Laporan Asuhan Keperawatan Ska
-
Upload
lutfi-novida -
Category
Documents
-
view
76 -
download
4
description
Transcript of Laporan Asuhan Keperawatan Ska
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN
Tanggal Pengkajian : 26 Maret 2013 Pukul 08.00 WIB
Tgl Masuk Ruangan : 22 Maret 2013 Pukul 10.00 WIB
Ruang : UPJ Pria
1. Identitas Pasien
a. Nama (Inisial) : Tn. S
b. No. Rekam Medis : C409145
c. Umur : 53 tahun
d. Jenis Kelamin : Laki – laki
e. Agama : Islam
f. Pendidikan : SD
g. Pekerjaan : Pegawai Swasta
h. Suku : Jawa
i. Bahasa : Indonesia
j. Alamat : Ungaran, Semarang
k. Diagnosa Medis : Acut STEMI Anterolateral onset 12,5 jam
Killip I, TIMI 3/14
2. Identitas Penanggung Jawab
a. Nama (inisial) : Ny. R
b. Umur : 50 tahun
c. Pendidikan : SD
d. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
e. Suku : Jawa
f. Bahasa : Indonesia
g. Alamat : Ungaran, Semarang
3. Keluhan Utama : Nyeri dada
15
4. Riwayat Penyakit Sekarang
13 jam sebelum masuk rumah sakit, pasien mengeluh terbangun dari tidur
karena mimpi tenggelam, dada terasa sesak, menjalar ke punggung, leher
terasa kering, keringat dingin sampai dengan baju basah, nyeri tidak bisa
ditunjukkan dengan jari, tidak dipengaruhi oleh posisi, tidak mual, tidak
muntah, pasien terasa lemas dan cemas. Karena nyeri tidak berkurang (> 30
menit) pasien berobat ke RSUD Ungaran dan dirawat di ICU tetapi nyeri dada
dan panas tidak berkurang. Kemudian pasien dirujuk ke RSDK Semarang dan
dirawat di UPJ.
5. Riwayat Penyakit Dahulu
3 tahun yang lalu pasien mengalami nyeri dada yang sama seperti yang
dialami sekarang. Pasien dirawat di RSUD ungaran. Pasien mengatakan diberi
injeksi di perut selama 4 kali dan didiagnosa serangan jantung. Setelah pulang
dari RSUD Ungaran, pasien kontrol ke dr. SpPD 3 kali, dan pasien mengalami
sesak ketika berjalan kurang lebih 200 meter atau ketika jalan menanjak.
6. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga pasien tidak ada yang mengalami sakit seperti yang dialami oleh
pasien.
Tn.S
Keterangan :
: laki- laki : Menikah : Laki-laki meninggal
: Perempuan : Anak : Perempuan meninggal
: Pasien
16
7. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda – tanda vital
Pengkajian Keterangan
TD (mmHg) 156/78 mmHg
HR : Frekuensi 90 x/menit, kuat, reguler
RR : Frekuensi 25x/menit, reguler
Suhu 36oC
b. Kepala dan leher
Pengkajian Keterangan
Bentuk Mesochepal
Rambut Bersih, rambut hitam, lesi tidak ada
Mata Simetris, sklera tidak ikterik, konjunctiva tidak anemis
Telinga Fungsi pendengaran baik
Hidung Tidak ada sekret
Mulut Tidak ada sariawan, lesi, maupun gusi berdarah, mukosa bibir lembab
LeherTidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran limfe, ada distensi vena jugularis +7 cm
c. Jantung
Pengkajian Keterangan
Inspeksi IC tak tampak
Palpasi IC teraba di SIC V kiri
Perkusi Pekak
AuskultasiBJ I-II murni, tidak ada bising, tidak ada
gallop
17
d. Paru-paru
Pengkajian Keterangan
Inspeksi Simetris, tidak ada tarikan otot pernapasan
PalpasiPengembangan paru kanan sama dengan
paru kiri
Perkusi Sonor seluruh lapang paru
Auskultasi Tidak ada ronchi dan whezing
e. Abdomen
Pengkajian Keterangan
Inspeksi Supel, tidak ada lesi, tidak ada memar
Auskultasi Bising usus 12x/menit
PalpasiTidak ada pembesaran organ, tidak ada
nyeri tekan, tidak ada benjolan
Perkusi Timpani
f. Ekstremitas
Ekstremitas atas
Kanan Kiri (Terpasang infus RL 8 tpm)Kesemutan Edema Baal Nyeri Kesemutan Edema Baal Nyeri
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Ekstremitas bawah
Kanan Kiri Kesemutan Edema Baal Nyeri Kesemutan Edema Baal Nyeri
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Kekuatan otot pasien
18
5 5
5 5
Skala kekuatan otot :
Nilai 0 : bila tidak terlihat kontraksi, lumpuh total
Nilai 1 : bila terlihat sedikit pergerakan, tidak ada pergerakan
Nilai 2 : ada gerakan pada sendi tetapi tidak mampu melawan gravitasi
Nilai 3 : terdapat gerakan dan mampu melawan gravitasi
Nilai 4 : mampu melawan gravitasi dan melawan sedikit tahanan
Nilai 5 : dapat melawan gravitasi dan tahanan dengan kekuatan maksimal.
g. Sistem persarafan
Pengkajian Keterangan
Status mental
Tingkat kesadaran GCS Gaya Bicara
Composmentis
15
Jelas
Fungsi intelektual
Orientasi waktu
Orientasi orang
Orientasi tempat
Baik
Baik
Baik
Daya pikir
Spontan, alamiah, masuk akal
Kesulitan berfikir
Ya
Tidak
Status emosional
Alamiah & datar
19
Pemarah
Cemas
Apatis
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
h. Pemeriksaan integument
Warna kulit Turgor Mukosa
bibirCapilarry reffil Kelainan
Sianosis (-)
Elastis Lembab < 2 Detik Tidak ada
8. Pengkajian Fungsional
A. Oksigenasi
Pasien terpasang O2 nasal 3 liter/menit, Pasien mengeluh sesak, nafas
cepat, reguler, cuping hidung (-), sianosis (-), retraksi otot bantu
pernafasan (-)
B. Nutrisi dan Cairan
Nutrisi:
Antopometri : BB: 60 kg, TB 168
BB ideal = (TB - 100) ± 10% (TB - 100)
= (168 - 100) ± 10% (168 – 100)
= 68 ± 6,8
= ± 61,2 kg
IMT (Indeks Massa Tubuh)b n
20
Nilai standar:
Nilai Kategori
< 20 Underweight
20 - 25 BB normal
IMT= BBTB(m)2
= 60/ (1,68)2
= 60/2.8224
= 21,25 (BB Normal)
Biokimia : Hb 13 gr%
Penampilan fisik : Pasien mengatakan badan lemas, aktivitas pasien
dibantu oleh istrinya
Diit : Diit DM 1800 kkal/hari
Cairan:
Intake Output Balance Cairan
Infus : 500 cc
Air minum : 700 cc
Air dalam makanan : 200 cc
Total : 1400 cc
Urine : 900 cc
IWL : 200 cc
Feses : 50 ml
Total : 1150 ml
250 cc
C. Eliminasi
Pasien BAK > 4 kali sehari, sekali BAK ± 300 cc, warna kuning,
inkontinensia (-)
Pasien BAB 1 kali sehari, warna kuning kecoklatan, lembek, diare (-),
konstipasi (-), berlendir (-), berdarah (-)
D. Termoregulasi
21
Nilai standar:
Nilai Kategori
< 20 Underweight
20 - 25 BB normal
Suhu badan pasien normal 36oC
E. Aktivitas Latihan/Mobilisasi
Pengkajian Keterangan
Bathing Tergantung
Dressing Tergantung
Toileting Tergantung
Transfering Tergantung
Continance Tergantung
Feeding Tergantung
Indeks
KATZ
G
Tergantung 6 aktivitas
Keterangan:
Indeks Katz A : mandiri untuk 6 aktivitas
Indeks Katz B : mandiri untuk 5 aktivitas
Indeks Katz C : mandiri, kecuali bathing dan satu fungsi lain
Indeks Katz D : mandiri, kecuali bathing, dressing dan 1 fungsi lain
Indeks Katz E: mandiri, kecuali bathing, dressing, toileting dan satu fungsi
lain
Indeks Katz F: mandiri, kecuali bathing, dressing, toileting, transferring
dan satu fungsi lain
Indeks Katz G : tergantung pada orang lain untuk 6 aktivitas
F. Seksualitas
Tidak terkaji
G. Psikososial
Harga diri : Pasien mengatakan bahwa ia tidak malu dengan
penyakitnya dan tidak menarik diri
Ideal diri : Pasien mengatakan bahwa ia hanya ingin sembuh
22
Identitas diri : Pasien mengatakan sebagai seorang suami
memiliki tanggung jawab terhadap kebutuhan
nafkah keluarga, karena sakit tidak bisa bekerja
seperti sebelumnya
Gambaran diri : Pasien tidak memiliki persepsi negative terhadap
tubuhnya dan menerima perubahan tubuh yang
terjadi.
Peran : Pasien merasa peran sebagai kepala keluarga
terganggu selama ia sakit.
H. Rasa Aman dan Nyaman
Pasien mengatakan nyeri pada dada.
P: Nyeri muncul saat istirahat
Q: Nyeri terasa mencekram
R: Nyeri terasa pada dada menjalar ke perut
S: Skala nyeri 6
T: Nyeri hilang timbul, berlangsung ± 30 menit
I. Spiritual
Pasien berdoa setiap hari, pasien beragama islam namun tidak bisa
melaksanakan shalat seperti sebelumnya.
J. Higiene
Pasien disibin oleh istrinya 2x sehari
K. Istirahat Tidur
Sebelum sakit pasien mengatakan tidur selama 7 jam, saat sakit pasien
mampu istirahat pada saat siang atau malam hari, namun kadang pasien
terbangun karena merasa nyeri.
L. Aktualisasi Diri
23
Pasien tidak melakukan aktivitas apapun selama di rumah sakit, pasien
hanya istirahat untuk menjaga kondisinya
M. Rekreasi
Pasien mengatakan merasa bosan di Rumah Sakit karena tidak ada hiburan
N. Kebutuhan Belajar
Pasien mengatakan mau menerima ilmu baru terkait dengan kondisi
kesehatannya baik dari dokter maupun perawat
9. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan EKG tanggal 26 Maret 2013
Pemeriksaan EKG yang dilakukan pada Tn.S menunjukkan adanya ST
elevasi pada V1-V4, Lead I dan AVL yang menunjukkan adanya infark
pada daerah anterolateral.
b. Pemeriksaan laboratorium tanggal 24 Maret 2013
Jenis
Pemeriksaan
Hasil Satuan Nilai Normal Kesan Rasional
Hematologi
Hemoglobin 13.00 gr% 13.00 – 16.00 N Hemoglobin normal
Hematokrit 38.8 % 40.0 – 54.0 L Penurunan nilai Hct merupakan indikator anemia. Hct <20% menyebabkan gagal jantung
Eritrosit 4.35 juta/
mmk
4.50 – 6.50 L Penurunan eritrosit bisa karena anemia atau penurunan fungsi ginjal
MCH 29.90 pg 27.00 – 32.00 N Berat Hb di dalam sel darah merah normal (Normokromik)
MCV 89.30 fL 76.00 – 96.00 N Sel darah merah
24
berukuran normal (Normositik)
MCHC 33.50 g/dL 29.00 – 36.00 N Konsentrasi Hb di dalam sel darah merah normal
Lekosit 7.59 ribu/
mmk
4.00 – 11.00 N Jumlah sel darah putih normal
Trombosit 160.0 ribu/
mmk
150.0 – 400.0 N Jumlah platelet normal, tidak ada keganasan
RDW 14.70 % 11.60 – 14.80 N Koefisien variasi dari volume eritrosit normal
MPV 9.55 fL 4.00 – 11.00 N Ukuran rata-rata
platelet normal
25
10. Terapi
Jenis Terapi Dosis Rut
e
Indikasi dan Cara Kerja Kontra Indikasi Efek samping
Aspilet 160 mg/24
j
PO Pengobatan dan
pencegahan trombosis
(agregrasi platelet) pada
infark miokardial akut
atau setelah stroke.
- Pasien yang sensitif
terhadap Aspirin.
- Pasien yang menderita
asma, ulkus peptikum
yang sering atau kadang-
kadang, perdarahan
subkutan, hemofilia,
trombositopenia.
- Pasien yang sedang
diterapi dengan
antikoagulan
- Iritasi lambung-usus, mual,
muntah
- Penggunaan jangka panjang
: perdarahan lambung-usus,
ulkus peptikum
Plavix 75 mg/8 j PO Mencegah kejadian
aterotrombosis pada
pasien yang menderita
infark miokard, stoke
Ulkus peptikum aktif,
perdarahan intrakranial
(dalam tengkorak).
Perdarahan lambung-usus,
purpura, memar, lebam,
mimisan, hematuria (kemih
yang bercampur darah),
26
iskemik, atau penyakit
arteri perifer tahap
lanjut; sindrom koroner
akut (angina tak stabil
atau infark miokard non
gelombang Q)
perdarahan pada mata,
perdarahan intrakranial, nyeri
perut, dispepsia, gastritis
(radang lambung) dan
konstipasi (susah buang air
besar), ruam, gatal-gatal
Captopril 25mg/8 j PO - Pengobatan
hipertensi ringan
sampai sedang.
Pada hipertensi
berat digunakan bila
terapi standar tidak
efektif atau tidak
dapat digunakan.
- Pengobatan gagal
jantung kongestif,
digunakan bersama
dengan diuretik dan
bila mungkin
- Penderita yang
hipersensitif terhadap
Captopril atau
penghambat ACE
lainnya (misalnya pasien
mengalami angioedema
selama pengobatan
dengan penghambat ACE
lainnya).
- Wanita hamil atau yang
berpotensi hamil.
- Wanita menyusui.
- Gagal ginjal.
- Proteinuria, peningkatan
ureum darah dan kreatinin.
- Idiosinkrasi, rash, terutama
pruritus.
- Neutropenia, anemia,
trombositopenia.
- Hipotensi
27
dengan digitalis - Stenosis aorta.
Bisolprolol 2,5mg/24j PO - Bisoprolol
diindikasikan untuk
hipertensi, bisa
digunakan sebagai
monoterapi atau
dikombinasikan
dengan
antihipertensi lain
- Mekanisme kerja
antihipertensi dari
bisoprolol belum
seluruhnya
diketahui. Faktor-
faktor yang terlibat
adalah :
Penurunan curah
jantung,
- Hipersensitif terhadap
bisoprolol fumarate.
- Bisoprolol
dikontraindikasikan pada
penderita cardiogenic
shock, kelainan jantung,
AV block tingkat II atau
III, bradikardia sinus
- Sistim saraf pusat:
dizziness, vertigo, sakit
kepala, parestesia,
hipoaestesia, ansietas,
konsentrasi berkurang.
- Sistem saraf otonom: mulut
kering.
- Kardiovaskular :
bradikardia, palpitasi dan
gangguan irama lainnya,
cold extremities,
klaudikasi, hipotensi,
hipotensi ortostatik, sakit
dada, gagal jantung.
- Psikiatrik : insomnia,
depresi.
- Kardiovaskular:
28
penghambat
pelepasan rennin
oleh ginjal,
pengurangan aliran
tonus simpatis dari
pusat vasomotor
pada otak
bradikardia, palpitasi dan
gangguan irama lainnya,
cold extremities,
klaudikasi, hipotensi,
hipotensi ortostatik, sakit
dada, gagal jantung.
ISDN 5 mg/8j PO Terapi angina pektoris,
profilaksis serangan
angina pada penyakit
koroner kronik,
kelainan angina setelah
infark miokardium,
gagal jantung.
Hipotensi, syok kardiogenik,
anemia berat
Sakit kepala, hipotensi postural,
mual
CaCO3 1 tab/8j PO Kalsium karbonat juga
digunakan sebagai
supplemen kalsium
pada keadaan
- Hipersensitivitas terhadap garam aluminum atau bahan-bahan lain dalam formulasi.
- Gastrointestinal:konstipasi, kram lambung, fecal impaction, mual, muntah, perubahan warna feses (bintik-bintik putih).
29
defisiensi, sebagai
tambahan terapi
osteoporosis, serta
untuk mengobati
hiperfosfatemia pada
pasien gagal ginjal
kronis atau
hiperparatiroidisme
sekunder yang terkait.
- Hipersensitivitas terhadap bahan-bahan dalam formulasi, pasien dengan kolostomi atau ileostomi, obstruksi usus, fecal impaction, gagal ginjal, apendisitis.
Endokrin dan metabolisme:hipofosfatemia, hipomagnesemia.
- Kardiovaskuler:hipotensi. Endokrin dan metabolisme:hipermagnesemia. Gastrointestinal:diare, kram perut. Neuromuskuler dan skeletal:kelemahan otot. Pernapasan:depresi pernapasan
Alprazolam 0,5mg/24j PO Aanti ansietas termasuk neurosis ansietas, gejala-gejala ansietas
- Antidepresi termasuk ansietas yang berkaitan dengan depresi
- Antipanik termasuk penyakit-penyakit atau gangguan panik
Penderita yang hipersensitif
terhadap benzodiazepin,
penderita glaukoma sudut
sempit akut, penderita
insufisiensi pulmonari akut
kekeringan, sakit kepala ringan
30
dengan atau tanpa agoraphobia
Laxadyn
Syrup
1 snd/24 j PO Diberikan pada keadaan
konstipasi yang
memerlukan :
-Perbaikan peristaltik
Hipersensitiv terhadap zat
aktif dalam axadine emulsi,
ileus obtruksi, nyeriabdomen
yang belum diketahui
penyebabnya
- Reaksi alergi kulit rash dan
pruritus / gatal-gatal,
- Perasaan terbakar,
- Kolik,
- Kehilangan cairan &
elektrolit,
- Diare,
- Mual dan muntah.
Amiodarone 1 tab/8j PO Gangguan ritme atrium
(perubahan fibrilasi
atau fluter). Gangguan
ritme nodal, ventrikel
(takikardi ventrikel,
kontraksi prematur,
fibrilasi ventrikel)
Sinus bradikardi, blok SA,
blok AV, hamil, laktasi,
gangguan sinus, intoleransi
yodium, hipotensi atrial
berat, kolaps KV,
insufisiensi jantung akut,
distiroidisme.
Fotosensitisasi dan pigmentasi,
hipotiroidisme, hipertiroidisme,
mikroeposit kornea, pneumopati
interstisial difus reversibel
31
Glimepiride 1mg/24j PO menurunkan kadar gula
darah pada pasien
diabetes melitus type 2.
Dapat digunakan
sebagai terapi tunggal
atau dikombinasi
dengan metformin atau
insulin.
- Tidak cocok diberikan pada pasien diabetes type 1 (insulin dependent), diabetes ketoasidosis, atau pada pasien koma karena diabetes.
- Hipersensitif terhadap glimepiride atau golongan sulfonil urea, atau sulfonamid.
- Wanita hamil
Perubahan hematologi,
hipoglikemia, gangguan daya
penglihatan, peningkatan
enzim-enzim hati
Paracetamol 1 tab/8j PO Sebagai
antipiretik/analgesik,
termasuk bagi pasien
yang tidak tahan
asetosal.
Sebagai analgesik,
misalnya untuk
mengurangi rasa nyeri
- Hipersensitif terhadap
parasetamol dan
defisiensi glokose-6-
fosfat
dehidroganase.tidak
boleh digunakan pada
penderita dengan
- Mual, nyeri perut, dan
kehilangan nafsu makan.
- Penggunaan jangka
panjang dan dosis besar
dapat menyebabkan
kerusakan hati.
- Reaksi
32
pada sakit kepala, sakit
gigi, sakit waktu haid
dan sakit pada
otot.menurunkan
demam pada influenza
dan setelah vaksinasi
gangguan fungsi hati hipersensitivitas/alergi
seperti ruam, kemerahan
kulit, bengkak di wajah
(mata, bibir), sesak napas,
dan syok
Ciprofoxacin 500mg/12j PO - Untuk pengobatan
infeksi yang
disebabkan oleh
bakteri: Infeksi
saluran kemih
termasuk prostatitis,
uretritis dan
servisitis gonorrhea,
infeksi saluran
cerna, termasuk
demam tifoid yang
disebabkan oleh S.
thypi
- Penderita yang
hipersensitif terhadap
Ciprofloxacin atau
antibiotika derivat
quinolone lainnya.
- Wanita hamil dan
menyusui.
- Anak-anak dibawah usia
18 tahun.
- Mual, muntah, diare, nyeri
perut, sakit kepala, bintik
merah
33
Heparin 1000U/j SP - Profilaksis dan
terapi pada disorder
tromboembolik
- Hipersensitifitas terhadap
heparin atau komponen
lain dalam sediaan.
Semua gangguan
perdarahan atau risiko
perdarahan : gangguan
koagulasi, hemofilia,
trombositopenia,
penyakit hati berat, ulkus
peptikum, perdarahan
intrakranial, aneurisma
serebral, karsinoma
visceral, abortus,
retinopati perdarahan
hemoroid, tuberculosis
aktif, endokarditis
- Sakit dada, vasospasmus,
syok hemoragi, demam,
sakit kepala,
kedinginan,urtikaria,
alopesia, dysesthesia pedis,
purpura, ekzema, nekrosis
kutan, plak erithemathosus,
hiperkalemia,
hiperlipidemia, mual,
muntah, konstipasi,
hemorage, ditemukan darah
pada urin, epistaksis,
hemoragi adrenal, hemoragi
retriperitonial,
trombositopenia,
peningkatan enzim SGOT,
SGPT, ulserasi, nekrosis
kutan yang disebabkan oleh
34
injeksi sub kutan, neuropati
perifer, osteoporosis,
konjungtivitis, hemoptisis,
hemoragi pulmonari, asma,
artritis
35
11. Analisa Data
Tgl Data Masalah Etiologi TTD
26
Maret
2013
8.00
DS:
- Pasien mengeluh nyeri
- P: Nyeri muncul saat istirahat
- Q: Nyeri terasa mencekram
- R: Nyeri terasa pada dada menjalar ke perut
- S: Skala nyeri 6
- T: Nyeri hilang timbul, berlangsung ± 30 menit
- Pasien mengatakan sering terbangun karena merasa nyeri.
DO:
- TD 156/78 mmHg
- HR 90 x/menit
- RR 25x/menit
- Suhu 36oC
- Interpretasi EKG menunjukkan adanya ST elevasi di V1-V4, Lead I dan AVL
Nyeri akut
(00132)
Penurunan
suplai
oksigen ke
miokard
Giska
Amalia
AP
36
26
Maret
2013
8.00
DS:
- Pasien mengeluh lemas dan sesak
- Pasien mengatakan semua aktivitas dibantu oleh istrinya
DO:
- TD 156/78 mmHg
- HR 90 x/menit
- RR 25x/menit
- Suhu 36oC
- Distensi vena jugularis
- Interpretasi EKG menunjukkan adanya ST elevasi di V1-V4, Lead I dan AVL
- Indeks KATZ G
Penurunan
curah
jantung
(00029)
Perubahan
Preload
Giska
Amalia
AP
37
12. Diagnosa Keperawatan
Tanggal 26 Maret 2013
(1) Nyeri akut (00132) b.d penurunan suplai oksigen ke miokard
(2) Penurunan Curah jantung (00029) b.d Perubahan preload
13. Perencanaan
No Tanggal Tujuan dan Kriteria
hasil
Intervensi TTD
1 26 Maret 2013
07.30 WIB
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3x24 jam nyeri
berkurang dengan
kriteria hasil:
- Tanda – tanda vital
- TDS 100-140
mmHg
- TDD 70-90 mmHg
nadi : 60–100
Kode NIC: 1400
Pain Management
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
dan faktor presipitasi
2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
3. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
4. Ajarkan tentang teknik non farmakologi: napas dalam,
relaksasi, distraksi, kompres hangat/ dingin
Giska
38
x/menit, RR : 16 –
20 x/menit, suhu : 36
- 37 oC)
- Mampu mengontrol
nyeri, mampu
menggunakan tehnik
nonfarmakologi
untuk mengurangi
nyeri,
- Menyatakan rasa
nyaman setelah nyeri
berkurang
- Tidak mengalami
gangguan tidur
- Skala nyeri 3
5. Tingkatkan istirahat
6. Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri,
berapa lama nyeri akan berkurang dan antisipasi
ketidaknyamanan dari prosedur
7. Kolaborasi pemberian terapi farmakologis
- Aspilet 160 mg/24 j
- ISDN 5 mg/ 8 j
- Paracetamol 1 tab/8 j
- Plavix 75 mg/8 j
Kode NIC 3320
Oxygen Therapy
1. Menginformasikan kepada pasien pentingnya
penggunaan terapi oksigen
2. Kolaborasi pemberian terapi oksigen 3 liter/menit
Kode NIC 6680
Vital Signs Monitoring
1. Monitor tekanan darah, nadi, suhu, dan respiratory rate
Giska
39
pasien
2 26 Maret 2013
07.30 WIB
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3x24 jam,
penurunan curah
jantung teratasi dengan
Kriteria Hasil :
- Berpartisipasi dalam
aktivitas fisik tanpa
disertai peningkatan
tekanan darah, nadi
dan RR
- Tanda – tanda vital
- TDS 100-140
mmHg
- TDD 70-90 mmHg
nadi : 60–100
x/menit, RR : 16 –
20 x/menit, suhu : 36
Kode NIC 0180
Energy Management
1. Observasi adanya pembatasan pasien dalam melakukan
aktivitas
2. Kaji adanya faktor yang menyebabkan kelelahan
3. Monitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat
4. Monitor respon kardivaskuler terhadap aktivitas
(takikardi, disritmia, sesak nafas, diaporesis, pucat,
perubahan hemodinamik)
5. Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasien
6. Bantu pasien untuk mengidentifikasi aktivitas yang
mampu dilakukan
Kode NIC 4044
Cardiac Care: Acute
1. Evaluasi adanya nyeri dada
2. Auskultasi suara jantung
3. Auskultasi suara paru
Giska
40
– 37 oC)
- Mampu melakukan
aktivitas sehari hari
(ADL) secara
mandiri termasuk
makan, minum,
berganti pakaian,
berpindah, dan
mandi
- Keseimbangan
aktivitas dan
istirahat
4. Monitor balance cairan
5. Lakukan pemeriksaan EKG
6. Monitor nilai elektrolit
7. Kolaborasi farmakologis
- Alprazolam 0,5 mg/24 j
- Amiodarone 1 tab/8 j
Kode NIC 4150
Hemodynamic Regulation
1. Monitor adanya edema, dan distensi vena jugularis
2. Monitor kapileri refil, suhu dan warna kulit
3. Monitor efek pemberian terapi farmakologis
Kode NIC 6680
Vital Signs Monitoring
Monitor tekanan darah, nadi, suhu, dan RR
41
14. Implementasi
Tanggal No Dx Implementasi Evaluasi Formatif TTD
27 Maret 2012
07.30 WIB
1,2 Mengkaji nyeri (lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas)
S:
- P: Nyeri muncul saat istirahat
- Q: Nyeri terasa mencekram
- R: Nyeri terasa pada dada
menjalar ke perut
- S: Skala nyeri 6
- T: Nyeri hilang timbul,
berlangsung ± 30 menit
O:
- Pasien terlihat menahan nyeri
Giska
07.35 WIB 1,2 Melakukan kolaborasi pemberian terapi
oksigen melalui nasal kanul 3 liter/menit
S: -
O: Pasien terpasang O2 3 liter/menit Giska
07.40 WIB 1 Mengatur tempat tidur pasien S: -
O: pasien tidur dengan posisi semi
42
fowler Giska
07.45 WIB 2 Mengkaji adanya edema dan distensi vena
jugularis
S: -
O:
- Tidak ada edema, ada pembesaran
vena jugularis Giska
07.45 WIB 2 Mengkaji kapileri refill dan warna kulit S: -
O:
- Kapileri refill < 2 detik
Giska
07.50 WIB 2 Mengauskultasi suara jantung dan paru S: -
O:
- Suara jantung S1 dan S2 normal,
tidak ada suara tambahan
- Suara dasar paru vesikuler, tidak
ada suara tambahan
Giska
08.00 WIB 1,2 Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam
untuk mengontrol nyeri
S:
- Pasien mengatakan mampu
melakukan teknik relaksasi
O:
- Pasien mempraktekkan teknik
Giska
43
relaksasi nafas dalam saat nyeri
08.10 WIB 1,2 Menginformasikan kepada pasien tentang
pentingnya menggunakan terapi oksigen
S: Pasien mengatakan mengerti tentang
penggunaan oksigen
O: - Giska
09.00 WIB 1,2 Melakukan pemeriksaan EKG S: -
O:
- Tampak gambaran ST elevasi pada
V1-V4 dan lead I dan AVL
Giska
11.00 WIB 1,2 Memonitor tekanan darah, nadi, suhu dan
RR
S: Pasien mengatakan masih sesak
O:
- TD 156/78 mmHg
- HR 90x/menit
- RR 25 x/menit
- Suhu 36oC
Giska
11.10 WIB 1,2 Melakukan pemeriksaan APTT dan
APTT(K)
S: -
O: APTT : 38,2 detik
APTT Kontrol : 32,3 detik
Giska
12.00 WIB 1 Membatasi pengunjung S:-
O: Ruangan tenang, pengunjung terbatas Giska
44
12.15 WIB 2 Mengkaji keterbatasan pasien dalam
melakukan aktivitas
S: Pasien mengatakan lemas
O: Aktivitas pasien seluruhnya dibantu
oleh istrinya Giska
12.20 WIB 2 Memonitor nutrisi dan sumber energy yang
adekuat
S: Istri Tn. S mengatakan bahwa Tn.S
menghabiskan porsi makannya
O: Porsi makan habis Giska
12.30 WIB 2 Memonitor pola tidur dan lamanya istirahat
pasien
S: Istri Tn. S mengatakan pasien dapat
istirahat jika tidak nyeri, dan terbangun
ketika nyeri timbul
O: Pasien istirahat
Giska
13.00 WIB 1,2 Melakukan kolaborasi pemberian terapi
farmakologis
- Injeksi heparin 1000 u/j
- Aspilet 160 mg/24 jam
- Plavix 75 mg/24 jam
- Captopril 25 mg/8 jam
- Bisolprolol 2,5 mg/24 j
- ISDN 5 mg/8j
- CaCO3 1 tab/8 j
S:-
O:
- Obat diminum Tn.S
- Injeksi heparin melalui syringe
pump lancar
Giska
45
- Alprazolam 0,5 mg/24 j
- Amiodarone 1 tab/8 j
- Glimepiride 1 mg/24 j
- Paracetamol 1 tab/8 j
13.30 WIB 1,2 Menganjurkan pasien untuk istirahat S: Tn S mengatakan ingin tidur
O: Pasien lemas Giska
14.00 WIB 2 Memonitor balance cairan S: -
O: Urin output 300 cc
28 Maret 2012
07.25 WIB
1,2 Mengkaji nyeri (lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas)
S: Pasien mengatakan bahwa nyeri
sudah berkurang
- P: Nyeri muncul saat istirahat
- Q: Nyeri terasa menusuk
- R: Nyeri terasa pada dada
- S: Skala nyeri 5
- T: Nyeri hilang timbul
O:
- Pasien tampak lebih tenang
Giska
07.30 WIB 1,2 Memonitor pemberian terapi oksigen
melalui nasal kanul 3 liter/menit
S: -
O: Pasien terpasang O2 3 liter/menit, Giska
46
aliran oksigen lancar
07.40 WIB 2 Mengkaji adanya edema dan distensi vena
jugularis
S: -
O:
- Tidak ada edema, ada pembesaran
vena jugularis Giska
07.40 WIB 2 Mengkaji kapileri refill dan warna kulit S: -
O:
- Kapileri refill < 2 detik, kulit sawo
matang
Giska
07.45 WIB 2 Mengauskultasi suara jantung dan paru S: -
O:
- Suara jantung S1 dan S2 normal,
tidak ada suara tambahan
- Suara dasar paru vesikuler, tidak
ada suara tambahan
Giska
08.15 WIB 1,2 Memonitor tekanan darah, nadi, suhu dan
RR
S: Pasien mengatakan kedinginan
O:
- Pasien terlihat menggigil
- TD 120/63 mmHg
47
- HR 85x/menit
- RR 20 x/menit
- Suhu 39oC
Giska
11.10 WIB 1,2 Melakukan pemeriksaan APTT dan
APTT(K)
S: -
O: APTT: 37,6 detikAPTT KONTROL: 31,2 detik
Giska
12.00 WIB 1 Membatasi pengunjung S:-
O: Ruangan tenang, pengunjung terbatas Giska
12.15 WIB 2 Mengkaji keterbatasan pasien dalam
melakukan aktivitas
S: Pasien mengatakan lemas
O: Aktivitas pasien seluruhnya dibantu
oleh istrinya Giska
12.20 WIB 2 Memonitor nutrisi dan sumber energy yang
adekuat
S: Istri Tn. S mengatakan bahwa Tn.S
menghabiskan porsi makannya
O: Porsi makan habis Giska
12.30 WIB 1, 2 Memonitor pola tidur dan lamanya istirahat
pasien
S: Istri Tn. S mengatakan pasien tidak
dapat istirahat karena merasa kedinginan
O: Tn. S memakai selimut, badan Tn. S
menggigil
Giska
48
13.00 WIB 1,2 Melakukan kolaborasi pemberian terapi
farmakologis
- Aspilet 160 mg/24 jam
- Plavix 75 mg/24 jam
- Captopril 25 mg/8 jam
- Bisolprolol 2,5 mg/24 j
- ISDN 5 mg/8j
- CaCO3 1 tab/8 j
- Alprazolam 0,5 mg/24 j
- Amiodarone 1 tab/8 j
- Glimepiride 1 mg/24 j
- Paracetamol 1 tab/8 j
- Ciprofoxacin 500mg/12 j
S:-
O:
- Tn.S meminum obat sesuai
petunjuk
Giska
14.00 WIB 2 Memonitor balance cairan S: -
O: urin output 300 cc, tidak muntah Giska
29 Maret 2012
07.35 WIB
1,2 Mengkaji nyeri (lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas)
S: Pasien mengatakan bahwa nyeri
sudah berkurang
- P: Nyeri muncul saat istirahat
- Q: Nyeri terasa menusuk
49
- R: Nyeri terasa pada dada
menjalar ke perut
- S: Skala nyeri 5
- T: Nyeri hilang timbul
O:
- Pasien tampak lebih tenang
Giska
07.40 WIB 1,2 Memonitor pemberian terapi oksigen
melalui nasal kanul 3 liter/menit
S: -
O: Pasien terpasang O2 3 liter/menit
Aliran oksigen lancar
Giska
07.45 WIB 2 Mengkaji adanya edema dan distensi vena
jugularis
S: -
O:
- Tidak ada edema, ada pembesaran
vena jugularis Giska
08.00 WIB 2 Mengkaji kapileri refill dan warna kulit S: -
O:
- Kapileri refill < 2 detik, kulit sawo
matang
Giska
08.05 WIB 2 Mengauskultasi suara jantung dan paru S: -
O:
50
- Suara jantung S1 dan S2 normal,
tidak ada suara tambahan
- Suara dasar paru vesikuler, tidak
ada suara tambahan
Giska
08.15 WIB 1,2 Memonitor tekanan darah, nadi, suhu dan
RR
S: Istri Tn.S mengatakan mengatakan
Tn.S masih menggigil karena demam
O:
- Pasien terlihat menggigil
- TD 161/93 mmHg
- HR 89x/menit
- RR 20 x/menit
- Suhu 39oC
Giska
11.10 WIB 1,2 Melakukan kolaborasi pemeriksaan APTT,
APTT (K), ureum creatinin, elektrolit,
calcium, dan magnesium
S: -
O:
APTT: 36,6 detikAPTT KONTROL: 31,2 detik
Giska
12.00 WIB 1 Membatasi pengunjung S:-
O: Ruangan tenang, pengunjung terbatas Giska
12.15 WIB 2 Mengkaji keterbatasan pasien dalam
melakukan aktivitas
S: Pasien mengatakan sudah tidak lemas
51
O: Aktivitas pasien sebagian dibantu
oleh istrinya Giska
12.20 WIB 2 Memonitor nutrisi dan sumber energy yang
adekuat
S: Istri Tn. S mengatakan bahwa Tn.S
menghabiskan porsi makannya
O: Porsi makan habis Giska
12.30 WIB 1,2 Memonitor pola tidur dan lamanya istirahat
pasien
S: Istri Tn. S mengatakan Tn.S masih
demam
O: Tn. S tidur memakai selimut Giska
13.00 WIB 1,2 Melakukan kolaborasi pemberian terapi
farmakologis
- Aspilet 160 mg/24 jam
- Plavix 75 mg/24 jam
- Captopril 25 mg/8 jam
- Bisolprolol 2,5 mg/24 j
- ISDN 5 mg/8j
- Alprazolam 0,5 mg/24 j
- Amiodarone 1 tab/8 j
- Glimepiride 1 mg/24 j
- Paracetamol 1 tab/8 j
S:-
O:
- Tn.S minum obat sesuai petunjuk
Giska
52
- Ciprofoxacin 500mg/12 j
14.00 WIB 2 Memonitor balance cairan S: -
O: Urin ooutput 300 cc Giska
30 Maret 2012
07.25 WIB
1,2 Mengkaji nyeri (lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas)
S: Pasien mengatakan bahwa nyeri
sudah berkurang
- P: Nyeri muncul saat istirahat
- Q: Nyeri terasa menusuk
- R: Nyeri terasa pada dada
menjalar ke perut
- S: Skala nyeri 4
- T: Nyeri hilang timbul
O:
- Pasien tampak lebih tenang
Giska
07.30 WIB 1,2 Melakukan kolaborasi pemberian terapi
oksigen melalui nasal kanul 3 liter/menit
S: -
O: Pasien terpasang O2 3 liter/menit Giska
07.40 WIB 2 Mengkaji adanya edema dan distensi vena
jugularis
S: -
O:
- Tidak ada edema, ada pembesaran
vena jugularis Giska
53
07.40 WIB 2 Mengkaji kapileri refill dan warna kulit S: -
O:
- Kapileri refill < 2 detik, kulit sawo
matang
Giska
07.45 WIB 2 Mengauskultasi suara jantung dan paru S: -
O:
- Suara jantung S1 dan S2 normal,
tidak ada suara tambahan
- Suara dasar paru vesikuler, tidak
ada suara tambahan
Giska
08.15 WIB 1,2 Memonitor tekanan darah, nadi, suhu dan
RR
S: Istri Tn.S mengatakan mengatakan
Tn.S sudah tidak demam
O:
- Pasien terlihat tenang
- TD 125/80 mmHg
- HR 78x/menit
- RR 20 x/menit
- Suhu 36oC
Giska
11.10 WIB 1,2 Melakukan kolaborasi pemeriksaan APTT, S: -
54
APTT (K), ureum creatinin, elektrolit,
calcium, dan magnesium
O: - APTT: 36,5 detikAPTT KONTROL: 31,2 detik
Giska
12.00 WIB 1 Membatasi pengunjung S:-
O: Ruangan tenang, pengunjung terbatas Giska
12.15 WIB 2 Mengkaji keterbatasan pasien dalam
melakukan aktivitas
S: Pasien mengatakan sedah tidak lemas
O: Aktivitas pasien sebagian dibantu
oleh istrinya Giska
12.20 WIB 2 Memonitor nutrisi dan sumber energy yang
adekuat
S: Istri Tn. S mengatakan bahwa Tn.S
menghabiskan porsi makannya
O: Porsi makan habis Giska
12.30 WIB 2 Memonitor pola tidur dan lamanya istirahat
pasien
S: Istri Tn. S mengatakan Tn.S sudah
tidak demam
O: Tn. S dapat tidur dengan nyenyak Giska
13.00 WIB 1,2 Melakukan kolaborasi pemberian terapi
farmakologis
- Aspilet 160 mg/24 jam
- Plavix 75 mg/24 jam
- Captopril 25 mg/8 jam
S:-
O:
- Tn.S minum obat secara teratur
55
- Bisolprolol 2,5 mg/24 j
- ISDN 5 mg/8j
- Alprazolam 0,5 mg/24 j
- Amiodarone 1 tab/8 j
- Glimepiride 1 mg/24 j
- Paracetamol 1 tab/8 j
- Ciprofoxacin 500mg/12 j
Giska
14.00 WIB 2 Memonitor balance cairan S: Tn S mengatakan minum 2 gelas
O: urin output 300 cc, tidak muntah
15. Evaluasi
56
Tanggal No.Dx Evaluasi Sumatif TTD
1 April 2013
13.00 WIB
1 S:
- Tn. S mengatakan tidak merasakan nyeri lagi
- Tn. S mengatakan tidak sesak
- Tn. S mengatakan sudah mampu istirahat dengan nyenyak
O:
- TD 123/73 mmHg
- HR 66x/menit
- RR 20x/menit
- Suhu 36oC
A: Masalah nyeri teratasi
P: Pertahankan intervensi, kaji nyeri, lakukan pemeriksaan EKG, kolaborasi
pemberian terapi farmakologis
Giska
1 April 2013
13.30
2 S:
- Pasien mengatakan sudah tidak lemas, aktivitas dapat dilakukan secara
mandiri dan sesekali istri mendampingi
O:
- TD 123/73 mmHg
57
Tn.SAcut STEMI Anterolateral
Pasien mengeluh nyeriP: Nyeri muncul saat istirahatQ: Nyeri terasa mencekramR: Nyeri terasa pada dada menjalar ke perut S: Skala nyeri 6T: Nyeri hilang timbul, berlangsung ± 30 menit Pasien mengatakan sering terbangun karena merasa nyeri
TD 156/78 mmHgHR 90 x/menitRR 25x/menitSuhu 36oC
Interpretasi EKG menunjukkan adanya ST elevasi di V1-V4, Lead I dan AVL
Pasien mengeluh lemas dan sesak
Semua aktivitas dibantu oleh istri
Distensi vena jugularis
- HR 66x/menit
- RR 20x/menit
- Suhu 36oC
- Aktivitas klien dapat dilakukan secara mandiri
A:
- Masalah penurunan curah jantung teratasi sebagian
P: Pertahankan intervensi Energy Management, kolaborasi pelaksanaan
PAC
Giska
58
59
16. Pembahasan
Sindrom Koroner Akut (SKA) merupakan satu sindrom yang terdiri dari
beberapa penyakit koroner yaitu, angina tak stabil (unstable angina), infark
miokard non-elevasi ST, infark miokard dengan elevasi ST, maupun angina
pectoris. Sindrom Koroner Akut (SKA) merupakan keadaan darurat jantung
dengan manifestasi klinis rasa tidak enak di dada atau gejala lain sebagai
akibat iskemia miokardium.1
Tn. S, 53 tahun mengeluh nyeri dada ketika berobat ke RSUP dr.kariadi.
Tn. S didiagnosa Acut STEMI Anterolateral onset 12,5 jam Killip I, TIMI 3.
STEMI terjadi karena sumbatan yang komplit pada arteri koroner. Jika tidak
dilakukan pengobatan akan dapat menyebabkan kerusakan miokardium yang
lebih jauh. Pada fase akut pasien beresiko tinggi untuk mengalami fibrilasi
ventrikel atau takikardi yang dapat menyebabkan kematian.2 Pada jurnal yang
ditulis oleh Alex dan Loren mengemukakan bahwa TIMI 3/14 yang dialami
oleh Tn. S menunjukkan adanya faktor risiko13% yang termasuk dalam
kategori ringan.6
Pada pengkajian tanggal 26 Maret 2013 didapatkan keluhan nyeri pada
bagian dada seperti mencengkram dengan skala nyeri 6 dan nyeri berlangsung
kurang lebih 30 menit dengan hilang timbul., nyeri menjalar hingga ke perut
TTV Tn. S yaitu TD 156/78 mmHg, HR 90 x/menit, RR 25x/menit, dan Suhu
36oC.. Nyeri yang dialami Tn.S yaitu nyeri dada yang menjalar, dimana sesuai
yang disebutkan di jurnal bahwa perlu dilakukan pengkajian terhadap nyeri
termasuk lokasi, kualitas, tingkat keparahan dan waktu serta durasi nyeri,
pemberian terapi oksigen, serta pemeriksaan EKG untuk Pemeriksaan EKG
juga telah dilakukan pada Tn.S yang menunjukkan adanya gambaran ST
elevasi pada V1-V4 dan lead I, AVL. Diagnosa yang muncul pada Tn. S yaitu
nyeri akut b.d penurunan suplai oksigen ke miokard. Nyeri yang timbul pada
Tn. S karena terjadi infark miokard, dimana fungsi ventrikel kiri mengalami
gangguan kontraktilitas. Hal tersebut mengakibatkan daya kontraksi menurun,
perubahan daya kembang dan gerakan dinding ventrikel menurun, sehingga
volume sekuncup menurun. Infark miokard juga mengakibatkan suplai O2
60
menurun. Ketika suplai O2 menurun, tubuh akan berusaha untuk
menyeimbangkan pasokan O2 dengan cara melakukan metabolism anaerob,
metabolisme anaerob tersebut menghasilkan timbunan asam laktat yang
menyebabkan nyeri.3
Tn. S telah diberikan implementasi untuk mengurangi nyeri antara lain
Melakukan relaksasi nafas dalam, mengukur VS, memberikan th/ oksigen
3l/menit, pemeriksaan EKG, pemeriksaan laborat, th/ farmakologis. Pada
jurnal yang ditulis oleh Lal C Daga et all, tentang Approach to STEMI and
NSTEMI menyebutkan bahwa pemeriksaan EKG perlu dilakukan setiap 15
menit, karena pada pasien dengan STEMI biasa ditemukan syok kardiogenik,
hipotensi, aritmia, dan blok konduksi serta kegagalan ventrikel kiri.7
Diagnosa kedua yang dialami oleh Tn.S yaitu penurunan curah jantung b.d
penurunan preload. Penurunan curah jantung dapat terjadi pada Tn.S karena
suplai oksigen ke miokard menurun, sehingga daya kontraksi ikut menurun,
yang mengakibatkan curah jantung menurun dan suplai oksigen ke seluruh
tubuh tidak adekuat. Data pengkajian yang didapatkan yaitu pasien mengeluh
sesak dan lemas, distensi vena jugularis, interpretasi EKG menunjukkan ST
elevasi, implementasi yang telah dilakukan yaitu memberikan O2 3l/menit,
mengukur balance cairan, mengkaji distensi vena jugularis dan edema,
memonitor sumber energy/asupan makan, mengkaji kelemahan fisik,
mengkaji aktivitas yang bisa dilakukan dan mengkaji pola tidur pasien dan
memberikan th/ farmakologis.
Evaluasi pada tanggal 1 April 2013 menunjukkan adanya masalah yang
teratasi yaitu masalah nyeri akut b. d penurunan suplai oksigen ke miokard.
Pasien sudah tidak mengeluh sesak dan nyeri serta mampu melakukan
aktivitas secara mandiri. Pemeriksaan TTV didapatkan TD 123/73 mmHg, HR
66x/menit, RR 20x/menit, Suhu 36oC. Masalah penurunan curah jantung b.d
penurunan preload teratasi sebagian, dimana pasien mampu melakukan
aktivitas secara mandiri namun masih merasa lemas. Pasien akan dilakukan
tindakan kolaborasi yaitu PCI. PCI dilakukan dengan indikasi 12-24 jam onset
gejala iskemia atau dengan ketidakstabilan hemodinamik.8
61