Vitamin c untuk kesehatan rongga mulut

3
VITAMIN C Vitamin sangat berguna bagi kesehatan tubuh manusia terutama dapat meningkatkan stamina dalam beraktifitas setiap hari. Secara ilmiah, vitamin adalah setiap kelompok substansi organik yang tidak saling berhubungan, terdapat di dalam makanan dengan jumlah kecil dan diperlukan dalam jumlah sangat kecil untuk fungsi metabolik normal tubuh (Dorland, 2011). Meskipun diperlukan dalam jumlah sangat kecil tetapi kehadiran vitamin sangat diharapkan karena memberi efek yang besar untuk metabolisme tubuh sehingga tubuh kita dapat melakukan aktifitas dengan baik. Vitamin C atau asam askorbat adalah salah satu kelompok vitamin yang larut dalam air yang memiliki fungsi dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Jika seseorang mengalami infeksi virus atau bakteri seperti contoh flu, maka daya tahan tubuhnya menurun. Oleh karena itu, dibutuhkan nutrisi yakni vitamin C agar terjadi peningkatan daya tahan tubuh orang tersebut. Vitamin C atau asam askorbat dapat disintesis pada hewan dan tumbuhan karena memiliki enzim gulunolactone oxidase sedangkan manusia tidak dapat memiliki enzim tersebut sehingga harus disuplai dari luar tubuh yakni dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin C agar daya tahan tubuh normal. Menurut sejarah, vitamin C pertama kali ditemukan oleh Albert Szent- Györgyi, seorang ilmuwan berkebangsaan Hungaria, pada tahun 1930 saat mengisolasi dari tumbuhan paprika (Fernandes,2006). Selain meningkatkan daya tahan tubuh, vitamin C juga berguna sebagai antioksidan. Antioksidan diperlukan dalam menstabilkan radikal bebas dan mencegah kerusakan yang ditimbulkan radikal bebas terhadap sel normal dalam tubuh. Vitamin C yang telah masuk ke dalam tubuh kita akan diserap dalam saluran pencernaan sehingga metabolisme tubuh dapat berjalan normal (Sherwood, 2001). Vitamin C juga berfungsi sebagai sintesis kolagen. Kolagen merupakan senyawa protein yang mempengaruhi integritas struktur sel di semua jaringan ikat, seperti pada tulang rawan, matriks tulang, gigi, membrane kapiler, kulit dan tendon. Oleh sebab itu, vitamin C penting untuk penyembuhan luka di jaringan subkutan, kartilago, tulang, dan gigi (Guyton, 2007) .Berdasarkan hal tersebut, vitamin C memiliki pengaruh dalam kesehatan gigi dan mulut terutama

description

manfaat vitamin c

Transcript of Vitamin c untuk kesehatan rongga mulut

Page 1: Vitamin c untuk kesehatan rongga mulut

VITAMIN C

Vitamin sangat berguna bagi kesehatan tubuh manusia terutama dapat

meningkatkan stamina dalam beraktifitas setiap hari. Secara ilmiah, vitamin adalah setiap

kelompok substansi organik yang tidak saling berhubungan, terdapat di dalam makanan

dengan jumlah kecil dan diperlukan dalam jumlah sangat kecil untuk fungsi metabolik

normal tubuh (Dorland, 2011). Meskipun diperlukan dalam jumlah sangat kecil tetapi

kehadiran vitamin sangat diharapkan karena memberi efek yang besar untuk metabolisme

tubuh sehingga tubuh kita dapat melakukan aktifitas dengan baik.

Vitamin C atau asam askorbat adalah salah satu kelompok vitamin yang larut dalam

air yang memiliki fungsi dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Jika seseorang mengalami

infeksi virus atau bakteri seperti contoh flu, maka daya tahan tubuhnya menurun. Oleh

karena itu, dibutuhkan nutrisi yakni vitamin C agar terjadi peningkatan daya tahan tubuh

orang tersebut. Vitamin C atau asam askorbat dapat disintesis pada hewan dan tumbuhan

karena memiliki enzim gulunolactone oxidase sedangkan manusia tidak dapat memiliki

enzim tersebut sehingga harus disuplai dari luar tubuh yakni dengan mengkonsumsi

makanan yang mengandung vitamin C agar daya tahan tubuh normal.

Menurut sejarah, vitamin C pertama kali ditemukan oleh Albert Szent-Györgyi,

seorang ilmuwan berkebangsaan Hungaria, pada tahun 1930 saat mengisolasi dari

tumbuhan paprika (Fernandes,2006). Selain meningkatkan daya tahan tubuh, vitamin C juga

berguna sebagai antioksidan. Antioksidan diperlukan dalam menstabilkan radikal bebas dan

mencegah kerusakan yang ditimbulkan radikal bebas terhadap sel normal dalam tubuh.

Vitamin C yang telah masuk ke dalam tubuh kita akan diserap dalam saluran pencernaan

sehingga metabolisme tubuh dapat berjalan normal (Sherwood, 2001).

Vitamin C juga berfungsi sebagai sintesis kolagen. Kolagen merupakan senyawa

protein yang mempengaruhi integritas struktur sel di semua jaringan ikat, seperti pada

tulang rawan, matriks tulang, gigi, membrane kapiler, kulit dan tendon. Oleh sebab itu,

vitamin C penting untuk penyembuhan luka di jaringan subkutan, kartilago, tulang, dan gigi

(Guyton, 2007) .Berdasarkan hal tersebut, vitamin C memiliki pengaruh dalam kesehatan

gigi dan mulut terutama dalam bidang kesehatan gusi, periodontal, dan luka pada jaringan

mukosa rongga mulut.

Asupan vitamin C yang ditetapkan Recommended Daily Allowance (RDA) untuk

remaja usia 11-14 tahun adalah 50 mg/hari dan usia 15-18 tahun 60 mg/hari. Apabila tidak

terpenuhi, maka akan terjadi defisiensi vitamin C. Defisiensi vitamin C dapat menyebabkan

rentannya gingival terhadap iritasi local sehingga terjadi hyperplasia gingival, mudah

berdarah, dan dapat terjadi ulserasi yang disebut scurvy/skorbut. Penyakit ini menyerang

struktur kolagen. Gejala utama dari penyakit ini adalah perdarahan gusi, perdarahan

subkutan, dan sulit dalam penyembuhan luka (Murray, 2000). Oleh karena itu, asupan

Page 2: Vitamin c untuk kesehatan rongga mulut

vitamin C ditingkatkan agar kolagen dapat terbentuk sehingga terjadi penyembuhan luka

yang baik.

Disamping mengalami defisiensi, seseorang juga dapat mengalami kelainan

abnormal apabila menkonsumsi vitamin C secara berlebihan yaitu batu ginjal,

hiperoksaluria, diare yang berlangsung terus menerus (severe diarrhea), dan iritasi mukosa

saluran pencernaan. Cara mengatasinya adalah penderitanya cukup meminum air putih

yang banyak agar vitamin C yang telah dikonsumsi segera dilarutkan oleh air dan

diekskresikan melalui urine, keringat, dan feses (Fernandes, 2006).

Referensi

Dorland, 2011. Kamus Kedokteran Dorland. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Murray RK, Granner DK, Mayes, PA, Rodwell, VW. 2000. Biokimia Harper. Jakarta:Penerbit

Buku Kedokteran EGC. 655.

Albert Szent-Györgyi’s Biography : The Nobel Prize in Physiology or Medicine 1937, dalam:

Fernandes, D. 2006. Vitamin C. Stanford: Stanford University. 211-214

Guyton, A.C. dan Hall, J.E. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta: Penerbit

Buku Kedokteran EGC.

Sherwood, L. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

EGC.