2

g ( ρb− ρg ) v−1

9

η=r 2 g ( ρb−ρg ) v−1

18

∆ η=|∂η∂r |Δd+|∂ η

∂ v|Δv+|∂η∂ ρ|Δ ( Δ ρ )

∆ ηη

=|2 Δrr |+|Δ v

v |+|Δ ( Δ ρ )Δ ρ |

∆ η=[|2 ∆ rr |+| ∆ ρ

( ρ−ρ0 )|+| ∆ ρ0

( ρ− ρ0 )|+|∆ vv |]η

Bola 1a. Untuk bola 1 jarak |11,00± 0,05|. 10−2 m

∆ η=[|2 ∆ rr |+| ∆ ρ

( ρ−ρ0 )|+| ∆ ρ0

( ρ− ρ0 )|+|∆ vv |]η

¿ [|2 . 0,05. 10−3

0,83 .10−3 |+| 42,451 kg/m3

(2393 kg /m3−1205 kg/m3 )|+| 0,005 kg /m3

(2393 kg /m3−1205 kg/m3 )|+|0,28 m /s0,55 m/ s| ]0,324 N m−2 s

¿ [|0,120|+|0,035|+|0,00004|+|0,509|] 0,324 N m−2 s

¿0,215 N m−2 s

KR=0,215 N m−2 s0,324 N m−2 s

.100 %=66%→ 2 AP

DK=100%−66%=34 %

η=|0,32 ±0,22|N m−2 s

b. Untuk bola 1 jarak |21,00 ± 0,05|.10−2 m

Page 27: fistek.net · Web viewBenda yang bergerak pada permukaan padat yang kasar akan mengalami gaya gesekan. Analog dengan hal itu, maka benda yang bergerak dalam zat cair yang kental akan

∆ η=[|2 ∆ rr |+| ∆ ρ

( ρ−ρ0 )|+| ∆ ρ0

( ρ− ρ0 )|+|∆ vv |]η

¿ [|2 . 0,05. 10−3

0,83 .10−3 |+| 42,451 kg/m3

(2393 kg /m3−1205 kg/m3 )|+| 0,005 kg /m3

(2393 kg /m3−1205 kg/m3 )|+|0,13 m /s0,52 m/ s| ]0,342 N m−2 s

¿ [|0,120|+|0,035|+|0,00004|+|0,250|] 0,324 N m−2 s

¿0,138 N m−2 s

KR=0,138 N m−2 s0,342 N m−2 s

.100 %=40%→ 2 AP

η=|0,34 ± 0,14|N m−2 s

c. Untuk bola 1 jarak |31,00 ± 0,05|.10−2 m

∆ η=[|2 ∆ rr |+| ∆ ρ

( ρ−ρ0 )|+| ∆ ρ0

( ρ− ρ0 )|+|∆ vv |]η

¿ [|2 . 0,05. 10−3

0,83 .10−3 |+| 42,451 kg/m3

(2393 kg /m3−1205 kg/m3 )|+| 0,005 kg /m3

(2393 kg /m3−1205 kg/m3 )|+|0,13 m /s0,52 m/ s| ]0,342 N m−2 s

¿ [|0,120|+|0,035|+|0,00004|+|0,250|] 0,324 N m−2 s

¿0,138 N m−2 s

KR=0,138 N m−2 s0,342 N m−2 s

.100 %=40 %→ 2 AP

DK=100 %−40 %=%

η=|0,34 ± 0,14|N m−2 s

d. Untuk bola 1 jarak |42,00± 0,05|.10−2 m

∆ η=[|2 ∆ rr |+| ∆ ρ

( ρ−ρ0 )|+| ∆ ρ0

( ρ− ρ0 )|+|∆ vv |]η

Page 28: fistek.net · Web viewBenda yang bergerak pada permukaan padat yang kasar akan mengalami gaya gesekan. Analog dengan hal itu, maka benda yang bergerak dalam zat cair yang kental akan

¿ [|2 . 0,05. 10−3

0,83 .10−3 |+| 42,451 kg/m3

(2393 kg /m3−1205 kg/m3 )|+| 0,005 kg /m3

(2393 kg /m3−1205 kg/m3 )|+|0,08 m /s0,60 m /s| ]0,297 N m−2 s

¿ [|0,120|+|0,035|+|0,00004|+|0,134|]0,297 N m−2 s=0,078 N m−2 s

KR=0,078 N m−2 s0,297 N m−2 s

.100 %=24%→ 2 AP

DK=100 %−24 %=76 %

η=|0,30 ± 0,08|N m−2 s

e. Untuk bola 1 jarak |52,50 ± 0,05|.10−2m

∆ η=[|2 ∆ rr |+| ∆ ρ

( ρ−ρ0 )|+| ∆ ρ0

( ρ− ρ0 )|+|∆ vv |]η

¿ [|2 . 0,05. 10−3

0,83 .10−3 |+| 42,451 kg/m3

(2393 kg /m3−1205 kg/m3 )|+| 0,005 kg /m3

(2393 kg /m3−1205kg /m3 )|+|0,04 m /s0,48 m /s| ]0,371 N m−2 s

¿ [|0,120|+|0,035|+|0,00004|+|0,083|] 0,371 N m−2 s

¿0,088 N m−2 s

KR=0,088 N m−2 s0,371 N m−2 s

.100 %=23 % →2 AP

DK=100%−23 %=77 %

η=|0,37 ± 0,09|N m−2 s

f. Untuk bola 1 jarak |63,00 ± 0,05|. 10−2 m

∆ η=[|2 ∆ rr |+| ∆ ρ

( ρ−ρ0 )|+| ∆ ρ0

( ρ− ρ0 )|+|∆ vv |]η

Page 29: fistek.net · Web viewBenda yang bergerak pada permukaan padat yang kasar akan mengalami gaya gesekan. Analog dengan hal itu, maka benda yang bergerak dalam zat cair yang kental akan

¿ [|2 . 0,05. 10−3

0,83 .10−3 |+| 42,451 kg/m3

(2393 kg /m3−1205 kg/m3 )|+| 0,005 kg /m3

(2393 kg /m3−1205 kg /m3 )|+|0,04m /s0,52m/ s| ]0,342 N m−2 s

¿ [|0,120|+|0,035|+|0,00004|+|0,077|] 0,342 N m−2 s

¿0,0 79 N m−2 s

KR=0,079 N m−2 s0,342 N m−2 s

.100 %=23 %→2 AP

DK=100 %−23%=77%

η=|0,34 ± 0,08|N m−2

Bola 2a. Untuk bola 2 jarak |11,00± 0,05|. 10−2 m

∆ η=[|2 ∆ rr |+| ∆ ρ

( ρ−ρ0 )|+| ∆ ρ0

( ρ− ρ0 )|+|∆ vv |]η

¿ [|2 . 0,05. 10−3

0,630 .10−3 |+| 24,70 kg/m3

(1814 kg /m3−1205 kg /m3 )|+| 0,005 kg /m3

(1814 kg /m3−1205 kg/m3 )|+|0,07 m /s0,28 m /s| ]0.187 N m−2 s

¿ [|0,159|+|0,040|+|0,00008|+|0,250|]0.187 N m−2 s

¿0,083 N m−2 s

KR=0,083 N m−2 s0.187 N m−2 s

.100 %=44 % →2 AP

DK=100 %−44 %=56 %

η=|0.19 ± 0,08|N m−2 s

b. Untuk bola 2 jarak |21,00 ± 0,05|.10−2 m

∆ η=[|2 ∆ rr |+| ∆ ρ

( ρ−ρ0 )|+| ∆ ρ0

( ρ− ρ0 )|+|∆ vv |]η

Page 30: fistek.net · Web viewBenda yang bergerak pada permukaan padat yang kasar akan mengalami gaya gesekan. Analog dengan hal itu, maka benda yang bergerak dalam zat cair yang kental akan

¿ [|2 . 0,05. 10−3

0,630 .10−3 |+| 24,70 kg/m3

(1814 kg /m3−1205 kg /m3 )|+| 0,005 kg/m3

(1814 kg /m3−1205 kg /m3 )|+|0,08 m /s0,42 m /s| ]0.124 N m−2 s

¿ [|0,159|+|0,040|+|0,00008|+|0,190|]0.124 N m−2 s

¿0,048 N m−2 s

KR=0,048 N m−2 s0.124 N m−2 s

.100 %=39 %→2 AP

DK=100 %−39 %=61%

η=|0.12 ±0,05|N m−2 s

c. Untuk bola 3 jarak |30,00 ± 0,05|.10−2 m

∆ η=[|2 ∆ rr |+| ∆ ρ

( ρ−ρ0 )|+| ∆ ρ0

( ρ− ρ0 )|+|∆ vv |]η

¿ [|2 . 0,05. 10−3

0,630 .10−3 |+| 24,70 kg/m3

(1814 kg /m3−1205 kg /m3 )|+| 0,005 kg /m3

(1814 kg /m3−1205 kg/m3 )|+|0,04 m /s0,39 m /s| ]0.134 N m−2 s

¿ [|0,159|+|0,040|+|0,00008|+|0,103|]0.134 N m−2 s

¿0,040 N m−2 s

KR=0,040 N m−2 s0.134 N m−2 s

.100 %=30 %→ 2 AP

DK=100 %−30 %=70%

η=|0.13 ± 0,04|N m−2 s

d. Untuk bola 2 jarak |42,00± 0,05|.10−2 m

∆ η=[|2 ∆ rr |+| ∆ ρ

( ρ−ρ0 )|+| ∆ ρ0

( ρ− ρ0 )|+|∆ vv |]η

Page 31: fistek.net · Web viewBenda yang bergerak pada permukaan padat yang kasar akan mengalami gaya gesekan. Analog dengan hal itu, maka benda yang bergerak dalam zat cair yang kental akan

¿ [|2 . 0,05. 10−3

0,630 .10−3 |+| 24,70 kg/m3

(1814 kg /m3−1205 kg /m3 )|+| 0,005 kg/m3

(1814 kg /m3−1205 kg /m3 )|+|0,03 m /s0,38 m /s| ]0.138 N m−2 s

¿ [|0,159|+|0,040|+|0,00008|+|0,078|]0.138 N m−2 s

¿0,038 N m−2 s

KR=0,038 N m−2 s0.138 N m−2 s

.100 %=28 % →2 AP

DK=100 %−28%=72%

η=|0.19 ± 0,38|N m−2 s

e. Untuk bola 2 jarak |52,50 ± 0,05|.10−2m

∆ η=[|2 ∆ rr |+| ∆ ρ

( ρ−ρ0 )|+| ∆ ρ0

( ρ− ρ0 )|+|∆ vv |]η

¿ [|2 . 0,05. 10−3

0,630 .10−3 |+| 24,70 kg/m3

(1814 kg /m3−1205 kg /m3 )|+| 0,005 kg /m3

(1814 kg /m3−1205 kg/m3 )|+|0,04 m /s0,44 m /s| ]0.119 N m−2 s

¿ [|0,159|+|0,040|+|0,00008|+|0,090|]0.119 N m−2 s

¿0,034 N m−2 s

KR=0,034 N m−2 s0.119 N m−2 s

.100 %=29 %→ 2 AP

DK=100 %−29 %=71%

η=|0.12 ±0,03|N m−2 s

f. Untuk bola 2 jarak |63,00 ± 0,05|.10−2 m

∆ η=[|2 ∆ rr |+| ∆ ρ

( ρ−ρ0 )|+| ∆ ρ0

( ρ− ρ0 )|+|∆ vv |]η

Page 32: fistek.net · Web viewBenda yang bergerak pada permukaan padat yang kasar akan mengalami gaya gesekan. Analog dengan hal itu, maka benda yang bergerak dalam zat cair yang kental akan

¿ [|2 . 0,05. 10−3

0,630 .10−3 |+| 24,70 kg/m3

(1814 kg /m3−1205 kg /m3 )|+| 0,005 kg/m3

(1814 kg /m3−1205 kg /m3 )|+|0,03 m /s0,42 m /s| ]0.886 N m−2 s

¿ [|0,159|+|0,040|+|0,00008|+|0,071|]0.886 N m−2 s

¿0,239 N m−2 s

KR=0,239 N m−2 s0.886 N m−2 s

.100 %=27 %→2 AP

DK=100 %−27%=73%

η=|0.89 ± 0,24|N m−2 s

Grafik Hubungan antara jarak dan waktu Bola 1

0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.60

10

20

30

40

50

60

70

f(x) = 45.2844036697248 x − 4.84403669724771R² = 0.98381961493733

Waktu (s)

jara

k (m

)

Bola 2

Page 33: fistek.net · Web viewBenda yang bergerak pada permukaan padat yang kasar akan mengalami gaya gesekan. Analog dengan hal itu, maka benda yang bergerak dalam zat cair yang kental akan

0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.60

10

20

30

40

50

60

70

f(x) = 45.2844036697248 x − 4.84403669724771R² = 0.98381961493733

Waktu (s)

Jara

k (m

)

PEMBAHASANPada percobaan mengenai kofisien kekentalan zat cair ini,tujuan yang ingin

dicapai yakni meliputi dapat mengetahui bahwa gaya gesekan yang dialami benda yang bergerak dalam zat cair berkaitan dengan kekentalan zat cair dan dapat menentukan kofisien kekentalan zat cair dengan persamaan stokes.Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini meliputi Tabung stokes,mistar gulung,jangak sorong,neraca ohauss 311 gram,pinset,stopwatch,aerometer baume,termometer batang,zat cair gliserin atau oli,lap/tisyu,dan 2 buah bola pejal dengan ukuran yang berbeda.

Langkah pertama yang dilakukan adalah menyiapkan semua alat dan bahan serta mengecek apakah bisa berfungsi dengan baik atau tidak.Selanjutnya, mengukur diameter bola dengan menggunakan jangak sorong dan juga mengukur massanya dengan neraca ohauss 311 gram.Setelah itu,menyiapkan tabung gelas dan menempatkan sendok penyaring pada tabung.Lalu,mengisi tabung dengan gliserin hingga hampir memenuhi tabung gelas.Langkah berikutnya adalah mengukur massa jenis gliserin dengan aerometer baume.Kemudian memberikan tanda pada tabung yang jaraknya 11 cm,21 cm,31 cm,42 cm, 52,5cm dan 63 cm dari permukaan atas gliserin.Kemudian,mengambil bola pejal 1 atau yang ukurannya lebih besar dan melepaskannya kedalam permukaan gliserin pada tabung sambil mengukur waktu yang dibutuhkan dengan stopwatch untuk sampai pada jarak 11 cm.Hal yang sama dilakukan sebanyak tiga kali.Setelah jarak 11 cm,maka diteruskan ke jarak 21 cm dan seterusnya masing-masing sebanyak 3 kali.Langkah terakhir,mencatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan yang ada pada buku penuntun praktikum.

Selanjutnya dilakukanlah analisis dengan pertama-tama,mencari volume masing-masing bola beserta dengan ketidakpastiannya.Dari percobaan ini didapatkan bahwa volume dari bola pejal 1 adalah |2,390 ± 0,022|×10−6 m3 dan bola 2 adalah

Page 34: fistek.net · Web viewBenda yang bergerak pada permukaan padat yang kasar akan mengalami gaya gesekan. Analog dengan hal itu, maka benda yang bergerak dalam zat cair yang kental akan

V 2=|1,05± 0,01|×10−6m3.Selanjutnya,dicarilah massa jenis tiap bola dan juga ketidakpastianya.Dari percobaan ini didapatkan bahwa massa jenis bola pejal 1 adalah |2,393 ± 0,0424|×103kg /m3 dan massa jenis bola pejal 2 adalah

|1,814 ± 0,0274|× 103 kg/m3

Langkah berikutnya adalah mencari kecepatan tiap bola dengan membagi jarak tempuh tertentu dengan waktu tempuh rata-rata tiap bola.Hasilnya untuk bola pejal 1 saat jaraknya 11,00 cm maka kecepatannya adalah |0,55 ± 0,28|m /s , saat jaraknya 21,00 cm maka kecepatannya adalah |0,52 ± 0,13|m /s, saat jaraknya 31,00 cm maka kecepatannya adalah |0,52 ± 0,08|m /s, saat jaraknya 42,00 cm maka kecepatannya adalah |0,60 ± 0,08|m /s, saat jaraknya 52,50 cm maka kecepatannya adalah |0,48 ± 0,04|m / s,dan saat jaraknya 63,00 cm maka kecepatannya adalah |0,52 ± 0,04|m /s.Adapun untuk bola pejal 2 saat jaraknya 11,00 cm maka kecepatannya adalah |0,28 ± 0,07|m /s , saat jaraknya 21,00 cm maka kecepatannya adalah |0,42 ± 0,08|m /s, saat jaraknya 31,00 cm maka kecepatannya adalah |0,39 ± 0,04|m / s, saat jaraknya 42,00 cm maka kecepatannya adalah |0,38 ± 0,03|m /s, saat jaraknya 52,50 cm maka kecepatannya adalah |0,44 ±0,04|m /s,dan saat jaraknya 63,00 cm maka kecepatannya adalah |0,42 ± 0,03|m /sTerakhir,kita mencari kofisien viskositasnya dengan menggunakan

persamaanη=2 r2 . g (ρ−ρ0)

9v beserta dengan ketidakpastiannya.

Melalui percobaan ini dapat kita ketahui bahwa besar kofisien zat cairnya maka semakin sulit suatu benda untuk bergerak dalam zat cair.

KESIMPULANDari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa gaya gesekan berkaitan

dengan kekentalan suatu fluida.Dapat pula disimpulkan bahwa viskositas atau kofisien zat cair di pengaruhi oleh suhu.Semakin tinggi suhu maka semakin rendah viskositas suatu zat cair.Semakin rendah suatu viskositas maka semakin mudah pula suatu benda untuk bergerak dalam zat cair tersebut.Adapun untuk menentukan kofisien kekentalan zat

digunakan persamaan η=2 r2 . g (ρ−ρ0)

9 v.Untuk menggunakan persamaan ini maka ada

syaratnya,yaitu:wadah nya lebih besar daripada ukuran bola,kecepatan bola konstan,dan tidak ada turbulensi dalam fluida

REFERENSIHerman. 2014. Penuntun Pratikum Fisika Dasar. Makassar:Unit Laboratorium Fisika

Dasar Jurusan Fisika UNM

Page 35: fistek.net · Web viewBenda yang bergerak pada permukaan padat yang kasar akan mengalami gaya gesekan. Analog dengan hal itu, maka benda yang bergerak dalam zat cair yang kental akan