WAWANCARA PSIKIATRIKnew

13
WAWANCARA PSIKIATRIK Dr. I.A Kusuma Wardani, SpKJ Bag/ SMF Psikiatri RSUP Sanglah Denpasar

description

sanfl

Transcript of WAWANCARA PSIKIATRIKnew

WAWANCARA PSIKIATRIK

WAWANCARA PSIKIATRIKDr. I.A Kusuma Wardani, SpKJBag/ SMF Psikiatri RSUP SanglahDenpasar

WAWANCARA PSIKIATRIK (1):

WAWANCARA PSIKIATRIK (2):

WAWANCARA PSIKIATRIK (3):4Data dasar adalah data yang berangkat dan seputar keluhan utama.

WAWANCARA PSIKIATRIK (4):

WAWANCARA PSIKIATRIK (5):Sopan ingat ethical issuesPerhatikan suasana & tempat terapi : OK, IRDInterview harus dua arah, tatap muka, jujur, obyektif, terbukaLakukan dengan EMPATIBertanya dengan pertanyaan yang mudah dahulu, gunakan pertanyaan terbuka (open-ended question), pertanyaan tertutup biasanya untuk menegaskan, pertanyaan yang mendalam: hati-hatiMendengarkan : sabar, tidak menyela, tidak terlalu cepat menarik kesimpulanYANG PERLU DIPERHATIKAN (1):Memberi perhatian, dukungan/suportif dan responsObservasiSedikit mencatat, banyak mengingatConfidentiality: menjaga rahasiaMembina Doctor-Patient Relationship yang baik, kepercayaan pasien terhadap pemeriksaLast but not least : Pasien adalah individu yang unik, mempunyai hambatan, terimalah apa adanya

YANG PERLU DIPERHATIKAN (2):Pasien dulu baru keluarganya, bila perlu terpisah dengan ijin, hindari kecurigaanJangan kaku, harus bijaksana, melihat keadaan dan perasaan pasienTidak terlalu mengharap banyak dalam pertemuan pertamaHindari pertanyaan:memalukan, memberi harapan berlebihan, menyalahkan, mendebat, mengkritik, memberi contoh diri sendiri, pernyataan moralis, terheran-heran dengan ungkapan pasienCARA MEMIMPIN WAWANCARA (1):Usahakan secara kronologisBila verbal tidak bisa, usahakan non-verbalMenangkap apa yang tersurat dan tersirat, kemudian perlu dicek. Jangan terlalu cepat mengambil kesimpulanMengakhiri dengan merangkum serta merefleksikan isi dan perasaan pasienCARA MEMIMPIN WAWANCARA (2):1. Reaksi umum dan sikap badan:kaku, aneh, biasa, melawan, marah, acuh tak acuh, tidak tenang, berkeringat, lamban, pakaian dan kebersihan, dll.2. Ekspresi muka:kosong, dangkal, tampak sakit, curiga, jengkel, dll.3. Mata:terbuka/tertutup, berkedip-kedip, tak mau menatap, ada tahanan, dll.4.Bicaranya:spontan, berbisik, tidak dimengerti, berputar-putar, melantur, dll.5.Reaksi otot:lemah, melawan/negativisme, lidah menjulur, dll.

YANG PERLU DIOBSERVASI:6.Reaksi emosi disertai komponen fisiologik:sedih : keluar air matamarah : muka merah, nafas tersengal- sengalcemas : berkeringat7.BicaraAda usaha untuk berbicara, gerakan bibir, bisikan, gerakan kepala. Perhatikan ucapan-ucapan dan reaksi emosi yang mengikutinya 8.TulisanBeri kertas dan pensil. Mungkin tidak ada reaksi atau mungkin akan menulis.

TERIMA KASIH

No.TAHAPANASPEK

1.Introduksi Persiapan

Salam

Memperkenalkan diri & tujuan wawancara

Membina hubungan/raport yang baik dengan pasien

(Data identitas pasien)

(Menangani distres)

Meyakinkan kerahasiaan

2.Keluhan Utama "Apa yang membawa Bapak/Ibu/Anda datang ke sini?"

Biarkan pasien bercerita dengan bebas selama 10 menit. Jangan mengintroduksi topik/pertanyaan baru.

Dengarkan, amati, catat, dan ingat.

Menyemangati: sikap, anggukan, umpan balik semi verbal.

Perhatikan kata-kata bermakna, respon non-verbal.

3.Pengembangan Menanyakan riwayat sesuai data dasar dan status psikiatrik.

"Tadi Bapak/Ibu/Anda mengatakan bahwa....... Tolong dijelaskan lebih jauh." Fase ini bertujuan untuk mengembangkan dan memperdalam materi yang didapat sebelumnya.

Gunakan pertanyaan terbuka.

4.Pemeriksaan Menggunakan pertanyaan tertutup.

Memeriksa psikopatologi yang belum terungkap pada fase-fase sebelum ini.

Klarifikasi materi yang telah didapat sebelumnya.

Dapat menggunakan kuesioner diagnostik.

5.Pemeriksaan Fisik dan Neurologik

6.Penutup Membuat resume dan kesimpulan dari pemeriksaan, diagnosis dan rencana terapi dan menjelaskannya kepada pasien.

Memberi kesempatan kepada pasien untuk bertanya.

Salam penutup.