lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/Modul Wakaf.doc · Web viewBenda tidak bergerak...

65
MODUL PENDIDIKAN DAN LATIHAN KEMAHIRAN HUKUM “PENDAFTARAN DAN SERTIFIKASI WAKAF TANAH” LABORATORIUM HUKUM FAKULTAS HUKUM Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum | 0

Transcript of lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/Modul Wakaf.doc · Web viewBenda tidak bergerak...

Page 1: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/Modul Wakaf.doc · Web viewBenda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

MODUL

PENDIDIKAN DAN LATIHAN KEMAHIRAN HUKUM

“PENDAFTARAN DAN SERTIFIKASI WAKAF TANAH”

LABORATORIUM HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2018

Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum | 0

Page 2: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/Modul Wakaf.doc · Web viewBenda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

KATA PENGANTAR

Laboratorium Hukum Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang

memberi kesempatan kepada segenap mahasiswa untuk memperdalam keilmuan yang

dimiliki, terlebih khusunya secara teknis di lapangan.

Salah satu yang menjadi agenda rutin Laboratorium Hukum Fakultas Hukum

Universitas Muhammadiyah Malang adalah dengan mengadakan Pendidikan dan

Latihan Kemahiran Hukum, sebagai salah satu bentuk untuk menjadikan mahasiswa

mahir dalam bidang hukum dalam dunia kerja yang sesungguhnya kelak. Sehingga

mampu memecahkan permasalahan-permasalahan yang nyata ditemukan serta tidak

hanya memahami sebatas teori saja namun mampu untuk menerapkan keilmuan yang

diperoleh saat di lapang. Untuk itulah dibuat sebuah buku pegangan untuk

pelaksanaan Pendidikan dan Latihan Kemahiran Hukum ini yang khusus membahas

mengenai prosedur pendaftaran dan sertifikasi wakaf.

Sebagai sebuah hal yang dibuat oleh manusia tentulah buku pegangan Pendidikan

dan Latihan Kemahiran Hukum ini bukan sebuah hal sempurna, oleh karenanya

membutuhkan banyak evaluasi dan masukan, sehingga buku pegangan ini menjadi

sebuah buku pegangan yang tetap bisa digunakan keberadaannya secara akademik.

Dan kepada semua pihak yang turut memberikan sumbangsih terhadap

keberadaannya buku pegangan ini kami sampaikan banyak terimakasih.

Malang, 17 Agustus 2018

Tim Penyusun

Lab Hukum FH-UMM

Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum | 1

Page 3: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/Modul Wakaf.doc · Web viewBenda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Buku Pendidikan dan Latihan Kemahiran Hukum 2018

Tim Penusun

Penanggung Jawab

Dekan Fakultas Hukum : Dr. Tongat, SH., M.Hum.

Pembantu Dekan I : Catur Wido Haruni,S.H.,M.Si.,M.Hum

Pembantu Dekan II : Dr. Haris,S.H.,M.HumPembantu Dekan III : Said Noor Prasetya.,SH.,M.H

Kepala Program Studi FH : Nu’man Aunuh, SH., M.Hum.

Sekretaris Program Studi FH : Ratri Novita R Dianti, SH., MH.

Kepala Laboratorium FH :

Ketua Divisi Magang, PLKH

dan Dokumentasi Hukum:

Ketua Divisi Praktikum :

Pelaksana

1. Radhityas Kharisma Nuryasinta, SH

2. Intan Khoirun Nisa, SH

3. Eliana Damayanti, SH

4. Putri Sakina Wibowo, SH

5. Siti Wulandari, SH

6. Muhammad Luthfi, SH.,S.Sy

7. Zatwa Amelia, SH

8. Ruchoyah, SH

9. Mardiana, SH

Diterbitkan Oleh :

Laboratorium Fakultas Hukum

Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang

2018

Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum | 2

Page 4: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/Modul Wakaf.doc · Web viewBenda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Dasar Pemikiran

Hakikat pembangunan nasional Indonesia adalah pembangunan manusia

seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia, yang bertujuan untuk

mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur baik material maupun spiritual.

Sebagai masyarakat yang susunan perekonomian yang cenderung agraris maka

tanah merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan kehidupan masyarakat.

Dalam manfaatnya tanah dipergunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan

rakyat demi tercapainya masyarakat yang adil dan makmur.

Tanah sangat berperan untuk pembangunan masyarakat baik dalam jumlah,

kepemilikan maupun proses peralihan haknya. Tanah akan mengalami perubahan

kedudukan dan fungsi melalui beberapa proses peralihan hak seperti hibah,

wakaf, jual beli. Salah satu proses peralihan hak yang pengaruhnya sangat besar

pada kedudukan dan fungsi tanah adalah wakaf. Dalam kehidupan masyarakat

banyak sekali tempat-tempat ibadah, panti asuhan, pusat penyiaran agama yang

didirikan diatas tanah wakaf.

Mengingat peranan dan potensi tanah wakaf yang sangat besar, maka

pemerintah memberikan jaminan kepastian hukum di bidang pertanahan.

Sehubungan dengan hal itu, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang

Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria, dalam Pasal 19, memerintahkan

diselenggarakanya pendaftaran tanah dalam rangka menjamin kepastian hukum

atas tanah-tanah bagi seluruh masyarakat. Pada Pasal 49 Ayat (3) UUPA juga

diamanahkan tentang masalah Perwakafan Tanah Milik yang akan diatur dalam

suatu peraturan pemerintah tersendiri. Peraturan Pemerintah yang dimaksud yaitu

Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977 tentang Perwakafan Tanah Milik.

Sengketa wakaf disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satu faktor

penghambat efektifitas pensertifikatan tanah wakaf yang menjadi perhatian

utama. Pendaftaran dan pensertifikatan tanah wakaf merupakan bagian dari

pendaftaran dan pensertifikatan tanah di seluruh wilayah Republik Indonesia.

Adapun keterangan keterangan atau data-data tanah yang diperoleh dari proses

pendaftaran tanah adalah merupakan satu kesatuan, bahwa pelaksanaan

pendaftaran hak atas tanah juga ditujukan untuk menjamin adanya kepastian

hukum terhadap hak-hak atas tanah diseluruh wilayah Indonesia.

Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum | 3

Page 5: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/Modul Wakaf.doc · Web viewBenda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Wakaf tanah apabila ditinjau dari aspek sosial keIslaman mengandung nilai

ekonomi yang tinggi yang bisa diharapkan dari pelaksanaan wakaf tanah yang

tepat bisa mewujudkan kesejahteraan sosial yang bisa dirasakan semua

masyarakat. Namun dalam praktiknya masih ada sejumlah tanah wakaf yang

belum memenuhi persyaratan dan prosedur pendaftaran serta pensertifikatan

sesuai ketentuan. Hal tersebut dapat terjadi karena sebagian masyarakat belum

mengetahui, memahami dan mentaati secara benar ketentuan peraturan

perwakafan yang ada. Ketidaktahuan masyarakat mengenai suatu peraturan

perundang-undangan khususnya Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 1977 dan

Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf

Berdasarkan pemikiran tersebut maka Modul ini disusun dan dihadirkan

kepada pembaca dengan maksud membahas mengenai prosedur pendaftaran dan

sertifikasi wakaf sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan wakaf

yang berlaku. Dengan adanya modul ini, pembaca dapat memahami aturan,

norma, dan prinsip hukum dalam pengaturan perwakafan di Indonesia.

B. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam pelaksanaan PLKH adalah sebagai berikut :

1. Pembelajaran dan Pelatihan Kemahiran Hukum tentang prosedur pendaftaran

dan sertifikasi wakaf

2. Pembelajaran dan Pelatihan Kemahiran Hukum tentang penyelesaian

permasalahan perwakafan yang terjadi di lapang

C. Tujuan

Tujuan dari kegiatan ini sebagai berikut :

1. Mahasiswa mampu untuk memahami tentang pengertian wakaf

2. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang subjek-subjek wakaf

3. Mahasiswa menguasai persyaratan dan tata cara pendaftaran wakaf

4. Mahasiswa menguasai persyaratan dan prosedur serifikasi wakaf

5. Mahasiswa mahir dalam menyelesaikan persoalan wakaf

Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum | 4

Page 6: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/Modul Wakaf.doc · Web viewBenda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

D. Ketentuan Penilaian

Adapun ketentuan penilaian sebagai berikut :

Materi Nilai

Pendidikan

a. Stadium General

b. Resume

25 %

Pelatihan

a. Pelatihan I

b. Pelatihan II

c. Pelatihan III

40 %

Target

a. Tugas Lapang

b. Laporan Observasi

c. Post-test

35 %

Total 100 %

E. Nilai Akhir

ANGKA HURUF

0-20 E

21-40 D

41-50 C

51-60 C+

61-70 B

71-80 B+

81-100 A

Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum | 5

Page 7: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/Modul Wakaf.doc · Web viewBenda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB II

TINJAUAN WAKAF

A. Pengertian Wakaf

Secara etimologis wakaf berasal dari kata waqafa dalam bahasa Arab yang

merupakan sinonim dari kata habasayahbisu-habsan yang menurut bahasa berarti

menahan, Rasulullah SAW menggunakan kata al-habs dalam menunjukkan

pengertian wakaf. Dengan demikian yang dimaksud wakaf dalam pembahasan ini

ialah menahan (al-habs), yaitu menahan suatu harta benda, yang manfaatnya

diperuntukkan bagi kebajikan yang dianjurkan oleh agama1.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2004 tentang

Wakaf pasal 1 ayat (1) menyebutkan bahwa pengertian Wakaf adalah :

“perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut syariah.”

Adapun pengertian wakaf menurut PP No. 28 tahun 1977 tentang perwakafan

tanah hak milik pasal 1 ayat (1) :

“wakaf ialah perbuatan hukum seseorang atau badan hukum yang memisahkan sebagian harta kekayaannya yang berupa tanah milik, dan melembagakan untuk selama lamanya untuk kepentingan peribadatan atau keperluan umum lainnya, sesuai dengan ajaran islam”

B. Sejarah Wakaf

1. Masa Rasulullah

1 ? Atabik Ali dan Ahmad Zuhdi Muhdlor. Kamus kontemporer Arab-Indonesia. Yogyakarta. Penerbit Krapyak. Hal 2033-2034Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum

| 6

Page 8: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/Modul Wakaf.doc · Web viewBenda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dalam sejarah Islam, Wakaf dikenal sejak masa Rasulullah SAW karena

wakaf disyariatkan setelah Nabi SAW berhijrah ke Madinah pada tahun kedua

Hijriyah. Terdapat dua pendapat yang berkembang di kalangan ahli

yurisprudensi Islam (fuqaha’) tentang siapa yang pertama kali melaksanakan

Syariat wakaf. Menurut sebagian pendapat ulama mengatakan bahwa yang

pertama kali melaksanakan wakaf adalah Rasulullah SAW ialah wakaf tanah

milik Nabi SAW untuk dibangun masjid. Pendapat ini berdasarkan hadist

yang diriwayatkan oleh Umar bin Syabah dari ‘Amr bin Sa’ad bin Mu’ad , ia

berkata :

“Kami bertanya tentang mula-mula wakaf dalam Islam, Orang Muhajirin mengatakan adalah wakaf Rasulullah SAW” (Asy-Syaukani : 129).

Rasulullah SAW pada tahun ketiga Hijriyah pernah mewakafkan tujuh

kebun Kurma di Madinah, diantaranya ialah kebon A’raf, Syafiyah, Dalal,

Barqah dan Kebon lainnya. Menurut pendapat sebagian ulama mengatakan

bahwa yang pertama kali melaksanakan Syariat wakaf adalah Umar bin

Khathab. Kemudian Syariat wakaf yang telah dilakukan oleh Umar bin

Khathab disusul oleh Abu Thalhah yang mewakafkan kebun kesayangannya,

kebun “Bairaha”. Selanjutnya disusul oleh sahabat Nabi SAW lainnya seperti

Abu Bakar yang mewakafkan sebidang tanahnya di Mekkah.

Utsman menyedekahkan hartanya di Kahaibar. Ali bin Abi Thalib

mewakafkan rumahnya, yang popular dengan sebutan “Dar al-Anshar”.

Kemudian pelaksanaannya wakaf disusul oleh Anas bin Malik, Abdullah bin

Umar, Zubair bin Awwam dan ‘Aisyah Istri Rasulullah SAW.

2. Masa Dinasti - Dinasti Islam

Praktik wakaf menjadi lebih luas pada masa dinasti Umayah dan dinasti

Abbasiyah, semua orang berduyun-duyun untuk melaksanakan wakaf, dan

wakaf tidak hanya untuk orang-orang fakir dan miskin saja, tetapi wakaf

menjadi modal untuk membangun lembaga pendidikan, membangun

perpustakaan dan membayar gaji para stafnya, gaji para guru dan beasiswa

untuk para siswa dan mahasiswanya. Antusiasme masyarakat kepada

pelaksanaan wakaf telah menarik perhatian Negara untuk mengatur

pengelolaan wakaf sebagai sector untuk membangun solidarotas sosial dan

ekonomi masyarakat.

Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum | 7

Page 9: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/Modul Wakaf.doc · Web viewBenda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pada masa dinasti Umayyah yang menjadi hakim Mesir adalah Taubah bin

Ghar al-Hadhramiy pada masa Khalifah Hisyam bin Abd Malik. Ia sangat

perhatian dan tertarik dengan pengembangan wakaf sehingga terbentuk

lembaga wakaf tersendiri sebagaimana lembaga lainnya di bawah pengawasan

hakim. Lembaga inilah yang pertama kali dilakukan dalam administrasi wakaf

di Mesir, bahkan di seluruh Negara Islam. Pada saat itu juga, Hakim Taubah

mendirikan lembaga wakaf di bawah Departemen Kehakiman yang dikelola

dengan baik dan hasilnya disalurkan kepada yang berhak dan yang

membutuhkan.

Pada masa dinasti Abbasiyah terdapat lembaga wakaf yang disebut dengan

“Shadr al-Wuquuf” yang mengurus administrasi dan memilih staf pengelola

lembaga wakaf. Demikian perkembangan wakaf pada masa dinasti Umayyah

dan Abbasiyah yang manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat, sehingga

lembaga wakaf berkembang searah dengan pengaturan administrasinya

Pada masa dinasti Ayyubiyah di Mesir perkembangan wakaf cukup

menggembirakan, di mana hampir semua tanah – tanah pertanian menjadi

harta wakaf dan semuanya dikelola oleh Negara dan menjadi milik Negara

(baitul mal). Shalahhuddin al-Ayyuby banyak mewakafkan lahan milik

Negara untuk kegiatan pendidikan, seperti mewakafkan beberapa desa

(qaryah) untuk pengembangan madrasah.

Perkembangan wakaf pada masa dinasti Mamluk sangat pesat dan

beraneka ragam, sehingga apapun yang dapat diambil manfaatnya boleh

diwakafkan. Akan tetapi yang paling banyak yang diwakafkan pada masa itu

adalah tanah pertanian dan bangunan, seperti gedung perkantoran, penginapan

dan tempat belajar. Pada masa makluk terdapat wakaf hamba sahaya yang

diwakafkan budak untuk memelihara masjid dan madrasah. Hal ini dilakukan

pertama kali oleh pengusaha dinasti Utsmani ketika menaklukan Mesir,

Sulaiman Basya yang mewakafkan budaknya untuk merawat masjid.

Pada tahun 1287 Hijriah dikeluarkan Undang-Undang yang menjelaskan

tentang kedudukan tanah-tanah kekuasaan Turki Utsmani dan tanah-tanah

produktif yang berstatus wakaf. Dari implementasi undang-undang tersebut di

Negara-negara Arab masih banyak tanah yang berstatus wakaf dan

dipraktikan sampai saat sekarang.

C. Dasar Hukum Wakaf

Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum | 8

Page 10: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/Modul Wakaf.doc · Web viewBenda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

1. Menurut Al-Quran

- Q.S. Al-Baqarah (2):267

“hai orang-orang beriman! Nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usaha kamu yang baik-baik, dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu”

- Q.S. Ali Imran (3):92

“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna) sebelum kamu menafkahkan sebagian dari apa yang kamu cintai”

- Q.S. Al-Baqarah (2):261

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir. Pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi sesiapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”

- Q.S. Al-Hajj (22):77

“dan perbuatlah kebajikan supaya kamu mendapat kemenangan”

2. Menurut Hadist Rasulullah SAW

- “Apabila manusia wafat, terputuslah amal perbuatannya, kecuali dari tiga

hal yaitu sedekah jariyah, atau ilmu pengetahuan yang dimanfaatkan, atau

anak yang saleh” (HR. Muslim)

- JIka engkau mau, tahanlah zat (asal) bendanya dan sedekahkanlah

hasilnya2.

3. Menurut Hukum Indonesia

- Undang-Undang Nomor 41 tahun 2004 tentang wakaf

- Peraturan Pemerintah nomor 42 tahun 2006 tentang peraturan pelaksana

UU nomor 41 tahun 2004

- Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 1977 tentang Perwakafan Tanah

Milik

2 ? Departemen Agama RI. 2005. Wakaf Tunai dalam Perspektif Hukum Islam. Jakarta. Penerbit Direktorat Pengembangan Zakat dan Wakaf. Hal. 23Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum

| 9

Page 11: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/Modul Wakaf.doc · Web viewBenda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

- Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 1 tahun 2010 tentang

Standard Pelayanan dan Pengaturan Pertanahan

- Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang / Kepala Badan Pertanahan

Nasional Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pengaturan dan Tata Cara

Penetapan Hak Guna Usaha

- Peraturan Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 1 tahun

2011 tentang Pelimpahan Kewenangan Pemberian Hak Atas Tanah dan

Kegiatan Pendaftaran Tanah Tertentu

D. Unsur – Unsur Wakaf

1. Wakif

Wakif adalah pihak yang mewakafkan harta bendanya miliknya. Wakif

meliputi perseorangan, organisasi, atau badan hukum.

2. Nazhir

Nazhir adalah pihak yang menerima harta benda wakaf dari Wakif untuk

dikelola dan dikembangkan sesuai dengan peruntukannya.

3. Harta Benda Wakaf

Harta Benda Wakaf adalah harta benda yang memiliki daya tahan lama

dan/atau manfaat jangka panjang serta mempunyai nilai ekonomi menurut

syariah yang diwakafkan oleh Wakif. Harta benda wakaf terdiri dari benda

tidak bergerak dan benda bergerak

Benda tidak bergerak meliputi :

a) Hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

yang berlaku baik yang sudah maupun yang belum terdaftar. Hak atas

tanah yang dapat diwakafkan terdiri dari :

(1) Hak milik atas tanah baik yang sudah atau belum terdaftar

(2) Hak guna bangunan, hak guna usaha atau hak pakai di atas tanah

negara

Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum | 10

Page 12: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/Modul Wakaf.doc · Web viewBenda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(3) Hak guna bangunan atau hak pakai di atas hak pengelolaan atau hak

milik wajib mendapat izin tertulis pemegang hak pengelolaan atau hak

milik

(4) Hak milik atas satuan rumah susun.

(5) Hak atas tanah yang diperoleh dari instansi pemerintah.

Hak atas tanah yang diperoleh dari instansi pemerintah, pemerintah

daerah BUMN/BUMD, dan pemerintah desa atau sebutan lain yang

setingkat dengan itu wajib mendapat izin dan pejabat yang berwenang

sesuai Peraturan Perundang - undangan.

b) Bangunan atau bagian bangunan yang berdiri di atas tanah

c) Tanaman dan benda lain yang berkaitan dengan tanah

d) Hak milik atas satuan rumah susun sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku

e) Benda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Benda bergerak meliputi :

a) Benda Bergerak Selain Uang

Benda digolongkan sebagai benda bergerak karena sifatnya yang dapat

berpindah atau dipindahkan atau karena ketetapan undang-undang. Benda

bergerak terbagi dalam benda bergerak yang dapat dihabiskan dan yang

tidak dapat dihabiskan karena pemakaian. Benda bergerak yang dapat

dihabiskan karena pemakaian tidak dapat diwakafkan, kecuali air dan

bahan bakar minyak yang persediaannya berkelanjutan. Benda bergerak

yang tidak dapat dihabiskan karena pemakaian dapat diwakafkan dengan

memperhatikan ketentuan prinsip syariah. Benda bergerak karena sifatnya

yang dapat diwakafkan meliputi:

(1) Kapal

(2) Pesawat terbang

(3) Kendanaan bermotor

(4) Mesin atau peralatan industri yang tidak tertancap pada bangunan

(5) Logam dan batu mulia

(6) Benda lainnya yang tergolong sebagai benda bergerak karena sifatnya

memiliki manfaat jangka panjang

Menurut Peraturan Perundang undangan bahwa benda bergerak selain

uang yang dapat diwakafkan sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip

syariah sebagai berikut:

Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum | 11

Page 13: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/Modul Wakaf.doc · Web viewBenda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(1) Surat berharga (Saham, Surat Utang Negara, Obligasi, dan/atau Surat

berharga lainnya yang dapat dinilai dengan uang)

(2) Hak Atas Kekayaan Intelektual (hak cipta, hak merk, hak paten, hak

desain industry, hak rahasia dagang, hak sirkuit terpadu, hak

perlindungan varietas tanaman, dan/ atau hak lainnya)

(3) Hak atas benda bergerak lainnya (hak sewa, hak pakai hasil atas benda

bergerak atau perikatan, tuntutan atas jumlah uang yang dapat ditagih

atas benda bergerak)

b) Benda Bergerak Berupa Uang

(1) Wakaf uang yang dapat diwakafkan adalah mata uang rupiah.

(2) Dalam hal uang yang akan diwakafkan masih dalam mata uang asing,

maka harus dikonversi terlebih dahulu ke dalam rupiah.

4. Ikrar Wakaf

Ikrar Wakaf adalah pernyataan kehendak wakif yang diucapkan secara

lisan dan/atau tulisan kepada Nazhir untuk mewakafkan harta benda miliknya.

Ikrar wakaf dilaksanakan oleh Wakif kepada Nadzir di hadapan PPAIW

dengan disaksikan oleh 2 (dua) orang saksi. Ikrar Wakaf sebagaimana

dimaksud dinyatakan secara lisan dan/atau tulisan serta dituangkan dalam akta

ikrar wakaf oleh PPAIW.

5. Peruntukan Harta Benda Wakaf

Dalam rangka mencapai tujuan dan fungsi wakaf, harta benda wakaf

hanya dapat diperuntukan bagi:

a) sarana dan kegiatan ibadah

b) sarana dan kegiatan pendidikan serta kesehatan

c) bantuan kepada fakir miskin, anak terlantar, yatim piatu, bea siswa

d) kemajuan dan peningkatan ekonomi umat

e) kemajuan kesejahteraan umum lainnya yang tidak bertentangan dengan

syariah dan peraturan perundang-undangan

Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum | 12

Page 14: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/Modul Wakaf.doc · Web viewBenda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

6. Jangka Waktu Wakaf

Wakaf dapat dimanfaatkan untuk jangka waktu selamanya atau untuk

jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingan yang bersangkutan. Apabila

wakaf untuk selamanya, maka diperlukan pelepasan hak dari pemegang hak

pengelolaan atau hak milik. Hak atas tanah yang diwakafkan wajib dimiliki

atau dikuasai oleh wakif secara sah serta bebas dari segala sitaan, perkara

sengketa, dan tidak dijaminkan.

Benda wakaf tidak bergerak berupa tanah hanya dapat diwakafkan untuk

jangka waktu selama-lamanya. Benda wakaf tidak bergerak dapat diwakafkan

beserta bangunan dan atau tanaman dan/atau benda-benda lain yang berkaitan

dengan tanah.

E. Rukun dan Syarat Berwakaf

1. Wakif

a. Wakif perseorangan yang mewakafkan hartanya disyaratkan mempunyai

kecakapan bertindak dalam membelanjakan hartanya. Kecakapan

bertindak di sini meliputi 4 (empat) kriteria, yaitu :

(1) Dewasa/ baligh

(2) Berakal sehat / dalam kondisi psikis yang sempurna

(3) Tidak terhalang melakukan perbuatan hukum

(4) Pemilik sah harta benda wakaf

b. Wakif organisasi hanya dapat melakukan wakaf apabila memenuhi

ketentuan organisasi untuk mewakafkan harta benda wakaf milik

organisasi sesuai dengan anggaran dasar organisasi yang bersangkutan

c. Wakif badan hukum hanya dapat melakukan wakaf apabila memenuhi

ketentuan badan hukum untuk mewakafkan harta benda wakaf milik

badan hukum sesuai dengan anggaran dasar badan hukum yang

bersangkutan.

2. Maukuf (Harta Benda Wakaf)

Benda yang akan diwakafkan dianggap sah sebagai harta wakaf apabila

memenuhi persyaratan sebagai berikut :

Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum | 13

Page 15: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/Modul Wakaf.doc · Web viewBenda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

a. Benda yang diwakafkan baik harta bergerak maupun tidak harus memiliki

nilai secara ekonomis

b. Harta benda yang akan diwakafkan harus jelas wujud dan batas-

batasannya

c. Harta benda yang akan diwakafkan ialah milik penuh orang yang

mewakafkan, dalam arti tidak terkait harta orang lain pada harta itu.

3. Maukuf ‘Alaih (Manfaat Wakaf)

Sayid Sabiq3, membagi sasaran wakaf kepada dua macam, yaitu wakaf

khairi dan wakaf dzurry.

a) Wakaf khairi adalah wakaf yang wakifnya tidak membatasi sasaran

wakafnya untuk pihak tertentu, tetapi untuk kepentingan umum, dalam arti

sesuai dengan syariat Islam, seperti Usman bin Affan yang telah

mewakafkan sumur untuk kepentingan umum

b) Wakaf dzurry (keluarga), adalah wakaf yang wakifnya membatasi

sasarannya wakafnya untuk pihak tertentu yaitu keluarga keturunannya,

seperti Abu Thalhah untuk keluarga dan anak-anak pamannya dan Zaid

bin Tsabit yang telah mewakafkan rumahnya kepada anak dan

keturunannya. Untuk itu harus dinyatakan dengan tegas dan jelas dikala

mengikrarkan wakaf, kepada siapa atau untuk apa ditujukan wakaf itu

4. Shighat

Shigat wakaf adalah pernyataan wakif yang merupakan tanda, baik

ucapan, isyarat, atau tulisan pada saat memberikan wakaf dan adanya

pernyataan penerima wakaf atas pemberian. Adapun syarat-syaratnya :

a) Harus mengandung pernyataan bahwa wakaf itu bersifat kekal (ta’bid).

b) Harus mengandung sifat yang tegas dan tunai

c) Harus mengandung kepastian, dalam arti suatu wakaf tidak boleh diikuti

oleh syarat kebebasan memilih seperti orang lain dapat mengambilnya

kapan saja.

3 ? Sayyid Sabiq. 1971. Figh Sunnah jilid III. Kuwait. Penerbit Dar al Bayan. Hal. 378Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum

| 14

Page 16: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/Modul Wakaf.doc · Web viewBenda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

d) Tidak boleh dibarengi dengan syarat yang membatalkan seperti seseorang

yang mensyaratkan bahwa barang yang diwakafkan tetap menjadi

miliknya.

BAB III

PROSEDUR PENDAFTARAN DAN SERTIFIKASI WAKAF

A. Tata Cara Perwakafan Tanah

1. Tanah Milik yang Sudah Bersertifikat dengan Status Hak Milik

a) Wakif/ ahli waris wakif/ Nadzir/ ahli waris wakif/ Masyarakat yang

mengetahui keberadaan tanah wakaf/ Kepala Desa setempat mendaftarkan

wakaf tanah kepada Kepala KUA setempat selaku Pembuat Akta Ikrar

Wakaf (PPAIW)

b) Pendaftar wakaf tersebut menyerahkan surat-surat kepada PPAIW,

sebagai berikut :

(1) Sertifikat hak milik atau tanda bukti kepemilikan tanah

(2) Surat Keterangan Pendaftaran Wakaf Tanah lama (blangko model

WD)

(3) Surat keterangan Kades/Lurah tentang keberadan tanah wakaf (WK).

(4) Surat Keterangan Kepala Desa/ Lurah diperkuat oleh Camat setempat

mengenai kebenaran pemilikan tanah dan tidak dalam sengketa;

(5) Ijin Bupati/Walikota u.b Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota setempat,

hal ini terutama dalam rangka tata kota atau master plan city.

c) PPAIW melakukan hal sebagai berikut :

(1) Meneliti kehendak calon wakif dan tanah yang hendak diwakafkan

(2) Meneliti nazhir dengan menggunakan W.5 (nazhir perorangan) atau

W.5a (nazhir Badan Hukum)

(3) Meneliti surat-surat dan syarat-syarat apakah sudah memenuhi untuk

pelepasan hak atas tanah (untuk didaftarkan)

(4) Meneliti saksi-saksi Ikrar Wakaf.

d) Calon wakif mengikrarkan wakaf dengan lisan, jelas, dan tegas kepada

nadzhir di hadapan PPAIW dengan para saksi, kemudian dituangkan

dalam bentuk tertulis menurut formulir W.1.

Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum | 15

Page 17: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/Modul Wakaf.doc · Web viewBenda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

e) Bagi yang tidak bisa mengucapkan (misalnya bisu) maka dapat

menyatakan kehendaknya dengan suatu isyarat dan kemudian mengisi

blanko W.1.

f) Calon wakif yang tidak datang di hadapan PPAIW dapat memberikan

kuasa tertulis secara matreatik di hadapan notaris dan / di hadapan Kepala

Kantor Departemen Agama Kota/ Kabupaten dan dibacakan kepada nazhir

di hadapan PPAIW dan para saksi.

g) PPAIW membuat Akta Ikrar Wakaf (AIW) rangkap 3 (tiga) menurut

bentuk formulir W.2 dan salinannya rangkap 4 (empat) menurut bentuk

formulir W.2a.

(1) Lembar pertama disimpan PPAIW

(2) Lembar kedua sebagai lampiran surat permohonan pendaftaran tanah

wakaf ke Kantor Pertanahan Kab/Kota (W.7)

(3) Lembar ketiga dikirimkan kepada Pengadilan Agama setempat

(4) Salinan lembar pertama diserahkan kepada wakif

(5) Salinan lembar kedua diserahkan kepada nazhir

(6) Salinan lembar ketiga dikirm kepada Kandepag

(7) Salinan lembar keempat dikirim kepada Kepala Desa/ Lurah setempat

h) Dalam hal pendaftaran wakaf yang wakif sudah tiada, maka selanjutnya

PPAIW membuat Akta Pengganti Akta Ikrar Wakaf (bentuk W.3) rangkap

tiga dengan dibubuhi materi menurut ketentuan yang berlaku dan

selanjutnya dibuatkan Salinan Akta pengganti Akta Ikrar Wakaf (W.3.a)

rangkap 4 (empat). selambat-lambatnya satu bulan setelah dibuat Akta

Ikrar Wakaf dikirim tiap-tiap lembar ke BPN dan lainnya, dengan

pengaturan pendistribusiannya sebagai berikut:

(1) Akta Pengganti Akta Ikrar Wakaf (W3)

(a) Lembar pertama disimpan PPAIW

(b) Lembar kedua sebagai lampiran surat permohonan pendaftaran

tanah wakaf ke Kantor Pertanahan Kab/Kota (W.7)

(c) Lembar ketiga untuk Pengadilan Agama setempat

(2) Salinan Akta Pengganti Akta Ikrar Wakaf (W3a)

(a) Lembar pertama untuk wakif

(b) lembar kedua untuk nadzir

(c) lembar ketiga untuk Kandep. Agama Kabupatan/Kota

(d) lembar keempat untuk Kepala Desa/ Lurah setempat.

Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum | 16

Page 18: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/Modul Wakaf.doc · Web viewBenda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Setelah pembuatan Akta, PPAIW mencatat dalam Daftar Akta Pengganti

Akta Ikrar Wakaf ( W.4a) dan menyimpannya bersama aktanya dengan

baik.

i) Pendaftaran dan pencatatan Akta Ikrar Wakaf

(1) PPAIW atas nama nazhir dan/ nazhir sendiri berkewajiban untuk

mengajukan permohonan pendaftaran pada Kantor Pertanahan Kab/

Kota dengan menyerahkan sertifikat tanah yang bersangkutan, Akta

Ikrar Wakaf, dan Surat pengesahan dari KUA kecamatan setempat

mengenai nazhir yang bersangkutan.

2. Tanah Milik Bersertifikat yang Berstatus Hukum Hak Guna Bangunan dan

Hak Pakai

a) Persyaratan pembuatan Akta Ikrar Wakaf

1. Foto Copy KTP dan Kartu Keluarga  Wakif dilegalisir kepala

desa/kelurahan atau camat

2. Foto Copy KTP Nadzir dilegalisir kepala desa/kelurahan

3. Asli sertipikat tanah yang diwakafkan

4. SK Nadzir dari KUA asli atau copy dilegalisir.

5. Ikrar Wakaf & Akta Ikrar Wakaf atau Akta Pengganti AIW asli

6. Surat keterangan Warisan dari kepala desa/kelurahan diketahui camat

bila wakif meninggal dunia atau sertipikat masih atas nama orang tua

yang sudah meninggal.

7. Surat Persetujuan dan Kuasa seluruh ahli waris kepada wakif

(mewakili seluruh ahli waris) untuk mendaftar/melaksanakan ikrar

wakaf.

8. Foto copy KTP/KSK seluruh ahli waris dilegalisir (no 6 – 7 bila wakif

atau sertipikat atas nama orang yang sudah meninggal)

9. Copy surat keterangan  PBB bidang wakaf   bila ada dan SPP Waris

bila diperlukan (Nomor 1 s/d 8 rangkap 2 dilegalisir)

10. Mengisi Formulir BPN

b) Surat keterangan dari Kepala Kantor Pendaftaran Tanah Kab/Kota, bahwa

tanah tersebut sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan dapat

ditingkatkan status hak kepemilikan menjadi Hak Milik.Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum

| 17

Page 19: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/Modul Wakaf.doc · Web viewBenda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan tentang pertanahan

yang berlaku sekarang ini, maka atas tanah Negara yang diberikan dengan

Hak Pakai dan Hak Guna Bangunan dapat ditingkatkan status kepemilikannya

menjadi Hak Milik. Sehingga peluang untuk pemberian wakaf atas tanah Hak

Pakai dan Hak Guna Bangunan yang sudah bersertifikat dapat juga

diwakafkan.

3. Tanah Hak Milik yang Belum Bersertifikat (Bekas Tanah Milik Adat)

a) Persyaratan

(1) Foto Copy KTP dan Kartu Keluarga  Wakif dilegalisir  kepala

desa/kelurahan  atau camat

(2) Foto Copy KTP Nadzir  dilegalisir kepala desa/kelurahan

(3) Asli Petok D atau yang sejenis (SPOP, surat girik dll). Bila tidak

ada/hilang diganti keterangan pernyataan kehilangan dari yang

bersangkutan/ahli waris diketahui kepala desa.kelurahan dan dua

orang saksi. Diupayakan ada surat kehilangan dari kepolisian (polsek)

(4) Asli Riwayat Tanah dari kepala desa/kelurahan

(5) Foto copy C desa atau bukti lain sesuai dengan riwayat tanah

dilegalisir kepala desa/kelurahan atau bukti penguasaaan tanah

(pernyataan dll) sesuai dengan riwayat tanah.

KHUSUS BAWEAN : Bila Buku C desa tidak ada diganti Fotocopy

Peta Blok Pajak tanah wakaf ( difotocopy pecah-pecah saja, bila

digabung jadi satu blok) dan foto copy Daftar Rincian Objek Pajak

atau buku daftar pajak tahun 2003 dan 2009 bila ada nama objek pajak

tanah wakaf

(6) Surat keterangan Warisan dari kepala desa/kelurahan diketahui camat

bila wakif meninggal dunia atau riwayat tanah terakhir atas nama

orang tua yang sudah meninggal.

(7) Surat Persetujuan dan Kuasa seluruh ahli waris kepada wakif

(mewakili seluruh ahli waris) untuk mendaftar/melaksanakan ikrar

wakaf.

(8) Foto copy KTP dan Kartu Keluarga  seluruh ahli waris dilegalisir (no

6 – 8 bila wakif atau petok d atas nama orang yang sudah meninggal)

(9) SK Nadzir dari KUA asli atau  copy dilegalisir

(10) Ikrar Wakaf & Akta Ikrar Wakaf atau Akta Pengganti AIW asli

dan copy. (Bila wakif masih hidup memakai Ikrar Wakaf & AIW, bila

wakif telah meninggal atau ikrar sebelum tahun 1977 memakai Akta

Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum | 18

Page 20: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/Modul Wakaf.doc · Web viewBenda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pengganti AIW dan disertai keterangan warisan dari kepala

desa/kelurahan diketahui camat)

(nomor 1 s/d 10 rangkap 2 dilegalisir)

(11) Mengisi Formulir BPN

4. Tanah yang Belum ada Haknya (yang dikuasai / tanah Negara)

a) Persyaratan

(1) Foto Copy KTP dan Kartu Keluarga  Wakif dilegalisir  kepala

desa/kelurahan atau camat

(2) Foto Copy KTP Nadzir dilegalisir kepala desa/kelurahan

(3) SK Nadzir dari KUA asli atau copy dilegalisir KUA

(4) Surat Pernyataan menguasai tanah negara oleh tokoh masyarakat &

ta’mir dan suratkuasa untuk melaksanakan Ikrar Wakaf

(5) Ikrar Wakaf & Akta Ikrar Wakaf asli

(6) Copy surat keterangan  PBB lokasi terdekat bidang wakaf

(7) Copy gambar kretek desa

(8) Foto copy sertipikat tanah sekitarnya yang berbatasan dengan lahan

wakaf (bila ada).     (nomor 1 s/d 7 rangkap 2 dilegalisir)

(9) Mengisi Formulir BPN

5. Prosedur Pendaftaran Wakaf ke Badan Pertanahan Nasional

Kepala KUA Kecamatan setempat atas nama Nadzir Wakaf mendaftarkan

wakaf ke BPN dengan mengisi Blangko W.7 dengan melampirkan dokumen

sebagai berikut:

a) Sertifikat Hak Atas Tanah (bagi yang sudah sertifikat), atau surat-surat

pemilikan tanah (termasuk surat pemindahan hak, surat keterangan

warisan, girik dll) bagi tanah hak milik yang belum bersertifikat.

b) Surat Keterangan dari Lurah setempat yang diketahui Camat bahwa tanah

tersebut tidak dalam sengketa.

c) W.5 atau W.5.a.

d) Akta Ikrar Wakaf atau Akta Pengganti Akta Ikrar Wakaf (asli lembar

kedua)

e) Foto Copy KTP Wakif apabila masih hidup.

Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum | 19

Page 21: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/Modul Wakaf.doc · Web viewBenda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

f) Foto Copy KTP para nadzir.

g) Menyerahkan Materai bernilai Rp. 6.000 (enam ribu rupiah)

6. Proses Sertifikasi Tanah Wakaf

a) Pihak Kantor Pertanahan Kab/Kota menerima berkas persyaratan untuk

proses sertifikasi tanah wakaf, kemudian meneliti kelengkapan

persyaratan administrasi.

b) Pihak Kantor Pertanahan melakukan pengukuran tanah wakaf untuk

dibuatkan Gambar Situasi Tanah.

c) Pihak BPN mencatat wakaf dalam Buku Tanah

d) Selanjutnya memproses dan menerbitkan sertifikat tanah.

Bagan 1.

Prosedur Pendaftaran Wakaf Tanah

B. Pendaftaran Wakaf Benda Bergerak (Uang)

Wakif yang akan mewakafkan uangnya diwajibkan untuk:

Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum | 20

Page 22: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/Modul Wakaf.doc · Web viewBenda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

1. Hadir di Lembaga Keuangan Syariah Penerima Wakaf Uang (LKS-PWU)

2. Untuk menyatakan kehendak wakaf uangnya,

3. Menjelaskan kepemilikan dan asal-usul uang yang akan diwakafkan;

4. Menyetorkan secara tunai sejumlah uang ke LKS-PWU

5. Mengisi formulir pernyataan kehendak Wakif yang berfungsi sebagai AIW.

Dalam hal Wakif tidak dapat hadir, maka wakif dapat menunjuk wakil atau

kuasanya. Wakif dapat menyatakan ikrar wakaf benda bergerak berupa uang

kepada Nazhir di hadapan PPAIW yang selanjutnya Nazhir menyerahkan AIW

tersebut kepada LKS-PWU. Wakif dapat mewakafkan benda bergerak berupa

uang melalui LKS yang ditunjuk oleh Menteri sebagai LKS Penerima Wakaf

Uang (LKS-PWU).

LKS yang ditunjuk oleh Menteri atas dasar saran dan pertimbangan dari BWI.

BWI memberikan saran dan pertimbangan setelah mempertimbangkan saran

instansi terkait. Saran dan pertimbangan dapat diberikan kepada LKSPWU yang

memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. menyampaikan permohonan secara tertulis kepada Menteri

2. melampirkan anggaran dasar dan pengesahan sebagai badan hukum

3. memiliki kantor operasional di wilayah Republik Indonesia

4. bergerak di bidang keuangan syariah

5. memiliki fungsi menerima titipan (wadi'ah)

BWI wajib memberikan pertimbangan kepada Menteri paling lambat 30 (tiga

puluh) hari kerja setelah LKS memenuhi persyaratan. Setelah menerima saran dan

pertimbangan BWI dan Menteri paling lambat 7 (tujuh) hari kerja menunjuk LKS

atau menolak permohonan dimaksud. Lembaga Keuangan Syari`ah Penerima

Wakaf Uang (LKS-PWU) bertugas :

1. mengumumkan kepada publik atas keberadaannya sebagai LKS Penerima

Wakaf Uang

2. menyediakan blangko Sertifikat Wakaf Uang

3. menerima secara tunai wakaf uang dari Wakif atas nama Nazhir

4. menempatkan uang wakaf ke dalam rekening titipan (wadi'ah) atas nama

Nazhir yang ditunjuk Wakif

5. menerima pernyataan kehendak Wakif yang dituangkan secara tertulis dalam

formulir pernyataan kehendak Wakif

Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum | 21

Page 23: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/Modul Wakaf.doc · Web viewBenda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

6. menerbitkan Sertifikat Wakaf Uang serta menyerahkan sertifikat tersebut

kepada Wakif dan menyerahkan tembusan sertifikat kepada Nazhir yang

ditunjuk oleh Wakif

7. mendaftarkan wakaf uang kepada Menteri atas nama Nazhir

Sertifikat Wakaf Uang sekurang-kurangnya memuat keterangan mengenai :

1. nama LKS Penerima Wakaf Uang

2. nama Wakif

3. alamat Wakif

4. jumlah wakaf uang

5. peruntukan wakaf

6. jangka waktu wakaf

7. nama Nazhir yang dipilih

8. alamat Nazhir yang dipilih

9. tempat dan tanggal penerbitan Sertifikat Wakaf Uang.

Dalam hal Wakif akan melakukan perbuatan hukum wakaf uang untuk jangka waktu

tertentu maka pada saat jangka waktu tersebut berakhir, Nazhir wajib mengembalikan

jumlah pokok wakaf uang kepada Wakif atau ahli waris/penerus haknya melalui

LKS-PWU.

Bagan 2

Prosedur Pendaftaran Wakaf Uang

Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum | 22

Page 24: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/Modul Wakaf.doc · Web viewBenda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum | 23

Page 25: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/Modul Wakaf.doc · Web viewBenda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB IV

PENUTUP

Wakaf merupakan ibadah kebendaan untuk menahan dzat/ benda dan membiarkan

nilai manfaatnya demi mendapatkan pahala dari Allah Ta’ala. Wakaf adalah amalan

yang disunahkan dan termasuk jenis sedekah yang paling utama karena amalannya

tidak pernah putus terputus, meskipun orang yang memberikan wakaf sudah

meninggal dunia. Peruntukan wakaf diantaranya meliputi masjid, langgar, mushala,

yayasan pendidikan, yayasan panti jompo dan untuk sarana peribadatan sosial

lainnya. Disyaratkan harta yang diwakafkan bermanfaat secara langgeng seperti

gedung, hewan, kebun, senjata, perabot, dan yang berkembang sekarang adalah wakaf

uang tunai, dan wakaf hak kekayaan intelektual.

Wakaf hukumnya sunah. Ada beberapa Hikmah yang dapat diambil dari wakaf

yaitu sebagai rasa syukur kepada Allah SWT yang diwujudkan dengan memberi

sebagian harta kepada orang lain, berusaha ikhlas dalam setiap amal ibadah tanpa

mengharap balasan dan dapat menciptakan rasa kasih saying, kekeluargaan,dan

persaudaraan.

Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum | 24

Page 26: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/Modul Wakaf.doc · Web viewBenda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Lampiran-Lampiran

Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum | 25

Page 27: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/Modul Wakaf.doc · Web viewBenda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Lampiran 1 Surat Keterangan tentang Perwakafan Tanah Milik

Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum | 26

Page 28: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/Modul Wakaf.doc · Web viewBenda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Lampiran 2 Surat Keterangan Riwayat Tanah

Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum | 27

Page 29: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/Modul Wakaf.doc · Web viewBenda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Lampiran 3 Kutipan dari Buku Huruf C Desa

Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum | 28

Page 30: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/Modul Wakaf.doc · Web viewBenda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Lampiran 4 Surat Keterangan Tanah Bekas Milik Adat

Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum | 29

Page 31: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/Modul Wakaf.doc · Web viewBenda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Lampiran 5 Surat Pernyataan Pemilik

Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum | 30

Page 32: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/Modul Wakaf.doc · Web viewBenda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Lampiran 6 Surat Permohonan Konversi

Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum | 31

Page 33: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/Modul Wakaf.doc · Web viewBenda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Lampiran 7 Surat Pernyataan Tanah Tidak Sengketa

Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum | 32

Page 34: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/Modul Wakaf.doc · Web viewBenda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum | 33

Page 35: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/Modul Wakaf.doc · Web viewBenda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Lampiran 8 Surat Pernyataan Dikuasai Secara Fisik

Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum | 34

Page 36: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/Modul Wakaf.doc · Web viewBenda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum | 35

Page 37: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/Modul Wakaf.doc · Web viewBenda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Lampiran 9 Berita Acara Kesaksian

Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum | 36

Page 38: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/Modul Wakaf.doc · Web viewBenda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum | 37

Page 39: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/Modul Wakaf.doc · Web viewBenda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Lampiran 10 Surat Pernyataan Tanda Batas

Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum | 38

Page 40: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/Modul Wakaf.doc · Web viewBenda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum | 39

Page 41: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/Modul Wakaf.doc · Web viewBenda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Lampiran 11 SURAT PERNYATAAN PENGUASAAN FISIK BIDANG TANAH (SPORADIK)

Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum | 40

Page 42: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/Modul Wakaf.doc · Web viewBenda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum | 41

Page 43: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/Modul Wakaf.doc · Web viewBenda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Lampiran 12 SURAT PERNYATAAN PEMBELIAN

Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum | 42

Page 44: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/Modul Wakaf.doc · Web viewBenda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum | 43

Page 45: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/Modul Wakaf.doc · Web viewBenda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Lampiran 13 Surat Pengesahan Nadzir

Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum | 44

Page 46: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/Modul Wakaf.doc · Web viewBenda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum | 45

Page 47: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/Modul Wakaf.doc · Web viewBenda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Lampiran 14 Ikrar Wakaf

Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum | 46

Page 48: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/Modul Wakaf.doc · Web viewBenda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum | 47

Page 49: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/Modul Wakaf.doc · Web viewBenda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum | 48

Page 50: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/Modul Wakaf.doc · Web viewBenda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum | 49

Page 51: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/Modul Wakaf.doc · Web viewBenda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Lampiran 15 Akta Ikrar Wakaf

Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum | 50

Page 52: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/Modul Wakaf.doc · Web viewBenda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum | 51

Page 53: lab-hukum.umm.ac.idlab-hukum.umm.ac.id/files/file/Modul Wakaf.doc · Web viewBenda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum | 52