Wacana Persuasi.doc

28
Wacana Persuasi Wacana persuasi sebenarnya merupakan sebuah varian dari argumentasi. Wacana ini lebih cenderung mempengaruhi manusia (sasaran) daripada mempertahankan kebenaran mengenai suatu objek tertentu. Walaupun tidak seratus persen mempertahankan kebenaran, bentuk wacana ini masih termasuk dalam wacana ilmiah, bukan wacana fiksi (Nurbaya dkk., 2010:51-52). A. Pengertian dan Dasar Persuasi Persuasi adalah suatu bentuk wacana yang merupakan penyimpangan dari argumentasi, dan khusus berusaha mempengaruhi orang lain atau para pembaca, agar para pendengar atau pembaca melakukan sesuatu bagi orang yang mengadakan persuasi, walaupun yang dipersuasi sebenarnya tidak terlalu percaya akan apa yang dikatakan itu. Jadi, persuasi lebih condong menggunakan atau memanfaatkan aspek-aspek psikologis untuk mempengaruhi orang lain (Nurbaya dkk., 2010). Ramdayani (2013) dan Sinta (2013) mengemukakan bahwa wacana persuasi merupakan wacana yang berisi imbauan atau ajakan kepada orang lain untuk melakukan sesuatu seperti yang diharapkan oleh penulisnya. Oleh karena itu, biasanya disertai penjelasan dan fakta- fakta sehingga meyakinkan dan dapat mempengaruhi 1

Transcript of Wacana Persuasi.doc

Page 1: Wacana Persuasi.doc

Wacana Persuasi

Wacana persuasi sebenarnya merupakan sebuah varian dari argumentasi.

Wacana ini lebih cenderung mempengaruhi manusia (sasaran) daripada

mempertahankan kebenaran mengenai suatu objek tertentu. Walaupun tidak

seratus persen mempertahankan kebenaran, bentuk wacana ini masih termasuk

dalam wacana ilmiah, bukan wacana fiksi (Nurbaya dkk., 2010:51-52).

A. Pengertian dan Dasar Persuasi

Persuasi adalah suatu bentuk wacana yang merupakan penyimpangan dari

argumentasi, dan khusus berusaha mempengaruhi orang lain atau para pembaca,

agar para pendengar atau pembaca melakukan sesuatu bagi orang yang

mengadakan persuasi, walaupun yang dipersuasi sebenarnya tidak terlalu percaya

akan apa yang dikatakan itu. Jadi, persuasi lebih condong menggunakan atau

memanfaatkan aspek-aspek psikologis untuk mempengaruhi orang lain (Nurbaya

dkk., 2010).

Ramdayani (2013) dan Sinta (2013) mengemukakan bahwa wacana

persuasi merupakan wacana yang berisi imbauan atau ajakan kepada orang lain

untuk melakukan sesuatu seperti yang diharapkan oleh penulisnya. Oleh karena

itu, biasanya disertai penjelasan dan fakta-fakta sehingga meyakinkan dan dapat

mempengaruhi pembaca. Pendekatan yang dipakai dalam persuasi adalah

pendekatan emosi yang berusaha membangkitkan dan merangsang emosi, yaitu

propaganda kelompok/golongan, kampanye, iklan dalam media massa, dan

selebaran.

Menurut (Syatriadi, 2013) Paragraf persuasi atau persuasi adalah paragraf

yang berisikan ajakan agar seseorang melakukan sesuatu yang dikehendaki oleh

penulis paragraf persuasi ini. Anonim (2010) seperti yang dikutip Sumarlam

(2003) mengemukakan bahwa wacana persuasi adalah wacana yang isinya bersifat

ajakan atau nasihat, biasanya ringkas dan menarik, serta bertujuan untuk

mempengaruhi secara kuat pada pembaca atau pendengar agar melakukan nasihat

atau ajakan tersebut. Anonim (2010) dalam Arifin dan Rani (2000) mendefinisikan

1

Page 2: Wacana Persuasi.doc

wacana persuasi sebagai wacana yang bertujuan mempengaruhi mitra tutur untuk

melakukan tindakan sesuai yang diharapkan penuturnya. Wacana persuasi dapat

ditemukan dalam bentuk wacana iklan. Seperti yang disampaikan oleh Arifin dan

Rani (2000) bahwa iklan merupakan salah satu jenis penggunaan bahasa yang

bertujuan mempengaruhi dan menyerang calon konsumen agar menggunakan suatu

layanan jasa atau produk yang diiklankan. Oleh sebab itu, iklan sering disebut sebagai

wacana persuasi-provokasi.

Menurut Manggiasih (2013), karangan persuasi adalah karangan yang

isinya berusaha untuk merebut perhatian pembaca. Karangan ini disajikan secara

menarik, meyakinkan mereka bahwa pengalaman yang disiratkan itu merupakan

suatu hal yang amat penting. Oleh karena itu, terkadang karangan persuasi sering

digunakan sebagai karangan propaganda oleh lembaga kesehatan, pemerintah, dan

lain-lain. Jadi, secara sederhana, kita dapat memahami karangan persuasi dari ciri

utamanya sebagai sebuah karangan yang berusaha menarik, meyakinkan, dan

merebut perhatian pembaca.

Argumentasi bertujuan membuktikan suatu kebenaran, dan karena itu akan

berusaha sekuat tenaga dengan teknik-teknik yang rasional untuk

mempertahankan kebenaran itu. Karena itu sasaran selanjutnya adalah mencapai

persesuaian rasional mengenai kebenaran itu dengan orang lain. Sebaliknya,

persuasi bertujuan mencapai kesepakatan dengan orang yang dipersuasi dengan

menggunakan pendekatan psikologis (Nurbaya dkk., 2010).

B. Tujuan Wacana Persuasi

Karangan ini bertujuan memengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu atau

karangan yang besifat mengajak pembaca dengan menyampaikan alasan, contoh,

dan bukti yang meyakinkan sehingga pembaca bersedia melaksanakan ajakan hal-

hal yang baik demi kepentingan masyarakat. Dalam persuasi pengarang

mengharapkan adanya sikap balasan berupa perbuatan yang dilakukan oleh

pembaca sesuai dengan yang dianjurkan penulis dalam karangannya (Artizen,

2012). Berikut ini adalah ciri-ciri wacana persuasi, yaitu (Bastra, 2012; Artizen,

2012; Manggiasih, 2013):

2

Page 3: Wacana Persuasi.doc

1. Persuasi berasal dari pendirian bahwa pikiran manusia dapat diubah.

2. Harus menimbulkan kepercayaan para pembacanya.

3. Persuasi harus dapat menciptakan kesepakatan atau penyesuaian melalui

kepercayaan antara penulis dengan pembaca.

4. Persuasi sedapat mungkin menghindari konflik agar kepercayaan tidak hilang

dan supaya kesepakatan pendapat serta tujuan tercapai.

5. Persuasi memerlukan fakta dan data untuk mendukung ajakan.

C. Syarat Wacana Persuasi

Menurut Pratiwi (2012), terdapat tiga syarat yang sebaiknya dipenuhi

dalam wacana persuasi, yaitu:

1. Watak dan kredibilitas

Watak dan seluruh kepribadian penulis dapat diketahui dari seluruh

karangannya, antara lain gaya yang dipakai, pilihan kata, struktur kalimat, tema,

dsb. Kredibilitas (kepercayaan) terhadap penulis akan timbul jika pembaca

mengetahui bahwa penulis memahami persoalan yang tengah dibicarakannya

dengan baik.Kepercayaan juga akan timbul jika penulis jujur kepada pembaca.

2. Kemampuan mengendalikan emosi

Yaitu kemampuan penulis untuk mengobarkan emosi dan sentiment

pembaca, termasuk juga kemampuan untuk merendahkan atau meredam emosi

dan sentimen itu jika diperlukan.

3. Bukti-bukti

Penulis juga memiliki kemampuan memberikan bukti-bukti (evidensi)

mengenai suatu kebenaran.

D. Keefektifan Kalimat dari Wacana Persuasi

Terdapat beberapa keefektifan kalimat dari wacana persuasi, yaitu

(Suhendar, 2012).

1. Dapat mengubah pola pikir orang lain secara cepat

2. Menyampaikan ajakan di berbagai media/cara

3. Efektif dalam mengajak perubahan dalam jumlah banyak

3

Page 4: Wacana Persuasi.doc

4. Baik digunakan dalam hal politik, advertisi, dan pendidikan

E. Bentuk Karangan Persuasi

Beberapa bentuk karangan persuasi yang biasa digunakan adalah sebagai

berikut (Suhendar, 2012; Putri, 2013; Manggiasih, 2013):

1. Bentuk pidato, misalnya propaganda, kampanye lisan, dan penjual jamu

ditempat-tempat terbuka.

2. Bentuk tulisan berupa iklan dan selebaran.

3. Bentuk elektronik, misalnya iklan di televisi, bioskop, dan internet

F. Jenis Karangan Persuasi

Sebagaimana bentuk karangan persuasi tersebut, karangan persuasi dapat

digolongkan dalam beberapa jenis, diantaranya adalah:

1. Persuasi Politik

Sesuai dengan namanya, persuasi politik dipakai dalam bidang politik oleh

orang-orang yang berkecimpung dalam bidang politik dan kenegaraan. Para ahli

politik dan kenegaraan sering menggunakan pesuasi jenis ini untuk keperluan

politik dan negaranya. Kita akan bisa memahami persuasi politik lebih baik lagi,

bila kutipan berikut ini kita kaji dengan teliti. Naskah persuasi politik berikut ini

berkombinasi dengan eksposisi (Setiyantoro, 2012; Manggiasih, 2013).

2. Persuasi Pendidikan

Persuasi pendidikan dipakai oleh orang-orang yang berkecimpung dalam

bidang pendidikan dan digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan.

Seorang guru, misalnya, bisa menggunakan persuasi ini untuk mempengaruhi

anak supaya mereka giat berlajar, senang membaca dan lain-lain. Seorang

motivator atau inovator pendidikan bisa memanfaatkan persuasi pendidikan

dengan menampilkan konsep-konsep baru pendidikan untuk bisa dilaksanakan

oleh pelaksana pendidikan. Kutipan artikel berita ini dapat dijadikan bahan

menelaah karangan persuasi pendidikan (Setiyantoro, 2012; Manggiasih, 2013).

4

Page 5: Wacana Persuasi.doc

3. Persuasi Advertensi

Persuasi iklan dimanfaatkan terutama dalam dunia usaha untuk

memperkenalkan suatu barang atau bentuk jasa tertentu. Lewat persuasi iklan ini

diharapkan pembaca atau pendengar menjadi kenal, senang, ingin memiliki,

berusaha untuk memiliki barang atau memakai jasa yang ditawarkan. Karena

itu,advertensi diberi predikat jalur komunikasi antara pabrik dan penyalur, pemilik

barang dan publik sebagai konsumen. Iklan itu beraneka ragam, ada yang sangat

pendek, ada pula yang panjang (Setiyantoro, 2012; Manggiasih, 2013). Persuasi

iklan yang baik adalah persuasi yang mampu dan berhasil merangsang konsumen

membeli barang yang ditawarkan. Sebaliknya, persuasi iklan itu tergolong sebagai

persuasi yang kurang baik apabila tidak berhasil merangsang konsumen untuk

membeli barang yang diiklankan (Setiyantoro, 2012; Manggiasih, 2013).

4. Persuasi Propaganda

Objek yang disampaikan dalam persuasi propaganda adalah informasi.

Tentunya tujuan persuasi tidak hanya berhenti pada penyebaran informasi saja.

Lebih dari itu, dengan informasi diharapkan pembaca atau pendengar mau dan

sadar untuk berbuat sesuatu. Persuasi propaganda sering dipakai dalam kegiatan

kampanye. Isi kampanye biasanya berupa informasi dan ajaka. Tujuan akhir dari

kampanye adalah agar pembaca atau pendengar menuruti isi ajakan kampanye

tersebut (Setiyantoro, 2012; Manggiasih, 2013).

G. Metode

Pratiwi (2012) mengemukakan bahwa terdapat beberapa metode yang

digunakan dalam menyusun wacana persuasi, yaitu:

1. Rasionalisasi

Merupakan proses penggunaan akal untuk memberikan suatu dasar

pembenaran suatu masalah. Contohnya, iklan sabun lifebuoy yang kandungan

zatnya mampu membunuh kuman.

2. Identifikasi

Penulis mengidentifikasikan diri sebagai pihak yang dekat, berpihak, dan

memperjuangkan kepentingan pembaca. Contohnya, kampanye yang

5

Page 6: Wacana Persuasi.doc

pembicaranya mengidentifikasikan diri sebagai sesama pihak yang tertindas

seperti pendengarnya.

3. Sugesti

Memengaruhi pembacanya untuk menerima suatu keyakinan tanpa

member suatu dasar kepercayaan yang logis.

4. Konformitas

Sikap mental untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dialami

pembaca.

5. Kompensasi

Penulis mendorong pembaca untuk melakukan tindakan lain sebagai

pengganti atas kelemahannya atau keinginan yang gagal dicapai.

6. Proyeksi

Teknik menjadikan sesuatu yang awalnya adalah subyek menjadi obyek.

7. Penggantian

Penulis berusaha meyakinkan pembaca untuk mengalihkan suatu obyek

atau tujuan tertentu ke tujuan lain.

H. Alat Pengembangan Karangan Persuasi

Menurut Akhmadi (1980), alat pengembangan persuasi ada lima, yaitu, (1)

bahasa, (2) nada, (3) detail, (4) pengaturan (organisasi), dan (5) kewenangan.

Alat-alat ini dapat dipakai untuk mengembangkan sebuah karangan persuasi.

Berikut ini uraian kelima alat tersebut.

1. Bahasa

Bahasa adalah alat komunikasi. Sebagai alat, bahasa sangat luwes dalam

menjalankan fungsinya. Artinya, bahasa dapat dipakai oleh pemakainya untuk

kepentingan apa saja selama dalam batas-batas fungsinya sebagai alat komunikasi.

Untuk membuat tulisan perlu dikatikan dengan kenyataan dalam kehidupan

sehari-hari. misalnya, dalam kehidupan bermasyarakat: terjadi penipuan,

kesuksesan, kedengkian, dan percekcokan. Contoh nyata mengenai pemakaian

bahasa dapat diamati pada penjual obat. obat yang dibawanya biasanya

disanksikan mutunya. Akan tetapi, mengapa dia berhasil memperdayakan orang

6

Page 7: Wacana Persuasi.doc

untuk membeli obatnya? Salah satu faktor yang tidak dapat diingkari adalah

karena bahasa yang dipakainya. Dia berhasil memanfaatkan bahasa sebagai alat

untuk mempengaruhi orang lain (Nurbaya dkk., 2010:52).

Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa bahasa adalah alat yang

cukup primer dalam mewujudkan paparan persuasi (Nurbaya dkk., 2010:52).

2. Nada

Nada berkaitan dengan sikap pengarang dalam menyampaikan gagasannya.

Dalam kehidupan, tentunya dapat dijumpai bermacam-macam nada, antara lain:

nada marah, nada senang, nada sedih, dan nada bersemangat. Masing-masing nada

itu dapat dipakai sebagai alat untuk mempengaruhi perilaku orang lain. Seorang

anak akan meninggalkan kebiasaan berdustanya, misalnya apabila dia diberi kata-

kata marah oleh orang tua atau gurunya. Seorang pegawai akan bersemangat

dalam bekerja seandainya mendapatkan kata-kata pujian atasannya atau

majikannya (Nurbaya dkk., 2010:53).

Pengarang harus menentukan nada dalam membuat persuasi dengan

membayangkan respon apa yang ada di benak pembaca. Sebuah karangan akan

direspon oleh pembaca dengan rasa sedih jika persuasi bernada sedih. Bila

pembaca merasa takut, maka persuasi dibuat dengan nada marah/menakutkan

(Nurbaya dkk., 2010:53).

3. Detail

Dalam karangan persuasi, detail cukup penting dalam kedudukan sebagai alat

persuasi. Yang dimaksud detail adalah uraian terhadap ide sampai ke bagian yang

sekecil-kecilnya. Untuk memilih detail pengembangan persuasi perlu

dipertimbangkan hal-hal berikut:

1. Penting-tidaknya detail itu untuk keperluan persuasi dan pemahaman

pembaca;

2. Jumlah detail yang harus dikumpulkan untuk mendukung ide pokok;

3. Macam detail yang seharusnya diangkat untuk mendukung ide pokok;

4. Kapan setiap detail itu dihadirkan?;

5. Ada atau tidaknya korelasi dan relevansi detail dengan ide pokok sebaiknya

diangkat.

7

Page 8: Wacana Persuasi.doc

Detail yang baik adalah detail yang esensial dalam mendukung persuasi,

yakni detail yang dapat memenuhi kriteria di atas. Dengan kehadiran detail yang

baik, usaha penalaran dalam persuasi menjadi lebih jelas (Nurbaya dkk., 2010:53-

54).

4. Pengaturan (organisasi)

Organisasi ini menyangkut masalah pengaturan detail dalam tiga karangan.

Dalam persuasi, pengaturan detail menggunakan prinsip “mengubah keyakinan

dan pandangan”. Artinya, detail-detail itu diatur agar mampu mengarahkan

keyakinan pandangan pembaca. Cara-cara penataan detail-detail ini adalah cara

induktif, cara deduktif, cara kronologi, dan cara penonjolan (Nurbaya dkk.,

2010:54).

5. Kewenangan

Kewenangan (authority) dapat kita sebut sebagai alas persuasi. Kewenangan

dalam hal tidak selalu berkaitan dengan kewenangan hukum. Kewenangan

menyangkut “penerimaan dan kesadaran” pembaca terhadap pengarang. Seorang

pengarang diyakini pembacanya sebagai orang yang berwenang apabila dia: (a)

mempunyai dasar hukum menduduki jabatan-jabatan tertentu, (b) berkecimpung

dalam bidang-bidang ilmu pengetahuan teretntu, dan (c) mampu menunjukkan

pola pikir yang bermutu. Kewenangan yang dimiliki oleh seorang pemimpin

formal adalah kewenangan hukum, kewenangan yang dimiliki oleh seorang

profesor adalah kewenangan profesional, dan orang yang tidak mempunyai dasar

hukum jabatan atau profesi juga dapat mempunyai kewenangan apabila dia

mampu menunjukkan pola berpikir yang bermutu dalam paparannya (Nurbaya

dkk., 2010:54-55).

Ciri khas persuasi dimulai dari judul yang dibuat secara provokatif, yang

membuat pembaca “tergiur” untuk melihat, bahkan memiliki dan menggunakan

produk/iklan/promosi tertentu. Selain itu, gaya penulisan juga mengandung data

dan fakta yang bertujuan supaya pembaca tertarik dan mengikuti apa yang ditulis.

Gaya bahasa ini didukung dengan diksi yang “menggoda” pembaca. Di samping

itum penulis juga menampilkan bukti-bukti secara konkret, detil, dan masuk akal

(Nurbaya dkk., 2010:55).

8

Page 9: Wacana Persuasi.doc

I. Langkah Menyusun Wacana Persuasi

Beberapa langkah untuk menyusun wacana persuasi, yaitu (Artizen, 2012):

1. Menentukan topik/tema

2. Merumuskan tujuan

3. Mengumpulkan data dari berbagai sumber

4. Menyusun kerangka karangan

5. Mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan persuasi

J. Contoh Wacana Persuasi

Adapun beberapa contoh wacana persuasi sebagai berikut:

1. Contoh 1

Turuti Ahok, Warga Antusias Ikut Tes HIV Gratis di Bundaran HI

Jakarta, "Ayo silakan yang mau tes HIV gratis, Pak Ahok aja sudah kok."

Ajakan itu terdengar dari para panitia Peringatan Puncak Hari AIDS Sedunia di

Bundaran HI pagi ini. Warga boleh memeriksakan status HIV-nya tanpa

mengeluarkan uang sepeser pun.

Acara yang dibuka oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama

ini mengambil tema "Cegah HIV AIDS, Lindungi Pekerja, Keluarga dan Bangsa."

Selain hiburan musik, panitia juga membuka stand tes HIV gratis atau Voluntary

Conseling & Testing (VCT) bagi para pengunjung. Hingga pukul 09.00, sudah

lebih dari 70 pengunjung yang mengikuti tes.

"Tesnya tidak butuh waktu lama, cukup ambil darah paling lama 5 menit,"

kata Kabid Dukungan dan Layanan Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi

(KPAP) DKI Jakarta Maya Tri Siswati kepada detikcom, Minggu (1/12/2013).

Ia menuturkan bahwa VCT terdiri dari 3 tahap yaitu pre konseling,

pengambilan darah, dan post konseling. Di pre konseling, peserta tes harus

mengisi data pribadi dan menandatangani persetujuan pengambilan darah. Petugas

juga akan menegaskan kepada peserta bahwa dengan mengikuti tes, mereka harus

siap menerima apapun hasilnya.

9

Page 10: Wacana Persuasi.doc

Tahap kedua yaitu pengambilan darah. Setelah 10-15 menit, peserta akan

mendapatkan hasil tes mereka. Tahap terakhir yaitu post konseling, dimana

peserta dapat berdiskusi tentang hasil dan bila positif, apa langkah selanjutnya

bagi mereka.

"Biasanya hal pertama yang mereka butuhkan adalah tempat curhat, baru

setelah itu kami arahkan mereka untuk treatmentnya," tambah Maya.

Ia juga menuturkan bahwa VCT ini gratis di semua Puskesmas kecamatan untuk

warga ber-KTP DKI Jakarta. Tes ini juga cepat sehingga warga tidak perlu

berpikir dua kali bila ingin memeriksakan status HIV mereka.

Salah seorang warga bernama Ahmad Dahlan yang mengikuti VCT

mengaku antusias dengan kegiatan ini. Ia bahkan mengajak anak dan

keponakannya untuk ikut juga.

"Saya memang tidak termasuk yang berisiko, tapi saya mau tahu saja.

Kaya kata Pak Ahok tadi, bisa saja kita ketularan dari mana. Kita harus tahu

keadaan diri kita," kata pria asal Bogor ini.

Dalam sambutannya, Ahok mendorong warga DKI Jakarta untuk

mengetahui status HIV-nya masing masing. Ia sendiri sudah mengikuti tes ini

pada bulan Oktober 2013 di Balai Kota.

2. Contoh 2

Pesona Pulau Paling Eksotis

Christmas Island tampak mungil di peta, namun kenyataannya adalah

pulau karang yang kokoh di Samudera India. Alam tropis di Christmas Island

menghadirkan pesona eksotis yang menakjubkan dan tak dimiliki oleh pulau

lainnya. Christmas Island Resort, sebuah resort berbintang 5 dengan kemewahan

eksklusifnya, menambah suasana liburan Anda di Christmas Island lebih

menyenangkan dan bergairah.

10

Page 11: Wacana Persuasi.doc

Hanya 45 menit dari Jakarta, berarti kurang dari satu jam Anda sudah

berada di Christmas Island melalui jadwal penerbangan 5 kali seminggu

bersama Sempati Air.

Aneka petualangan rekreatif dapat Anda lakukan sendiri seperti,

melakukan kegiatan yang menantang keberanian Anda: memancing di laut lepas

(game fishing), berolah raga bukit karang sekaligus menikmati keindahan

pemandangan di laut, menyelam di dasar Samudera India untuk mengagumi

pesona karang dan kekayaan lain miliknya (scuba diving), atau bersantai dalam

kemewahan resort eksklusif bertaraf internasional (dalam Suparno dan

Mohammad Yunus, 2002).

Melalui contoh di atas, jelas terlihat bahwa wacana ini tergolong persuasi.

Judulnya benar-benar dipilih sehingga membuat pembaca “tergiur”. Demikian

pula pilihan katanya. Penulis sengaja memilih diksi, seperti menghadirkan

pesona eksotis yang menakjubkan dan tak dimiliki oleh pulau lainnya, dengan

harapan supaya pembaca makin tergiur berkunjung ke pulau itu. (Nurbaya dkk.,

2010:56)

3. Contoh 3

Sistem Pendidikan Indonesia

Sistem pendidikan di Indonesia yang dikembangkan sekarang ini masih

belum memenuhi harapan. Hal ini dapat terlihat dari keterampilan membaca siswa

kelas IV SD di Indonesia yang berada pada peringkat terendah di Asia Timur

setelah Philipina, Thailand, Singapura, dan Hongkong.

Selain itu, berdasarkan penelitian, rata-rata nilai tes siswa SD kelas VI

untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dan IPA dari tahun ke tahun

semakin menurun. Anak-anak di Indonesia hanya dapat menguasai 30% materi

bacaan. Kenyataan ini disajikan bukan untuk mencari kesalahan penentu

kebijakan, pelaksana pendidikan, dan keadaan yang sedang melanda bangsa, tapi

semata-mata agar kita menyadari sistem pendidikan kita mengalami krisis.

11

Page 12: Wacana Persuasi.doc

Oleh karena itu, semua pihak perlu menyelamatkan generasi mendatang.

Tidak hanya dari pemerintah sebagai penyedia sumber pendidikan, namun yang

lebih penting adalah kesadaran dari berbagai pihak. Termasuk anak itu sendiri.

Hal tersebut dapat memperbaiki sistem pendidikan nasional. (Bastra, 2012:6;

Winata, 2013:1).

4. Contoh 4

Kebudayaan Indonesia Harus Mulai Dijaga

Indonesia adalah negeri yang beraneka ragam. bangsa yang

multikultur,banyak sekali kebudayaan yang tersebar dari ujung barat ampai ujung

timur. Kebudayan nasional yang menjadi ciri khas bangsa khususnya.sebagai

warga yang hidup di Indonesia, sebaiknya saat ini kita harus berpikir bahwa

kebudayaan Indonesia mulai harus dijaga. Kenapa kebudayaanbangsa Indonesia

harus dijaga? Ada beberapa faktor yang menyebabkan kebudayaan Indonesia

harusdijaga. Diantaranya, banyak orang yang tidak mengenal budayanya sendiri.

Keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia lebih banyak

menyebabkan seseorang malas untuk mengetahui bahkan untuk mengenalnya.

sehingga tak heran jika ada orang yang tidak tahu tentang kebudayaan Indonesia.

Bahkan dia sempat aneh dan terheran-heran jika melihat tari kecak misalnya atau

mendengarkan lagu soleram. karena dia tak pernah mengetahuinya dan memang

tak pernah mau tahu.

Tak hanya itu, globalisasi atau medernisasi yang terjadi pada dunia saat ini

mempunyai pengaruh besar terhadap kelestarian budaya Indonesia. Melalui

modernisasi kebudayaan dengan mudah kebudayaan asing dapat masuk ke

Indonesia. Dan memang tidak mengherankan, kita bisa lihat dengan jelasdari

beberapa media, kebudayaan asing telah merambah luas ke seluruh penjuru

nusantara. Kebudayaan-kebudayaan asing ini ternyata lebih mudah membudaya

dari pada kebudayaan asli yang sudah ada. Contohnya saja dalam cara berpakaian,

kita lebih sering mengikuti orang-orang di luar sana untuk cara berpakaian.

12

Page 13: Wacana Persuasi.doc

Dengan masuk dan berkembangnya budaya asing ke Indonesiamembuat

kebudayaan-kebudayaan daerahtersingkir. tak jarang banyak kebudayaan daerah

yang tidak lagi dimunculkan atau malah dapat dikatakan menghilang.

Kebudayaan-kebudayaan daerah ini mulai meredup setelah kedatangan

kebudayaan asing. Seperti ayang yang sekarang jarangsekali kita dapat

menyaksikan pertunjukanwayang secara langsung. Atau tari jaipongyang benar-

benar asli, karena yang sering kita lihat adalah tari jaipong yang sudah banyak

mengalami perubahan.

Generasi muda Indonesia pun ternyata lebih menyukai kebudayaan asing.

Mereka kurang mencintai kebudayaannya sendiri, bahkan ada yang

menganggapnya kampungan. Terlihat bahwa generasi muda sekarang lebih

bergaya hidup hedonistikatau gaya hidup penuh hura-hura. Generasi muda saat ini

lebih menyenangi kebebasan tanpa batas daripada kebebasan dengan batasan

norma. Musik yang mereka dengarkan bukn lagi gending karismen atau tanjidor

tapi musik yang mereka dengarkan adalah house music atau musik DJ, R&B, Hip-

hop, metal dan lain-lain. Tarian mereka bukan lagi jaipongan, kecak, atau pendet

tapi tarian mereka dengarkan adalah modern dance, break dance dan lain-lain.

Oleh karena itu, memang sudah saatnya kita sebagai orang Indonesia

umumnya dan sebagai generasi muda terpelajar khusunya, harus mulai berpikir

untuk menjaga kebudayaan Indonesia. Karena kebudayaan Indonesia adalah ciri

khas bangsa Indonesia yang menjadi kebanggaan tersendiri dari bangsa Indonesia.

Masyarakat dan pemerintah adalah pelaku sentral dalam proses pelestarian

kebudayaan nasional.

Kebudayaan indonesia sebaiknya kita pelihara, kita juga dan kita

lestarikan bersama-sama. Jangan sampai kita kehilangan budaya kita sendiri.

Marilah kita sama-sama menjaga kebudayaan Indonesia agar jangan

sampaiterkubur dan hanya menjadi sejarah anak cucu kita di masa yang akan

dating. Marilah kita bersama-sama menjaganya (Winata, 2013:1)!

5. Contoh 5

Perilaku Menyampah

13

Page 14: Wacana Persuasi.doc

Di kota besar, setiap orang mencari kemudahan dalam hidup. Kebiasaan

makan, misalnya, di kota besar, restoran fast food cenderung menggunakan

kemasan yang terbuat dari plastik atau stirofoam yang sekali pakai langsung

buang. Kemasan kue dahulu menggunakan daun pisang yang bisa membusuk,

sekarang cenderung menggunakan plastik. Semua itu kebiasaan impor yang bukan

budaya Indoesia. Budaya Indonesia menggunakan daun pisang atau daun jati.

Sebenarnya volume sampah dapat dikurangi drastis bukan hanya dengan

menangani sampah plastik dengan sebaik-baiknya atau dengan daur ulang tetapi

bagaimana menghindari seminim mungkin perilaku menyampah. Hanya kekuatan

konsumen yang bisa menekan produsen mengurangi bahan-bahan yang makin

menambah volume sampah.

Semaksimal mungkin semua orang harus mengurangi penggunaan

kemasan-kemasan yang kemudian akan menjadi sampah yang tidak bisa hancur.

Misalnya, menghindari membeli makanan dan minuman yang menggunakan

kemasn plastik, stirofoam, atau kalaupun terpaksa membeli, ambil saja

makanannya, kemasan dikembalikan lagi kepada penjualnya. Rasanya tidak

menggunakan kemasan plastik tidak akan mengurangi kenyamanan hidup ini

(Artizen, 2012:2).

6. Contoh 5

Sekolah Adiwiyata

Sekarang semakin terasa panasnya udara di bumi ini. Dampak global

warming sangat terasa bagi kita, alam pun kadang juga tidak bersahabat kepada

kita. Apakah anda merasa nyaman bila saat sedang belajar di sekolah udara sangat

panas ? tidaklah pastinya, dan anda tidak bisa berkonsentrasi terhadap pelajaran

yang diberikan. Sekolah adiwiyata merupakan salah satu solusi dari pemerintah

bagaimana mencegah dampak global warming.

Bagaimana bisa ? iya tentu bisa, karena di dalam sekolah adiwiyata siswa

di ajarkan bagaimana menghargai dan menjaga lingkungan agar tetap asri dan

indah serta nyaman untuk pembelajaran para siswa. Tentunya lama-kelamaan

siswa akan terbiasa dengan hal itu, dan akan menerapkannya juga pada

14

Page 15: Wacana Persuasi.doc

lingkungan dimana ia berada. Dapatkah anda membayangkan bagaimana jika

sebuah sekolah adiwiyata mempunyai 600 murid dan semua murid itu

menerapkan ajaran yang diberikan dari sekolah tentang cara menghargai dan

menjaga lingkungan agar tetap asri dan tetap hijau, berapa banyak kah lingkungan

yang terselamatkan dari dampak global warming ? banyak sekali tentunya.

Jika semua sekolah di Indonesia adalah sekolah adiwiyata atau sekolah

yang berstandar lingkungan, alangkah hijau dan asrinya negeri ini, terhindar dari

dampak global warming. Namun di Indonesia sekarang tidaklah banyak sekolah

yang berstandar lingkungan(Adiwiyata). Ayo jadikanlah sekolahmu menjadi

sekolah yang berstandar lingkungan , agar belajarmu menjadi nyaman dan tidak

terganggu oleh dampak global warming (Anonim, 2013:4)!

7. Contoh 6

Sehat Karena Air Putih

Buah hati kami, Ananda Dany Rifky Firdaus (2,5 tahun), bisa dipanggil

rifky. Ia lahir melalui proses cesar. Sejak usia dua minggu, ia sering sakit-sakitan.

Bilirubinnya tinggi, mencapai 24,0, sehingga harus dirawat inap dirumah sakit.

Untuk mengisi kekurangan cairan tubuhnya, selama diopname itu, ia mesti minum

susu formula.” Saya sendiri hanya mampu memberi ASI sampai usianya 5 bulan.

Setelah satu minggu dirumah sakit dan satu bulan berobat jalan, bilirubinnya

normal kembali hingga 0,1,” kata ibunya.

Di usia 9 bulan ia sakit lagi. Dokter mendiaknosis ia terkena infeksi

saluran kencing. Berulang-ulang ia harus menjalani tes urin. Untunglah dua bulan

kemudian hasil tes itu negatif , yang berarti kondisinya membaik.

Ketika usia enam belas bulan ia kembali terkena infeksi saluran kencing,

setiap kali hasil tes urin positif, ia harus minum obat antibiotika, hingga lima kali

tes urin. Pada tes ke-6, syukurlah hasilnya sudah negatif. Saat tiga bulan

kemudian ia dites ulang hasilnya benar-benar negatif.

Selain itu, Rifky juga pernah diopname selama satu minggu,karena

pneumonia. Panas badannya meninggkat dan daya tahan tubuhnya pun melemah.

Menurut dokter ia kemungkinan tertular virus itu dirumah sakit.

15

Page 16: Wacana Persuasi.doc

“Jangan pernah membawa anak kerumah sakit, kecuali dalam keadaan

sakit, karena disana terdapat berjuta-juta virus dan kuman,” begitu pesan dokter.

Pesan itu selalu saya ingat, tapi tentu sulit menghindari Rifky dari rumah sakit

karena ia juga bolak-balik sakit.

Walaupun sering sakit, tubuh Rifky tetap gemuk dan perkembangannya

normal.”Kami tentu tak ingin ia terus-menerus berurusan dengan obat, apalagi

antibiotika. Karena itu kami berusaha keras menjaga kesehatannya, salah satunya

dengan memberinya banyak minuman air putih dalam kemasan,” kata ibunya.

“Sudah hampir satu tahun ia terbiasa minum air putih. Sekali minum ia

bisa menghabiskan sebotol air berukuran 600 mililiter. Kalau malam-malam ia

terbangun dari tidur, yang dimintai juga air putih. Sejak doyan minum air putih, ia

jarang sekali sakit. Mungkin air itu telah mencuci racun tubuhnya. Ia sekarang

makin aktif dan suka berenang. Kami berharap ia selalu tumbuh sehat,” kata

ibunya lagi (Anonim, 2013:4). (Widya Shinta W.S,31 tahun, ibu rumah tangga,

ibu satu anak , tinggal di TangGerang).

16

Page 17: Wacana Persuasi.doc

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Bab II: Kajian Teori (Online),

(http://eprints.uny.ac.id/8341/3/BAB%202-06204241001.pdf, diakses 10

Desember 2013).

Anonim. 2013. Contoh Karangan Narasi, Karangan Deskripsi, Karangan

Argumentasi, Karangan Persuasif, dan Karangan Eksposisi (Online),

(http://ohbaru.blogspot.com/2013/04/contoh-karangan-narasi-karangan.html,

diakses 10 Desember 2013).

Artizen, Ryoma. 2012. Wacana Persuasi (Online),

(http://artizenryoma.blogspot.com/2012/02/wacana-persuasi.html, diakses 10

Desember 2013).

Bastra, Andriani. 2010. Ciri-Ciri Wacana Persuasi (Online),

(http://andrianibastra.blogspot.com/2012/06/ciri-ciri-wacana-persuasi.html,

diakses 10 Desember 2013).

Huki, Luci. 2013. Menulis Paragraf Persuasi. (http://manfaat-

pengetahuan.blogspot.com/2013/09/menulis-paragraf-persuasi.html, diakses

10 Desember 2013).

Manggiasih, Vidya M. 2013. Karangan Persuasi (Online),

(http://ayuvidyama.blogspot.com/2013/11/karangan-persuasi.html, diakses 10

Desember 2013).

Nurbaya, Latifah Ratnawati, Surip Suwandi, Sri Utami, Sri Indrawati, Suhardi

Mukmin, Zahra A., Ernalida, dan Izzah Zen Syukri. 2010. Buku Ajar Mata

17

Page 18: Wacana Persuasi.doc

Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK): Bahasa Indonesia. Palembang:

Unit Pengembangan Teknis-MPK Universitas Sriwijaya.

Pratiwi, Ditamas Yoga. 2012. Paragraf Persuasif (Online),

(http://paragrafpersuasif.blogspot.com/, diakses 10 Desember 2013).

Putri, Deani Syafira. 2013. Identifikasi Paragraf Persuasi (Online),

(http://deanisyafiraputri.blogspot.com/2013/03/identifikasi-paragraf-

persuasi.html, diakses 10 Desember 2013).

Ramdayani, Siti. 2013. Jenis-Jenis Wacana (Narasi, Deskripsi, Argumentasi, dan

Persuasi) (Online), (http://ramdayanisiti.blogspot.com/2013/02/jenis-jenis-

wacana-narasi-deskripsi.html, diakses 10 Desember 2013).

Setiyantoro, Imam. 2012. Karangan Persuasi (Online),

(http://imamsetiyantoro.wordpress.com/2012/05/29/karangan-persuasi/,

diakses 10 Desember 2013).

Sinta, Indah Nuraini. 2013. Menulis Gagasan dalam Paragraf (Online),

( http://indahnurainisinta.blogspot.com/2013/01/tugas-9-menulis-gagasan-

dalam-paragraf.html, diakses 10 Desember 2013).

Suhendar, Endang. 2012. Bahasa Indonesia: Wacana Persuasi (Online),

(http://zuhe-media.blogspot.com/2012/10/bahasa-indonesia-wacana-

persuasi.html, diakses 10 Desember 2013).

Syatriadi, Tommy. 2013. Contoh Paragraf Persuasi atau Persuasi (Online),

(http://tommysyatriadi.blogspot.com/2013/04/contoh-paragraf-persuasi-atau-

persuasi.html, diakses 10 Desember 2013).

Winata, Rocky. 2013. Contoh Karangan Lengkap Deskripsi, Narasi, Eksposisi,

Argumentasi, dan Persuasi (Online),

(http://rockywinata.wordpress.com/2013/05/12/contoh-karangan-lengkap-

deskripsi-narasi-eksposisi-argumentasi-dan-persuasi-paling-bagus-menarik-

terbaru/, diakses 10 Desember 2013).

18