Wajib Baca Dasar Patofisiologi

276
DASAR PATOFISIOLOGI Pemahaman tentang patofisiologi membutuhkan peninjauan ulang mengenai patofisiologi normal-bagaimana tubuh bekerja dari hari ke hari dan dari menit ke menit pada tingkat sel, jaringan, organ dan sebagai suatu organisme utuh. Homeostasis Setiap sel dalam tubuh terlibat dalam upaya mempertahankan keseimbangan internal yang dinamis dan terus menerus, yang dinamakan homeostasis. Setiap perubahan atau kerusakan pada tingkat seluler dapet memengaruhi keseluruhan tubuh. Kalau homeostasis tersebut tergantung Karena stressor eksternal seperti cedera, kekurangan nutrien, atau invasi oleh parasit atau organisme lain maka dapat terjadi keadaan sakit (illness). Banyak stressor eksternal memengaruhi equilibrium internal tubuh sepanjang kehidupan seseorang. Patofisiologi dapet dipertimbangkan sebagai apa yang terjadi ketika pertahanan tubuh normal mengalami kegagalan. Mempertahankan Keseimbangan Ada tiga struktur dalam otak yang bertanggungjawab mempertahankan homeostasis tubuh; Medula oblongata, bagian pada batang otak yang berkaitan dengan berbagai fungsi vital, seperti respirasi dan sirkulasi. Kelenjar hipofisis, yang mengatur fungsi kelenjar lain dan melalui pengaturan ini, mengendalikan pertumbuhan, maturasi, serta reproduksi Formasio retikularis, yaitu suatu jalinan sel-sel saraf (nucleus)dan perabut saraf di dalam batang otak (brain stem) serta medulla spinalis yang membantu mengontrol semua reflex vital seperti fungsi kardiovaskuler dan respirasi. Homoestasis diprthankan lewat mekanisme umpan balik (feedback) melalui pengaturan sendiri. Mekanisme ini memiliki tiga komponen; Sensor yang mendeteksi pada homeostasis (yang disebabkan oleh impuls saraf atau preubahan kadar hormone)

description

patofisiologi

Transcript of Wajib Baca Dasar Patofisiologi

DASAR PATOFISIOLOGIPemahaman tentang patofisiologi membutuhkan peninjauan ulang mengenai patofisiologi normal-bagaimana tubuh bekerja dari hari ke hari dan dari menit ke menit pada tingkat sel, jaringan, organ dan sebagai suatu organisme utuh.HomeostasisSetiap sel dalam tubuh terlibat dalam upaya mempertahankan keseimbangan internal yang dinamis dan terus menerus, yang dinamakan homeostasis. Setiap perubahan atau kerusakan pada tingkat seluler dapet memengaruhi keseluruhan tubuh. Kalau homeostasis tersebut tergantung Karena stressor eksternal seperti cedera, kekurangan nutrien, atau invasi oleh parasit atau organisme lain maka dapat terjadi keadaan sakit (illness). Banyak stressor eksternal memengaruhi equilibrium internal tubuh sepanjang kehidupan seseorang. Patofisiologi dapet dipertimbangkan sebagai apa yang terjadi ketika pertahanan tubuh normal mengalami kegagalan.Mempertahankan KeseimbanganAda tiga struktur dalam otak yang bertanggungjawab mempertahankan homeostasis tubuh; Medula oblongata, bagian pada batang otak yang berkaitan dengan berbagai fungsi vital, seperti respirasi dan sirkulasi. Kelenjar hipofisis, yang mengatur fungsi kelenjar lain dan melalui pengaturan ini, mengendalikan pertumbuhan, maturasi, serta reproduksi Formasio retikularis, yaitu suatu jalinan sel-sel saraf (nucleus)dan perabut saraf di dalam batang otak (brain stem) serta medulla spinalis yang membantu mengontrol semua reflex vital seperti fungsi kardiovaskuler dan respirasi.Homoestasis diprthankan lewat mekanisme umpan balik (feedback) melalui pengaturan sendiri. Mekanisme ini memiliki tiga komponen; Sensor yang mendeteksi pada homeostasis (yang disebabkan oleh impuls saraf atau preubahan kadar hormone) Pusat control dalam sistem saraf pusat yang menerima sinyal dari sensor dan mengatur respons terhadap gangguan pada homeostasis (dengan memulai mekanisme efetor) Efektor yang bekerja untuk memulihkan homestasis.Ada dua jenis mekanisme umpan balik; Mekanisme umpan balik positif yang menggerakkan system menjauhi homeostasis dengan cara menggalakkan perubahan dalam system tersebut. Sebagai contoh, jantung akan memompa dengan frekuensi dan kekuatan yang lebih tinggi ketika seseorang berada dalam keadaan syok. Jika syok ini berlanjut, kerja jantung dapat memerlukan lebih banyak oksigen daripada yang tersedia. Sebagai akibatnya, akan terjadi gagal jantung. Mekanisme umpan balik negative yang bekerja memulihkan homeostasis dengan cara memperbaiki deficit yang terjadi dalam system.Mekanisme umpan balik yang negatif harus merasakan adanya perubahan dalam tubuh seperti kadar glukosa darah yang tinggi dan berupaya mengembalikan fungsi tubuh ke keadaan normal. Pada kasus kadar glukosa darah tinggi, mekanisme efektor akan memicu peningkatan produksi insulin oleh pancreas, mengembalikan kadar glukosa darah ke keadaan normal dan memulihkan homeostasis.Penyakit dan keadaan sakitMeskipun istilah penyakit (disease) dah keadaan sakit (illness) serimg tertukar dalam pemakaian, keduanya bukan sinonim atau padanan kata. Penyakit terjadi ketika homestasisi tidak dapat dipertahankan. Keadaan sakit terjadi pada saat seseorang tidak lagi berada daam kondisi sehat yang normal. Sebagai contoh, seseornag dapet menderita penyakit jantung koroner, diabetes, atau oenyakit asma tetapi tidak harus berada dalam keadaan sakit sepanjang waktu jika tubuhnya dapat beradaptasi terhadap penyakitnya. Dalam situasi ini, orang tersebut masih melakukan kegiatan sehari-hari yang diperlukan didalam kehidupannya. Biasanya kata sakit mengacu kepada gejala subjektif (keluhan) yang dapat menunjukkan keberadaan penyakit.Perjalanan dan hasil akhir suatu penyakit akan diperngaruhi oleh factor-faktor enetik (sperti kecenderungan untuk mengalami obesitas), perilaku tidak sehat (seperti kebiasaan merokok), sikap (sperti keperibadian Tipe A) dan bahkan persepsi seseorang terhadap penyakitnya (seperti penerimaan atau pengingkaran). Penyakit bersifat dinamis dan dapet bermnifetasi lewat berbagai cara menurut keadaan pasien atau lingkungannya.PenyebabPenebab penyakit dapat intrinsic ataupun ekstrinsik. Keteurunan, usia, jenis kelamin, agens infeksius atau perilaku (seperti kebiasaan bermalas malasan, merokok, atau perilaku (seperti kebiasan bermalas-malasan, merokok, atau menggunakan obat-obat illegal) dapat menyebabkan penyakit. Penyakit yang penyebabnya tidak diketahui dinamakan idiopatik.PerkembanganProses perkembangan penyakit disebut pathogenesis. Bial tidak diketahui dan tidak berhasil ditangani dengan baik, sebagian besar penyakit akan berlanjut menurut pola gejalanya yang khas. Sebagai penyakit akan sembuh sendiri (self-limiting), atau dapat sembuh cepat dengan sedikit intervensi atau tanpa intervensi; sebagian lainnya menjadi kronis dan tidak pernah benar-benar sembuh. Pasien yang menderita penyakit kronis dapat mengalami masa-masa remisi dan eksaserbasi secara berkala.Biasanya penyakit terdeteksi ketika sudah menimbulkan perubahan pada metabolism atau mengakibatkan perubahan pada metabolisme atau mengakibatkan pembelahan sel yang menyebabkan munculnya tanda dan gejala. Manifestasi penyakit dapat meliputi hipofungsi (seperti konstipasi), hiperfungsi (seperti peningkatan produksi lender) atau peningkatan fungsi mekanis (seperti kejang).Cara sel-sel tubuh bereaksi terhadap penyakit bergantung pada agens penyebabnya dan sel, jaringan, serta organ tubuh yang terkan. Hilangnya penyakit bergantung pada banyk factor yang bekerja pada saat itu, seperti luas penyakit dan keberadaan penyakit lain.Stadium Secara khas, penyair berkembang melalui tiga stadium; Pajanan atau cedera-jarinagan sasaran terpajan agnes penyebab atau mengalami cedera. Masa latensi atau masa inkubasi- tidak terlihat tanda atau gejala (keluhan dan gejala) pada masa ini. Masa prodromal- tanda dan gejala biasanya ringan dan tidak khas. Fasreakut Penyakit mencapai intensitas penuh dan kemungkinan menimbulkan komplikasi. Fase ini dinamakan fase akut subklinis bila tubuh pasien masih bisa berfungsi seolah-olah tidak ada penyakit pada tubuhnya. Remisi Fase laten kedua ini terjadi pada sebgaian penyakit dan biasanya akan diikuti oleh fase akut lain. Konvalesensi-keadaan pasien berlanjut kea rah kesembuhan sesudah perjalan penyakit berhenti. Kesembuhan (recovery)- pasien kembali sehat dari tubuhnya sudah berfungsi normal kembali. Tidak terlihat tanda ata gejala penyakit yang tersisa.Stres dan penyakitKetika terjadi suatu stressor seperti peubahan dalam kehidupan, seseorang dapat bereaksi lewat salah satu dari kedua cara ini; dengan adaptasi yang berhasil baik atau dengan kegagalan beradaptasi (respons maladaptive). Respons maladaptive terhadap stress dapat mengakibatkan penyakit.Hans Selye, seorang perintis dalam pengkajian tentang stress dan penyakit, menguraikan stadium adaptasi berikut ini kejadian yang menimnulkan stress; alarm, resistensi, dan permulihan (recovery) atau kelelahan (exhaustion) (Lhat respon fisik terhadap stress). Dalam stadium alarm, tubuh merasakan adanya stress dan membangkitkan SSP. Tubuh melapaskan zat-zat kimia untuk memobilisasi repons fight or fight. Dalam upaya yang bersifat ganda ini, respons medulla adrenal yang bekerja simpatik (respons simpotoadrenal) menyebabkan pelepasan epinefrin dan poros hipotalamus hipofisi adrnal menyebabkan pelepasan hormone-hormon glukokortikoid. Sitem ini bekerja secara harmonis untuk membuat tubuh mampu bereaksi terhdaap stressor. Pelepasan ini merupakan adrenaline rush yang disertai kepanikan atau agresi. Pada stadium resistensi, tubuh dapat beradaptasi dan memperoleh kembali keadaan homeostasis atau tidak mampu beradaptasi dan masuk kedalam stadium kelelahan (exchaustion stage) yang menyebabkan penyakit.Respons stress dikontrol oleh sejumlah penyakit dalam sel-sel saraf dan system endokrin. Aksi atau kerja ini mencoba mengarahkan ebnergi kepada organ yang paling menderita karena stress, seperti jantung, paru-paru atau otak.

RESPONS FISIK TERHADAP STRESMenurut model adaptasi umum dari Hans Selye, tubuh manusia bereaksi terhadap stress dalam beberapa stadium seperti digambarkan di bawah iniStressor dapat bersifat fisik atau psikologi. Stressor fisik, seprti terkena zat racun, dapat menimbulkan respons berbahaya yang menyebabkan terjadinya keadaan sakit atau muncul kumpulan tanda dan gejala yang dapat dikenali. Stressor psikologik, seperti kematian orang yang dcintai, dapat pula menimbulkan respons maladaptif. Kejadian yang menimbulkan stress dapat menyebabkan kembuh beberapa penyakit kronis, seperti diabetes atau multipelsklerosis. Strategi coping (mengatasi persoalan) yang efektif dapat mencegah atau mereduksi efek stress yang berbahaya.

STRESOR FISIK ATAU PSIKOLOGIK

REAKSI ALARM (RESPON FIGHT OR FIGHTSistem saraf mulai dibangkitkanEpinefrin dan neropinefrin bersama hormon lain dilepaskan sehingga terjadi peningkatanfrekuensi jantung, kekuatan kontraksi jantung, asupan oksigen, dan aktivitas mental.

RESISTENSITubuh bereaksi terhadap stressor dan berupaya kembali ke kondisi homeostasisMekanisme koping turut berperan

KELELAHANJika stress tidak berhenti, stadium kelelahan akan dimulaiTubuh tidak lagi mampu memproduksi hormone seperti yang dilakukan pada stadium alarmKerusakan organ mulai terjadiPEMULIHANJika stress berhenti, tubuh kembali kepada keadaan normal sehingga terjadi pemulihan

Fisiologi selSel merupakan komponen kehidupan yang paling kecil dalam organism hidup. Organism dapat tersusun atas sebuah sel tunggal, seperti bakteri, atau atas milyaran sel, misal manusia. Pada organism tingkat tinggi, sel-sel yang memiliki spesialisasi tinggi dan melaksanakan fungsi yang sama akan tersusun menjadi jaringan, seperti jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan saraf, dan jaringan otot. Selanjtnya, jaringan akan membentuk organ (kulit, skelet, otak, dan jantung) yang terintegrasi menjadi system tubuh, seperti SSP, system kardiovaskuler, dan system musculoskeletal.Komponen sel

LIHAT LEBIH DEKATGAMBAR KOMPONEN SELIlustrasi di bawah ini memperlihatkan komponen dan struktur sel, setiap bagian memiliki fungsi untuk mempertahakan kehidupan sel serta homeostasis.Seperti organisme, sel merupakan organisasi kompleks komponen-komponen dengan spesialisasi khusus, yang masing-masing memiliki fungsi sendiri. Pada sel yang normal, komponen terbesarnya adalah sitoplasma, mukleus, dan membrane sel yang membungkus komponen internal serta mempertahankan sel utuh. (lihat gambar komponen sel)

SitoplasmaSitoplasma, yang strukturnya menyerupai gel, terutama terdiri atas sitosol yang merupakan cairan kentall semitransparan; cairan ini tersusun atas ari sebanyak 70% hingga 90% disertai berbagai protein, garam, dan gula. Di dalam sitoplasma terdapat suspense banyk struktur halus yang dinamakan organel.Organel meruupakan mesin metabolism sel. Masing-masing organel memiliki fungsi mempertahanakan kehidupan sel. Organel meliputi mitokondria, peroksisom, unsure-unsur sitoskeletal, sentrosom, mikrofilamen, dan mikrotubulus. Mitokondria merupakan bangunan berbentuk sferis atau batang dan menghasilkan sebagian adenosine trifosfat (ATP; adenosine triphosphate) tubuh. ATP memberikan energy kepada banyak aktivitas sel. Mitokondria merupakan tempat respirasi sel pemakaian metabolic oksigen untuk memproduksi energy, karbon dioksida, dan air. Ribosom merupakan tempat sintesis protein Retikulum endoplasma merupakan jalinan dua jenis tubulus yang terbungkus membrane. Retikulum endoplasma yang kasar terbungkus ribosom. Retikulum endoplasma yang halus berisi enzim-enzim yang mensintesis lipid. Apparatus golgi mensintesis molekul hidrat arang yang berikatan dengan protein yang diproduksi oleh Retikulum endoplasma kasar dan lipid yang diproduksi oleh Retikulum endoplasma yang halus untuk membentuk produk seperti lipoprotein, glikoprotein, dan enzim-enzim. Lisosom merupakan badan digestif yang menguraikan bahan nutrien dan bahan asiang atau bahan rusak di dalam sel. Membran yang membungkus setiap lisosom memisahkan enzim-enzim digestifnya dengan bagian sitoplasma yang lain. Enzim-enzim tersebut mencerna bahan nutrien yang dibawa kedalam sel melalui endositosis, tempat sebagian membran sel mengelilingi dan menelan bagan tersebut untuk membentuk vesikel intrasel yang terikat pada membran. Membran lisosom akan menyatu dengan membran vesikel yang membungkus bahan yang mengalami endositosis. Kemudian enzim-enzim lisosom mencerna bahan yang ditelan itu. Lisosom mencerna bahan asing yang dinamakan oleh sel darah putih melalui proses serupa yang dianamakan fagositosis. Peroksisom berisi oksidase yang merupakan enzim untuk mereduksi oksigen secara kmiawi menjadi hydrogen peroksida dan mengubag hydrogen peroksida menjadi air. Peroksisom berisi oksidase yang merupakan enzim untuk mereduksi oksigen secara kimiawi menjadi hydrogen peroksida dan mengubah hydrogen peroksida menjadi air. Unsure-unsur sitoskeletal membentuk jalinan struktur proten yang mempertahankan bentuk sel. Sentrosom berisi sentriol berbentuk sislinder pendek yang terletak di dekat nucleus dan mengambil bagian adalam pembelahan sel. Mikrofilamen dan mikrotubulus memungkinkan pergerakan vesikel intrasel (yang memungkinkan akson membawa neurotransmilter) dan pembentukan kumparan mitosis, yang merupakan kerangka kerja bagi pembelahan sel.NucleusPusat pengendalan sel adalh nucleus, yang berperan dalam pertumbuhan sel, metabolism, dan reproduksi. Di dalam nucleus, satu atau lebih nucleolus (struktur intranukleus yang berwarna gelap) mensintesis asam ribonukleat (RNA; ribonucleic acid), yaitu polinukleotida kompleks yang mnegontrol sointsis protein. Nucleus juga menyimpan asam deoksiribonukleat (DNA; deoxyribonucleic acid), yaitu struktur heliks ganda yang membawa materi genetic dan bertanggung jwaab atas reproduksi atau pembelahan sel.Membran selMembran sel yang semipermeabel membentuk batas eksternal sel yang memisahkan sel tersbut dari sel-sel lain dan dari lingkungan luar. Dengan tebal yang secara kasar 75A (3 per 10 juta inci), Membran sel tersusun atas lapisan ganda fosfolid dengan molekul-molekul protein tertanam di dalamnya. Molekul-molekul protein ini bekerja sebagai reseptor, saluran ion atau pengangkutan bagi substansi tertntu.

Pembelahan selSetiap sel harus mengadakan replikai sendiri untuk mempertahankan kelanjutan hidupnya. Replikasi ssel berlangsung dengan cara membelah diri melalui salh satu dari dua cara ini: mitosis (pembelahan yang menghasilkan dua buah sel anak (daughter cells) dengan DNA yang sama dan kandungan kromosom yang sama seperti sel induknya (mother cell), atau miosis (pembelahan yang menciptakan empat buah gametosit dan masing masing gametosit ini mengandung separuh dari jumlah kromosom pada sel induknya). Kebanyakan sel akan menjalani mitosis; miosis hanya terjadi sel-sel reproduksi.Mitosis Mitosis tipe pembelahan sel yang menghsailkan pertumbuhan jaringan akan menghasilkan pembelahan materi yang sama jumlahnya di dalam nucleus (kariokinesis) dan kemudian pembelahan ini akan diikuti oleh pembelahan badan sel (sitokinesis). Proses ini menghasilkan dua duplikat sel asal. (lihat Bab 4. Genetika, untuk pembahasan terinci tentang mitosis dan miosis).Fungsi selFungsi dasar sebuah sel adalah gerakan, konduksi, absorprsi, sekresi, ekskresi, repirasi, dan reproduksi. Dalam tubuh manusia, sel-sel yang berbeda mengalami spesialisasi untuk melaksanakan satu fungsi saja; sel-sel otot, misalnya, bertanggung jawab atas gerakan. Kendati demikian, respirasi dan reproduksi terjadi di dalam semua sel.GerakanBeberapa sel, sperti sel otot, bekerja bersama untuk menghasilkan gerakkan pada bagian tubuh tertentu, gerakan isi/materi dalam sebuah organ atau gerakan keseluruhan organisme. Sel-sel otot yang membungkus organ berorgan atau kavitas berkontraksi, maka kontraksi sel-sel tersbut akan menggerakkan isi organ atau kavitas seperti gerakan peristalyik pada usus atau ejeksi darah dari jantung.KonduksiKonduksi merupakan transmisi stimulus, seperti implus saraf, panas gelombang suara dari bagian tubuh yang satu ke bagian yang lain.AbsorpsiProses absorpsi terjdai ketika subtansi bergerak melewati membran sel. Sebagai contoh, makanan dipecah menjadi asam-asam amino, asam-asam lemak, dan glukosa di dalam seluran cerna. Sel-sel dengan spesialisasi khusus yang terdapat did alam usus akan mengabsorpsi nutrient serta membawanya ke dalam pembuluh darah, dan kemudian nutrient ini diangkutr melalui pembuluh darah ke dalam sel-sel tubuh yang lain. Selnjutnya sel-sel sasaran akan mengabsorpsi substansi tersebut dan menggunakannya sebagai sumber energy atau sebagai building block untuk membangun atau memperbaiki komponen structural dan fungsional sel.

SekresiSebagian sel, sperti sel-sel kelenjar, melepas substansi yang digunakan oleh baian tubuh lain. Sel-sel beta pada pulau-pulau Langerhans pancreas, misalnya, akan menyekresi hormone insulin, yang akan diangkut oleh darah ke dalam sel-sel sasarannya, tempat hormone ini memfasilitsai gerakan glukosa melewati membran sel.EkskresiSel-sel mengekskresi limbah yang dihasilkan oleh proses metabolisme normal. Limbah ini meliputi substansi, seperti karbon dioksida serta asam tertentu dan molekul yang mnegandung nitrogen.RespirasiRespirasi sel terjadi dalam mitokondria, tempat ATP diproduksi, sel akan mengabsorpsi oksigen; kemudian akan menggunakan oksigen dan melaksanakan karbon dioksida selama metabolism seluler berlangsung. Energy yang disimpan dalam bentuk ATP akan dipakai dalam reaksi lain yang membutuhkan energy.ReproduksiSel-sel baru diperlukan untuk mengganti sel-sel tua bagi keperluan pertumbuhan jaringan dan tubuh. Kebanyakan sel membelah dan bereproduksi melalui proses mitosis. Akan tetapi, beberapa sel seperti sel sperti sel saraf dan otot secara khas akan kehilangn kemampuan melakukan reproduksi sesudah kelahiran bayi.Tipe sel Masing-masing dari empat tipe jaringan (epitel, jaringan ikat, saraf, dan otot) tersusun atas beberapa tipe sel khusus yang melaksanakan fungsi tertentu.Sel epitelSel epitel melapisi sebagian besar permukaan internal dan oksternal tubuh seperti epidermis kulit, organ-organ internal, pembuluh darah, rongga tubuh, kelenjar, serta organ-organ sensorik. Fungsi sel epitel meliputi fungsi pendukung, proteksi, absorpsi, ekskresi, dan sekresi.Sel jaringan ikatSel jaringan ikat (konektif) ditemukan di dalam kulit, tulng dan sendi, dinding arteri, fasia di sekeliling organ, saraf, dan lemak tubuh. Tipe sel jaringan ikat meliputi sel-sel fibroblast (seperti serat kolagen, elastin serta retikuler), sel-sel adipose (lemak), sel mast (yang melepaskan histamine serta substansi lain pada saat inflamasi), dan sel-sel tulang. Fungsi utama sel jaringan ikat adalah melindungi, memetabolisme, menyokong, mempertahankan suhu, dan elastisitas.

Sel sarafDua tipe sel saraf sel neuron dan neuroglia membentuk system saraf. Neuron memiliki badan sel, dendrite, dan akson. Dendrite membawa impuls saraf ke badan sel saraf dari akson pada neuron lain. Akson membawa impula saraf menjauhi badan sel dan mengangkatnya ke neuron lain atau organ tubuh. Sehubungan myelin di sekeliling akson akan memfasilitasi hantaran implus yang cepat dengan mempertahankan implus tersebut tetap di dalam sel saraf. Neuron melaksanakan fungsi berikut; Menghasilkan implus listerik Menghantar implus listrik Memengaruhi neutron yang lain, sel otot dan sel kelenjar dengan mentransmisi implus tersebut.Sel-sel neuron memberi sokongan, nutrisi dan proteksi terhadap neuron. Ada empat tipe sel neuroglia. Oligodendroglia, yang mempeoduksi myelin di dalam SPP Astrosit, yang menyediakan nutrient esensial bagi neuron dalam upaya memelihara potensial biolistrik yang bener untuk halaman implus dan transmisi sinaps. Sel ependimal, yang menonsumsikan dan mencerna debris jaringan ketika jaringan saraf mengalami kerusakan.Sel ototSel otot berkontraksi untuk menghasilkan gerakan atau tegangan (tension) \. Protein intrasel katin dan myosin akan berinteraksi untuk membentuk jembatan silang yang menghasilkan kontraksi otot. Peningkatan kadar kalsium intrasel diperukan bagi kontraksi otot.Ada tiga tipe dasar sel otot : Sel otot rangka (lurik), merupakan sel-sel berbentuk silinder yang panjang dan membentang di seluruh panjang otot rangka (skelet). Otot ini, yang melekat langsung pada tulang atau yang terhubung dengan tulang melalui tendon, bertanggungjawab atas gerakan volunteer. Melalui gerakan kontraksi dan relaksi, sel-sel otot lurik mengubah panjang otot. Kontraksi memendekkan otot; relaksasi memungkinkan otot kembali pada panjang saat istirahat. Sel otot polos (sel otot bukn lurik), ditemukan dalam dinding organ berongga seperti traktus GI serta genitourinarius, dan dinding pembuluh darah serta bronkiolus. Berbeda dengan sel otot lurik, sel-sel berbentuk seperti kumparan ini berkontraksi secara involunter. Melalui gerakan kontraksi dan relaksi, sel-sel otot polos mengubah diameter lumen struktur berongga tersebut dan dengan cara demikian, substansi yang ada di dalamnya akan digerakkan di sepanjang organ ini. Sel otot jantung bercabang menyilang otot polos rongga jantung dan berkontraksi secara involunter. Sel-sel otot ini memproduksi dan mentransmisi potensial aksi jantung yang menyebabkan sel otot jantung berkontraksi. Implus berjalan dari sel yang satu ke sel lain karena tidak terdapat membran sel.SIAGA KLINIS Pada lanjut usia (lansia), sel otot rangka menjadi lebih kecil dan banyak di antaranya sudah digantikan oleh jaringan ikat fibrosa. Sebagai akibatnya, kekuatan dan massa otot akan berkurang.Perubahan patofisiologiSel menghadapi beberapa tantangan di sepanjang hidupnya stressor, perubahan kesehatan tubuh, penyakit, dan sejumlah factor ekstrinsik lain dapat mengubah fungsi sel yang normal (homeostasis).Adaptasi selSel pada umumnya dapat berfungsi dengan baik kendalti terdapat perubahan atau stress yang berat atau berkepanjangan dapat mencederai atau bahkan menghacurkan sel. Ketika integritas sel terancam misalnya oleh keadaan hipoksia, anoksia, cedera kimia, infeksi, atau suhu yang ekstrem sel akan bereaksi dengan salah satu cara berikut: Dengan bergantung pada cadanagn energinya untuk mempertahankan fungsinya Dengan melakukan perubahan adaptif atau disfungsi selulerJika cadangan energy sel tersedia dalam jumlah cukup dan tubuh tidak mendeteksi abnormalitas, maka sel beradaptasi dengan menjadi atrofi, hyperplasia, metaplasia, atau diplasia. (Lihat Perubahan Adaptif sel). Jika cadangan sel tidak mencukupi, maka terjadi kematian sel (nekrosis). Biasanya nekrosis terjadi secara local dan mudah dikenali.AtrofiAtrofi mrupakan keadaan berkurangnya ukuran sebuha ssel atau organ, yang dapat terjadi ketika sel tersebut mengalami penurunan beban kerja atau penyakit, aliran darah yang tidak mencukupi, malnutrisi atau penurunan stimulasi hormonal dan saraf. Contoh-contoh atrofi meliputi pengurangan massa dan tonus otot setelah menjalani tiah baring yang lama.HipertrofiBerlawanan dengan atrofi, hipertrofi merupakan penurunan ukuran sebuah sel atau organ, yang terjadi karena peningkatan beban kerja. Tiga tipe dasar hipertrofi adalah hipertroi fisiologik, kompensatorik dan patologik. hipertroi fisiologik mencerminkan peningkatan beban kerja yang bukan disebabkan olrh penyakit sebagai contoh, bertambahnya ukuran otot yang disebabkan oleh kerja difisik yang keras atau latihan beban. Hipertrofi kompensatorik terjadi ketika ukuran sel bertambah untuk mengambil alih sel-sel yang tidak berfungsi, sebagai contoh, ginjal akan membesar kalau ginjal lain tidak berfungsi atau diangkat. Hipertrofi patologil merupakan respons terhadap penyakit. Contonya adalah penebalan otot jantung karena jantung harus memompa lebih kuat untuk melawan peningkatan resistensi pembuluh darah pada pasien hipertensi.HiperplasiaHyperplasia merupakan keadaan peningkatan jumlah el yang disebabjan olej peningkatan beban kerja, stimulasi hormonal atau penurunan densitas jaringan. Seperti halnya hipertrofi, hyperplasia dapat bersifat fisiologik, kompensatorik atau patologik. Hyperplasia fisiologik merupakan respom adaptif terhadap perubahan normal. Contohnya adalah pertambahan terhadap jumlah sel uterus setiap bulan yang terjadi sebagai respons terhadap stimulasi estrogen pada endometrium sesudah ovulasi. Hyperplasia kompensatorik terjadi pada beberapa organ guna mengganti jaringan yang rusak atau yang diangkat. Sebagai contoh, sel-sel hati akan mengadakan regenerasi ketika sebagian hati akan mengadakan regenerasi ketika sebagian hati diangkat dengan pembedahan. Hyperplasia patologik merupakan respons terhadap stimulasi hormonal yang berlebihan atau produksi hormon pertumbuhan yang abnormal. Contohnya adalah akromegali, produksi hormon pertumbuhan yang berlebihan, yang meneyebabkan pertumbuhan tulang; pada hyperplasia endometrium, sekresi estrogen yang berlebihan menyebabkan perdarahan haid hebat dan kemungkinan perubahan maignan.MetaplasiaMetaplasia merupakan pergantian tipe sel yang satu dengan tipe yang lain (tipe sel yang dapet bertahan lebih baik terhadap perubahan atau stresor). Penyebab umum metaplasia adalah iritasi atau cedera yang terus menerus dan memicu respons inflamasi. Tipe sel yang baru dapat bertahan lebih baik dalam menghadapi stress akibat inflamasi kronis. Metaplasia dapat bersifat fisiologik atau patologik Metaplasia fisiologik merupakan respons normal terhadap perubahan keadaan dan umumnya bersifat sepintas. Sebagai contoh, pada respon tubuh yang normal terhadap inflamasi, monosit yang bermigrasi kejaringan yang mengalami inflamasi akan berubah menjadi sel-sel makrofag. Metaplasia patologik merupakan respons terhadap toksin dari luar stresor dan umumnya bersifat irebersibel. Sebagai contoh, setelah bertahun-tahun terkana asp rokok, sel epitel skuamosa berlapis akan menggantikan sel epitel kolumner bersilia pada saluran bronkus. Meskipun sel-sel yang baru dapat bertahan lebih baik terhadap asap rokok, sel-sel tersebut tidak dapat mensekresi lender dan juga tidak memiliki silia untuk melindungi sakuran napas. Jika pajanan asap rokok itu terus berlanjut, sel-sel akuamosa dapat berubah menjadi sel-sel kanker.

LIHAT LEBIH DEKATPERUBAHAN SEL YANG ADAPTIFSel beradaptasi terhadap perubahan keadaan dan diperlihatkan di bawah ini

DisplasiaPada dysplasia, diferensiasi abnormal sel-sel yang sedang membelah akan menghasilkan sel-sel dengan ukuran, bentuk, dan penampilan yang abnormal. Meskipun perubahan sel yang displastik tidak bersifat ganas, keadaan ini dapat mendahului peubahan kea rah kanker. Contoh yang sering dijumpai adalah displasia sel epitel pada seviks atau traktus respiratirius.Cedera selCedera pada setiap komponen sel dapat menimbulkan keadaan sakit karena sel kehilangan kemampuannya untuk beradaptasi. Salah satu indikasi awal cedera sel adalah lesi biokimia yang ditemukan pada sel di tempat terjadinya cedera. Sebagai contoh, pada pasien alkoholisme kronik, lesi biokimia pada sel-sel system imun dapat meningkatkan kerentanan pasien terhadap infeksi, dan sel-sel pankeas serta hati turut terkena dengan cara menghalangi reproduksi sel tersebut. Sel-sel ini tidak dapat kembali berfungsi secara normal.Penyebab cedera celCedera sel dapat terjadi karena beberapa penyebab intrinsic atau ekstrinsik: Toksin. Subtansi yang berasal dari adalm tubuh (factor endogenus) atau dari luar tubuh (factor eksogenus) dapat menyebabkan cedera toksin. Toksin endogenus yang sering ditemukan secara genetic, malformasi yang nyata, dan reaksi hipersensitivitas. Toksin eksogenus meliputi alcohol, timbale, karbon monoksida, dan obat-obatan yang mengubah fungsi sel. Contoh obat-obat tersebut adalah obat-obat kemoterapi yang digunakan untuk mencegah penolakan pada resipien transplantasi organ. Infeksi. Virus, fungus, protozoa, dan bakteri dapat menimbulkan cedera sel atau kematian sel. Organism ini akan memperngaruhi integritas atau keutuhan sel dengan mengganggu proses pembelahan sel sehingga membentuk sel sel yang novariabel dan mutan. Sebagai contoh, virus HIV (human Immunodeficiency virus) akan mengubah sel ketika virus tersebut mengadakan replikasi dalam RNA sel. Cedera fisik, cedera fisik terjadi karena kerusakan pada sel atau karena kerusakan yang berkaiayan dengan organet intrasel. Dua tiep utama cedera fisik adalah cedera termal dan mekanis. Penyebab cedera termal meliputi luka bakar, terapi radiasi untuk kanker, sinar X, dan rdaiasi ultraviolet. Penyebab cedera mekanis meliputi pembedahan, trauma akibat kecelakaan kendaraan dan frostbite. Cedera deficit. Ketika terjadi kekurangan air, oksigen, atau nutrient atau ketika suhu yang konstan dan pembuangan limbah yang adekuat tidak dapat bisa belangsung. Kekurangan salah satu dari ketiga kebutuhan dasar ini dapat menyebabkan disrupsi atau kematian sel. Penyebab kekurangan atau deficit tersebut meliputi hipoksia (pasokan oksigen tidak adekuat), iskemia (pasokan darah tidak adekuat) dan malnutrisi.Cedera sel yang irreversible terjadi ketika membrane sel atau organel tidak dapat lagi berfungsi.Degenerasi selDegenerasi merupakan tipe kerusakan sel yang nonletal (tidak membawa kematian) dan umumnya terjadi dalam sitoplasma serta tidak memengaruhi nucleus. Biasanya degenerasi mengenai organ dengan sel-sel yang aktif secara metabolic aktif seperti hati, jantung, serta ginjal, dan disebabkan oleh permaslahan berikut ini : Peningkatan jumlah air didalam sel atau pembengkakan seluler Infiltrasi lemak Atrofi Autofagositosis (yaitu sel mengasorpsi bagian sel itu sendiri) Perubahan pigmentasi Kalsifikasi Infitltrasi hialin Hipertrofi Dysplasia (yang berhubungan dengan iritasi kronik) HyperplasiaSaat perubahan dala sel bias dikenali, maka perwatan kesehatan yang tepat dapat memperlambat proses degenerasi dan mencegah kematian sel. Mikroskop electron dapat membantu mengenali peruabahn seluler dan dengan demikian diagnosis penyakit bisa ditegakkan sebelum pasien mengeluhkan gejalanya. Hanya sayangnya, banyak perubahan sel terjadi tanpa dapat dikenali meskipun pemeriksaan dengan mikroskop telah dilakukan. Kenyataan ini membuta deteksi dini penyakit tidak mungkin dilakukan. Contoh perubahan degenerative yang reversible adalah dysplasia serviks. Contoh perubahan degenerative yang ireversibel meliputi penyakit Huntington dan amiotrofik lateral sklerosis.Penuaan selSelama proses penuaan yang normal, sel akan kehilangan struktur dan fungsinya. Atrofi, yaitu penurunan ukuran atau pelisutan, dapat menunjukkan kehilangan struktur sel. Hipertrofi atau hyperplasia merupakan cirri khas kehilangan fungsi sel. (lihat factor yang memengaruhi penuaan sel).Tanda penuaan terjadi pada semua system tubuh. Contohnya meliputi pernurunan elastisitas pembuluh darah, motilitas usus, massa otot dan jaringan lemak subkutan. Peniaan sel dapat berjalan lambat atau cepat menurut jumlah dan luas cedera di samping tergantung pula pada keausan serta kerusakan pada sel.Proses penuaan sel akan membatasi rentang usia menuasia (tentu saja, banyak manusia meninggal karena penyakit sebelum mereka mencapai usia maksimum sekitar 110 tahun). Beberapa teori mencoba menerangkan penyebab penuaan sel. (lihat teori biologi tentang penuaan).Kematian selSeperti halnya penyakit, kematian sel dapat disebabkan oleh factor-faktor intristik yang membatasi rentang usia sel atau oleh factor-facktor ekstrinsik (external) yang turut menyebabkan kerusakan dan penuaan sel. Kalau terdapati stresor yang berat atau yang berkepanjangan, sel tidak lagi mampu beradaptasi dan kematian sel akan terjadi.Kematian sel atau nekrosis dapat bermanifestasi dengan berbagai cara menurut jaringan atau organ yang terkena. Apoptosis merupkan kematian sel yang sudah deprogram secara genetic. Apoptosis merupakan penyebab pergantian sel yang trjadi secara terus menerusdi dl dalam lapisan kertain luar pada kulit dan lensa mata. Nekrosis likuefaksi terjadi ketika enzim lisis (lytic enzyme) mencairkan sel-sel yang nekrotik. Tipe nekrosis ini sering ditemukan did alam otak yang banyak mengandung enzim-enzim lisis. Pada nekrosis kaseosa, sel-sel yang nekrotik akan terurai tetapi masih ada bagian-bagian sel yang masih tidak tercerna selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Tipe jaringan nektrotik ini dibrei nama kaseosa Karen sifatnya yang rapuh seperti keju (kaseus). Nekrosis juga terjadi pada tuberculosis patu. Pada nekrosis lemak, enzim-enzim yang bernama lipase memecah trigliserida intrasel menjadi asam lemak bebas. Asam lemak bebas ini akan berikatan dengan ion natrium, magnesium, atau kalsium sehingga terbentuk sabun. Jaringan yang mengalami nekrosis lemak akan berwarna opaq dan putih seperti kapur. Nekrosis koagulatif umumnya terjadi ketika pasokan darah pada organ apa pun (kecuali otak) tergantung. Tipe nekrosis ini secara khas mengenai ginjal, jantung, dan kelenjar adrenal. Aktivitas enzim lisis (lisosom) di dalam sel akan dihambat sehingga sel-sel yang nekrotik tetap memperthankan bentuknya, paling tidak untuk sementara waktu. Nekrosis gangrenosa suatu bentuk nekrosis koagulatif yang secara khas terjadi karena kekurangn aliran darah dan diperburuk dengan komplikasi invasii dan pertumbuhan bakteri yang berlebihan. Tipe nekrosis ini umumnya terjadi pada tungkai bawah sebagai akibat aterosklerosis atau pada traktus GI. Gangren dapat dijumpai dalam salah satu dari ketiga bentuk ini. Kering lembap (basah), atau gas.

FAKTOR YANG MEMENGARUHI PANUAAN SELPenuaan sel dapat dipengaruhi oleh factor intrinsik dan ekstrinsik seperti tercantum dibwah ini:Factor intrinsikKongenitalDegeneratifImunologikKeturunanMetabolikNeoplastikNutrisiPsikogenik

Agens InfeksiusBakteriFungus (jamur)InsektaProtozoaVirusCacingFaktor EkstrinsikZat kimiaListrikKekuatan/gaya mekanisKelembapan (humiditas)RadiasiSuhu

hipertroi fisi

TEORI BIOLOGI TENTANG PENUAANBerbagai teori telah dikemukakan untuk mejelaskan proses penuaan yang normal. Teori biologis mencoba menerangkan penuaan fisik sebagai proses di luar kehendak, yang akhirnya membawa perubahan kumulatif pada sel, jaringan dan cairan.Teori SumberPenghambatCross-link theory (Teori kaitan-silangIkatan kimia yang kuat antara molekul-molekul organic di dalam tubuh meningkatkan kekuatan, ketidakstabilan kimiawi, dan ketidaklarutan jaringan ikat serta DNALipid, Protein, hidratarang dan asam nukleasMembatasi kalori dan sumber latrogenik (agens antilink), sprit kacang panjang/buncis.Free-Radical Theory (Teori Radikal-bebas)Peningkatan jumlah radikal bebas yang tidak stabil akan menimbulkan efek yang berbahaya bagi system biologis, seperti perubahan kromosom, akumulasi pigmen dan perubahan kolagenPolutan lingkungan, oksidasi lemak makanan, protein, hidrat arang, unsure-unsur berbahaya.Memperbaiki lingkungan, menghindari makanan yang memicu radikal bebas, meningktkan masukkan antioksidan, sperti vitamin A, C dan E.Immunologic theory (Teori Imunologik)System kekebalan yang menua tidak lagi mampu membedakan sel-sel tubuh dari sel-sel asing; sebagai akibatnya, system ini mulai menyerang dan menghancurkan sel-sel tubuh seolah-olah sel-sel itu asing. Keadaan ini menjelaskan awal mula keadaan yang dmulai pdaa usia dewasa seperti diabetes, penyakit jantung rematik, dan arthritis. Teori ini menspekulasikan keberadaan beberapa mekanisme sel yang salah sehingga memicu serangan pada berbagai jaringan normal melalui autogresi atau imunodefisiensi.Perubahan pada sel-sel T dan B pada system kekebalan humorial serta seluler.Rekayasa kekebalan melakukan perubahan dan peremajaan system imun secara selektifWear anda tear theory (teori pakai dan aus)Sel, struktur dan faal tubuh akan menjadi aus atau digunakan berlebihan (overuse) akibat stressor baik dari dalam maupun luar. Efek kerusakan yang tersisa akan bertumpuk sehingga tubuh tidak lagi mampu bertahan terhadap stress dan akhirnya terjadi kematian

Gangren kering terjadi ketika invasi bakteri minimal. Keadaan ini ditandai oleh jaringan yang mongering, berkeriput, dan berwarna cokelat gelap atau oleh jaringan yang kehitaman pada tungkai. Gangren basah terjadi bersama nekrosis likuefaksi yang meliputi aktivitas lisis yang luas oleh bakteri dah sel darah putih sehingga terbentuk bagian tengah yang mencair di daerah yang terkena. Tipe gangren ini bisa terjadi pada organ-organ internal maupun pada ekstremitas. Gas gangren terjadi ketika bakteri anaerob genus clostridium meninfeksi jaringan. Tipe gangren ini cenderung terjadi pada trauma berat dan dapat menyebabkan kematian. Bakteru gas gangren melepaskan toksin yang membunuh sel-sel disekitarnya dan infeksi gas gangren akan menyebar dengan cepat. Pelepasan gelembung-gelembung gas dari sel-sel otot yang terkena menunjukkan keberadaan gas gangren.Perubahan nekrotikKalau sebuah sel mengalami kematian, maka enzim-enzim yang ada di dalamnya akan trelepas dan mulai melarutkan komponen-komponen di dalam sel tersebut. Keadaan ini memicu reaksi inflamasi akut dan sel darah putih akan bermigrasi ke daerah nekrotik tersebut serta mulai mencerna sel-sel yang mati. Pada saat ini, sel-sel mati trutama nucleus mulai mengalami perubahan morfologi melalui salah satu dari ketiga cara ini: Piknosis, yang dengan cara ini, nucleus akan mengerut mnjadi massa materi genetic yang padat dengan garis bentuk ireguler. Karioreksis, yang dengan cara ini, nucleus akan pecah dan materi genetiknya tersebar di seluruh sel. Kariolisis, yang denga cara ini, enzim-enzim hidrolitik yang lepas dari struktur intrasel dan dinamakan lisosom akan melarutkan nukleas.

KankerKanker, juga dimaksud neoplasia malignan, adalah sebuah kelompok yang atas lebih 100 jenis penyakit berbeda yang ditandai oleh kerusakan DNA (asam deoksiribonukleat) sehingga tumbuh-kembang sel tidak berlangsung normal. Sel yang melignan tidak mampu lagi membelah serta melakukan difrensiasi dengan cara yang normal, dan kedua, sel-sel malignan memiliki kemampuan menginvasi jaringan sekitarnya serta bermetastasis ketempat yang jauh.Di Amerika Serikat, kanker bertanggungjawab atas lebih dari setengah juta kematian setiap tahun dan menempati urutan kedua setelah penyakit kardiovaskuler. Tinjauan pada tahun 1999 tentang sasaran kanker pada masyarakat sehat 2010, yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan dan Pelayanan Masyarakat A.S., telah membuahkan hasil yang mengembirakan, yaitu pembalikan tren peningkatan insiden kanker dan kematian karena kanker secara tergabung dan untuk sebagian besar di antara 10 jenis kanker pada urutan pertama menunjukkan penurunan dalam kurun waktu anatara 1990 dan 1996.Di seluruh dunia, jenis malignansi yang paling sering dijumpai meliputi kanker kulit, leukernia, limfoma, dan kanker payudara, tulang, saluran cerna serta struktur terkait, kelenjar tiroid, paru-paru, saluran perkemihan dan system reproduksi. (Lihat Tinjuan penyakit kanker yang lazim dijumpai, halaman 37 hingga 46). Di Amerika Serikat, jenis kanker yang paling sering ditentukan adalah kanker kulit, prostat, payudara, paru-paru dan kolorekral. Sebagian kanker, seperti tumor germ cell ovarium dan retinoblastoma sangat banyak ditemukan pada kelompok pasien yang menderita penyakit kanker berusia di atas 65 tahun.Bagaimana kanker terjadi?Kebanyakan teori tentang karsinogenesis mengemukakan bahwa proses terjadinya kanker meliputi tahap; tahap permulaan (iniiasi), pengalakan (promosi), dan progresivitas.PermulaanTahap permulaan atau inisasi merupakan tahap kerusakan atau mutasi pada DNA, yang terjadi ketika sel terpajan substansi atau kejadian yang memulai munculnya kanker (seperti zat kimia, virus, atau radiasi) pada saat replikasi (transkripsi) DNA. Biasanya, ada enzim-enzim yang mendeteksi kekeliruan itu terlewati. Jika protein pengaturan dapat memusnakan dirinya sendiri. Jika protein pengatur tidak mengenali kekeliruan itu, sel tersebut akan mengalami mutasi permanen yang diturunkan pada generasi sel berikut.PenggalakanTahap penggalakan (promosi) meliputi keterpajanan sel dengan factor-faktor (penggalak;promoter) yang meningkatkan pertumbuhan. Pajanan ini dapat terjadi segera setelah tahap permulaan atau beberapa tahun kemudian.Promoter dapat berupa hormone seperti estrogen, bahan aditf pangan, seperti nitrat, atau obat-obatan seperti nikotin. Promoter dapat memengaruhi sel-sel yang sudah bermutasi itu dengan cara mengubah: Fungsi gen yang mengontrol pertumbuhan dan duplikasi sel. Respons sel terhdapa stimulator atau inhibitor pertumbuhan Komukasi antarsel.ProgresivitasSebagian peneliti percaya bahwa tahap proresivitas merupakan fase penggalakan yang lanjut, ketika tumor sudah menginvasi, bermetastasis dan menjadi resisten terhadap obat. Tahap ini tidak bias diblaikkan lagi (ireversibel).PenyebabTubuh yang sehat memiliki perlengkapan yang baik untuk mempertahankan diri terhadap kanker. Hanya ketika system imun dan pertahanan lain gagal, penyakit kanker muncul.Bukti terakhir menunjukan bahwa kanker terjadi karena interaksi kompleks antara pajanan karsinogen dan mutsai yang sudah menumpuk dalam beberapa gen. para peneliti telah menentukan lebih kurang 100 gen kanker. Sebagian gen kanker, yang dinamakan onkogen, mengaktifkan pembelahan sel dan memengaruhi perkembangan embrionik. Gen kanker lain, gen supresor tumor, akan menghentikan pembelaan sel. Sel-sel manusia yang normal secara tipikal mengandung proto onkogen (precursor onkogen) dan gen supresor tumor yang tetap berada dalam keadaan tidak aktif atau dormani kecuali bila gas tersebut ditransfornasikan oleh mutasi yang bersifat genetic atau akuisita (didapat). Penyebab umum kerusakan gen yang akuisita adalah virus, radiasi, karsinogen lingkungan serta makanan dan hormone. Factor-faktor lain yang saling berinteraksi untuk meningkatan kecenderungan seseorang menderita kanker meliputi usia, status gizi, keseimbangan hormonal dan respons terhadapa stress; semua ini akan dibahas di bawah sebagai factor risiko.GenetikSebagian kanker dan lesi pra-kanker dapat terjadi karena presdisposisi genetic langsung ataupun tidak langsung. Penyebab langsung terjadi ketika sebuah gen tunggal menjadi penyebab kanker, seperti tumor Wilm dan retinoblastoma. Karsinogenesis tak langsung berkaitan dengan keadaan yang diturunkan, seperti sindrom Down atau penyakit imunodefisiensi. Karakteristik umum pada kanker dengan presisposisi genetic menjadi: Awitan (onset) penyakit malignan yang dini Peningkatan insiden kanker bilateral pada organ yang berpasangan (payudara, kelenjar adrenal, ginjal dan nervus kranialis VII (neuroma akustikus) Peningkatan insidensi kanker primer yang multiple pada organ yang tidak berpasangan Komplemen kromosom yang abnormal dalam sel-sel tumor.VirusProtoonkogen virus secara tipikal mengandung DNA yang identik dengan DNA pada onkogen manusia. Dalam penelitian binatang tentang kemampuan virus untuk mentransformasikan sel, sebagian virus yang yang mneginfeksi manusia telah menunjukkan potensinya untuk menimbulkan penyakit kanker. Sebagai contoh, virus Epstein-Barr, yang menyebabkan mononucleosis infeksiosa, ternyata memiliki kaitan dengan limfoma Burkiit dan karsinoma nasofaring.Kegagalan imunosurveilenRiset menunjukkan bahwa sel kanker tumbuh dan berkembang secara terus menerus meskipun system imun mengenali sel-sel ini dan menghancurkannya. Mekanisme pertahanan ini, yang dinamakan imnusorveilens, memiliki dua komponen utama, yaitu: respon imun yang diantarai sel (cell-mediated) dan respon imun humoral. Kedua komponen ini secara bersama-sama berinteraksi untuk meningkatkan produksi antibody, imunitas seluler, dan memori imunologik. Para peneliti percaya bahwa system imun yang utuh menjadi penyebab regresi spontan sel-sel tumor. Jadi, perkembangan kanker merupakan persoalan bagi pasien yang harus menggunakan obat-obat imunosupresan.Respon imun yang diantarai selSel-sel kanker membawa antigen permukaan sel (molekul protein khusus yang memicu respons imun) yang dinamakan tumor-associated anigen (TAA) dan tumor specific antigen (TSA). Respons imun yang diantarai sel (cell mediated immune respons) dimulai ketika limfosit T bertemu dengan TAA atau TSA dan mengalami sensitiasi oleh kedua antigen tersebut. Setelah terjadi kontak berkali-kali, sel-sel T yang tersensitisasi itu akan melepas factor kimia limfokin yang sebagian di antaranya mulai menghancurkan antigen tersebut. Reaksi ini memicu transformasi populasi limfosit T yang berbeda menjadi limfosit T pembunuhan atau T killer. Limfosit ini memiliki sasaran pada sel-sel yang membawa antigen spesifik yang dalam hal ini, sel-sel kanker.Respon imun humoralRespon omun humoral bereaski dengan TAA dengan memicu pelepasan antibody dari sel-sel plasma dan mengaktifkan system serum kompelemen untuk menghancurkan sel-sel pembawa antigen. Akan tetapi, factor imun lawan yang merupakan antibody penghalang dapat meningkatkan pertumbuhan tumor dengan melindungi sel-sel malignan tersebut terhadap penghancuran oleh system imun numoral.Kerusakan respon imunImunosurveilens bukanlah system yang aman dari kegagalan. Jika system imun tidak berhasil mengenali sel tumor sebagai se lasing, respons imun tidak akan bekerja aktif. Tumor akan terus tumbuh sampai berada di luar kemampuan system imun untuk menghancurkannya. Selain kegagalan surveilens ini, mekanisme lain mungkin turut berperan.Sel-sel tumor dapat menekan pertahanan tubuh yang dihasilkan oleh system imun, antigen tumor dapat bergabung dengan antibody humoral untuk membentuk kompleks yang pada hakikatnya akan menyembunyikan antigen dari pertahanan imun tersebut. Kompleks ini dapat pula menekan produksi antibodi selanjutnya. Tumor juga dapat mengubah penampilan antigennya imun yang normal. Factor pertumbuhan tumor bukan hanya menggalakkan pertumbuhan tumor tetapi juga meningkatkan risiko seseorang terhadap infeksi. Akhirnya, pajanan yang lama dengan antigen tumor dapat menghabiskan limsofit pasien dan selanjutnya mengganggu kemampuan untuk menghasilkan respons yang tepat.Populasi limfosit T supresor dalam tubuh pasien mungkin tidak memadai untuk mempertahankan tubuh terhadap tumor yang malignan. Limfosit T supresor biasanya membantu mengatur produksi antibody; limfosit ini juga member sinyal kepada system imun kalau respons imun sudah tidak diperlukan lagi. Karsinogen tertentu, seperti virus atau zat kimia, dpaat melemahkan system imun dengan menghancurkan atau merusak sel-sel T supresor atau prekursornya, dan pada akhirnya akan memberikan pertumbuhan tumor.Secara teoritis, kanker akan tumbuh dan berkembang katika salah satu dari beberapa factor ini merusak system imun: Sel tumbuh bertambah tua. Ketika sel tubuh menjadi tua, kekeliruan dalam mengopi materi genetic selama pembelahan sel dapat mengakibatkan mutasi. Jika system imun yang menua itu tidak dapat mengenali mutasi dapat memperbanyak diri dan membentuk tumor. Obat-obat sitotoksik atau steroid. Obat-obat ini akan menurunkan produksi antibody dan menghancurkan limfosit yang beredar. Stress yang ekstrem atau infeksi virus tertentu. Keadaan membiarkan proliferasi sel-sel kanker. Supresi system imun. Radiasi, terapi dengan obat sitotoksik dan penyakit limfoproliferatif serta mieloproliferatif (seperti leukemia limfatik dan mielositik) akan menekan produksi sumsum tulang dan mengganggu fungsi leukosit. Acquired immunodecficiency syndrome (AIDS). Keadaan ini melemahkan respons imun yang diantarai oleh sel. Kanker. Penyakit ini sendiri bersifat imunosupresif. Penyakit kanker yang lanjut akan melemahkan system imun sehingga timbul anergi (keadaan tidak terdapatnya kemampuan kekebalan tubuh untuk bereaksi).Factor risikoBanyak penyakit kanker berhubungan dengan factor lingkungan dan gaya hidup tretentu yang menjadi predisposisi bagi seorang untuk terkena kanker. Data-data yang terkumpul menunjukkan bahwa sebagian factor risiki lainnya bertindak sebagai promoter, dan sebagian factor risiko lainnya bertindak sebagai promoter, dan sebagian lainnya lagi memulai serta menggalakkan proses penyakit tersebut.Polusi udaraPolusi udara ternyata berhubungan dengan perkembangan kanker, khususnya kanker paru. Orng-orang yang tinggal dekat kawasan industry yang melepas zat-zat kimia beracun tercatat sebagai populasi yang memiliki risiko kanker yang lebih besar. Banyak polutan udara di luar rumah seperti arsen, benzena, senyawa hidrokarbon, polivinil klorida dan emisi industry lain, serta gas buang kendaraaan bermotor telah diteliti untuk memperlajari sifat-sifat karsinogeniknya.Polusi udara di dalam rumah, seperti asap rokok dan radom, juga berpotensi meningkatkan risiko kanker. Pada kenyataannya, polusi udara di dalam rumah dianggap lebih karsinogenik dibandingkan polusi udara di luar rumah.Tembakau Kebiasaan merokok akan meningkatkan risiko kanker paru lebih dari sepuluh kali lipat dibandingkan individu yang buka perokok pada akhir usia pertengahan. Asap rokok mengandung nitrosamine dan senyawa hidrokarbon polisiklik, yang diketahui dapat menyebabkan mutasi. Risiko kanker paru akibat kebiasaan merokok memiliki korelasi langsung dengan lama kebiasaan itu dan jumlah rokok yang diisap setiap hari. Asap rokok juga berkaitan dengan kanker laring dan dianggap sebagai factor yang turut menimbulkan kanker pada kandung kemin, pancreas, ginjal, dan serviks. Riset juga memperlihatkan bahwa individu yang berhenti mrokok akan menurunkan risiko terkena kanker paru.Meskipun risiko yang berkaitan dengan kebiasaan merokok pipa dan cerutu serupa dengan kebiasaan mengisap rokok biasa, beberapa bukti menunjukkan bahwa efek yang ditimbulkan oleh kedua kebiasaan di atas lebih ringan. Asap dari pipa dan cerutu bersifat lebih alkalis. Sifat alkalis ini akan menurunkan absorpsi nikotin dalam paru-paru dan lebih mengiritasi paru-paru sehinga perokok tidak mengisapnya dalam-dalam.Orang yeng menghirup asap rokok yang dihembuskan orang lain, atau perokok pasif, juga menghadapi peningkatan risiko terkena kanker paru dan kanker lain. Penggunaan tembakau tanpa asap yang bias membuat jaringan menyerap langsung nikotin dan karsinogen lain memiliki keterkaitan dengan peningkatan frekuensi anker mulut yang jarang ditemukan di antara individu yang tidak menggunakan produk tersebut.AlcoholKonsumsi alcohol, khusunya disertai kebiasaan merokok, sering brekaitan denga srosis hati tang merupakan precursor kanker hepatoseluler. Risiko kanker payudara dan kolorektal juga meningkat jika disertai dengan kebiasaan minum minuman keras. Mekanisme timbulnya kanker pyudara yang mungkin terjadi meliputi gangguan pengeluaran karsinogen oleh hati, ganguan respons imun dan gangguan pada permeabilitas membrane sel dalam jaringan payudara. Alcohol menstimulasi kproliferasi sel rectum pada tikus. Hasil pengamatan ini dapat membantu menjelaskan peningkatan insiden kanker kolorektal pada manusia.Kebiasaan minum minuman keras dan merokok berlebihan secara sinergis meningkatkan insidensi kanker pada mulut, laring, faring dan esophagus. Alcohol mungkin bertindak sebagai pelarut untuk subtansi karsinogenik yang ditemukan dalam asap rokok sehingga meningkatkan absorpsi subtansi tersebut.Perilaku seksual dan reproduksiPraktik seksual ternyata berhubungan dengan tipe kanker tertentu. Usia pada melakukan hubungan intim yang oertama dan jumlah pasangan seksual memiliki korelasi positif dengan risiko yang lebih besar jika pasangannya itu mempunyai lebih dari seorang pasangan seksual. Mekanisme yang dicurigai melandasi kejadian ini meliputi penularan virus, yang kemungkinan besar berupa HPV (human papillomavirus). HPV tipe 6 dan 11 berkaitan dengan kondiloma akuminata. HPV merupakan jenis virus yang paling sering menyebabkan hasil Pap smear abnormal dan dysplasia serviks menjadi menjadi precursor langsung karsinomasel skuamosa pada servikc, yang keduanya berkaitan dengan HPV (khususnya tipe 16 31).PekerjaanKarena pajaan substansi tertentu, beberapa jenis pekerjaan memperbesar risiko terkena kanker. Orang yang trepajan asbes, seperti para pekerja pemasangan listrik dan pekerja tambang, berisiko terkena suatu jenis kanker paru yang disebut mesotelioma.asbes juga dapat bertindak sebagai produksi bahan pewarna, karet, cat dan betanaftilamin juga berisiko lebih besar terkena kanker kandung kemih.Radiasi ultravioletPajanan sinar ultraviolet atau sinar matahari dapat menyebabkan mutasi genetic pada gen kntrol PS3. Sinar matahari juga melepaskan tumor necrotizing factor (TNF) alfa kulit yang terpajan sehingga mungkin dapat menurunkan respons imun, sinar ultraviolet dari matahari merupakan penyebab langsung kanker sel basal dan sel skuamosa pada kulit. Derajat pajanan radiasi ultraviolet juga berhubungan dengan tipe kanker yang terjadi. Sebagai contoh, pajanan kumultif sinar ultraviolet dari matahari berkaitan dengan kanker sel basal sel skuamosa kulit, dan kejadian luka bakar serta lepuh yang berat pada usia muda berkaitan dengan melanoma.Radiasi ionisasi Radiasi ionisasi (seperti sinar X) berhubungan dengan leukemia akut, kanker tiroid, payudara, paru-paru, lambung, kolon dan traktus urinarius, serta myeloma multipet. Radiasi pada dosis rendah dapat menyebabkan mutasi DNA serta kelainan kromosan, dan pada dosis besar bisa menghambat pembelahan sel. Kerusakan ini dapat memengaruhi secara langsung karbohidrat, protein, lipid dan asam nukleat (makromolekuk\l) atau air intrasel untuk menghasilkan radikal bebas yang merusak makromolekul tersebut.Radiasi ionisasi dapat pula meningkatkan efek kelainan genentik. Sebagai contoh, radiasi ini meningkatkan risiko kanker pada penderita kelainan genetic yang mengganggu mekanisme perbaikan DNA. Variable lain yang ikut memperberat meliputi bagian serta persentase tubuh yang terpajan, usia pasien, keseimbangan hormonal, obat-obat yang diresepkan, dan keadaan yang sudah ada sebelumnya atau yang terjadi bersamaan.HormonHormon, khususnya hormone steroid seks seprti estrogen, progesterone dan testosterone, turut pula terlibat sebagai prormotor yang menggalakkan pertumbuhan kanker payudara, endometrium, ovarium atau prostat.Estrogen yang menstimulasi proliferasi sel-sel payudara dan endometrium dianggap sebagai promotor kanker payudara dan endometrium. Pajanan estrogen yang lama, seperti pada wanita dengan menarke dini dan menopause terlambat, memperbesar risiko kanker payudara. Demikian pula, penggunaan terapi sulih estrogen yang lama tanpa suplementasi progesterone untuk mengatasi gejala menopause akan memperbesar risiko kanker endometrium pada wanita. Progesterone dapat berpearn sebagai pelindungan yang mengimbangi efek stimulasi yang dimiliki estrogen.Hormon seks laki-laki menstimulasi pertumbuhan jaringan prostat. Namun, riset yang dilakukan gagal menunjukkan peningkatan risiko kanker prostat pada laki-laki yang menggunakan preparat androgen eksogen.DietAda banyak aspek diet yang berkaitan dengan peningkatan insidensi kanker. Aspek-aspek tersebut meliputi: Obesitas (hanya pada wanita, kemungkinan berhubungannya dengan produksi estrogen oleh jaringan lemak), yang berkaitan dengan peningkatan risisko kanker endometrium. Konsumsi lemak yang tinggi; yang berkaitan dengan kanker endometrium, payudara, prostat, ovarium dan rectum. Konsumsi makanan produk pengasapan, ikan atau daging yang diasinkan dan makanan yang mengandung senyawa nitrit yang berkaitan dengan kanker lambung. Karsinogen yang secara alami terdapat dalam makanan (seperti hidrazim dan aflatoksin) yang berkaitan dengan kanker hati. Karsinogen yang diproduksi oleh mikroorganisme dan tersimpan dalam makanan; karsinogen ini berkaitan dengan kanker lambung Diet rendah serat (yang memperlambat transportasi makanan melalui usus) yang berkaitan dengan kanker kolorektal.American cancer society (ACS) telah menyusun pedoman gizi khusus untuk pencegahan kanker. (lihat pedoman ACS: diet, nutrisi, dan pencegahan kanker).Perubahan patofisiologiCiri khas penyakit kanker terdapat pada proliferasi sel yang cepat serta tidak terkendali dan pada penyebaran independen dari suatu lokasi primer (tempat asal sel kanker) ke jaringan lain tenpat sel kanker membentuk focus sekunder (metastasis). Penyebaran ini terjadi melalui sirkulasi darah atau cairan limfatik, transplantasi tanpa sengaja dari satu tempat ke tempat lain pada saat pembedahan, dan melalui peluasan setempat. Jadi, sel kanker juga dapat bermigrasi ke jaringan dan system organ yang jauh letaknya. (lihat karakteistik sel kanker, halaman 19)Pertumbuhan selSecara khas setiap sel yang jumlahnya miliaran di dalam tubuh manusia memiliki lonceng internal yang memberitahukan kapan sel itu bereproduksi. Reproduksi dengan cara mitosis berlangsung dalam rangkaian yang disebut siklus sel. Pembelahan sel normal terjadi dengan proporsi yang berbanding dengan kematian sel dan dengan demikian dihasilkan suatu mekasnisme untuk mengendalikan pertumbuhan serta diferensiasi sel. Pengendalian ini tidak terdapar pada sl kanker, dan produksi sel melebihi kematian sel. Akibatnya, sel kanker dan produksi sel melebihi kematian sel. Akibatnya, sel kanker akan memasuki siklus sel dengan frekuensi yang lebih sering ditemukan pada fase sintesis serta mitosis pada siklus sel dan menghabiskan waktu yang sangat sedikit pada fase istirahat.Sel norml bereproduksi dengan cepatan yang dikendalikan oleh aktivitas gen pengendali atau pengatur (yang dinamakan protoonkogen jika gen berfungsi normal). Gen ini memproduksi protein yang bekerja seperti tombol mati dan hidup Gen pengendali yang bersifat umum tidak ditemukan. Sel-sel yang berbeda hnya benreaksi terhadap gen pengendali khusus. Gen P53 dapat menghentikan replikasi DNA jika DNA sel mengalami kerusakan; c-myc akan membantu memulai replikasi DNA dan bila meraskan adanya kekelituan dalam repllikasi DNA, genc-myc dapat membuat sel tersebut menghancirkan diri sendiri.Hormone, factor pertumbuhan dan zat-zat kimia yang dilpeaskan oleh sel-sel tetangga atau oleh sel-sel imun atau sel-sel inflamasi dapat memengauhi aktivitas gen pengendali. Subtansi ini akan berikatan dengan reseptor khusus pada membran sel dan mengirimkan sinyal yang membuat gen pengendali menstimulasi atau mensupresi reproduksi sel. Contoh hormone dan factor pertumbuhan yang memengaruhi gen pengdali adalah: Eritropoietin, yang menstimulasi proliferasi seld arah merah. Factor pertumbuhan epidermis (epidermal growth factor), yang menstimulasi proliferasi jaringan lemak dan jaringan ikat. Platelet derived growth factor yang menstimulasi proliferasi sel jaringan ikat.Substansi yang dilepas oleh sel-sel di dekatnya yang cedera atau terinfeksi atau yang dilepas oleh sel-sel system imun jugda dapat memengaruhi reproduksi sel. Sebagai contoh, interleukin yang dilepas oleh sel imun akan menstimulasi proliferasi dan diferensiasi sel. Inferferon yang dilepas oleh sel yang terinfeksi virus dan sel imun dapat memengaruhi kecepatan reproduksi sel.Di samping itu, sel-sel yang saling berdekatan tampaknya dapat berkomunikasi satu sama lain memlalui gap junctions (saluran tempat lewat ion dan molekul kecil lain). Komunikasi ini menghasilkan informasi pada sel tentang tipe sel tetangganya dan jumlah ruang yang tersedia. Sel-sel yang ada di dekatnya kemudian mengirim sinyal fisik dan kimia yang mengendalikan kecepatan reproduksi sebagai contoh, jika daerah itu sudah penuh, sel-sel di dekatnya akan memberi tahu tipe sel yang sama untuk memperlambat atau menghentikan reproduksi. Dengan cara demikian, hanya akan ada satu lapisan sel yang sama untuk memperlambat atau menghentikan reproduksi. Dengan cara demikian, hanya aka nada satu lapisan sel yang dibentuk. Sifat ini dinamakan hambatan pertumbuhan yang bergantung pada kepadatan.Pada sel kanker, gen pengendali tidak mampun berfungsi secara normal. Pengendaliannya mungkin hilang atau mungkin saja gen pengendalinya rusak. Gangguan keseimbangan factor pertumbuhan mungkin terjadi, atau sel-sel mungkin tidak bias berespon terhadap aktivitas supresi factor perumbuhan. Salah satu mekanisme ini dapat menimbulkan reproduksi sel yang tidak terkendali.Salah satu karakteristik sel kanker yang mencolok terdapat pada ketidakmampuannya untuk mengenali sinyal yang dipancarkan oleh sel-sel di dekatnya tentang ruang yang tersedia. Bukan membentuk anya satu lapisan yang tunggal, tetapi sebaliknya sel kanker melanjutkan akumulasinya dengan susunan yang tidak teratur.

KARAKTERISTIK SEL KANKERSel kanker yang pertumbuhan dan perkembangannya tidak terkendali biasanya memperlihatkan ciri berikut:Mempunyai ukuran dan bentuk yang bervariasiMelakukan mitosis yang abnormalBerfungsi secara abnormalTidak mirip dengan sel asalMenghasilkan zat yang biasanya tidak berhubungan dengan sel atau jaringan asalTidak mempunyai kapsulDapat menyebar ke tempat lain.PANDUAN ACS:DIET, NUTRISI, DAN PENCEGAHAN KANKERKarena beberapa aspek dalam diet dan nutrisi turut menyebabkan proses timbulnya penyakit kanker, American Cancer Society (ACS) telah menyusun daftar panduan untuk mengurangi risiko kanker pada individu usia dua tahun atau lebih.Pilih sebagian besar makanan yang anda makan dari sumber rubati.Makan lima takaran saji atau lebih sayuran dan buah setiap hari.Konsumsi makanan lain dari sumber nabati, seperti roti, sereal, produk biji-bijian, nasi, pasta atau sejenis buncis beberapa kali sehari.Batasi asupan makanan berlemak tinggi, khususnya sumber hewani.Pilih makanan rendah lemakBatasi konsumsi daging, khususnya daging merah dan berlemak tinggi.Lakukan aktivitas fisik dan pertahankan berat badan yang sehatLakukan aktivitas yang cukup selama 60 menit atau lebih hamper setiap hari dalam semingguPertahankan berat badan dalam batas-batas yang sehat.Batasi konsumsi alcohol jika anda tidak bias sama sekali meninggalkan kebiasaan ini.Kehilangan kendali atas pertumbuhan normal tersebut dinamakan otonomi. Sifat yang independen ini lebih lanjut dibuktikan oleh kemampuan sel-sel kanker untuk melepaskan diri dan bermmigrasi ke tempat-tempat lain.

DiferensiasiBiasanya sel akan menjadi sel dengan spesialisasi tertentu selama perkembangannya, yaitu sel akan mengembangkan karakteristik individual yang tinggi, yang mencerminkan struktur serta fungsinya yang sangat spesifik dalam jaringan yang saling berhubungan. Sebagai contoh, semua sel darah berasal dari stem cell tunggal yang sama, yang kemudian akan berdiferensiasi menjadi sel darah merah, sel darah putih, trombosit, monosit, dan limfosit. Ketika sel tersebut sudah menjadi lebih spesialis, reproduksi dan perkembangannya akan melambat. Pada akhirnya, sel yang sudah sangat berdiferensiasi tidak lagi mampu bereproduksi dan sebagian sel kulit, misalnya, sudah deprogram untuk mati dan digantikan.Sel kanker sudah kehilangan kemampuan untuk berdiferensiasi. Dengan kata lain, sel kanker memasuki suatu keadaan yang dinamakan anaplasia, yakni sel kanker tidak lagi tampak atau berfungsi seperti asalnya. (lihat memahami anaplasia).Anaplasia terjadi dengan derajat yang bervariasi. Semakin sedikit sel tersebut menyerupai sel asalnya, semakin anaplastik sifat sel itu. Karena sel yang bersifat anaplastik terus bereproduksi, maka sel tersebut akan kehilangan sifat sel asalnya yang khas.Sebagian sel anaplastik mulai bekerja seperti tipe sel yang lain dan kemungkinan menjadi tempat untuk produksi hormon. Sebagai contoh, sel kanker paru oat cell sering memproduksi hormon antidiuretik yang dihasilkan oleh hipotalasmus, tetapi disimpan dan disekresi oleh kelenjar hipofisis posterior.Ketika anaplasia terjadi, sel-sel dengan tipe yang sma pada tempat yang sma memperlihatkan banyak bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. Mitosis berlangsung secara abnormal dan cacat kromosom lazim ditemukan.Perubahan intraselPoliferasi yang abnormal dan tidak terkendali pada sel kanker berkaitan dengan banyaknya perubahan dalam sel kanker itu sendiri. Perubahan ini memengaruhi membrane sel, sifoskeleton, dan nucleus.Membrane sel Struktur semipermeabel yang tipis dan dinamis ini memisahkan lingkungan internal sel dari lingkungan eksternalnya. Membrane sel tersusun atas dua lapisan molekul lipid (yang disebut lipid bilayer) dengan molekul protein melekat atau tertanam pada setiap lapisan. Lapisan ganda tersebut tersusun atas fosfolid, glikolipid, dan jenis-jenis lipid lain, seperti kolestrol.Molekul protein membantu menstabilkan struktur membrane dan turut berpartisipasi dalam pengangkatan serta pertukaran materi antara sel dan lingkungannya. Glikoprotein berukuran besar yang dinamakan fibronektin bertanggungjawab untuk menahan sel di tempat dan memelihara susunan reseptor yang spesifik guna memudahkan pertukaran materi.Pada sel kanker, fibronektinnya cacat atau pecah pada saat diproduksi dan dengan demikian akan memengaruhi pengorganisasian, struktur, adesi, serta migrasi sel. Sebagian protein atau glikolipid lain juga tidak ada atau mengalami perubahan. Perubahan ini berpengaruh pada kerapatan reseptor pada membrane sel dan bentuk sel. Komunikasi antarsel akan tergangu, respons terhadap factor pertumbuhan semkain bertambah, dan kemampuan mengenali sel-sel lain berkurang. Sebagai akibatnya, terjadi pertumbuhan yang terkendali.Permeabilitas membrane sel kanker juga berubah. Selama prolifensi yang cepat dan tidak terkendali, sel kanker memiliki kebutuhan metabolic yang lebih besar untuk memperoleh nutrient bagi pertumbuhannya.Pada perkembangan sel yang normal, pembelahan sel hanya bias terjadi ketika sel tersebut terkait dengan sel di dekatnya atau dengan molekul ekstrasel melalui taut pengait (anchoring junction). Pada sel kanker, anchoring junctions ini tidak perlu ada. Karena itu, sel kankre terus membelah diri dan dapat bermetastasis.Disrupsi atau penghalang pada gap junction akan menggangu komunikasi antarsel. Ini dapat merupakan mekanisme yang menjadi dasar mengapa sel kanker terus tumbuh dan bermigrasi dengan membentuk lapisan sel yang tidak berdiferensiasi bahkan dalam lingkungan yang sudah penuh seak.SitoskeletonSitoskeleton tersusun atas jalinan filament protein termasuk akun dan mikrotubulus. Biasanya filament aktin menarik moleku organic ekstrasel yang mengikat sel-sel menjadi satu. Mikrotubulus mengatur bentuk, gerakan, dan pembelahan sel. Pada sel kanker, fungsi semua komponen ini juga berubah. Selain itu, jumlah komponen dam sitoplasma menjadi lebih sedikit dan bentuknya pun menjadi abnormal. Pekerjaan seluler menjadi lebih sedikit karena penurunan jumlah reticulum endoplasma dan mitokondria.NucleusPada sel kanker, nucleus tampak peomorfik, yang artinya berukuran besar dan memiliki bentuk serta ukuran bermacam-macam. Nukleus sel kanker juga sangat berpigmen dan memiliki nucleus pada sel normal. Membrane nucleus secara khas tidak teratur dan sering memiliki tonjolan, kantung-kantung atau vesikel besar (blebs) sementara pori-porinya lebih sedikit. Kromatin (kromosom yang tidak bergelung) dapat bergumpal di sepanjang bagian luar nukleu. Pemutusan, penghapusan, translokasi dan kariotipe (bentuk serta jumlah kromosom) yang abnormal merupakan perubahan yang lazim ditemukan dalam kromosom. Cacat kromosom tampaknya berasal dari peningkatan keceptan mitosis yang terjadi pada sel kanker. Penampilan sel kanker yang ebrsifat mitotic di bawah mikrosop cahaya sering diartikan sebagai gambaran atipikal dan ginjal/aneh.Perkembangan dan pertumbuhan tumorSecara khas terdapat periode waktu yang lama antara kejadian yang mengawali dan awitan penyakit. Selama periode ini, sel kanker terus tumbuh, berkembang, dan memperbanyak diri dan selalu menjadi perubahan yang berurutan serta mutasi lebih lanjut.Berapa cepat tumor tumbuh akan bergantung pada karakteristik tumor itu sendiri dan pejamu/hospesnya.Kebutuhan pertumbuhan tumorAgar tumor dapat tumbuh, kejadian yang mengawalinya harus menimbulkan mutasi yang akan mentransformasi sel normal menjadi sel kanker. Setelah kejadian yang mengawali itu, tumor akan terus tumbuh hanya jika tersedia nutrient, oksigen, dan pasokan darah yang cukup, sementara system imun tidak berhasil mengenali atau bereaksi terhadap kehadiran tumor tersebut.Efek karakteristik tumorAda dua karakteristik penting tumor yang memengaruhi pertumbuhannya, yaitu lokasi tumor dan pasokan darah yang tersedia. Lookasi menentukan tipe sel yang menjadi asal sel kanker dan selanjutnya menentukan waktu siklus sel. Sebagai conto, sel epitel memiliki siklus sel yang lebih pendek daripada sel jaringan ikat. Jadi, sel tumor epitel tumbuh lebih cepat daripada tumor jaringan ikat.Tumor memerlukan psaokan darah untuk member nutrient serta oksigen bagi kelanjutan pertumbuhannya dan untuk mengeluarkan limbah metaboliknya. Akan tetapi, tumor yang berukuran 1 hingga 2 mm secara tipikal sudah tumbuh melampaui pasokan darah yang tersedia. Sebagai tumor akan menyekresi factor angiogenesis, yang menstimulasi pembentukan pembuluh darah baru untuk memenuhi kebutuhan tersebut.Drajat anaplasia juga memengaruhi pertumbuhan tumor. Ingat, semakin anaplastik, sifat sel tumor, semakin kurang sifat diferensiasi pada sel tumor tersebut dan semakin cepat sel tersebut membelah diri.Banyak sel kanker juga memproduksi factor pertumbuhan sendiri. Banyak reseptor factor pertumbuhan terdapat pada membrane sel-sel kanker yang sedang tumbuh dengan cepat. Peningkatan jumlah reseptor ini serta perubahan pada membrane sel selanjutnya akan meningkatkan proliferasi sel kanker.Efek karakteristik hospesAda beberapa karakteristik penting hospes (pejamu) yang mengaruhi pertumbuhan tumor. Karakteristik ini meliputi usia, seks, status kesehatan secara keseluruhan, dan fungsi system imun.KEWASPADAAN KLINIS Usia merupakan factor penting yang memengaruhi pertumbuhan tumor. Hanya sedikit kanker ditemukan pada anak-anak. Jadi, insiden kanker mempunyai korelasi langsung dengan pertambahan usia. Hal ini menunjukkan bahwa banyak kejadian atau kumpulan kejadian diperlukan agar mutasi awal dapat berlanjut dan akhirnya membentuk tumor.Penyakit kanker tertentu lebih prevalen pada jenis kelamin yang satu daripada yang lain. Sebagai conto, hormone seks memengaruhi pertumbuhan tumor pada payudara, endometrium, serviks dan prostat. Para peneliti percaya bahwa hormone membuat sel menjadi sensitive terhadap factor pemicu permulaan dan dengan demikian menggalakkan karsinogenesis.Status kesehatan secara keseluruhan juga merupakan karakteristik penting. Setelah mendapat nutrient untuk pertumbuhannya dari pejamu, sel-sel tumor dapat mengubah proses metabolic tubuh yang normal dan menyebabkan kaseksia. Sebaliknya, jika pasien mengalami deplesi (penurunan) gizi, pertumbuhan tumor dapat melambat. Trauma jaringan yang kronis juga memiliki keterkaitan dengan pertumbuhan tumor karena kesembuhan memerlukan pembelahan sel yang cepat. Semakin cepat sel membelah, semakin besar kemungkinan terjadi mutasi.Penyebab kankerAntara kejadian yang mengawali dan kemunculan tumor yang terdeteksi, sebagian atau semua sel yang mengalami mutasi mungkin sudah mati. Jika masih ada yang hidup, sel-sel yang bermutasi itu melakukan reproduksi sampai tumor mencapai diameter 1 hingga 2 mm. pembuluh darah yang baru akan terbentuk untuk mendukung keberlanjutan pertumbuhan dan proliferasi. Setelah mengadakan mutasi lebih lanjut dan membelah lebih cepat lagi, sel-sel tumor menjadi lebih tidak berdeferensiasi. Jumlah sel akan menjadi kanker segera mulai melampaui jumlah sel yang normal. Akhirnya, masa tumor meluas, menyebar ke dalam jaringan setempat itu berupa darah atau cairan limf, tumor bisa mendapatkan akses ke dalam sirkulasi. Setelah akses ini didapat, sel-sel tumor dapat melepaskan atas memisahkan diri untuk bermigrasi ke tempat yang jauh dalam tubuh pejamu dan sel-sel tumor dapat hidup serta membentuk tumor baru pada tempat kedua itu. Proses ini dinamakan metastasis.DisplasiaTidak semua sel yang melakukan proliferasi dengan cepat akan menjadi kanker. Di sepanjang rentang hidup manusia, berbagai jaringan tubuh mengalami periode pertumbuhan pesat yang benigma, seperti pada saat penyembuhan luka. Kadang-kadang perubahan ukuran, bentuk, dan pengorganisasian sel menimbulkan keadaan yang disebut displasia.Pajanan zat kimia, virus, radiasi atau inflamasi kronis menyebabkan perubahan displastik yang dapat dibalikkan dengan menghilangkan stimulus yang mengawali atau dengan mengatasi efeknya. Walaupun begitu, jika stimulus tidak dihilangkan, lesi pre-kanker atau lesi displastik ini dapat berlanjut dan menimbulkan kanker. Sebagai contoh, keratosis aktinika, yaitu bercak-bercak tebal pada kulit muka dan penggunaan tabir surya akan membantu mengurangi risiko lesi ini berlanjut menjadi dasar pemikiran untuk deteksi dini dan pemeriksaan skrining sebagai tindakan pencegahan yang penting.Tumor terlokalisasiPada awalnya sebuah tumor akan tetap terlokalisasi. Ingat, sel kanker melakukan komunikasi yang buruk dengan sel-sel di sekitarnya. Sebagai akibatnya, sel kanker terus tumbuh dan membesar dengan membentuk massa atau gumpalan sel. Massa tersebut menekan sel-sel di sekitarnya, menyumbut pasokan darah ke sel-sel tersebut, dan akhirnya menyebabkan kematian sel.Tumor invasifInvasi merupakan pertumbuhan tumor ke dalam jaringan di sekitarnya. Keadaan ini merupakan tahap pertama dalam metastasis. Ada lima mekanisme yang terkait dengan invasi, yaitu; multiplikasi seluler, tekanan mekanis, lisis sel-sel di dekatnya, penurunan adhesi sel, dan peningkatan motilitas. Data eksprimental menunjukkan bahwa interaksi kelima mekanisme tersebut diperlukan untuk melakukan invasi.Bedasarkan sifat sel itu sendiri, sel kanker aan memperbanyak diri dengan cepat (multiplikasi seluler). Setelah tumbuh, sel kanker menimbulkan tekanan pada sel dan jaringan di sekitarnya, yang akhirnya mati karena psaokan darahnya terpotong atau tersumbar (tekanan mekanisme). Hilangnya tahanan mekanis memberikan jalan kepada sel kanker untuk menyebar di sepanjang lintasan yang tahanannya paling rendah dan menempati ruang yang tadinya diisi oleh sel-sel tumbuh yang mati.Vesikel pada permukaan sel kanker banyak mengandung reseptor untuk laminin, yaitu kompleks glikoprotein yang merupakan komponen utama membran basalis. Membran basalis merupakan lembaran jaringan ikat nonseluler yang menjadi dasar menempelnya sel. Reseptor ini memungkinkan sel kanker memproduksi dan mengekskresi enzim proteolitik yang kuat. Sebagaian sel kanker yang lain menginduksi sel pejamu (hospes) yang normal untuk memproduksi enzim tersebut. Enzim ini, seperti kolagenase dan protease, akan menghancurkan sel-sel normal dan menerobos melalui membrane basalisnya sehingga sel kanker dapat memasukinya.Penurunan adhesi sel juga terlihat pada sel kanker. Sebagaimana dibicarakan dalam bagian mengenai perubahan intrasel, penurunan adhesi sel cenderung terjadi ketika glikoprotein yang menstabilkan sel, yaitu fibronektin, brkurang jumlahnya atau menurun kualitasnya (detektif). Sel kanker juga menyekresi factor kemotaksis yang menstimulasi motilitas. Jadi, sel kanker sekarang dapat bergerak bebas ke dalam jaringan sekitar dan ke dalam sirkulasi untuk kemudian bermigrasi ke tempat kedua. Akhirnya, pada sel kanker tumbuh tonjolan mirip jari yang disebut paseudopodia. Paseudopodia ini berfungsi memfasilitasi gerakan sel kanker. Tonjolan Paseudopodia akan mencederai serta pembuluh darah sehingga memungkinkan sel kanker untuk memasukinya.Tumor metastastikTumor metastastik adalah tumor dengan sel-sel kanker yang sudah bermigrasi dari tempat asalnya atau tempat pertama ke tempat kedua atau tempat yang lebih jauh. Paling sering, metastasis terjadi lewat pembuluh darah dan system limfatik. Sel tumor juga dapat terbawa dari lokasi yang satu kelokasi lain dengan bantuan eksternal, seperti terbawa instrument atau sarung tangan selama pembedahan.Penyebaran hematogen. Sel tumor yang invasive memecah membrane basalis serta dinding pembuluh darah, kemudian tumor tersebut melepaskan sel-sel malignan ke dalam sirkulasi. Sebagai besar sel itu akan mati, tetapi beberapa di antaranya dapat terhindar dari system pertahana tubuh pejamu dan lingkungan turbulen dalam arus aliran darah. Dari sini, massa sel tumor yang berhasil hidup dan disebut emboli sel tumor bermigrasi ke hilir dan biasanya tersangkut dalam capillary hed (bantalan kapiler) yang ditemukan pertama. Sebagai contoh, darah dari sebagian besar organ tubuh akan memasuki kapiler paru-paru yang merupakan tempat metastastis yang paling sering ditemukan.Setelah tersangkut, sel tumor membentuk selubung pelindung dari fibrin, trombosit, dan factor pembekuan agar tidak terdeteksi oleh system imun. Kemudian sel tumor melekat pada epithelium untuk akhirnya menginvasi dinding pembuluhd darah, interstisium dan parenkim organ yang menjadi sasarannya. (lihat cara kanker bermetastastis, halaman 23). Agar tetap hidup, tumor yang baru terbentuk itu akan mengembangkan jalinan pembuluh darahnya sendiri dan pada kahirnya dapat melakukan penyebaran kembali.Penyebaran limfatik. System limfatik merupakan jalur yang paling sering dipakai sel tumor untuk bermetastasis ke tempat yang jauh. Sel tumor memasuki pembulu limfatik melalui membrane basalis yang rusak dan terbawa kemodus limfa regional. Pada keadaan ini, tumor akan terperangkap dalam modus limfa pertama yang dijumpainya. Pembesaran modus limfa, yang menjadi buku pertama metastasis, dapat terjadi karena peningkatan pertumbuhan tumor sehingga membatasi penyebaran lebih lanjut. Sel tumor yang lolos dapat masuk ke dalam darah dari sirkulasi limfatik melalui banyka koneksi yang ada di antara system vena dan limfatik.Tempat metastasis. Secara khas, pembuluh darah pertama, baik dari system limfatik maupun system vaskuler, yang ditemukan oleh massa tumor yang beredar akan menentukan tempat atau lokasi metastasis. Sebagai contoh, karena paru-paru menerima semua darah vena yang kembali dari peredaran sistemik, maka organ ini merupakan lokasi metastasis yang sering dijumpai. Pada kanker peyudara merupakan lokasi metastasis yang sering ditemukan. Tipe kanker lain tampak memiliki kecenderungan menyebar ke organ tubuh yang spesifik. Organ tropisme ini dapat terjadi karena factor pertumbuhan atau hormon yang disekresikan oleh organ sasaran atau karena factor kemotaktik yang menarik tumor. (lihat tempat metastasis yang lazim ditemukan).Tanda dan gejalaPada sebagian pasien, semakin dini kanker ditemukan semakin efektif terapai yang dapat diberikan dan semakin baik prognosinya. Sebagai kanker dapat didiagnosis pada pemeriksaan fisik yang dilakukan rutin bahkan sebelum tanda dan gejala muncul. Sebagian pasien yang lain hanya memperlihatkan tanda peringatan yang dini. ACS telah membuat sebuah singkatan pengingat untuk mengenali tanda-tanda peringatan kanker. (lihat tujuh tanda peringatan penyakit kanker).Sayangnya, mungkin orang tidak begitu memprehatikan atau menghiraukan tanda peringatan ini. Beberapa pasien ditemukan memiliki beberapa tanda dan gejala penyakit yang sudah lanjut, seperti keletihan, kaseksia, nyeri, anemia, trombositopenia serta leucopenia dan infeksi. Tanda dan gejala ini tidak spesifik dan dapat meyertai banyak penyakit.KeletihanPasien umumnya mengeluh keletihan sebagai perasaan lemah, mudah lelah, dan kehilangan tenaga atau kehilangan kemampuan berkonsentasi. Mekanisme yang mendasari keluhan keletihan ini tidak diketahui tetapi diyakini terjadi sebagai akibat gabungan beberapa mekanisme patofisiologi.Keberadaan tumor itu sendiri dapat turut menyebabkan keletihan. Tumor malignan memerlukan oksigen dan nutrisi untuk tumbuh. Jadi, sel tumor akan menghabiskan pasokan darah dan oksigen jaingan sekitarnya. Sebagai contoh, tumor vaskuler dapat menimbulkan letargi yang terjadi sekunder karena tidak cukup pasokan oksigen ke dalam otak. Kanker paru dapat mengganggu pertukaran gas dan pasokan oksigen ke jantung dan jaringan perifer. Akumulasi produk limbah metabolic dan penurunan massa otot karena pelepasan produk metabolic yang toksik atau substansi lain dari tumor akan menambah keluhan keletihan.

CARA KANKER BERMENTASTASISBiasanya kanker menyebar lewat alian darah ke organ atau jaringan lain, seperti diperlihatkan di sini.Factor lain juga berperan dalam patogenesiis keletihan. Nyeri dapat menguras kemampuan fisik dan emosional. Stress, ansietas, dan factor emosional lain akan menambah beat persoalan. Jika pasien kekurnagn energi yang diperlukan untuk merawat diri sendiri maka malnutrisi yang menrupakan akibat dari kruang energy dan anemia dapat turut menimbulkan keluhan keletihan.

Sel kanker menyekresi enzim dan factor motilitas

Membrane basalis pada pembuluh darah dirusak

Sel kanker bermigrasi ke dalam sirkulasi

Sel-sel yang tidak tredeteksi keluar dari dalam darah

Enzim disekresi

Dinding sel terputus

Jaringan baru di sebelah hilir diinvasi

Tarikan kimiawi terjadi

Sel malignan menargetkan lokasi tertentu

Tempat atau lokasi baru diinvasi

Sel kanker memperbanyak diri

Timbul tumor metastatik

KakeksiaKakesia, yaitu merupakan keadaan hilangnya lemak dan protein, sering dijumpai pada penderita kanker. Pasien dengan kakeksia akan tampak kurus dan lisut disertai kemunduran total pada status fisiknya. Kakeksia ditandai oleh anoreksia (penurunan selera makan), perubahan persepsi indera pengecap, perasaan cepat kenyang, penurunan berat badan, anemia, kelemahan yang mencolok dan perubahan metabolism protein, karbohidrat serta lipid.Anoreksia dapat menyertai rasa nyeri atau reaksi merugikan yang dialami akibat kemoterapi atau terapi radiasi . berkurangnya persepsi rasa manis, asam, atau asin juga turut menimbulkan anoreksia. Makanan yang tadinya terasa berbumbu sedap dan lezat kini terasa tawar.Malnutrisi protein kalori dapat menyebabkan hipoalbuminemia, edema (penurunan kadar protein dalam serum, yang biasanya berfungsi mempertahankan cairan agar tetap dalam pembuluh darah, memungkinkan cairan berpindah kedalam jaringan), pelisutan otot dan imunodefisiensi.Aktivitas metabolic yang tinggi pada sel tumor malignan menyebabkan kebutuhan akan nutrient melampui kebutuhan bagi metabolism normal. Karena sel kanker mengambil nutrient untuk menyediakan energy bagi pertumbuhannya, jaringan tubuh yang normal akan mengalami kelaparan serta deplesi dan pelisutan mulai terjadi. Pada keadaan normal ketika kelaparan trejadi, tubuh tidak akan menggunakan protein tetapi bergantung pada karbohidrat dan lemak untuk memproduksi energy. Akan tetapi, sel kanker memetabolisasi baik protein maupun asam lemak untuk memproduksi energy.Pasien kanker umumnya merasa cepat kenyang dengan beberapa suapan makanan. Perasaan ini diyakini terjadi karena produk metabolic yang dilepaskan oleh tumor. Demikian pula, tumor necrosis factor (TNF) yang diproduksi oleh tubuh sebagai respon terhadap kanker turut menimbulkan kakeksia.NyeriPada stadium dini kanker, rasa nyeri secara khas tidak ada atau ringan, namun setelah kanker berlanjut, intensitas nyeri biasanya meningkat. Umumnya rasa nyeri terjadi karena satu atau lebih penyebab berikut ini : Penekanan Obstruksi Invasi pada jaringan yang sensitive Peregangan permukaan visceral Kerusakan jaringan InflamasiPenekanan atau obstruksi pada saraf, pembuluh darah atau jaringan serta organ tubuh lainnya akan menimbulkan hipoksia, penimbunan asam laktat, dan mungkin pula kematian sel. Di daerah tempat pertumbuhan tumor amat terbatas, seperti otak atau tulang, kompresi merupakan penyebab nyeri yang sering dijumpai. Di samping itu, rasa nyeri terjadi ketika visera yang biasanya berongga teregang oleh tumor, seperti pada kanker GI.

TEMPAT METASTASIS YANG LAZIM DITEMUKANBagan dibawah ini memuat daftar beberapa tempat atau lokasi metastasis untuk jenis kanker tertentu.Tipe kankerTempat metastasisPauydaraNodus limfa aksila, paru-paru, hati, tulang, otak.KorektalHati, paru-paru, peritoneumParu-paruHati, otak, tulangOvariumPeritoneum, diafragma, hati, paru-paruProstatTulang Testis Paru-paru, hati.Sel kanker juga melepaskan enzim-enzim proteolitik yang langsung mencederai atau menghancurkan sel-sel tetangganya. Cedera ini menimbulkan respons inflamasi yang terasa nyeri.

AnemiaKanker pada sel pembentuk darah, sel darah putih atau sel darah merah dapat langsung menyebabkan anemia. Anemia pada pasien kanker metastistik sering terjadi karena perdarahan kronis, malnutrisi berat, atau karena kemoterapi atau radiasi.Leucopenia dan trombositopeniaSecara khas leucopenia dan trombositopenia terjadi ketika kanker menginvasi sumsum tulang. Kemoterapi dan terapi radiasi pada tulang juga dapat menyebabkan Leucopenia.Leucopenia sangat memperbesar risiko pada pasien untuk terkena infeksi. Pasien dengan trombositopenia berisiko mengalami perdarahan. Meskipun jumlah trombosit normal, fungsinya dapat terganggu pada jenis kenker hematologi tertentu.

InfeksiInfeksi sring dijumpai pada pasien kanker yang sudah lanjut, terutama pada pasien yang mengalami mielosupresi karena terapi kanker, invasi langsung sel kanker ke dalam sumsum tulang, pembentukan fistula atau karena imunosupresi akibat pelepasan hormone sebagai respons terhadap stress kronis. Malnutrisi dan anemia menambah lebih lanjut risiko pasien untuk terkena infeksi. Obstruksi, efusi dan ulserasi juga dapat terjadi sehingga tercipta lingkungan yang memudahkan pertumbuhan mikroba.DiagnosisAnamnesis riwayat sakit dan pemeriksaan fisik yang cermat harus dilakukan terlebih dahulu sebelum pemeriksaan atau tes diagnostic yang canggih. Pemilihan uji diagnostic ditentukan oleh tanda dan gejala yang diperlihatkan pasien dan system tubuh yang dicurigai terkena dalam proses kanker. Uji diagnostic mempunyai beberapa tujuan, yang meliputi: Menetapkan keberadaan penyakit dan luasnya Menentukan tempat metastasis yang mungkin terdapat Mengevaluasi sitem tubuh yang terkena maupun yang tidak terkena Mengidentifikasi stadium dan derajat perkembangan tumor.Pemeriksaan yang berguna untuk deteksi dini dan penentuan stadium tumor mencakup tes skrining, pemeriksaan sinar X, pemindaian dengan isotop radioaktif (nuclear medicine imaging), MRI dan PET (positron emission tomography) scanning. Satu-satunya alat diagnostic yang paling penting adalah biopsy untuk pemeriksaan histology langsung jaringan tumor.Uji skriningBarangkali uji skrining merupakan alat diagnostic yang paling penting bagi pencegahan dan deteksi dini kanker. Uji ini dapat member informasi yang berharga tentang kemungkinan kanker sekalipun pasien belum memperlihatkan tanda dan gejala penyakit kanker. ACS telah merekomendasikan sejumlah uji skrining yang spesifik untuk membantu deteksi dini penyakit kanker. (lihat pedoman ACS. Deteksi dini penyakit kanker).Diagnosis melalui pemeriksaan pencitraan sinar XPemeriksaan sinar X paling sering diminta untuk mengenali dan mengevaluasi perubahan densitas jaringan. Tipe dan lokasi sinar X ditentukan oleh tanda dan gejala yang diperlihatkan pasien dan lokasi tumor atau metastasis yang dicurigai. Sebagai contoh, foto rontgen dada diperlukan untuk mengenali kanker paru jika pasien merupakan perokok lama atau untuk menyingkirkan kemungkinan metastasis pada paru bagi pasien kanker kolorektal.Sebagai pemeriksaan sinar X seperti pemeriksaan traktus GI ( barium enema) dan traktus urinarius (urografi eksretori), melibatkan penggunaan media kontras. Substansi yang radioopak juga dapat disuntikkan ke dalam system system limfatik dan aliran substansi tersebut dapat dipantau melalui limfangiografi. Teknik pemeriksaan sinar X yang khusus ini sangat membantu dalam mengevaluasi tumor pda nodus limfa dan tempat metastasis. Karena limfangiografi merupakan pemeriksaan invasive dan mungkin sulit diinterprestasi, maka pemeriksaa CT anda MRI scan telah banayk menggantikan peranan limfangiografi.Pemindaian dengan isotop radioaktifSebuah kamera khusus mendeteksi isotop radioaktif yang disuntikkan ke dalam aliran darah atau yang ditelan. Dokter radiologi mengevaluasi distribusi (mabilan atau uptake) isotop tersebut pada semua jaringan, organ dan sitem organ. Tipe pemindaian ini akan member gambar organ dan bagian dalam organ yang tidak bisa dilihat dengan pemeriksaan sinar X biasa. Daerah uptake dinamakan hot spot atau cold spot (daerah dengan penurunan uptake). Secara khas, tumor akan terlihat sebagai cold spots; pengecualiannya adalah pemindaian tulang. Pada skaning tulang, hot spots menunjukkan keberadaan penyakit. Contoh organ yang sering dievaluasi dengan pemindaian isotop radioaktif meliputi kelenjar tiroid, hati, limpa, otak dan tulang.

CT scanningPemeriksaan CT scan mengevaluasi lapisan jaringan secara berturutan menggunakan sinar X pancaran tipis untuk menghasilkan gambar penampang (potongan melintang) struktur yang diperiksa. Pemeriksaan ini juga dapat mengungkapkan karakteristik jaringan yang berbeda di dalam organ yang padat. CT scan biasanya dilakukan pada otak serta kepala, badan dan abdomen untuk mengevaluasi kanker pada saraf, pelvis, abdomen dan toraks.UltrasonografiUltrasonografi atau pemeriksaan USG menggunakan gelombang bunyi dengan frekuensi tinggi untuk mendeteksi perubahan densitas jaringan yang sulit atau tidak mungkin dinilai dengan pemeriksaan radiologi atau endoskopi. USG akan membantu membedakan kista dengan tumor yang padat dan umumnya digunakan untuk memberikan informasi tentang kanker abdomen serta pelvis.MRIMRI menggunakan medan magnet dan frekuensi radio untuk memperlihatkan gambar potongan melintang organ serta struktur tubuh. Seperti halnya CT scan, pemeriksaan MRI sering dilakukan untuk mengevaluasi kanker pada saraf, pelvis, abdomen dan toraks.PET scanningPET scan menggunakan teknologi radioisotop untuk membuat gambar tubuh pada saat bekerja. PET scan memakai kkomputer untuk menyusun gambar-gambar dari emisi elektron positif (positron) melalui subtansi radioaktif yang dimasukkan ke dalam tubuh pasien. Berbeda dari metode diagnostik lain, yang hanya membuat gambar bagaimana tubuh terlihat, Pet Scan juga memberikan gambar real time tubuh pada saat tubuh bekerja. Penggunaan PET scan untuk mempelajari penyebaran kanker meliputi penyuntikan glukos radioaktif dengan dosis kecil ke dalam tubuh pasein kanker. Sel kanker akan memetabolisasi glukosa lebih cepat daripada sel-sel yang sehat, dan ciri khas ini dapat dilihat pada gambar PET scan. Gambar PET scan tiga dimensi menunjukkan malignansi dalam bentuk jaringan dengan konsentrasi gula yang lebih tinggi.EndoskopiEndoskopi akan memberi gambar langsung rongga tubuh atau lintasan dalam tubuh untuk mendeteksi berbagai kelainan. Lokasi yang lazim digunakan