vitamin E.doc

12
Laboratorium Biokimia Pangan Vitamin (Uji Vitamin E) I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Percobaan, (2) Tujuan Percobaan, (3) Prinsip Percobaan, dan (4) Reaksi Percobaan. 1.1 Latar Belakang Percobaan Vitamin E merupakan salah satu faktor yang larut dalam lemak. Vitamin E berfungsi sebagai zat antioksidan. Vitamin ini menerangi terjadinya oksidasi vitamin A, asam lemak tidak jenuh dan menjaga keadaan kesuburan individu (Poedjiadi,2005). Tokoferol adalah turunan tokol, dan adanya sejumlah senyawa sejenis dalam produk hewan dan sayur telah ditunjukkan. Beberapa tokoferol lain ditemukan dalam produk lain dan Morton (1967) menyarankan bahwa terdapat empat tokoferol dan empat tokotrienol. (Deman, 1997). Jika dioksidasi, α-tokoferol dapat membentuk epoksida metastabil yang dapat diubah tidak bolak-balik menjadi α- tokoferolkuinon. Reduksi kuinon ini menghasilkan kuinol. Tokoferolkuinon terdapat di alam. Oksidasi dengan asam nitrat menghasilkan α-kuinon atau merah tokoferol, yang tidak ditemukkan di alam (Deman, 1997). 1.2 Tujuan Percobaan

Transcript of vitamin E.doc

Laboratorium Biokimia PanganVitamin (Uji Vitamin E)

I PENDAHULUAN

Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Percobaan, (2) Tujuan Percobaan, (3) Prinsip Percobaan, dan (4) Reaksi Percobaan.

1.1 Latar Belakang PercobaanVitamin E merupakan salah satu faktor yang larut dalam lemak. Vitamin E berfungsi sebagai zat antioksidan. Vitamin ini menerangi terjadinya oksidasi vitamin A, asam lemak tidak jenuh dan menjaga keadaan kesuburan individu (Poedjiadi,2005).

Tokoferol adalah turunan tokol, dan adanya sejumlah senyawa sejenis dalam produk hewan dan sayur telah ditunjukkan. Beberapa tokoferol lain ditemukan dalam produk lain dan Morton (1967) menyarankan bahwa terdapat empat tokoferol dan empat tokotrienol. (Deman, 1997).Jika dioksidasi, -tokoferol dapat membentuk epoksida metastabil yang dapat diubah tidak bolak-balik menjadi -tokoferolkuinon. Reduksi kuinon ini menghasilkan kuinol. Tokoferolkuinon terdapat di alam. Oksidasi dengan asam nitrat menghasilkan -kuinon atau merah tokoferol, yang tidak ditemukkan di alam (Deman, 1997).1.2 Tujuan Percobaan

Tujuan dari uji vitamin E adalah untuk mengetahui adanya vitamin E dalam bahan pangan.

1.3 Prinsip Percobaan

Prinsip dari uji vitamin E yaitu berdasarkan reaksi antara vitamin E dengan alkohol absolute dan HNO3 pekat disertai pemanasan sehingga membentuk senyawa kompleks berwarna merah.

1.4 Reaksi Percobaan

Gambar 1. Reaksi Percobaan Uji Vitamin EII METODE PERCOBAAN

Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Bahan yang Digunakan, (2) Pereaksi yang Digunakan, (3) Alat yang Digunakan, dan (4) Metode Percobaan.

2.1 Bahan yang Digunakan

Bahan yang digunakan dalam Uji Vitamin E adalah kol, nature E, sawi, pepaya, dan tomat.2.2 Pereaksi yang Digunakan

Pereaksi yang digunakan dalam Uji Vitamin E yaitu alkohol absolute dan HNO3 pekat.2.3 Alat yang Digunakan

Alat yang digunakan dalam Uji Vitamin E adalah tabung reaksi, rak tabung reaksi, water bath, gelas kimia, dan pipet tetes.

2.4 Metode Percobaan

1 mL sample

2 mL alkohol absoluete

5 tetes HNO3 pekat

Panaskan selama 15 menit

dengan suhu 75C

Amati perubahan warna merah yang terjadiGambar 2. Metode Percobaan Uji Vitamin E

III HASIL PENGAMATAN

Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Hasil Pengamatan, dan (2) Pembahasan.

3.1 Hasil PengamatanTabel 1. Hasil Pengamatan Uji Vitamin ESampelPereaksiWarnaHasil 1Hasil 2

Sebelum pemanas-anSetelah pemanas-an

Nature EAlkohol Absolut dan HNO3 pekatHijau mudaHijau bening-+

PepayaOrange mudaKuning keputihan-+

SawiHijau mudaHijau bening--

TomatMerah mudaKuning bening--

KolMerah mudaKuning bening-+

Sumber : Hasil I : Putri dan Yolanda, Kelompok F, Meja 11, 2014.

Hasil II : Laboratorium Biokimia Pangan, 2014.

Keterangan : (+) Mengandung vitamin E.

() Tidak mengandung vitamin E

Gambar 3. Hasil Pengamatan Uji Vitamin E3.2 PembahasanVitamin E merupakan salah satu faktor yang larut dalam lemak. Keaktifan vitamin E pada beberapa senyawa tokoferol berbeda-beda. Dikenal -, -, dan -tokoferol. -tokoferol menunjukkan keaktifan vitamin E yang paling tinggi (Winarno,2004).Tokoferol adalah turunan tokol, dan adanya sejumlah senyawa sejenis dalam produk hewan dan sayur telah ditunjukkan. Minyak biji kapas diketahui mengandung -, -, dan -tokoferol, dan yang keempat -tokoferol, diisolasi dari minyak kedelai. Beberapa tokoferol lain ditemukan dalam produk lain dan Morton (1967) menyarankan bahwa terdapat empat tokoferol dan empat tokotrienol. Senyawa tokotrienol mempunyai gugus isoprenoid tak jenuh pada rantai samping.(Deman, 1997).

Vitamin E tahan terhadap suhu tinggi serta asam, tetapi karena bersifat antioksidan, vitamin E mudah teroksidasi terutama bila ada lemak yang tengik, timah, dan garam besi, serta mudah rusak oleh sinar ultra violet (Winarno, 2004).

Cara pengukuran vitamin E dinyatakan dalam satuan internasional (SI) atau dalam miligram -tokoferol asetat sintetik (buatan), d--tokoferol alami sama dengan 1,49 satuan internasional per mg (Winarno, 2004).Peranan vitamin E terutama karena sifatnya sebagai zat antioksidan. Dengan menerima oksigen, vitamin E dapat membantu mencegah oksidasi terhadap vitamin A dalam saluran pencernaan. Dalam jaringan vitamin E menekan terjadinya oksidasi asam lemak tidak jenuh, dengan demikian membantu dan mempertahankan fungsi membran sel. Vitamin E juga mungkin terlibat dalam proses sintesis, khususnya dalam proses pemasangan pirimidina ke dalam asam nukleat, serta pembentukan sel darah merah dalam sumsum tulang. Vitamin E juga diperlukan dalam sintesis koenzim A, yang penting dalam proses pernafasan (Winarno, 2004).

Kebutuhan vitamin E untuk diet yaitu untuk pria dewasa 15 IU, wanita dewasa 12 IU, untuk wanita yang sedang mengandung 15 IU dan untuk bayi yaitu 4-5 IU. (Poedjiadi,2005).

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan pada berbagai hewan, kekurangan vitamin E dapat mengakibatkan kegagalan menghasilkan anak, macrocytic anemia yaitu jangka hidup butir darah yang lebih pendek, liver necrosis, dan dystrophy otot-otot. Berdasar hasil tersebut maka timbulah berbagai percobaan pengobatan dan anggapan bahwa dosis besar vitamin E mungkin dapat merupakan obat mujarab bagi gangguan menstruasi, pencegahan keguguran, meningkatkan produksi air susu, bahkan sebagai obat bagi penyakit cardiovaskulair, serta dapat membantu memperpanjang umur manusia. Tetapi belum ada satu pun khasiat yang diharapkan ini sudah terbukti efektif pada manusia (Winarno, 2004).

Fungsi alkohol absolute yaitu untuk melarutkan vitamin E, karena vitamin E larut dalam lemak. Lemak sifatnya non polar, oleh karena itu larut dalam pelarut non polar contohnya alkohol. Alkohol absolut adalah alkohol yang memiliki kemurnian yang tinggi, kemurniannya sekitar 98-99%. Memakai alkohol absolute karena agar cepat larut, apabila memakai alkohol 75% maka lemak akan sulit larut. Fungsi HNO3 yaitu untuk membentuk -kuinon. HNO3 mengoksidasi vitamin E membentuk -kuinon yang berwarna merah. Apabila kuinon direduksi oleh AgNO3 / FeCl3 akan menjadi kuinol.Perbedaan alkohol absolute dengan alkohol biasa yaitu alkohol absolut memiliki kemurnian yang tinggi sekitar 98-99% sisanya adalah pengotor / air, sedangkan alkohol biasa kemurniannya rendah dan banyak kandungan airnya.

Jika dioksidasi, -tokoferol dapat membentuk epoksida metastabil yang dapat diubah tidak bolak-balik menjadi -tokoferolkuinon. Reduksi kuinon ini menghasilkan kuinol. Oksidasi dengan asam nitrat menghasilkan -kuinon atau merah tokoferol, senyawa inilah yang menyebabkan terbentuknya warna merah (Deman 1997).

Kuinon merupakan senyawa berwarna dan memiliki kromofor dasar seperti kromofor benzokuinon, yang terdiri atas dua gugus karbonil yang berkonjugasi dengan dua ikatan rangkap karbon-karbon.Untuk tujuan identifikasi, kuinon dibagi menjadi empat kelompok, diantaranya adalah benzokuinon, naftokuinon, antrakuinon dan isoprenoid (Kresna, 2012).Pemanasan dilakukan selama 15 menit pada suhu 75C karena apabila suhu terlalu tinggi dan terlalu lama maka vitamin E akan rusak.

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan didapatkan hasil sampel nature E, pepaya, sawi, tomat dan kol tidak mengandung vitamin E karena tidak berwarna merah. Tetapi hasil ini berbeda dengan hasil asisten, seharusnya sampel nature E, pepaya dan kol positif mengandung vitamin E. Hal ini dikarenakan pada sampel nature E minyak yang terdapat pada larutan sampel tidak ikut terbawa sehingga vitamin E tidak teridentifikasi, selain itu sampel dilarutkan dalam air, sehingga komposisi air lebih banyak dibandingkan dengan minyak dari sampel nature E tersebut.IV KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Kesimpulan dan (2) Saran.

1.1 KesimpulanBerdasarkan percobaan Uji Vitamin E yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa sampel nature E, pepaya, sawi, tomat dan kol tidak mengandung vitamin E karena tidak berwarna merah setelah pemanasan. Hasil ini berbeda dengan asisten, seharusnya sampel nature E, pepaya dan kol positif mengandung vitamin E.4.2 SaranPraktikan harus berhati-hati dalam menggunakan pipet dan lebih teliti dalam melakukan percobaan, agar tidak terjadi kesalahan.

DAFTAR PUSTAKADeman, John M., 1997, Kimia Makanan, Bandung: Penerbit ITB.Kresna, 2012, Golongan Senyawa Fitokimia, http://kresnaphotography.blogspot.com/2012/03/golongan-senyawa-fitokimia.html. Diakses: 23 April 2014.Poedjiadi, Anna., 2005, Dasar-dasar Biokimia, Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.Winarno F.G., 2004, Kimia Pangan dan Gizi, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama._1489856127.vsdAlkohol absolut + HNO3

CH3

(CH2)3 - CH - CH3

(CH2)3

CH3 - C - H

CH3

CH3

CH3

CH3

CH3

C

CH3 - C - H

(CH2)3

+

Senyawa komplek warna jingga hingga merah