Wahyu Wijasena SKA Dr.diana
-
Upload
ricky-dosan -
Category
Documents
-
view
27 -
download
0
Transcript of Wahyu Wijasena SKA Dr.diana
INFARK MIOKARD AKUT DENGAN SEGMEN ST ELEVASI
WAHYU WIJASENA ADHI P
406118015
FK UNTAR
SKENARIO
Nn. B 40 tahun datang diantar keponakannya ke
UGD UKRIDA dengan keluhan nyeri pada dada kiri
menjalar ke lengan kiri yang muncul tiba-tiba 3
jam yang lalu, nyeri sedikit berkurang saat
istirahat namun terus menerus muncul kembali
dan semakin memberat. Pasien sebelumnya juga
pernah merasakan nyeri dada kiri namun tidak
terlalu sakit dan hanya sekitar 5 menit saja, pasien
tidak demam tidak batuk, ayahnya meninggal 40
tahun karena serangan jantung.
RUMUSAN MASALAH
Nn. B usia 50 tahun nyeri dada kiri menjalar
ke lengan kiri yang muncul tiba-tiba 3 jam
lalu.
MIND MAP
Nn. B usia 50 tahun nyeri
dada kiri menjalar ke lengan kiri
yang muncul tiba-tiba 3 jam lalu
• Anamnesis
• Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan Penunjang
• DD & WD
• Etiologi
• Epidemiologi
• Patofisiologi
• Penatalaksanaan
• Prognosa
ANAMNESIS
Bagaimana kualitas rasa sakitnya?
Berapa lama?
Adakah penjalaran ke leher, rahang, lengan
kiri?
Apa faktor pencetusnya?
Adakah mual, muntah, keringat dingin,
berdebar-debar dan sesak nafas?
Apakah pasien merokok?
PEMERIKSAAN FISIK
Pasien tampak cemas dan tidak bisa istirahat (gelisah)
Seringkali ekstremitas pucat disertai keringat dingin.
Takikardi dan/atau bradikardi
Adanya S4 dan S3 gallop
Penurunan intensitas bunyi jantung pertama dan split
paradoksikal bunyi jantung kedua.
Adanya murmur midsistolok atau late sistolik apical
yang bersifat sementara
Peningkatan suhu sampai 38°C (minggu pertama
paska STEMI)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
EKG
Kadar CK-MB dan troponin T/I Ekokardiografi Foto thoraks Profil lipid, gula darah, ureum, kreatinin Treadmill (untuk stratifikasi setelah infark)
DIAGNOSIS KERJA
STEMI (ST elevasi miokard infark)
Nyeri dada khas
EKG elevasi ST 2mm, minimal pada 2 sadapan
prekordial yang berdampingan atau 1mm pada
2 sadapan ekstremitas.
↑enzim jantung terutama troponin T
DIAGNOSIS BANDING
EPIDEMIOLOGI & ETIOLOGI
Laki laki >> wanita
Usia lanjut
85% oleh pembentukan thrombus secara
akut di stenosis koroner
Faktor resiko usia, jenis kelamin , RPK, ras,
herediter, hipertensi, hiperkolesterolemia,
merokok, obesitas, diabetes melitus, dan
stress
PATOFISIOLOGI
PENATALAKSANAAN
Tatalaksana awal di ruang emergensi (10 menit
pertama saat kedatangan)
Tirah baring (bedrest total)
Oksigen 4L/menit (saturasi O2 dipertahankan >90%)
Aspirin 160 – 325 mg (dikunyah)
Nitrat diberikan 5 mg SL (dapat diulang 3x) lalu drip
bila masih nyeri
Clopidogrel 300mg peroral (jika sebelumnya belum
pernah diberi)
Morfin iv bila nyeri tidak teratasi dengan nitrat
PENATALAKSANAAN 2
Medika mentosa
Nitrat
Penyekat Beta/Beta Bloker
Antagosis Kalsium
Inhibitor ACE
Non medika mentosa
Intra-aortic balloon counterpulsation (IABP)
Percutaneous coronary intervention (PCI) atau
coronary artery bypass graft (CABG)
KOMPLIKASI
Disfungsi Ventrikular perubahan bentuk, ukuran dan
ketebalan segmen yang infark dan non infark
Gangguan Hemodinamik perluasan nekrosis iskemia
gagal pompa
Edema Paru Akut
Syok kardiogenik kerusakan struktur pada ventrikel
kiri > 80% oleh ruptru musculus papilaris
Infark ventrikel kanan
Ekstrasistol ventrikel
Takikardia dan fibrilasi ventrikel(24 jam pertama)
PENCEGAHAN
↓ faktor risiko yang dapat diubah
Tidak merokok
Menghindari stress
Mengontrol berat badan
Mengontrol gula darah
Gaya hidup sehat
Olahraga teratur
Makan makanan gizi seimbang
PROGNOSIS
Coronary bypass 5-10 tahun, presentase 92% dan 81%
Late cardiac mortality setelah operasi diabetes, umur yang
cepat tua, berkurangnya ejection fraction, dan tidak dapat
digunakannya internal mammary graft.
Revaskularisasi ↑gerakan stabil dinding ventrikular kiri dan ↑
latihan performa dari ventrikular
< 1% pasien mengulang revaskularisasi dalam waktu 4 tahun
atau lebih
Coronary bypass prosedur yang terpencil kemungkinan gagal
2.8%
Perbandingan th/ operasi dan pengobatan 39% dan 17% ↓
dari kematian
KESIMPULAN
Nn B 50 Tahun dengsn keluhan nyeri pada
dada kiri menjalar ke lengan kiri menderita
penyakit STEMI.